Askep Carsinoma Paru - Tbr
-
Upload
nanakuweha -
Category
Documents
-
view
91 -
download
0
description
Transcript of Askep Carsinoma Paru - Tbr
ASKEP CARSINOMA PARU
By. Matrahman, S.Kep. Ns
A. DEFINISI KANKER PARU Kanker paru adalah pertumbuhan sel yang tidak
normal dalam paru yang membelah dan tumbuh tidak terkendali, dan akhirnya menyebar dan tumbuh di luar organ paru.
Kanker paru yang pertama tumbuh di paru disebut tumor paru primer dan yang tumbuh di organ lain disebut metastasis
Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru
karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran nafas. Hood Alsagaff, dkk. 1993, Sedangkan menurut Susan Wilson dan June Thompson, 1990, kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel anaplastik dalam sel.
merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita
Kanker kini banyak ditemukan paling banyak pada mereka yang berusia produktif di atas 40 tahun, dan saat ini kecenderungan meningkat pada usia lebih muda dan pada perempuan
B.ETIOLOGI KANKER PARU Penyebab yang pasti belum diketahui,
tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya fakor lain seperti kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain
Belum diketahui secara pasti bagaimana proses berubahnya sel normal menjadi sel ganas dan berkembang dengan cepat dalam tubuh seseorang.
ETIOLOGI (FAKTOR RESIKO)
1. Merokok → penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker
paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita
1. Pemajanan terhadap asap rokok (perokok pasif)
2. Polusi udara
3. Pemajanan okupasi (karsinogen industrial: asbes, arsen, nikel, uranium)
4. Masukan Vit.A yang tidak adekuat
terkait dengan pengaturan differensiasi sel.
5. Zat kimia lain ;
--> hidrokarbon aromatik, bijih radioaktif, radon, bis eter, arsenik anorganik, logam, seperti nikel, perak, kromium, kadmium, berilium, kobalt, selenim, besi
6. Pemajanan terhadap radiasi (zat radioaktif)
7. Riwayat penyakit paru kronis
--> tuberkulosis dan fibrosis
9. Genetik
-->Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni proto oncogen, tumor supressor gene, gene encoding enzym
C.JENIS-JENIS KANKER PARU
Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik.
1) Berdasar Histopatologia) SCLC (Small Cell Lung Cancer)
b) NSCLC (Non Small Cel Carcinoma)
Merupakan Karsinoma sel skuamosa/ karsinoma bronkogenik
(1) Adenocarsinoma
(2) Karsinoma bronkoalveolar
(3) Karsinoma sel besar
Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi:
Adenoma (bisa ganas atau jinak) Hamartoma kondromatous (jinak) Sarkoma (ganas)
2) Berdasar Stadium dan Metastase Sel Kanker
--> Pembagian tingkatan atau stadium kanker paru berdasarkan luas atau penyebarannya adalah:
(a) Stadium I :Pertumbuhan kanker masih terbatas pada paru paru dan dikelilingi oleh jaringan paru-paru.
(b) Stadium II:Kanker telah menyebar dekat kelenjar getah bening.
(c) Stadium III:Kanker telah menyebar keluar paru-paru.
(d) Stadium IIIa:Kanker dapat dicabut dengan operasi bedah.
(e) Stadium IIIb:Kanker tidak dapat dicabut dengan operasi bedah.
(f) Stadium IV: Kanker telah menyebar dari tempat pertumbuhan awal ke bagian tubuh lainnya. Kondisi ini dinamai metastase.
Didasarkan pada klasifikasi sistem T.N.M
T: ukuran tumor, lokasi dan kemungkinan invasi lokal tumor primer
N: tingkat keterlibatan kelenjar sekitar tumor
M: gambaran ada tidaknya metastase jauh.
Pembagian kanker paru berdasarkan International System for Staging Lung Cancer, yang diterima oleh The American Joint Committe on
Cancer dan The Union International Contrele Cancer.
T.N.M
T: ukuran tumor, lokasi dan kemungkinan invasi lokal tumor primer
N: tingkat keterlibatan kelenjar sekitar tumor
M: gambaran ada tidaknya metastase jauh.
Occult Ca Tx No Mo BARU 1997
TNM
Stage 0
Stage I
Stage II
Stage IIIa
Stage IIIb
Stage IV
Tis
T1-2
T1-2
T3
T1-3
T4
T1-3
T1-4
Carcinoma
N0
N1
N0-1
N2
N0-3
N3
N1-3
Insitu
M0
M0
M0
M0
M0
M0
MO
Stage IA
Stage IB
Stage IIA
Stage IIB
Stage IIIA
Stage IIIB
Stage IV
T1N0M0
T2N0M0
T1N1M0
T2N1M0
T1-3N2M0
T3N1M0
T4 Any NM0
Any TN3M0
Any T Any NM1
Keterangan :Tx 1. tumor terbukti ganas didapat dari sekret bronkopulmoner tapi tidak terlihat secara
bronkoskopi dan radiologis; 2. tumor tidak bisa dinilai pada staging retreatment
Tis carcinoma in situ (pre invasive carcinoma)
T 1 tumor diameter <3 cm
T 2 tumor diameter >3 cm/tidak atelektasis pada distal hilus
T3 tumor ukuran apapun meluas ke pleura, dinding dada, diafragma, pericardium, < 2 cm dari karina, terdapat atelektasis total
T 4 tumor ukuran apapun invasi ke mediastinum atau terdapat efusi pleura maligna
N 0 tidak ada kelenjar getah bening (KGB) yang terlibat
N 1 metastase KGB bronkopulmoner/ipsilateral hilus
N 2 metastase KGB ke mediastinal/sub carina
N 3 metastase KGB mediastinal kontra lateral/hilus. KGB scalenus/ supraklavikular
M 0 tidak ada metastase jauh
M 1 metastase jauh pada organ (otak, hati dan lain-lain)
• Untuk staging kanker paru, sedikitnya diperlukan pemeriksaan CT-scan dada, USG abdomen (atau CT-scan abdomen), CT-scan otak dan Bone scanning.
Atau berdasarkan Klasifikasi yang lain: 1. Carsinoma insitu: ToNoMo, tapi sitologi
sputum (+) sel ganas
2. Stadium I : T1NoMo, T2NoMo
3. Stadium II: T2N1Mo
4. Stadium III : T3 atau N2 atau M1
3. Berdasar Asal Kanker
a) Kanker paru primer
Kanker paru primer adalah kanker yang berasal dari paru-paru yang dapat bermetastase ke organ lainnya
a) Kanker paru sekunder kanker yang bermetastasis ke paru-paru Insiden tumor yang banyak bermetastase ke
paru-paru adalah osteosarkoma, kanker ginjal, kanker tiroid, melanoma, kanker mammae, kanker prostat, kanker nasofaring, kanker lambung, koriokarsinoma
D. Patofisiologi Kanker Paru
--> lihat handout word
E. MANIFESTASI KLINIK KANKER PARU Kanker ini sulit ditemukan pada tahap
awal karena sering tanpa gejala yang jelas. Gejala-gejalanya hampir sama dengan tuberkulosis. Namun, pada stadium awal, gejala-gejala ini kerap kali tak dirasakan oleh penderita. Akibatnya, ketika penderita pergi ke rumah sakit dan penyakit terdiagnosis, kanker paru itu sudah berada dalam stadium menengah atau akhir
MANIFESTASI
1) Lokal (Tumor Tumbuh Setempat) Batuk baru atau batuk lebih hebat pada
batuk kronik Hemoptisis Mengi (wheezing, stridor) karena ada
obstruksi saluran napas Kadang terdapat kavitas seperti abses
paru Atelektasis
2) Invasi Lokal Nyeri dada Dispnea karena efusi pleura Invasi ke perikardium terjadi tamponade
atau aritmia Sindrom vena cava superior Suara serak, karena penekanan pada nervus
laryngeal recurrent invasi pada pleksus brakialis dan saraf
simpatis servikalis
3) Gejala Penyakit Metastase Pada otak, tulang, hati, adrenal
Limpadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
4) Sindrom Paraneoplastik Sistemik: penurunan BB, anoreksia, demam Hematologi: leukositosis, anemia, hiperkoagulasi Hipertrofi osteoatropati Neurologik: dementia, tremor, neuropati perifer Neuromiopati Endokrin: sekresi berlebihan horman paratiroid
(hiperkalsemia) Dermatologik: eritema multiform, hiperkeratosis, jari
tabuh Renal: syndrome of inappropiate andiuretic hormon
(SIADH)
5) Asimptomatik dengan Kelainan Radiologis
Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/CPOD yang terdeteksi secara radiologis
Kelainan berupa nodul soliter
PENGELOMPOKAN MANISFESTASIYANG LAIN:1. Gangguan intra pulmoner
batuk kronis, batuk darah,sesak nafas, chestpain
2. Gangguan intrathoraxEkstensi mediastinal: penyempitan syaraf (suara serak), obstruksi vaskuler (syndroma vena capa superior), ekstensi pericard (effusi pericard/tamponade), kompresi esofageal (disfagia)
3. Gangguan ekstra thorax metastatik
Metastase ke semua organ otak (CNS), hati, tulang, dst.
MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN
LETAK TUMOR
1. Sentral: karsinoma epidermoid batuk, sesak nafas, nyeri dada, bising mengi,
batuk darah (ruptur kapiler tumor intrabronkial), kadang demam
2. Perifer: adenokarsinoma, large cell ca. Tidak menyebabkan sumbatan paru, kadang
tak ada gejala umumnya batuk dan nyeri dada.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. PEMERIKSAAN RADIOLOGIa) Thorax foto
b) Pemeriksaan bone scanning
c) MRI (magnetik resonansi imaging)
d) CT scan paru
2. SITOLOGI SPUTUM
3. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
a) Bronkoskopi
b) mediastinoskopi
c) Biopsi
d) Torakoskopi
e) Torakotomi
4. PEMERIKSAAN SEROLOGI/TUMOR MARKER
Sampai saai ini belum ada pemeriksaan serologi penanda tumor (tumor-marker) untuk diagnostik kanker paru yang spesifitasnya tinggi.
Beberapa tes yang dipakai: CEA (Carcinoma Embryonic Antigen), NSE (Neuron Spesific Enolase), dan Cyfra 21-1 (Cytokeratin fragment 19)
MODALITAS TERAPI BRONCHOGENIC Ca
Berdasarkan:
1. Pato anatomi (jenis histologis/sitologisnya)
2. Stadium
3. Performance status
4. Usia
TERAPI/PENGOBATAN1. PEMBEDAHAN pilihan pertama pada stadium I dan II Survival pasien yang dioperasi pada stadium I
mendekati 60%, pada stadium II 26-37% dan IIa 17-36.3%.
2. RADIOTERAPI Radioterapi diberikan pada pasien dengan
stadium III dan IV
3. KEMOTERAPI
4. IMUNOTERAPI
TUMOR MEDIASTINUM
A. PENGERTIAN
Yaitu tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga di antara paru-paru kanan dan kiri
B. BATASAN MEDIASTINUM Atas : pintu masuk thorax Lateral: pleura mediastinalis Posterior: tulang belakang Anterior : sternum
C. ORGAN DALAM RUANG MEDIASTINUM Jantung aorta, dan arteri besar, pembuluh darah
vena besar, trakea kelenjar timus Saraf autonum jaringan ikat kelenjar getah bening
C. MACAM- MACAM TUMOR
MEDIASTINUM ANTERIOR : Tinoma, Thyroid, kista
pericardial
MEDIALIS : Limfoma, kista bronkogenik
POSTERIOR: neurogenik
The most common location for tumors in the mediastinum depends on the age of the patient.
In children, tumors are more common in the posterior mediastinum. These tumors often begin in the nerves and are non-cancerous (benign).
Most mediastinal tumors in adults occur in the anterior mediastinum and are usually cancerous (malignant) lymphomas or thymomas. These tumors are most common in people ages 30 - 50.
1) Timoma - Stage I : belum invasi ke sekitar- Stage II : invasi s/d pleura mediastinalis- Stage III : invasi s/d pericardium- Stage IV : Limphogen / hematogen
2) Teratoid - Kista dermoid
- Teratoma ( mesoderm )
3) Limfoma - Limfadenopathy, Hepatomegali, Splenomegali
4) Tumor Tiroid - Tumor berlobus, berasal dari Tiroid
5) Kista pericardium - Tumor terletak pada sinus cardiofrenicusdari
hasil fluoroskopi: kista berdenyut seirama dengan denyut jantung
6) Tumor neurogenik - Dari saraf tepi: Neurofibroma, Neurolinoma- Dari saraf simpati: Ganglion neurinoma,
Neuroblastoma, Simpatikoblastoma- Dari paraganglion: Phaeocromocitoma,
Paraganglioma
7) Kista Bronkhogenik - Gejala : Batuk, sesak napas s/d sianosis- Lokasi tumor di Paratracheal, Hilar,
Paraesophageus
D. ETIOLOGISecara umum faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab tumor adalah :
a. Penyebab kimiawi. Zat yang mengandung karbon dianggap
sebagai penyebabnya.
b. Faktor genetik (biomolekuler) perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan
pengaruh protein bisa menekan atau meningkatkan perkembangan tumor.
C. Faktor fisikSecara fisik, tumor berkaitan dengan trauma/pukulan berulang-ulang baik trauma fisik maupun penyinaran. Penyinaran bisa berupa sinar ultraviolet yang berasal ari sinar matahari maupun sinar lain seperti sinar X (rontgen) dan radiasi bom atom.
d. Penyebab bioorganismeMisalnya virus, pernah dianggap sebagai kunci penyebab tumor dengan ditemukannya hubungan virus dengan penyakit tumor pada binatang percobaan. Namun ternyata konsep itu tidak berkembang lanjut pada manusia.
e. Faktor nutrisiSalah satu contoh utama adalah dianggapnya aflaktosin yang dihasilkan oleh jamur pada kacang dan padi-padian sebagai pencetus timbulnya tumor.
d. Faktor hormonPengaruh hormon dianggap cukup besar, namun mekanisme dan kepastian peranannya belum jelas.
E. PATOFISIOLOGI Sebab-sebab keganasan pada tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan risiko terjadi tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat initiation yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memici timbulnya penyakit tumor. Initiati agent biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan beraksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetic (DNA). Keadaan selanjutnya akibat keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya formasi tumor. Hal ini dapat berlangsung lama, minggu bahkan sampai tahunan.
E. GEJALA KLINIS Almost half of mediastinal tumors cause no
symptoms and are found on a chest x-ray performed for another reason
lebih lazim gejala disebabkan oleh kompresi local atau invasi oleh neoplasma dari struktur mediastinum yang berdekatan.
Keluhan yang biasanya dirasakan adalah : Batuk atau stridor--> karena tekanan pada trachea
atau bronchi utama. Gangguan menelan--> karena kompresi esophagus. Vena leher yang mengembang pada sindroma vena
cava superior. Suara serak--> karena tekanan pada nerves
laryngeus inferior.
Serangan batuk dan spasme bronchus--> karena tekanan pada nervus vagus.
Nyeri dada timbul paling sering pada tumor mediastinum anterosuperior.
Nyeri dada yang serupa biasanya disebabkan oleh kompresi atau invasi dinding dada posterior dan nervus interkostalis.
Keterlibatan nervus laringeus rekuren, rantai simpatis atau plekus brakhialis masing-masing menimbulkan paralisis plika vokalis,
Keterlibatan nervus frenikus bisa menyebabkan paralisis diafragma.
F. EXAMS AND TESTS
A medical history and physical examination may show:
Fever High-pitched breathing sound (stridor)
Swollen or tender lymph nodes (lymphadenopathy)
unintentional wigth loss
wheezing Dispnoe Chest pain
• Batuk produktif tak efektif• Serak, paralysis pita suara.• tachycardia, disritmia• menunjukkan efusi (gesekan pericardial)• Anoreksia
Disfagia penurunan intake makanan
Further testing may include:
chest X-ray
CT-guided needle biopsy
CT scan of the chest
Mediastinocopy with byopsi MRI of the chest USG Germ Cell Mediastinum
G. TreatmentTreatment for mediastinal tumors depends
on the type of tumor.For thymic cancers, surgery is the treatment of
choice. It may be followed by radiation or chemotherapy, depending on the stage of the tumor and the success of the surgery.
For lymphomas,chemotherapi followed by radiation is the treatment of choice.
For neurogenic tumors of the posterior mediastinum, surgery is the treatment of choice.
ImmunoterapiMisalnya interleukin 1 dan alpha interferon
Pemeriksaan fisik
Sistem pernafasan• Sesak nafas, nyeri dada• Batuk produktif tak efektif• Suara nafas: mengi pada inspirasi• Serak, paralysis pita suara.
Sistem kardiovaskuler• tachycardia, disritmia• menunjukkan efusi (gesekan pericardial)
• Possible Complications Complications of mediastinal tumors include:
– Spinal cord compression – Spread to nearby structures such as the
heart, lining around the heart (pericardium), and great vessels (aorta and vena cava)
→ Radiation, surgery, and chemotherapy can all have serious complications.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KANKER
PARU
Pemeriksaan tergantung pada tipe,
lamanya kanker, dan luasnya metastase
1. Aktifitas/istirahat
gejala: kelemahan, dispnoe karena aktifitas
Tanda: kelesuhan (biasanya tahap lanjut)
2. Sirkulasi
Gejala: JVD, Tachicardi/disritmia, jari tabuh.
3. Integritas ego
gejala: perasaan takut, menolak keadaan
Tanda: kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang-ulang.
4. Eleminasi
gejala: diare yang hilang timbul (stres, ketidakseimbangan hormonal), penurunan frekuensi/jumlah urine
5. Makanan/cairan
gejala: anoreksia, penurunan BB, mual, kesulitan menelan
Tanda: kurus, edema wajah, leher, dada, punggung,
6. Nyeri/kenyamanan
gejala: nyeri dada, nyeri tulang/sendi (erosi kartilago), dispagia
7. Pernafasan
gejala: batuk, nafas pendek, serak,
Tanda: Dispnoe, peningkatan fremitus taktil, mengi, hemoptisis
8. Penyuluhan/Pembelajaran Faktor risiko keluarga: kanker
(khususnya paru), tuberkulosis. Kegagalan untuk membaik.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mempertahankan/memperbaiki fungsi pernapasan.
2. Mengontrol/menghilangkan nyeri.
3. Mendukung upaya mengatasi diagnosa/situasi.
4. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan.
TUJUAN PEMULANGAN
1. Oksigenasi/ventilasi adekuat memenuhi kebutuhan aktivitas individu.
2. Nyeri terkontrol.
3. Ansietas/takut menurun sampai tahap dapat ditangani.
4.Bebas komplikasi yang dapat dicegah.
5. Proses penyakit / prognosis dan rencana terapi dipahami.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri dada b/d kompresi syaraf, invasi kanker
ke pleura
2. Gangguan pertukaran gas b/d inadekuat ventilasi (hipoventilasi)
3. Inefektif bersihan jalan nafas b/d akomulasi sekret, keterbatasan gerakan dada, kelelahan
4. Anxietas b/d krisis situasi,ancaman kematian
5. Resiko nutrisi kurang b/d anoreksia
6. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
PRINSIP INTERVENSI1. Berikan posisi semi fowler
2. Berikan oksigen
3. Lakukan teknik manajemen nyeri (non farmakologis)
4. Observasi TTV
5. Observasi status pernafasan
6. Berikan support psikis pada klien dan klg
7. Dorong masukan cairan peroral
8. Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering
9. Suction jika perlu
10.Lakukan HE
11.Kolaborasi: IVFD, analgetik, vitamin (Roboransia), expectoran-mukolitik, bronkodilator,
GAMBAR Ca Paru
Contoh pneumonektomi yang mengandung karsinoma sel-skuamosa, terlihat sebagai daerah putih di dekat bronkus
Tumor paru
GAMBAR Ca Paru
GAMBAR Ca Paru
GAMBAR LUNG CANCER
GAMBAR LUNG CANCER
GAMBAR LUNG CANCER