askep app

16

Click here to load reader

description

askep

Transcript of askep app

Page 1: askep app

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN APENDIKSITIS

I.Konsep Dasar

1. Pengertian

Apendiksitis adalah Peradangan pada mukosa apendiks dan merupakan penyebab akut abdomen paling sering.(Mansjoer.A,2000)

Apendiksitis adalah peradangan apendiks yang mengenai semua lapisan dinding organ tersebut yang disebabkan oleh agen infeksi.(Price,2006)

2. Anatomi Fisiologi

3. Patofisiologi

Page 2: askep app

4. Etiologi

 Hiperfasi folikel limpoid

 Fecolid

 Cacing

 Striktur

Obstruksi appendiks

Bendungan mukus

Penekanan dinding appendiks

Aliran limpa 

Edema dinding app

Merangsang tunika

serosa peritoneal 

Merangsang nervus X

Hiper sekresi gaster

Mual muntah

Inveksi bakteri dan 

Berisi nana

Ganngguan aliran 

Peradangan ke

Peritoneum 

Nyeri perut kanan 

App supuratif

Ganngguan aliran 

Suplay o2 menurun

Ganngguan perfusi 

App gangrenosa

Omentum dan usus 

Masa lokal

App inviltrat

Pecah 

App pervorasi

peritonitis

Page 3: askep app

Penyebab umum terjadinya apendisitis adalah inflamasi akut pada kuadran

bawah kanan dari rongga abdomen, adalah penyebab paling umum untuk bedah

abdomen darurat. Kira kira 7% dari populasi akan mengalami apendisitis pada

waktu yang bersamaan dalam hidup mereka.

Penyebab utama terjadinya apendisitis adalah

1. Infeksi bakteri

Bakteri dapat menginfeksi bagian appendiks yang menyebabkan peradangan

pada daerah tersebut.

2. Penyumbatan appendiks

Tumbuhnya dan pembesaran jaringan limfe, timbunan tinja yang keras

(fekalit), tumor appendiks, striktur dan cacing askaris dapat menyebabkan

penyumbatan appendiks. Ruang dalam appendiks sangat sempit, sehingga

bahan-bahan buangan atau benda asing di atas yang terperangkap di dalam

appendiks dan menyebabkan penyumbatan menyebabkan radang yang

hebat dan dapat menimbulkan infeksi.

Namun, diantara penyebab obstruksi lumen yang telah disebutkan di atas,

fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid merupakan penyebab obstruksi yang

paling sering terjadi.

3. Hambatan aliran lendir ke sekum

Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari, lendir itu secara normal

dicurahkan ke dalam lubang apendik dan selanjutnya mengalir ke sekum.

Terhambatnya aliran lendir dari appendiks tersebut akan membentuk

sumbatan pada appendiks yang menimbulkan peradangan pada daerah

appendiks dan infeksi pada appendiks.

Penyebab lain yang diduga menimbulkan apendisitis adalah ulserasi mukosa

apendiks oleh parasit E. histolytica dan keganasan.

Penelitian epidemiologi menunjukkan peranan kebiasaan mengkonsumsi

makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya penyakit

apendisitis. Tinja yang keras dapat menyebabkan terjadinya konstipasi.

Kemudian konstipasi akan menyebabkan meningkatnya tekanan intrasekal

Page 4: askep app

yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya

pertumbuhan kuman flora colon biasa. Semua ini akan mempermudah

timbulnya apendisitis.

5.Klasifikasi

Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni :

1.1. Apendisitis akut dibagi atas:

a. Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah

sembuh akan timbul striktur lokal.

b. Apendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.

1.2. Apendisitis kronis dibagi atas

a. Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul

striktur lokal.

b. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu apendiks miring, biasanya

ditemukan pada usia tua.

Di bawah ini adalah type apendisitis selain apendisitis akut dan apendisitis

kronis, yaitu antara lain :

1) Apendisitis gangrenosa : bila aliran arteri terganggu sehingga timbul

allergen

2) Apendisitis perforasi : bila apendiks yang telah rapuh itu pecah

3) Apendisitis infiltrat : bila omentum dan usus yang berdekatan dapat

mengelilingi apendiks yang meradang atau perforasi akan timbul massa

lokal

4) Apendisitis abses : bila massa tersebut diatas berisi pus

5) Apendisitis atipikal : apendiks yag berkaitan dengan posisi apendiks,

usia penderita, atau keadaan-keadaan lain yang menyertai apendisitis

misalnya kehamilan.

6) Apendisitis retrosekal dan retroileal : berbeda dalam beberapa hal

dari bentuk klasik namun sama-sama apendiks yang meradang,

terlindung dari dinding anterior abdomen oleh seikum dan ileum.

Page 5: askep app

7) Apendisitis pelvik : apendiks yang menimbulkan sakit yang seringkali

hebat. Tidak ditemukan nyeri tekan pada abdomen tetapi ada rasa nyeri

pada pemeriksaan rektal atau vaginal.

8) Apendisitis obstruktif : apendiks yang ditandai dengan adanya sakit

kejang yang hebat pada perut yang menyerupai kolik akibat obstruksi

usus halus.

9) Apendisitis bentuk bizar : apendiks yang terjadi bila seikum terletak

di perut kanan atas atau di perut kiri akibat malrotasi usus.

6. Gejala Klinis atau Manifestasi

Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari:

mual

1.2muntah

1.3nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah

Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika

penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai

37,8-38,8° Celsius.

Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut.

Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini

nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam

bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.

Selain gejala klasik, ada beberapa gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat

dari apendisitis. Timbulnya gejala ini bergantung pada letak apendiks ketika

meradang. Berikut gejala yang timbul tersebut, yaitu antara lain:

1. Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal

yaitu di belakang sekum (terlindung oleh sekum), tanda nyeri perut kanan

bawah tidak begitu jelas dan tidak ada tanda rangsangan peritoneal. Rasa

nyeri lebih ke arah perut kanan atau nyeri timbul pada saat melakukan

gerakan seperti berjalan, bernapas dalam, batuk, dan mengedan.

2. Bila apendiks terletak di rongga pelvis

a. Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada

rektum, akan timbul gejala dan rangsangan sigmoid atau rektum,

Page 6: askep app

sehingga peristalsis meningkat, pengosongan rektum akan menjadi lebih

cepat dan berulang-ulang (diare).

b. Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada

kandung kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi kemih, karena

rangsangannya dindingnya.

Gejala apendisitis terkadang tidak jelas dan tidak khas, sehingga sulit

dilakukan diagnosis, dan akibatnya apendisitis tidak ditangani tepat pada

waktunya, sehingga biasanya baru diketahui setelah terjadi perforasi.

7. Komplikasi

Komplikasi utama apendiksitis adalah perforasi apendiks yang dapat berkembang

menjadi peritonitis atau abses.

Tanda peritonitis umum (perforasi)

1.1. Nyeri seluruh abdomen

1.2. Pekak hati hilang

1.3. Bising usus hilang

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif (CRP).

Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit

antara10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%,

sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat.

b. Radiologi

terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan. Pada pemeriksaan

ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi

inflamasi pada apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan

ditemukan bagian yang menyilang dengan apendikalit serta perluasan

dari apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum.

Page 7: askep app

II. Konsep Asuhan

1.Pengkajian

A. Pengkajian1. Biodata

Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

2. Riwayat Keperawatano Riwayat Kesehatan saat ini : keluhan nyeri pada luka post operasi

apendektomi, mual muntah, peningkatan suhu tubuh, peningkatan leukosit.

o Riwayat Kesehatan masa lalu

3. Pemeriksaan Fisiko Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada

tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.

o Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan

leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan splenomegali.

Page 8: askep app

o Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan

keluhan sakit pinggang.

o Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan

dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.

o Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran

kelenjar getah bening.

1.1. Pengkajian pre operasi

1. Aktivitas/ istirahat: Malaise

2. Sirkulasi : Tachikardi

3. Eliminasi

Konstipasi pada awitan awal

Diare (kadang-kadang)

Distensi abdomen

Nyeri tekan/lepas abdomen

Penurunan bising usus

4. Cairan/makanan : anoreksia, mual, muntah

5. Kenyamanan

Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat

berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney meningkat karena

berjalan, bersin, batuk, atau nafas dalam

6. Keamanan : demam

7. Pernapasan

Tachipnea

Pernapasan dangkal

(Brunner & Suddart, 1997)

Page 9: askep app

Pengkajian Post Operasi

Pengkajian pasien

Jalan nafas, Kedalaman, kecepatan/frekuensi, suara nafas.

Sirkulasi darah pasien

Tanda vital, kondisi kulit (suhu, warna, kelembaban)

Sistem persyarafan pasien

Tingkat respon pasien terhadap stimulus

Kenyamanan pasien

Tipe dan lokasi nyeri, mual, dan muntah, kebutuhan perubahan posisi

Kebutuhan psikologis

Ungkapan pasien, kebutuhan istirahat dan tidur

2. Diagnosa Keperawatan dan Rencana tindakan

a.Diagnosa keperawatan pre operasi

a.1.Resiko tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan

utama, perforasi,peritonitis sekunder terhadap proses inflamasi

Tujuan : tidak terjadi infeksi

Kriteria:

Penyembuhan luka berjalan baik

Tidak ada tanda infeksi seperti eritema, demam, drainase purulen

Tekanan darah >90/60 mmHg

Nadi < 100x/menit dengan pola dan kedalaman normal

Abdomen lunak, tidak ada distensi

Bising usus 5-34 x/menit

Intervensi:

1). Monitor tanda tanda infeksi,perhatikan adanya demam,perubahan

mental,meningkatnya nyeri abdomen.

Page 10: askep app

2). Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien

3). Lakukan Pencukuran di daerah operasi

Rasional:

1). Mengidentifikasi adanya peningkatan suhu sebagai indicator adanya

infeksi.

2). Menurunkan resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme

3). Dengan pencukuran klien terhindar dari infeksi post operasi

a.2.Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d pemasukan cairan

yang tidak adekuat (mual,muntah)

Tujuan: Pemasukan cairan adekuat

Kriteria hasil;

Turgor kulit baik, Membran mukosa lembab

Cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang

Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jam

Tanda vital stabil

Intervensi:

a. Awasi tekanan darah dan tanda vial

b. Kaji turgor kulit, membran mukosa, capilary refill

c. Monitor masukan dan haluaran . Catat warna urin/konsentrasi

d. Auskultasi bising usus. Catat kelancara flatus

e. Berikan perawatan mulut sering

f. Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral

dimulai dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi

g. Berikan cairan IV dan Elektrolit

A.3. Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi

Tujuan:Nyeri teratasi atau hilang

Kriteria hasil:

Persepsi subyektif tentang nyeri menurun

Page 11: askep app

Tampak rileks

Pasien dapat istirahat dengan cukup

Intervensi:

a. Kaji nyeri. Catat lokasi, karakteristik nyeri

b. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler

c. Ajarkan tehnik untuk pernafasan nafas dalam untuk membantu

melepaskan otot yang tegang

d. Lakukan gate kontrol

e. Berikan antiemetik, analgetik sesuai program

Rasional:

a. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat

nyeri dan merupakan indicator secara diri

untuk dapat memberikan tindakan

selanjutnya

b. Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi

dalam abdomen bawah,menghilangkan

tekanan abdomen sehingga menurunkan

nyeri.

c. Nafas dalam otot otot menjadi relaksasi

sehingga dapat mengurangi nyeri

d. Dengan gate control rangsangan nyeri

tidak diteruskan ke hipotalamus

e. Menghilangkan nyeri

Diagnosa Kerawatan Post op

a. Nyeri sehubungan dengan insisi pembedahan

Tujuan :

Page 12: askep app

Nyeri berkurang dalam waktu kurang dari 24 jam.

Kriteria Hasil :

Klien menyatakan nyeri berkurang, tidak takut melakukan mobilisasi,klien

dapat istirahat dengan cukup.

Skala nyeri sedang

Rencana Tindakan :

1) Observasi tanda vital dan keluhan nyeri (Skala 0-5), lokasi, durasi,

faktor pencetus.

2) Beri penjelasan pada klien tentang sebab dan akibat nyeri.

3) Ajarkan teknik relaksasi dan destraksi.

4) Bantu klien menentukan posisi tidur yang nyaman bagi klien.

5) Rawat luka secara teratur dan aseptik.

6) Kolaborasi/berikan terapi analgetik

Rasional :

1) Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan

indicator secara diri untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya.

2) Penjelasan yang benar membuat klien mengerti sehingga dapat

diajak bekerja sama.

3) Dapat mengurangi ketegangan atau mengalihkan perhatian klien

agar dapat mengurangi rasa nyeri.

4) Penderita sendiri yamg merasakan posisi yang lebih menyenangkan

sehingga mengurangi rasa nyeri.

5) Perawatan luka yang teratur dan aseptik dapat menghindari sekecil

mungkin invasi kuman pada luka operasi.

6) Analgesik dapat mengurangi rasa nyeri.

b. Potensial terjadi infeksi sehubungan

dengan invasi kuman pada daerah operasi

Page 13: askep app

Tujuan: :

Infeksi pada luka operasi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

Tidak ada tanda – tanda infeksi (rubor, dolor ) luka bersih dan kering.

Rencana tindakan :

1) Beri penjelasan pada klien tentang pentingnya perawatan luka dan

tanda tanda atau gejala infeksi.

2) Rawat luka secara teratur dan aseptik.

3) Jaga luka agar tetap bersih dan kering.

4) Jaga kebersihan klien dan lingkungannya.

5) Observasi tanda – tanda vital.

6) Kolaborasi dengan dokter untuk antibiotik yang sesuai.

Rasional :

1) Penderita akan mengerti pentingnya perawatan luka dan segera

melapor bila ada tanda – tanda infeksi.

2) Perawatan luka yang teratur dan aseptik dapat menghindari sekecil

mungkin invasi kuman pada luka operasi.

3) Media yang lembab dan basah merupakan media yang baik untuk

pertumbuhan kuman.

4) Mengetahui sedini mungkin tanda – tanda infeksi pada luka operasi.

5) Mengetahui sedini mungkin tanda – tanda infeksi secepatnya

mengatasi .

Page 14: askep app