Askep Acne Vulgaris

53
Acne Vulgaris Kasus : An.C laki-laki usia 16 tahun mengeluh terdapat bercak kemerahan di area wajah, leher, punggung. Ditemukan lesi dengan bentuk bervariasi, ada yang mengeluarkan nanah, bintik hitam di permukaan lesi, ada bila ditekan mengeluarkan bentuk seperti margarine dan berbau tengik. Klien mengatakan sedang dalam persiapan UN dan klien mengatakan malu dengan kondisinya saat ini. Klien juga sering memencet lesinya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Klien sudah menggunakan berbagai obat yang dijual bebas di pasaran, namun belum menunjukkan hasil. Klien tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang dialaminya. Soal : 1. Buatlah konsep dasar penyakit terkait kondisi klien di atas! (definisi, epidemiologi, etiologi/factor resiko, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik & diagnostic, penatalaksanaan, pencegahan) 2. Buatlah pathway sesuai kasus klien di atas! 3. Buatlah asuhan keperawatan untuk kasus klien di atas (pengkajian, analisa data, diagnose keperawatan, perencanaan)! 4. Susunlah pendidikan kesehatan untuk kasus di atas (pilih 1 topik yang paling diperlukan oleh klien)! Pembahasan :

description

askep acne vulgaris

Transcript of Askep Acne Vulgaris

Page 1: Askep Acne Vulgaris

Acne Vulgaris

Kasus :

An.C laki-laki usia 16 tahun mengeluh terdapat bercak kemerahan di area wajah, leher,

punggung. Ditemukan lesi dengan bentuk bervariasi, ada yang mengeluarkan nanah, bintik hitam

di permukaan lesi, ada bila ditekan mengeluarkan bentuk seperti margarine dan berbau tengik.

Klien mengatakan sedang dalam persiapan UN dan klien mengatakan malu dengan kondisinya

saat ini. Klien juga sering memencet lesinya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Klien sudah

menggunakan berbagai obat yang dijual bebas di pasaran, namun belum menunjukkan hasil.

Klien tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang dialaminya.

Soal :

1. Buatlah konsep dasar penyakit terkait kondisi klien di atas! (definisi, epidemiologi,

etiologi/factor resiko, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik & diagnostic,

penatalaksanaan, pencegahan)

2. Buatlah pathway sesuai kasus klien di atas!

3. Buatlah asuhan keperawatan untuk kasus klien di atas (pengkajian, analisa data, diagnose

keperawatan, perencanaan)!

4. Susunlah pendidikan kesehatan untuk kasus di atas (pilih 1 topik yang paling diperlukan

oleh klien)!

Pembahasan :

1. Buatlah konsep dasar penyakit terkait kondisi klien di atas! (definisi, epidemiologi,

etiologi/factor resiko, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik & diagnostic,

penatalaksanaan, pencegahan)

A. Definisi/pengertian

Akne vulgaris ( jerawat ) penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea

yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo,

papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya ( Arif Mansjoer, dkk.

2000)

Akne vulgaris ( jerawat ) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai

pilosebasea ( polikel rambut ) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah

Page 2: Askep Acne Vulgaris

muka, leher, serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup ( white head ),

komedo terbuka ( black head ), papula, pustul, nodus, dan kista ( Brunner &

Suddarth, 2001 )

Akne vulgaris atau disebut juga common acne adalah penyakit radang menahun dari

apparatus pilosebasea, lesi paling sering di jumpai pada wajah, dada dan punggung.

Kelenjar yang meradang dapat membentuk papul kecil berwarna merah muda, yang

kadang kala mengelilingi komedo sehingga tampak hitam pada bagian tengahnya,

atau membentuk pustule atau kista; penyebab tak diketahui, tetapi telah dikemukakan

banyak faktor, termasuk stress, faktor herediter, hormon, obat dan bakteri, khususnya

Propionibacterium acnes, Staphylococcus albus, dan Malassezia furfur, berperan

dalam etiologi (Dorland, 2002).

Acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang

umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri (Wasitaatmadja, 2007).

Akne vulgaris atau yang sering dikenal dengan sebutan jerawat merupakan gangguan

inflamatorik pada kelenjar sebasea dan masalah kulit yang paling umum dialami

remaja, namun lesi juga bisa muncul saat penderita berusia 8 tahun. Walaupun lebih

sering terjadi dan lebih parah dialami anak lelaki daripada anak perempuan, akne

(jerawat) yang dialami perempuan biasanya muncul lebih awal dan cenderung

berlangsung lebih lama, kadang-kadang hingga penderita menginjak masa dewasa.

Jika ditangani dengan baik, prognosisnya baik. (William and Wilkins, 2008 hal.1).

Jadi dapat disimpulkan, Akne vulgaris ( jerawat ) adalah penyakit kulit akibat

perdangan kronik folikel pilosebasea yang umunya terjadi pada masa remaja dengan

gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus, dan kista. Yang rentan dan

paling sering ditemukan di daerah muka, leher, dada dan punggung.

B. Epidemiologi

Akne merupakan kelainan kulit yang paling sering ditemukan pada remaja dan

dewasa muda di antara usia 12 - 35 tahun. Laki – laki dan perempuan terkena sama

banyaknya, dengan insiden tertinggi antara usia 14 dan 17 tahun pada perempuan

untuk anak perempuan, serta usia 16 dan 19 tahun untuk anak laki –laki. Kelainan

kulit ini semakin nyata pada pubertas dan usia remaja, dan kenyataan tersebut

Page 3: Askep Acne Vulgaris

mungkin terjadi karena fungsi kelenjar endokrin tertentu yang mempengaruhi sekresi

kelenjar sebasea mencapai aktivitas puncaknya pada usia ini. Akne tampaknya

berakar dari interaksi faktor genetic, hormonal dan bacterial. Pada sebagian besar

kasus terdapat riwayat akne dalam keluarga. (Brunner & Suddart, 2002:1857)

Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang mengalami serangan

akne. Akne tidak terdapat pada laki – laki yang dikastrasi sebelum pubertas atau pada

perempuan yang sudah diooforektomi.

C. Etiologi / Faktor Resiko

Penyebab pasti dari penyakit akne vulgaris sendiri masih belum diketahui. Beberapa

penyebab pasti yang mungkin menurut Williams and Wilkins (2008, hal.1) yaitu;

oklusi folikular, produksi sebum yang terstimulasi oleh androgen dan

Propinibacterium acnes. 

Timbulnya jerawat juga dimungkinkan oleh beberapa hal berikut

1) Sebum, sebum merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne. Akne yang

keras selalu disertai pengeluaran sebore yang banyak

2) Bakteria, mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah corynebacterium

acnes, Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale. Dari ketiga mikroba ini

yang terpenting yakni C. Acnes yang bekerja secara tidak langsung.

3) Herediter, faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas

kelenjar palit (glandula sebasea). Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas

akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.

4) Hormon

Hormon androgen. Hormon ini memegang peranan yang penting karena kelenjar

palit sangat sensitif terhadap hormon ini. Hormon androgen berasal dari testes dan

kelenjar anak ginjal (adrenal). Hormon ini menyebabkan kelenjar palit

bertamabah besar dan produksi sebum meningkat.

Pada penyelidikan Pochi, Frorstrom dkk. & Lim James didapatkan bahwa

konsentrasi testosteron dalam plasma penderita akne pria tidak berbeda dengan

yang tidak menderita akne. Berbeda dengan wanita, pada testosteron plasma

sangat meningkat pada penderita akne.

Page 4: Askep Acne Vulgaris

Estrogen. Pada keadaan fisiologi, estrogen tidak berpengaruh terhadap produksi

sebum. Estrogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar

hipofisis. Hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.

Progesteron. Progesteron, dalam jumlah fisiologik tak mempunyai efek terhadap

efektivitas terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi,

akan tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual.

Hormon-hormon dari kelenjar hipofisis. Pada tikus, hormon tirotropin,

gonadotropin, dan kortikotropin dari kelenjar hipofisis diperlukan untuk aktivitas

kelenjar palit. Pada kegagalan dari kelenjar hipofisis, sekresi sebum lebih rendah

dibandingkan dengan orang normal. Penurunan sebum diduga disebabkan oleh

adanya suatu hormon sebotropik yang berasal dari baga tengah (lobus intermediate)

kelenjar hipofisis.

5) Diet, beberapa pengarang terlalu membesar-besarkan pengaruh makanan terhadap

akne, akan tetapi dari penyidikan terakhir ternyata diet sedikit atau tidak berpengaruh

terhadap akne. Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak, tidak

dapat dipastikan akan terjkadi perubahan pada pengeluaran sebum atau komposisinya

karena kelenjar lemak bukan alat pengeluaran lemak yang kita makan.

6) Obat obatan tertentu, antara lain kortikosterodid, glukokortiroid, halogen,

phenobarbital, phenhytoin (Dilantin), isoniazid (Laniazid), dan litium (William and

Wilkins, 2008). Konsumsi obat kortikosteroid, baik oral (obat minum) maupun

topical (obat oles), yang mengakibatkan daya tahan tubuh menurun, juga

meningkatkan potensi timbulnya jerawat karena aktivitas bakteri patogen yang

meningkat.

7) Kosmetik, Penyumbatan pori-pori seringkali terjadi oleh penggunaan kosmetik yang

mengandung banyak minyak atau penggunaan bedak yang menyatu dengan

foundation. Foundation yang terkandung pada bedak menyebabkan bubuk bedak

mudah menyumbat pori-pori, pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari

(sunscreen), dan krem malam. Yang mengandung bahan-bahan, seperti lanolin,

pektrolatum, minyak tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan kimia murni (butil stearat,

lauril alcohol, dan bahn pewarna merah D &C dan asam oleic).

Page 5: Askep Acne Vulgaris

Jenis kosmetika yang dapat menimbulkan akne tidak tergantung pada harga, merk,

dan kemurnian bahannya. Suatu kosmetika dapat bersifat lebih komedogenik tanpa

mengandung suatu bahan istimewa, tetapi karena kosmetika tersebut memang

mengandung campuran bahan yang bersifat komedogenik atau bahan dengan

konsentrasi yang lebih besar. Penyelidikan terbaru diLeeds tidak berhasil

menemukan hubungan antara lama pemakaian dan jumlah kosmetika yang diapakai

dengan keparahan akne.

8) Stress emosional, sebenarnya, stres tidak secara langsung menyebabkan jerawat.

Masalahnya, ada hormon tertentu yang keluar saat seseorang stres, yang

memungkinkan tumbuhnya jerawat. Tak hanya itu, stres membuat orang tersebut

mempunyai pola makan yang cenderung banyak mengkonsumsi makanan manis dan

berlemak, sebagai "pelarian" dari stres.

9) Paparan senyawa industri, biasanya disebabkan oleh Dioksin yang merupakan

produk sampingan utama dari proses-proses industri, tetapi juga dapat merupakan

hasil dari proses alam, seperti letusan gunung berapi dan kebakaran hutan. Paparan

jangka pendek dioksin kadar tinggi pada manusia dapat mengakibatkan lesi kulit,

seperti chloracne (sejenis jerawat akibat paparan senyawa halogen, termasuk

dioksin) dan penggelapan warna kulit, dan gangguan fungsi hati.

10) Trauma atau gesekan dengan pakaian ketat, Menurut Acne Resource Center ada

beberapa penyebab lainnya dalam pertumbuhan jerawat di punggung antara lain,

pakaian ketat, keringat yang berlebihan dan memakai ransel yang berat. Dengan

perawatan yang teratur jerawat di punggung dapat di hilangkan

11) Iklim, di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah hebat

pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas. Sinar

ultraviolet (UV) mempunyai efek membunuh bakteri pada permukaan kulit. Selain

itu, sinar ini juga dapat menembus epidermis bagian bawah dan bagian atas dermis

sehingga berpengaruh pada bakteri yang berada dibagian dalam kelenjar palit. Sinar

UV juga dapat mengadakan pengelupasan kulit yang dapat membantu

menghilangkan sumbatan saluran pilosebasea.

Menurut Cunliffe, pada musim panas didapatkan 60% perbaikan akne, 20% tidak ada

perubahan, dan 20% bertambah hebat. Bertambah hebatnya akne pada musim panas

Page 6: Askep Acne Vulgaris

tidak disebabkan oleh sinar UV melainkan oleh iklim tropis dan lembap membuat

tubuh lebih mudah berkeringat. Kelenjar keringat bekerja super-aktif. Di usia yang

sangat aktif usia remaja juga mengalami risiko berjerawat lebih tinggi.

D. Patofisiologi

Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks dipengaruhi banyak faktor dan kadang-

kadang masih controversial. Asam lemak bebas yang terbentuk dari trigliserida

dalam sebum menyebabkan kekentalan sebum bertambah dan menimbulkan

sumbatan saluran pilosebasea serta reaksi radang disekitarnya (komedogenik).

Pembentukan pus, nodus, dan kista terjadi sesudahnya.

Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne :

1. kenaikan sekresi sebum

2. Adanya keratinisasi folikel

3. Bakteri

4. Peradangan (inflamasi).

1. Kenaikan sekresi sebum

Akne biasanya mulai timbul pada masa pubertas pada waktu kelenjar sebasea

membesar dan mengeluarkan sebum lebih banyak. Terdapat korelasi antara hebatnya

akne dan produksi sebum. Pertumbuhan kelenjar palit dan produksi sebum dibawah

pengaruh hormon androgen. Pada penderita akne terdapat peningkatan konversi

hormon androgen yang normal berada dalam darah (testosteron) kebentuk metabolit

yang lebih aktif (5-alfa dihidrotestosteron). Hormon ini mengikat reseptor androgen

di sitoplasma dan akhirnya menyebabkan proliferasi sel penghasil sebum.

Meningkatnya produksi sebum pada penderita akne disebabkan oleh respon organ

akhir yang berlebihan (end-organ hyperresponse) pada kelenjar palit terhadap kadar

normal androgen dalam darah. Terbukti bahwa, pada kebanyakan penderita, lesi akne

hanya ditemukan dibeberapa tempat yang kaya akan kelenjar palit.

Akne mungkin juga berhubungan dengan komposisi lemak. Sebum bersifat

komedogenik tersusun dari campuaran skualen, lilin (wax), ester dari sterol,

kholesterol, lipid polar, dan trigliserida. Pada penderita akne terdapat kecenderungan

mempunyai kadar skualen dan ester lilin (wax) yang tinggi, sedangkan kadar asam

Page 7: Askep Acne Vulgaris

lemak terutama asam leinoleik, rendah. Mungkin hal ini ada hubungan dengan

terjadinya hiperkeratinisasi pada kelenjar sebasea.

2. Keratinisasi folikel

Keratinisasi pada saluran pilosebasea disebabkan oleh adanya penumpukan korniosit

dalam saluran pilosebasea.

Hal ini dapat disebabkan :

Bertambahnya erupsi korniosis pada saluran pilosebasea

Pelepasan korniosit yang tidak adekuat

Kombinasi kedua faktor diatas.

Bertambahnya produksi korniosit dari sel keratinosit merupakan salah satu sifat

komedo. Terdapat hubungan terbalik antara sekresi sebum dan konsentrasi asam

linoleik dalam sebum. Menurut Downing, akibat dari meningkatnya sebum pada

penderita akne, terjadi penurunan konsentrasi asam lenolik. Hal ini dapat

menyebabkan defisiensi asam lenoleik pada epitel folikel, yang akan

menimbulkan hiperkeratosis folikuler dan penurunan fungsi barier dari epitel.

Dinding komedo lebih mudah ditembus bahan-bahan yang menimbulkan

peradangan. Walaupun asam lenoleik merupakan unsur penting dalam seramaid-1,

lemak lain mungkin juga berpengaruh pada patogenesis akne. Kadar sterol bebas

juga menurun pada komedo sehingga terjadi ketidak seimbangan antara

kholesterol bebas dengan kholesterol sulfat sehinggga adhesi korneosit pada

akroinfundibulum bertambah dan terjadi hiperkeratosis folikel.

3. Bakteri

Tiga macam mikroba yang terlibat dalam patogenesis akne adalah corynebakterium

Acne, Stafylococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale (malazzea furfur). Adanya

sebore pada pubertas biasanya disertai dengan kenaikan jumlah corynebacterium acne,

tetapi tidak ada hubungan dengan jumlah bakteri pada permukaan kulit atau dalam

saluran pilosebasea dengan derajat hebatnya akne. Tampaknya ketiga macam bakteri

ini bukanlah penyebab primer pada proses patologis akne. Beberapa lesi mungkin

timbul tanpa ada mikroorganisme yang hidup, sedangkan pada lesi yang lain

Page 8: Askep Acne Vulgaris

mikroorganisme mungkin memegang peranan penting. Bakteri mungkin berperan pada

lamanya masing-masing lesi. Apakah bakteri yang berdiam dalam folikel (residen

bacteria) mengadakan eksaserbasi tergantung pada lingkungan mikro dalam folikel

tersebut. Menurut hipotesis Saint-Leger skualen yang dihasilkan oleh kelenjar palit

dioksidasi dalam kelenjar folikel dan hasil oksidasi ini dapat menyebabkan terjadinya

komedo. Kadar oksigen dalam folikel berkurang dan akhirnya menjadi kolonisasi

C.Acnes. Bakteri ini memproduksi porfirin, yang bila dilepaskan dalam folikel akan

menjadi katalisator untuk terjadinya oksidasi skualen, sehingga oksigen dalam folikel

tambah berkurang lagi. Penurunan tekanan oksigen dan tingginya jumlah bakteri ini

dapat menyebabkan peradangan folikel. Hipotesis ini dapat menerangkan mengapa

akne hanya dapat terjadi pada beberapa folikel, sedangkan folikel yang lain tetap

normal.

4. Peradangan

Faktor yang menyebabkan peradangan pada akne belumlah diketahui dengan pasti.

Pencetus kemotaksis adalah dinding sel dan produk yang dihasilkan oleh

C.Acnesseperti lipase, hialuronidase, protease, lesitinase dan nioranidase, memegang

peranan penting dalam proses peradangan.

Factor kemotaktik yang berberat molekul rendah (tidak memerlukan komplemen untuk

bekerja aktif), bila keluar dari folikel, dapat menarik leukosit nucleus polimorfi (PMN)

dan limfosit. Bila masuk kedalam folikel, PMN dapat mencerna C. Acnes dan

mengeluarkan enzim hidrolitik yang bisa menyebabkan kerusakan dari folikel sebasea.

Limfosit dapat merupakan pencetus terbentuknya sitokin.

Bahan keratin yang sukar larut, yang terdapat di dalam sel tanduk serta lemak dari

kelenjar palit dapat menyebabkan reaksi non spesifik, yang disertai makrofag dan sel-

sel raksasa.

Pada masa permulaan peradangan yang ditimbulkan oleh C.Acnes, juga terjadi

aktivasi jalur komplemen klasik dan alternatif (classical and alternative complement

pathways). Respon penjamu terhadap mediator juga amat penting. Selain itu antibody

terhadap C.Acnes juga meningkat pada penderita akne hebat.

Terdapat empat mekanisme utama kejadian jerawat :

Page 9: Askep Acne Vulgaris

1. Kelenjar minyak menjadi besar (hipertropi) dengan peningkatan penghasilan

sebum (akibat rangsangan hormon androgen)

2. Hiperkeratosis (kulit menjadi tebal) epitelium folikular (pertumbuhan sel-sel yang

cepat dan mengisi ruang folikel polisebaceous dan membentuk plug).

3. Pertumbuhan kuman, propionibacterium acnes yang cepat (folikel pilosebaceous

yang tersumbat akan memerangkap nutrien dan sebum serta menggalakkan

pertumbuhan kuman.

4. Inflamasi (radang) akibat hasil sampingan kuman propionibacterium acnes.

Proses terbentuknya dimulai dengan adanya radang saluran kelenjar minyak kulit,

kemudian dapat menyebabkan sumbatan aliran sebum yang dikeluarkan oleh

kelenjar sebasea di permukaan kulit, sehingga timbul erupsi ke permukaan kulit

yang dimulai dengan komedo. Proses peradangan selanjutnya akan membuat

komedo berkembang menjadi papul, pustul, nodus dan kista. Bila peradangan

surut terjadi jaringan parut.

E. Manifestasi Klinis

Tempat predileksi akne vulgaris adalah di muka , bahu,dada bagian atas dan punggung

bagian atas gejala predominan salah satunya ,komedo, papul yang tidak meradang dan

pustule ‘ nodus dan kista yang meradang’, isi komedo adalah sebum yang kental atau

padat. Isi kista biasanya pus atau darah . Dapat disertai rasa gatal ,namun umumnya

keluhan penderita adalah keluhan estetis. Selain itu manifestasi klinis lainnya, yaitu:

Gejala lokal termasuk nyeri (pain) atau nyeri jika disentuh (tenderness).

Biasanya tidak ada gejala sistemik pada acne vulgaris.

Akne yang berat (severe acne) disertai dengan tanda dan gejala sistemik disebut

sebagai acne fulminans.

Acne dapat muncul pada pasien apapun sebagai dampak psikologis, tanpa melihat

tingkat keparahan penyakitnya.

Komedo tertutup (whitehead) merupakan lesi obstruktif yang terbentuk dari lipid

atau minyak terjepit dan keratin yang menyumbat folikel yang melebar. Komedo

tertutup merupakan papula kecil berwarna keputihan dengan lubang folikuler yang

halus sehingga umumnya tidak terlihat. Komedo tertutup dapat menjadi komedo

Page 10: Askep Acne Vulgaris

terbuka, dimana isi saluran memiliki hubungan yang terbuka dengan dunia dunia

luar. Komedo terbuka (blackhead) bukan terjadi karena kotoran atau bakteri

melainkan karena akumulasi lipid, bakteri serta debris epitel.

Meskipun penyebabnya yang pasti tidak diketahui, sebagai komedo tertutup dapat

mengalami rupture dan menimbulkan reaksi inflamasi yang disebabkan karena

perembesan isi folikel.

Inflamasi yang ditimbulkan terlihat secara klinis papula eritematosa, pustule, dan

kista inflamatorik. Papula serta kista yang ringan akan kempis dan sembuh

sendiri. Papula dan kista yang lebih parah akan menimbulkan jaringan parut.

Metode yang diajukan oleh Cook (1979) dan kemudian oleh Allen dan Smith (1982)

memakai grading dari 0-8 sebagai berikut :

Skala Grading Cook et al Grading Allen dan Smith

0

Kulit tak begitu bersih, ada

beberapa (3) komedo dan

papul tersebar

Kulit tak begitu bersih, ada beberapa

komedo tersebar, hanya terlihat dari

dekat

2

Beberapa pustul atau 3 lusin

komedo atau papul. Tak ada

lesi yang besar

Hanya ¼ daerah muka terkena, dengan

papul kecil dan komedo dan beberapa

pustul dan papul yang besar

4

Antara tingkat 2-6, dengan lesi

inflamasi merah

½ daerah terkena berisi papul kecil,

komedo besar dan kecil, dan beberapa

pustul dan papul yang besar atau kurang

dari ½ daerah berisi lesi besar-besar

6

Penuh dengan komedo,

beberapa papul dan pustul

besar sehingga terlihat dari

jarak 2,5 m

¾ daerah muka terkena dengan papul

dan momedo besar atau kurang dari ¾

daerah berisi lesi besar-besar

Konglobata, sinus atau kistik,

atau lesi inflamasi memenuhi

Seluruh muka terkena dengan lesi besar

meradang.

Page 11: Askep Acne Vulgaris

8 hampir seluruh muka. Meluas

ke leher dan bahu

Konglobata, sinus dan kistik terlihat

F. Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik

a. Pemeriksaan Fisik

Acne vulgaris bercirikan adanya komedo, papula, pustula, dan nodul pada distribusi

sebaceous. Komedo dapat berupa whitehead (komedo tertutup) atau blackhead

(komedo terbuka) tanpa disertai tanda - tanda klinis dari peradangan apapun. Papula

dan pustula terangkat membenjol (bumps) disertai dengan peradangan yang nyata.

Wajah dapat menjadi satu-satunya permukaan kulit yang terserang jerawat, namun

dada, punggung, dan lengan atas juga sering terkena jerawat.

Pada akne komedo (comedonal acne), tidak ada lesi peradangan. Lesi komedo

(comedonal lesions) merupakan lesi akne yang paling awal, sedangkan komedo

tertutup (closed comedones) merupakan lesi precursor dari lesi peradangan

(inflammatory lesions)

Akne peradangan yang ringan (mildinflammatory acne) bercirikan adanya

komedo dan papula peradangan.

Akne peradangan yang sedang (moderate inflammatory acne) memiliki komedo,

papula peradangan, dan pustula. Akne ini memiliki lebih banyak lesi

dibandingkan dengan akne peradangan yang lebih ringan.

Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan, dan nodul besar yang

berdiameter lebih dari 5 mm. Seringkali tampak jaringan parut (scarring).

b. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskokleasi

sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok

Unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin

atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.

1) Pemeriksaan Laboratorium

Penegakan diagnosis acne vulgaris berdasarkan diagnosis klinis.

Page 12: Askep Acne Vulgaris

Pada pasien wanita dengan nyeri haid (dysmenorrhea) atau hirsutisme,

evaluasi hormonal sebaiknya dipertimbangkan. Pasien dengan virilization

haruslah diukur kadar testosteron totalnya. Banyak ahli juga mengukur

kadar free testosterone, DHEA-S, luteinizing hormone (LH), dan kadar

follicle-stimulating hormone (FSH).

Kultur lesi kulit untuk me-rule out gram-negative folliculitis amat

diperlukan ketika tidak ada respon terhadap terapi atau saat perbaikan

tidak tercapai.

2) Pemeriksaan Histopatologis

Microcomedo dicirikan oleh adanya folikel berdilatasi dengan a plug of

loosely arranged keratin. Seiring kemajuan (progression) penyakit,

pembukaan folikular menjadi dilatasi dan menghasilkan suatu komedo

terbuka (open comedo). Dinding follicular tipis dan dapat robek (rupture).

Peradangan dan bakteri terlihat jelas, dengan atau tanpa follicular rupture.

Follicular rupture disertai reaksi badan asing (a foreign body reaction).

Peradangan padat (dense inflammation) menuju dan melalui dermis dapat

berhubungan dengan fibrosis dan jaringan parut (scarring).

3) Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran

pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan laboratorium

mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering

tidak memuaskan.

4) Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin

surface lipids) dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris

kadar asam lemak bebas (free fatty acid) meningkat dan karena itu pada

pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya.

Menurut Andrianto dan Sukardi (1988), diagnosis akne sebagai berikut :

Harus dicari faktor penyebab atau pencetusnya termasuk umur penderita

Klinis ditemukan adanya komedo dan lokalisasi yang khas.

G. Penatalaksaaan

Page 13: Askep Acne Vulgaris

Tujuan pengobatan akne adalah mencegah timbulnya sikatrik serta mengurangi frekuensi

dan kerasnya eksaserbasi akne, untuk itu, selain diperlukan obat-obatan juga diperlukan

kerjasama yang baik antar si penderita dengan dokter yang merawatnya.

1. Nasehat Umum dan Dorongan Mental

a. Penerangan

pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan

perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebore

dan bertambahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar palit

karena reaksi kelenjar palit yang berlebihan terhadap kadar hormon sex yang

normal.

Sifat akne adalah kumat-kumatan dan kita hanya bisa mengurangi dan

mengontrol aknenya dan bukan menyembuhkannya.

Pengobatan akne didasrkan pada tipe, kerasnya, lokalisasi, dan macam lesi.

Pengobatan membutuhkan waktu lama dan kemungkinan diseratai efek

samping.

92% penderita akne akan memberikan respon terhadap pengobatan.

b. Perawatan

Perawatan di muka

Pemakaian sabun bakteriostatik dan deterjen tidak dianjurkan, bahkan

pemakaian sabun berlebihan bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne

bertambah hebat (akne venenata).

Menurut Plewig Kligman tak terbukti bahwa muka kurang di cuci akan

bertambah hebat atau terlalu seing mencuci muka ada gunanya. Mencuci

muka hanya menghilangkan lemak yang ada dipermukaan kulit, tetapi tidak

mempengaruhi lemak yang ada di dalam folikel.

Perawatan kulit kepala dan rambut

Seperti halnya membersihkan muka, perawatan kulit kepala juga tidak

berpengaruh terhadap akne. Walaupun menurut banyak pengarang ketombe

dan dermatitis seboroik lebih banyak terdapat pada penderita akne,

penyelidikan Plewig dan Kligman gagal membuktikan hal itu. Pemakaian

Page 14: Askep Acne Vulgaris

sampo yang mengandung obat untuk penderita akne dengan ketombe,

sebaiknya dilarang sebab dapat memperhebat akne dan ketombenya dapat

kumat kembali dalam beberapa minggu.

Kosmetika dan bahan-bahan lain

Bahan-bahn yang bersifat aknegenik lebih berpengaruh pada penderita akne.

Bahan ini dapat membentuk komedo lebih cepat dan lebih banyak pada kulit

penderita akne. Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghentikan pemakaian

kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik yang ringan, yang tidak

berminyak serta tidak mengandung obat (non medicated).

Diet

Menurut teori yang baru efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak

penyelidik maka diet khusus tidak dianjurkan pada penderita akne.

Emosi dan faktor psikosomatik

Pada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne stress dan emosi dapat

menyebabkan eksaserbasi atau aknenya bertambah hebat. Perlu pula

dianjurkan untuk tidak memegang-megang, memijit dan menggosok akne,

sebab dapat menyebabkan keadaan yang disebut “ akne mekanika”.

2. Obat-obatan

Ada tiga hal yang penting pada pengobatan akne:

Mencegah timbulnya komedo : biasanya dipakai bahan-bahan pengelupasan

kulit

Mencegah pecahnya mikrokomedo atau meringankan reaksi keradangan.dalam

hal ini, antibiotika mempunyai pengaruh.

Mempercepat resolusi beradang. Tiap-tiap bahan kimia atau iritan fisik dapat

menambah aliran darah, dapat mempercepat regresi lesi yang beradang, karena

dapat mempercepat hilangnya mediator perradangan dan bahan-bahan toksik:

Iritan fisik:

Sinar UV

Cryo Slush: CO2 padat, nitrogen cair, dan freon.

Iritan Kimiawi : Resorsinol, sulfur, fenol, asam salisilat dan lain-lain.

Page 15: Askep Acne Vulgaris

Pengobatan akne memerlukan waktu yang lama berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-

tahun. Untuk mengontrol penyakitnya dan mencegah terjadinya sikatrik. Akne ringan

hanya membutuhkan terapi topical, sedangkan penderita akne sedang dan berat

membutuhkan terapi oral dan topical. Penderita mungkin membutuhkan antibiotika oral

secara berkala selama 6 bulan, ssedangkan terapi topical diperlukan selama perjalanan

penyakit.

I. Pengobatan topikal

Pengobatan topical yang paling banyak adalah benzoil peroksida, vitamin A asam, dan

antibiotika topical. Sulfur dan resorsinol telah dipakai selama bertahun-tahun sebagai

bahan yang mengadakan pengelupasan kulit (peeling) atau mengeringkan jerawat.

Sulfur sampai sekarang masih dipakai. Zat dapat bersifat komedogenik dan

komedolitik. Zat ini merupakan “ counter iritan” yang efektif. Asam salisilat dalam

propelen – glikol dan etil laktat mungkin juga berguna.

1) Tretinoin (vitamin A asam)

Tretinoin adalah suatu obat keras yang dapat menyebabkan eritema hebat dengan

pengelupaan kulit, biasanya disertai rasa seperti tersengat atau terbakar, pada

permulaan, penderita dianjurkan untuk memakai obat sekali sehari pada malam

hari. Bila terjadi eritema dan diskuamasi setelah lima hari obat dpat dipakai untuk

dua kali sehari. Efeknya tergantung pada konsentrasi, bahan dasar yang dipakai,

jenis kulit yang diobati, dan umur penderita. Pada umumnya hasil terapi baru

tampak setelah 8 minggu pengobatan

Cara kerja tretinoin :

Komedolitik: mencegah sel-sel tanduk melekat satu sama lain dengan

menghambat pembentukan tonofilamen dan mengurangi ikatan antara

sel-sel keratin

Mempercepat pergantian sel epitel folikel

Page 16: Askep Acne Vulgaris

Epitel folikel yang membentuk mikrokomedo menjadi lebih permiabel,

sehingga bahan-bahan toksik dapat lebih mudah keluar dan komedo

akan pecah.

Sebagai “ counter-iritan”, karena menyebabkan vaskularisasi bertambah

dan membantu resorpsi papula dan nodul yang sukar hilang.

Pada pemakaian tretinoin dianjurkan :

a. Menghindar dari sinar matahari

b. Tidak mencuci muka terlalu sering

c. Tidak memakai obat terlalu banyak

d. Hati-hati pemakaian disudut mulut, hidung, dan mukosa.

Iso tretinoin. Dibandingkan dengan tretinoin, sifat komedogeniknya 80% dari

tretinoin, anti-inflamasi lebih baik dan kurang ritatif.

2) Benzoil peroksida

zat ini tidak saja membunuh bakteri, melainkan juga menyebabkan deskuamasi

dan juga timbulnya gumpalan di ddalm folikel. Pada permulaan pengobatan,

pasien merasa seperti terbakar. Gejala ini akan berkurang dalam beberapa minggu.

Sebaiknya dimulai dari dosis rendah dahulu, kemudian lambat laun diganti dengan

dosis tinggi. Efek samping pada pemakaian lama adalah sensitisasi secara kontak

(2,5 % dari kasus).

Cara kerja:

Anti bakteri yang kuat

Komedolitik

“counter-iritan”

Dibanding dengan vitamin A asam benzoil peroksida

1) kurang menyebabkan iritasi dan rasa tak menyenangkan bagi penderita.

2) Tidak menyebabkan bertambah hebatnya (flare-up) akne pada bulan

pertama pengobatan.

3) Mengeringkan pustula lebih tepat daripada tretinoin.

4) Pada bentuk komedo, kurang efektif dibandingkan dengan tretinoin.

Page 17: Askep Acne Vulgaris

Kombinasi vitamin A asam dengan benzoil peroksida. Bila vitamin A asam dan benzoil

peroksida digunakan bersama-sama, diperoleh efek sinergistik, tetapi sayang keduanya

tak dapat dipakai bersama-sama dalam satu bahan dasar. Vitamin A asam dapat

menyebabkan kulit lebih permiabel sehingga meningkatkan konsentrasi benzoil peroksida

dalam jaringan.

3) Antibiotika topical

Pemakaian bahan antimikroba dapat dibenarkan, bila mengurangi populasi C. Acnes

atau hasil metabolismenya seperti lipase atau porfirin. Tetapi tak satupun bahan-

bahanyang memiliki efek seperti ini terdapat dalam bentuk krem, larutan, jel, dan

sabun. Antibiotika yang sering dipakai :

Clindamisin 1 %: relatif stabil, kecuali pada beberapa kasus terjadi colitis

pseudomembranosa.

Eritromisin 2 % : tidak mengadakan iritasi dan dapat menyebabkan suatu

dermatitis kontak.

Tetrasiklin 0,5 % -5 % : sekarang jarang dipakai karena menyebabkan kulit

berwarna kuning.

Aasam aseleik

Suatu dikarbosilisik yang dapat mengurangi jumlah C. Acnes.

Efeknya :

Sama dengan benzoil peroksida, vitamin A asam, eritromisi topical,

tetrasiklin oral.

Mengurangi granula keratohialin pada saluran pilosebasea

Sifat iritasinya lebih kecil dan dapt ditolelir dengan baik

Mempunyai efek anti inflamasi

Asam-asam alfa hidroksi (AAAH)

Mekanisme kerja:

Konsentrasi rendah : mengurangi kohesi korniosit berguna untuk lesi yang

tidak beradang.

Page 18: Askep Acne Vulgaris

Konsentrasi tinggi : Epidermolisis subkorneal atap pustula pecah. Pada

dermis mensintesa kolagen baru.

Efek asam alfa hodroksi tergantung pada macam, konsentrasi, vehikulum, waktu

pajanan dan kondisi-kondisi lain.

II. Pengobatan Oral

a. Antibiotika Oral

Karena obat-obat ini digunakan dalam jangka waktu yang lama, toksisitasnya

harus rendah. Dalam hal ini, tetrasiklin merupakan antibiotika primer, sebab sudah

diketahui aktivitas dan toksisitasnya. Nampaknya eritromisin juga mempunyai

efek terapi yang sama dan cukup aman. Indikasi primer antibiotika oral adalah

bentuk papulopustular sedang sampai berat akne konglobata. Antibiotika tak

pernah dipakai sendiri, tetapi bersama-sama dengan obat yang mengadakan

pengelupasan kulit.

1) Tetrasiklin

Yang paling dikenal adalah tetrasiklin HCL, doksisiklin, minosiklin.

Efektif terhadap Corynebakterium Acnes invitro

Dapat menghambat lipase ekstra seluler yang dikeluarkan oleh bakteri.

Terkonsentrasi pada tempat peradangan.

Dosis konvensional: tetrasiklin 1 gram per hari diberikan setengah jam

sebelum makan.

Minosiklin : diabsorbsi lebih bagus dan tidak dipengaruhi oleh makanan,

akan tetapi mahal. Dosis 50-100 mg perhari.

Dimiklosiklin 600 mg perhari

2) Eritromisin

Eritromisin adalah obat pilihan untuk penderita yang sensitive terhadap

tetrasiklin atau wanita hamil. Eritromisin dan eritromisin stearat adalah

bentuk yang dapat diterima. Mempunyai efek bakterisida terhadap C. Acnes.

Tak menghambat lipase C. Acnes. Dosis 1 gr / hari

Page 19: Askep Acne Vulgaris

3) Linkomisin dan Klindamisin

Keduanya merupakan obat yang paling baru dan sama efektivitasnya. Sering

menyebabka colitis pseudomembranosa. Efek klindamisin :

Efektif untuk akne yang terbentuk kistik

Absorbsinya tak berpengaruh makanan

Dapat menghambat lipase C. Acnes.

4) Trimetoprim

Obat ini sama efektif dengan tetrasiklin, dapat diberikan pada penderita yang

tidak respon / toleran terhadap tetrasiklin dan eritromisin. Berguna untuk

folikulitis gram negatif.

b. D.DS (Diamino Difenil Sulfon)

Seperti sulfonamida, DDS dapat menghambat pemakaian PABA (Para Amino

Benzoid Asid) oleh bakteri. Obat ini hanya digunaka untuk akne dengan peradangan

yang hebat, seperti akne konglobata dan papulo pustula yang sukar diobati. DDS

tidak pernah dipakai sendiri, biasanya bersama-sama dengan antibiotika dan obat

yang dapat mengadakan pengelupasan kulit. Cara kerja DDS :

Anti inflamasi seperti kortikosteroid

Mustabilir lisosom.

Efek samping ; leukopeni, agranulositosis, nausea, muntah, kepala pusing dan

reaksi pada kulit.

c. Hormon

1). Kortikosteroid

Kortikosteroid intra lesi berguna untuk lesi nodulokistik dan sinus pada akne

konglobata. Cepat mengurangi peradangan dan mencegah timbulnya sikatrik.

Dipakai larutan dengan konsentrasi 2,5 mg /ml dan menyuntikkan dapat diulangi

tiap 1 sampai 2 minggu.

2). Estrogen dan pil antihamil

Page 20: Askep Acne Vulgaris

Diperlukan dosis estrogen relatif besar sehingga dapat menimbulkan efek

feminisasi pada laki-laki dan gangguan menstruasi pada wanita. Hormon ini lebih

baik diberikan dalam bentuk pil antihormon yang mengandung estrogen dan

progesterone terutama untuk akne premenstrual. Kadang-kadang terlihat efek

paradoksal dan terlihat pustula bertambah pada bulan-bulan pertama sampai bulan

kedua.

3). Anti androgen

Hormon ini dapat mencegah kelenjar palit mengadakan reaksi

terhadap[ testosteron, siproteron asetat bersama-sama esrogen hanya digunakan

pada wanita dengan akne dan sebore yang hebat. Akne papulopustula yang

resisten dan akne konglobata yang refrakter. Akhir-akhir ini sudah diproduksi

suatu pil antihamil dengan kadar estrogen rendah yang mengandung 2 mg

siproteron asetat dan 35 mg etinilestradiol. Efek sampingnya berupa penurunan

libido, lesu, nausea, peningkatan berat badan dan perdarahan tak teratur.

d. Vitamin A

Bila diberikan peroral bersama-sama dengan antibiotika oral dan topical, vitamin A

asam sangat efektif untuk akne bentuk nodul dan kistik yang hebat. Diduga vitamin

ini mempengaruhi produksi atau metabolisme androgen. Dosis : 50.000 – 100.000

Iu/hari

e. Isoretinoit

Suatu bentuk 13-cis/asam retinoat digunakan untuk pengobatan akne bentuk kistik

dan konglobata. Pada kebanyakan kasus obat ini memberikan remisi sempurna

selama berbulan – bulan dan sampai bertahun-tahun. Dosis : 1 mg/kg/hari. Efek

samping : gangguan selapu lendir dan kulit seperti keilitis, serosis dan perdarahan

hidung. Isoretinoit bersifat keratogenik.

f. Seng (Zink)

Page 21: Askep Acne Vulgaris

Efeknya belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga mempunyai efek inflamasi.

Unsure ini berpengaruh terhadap epitelisasi, aktiitas enzim pada metabolisme vitamin

A, dan memperbaiki gangguan kemotaksis leukosit.

Dosis : 3 x 200 mg/ hari.

g. Diuretika

Sering terjadi eksaserbasi akne 7-10 hari sebelum menstruasi. Hal ini mungkin

disebabkan karena adanya retensi cairan sebelum menstruasi, yang disertai dengan

hidrasi dermis dan juga edema pada keratin. Kebanyakan penyelidik memberikan

diuretika satu minggu sebelum haid. Cuncliff dan William menganjurkan kuarng dari

satu minggu sebelum haid, tetapi Kligman sama sekali tidak menganjurkan

pemberian diuretika itu.

3. Tindakan Khusus

a. Ekstraksi komedo

b. Insisi dan drainase

c. Eksisi

d. Krioterapi

e. Injeksi kolagen

f. Suntikan kortikosteroid dan intralesi

g. Laser CO2

h. Perbaikan jaringan parut

i. Dermabrasi

j. Pembedahan kimia

H. Pencegahan Akne Vulgaris

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari jerawat adalah sebagai berikut:

a) Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dengan cara diet rendah

lemak dan karbohidrat serta melakukan perawatan kulit untuk membersihkan

Page 22: Askep Acne Vulgaris

permukaan kulit dari kotoran , misalnya teratur mencuci muka setelah pulang dari

bepergian

b) Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya : hidup teratur dan sehat, cukup

berolahraga sesuai kondisi tubuh, hindari stres; penggunaan kosmetika secukupnya;

menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman keras, pedas, rokok, dan

sebagainya.

c) Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab penyakit,

pencegahan dan cara maupun lama pengobatannya serta prognosisnya. Hal ini

penting terhadap usaha penatalaksanaan yang dilakukan yang membuatnya putus

asa atau kecewa (Wasitaatmadja, 2007)

2. Pathway terlampir

3. Buatlah asuhan keperawatan untuk kasus klien di atas (pengkajian, analisa data,

diagnose keperawatan, perencanaan)!

A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Merupakan tahap awal dari pendekatan proses keperawatan dan dilakukan secara

sistematika mencakup aspek bio, psiko, sosio dan spiritual. Langkah awal dari pengkajian

ini adalah pengumpuln data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan

keluarga, observasi pemeriksaan fisik, konsultasi dengan anggota tim kesehatan lainnya

dan meninjau kembali catatan medis ataupun catatan keperawatan. Pengkajian fisik

dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Pengkajian secara umum pada pasien yang mengalami akne vulgaris dapat menanyakan:

a. Apakah klien menggunakan obat – obatan, seperti isoisotretinoin?

b. Apakah klien rutin mengkonsumsi makanan yang berlemak?

c. Apakah klien sering berkeringat? Atau sering memakai baju yang teksturnya kasar

saat bergesekan dengan kulit?

d. Apakah klien pernah memencet komedo dengan kuku?

e. Apakah klien menggunakan produk kosmetik tertentu?

f. Apakah klien rajin berolahraga?

Page 23: Askep Acne Vulgaris

g. Apakah klien memiliki alergi terhadap sesuatu?

Sedangkan pengkajian lebih dalam dapat menggunakan format seperti di bawah ini:

1. Identitas Klien

- Nama, Umur, Jenis kelamin, Diagnosa, dll.

2. Status Kesehatan

a. Status Kesehatan Saat Ini

- Keluhan utama

Klien mengeluh adanya benjolan pada wajah

- Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini

Klien datang dengan keluhan terdapat benjolan – benjolan pada wajah yang

nampak kemerahan.

- Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

Klien mengoleskan krim antijerawat

b. Status kesehatan masa lalu

- Penyakit yang pernah dialami

- Pernah dirawat

- Riwayat transfusi

- Kebiasaan

3. Riwayat Penyakit Keluarga

4. Pola Fungsi Kesehatan Gordon :

a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

Klien cukup mengerti tentang penyakitnya, Apabila sakit klien berobat ke poliklinik.

b. Nutrisi/ metabolic

Yang dikaji dalam nutrisi yaitu bagaimana nutrisi pada saat sebelum masuk rumah

sakit maupun sesudah masuk rumah sakit. Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah

kuantitas dan jenis makanan atau formula yang dikinsumsi setiap hari ( gunakan

pencatatan makanan per 24 jam), masalah dengan pemberian makanan, konsumsi

suplemen vitamin, perilaku diet termasuk citra tubuh, jenis diet, frekuensi

pertambahan berat badan, atau tindakan muntah yang disengaja.

c. Pola eliminasi

Page 24: Askep Acne Vulgaris

Yang dikaji adalah kebiasaan BAK dan BAB (frekuensi, jumlah, warna, bau, nyeri,

kemampuan mengontrol air kecil, adanya perubahan-perubahan lain), kemampuan

perawatan diri, penggunaan bantuan untuk ekskresi.

d. Pola aktivitas dan latihan

Pengkajian untuk aktivitas disini adalah kemampuan perawatan diri, makan/minum,

mandi, toileting, berpakian , mobilisasi di tempat tidur , berpindah, ambulasi ROM.

Dimana disini ada skor untuk tiap aktivitas yang dilakukan yaitu 0 :mandiri, 1: alat

bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 :dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total.

e. Pola tidur dan istirahat

Pengkajian pola tidur dan istirahat harus mencakup waktu mulai tidur dan bangun,

kualitas tidur, riwayat tidur siang, keyakinan budaya, penggunaan alat mempermudah

tidur, jadwal istirahat dan relaksasi, gejala dari perubahan pola tidur, faktor-faktor

yang mempengaruhi, misalnya: nyeri.

f. Pola kognitif-perseptual

Menggambarkan penginderaan khusus (penglihatan, pendengaran, rasa, sentuh, bau),

penggunaan alat bantu (seperti: kacamata, alat bantu dengar), perubahan dalam

penginderaan, persepsi akan kenyamanan, alat bantu untuk menurunkan rasa tidak

nyaman, tingkat pendidikan, kemampuan membuat keputusan

g. Pola persepsi diri

Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi:

- Harga diri

- Ideal diri

- Identitas diri

- Gambaran diri

Di sini pasien mengaku malu dengan adanya benjolan – benjolan akne yang muncul

di wajahnya.

h. Pola seksual dan reproduksi

Masalah atau problem seksual, gambaran perilaku seksual seperti (perilaku seksual

yang aman), pengetahuan tentang seksualitas dan reproduksi, dampak pada status

kesehatan, riwayat menstruasi dan reproduksi.

i. Pola peran-hubungan

Page 25: Askep Acne Vulgaris

Yang perlu dikaji, antara lain:

- Status perkawinan

- Pekerjaan

j. Pola manajemen koping stress

Penyebab stress belakangan ini, penetapan tingkat stress, gambaran umum dan

spesifik respon stress, strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan

efektifitasnya, perubahan kehidupan dan kehilangan, strategi koping yang biasa

digunakan, penilaian kemampuan pengendalian akan kejadian-kejadian yang dialami,

pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress, hubungan antara manajemen

stress terhadap dinamika keluarga.

k. Sistem nilai dan keyakinan

Latar belakang budaya atau etnik status ekonomi, perilaku sehat yang berkaitan

dengan kelompok budaya atau etnik, tujuan kehidupan, apa yang penting bagi klien

dan keluarga, pentingnya agama, dampak masalah kesehatan pada spiritualitas

5. Riwayat Kesehatan Dan Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum : Baik

- Kesadaran: Composmentis

- Pemeriksaan fisik

Tanda-tanda vital

Inspeksi:

Lihat kondisi kulit

Kaji ukuran dan karakteristik benjolan

Kaji adanya tanda tanda infeksi bakteri (seperti pembentukan pus)

Palpasi:

Meregangkan kulit klien dengan hati – hati dan kemudian mengkaji lesi

yang ada

- Pemeriksaan Laboratorium

B. ANALISA DATA TERLAMPIR

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Page 26: Askep Acne Vulgaris

1. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan factor mekanik (mis.,

gaya gunting tekanan pengekangan) ditandai dengan adanya kerusakan di lapisan

kulit serta di permukaan kulit.

2. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan penyakit (Acne Vulgaris) di

tandai dengan mengungkapkan malu terhadap keadaannya.

3. Risiko Infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tubuh tidak

adekuat

4. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai dengan

tingkah laku yang tidak ekspresif (merintih)

5. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan (banyaknya papul serta

komedo) ditandai dengan klien tampak gelisah, klien selalu focus pada masalah yang

dialami (acne vulgaris)

6. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan tidak familiarnya informasi

yang ada ditandai dengan tingkah laku yang tidak sesuai(gelisah, cemas, selalu

bertanya-tanya).

D. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas dan kasus

1. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan factor mekanik (mis., gaya gunting

tekanan pengekangan) ditandai dengan adanya kerusakan di lapisan kulit serta di

permukaan kulit.

2. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan penyakit (Acne Vulgaris) di tandai

dengan mengungkapkan malu terhadap keadaannya.

3. Risiko Infeksi

4. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan ditandai dengan

pengungkapan masalah.

E. Rencana Asuhan Keperawatan

NoDiagnosa Tujuan Intervensi

Page 27: Askep Acne Vulgaris

Rasional

1. Kerusakan Integritas

Kulit berhubungan

dengan factor

mekanik (mis., gaya

gunting tekanan

pengekangan) ditandai

dengan adanya

kerusakan di lapisan

kulit serta di

permukaan kulit.

Setelah diberikan

perawatan selama 14 x

24 jam, diharapkan

integritas kulit klien

kembali normal

NOC

Label>>>Tissue

Integrity : Skin &

Mucous Membranes

Suhu kulit

normal (skala

5)

Jaringan parut

tidak ada

(skala 4)

Integritas kulit

normal (skala

5)

Lesi kulit tidak

ada (skala 5)

Eritema tidak

ada (skala 5)

NIC Label >>> Skin

care : topical

treatments

Beri antibiotic

topikal pada area

yang terkena

Beri antiinflamasi

topical pada area

yang terkena

Memeriksa kulit

setiap hari untuk

yang berisiko

mengalami

kerusakan

Catat derajat

kerusakan kulit

NIC Label>>>Skin

surveillance

Periksa kulit dan

membrane mukosa

terkait adanya

kemerahan, hangat,

edema, atau drainase

Pantau warna dan

suhu kulit

Untuk membunuh

bakteri pathogen di

area yang terkena

untuk mengurangi

pembengkakan

untuk mengetahui

perubahan pada kulit

untuk mengetahui

tingkat keparahan

keerusakan

integritas kulit

untuk mengetahui

adanya gangguan

pada membrane

mukosa

untuk mengetahui

temperature kulit

dan

mengidentifikasi

Page 28: Askep Acne Vulgaris

Catat perubahan

kondisi kulit dan

membrane mukosa

gangguan pada kulit

mendokumentasikan

kondisi kulkit dan

membrane mukosa

2. Gangguan Citra

Tubuh berhubungan

dengan penyakit(Acne

Vulgaris) di tandai

dengan

mengungkapkan malu

terhadap keadaannya.

Tujuan : Setelah

diberikan asuhan

keperawatan selama

14 x 24 jam

diharapkan gangguan

citra tubuh klien

teratasi dengan

kriteria hasil:

Label

NOC>>>Adaptation

to Physical Disability

Mampu

beradaptasi

dengan

keterbatasan

fungsional

(skala 4 dari 1

– 5)

Label NOC>>>Body

Image

Puas dengan

penampilan

tubuh (skala 4

dari 1 – 5)

Mampu

menyesuaikan

Label NIC>>>Body

Image Enhancement

Tentukan harapan

citra tubuh klien

berdasarkan

tingakat

perkembangan

Monitor frekuensi

kalimat yang

mengkritik diri

sendiri

Bantu klien untuk

mengenali

tindakan yang akan

meningkatkan

penampilannya

Fasilitasi hubungan

klien dengan

individu yang

mengalami

perubahan citra

tubuh yang serupa

Menentukan citra

tubuh yang ingin

dicapai sesuai

perkembangan

klien

Untuk mengetahui

tingkat gangguan

citra tubuh klien

Membantu klin untuk

mengetahui

tindakan yang

dapat

meningkatkan citra

tubuh klien

Memfasilitasi klien

untuk dapat

bersosialisasi

dengan klien

sebagai kegiatan

untuk

meningkatkan

kepercayaan diri

klien

Page 29: Askep Acne Vulgaris

dengan

perubahan

fungsi tubuh

(skala 4 dari 1

– 5)

Label NOC>>>Self

Esteem

Menerima

keterbatasan

diri (skala 4

dari 1 – 5)

Merasa dirinya

berharga (skala

4 dari 1 – 5)

Identifikasi

dukungan

kelompok yang

tersedia untuk

klien

Label NIC>>>Self

Esteem Enhancement

Anjurkan klien

untik menilai

kekuatan

pribadinya

Anjurkan kontak

mata dalam

berkomunikasi

dengan orang lain

Bantu klien

menerima

ketergantungan

terhadap orang lain

dengan tepat

Anjurkan klien

untuk

mengevaluasi

kebiasaannya

Bantu klien

menerima

perubahan baru

tersebut

Untuk membantu

klien

meningkatkan

kepercayaan diri

klien

Untuk mengetahui

tingkat

kepercayaan diri

klien terhadap diri

sendiri

Untuk meningkatkan

kepercayaan diri

klien

Membantu klien untuk

menerima

kondisinya dengan

cara yang benar

Untuk mengetahui

kebiasaan klien

yang

mempengaruhi

citra tubuhnya

Membantu klien

menerima

perubahan

kondisinya

Memfasilitasi klien

Page 30: Askep Acne Vulgaris

Fasilitasi

lingkungan dan

aktifitas yang akan

meningkatkan

harga diri klien

Monitor tingkat

harga diri klien

dari waktu ke

waktu dengan tepat

Buat pernyataan

positif tentang

klien

untuk melakukan

aktivitas

Mengetahui

perubahan pada

citra tubuh klien

Memberi feedback

positif pada klien

3. Risiko Infeksi NOC label>>> Risk

control

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

selama 14 x 24 jam

diharapkan klien

dapat:

Mengetahui

faktor resiko

Monitor faktor

resiko dari

lingkungan

Monitor faktor

resiko dari

kebiasaan

individu

NOC label>>>Tissue

Integrity: skin and

mucous membrane

NIC label>>>Infection

control

Membersihkan

lingkungan setelah

digunakan pasien

Ajarkan cara cuci

tangan untuk

perawatan

kesehatan pribadi

Instruksikan pasien

pentingnya teknik

mencuci tangan

yang bersih

Gunakan sabun

anti bakteri untuk

mencuci tangan,

jika diperlukan

Promosikan

Menurangi factor

pencetus infeksi

Mengontrol dan

mengurangi factor

pencetus infeksi

Agar cuci tangan

yang dilakukan

efektif untuk

membersihkan

tangan

Antiseptik untuk

membunuh bakteri

Untuk meningkatkan

Page 31: Askep Acne Vulgaris

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

selama …x…jam

diharapkan integritas

kulit klien membaik

dan luka pada kulit

klien berkurang.

pemasukan nutrisi

yang dianjurkan

Dorong untuk

istirahat

daya tahan tubuh

Menjaga daya tahan

tubuh untuk tetap

sehat

4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan ditandai dengan mengungkapkan masalah

Knowledge: disease proses

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, Pasien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentangpenyakitnya. Dengan criteria hasil :

Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya (skala 4)

Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh (skala 4)

Knowledge : Diet

Klien mengetahui rekomendasi diet (skala 4)

Klien mengetahui keuntungan dari diet yang dilakukan (skala 4)

Teaching: DiseaseProcess

Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit acne vulgaris

Kaji latar belakang pendidikan pasien.

Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.

Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga.

Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.

Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpaham

Page 32: Askep Acne Vulgaris

Klien mengetahui

tujuan dari diet (skala 4)

Klien mengetahui makanan yang diperbolehkan dalam dietnya (skala 4)

Klien mengetahui minuman yang diperbolehkan dalam dietnya (skala 4)

Klien mengetahui makanan yang dilarang dalam dietnya (skala 4)

Klien mengetahui minuman yang dilarang dalam dietnya (skala 4)

Klien mengetahui strategi untuk mengganti kebiasaan diet (skala 4)

Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien didalamnya.

Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan ( jika ada /memungkinkan).

Nutrition Management:

Pastikan pilihan makanan pasien

Sesuaikan asupan kebutuhan kalori untuk tipe tubuh dan gaya hidup

an. Dengan

penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.

gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan

Dengan menyesuaikan keinginan pasien maka pasien akan lebih tertarik makan. Dan tetap dapat kita control.

Agar pasien bisa merubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat dan berguna dalam mengontrol penyakitnya

Evaluasi

Subjektif : respon klien

Page 33: Askep Acne Vulgaris

Objektif : data objektif yang dapat diamati

Analysis : Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar

Planning : Melaksanakan rencana tindakan yg sesuai berdasarkan kesimpulan

5. Susunlah pendidikan kesehatan untuk kasus di atas (pilih 1 topik yang paling

diperlukan oleh klien)!

1. Menginformasikan kepada klien mengenai diet untuk penyakit acne vulgaris seperti

mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang dapat menyebabkan peningkatan

intensitas acne, yakni cokelat, cola, gorengan, susu dan makanan tinggi lemak lainnya.

2. Memberitahukan kepada klien agar selalu menjaga hygiene kulit dan rambut untuk

memperkecil resiko terinfeksi bakteri yang dapat menyebabkan acne vulgaris. Salah

satu caranya adalah dengan membersihkan kulit wajah dengan menggunakan sabun

wajah sebanyak minimal dua kali setiap harinya.

3. Memberitahukan kepada klien bahwa pemakaian alat-alat kosmetik dengan berbahan

dasar minyak tidak dianjurkan seperti penggunaan bedak, lipstick, dan lain sebagainya.

4. Beritahukan kepada klien untuk berhati-hati dalam memilih sabun pembersih wajah

yang dijual bebas di pasaran. Jika terjadi masalah setelah penggunaan sabun wajah

tersebut, disarankan agar klien mengkonsultasikan hal tersebut ke pelayanan

kesehatan.

5. Menginformasikan kepada klien agar tidak dengan sengaja memecahkan jerawat,

karena dapat mengakibatkan jaringan parut pada kulit bekas pecahnya jerawat

tersebut.

Kesimpulan

Page 34: Askep Acne Vulgaris

Akne vulgaris ( jerawat ) adalah penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea yang

umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus,

dan kista. Yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, dada dan punggung.

Akne merupakan kelainan kulit yang paling sering ditemukan pada remaja dan dewasa muda di

antara usia 12 - 35 tahun. Penyebab belum diketahui pasti, tetapi telah dikemukakan banyak

faktor, termasuk stress, faktor herediter, hormon, obat dan bakteri, khususnya Propionibacterium

acnes, Staphylococcus albus, dan Malassezia furfur, berperan dalam etiologi. Acne vulgaris

bercirikan adanya komedo, papula, pustula, dan nodul pada distribusi sebaceous. Komedo dapat

berupa whitehead (komedo tertutup) atau blackhead (komedo terbuka) tanpa disertai tanda -

tanda klinis dari peradangan apapun. Pengobatan akne memerlukan waktu yang lama berbulan-

bulan bahkan sampai bertahun-tahun. Untuk mengontrol penyakitnya dan mencegah terjadinya

sikatrik. Akne ringan hanya membutuhkan terapi topical, sedangkan penderita akne sedang dan

berat membutuhkan terapi oral dan topical.

Daftar Pustaka

Page 35: Askep Acne Vulgaris

Smeltzer, S C & Bare, B G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol.3.

Jakarta: EGC.

Sylvia A. Price, dkk. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi 6

Vol. 2. Jakarta : EGC.

Djuanda, A., Hamzah, M., and Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 5. Jakarta :

Balai Penerbitan FKUI

Dochterman, Bulecheck. 2004. Nursing Intervention Classification. United States of

America : Mosby.

Moorhead S, Johnson M, Maas M, Swanson, E. 2006. Nursing Outcomes Classification.

UnitedStates of America : Mosby.

T. Heather Herdman. 2012. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-

2011, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC.