Ask. Nefrostomy

10
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIDRONEFROSIS POST NEFROSTOMI Tugas Mandiri Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan Disusun Oleh: Christiana E.D.W 03/172373/EIK/00348

description

as

Transcript of Ask. Nefrostomy

Page 1: Ask. Nefrostomy

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN HIDRONEFROSIS POST NEFROSTOMI

Tugas Mandiri

Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi

Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh:

Christiana E.D.W

03/172373/EIK/00348

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UGM

YOGYAKARTA

2005

Page 2: Ask. Nefrostomy

HIDRONEFROSIS

A. Definisi

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua

ginjal.

B. Etiologi

Hidronefrosis disebabkan adanya obstruksi.

C. Patofisiologi

Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga

tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih,

tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di

salah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja

yang rusak.

Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk

di piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat

diakibatkan oleh tumor yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat

abses atau inflamasi dekat ureter dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat

sebagai akibat dari bentuk abnormal di pangkal ureter atau posisi ginjal yang

salah, yang menyebabkan ureter berpilin atau kaku. Pada pria lansia , penyebab

tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran

prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran

uterus.

Apapun penyebabnya adanya akumulasi urin di piala ginjal akan menyebabkan

distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi. Ketika salah satu

ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan

membesar secara bertahap (hipertropi kompensatori), akhirnya fungsi renal

terganggu.

Page 3: Ask. Nefrostomy

D. Tanda dan Gejala

1. Rasa sakit dipanggul dan punggung

2. Disuria

3. Menggigil

4. Demam

5. Nyeri tekan

6. Piuria

7. Hematuria

E. Penatalaksanaan

Tujuan : Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi, untuk

menangani infeksi, dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal.

Untuk mengurangi obstruksi urin harus dialihkan dengan tindakan nefrostomi

atau tipe diversi lainnya.

Infeksi ditangani dengan agen antimikrobial karena sisa urin dalam kaliks

menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan untuk

mengankat lesi obstruktif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal

rusak parah dan fungsinya hancur, nefrektomi dapat dilakukan.

Page 4: Ask. Nefrostomy

NEFROSTOMI

A. Drainase Nefrostomi

Selang nefrostomi dimasukkan langsung ke dalam ginjal untuk pengalihan aliran

urin temporer atau permanen secara percutan atau melalui luka insisi. Sebuah

selang tunggal atau selang nefrostomi sirkuler atau U-loop yang dapat tertahan

sendiri dapat digunakan. Drainase nefrostomi diperlukan utuk drainase cairan dari

ginjal sesudah pembedahan, memelihara atau memulihkan drainase dan memintas

obstruksi dalam ureter atau traktus urinarius inferior. Selang nefrostomi

dihubungkan ke sebuah system drainase tertutup atau alat uostomi.

B. Nefrostomi Perkutaneus

Pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal. Tindakan ini

dilakukan untuk drainase eksternal urin dari ureter yang tersumbat, membuat

suatu jalur pemasangan stent ureter, menghancurkan batu ginjal, melebarkan

striktur, menutup fistula, memberikan obat, memungkinkan penyisipan alat

biopsy bentuk sikat dan nefroskop atau untuk melakukan tindakan bedah tertentu.

Daerah kulit yang akan dinsisi dipersiapkan serta dianestesi, dan pasien diminta

untuk menarik nafas serta menahannya pada saat sebuah jarum spinal ditusukkan

ke dalam pelvis ginjal. Urin diaspirasi untuk pemeriksaan kultur dan media

kontras dapat disuntikkan ke dalam system pielokaliks.Seutas kawat pemandu

kateter angografi disisipkan lewat jarum tersebut ke dalam ginjal. Jarum dicabut

dan saluran dilebarkan dengan melewatkan selang atau kawat pemandu. Selang

nefrostomi dimasukkan dan diatur posisinya dalam ginjal atau ureter, difiksasi

dengan jahitan kulit serta dihubungkan dengan system drainase tertutup.

Page 5: Ask. Nefrostomy

VESICOLITHIASIS

B. Definisi

Vesicolithiasis adalah adanya batu yang terjadi di bagian bawah traktus urinarius

biasanya disebabkan oleh diet protein non hewani. Sedangkan yang bagian atas

disebabkan oleh diet protein hewani. Batu dapat berasal dari vesica urinaria

batu primer; atau berasal dari ginjal batu sekunder.

C. Etiologi

1. Obstruksi kelenjar prostat yang membesar

2. Striktur uretra (penyempitan lumen dari uretra)

3. Neurogenik bladder (lumpuh kandung kemih karena lesi pada neuron yang

menginervasi bladder)

4. Benda asing misalnya kateter

5. Divertikula urin dapat tertampung pada suatu kantung didinding vesika

urinaria

6. Shistomiasis, terutama oleh Shistoma haemotobium lesi mengarah

keganasan

Hal-hal yang disebutkan di atas dapat menimbulkan retensi urin, infeksi,

maupun radang. Statis, lithiasis, dan sistitis adalah peristiwa yang saling

mempengaruhi. Statis menyebabkan bakteri berkembang sistitis; urin

semakin basa memberi suasana yang tepat untuk terbentuknya batu

MgNH4PO4 (batu infeksi/struvit). Batu yang terbentuk bisa tunggal ataupun

banyak.

D. Tanda dan gejala

1. Dapat tanpa keluhan

2. Sakit berhubungan dengan kencing (terutama diakhir kencing)

Page 6: Ask. Nefrostomy

3. Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis kemudian dijalarkan ke

ujung penis (pada laki-laki) dan klitoris (pada wanita).

4. Terdapat hematuri pada akhir kencing

5. Disuria (sakit ketika kencing) dan frequensi (sering kebelet kencing walaupun

VU belum penuh).

6. Aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium uretra interna.

7. Bila batu mneyumbat muara ureter hidrouereter hidronefrosis gagal

ginjal

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Laboratorium

a. Darah : ureum/kreatinin, elektrolit, Ca, Phospat anorganik. Alkali

Phospate, Asam urat, Protein, Hb

b. Urin : rutin (Midstream urin)

2. Radiologis

a. Foto polos : BNO tampak opak (90%), lebih baik dilanjutkan dengan

IVP untuk mengetahui ada atau tidak kerusakan pada ginjal

b. IVP : Dapat untuk melihat batu di lain tempat, anatomi saluran

kencing bagian atas

c. PV (Pem Postvoid) : mengetahui pengosongan kandung kemih

d. USG : Gambaran acustic shadow

3. Sistokopi : Untuk menegakkan diagnosis batu kandung kencing.

4. Fisik : Kurang berarti, kecuali jika batu cukup besar

F. Penatalaksanaan

Tujuan Therapi : membuang batu

1. Secara tertutup

Litotripsi (menghancurkan batu). Tenaga litotripsi bisa berasal dari manusia-

mekanik, LASER, atau elektrohidrolik.

Page 7: Ask. Nefrostomy

2. Secara terbuka

Dengan membuka v.u secara SECTIO ALTA

G. Komplikasi

Komplikasi akibat tindakan litotripsi, adalah:

1. Ruptur v.u

2. Ruptur uretra

3. Prostatitis

4. Pyelonefritis

5. Septikemia

6. Hematuria

H. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul

1. PK : Perdarahan

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury

3. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, kerusakan jaringan

4. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi anatomik