ASESMEN KONSEP SPIRITUAL DAN AGAMA
-
Upload
chrysna-nay-na-sinulingga -
Category
Documents
-
view
293 -
download
16
Transcript of ASESMEN KONSEP SPIRITUAL DAN AGAMA
ASESMEN KONSEP SPIRITUAL DAN AGAMA
Dalam bidang psikologi, transenden topik seperti kesejahteraan spritual dan kedewasaan
iman tidak pernah menjadi perhatian utama. Lima pulh tahun lalu, Godon Allport (1950)
mengatakan bahwa subjek agama “seperti hilang bersembunyi” dibalik intelektual dan
akademik.
Situasi semakin terlihat dalam beberapa waktu. Sebagi contoh, selain untk beberapa
jurnal khusus, topik spiritual dan agama tidak ada pada literatur psikologi.
Namun peneliti tidak berhak untuk menarik diri dari kajian tersebut karena sangat
berpengaruh pada orang banyak. Berdasarkan statistik keyakinan agama di United State,
sejak tahun 1944 ketika jajak pendapat nasional pertama digunakan (1996):
Keyakinan kepada Tuhan tetap konstan pada 95% populasi.
Keyakinan pada keTuhanan Yesus Kristus sebanyak 75-77% populasi yang
berusia dewasa.
Keyakinan pada akhirat/alam baka sekitar 75% dari populasi.
Memang hal ini berbeda pada belahan dunia yang lain, tetapi ini menunjukkan bahwa
persentase yang tinggi pada keyakinan iman individu (baik Muslim, Budha, Hindu,
Yahudi atau yang lain).
Banyak orang memeluk prespektif spiritual dalam hidup, dan meyakini adanya keharusan
untuk memiliki pedoman dalam penyesuaian, tingkah laku dan pandangan.
Sayangnya, dalam bidang psikologi termasuk yang berkeahlian khusu dalam pengetesan,
sebagian besar telah mengabaikan aspek penting dari pengalaman manusia. Lebih buruk
lagi, pada banyak kalangan intelektual, pengesahan sentimen spiritual dan agama
dipandang sebagai bukti psikopatologi. Antara lain Sigmund Freud mengesahkan sebuah
pandangan klinikal tentang agama dalam judul tulisan, The Future of an Illusion
(1927/1961). Untuk beberapa orang, sebuah hubungan transeden adalah penting untuk
makna kehidupan.
Dasar Pemikiran untuk Asesmen Agama dan Spiritual
Peneliti akademik meyakini bahwa dimensi asesmen agama dan spiritual sebagai arti
pengejaran kebenaran tentang tingkah laku manusia. Motiv utama mereka adalah
keingintahuan ilmiah dan tujuan mereka untuk memahami aturan agama dan spiritual
dalam kepentingan manusia.
Richard dan Bergin (1997) mengemukakan pentingnya bagi para terapi asesmen untuk
mengetahui latar belakang agama dan spiritual dari klien mereka. Diantaranya:
Mningkatkan empati
Mengidentifikasi dan memberi asesment
Menentukan aapakah agama dan spiritual dan komunitas dapat menyediakan
dukungan pada klien.
Mengidentifikasi apakah klien memiliki keraguan spiritual yang tak terselesaikan
atau perhatian yang butuh dipenuhi
Sekilas Sejarah Asesmen Agama
Minat dalam psikologi agama bisa dilihat pada awal 1900an ketika Wiiam James (1902)
mengarang sebuah hasil karya, The Varieties of Religious Experience.
Selanjutnya Allport mengemukan teori intrinsik ekspresi agama dan ekstrinsik ekspresi
agama. Kemudian ada Genia (1993) yang mengkombinasikan Religious Orientation
scales mengukur tiga faktor dari ekspresi agama. Genia membuat sebuah faktor analisis
dari hasil 309 orang yangberusia 17-83.
Agama sebagai Quest
Secara meningkat, konsep dasar dari perbedaan antara orientasi intrinsik dan ekstrinsik
dipertanyakan. Sebagai respon, Batson dan rekan-rekannya (1993) mengembangkan
pengukuran dari ketiga orientasi agama yang dikenal sebagai Quest. Penelitian ini
berdasarkan Quest yang lebih matang dan fleksibel dibandingkan orientasi intrinsik dan
ekstrinsik. Item jawabnya dinilai dalam 9 titik nilai, mulai dari sangat tidak setuju (1)
sampai sangat setuju (9). Walaupun korelasi nilai intrinsik dan ekstrinsik berkisar 0,72,
Quest mengungkapkan pengabaian hubungan antara kedua skala ini.
Skala Kesejahteraan Spiritual (SWB)
Konsep kesejahteraan spiritual dikemukakan oleh Moberg (1971). SWB dikonstrukkan
dalam dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal
mengkhususkan pada relasi dengan Tuhan dan dimensi horizontal sebagai tujuan dalam
hidup diluar referensi agama. Tiap plihan item jawaban ada enam dari sangat tidak setuju
sampai sangat setuju.