Artikel Tifa Sept 2015

4
Syubhat, Jangan Biarkan Terjerumus ke Dalamnya (Faedah Hadits Arba’in AN-Nawawi ke 6) Di dalam kehidupan ini, tidak hanya ada halal dan haram yang sudah jelas diketahui. Syubhat atau sesuatu yang samar-samar pun ada dan inilah yang membuat banyak orang terjerumus ke dalamnya. Tak lama kemudian mengantarkan mereka kepada perkara yang haram yang sudah jelas diketahui dan dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal ini menuntut kita untuk berhati-hati dalam melakukan perkara yang masih dipertentangkan hukumnya berdasarkan dalil-dalil yang ada di dalam Al Qu’an dan Sunnah. Pembahasan mengenai halal, haram dan syubhat terdapat di dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir: َ ّ ن : ُ لْ وُ قَ يَ مَ ّ لَ سَ و هْ يَ لَ عُ لهل ىَ ّ لَ ص لهل َ لْ وُ سَ رُ تْ ع مَ سَ الَ ا قَ مُ هْ + نَ عُ لهل َ ى + ضَ رٍ رْ ي 2 شَ 4 ب نْ 7 ب انَ مْ عُ ّ + ن ل لهل دْ 7 بَ ع ي 7 بَ A ْ نَ ع ىَ قَ ّ ي نَ مَ + ف، اسَ ّ + ب ل َ ن مH ٌ رْ يِ K ثَ كَ ّ نُ هُ مَ لْ عَ يَ لاٌ اتَ ه 7 نَ تْ 2 شُ مٌ رْ وُ مُ A اَ مُ هَ + نْ Z تَ 4 بَ وٌ ن ّ Z يَ 7 بَ م َ رَ حْ ل َ ّ ن َ وٌ ن ّ Z يَ 7 بَ لَ لاَ حْ ل ْ دَ قَ + ف اتَ هُ 7 نُ ّ 2 ش ل َ عَ تْ رَ يْ نَ A ُ n ك 2 سْ وُ يىَ م حْ ل َ لْ وَ حَ ى عْ رَ ي ى ع َ ّ ر ل اَ ، ك م َ رَ حْ ل ى + فَ عَ فَ و اتَ هُ 7 نُ ّ 2 ش ل ى + فَ عَ فَ وْ نَ مَ ، و ه + ضْ ر عَ و ه + يْ Z ي د لَ A َ رْ 7 يَ ثْ س َ ّ ن َ وَ لاَ A ، هْ يِ + ف دَ شَ 7 جْ ل ى + فَ ّ ن َ وَ لاَ A ُ هُ م ارَ حَ م لهل ىَ م حَ ّ ن َ وَ لاَ A ىً م حٍ n ك لَ م ّ لُ ك لُ هُ ّ لُ كُ دَ شَ 7 جْ ل َ حَ لَ صْ تَ جَ لَ ص َ + ذ ً هَ + غْ + ضُ مُ هُ ّ لُ كُ دَ شَ 7 جْ ل َ دَ شَ + فْ تَ دَ شَ + ف َ + ذ َ وُ 7 بْ لَ قْ ل َ ى هَ وَ لاَ A ] م شل م و اري+ ح7 ب ل هرو[ Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini

description

Di dalam kehidupan ini, tidak hanya ada halal dan haram yang sudah jelas diketahui. Syubhat atau sesuatu yang samar-samar pun ada dan inilah yang membuat banyak orang terjerumus ke dalamnya. Tak lama kemudian mengantarkan mereka kepada perkara yang haram yang sudah jelas diketahui dan dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal ini menuntut kita untuk berhati-hati dalam melakukan perkara yang masih dipertentangkan hukumnya berdasarkan dalil-dalil yang ada di dalam Al Qu’an dan Sunnah.

Transcript of Artikel Tifa Sept 2015

Page 1: Artikel Tifa Sept 2015

Syubhat, Jangan Biarkan Terjerumus ke Dalamnya

(Faedah Hadits Arba’in AN-Nawawi ke 6)

Di dalam kehidupan ini, tidak hanya ada halal dan haram yang sudah jelas diketahui. Syubhat atau sesuatu yang samar-samar pun ada dan inilah yang membuat banyak orang terjerumus ke dalamnya. Tak lama kemudian mengantarkan mereka kepada perkara yang haram yang sudah jelas diketahui dan dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal ini menuntut kita untuk berhati-hati dalam melakukan perkara yang masih dipertentangkan hukumnya berdasarkan dalil-dalil yang ada di dalam Al Qu’an dan Sunnah.

Pembahasan mengenai halal, haram dan syubhat terdapat di dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir:

و�ل� الله� ص�ل�ى س� م�ع�ت� ر� �ه�م�ا ق�ال� س� ض�ي� الله� ع�ن �ر� ر� ي �ش� �ن� ب "ع�م�ان� ب �د� الله� الن �ي ع�ب ب� ع�ن� أ

� �ه�ات' ال �ب ت م�و�ر' م�ش�� �ه�م�ا أ �ن �ي ,ن' و�ب �ي ام� ب �ح�ر� �ن� ال ,ن' و�إ �ي �ل� ب �ح�ال �ن� ال �ق�و�ل� : إ �م� ي ل �ه� و�س� �ي الله� ع�ل

�ق�ى �اس�، ف�م�ن� ات �ر' م�ن� الن �ي �ث �م�ه�ن� ك �ع�ل ض�ه�، و�م�ن� و�ق�ع� ي �ه� و�ع�ر� �ن �د�ي � ل أ �ر� �ب ت �ه�ات� ف�ق�د� اس� ب الش"� �ال �ه�، أ �ع� ف�ي ت �ر� ن� ي

� �و�ش�ك� أ �ح�م�ى ي عى� ح�و�ل� ال �ر� اع�ي ي �الر� �، ك ام �ح�ر� �ه�ات� و�ق�ع� ف�ي ال ب ف�ي الش"�ن� د� و�إ �ج�س� �ن� ف�ي ال � و�إ �ال �ن� ح�م�ى الله� م�ح�ار�م�ه� أ � و�إ �ال �ل, م�ل�ك� ح�مBى أ �ك �ذ�ا   ل م�ض�غ�ةB إ

"ه� �ل د� ك �ج�س� د� ال �ذ�ا ف�س�د�ت� ف�س� "ه� و�إ �ل د� ك �ج�س� �ح� ال �ح�ت� ص�ل �ق�ل�ب� ص�ل � و�ه�ي� ال �ال ]رواه أالبخاري ومسلم[

Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Hadits di atas merupakan dasar bagi sikap wara’,yaitu meninggalkan sesuatu yang syubhat. Hadits di atas menjelaskan bahwa segala sesuatu terbagi menjadi 3,yaitu:

1. Halal yang jelas, seperti biji-bijian, buah-buahan, dan binatang ternak, apabila tidak diperoleh dengan jalan yang haram

2. Haram yang jelas, seperti meminum khamr, memakan bangkai dan menikah dengan wanita yang merupakan mahramnya dan hal tersebut telah diketahui baik secara khusus maupun umum

3. Syubhat yang meragukan, dan hal ini tidak banyak orang mengetahuinya.

Page 2: Artikel Tifa Sept 2015

Nabi secara jelas memposisikam syubhat di antara halal dan haram. Akan tetapi, untuk kehatian-hatian, sebaiknya kita menghindarinya dan jangan bermudah-mudahan dengannya. Hal ini dikarenakan apabila seseorang telah terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka sedikit demi sedikit dapat menjerumuskannya ke dalam perkara yang haram. Sebagaimana dalam hadits di atas, Rasulullah mengumpamakannya dengan seorang penggembala yang menggembalakan

hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya. Begitu juga dalam sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib tentang perintah Allah untuk meninggalkan sikap ragu-ragu.

�ك� �ب �ر�ي � ي �ل�ى م�ا ال �ك� إ �ب �ر�ي د�ع� م�ا ي

Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.

Rasulullah merupakan suri tauladan dalam hal wara’. Sebagai contoh, Rasululah pernah mendapati sebutir kurma jatuh di rumah beliau. Lalu beliau bersabda, “Kalau saja aku tidak khawatir bahwa sebutir kurma ini berasal dari barang sedekah, tentu sudah aku makan.” (H. R. Bukhari dan Muslim). Sungguh berhati-hatinya beliau dalam menyikapi segala hal yang syubhat.

Sebagian ulama membagi syubhat dalam 3 jenis, yaitu:

1. Sesuatu yang diketahui manusia sebagai barang haram, namun mereka ragu apakah pengharamannya masih berlaku atau tidak. Maka dalam hal ini hukumnya haram sampai diketahui dan diyakini kehalalannya. Sebagi contoh daging binatang yang diharamkan bagi seseorang untuk dimakan sebelum disembelih, jika ia meragukan penyembelihannya. maka daging tersebut haram sampai dapat diyakini telah disembelihan

2. Sesuatu yang halal, lalu diragukan keharamannya. Maka, hukumnya mubah kecuali jika diketahui keharamannya

3. Sesuatu yang diragukan apakah halal atau haram dan kedua kemungkinan ini sama kuatnya dan tidak diketahui petunjuk yang menguatkan salah satunya. Maka, hukumnya sebaiknya dijauhi.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menyikapi perkara-perkara yang masih meragukan dan berdo’a kepada Allah agar dilindungi dari perkara syubhat. Apabila kita mendapati sesuatu yang meragukan (syubhat), sebaiknya kita menjauhinya karena perkara syubhat dapat mengantarkan kita ke dalam perkara haram yang mana dapat menghalangi kita dari terkabulnya do’a. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari perkara haram dan syubhat.

Wallahu a’lam.

Oleh: Annisa Nurlatifa Fajar

Page 3: Artikel Tifa Sept 2015

Referensi:

[1] Fathul Qowiy Al Matiin fii Syarhil ‘Arbain wa Tatimmatil Khomsiin, hal. 112, Abdul Muhsin Bin Hamad Al Abbad Al Badr.

[2] 40 Pesan Nabi untuk Setiap Muslim, hal. 46-53, Fahrur Mu’is dan Muhammad Suhadi. Taqiya Publishing.