Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

27
PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI NILAI FUNDAMENTAL BANGSA Dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dari Bpk. Susilo Tri Widodo, SPd, MH. Disusun Oleh : Siti Nur Latifah (H0713175) Sony Wijaya (H0713177) Wahyu Lestari (H0713190) Wulan Dari (H0713195) Yusuf Wilis Saputro (H0713201) AGROTEKNOLOGI

description

jhcz

Transcript of Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

Page 1: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA

SEBAGAI NILAI FUNDAMENTAL BANGSADalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dari

Bpk. Susilo Tri Widodo, SPd, MH.

Disusun Oleh :

Siti Nur Latifah (H0713175)

Sony Wijaya (H0713177)

Wahyu Lestari (H0713190)

Wulan Dari (H0713195)

Yusuf Wilis Saputro (H0713201)

AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2013

Page 2: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

ABSTRAK

Pancasila, sebagai dasar negara adalah sebuah penopang semua hal-hal yang

ada pada suatu negara. Sebagai penopang, pancasila harus memiliki dasar yang kuat

dan kokoh agar yang berdiri diatasnya tegak sentosa. Nilai dasar Pancasila

sesungguhnya telah tertuang secara filosofis-ideologis dan konstitusional di dalam

UUD 1945 baik sebelum amandemen maupun setelah amandemen. Nilai dasar ini

juga telah teruji dalam dinamika kehidupan berbangsa pada berbagai periode

kepemimpinan Indonesia. Hal ini sesungguhnya sudah menjadi kesadaran bersama

bahwa Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai

dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh

sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang

terkandung di dalamnya.

Akan tetapi, pengembangan nilai-nilai pancasila sekarang ini kian terkikis,

hal ini terbukti dalam bentuk sikap, pengetahuan, dan perilaku dalam kehidupan

sehari-hari. Terjadi erosi terhadap penghayatan, kesadaran dan pengamalan nilai-

nilai pancasila. Kurangnya kepedulian terhadap sesama, kurangnya toleransi antar

umat beragama, kemiskinan, ketidakadilan, dan fanatisme agama yang sempit

memunculkan faham radikalisme, tidak hanya itu kurang dipahaminya rasa persatuan

dan kesatuan bangsa kerap menimbulkan konflik SARA dan etnonasionalisme sempit

yang menjurus ke gerakan separatisme.

Kondisi inilah yang perlu dicermati dan Pancasila sebagai landasan filosofis

bangsa Indonesia harus dikukuhkan kembali. Penguatan nilai pancasila adalah salah

satu jalan utama untuk menanggulangsi berbagai masalah (penyakit) bangsa dan

negara ini. Sosialisasi Pancasila harus terus dilakukan dalam mengokohkan rasa

nasionalisme, khususnya bagi kalangan generasi muda agar tidak kehilangan arah.

Page 3: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

Pendidikan pancasila harus di berikan sejak dini agar nilai-nilai pancasila dapat di

terapkan semenjak dini.

Page 4: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

PENDAHULUAN

Secara harfiah nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu,

menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu

itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Diterimanya pancasila sebagai

dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai

pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan

negara Indonesia.

Kita semua tau bahwa dasar Negara kita adalah pancasila, seperti kita semua

ketahui bahwa dasar adalah suatu penopang yang haruslah kuat untuk menampung

hal-hal yang berada di atasnya, ibaratkan sebuah gedung yang besar maka

memerlukan dasar yang kuat, landasan atau dasar itu harus kuat dan kokoh agar

gedung yang berdiri di atasnya akan tegak sentosa untuk selama-lamanya, landasan

itu harus pula tahan uji , nah, dalam artikel ini akan mencoba menguraikan tentang

pancasila adalah dasar negara Indonesia yang kuat dan kokoh.

Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang

fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang

Maha Esa, nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia,

nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan

permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan,

nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Dalam menghadapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih

banyak berupa persoalan-persoalan yang pelik dalam berbagai sendi kehidupan,

masyarakat Indonesia harus memahami bahwa untuk menghadapi polemik tersebut

sesungguhnya Pancasila telah memberikan orientasi ke depan yang mengharuskan

bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan

dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam

Page 5: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

segala bidang. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan

dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam ikatan negara kesatuan Republik

Indonesia (NKRI).

Page 6: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

PEMBAHASAN

I. Pengertian Pancasila sebagai nilai

Secara harfiah nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang berharga,

bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu

bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa

konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok,

landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila

berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental.

Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha

Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia,

nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan

permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila

adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,

dan nilai keadilan.

II. Nilai-nilai Fundamental Yang Terkandung di dalam Pancasila

Pancasila yang ditetapkan oleh para pendiri negara memuat nilai-nilai

luhur dan mendalam, yang menjadi pandangan hidup dan dasar negara. Nilai-

nilai Pancasila secara bertahap harus benar-benar diwujudkan dalam perilaku

kehidupan negara dan masyarakat.

Di dalam tatanan nilai kehidupan bernegara, ada yang disebut sebagai

nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis.

A. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang

lebih mutlak. Nilai dasar berasal dari nilai-nilai kultural atau budaya yang

berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu yang berakar dari

Page 7: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang mencerminkan hakikat nilai

kultural.

B. Nilai instrumental adalah pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya

dalam wujud norma sosial atau norma hukum, yang selanjutnya akan

terkristalisasi dalam lembaga yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan

waktu. Nilai instrumental, meskipun lebih rendah daripada nilai dasar,

tetapi tidak kalah penting karena nilai ini mewujudkan nilai umum

menjadi konkret serta sesuai dengan zaman. Nilai instrumental merupakan

tafsir positif terhadap nilai dasar yang umum.

C. Nilai praksis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam

kenyataan. Semangatnya nilai praksis ini seyogyanya sama dengan nilai

dasar dan nilai instrumental. Nilai inilah yang sesungguhnya merupakan

bahan ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-sungguh

hidup dalam masyarakat atau tidak.

Hubungan ketiga nilai tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

nilai dasar yang merupakan nilai objektif, positif, intrinsik, dan transenden itu

dikonkretkan menjadi nilai instrumental. Selanjutnya nilai instrumental

diimplementasikan lebih lanjut dalam wujud yang lebih konkret dan menjadi

nilai praksis. Dengan demikian, nilai instrumental dapat dikatakan sebagai

dasar perwujudan suatu praksis.

Dalam kehidupan bangsa yang mengacu kepada Pancasila ada

beberapa nilai fundamental yang terkandung di dalamnya seperti; nilai ideal,

nilai material, nilai spiritual, nilai pragmatis, nilai positif, nilai logis, nilai etis,

nilai estetis, nilai sosial dan nilai religius atau keagamaan. Apabila dari nilai-

nilai tersebut dijabarkan ke dalam rumusan yang terkandung dalam Pancasila,

maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai-nilai religius

antara lain:

Page 8: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

a) Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-

sifatnya Yang Sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil,

Maha Bijaksana, dan sifat suci lain sebagainya.

b) Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan

semua perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya

c) Nilai Sila I ini juga meliputi dan menjiwai sila-sila II, III, IV dan V

2. Dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab terkandung nilai-nilai

kemanusiaan antara lain:

a) Pengakuan terhadap adanya martabat manusia

b) Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia

c) Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, dan

karsa dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia

dan hewan.

d) Nilai sila II meliputi dan menjiwai sila III, IV dan V.

3. Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa antara

lain:

a) Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mencakup seluruh

wilayah Indonesia.

b) Persatuan Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang

mendiami wilayah Indonesia

c) Pengakuan terhadap ke-“Bhineka Tunggal Ika”-an suku bangsa

(berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah pembinaan

kesatuan bangsa.

d) Nilai sila III meliputi dan menjiwai sila IV dan V.

4. Dalam Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyarawatan/keadilan terkandung nilai kerakyatan antara lain:

a) Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat

Page 9: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

b) Pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi

oleh akal sehat.

c) Manusia di Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat

Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

d) Musyawarah dan mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-

wakil rakyat.

e) Nilai sila IV meliputi dan menjiwai sila V

5. Dalam Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terkandung nilai

keadilan sosial antara lain:

a) Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau

kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia.

b) Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang

politik, ideologi, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan

keamanan nasional.

c) Cita-cita masyarakat adil dan makmur secara material dan spiritual

yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

d) Keseimbangan antara hak dan kewajiban dan menghormati hak orang

lain.

e) Cinta akan kemajuan dan pembangunan.

f) Nilai sila V ini diliputi dan dijiwai sila I,II,III dan IV.

III. Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Fundamental dan Terbuka Menjawab

Persoalan Hidup Berbangsa dan Bernegara

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini kita menemukan

banyak sekali persoalan-persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat

Indonesia. Persoalan yang ada datang dalam berbagai bentuk dan ragamnya,

mulai dari persoalan sosial, ekonomi, budaya dan bahkan persoalan hankam.

Dalam kehidupan sosial, diantara sesama rakyat Indonesia dapat terlihat

dengan jelas terkait adanya kemerosotan moral, di mana korupsi yang

Page 10: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

seharusnya menjadi hal yang sangat tabu bagi pelakunya, berubah menjadi

semacam gaya hidup dikalangan masyarakat, mulai dari pejabat kelas atas

hingga lingkungan RT sekalipun. Dalam persoalan ekonomi dapat kita jumpai

masih banyak diantara penduduk Republik ini yang hidup berada di bawah

garis kemiskinan dan cenderung tidak diperhatikan oleh pemerintah. Dalam

persoalan budaya juga terlihat jelas ketika banyak hasil budaya bangsa

Indonesia yang seharusnya menjadi hak milik bangsa ini diklaim oleh bangsa

lain sehingga membuat Indonesia seakan-akan kehilangan muka di hadapan

dunia internasional. Dalam persoalan keamanan, akhir-akhir ini bangsa

Indonesia seakan-akan dihantui oleh aksi-aksi terorisme yang hampir ada di

mana-mana. Faham radikal yang dianut oleh kelompok-kelompok tertentu

menyebabkan gangguan keamanan yang serius bagi negara ini dan bisa

berdampak buruk bagi citra bangsa Indonesia sendiri dalam pandangan dunia

internasional.

Dari setiap permasalahan yang telah diungkapkan di atas,

sesungguhnya bukanlah merupakan bukti bahwa ideologi Pancasila itu gagal

ataupun Pancasila itu sudah tidak relevan lagi. Ada banyak bukti yang dapat

menggugurkan pernyataan-pernyataan yang sifatnya negatif terhadap

Pancasila tersebut misalnya saja, selain sebagai nilai fundamental bagi

pelaksanaan kehidupan bernegara, Pancasila juga merupakan ideologi yang

terbuka.

Pancasila sebagai Ideologi yang terbuka dengan artian bahwa

Pancasila mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa

harus ada pengubahan nilai dasarnya (nilai Fundamental). Pancasila sebagai

sumber filsafat nilai yang fundamental dan terbuka mengandung makna

bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dikembangkan sesuai

dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan

zaman secara kreatif dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan

perkembangan masyarakat Indonesia sendiri. Berkaca kepada kalimat yang

Page 11: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

mengatakan bahwa pengembangan Pancasila harus memperhatikan tingkat

kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia memiliki arti bahwa

dalam usaha menciptakan keselarasan antara Pancasila dan kondisi masa kini

haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati, agar pengembangan yang

dilakukan tidak melenceng dari nilai-nilai dasar yang terkandung dalam

Pancasila itu sendiri.

Dalam menghadapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara

yang lebih banyak berupa persoalan-persoalan yang pelik dalam berbagai

sendi kehidupan, masyarakat Indonesia harus memahami bahwa untuk

menghadapi polemik tersebut sesungguhnya Pancasila telah memberikan

orientasi ke depan yang mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari

situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi

globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam segala bidang. Ideologi Pancasila

menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya

bangsa Indonesia dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

IV. Penanaman dan Penguatan Nilai-Nilai Pancasila melalui Pendidikan

Karakter

Pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di

Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang mengamanatkan

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

pancasila harus diimplementasikan ke dalam kehidupan nyata. Bagaimana

dengan realitanya?

Saat ini bangsa Indonesia berada pada masa krisis multidimensi. Krisis

moneter, ekonomi, dan politik menjalar pada krisis moral dan budaya.

Masyarakat seakan kehilangan orientasi nilai. Societal terorism muncul dalam

berbagai fenomena. Mosaik Indonesia retak dan meretas jahitan busana

Indonesia. bangsa yang dahulu dikenal dengan keramahannya, sekarang

Page 12: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

menjadi krisis identitas. Krisis nilai-nilai luhur dalam budaya kita membuat

identitas nasional dipertanyakan kredibilitasnya. Pancasila sebagai dasar

negara dijadikan satire, secara sadar atau tidak mulai dilupakan fungsinya.

Primordialisme kesukuan atau keagamaan tumbuh untuk saling menunjukkan

eksistensi dan jati dirinya. Masyarakat mengalami dekadensi serta disintegrasi

etika dan moral yang implikasinya terasa di berbagai aspek kehidupan.

Penanaman dan penguatan nilai pancasila dapat dilakukan melalui

pendidikan pancasila. Pendidikan pancasila dapat menjadi forum untuk

mentradisikan budaya dialog dan dialog budaya untuk mengantisipasi

ekskulvisisme, primordialisme kesukuan dan keagamaan. Pancasila sebagai

dasar negara bukan lagi alternatif, melainkan suatu imperatif bagi kelestarian

NKRI. Fenomena keseharian menunjukkan perilaku masyarakat belum sejalan

dengan karakter bangsa yang berdasarkan falsafah pancasila. Oleh karena itu,

perlu revitalisasi pembangunan karakter bangsa. Karakter yang diharapkan

ada di masyarakat sesuai dengan UU RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang

RPJPN 2005-2025 adalah tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,

bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi

Iptek berdasarkan pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Pada pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. 7 dari 9 potensi peserta didik dapat dikembangkan lebih

dekat dengan karakter.

Page 13: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti,

moral dan watak yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

untuk membuat keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan

mewujudkan kebaikan itu dalam perilaku kehidupan sehari-hari dengan

sepenuh hati.

Jati diri merupakan fitrah ilahi yang ketika berinteraksi dengan

lingkungan akan membentuk karakter. Karakter tersebut kemudian lah yang

akan mempengaruhi perilaku yang muncul di masyarakat.

Pendidikan karakter dapat dimulai sejak seseorang berada di bangku

TK/SD. Dari jenjang ke jenjang sejak TK/SD sampai ke Perguruan Tinggi

pendidikan karakter dapat diintegrasikan dan dibiasakan. Karena pendidikan

akademik dan pendidikan karakter sama-sama melalui tahap eksplorasi,

penanaman, dan penguatan sehingga dapat dilakukan seiring sejalan.

Proses pembudayaan dan pemberdayaan dimulai dengan adanya nilai-

nilai luhur, yaitu teori pendidikan, psikologi, nilai, sosial budaya, agama,

pancasila, UUD 1945, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, ditambah pengalaman terbaik dan praktik nyata. Keseluruhan nilai

luhur kemudian berkembang dalam satuan pendidikan, keluarga dan

masyarakat yang di mana terdapat intervensi dan habituasi. Lingkungan ini

juga membutuhkan perangkat pendukung berupa kebijakan, pedoman, sumber

daya, lingkungan, sarana prasarana, kebersamaan, dan komitmen pemangku

kepentingan untuk kemudian dapat menghasilkan perilaku yang berkarakter.

Perilaku berkarakter merupakan perpaduan dari olah pikir (kecerdasan), olah

hati (jujur dan tanggung jawab), olah raga (sehat dan bersih), serta olah rasa

dan karsa (peduli dan kreatif).

Strategi mikro yang dapat diterapkan di satuan pendidikan adalah

melalui integrasi pendidikan karakter ke dalam setiap mata pelajaran,

Page 14: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

pembiasaaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan, integrasi ke

dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan penerapan pembiasaan kehidupan

keseharian di rumah sama dengan di satuan pendidikan.

Dari pilar keluarga, nilai-nilai luhur seperti jujur, bertanggung jawab,

cerdas, sehat, bersih, peduli, dan kreatif dapat diintervensi dengan tujuan

seluruh anggota keluarga memiliki persepsi, sikap, dan pola tindak yang sama

dalam pengembangankarakter. Sedangkan habituasi di dalam keluarga

bertujuan untuk menciptakan kebiasaan perilaku yang berkarakter dalam

kehidupan sehari-hari. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan

penegakkan tata tertib dan etiket atau budi pekerti di dalam keluarga,

penguatan perilaku berkarakter, dan pembelajaran pada anak. Intervensi pihak

sekolah kepada keluarga dapat dilakukan dengan pertemuan orang tua,

kunjungan ke rumah, pengadaan buku penghubung, dan pelibatan orang tua

dalam kegiatan sekolah. Sedangkan intervensi pemerintah ke dalam keluarga

adalah berupa fasilitasi pemerintah untuk keluarga. Habituasi dapat dilakukan

dengan pemberian keteladanan, penguatan oleh keluarga, dan komunikasi

antar anggota keluarga.

Dari pilar sekolah, intervensi bertujuan membentuk karakter peserta

didik melalui berbagai kegiatan sekolah. Habituasi bertujuan membiasakan

perilaku yang berkarakter di sekolah. Strategi yang dapat diterapkan adalah

dengan intra dan kokurikuler secara terintegrasi pada semua mata pelajaran,

ekstrakurikuler dengan berbagai kegiatan, dan menciptakan budaya sekolah

yang mencerminkan karakter. Pemerintah dapat mendukung intervensi

melalui kebijakan, pedoman, penguatan, dan pelatihan. Sedangkan habituasi

dapat dilakukan melalui keteladanan dari semua warga sekolah, menciptakan

budaya sekolah yang tertib, bersih, sehat, disiplin, dan indah serta

menggalakkankembali berbagai tradisi yang membangun karakter.

Page 15: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

Dari pilar masyarakat, intervensi nilai luhur bertujuan untuk

membangun kerangka sistemik perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

pendidikan karakter secara nasional dan menciptakan suasana kondusif dalam

masyarakat yang mencerminkan kepekaan kesadaran kemauan dan tanggung

jawab untuk membangun karakter utama. Habituasi bertujuan untuk

menciptakan suasana yang kondusif dalam masyarakat yang mencerminkan

koherensi pembangunan karakter secara nasional dan menumbuhkan

keteladanan dalam masyarakat. Strategi dari pemerintah dapat dilakukan

dengan pengembangan grand design pendidikan karakter, pencanangan

nasional pendidikan karakter, dan pengembangan perangkat pendukung

pendidikan karakter. Dalam masyarakat, strategi yang dapat dilakukan adalah

pengembangan peranan komite sekolah, perintisan berbagai kegiatan

kemasyarakatan, dan pelibatan semua komponen bangsa dalam pendidikan

karakter.

Aktualitas karakter utama sebagai hasil pendidikan di tingkat individu

tercermin dari perilaku jujur, bertanggung jawab, cerdas, sehat dan bersih,

peduli dan kreatif secara konsisten dalam berbagai konteks kehidupan.

Sedangkan di tingkat masyarakat, bangsa, dan negara adalah dengan

terciptanya kesadaran nasional karakter bangsa, keteladanan tokoh, situasi

masyarakat semakin berkarakter, dan terwujudnya masyarakat yang

berkarakter berdasarkan falsafah pancasila. 

Page 16: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

PENUTUP

KESIMPULAN

Penguatan Pancasila adalah salah satu jalan utama untuk menanggulangi

berbagai masalah (penyakit) bangsa dan negara dewasa ini, sebab akhir-akhir ini

terjadi erosi terhadap penghayatan, kesadaran dan pengamalan Pancasila. Tidak ada

alternatif lain, di era reformasi, demokratisasi dan globalisasi seperti saat ini perlu

terus menata kembali kerangka kehidupan bernegara berdasarkan Pancasila. Dengan

penguatan nilai-nilai pancasila, diharapkan nantinya bangsa Indonesia dapat

mengembangkan komitmen untuk membangun kehidupan demokrasi dalam

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sebagai ideologi negara,

pancasila harus dapat  membangun kehidupan ber-bangsa dan bernegara yang rukun,

harmonis dan jauh dari perilaku mendahulukan kepentingan kelompok atau golongan.

Kondisi inilah yang perlu dicermati dan Pancasila sebagai landasan filosofis

bangsa Indonesia harus dikukuhkan kembali. Sosialisasi Pancasila seharusnya terus

dilakukan dalam mengokohkan rasa nasionalisme, khususnya bagi kalangan generasi

muda agar tidak kehilangan arah.

Dari jabaran artikel kami ini kita dapat menarik kesimpulan :

1. Bahwa pancasila merupakan dasar negara indonesia

2. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa indonesia

3. Pancasila merupakan jiwa bagsa indonesia

4. Pancasla merupakan kepribadian bangsa indonesia

5. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia

Page 17: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

PENDAPAT PENULIS

Menurut pendapat kami sebagai penulis artikel ini bahwa pancasila

merupakan suatu yang tepat untuk dijadikan dasar negara indonesia karena pancasila

memiliki nilai yang sangat bagus untuk dijadikan suatu landasan, namun apakah

negara kita sekarang ini mengamalkan sekaligus mematuhi serta mencapai nilai-nilai

yang terkandung dalam pancasila itu sendiri, maka dari itu mari kita sebagai bangsa

indonesia yang baik mulai sekarang kita coba untuk melaksanakan apa yang ada

dalam pancasila, terutama kita para mahasiswa calon pemimpin negeri ini harus

bersungguh-sungguh dalam mengikuti mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Page 18: Artikel Terkait Pendidikan Pancasila

DAFTAR PUSTAKA

Andrea. 2012. Pancasila sebagai Filsafat Nilai yang Fundamental dan Terbuka.

http://andreaslantik.wordpress.com/2012/05/23/pancasila-sebagai-filsafat-

nilai-yang-fundamental-dan-terbuka-2/. Diakses pada tanggal 10/11.13 pukul

09.00

Anonim. 2013. Penanaman dan Penguatan Nilai-Nilai Pancasila.http://kabar-

kriminal.blogspot.com/2013/07/penanaman-dan-penguatan-nilai-nilai.html

Diakses pada tanggal 10/11/13 pukul 13.03.

Jarmanto. 1982. Pancasila Suatu Tujuan Aspek Histotis dan Sosio-politis.yogyakarta:

Liberty.

Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: paradigma

M, Mohammad. 2012. Strategi Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Inovasi

Pembelajaran Pkn.

Notonegoro. 1995. Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Bumi Aksara.

Salam, Burhanuddin. 1985. Filsafat pancasilaisme. Bandung: Bina Aksara.