ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

13
1

Transcript of ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

Page 1: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

1    

Page 2: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

2    

PRODUKSI GAYA PATUNG I WAYAN TAPAK MARIYASA

I Gusti Ngurah Agung Jaya CK Jurusan Kriya Seni, Fakultas SeniRupa dan Desain

Institut Seni Indonesia Denpasar.

Abstrak Munculnya produksi patung di daerah Bali, hal ini di akibatkan adanya permintaan komsumen, untuk mendapatkan berbagai bentuk ukuran patung, baik sebagai hiasan rumah, hotel,homestay dan sarana pemujaan. Hal ini memberikan ide kreatif bagi Seniman I Wayan Tapak Mariyasa, untuk memenuhi keinginan pasar, sebagai Seniman yang lulusan SMSRN batubulan jurusan seni patung, dalam pendidikannya mendapatkan berbagai teknik seni patung. Salah satu yang dikembangkan oleh I Wayan Tapak adalah teknik cetak patung. Teknik cetak patung ini memberikan kemudahan dalam memproduksi patung sebanyak-banyaknya, dengan bentuk dan ukuran yang sama, memberikan kemudahan dalam berkreasi pada teknik finishing gaya batu alam, sekilas mirib dengan batu alam, tapi kenyatannya patung itu dibuat dari beton. Teknik seperti ini disukai oleh konsumen, Sehingga I Wayan Tapak terkenal dengan teknik produksi, finishing batu dan hasil seni patungnya di kalangan konsumen, bahkan ada yang di kirim keluar negeri. Kata Kunci: Produksi, Seni Patung, I Wayan Tapak Mariyasa.

Abstrac The existence of statues production in Bali, it causes some requests from the consumers, to get a variety of sculptures shapes and sizes, either as home, hotel, homestay decorations and for religious activities/worship. This provides creative ideas for artist I Wayan Tapak Mariyasa, to fulfill the market requests, as an artist who graduated from SMSRN Batubulan art sculpture major, in his education to get various techniques art sculpturing. One of the techniques that was developed by I Wayan Tapak is a sculpture printing technique. This sculpture printing technique provides ease in producing and creating sculptures as much as possible, with the same shape and size, providing ease in creating the natural stone finishing style technique, At a glance it looks like a natural stone, but the fact is that the statue was made of concrete. This technique is preferred by many consumers, so I Wayan Tapak is famous for his production techniques, stone finishing style technique and his productions of art sculptures in the consumers community, it’s even sell out and sent to other countries. Keywords: Production, Sculpture, I Wayan Tapak Mariyasa.  

 

 

Page 3: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

3    

Sejak terjadinya bom Bali dua tahun 2002. Atmosfir berkesenian di Bali mengalami penurunan kreativitasnya. Dimana banyak rumpun seni rupa yang spots jantung, setres dan beralih propesi lagi sebagai seorang petani. Salah satu seni patung Bali yang secara mengejutkan mengalami peningkatan produksi. Di sepanjang jalan desa Singapadu sampai Selakarang, banyak bermunculan artshop terbuka di pinggir jalan yang menampilkan bentuk-bentuk patung baik tradisional, patung gaya Candi di Jawa, dan lain sebagainya. Munculnya bentuk bentuk patung dewa sebagai sarana persembahyangan bagi orang Hindu di Bali(Nala Wiratmaja, 1997: 34), ini tidak bisa lepas dengan ditayangkannya cerita-cerita mengenai kehidupan para dewa yang berasal dari cerita India, dan juga banyak dipahatkan pada candi-candi agama hindu dan budha di Jawa dan Bali(Murianto dkk, 1982:119).

Seniman I Wayan Pugeg sebagai sesepuh seni patung di Bali mengatakan bahwa, munculnya bentuk patung dewa-dewi dari cerita Ramayana, Mahabharata dan Mahadewa, memberikan angin segar kepada para Seniman patung yang kreatif, dimana banyak bermunculnya bentuk patung dewa dan laris manis digemari oleh komsumen dalam dan luar negeri, dimana bentuk patung Bali mempunyai karakter yang unik dan menarik, selain itu teknik finishing yang berbeda dari masing-masing Seniman yang ada di Bali.

Seniman Ida Bagus Alit, juga berpendapat bahwa dengan munculnya bentuk-bentuk patung dewa, memberikan taksu kepada para Seniman Bali untuk tidak melupakan bentuk patung Bali, yang secara turun temurun telah diwariskan oleh para leluhur orang Bali.

Kedua pendapat Seniman Bali ini bisa diambil kesimpulan bahwa Seniman Bali secara turun temurun telah mewariskan bentuk patung dewa secara merata, artinya setiap Seniman yang baru belajar membuat patung dewa secara otomatis dia bisa membuatnya, dengan cara melihat proses pembentukanya saja meraka mampu menirunya secara sadar dan benar. Inilah keunikan orang Bali dengan kemampuan seperti ini seni patung dewa di Bali tetap berkembang dan digemari oleh para konsumen, baik dari dalam dan luar negeri.

Munculnya berbagai bentuk patung dewa di pasaran, hal ini diakibatkan oleh permintaan konsumen yang menekuni dan mendalami keagaman (agama hindu) makin menyukai bentuk patung dewa seagai sarana pemujaan(Sulistyawati, ddk 2007: 30). Saking banyaknya order, salah satu Seniman yang bernama I Wayan Tapak Mariyasa dari Banjar Sengguan, Singapadu, Sukawati Gianyar. Membuat trobosan baru untuk mempercepat produksi patung dewa dengan teknik cetak beton yang didapatnya dari pendidikannya di sekolah seni (SMSRN Batubulan) tahun 1988. I Wayan Tapak mengatakan bahwa munculnya ide ini berawal ada salah satu konsumen yang memesan satu patung dengan ukuran 30x30cm, yang dikerjakan selama 8hari. Setelah selesai patung berbentuk Dewa Ganesha (dewa yang berkepala gajah dan wahananya tikus, dewa ganesha adalah putra ketiga dari dewa Ciwa/Mahadewa, dewa Ganesha adalah dewa pelindung kebenar dan menjauhkan diri dari kejahatan(Gelebet, I Nyoman, dkk. 1981-1982: 188). Beberapa hari kemudian pesen itu datang lagi dan minta bentuk patung yang sama dengan finishing yang sama. Hal ini membuat I Wayan Tapak pusing dan berpikir untuk menemukan dan memecahkan masalah ini, akhirnya dia punya ide.

Peninggalan jenis patung yang tersebar di Bali dan tersimpan di bangunan suci/pura yang masih dikeramtkan oleh umatnya, salah satunya ada di pura goa gajah, sebagai inspirasi dalam berkarya seni patung(Ardana, I Gusti Putu. 1983: 45). Mulailah I Wayan Tapak menciptakan Satu master patung gayanya, dengan memadukan beberapa bentuk patung Bali, patung Candi di Jawa dan anatomi manusia. Sehingga terbentuklah master patung yang siap untuk dibuat cetakan. Proses cetakkan ini didapatnya dari pengalaman belajarnya, dengan bahan silicon, fiber dan

Page 4: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

4    

beton. I Wayan Tapak mampu menghasilkan bentuk patung Dewa Ganesha dengan finishing teknik kesan batu alam (serupa dengan batu alam).

Teknik cetak beton ini, memberikan angin segar kepada I wayan Tapak, untuk memenuhi konsumennya yang menginginkan bentuk patung dan ukuran yang sama dengan teknik finishing yang berbeda dan kwantitas kwalitas patung yang diproduksinya tetap stabil, Sehingga harga yang ditawarkan tetap terjangkau bagi semua kalangan konsumen. Teknik cetak beton gaya I Wayan Tapak ini, cepat sekali menyebar dikalangan Seniman, perajin dan pengusaha, mereka berlomba-lomba untuk menciptakan bentuk patung seperti karya I Wayan Tapak. Disisi lain para Seniman, perajin dan pengusaha menciptakan bentuk baru yang sesuai dengan karakter masing-masing, sehingga memberi afmosfir baru dalam mencipta, memproduksi dan teknologi dalam berkarya seni patung. Teknik cetak patung ini memberikan kemudahan dalam mencapai hasil produksi yang cepat, tepat, praktis dan ekonomis.

A. Proses Pembuatan Cetak Patung Beton Karya I Wayan Tapak M. Adapn proses yang dilakukan merupakan hasil eksplorasi dari apresiasi dan pengalaman

Seniman dalam berkarya, dimana proses ini dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, selain itu ide-ide kreatif harus terus dimunculkan untuk mencapai kesempurnaan dalam menghasilkan bentuk karya seni patung yang indah. Proses ini akan dibahas secara detail, untuk memperjelas masalah apa saja yang ditimbulkan dari proses cetak patung beton. Proses yang dilakukan dalam mencetak patung beton ini belih lanjut dijelaskan oleh Bapak I Wayan Tapak Mariyasa secara lengkap dibawah ini:

1. Pembuatan patung Master. Master patung merupakan bentuk patung yang murni, tidak hasil cetakan, yang nantinya

dijadikan sebagai cetakan yang sama précis dengan aslinya(Mustika, I Ketut. 2010: 70). Bapak I Wayan TM mengatakan: proses pembuatan patung master ini betul-betul buatlah yang bagus, dengan memperhatikan dari segi betuk yang tepat baik dari tampak depan, tampak samping kanan, tampak samping kiri dan tampak atas. Hal ini dilakukan untuk memastikan bentuk patung yang dibuat benar-benar pas sesuai dengan keinginan. Anatomi merupakan bentuk yang menggunakan ukuran normal dalam membuat porsi tubuh manusia, binatang dan tumbuhan, yang memberiakan kesan sama dengan objek yang ditirunya(Grafton, Carol Belanger. 1987:12). Anatomi tradisi adalah bentuk yang hanya memperhatikan bentuk tampak samping, depan dan atas, yang sesuai pengamatan mata, jika diperhatikan secara keseluruhan bentuknya kurang pas dengan aslinya, tapi cocok dengan karakter yang ditampilkan(Gelebet, I Nyoman, dkk. 1981-1982: 150). Dari segi anatomi perlu diperhatikan, dimana jangan terlalu anatomi, perhatikan anatomi tradisi digabung dengan anatomi ciri khas candi, sehingga antara tradisi dan modern bisa bersatu. Hal ini akan menguntungkan bagi seniman karyanya akan cepat laku, dengan memperhatikan pertimbangan ini, semua keinginan konsumen bisa terpenuhi, sampai kapanpun karya patung yang diproduksi akan selalu disenangi oleh konsumen. Atribut merupakan kesan keindahan sebagai pendukung keutuhan bagunan tersebut(Susanto, dkk. 1984: 20).

Ornamen yang banyak dipahatkan merupakan ornament motif patra punggel dan beberapa ornament dasar yang bersifat bentuk giometris. Selain itu ada beberapa symbol yang tertanam dibalik makna ornament yang dipahatkan(Soepratno. 2007: 15). Ragam hias yang dipergunakan untuk menghias pada bagian bangunan, yang member Atribut juga harus diperhatikan, usahakan atribut mampu memenuhi semua keinginan konsumen, ini akan memberi Nilai lebih dalam

Page 5: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

5    

membuat satu patung master yang berkualitas. Selain itu usahakan cari hari baik untuk memulai menciptakan master sampai master patung itu jadi.

2. Pembuatan Cetak Silikon. Silikon merupakan bahan karet yang telah diolah untuk dijadikan bahan untuk mencetak

berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluaan(Marsa, I Nyoman. 2007: 50). Proses cetak silicon ini menurut Bapak I Wayan TM. Harus memperhatikan teknik dan cara menggunakan silicon dengan baik, supaya apa yang diinginkan dalam melapisi master patung dngan silicon berhasil dengan baik. Pertama yang harus dipersiapkan adalah lapisi master dengan water clear secara merata pada patung master, kemudian tentukan pembatas dengan menggunakan plastisin, dilanjutkan dengan melapisi master dengan silokon secara merata dan diberi kain diatas silicon untuk menghindari silicon pecah/sobek, dan proses memberi pembatas dengan plastisin dilanjutkan sampai merata dan sempurna.

Gambar 1. Proses pembuatan master patung oleh: Bapak I Wayan Tapak Mariyasa. Proses pembuatan patung master, yang dikerjakan sendiri oleh Bapak I Wayan Tapak M. Proses ini sudah melalui ritual khusus, supaya karya master ini disukai dan digemari oleh semua kalangan konsumen, Sehingga tingkat produksinya dapat meningkat. Pembuatan master yang berukuran 1meter x 70 cm, menghabiskan waktu pengerjaannya sampai satu bulan. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan bentuk, proporsi yang pas dengan apa yang diinginkan. Bentuk ornamennya diambil dari ornament Bali dan dikolaburasi dengan ornament yang ada di candi-candi yang ada di pulau Jawa.

Gambar 2. Proses pemasangan silicon pada salah satu master Mudra.

Proses silicon ini dilakukan dengan hati-hati, disiplin, teratur dan sabar, jika tidak banyak yang tembus dan tipis berakibat pada bentuk hasil cetak tidak baik. Lamanya proses silicon ini ditentukan oleh master yang dicetak, ukuran 50x50cm sekitar 9 hari sampai rata betul. Teknik campuran silicon dengan risin harus tepat dan presentasenya sangat dijaga, supaya hasilnya pelapisan dengan silicon berhasil dengan baik.

Page 6: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

6    

3. Pembuatan Cetak Fiber. Cetak fiber menurut Bapak I Wayan TM adalah supaya hasil cor tidak meluber kemana-mana

Sehingga hasil kurang bagus. Pertama yang diperhatikan adalah memperhatikan Batasan yang telah dibuat, supaya mudah antinya hasil cetak dibuka. Proses ini sam dengan pemasangan silicon, hanya saja cetak fiber ini akan lebiah kaku, supaya cetak tidak rusak dan hasilnya baik.

4. Persiapan Melepaskan cetakan dan merakit kembali. Persiapan ini perlu diperhatikan, menurut Bapak I Wayan TM, bila proses diatas dilakukan

sekarang cetak fiber dibersihkan dulu dan dirapikan bekas cetak fiber, tujuannya untuk memastikan dimana harus dipasangkan baut, untuk mengikat kembali cetak fiber secara merata. Melepas cetakan fiber, kemudian membuka cetakan silicon dari patung master. Proses selanjutnya memasang kembali tahapan-tahapan saat melepas silicon, fiber di ikat dengan baut secara merata dan siap untuk dicetak.

Gambar 3 Proses membuat cetak luar dengan fiber

Proses ini adalah tahap akhir dari membuat cetakan patung beton, adapun tujuannya untuk mengikat silicon dari cor beton Sehingga bentuk silicon dapat diikuti oleh Benton, maka jadilah sebuah patung yang diinginkan, selain itu bentuk patung yang dihasilkan précis sama dengan masternya, Sehingga dapat diproduksi sebanyak-banyaknya dan dapat memenuhi keinginan pasar secara luas. Ingat gunakan masker karena bahan fiber ini bisa menyebabkan sesak nafas, karena bahan ini sangat berbahaya, bagi kesehatan kita.

Gambar 4. Proses melepaskan cetakan fiber, silicon dari master patung.

Proses melepaskan cetakan fiber, silicon dari master patung, sehingga cetakan ini siap untuk dipakai mencetak patung baru, bila proses cetak patung ini dilakukan, proses ini akan tetap dipakai sampai berapa karya yang ingin dibuat. Proses pelepasan ini harus dilakukan secara hati-hati supaya patung cetakan tidak patah dan tidak merusak silicon, hal ini dilakukan supaya cetakan yang telah dibuat tidak cepat rusak.

Page 7: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

7    

5. Perakitan kembali cetak beton Proses perakitan kembali dalam cetak beton perlu diperhatikan secara detai dan pasti, bila

tidak hasil cetakan bisa tidak berhasil. Bapak Wayan Tapak M, menjelaskan lebih rinci bahwa proses ini, harus tepat baik itu lipatan dan kecocokan dalam rakitan antara cetakan fiber dan silicon harus benar-benar pas dan jangan sampai kotoran bekas cor pertama masih melekat, hal ini berakibat cetakan yang dihasilkan nantinya kurang bagus. Dibawah ini beberapa proses perakitan kembali cetak beton.

Proses 1 Proses 2 Proses 3 Proses 4

Proses 5 Proses 6 Proses 7

6. Persiapan Cetak Beton.

Cetak beton merupakan hasil yang dipergunakan untuk bangunan, tapi dengan perkembanganya cetak beton bisa digunakan untuk karya-karya seni yang tahan terhadap segala macam cuaca(Bastomi, Suwaji. 1986: 32). Cetak beton supaya hasilnya bagus, menurut Bapak I Wayan TM, harus menggunakan molen untuk mengaduk semen dengan pasir, supaya merata betul, dalam proses ini di usahakan campurannya encer dan mudah untuk menuangkannya. Proses penuangan ini dilakukan secara berlahan-lahan supaya tidak ada angin/gelembung yang akan merusak bagian tertentu dari hasil cetakan. Dibawah ini beberapa proses cetak cor beton.

Page 8: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

8    

Persiapan beton campuran semen+pasir+air

Proses penuangan beton ke cetakan

Proses cor beton Proses cor beton

Proses cor beton Beberapa cetakan yang siap dituang

7. Proses Membuka Hasil Cetakan Awalnya proses ini sama dengan proses pelepasan cetakan master, Bapak I Wayan Tapak

M, menjelaskan lebih lanjut bahwa: proses ini sebenarnya pengulangan yang selalu dilakukan. Proses ini membutuhkan kehati-hatian dimana bila salah menarik beberapa bagian akan rusak dan patah, karena masih basah dan melekul semen belum saling terkait dengan benar, hal ini dibutuhkan ketrampilan yang tinggi, supaya hasil cetakan tidak rusak.

Page 9: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

9    

Proses 1. Proses 2. Proses 3. Proses 4. Proses 5.

8. Pembersihan. Proses ini menurut Bapak I Wayan TM, supaya sisa kotor hasil cetakan dibersihkan, jika tidak dibersihkan bekas cetakan akan kelihatan tidak bagus menurunkan kwalitas dan kwantitas dari hasil produksi. Proses ini segera dilakukan begitu cetakan dibuka, lewat dari sehari cetakan akan keras dan susah dibersihkan. Karena cetakan beton.

Proses Pembersihan hasil cetakan

9. Pengecatan. Proses awal dari tahapan ini adalah memberi pelapis sebelum di cat. Menurut I Wayan TM mengatakan pengeringan dilakukan sehari bila matahari terik atau menggunakan kompor gas untuk mengeringkannya. Proses ini pertama dilakukan adalah melapisi kembali dengan cairan semen yang emcer secara merata, Setelah kering dilanjutkan dengan melapisi dengan cat warna hitam secara merata dan dikeringkan.

Page 10: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

10    

Proses 1. Proses 2. Proses 3.

Proses 4. Proses 5. Hasil finishing

B. Jenis-Jenis Produksi Cetak Patung Beton Karya I Wayan Tapak M. Cetakan patung yang telah dihasilkan oleh Bapak I Wayan Tapak Mariyasa adalah bentuk patung sapi, gajah, harimau, raksasa, lingga, panakawan, singa, anjing, bidadari, budha, Dewi Kwan-in, dewa Ciwa, Dewa brahma, wisnu, Ganesha, lingga, mudra, dewi pancuran dan banyak lagi yang lainnya. Master ini semuanya diawali dengan pembuatannya dengan beberapa ritual supaya hasil karyanya baik dan laku dipasaran.

Page 11: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

11    

Patung Ganesha Patung Ciwa Patung Dewa Dewi

Patung Ciwa

Patung Dewi Dewi Kwan-in Patung Dewi Patung Gajah

C. Finishing Batu Alam pada Produksi Cetak Patung Beton Karya I Wayan Tapak M. Proses finishing batu alam ini menurut Bapak I Wayan Tapak M adalah pertama dilapisi cat warna hitam secara merata dan kering, kemudian di lapisi dengan air clear untuk mencerahkan warna hitam, dilanjutkan dengan dipanaskan dengan kompor gas, kemudian di lapisi dengan cat putih secara merata, kemudian di lapisi denga air clear dan dipanaskan. Proses finishing sudah selesai dan karya siap dipasarkan.

Proses cat dasar hitam Proses pengeringan cat

dengan gas Proses cat dengan warna putih

Page 12: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

12    

Proses memberikan clear glass

Proses memberikan clear glass tumpukan kedua

Hasil finishingnya

D. Pemasaran Produksi Cetak Patung Beton Karya I Wayan Tapak M. Karya yang bernilai seni merupakan karya yang memperhatikan bentuk, proses, dan

pemasaran yang tepat, dengan promosi yang dilakukan diberbagai media, sebagai salah satu perkenalan hasil karya(Sudarmono dan Wiyadi. 1983: 90). Produksi karya patung cetak beton I Wayan TM dipasarkan keseluruh Bali bahkan sampai ke luar negeri. Hal ini terjadi karya patungnya mempunyai karakter dan ciri khas yang unik. Bahkan ada yang langsung kebengkelnya, untuk mengambil patung yang sudah selesai maupun yang belum, yang jelas dari hasil pengamatan karyanya laris manis dipasar. Bapak I Wayan TM menjelaskan bahwa, proses mencetaknya sangat kewalahan akibat permintaan selalu over loed, padahal sudah lembur masih saja kekurangan stok hasil cetakan. Cetakan belum dicetak sudah ada yang memesan, hal ini diluar dugaan Bapak I Wayan TM dalam menggeluti usaha cetak patung beton. Selain ditempat pemasaran di bengkelnya, Bapak I Wayan TM, juga menaruh beberapa karyanya di kios-kios yang menjual patung, seperti di kawasan batubulan, selekarang, baypas Ida Bagus mantra, dan beberapa kios yang tersebar dimasing-masing kabupaten yang ada diBali. Menarik sekali proses pemasaran karya betonnya, para konsumen tidak pernah komplin dengan hasil karyanya, dia mampu mempertahankan kwalitas dan kwantitas karyanya.

E. Kesimpulan. Apa yang telah dijelaskan oleh Bapak I Wayan Tapak Mariyasa diatas, bahwa proses

berkarya sangat perlu dilakukan, untuk mendapatkan beberapa hal yang harus dipahami untuk mencapai apa yang diinginkan oleh konsumen dalam bentuk karya seni, Khususnya seni patung cetak beton. Disinilah perlu adanya diskusi yang mendalam antara Seniman dan konsumen, sehingga mampu pada akhirnya memecahkan masalah dalam menghasilkan bentuk karya seni yang berkwalitas dan digemari oleh konsumen.

Rancangan desain sangat penting dalam hal ini, untuk dapat menghasilkan karya-karya yang berkwalitas. Seniman harus berpikir lebih luas dan berkesinambungan secara periodic untuk dapat menghasilkan karya-karya yang dirancang lewat desain dan hasilnya dapat dibentuk dan siap dipasarkan. Makin banyaknya rancangan-rancangan desain yang dihasilkan, ini akan memberikan atmosfir yang positif dalam mengembangkan bentuk-bentuk seni patung yang baru.

Karya cetak beton merupakan peluang kerja bagi Seniman, perajin dan pengusaha dalam mengembangkan karier dibidang wirausaha, oleh karena itu bagi yang berminat untuk tekun berlatih dan menciptakan desain-desain baru untuk membuka peluang kerja dibidang wirausaha,

Page 13: ARTIKEL Teknik produksi patung Gaya I Wayan Tapak Mariyasa ...

13    

seperti Bapak I Wayan Tapak Mariyasa ini, mampu mengembangkan hasil-hasil yang didapat dalam pendidikan di sekolah seni setingkat SMA. Proses ini diawali dengan mencoba dan berani salah, secara teratur pasti akan membuahkan hasil yang baik.

H. Daftar Pustaka

Ardana, I Gusti Putu. 1983. Penuntun ke Obyek-Obyek Purbakala, Sekitar Desa Pejeng-Bedaulu Gianyar. Denpasar: Dinas Purbakala Bali.

Bastomi, Suwaji. 1986. Seni Kriya Apresiaisi dan Perkembangan. Semarang: IKIP Semarang. Gelebet, I Nyoman, dkk. 1981-1982. Arsitektur Tradisional Daerah Bali. Denpasar: Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Grafton,  Carol  Belanger.  1987.  1,001  Floral  Motifs  And  Ornaments  For  Artists  and  Craftspeople.  New                                        York: Dover Publications, Inc. Marsa, I Nyoman. 2007. Seni Ukir Silakarang dan Pariwisata Budaya Bali. Jurnal Seni Rupa dan Desain Volume 10, no 13. Halaman 1-10. Denpasar: ISI Denpasar. Mustika, I Ketut. 2010. “Patung Kayu Inovatif Karya I Ketut Muja Di Desa Singapadu, Gianyar,

Sebuah Kajian Budaya" (Tesis). Denpasar: UNUD. Murianto dkk. 1982. Tinjauan Seni Rupa I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Nala dan Wiratmadja. 1997. Murddha Agama Hindu. Denpasar: Upada Sastra. Sudarmono dan Wiyadi. 1983. Sejarah Seni Rupa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Sulistyawati, ddk 2007. Apresiasi Karya Arsitektur Ida Bagus Tugur, dari Tradisi menuju Post

Modern (sebuah bunga rampai). Denpasar: Pelawasari. Susanto, dkk. 1984. Pengetahuan Ornamen. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Soepratno. 2007.Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa I. Semarang: Effhar.