artikel fistum

download artikel fistum

of 14

Transcript of artikel fistum

NAMA NIM KELAS PRODI TUGAS

: LISA SYAFRINA ANDAYANI SITORUS : 05101007116 :B : AGROEKOTEKNOLOGI : FISIOLOGI TUMBUHAN

ARTIKELSistem Transportasi dan transpirasi dalam Tanamanoleh Brittlate pada Juni 15, 2007, 04:47:00 Tumbuhan merupakan mahluk hidup yang bagi kita tidak terlihat seperti sebuah mahluk hidup karena ia tidak dapat bergerak. Mereka memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut. Namun, di setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang terdiri dari xylem dan juga floem. Berikut ini, saya akan memaparkan betapa pentingnya mereka bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan juga bagaimana mereka berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara maksimal. Pertama sekali, jaringan xylem memiliki dua fungsi dalam tanaman. Fungsi pertama adalah untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan juga daun-daun. Fungsi kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh. Xylem sebenarnya berbentuk kolom-kolom panjang yang bagian tengahnya kosong. Kolom berbentuk tabung ini terdapat dari akar tanaman sampai ke daun-daun tanaman walaupun mereka sangatlah tipis. Oleh karena itu, xylem dan floem hanya dapat diteliti melalu mikroskop. Bagian tengah kolom ini merupakan bagian yang berkelanjutan dan tidak pernah putus walaupun tanaman itu memiliki banyak cabang. Untuk menguatkan xylem, di dinding kolom-kolom ini terdapat zat bernama lignin. Tabung-tabung xylem yang kosong dan berkelanjutan ini memudahkan tugas xylem untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral sehingga tidak ada dari mereka yang tersangkut pada bagian-bagian

sel tertentu (protoplasm). Selain itu, kehadiran lignin juga menguatkan tanaman agar ia tidak mudah roboh dan dapat berdiri tegak. Jaringan kedua yang berperan penting dalam proses pengangkutan dalam tanaman ialah floem. Floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang. Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman. Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

Diposkan oleh Alummi s - 03 di 06:19 Label: Biologi Sumber : http://sumbatscience.blogspot.com/2008/12/sistem-transportasi-dan-transpirasi.html

Hormon TumbuhanHormon AuksinAuksin (auxin) berasal dari bahasa yunani yang artinya tumbuh. Adanya sesuatu zat yang dapat mengatur pertumbuhan ini awal mulanya diamati oleh Darwin dalam tahun 1897 dengan percobaan pengaruh penyinaran terhadap coleoptile (pucuk tanaman). Ketika penyinaran dilakukan pada ujung coleoptile, ujung coleoptile ini tumbuh mengikuti datangnya sinar. Hal ini menunjukkan bahwa adanya suatu zat atau senyawa yang mengatur pertumbuhan tanaman mengikuti datangnya arah sinar.

Pada tahun 1919 Paal melakukan percobaan dengan menggunakan potongan pucuk coleoptile yang membentuk kurvatur. Pertumbuhan tanaman yang melengkung ini menunjukkan adanya sesuatu yang mengatur pertumbuhan tanaman yang dihasilkan dari ujung coleoptile. Tahun 1928 Went menemukan sesuatu zat yang berperan dalam pertumbuhan tanaman akibat phototropisme dan pertumbuhan lainnya. Went kemudian mengatakan ungkapan yang kemudian sangat terkenal: ohne wuchsstoff, kein wachtum. Hasil penemuan berikutnya adalah ditemukannya indole acetic acid (IAA) oleh Kogl dan Konstermans (1934) dan Thymann (1935).

Peranan AuksinBerikut ini beberapa peranan auksin di dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman:

Merangsang perpanjangan sel Merangsang pembelahan sel di kambium dan, dalam kombinasi dengan sitokinin dalam kultur jaringan

Merangsang diferensiasi floem dan xilem Memacu inisiasi akar pada stek batang dan akar lateral dalam pengembangan kultur jaringan

Perantara dalam respon tropistic lentur dalam menanggapi gravitasi dan cahaya Pasokan auksin dari tunas apikal menekan pertumbuhan tunas lateral Penundaan penuaan daun Dapat menghambat atau merangsang (melalui stimulasi etilena) daun dan pematangan buah

Dapat menginduksi pengaturan buah dan pertumbuhan pada beberapa tanaman

Terlibat dalam mengasimilasi gerakan menuju auksin yang kemungkinan disebabkan efek transportasi pada floem

Penundaan pematangan buah Mempromosikan berbunga di bromeliad Merangsang pertumbuhan bagian bunga Mendukung (via produksi etilen) karakter betina dalam bunga dioecious Merangsang produksi etilen pada konsentrasi tinggi

Hormon SitokininHormon Sitokinin berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel dan pertumbuh-an secara umum, mendorong perkecambahan, dan menunda penuaan. Cara kerja hormon Sitokinin yaitu dapat meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga dapat menunda penuaan daun, bungan, dan buah dgn cara mengontrol dgn baik proses kemunduran yg menyebabkan kematian sel-sel tanaman. Hormon Sitokinin diproduksi pada akar.

Sitokinin sering juga dengan kinin, merupakan nama generik untuk substansi pertumbuhan yang khususnya merangsang pembelahan sel (sitokinesis) (Gardner, dkk., 1991). Selanjutnya dijelaskan kinin disintesis dalam akar muda, biji dan buah yang belum masak dan jaringan pemberi makan (misalnya endosperm cair). Buah jagung, pisang, apel, air kelapa muda dan santan kelapa yang belum tua merupakan sumber kinin yang kaya. Kinin terbentuk dengan cara fiksasi suatu rantai beratom C 5, ke suatu molekul adenin. Rantai beratom C 5 dianggap berasal dari isoprena. Basa purin merupakan penyusun kimia yang umum pada kinin alami maupun kinin sintetik (Millers, 1955 dalam Wilkins, 1989). Biosintesis sitokinin dengan bahan dasar mevalonic acid.

Sebenarnya sudah sejak tahun 1892 ahli fisologi I. Wiesner, menyatakan bahwa aktivitas pembelahan sel membutuhkan zat yang spesifik dan adanya keseimbangan antara faktorfaktor endogenous. Secara pasti baru tahun 1955 sitokinin ditemukan oleh C.O. Miller, Falke Skoog, M.H. Von Slastea dan F.M. Strong dinyatakan sebagai isolasi zat yang disebut kinetin dari DNA yang diautoklap, sangat aktif sebagai promotor kalus (Moree, 1979). Selanjutnya dijelaskan bahwa kata sitokinin berasal dari pengertian cytokinesis yang berarti pembelahan sel. Sitokinin alami ditemukan oleh D.S. Lethan dan C.O. Miller tahun mitosis dan pembelahan sel

1963 diisolasi dalam bentuk kristal dari biji jagung yang belum matang disebut zeatin. Sitokini alami terjadi dari derivat isopentenyl adenine. Sitokinin sintetik yang paling umum dimanfaatkan di bidang pertanian seperti BA, kinetin dan PBA. Kinin menimbulkan kisaran respons yang luas, tetapi kinin bertindak secara sinergis dengan auxin dan juga hormon lain.

Hormon GiberelinGiberelin merupakan hormon yang berfungsi sinergis (bekerja sama) dengan hormon auksin. Giberelin berpengaruh terhadap perkembangan dan perkecambahan embrio. Giberelin akan merangsang pembentukan enzim amilase. Enzim tersebut berperan memecah senyawa amilum yang terdapat pada endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa glukosa. Glukosa merupakan sumber energi pertumbuhan. Apabila giberelin diberikan pada tumbuhan kerdil, tumbuhan akan tumbuh normal kembali.Giberelin juga berfungsi dalam proses pembentukan biji, yaitu merangsang pembentukan serbuk sari (polen), memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga, dan mengakhiri masa dormansi pada biji. Giberelin dengan konsentrasi rendah tidak merangsang pembentukan akar, tetapi pada konsentrasi tinggi akan merangsang pembentukan akar. Giberelin pertama kali diisolasi dari jamur Giberrella fujikuroi. Hormon giberelin dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu giberelin A, giberelin A2, dan giberelin A3 yang memiliki struktur molekul dan fungsi yang sangat spesifik.

Sumber : http://kumplanartikel.blogspot.com/2011/07/hormon-tumbuhan.html

PERANAN AIR BAGI TANAMANAir merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat.

Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuh-tumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan. Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan

menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati. Air adalah pelarut terbaik bagi 3 kelompok bahan biologis yang sangat penting bagi tanaman: 1). Bahan organik, melalui ikatan hidrogen dengan asam amino (protein), karbohidrat dll, khususnya molekul yang mengandung ikatan hidroksil, amine, maupun gugus fungsional karboksilat, 2). Ion-ion, unsur hara yang mampu diserap tanaman sebagian besar berupa ion yang terlarut dalam air, 3). Gas di atmosfer yang BM-nya kecil seperti O2 dan N2.

Air sangat penting bagi kehidupan tanaman, peranannya: Merupakan 90 95% penyusun tubuh tanaman, Aktivator enzim, Pereaksi dalam reaksi hidrolisis, Sumber H dalam fotosintesis, Penghasil O2 dalam fotosintesis, Pelarut dan pembawa berbagai senyawa, Menjaga p sel yang penting untuk pembelahan, pembesaran, pemanjangan sel, mengatur bukaan stomata, gerakan daun dan bunga misal epinasti , Pemacu respirasi, Mengatur keluar masuknya zat terlarut ke dan dari sel, Mendukung tegaknya tanaman, terutama pada tanaman herbaceus, Agensia penyebaran benih tanaman, Mempertahankan suhu tanaman tetap konstan pada saat cahaya penuh.

Macam-macam air: 1). Air gravitasi: berada di pori makro tanah, diikat sangat lemah oleh partikel tanah, dengan cepat turun ke lapisan yang lebih dalam, tidak dapat dimanfaatkan tanaman, 2). Air kapiler: terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran tanah, diikat longgar oleh partikel tanah, dapat dilepaskan oleh perakaran, dapat diserap akar, 3) Air higroskopis: air yang menempati posisi sangat dekat dengan partikel tanah, diikat sangat kuat, akar tidak mampu memutus ikatan, tidak dapat diserap akar. Air tersedia bagi tanaman: 1). Air kapiler, batas atas kapasitas lapangan batas bawah titik layu permanen - , bar , bar . Batasan air kapiler bagi Agronom: batas atas

sama seperti batasan air kapiler di atas (= - 0,3 bar), tetapi batas bawah tidak jelas karena tingkat ketahanan tanaman terhadap kekeringan berbeda tergantung jenis tanamannya . Bagi tanaman yang tidak tahan kering (misal bayam), bisa saja batas bawahnya > - 15 bar. Bagi tanaman yang tahan kering (misal kaktus, kurma, dll), bisa saja batas bawahnya < - 15 bar. Kapasitas lapangan: Kandungan lengas tanah pada saat setelah semua air gravitasi terbuang, sehingga yang tersisa di dalam tanah tinggal air kapiler . Waktu penghilangan air gravitasi dari partikel tanah berbeda-beda tergantung kepada komposisi fraksi penyusun tanah tersebut . Tanah yang didominasi fraksi lempung misal tanah latosol butuh waktu lama untuk menghilangkan air gravitasi hari . anah yang didominasi fraksi pasir misal hari tanah regosol butuh waktu lebih singkat untuk menghilangkan air gravitasi

Titik Layu tetap: kandungan lengas tanah yang menyebabkan tanaman yang tumbuh di atasnya mengalami layu tetap (tidak bisa segar kembali meskipun ke dalam tanah ditambah lengasnya/ tidak bisa segar kembali meskipun tanaman ditempatkan ke dalah ruangan yang jenuh uap air) Sumber : http://www.perkebunanku.com/2011/02/peranan-air-bagi-tanaman.html

MANFAAT UNSUR MAKRO PADA PUPUK BAGI TANAMAN

Sebagian besar areal perkebunan di Indonesia hanya dipupuk dengan tiga unsur utama, yaitu N, P, dan K dengan asumsi bahwa ketiga unsur tersebut adalah yang paling jelas dan tegas responnya dan dibutuhkan dalam jumlah banyak. Sebagian dipupuk pula dengan Mg setelah disadari bahwa ternyata status Mg tanah di hampir seluruh perkebunan Sumatera dan Kalimantan sangat kritis, dan perannya sangat penting dalam mendukung pertumbuhan / produksi. Pemupukan dengan Ca dan S masih sangat jarang dilaksanakan. Padahal kedua unsure tersebut juga essensial dan dibutuhkan dalam jumlah banyak, serta jumlahnya di dalam tanah tidak selalu cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara maksimal. Nitrogen (N). Unsur N biasanya disuplai dari Urea. Begitu urea diberikan ke dalam tanah, maka dengan cepat akan terhidrolisis menjadi NH4+ dan dengan cepat pula akan teroksidasi menjadi NO2- dan NO3-. Jumlah NO3 di dalam tanah hampir selalu lebih banyak daripada NH4 karena laju oksidasinya juga selalu lebih cepat daripada laju hidrolisis urea. Oksidasi NH4 menjadi NO2 dan NO3 tidak melulu karena paparan oksigen, tetapi juga karena aktivitas biologi mikrob nitrifikasi. Tanaman menyerap N dalam bentuk NO3 dan NH4 dengan proses yang berbeda. NO3 diserap melalui proses aliran massa (mass flow), sementara itu NH4 diserap melalui dua mekanisme, yaitu proses osilasi dan aliran massa. Hal tersebut menjadi salah satu pendorong, mengapa NO3 lebih banyak diserap tanaman daripada NH4, namun menyebabkan pula resiko kehilangan hara N yang sangat besar.

Kehilangan N tanah dalam pemupukan N dapat mencapai 40 % dalam bentuk volatilisasi (penguapan NH3) dan leaching yang sangat intensif dari NO3-. Secara teoritis, laju kehilangan hara N dapat diatasi dengan beberapa cara, yaitu : (a) mencegah penguapan dengan cara pembenaman segera (pocket), (b) mengendalikan laju hidrolisis pupuk menjadi NH4+, (c) mengendalikan laju oksidasi NH4 menjadi NO2 dan NO3. Phosphorus (P). Unsur P biasanya disuplai dari pupuk TSP, SSP, RP, dll. Unsur ini tidak mudah larut dan tidak mobil di dalam tanah, padahal tanaman menyerap P dalam bentuk ortofosfat (H2PO3, HPO3), sehingga pupuk harus/mutlak larut terlebih dahulu. Unsur P sangat sedikit tersedia bagi tanaman karena efek fiksasi oleh tapak positif koloid tanah maupun oleh unsur bermuatan positif kuat (seperti kation polivalen : Al3+, Fe3+, Mn2+ dan Mn3+), yang sangat banyak terdapat di tanah-tanah masam Sumatera dan Kalimantan. Kehilangan P tanah sangat kecil, tetapi hanya sedikit pula yang dapat diserap oleh akar tanaman. Ortofosfat, hampir sebagian besar diserap akar melalui proses osilasi, dengan demikian penyerapan ortofosfat berlangsung dalam momen yang singkat manakala ortofosfat masih bebas dalam larutan tanah. Hampir semua penelitian menunjukkan bahwa efisiensi pupuk P sangat rendah, hanya berkisar 10-30%. Agar pupuk P secara maksimal dapat diserap tanaman, maka dapat dilakukan dengan cara pengendalian kontak unsur P dengan tapak positif tanah (misal : aplikasi setempat / tidak ditabur, memperbesar ukuran butir pupuk, dan aplikasi bersamaan dengan unsure lain). Potashium (K). Unsur K biasanya disuplai dari pupuk KCL. Unsur ini mudah larut juga sangat mobil dalam larutan tanah dalam bentuk K+, sehingga banyak hilang karena leaching yang sangat intensif, dan laju kehilangannya dapat mencapai 30 %. Unsur K+ diserap tanaman melalui proses aliran massa sehingga memiliki resiko kehilangan yang sangat besar dallam waktu yang singkat. Pengendalian kehilangan K dapat dilakukan dengan cara menjaga suplai source sink, di antaranya dengan memperkecil kontak pupuk - larutan tanah (memperbesar ukuran pupuk : nisbah luas permukaan terhadap bobot menjadi rendah), atau aplikasi secara berkala. Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Kedua unsure tersebut memiliki karakter yang mirip di dalam tanah (ukuran atom, muatan, dan sifat mobilitas), namun memiliki fungsi fisiologi yang berbeda di dalam tanaman. Biasanya kedua unsure disuplai dari dolomit, kiserit, atau kapur bermagnesium. Kedua unsure diserap tanaman dalam jumlah besar, dalam bentuk Ca2+ dan Mg 2+ melalui proses osilasi. Pada tanah berbahan induk batuan tua (Kalimantan dan sebagian Sumatera), biasanya terjadi defisiensi Ca dan Mg. Defisiensi Mg akan cepat direspon tanaman dengan gejala warna daun, karena disamping menjalankan

fungsi reaksi biokimia, maka Mg juga menjadi penyusun khlorofil daun. Sementara itu kekurangan Ca tidak jelas dalam struktur warna daun / jaringan karena Ca lebih banyak digunakan sebagai penyusun dinding lamella tengah sel. Belerang (S). Salah satu unsure makro yang jarang diberikan adalah belerang, karena dianggap suplainya cukup, yakni melalui presipitasi atmosfer (hujan, dll) dan unsur ikutan dalam pupuk. Padahal peran unsure ini sangat vital, disamping sebagai unsure hara makro essensial sebagai penyusun asam amino, belerang juga sangat mempengaruhi serapan unsur lain dalam interaksinya dengan hara lain di dalam tanah. Sumber : http://www.perkebunanku.com/2011/01/manfaat-unsur-makro-pada-pupuk-

bagi.html#uds-search-results

ARTIKELPertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks. Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa fase. Fase pembentukan sel, fase perpanjangan dan pembesaran sel, dan fase diferensiasi sel, itulah yang terjadi pada tanaman. Semua fase tersebut tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor pertumbuhan, antara lain: (1) Ketersediaan unsur hara; (2) ketersediaan air; (3) cahaya matahari; (4) suhu udara; dan (5) hormone pertumbuhan (Isbandi, 1983). Petani seringkali lebih memusatkanperhatiannya pada ketersediaan unsur hara tanaman yang diberikan melalui pupuk, dan seringkali pupuk yang digunakan adalah pupuk sintetis/kimia. Petani kurang memperhatikan faktor pertumbuhan lainnya seperti hormon tumbuhan. Analog dengan pembuatan roti, pupuk dimisalkan seperti bahan-bahannya, sedangkan hormon seperti juru masak. Ketersediaan bahan tidak berarti apapun, tanpa juru masak yang bisa dihandalkan. Hormon tanaman dapat diartikan secara luas, baik yang sintetis maupun yang alami, yang berfungsi mendorong maupun menghambat pertumbuhan (Kusumo, 1984). Fitohormon atau hormon tanaman adalah senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil (< 1mM) yang disintesis pada bagian tertentu. Umumnya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman, dimana senyawa tersebut menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis. Konsep zat pengatur tumbuh berawal dari konsep hormon tumbuhan. Para ahli biologi tumbuhan telah mengidentifikasi 5 tipe utama ZPT yaitu auksin, sitokinin, giberelin,asam absisat dan etilen. Pengaruh dari suatu ZPT bergantung pada spesies tumbuhan, situs aksi ZPT pada tumbuhan, tahap perkembangan tumbuhan dan konsentrasi ZPT. Satu ZPT tidak bekerja sendiri dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, pada umumnya keseimbangan konsentrasi dari beberapa ZPT-lah yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Campbell et al, 2002). Salisbury dan Ross (1995) menambahkan hormon yang pertama kali ditemukan adalah auksin. Auksin endogen yaitu IAA (Indol Acetic Acid) ditemukan pada tahun 1930-an bahkan saat itu hormon mula-mula dimurnikan dari air seni. Hasil penelitian Yunus (2007) menunjukkan bahwa terjadi pengaruh interaksi IAA dengan jumlah akar, panjang akar, jumlah daun, dan jumlah planlet pada perkembangbiakan bawang merah secara in vitro. George dan Sherington (1984) menyatakan bahwa auksin berpengaruh luas terhadap pertumbuhan, merangsang dan mempercepat pertumbuhan akar, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas akar. Sitokinin merupakan ZPT yang mendorong pembelahan (sitokinesis).

Beberapa macam sitokinin merupakan sitokinin alami (misal : kinetin, zeatin) dan beberapa lainnya merupakan sitokinin sintetik. Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Yelnitis et al (1996) menyatakan bahwa penambahan sitokinin dapat mendorong meningkatnya jumlah dan ukuran daun. Ahli biologi tumbuhan juga menemukan bahwa sitokinin dapat meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga menunda penuaan daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol dengan baik proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel tanaman (Campbell et al, 2002). Hormon ini sangat penting artinya untuk pertumbuhan vegetatif, seperti perkembangan batang, daun, juga umbi. Pada tanaman produksi, perannya sangat vital untuk peningkatan kuantitas maupun kualitas hasil panen. Giberelin merupakan senyawa organic yang berperan penting dalam proses perkecambahan, karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih (Wilkins, 1989). Selanjutnya, penelitian Murniati dan Zuhri (2002) menunjukkan bahwa giberelin mampu mempercepat perkecambahan biji kopi. Asam absisat (ABA) adalah sinyal internal utama, yang memungkinkan tumbuhan, untuk menahan kekeringan. Apabila suatu tumbuhan memulai layu, maka ABA berakumulasi di dalam daun, dan menyebabkan stomata menutup dengan cepat, untuk mengurangi transpirasi, dan mencegah kehilangan air berikutnya (Campbell et al, 2002). Etilen adalah suatu gas yang dapat digolongkan sebagai zat pengatur pertumbuhan (fitohormon) yang aktif dalam pematangan. Denny dan Miller (1935) menemukan bahwa etilen dalam buah, bunga, biji, daun dan akar. Dari penelitian Burg dan Burg (1962), juga dapat diketahui bahwa etilen merangsang pemasakan klimakerik. Etilen juga sangat berpengaruh terhadap proses keluarnya bunga dan buah secara serentak. Salah satu hormon lainnya yaitu asam traumalin. Hormon ini berfungsi untuk memperbaiki pelukaan yang terjadi pada tumbuhan dengan membentuk jaringan kalus. Asam traumalin memacu percepatan penyembuhan luka pada tanaman, contohnya luka akibat pemetikan, pemangkasan, maupun serangan hama. Jaringan kalus inilah yang akan menutup luka tersebut sehingga tumbuhan tidak akan mati tetapi memperbaiki diri dengan jaringan yang baru (Campbell et al, 2002). Asam traumalin dapat dianalogikan ibarat proses percepatan pembekuan hemoglobin pada pendarahan manusia. Dengan menambahkan hormon untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, diharapkan hasil yang diperoleh petani semakin meningkat. Selanjutnya pendapatan dan keuntungan yang mereka perolehpun akan meningkat. Petani sejahtera bukan lagi impian. Sekarang ini kita sedang di era fokus untuk peduli sektor

pertanian. Sudah sewajarnya jika para petani disubsidi pengadaan hormon agar pencitraan usaha pertanian meningkat tajam, yang berangkat dari kesejahteraan yang telah diperoleh oleh para petani itu sendiri melalui subsidi yang lebih tepat fungsi. Jika kita melihat tanaman yang sudah diberi hormon, ibarat kita melihat orang sehat segar bugar bukan lagi orang sekedar hidup saja.

Sumber : http://tabloidtransagro.com/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&i d=49&Itemid=88