ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya...

10
PENGARUH PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL PAKERJASI TERHADAP MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 205/2016 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Rani Yuliawardani NIM 120388201205 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Transcript of ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya...

Page 1: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

PENGARUH PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL PAKERJASI TERHADAP

MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 205/2016

ARTIKEL E-JOURNAL

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Rani Yuliawardani

NIM 120388201205

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
Page 3: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
Page 4: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
Page 5: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
Page 6: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

1. Pendahuluan

Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Hal itu tidak saja

dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi

juga dapat dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi

terhadap bahasa. Bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa. Para

ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka

memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat untuk mengomunikasikan berbagai hal

(Finoza, 2008: 1).

Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-

masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan

objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun

secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian

dibukukan menjadi sebuah kamus.

Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,

manusia memang memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan nonverbal.

Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan menggunakan alat/ media bahasa (lisan dan

tulis), sedangkan berkomunikasi secara nonverbal dilakukan dengan menggunakan media

selain bahasa (Finoza, 2008: 2).

Bahasa digunakan oleh satuan pendidikan dalam proses belajar mengajar di sekolah,

baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas (SLTA), maupun Sekolah Tinggi. Pembelajaran bahasa tersebut dimasukkan ke

dalam kurikulum dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada dasarnya, mata pelajaran

Bahasa Indonesia mencakup empat aspek, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan

menulis. Dari keempat aspek pengajaran Bahasa Indonesia itu salah satunya adalah

membaca.

Menurut Kurikulum Bahasa Indonesia, membaca adalah melihat dengan memikirkan

dan memahami isi dari apa yang ada dalam tulisan. Tujuan utama pembelajaran membaca

adalah guru dapat menciptakan suatu kondisi atau situasi yang mendukung siswa untuk

belajar membaca, dan semua ini dapat dilaksanakan apabila guru dapat merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran yang bisa diterima oleh siswa sehingga mendapatkan

hasil yang positif.

Sejak SD mata pelajaran bahasa Indonesia sudah diterapkan oleh guru untuk siswa

dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam proses

tersebut, khususnya mengenai membaca. Dari minat baca siswa yang kurang sampai

penggunaan metode guru yang dianggap masih monoton. Biasanya guru menjelaskan materi,

baik itu materi mengenai membaca atau materi yang menggunakan bacaan dengan metode

ceramah. Hal ini terjadi pada saat peneliti menjadi mahasiswi Praktik Pengalaman Lapangan

(PPL) di sekolah praktikan tersebut.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau

bahasa tulis (Tarigan, 1979:7). Dari segi linguistik, membaca adalah salah suatu proses

penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan

dengan berbicara dengan menulis yang justru melibatkan penyandian (enconding). Sebuah

aspek pembacaan sansi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word)

Page 7: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan

atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson dalam Tarigan, 1979:7).

Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi

teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai

suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian/ menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi

sekaligus dapat merespon yang tersurat atau tersirat dalam teks. Pemahaman berhubungan

laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca

untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian.

Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan

terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat

diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan

tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson

dalam Tarigan, 1979:7). Pengajaran membaca di sekolah merupakan salah satu aspek

pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Salah satu tujuannya agar siswa memiliki

kegemaran dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang tertuang dalam

kurikulum. Pada taraf penerimaan lambang-lambang tulisan diperlukan kemampuan-

kemampuan motoris berupa gerakan-gerakan mata, kebanyakan dari kegiatan-kegiatan dalam

membaca pada tingkatan ini adalah kegiatan-kegiatan pikiran atau penalaran termasuk

ingatan.

Dengan kegiatan-kegiatan penalaran dimaksud ini pembaca berusaha menemukan dan

memahami informasi yang dikomunikasikan oleh pengarang melalui karangan bersangkutan.

Dalam proses memahami informasi dimaksud, pembaca juga mempelajari cara-cara

pengarang menyajikan pikiran-pikirannya. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa

dalam membaca, pembaca dapat memperoleh dua jenis pengetahuan, yaitu informasi-

informasi baru dari bacaan dan cara-cara penyajian pikiran dalam karangan. Jadi, selain

memperkaya pengetahuan, membaca juga meningkatkan daya nalar.

Membaca diimbangi dengan kemahiran pokok suatu teks bacaan. Kemahiran

membaca merupakan mutlak dalam proses belajar mengajar apabila pembaca mengerti

maksud yang disampaikan oleh penulis melalui teks/ paragraf. Pada kenyataannya, siswa

sangat banyak yang belum mahir dalam membaca. Ketuntasan siswa dalam setiap materi

pelajaran bahasa Indonesia ditentukan oleh tingkat kemahiran membaca siswa. Pada

kenyataannya, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa masih di bawah rata-rata.

Fenomena ini sama halnya terjadi pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4

Bintan. Masih banyak kendala yang dialami oleh siswa terhadap membaca pemahaman.

Peneliti memprediksikan, hal ini bisa terjadi karena penggunaan metode pembelajaran yang

tidak bervariasi bahkan monoton.

Model kooperatif pakerjasi merupakan metode pembelajaran yang ditarik oleh

peneliti sebagai acuan, agar siswa SMPN 4 Bintan bisa lebih semangat dan kemahiran dalam

segi membaca pemahaman bisa tercapai. Inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti

kemahiran membaca pemahaman siswa SMPN 4 Bintan. Dilihat dari ilustrasi yang tertuang

di atas, maka judul skripsi yang akan peneliti teliti adalah “Pengaruh Pendekatan Kooperatif

Model PAKERJASI (Pahami, Kerjakan, Jawab, Simpulkan) terhadap Kemahiran Membaca

Pemahaman Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bintan Tahun Pelajaran

2015/ 2016”.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu penelitian ekperimen. Desain

penelitian yang dipakai yaitu one-group pretes-postes design. Pada desain ini subjek

penelitian diberikan pretes terlebih dahulu sebelum dilakukan perlakuan. Dengan demikian

hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan

Page 8: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

sebelum diberi perlakuan. Menurut (Sugiyono, 2009:74-75), desain ini dapat digambarkan

seperti berikut: 𝑶𝟏 X 𝑶𝟐

1. 𝑂1 = nilai pretes (sebelum perlakuan)

2. 𝑂2 = nilai postes (setelah perlakuan)

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan.

Penelitian dengan judul, “Penerapan Pendekatan Kooperatif Dengan Model PAKERJASI

(Pahami, Kerjakan, Jawab, Simpulkan) terhadap Kemahiran Membaca Pemahaman Siswa

Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bintan Tahun Pelajaran 2015/ 2016,” ini

dilakukan selama dua minggu dengan sekali tatap muka untuk pretes, tiga kali tatap muka

untuk perlakuan, dan sekali tatap muka terakhir digunakan untuk postes. Penelitian ini

dilaksanakan dengan memberikan perlakuan model PAKERJASI (pahami, kerjakan, jawab,

simpulkan) dalam kegiatan membaca pemahaman siswa kelas VII. Perlakuan ini diberikan

setelah diadakan pretes terlebih dahulu untuk melihat kemahiran membaca pemahaman siswa

sebelum perlakuan. Sebelum melaksanakan penelitian di kelas, peneliti terlebih dahulu

menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah semua pokok materi tuntas

dipelajari, maka dilaksanakan tes untuk mengukur kemahiran membaca pemahaman siswa.

Tes yang diberikan dalam bentuk soal uraian yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Untuk

mengumpulkan data penelitian, digunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu tes tertulis.

Instrumen tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa.

4. Simpulan dan Rekomendasi

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4

Bintan sebelum diberi perlakuan dengan model PAKERJASI tergolong kurang dengan nilai

rata-rata 53,62 tergolong kurang. Kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 4 Bintan setelah diberi perlakuan dengan model PAKERJASI

tergolong kurang dengan nilai rata-rata 74,50 tergolong cukup.

Model PAKERJASI memengaruhi kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII SMP

Negeri 4 Bintan dengan membandingkan besarnya “t” yang diperoleh dalam hitungan (to =

16.66) dan besarnya “t” nilai t (tt5% = 2,02 dan tt1% = 2,71) maka dapat diketahui bahwa to

adalah lebih besar daripada tt,; yaitu: 2,02 < 16.66 > 2,71. Artinya hipotesis Ha,diterima dan

Ho,ditolak. Jadi, ada pengaruh pendekatan kooperatif model PAKERJASI terhadap

kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4

Bintan Tahun Pelajaran 2015/2106.

Kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4

Rekomandasi

Bintan, Tahun pelajaran 2015/2016 belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti menyarankan

sebagai berikut:

1. Bagi siswa, khususnya pada saat proses pembelajaran diharapkan serius untuk

memperhatikan materi yang sedang dipelajari dan mempersiapkan diri untuk menerima

Page 9: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

materi dari guru. Salah satu cara untuk menyiapkan diri adalah membaca banyak sumber

buku.

2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan aktivitas siswa. Salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif model

PAKERJASI dimana siswa bisa memupuk rasa kekompakan dengan kelompok dan

memiliki tanggung jawab terhadap teman sebaya dalam kelompok masing-masing.

3. Bagi pembaca yang ingin melanjutkan penelitian ini, perlu penguasaan kelas dan

kemampuan membina kelompok kecil yang baik untuk meningkatkan kualitas hasil

belajar siswa dan karena desain yang digunakan peneliti saat ini masih lemah (one group

pretes-posttest), penelitian serupa ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan desian

penelitian yang lebih kuat yaitu dengan menggunakan kelas pembanding dan kelas

kontrol.

5. Daftar Pustaka

Arianto, Novri. 2013. “Kemahiran Membaca Pemahaman Siswa Kelas X Sekolah Menengah

Kejuruan Pembangunan di Tanjungpinang.” Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Universitas

Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan).

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Finoza, Lamuddin. 2007. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Fitrianti, 2015. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achiement

Division (STAD) terhadap Kemahiran Membaca Pemahaman Siswa Kelas X Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang.” Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim

Raja Ali Haji (Tidak diterbitkan).

Gafar, Abdul. 2010. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan

Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri 16.” Skripsi Sarjana

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya (Tidak diterbitkan).

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Yogyakarta:

Diva Press.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Slavin, E. Robert. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Sudjana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Aglesindo.

Sudjiono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo: Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Yogyakarta:

Insan Madani.

Sumarni, Sri. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Insan Madani.

Suyitno, Imam. 2011. Memhami Tindakan Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Tampubolon, 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung:

Angkasa.

Page 10: ARTIKEL E-JOURNALjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/E-JOURNAL-Rani.pdf · buku. 2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

Taniredja,Tukiran dan Faridli, Miftah Efi. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan

Efektif. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Penerbit Angkasa.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Beroreantasi Kontruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Syukur. 2012. Asesmen Pembalajaran Bahasa. Bandung: PT

Refika Aditama.