Artikel AWC- Leukosan Strip

download Artikel AWC- Leukosan Strip

of 9

Transcript of Artikel AWC- Leukosan Strip

  • 7/25/2019 Artikel AWC- Leukosan Strip

    1/9

    Articles of Acute Woundcare_Leukosan Strip

    June, 2016

    PERAWATAN LUKA AKUT

    Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat proses patalogis yang berasal dari

    internal/eksternal dan mengenai organ tertentu (Lazarus,et al., 1994 dalam Potter & Perry, 2006). Luka

    adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. Ketika luka timbul,

    beberapa efek akan muncul seperti hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stress simpatis,

    perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri dan kematian sel (Kozier, 1995).

    1. Jenis Luka

    Berdasarkan lama waktu penyembuhannya, luka dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

    a. Luka Akut

    Luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan

    biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi.

    Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan

    penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan.

    Contohnya adalah luka sayat, luka bakar, luka tusuk.

    b. Luka KronikLuka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali (rekuren)

    atau terjadi gangguan pada proses penyembuhan; biasanya

    disebabkan masalah multi faktor dari penderita. Pada luka kronik

    luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak merespon

    baik terhadap terapi.

    Contohnya adalah ulkus tungkai, ulkus vena, ulkus arteri (iskemi),

    penyakit vaskular perifer ulkus dekubitus, neuropati perifer ulkus

    dekubitus (Briant, 2007).

    Berdasarkan cara penyembuhannya dapat dibagi atas: penyembuhan primer, penyembuhan sekunder,

    penyembuhan tersier.

    a.

    Penyembuhan Primer ( Primary Healing )

    Luka-luka yang bersih sembuh dengan cara ini, misalnya luka karena

    operasi, luka kecil yang bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi,

    penyembuhan dengan cara ini berjalan cepat dan hasilnya secara

    kosmetik baik.

    b.

    Penyembuhan Sekunder ( Secondary Healing )

    Penyembuhan pada luka terbuka adalah melalui jaringan granulasi dan

    sel epitel yang bermigrasi. Luka-luka yang lebar dan terinfeksi, luka yang

    tak dijahit, luka bakar, sembuh dengan cara ini. Setelah luka sembuh akan

    timbul jaringan parut.c.

    Penyembuhan Tersier ( Tertiary Healing )

    Disebut pula delayed primary closure.Terjadi pada luka yang dibiarkan

    terbuka karena adanya kontaminasi, kemudian setelah tidak ada tanda-

    tanda infeksi atau granulasi sudah baik, baru dilakukan jahitan sekunder

    (secondary suture), yang dilakukan setelah hari ke-4, bila tanda-tanda

    infeksi telah hilang.

    http://www.bsnmedical-images.com/cgi-bin/WebObjects/Medical.woa/39/wo/2bvL16cHY1qi26o7yziz7N9gofT/15.0.9.26.6.1.19.http://www.bsnmedical-images.com/cgi-bin/WebObjects/Medical.woa/39/wo/2bvL16cHY1qi26o7yziz7N9gofT/15.0.9.26.6.1.19.http://www.bsnmedical-images.com/cgi-bin/WebObjects/Medical.woa/39/wo/2bvL16cHY1qi26o7yziz7N9gofT/15.0.9.26.6.1.19.
  • 7/25/2019 Artikel AWC- Leukosan Strip

    2/9

    Articles of Acute Woundcare_Leukosan Strip

    June, 2016

    2. Proses Fisiologis Penyembuhan Luka

    Proses fisiologis Penyembuhan Luka dapat dibagi ke dalam 4 fase utama, yaitu:

    a.

    Hemostasis

    Pada fase ini terjadi peningkatan perlekatan platelet. Platelet akan bekerja untuk menutup

    kerusakan pembuluh darah. Platelet yang dibentuk berfungsi untuk merekatkan kolagen dan

    mensekresi faktor yang merangsang pembekuan darah. Pembekuan darah diawali denganproduksi trombin yang akan membentuk fibrin dari fibrinogen. Hubungan fibrin diperkuat oleh

    agregasi platelet menjadi hemostatik yang stabil. Hemostatis terjadi dalam waktu beberapa menit

    setelah terjadinya luka kecuali ada gangguan faktor pembekuan.

    b.

    Inflamasi

    Terjadi vasodilatasi kapiler dan pelepasan substansi vasodilator: histamin, serotonin dan sitokins.

    Histamin juga menyebabkan meningkatnya permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah

    keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi edema jaringan

    lokal dan mungkin hilangnya fungsi di area tersebut. Eksudasi ini juga menyebabkan migrasi sel

    lekosit (terutama netrofil) ke ekstra vaskuler (keluar dari vaskuler). Fungsi netrofil adalah

    melakukan fagositosis benda asing dan bakteri di daerah luka setelah itu akan digantikan oleh sel

    makrofag yang berperan lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan

    luka. Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah: Sintesa kolagen, pembentukan jaringan

    granulasi bersama-sama dengan fibroblast, memproduksi growth factor yang berperan pada re-

    epitelisasi, pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesis.

    c.

    Fase Proliferasi

    Proses penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka yang ditandai dengan

    proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada

    persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses perbaikan

    jaringan. Sesudah terjaid luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam

    daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi

    dasar (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan profeoglycans) yang berperan dalammembangun (rekonstruksi) jaringan baru. Selain itu juga akan dibentuk kapiler-kapiler baru oleh

    tunas endotelial, suatu proses yang disebut angiogenesis. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru

    yang tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi dengan

    penampakannya yang granuler dan warnanya merah terang.

    Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan keratinocyte growth factor

    (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir

    luka dan akhirnya membentuk lapisan yang menutupi permukaan luka. Melalui sintesa kolagen

    oleh fibroblas, pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan

    mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis. Untuk membantu jaringan baru tersebut

    menutup luka, fibroblas akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai

    kapasitas melakukan kontraksi pada jaringan. Fase ini berlangsung selama 3-24 hari.

    d.

    Maturasi (Remodelling)

    Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan

    penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan garunalasi,

    warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin

    dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Sintesa kolagen yang telah

    dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi. Selain pembentukan kolagen

  • 7/25/2019 Artikel AWC- Leukosan Strip

    3/9

    Articles of Acute Woundcare_Leukosan Strip

    June, 2016

    juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda ( gelatinous collagen)

    yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih

    kuat dan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).

    Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang

    diproduksi dengan yang dipecahkan. Produksi kolagen yang berlebihan akan menyebabkan

    penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akanmenurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.

    Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, ada banyak faktor yang

    mempengaruhi proses penyembuhan luka, yaitu (Morrison, 2004):

    a. Faktor intrinsik

    Faktor intrinstik meliputi faktor- faktor patofisiologi umum (misalnya, gangguan kardiovaskuler,

    malnutrisi, gangguan metabolik dan endokrin, penurunan daya tahan terhadap infeksi) dan faktor

    fisiologi normal yang berkaitan dengan usia dan kondisi lokal yang merugikan pada tempat luka(misalnya, eksudat yang berlebihan, dehidrasi, infeksi luka, trauma kambuhan, penurunan suhu

    luka, pasokan darah yang buruk, edema, hipoksia lokal, jaringan nekrotik, pengelupasan jaringan

    yang luas, produk metabolik yang berlebihan, dan benda asing).

    b. Faktor ekstrinsik

    Faktor ekstrinsik meliputi penatalaksanaan luka yang tidak tepat (misalnya, pengkajian luka yang

    tidak tepat, penggunaan bahan perawatan luka primer yang tidak sesuai, dan teknik penggantian

    balutan yang tidak benar).

    3. Komplikasi Penyembuhan Luka

    Menurut Potter & Perry (2006) komplikasi penyembuhan luka meliputi:

    a. Infeksi

    Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah

    pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2-7 hari setelah pembedahan. Gejalanya

    berupa infeksi termasuk adanya eksudat purulen, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan,

    bengkak disekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.

    b. Dehisen

  • 7/25/2019 Artikel AWC- Leukosan Strip

    4/9

    Articles of Acute Woundcare_Leukosan Strip

    June, 2016

    Dehisen adalah terpisahnya lapisan luka secara parsial atau total. Dehisen sering terjadi pada luka

    pembedahan abdomen dan terjadi setelah regangan mendadak, misalnya batuk, muntah atau

    duduk tegak di tempat tidur.

    c. Eviserasi

    Terpisahnya lapisan luka secara total dapat menimbulkan eviserasi (keluarnya organ viseral

    melalui luka yang terbuka). Bila terjadi evisersasi, perawat meletakkan handuk steril yang dibasahidengan salin normal steril di atas jaringan yang keluar untuk mencegah masuknya bakteri dan

    kekeringan pada jaringan tersebut.

    d. Fistul

    Fistul adalah saluran abnormal yang berada diantara dua buah organ atau diantara organ dan

    bagian luar tubuh.

    4. Perawatan Luka

    a. Pengertian

    Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merawat luka agar dapat

    mencegah terjadinya trauma (injuri) pada kulit membran mukosa atau jaringan lain, fraktur, luka

    operasi yang dapat merusak permukaan kulit. Serangkaian kegiatan itu meliputi pembersihan

    luka, memasang balutan, mengganti balutan, pengisian (packing) luka, memfiksasi balutan,

    tindakan pemberian rasa nyaman yang meliputi membersihkan kulit dan daerah drainase, irigasi,

    pembuangan drainase, pemasangan perban (Briant, 2007).

    b. Penatalaksanaan dari luka akut tergantung dari lokasi dan tingkat keparahan lukanya. Secara

    umum, penatalaksanaannya sbb:

    1.

    Kontrol perdarahan Identifikasi sumber perdarahan dan dilakukan penekanan untuk

    menghentikannya.

    2.

    Pencucian lukaantiseptik dan cairan fisiologis dapat digunakan pada luka akut minor.

    Larutan garam dapat digunakan pada luka lebih besar, lebih dalam atau lebih kompleks.

    3.

    Debridement Jika diperlukan, bersihkan luka dari debris, kotoran atau benda asing.Jaringan mati dari luka harus dibuang.

    4.

    Dressingdan/atau penutupan lukaBeberapa luka membutuhkan staples, perekat kulit,

    strip steril atau jahitan untuk menutup tepi luka. Luka dapat dibiarkan terbuka atau

    ditutup dressing tergantung pada lokasi dan keparahan luka.

    5.

    Antibiotikdan obat lainnya Dalam beberapa kasus, antibiotik dapat diresepkan untuk

    melawan infeksi. Diperlukan untuk luka dengan risiko tinggi infeksi, seperti pada mereka

    yang terkontaminasi debris. Obat untuk nyeri, bengkak dan perawatan khusus luka

    lainnya (seperti suntikan tetanus) juga dapat diberikan.

    5. Penutupan Luka (Wound Closure)

    Tujuan tindakan ini yaitu:

    Menutup ruang mati,

    Mendukung dan memperkuat luka sampai terjadi penyembuhan

    Meningkatkan kekuatan kerenggangan luka sampai mendapatkan hasil estetika dan fungsional

    yang memuaskan,

    Meminimalkan risiko perdarahan dan infeksi.

    http://www.woundcarecenters.org/wound-therapies/sharp-debridement.htmlhttp://www.woundcarecenters.org/wound-therapies/advanced-dressings.htmlhttp://www.woundcarecenters.org/wound-therapies/advanced-dressings.htmlhttp://www.woundcarecenters.org/wound-therapies/antibiotics.htmlhttp://www.woundcarecenters.org/wound-therapies/antibiotics.htmlhttp://www.woundcarecenters.org/wound-therapies/antibiotics.htmlhttp://www.woundcarecenters.org/wound-therapies/advanced-dressings.htmlhttp://www.woundcarecenters.org/wound-therapies/sharp-debridement.html
  • 7/25/2019 Artikel AWC- Leukosan Strip

    5/9

    Articles of Acute Woundcare_Leukosan Strip

    June, 2016

    Teknik penutupan luka telah berevolusi dari perkembangan awal yang meliputi jahitan sintetis,

    absorbables, staples, tapes, dan bahan perekat.

    Teknik Penutupan Luka (Wound Closure)

    Jahitan (Suture)

    Pemilihan teknik jahitan tergantung pada jenis dan lokasi anatomi luka, ketebalan kulit, derajat

    ketegangan, dan hasil kosmetik yang diinginkan.

    Pengangkatan Jahitan

    Jahitan diangkat dalam waktu 1-2 minggu setelah penjahitan dilakukan, tergantung pada lokasi anatomi.

    Sebagai pedoman, pada wajah jahitan harus diangkat 5-7 hari; pada leher 7 hari; pada kulit kepala 10 hari,

    pada tubuh dan ekstremitas atas 10-14 hari; dan pada luka dengan tekanan yang lebih besar

    membutuhkan waktu lebih lama. Jahitan yang dilakukan dengan benang absorbable, tidak diangkat oleh

    karena dapat larut dalam jaringan.

    Metode Alternatif dalam Penutupan Luka

    1. Strips Pita penutup luka, atau strips, memperkuat penempelan jaringan setelah pembedahan. Strips

    digunakan untuk memberikan dukungan pada garis jahitan, dan saat jahitan subkutikuler kontinu

    digunakan atau setelah jahitan diremove.

    Penutupan luka dengan strip dapat menurunkan penyebaran scar jika digunakan dalam jangka

    waktu beberapa minggu setelah jahitan diremove. Strips ini digunakan dengan cara menempelkan

    jaringan, karena memiliki kekuatan untuk menutup. Strips ini juga digunakan utamanya pada luka

    dengan tekanan rendah.

    2. Staples

    Staples yang terbuat dari stainless steel biasanya digunakan pada luka dengan tekanan yang

    tinggi, termasuk luka pada kulit kepala dan badan. Keutungan penggunaan staples misalnya:

    waktu jahitan yang cepat, reaksi jaringan yang minimal, risiko infeksi yang rendah, dan penutupan

    luka yang cukup kuat. Kerugiannya adalah kelurusan batas luka kurang tepat dan biayanya cukup

    tinggi.

    3. Lem Jaringan

    Lem super yang terdiri atas acrilate kemungkinan dibutuhkan untuk luka superfisial dengan cara

    memblok titik perdarahan pada kulit dan menutup batas luka dengan tepat. Oleh karena sifat

  • 7/25/2019 Artikel AWC- Leukosan Strip

    6/9

    Articles of Acute Woundcare_Leukosan Strip

    June, 2016

    bakteriostatiknya dan penggunaannya yang mudah, alat ini memiliki popularitas yang tinggi. Alat

    ini telah memperlihatkan superioritasnya dalam fungsi kosmetik pada jahitan tradisional dengan

    beragam prosedur, termasuk penutupan luka pada pembedahan pediatrik, pemotongan vena

    saphena pada bypass arteri koroner, dan blepharoplasty. Lem yang paling banyak digunakan

    adalah, 2-octyl cyanoacrylate (dermabond), yang telah digunakan sebagai bolster kulit untuk

    jahitan tipis atau kulit yang atrofi. Keuntungan dari lem topikal ini termasuk waktu penutupanluka yang cepat, prosedurnya tidak nyeri, menurunkan risiko tusukan jarum jahit, tidak ada bekas

    jahitan, dan tidak perlu diangkat. Kerugiannya termasuk harga yang cukup tinggi dan regangan

    kekuatan yang rendah (dibandingkan dengan jahitan). Kegunaan lem jaringan ini pada

    pembedahan kulit masih dikembangkan

  • 7/25/2019 Artikel AWC- Leukosan Strip

    7/9

    Articles of Acute Woundcare_Leukosan Strip

    June, 2016

    Leukosan StripAtraumatic, adaptive, all-round

    Indikasi

    Untuk luka insisi kecil

    Luka yang linear, eksudat sedikit, pada permukaan tubuh yang datar

    Kondisi luka dengan tegangan yang minimal

    Untuk menutup luka insisi superficial dengan lebar permukaan luka minimal

    Untuk pasien dengan kondisi kulit yang sensitive seperti geriatric atau pasien terapi kortikosteroid

    Untuk diaplikasikan setelah jahitan dilepas, meminimalkan parut luka sehingga hasilnya lebih

    maksimal dan membantu proses penyembuhan luka

    Untuk penutupan luka yang dikombinasikan dengan teknik jahitan intrakutan (laparatomy)

    Feature & Benefit

    Bahan rajutan polyamide

    Elastis

    Memungkinan strip untuk memanjang dan kembali ke awal sehingga strip dapat beradaptasi

    saat terjadi fase inflamasi dan menghindari terjadinya konstriksi pada kulit

    Mendukung terjadinya sirkulasi udara yang baik sehingga kulit bisa bernapas

    Perekat polyacrylate, bebas latex (produk dan kemasan)

    Daya rekat maksimal

    Hipoalergen, aman untuk kulit sensitive

  • 7/25/2019 Artikel AWC- Leukosan Strip

    8/9

    Articles of Acute Woundcare_Leukosan Strip

    June, 2016

    Dikemas steril dalam pouch, dalam lembaran perforasi plastik

    Praktis dan mudah diaplikasikan

    Ujung strip membulat

    Mencegah strip menggulung

    Ukuran

    Leukosan strip 6 x 38 mm (6pcs/pouch)

    Leukosan strip 3 x 75 mm (5pcs/pouch)

    Leukosan strip 6 x 75 mm (3pcs/pouch)

    Kontra Indikasi

    Untuk kondisi luka pada area yang berambut dan area sekresi (ex : dibawah ketiak)

    Kondisi luka dengan tegangan yang maksimal / mobilitas tinggi (ex : persendian)

    Cara AplikasiBersihkan luka dan area sekitar luka

    Keringkan dan pastikan kulit dalam kondisi bersih

    Keluarkan Leukosan Strip dari kemasan, dengan menggunakan teknik aseptik

    Lipat perforasi lembar plastik dan robek,

    Tarik Leukosan Strip dari lembar plastik (menggunakan pinset atau tangan)

    Aplikasikan Leukosan Strip pada luka, disesuaikan dengan margin luka dan tekan strip hingga

    menempel dengan pas pada salah satu sisi

    Dekatkan kedua sisi pinggiran luka,

    Aplikasikan Leukosan Strip ke sisi lainnya, tekan strip hingga menempel dengan sempurna

    Cara Pelepasan

    Perlahan tarik salah satu ujung Leukosan Strip,

    Tahan kulit dengan menggunakan jari, saat Leukosan Strip ditarik,

    Lakukan hal yang sama di sisi Leukosan Strip yang lain,

    Saat kedua ujung Leukosan Strip sudah dilepas, perlahan tarik strip dari tengah luka dengan

    menggunakan pinset

    Kompetitor

    Steri-strip (3M)

    Proxi strip (Ethicon/ J & J)Askina Strip (B Braun)

    Leukostrip (Smith & Nephew)

    Suture Strip (Novamedical)

    Omni strip (Hartmann)

  • 7/25/2019 Artikel AWC- Leukosan Strip

    9/9

    Articles of Acute Woundcare_Leukosan Strip

    June, 2016

    Study kasus :

    1.

    Pasien X memiliki luka laserasi di area lengan dengan panjang 8 cm, lebar 0.2 cm dan kedalaman

    0.5 cm. Ilustrasikan kasus tsb dengan aplikasi Leukosan Strip 6 x 38 mm, berapa strip yang

    dibutuhkan !

    Jawab ::

    panjang luka = 8 cm = 80 mm; lebar luka = 0.2 cm = 2 mm ; kedalaman luka = 0,5 cm = 5 mm

    jarak antar strip = 3 mm ; lebar Leukosan Strip yang dipakai = 6 mm

    lebar per strip pada luka = 3 mm + 6 mm = 9 mm

    Jadi strip yang dibutuhkan = panjang luka : lebar per strip pada luka = 80 : 9 = 8,8 strip

    atau 9 strip

    Leukosan strip yang dibutuhkan berarti 2 pouch (6 pcs/pouch)

    2.

    Pasien X memiliki luka laserasi di area lengan dengan panjang 12 cm, lebar 0.4 cm dan kedalaman

    0.5 cm. Ilustrasikan kasus tsb dengan aplikasi Leukosan Strip 3 x 75 mm, berapa strip yang

    dibutuhkan !

    Jawab :

    panjang luka = 12 cm = 120 mm; lebarl luka = 0.4 cm = 4 mm ; kedalaman luka = 0,5 cm = 5 mm

    jarak antar strip = 3 mm ; lebar Leukosan Strip yang dipakai = 3 mm

    lebar per strip pada luka = 3 mm + 3 mm = 6 mm

    Jadi strip yang dibutuhkan = panjang luka : lebar per strip pada luka = 120 : 6 = 20 strip

    Leukosan strip yang dibutuhkan berarti 4 pouch (5 pcs/pouch)