Artikel

12
SKRIPSI HUBUNGAN ANEMIA KEHAMILAN DENGAN SKOR APGAR NEONATUS DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2013 Oleh : Agista Khoirul Mahendra G1A010067 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2014

description

ar

Transcript of Artikel

Page 1: Artikel

SKRIPSI

HUBUNGAN ANEMIA KEHAMILAN DENGAN SKOR APGAR NEONATUS DI RSUD

PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2013

Oleh :

Agista Khoirul Mahendra

G1A010067

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2014

Page 2: Artikel

HUBUNGAN ANEMIA KEHAMILAN DENGAN SKOR APGAR NEONATUS DI RSUD

PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2013

Agista Khoirul Mahendra

ABSTRAK

Latar Belakang: Anemia pada kehamilan dapat berdampak asfiksia pada janin. Diperkirakan

sekitar 23% seluruh angka kematian neonatus di seluruh dunia disebabkan oleh asfiksia neonatorum,

dengan proporsi lahir mati yang lebih besar. Penyebab tingginya AKB sebesar 33,6% di Indonesia

adalah asfiksia neonatorum. Angka kematian karena asfiksia di Rumah Sakit Pusat Rujukan Propinsi

di Indonesia mencapai 41,94%. Neonatus yang mengalami asfiksia tingkatannya perlu diketahui

dengan skor Apgar.

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anemia kehamilan dengan

skor Apgar neonatus.

Metodologi Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional. Data yang diambil merupakan data sekunder yang didapatkan dari

rekam medis bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Data yang diambil

terdiri dari kadar hemoglobin ibu hamil, usia ibu hamil, paritas, dan skor Apgar. Data dianalisis

menggunakan uji Chi- Square dan Fisher’s Exact Test.

Hasil Penelitian: Anemia kehamilan dengan skor apgar menit 1 tidak memiliki hubungan bermakna

(p = 0,25; PR = 1,93; X2 = 1,296). Anemia kehamilan dengan skor apgar menit 5 tidak memiliki

hubungan bermakna (p = 0,53; PR = 1,50; X2 = 0,402). Anemia kehamilan dengan skor apgar menit

10 tidak memiliki hubungan bermakna (p = 1,00; PR = 1,38; X2 = 0,159).

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan anemia kehamilan dengan skor Apgar neonatus.

Kata Kunci: Anemia kehamilan, asfiksia, skor Apgar

Page 3: Artikel

RELATIONSHIP ANEMIA OF PREGNANCY WITH APGAR SCORES OF NEONATAL IN

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO IN 2013

Agista Khoirul Mahendra

ABSTRACT

Background: Anemia in pregnancy may affect fetal asphyxia. It is estimated that approximately

23% of all neonatal mortality worldwide are caused by neonatal asphyxia, with the proportion of

stillbirths is greater. The cause of the high IMR of 33.6% in Indonesia is a neonatal asphyxia. The

mortality rate due to asphyxia Provincial Referral Hospital Center in Indonesia reached 41.94%.

Asphyxiated neonates level should be determined by Apgar scores.

Objective: The purpose of this study was to determine the relationship of anemia of pregnancy with

Apgar scores of neonates.

Research Methodology: This study uses observational analytic cross sectional approach . Data

taken a secondary data obtained from the medical records section of Obstetrics and Gynecology

Hospital Prof . Dr. Margono Soekarjo. Data taken consisted of hemoglobin levels of pregnant

women , maternal age , parity , and Apgar scores . Data were analyzed using Chi - Square and

Fisher’s Exact Test.

Result: Anemia of pregnancy with Apgar scores 1 minute does not have a significant relationship (

p = 0.25, PR = 1.93 ; X2 =1.296 ) . Anemia of pregnancy with Apgar score 5 minutes has no

significant relationship ( p = 0.53 ; PR = 1.50 ; X2 = 0.402 ) . Anemia of pregnancy with Apgar

score of 10 minutes does not have a significant relationship ( p = 1.00 ; PR = 1.38 ; X2 = 0.159 ).

Conclusion: There was no relationship of anemia of pregnancy with Apgar scores of neonates.

Keywords : Anemia of pregnancy , asphyxia , Apgar score

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia pada kehamilan dapat meningkatkan morbiditas maupun mortalitas ibu dan

anak. Suatu penelitian menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebanyak 265/100.000

kelahiran hidup dan mempunyai hubungan yang erat dengan anemia pada kehamilan (Depkes

RI, 2007).

Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi karena penanganan anemia

dilakukan pada saat ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan. Total penderita anemia pada

kehamilan di beberapa wilayah Indonesia dapat mencapai 70% yang berarti bahwa dari 10 ibu

hamil, sebanyak 7 orang akan menderita anemia (Sinsin, 2008).

Defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia yang terjadi karena defisiensi

zat gizi mikro (micronutrien). Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara

sedang berkembang, misalnya Indonesia, ketimbang negara yang sudah maju. 36% atau sekitar

Page 4: Artikel

1.400 juta orang dari perkiraan populasi 3.800 juta orang di negara sedang berkembang

menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di negara maju hanya sekitar 8% (atau sekitar

100 juta orang) dari perkiraan populasi 1.200 juta orang (Arisman, 2010).

Anemia pada kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam

kehamilan, persalinan maupun nifas dan masa selanjutnya, serta bagi hasil konsepsi (Sohimah,

2006). Pengaruh buruk yang terjadi berupa turunnya kadar hemoglobin dalam darah, sehingga

transfer oksigen transplasental menurun yang akan menyebabkan hipoksia yang berujung

kerusakan membran sel (Abdulmuthalib, 2009).

Ibu hamil yang menderita anemia berisiko mempunyai janin yang akan mengalami

asfiksia. Diperkirakan sekitar 23% seluruh angka kematian neonatus di seluruh dunia

disebabkan oleh asfiksia neonatorum, dengan proporsi lahir mati yang lebih besar (Waqar dan

Haque, 2012). Penyebab tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 33,6% di Indonesia

adalah asfiksia neonatorum. Angka kematian karena asfiksia di Rumah Sakit Pusat Rujukan

Propinsi di Indonesia mencapai 41,94% (Suryani dalam Tahrir, 2012). Bayi yang mengalami

asfiksia tingkatannya perlu diketahui dengan skor Apgar (Winkjosastro, 2005). Selain itu,

menurunnya kadar hemoglobin atau keadaan anemia dapat berpengaruh pada kondisi bayi yang

baru dilahirkan (Cunningham, 2005), misalnya bayi tampak sianosis (Maharani, 2012). Kondisi

bayi yang baru dilahirkan dapat dinilai dengan skor apgar, yang merupakan suatu cara yang

sederhana untuk menentukan kondisi bayi dengan cepat, sesaat setelah dilahirkan

(Cunningham, 2005).

Penelitian Bakhtiar et al. (2007) dalam Nurchotimah (2008), mengenai hubungan antara

hemoglobin ibu dengan perinatal outcome menunjukkan bahwa ibu dengan anemia akan

meningkatkan kematian intrauterin dan skor apgar rendah. Namun, pada penelitian yang

dilakukan oleh Budwiningtijastuti (2005) menunjukkan bahwa anemia pada trimester III tidak

memiliki hubungan dengan kejadian rendahnya skor Apgar menit 1 maupun 5.

Berdasarkan data dari rekam medis RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada bulan

Januari sampai September 2013, ibu hamil yang menderita anemia dan melakukan persalinan

di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo sebesar 3,8%. Sampai saat ini belum diketahui apakah

skor Apgar pada neonatus yang dilahirkan dari ibu yang menderita anemia sewaktu hamil lebih

rendah daripada neonatus yang dilahirkan dari ibu yang tidak menderita anemia sewaktu hamil.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan anemia kehamilan

dengan skor Apgar neonatus.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan anemia kehamilan dengan skor Apgar

neonatus ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan anemia kehamilan dengan skor Apgar neonatus di RSUD. Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui angka kejadian skor Apgar rendah pada neonatus di RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto dari bulan Januari sampai September 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memperluas ilmu pengetahuan bagi dunia kedokteran, utamanya mengenai

hubungan anemia kehamilan dengan skor Apgar neonatus di RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk materi

perkuliahan dan memberikan gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya.

b. Bagi ibu hamil

Untuk mencegah terjadinya anemia selama kehamilan dan asfiksia pada janin.

Page 5: Artikel

c. Bagi tenaga kesehatan

Untuk dijadikan sebagai acuan dalam memberikan pemahaman kepada ibu-ibu

hamil dan masyarakat tentang anemia.

d. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan masyarakat tentang

hubungan anemia kehamilan dengan skor Apgar neonatus.

Page 6: Artikel

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia

1. Definisi

Anemia adalah keadaan tubuh karena kurangnya kadar hemoglobin (Hb)

(Soebroto, 2009). Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau

penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah (Varney, 2007). Kadar Hb

normal adalah 12-16% dari sel darah merah dan jumlah sel darah merah normal adalah 5

juta/mm3 (Soebroto, 2009). Seseorang dikatakan menderita anemia jika kadar hemoglobin

dalam darah kurang dari 12 gram per 100 mililiter (Hudono, 2007).

2. Klasifikasi Anemia Kehamilan

Menurut Proverawati (2009), anemia dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi:

a. Anemia defisiensi besi

b. Anemia Megaloblastik

c. Anemia Hipoplastik dan Aplastik

d. Anemia Hemolitik

B. Skor Apgar

1. Definisi

Skor Apgar atau nilai Apgar adalah suatu metode yang diperkenalkan oleh Dr.

Virginia Apgar pada tahun 1952 sebagai metode untuk menilai secara cepat kondisi klinis

bayi baru lahir dan menilai respon atau efektivitas resusitasi. Skor Apgar memiliki lima

komponen, yaitu Appearance, Pulse, Grimace, Activity, dan Respiration, yang masing-

masing diberi nilai 0, 1, atau 2.

2. Interpretasi

Jumlah skor Apgar 7-10 menunjukkan bayi dalam kondisi normal atau baik, 4-6

mengalami depresi sedang, dan 0-3 mengalami depresi berat (Ondoa-onama, dan Tumwine,

2003).

III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross

sectional.

B. Populasi dan sampel 1. Populasi

a. Populasi target

Pasien ibu hamil yang didiagnosis anemia dan melakukan persalinan di RSUD

Prof. Dr. Margono Soekarjo.

b. Populasi terjangkau

Pasien ibu hamil yang didiagnosis anemia dan melakukan persalinan di RSUD

Prof. Dr. Margono Soekarjo dari bulan Januari sampai September 2013, serta terdata

dalam rekam medis.

2. Sampel

a. Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

adalah 70 sampel.

b. Teknik Sampling

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling, dimana

semua ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil sebagai sampel.

Setelah itu, peneliti mencari pembanding yang mempunyai karakteristik yang sama

dengan perbandingan 1:1.

c. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi :

a. Pasien ibu hamil yang didiagnosis anemia dan melakukan persalinan di RSUD

Prof. Dr. Margono Soekarjo

Page 7: Artikel

b. Pasien ibu hamil yang berusia 20-35 tahun

2. Kriteria eksklusi :

a. Data pada rekam medis tidak lengkap

b. Ibu hamil yang mempunyai data pada rekam medis:

1. Janin >1

2. Perdarahan antepartum

3. Kehamilan preterm atau posterm

4. Kelainan kongenital

5. Gawat janin (Denyut Jantung Janin < 100x/menit atau >160x/menit) yang

disebabkan oleh gangguan tali pusat ( prolaps tali pusat, lilitan tali pusat).

C. Variabel penelitian

1. Variabel bebas : anemia kehamilan

2. Variabel terikat: skor Apgar neonatus

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala

Anemia

Kehamilan

Anemia kehamilan adalah anemia yang terjadi

selama kehamilan, dengan kadar hemoglobin

kurang dari 11 gr/dl, didiagnosis oleh tenaga ahli

dan dicatat pada rekam medis. Penilaian kadar

Hb dilakukan pada saat inpartu. Kelompok yang

dikategorikan tidak anemia jika Hb ≥11 gr/dl dan

kelompok yang dikategorikan anemia jika Hb

<11 gr/dl.

Nominal

dikotom

Skor Apgar

Neonatus

Skor Apgar adalah suatu metode untuk menilai

secara cepat kondisi klinis bayi baru lahir dan

menilai respon atau efektivitas resusitasi.

Penilaian skor Apgar dilakukan oleh tenaga ahli

yang dicatat pada rekam medis dengan meihat

lima komponen, yaitu Appearance, Pulse,

Grimace, Activity, dan Respiration, yang

masing-masing diberi nilai 0, 1, atau 2. Penilaian

skor Apgar dilakukan pada menit 1, 5, dan 10.

Kelompok yang dikategorikan skor Apgar

rendah jika jumlah dari lima komponen 0-6 dan

baik jika jumlah dari lima komponen 7-10.

Nominal

dikotom

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi

masing-masing variabel penelitian. Analisis dilakukan terhadap semua data dari setiap

Page 8: Artikel

variabel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden dapat

dikelompokkan berdasarkan kadar hemoglobin, usia ibu hamil, paritas, dan skor Apgar.

Tabel 4.1 Skor Apgar Neonatus pada Ibu Hamil

No

Variabel

Kriteria Skor

Apgar

Skor Apgar

Menit 1 Menit 5 Menit 10

N % N % N %

1. Ibu hamil Rendah 16 22,86 12 17,14 7 10

Baik 54 77,14 58 82,86 63 90

2. Ibu hamil dengan

anemia

Rendah 10 28,57 7 20 4 11,43

Baik 25 71,43 28 80 31 88,57

3. Ibu hamil tidak

anemia

Rendah 6 17,14 5 14,29 3 8,57

Baik 29 82,86 30 85,71 32 91,43

Sumber : Data sekunder terolah

Tabel 4.1 menunjukkan skor Apgar neonatus dari ibu hamil. Angka kejadian

kejadian skor Apgar rendah pada kelompok ibu hamil dengan anemia lebih tinggi daripada

kelompok ibu hamil yang tidak anemia.

Tabel 4.2 Distribusi Usia Ibu Hamil

Usia

Kadar Hemoglobin

Total Anemia Tidak Anemia

N % N % N %

Ideal

(20-30)

22 62,86 24 68,57 46 65,71

Kurang ideal (31-

35)

13 37,14 11 31,43 24 34,29

Sumber : data sekunder terolah

Hasil tersebut menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil pada kelompok usia kurang

ideal, pada kelompok anemia lebih banyak daripada kelompok ibu hamil yang tidak anemia

(Tabel 4.2).

Tabel 4.3 Distribusi Paritas Ibu Hamil

Paritas

Kadar Hemoglobin

Total Anemia Tidak Anemia

N % N % N %

0 3 8,57 4 11,43 7 10

1 17 48,57 21 60 38 54,29

Page 9: Artikel

2 11 31,43 7 20 18 25,71

3 4 11,43 3 8,57 7 10

Sumber: Data sekunder terolah

Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil pada kelompok multiparitas, pada

kelompok anemia lebih banyak daripada kelompok tidak anemia (Tabel 4.3).

Tabel 4.4 Distribusi Skor Apgar Berdasarkan Derajat Anemia

Derajat Anemia

Skor Apgar Rendah

Jumlah

Menit 1 Menit 5 Menit 10

n % n % n % n %

Ringan (Hb 9-10gr%) - - - - - - 16 45,71

Sedang (Hb 7-8,9gr%) 9 50 6 33,33 3 16,67 18 51,43

Berat (<7gr%) 1 100 1 100 1 100 1 2,86

total 10 7 4 35 100

Sumber: Data sekunder terolah

Hasil itu menunjukkan bahwa terdapat 6 neonatus yang keadaannya semakin

membaik. Ibu hamil dengan anemia derajat berat hanya berjumlah 1 orang dan ibu tersebut

melahirkan neonatus dengan skor Apgar rendah yang keadaannya tidak membaik dari

menit 1 sampai menit 10 (Tabel 4.4).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan yang

bermakna antara anemia kehamilan dan skor Apgar neonatus dengan α = 0,05, dan X2 tabel

= 3,841.

Tabel 4.5 Hubungan Anemia Kehamilan dengan Skor Apgar Neonatus Menit 1

Variabel

Skor Apgar Menit 1

p

PR

X2 hitung

Rendah Baik

n % n %

Kadar

Hb

Anemia 10 28,57 25 71,43 0,25 1,93 1,296

Tidak

anemia

6 17,14 29 82,86

Sumber: Data sekunder terolah

Analisis hubungan anemia dengan skor Apgar menit 1 dilakukan dengan uji Chi -

Square. Nilai p didapatkan = 0,25 dan X2hitung = 1,296 < X2

tabel, sehingga disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara keduanya (Tabel 4.5).

Tabel 4.6 Hubungan Anemia Kehamilan dengan Skor Apgar Neonatus Menit 5

Variabel

Skor Apgar Menit 5

p

RP

X2hitung

Rendah Baik

n % n %

Page 10: Artikel

Kadar

Hb

Anemia 7 20 28 80 0,53 1,50 0,402

Tidak

anemia

5 14,29 30 85,71

Sumber: Data sekunder terolah

Analisis hubungan anemia dengan skor Apgar menit 5 dilakukan dengan uji Chi -

Square. Nilai p didapatkan = 0,53 dan X2hitung = 0,402 < X2

tabel, sehingga disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara keduanya (Tabel 4.6).

Tabel 4.7 Hubungan Anemia Kehamilan dengan Skor Apgar Neonatus Menit 10

Variabel

Skor Apgar Menit 10

p

PR

X2hitung

Rendah Baik

n % n %

Kadar

Hb

Anemia 4 11,43 31 88,57 1,00

1,38 0,159

Tidak

anemia

3 8,57 32 91,43

Sumber: Data sekunder terolah

Analisis hubungan anemia dengan skor Apgar menit 10 dilakukan dengan uji Chi

– Square. Nilai p didapatkan = 1,00 dan X2hitung = 0,159 < X2

tabel, sehingga disimpulkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara keduanya (Tabel 4.7)

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil pada kelompok usia kurang

ideal, pada kelompok anemia lebih banyak daripada kelompok ibu hamil yang tidak anemia.

Mirzaie et al. (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor risiko yang meliputi paritas, konsumsi

suplemen zat besi, dan usia memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kadar hemoglobin

responden yang menyebabkan terjadinya anemia.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi anemia kehamilan adalah paritas ibu hamil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil pada kelompok multiparitas, pada

kelompok anemia lebih banyak daripada kelompok tidak anemia. Paritas secara luas mencakup

gravid atau jumlah kehamilan. Kehamilan yang berulang atau paritas yang tinggi akan

meningkatkan kejadian anemia karena banyaknya darah yang keluar selama proses persalinan

(Sidabuke, 2004). Setiap kali ibu melahirkan, jumlah zat besi yang hilang diperkirakan sebesar

250 mg (Tristiyanti, 2006).

Anemia kehamilan merupakan salah satu keadaan yang dapat mengakibatkan kejadian

skor Apgar rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan anemia derajat

berat, neonatus yang dilahirkan mempunyai skor Apgar rendah pada menit 1, 5, maupun 10.

Hal itu berarti bahwa neonatus sangat susah untuk melakukan kompensasi atau melakukan

respon positif. Pada ibu hamil dengan anemia derajat sedang, terdapat beberapa neonatus yang

mampu melakukan kompensasi atau respon positif. Sampai sekarang belum diketahui anemia

dengan kadar Hb berapa yang dapat menyebabkan kejadian skor Apgar rendah (Lone et al.,

2004).

Hasil analisis penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara anemia

kehamilan dan skor Apgar neonatus menit 1, 5, dan 10. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Budwiningtijastuti et al. (2005) yang hasilnya menunjukkan

bahwa anemia pada trimester III tidak memiliki hubungan dengan kejadian rendahnya skor

apgar menit 1 maupun 5. Penelitian tersebut belum dapat mengetahui hubungan antara kadar

hemoglobin dengan skor apgar, dengan metode yang digunakan berupa kohort retrospektif.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Elis (2010).

Hasil analisis penelitian Elis (2010) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

secara statistik antara kadar Hb dan skor Apgar pada menit 1 (p = 0,000) dan menit 5 (p =

0,002) yang diolah dengan menggunakan uji ANNOVA dan skor Apgar pada menit 1 ( p =

0,00039) dan skor Apgar menit 5 (p = 0.018) yang diolah dengan analisis multivariat.

Page 11: Artikel

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan dan hambatan yaitu:

1. Penelitian ini mengambil data melalui rekam medis, sehingga validitas pengukuran kadar

hemoglobin dan skor Apgar tidak bisa diketahui.

2. Kadar Hb yang tercatat pada rekam medis di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo hanya

diukur pada saat inpartu, sehingga pada penelitian ini menggunakan metode cross sectional

yang kurang kuat untuk menyatakan hubungan antar kedua variabel.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulmuthalib. 2009. Kelainan Hematologik. Dalam: Saifuddin, AB.,

Rachimhadhi, T., Wiknjosastro, G.H., penyunting. Ilmu Kebidanan Sarwono

Prawirohardjo.Ed. 4, Cet. 2. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Adi, DI., Aminuddin, S., dan Sitti N. 2012. Edukais Gizi Terhadap Pola Konsumsi

Ibu Hamil Anemia dalam Upaya Perbaikan Kadar Hemoglobin di Puskesmas

Sudiang Raya Makassar. Media Gizi Masyarakat Indonesia. Vol. 2(1): 17 –

21.

American Heart Association and American Academy of Pediatrics.2006.Textbook

of Neonatal Resuscitation.Ed.5. New York: McGraw-Hill.

Page 12: Artikel