Arti Definisi Pengertian an

download Arti Definisi Pengertian an

of 25

Transcript of Arti Definisi Pengertian an

Arti Definisi Pengertian Perkawinan/Pernikahan Dan Dasar Tujuan Nikah/Kawin Manusia Wed, 19/11/2008 - 3:18pmgodam64Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku. Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan Iisik dan mental karena menikah / kawin adalah sesuatu yang sakral dan dapat menentukan jalan hidup seseorang. Dasar dan Tujuan Pernikahan Menurut Agama Islam : A. Dasar Hukum Agama Pernikahan / Perkawinan (Q.S. 24-An Nuur : 32) "Dan kawinlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan mereka yang berpekerti baik. Termasuk hamba-hamba sahayamu yang perempuan." B. Tujuan Pernikahan / Perkawinan (Q.S. 30-An Ruum : 21) "Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berIikir." Ta|uk : NIKAH DAN TU)UANNYA TAJUK z: NKAH DAN TUJUANNYAAssuIumuuIuIkum semuu..seperLI yung unu junjIkun..dIsInI sumbungun unLuk Lujuk`MunukuIuL` yung unu posLkun sbIm InI.. $esebuuI rumuILunggu ILu bermuIu securu rusmI upubIIu berIuku ukud nIkuI unLuru IeIukI dun perempuun mengIkuL Iukum syuruk. PengerLIun nIkuI dupuL kILu IIIuL durI segI buIusu dun IsLIIuI: BuIusu - berkumpuI dun berIImpun (dIsebuL jugu sebuguI perkuIwInun) $yuruk - Akud IkuLun yung mengIuIuIkun perseLubuIun unLuru IeIukI dun perempuun dengun kuLu-kuLu yung menunjukkun nIkuI mengIkuL Iukum syuruk.Akud nIkuI InI puIu LeIuI dIduIuIuI oIeI beberupu umuIun IuILu memIIII, merIsIk, dun memInung yung meIIbuLkun keduu-duu beIuI pIIuk IuILu pIIuk IeIukI dun perempuun yung dIkuLukun sebuguI mukudImuI nIkuI. AmuIun InI dIIukukun supuyu ukud nIkuI dupuL dIIuksunukun dengun sebuIk-buIknyu dun pusungun yung dInIkuIkun ILu dupuL membInu rumuILunggu yung umun dun buIugIu. TerdupuL bunyuk duIII yung mengguIukkun nIkuI unLurunyu IuIuI:- NIkuI merupukun suLu curu unLuk memenuII LunLuLun sIIuL semuIujudI munusIu buIk kecenderungun IIdup bersumu unLuru IeIukI dun perempuun. OIeI ILu, sIum mengguIukkun umuLnyu berkuIwIn berdusurkun duIII AI-Qurun,AI-$unnuI dun jmu` UIumu`. Irmun AIIuI duIum suruI-An-nIsu`: Muku berkuIwInIuI dengun sesIupu yung kumu berkenun durI perempuun-perempuun IuIn: duu,LIgu uLuu empuL.KemudIun,jIku kumu bImbung kumu LIduk ukun berIuku udII (dIunLuru IsLerI-IsLerI kumu)muku berkuIwInIuI dengun seorung suIuju. RIwuyuI AI-Jumu`uI WuIuI goIongun mudu,sesIupu unLuru kumu udu perbeIunjuun(kesunggupun) IendukIuI Iu berkuIwIn, kerunu dengun berkuIwIn dupuL menguwuI pundungun dun menguwuI kemuIuun(nuIsu). $eLerusnyu,kILu beruIII kepudu Iukum-Iukum nIkuI. TerdupuL IImu Iukum nIkuI dun Iukum nIkuI yung usuI IuIuI Iurus. 1) Hurus- Iukum yung usuI z) $unuL- BugI orung yung muIu berkuIwIn serLu mempunyuI perbeIunjuun yung cukup Lermusuk menunggung nuIkuI ) WujIb- bugI orung yung mempunyuI kemumpuun unLuk berkuIwIn dun LukuL Lerjebuk dengun muksouL IuILu zInu. ) MukruI-bugI orung yung LIduk berkemumpuun,LIduk berIujuL unLuk berkuIwIn serLu LIduk udu nuIsu yung dIsebubkun oIeI berbugu-buguI sebub,dIsumpIng LIduk mempunyuI perbeIunjuun. ) Hurum- bugI orung yung bernIuL unLuk menyukILI uLuu mengunIuyuI perempuun yung dIkuIwInInyu seperLI LIduk memberI nuIkuI zuIIr uLuu buLIn uLuu menderunyu.Tujuun nIkuI berdusurkun AI-Qurun dun AI-$unnuI 1) MengekuIkun dun meneruskun keIIdupun munusIu sebuguI Iumbu AIIuI dun kIuIIIuI dI bumI AIIuI yung berLunggungjuwub duIum menegukkun sIum dun meIuksunukun ujurunnyu. z) MemusLIkun nIIuIz ukIIuk muIIu yung menjudI usus IIdup munusIu duIum mendupuLkun kekuuLun jusmunI dun roIunI. ) MendupuL keLenungun(sukInuI),menyuIurkun rusu cInLu(muwudduI), dun kusII suyung(ruImuI) unLuru IeIukI dun perempuun securu yung IuIuI. ) MenyeIumuLkun munusIu durIpudu jebuk muksIuL dun uzub neruku LeruLumnyu zInu dun gejuIu sosIuI. ) MemberI jumInun sosIuI dun ekonomI unLuk kesejuILeruun IIdup 6) Mengembungkun zurIuL dun kuum kerubuL bugI membInu musyurukuL muju dun berLemudun. ;) Menunumkun semunguL persuuduruun dun semunguL berkorbun bugI mencupuI muLIumuL uLumu duIum IIdup IuILu mendupuLkun kebuIugIuun yung dIredIoI AIIuI TuuIu. Renungkun Irmun AIIuI duIum suruI- An-NIsu`: 1 WuIuI sekuIIun munusIu!berLuqwuIuI kepudu TuIun kumu yung LeIuI menjudIkun kumu bermuIu durI dIrI yung suLu(Adum), dun yung menjudIkun durIpudu Adum ILu pusungun(IsLerInyu-Huwu), dun jugu yung membIukkun durI keduunyu zurIuL dun keLurunun IeIukI dun perempuun yung rumuI. Irmun AIIuI duIum $uruI-Ar-Rom: z1 Dun dIunLuru Lundu-Lundu yung membukLIkun kekuusunnyu dun ruImuLNyu,buIuwu Iu mencIpLukun unLuk kumu(wuIuI kuum IeIukI),IsLerIz durI jenIs kumu sendIrI,supuyu kumu bersenung IuLI dun IIdup mesru dengunnyu, dun dIjudIkun unLuru kumu(suumI IsLerI) perusuun kusII suyung dun beIus kusIIun. $esungguInyu yung demIkIun ILu mengundungI keLerungunz yung menImbuIkun kesedurun bugI orungz yung berIIkIr. Irmun AIIuI duIum $uruI-AI-urqun:; WuIuI TuIun kumI,berIIuI kumI beroIeI durIpudu IsLerI-IsLerI dun zurIuL keLurunun kumI,perkuru-perkuru yung menyukukun IuLI meIIIuLnyu,dun judIkunIuI kumI Imum IkuLun bugI orungz yung muIu berLuqwu. $uIubuLz unu yung dIkusIII..perkuIwInun ILu InduI dun suLu IbuduI..numun..dIkuIu kILu beIum berkemumpuun..uLuu mungkIn musII duIum menunLuL IImu..InsyuuIIuI,jIIud menuIun nuIsu dun keIngInun uduIuI yung LerbuIk uLk kILu..bersubur dun yukInIuI dengun LukdIr AIIuI.. kerunu perkuIwInun bukun Iunyu dIdusurI uLus numu cInLu,uLuu mungkIn sekdur keIngInun unLuk berkuIwIn..LeLupI,dengun umunuI,Lungungjuwub..dun unLuk mendupuL redIo AIIuI dunIu dun ukIIruL..unduI kILu LIduk bIsu menuIun nuIsu dun keIngInun LIku InI..buguImunu puIu kILu bIsu menempuI ombuk buduI duIum perkuIwInun??nsyuuIIuI..jIIud..pengorbunun dun kesuburun buuL sekeLIku InI pusLI mengundung buIugIu pudu musu ukun duLung..bIIznIIIuI.. $eguIu kundungun durI upu yung unu sumpuIkun dI uLus IuIuI durI kILub `MunukuIuL`sewukLu unu bersekoIuI ugumu duIu dun buku`MemusukI Gerbung PerkuIwInun` dIbuwuI JubuLun Kemujuun sIum MuIuysIu yung unu dupuL sewukLu mengIkuLI kursus kuwIn pudu zJuIuI yung IuIu..semogu kuIIun mendupuL sesuuLu durI upu yung unu sumpuIkun.. A. MAKNA PERKAWINAN Pengertian Secara Bahasa Az-zawaaj adalah kata dalam bahasa arab yang menunjukan arti: bersatunya dua perkara, atau bersatunya ruh dan badan untuk kebangkitan. Sebagaimana Iirman Allah azza wa jalla (yang artinya): 'Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh) (Q.S At-Takwir : 7) dan Iirman-Nya tentang nikmat bagi kaum mukminin di surga, yang artinya mereka disatukan dengan bidadari : 'Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik lagi bermata feli (Q.SAth-Thuur : 20) Karena perkawinan menunjukkan makna bergandengan, maka disebut juga 'Al-Aqd, yakni bergandengan (bersatu)nya antara laki-laki dengan perempuan, yang selanjutnya diistilahkan dengan 'zawaaja. Pengertian Secara Syar`i Adapun secara syar`i perkawinan itu ialah ikatan yang menjadikan halalnya bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan, dan tidak berlaku, dengan adanya ikatan tersebut, larangan-larangan syari`at. LaIadz yang semakna dengan 'AzZuwaaj adalah 'An-Nikaah'; sebab nikah itu artinya saling bersatu dan saling masuk. Ada perbedaan pendapat di antara para ulama tentang maksud dari laIadz 'An-Nikaah yang sebenarnya. Apakah berarti 'perkawinan atau 'jima`. Selanjutnya, ikatan pernikahan merupakan ikatan yang paling utama karena berkaitan dengan dzat manusia dan mengikat antara dua jiwa dengan ikatan cinta dan kasih sayang, dan karena ikatan tersebut merupakan sebab adanya keturunan dan terpeliharanya kemaluan dari perbuatan keji. B. HUKUM PERKAWINAN An-Nikaah hukumnya dianjurkan, karena nikah itu termasuk sunnah Nabi Shalallahu`alaihi Wassallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim bahwasanya telah berkata Anas bin Malik Radhiyallahu anhu: Telah datang tiga orang ke rumah istri-istri nabi Shalallahu`alaihi Wassallam. Mereka bertanya tentang ibadahnya, maka tatkala telah diberitahu maka seakan-akan merasa amalnya sangat sedikit, lalu mereka berkata: 'Dimana kita dibanding Rasulullah Shalallahu`alaihi Wassallam, sungguh Allah mengampuni dosa beliau yang telah lalu dan yang akan datang. Maka berkata seseorang di antara mereka, 'Adapun saya, maka saya akan shalat malam selamanya, dan berkata seorang lagi, 'Aku akan berpuasa sepanjang masa, dan yang lainnya,Aku akan meninggalkan wanita, tidak akan menikah. Lalu datang Nabi Shalallahu`alaihi Wassallam, kemudian beliau Shalallahu`alaihi Wassallam berkata: Kaliankah yang telah berkata begini dan begituDemi Allah, sungguh aku adalah orang yang paling takut dan paling taqwa dari kalian, akan tetapi aku shalat dan aku tidur, aku puasa dan aku berbuka, dan aku menikahi wanita. Maka barang siapa yang membenci pada sunnahku, maka dia tidak termasuk golnganku. Makna dari 'barang siapa yang membenci sunnahku adalah berpaling dari jalanku dan menyelisihi apa yang aku kerjakan, sedang makna 'bukan dari golonganku yakni bukan dari golongan yang lurus dan yang mudah, sebab dia memaksakan dirinya dengan apa yang tidak diperintahkan dan membebani dirinya dengan sesuatu yang berat. Jadi, maksudnya adalah barang siapa yang menyelisihi petunjuk dan jalannya Rasulullah Shalallahu`alaihi Wassallam, dan berpendapat apa yang dia kerjakan dari ibadah itu lebih baik dari apa yang dikerjakan oleh Rasulullah . Sehingga makna dari ucapan bukan dari golonganku adalah bukan termasuk orang Islam, karena keyakinannya tersebut menyebabkan kekuIuran. Hukum nikah ini sunnah untuk orang yang bisa menanahan biologis dan tidak khawatir terjerumus ke dalam zina jika dia tidak menikah, dan dia telah mampu untuk memenuhi naIkah dan tanggung keluarga. Adapun orang yang takut akan dirinya terjerumus ke dalam zina, jika dia tidak nikah, atau orang yang tidak mampu meninggalkan zina kecuali dengan nikah, maka nikah itu wajib atasnya. Dan untuk masalah nikah secara panjang lebar terdapat dalam kitab-kitab Fiqh. . TU1UAN PERNIKAHAN Sesungguhnya perintah itu ikatan yang mulia dan penuh barakah. Allah Subhanahu Wa Ta`ala mensyari`atkan untuk kemaslahatan hamba-Nya dan kemanIaatan bagi manusia, agar tercapai maksud-maksud yang baik dan tujuan-tujuan yang mulia. Dan yang terpenting dari tujuan pernikahan ada dua, yaitu: 1. Mendapatkan keturunan atau anak 2. Menjaga diri dari yang haram Maksud Pertama 'Mendapatkan Keturunan atau Anak' Dianjurkan dalam pernikahan tujuan pertamanya adalah untuk mendapatkan keturunan yang shaleh, yang menyembah pada Allah dan mendo`akan pada orangtuanya sepeninggalnya, dan menyebut-sebut kebaikannya di kalangan manusia serta menjaga nama baiknya. Sungguh ada dalam hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu berkata : Adalah Nabi salallahu alaihi wa sallam menyuruh kami menikah dan melarang membujang dengan larangan yang keras dan belia bersabda : 'ikahkah oleh kalian perempuan-perempuan yang pecinta dan peranak, maka sungguh aku berbangga dengan banyaknya kalian dari para abi di hari kiamat. Al Walud (banyak anak), Al Wadud (pecinta), di mana dia mempunyai unsur-unsur kebaikan dan baik perangainya dan mencintai suaminya, Al-Makaatsarat ialah bangga dengan banyaknya umat shallallahu alaihi wa alaihi wa sallam di hari kiamat, maka Nabi, Berbangga dengan banyaknya umatnya dari semua para Nabi. Karena siapa yang umatnya lebih banyak maka pahalanya lebih banyak dan bagi beliau mendapat seperti pahala orang yang mengikutinya sampai hari kiamat. Inilah tujuan yang besar dari pernikahan. BerIirman Allah Sub,hanahu wa Ta`ala (yang artinya) : 'Dan Dia (Allah) telah menfadikan bagimu dari istri-istrimu itu, anak-anak dan cucu-cucu. (Q.S An-Nahl-72) Al-HaIadah (jama` dari haIid artinya cucu; yang dimaksud dalam ayat ini adalah anaknya anak dan anak-anak keturunan mereka. Maka manusia dengan Iitrah yang Allah berikan padanya dijadikan rnencintai anak-anak karena Allah menghiasi manusia dengan cinta pada anak-anak. Allah Subhanahu Wa Ta`ala berIirman (yang artinya) : 'Difadikan indah pada (pandangan ) manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu , wanita-wanita, anak-anak,.(Q.S Ali-Imran -14) Manusia memiliki naluri cinta pada anak-anak, karenanya Allah Subhanahu waTa`ala jadikan anak-anak sebagai perhiasan kehidupan dunia. BerIirman Allah (yang artinya): 'arta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Namun karena terlalu cintanya pada anak-anaknya, kadang-kadang bisa menjerumuskan ke dalam Iitnah, sehingga dia bermaksiat pada Allah dengan sebab anak-anaknya. Allah berIirman (yang artinya): $esungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Q.S At-Taghabun : 15) Dan bila telah keterlaluan Iitnah anak pada manusia, maka bisa mendorong pada perbuatan haram, seperti usaha yang haram untuk menaIkahi mereka, atau meninggalkan kewajiban, seperti meninggalkan jihad di jalan Allah, karena takut kalau meninggalkan anak. Maka anak dalam hal ini sama kedudukannya dengan musuh, sehingga wajib berhati-hati dari keterikatan pada mereka. Dan ini adalah makna dari Iirman Allah Ta`ala (yang artinya) : 'ai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isteri dan anak-anakmu ada yang menfadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan fika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S At-Taghabun:14) Telah ada dalam sebab Nuzul ayat ini apa yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dan Hakim dan lainnya dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu anhuma berkata : 'Telah turun ayat ini (At-Taghabun-14) tentang suatu kaum dari ahli Makkah, mereka telah masuk Islam, lalu istri-istri mereka dan anak-anak mereka menolak ajakan mereka. Maka ketika mereka datang pada Rasulullah Shalallahu`alaihi Wassallam di Madinah, mereka melihat orang-orang yang mendahului mereka dengan hijrah. Sungguh mereka telah pandai-pandai dalam urusan agama, maka mereka ingin menghukum istri-istri dan anak-anak mereka, lalu Allah turunkan pada mereka ayat : 'Dan fika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang (Q.S At-Taghabun : 14) Maksud Kedua : 'Menjaga Diri dari yang Haram' Tidak diragukan lagi bahwa yang terpenting dari tujuan nikah ialah memelihara dari perbuatan zina dan semua perbuatan-perbuatan keji, serta tidak semata-mata memenuhi syahwat saja. Memang bahwa memenuhi syahwat itu merupakan sebab untuk bisa menjaga diri, akan tetapi tidaklah akan terwujud iIIah (penjagaan) itu kecuali dengan tujuan dan niat. Maka tidak benar memisahkan dua perkara yang satu dengan lainnya, karena manusia bila mengarahkan semua keinginannya untuk memenuhi syahwatnya dengan menyandarkan pada pemuasan naIsu atau jima` yang berulang-ulang dan tidak ada niat memelihara diri dari zina, maka dimanakah perbedaannya antara manusia dengan binatangleh karena itu, maka harus ada bagi laki-laki dan perempuan tujuan mulia dari perbuatan bersenang-senang yang mereka lakukan itu, yaitu tujuannya memenuhi syahwat dengan cara yang halal agar hajat mereka terpenuhi, dapat memelihara diri, dan berpaling dari yang haram. Inilah yang ditunjukkan oleh Rasulullah salallahu alaihi wa sallam . Sungguh diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abdullah bin Mas`ud Radhiyallahu anhu berkata : telah berkata Rasulullah .: 'ahai para pemuda, barang siapa diantara kalian yang mampu maka nikahlah, karena sesungguhnya itu dapat menundukan pandangan dan memelihara kemaluan, maka barang siapa yang tidak mampu hendaknya dia berpuasa, karena sesungguhnya itu benteng baginya. Al- Wijaa`, adalah satu jenis pengebirian, yaitu dengan mengosongkan saluran mani yang menghubungkan antara testisdan dzakar. Dan makna hadits ini adalah : Barang siapa yang mampu di antara kamu wahai pemuda untuk berjima` dan telah mampu untuk memikul beban-beban pernikahan dan amanahnya, maka nikahlah. Karena nikah itu akan menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Jika tidak mampu hendaknya dia berpuasa, karena puasa itu akan menghancurkan kekuatan gejolak syahwat, bagai pengebirian pada binatang buas untuk menghilangkan syahwatnya. Maka jelaslah dari hadits ini bahwa Nabi salallahu alaihi wasallam memberikan pada pernikahan itu dua perkara yang membantu pada kedua mempelai, yaitu pertama menundukan pandangan dari pandangan-pandangan yang diharamkan Allah Ta`ala dari para wanita, kedua memelihara kemaluan dari 'zina dan semua perbuatan-perbuatan keji. Sehubungan dengan makna ini telah ada hadits yang mulia yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu anhuma berkata :Aku mendengar Rasulullah bersabda : 'Apabila seseorang diantara kamu terkagum-kagum pada wanita lalu terkesan atau terfatuh dalam hati, maka hendaklah segera menemui isterinya lalu penuhilah hasratnya dengan isterinya, karena sesungguhnya itu akan menolak apa yang ada dihatinya atau fiwanya. Adapun orang-orang yang telah menikah dan semua keinginannya dari pernikahan adalah syahwat dan jima` semata, maka mereka tidak bertambah dengan jima` tersebut kecuali tambah syahwat, dan dia tidak cukup dengan isterinya yang halal. Bahkan dia akan berpaling pada yang haram. Dikutip darikitab Ushulul Mu`asyarotil Zaujiyah, Penulis: Al-Qodhi Asy-Syaikh Muhammad Ahmad Kan`an, Edisi Indonesia ~Tata Pergaulan Suami Istri 1ilid I Penerbit Maktabah Al-1ihad, 1ogjakarta) .10.2009 W^ZkabaZ sWTaga LaZVasaZ MWZu|u KWua^ga SakZableh: Hj. Yoyoh Yusroh, SPdi. Dalam Annual Report tahun 2004, UNFPA sebuah badan PBB yang menangani masalah kependudukan antara lain merekomendasikan perlunya penanganan serius terhadap hubungan antar generasi yang kurang harmonis, serta perhatian lebih besar terhadap masalah remaja. Rekomendasi tersebut tampaknya cukup beralasan bila kita cermati realitas kondisi sosial masyarakat. Di Jakarta misalnya, tawuran pelajar belum juga mereda. Penggunaan NAZA bahkan sudah merambah pedesaan, juga Iakta pelacuran ABG yang membuat kita semua terperangah. Angka pengidap HIV dipercaya berkisar ratusan ribu orang sampai tahun 2010 nanti, dan akhirnya hati kita semakin terpilin perih oleh kenyataan merebaknya anak jalanan akhir-akhir ini. Penelaahan kita pada berbagai Iakta di atas membawa kita pada perkiraan 'something wrong is going on'. Kita dihadapkan pada kenyataan kegelisahan sosial yang semakin bergolak. Kita melihat wajah-wajah hampa tak tentu tujuan, kita pun bisa merasakan ada hati-hati yang sepah, senyap, dan begitu asing dari kehangatan. Kita tahu itu semua. Hanya kemudian, kita belum memutuskan, apakah kita akan sungguh sungguh hadir dan menghadirkan realitas itu dalam ruang kepedulian kita Berbagai ekspresi ketidakseimbangan sosial yang kita lihat menggambarkan kebutuhan yang sangat mendesak terhadap situasi yang lebih kondusiI sesuai Iitrah manusia. Situasi yang membuat semua orang menjadi berdaya dan mampu menghadapi berbagai terpaan sosial. Situasi yang sedemikian itu, keluargalah yang mampu memberikannya. Keluarga sebagai basis inti masyarakat, adalah wahana yang paling tepat untuk memberdayakan manusia dan mencekal` berbagai bentuk Irustasi sosial, ini adalah hal yang aksiomatis dan universal. Masyarakat Eropa misalnya, saat ini para sosiolog mereka merasa gelisah karena prediksi kepunahan bangsa. Betapa tidak, tatanan, sakralitas dan antusiasme terhadap keluarga sudah tipis sekali di kalangan muda mereka. Ini tentu saja berdampak buruk terhadap angka pertumbuhan penduduk. Hingga iming-iming berbagai hadiah dan Iasilitas dari pemerintah bagi ibu yang melahirkan dan keluarganya, tidak membuat mereka bergeming. Berbagai penyakit sosial pun muncul. Mulai dari angka bunuh diri yang tinggi hingga anomali kemanusiaan yang lain. Ini adalah saat yang tepat untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap keluarga, khususnya dalam skala nasional. Berbagai pelajaran di atas menyuarakan hal ini. Dan ini adalah tugas kita bersama. I. Arti Pernikahan dalam Islam Dalam menganjurkan ummatnya untuk melakukan pernikahan, Islam tidak semata-mata beranggapan bahwa pernikahan merupakan sarana yang sah dalam pembentukan keluarga, bahwa pernikahan bukanlah semata sarana terhormat untuk mendapatkan anak yang sholeh, bukan semata cara untuk mengekang penglihatan, memelihara Iajar atau hendak menyalurkan biologis, atau semata menyalurkan naluri saja. Sekali lagi bukan alasan tersebut di atas. Akan tetapi lebih dari itu Islam memandang bahwa pernikahan sebagai salah satu jalan untuk merealisasikan tujuan yang lebih besar yang meliputi berbagai aspek kemayarakatan berdasarkan Islam yang akan mempunyai pengaruh mendasar terhadap kaum muslimin dan eksistensi ummat Islam. II. Fungsi Keluarga dalam Islam Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, perlu diberdayakan Iungsinya agar dapat mensejahterakan ummat secara keseluruhan. Dalam Islam Iungsi keluarga meliputi : A. Penerus Misi Ummat Islam Dalam sejarah dapat kita lihat, bagaimana Islam sanggup berdiri tegap dan tegar dalam menghadapi berbagai ancaman dan bahaya, bahkan Islam dapat menyapu bersih kekuatan musryik dan sesat yang ada, terlebih kekuatan Romawi dan Persia yang pada waktu itu merupakan Negara adikuasa di dunia. Menurut riwayat Abu Zar`ah Arrozi bahwa jumlah kaum muslimin ketika Rasulullah Saw waIat sebanyak 120.000 orang pria dan wanita |1|. Para sahabat sebanyak itu kemudian berguguran dalam berbagai peperangan, ada yang syahid dalam perang jamal atau perang ShiIIin. Namun sebagian besar dari para syuhada itu telah meninggalkan keturunan yang berkah sehingga muncullah berpuluh 'singa yang semuanya serupa dengan sang ayah dalam hal kepahlawanan dan keimanan. Kaum muslimin yang jujur tersebut telah menyambut pengarahan Nabi-nya: 'Nikah-lah kalian, sesungguhnya aku bangga dengan jumlah kalian dari ummat lainnya, dan janganlah kalian berIaham seperti rahib nashrani |2|. Demikianlah, berlomba-lomba untuk mendapatkan keturunan yang bermutu merupakan Iaktor penting yang telah memelihara keberadaan ummat Islam yang sedikit. Pada waktu itu menjadi pendukung Islam dalam mempertahankan kehidupannya. B. Perlindungan Terhadap Akhlaq Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana eIektiI memelihara pemuda dari kerusakan dan melidungi masyarakat dari kekacauan. Karena itulah bagi pemuda yang mampu dianjurkan untuk menyambut seruan Rosul. 'Wahai pemuda! Siapa di antara kalian berkemampuan maka menikahlah. Karena nikah lebih melindungi mata dan Iarji, dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah shoum, karena shoum itu baginya adalah penenang ( HR.AL-Khosah dari Abdullah bin Mas`ud ). C. Wahana Pembentukan Generasi Islam Pembentukan generasi yang handal, utamanya dilakukan oleh keluarga, karena keluargalah sekolah kepribadian pertama dan utama bagi seorang anak. Penyair kondang HaIidz Ibrohim mengatakan: 'Ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya. Bila engaku mendidiknya berarti engkau telah menyiapkan bangsa yang baik perangainya'. Ibu sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara ayah mempunyai tugas yang penting yaitu menyediakan sarana bagi berlangsungnya pendidikan tersebut. Keluarga-lah yang menerapkan sunnah Rosul sejak bangun tidur, sampai akan tidur lagi, sehingga bimbingan keluarga dalam melahirkan generasi Islam yang berkualitas sangat dominan. D. Memelihara Status Sosial dan Ekonomi Dalam pembentukan keluarga, Islam mempunyai tujuan untuk mewujudkan ikatan dan persatuan. Dengan adanya ikatan keturunan maka diharapkan akan mempererat tali persaudaraan anggota masyarakat dan antar bangsa. Islam memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab dan Ajam (non Arab), antara kulit hitam dan kulit putih, antara orang Timur dan orang Barat. Berdasarkan Iakta ini menunjukkan bahwa Islam sudah mendahului semua 'sistem Demokrasidalam mewujudkan persatuan Ummat manusia. Bernard Shaw mengatakan: 'Islam adalah agama kebebasan bukan agama perbudakan, ia telah merintis dan mengupayakan terbentuknya persaudaraan Islam sejak Seribu Tiga Ratus Lima Puluh tahun yang lalu, suatu prinsip yang tidak pernah dikenal oleh bangsa Romawi, tidak pernah ditemukan oleh bangsa Eropa dan bahkan Amerika Modern sekalipun '. Selanjutnya mengatakan: 'Apabila Anda bertanya kepada seorang Arab atau India atau Persia atau AIganistan, siapa anda Mereka akan menjawab 'Saya Muslim (orang Islam). Akan tetapi apabila anda bertanya pada orang Barat maka ia akan menjawab 'Saya orang Inggris, saya orang Itali, saya orang Perancis. rang Barat telah melepaskan ikatan agama, dan mereka berpegang teguh pada ikatan darah dan tanah air |3|. Untuk menjamin hubungan persudaraan yang akrab antara anak-anak satu agama, maka Islam menganjurkan dilangsungkannya pernikahan dengan orang-orang asing (jauh), karena dengan tujuan ini akan terwujud apa-apa yang tidak pernah direalisasikan melalui pernikahan keluarga dekat. Selain Iungsi sosial, Iungsi ekonomi dalam berkeluarga juga akan nampak. Mari kita simak hadist Rosul 'Nikahilah wanita, karena ia akan mendatangkan Maal (HR. Abu Dawud, dari Urwah RA). Maksud dari hadist tersebut adalah bahwa perkawinan merupakan sarana untuk mendapatkan keberkahan, karena apabila kita bandingkan antara kehidupan bujangan dengan yang telah berkeluarga, maka akan kita dapatkan bahwa yang telah berkeluarga lebih hemat dan ekonomis dibandingkan dengan yang bujangan. Selain itu orang yang telah berkeluarga lebih giat dalam mencari naIkah karena perasaan bertanggung jawab pada keluarga daripada para bujangan. E. Menjaga Kesehatan Ditinjau dari segi kesehatan, pernikahan berguna untuk memelihara para pemuda dari kebiasaan onani yang banyak menguras tenaga, dan juga dapat mencegah timbulnya penyakit kelamin. F. Memantapkan Spiritual (Ruhiyyah) Pernikahan berIungsi sebagai pelengkap, karena ia setengah dari keimanan dan pelapang jalan menuju sabilillah, hati menjadi bersih dari berbagai kecendrungan dan jiwa menjadi terlindung dari berbagai waswas. III. Menegakkan Keluarga Sakinah sebagai Salah SAtu Fungsi Keluarga Selain Iungsi keluarga tersebut di atas, Iungsi kesakinahan merupakan kebutuhan setiap manusia. Karena keluarga sakinah yang berarti: keluarga yang terbentuk dari pasangan suami istri yang diawali dengan memilih pasangan yang baik, kemudian menerapkan nilai-nilai Islam dalam melakukan hak dan kewajiban rumah tangga serta mendidik anak dalam suasana mawaddah warahmah. Sebagaimana dianjurkan Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya: 'Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ia ciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenang kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa cinta dan kasih saying. Sesungguhnya dalam hal ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. Ar-Ruum:21) Faktor-Faktor Pembentukan Keluarga Sakinah A. Faktor Utama: Untuk membentuk keluarga sakinah, dimulai dari pranikah, pernikahan, dan berkeluarga. Dalam berkeluarga ada beberapa hal yang perlu diIahami, antara lain : 1. Memahami hak suami terhadap istri dan kewajiban istri terhadap suami a. Menjadikannya sebagai Qowwam (yang bertanggung jawab) * Suami merupakan pemimpin yang Allah pilihkan * Suami wajib ditaati dan dipatuhi dalam setiap keadaan kecuali yang bertentangan dengan syariat Islam. b. Menjaga kehormatan diri * Menjaga akhlak dalam pergaulan * Menjaga izzah suami dalam segala hal * Tidak memasukkan orang lain ke dalam rumah tanpa seizin suami c. Berkhidmat kepada suami * Menyiapkan dan melayani kebutuhan lahir batin suami * Menyiapkan keberangkatan * Mengantarkan kepergian * Suara istri tidak melebihi suara suami * Istri menghargai dan berterima kasih terhadap perlakuan dan pemberian suami 2. Memahami hak istri terhadap suami dan kewajiban suami terhadap istri a. Istri berhak mendapat mahar b. Mendapat perhatian dan pemenuhan kebutuhan lahir batin * Mendapat naIkah: sandang, pangan, papan * Mendapat pengajaran Diinul Islam * Suami memberikan waktu untuk memberikan pelajaran * Memberi izin atau menyempatkan istrinya untuk belajar kepada seseorang atau lembaga dan mengikuti perkembangan istrinya * Suami memberi sarana untuk belajar * Suami mengajak istri untuk menghadiri majlis ta`lim, seminar atau ceramah agama c. Mendapat perlakuan baik, lembut dan penuh kasih saying * Berbicara dan memperlakukan istri dengan penuh kelembutan lebih-lebih ketika haid, hamil dan paska lahir * Sekali-kali bercanda tanpa berlebihan * Mendapat kabar perkiraan waktu kepulangan * Memperhatikan adab kembali ke rumah B. Faktor Penunjang 1. Realistis dalam kehidupan berkeluarga * Realistis dalam memilih pasangan * Realistis dalam menuntut mahar dan pelaksanaan walimahan * Realistis dan ridho dengan karakter pasangan * Realistis dalam pemenuhan hak dan kewajiban 2. Realistis dalam pendidikan anak Penanganan Tarbiyatul Awlad (pendidikan anak) memerlukan satu kata antara ayah dan ibu, sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada anak. Dalam memberikan ridho`ah (menyusui) dan hadhonah (pengasuhan) hendaklah diperhatikan muatan: * Tarbiyyah Ruhiyyah (pendidikan mental) * Tarbiyah Aqliyyah (pendidikan intelektual) * Tarbiyah Jasadiyyah (pendidikan Jasmani) 3. Mengenal kondisi naIsiyyah suami istri 4. Menjaga kebersihan dan kerapihan rumah 5. Membina hubungan baik dengan orang-orang terdekat a. Keluarga besar suami / istri b. Tetangga c. Tamu d. Kerabat dan teman dekat 6. Memiliki ketrampilan rumah tangga 7. Memiliki kesadaran kesehatan keluarga C. Faktor Pemeliharaan 1. Meningkatkan kebersamaan dalam berbagai aktiIitas 2. Menghidupkan suasana komunikatiI dan dialogis 3. Menghidupkan hal-hal yang dapat merusak kemesraan keluarga baik dalam sikap, penampilan maupun prilaku Demikianlah sekelumit tentang pernikahan dan pembentukan keluarga sakinah. Semoga Allah memberi kekuatan, kesabaran dan keberkahan kepada kita dalam membentuk keluarga sakinah yang mawaddah wa rahmah sehingga terealisir izzatul islam walmuslimin. Amin. || Catatan Kaki: |1| Albidayah Wan Nihayah, oleh Ibnu Katsir 5:356, Al Ishobah Ii Tamyizis Shohabah, Ibu Hajar 1:3 |2| Al Jami` Ash-shogir, oleh As-suyuthi, HR. Baihaqi dari hadits Abi Amanah RA |3| Majalah Al-Wa`yu, Jum 1969, Hal 6 DaItar Pustaka: 1. Al-qur`an Terjemahan 2. Al-Iroqi, Butsaiman As-sayyid. Rahasia Pernikahan yang bahagia, Cetakan I.Pustaka Azzam, Jakarta, ktober 1997 3. Isa, Abdul Ghalib Ahmad. Pernikahan Islam, cetakan I, Pustaka Manthiq, Solo April 1997 4. YusuI, Husein Muhammad. Keluarga Muslim dan Tantangannya, Cetakan 9, Gema Insani Press, Mei 1994 5. Hamid, Muhammad abdul Halim, Bagaimana membahagiakan Istri, Cetakan 2 Citra Islami Press, September 1993 6. Hawwa, Said, Panduan Membina Rumah Tangga Islami 7. Qardawi, proI. Dr. YusuI, Ruang Lingkup AktiIitas wanita Muslimah, Pustaka Al-kautsar, Cetakan II, Juli 1996 Masyarakat Madani dalam Konteks Pemikiran Hukum IslamDec 30, '08 10:45 PM Ior everyone Tulisan ini di tujukan kepada seseorang( yang ketika MUSYAK 1S dgn lantang bertanya : siapa di sini yang tahu tentang masyarakat madani , Penulis mencoba menjawab tantangan itu dengan menulis tulisan ini, Penulis tahu bahwa diri penulis mempunyai keterbatasan ilmu karena itu kritikan yang membangun sangat di perlukan untuk ksempurnaan tulisan ini. Masyarakat Madani, itulahinti pertanyaanseseorang tersebut. Masyarakat Madanibukan berasal dari Bahasa Indonesia, meskipun demikian, istilah ini sangat banyak di kaji oleh Pemikir Islamdiindonesia.inimenunjukkanbahwaistilahmasyarakatmadanisedangmendapat perhatian yang serius di kalangan ilmuwan indonesia. Terlepasdariperdebatandarimanakonsepmasyarakatmadaniituberasal|2|,penulis berusahamenelaahnyadaripersIektiIpemikiranHukumIslam.Tujuannya,yakniingin membuktikanbahwajika benar konsepmasyarakat madaniitu berasal dariinspirasimasyarakat madinahyangdibangunolehRasulullullahsaw,makainspirasitersebuttidakmungkindi elakkandenganperkembanganhukumIslamketikarasulberadadimadinah,iamembuat kesepakatandiantarapendudukmadinah,kesepakataninidikenaldengannama"Piagam Madinah|3|", lebih dari itu ketika di madinah juga, Rasul di tuntut oleh masyarakat yang sedang berkembang untuk memberikan keputusan . Keputusan hukum dari waktu ke waktu . Karena itu, Rasulullah di madinah merupakan salah satu Iase pembentukan hukum Islam. Istilahmasyarakatmadanisendiri,berasaldariTerm"madani".NurcholisMadjid berpendapatbahwakonsepmadaniyyah,memilikiartiperadaban.|4|adapun"madinah"adalah polakehidupansosialyangsopanyangditegakkanatasdasarkewajibandankesadaranumum untuk pauh pada peraturan atau hukum-hukum lebih lanjut, Nurcholis madjid menyatakan bahwa : DalamKonteksJazirahArabia,Konsepperadabanituterkaiteratdengankehidupanmenetap (Tsaqafah}disuatutempatsehinggasuatupolahidupbermasyarakattampakhadir( hadharah)ditempatitu.Maka,masihdlmperistilahanarab,Tsafaqahmenjadiberarti "kebudayaan", dan hadharah menjadi 'peradaban", sama dengan madaniyyah.|5|

Dalamhalini,pandanganNurchalismadjidtentangistilahMadanitersebutsangatidentik dengankomunitasmasyarakatyangberbudayadanberperadaban.halsenadajugadiutarakan olehMuhammadASHikamyangmenyatakanbahwapenggunaanistilaharab"madani"(dari kata 'madinah ) mengandung arti gagasan masyarakat yang beradab sebagai lawan masyarakat yangtidakberadabatauberbudaya|6|.Denganbegitu,istilahmadaniadalahistilahyang mengacupadakomunitasyangberadabyangdibalutpadabingkai-bingkaihukum.Jadi,peran sangat menentukan terhadap munculnya istilah madani.Gambaran yang jelas mengenai arti 'madani juga di utarakan oleh Olaf $chumann. Padaumumnya,Kata'madinahditerangkansebagai'tempat,dimanadinditegakkan,atau tempatberlakunyadinditegakkan,atautempatberlakunyadin.Dengandemikian,paham madinahdandemikianjugapaham madani,sangateratkaitannyadenganagamahalyangtidak jauhberbedadaripadapahampolisdizamanyunani.Pemahamaninitampakpuladalambahasa ibrani modern (ivrit) di mana 'medinat di gunakan dalam arti 'negara, seperti 'medinat Israel berartinegaraIsrael.Jugadisituhubungandengan(hukum)agama.Yakniagamayahudidan pengaturannyasebagaimanaiadiperkembangkandalamTalmud,tetapsangatnyata,sehingga, sehinggaperlakuanhukumterhadaporang-orangbukanyahuditetapberorientasipadasystem 'milletyangdiwarisiolehkesultananosmanlidenganpemerintahanmandatinggris.Namun, apa itu din yangdi berlakukandalam medinat al nabi Denganmerujuk pada Alqur-anulkarim makadapatdikatakanapayangtaditelahdisinggung:DindisisiAllahialahislam,dania menunjukkan pada tauhid.|7|

PendapatschummanselintashampirsamadenganNurchalisMadjid,bahkaniamalah mengatakanbahwaistilah'madanijugamerupakankonsepyangditemukandalambahasa ibrani.lehkarenaitu,konsepmadanibukanhanya'milikmuslimsemata-mata,tapijuga 'milik agama yahudi. Sementaraitu,kata'MasyarakatMadanipertamakalidiperkenalkanolehDatoseri Anwar Ibrahimketika itu Deputi Perdana Menteri Dan Menteri keuangan Malaysiadalam suatu IorumilmiahIestivalistiqlaltahun1995.Dalamceramahnyayangberjudul'Islamdan pembentukanMasyarakatMadani,iamengemukakanbahwayangdimaksuddengan masyarakatmadaniialahsystemsosialyangsuburdandiasaskanpadaprinsipmoralyang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat.|8| Adapunpengertian masyarakat madani menurut pemikir Islam di Indonesia digambarkan setidaknyaolehAbdulMunirMulkhan,BahtiarEIIendydanDawanRahardjo.AbdulMunir Mulkhan berpendapat bahwa istilah masyarakat madani setidaknya mempunyai tiga arti yaitu:(1) Masyarakatmadaniadalahmasyarakatmerdekaterhadapsetiapbentukintervensinegarayang menguasaiseluruhwacanapublikdalamwujudkonstitusidanhegemonielitepenguasadan negaracenderungdiperlakukansebagaiyangselalubenardibawahperlindunganelityang 'disakralkan; (2)MasyarakatMadaniadalahdekonstruksiperannegara,lembagamoderndan syariah. Halinidisebabkan kegagalanIigh dalammelakukan peran publiksebagaiman tuntutan masyarakatkontemporer;(3)Masyarakatmadaniadalahkritikatasbirokratismereligiositas sepertipolitikdanekonomi.Selainmemberimasyarakatmadanitersendiri,Mulkhanjuga memberikandeIinisi'masyarakatmadanidalamarti'masyarakatsipil,yaitusebuahtata kehidupanmasyarakatyangbenar-benarterbukasecaraideologimaupunteologi,karena publiklahyangpalingberhakmerumuskanideologi,hinggacita-citamasyarakatnyamelalui proses induksi berkelanjutan. Lebih lanjut,Mulkhan berpendapat bahwa masyarakat madani yang idealbukanlahmasyarakatketikakebenarandankebaikanmenjadihegemonielite(ahli syari`ah/ulama) melalui status sosial, pendidikan dan sejarah sosialnya.|9| AdapunBahtiarEIIendy,berpendapatbahwakonsepmasyarakatmadaniadalah terbentuknyalembaga-lembagaatauorganisasidiluarnegarayangmempunyaiotonomi relatiI,danmemerankanIungsikontrolterhadapprosespenyelenggaraankehidupan kemasyarakatandankenegaraan.DawanRahardjoberpendapatbahwa'masyarakat madanimengandungtigahal,yakniagama,peradabandanperkotaan|10|.Dawamrahardjo berpendapatbahwa'masyarakatmadanimengandungtigahal,yakniagama,peradabandan perkotaan.|11| Dari paparan yang di kemukakan oleh pemikir-pemikir Islam tentang masyarakat madani dapatdisimpulkan . pertama,masyarakatmadani adalahmasyarakatberadabyang diikat oleh masyarakatyangberadabyangdiikatolehbingkaihukumislam.Tanpapelaksanaanhukum islam, sulit untuk mewujudkan masyarakat madani, jika tidak di katakana mustahil. Peran hukum Islam ini telah di perlihatkan oleh Rasulullah ketika berada di madinah. Kedua, untuk menciptakan masyarakat madani, penulis menggagas dan manawarkan satu bentukpemikiranhukumislam,yakniIiqhlokalyaituIiqhindoneiayangnantinyaakan menjawab persoalan yang sedang berkembang dalam konteks ke-indonesiaan. ArsipMadingJS2004 |1|SeseorangtersebutAlhamdulillahsekarangtelahmenjadiketuaJS1425H,semogadengan kepimimpinanbeliauJSkedepanlebihmajudanlebihmemikirkankesejahteraananggotanya secara materi dan ruhani. |2| DawamRahardjo dalam tulisannyamencobamenelusuri dari manaistilahmasyaraatmadani muncul.Bacatulisannya'MasyarakatmadanidiIndonesiasebuahpenfafakan awal,Paramadina,VL.I,No.2,(1999),7-19:idem,'$efarahagamadanmasyarakat Madani, Widodo usman , dkk |3|AhmadSukardja,PiagamMadinahdanUnadang-undangdasar1945.kafianberasama tentang hidup bersama dalam masyarakatmafemuk, (Jakarta: UI Press, 1995) |4| Nurcholis Madjid` Menufu masyarakat Madani, Ulumul qur`an, No2 Vol. VII (1996) |5| Nurcholis Madjid, Islam dan politik, 52, Ulumul Qur`an, No.2 Vol. VII(1966) |6|Muhammad AS. Hikam, acana Intelektual tentang civil society. |7| laISchumann,'DilemaIslamkontemporerAntaraMasyarakatMadanidanegarI Islam,` paramadina, Vol. I, No.2, (1999), 65-66. |8|Anwar Ibrahim,' Islam dan pembentukan masyarakat madani, ,(Jakarta: YayasanFestival Istiqlal, 1996) |9|Abdul Munir mulkhan, Islam dan Prasayarat budaya masyarakat madani,( Jakarta Pustaka Hidayah, 1999), 329 |10|BahtiarEIIendi,'awasanAl-QUrantentangmasyarakatmadanimenufuterbentuknya bangsa-bangsa yang modern |11|Dawam Rahardjo, Demokrasi, Agama dan masyarakat madani,. Paramadina, , (1999). MASYARAKAT MADANI: AKTUALISASI PROFESIONALISME COMMUNITY WORKERS DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG BERKEADILAN

DR. EDI SUHARTO MSC

PENGANTAR

Ketikamahasiswamemberikanjudulorasiilmiah:"AktualisasiProfesionalismeCommunityWorkers DalamMewujudkanMasyarakatMadaniYangBerkeadilan.Adaduakatayanglangsungmasukke pusatkesadaransaya:yakni mengenaikatacommunityworkersdankeduamengenaikata masyarakat madani yang berkeadilan. Mengapa istilah community workers tidak dicarikan padanannya dalam bahasa ndonesia? Mengapa istilah masyarakat madani harus disertai dengan kata "yang berkeadilan?

Saya mencoba memahami. Soal community workers, saya yakin, mahasiswa bukannya tidak mengetahui terjemahan community workers yang secara harafiah bisa di-ndonesiakan menjadi para pekerja (sosial) masyarakat. Namun saya juga tahu bahwa istilah pekerja sosial masyarakat telah mengalami erosi dan degradasi makna. Saya yakin mahasiswa keberatan dengan istilah itu karena pekerja sosial masyarakat bisa menunjuk pada para pekerja sosial volunteer sebagai kontraposisi dari pekerja sosial profesional.

Lantasbagaimanasoal masyarakat madaniyangberkeadilan?Apakah jika istilah"masyarakat madani tanpatambahankatasifat"yangberkeadilanmemilikiartiyangberbedaatausetidaknyatidaksesuai denganarti"masyarakatmadaniyangsejati?Untuksoalinisayamencobamenerka-nerka.Mungkin mahasiswatahubahwaternyatamaknamasyarakatmadanibisamerosotmenjadisebuahmakna masyarakatlainyangtidaksejalandenganvisidanmisicivilsociety.Ataumungkinmahasiswaingin menunjukkan sebuah makna baru dari istilah masyarakat madani?

Yanginginsayatunjukkandaripaparandiatasadalahbahwamemangmasihbanyaktantangan-tantangan yang dihadapi oleh pekerja sosial, khususnya community workers, dalam mengaktualisasikan jatidirinya.Apalagitantangan-tantangandalamkaitannyadengantujuanprofesionalismenya,yakni mewujudkanmasyarakatmadani.Tantangan-tantangantersebutmasihbelumberanjakdaripersoalan epistemologi.Dengansedikit modifikasipadajudulnya,sebagianbesardarimakalahiniinginmencoba menyingkap tirai itu. Kemudian akan mencoba mengusulkan sebuah pandangan baru, yang oleh Anthony Gidden disebut sebagai "Jalan Ketiga.

DUA PARADGMA

Untukmemahamiakarpengertianmasyarakatmadaniadabaiknya,kitatengoksecarasepintasdua paradigma besar yang menjadi dasar perdebatan mengenai masyarakat madani, yaitu Demokrasi Sosial Klasik dan Neoliberalisme (lihat Giddens, 2000: 8-17).

1. Demokrasi Sosial Klasik.

Demokrasi SosialKlasikatauDemokrasiSosial GayaLama memandangpasarbebassebagaisesuatu yangmenghasilkanbanyakdampaknegatif.Fahaminipercayabahwasemuainidapatdiatasilewat intervensi negara terhadap pasar. Negara memiliki kewajiban untuk menyediakan segala yang tidak bisa diberikanolehpasar.ntervensipemerintahdalamperekonomiandansektor-sektorkemasyarakatan adalahmutlakdiperlukan.Kekuatanpublikdalammasyarakatdemokratisadalahrepresentasidari kehendak kolektif. Secara ringkas, Giddens (2000:8) memberikan ciri-ciri Demokrasi Sosial Klasik:OKeterlibatan negara yang cukup luas dalam kehidupan ekonomi dan sosial. ONegara mendominasi masyarakat madani OKolektivisme. OManajemen permintaan Keynesian dan korporatisme. OPeran pasar yang dibatasi: ekonomi sosial atau campuran. OPemberdayaan sumber daya manusia secara maksimal. OEgalitarianisme yang kuat. ONegarakesejahteraan(welfarestate)yangkomprehensif: melindungiwarganegara"sejaklahir sampai mati. OModernisasi linear. OKesadaran ekologis yang rendah. Onternasionalisme. OTermasuk dalam dunia dwikutub (bipolar).

2. Neoliberalisme

NeoliberalismedikenaljugadenganThatcherisme(MargaretThatcheradalahmantanPMnggrisyang sangatsetiamengikutifahamneoliberalismesemasaberkuasa).ApabilaDemokrasiSosialKlasik cenderungpropemerintah,makaciriutamaNeoliberalismeadalahmemusuhipemerintah.Edmund Burke, pelopor konsevatisme di nggris, menyatakan dengan jelas ketidaksukaannya kepada negara. Jika perluasanperannyaterlalujauhdapatmematikankebebasandankemandirian.PemerintahanReagan danThatchermendasarkandiripadagagasaninidanmenganutskeptisismeliberalklasikmengenai peran negara. ntinya peran negara tidak dibenarkan secara ekonomis dan harus digantikan oleh superior pasar. Menuut Giddens (2000:9):Ciri-ciri Neoliberalisme adalah: OPemerintah minimal. OMsyarakat madani yang otonom OFundamentalisme pasar. OOtoritarianisme moral dan individualisme ekonomi yang kuat. OKemudahan pasar tenaga kerja. OPenerimaan ketidaksamaan. ONasionalisme tradisional. ONegara kesejahteraan sebagai jaring pengaman OModernisasi linear. OKesadaran ekologis yang rendah. OTeori realis tentang tatanan internasional. OTermasuk dalam dunia dwikutub.

MASYARAKAT MADAN

Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah: memiliki banyak arti atau sering diartikan denganmaknayangbeda-beda.BilamerujukkepadaBahasanggris,iaberasaldarikatacivilsociety ataumasyarakatsipil,sebuahkontraposisidarimasyarakatmiliter.MenurutBlakeleydanSuggate (1997), masyarakat madaniseringdigunakanuntuk menjelaskan"thesphereof voluntaryactivitywhich takesplaceoutsideofgovernmentandthemarket.MerujukpadaBahmueller(1997),adabeberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

1.Terintegrasinyaindividu-individudankelompok-kelompokekslusifkedalammasyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.2.Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.3.Dilengkapinyaprogram-programpembangunanyangdidominasiolehnegaradenganprogram-program pembangunan yang berbasis masyarakat.4.Terjembataninyakepentingan-kepentinganindividudannegarakarenakeanggotaanorganisasi-organisasivoluntermampumemberikanmasukan-masukanterhadapkeputusan-keputusan pemerintah.5.Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter.6.Meluasnyakesetiaan(loyalty)dankepercayaan(trust)sehinggaindividu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.7.Adanyapembebasanmasyarakatmelaluikegiatanlembaga-lembagasosialdenganberbagai ragam perspektif.

Daribeberapaciritersebut,kiranyadapatdikatakanbahwamasyarakatmadaniadalahsebuah masyarakatdemokratisdimanaparaanggotanyamenyadariakanhak-hakdankewajibannyadalam menyuarakanpendapatdanmewujudkankepentingan-kepentingannya;dimanapemerintahannya memberikanpeluangyangseluas-luasnyabagikreatifitaswarganegarauntukmewujudkanprogram-program pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekalijadi,yanghampaudara,takenforgranted.Masyarakatmadaniadalahonsepyangcairyang dibentuk dari poses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus menerus. Bila kita kaji, masyarakat dinegara-negaramajuyangsudahdapatdikatakansebagaimasyarakatmadani,makaadabeberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic governance (pemerinthanademokratisyangdipilihdanberkuasasecarademokratisdandemocraticcivilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil security; civil responsibility dan civil resilience). Apabila diurai, dua kriteria tersebut menjadi tujuah prasyarat masyarakat madani sbb:

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat.2. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (socail capital) yang kondusif bagi terbentuknyakemampuanmelaksanakantugas-tugaskehidupandanterjalinyakepercayaandan relasi sosial antar kelompok. 3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan kata lainterbukanya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.4. Adanyahak,kemampuandankesempatanbagimasyarakatdanlembaga-lembaga swadayauntuk terlibatdalamberbagaiforumdimanaisu-isukepentinganbersamadan kebijakanpublikdapat dikembangkan.5. Adanyakohesifitasantarkelompokdalammasyarakatsertatumbuhnyasikapsaling menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan.6.Terselenggaranyasistempemerintahanyangmemungkinkanlembaga-lembagaekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.7.Adanyajaminan,kepastiandankepercayaanantarajaringan-jaringankemasyarakatan yang memungkinkanterjalinnyahubungandankomunikasiantarmerekasecarateratur,terbukadan terpercaya.

Tanpa prasyarat tesebut maka masyarakat madani hanya akan berhenti pada jargon. Masyarakat madani akan terjerumus pada masyarakat "sipilisme yang sempit yang tidak ubahnya dengan faham militerisme yang anti demokrasi dan sering melanggar hak azasi manusia. Dengan kata lain, ada beberapa rambu-rambuyangperludiwaspadaidalamprosesmewujudkanmasyarakatmadani(lihatDuBoisdanMilley, 1992).Rambu-rambutersebutdapatmenjadijebakanyangmenggiringmasyarakatmenjadisebuah entitas yang bertolak belakang dengan semangat negara-bangsa:

1. Sentralismeversuslokalisme.Masyarakatpadamulanyainginmenggantiprototipepemerintahan yangsentralismedengandesentralisme.Namunyangterjadikemudianmalahterjebakkedalam fahamlokalismeyangmengagungkanmitos-mitoskedaerahantanpamemperhatikanprinsip nasionalisme, meritokrasi dan keadilan sosial.

2. Pluralismeversusrasisme.Pluralismemenunjukpadasalingpenghormatanantaraberbagai kelompok dalam masyarakat dan penghormatan kaum mayoritas terhadap minoritas dan sebaliknya, yangmemungkinkanmerekamengekspresikankebudayaanmerekatanpaprasangkadan permusuhan.Ketimbangberupayauntukmengeliminasikarakteretnis,pluralismebudayaberjuang untukmemeliharaintegritasbudaya.Pluralismemenghindaripenyeragaman.Karena,sepertikata Kleden(2000:5),".penyeragamanadalahkekerasanterhadapperbedaan,pemerkosaanterhadap bakat dan terhadap potensi manusia.

Sebaliknya,rasismemerupakansebuahideologiyangmembenarkandominasisatukelompokras tertentuterhadapkelompoklainnya.Rasismeseringdiberi legitimasiolehsuatuklaimbahwasuatu rasminoritassecaragenetikdanbudayalebihinferiordarirasyangdominan.Diskriminasiras memilikitigatingkatan:individual,organisasional,danstruktural.Padatingkatindividu,diskriminasi rasberwujudsikapdanperilakuprasangka.Padatingkatorganisasi,diskriminasirasterlihat manakalakebijakan,aturandanperundang-undanganhanyamenguntungkankelompoktertentu saja.Secarastruktural,diskriminasirasdapatdilacakmanakalasatulembagasosialmemberikan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan terhadap lembaga lainnya.

3.Elitismedancommunalisme.Elitismemerujukpadapemujaanyangberlebihanterhadapstrataatau kelassosialberdasarkankekayaan,kekuasaandanprestise.Seseorangatausekelompokorang yang memiliki kelas sosial tinggi kemudian dianggap berhak menentukan potensi-potensi orang lain dalammenjangkausumber-sumberataumencapaikesempatan-kesempatanyangadadalam masyarakat.

Sementara itu komunalisme adalah perasaan superioritas yang berlebihan terhadap kelompoknya sendiri dan memandang kelompok lain sebagai lawan yang harus diwaspadai dan kalau perlu dibinasakan.

AGENDA JALAN KETGA

Bagaimanamewujudkanmasyarakatmadaniyangberkeadilan.AgendaJalanKetigadapatdijadikan pedomanolehparacommunityworkersdalammenjalankantugas-tugasprofesionalnyadimasyarakat. Dalamgarisbesaragendaitumencakupduahal,yaitu:PolitikJalanKetigadanProgramJalanKetiga (Giddens, 2000: 76-80):

Politik Jalan Ketiga:OPersamaan OPerlindungan atas mereka yang lemah. OKebebasan sebagai otonomi. OTak ada hak tanpa tanggungjawab. OTak ada otoritas tanpa demokrasi. OPluralisme kosmopolitan. OKonservatisme filosofis. OProgram Jalan Ketiga:ONegara demokratis baru (negara tanpa musuh). OMasyarakat madani yang aktif. OKeluarga demokratis. OEkonomi campuran baru. OKesamaan sebagai inklusi. OKesejahteraan positif. ONegara berinvestasi sosial (social investemnt state). OBangsa kosmopolitan. ODemokrasi kosmopolitan OStartegi untuk menjalankan Agenda Jalan Ketiga meliputi empat hal (lihat Blakeley dan Suggate, 1997):

1.Membangunmasyarakatdalammembantupencapaiantujuan-tujuanpemerintah.Peningkatan investasi-investasi sosial dan pendistribusian pelayanan-pelayanan sosial dasar yang lebih luas dan adil.2. Membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Strategi ini meliputi desentralisasi pembuatankeputusandanpeningkatanprogram-programpengembanganmasyarakatyangdapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merealisasikan kepentingan-kepentingannya. 3.Peningkatanmasyarakatdanperlindunganhakazasimanusia,kebebasanberorganisasidan menyatakanpendapat,penetapanstruktur-strukturhukumbagilembaga-lembagaswadaya masyarakat.4.Peningkatanpartisipasimasyarakat.Strategiiniditujukanuntukmemberikankesempatanpada masyarakatagardapatmemberikanmasukanbagiperumusankebijakandanpraktek-praktek pemerintahanyangmenjaminkonsultasidanpengakuanhakikiterhadapfungsi-fungsiorganisasi-organisasi lokal.

Sejatinya, agenda utama bagi para community workers dalam mewujudkan masyarakat yang berkeadilan adalah mengetahui visi dan makna yang sesungguhnya dari community workers dan masyarakat madani. Sepertikataadagium:visitanpaaksiadalahmimpi,sedangkanaksitanpavisiadalahkegiatansehar-hari.

CATATAN

1.MakalahdisajikanpadaOrasilmiahdalamPembentukanHMAJurusanPengembanganSosial Masyarakat (PSM) STKS Bandung, Senin 21 Oktober 2002.2. Penulis,yang lahirdiJatiwangi,Majalengka tanggal6Nopember1965,adalahstafpengajarSTKS dan UNPAS Bandung. Setelah menamatkan Sarjana Pekerjaan Sosial di STKS Bandung tahun 1990, penulismelanjutkanstudiS2diAsiannstituteof Technology(AT)BangkokdanmemperolehMSc padatahun1994.Padatahun2002belumlamaini,penulisbarusajakembalidariNewZealand setelahmemperolehPhDdariMasseyUniversity.Areaofinterest-nyaantaralain:Poverty,The Urban nformal Sector, Community Development, Social Work Research, Social Planning dan Social Policy.

BAHAN BACAAN

Bahmueller,CF(1997),TheRoleofCivilSocietyinthePromotionandMaintenanceofConstitutional Liberal Democracy, http:civnet.org/civitas/panam/papers/ bahm.htm. Blakeley, Roger dan Diana Suggate (1997), "Public Policy Development, dalam David Robinson, Social Capital and Policy Development, Victoria: nstitute of Policy Studies, hal. 80 - 100.DuBois, Brenda dan Karla Krogsrud Miley (1992), Social Work: An Empowering Profession, Boston: Allyn and Bacon.Giddens,Anthony(2000),JalanKetiga:PembaruanDemokrasiSosial,Jakarta:PTGramediaPustaka UtamaKleden, gnas (2000), "Epistemologi Kekerasan di ndonesia, dalam ndonesia di Persimpangan Kekuasaan: Dominasi Kekerasan atas Dialog Publik, Jakarta: The Go-East nstitute, hal.1-7.