Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

20
Artefak Jaman Prasejarah di Indonesia Sejarah Seni Rupa Indonesia Oleh: Chatarina Nilam Sari K.P 0911682023 INSTITUT SENI INDONESIA

Transcript of Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

Page 1: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

Artefak Jaman Prasejarah di IndonesiaSejarah Seni Rupa Indonesia

Oleh:Chatarina Nilam Sari K.P

0911682023

INSTITUT SENI INDONESIAYOGYAKARTA

Page 2: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

Jaman Prasejarah

Jaman prasejarah dimulai dari adanya manusia sampai kepada ada keterangan-

keterangan tertulis yang sampai kepada kita. Jaman dimana manusia masih belum

mengenal tulisan sehingga sulit bagi kita untuk mengetahui kebudayaan mereka secara

pasti. Namun dari peninggalan-peninggalan yang ada, atau yang sering kita sebut artefak,

kita bias mengetahui pola kehidupan serta perkembangan kebudayaan mereka saat itu.

Menurut ilmu archaeologi, yaitu ilmu yang mempelajari hasil-hasil kebendaan

dari kebudayaan-kebudayaan yang sudah silam, jaman prasejarah dibagi menjadi dua

menurut benda-benda peninggalannya, yaitu:

A. Jaman Batu, yaitu waktu dimana logam belum dikenal dan alat-alat perlengkapan

hidup saat itu masih menggunakan batu. Ada kemungkinan terdapat alat yang

terbuat dari kayu atau bamboo namun kita tidak bisa menemukan bekas-bekas

peninggalannya sama sekali. Jaman batu terbagi lagi atas:

a. Palaeolithikum (jaman batu tua).

Ciri-ciri dari jaman ini adalah alat-alat dibuat dari batu yang dikerjakan

secara kasar, tidak diasah atau dihaluskan. Manusianya masih nomaden.

b. Mesolithikum (jaman batu tengah).

Alat-alat pada jaman ini masih menyerupai palaeolithikum. Orang sudah

mulai bertempat tinggal tetap.

c. Neolithikum (jaman batu muda)

Alat-alat batu sudah diasah sehingga halus dan banyak pula yang indah

sekali. Saat itu juga sudah ditemukan tenunan. Orang sudah bertempat

tinggal tetap dan bercocok tanam.

B. Jaman Logam, yaitu dimana orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam,

yang ternyata lebih kuat dan lebih mudah dikerjakan daripada batu. Jaman logam

terbagi atas:

a. Jaman tembaga

Page 3: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

Orang menggunakan tembaga sebagai bahan pembuatan alat-alatnya.

Tidak semua daerah di dunia mendapat jaman ini. Asia Tenggara,

termasuk Indonesia, langsung mengalami jaman perunggu.

b. Jaman perunggu

Orang telah mendapatkan logam campuran yang lebih keras dari tembaga

untuk pembuatan alat-alatnya, yaitu perunggu, hasil pencampurab dari

tembaga dan timah.

c. Jaman besi

Orang telah dapat merebus besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-

alat yang diperlukan. Peleburan besi minta panas yang jauh lebih tinggi

daripada tembaga atau perunggu, maka alat-alat dari jaman besi lebih

sempurna. Jaman besi merupakan jaman terakhir dari jaman prasejarah.

Dengan berakhirnya jaman ini, maka jaman sejarah telah dimulai.

Page 4: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

PALAEOLITHIKUM

Pada jaman palaeolithikum, manusia telah berusaha memperlengkapi tubuhnya

untuk bertahan hidup. Dari situlah mereka mulai menggunakan alat-alat yang mereka

temukan dari alam, hingga pada akhirnya mereka sadar bahwa batu merupakan bahan

yang utama dalam memperlengkapi tubuh mereka. Mereka lalu pada akhirnya belajar

bahwa batu yang mereka dapatkan harus dibentuk terlebih dahulu sebelum bisa mereka

gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan begitu tingkat kepandaian manusia

semakin maju.

Kebudayaan-kebudayaan Pertama

Hasil-hasil kebudayaan yang tertua di Indonesia ditemukan di sekitar daerah

Pacitan dan Ngandong.

a. Kebudayaan Pacitan

Di tahun 1935, ditemukan alat-alat semacam kapak yang dinamakan kapak

genggam oleh von Koenigswald di dekat Pacitan. Alat itu serupa kapak tetapi tidak

bertangkai dan digunakan dengan cara digenggam dalam tangan. Kapak-kapak yang

ditemukan dikerjakan dengan kasar. Alat-alat pacitan ini disebut chopper (alat penetak).

Sayangnya alat-alat seperti itu ditemukan di permukaan bumi, sehingga tidak diketahui

dari lapisan mana alat-alat tersebut.

b. Kebudayaan Ngandong

Di daerah Ngandong dan Sidorajo ditemukan banyak alat-alat dari tulang di

samping kapak-kapak genggam dari batu. Ada tulang binatang yang dibentuk menjadi

semacam alat penusuk (belati), ada pula yang terbuat dari tanduk rusa. Alat-alat ini

dipakai untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Ada juga alat-alat sepertu ujung

tombak dengan gigi-gigi pada sisinya. Yang mungkin digunakan untuk menangkap ikan.

Page 5: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

Di dekat Sangiran, yang juga termasuk kebudayaan Ngandong, ditemukan alat-alat kecil

yang dinamakan flakes dan sebagian dibuat dari batu indah seperti chalcedon.

Dari penemuan-penemuan itu, bisa diketahui sedikit tentang penggunaanya dan

bisa diketahui kehidupan masnusia pada saat itu. Alat-alat tersebut digunakan untuk

berburu, menangkap ikan, dan mengumpulkan keladi, ubi atau buah-buahan yang

lainnya. Jelas pada saat itu alat-alat itu tidak digunakan untuk bercocok tanam. Maka bisa

disimpulkan bahwa manusia pada saat itu masih mengembara dari satu tempat ke tempat

lain, belum memiliki tempat tinggal yang tetap dan masih berpindah-pindah tergantung

pada hasil buruannya dan hasil tanah di sekitarnya.

Page 6: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

MESOLITHIKUM

Kebudayaan mesolithikum di Indonesia didapatkan di daerah Sumatra, Jawa,

Kalimantan, Sulawesi dan Flores. Dari peninggalan-peninggalan itu dapat diketahui

bahwa manusia pada jaman itu masih hidup dari berburu dan menangkap ikan tetapi

sebagian telah mempunyai tempat tinggal tetap, sehingga tidak mustahil bahwa bercock

tanam secara sederhana sudah dikenal pula.

Kjokkenmoddinger

Suatu corak istimewa dari jaman ini adalah peninggalan yang disebut sebagai

Kjokkenmoddinger yang diambil dari bahasa Denmark kjokken yang berarti dapur dan

modding yang berarti sampah yang kemudian arti harafiahnya berarti sampah dapur.

Peninggalan ini ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra Timur Laut. Bekas-bekas

ini meunjukkan telah adanya penduduk pantai yang tinggal dalam rumah-rumah

bertonggak. Hidupnya terutama dari siput dan kerang. Kulit-kulit dari siput dan kerang

itu dibuang selama bertahun-tahun sehingga membentuk bukit kerang yang tinggi. Bukit

inilah yang disebut sebagai kjokkenmoddinger. Dari dalam bukit-bukit kerang itu

ditemukan banyak kapak genggam yang berbeda dari chopper. Kapak tersebut

selanjutnya disebut pebble atau kapak Sumatra. Terbuat dari batu kaliyang dipecah atau

dibelah. Sebuah kapak lagi ditemukan yang terdapat hanya di jaman mesolithikum, yang

disebut sebagai hache courte. Kapak ini kira-kira berbentuk setengah lingkaran dan

seperti kapak genggam juga dibuatnya dengan memukuli dan memecahkan batu, dan

tidak diasah. Sisi tajamnya berada pada sisi lengkung. Selain kapak-kapak yang

ditemukan di bukit kerang tersebut, ditemukan pula berbagai pipisan (batu penggiling

serta landasannya). Pipisan ini tidak hanya digunakan untuk menggiling makanan tetapi

juga untuk menghaluskan cat merah yang ada dari bekas-bekasnya.

Abris Sous Roche

Page 7: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

Yaitu gua yang dipakai sebagai tempat tinggal. Gua-gua itu sebenarnya lebih

menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberi perlindungan

terhadap hujan dan panas. Di dalam dasar gua itu didapatkan banyak peninggalan

kebudayaan dari jenis palaeolithikum hingga permulaan mesolithikum walaupun

sebagian besar dari jaman mesolithikum. Alat-alat yang ditemukan banyak sekali seperti

alat-alat batu, seperti ujung panah dan dan flakes, batu-batu penggilingan, kapak-kapak

yang sudah diasah, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa dan juga alat-alat dari perunggu

atau besi. Begian terbesar dari alat-alat yang ditemukan itu terdiri dari alat-alat tulang,

sehingga timbul istilah Sampung Bone-Culture.

Kebudayaan Bacson-Hoabinh

Di daerah pegunungan Bacson dan di daerah Hoabinh di Indo-China, ditemukan

alat-alat dengan kebudayaan mesolithikum. Terdapat kapak-kapak yang masih kasar di

samping kapak yang sudah diasah tajamnya. Selain itu juga banyak pebbles dan alat-alat

dari tulang. Selain alat-alat tersebut, banyak ditemukan juga tulang manusia.

Danau Bandung

Di daerah Bandung ditemukan hasil-hasil kebudayaan berupa flakes yang dibuat

dari batu indah yang hitam warnanya, yaitu obsidian. Flakes obsidian tersebut biasa

disebut microlith yang artinya batu kecil. Karena flakes juga banyak yang berukuran

kecil, maka dibuat perbedaan antra microlith dengan flakes kecil. Maka yang dinamakan

microlith adalah alat-alat betu kecil yang bentuknya geometris (segitiga, trapezium, atau

setengah lingkaran) sedangkan yang sisinya tidak tajam diberi gerigi. Dengan adanya

pembatasan ini, maka ternyata flakes dari daerah danau Bandung sesungguhnya bukan

microlith, jumlahnya sangat sedikit dia antara flakes seluruhnya sehingga istilah

kebudayaan microlithikum tidak lagi dipakai. Selain flakes dari obsidian, ditemukan oula

pecahan tembikar dan benda-benda perunggu.

Hasil-hasil Kesenian

Di antara alat-alat batu yang ditemukan di kjokkenmoddinger ada dua buah kapak

yang diberi hiasan, yang satu digambar dengan garis-garis sejajar dan yang lain digambar

Page 8: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

dengan semacam gambar mata. Di gua Leang-leang di Sulawesi Selatan ditemukan

gambar berwarna seekor babi hutan sedang lari dan di beberapa gua lainnya terdapat cap

tangan yang berwarna merah.

Page 9: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

NEOLITHIKUM

Neolithikum adalah kebudayaan pertama yang bisa dikatakan tersebar di seluruh

kepulauan Indonesia, sehingga dikatakan bahwa kebudayaan inilah yang menjadi dasar

kebudayaan Indonesia sekarang. Dikatakan bahwa neolithikum adalah suatu revolusi

yang sangat besar dalam peradaban manusia. Perubahan dari food gathering menjadi food

producing tersebut yang dimaksud dengan revolusi. Perubahan ini memiliki dampak yang

mendalam serta meluas dalam perekonomian dan kebudayaan, pendek kata seluruh

kehidupan umat manusia pada umumnya. Orang telah meninggalkan gaya hidup

nomaden dan sudah bisa membangun rumah untuk mereka tinggali secara tetap. Mereka

juga sudah mengenal bercocok tanam dan beternak. Hidup berkumpul berarti

pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerjasama.

Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan

di dalam ikatan kerjasama itu. Kerajinan, seperti menenun dan membuat periuk belanga,

sangat mendapat kemajuan. Yang menjadi corak istimewa dari neolithikum adalah

kepandaian dalam mengasah alat-alatnya. Ada banyak alat-alat yang diasah sehingga

indah sekali dan memiliki nilai seni yang tinggi. Namun tidak semua alat-alat

neolithikum diasah, seperti ujung-ujung panah misalnya.

Kapak Persegi

Nama kapak persegi itu berasal dari von Heine Geldern, berdasarkan kepada

penampang-alang dari alat-alatnya, yang berupa persegi panjang atau juga berbentuk

trapezium. Yang dimaksud dengan kapak persegi bukan hanya kapak saja, tetapi banyak

lagi alat-alat lainnya dari berbagai ukuran dan berbagai keperluan, yang besar yaitu

beliung atau pacul, dan yang kecil yaitu tarah, yang digunakan untuk mengerjakan kayu.

Alat-alat itu semuanya sama bentuknya, agak melengkung sedikit, dan diberi bertangkai

yang diikatkan kepada tempat lengkung itu. Bahan kapak ini biasanya adalah batu api dan

ada juga yang dibuat dari chalcedon. Ada beberapa alat yang indah yang terbuat dari

chalcedon yang memang tidak dimaksudkan dipakai sebagai alat, melainkan dianggap

sangat berharga sebagai tanda kebesaran atau sebagai alat upacara. Dan ada pula suku-

Page 10: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

suku bangsa yang menggunakan batu-batu indah sebagai alat penukaran sebab mereka

belum mengenal uang. Selain kapak persegi, ada juga kapak bahu. Bentuknya

menyerupai dengan kapak persegi, hanya saja di bagian yang diikatkan pada tangkainya

diberi leher sehingga menyerupai botol yang persegi.

Kapak Lonjong

Nama kapak lonjong itu didasarkan atas penampang-alangnya yang berbentuk

lonjong. Bentuk kapaknya sendiri bulat telur. Ujungnya yang agak lancip ditempatkan di

tangkai dan ujung lainnya yang bulat diasah sehingga tajam. Kebudayaan ini juga sering

disebut neolithikum Papua, karena terutama didapatkan di Irian. Kapak lonjong itu

mempunyai ukuran, yang besar dinamakan Walzenbeil sedangkan yang kecil dinamakan

Kleinbeil. Di antara kapak lonjong itu ada pula yang hanya digunakan untuk upacara

dibuat dari batu yang lebih bagus dari perkakas biasa, dan dikerjakan lebih halus pula.

Perhiasan

Di Jawa ditemukan gelang-gelang dari batu indah dalam jumlah besar. Selain

gelang, ditemukan pula alat perhiasan lainnya seperti kalung yang terbuat dari batu yang

indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.

Pakaian

Di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat tinggal lainnya

ditemukan alat pemukul kulit kayu. Ada beberaoa suku bangsa yang menggunakan kulit

kayu untuk bermacam-macam keperluan, seperti untuk pakaian, dan untuk membuat

kertas. Selain itu, mereka sudah pandai pula menenun tekstil yang agak halus. Tekstil itu

tidak tahan lama, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang kita temukan lagi.

Tembikar

Ditemukan pecahan-pecahan tembikat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di

Sumatra. Tidak bisa diketahui bentuk benda seluruhnya namun jelas di pecahan tersebut

terlihat sudah dihiasi gambar yang diperoleh dengan menekankan sesuatu benda kepada

tanahnya sewaktu belum kering betul.

Page 11: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

JAMAN LOGAM

Kepandaian menggunakan bahan baru tentu saja disertai dengan care bekerja

baru. Logam harus dilebur dulu dari bijinya untuk biss dipergunakan. Leburan itu

kemudian dicetak. Teknik pembuatan benda dari logam tersebut dinamakan a cire perdue.

Dalam pembagian jaman prasejarah kita ketahui bahwa jaman logam itu dapat dibagi lagi

atas jaman tembaga, perunggu dan besi. Di Asia Tenggara tidak mengenal jaman

tembaga. Setelah neolithikum kebudayaan meningkat saja ke jaman perunggu. Untuk

Indonesia, yang menerima kebudayaan logamnya dari daratan Asia, kebudayaan

perunggu itu bahkan jatuh bersamaan dengan kebudayaan besi. Dengan demikian jaman

logam di Indonesia susah untuk dibagi menjadi jaman perunggu atau besi. Meskipun

demikian biasa pula dikatakan bahwa jaman logam di Indonesia ialah jaman perunggu

itu. Karena alat-alat perkakas besi tidak banyak bedanya dari alat perunggu.

Kapak Corong

Bentuk yang tersendiri dari kapak logam, bentuk yang tidak mengingatkan kepada

kapak batu, barulah terjelma di dalam jaman berikutnya, jaman perunggu, sesudah pula

mengalami perkembangan dan perubahan. Di Indonesia kapak logam yang ditemukan

adalah kapak perunggu yang sudah mempunyai bentuk tersendiri itu. Kapak ini biasa

dinamakan kapak sepatu, maksudnya ialah kapak yang bagian atasnya berbentuk corong

yang sembirnya belah, sedangkan ke dalam corong itulah dimasukkan tangkai kayunya

yang menyiku kepada bidang kapak. Jadi seolah-olah kapak disamakan dengan sepatu

dan tungkainya dengan kaki orang. Namun lebih tepat kalau dinamakn kapak corong.

Kapak corong in iada banyak jenisnya. Ada yang kecil dan bersahaja, ada yang besar dan

memakai hiasan, ada yang pendek lebar, ada yang bulat dan ada pula yang panajang satu

sisisnya. Yang panjang satu sisi dinamakan candrassa.

Nekara

Nekara dalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian

tengahnya dan sisi atasnya tertutup, jadi dapatlah kira-kira disamakan dengan dandang

Page 12: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

ditelungkupkan. Di Alor, terdapat nekara yang lebih kecil dan ramping yang disebut

moko. Diyakini bahwa dulunya nekara dipakai dalam upacara upacara, sesuai dengan

hiasan-hiasan yang ada pada dindingnya. Hiasan-hiasan itu sangay luar biasa pentingnya

untuk sejarah kebudayaan, oleh karena itu dari berbagai lukisan kita mendapat gambaran

tentang peghidupan dan kebudayaan yang ada pada dewasa itu.

Benda lainnya

Selain kapak corong dan nekara, banyak oula benda-benda lainnya dari jaman

perunggu yang didapatkan. Sebagian besar beruoa barang perhiasan seperti gelang,

binggel (gelang kaki), anting-anting, kaung, dan cincin. Umumnya benda-benda tersebut

tidak diberi ukiran satupun. Seni membuat patung juga sudah maju, terlihat dari arca-arca

yang sudah ada pada saat itu.

Kebudayaan Dongson

Kebudayaan perunggu di Asia Tenggara biasa dinamakan kebudayaan Dongson

menurut nama tempat penyelidikan pertama di daerah Tonkin dan merupakan pusat dari

kebudayaan perunggu di Asia.

Page 13: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

Daftar Pustaka

Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Jakarta: Penerbit

Kanisius

Page 14: Artefak Jaman Prasejarah Di Indonesia

LAMPIRAN