Arsitektur Bali 3

3
ARSITEKTUR BALI 3 TUGAS 1 1. Mengapa rumah Bali tidak layak dihuni oleh lebih dari satu kepala keluarga? 2. Jelaskan mengapa rumah bali tidak layak diwariskan? Jawaban : 1. Rumah Bali jika dilihat dari tipologinya tidak dibangun untuk ditinggali lebih dari satu kepala keluarga karena setiap bale-bale yang ada pada rumah tradisional bali sudah ditentukan fungsi dan penghuninya sejak awal pembuatan/pembangunannya. Misalnya ada Bale Daja untuk kamar tidur anak perempuan, Bale Dauh untuk orang tua, Bale Dangin untuk anak laki-laki. Jika ada lebih dari satu kepala keluarga maka banyaknya bale / bangunan yang ada tidak akan mencukupi. Jika tetap dipaksakan maka sebuah bale bisa memiliki lebih dari satu fungsi karena tuntutan aktivitas penghuninya, ini seperti menciptakan rumah dalam rumah atau kamar dalam kamar, ini tidak sesuai karena sebenarnya bale dalam rumah Bali itu lebih seperti sebuah kamar, yang dibangun dengan pedoman asta kosali misalnya, agar memiliki NAMA : I PUTU ZENIT ARIMBHAWA NIM : 1219251050 KELAS : B

description

Kenapa rumah bali tidak layak diwariskan dan ditinggali lebih dari satu kk

Transcript of Arsitektur Bali 3

Page 1: Arsitektur Bali 3

ARSITEKTUR BALI 3

TUGAS 1

1. Mengapa rumah Bali tidak layak dihuni oleh lebih dari satu kepala keluarga?

2. Jelaskan mengapa rumah bali tidak layak diwariskan?

Jawaban :

1. Rumah Bali jika dilihat dari tipologinya tidak dibangun untuk ditinggali lebih dari satu

kepala keluarga karena setiap bale-bale yang ada pada rumah tradisional bali sudah

ditentukan fungsi dan penghuninya sejak awal pembuatan/pembangunannya. Misalnya

ada Bale Daja untuk kamar tidur anak perempuan, Bale Dauh untuk orang tua, Bale

Dangin untuk anak laki-laki. Jika ada lebih dari satu kepala keluarga maka banyaknya

bale / bangunan yang ada tidak akan mencukupi. Jika tetap dipaksakan maka sebuah

bale bisa memiliki lebih dari satu fungsi karena tuntutan aktivitas penghuninya, ini

seperti menciptakan rumah dalam rumah atau kamar dalam kamar, ini tidak sesuai

karena sebenarnya bale dalam rumah Bali itu lebih seperti sebuah kamar, yang dibangun

dengan pedoman asta kosali misalnya, agar memiliki makna yang baik sesuai fungsinya.

Selain itu kondisi ini termasuk palemahan hala, kondisi tanah yang patut dihindari dalam

mendirikan bangunan suci atau perumahan. Lokasi dalam satu batasan pagar yang

ditempati oleh lebih dari satu keluarga yang tidak ada hubungan darah, disebut

"manyeleking", itu membuat kesehatan penghuni sering terganggu.

2. Karena rumah Bali pembangunannya didasarkan atas ukuran tubuh/sikut dari kepala

keluarganya agar memberi vibrasi positif atau makna yang baik bagi penghuninya dan

lingkungannya. Misalnya arah muka rumah ditentukan dengaan menjumlah urip panca

NAMA : I PUTU ZENIT ARIMBHAWANIM : 1219251050KELAS : B

Page 2: Arsitektur Bali 3

wara dengan sapta wara pemilik lahan, begitu pula di awal pembangunan rumah Bali

ada penentuan dimensi pekarangan yang berdasarkan dari ukuran depa kepala keluarga,

dan yang dipilih memiliki makna yang baik sesuai dengan profesinya. Selanjutnya tata

letak bangunan dan ukuran-ukurannya juga ditentukan menurut sikut kepala keluarga.

Sehingga bila diwariskan, tentunya maknanya akan menjadi tidak sesuai karena sikut /

ukuran tubuh yang mewariskan kemungkinan besar berbeda, terlebih jika ahli waris ini

memiliki profesi yang berbeda maka ukuran pekarangan pun menjadi tidak cocok dan

pemilihan ukuran-ukuran yang sebelumnya bermakna baik malah berarti tidak baik.

Disamping itu dalam adat bali diketahui pekarangan adalah milik adat, jadi tentunya itu

tidak bisa untuk diwariskan.

Referensi :

Dwijendra. N. K. Acwin. 2010. Arsitektur Rumah Tradisional Bali. Denpasar:Udayana

University Press

Arrafiani. 2012. Rumah Etnik Bali. Depok:Griya Kreasi

Palemahan Hala http://www.babadbali.com/pustaka/ibgwdwidja/ps08.htm

Melacak ''Hong Sui'' dalam Arsitektur Bali

http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/10/9/ink2.html

Asta Kosali, Ukuran-Ukuran Dalam Arsitektur Tradisional Bali. Dinas Kebudayaan

Kota Denpasar