file · Web viewProgram pendidikan atau pengajaran pada saat ini hendaknya diarahkan atau...
Transcript of file · Web viewProgram pendidikan atau pengajaran pada saat ini hendaknya diarahkan atau...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah proses yang bertujuan
untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Melalui pendidikan itulah, segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik
tersebut akan diubah menjadi sebuah kompetensi. Kompetensi tersebut
sebagai sebuah pencerminan dari kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki
oleh peserta didik dalam melaksanakan sebuah tugas atau pekerjaan. Tugas
pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai
indivdu untuk dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki
kompetensi yang sesuai dengan yang diharapkan atau di cita-citakan.
Program pendidikan atau pengajaran pada saat ini hendaknya diarahkan atau
diorientasikan kepada individu atau peserta didik.
Namun pada kenyataannya pendidikan di Indonesia hanya
mementingkan segala hal yang berhubungan dengan akademik saja,
sedangkan aspek-aspek selain akademik tidak pernah dijamah dan menjadi
perhatian. Pola pendidikan saat ini adalah guru atau pendidik selalu
menyamakan setiap potensi yang dimiliki oleh peserta didik, padahal setiap
peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda satu sama lain. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh pendidik pada
karakteristik individu peserta didik.
Penelitian menemukan bahwa pendidik sering berpendapat bahwa ia
telah merasa menjelaskan sejelas-jelasnya kepada peserta didik, namun tak
ada satupun peserta didik yang mampu menyerap apa yang diterangkannya.
Hal ini perlu dipahami bahwa ketika orang belajar selalu menggunakan
pikiran dan di dalam setiap pikiran tersebut terdapat sebuah kecerdasan.
Terdapat temuan yang sangat bermanfaat yang mengatakan bahwa setiap
individu memiliki lebih dari satu kecerdasaan yang kemudian disebut sebagai
multiple intelligence atau kecerdasaan ganda.
1
Oleh karena itu kelompok kami sangat tertarik dalam membahas teori
multiple intelligence ini. Hal ini sangat bermanfaat bagi para guru dan calon
guru sebagai pendidik. Bahwa setiap anak memiliki tingkat kecerdasaan yang
berbeda satu sama lainnya yang membutuhkan penangan yang berbeda pula
dalam mengembangkan kecerdasan tersebut agar dapat berkembang sesuai
kompetensi yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kecerdasan secara umun dan kecerdasan ganda (multiple
intelligence)?
2. Bagaimana jenis-jenis multiple intelligence?
3. Bagaimana cara-cara yang dilakukan pendidik dalam meningkatkan
kecerdasan ganda (multiple intelligence)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan secara umum dan kecerdasan
ganda (multiple intelligence).
2. Untuk mengetahui jenis-jenis multiple intelligence.
3. Untuk dapat mengetahui cara-cara yang perlu dilakukan pendidik dalam
meningkatkan kecerdasan ganda (multiple intelligence).
2
BAB II
MULTIPLE INTELLIGENCE
A. Pengertian Kecerdasan dan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence)
Istilah kecerdasaan atau intelligence bukanlah sesuatu hal yang bagi
kaum pelajar dan pendidik secara khusus dan bagi masyarakat pada
umumnya. Istilah kecerdasan atau intelligence sudah sering terdengar di
kehidupan kita sehari-hari. Namun sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, istilah kecerdasan ataupun intelligence yang merupakan
perkembangan dari otak manusia tersebut juga ikut berkembang. Berikut ini
merupakan beberapa pendapat mengenai istilah kecerdasaan secara umum
yang kemudian berkembang menjadi istilah kecerdasaan ganda (multiple
intelligence).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (Depdiknas,
2011) menyatakan bahwa kata cerdas berarti sempurna perkembangan akal
budinya (untuk berfikir, mengerti, dan lain-lain), sedangkan kecerdasan
berarti prihal cerdas, perbuatan mencerdaskan,, kesempurnaan perkembangan
akalbudi seperti kepandaian dan ketajaman pikiran. Wechler (psikologi AS)
mengemukakan bahwa kecerdasaan merupakan kemampuan seseorang untuk
bersikap sesuai kondisi, berpikir rasional, dan beradaptasi dengan lingkungan.
William Stern (Psikologi Jerman) mengatakan bahwa kecerdasaan
merupakan kapasitas individu untuk menyesuaikan pikirannya terhadap
situasi yang sedang dihadapi, kemampuan adaptif mental terhadap
permasalahan dan kondisi kehidupan yang baru. Sedangkan Lewis Madison
Terman (psikolog AS) mengemukakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan
belajar secara abstrak yang diwariskan dan tidak berubah.
Prof. Howard Gardner seorang ahli psikologi kognitif dari University
Harvard menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan ganda
(multiple intelligence) adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dan
menciptakan suatu produk yang bernilai dalam suatu suatu latar budaya
tertentu, kecerdasaan tersebut terdiri dari 9 dimensi kecerdasaan antara lain:
3
verbal linguistic,logiko-mathematic, visual-spasial, musical intelligence,
kinesthetik intelligence, interpersonal intelligene, intrapersonal intelligence,
naturalis, eksistensial.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kecerdasaan ganda adalah
suatu suaru kesempurnaan perkembangan akal budi baik dari pemikiran,
kecakapan emosional, dan moral seseorang.
Jadi dapat diambil sebuah pengertian bahwa yang dimaksud dengan
kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk mempelajari dan menerapkan
pengetahuan untuk mengendalikan lingkungan sekaligus kemampuan untuk
berfikir abstrak. Kecerdasan sendiri merupakan sebuah kemampuan mental
yang digunakan untuk memecahkan masalah, mencari ilmu-ilmu
pengetahuan, berfikir kreatif, berfikir abstrak, beradaptasi dengan lingkungan
baru, lingkungan saat ini, kemampuan menganalisis dan memutuskan sebuah
keputusa, dan sebagainya.
Kecerdasaan Ganda (multiple intelligence)Iadalah kemampuan
manusia untuk memiliki dimensi kecerdasan lebih dari satu. Teori tersebut
menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kecerdasan dan kecerdasan yang
dimiliki oleh seseorang berbeda-beda satu sama lain. Kecerdasaan yang
dimiliki oleh seseorang tersebut digunakan untuk menganalisis serta untuk
memecahkan segala permasalahan yang ada di hidupnya.
Setiap manusia memiliki dua belahan otak yaitu otak kiri dan otak
kanan. Belahan otak kiri berfungsi untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas
mental yang mencakup ketrampilan matematika, bahasa, logika, analisis,
menulis, dan aktivitas sejenis, sedangkan belahan otak kanan mencakup
aktivitas seperti imajinasi, , warna, musik, irama/ritme, melamun dan
aktivitas-aktivitas yang sejenis. Teori multiple intelligence berusaha untuk
mengkombinasikan kedua kemampuan belahan otak kanan dan kiri yang
dimiliki oleh manusia. Jadi menurut teori ini manusia bisa memiliki
kemampuan/kecerdasan lebih dari satu untuk menjalankan aktivitasnya
dimana kemampuan/kecerdasan tersebut dikendalikan oleh belahan otak
kanan dan otak kiri.
4
B. Jenis-Jenis Multiple Intelligence
Menurut Prof. Howard Gardner seorang ahli psikologi kognitif dari
University Harvard terdapat 9 jenis kecerdasan ganda (multiple intelligence).
Masing-masing dari 9 kecerdasaan tersebut memiliki pengertian dan ciri
khusus tersendiri, adapun kesembilan jenis kecerdasaan ganda (multiple
intelligene) tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Verbal Linguistik
Laison, Donna (2001) said that linguistic intelligence is the ability
to use language masterfully to express oneself rhetorically or poetically.
Also allows one to use language as a means to remember information.
Maksud dari kalimat tersebut adalah verbal linguistik adalah sebuah
kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik untuk
mengekspresikan dirinya dalam berbicara atau berpuisi. Juga termasuk
salah satu penggunaan bahasa berarti sebagai pengingat dalam sebuah
informasi.
Verbal linguistik adalah kemampuan seseorang dalam
menggunakan kata secara efektif baik lisan maupun tulisan. Seseorang
yang memiliki kecerdasan verbal ini mempunyai keterampilan berbicara
dan pendengaran, menikmati bermain dengan bunyi, bahasa dan kata.
Dengan kata lain, kecerdasan bahasa adalah kemampuan berfikir dengan
kata-kata atau merangkai sebuah kata menjadi sebuah kalimat dan
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan apa yang ingin
diungkapkannya. Peran orang tua: memberi kesempatan anak berani
berbicara mengungkapkan pendapatnya, menjadi teman bicara yang baik,
jangan terburu-buru marah dan memotong pembicaraan anak, latih anak-
anak berani tampil dalam acara di sekolah, gereja, ataupun tempat umum
lainnya, sediakan sarana untuk anak gemar membaca dan menuliskan
pengalaman mereka. Contoh orang yang memiliki kecerdasan bahasa
adalah pengarang, penyair, wartawan, pembicara, dan pembaca berita.
5
Kecenderungan seseorang yang memiliki kecerdasan bahasa antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Membaca
b. Menulis
c. Bercerita
d. Bermain kata, membaca, menulis, mendengar.
Adapun ciri-ciri atau kharakteristik seseorang yang memiliki verbal
linguistik adalah sebagai berikut:
a. Berbicara yang baik dan efektif.
b. Medengar dan merespon setiap suara, ritme, warna dan berbagai
ungkapan kata.
c. Menirukan suara, bahasa, membaca, dan menulis dari orang lainnya.
d. Belajar melalui menyimak, membaca, menulis, dan diskusi.
e. Menyimak secara efektif, memahami, menguraikan, menafsurkan dan
mengingat apa yang diucapkan.
f. Membaca secara efektif, memahami, meringkas, menafsirkan atau
menerangkan, dan mengingat apa yang telah di baca.
g. Berbicara secara efektif kepada berbagai pendengar, berbagi tujuan,
dan mengetahui cara berbicara secara sederhana, fasih, persuasif, atau
bergairah pada waktu-waktu yang tepat.
h. Menulis secara efektif, memahami dan menerapkan aturan-aturan tata
bahasa, ejaan, tanda baca, dan menggunakan kosakata yang efektif.
i. Menggunakan ketrampilan menyimak, berbicara, menulis dan
membaca untuk mengingat, berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan,
mempengaruhi, menciptakan pengetahuan, menyusun makna, dan
menggambarkan bahasa itu sendiri.
j. Berusaha untuk mengingat pemakaian bahasanya sendiri.
k. Menunjukkan minat dalam jurnalisme, puisi, bercerita, debat,
berbicara, menulis atau menyuting.
l. Menciptakan bentuk-bentuk bahasa baru atau karya tulis orisinil atau
komunikasi oral.
6
m. Cenderung dapat mempengaruhi orang lain melalui kata-katanya.
n. Suka dan pandai bercerita serta melucu dengan kata-kata.
o. Terampil menyimak dan suka bermain bahasa.
p. Cepat menangkap informasi lewat kata-kata
q. Mudah hafal kata-kata, nama (termasuk nama tempat).
r. Memiliki kosakata yang relatif banyak.
s. Cepat dalam mengeja kata-kata.
t. Berminat terhadap buku (membuka-buka, membawa, mengoleksi).
u. Cepat membaca dan menulis.
2. Intelegnsi Matematika
The Acron (2003) said that Logical-Mathematical Intelligence --
the ability to detect patterns, reason deductively and think logically. Most
often associated with scientific and mathematical thinking. Maksud dari
kalimat tersebut adalah kecerdasan matematika adalah kemampuan untuk
menemukan pola, mempertimbangkan secara umum dan berfikir logis.
Kebanyakan sering menghubungkan dengan kemampuan sains dan
berfikir matematis.
Intelegensi matematika adalah sebuah kemampuan yang dimliki
seseorang dalam menggunakan angka dengan baik dan melakukan
penalaran yang benar. Dengan kata lain kecerdasan matematis adalah
kemampuan berfikir dalam penalaran atau menghitung , seperti menelaah
masalah secara logis, ilmiah dan matematis. Jadi segala sesuatu dalam
mengambil sebuah keputusan benar-benar diperhitungkan secara ilmiah
dan matematis. Contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis
adalah ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur, dan programer
komputer.
Kecenderungan orang yang memiliki kecerdasan matematis logis
adalah sebagai berikut:
a. Bereksperimen
b. Tanya jawab
c. Menjawab teka-teki
7
Ada beberapa ciri atau karakteristik seseorang yang memiliki
kecerdasan matematis, ciri tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Tertarik memanipulasi lingkungan serta cenderung suka menerapkan
strategi coba-ralat.
b. Menduga-duga sesuatu.
c. Terus menerus bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang besar
tentang peristiwa di sekitarnya. Pertanyaan seperti, “mengapa telur
berubah jadi ayam?” merupakan contoh pertanyaan yang berhulu
logika-matematika.
d. Relatif cepat dalam kegiatan menghitung, gemar berhitung, dan
menyukai permainan strategi seperti permainan catur jawa.
e. Cenderung mudah menerima dan memahami penjelasan sebab-
akibat.
f. Suka menyusun sesuatu dalam kategori atau hierarki seperti urutan
besar ke kecil, panjang ke pendek, dan mengklasifikasi benda-benda
yang memiliki sifat sama. Apabila dihadapkan pada komputer atau
kalkulator, anak-anak dengan kecerdasan logika-matematika akan
cenderung menikmatinya sebagai permainan yang mengasyikkan.
3. Intelegensi Kinestetik
David Lazear (1991) said that Bodily-Kinesthetic Intelligence --
the ability to use one’s mind to control one’s bodily movements. This
challenges the popular belief that mental and physical activity are
unrelated. Maksud dari pernyataan David Lazear (1991) tersebut yang
dimaksud dengan kecerdasaan kinestetik adalah kemampuan pikiran
seseorang untuk mengontrol atau mengendalikan gerakan badan. Hal ini
tidak dapat direalisasikan apabila tidak ada aktivitas antara mental dan
fisik.
Intelegensi kinestetik tubuh adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang yang berhubungan dengan gerakan tubuh dan yang termasuk
dalam gerakan motorik otak yang mampu untuk mengendalikan tubuh
seperti kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan badan dengan
8
mudah dan cekatan. Intelegensi kinestetik ini adalah kemampuan
seseorang untuk menggerakkan tubuhnya secara tepat. Kecerdasan ini
biasanya dimiliki oleh para pemain olahraga, ketangkasan, pemain
akrobat, dan penari. Dalam kehidupan sehari -hari sangat diperlukan
kecerdasan ini yang disebut dengan istilah ‘cekatan’. Peran orang tua :
sejak usia dini, anak perlu diajak bermain, berolahraga agar setelah besar
nanti anak akan memiliki jiwa yang cekatan. Contoh orang-orang yang
memiliki kecerdasan kinestetik adalah atlet, penari, ahli bedah, dan
pengrajin.
Kecenderungan orang yang memiliki kecerdasaan kinestetik adalah
sebagai berikut:
a. Menari
b. Berlari
c. Melompat
d. Meraba
e. Memberi isyarat membangun, mempraktekkan, menari, dan ekspresi.
Berikut ini merupakan ciri atau karakteristik seseorang yang
memiliki kecerdasan kinestetik:
a. Terlihat menonjol dalam kemampuan fisik (terlihat lebih kuat, lebih
lincah) dari pada anak-anak seusianya.
b. Suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama.
c. Menjelajahi lingkungan dan sasaran melalui sentuhan dan gerakan.
d. Mengembangkan kerjasama dan rasa terhadap waktu.
e. Mengembangkan kerjasama dan rasa terhadap waktu.f. Menikmati secara kongkrit dalam mempelajari pengalaman-
pengalaman,seperti perjalanan kea lam bebas, contoh bangunan atau
berpartisipasi dalam permainan peran, pemainan ketangkasan,
memasang sasaran atau latihan fisik.
g. Menjadi sensitive dan responsive terhadap lingkungan dan sistem
secara fisik.
9
h. Selalu mengetuk-ngetuk sesuatu.
i. Suka meniru gerak atau tingkah laku orang lain yang menarik
perhatiannya.
j. Senang pada aktivitas yang mengandalkan kekuatan gerak seperti
mamanjat, berlari, melompat, berguling.
k. Suka menyentuh barang-barang.
l. Suka bermain tanah liat dan menunjukkan minat yang tinggi ketika
diberi tugas yang berkaitan dengan keterampilan tangan.
m. Memiliki kecerdasan gerak-kinestetik memiliki koordinasi tubuh yang
baik.
n. Gerakan-gerakan mereka terlihat seimbang, luwes, dan cekatan.
o. Cepat menguasai tugas-tugas motorik halus seperti menggunting,
melipat, menjahit, menempel, merajut, menyambung, mengecat, dan
menulis.
p. Secara artistik mereka kemampuan menari dan menggerakkan tubuh
mereka dengan luwes dan lentur.
4. Intelegensi Visual-Spasial
The Acron 2003 said that Spatial Intelligence -- the ability to
manipulate and create mental images in order to solve problems. Not
limited to visual sight, Gardner noted that blind children can possess
spatial intelligence. Maksud dari pernyataan The Acron 2003 tersebut
adalah kecerdasaan visual spasial adalah kemampuan untuk meniru dan
membuat gambara mental dalam pemecahan masalah. Tidak hanya
terbatas pada kemampuan penglihatan saja, Gardener memberi catatan
bahwa anak-anak mampu memproses kegiatan yang berhubungan dengan
keruangan.
Intelegensi visual-spasial adalah kemampuan seseorang
menuangkan baik dalam bentuk gambar, desain grafis apa yang ada di
pikiranm di imaginasi, fantasi atau konsepnya. Kecerdasan ini juga
meliputi kemampuan seseorang untuk memahami konsep warna,
komposisi, design, dan konsep ruang. Peranan orang tua : memberi
10
kesempatan dan kebebasan dalam berekpresi ketika anak mewarna dan
menggambar, mengenalkan berbagai media seni seperti melipat kertas,
membuat dekorasi, melukis wajah sendiri. Contoh orang yang memiliki
kecerdasan visual-spasial adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis, dan
arsitek.
Gambar visual adalah sebuah cara untuk mengetahui mkna kata
yang lebih tua daripada simbolisme linguistic. Catatan-catatan fosil
menunjukan bahwa, jauh sebelum mekanisme berkomunikasi manusia itu
berkembang, organ-organ penglihatanynya sudah menjadi alat penglihatan
yang penting bagi manusia purba. Intelegensi visual-spasilalah yang
mengilhami catatan paling awal dari hasil sebuah gambaran manusia.
Biacara kembali kejdian-kejadian yang dialami oleh siswa di dalam kelas
atau di dalam kelompok-kelompok diskusi kecil. Pada sekolah dasar dan
menengah banyak pelajar berorientasi visual merespon dengan baik pada
televisi, film, slide, poster, diagram, bagan, computer, dan materi-materi
berkode warna. Beberapa pelajar dengn kemampuan visual memiliki
keunikan, solusi-solusi yang tidak biasa pada masalah-masalah artistic,
melalui perlatan tertentu mereka untuk mengapresiasikan pandangan unik
mereka.
Kecenerungan seseorang yang memiliki kecerdasan visual spasial
antara lain:
a. Mendesain
b. Menggambar
c. Berimajinasi
d. Membuat skesta observasi, menggambar, mewarnai, dan membuat
peta.
Berikut ini merupakan ciri-ciri seseorang yang memiliki
kecerdasaan visual-spasial antara lain :
a. Memiliki kepekaan terhadap warna, garis-garis, bentuk-bentuk, ruang,
dan bangunan.
11
b. Memiliki kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide secara
visual dan spasial (dalam bentuk gambar atau bentuk yang terlihat
mata) (Armstrong, 1996).
c. Memiliki kemampuan mengenali identitas objek ketika objek tersebut
ada dari sudut pandang yang berbeda.
d. Mampu memperkirakan jarak dan keberadaan dirinya dengan sebuah
objek (Indra Supit, dkk., 2003:39).
e. Suka mencoret-coret, membentuk gambar, mewarnai, dan menyusun
unsurunsur bangunan seperti puzzle dan balok-balok.
f. Dapat mempergunakan apa pun untuk membentuk sesuatu yang
bermakna baginya. Penjepit kain dapat dikait-kaitkan membentuk
pesawat terbang, dinaosaurus, bahkan orang-orangan. Bola sepak
diberi coretan sehingga menyerupai gambar orang. Kemampuan dan
kecenderungan membayangkan suatu bentuk mewarnai aktivitas
bermain mereka.
5. Intelegensi Musik
The Acron 2003 said that Musical Intelligence is the ability to read,
understand, and compose musical pitches, tones, and rhythms. (Auditory
functions are required for a person to develop this intelligence in relation
to pitch and tone, but it is not needed for the knowledge of rhythm.).
Maksud dari kalimat yang diucapkan The Acron 2003 yaitu kecerdasan
musikal adalah kemampuan untuk membaca, mengerti, dan mengubah
tatanan musik, nada dan ritme (fungsi pendengaran menyediakan
perkembangan seseorang yang berhubungan dengan kecerdasan tentang
suara dan nada, tapi tidak dibutuhkan pengetahuan tentang ritme).
Intelegensi musikal adalah kemampuan berpikir dengan nada,
irama, dan melodi, juga pada suara alam. Kecerdasan musikal dibuktikan
dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama musik.
Seseorang dengan kecerdasan ini akan mudah menyanyi , belajar dan
menghafalkan lagu-lagu baru, menyanyi dan mengambil suara dengan
12
nada pas. Peran orang tua : arahkan anak untuk mendengarkan dan
menyanyikan lagu anak-anak yang sarat dengan nilai-nilai moral.
Musik tidak diragukan lagi adalah bentuk seni tertua, yang
menggunakan suara dan tubuh manusia sebagai instrumen alami dan
menggunakan ekspresi diri. Musik adalah seni yang lahir bersamaan
dengan munculnya manusia di dunia.
Inteligensi musik itu sendiri memilki aturan dan struktur berpikir
yang tidak perlu dikaitkan dengan jenis intelegensi lainnya. Musik adalah
bahasa pendengaran yang menggunakan tiga komponen dasar: intonasi
suara, irama dan warna nada. Biasanya notasi sistem simbol yang unik.
Howard Gardner menegaskan di dalam buku Frame of Maind
(Bingkai Pemikiran), bahwa setiap individu normal yang sering berkontak
dengan musik dapat memanipulasi intonasi suara, irama dan warna nada
untuk berpartisipasi dengan banyak keahlian di dalam aktivitas bermusik,
termasuk mencipta, menyanyikan, atau memainkan instrumen.
Musik didalam rumah dan lingkunagn awal memberikan dasar
yang penting bagi pengalaman bermusik yang di kemudian hari dapat
menyatu dengan mata pelajaran sekolah, karena ada hubungan yang kuat
antara musik dan emosi, musik di ruang kelas dapat membantu
menciptakan keadaan emosi positif yang kondusif bagi pendidikan. Musik
juga dapat digunakan untuk menambah ketegangan, kesedihan, tragedi,
atau kegembiraan sebuah cerita dari literatur dan sejarah yang besar.
Orang-orang yang memiliki kecerdasan musikal yang baik antara
lain: komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrument
dan orang-orang yang sensitif terhadap suara.
Kecenderungan seseorang yang memiliki kecerdasaan musikal
antara lain sebagai berikut:
a. Bernyanyi
b. Bersiul
c. Bersenandung, menghayati lagu, dan memainkan instrument musik.
13
Adapun ciri-ciri orang yang mimiliki kecerdasaan musikal adalah
sebagai berikut:
a. Cenderung cepat menghafal lagu-lagu dan bersemangat ketika
kepadanya diperkenalkan lagu.
b. Menikmati musik dan menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai irama
musik tersebut.
c. Mengetuk-ngetukkan benda ke meja pada saat menulis atau
menggambar. Mereka cenderung senang bermain alat musik atau
bahkan bermusik dengan benda-benda tak terpakai.
d. Suka menyanyi, bersenandung, atau bersiul.
e. Mudah mengenali suara-suara di sekitarnya seperti suara sepeda
motor, burung, kucing, atau anjing.
f. Dapat mengidentifikasi perbedaan suara-suara sejenis, seperti suara-
suara sepeda motor dari merk yang berbeda, suara berbagai burung.
suara kucing lapar dan berkelahi, suara beberapa guru dan temannya.
g. Mudah mengenali suatu lagu hanya dengan mendengar nada-nada
pertama lagu tersebut.
h. Menikmati dan mencari kesempatan untuk mendengar musik atau
suara-suara alam pada suasana belajar.
i. Merespon terhadap musik secara kinestetik dengan cara
memimpinkonduktor, memainkan, menciptakan atau berdansa.
j. Mengenali dan mendiskusikan berbagai gaya musik, aliran dan variasi
budaya yang berbeda.
k. Mengoleksi musik dan informasi mengenai musik dalam berbagai
bentuknya, baik dalam bentuk rekaman dan cetakan, mengoleksi dan
memainkan instrumen musik termasuk synthesizer.
l. Mengembangkan kemampuan menyanyi dan atau memainkan
instrumen secara sendiri atau bersama dengan orang lain.
m. Menggunakan perbendaharaan dan otasi musik.
n. Mengembangkan referensi kerangka berpikir pribadi untuk
mendengarkan musik.
14
o. Menikmati improvisasi dan bermain dengan suara/bunyi.
p. Dapat memberikan interpretasi menurut pendapat pribadi mengenai
apa yang komposer sampaikan melalui musiknya.
q. Mengungkapkan ketertarikan untuk berkarir di bidang musik seperti
menjadi penyanyi, pemain instrumen musik, sound engineer
(pengolah suara), produser, kritik, pembuat instrumen, guru musik,
atau konduktor.
r. Dapat menciptakan komposisi asli dan atau instrumen musik.
6. Intelegensi Interpersonal The Acron (2003) said that Interpersonal Intelligence – the ability
to apprehend the feelings and intentions of others. Maksud dari
pernyataan Acron tersebut adalah intelegensi intrapersonal merupakan
kemampuan untuk memahami perasaan dan maksud orang lain.
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain / bergaul / bersosialisasi. Mencakup
kemampuan seseorang untuk mengerti orang lain (empati) dan
memberikan respon (simpati) kepada orang lain. Peran orang tua : beri
kesempatan dan pendampingan untuk anak bersosialisasi dengan
berorganisasi.
Kecenderungan seseorang yang memiliki intelegensi interpersonal adalah
sebagai berikut:
a. Memimpin
b. Berorganisasi
c. Bergaul
d. Menjadi mediator kerjasama dan interaksi dengan orang lain.
Karakteristik seseorang yang memiliki kecerdasaan interpersonal adalah
sebagai berikut:
a. Cenderung mudah memahami perasaan orang lain.
b. Sering menjadi pemimpin di antara teman-temannya.
c. Pandai mengorganisasi teman-teman mereka dan pandai
mengkomunikasikan keinginannya pada orang lain.
15
d. Memiliki perhatian yang besar pada teman sebayanya sehingga
acapkali mengetahui berita-berita di seputar mereka.
e. Memiliki kemahiran mendamaikan konflik dan menyelaraskan
perasaan orang-orang yang terlibat konflik.
f. Mudah mengerti sudut pandang orang lain, dan dengan relatif akurat,
mampu menebak suasana hati dan motivasi pribadi orang lain.
g. Cinta damai, pengamat dan motivator yang baik.
h. mempunyai banyak teman;
i. Mudah bersosialisasi serta senang terlibat dalam kegiatan atau kerja
kelompok.
j. Menikmati permainan-permainan yang dilakukan secara berpasangan
atau berkelompok. suka memberikan apa yang dimiliki dan diketahui
kepada orang lain, termasuk masalah ilmu dan informasi.
k. Tampak menikmati ketika mengajari teman sebaya mereka tentang
sesuatu, seperti membuat gambar, memilih warna, atau bahkan cara
bersikap (Armstrong, 1993)
7. Intelegensi Intrapersonal
Intelegnsi intrapersonal adalah kemampuan seseorang
berkomunikasi dan memandang diri sendiri (self image), serta kemampuan
seseorang mengendalikan dirinya (self control). Orang yang memiliki
kecerdasan ini mendapat julukan dewasa atau matang. Peran orang tua :
bantu anak mempunyai citra diri yang positif.
Karakteristik seseorang yang memiliki kecerdasaan interpersonal adalah
sebagai berikut:
a. Terlihat lebih mandiri.
b. Memiliki kemauan yang keras.
c. Penuh percaya diri.
d. Memiliki tujuan-tujuan tertentu (Schmidt, 2002:36).
e. Tidak mengalami masalah ketika dibiarkan “bekerja sendiri karena
mereka cenderung memiliki gaya “belajar” tersendiri.
f. Suka menyendiri dan merenung (Armstrong, 2002:34).
16
8. Intelegensi Naturalis
Intelegensi naturalis adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan dan
menyesuaikan diri dengan alam. Kecerdasan ini membuat seseorang pada
jaman purba dapat menjadi ’survive’. Pada jaman sekarang, kecerdasan ini
diperlukan agar bumi tempat tinggal kita tinggal dapat ’survive’. Peran
orang tua :mengijinkan anaknya untuk memelihara binatang, mengajak
anak menanam tanaman.
Karakteristik:
a. Cenderung menyukai alam terbuka, akrab dengan hewan peliharaan.
b. Menghabiskan waktu mereka di dekat akuarium.
c. Memiliki keingintahuan yang besar tentang seluk-beluk hewan dan
tumbuhan (Armstrong, 1993).
d. Cenderung suka mengoleksi bunga-bunga dan daun-daun kering.
e. Mengoleksi mainan binatang tiruan, seperti dinosaurus, harimau, dan
ular;
f. Menikmati “komunikasi” dengan binatang piaraan dan memberi
mereka makan;
g. Memiliki perhatian yang relatif besar terhadap binatang, tumbuhan,
dan alam. Mereka tidak takut memegang-megang serangga dan berada
di dekat binatang (Indra-Supit, 2003:110).
9. Intelegensi Eksistensi
Intelegensi eksistensi adalah kemampuan seseorang untukmenempatkan
diri dalam lingkup kosmos yang terjauh, dengan makna hidup, makna
kematian, nasib dunia jasmani maupun kejiwaan, dan dengan makna
pengalaman mendalam seperti cinta atau kesenian (Armstrong, 1996).
Kecerdasan eksistensial juga berkaitan dengan kemampuan merasakan,
memimpikan, dan menjadi pemikir menyangkut hal-hal yang besar
(menjadi pemimpin) (Theacorn, 2003).
Karakteristik seseorang yang memiliki kecerdasaan eksistensi adalah
sebagai berikut:
a. Cenderung memiliki kesadaran akan hakikat sesuatu.
17
b. Menanyakan berbagai hal yang mungkin sekali tidak terpikirkan oleh
anak lain sebayanya. Pertanyaan “Apakah benar ada hantu?”,
“Mengapa kita harus berdoa pada Tuhan?”, dan “Di mana Tuhan
berada?” merupakan contoh pertanyaan anak-anak yang berhulu pada
kecerdasan eksistensi.
C. Cara untuk Meningkatkan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence)
Multiple intelligence merupakan sebuah kecerdasan yang dimiliki
oleh seseorang. Setiap manusia pasti memiliki kecerdasaan, kecerdasaan
tersebut satu sama lainnya berbeda. Pada dasarnya kecerdasaan atau
kemampuan seseorang dapat ditingkatkan, berikut ini adalah beberapa car
untuk meningkatkan kecerdasan pada diri seseorang anatara lain sebagai
berikut:
1. Verbal Linguistik
Kecerdasan verbal-lingustik telah terbentuk sebelum kelahiran.
Banyak studi, menunjukkan, bahwa bayi-bayi yang dibacakan,
dinyanyikan dan diajak bicara sebelum lahir, memiliki awal yang utama
dalam perkembangan kecerdasan verbal-linguistik. Verney, dan the
National Association for the Education of Young Children, telah
menunjukkan arti penting dalam menciptakan lingkungan-lingkungan
yang penuh dengan aktivitas bahasa dalam arti, para orang tua atau
pengasuh lainnya melibatkan anak-anak dalam interaksi verbal, misalnya
bermain dengan kata-kata, bercerita dan canda, mengajukan pertanyaan,
mengungkapkan pendapat, dan menjelaskan perasaan dan konsep-
konsep. Kecerdasan verbal Linguistik sangat berakar dalam perasaan kita
mengenai kompetensi dan percayaan diri. Makin banyak anak-anak
latihan dalam kecerdasan ini di tempat yang kondusif, makin mudah
mereka mengembangkan ketrampilan-ketrampilan verbal ini, yang akan
bermanfaat bagi mereka sepanjang hayat.
18
Ada beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasaan
verbal linguistik, antara lain :
a. Mendengarkan
Latihan kegiatan mendengarkan yang dapat diajarkan guru kepada
siswanya antara lain melalui kegiatan seperti:
1) Mendengarkan cerita dan membaca nyaring
2) Mendengarkan puisi
3) Mendengarkan ceramah
b. Berbicara
Berbicara yang efektif tidak hanya melibatkan kata-kata yang
kita gunakan, tapi cara yang digunakan, nada suara, ekspresi wajah,
sikap dan gerakan tubuh. Ketrampilan berbicara yang efektif
melibatkan semua kecerdasan. Adapun latihan yang dapat diterapkan
guru untuk menambah kemampuan bicara siswa adalah melalui
kegiatan sebagai beriut:
1) Siswa sebagai tukang cerita (storyteller)
2) Diskusi kelas
3) Kegiatan wawancara
c. Membaca
Kesusastraan memberikan fondasi latihan dan perkembangan
seluruh kecerdasan verbal-linguistik. Cerita, novel, biografi, essai,
drama dan puisi dapat memberikan titik awal untuk mengembangkan
ketrampilan mendengar aktif, berbicara, dan menulis kreatif atau
analisis. Bahan-bahan semacam itu menawarkan “makanan”
pemikiran karena merupakan model penggunaan bahasa yang efektif
dan merangsang perkembangan intektual.
Berikut ini merupakan cara untuk memotivasi agar giat atau senang
membaca :
1) Pasanglah kutipan atau pertanyaan harian dan kosakata kurikuler
mingguan untuk memperkaya perbendaharaan dan minat siswa
dalam muatan akademik.
19
2) Gantungkan kata-kata konsep yang dapat bergerak di langit-
langit kelas.
3) Tambahkan nama atau label pada poster kelas, papan tulis dan
kertas siswa.
4) Buat ruang tertentu untuk catatan dan tempat pesan atau
letakkan notebook di podium untuk menggairahkan kegiatan
membaca secara informal dan menulis secara informal.
d. Menulis
Kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bahasa
lainnya. Menulis didorong oleh kegiatan berbicara, mendengar dan
membaca. Memasukan kegiatan seni bahasa dalam semua area
muatan dapat membantu siswa dalam berkomunikasi lebih efektif
dan belajar secara lebih menyuruh.
Seperti halnya area kecerdasan verbal-linguistik lainnya,
penting bagi guru dan orang tua untuk menjadi model kegiatan
menulis secara efektif, denga menujukan kegemaran dalam menulis
dan usaha-usaha untuk mengasah ketrampilan mereka.
Guru dapat menjadi model dalam ketrampilan menulis
spesifik pada siswa, ketika mereka membahas cara memilih topik,
membaca sampel tulisannya kepada siswa untuk dikritik. (hal ini
memerlukan keberanian) atau menuliskan komentar yang panjang
mengenai paper siswa dengan ketelitian yang besar.
James Britton, dalam bukunya “Language and Learning”.
Mengidentifikasi pendekatan menulis yang sesuai untuk pelajaran
mereka :
1) Kategori pertama : pemakaian kegiatan menulis secara mekanis
2) Kategori Kedua : berhubungan dengan penggunaannya untuk
informasi,
3) Kategori ketiga : penggunaan kegiatan menulis untuk keperluan
personal.
20
4) Kategori keempat : merupakan penggunaan kegiatan untuk
menulis imajinatif
Berikut ini merupakan pilihan – pilihan tulisan bagi siswa untuk
berlatih menulis :
a) Naskah drama untuk produksi TV atau radio
b) Slogan atau stiker besar
c) Petisi
d) Buku harian imajiner
e) Petunjuk
f) Kutipan pengalaman seseorang
g) Tulisan dari perpektif lain
h) Lagu
i) Dinding grafiti
j) Papan bulitin
k) Label dan tulisan di bawah gambar
l) Surat gulung
m) Iklan
n) Laporan berkala di kelas
o) Puisi
p) Manual tata cara
q) Surat
r) Dialog
s) Hadiah
t) Poster
u) Sampel tulisan bebas
v) Evaluasi diri
w) Checklist (daftar cek)
x) Booklet
y) Diktasi
z) Esai editorial
21
2. Intelegensi Matematika
Gardner menegaskan bahwa intelegensi logis-matematis bukanlah
kebutuhan yang tinggi (superior) dibandingkan inteligensi-inteligensi lain
dan bukan pula diterima secara universal dengan penghargaan yang
paling tinggi. Ada penyelesaian masalah lain dan proses-proses yang
melekat secara logis dalam tiap-tiap inteligensi. Setiap inteligensi
(kecerdasan) mempunyai mekanisamenya sendiri, prinsip-prinsip, Inti
operasi, dan perantara (media) dimana inteligensi logis magis-matematis
tidak dapat menyatakannya .Pengajar ilmu pengetahuan alam dan
matematika menghendak pengembangan berpikir tingkat tinggi (higher-
order thinking) pada sebagian siswa,seperti, pengajaran pemecahan
masalah dan ketrampilan- ketrampilan membuat keputusan. Berikut ini
pola pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan kecerdasan
matematis antara lain sebagai berikut:
a. Pembelajaran Logika
1) Metode ilmiah
2) Berpikir secara ilmiah melampaui kurikulum
b. Logika Deduktif
1) Silogisme
2) Diagram Venn
c. Logika Induktif
1) Analogi
2) Peningkatan berpikir dan belajar
(a) Pembelajaran mediating (penyelesaian sengketa dengan
menengahi).
(b) Strategi-strategi pertanyaan
d. Proses-Proses Berpikir secara Matematis
1) Patterning(membuat pola )
2) PatternBlocks(membuat pola kotak balok)
3) Pattern in data(membuat pola dalam bentuk data)
4) Codes(membuat kode/pengkodean)
22
5) Graphs(membuat gambar)
e. Bekerja dengan Angka-Angka
1) Rata-rata dan persentase
2) Pengukuran
3) Penghitungan
4) Kemungkinan
5) Geometri
f. Ceita Masalah-Masalah Berdasarkan Rangkaian Kurikulum
g. Tematik untuk Semua Subjek Mata Pelajaran
3. Intelegensi Kinestetik
Kinestik adalah belajar melalui “tindakan” dan pengalaman
melalui alat panca indra. Ada bermacam-macam aktivitas dari
kecerdasaan kinesteti yang bertujuan untuk mempertinggi pembelajaran
siswa di segala usia. Aktivitas-aktivitas tersebut antara lain sebagai
berikut:
a. Lingkungan fisik
Daerah ruang kelas
Lingkungan tempat kita tinggal dan bekerja mempengaruhi
faktor fisiologis pada diri kita . kebanyakan dari kita memberikan
banyak perhatian pada lingkungan tempat tinggal. Seperti
pertimbangkan sisi-sisi penting dari sebuah ruang kelas, dan kini
hanya terdapat sedikit perhatian bagi perancang dan penataan
lingkungan sekolah. Ketika kebijaksanaan muncul dalam mengatur
atau merancang ke empat dinding (ruang kelas), memberi pengertin
bahwa betapa pentingnya konstribusi yang telah oleh ruang kelas
kepada proses belajar-mengajar. Ruang kelas bisa menjadi sarana
perubahan bagi pengembangan lingkungan pembelajaran dengan
gagasan, semangat besar dan perencanaan. Drngan merancang ulang
ruang kelas ke dalam wilayah , para pengajar dapat memuat lebih
banyak orientasi gerakan dan kebutuhan untuk proses pembelajaran
tactile dan kinestik pada anak-anak.
23
b. Drama
Drama di laksnakan sebagai metode pembelajaran dan
mengingatkan sejenak permulaan terekamnya periode sejarah. Belajar
dengan menggunakan metode drama dalah sngat bernilai hampir dari
tingkatan kelas, tapi lebih utama di tahun-tahun pertengahan masa
sekolah, dimana perubahan dari segi hormone, fisik, dan psikologi
menyebbkan belajar lebih sulit, bahkan hal-hal yang abstrak
sekalipun. Berikut ini adalah jenis-jenis drama yang dapat diajarkan
untuk siswa:
1) Teater resmi
2) Permainan peran
3) Drama kreatif
4) Simulasi (perbuatan meniru) keadaan uang sebenarnya.
c. Gerakan kreatif
Teori-teori gerakan menurut Rudlof Laban dan Henri Bergson
menggarisbawahi hubungan antara gerakan non-lisan, pengalaman-
pengalaman gerakan dan sesuatu yang abstrak, serta gagasan yang
simbolik. Melalui keduanya kita bisa menerima dan mengekspresikan
arti dalam pengalaman-pengalaman kita, dengan memasukkan
gerakan kratif di dalam kelas, siswa diharapkan mampu memecahkan
masalah dan menganalisisnya secara fisik. Hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan gerakan kreatif antara lain sebagai
berikut :
1) Memahami pengetahuan jasmaniah
2) Memperkenalkan aktivitas gerakan kreatif
3) Menerapkan gerakan kreatif ke ahlian dasar
4) Menciptakan isi yang lebih terarah dari aktivitas gerakan
d. Tari
Bentuk lain dari gerakan kretif adalah menari. Melalui tarian,
siswa mendapat kesempatan untuk belajar, mempersatukan dan
mendemonstrasikan pengetahuan mereka dengan cara koreografi.
24
Sebagaimana bentuk dari gerakan kratif, peregangan otot-otot sangat
penting sebelum siswa menjelajahi dunia tarian. Berikut ini hal-hal
yang harus diperhatikan dalam latihan tari adalah:
1) Bagian-bagian dari tari
2) Rangkaian pembelajaran melalui tari
Berikut ini merupakan rangkaian pembelajaran lewat tari antara lain:
1) Pilih cerita-cerita, kejadian atau prosa untuk mengubahnya ked
lam tarian. Music-musik terpilih atau ketukan drum tersedia untuk
di gunakan siswa.
2) Pishkan proses pemilihan ke dalam adegan atau bagian.
3) Tetapkan sebuah kelompok kecil untuk masing-masing bagian.
4) Birkan kelompok-kelompok kecil tadi menjelajahi jalan-jalan
untuk mencari unsure-unsur tari dan sediakan waktu bagi mereka
untuk menata koreografi mereka di masing-masing bagian.
5) Sebagai sebuah kelompok besr (secara keseluruhan), siswa
menciptakan gerakan gerakan awal atau cara mengawali
pementasn dan gerakan akhir atau cara mengakhiri pementasn.
6) Pilih seorang mentor untuk membaca atau menjelskan masing-
masing bagaian dari pementasan.
7) Letakan seluruh unsure itu bersama, sebagai narrator menjelaskan
aksi, sementara siswa menarikan informasi.
e. Memainkan alat-alat
Banyak alat yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Alat-
alat tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Kartu-kartu tugas
2) Teka-teki kartu tugas
3) Menggambarkan alat-alat tambahan
4) Membuat tanda-tanda bagi ruang kelas
f. Permainan-permainan ruang kelas
Permainan-permainan yang dapat dilakukan di dalam proses
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
25
1) Binatang buruan (binatang pemakan bangkai)
2) Permainan-permainan lantai besar
3) Permainan-permainan merespon gerakan fisik
4) Secara untuh
5) Permainan mengulang hal yang umum
g. Pendidikan fisik
1) Karakteristik dari seorang pengajar (tentang) fisik
2) Pendidikan petualangan
3) Jaringan laba-laba
4) Piramida sepuluh orang
5) Petualang-petualang ruang kelas
4. Intelegensi Visual-Spasial
Melalui sedikit pemikiran ke masa depan, usaha, dan bantuan
dari siswa itu sendiri, kelas dapat ditransformasikan ke dalam lingkungan
yang menyenangkan secara estetis. Pencahayaan dapat di tingkatkan
dengan lampu pijar berspektrum penuh dan satu atau dua bola lampu
yang terletak di bawah (floor lamp). Pola tempat duduk yang berbentuk
bulan sabit atau melingkar lebih disukai pada susunan meja, karena siswa
dapat lebih jelas melihat dan berinteraksi, antara satu dengan yang lain,
Bagian-bagian perabotan menarik, seperti balai, kursi, atau bantal yang
nyaman sehingga dapat menjadi tambahan kelas yang menyenangkan.
Kain yang berwarna-warni atau warna lantai, kecerhan sebagaimana
karya seni yang dipamerkan, poster atau bagan dan memotong bunga
atau tanaman menciptakan suasna positif yang menyapa para siswa
dengan kekuatan visual. Guru dapat secara efektif mengikutsertakan
kelas sebagai alat pembelajaran yang kuat. Beberapa saran yang
mempertinggi dimensi visual kelas meliputi :
a. Peralatan visual
Peralatan beragam termsuk kertas, kapur tulis, tinta, cat,
komputer, dan proyektor seharusnya cepat tersedia untuk digunakan
siswa dan guru. Gudang yang tertata merupakan keperluan untuk
26
merawat persediaan dan membatasi kekacauan yang menggnggu
pandangan.
b. Wilayah-wilayah display yang disengaja
Agar dapat menghindari kelebihan visual, ruangan yang
diterpilih dapat diidentifikasi untuk menunjukan karya seni, pesan-
pesan atau foto. Dinding, papan bulletin, atau sekat yang diseleksi
dapat mencari kualitas seperti museum dengan cara penempatan hasil
karya.
c. Rangsangan disekelilingnya
Teori pembelajaran yang dipercapat menyatakan, bahwa
angkasa dan jumlah pembelajar dapat ditingkatkan. Satu strategi yang
dipercepat membuka jalan persepsi di sekeliling manusia. Baik untuk
menyuruh mupun memfasilitasi ingatan dalam jangka panjang lama.
Guru-guru yang tertarik dengan percobaan dengan rangsangan
disekitarnya, akan perlu untuk mengunmpulkan dan kemudian
memajang salinan dari karya seni, poster, foto, bagan, peta, atau
kutipan yang memperkuat topic yang diajarkan. Meskipun demikian
dapat disadari bahwa sekali ditunjukan, informasi visual dengan cepat
hilang ddaya tariknya dan pengaruhnya. Supaya intriknya tetap, visual
seperti ini perlu untuk di ubah atau pun diinformasikan dlam beberapa
cara sekali dalam seminggu. Tugas ini dapat menyita waktu kecuali
jika dibagi dengan siswa atau guru lain.
Berikut ini merupakan cara untuk meningkatkan kecerdasan visual-
spasial antara lain:
e. Mengubah prespektif dengan memutar tempat duduk
Sudah biasa bagi banyak siswa untuk duduk atau bekerja dalam
bagian kelas yang sama. Dengan meminta siswa untuk mengubah
tempat duduk, perspektif visual dan social mereka terhadap sebuah
penambilan baru yang tergantung pada perspektif visual seseorang dan
lagi. Interaksi guru/ siswa juga memungkinkan untuk berubah dengan
susunan tempat duduk yang baru. Demikian jjuga halnya dengan guru,
27
mungkin keinginan untuk mencoba dengan mengubah konfigurasi
perabotan kels, bekerja dengan bentuk lingkaran, bentuk U atau
dengan meja-meja atau kursi-kursi yang di atur dalam beberapa
klompok kecil.
f. Komunikasi non-verbal
Kehadiran fisik dan sikap/ gerak-gerik seorang guru
memproyeksikan pesn-pesan yang tidak terhitung. Sebagaimana siswa
diam-diam mengamati dan menginterpresentasikan apa yang sedng
dikatakan melalui bahasa tubuh.orang sering tidak menyadari
bermacam-macam bahasa tubuh melalui cara mereka “berbicara”
dengan siswa setiap hari, mengamati ekspresi wajah, gesture, sikap
tubuh, ruangan tubuh, kontak tubuh, perubahan nada suara, kecepatan
berbicara, cara berperilaku, tertwa atau ungkapan lainnya. Semua itu
menunjukan sikap atau perasaan. Untuk memastikan bahwa pesan-
pesan non-verbal yang sesuai sedang di komunikasikan, guru mungkin
menginginkan untuk merekam sendiri penelitian atas gesture
seseorang yang menunjukkan apa yang di amati siswa setiap hari dan
mungkin mengidentifikasi cara-cara untuk membuat komunikasi non-
verbal seseorang lebih mempunyai maksud tertentu, dengan demikian
mempertinggi, baik belajar maupun mengajar.
g. Representasi bergambar
Melalui dukungan bahasa tulisan atau bahas tutur (lisan)
dengan bagan, diagram, atau foto, belajar dapat difasilitasikan dan
ingatan dikuatkan bagi banyak siswa. Sebuah fase “One Picture is
worth a thaousand words” (satu gambar banyak mengandung makna)
tertentu saja mempunyai banyak aplikasi di dalam kelas.
Respresentasi bergambar dari informasi seperti itu, menawarkan
fungsi-fungsi pendidikan seperti bernilai : mereka mempresentasikan,
menentukan, mengimplementasikan, manupilasi bentuk, dan
menunjukan data. Banyak guru dan siswa ragu-ragu untuk
menggunaan representasi bergambar, karena tidak fa,iliar dengan
28
teknik-teknik grafik dan asumsi yang tidk benar, bahwa gambar-
gambar seperti itu pasti telah dikerjakan dengan seni.
h. Bagian arus
Bagian-bagaian arus menggambarkan struktur konsep dan
menyimbolkan arah arus antara ide-ide. Banyak fenomena “sebab-
akibat” , apakah di dalam matematika, sejarah, kesehatan, serta,
anatara intruksi-intruksi dapat dengan mudah di gambarkan dalam
format-format bagan arus. Guru mentransformasikan informasi untuk
diajarkan melalu diagram arus, atau siswa dapat menggunkannya
untuk menunjukan pemahaman mereka di setiap rangkaian konsep.
Permbuatan bagan arus yang sedehana untuk membuat bagan arus,
dimulai dengan persegi panjang atau bujur sngkar dn dibagi ke dalam
kotak-kotak yang lebih kecil. Menentukan konsep untuk menunjukan
secara visual. Kenyataan-kenyataan konsep dapat diidentifikasi dan
kemudian di tulis pada waktu yang bersamaan dalam setiap kotak itu.
Sekali semua fakta dicatat, kotak-kotak dapat dipotong dan diatur, dan
berangkai ditambahkan anak panah tau symbol-simbol lain untuk
mengidentifikasi arus ide.
i. Kerangka visual
Dua kerangka visual disajikan di bawah ini. Yang pertama
menjelaskan komponen-komponen dari sebuah dan kedua komponen
dari sebuah laporan. Guru dapat meras bebas, meskipun demikian
untuk mengembangkannya harus lebih sesuai dengan kebutuhan
mereka.
j. Bagian unit
Sebagiman topic atau unit baru yang baru diperkenalkan,
bagan kelas dapat mengidentifikasi informasi khususnya yang akan
dicakup oleh siswa. Sebagai contoh, mengawali sebuah unit yang akan
datang, mendaftar topic dan konsep-konsep utamanya di dalam bagan
unit atau format kerngka visual. Seperti kemajuan-kemajuan unit itu,
siswa dapat memikul tanggung jawab untuk pengisian di dalam
29
informasi tambahan sebagaimana tersedianya informasi baru. Dengan
alat belajar seperti ini, sisaw dapat mengatakan secara sekilas, dan ada
yang masih tersisa untuk dipelajari.
k. Permulaan bagian visual
Terdapat banyak cara umtuk mengadirkan informasi dengan
grafik, seperti mempelajari dengan beberapa “stensil” bagan yang
sederhana, para guru dan siswa dapat cepat mengembangkn pilihan-
pilihan mereka untuk memanipulasi dan berkomunikasi secara visual.
Beberapa “kerangka berfikir” visual yang mudah di gunakan telah
dkembangkan oleh Beau Fly Jones, Direktur Program Laboratorium
Pust pendidikn Regional Utara. Repesentasi grafik ini merupakan alat
yang berguna untuk mempertinggi pemahaman materi akademis.
Jones mengtakan bahwa pembuat grafik harus dapat tepat
merefleksikan struktur teks yang sedang dielajari. Sebagai contoh,
dengan tugas-tugas pada bab yang biasa para pelajar pertama kali
dapat menyaring materi itu untuk menentukan, bagaimana materi itu
tersusun.
l. Alat penggagas dan pencatat visual
Sebagian besar orang sepkat bahwa pencatatan memastikan
ingatan informasi yang lebih baik. Seorag peneliti, Michel Howe, di
Exeter University, mengadakn penelitian siswa dan pencatatan. Dia
menemukan bahwaa materi yang tidak dicatat akan cepat hilang dari
ingatan kita dan akan kehilangan dimakan sejarahnya. Pencatatn,
berbeda artian dengan arti harfih pengkopin, dapat memberikan
dengan pemberian kata kunci, beberapa perkiraan menyatakan bahwa
5 sampai 10% bahasa terdiri dari kata-kata kunci. Siswa yang
tergantung pada catatan-catatan konvensioanal, panjang atau
terformat. Maupun dengan kerangka dapat berada dalam keadaan
yang tidak menguntukan. Waktu dan energy terbuang dalam
pencatatan seperti itu, informasi hilang, pembacaan ulang terlalu
30
panjang, dan kata-kata kuncinya tidak terkait secara visual dari
hubungan-hubungan yang penting.
m. Pemetaan konsep
Agar dapat menciptakan peta-peta konsep, siswa dapat
menyaring teks atau mendengarkan sebuah kilah dan mengidentifikasi
konsep-konsep kunci yang disampaikan. Mereka kemudian dapat
menyusun daftaar konsep-konsep utama, menyusun konsep-konsep itu
dari yang paling umum, semua sampai dengn konsep yang paling
khusus. Penyusuanan atas dasar urutan konsep-konsep itu meminta
siswa untuk melihat informasi, apa yang sedang djelaskan dan
membantu mereka membaca atau mendengarkan untuk pemaknaan.
Hubungan silang dapat juga ditambahkan untuk menunjukan
hubungan anatara satu bagaian peta konsep dengan bagian yang lain.
Baik guru dan siswa akan menentukan peta-peta konsep yang
merupakan alat yang yang berguna untuk mengidentifikasi konsep-
konsep yang menonjol dan hubungan –hubungan konsep itu di dalam
muatan akademis.
n. Pemetaan pikiran
Peta pikiran berguna untuk beberapa tujuan. Peta pikiran
membantu dalam pengaturan dan pengingatan informasi tertulis atau
verbal, persiapan untuk menulis pertanyaan-pertanyaan essay, atau
pembuatan catatan visual dari sebuah pertemuan yang sedang
berlangsung. Ketika di gunakan dalam sebuah pertemuan, peta-peta
pikiran dapat benar-benar bermanfaat dalam pencatatan diskusi,
menjaga jalur pertemuan, menghilang redudansi (sesuatu yang
berebiha-lebihan), dan membantu mengembangkan ide. Baik sisw
maupun guru akan mengetahui bahwa strategi ini bermanfaat . bukan
menekankan pentingnya warna dan grafik serta bentuk untuk
membuat peringatan informasi. Warna , gambar, dapat digunakan
sebagai pembagian alat bantu pengingatan, untuk ekspresi individu,
31
dan untuk pentrasnformasian dan mensintesisakan informasi dalam
bentuk visual.
o. Pengelompokan
Agar dapat menggunakan pengelompokan dalam penulisan
kreatif, tepatkan konsep utama pada bagian tengah, kemudian lingkari
konsep itu. Melalui penggunaan bab ini sebagai titik awal, dengan
cepat dan bebas dapat mengelompokan ide sebanyak mungkin,
lingkari setiap ide dan hubungkan pada konsep utama. Seperti dalam
setiap proses pengumpulan ide, penting untuk meuliskan apa sja tang
terlintas. Meskipun kelihatannya tidak relevan, seiring dengan ide-ide
yang tidak relevan merngsang sesuatu yang berguna, ketika bagian itu
sudah terisi kebetulan tidak penting di isi, sebuah tema dapat
muncul.bagi kebanyakan orang , proses pengelompokan merupakan
proeses yang benar-benar berguna pada penulis kreatif, yang sering
tidak karya dalam metafora dan pemahaman.
p. Pembuatan visualisasi pikiran
Pembuatan visualisasi pikiran tidak hanya meningkatkan
belajar dan pengingatan kembali, tetapi juga dapat memetakan
perkuliahan individual. Menciptakan rangkumn yang menarik, atu
mengembangkan ide-ide baru. Margulies menawarkan simbol-simbol
visual berikut yang dengan mudah dibuat ulang oleh sebagian besar
orang yang ingin memulai pekerjaan dengan bayang-bayang
grafik.proses yang lebih umum dan bermanfat untuk tujuan-tujuan
kretif. Tidak ada yang sulit unuk mempelajari atau untuk dipelajari,
dan proses-proses itu menawarkan baik kepada siswa maupun guru
serangkainan alat untuk tugas yang brmacam-macam yang berada
daam proses belajar.
q. Visualisasi
Visualisasi adalah kemampuan untuk membuat atau megingat
gmbar visual secara imajiner. Banyak penemuan besar berawal
dengan pemahaman, gambaran yang jelas atau visi. Bidang manusia
32
yang telah di kembangkan melalui kumpulan pemahaman dari
bayangan yang lebih dalam. Dengan bekerja dengan lebih intens
melalui visulisasi di dalam kelas. Siswa alat memperoleh alat-alat
untuk belajar, memhami dan menentukan hal-hal seperti itu
sebagimana dunia membutuhkan visualdengn cepet dengan gambaran
dari orang lain pada layar televsi, bioskop, computer dan video.
r. Visualisasi kelas
Visualiasi sederhana dapat digunakan secara spontan dalam
bagian besar situsi belajar. Pada setiap titik dalam sebuah pelajaran
dalam sebuah pelajaran, siswa dapat meminta untuk membangkitkan
dan memanipulasi bayangan.penigkatan-peningkatan yang signifikan
telah dilaoprkan dalam membaca perbandingan, ketika siswa
menciptakaan bayang-bayang imajiner dari apa yang telah mereka
baca.
5. Intelegensi Musikal
Intelegensi musikal merupakan jenis kecerdasan seseorang dalam
hal ini adalah peserta didik dalam bidang bermusik. Kecerdasaan
bermusik pada diri seseorang dapat ditingkatkan melalui kegiatan seperti
dibawah ini:
a. Membentuk Lingkungan pembelajaran musik
Musik bisa menjadi bagian yang penting di dalam penyususnan
pendidikan. Musik memberikan suasana yang ramah ketika siswa
memasukinya, menawarkan efek yang meredakan setelah melakukan
aktivitas fisik, melancarkan peralihan antar kelas,membangkitkan
kembali energi pada hari yang kelabu, dan mengurangi stres yang
biasanya menyertai setelah ujian atau tekanan akademik lainnya.
Ketika memutar musik yang lembut yang menjadi “latar
belakang” pada saat siswa memasuki kelas, musik memiliki
kemampuan untuk memfokuskan perhatian musid dan untuk
meningkatkan level energi fisik. Para murid biasanya memasuki kelas
dengan berbagai perhatian, perasaan dan keasyikan tersendiri. Musik
33
dapat menciptakan suasana positif yang akan membantu mereka untuk
fokus pelajaran.
Mengenalkan musik kedalam kelas:
Para guru yang tertarik untuk memutar musik latar belakang
dalam meningkatkan suasana kelas yang pertama diinginkan adalah
untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap bagaimana musik dapat
meningkatkan kehidupan sehari-hari. Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan oleh guru sebelum membuat musik sebagai bagian
dari ruangkan kelas seperti peralatan suara, tipe musik yang akan
dimainkan, dan waktu yang tepat untuk memutar musik. Bagi guru
ada yang ingin menciptakan suasana kelas usik, ada beberapa petunjuk
di bawah ini:
Petunjuk untuk Menggunakan Musik Latar Belakang (Background
Music):
1) Peralatan musik, idealnya dengan kualitas yang bagus, harus
ditempatkan dan dipasang di dlam kelas. Musik yang diputar
melalui kaset stereo atau sound system dengan dua speaker yang
terpisah pada tempat yang berbeda di dalam kelas akan
menghasilkan suara yang paling efektif.
2) Sementara jarang pada sound system berkualitas tinggi yang
tersedia di sekolah-sekolah, sehingga penting untuk diketahui
bahwa suara yang dihasilkan dari pemutar kaset yang berkualitas
buruk dapat membingungkan dan membuat frustasi
3) Guru ingin berbagi dengan siswanya tentang pilihan jenis musik
yang berbeda-beda, termasuk musik kotemporer, romantis, barok,
dan klasik yang dimainkan oleh sebuah orkestra, kelompok musik
atau soloist.
4) Penting untuk menentukan kapan dan bagaimana musik latar
belakang yang akan diputar di dalam kelas.
5) Pada umumnya, direkomendasikan bahwa musik latar belakang
diputar hanya pada waktu-waktu tertentu.
34
6) Bila guru ingin berbicara ketika musik sedang diputar, volume
harus dipasang pada level yang tidak mengganggu
pembicaraannya.
7) Siswa sering memberikan umpan balik tentang reaksi mereka
terhadap musik di dalam kelas.
b. Mendengarkan Musik
Penting untuk menawarkan kesempatan bagi semua anak untuk
mendengarkan, menyanyi dan berdansa dengan lagu-lagu rakyat dari
negara sendiri dan negara lain. Bagi para siswa untuk mendapatkan
keuntngan dari belajar dalam lingkungan musikal, mereka harus
melakukan lebih dari sekedar mendengarkan secara pasif berbagai
seleksi musik. Mereka juga harus belajar untuk mendengarkan secara
aktif, mendengarkan secara terstruktur, guru bisa membuat pertemuan
siswa di dalam diskusi mengenai komposisi musik, kualitas, dan
dampaknya terhadap mereka sebagai individu. Untuk membantu siswa
dengan mendengarkan secara terstruktur, pilihlah sebuah album musik
yang dimainkan sekali atau dua kali, dan didahului dengan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini, sehingga siswa dapat
mempersiapkan pengalaman mendengarkan mereka:
1) Apa yang kamu pikirkan dari musik ini ?
2) Apakah musik ini memberikan kesan warna, gambar, pola atau
pemandangan ?
3) Perasaan apakah yang dibangkitkan dari lagu ini ?
4) Instrumen atau lagu apakah yang kamu dengar ?
5) Apakah ada pola suara yang diulang yang digunakan oleh
komposer ? Dapatkah kamu menyanyikan atau menirunya ?
6) Dapatkah kamu membayangkan situasi dimana musik ini sangat
tepat dimainkan ?
7) Apakah musik ini mengingatkanmu pada lagu lain? apakah yang
sama ?
35
Pertanyaan-pertanyaan yang tercantum di atas tidak
dimaksudkan untuk mengembangkan pemahaman musik yang
sempurna, tetapi dimaksudkan untuk membantu siswa mendengarkan
secara aktif dan kritis. Siswa mungkin juga merespon musik dengan
cara non-verbal. Ketika mendengarkan sebuah komposisi musik dan
menggunakan musik sebagai sumber inspirasi, siswa bisa sambil
menggambar atau melukis, membuat sesuatu dari tanah liat atau
kawat, atau sambil bergerak dan berdansa.
c. Musik untuk Membangun Keterampilan
Kebanyakan orang menyadari kemampuan musik yang sangat
efektif yaitu untuk meningkatkan berbagai keterampilan fisik seperti
mengetik, berenang, atau latihan aerobik. Irama dan aliran musik
dapat menghasilkan peningkatan koordinasi, keteraturan, dan
kecepatan aktivitas dengan cara yang menyenangkan. Untuk anak
kecil, melompat-lompat, berbaris, berlari atau berdansa dengan iringan
musik akan mengembangkan ritme dan keluwesan. Untuk anak yang
lebih tua dan orang dewasa, iringan musik dapat membuat latihan
yang membosankan dan rutinitas keseharian menjadi menyenangkan.
Musik juga berguna dalam mengembangkan kemampuan
menyesuaikan gerak, apakah dengan hitungan “1-2-3-ya” dalam
olahraga, atau belajar bagaimana menyampaikan bagian pokok di
dalam sebuah cerita, seperti pada kasus lagu-lagu komik. Pengaruh
musik dalam membangun keterampilan melampui di antara bidang
kinestetik ke dalam akademik.
1) Mengeja Musik
Belajar untuk mengeja kata-kata baru dalam bentuk musik tidak
hanya menyenangkan, tetapi juga mempercepat pemahaman.
2) Mengajar Membaca Dengan Metode Musik
Sebuah studi di Downwy Unified School District di Downey.
California, memperkihatan bahwa kemampuan membaca pada
anak-anak kelas satu yang telah menjalani instruksi musik selama
36
satu tahun, memperoleh nilai yang hampir satu tingkat lebih tinggi
dibandingkan teman-teman mereka.
Meskipun banyak guru yang bukan musisi, menggunakan musik
sebagai strategi instruksional adalah cara yang mudah. Sheila
Fitzgerald pada Universitas Negeri Michigan mengembangkan
pendekatan musik untuk mengajar membaca yang tidak
membutuhkan instruksi musik formal.
Fitzgerald menyarankan prosedur sebagai berikut:
a) Mendorong anak-anak untuk menyanyi setiap hari
b) Ketika anak-anak sudah terbiasa dengan kata-kata di dalam lagu,
mereka siap untuk melihat hasil cetakan dari liriknya.
c) Kemajuan siswa berikutnya adalah membaca kata-kata secara
individual dari peta lagu.
d) Siswa diberi brosur lagu untuk membantu mereka mempelajari
liriknya. Untuk meningkatkan pengamatan terhadap kemampuan
membaca.
e) Ketika anak-anak telah menyanyikan dan membaca lagu favorite
beberapa kali, mereka mengkin mampu untuk menuliskannya
dari ingatan mereka, pling tidak sebagian liriknya.
3) Musik Melampui Kurikulum
Seperti yang dijelaskan oleh Don Schiltz, musik meningkatkan
belajar seluruh kurikulum, karena musik merupakan komponen
yang integral dengan era sejarah, sehingga musik memberikan
pendekatan yang efektif untuk mengidentifikasi persoalan,
perilaku, kejadian/peristiwa, dan nilai-nilai dalam periode waktu
tertentu.
d. Menciptakan Lagu-lagu Kurikulum
Rekaman lagu-lagu untuk setiap unit kurikulum tidak selalu tersedia,
siswa dan guru dapat menciptakan lagu yang sesuai untuk setiap
bidang mata pelajaran, misalnya guru menulis lagu dengan irama lagu
naik ”naik kepuncak gunung”
37
Naik naik tangga ukuran
Hati-hati sekali
Mili senti desi dan meter
Deka hekto dan kilo
Kalau turun kali sepuluh
Naik bagi sepuluh
Kalu turun nol ke kanan
Naik nol ke kiri
Para guru menggunakan isi dari lagu kurikulum tersebut untuk
melindungi. Misalnya bila siswa mempelajari konflik dunia yang
terjadi dewasa ini, atau membaca literatur yang menyelidiki konflik
antar individu atau kelompok, guru bisa meminta mereka untuk
menulis lagu mengenai strategi memecahkan konflik.
e. Memulai Kreativitas dengan Musik
Menurut Kenny Byrd, sekolah dianggap mampu untuk
membantu kita mengekspresikan diri. Tanpa pengetahuan mengenai
musik, kita akan tercerabut dari bentuk komunikasi yang unik.
Beberapa contoh aktivitas berikut ini untuk membangkitkan menulis
kreatif di dalam kelas:
1) Untuk memperkenalkan pada siswa, potensi aliran gambaran dan
gagasan yang dibangkitkan oleh musik, suruhlah siswa untuk
menganggap dirinya sebagi produser film yang harus menciptakan
jalur cerita.
2) Cerita-cerita pendek juga bisa dikembangkan dari rekaman-
rekaman yng diputar dalam sebuah rangkaian.
3) Biarkan siswa mengembngkan simpanan kata dari kata-kata
deskriptif sebagai tanggapan terhadap rekaman musik.
f. Membuat Instrumen Musikal Di Dalam Kelas
Bila siswa memiliki kesempatan untuk membuat instrumen
buatanya sendiri, mereka tidak hanya akan menikmati aktivitas
dengan tangannya, tetapi mereka juga dapat meningkatkan
38
pemahaman terhadap musik itu sendiri. Instrumen yang sederhana
dapat dibuat dari barang-barang yang ditemui sehari-hari, seperti tutup
panci, amplas, kaleng, paku, senar, bambu, pipa, kayu, dll.
Ketika instrumen telah dibuat, bisa dimainkan secara individual,
didengarkan, dan didiskusikan. Istilah-istilah dalam musik seperti
keras/lembut, tinggi/rendah, terang/samar-samar, berlubang,
berdering, parau, dan gemerincing dapat digunakan untuk
menerangkan bunyi yang dihasilkan.
39
BAB III
PENUTUPA. Kesimpulan
Kecerdasaan Ganda (multiple intelligence)Iadalah kemampuan
manusia untuk memiliki dimensi kecerdasan lebih dari satu. Teori tersebut
menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kecerdasan dan kecerdasan yang
dimiliki oleh seseorang berbeda-beda satu sama lain. Kecerdasaan yang
dimiliki oleh seseorang tersebut digunakan untuk menganalisis serta untuk
memecahkan segala permasalahan yang ada di hidupnya. Ada 9 jenis
kecerdasaan yang bisa dimiliki oleh manusia, kesembilan kecerdasaan
tersebut antara intelegensi verbal linguistik, intelegensi logika matematika,
intelegensi visual spasial, intelegensi kinestetik, intelegensi musikal,
intelegensi interpersonal, intelegensi intrapersonal, intelegensi naturalis, dan
intelegensi eksistensi. Kesembilan kecerdasan tersebut dapat dilatih dan
dikembangkan agar sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta
didik.
B. Saran
Setelah menyusun makalah ini, kami selaku penulis berharap kepada
semua orang pada umumnya untuk mampu mengembangkan kecerdasan-
kecerdasan yang dimilikinya dan rajin untuk melatih kecerdasan yang
dimilikinya tersebut agar dapat berkembang sesuai potensi yang dimilikinya.
Kami juga berharap kepada para pendidik dan calon pendidik pada khususnya
untuk lebih selektif dan teliti dalam mengidentifikasi kecerdasaan yang
dimiliki oleh peserta didiknya, karena setiap anak didik memiliki kecerdasaan
yang berbeda-beda yang semuanya menginginkan untuk mendapatkan
stimulus atau respon yang baik dalam rangka pengembangan kecerdasannya.
40