ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI...
Transcript of ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI...
ARAHAN PENGEMBANGAN
KAWASAN AGROPOLITAN DI
KABUPATEN PASAMAN,
SUMATERA BARAT
BENNY OKSATRIANDHI
3609.100.064
DOSEN PEMBIMBING
DR. IR. EKO BUDI SANTOSO, LIC. RER. REG.
BAB I PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
•Kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, namun dikarenakan belum tercapainya integrasi yang optimal antara kegiatan on farm dan off farm perlu dilakukan kajian untuk dapat meningkatkan produksi yang menunjang pendapatan dan nilai lebih (add value) dari produk yang dihasilkan. •Hal ini disebabkan karena masih rendahnya informasi serta pengetahuan akan teknologi
yang dimiliki untuk mengelola dan mengatur sistem agropolitan yang seharusnya.
Pertanyaan penelitian : Bagaimana upaya pengembangan kawasan agropolitan yang sesuai di Kabupaten Pasaman?
Tujuan dan Sasaran Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan arahan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Adapun sasaran untuk mencapai tujuan tersebut antara lain : • Mengidentifikasi komoditas unggulan pertanian di Kawasan Agropolitan Kabupaten
Pasaman. • Mengidentifikasi komoditas unggulan terpilih dengan analisa korelasi antara komoditas
unggulan dengan sektor perdagangan. • Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keterkaitan sektoral pengembangan
Kawasan Agropolitan di Kabupaten Pasaman. • Merumuskan arahan pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Pasaman.
Penelitian yang dilakukan pada batasan kecamatan yang berada pada kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman dengan pengidentifikasian komoditas unggulan serta yang memiliki korelasi dengan sektor perdagangan. Selain itu, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keterkaitan sektoral pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Pasaman. Dengan demikian maka dapat dirumuskan arahan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
• Teori komoditas unggulan • Teori korelasi sektoral • Dan konsep agropolitan (karakteristik kawasan agropolitan, tujuan agropolitan,
karakteristik pengembangan kawasan agropolitan, serta faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan agropolitan)
Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang Lingkup Substansi
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Wilayah Studi
Kerangka Berpikir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
PENGEMBANGAN WILAYAH DENGAN KONSEP
AGROPOLITAN
Konsep Agropolitan Konsep Pengembangan Wilayah Komoditas Unggulan
Herina (2001), Winoto (1999)
Karakteristik Kawasan
Agropolitan
Suyitman (2010), Nugroho (2006),
Soenarno (2003),
Rustiadi dan Pranoto (2007),
Departemen Pertanian (2012)
Departemen Pertanian (2002),
Djakapermana (2003), Rustiadi
dan Pranoto (2007), Arifin (2010),
Rustiadi (2007), Friedman dan
Douglass (1975), Porter (1998)
Badan Litbang Pertanian
(2003), Bachrein (2003),
Hendayana (2003)
Sumber : Penulis, 2013
SINTESA TINJAUAN PUSTAKA
No Sintesa Teori Indikator Variabel Sub-variabel
1 Komoditas unggulan pertanian Komoditas pertanian Nilai hasil produksi komoditas pertanian
-
2 Menganalisa keterkaitan kegiatan on
farm dengan off farm di kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman.
Komoditas pertanian Nilai hasil produksi komoditas pertanian
-
Sektor perdagangan Nilai pendapatan daerah yeng berasal daeri subsektor perdagangan
-
3
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kawasan agropolitan
Keterkaitan lokasi sentra produksi (on-farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off-farm)
Hasil produksi pertanian -
Jarak antara inti kawasan agropolitan dengan kawasan hinterland
-
Keterkaitan kegiatan pertanian dengan kegiatan agribisnis
Pusat pasar -
Karakteristik penduduk Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
-
Aksesibilitas Kondisi jalan - Kelas jalan -
Sarana dan prasarana Jumlah pasar regional -
Terminal - Listrik - Jaringan irigasi -
Kelembagaan Ketersediaan lembaga pertanian
-
Daya dukung fisik lingkungan Jenis tanah - Morfologi lahan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Variabel dan Def.Operasional
No Sasaran Indikator Variabel Definisi Operasional
1 Mengidentifikasi komoditas unggulan di Kabupaten Pasaman
Komoditas pertanian Nilai hasil produksi komoditas pertanian
Gabungan dari nilai SLQ dan DLQ yang mempunyai nilai >1 merupakan komoditas unggulan
2 Mengidentifikasi komoditas unggulan terpilih dengan analisa korelasi antara komoditas unggulan dengan sektor perdagangan
Komoditas pertanian dan sektor perdagangan
1. Nilai hasil produksi komoditas pertanian
2. Nilai pendapatan dari sektor perdagangan tanaman pangan dan perkebunan
Keterkaitan dengan melihat korelasi antara dua variabel tersebut dan seberapa besar pengaruh satu variabel ke variabel lainnya.
3 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keterkaitan sektoral pengembangan kawasan aagropolitan di Kabupaten Pasaman
Keterkaitan lokasi sentra produksi (on-farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off-farm)
Hasil produksi Hasil produksi komoditas pertanian (ton)
Jarak antara lokasi on farm dengan off farm
Satuan kilometer jarak antara lokasi kegiatan budidaya pertanian dan pengolahan serta pemasaran hasil produksi pertanian
Karekteristik penduduk Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian sebagai petani
Aksesibilitas Kondisi jalan Kondisi permukaan jalan Sarana dan prasarana Jumlah pasar regional Jumlah unit pasar skala regional
Fasilitas keuangan Satuan unit lembaga permodalan dan keuangan
Sarana Produksi Pertanian Satuan unit sarana produksi pertanian
Kelembagaan Jumlah unit lembaga pertanian Jumlah unit lembaga pertanian yang menunjang informasi, pengetahuan, teknologi serta keuangan atau finansial bagi kegiatan pertanian
Daya dukung fisik lingkungan
Jenis tanah Dukungan fisik lingkungan lahan pertanian dengan jenis tanah
Morfologi lahan Tingkat kelerengan lahan
Sasaran 1
Output :
Mengetahui
komoditas
unggulan di
kawasan
agropolitan Kab.
Pasaman
Analisa LQ + DLQ
Statistika Deskriptif
Sasaran 2
Output :
Mengetahui
komoditas unggulan
terpilih yang
memiliki keterkaitan
sektoral yang
signifikan dengan
sektor perdagangan
Analisa Jalur +
Statistika
Deskriptif
Sasaran 3
Output :
Mengetahui faktor-
faktor yang
mempengaruhi
perkembangan
kawasan
agropolitan
Sasaran 4
Output :
Arahan
pengembangan
kawasan agropolitan
di Kabupaten
Pasaman
Analisa Delphi
Tahapan Penelitian
Pengumpulan
Data Sekunder
Analisa Delphi
Pengumpulan Data
Sekunder dan
Primer
Pengumpulan
Data Sekunder
Pengumpulan
Data Sekunder
Kerangka Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN
Pada kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman yang mencakupi 9 kecamatan dengan 1
kecamatan inti yakni Kecamatan Rao dan 8 hinterland nya antara lain Kecamatan Rao Selatan,
Padang Gelugur, Duo Koto, Panti, Lubuk Sikaping, Tigo Nagari, Simpang Alahan Mati dan Bonjol.
Kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman berbatasan dengan:
•Sebelah Utara : Kecamatan Rao Utara, Kecamatan Mapat Tunggul
•Sebelah Timur : Kecamatan Mapat Tunggul Selatan
•Sebelah Barat : Kabupaten Pasaman Barat
•Sebelah Selatan : Kabupaten Agam
Tabel Wilayah Kawasan Agropolitan Kabupaten Pasaman
Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka 2011
Berdasarkan data yang tersedia, dari
394.763 Ha luas lahan di Kabupaten
Pasaman sekitar 48,24 persen
diantaranya adalah kawasan hutan,
19,07 persen atau 75.274 Ha adalah
padang rumput, 6,72 persen atau
26.531,32 Ha adalah sawah, 10,50
persen atau 41.445,94 Ha adalah
lahan perkebunan dan ladang.
Sedangkan untuk kawasan industri
relatif sedikit sekali yakni 0,01 persen
dari total luas wilayah Kabupaten
Pasaman.
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2)
1 Tigo Nagari 352.92
2 Bonjol 194.32
3 Simpang Alahan Mati 69.56
4 Lubuk Sikaping 346.50
5 Dua Koto 360.63
6 Panti 212.95
7 Padang Gelugur 159.95
8 Rao 236.18
9 Rao Selatan 338.98
Jumlah 2 271.99
Karakteristik Penggunaan Lahan
Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2030
No Penggunaan Lahan Luas Lahan
(Ha) %
1 Perkampungan 7.207,79 1,83
2 Kawasan Industri 30,70 0,01
3 Sawah 26.531,32 6,72
4 Tegalan/Ladang 8.211,00 2,08
5 Perkebunan 33.235,00 8,41
6 Perairan 5.893,00 1,49
5 Hutan 190.427,00 48,24
6 Padang Rumput 75.274,00 19,07
7 Tanah Belukar/Rusak 45.306,00 11,47
8 Lain-lain 1.752,00 0,68
Jumlah 394.763,00 100,00
Perkampu
ngan
2%
Kawasan
Industri
0%
Sawah
7%
Tegalan/La
dang
2%
Perkebun
an
8%
Perairan
2%
Hutan
48%
Padang
Rumput
19%
Tanah
Belukar/R
usak
12%
Lain-lain
0%
Luas Lahan (Ha)
Peta Jaringan Jalan Kawasan Agropolitan Kabupaten Pasaman
Gambaran Kegiatan Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan
Komoditi Tahun
2008 2009 2010
Padi Luas Panen (Ha) 41.665 44.676 43.439
Produksi (Ton ) 216.139 229.187 180.924
Produktivitas (Ton/Ha) 5,18 5,12 4,16
Jagung
Luas Panen (Ha) 809 1.581 2.159
Produksi (Ton ) 3.267 6.412 8.742
Produktivitas (Ton/Ha) 4,03 4,05 4,04
Kedelai Luas Panen (Ha) 169 461 185
Produksi (Ton ) 198 511 205
Produktivitas (Ton/Ha) 1,17 1,10 1,10
Kacang Tanah
Luas Panen (Ha) 485 484 521
Produksi (Ton ) 583 567 614
Produktivitas (Ton/Ha) 1,20 1,17 1,17
Kacang Hijau
Luas Panen (Ha) 79 143 69
Produksi (Ton ) 84 156 72
Produktivitas (Ton/Ha) 1,06 1,09 1,04
Ubi Kayu
Luas Panen (Ha) 158 222 185
Produksi (Ton ) 1.890 2.263 2.131
Produktivitas (Ton/Ha) 11,96 10,19 11,51
Ubi Jalar
Luas Panen (Ha) 79 115 71
Produksi (Ton ) 649 903 553
Produktivitas (Ton/Ha) 8,21 7,85 7,78
Sumber : Pasaman Dalam Angka 2011
Komoditi Tahun
2008 2009 2010
Kelapa
Luas Panen (Ha) 2.161,00 2.182,55 2.213,05
Produksi (Ton ) 8.373,25 8.273,95 8.264,00
Produktivitas (Ton/Ha) 3,87 3,79 3,73
Karet Luas Panen (Ha) 23.256,00 25.019,80 25.652,80
Produksi (Ton ) 14.287,22 21.950,97 23.586,23
Produktivitas (Ton/Ha) 0,61 0,87 0,91
Kopi Luas Panen (Ha) 3.056,00 2.859,00 2.509,00
Produksi (Ton ) 1.121,80 826,80 740,15
Produktivitas (Ton/Ha) 0,36 0,28 0,29
Kulit Manis
Luas Panen (Ha) 503,00 430,00 150,50
Produksi (Ton ) 458,03 210,25 73,45
Produktivitas (Ton/Ha) 0,91 0,48 0,48
Cokelat Luas Panen (Ha) 13.201,00 14.596,50 15.691,00
Produksi (Ton ) 12.609,98 14.330,46 14.409,38
Produktivitas (Ton/Ha) 0,95 0,98 0,91
Nilam
Luas Panen (Ha) 309,50 230,13 162,13
Produksi (Ton ) 5,45 19,44 10,20
Produktivitas (Ton/Ha) 0,01 0,08 0,06
Gerdamunggu
Luas Panen (Ha) 82,00 80,00 47,50
Produksi (Ton ) 40,35 29,50 27,70
Produktivitas (Ton/Ha) 0,49 0,36 0,58
Kelapa Sawit Luas Panen (Ha) 2.075,00 2.924,54 3.197,50
Produksi (Ton ) 19.167,24 19.423,80 18.822,33
Produktivitas (Ton/Ha) 9,23 6.64 5,88
Pinang
Luas Panen (Ha) 1.439,00 1.530,00 1.545,00
Produksi (Ton ) 668,07 720,72 767,55
Produktivitas (Ton/Ha) 0,46 0,47 0,49
Sumber : Pasaman Dalam Angka 2009-2011
Analisa dan Pembahasan a. Identifikasi Komoditas Unggulan
Akan diketahui kecamatan-
kecamatan yang mempunyai
Komoditas Unggulan
Analisa LQ Analisa DLQ
SLQ dan DLQ yang mempunyai nilai >1
pada hitungannya tiap komoditas di
masing-masing kecamatan
Komoditas Unggulan
Hasil Analisa LQ Tigo
Nagari Bonjol
Simpang
Alahan Mati
Lubuk
Sikaping Dua Koto Panti
Padang
Gelugur Rao Rao Selatan
Padi sawah 1.9 1.6 0.9 0.9 1.4 1.8 2.3 2.0 2.1
Padi Ladang 1.2 0.0 0.2 0.1 0.4 0.8 0.0 0.0 1.2
Jagung 2.6 0.9 0.6 0.6 0.5 1.9 0.4 1.6 7.0
Ubi Kayu 1.5 3.2 2.2 2.5 0.2 2.0 0.3 0.6 1.3
Ubi Jalar 3.2 3.9 2.5 1.2 0.0 3.3 0.4 0.2 0.6
Kacang Tanah 1.1 3.8 1.6 2.5 0.8 1.0 0.0 2.1 1.9
Kacang Kedelai 3.2 2.0 1.4 0.3 0.2 4.8 0.0 0.2 3.8
Kacang Hijau 3.2 0.9 0.0 0.7 0.0 3.3 0.6 0.5 2.8
Pisang 1.0 2.2 4.1 2.6 2.1 0.3 0.1 1.0 0.2
Nanas 12.5 0.7 0.8 0.0 0.0 0.6 0.0 0.0 0.0
Jeruk 0.0 0.0 0.0 3.2 6.0 3.4 0.1 0.1 0.0
Salak 0.0 0.0 0.0 7.0 1.7 0.0 0.0 0.0 0.0
Pepaya 0.3 1.0 0.6 5.4 0.0 1.7 0.6 0.8 0.0
Alpokat 0.0 0.0 0.0 5.8 0.0 1.5 1.0 0.4 0.3
Mangga 0.6 7.2 12.8 0.0 0.0 1.0 0.3 1.7 0.1
Rambutan 0.0 45.7 0.0 0.9 0.0 0.2 3.9 7.2 0.0
Duku/Langsat 0.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5.0 0.0
Durian 0.0 0.0 1.3 6.4 0.0 0.2 0.4 0.2 0.2
Jambu Biji 0.0 4.8 1.9 1.7 0.0 4.2 1.2 2.8 0.0
Semangka 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 16.4 0.6 0.0 0.9
Cabe 15.3 5.7 9.5 37.7 6.0 20.4 2.4 1.9 4.4
Ketimun 0.0 1.7 0.0 3.1 0.0 2.3 0.9 1.8 0.8
Terung 0.0 1.1 2.2 3.2 0.4 1.7 0.2 2.1 0.2
Kacang Panjang 2.8 0.0 0.0 2.3 0.5 1.9 0.4 0.8 0.8
Bayam 0.0 2.6 7.8 2.4 0.0 3.9 0.0 0.2 0.0
Buncis 0.0 0.0 0.0 4.0 0.9 7.3 0.3 0.0 0.0
Kangkung 0.0 3.3 5.6 2.6 0.0 4.4 0.0 0.0 0.0
Tigo Nagari
Bonjol Simpang Alahan Mati
Lubuk Sikaping
Dua Koto Panti Padang Gelugur
Rao Rao Selatan
Kelapa 3.8 0.6 0.6 2.5 9.5 10.4 0.5 4.5 10.5
Karet 0.2 1.7 2.5 2.2 1.6 2.0 4.6 2.1 3.8
Kopi 0.3 0.2 0.1 6.5 3.3 6.5 10.0 5.1 7.8
Kulit Manis 1.2 2.7 4.0 10.3 1.0 2.5 3.8 0.5 1.2
Cokelat 1.7 5.2 4.4 4.0 3.9 3.5 1.6 3.9 1.9
Nilam 28.1 5.2 0.0 0.7 1.0 5.4 0.0 0.2 0.0
Gerdamunggu 2.6 9.1 5.4 2.3 3.2 5.2 0.0 1.0 0.0
Kelapa Sawit 37.0 0.4 0.3 0.7 2.4 0.7 0.3 1.5 0.0
Enau 0.0 0.0 0.0 0.9 0.0 56.1 0.0 4.8 9.0
Pinang 1.2 1.2 1.2 3.1 5.7 7.9 10.9 2.4 4.1
Kemiri 0.0 0.0 4.8 0.0 2.3 0.0 1.8 4.6 6.5
Tembakau 0.0 0.0 0.0 27.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Lanjutan…
Hasil Analisa DLQ No. Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Tigo Nagari 0.24 1.41 0.0 0.0 5.18 0.01 0.01 0.02 1.28 0.05 0.00 0.0 0.0 0.24 0.02 0.03 0.18 0.0 0.0
2 Bonjol 0.15 0.0 0.01 1.06 4.40 0.67 0.17 0.01 0.03 0.0 0.0 0.0 0.02 0.15 0.38 0.0 0.63 0.92 0.0
3 Simpang Alahan Mati 2.64 2.25 0.0 0.45 6.95 0.55 0.02 2.36 1.17 0.0 0.0 0.0 0.0 2.64 0.0 0.43 9.80 0.0 0.0
4 Lubuk Sikaping 0.18 0.79 0.08 5.46 2.53 3.39 0.07 0.0 0.06 0.0 0.03 0.06 0.19 0.18 0.01 0.08 0.80 0.22 0.0
5 Dua Koto 0.04 0.13 0.0 0.0 0.0 0.04 0.0 0.0 0.03 0.0 0.07 0.06 0.0 0.04 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 Panti 0.17 0.06 0.01 0.04 0.06 0.42 0.0 0.05 2.66 0.0 0.09 0.0 0.12 0.17 0.18 0.06 0.16 0.04 0.02
7 Padang Gelugur 0.20 0.0 0.51 1.96 0.0 0.0 0.05 0.04 0.02 0.0 0.0 0.0 0.05 0.20 0.17 0.10 1.25 0.0 0.0
8 Rao 0.23 0.0 0.12 0.27 3.04 1.86 0.07 0.01 0.06 0.0 0.0 0.0 0.0 0.23 0.01 0.0 0.04 0.0 0.02
9 Rao Utara 0.22 9.98 0.01 0.0 0.0 6.27 6.51 2.18 4.89 0.0 0.0 0.0 0.0 0.22 0.0 0.0 8.81 0.0 0.0
10 Rao Selatan 0.18 0.07 0.18 0.0 3.27 8.66 0.12 0.10 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.18 0.06 0.02 0.0 0.0 0.0
11 Mapat Tunggul 5.85 0.10 6.92 5.69 0.0 5.94 0.0 0.0 0.10 0.0 0.0 0.0 0.0 5.85 0.61 0.0 0.07 0.0 0.0
12 Mapat Tunggul Selatan 0.51 0.68 1.72 0.0 0.0 0.61 0.0 0.0 0.0 0.03 0.01 0.0 0.0 0.51 0.0 0.01 0.0 0.0 0.0
No. Kecamatan 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
1 Tigo Nagari 1.25 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.22 7.26 1.33 0.0 3.07 9.06 1.76 1.48 0.0 9.77 0.0 0.0
2 Bonjol 1.83 0.02 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.07 0.64 9.52 1.14 2.02 1.53 1.86 2.06 0.0 1.47 0.0 0.0
3 Simpang Alahan Mati 8.99 0.0 0.38 0.0 2.29 0.0 0.75 0.02 4.22 1.24 0.0 0.18 0.47 0.70 1.74 0.0 0.05 0.34 0.0
4 Lubuk Sikaping 3.84 1.15 2.94 1.10 0.03 1.07 0.98 0.00 0.53 0.34 0.79 1.03 0.31 5.84 1.72 0.72 1.52 1.00 0.0
5 Dua Koto 1.46 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 9.40 0.30 2.51 0.69 4.41 0.02 0.0 7.92 0.55 1.19 1.11 0.38
6 Panti 1.62 1.77 0.02 2.16 0.06 0.04 0.04 0.13 0.60 0.38 0.0 9.39 0.01 0.07 6.28 0.98 0.36 0.57 0.0
7 Padang Gelugur 3.32 0.78 0.0 0.42 2.70 0.0 0.0 0.07 1.13 0.47 0.0 0.0 0.0 0.0 5.24 0.0 5.73 0.04 0.0
8 Rao 3.18 0.08 0.0 0.54 0.22 0.0 0.07 1.07 1.39 1.36 0.0 2.15 3.27 6.04 3.14 3.99 2.51 2.35 0.0
9 Rao Utara 2.05 0.0 8.35 2.16 2.81 0.0 0.87 0.01 0.44 0.70 0.0 2.59 0.17 0.0 0.0 0.46 0.40 3.69 0.0
10 Rao Selatan 0.28 0.92 0.0 0.47 0.06 0.64 0.0 0.03 0.04 0.06 0.0 6.57 0.02 1.62 1.67 0.05 0.0 0.15 0.0
11 Mapat Tunggul 0.0 1.73 0.0 0.11 0.0 0.0 0.0 0.0 0.12 0.54 0.12 0.18 0.0 0.0 8.53 0.0 0.95 0.11 0.0
12 Mapat Tunggul Selatan 0.07 0.15 0.05 0.18 0.0 0.0 0.0 0.01 0.13 0.0 0.0 0.24 0.01 0.0 0.0 0.05 0.87 0.0 0.0
Keterangan :
1.Padi Sawah 5. Ubi Jalar 9. Pisang 13. Pepaya 17. Durian 2.Padi Ladang 6. Kacang Tanah 10. Nanas 14. Mangga 18. Jambu Biji
3.Jagung 7. Kacang Kedelai 11. Jeruk 15. Rambutan 19. Semangka
4.Ubi Kayu 8. Kacang Hijau 12. Salak 16. Duku/Langsat
20.Cabe 24. Bayam 28. Karet 32. Nilam 36. Pinang
21.Ketimun 25. Buncis 29. Kopi 33. Gerdamunggu 37. Kemiri
22.Terung 26. Kangkung 30. Kulit Manis 34. Kelapa Sawit 38. Tembakau
23.Kacang Panjang 27. Kelapa 31. Cokelat 35. Enau
KRITERIA SLQ > 1 SLQ < 1
DLQ > 1 Komoditas Unggulan Komoditas Andalan
DLQ < 1 Komoditas Prospektif Komoditas Tertinggal
Hubungan antara SLQ dengan DLQ pada sektor terunggul Kab. Pasaman, dapat ditunjukkan dengan matriks seperti berikut:
Berikut merupakan hasil kesimpulan analisis SLQ dan DLQ yang mempunyai nilai >1 pada hitungannya di masing-masing kecamatan sebagai komoditas unggulan adalah : 1. Kecamatan Tigo Nagari : komoditas basis di kecamatan ini adalah padi ladang, ubi
jalar, pisang, cabe, cokelat, nilam, gerdamunggu, kelapa sawit, pinang. 2. Kecamatan Bonjol : komoditas basis di kecamatan ini adalah ubi kayu, ubi jalar, cabe,
kulit manis, cokelat, nilam, gerdamunggu dan pinang. 3. Kecamatan Simpang Alahan Mati : komoditas basis di kecamatan ini adalah ubi jalar,
mangga, cabe, bayam, karet. 4. Kecamatan Lubuk Sikaping : komoditas basis di kecamatan ini adalah ubi kayu, ubi
jalar, kacang tanah, cabe, ketimun, terung, kacang panjang, buncis, cokelat, gerdamunggu, pinang.
5. Kecamatan Dua Koto : komoditas basis di kecamatan ini adalah cabe, kelapa, kopi, cokelat, nilam, kelapa sawit, pinang, dan kemiri.
6. Kecamatan Panti : komoditas basis di kecamatan ini adalah cabe, ketimun, kacang panjang, cokelat.
7. Kecamatan Padang Gelugur : komoditas basis di kecamatan ini adalah cabe, karet, pinang.
8. Kecamatan Rao : komoditas basis di kecamatan ini adalah kacang tanah, cabe, kelapa, karet, kopi, cokelat, gerdamunggu, kelapa sawit, enau, pinang, dan kemiri.
9. Kecamatan Rao Selatan : komoditas basis di kecamatan ini adalah kacang tanah, cokelat.
Peta Persebaran Komoditas Unggulan
di Kawasan Agropolitan Kab. Pasaman
Menggunakan Model Analisis Jalur Pola interaksi ekonomi di wilayah Kabupaten Pasaman akan diketahui dengan melihat hasil analisis jalur. Dalam penelitian ini, akan mengetahui pola keterkaitan antara produksi pertanian dan pemasaran. Analisa dilakukan menjadi 2 model karena pada komoditas pertanian dan sektor perdagangan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga harus dilihat dari 2 arah tersebut.
b. Identifikasi komoditas unggulan terpilih dengan analisa korelasi antara
komoditas unggulan dengan sektor perdagangan.
Nilai produksi masing-masing komoditas
unggulan pada tanaman pangan
Sektor Perdagangan, Hotel, Dan Restoran
Nilai produksi masing-masing komoditas unggulan pada tanaman perkebunan
Berdasarkan tabel composite reliability hasil nilai dari D.G rho
semua variabel laten memiliki nilai reliabilitas yang dapat
diandalkan karena nilai composite relianility-nya diatas 0,70. Yang
berarti data yang digunakan dapat dipercaya (sesui kondisi eksisting) dan tidak dimanipulasi. Setelah proses pengujian
kelayakan data selesai maka proses selanjutnya adalah proses
evaluasi terhadap model struktural. Output dari evaluasi model ini
adalah mengetahui pengaruh hubungan antar variabel dengan
melakukan interpretasi pada tabel inner model (dimension 1) hasil
dari path analisis.
Komoditas Cabe Terhadap Sektor Perdagangan
Komoditas Karet Terhadap Sektor Perdagangan
Sektor Perdagangan terhadap 2 Komoditas Unggulan Terpilih
Sesuai dengan hasil pengujian model, didapat hasil bahwa tidak semua komoditas memiliki hubungan keterkaitan dengan sektor perdagangan. Hanya terdapat 4 (empat) komoditas yang memiliki hubungan korelasi (saling mempengaruhi) yaitu : komoditas cabe, komoditas karet, komoditas cokelat, dan komoditas kelapa sawit.
Hasil Perhitungan Analisa Jalur
c. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan
Agropolitan Kabupaten Pasaman Menggunakan Analisa Delphi
Tingkat Kepentingan Stakeholders
Pengaruh Aktivitas Stakeholders
0 1 2 3 4 5
0
1
2
3
1) Dinas Kehutanan
2) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
3) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Akademisi (Ahli Pertanian)
4
Lembaga-lembaga Terkait Kegiatan PertanianPertanian
5
Dinas Perindagkop & UKM
1) Bappeda Kabupaten Pasaman
2) Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman
3) Dinas PU, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Pasaman
4) Petani
Identifikasi Stakeholders Menurut Kepentingan dan Pengaruh
No Faktor Variabel Anggota
1 Faktor keterkaitann lokasi sentra produksi (on farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off farm)
1. Hasil produksi pertanian
2. Jarak antara inti kawasan agropolitan dengan kawasan hinterland
2 Faktor karakteristik penduduk 1. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
3 Faktor aksesibilitas 1. Kondisi jalan
4 Faktor sarana dan prasarana 1. Jumlah pasar regional 2. Fasilitas keuangan
3. Sarana produksi pertanian 5 Faktor kelembagaan 1. Ketersediaan lembaga pertanian
6 Faktor daya dukung fisik lingkungan 1. Jenis tanah
Tabel Organisasi Variabel dalam faktor
Keterangan: B : Berpengaruh TB : Tidak Berpengaruh R1 : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah R2 : Dinas Pertanian R3 : Dinas Pekerjaan Umum R4 : Dinas Perindagkop & UKM R5 : Petani R6 : Lembaga Pertanian
Hasil Wawancara Delphi Tahap I (Tahap Eksplorasi)
No Faktor yang mempengaruhi pengembangan kawasan agropolitan
Pasaman
Responden
R1 R2 R3 R4 R5 R6
1 Faktor jarak lokasi sentra produksi (on farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off farm)
B TB B B TB B
2 Faktor karakteristik penduduk terhadap pengembangan kawasan agropolitan
B B B B B B
3 Faktor aksesibilitas terhadap pengembangan kawasan agropolitan B TB B B TB TB
4 Faktor ketersediaan sarana dan prasarana kawasan agropolitan B B B B B B
5 Faktor ketersediaan kelembagaan pertanian pada kawasan agropolitan B TB B TB B B
6 Faktor daya dukung lingkungan terhadap pengembangan kawasan agropolitan
TB B TB TB TB B
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Hasil Wawancara Delphi Tahap II (Tahap Iterasi 1)
Keterangan: S : Setuju
TS : Tidak Setuju R1 : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah R2 : Dinas Pertanian R3 : Dinas Pekerjaan Umum R4 : Dinas Perindagkop dan UKM R5 : Petani R6 : Lembaga Pertanian
No Faktor yang mempengaruhi pengembangan kawasan agropolitan
Pasaman
Responden
R1 R2 R3 R4 R5 R6
1 Faktor jarak lokasi sentra produksi (on farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off farm)
S S S S S S
2 Faktor karakteristik penduduk terhadap pengembangan kawasan agropolitan
S S S S S S
3 Faktor aksesibilitas terhadap pengembangan kawasan agropolitan S S S S S S
4 Faktor ketersediaan sarana dan prasarana kawasan agropolitan S S S S S S
5 Faktor ketersediaan kelembagaan pertanian pada kawasan agropolitan S S S S S S
6 Faktor daya dukung lingkungan terhadap pengembangan kawasan agropolitan
TS TS TS TS TS TS
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Hasil Analisa Delphi Terhadap Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Pasaman
Berdasarkan hasil analisis Delphi maka faktor-faktor yang mempengaruh keterkaitan sektoral terhadap pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut : • Faktor jarak lokasi sentra produksi (on farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off
farm)
• Faktor karakteristik penduduk terhadap pengembangan kawasan agropolitan • Faktor aksesibilitas terhadap pengembangan kawasan agropolitan • Faktor ketersediaan sarana dan prasarana kawasan agropolitan • Faktor ketersediaan kelembagaan pertanian pada kawasan agropolitan
d. Rumusan Arahan Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten
Pasaman
Arahan keterkaitan sektoral pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman dirumuskan dengan menyimpulkan benang merah dari masing-masing hasil sasaran sebelumnya. Tahapan selanjutnya rumusan arahan akan diujikan kepada stakeholder kunci untuk mendapatkan konsesus arahan dengan menerapkan analisa delphi.
Hasil analisa delphi tahap I dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Faktor yang mempengaruhi pengembangan komoditas terpilih di
kawasan agropolitan Pasaman
Komoditas Responden
R1 R2 R3 R4 R5 R6
1
Faktor jarak lokasi sentra produksi (on
farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off
farm)
Cabe B B B B B B
Karet B B B B B B
2 Faktor karakteristik penduduk terhadap pengembangan kawasan agropolitan
Cabe TB B TB TB TB B
Karet B B TB B TB B
3 Faktor aksesibilitas terhadap pengembangan kawasan agropolitan
Cabe B TB B B TB B
Karet B TB B TB TB B
4 Faktor ketersediaan sarana dan prasarana kawasan agropolitan
Cabe B B B B B B
Karet B B B B B B
5 Faktor ketersediaan kelembagaan pertanian pada kawasan agropolitan
Cabe TB TB TB TB TB TB
Karet B B B B B B
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Hasil Wawancara Delphi Tahap I Faktor Kunci Pengembangan Komoditas Terpilih Yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Pasaman
No
Faktor yang mempengaruhi pengembangan komoditas
terpilih di kawasan agropolitan Pasaman
Komoditas Responden
R1 R2 R3 R4 R5 R6
1
Faktor jarak lokasi sentra produksi (on farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off farm)
Cabe S S S S S S
Karet S S S S S S
2
Faktor karakteristik penduduk terhadap pengembangan kawasan agropolitan
Cabe TS TS TS TS TS TS
Karet S S S S S S
3
Faktor aksesibilitas terhadap pengembangan kawasan agropolitan
Cabe S S S S S S
Karet TS TS TS TS TS TS
4 Faktor ketersediaan sarana dan prasarana kawasan agropolitan
Cabe S S S S S S
Karet S S S S S S
5
Faktor ketersediaan kelembagaan pertanian pada kawasan agropolitan
Cabe TS TS TS TS TS TS
Karet S S S S S S
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Hasil analisa delphi tahap I I dapat dilihat pada tabel berikut :
Komoditas
Wilayah Kawasan Agropolitan Faktor Yang Mempengaruhi
Pengembangan Kawasan Agropolitan
Arahan Penghasil Komoditas Kondisi Eksisting
Cabe Rao Daerah penghasil komoditas cabe berada tersebar di beberapa kecamatan, hal ini lah yang menyebabkan kegiatan agribisnis prduksi cabe di kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman kurang berkembang dan juga disebabkan kondisi jalan ladang yang belum baik. Hal tersebut terjadi karena proses distribusi yang terjadi tidak merata ke seluruh wilayah. Sebab, berkembangnya suatu kawasan agropolitan dilatarbelakangi oleh integritas pada tiap-tiap wilayah.
1. Faktor jarak lokasi sentra produksi (on
farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off farm)
2. Faktor aksesibilitas terhadap pengembangan kawasan agropolitan
3. Faktor ketersediaan sarana dan prasarana kawasan agropolitan
Menciptakan sitem agribisnis yang terpadu agar proses pendistribusian dari lokasi on fam ke lokasi pemasaran off farm tidak terlalu jauh dengan cara membagi wilayah pusat distribusi dan mudah mencapai pemasaran ke wilayah sekitar, yakni wilayah utara dikumpulkan di Panti dan selatan Lubuk Sikaping. Hal itu dikarenakan Panti dan Lubuk Sikaping sama mempunyai pasar regional yang besar di kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman.
Perbaikan kondisi jalan dari ladang ke tempat pengepul dan pengepul ke pusat-pusat ditribusi.
Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana guna meningkatkan kualitas hasil produksi.
Duo Koto
Padang Gelugur Panti Lubuk Sikaping
Tigo Nagari Simpang Alahan Mati Bonjol
Adapun arahan pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman secara detai ldapat dilihat pada tabel berikut :
Karet Rao Dengan potensi produksi komoditas karet di kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman kurang memiliki mutu dan kualitas yang bagus dikarenakan sarana produksi yang belum sepenuhnya memenuhi. Serta belum terdapatnya industri pengolahan karet yang dapat memberikan nilai lebih pada produk tersebut.
1. Faktor jarak lokasi sentra produksi (on
farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off
farm)
2. Faktor ketersediaan sarana dan prasarana kawasan agropolitan
3. Faktor karakteristik penduduk terhadap pengembangan kawasan agropolitan
4. Faktor ketersediaan kelembagaan pertanian pada kawasan agropolitan
Pengadaan industri pengolahan karet di kawasan agropolitan Kabupaten pasaman di Kecamatan Rao sebagai pusat agropolitan, agar terjadi kedekatan lokasi antara on farm dan off farm skarena berdekatan dengan perkebunan karet yang dominan berada di Rao. Hal itu juga akan mengurangi biaya distribusi yang tinggi karena selalu dipasarkan di Sumatera Utara atau Padang, karena selama ini produk yang didistribusikan hanya hasil mentah dan tindak memiliki nilai tambah.
Pengadaan sarana dan prasarana produksi untuk meningkatkan pengembangan produksi komoditas karet, seperti toko/kios saprotan (sarana produksi pertanian), pusat pembibitan, lembaga bantuan permodalan, terminal pengumpul hasil produksi. Suplai energi lisrik dan air bersih serta pengadaan jalan poros kebun karet.
Dengan terciptanya industri pengolahan komoditas karet akan mengurangi tingkat penangguran yang ada di kawasan agropolitan kabupaten Pasaman, karena angkatan kerja di Kabupaten Pasaman cukup tinggi.
Peningkatan jumlah lembaga-lembaga khusus menangani produksi perkebunan karet akan sangat membantu petani untuk menetahui informasi dan menunjanng peningkatan mutu dan kualitas produksi.
Padang Gelugur Simpang Alahan Mati
Lanjutan tabel arahan pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman :
Skema Penerapan Integrasi Antar Wilayah Supply Komoditas Cabe
Kecamatan Panti dan Lubuk Sikaping sebagai pusat pemasaran dan pengumpul hasil produksi untuk ekspor luar kota. Kecamatan Panti yang mempunyai salah satu pasar yang besar di Kabupaten Pasaman mampu melayani hasil produksi dari Rao, Duo Koto dan Padang Gelugur. Kecamatan Lubuk Sikaping yang juga mempunyai salah satu pasar yang besar di Kabupaten Pasaman mampu melayani hasil produksi dari Tigo Nagari, simpang Alahan Mati dan Bonjol.
Skema Penerapan Integrasi Antar Wilayah Supply Komoditas Karet
Kecamatan Rao sebagai pusat Agropolitan dan pusat pengembangan komoditas karet berfungsi sebagai pusat pemasaran dan pengumpul hasil produksi untuk ekspor luar kota. Jalur ekspor karet yang biasanya dilaksanakan dari Rao yakni dengan tujuan Kota Padang dalam Provinsi dan Sumatera Utara Ekspor Luar Provinsi.
Kecamatan Simpang Alahan Mati yang juga sebagai pengahasil komoditi karet mengalami kendala jarak yang jauh dengan Kecamatan Rao, sehingga biaya distribusi menjadi tinggi. Namun jalur Rao tersebut merupakan satu-satunya jaringan ekspor karet Kabupaten Pasaman.
BAB V Kesimpulan dan
Saran
Kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman memiliki potensi pertanian yang baik, namun hal tersebut belum seimbang karena tidak terlihatnya keterkaitan kegiatan on farm dan off farm
di kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman. Oleh karena itu,di butuhkan strategi khusus untuk mengembangkan potensi yang ada dengan tujuan dapt meningktkan pendapatan daerah dan kesejahteraan petani khususnya. Adapun langkah-langkah yang di tempuh sebagai berikut : 1. Penentuan komoditas unggulan kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman didapat dari
matriks analisis SLQ dan DLQ yang mempunyai nilai >1, hasilnya antara lain adalah : padi ladang, ubi jalar, pisang, cabe, cokelat, nilam, gerdamunggu, kelapa sawit, pinang, ubi kayu, kulit manis, karet, kacang tanah, kopi.
2. Namun tidak semua komoditas unggulan memiliki kontribusi signifikan dengan sektor perdagangan. Oleh karena itu komoditas tersebut di uji lagi dengan pengujian model pada analisis jalur guna menentukan komoditas unggulan terpilih yang memiliki korelasi terhadap sektor perdagangan dengan hasil 2 (dua) komoditas yaitu : komoditas cabe, dan komoditas karet.
3. Untuk merumuskan arahan diperlukan faktor-faktor yang mempengaruhi keterkaitan sektoral penegembangan agropolitan Kabupaten Pasaman dengan analisa delphi, hasilnya terdapat 5 (lima) faktor yang mempengaruhi, antara lain : •Faktor jarak lokasi sentra produksi (on farm) dengan lokasi sentra kegiatan (off farm) •Faktor karakteristik penduduk terhadap pengembangan kawasan agropolitan •Faktor aksesibilitas terhadap pengembangan kawasan agropolitan •Faktor ketersediaan sarana dan prasarana kawasan agropolitan •Faktor ketersediaan kelembagaan pertanian pada kawasan agropolitan
a. Kesimpulan
4. Arahan pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman dilakukan dengan analisa Delphi dengan input sasaran 2 dan 3. Arahan pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman dilakukan dengan strategi mengembangkan dua komoditas unggulan terpilih yakni cabe dan karet, antara lain :
Lanjutan…
Komoditas Karet Komoditas Cabe
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
• Kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman perlu perhatian khusus dari pemerintah agar semua kegiatan dan sitem terpadu tersebut dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan bagi daerah.
• Peningkatan pengadaan sarana dan prasarana agropolitan untuk menunjang peningkatan produksi.
• Pengoptimalan kegiatan off farm untuk meningkatkan nilai dari produk pertanian di Kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman.
b. Saran