APLIKASI PENGEMBANGAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN...
Transcript of APLIKASI PENGEMBANGAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN...
i
APLIKASI PENGEMBANGAN FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN DAKWAH YAYASAN JAMAH
PASRAH DI DESA KEMBANG KABUPATEN PATI
SEBAGAI LEMBAGA DAKWAH
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Manajemen Dakwah (MD)
Ahmad Nafi’
1101087
FAKULTAS DAKWAH
INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 (eksemplar)
Hal : Persetujuan naskah
Usulan Skripsi
Kepada
Yth. Bapak Dekan Fakultas Da’wah
IAIN Walisongo Semarang
di Semarang
Assalamualaikum, Wr. Wb
Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana
mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara:
Nama : Ahmad Nafi’
NIM : 1101087
Fak / Jur : DA’WAH / MD
Judul Skripsi : APLIKASI PENGEMBANGAN FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN DAKWAH YAYASAN JAMAH
PASRAH DI DESA KEMBANG KABUPATEN
PATI SEBAGAI LEMBAGA DAKWAH
Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian
atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Semarang, 15 Mei 2008
Pembimbing,
Bidang Subtansi Materi, Bidang Metodologi &
Tatatulis,
Dra. Wafiyah Thohir Yuli Kusmanto, M.Si NIP. 150 204 406 NIP. 150 290 931
iii
SKRIPSI
APLIKASI PENGEMBANGAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH YAYASAN JAMAH PASRAH DI
DESA KEMBANG KABUPATEN PATI SEBAGAI LEMBAGA DAKWAH
Disusun oleh :
Ahmad Nafi’ 1101087
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal 03 Juli 2008
Dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Dekan Pembantu Dekan
Anggota Penguji I Drs. H. Anasom, M.Hum Drs. H. Aminuddin Sanwar, MM NIP. 150 267 748 NIP. 150 170 349 Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing Anggota Penguji I Thohir Yuli Kusmanto, M.Si Dra. Hj. Misbah Zulfa Elisabeth, M.Hum NIP. 150 290 931 NIP. 150 290 933
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya
sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untukmemperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga
pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun
yang belum / tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar
pustaka.
Semarang, 15 Mei 2008
Ahmad Nafi’
v
MOTTO
(#θßϑ ÅÁ tG ôã$#uρ È≅ö7 pt ¿2 «! $# $ Yè‹ Ïϑ y_ Ÿωuρ (#θè% § x s? 4 (#ρ ãä. øŒ$# uρ |M yϑ ÷èÏΡ «! $# öΝ ä3 ø‹ n= tæ øŒÎ) ÷Λä⎢Ζ ä. [™ !#y‰ ôã r&
y# ©9r' sù t⎦ ÷⎫ t/ öΝ ä3 Î/θè= è% Λ ä⎢ ós t7 ô¹ r' sù ÿ⎯ ϵ ÏF uΚ ÷èÏΖ Î/ $ ZΡ≡uθ ÷zÎ) ÷Λ ä⎢Ζ ä. uρ 4’n? tã $ x x© ;ο t ø ãm z⎯ÏiΒ Í‘$ ¨Ζ9$#
Ν ä. x‹ s)Ρ r' sù $ pκ ÷]ÏiΒ 3 y7 Ï9≡ x‹ x. ß⎦ Îi⎫ t6ムª! $# öΝ ä3 s9 ⎯ ϵ ÏG≈tƒ#u™ ÷/ä3 ª= yès9 tβρ߉ tG öκ sE
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan jangnlah kamu berceari berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh–musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang–orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat–ayat-Nya kepadamu, agar mendapat petunjuk. (Qs. Ali Imran: 103) (Depag, 1997: 93).
vi
PERSEMBAHAN
Dalam perjuangan mengarungi samudra Ilahi tanpa batas, dengan
keringat dan air mata kupersembahkan karya tulis skripsi ini teruntuk orang-orang
yang selalu hadir dan berharap keindahan-Nya. Kupersembahkan bagi mereka
yang tetap setia berada di ruang dan waktu kehidupanku khususnya buat :
Kedua orang tuaku (Bapak H. Masjhudi dan Ibu Hj. Siti Aisyah) yang
tercinta. Yang memberi motivasi dan doa dalam hidupku.
Bapak dan Ibu mertuaku (Bapak Sudiman dan Ibu Sujiah, S.Pd) yang telah
menasehatiku dalam menempuh hidup ini.
Istriku tercinta (Heny Yuningrum) yang selalu menemaniku dalam suka
maupun duka baik dalam studi maupun dam penulisan skripsi ini.
Kakak dan Adikku (Ulil Albab, Lukmanul Hakim, Adik Ahmad Nadlif,
Ahmad Sahal dan Chaerul Efendi) yang telah memberi semangat dan
dorongan selama menyusun skripsi ini
Teman-temanku senasib seperjuangan (Efriyadi,Awaluddin, Mustholihul
Hakim, Heru, Rifqi, Sukron, Ujang, Teguh) serta yang tak dapat kusebutkan
satu persatu yang selalu bersama dalam canda tawa.
Penulis
vii
ABTRAKSI
Skripsi ini berjudul: Aplikasi Pengembangan Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah Yayasan Jama’ah Pasrah di Desa Kembang Kabupaten Pati Sebagai Lembaga Dakwah. Yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana pengembangan fungsi-fungsi manajemen dakwah di yayasan jama’ah pasrah? bagaimana peranan dan kontribusi manajemen dakwah dalam pengembangan yayasan jama’ah pasrah?
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan manajemen dakwah, sedangkan spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: metode observasi, metode interview (wawancara) dan metode dokumentasi. Adapun metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan penelitian pada saat sekarang, berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan metode induktif yaitu pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yayasan Jamaah Pasrah telah mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan dan penilaian. Fungsi-fungsi manajemen ini telah diterapkan dengan baik meskipun disana-disini masih juga terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun demikian dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yang ada ternyata kegiatan dakwah dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Peranan dan kontribusi manajemen terhadap kegiatan di Yayasan Jamaah Pasrah sangat besar peranannya dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan yatim piatu, fakir miskin dan kaum dua’fa dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta mengamalkan ajaran Islam Ahlus Sunnah Waljama’ah.. Selain itu telah mampu dengan baik mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan, pengetahuan, wawasan serta ketrampilan anggota Jamaah Pasrah dalam rangka berpartisipasi terhadap pembangunan nasional.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang
senantiasa telah menganugerahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis
dalam rangka menyelesaikan karya skripsi dengan judul “Aplikasi
Pengembangan Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah Yayasan Jama’ah Pasrah
Di Desa Kembang Kabupaten Pati Sebagai Lembaga Dakwah”. Karya skripsi
ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial
Islam (S.Sos.I) bidang jurusan Manajemen Dakwah (MD) di Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Shalawat serta salam semoga
selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak perjuangannya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa bersyukur atas bantuan dan
dorongan, imbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi penulis dengan baik. Oleh karena itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A. selaku Rektor IAIN Walisongo.
2. Bapak Drs. H. M. Zain Yusuf, MM, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Ibu Dra. Wafiyah selaku Dosen pembimbing I dan Bapak Thohir Yuli
Kusmanto, M.Si selaku Dosen pembimbing II yang telah berkenan
membimbing dengan keikhlasan dan kebijaksanaannya meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan-pengarahan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
4. seluruh dosen, staf dan karyawan di lingkungan civitas akademik Fakultas
Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan pelayanan yang
baik serta membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
5. kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang serta pengelola perpustakaan
Fakultas Dakwah yang telah memberikan pelayanan kepustakaan dengan
baiik.
ix
6. ayahanda dan Ibunda yang tercinta, kakanda, adinda.
7. teman-temanku mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, khususnya kepada
mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Terutama ditujukan
kepada teman-temanku di jurusan Manajemen Dakwah.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penyususnan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan yang ideal dalam arti sebenarnya, nmaun penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para
pembaca umumnya.
Nasrun Minallah wafathun Qorieb
Wassalam’ualaikum, Wr. Wb
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
HALAMAN KATA PENGANTAR....................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI......................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 6
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6
1.4. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 7
1.5. Metode Penelitian ............................................................................ 10
1.6. Sistematika Penulisan ...................................................................... 13
BAB II : FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH
2.1. Pengertian Manajemen dakwah ........................................................ 15
2.2. Fungsi-fungsi Manajemen dakwah ................................................... 22
2.2.1. Fungsi Perencanaan Dakwah ................................................ 23
2.2.2. Fungsi Pengorganisasian Dakwah......................................... 30
2.2.3. Fungsi Penggerakkan Dakwah ............................................. 36
2.2.4. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi Dakwah ........................ 38
2.3. Prinsip-prinsip Manajemen Dakwah ................................................ 39
BAB III : GAMBARAN UMUM YAYASAN JAMA’AH PASRAH
3.1 Gambaran Umum Yayasan Jama’ah Pasrah ...................................... 43
3.1.1. Letak Geografis Yayasan Jama’ah Pasrah ............................... 43
3.1.2. Sejarah dan latar belakang berdirinya ...................................... 43
3.1.3. Visi dan Misi yayasan jama’ah pasrah..................................... 44
xi
3.2. Aplikasi Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah Dalam
Pengembangan Yayasan Jama’ah Pasrah......................................... 46
3.2.1. Fungsi Perencanaan (Planning) Dakwah .............................. 46
3.2.2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing) Dakwah................... 54
3.2.3. Fungsi Penggerakkan (Actuating) Dakwah........................... 68
3.2.4. Fungsi Pengawasan (Controlling) Dakwah ......................... 72
BAB IV : ANALISIS
4.1. Analisis Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah Dalam
Pengembangan
Yayasan Jama’ah Pasrah .................................................................... 75
4.2. Analisis Peranan Dan Kontribusi Aplikasi Fungsi Manajemen
Dalam
Mengembangkan Dakwah Di Yayasan Jama’ah Pasrah.................... 85
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 93
5.2. Saran-saran........................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Wafiyah (1985: 5) dakwah adalah suatu kegiatan untuk
membina manusia agar mentataati ajaran Islam, guna memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Untuk menghadapi masalah-masalah
dakwah yang semakin berat dan meningkat, penyelenggaraan dakwah tidak
mungkin dapat dilakukan oleh orang-seorang secara sendiri-sendiri dan sambil
lalu, tetapi harus diselenggarakan para pelaksana dakwah secara bekerjasama
dalam kesatuan yang teratur rapi dan terencana..
Memperhatikan rumusan Wafiyah tersebut, maka pelaksanaan dakwah
harus dipersiapkan dan direncanakan secara maksimal. Dalam menghadapi
masyarakat, sebagai obyek dakwah yang sangat kompleks, dan dengan
problemnya yang kompleks, penyelenggaraan dakwah akan dapat berjalan
sesuai harapan bila terlebih dahulu dipersiapkan dengan matang. Sejalan
dengan itu, maka identifikasi dan antisipasi terhadap sejumlah masalah
menjadi penting, selanjutnya disusun suatu rencana dan dilaksanakan.
Untuk melaksanakan rencana yang telah disusun itu, dipersiapkan pula
pelaksana yang memiliki kemampuan yang sepadan serta mereka diatur dan
diorganisir dalam kesatuan-kesatuan yang seimbang dengan luasnya usaha
dakwah yang akan dilakukan. Demikian pula mereka yang telah diatur dan
diorganisir dalam kesatuan-kesatuan itu digerakkan dan diarahkan pada
2
sasaran-sasaran atau tujuan dakwah yang dikehendaki. Akhirnya tindakan-
tindakan dakwah yang dilakukan itu diteliti dan dinilai apakah senantiasa
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau sebaliknya terjadi
penyimpangan-penyimpangan (Shaleh, 1976:13-14).
Sehubungan dengan itu, manajemen dalam hal ini manajemen dakwah
merupakan bagian penting untuk berhasilnya maksud dan tujuan dakwah. Atas
dasar itu, kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, menyusun rencana
yang tepat, mengatur dan mengorganisir para pelaksana dakwah dalam
kesatuan-kesatuan tertentu, dapat disebut sebagai bagian dari manajemen
dakwah. Demikian pula upaya menggerakkan para pelaksana dakwah dengan
mengarahkan pada sasaran-sasaran atau tujuan yang dikehendaki disertai
dengan controlling (pengawasan, pengendalian) termasuk bagian dari fungsi-
fungsi manajemen dakwah (Shaleh, 1976:14).
Perincian kegiatan-kegiatan dakwah dengan tugas-tugas yang detail
dan jelas akan memudahkan dalam pendistribusian tugas-tugas dakwah
kepada masing-masing pelaksana. Pembagian tugas dan wewenang yang jelas
hal ini menyebabkan para pelaksana dakwah mengetahui dengan tepat
sumbangan apa yang harus diberikannya dalam rangka penyelenggaraan
dakwah itu.
Kejelasan masing-masing orang terhadap tugas yang harus dilakukan
dapat meminilalisir timbulnya salah pengertian, kekacauan, kekembaran,
kekosongan dan sebagainya. Di samping itu penegasan tugas masing-masing
orang, akan menimbulkan keinginan pada orang itu mendalami tugas
3
pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya. Adanya pembagian tugas yang
jelas, akan mendatangkan keuntungan bagi proses dakwah yaitu jalannya
aktivitas dakwah akan lebih lancar (Shaleh, 1976:14).
Berpijak pada keterangan tersebut, maka dapat ditegaskan bahwa bila
aktivitas dakwah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen,
maka "citra profesional" dalam dakwah akan terwujud pada kehidupan
masyarakat. Dakwah tidak lagi dipandang hanya urusan akhirat, melainkan
memiliki cakupan yang luas baik dalam dimensi hablum minannas maupun
hablum minallah. Inilah yang dijadikan inti dari pengaturan secara manajerial
organisasi dakwah. Efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan dakwah
merupakan suatu hal yang harus mendapatkan prioritas. Aktivitas dakwah
dikatakan berjalan secara efektif jika apa yang menjadi tujuan benar-benar
dapat dicapai, dan dalam pencapaiannya dikeluarkan pengorbanan-
pengorbanan yang wajar. Jika kegiatan lembaga dakwah dilaksanakan
menurut prinsip-prinsip manajemen maka akan menjamin tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan dan akan
menumbuhkan sebuah citra (image) profesionalisme di kalangan masyarakat,
khususnya dari pengguna jasa dari profesi da'i (Munir dan Ilaihi. 2006: 94).
Dalam kaitannya dengan Yayasan Jama'ah Pasrah di Desa Kembang
Kabupaten Pati, bahwa yayasan ini merupakan suatu institusi yang para
anggota dan pengurusnya menaruh perhatian terhadap kehidupan dan nasib
yatim piatu. Seiring dengan itu, tema ini menjadi menarik, karena tampak
adanya kesenjangan antara desa yang satu dengan lainnya dalam menyikapi
4
anak yatim piatu. Adanya sikap yang berbeda ini ditandai dengan adanya desa
yang masyarakat atau warganya kurang perduli dengan anak yatim piatu.
Sedangkan desa lainnya cukup besar perhatiannya terhadap kehidupan anak
yatim piatu. Berdasarkan adanya kesenjangan tersebut, maka Yayasan Jama'ah
Pasrah merasa perlu adanya pengembangan dakwah terhadap masyarakat di
desa tersebut dengan harapan agar mereka turut mengasihi dan menyayangi
kehidupan yatim piatu. Namun demikian dakwah yang dikembangkan selama
ini masih terdapat kendala yaitu ada yang bersikap respek terhadap
keberadaan yayasan ini namun juga ada yang bersikap kurang perduli.
Dalam hubungannya dengan nasib kehidupan fakir miskin dan yatim
piatu, Yayasan Jama'ah Pasrah berupaya menyantuni fakir miskin dan yatim
fiatu dengan mengetuk hati para dermawan. Yayasan ini melakukan
serangkaian kegiatan yaitu ikut meringankan beban ekonomi bagi fakir miskin
dan yatim piatu; membantu meringankan biaya pendidikan bagi anak-anak
yatim demi untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
mencerdaskan anak bangsa. Untuk memperoleh dananya, selain subsidi dari
pemerintah, juga dari uluran tangan para dermawan. Untuk mewujudkan
aktivitas dan tujuannya, maka Yayasan Jama'ah Pasrah membangun sebuah
lembaga dakwah guna menyeru dan mengajak manusia agar memahami
makna hidup ini dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kenyataan menujukkan bahwa dakwah belum berjalan sebagaimana
yang diharapkan, hal itu ditunjukkan dengan masih lemahnya penerapan
fungsi-fungsi manajemen yang ditandai dengan adanya beberapa kritik dari
5
masyarakat seputar materi dakwah. Dalam hal ini kemampuan da'i dalam
menyampaikan dakwah yang ada di Yayasan Jama'ah Pasrah sering mendapat
kecaman masyarakat. Di samping itu perencanaan dakwah yang belum tertata
dengan baik.
Menariknya menyoroti Yayasan Jama'ah Pasrah, pertama, karena
pengurus dan pelaksana Yayasan Jama'ah Pasrah terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat dengan latar belakang yang berbeda baik menyangkut pendidikan,
mata pencaharian maupun status sosial. Meskipun adanya perbedaan itu
mereka bisa berintegrasi dalam perbedaan. Kedua, dalam akitivitasnya seperti
adanya kegiatan tahlilan, manakiban, barjanji, dan wiridan/zikir tidak hanya
seperti yang rutinitas dilakukan di masjid-masjid pada umumnya yaitu yang
hanya sekedar membaca. Setiap selepas pengajian tersebut (pembacaan
tahlilan dan sebagainya) diadakan semacam diskusi berupa tanya jawab.
Corak kegiatan seperti ini sangat menarik jama'ah sehingga pesertanya
semakin bertambah. Adapun dalam bidang dakwah meskipun sudah berjalan
namun belum mencapai harapan yaitu secara kualitas masih banyak jama'ah
yang belum mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam realitasnya masih banyak jama'ah yang berani meninggalkan salah satu
salat fardu terutama salat subuh, demikian juga puasa masih ada yang buka
puasa tanpa uzur (ada halangan). Dalam persoalan zakat masih ada jama'ah
yang tergolong mencapai nisab namun tidak menunaikannya.
Realitas di atas mendorong penulis untuk meneliti lebih jauh Yayasan
Jama'ah Pasrah tersebut. Adapun judul yang penulis tetapkan untuk penelitian
6
tersebut adalah "Aplikasi Pengembangan Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah
Yayasan Jama'ah Pasrah di Desa Kembang Kabupaten Pati Sebagai Lembaga
Dakwah"
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan atau
diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:
1.2.1.Bagaimana aplikasi fungsi-fungsi manajemen dakwah di Yayasan
Jama'ah Pasrah?
1.2.2.Bagaimana peranan dan kontribusi manajemen dakwah dalam
pengembangan Yayasan Jama'ah Pasrah?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1.3.1.1 Untuk mengetahui aplikasi fungsi-fungsi manajemen dakwah di
Yayasan Jama'ah Pasrah
1.3.1.2 Untuk mengetahui peranan dan kontribusi manajemen dakwah
dalam pengembangan Yayasan Jama'ah Pasrah
1.3.2. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1.3.2.1 Secara teoritis, yaitu diharapkan bermanfaat pada aspek teoritis
dalam pengembangan ilmu manajemen dakwah
1.3.2.2 Secara praktis, yaitu menambah wawasan tentang manajemen
dakwah sebagai salah satu bidang kajian ilmu keislaman yang
7
mampu memberikan gambaran konsep dan teoritis ilmu
keislaman guna meningkatkan pengelolaan terhadap proses
dakwah islamiyah.
1.4. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan disebutkan beberapa penelitian sebelumnya yang
ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Semua itu untuk
menunjukkan bahwa masalah yang akan diteliti bukanlah sama sekali belum
pernah ditulis, diteliti atau disinggung orang sebelumnya. Kegunaannya
adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi keilmuan dalam skripsi
yang ditulis dan apakah hanya merupakan bentuk pengulangan. Oleh karena
itu tidak layak apa yang ditulis dalam skripsi itu sudah pernah ditulis oleh
orang lain. Atas dasar itu jumlah penelitian terdahulu yang dihadirkan minimal
tiga buah penelitian, dan dalam hubungannya dengan penelitian ini, maka
disebutkan sebagai berikut:
Pertama, penelitian Badrul Zaman, Penerapan Manajemen Dakwah
Masjid Salman ITB dalam Membina Umat di Kotamadya Bandung (skripsi,
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Gunung Jati Bandung, 2005). Dalam
temuannya, penyusun skripsi ini mengemukakan, masjid Salman ITB sebagai
tempat ibadah merupakan institusi yang memiliki tujuan untuk membina umat
baik mental maupun spiritual. Atas dasar itu di masjid Salman ITB
terkoordinasi dengan baik sebuah lembaga dakwah. Lembaga dakwah ini
memiliki sarana dan prasarana yang cukup ditunjang oleh sistem perencanaan
yang baik, pengawasan yang optimal dan organisasi yang tersusun sesuai
8
dengan konsep dan teori manajemen. Akan tetapi lembaga dakwah yang
berada dalam naungan masjid Slaman ITB mengalami kendala yang cukup
signifikan di antaranya, para pelaksana dakwah terlalu memperlihatkan aspek
aliran atau mazhab yang dipegang masing-masing. Kenyataan ini
mengakibatkan pesan dakwah menjadi kurang terarah sehingga ada sebagian
jamaah merasa bingung harus mengikuti da'i yang mana. Meskipun demikian
lembaga dakwah di masjid Salman ITB menjadi cermin bagi lembaga dakwah
lainnya yang bernaung dalam masjid atau lembaga yang berbeda.
Menurut penyusun skripsi ini, penelitian dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dan metode deskriptif analisis. Metode ini dimaksudkan
untuk menggambarkan sejauh mana kemajuan dan hambatan yang dialami
oleh lembaga dakwah dalam masjid Salman ITB. Sumber kajian skripsi ini
menggunakan studi kepustakaan.
Kedua, penelitian Uswatun Chasanah, Penerapan Manajemen Dakwah
Al-lrsyad Dalam Pembinaan Umat dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Keagamaan di Kodia Tegal (Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang,
2005). Dalam penelitian ini dibahas bahwa jika aktivitas dakwah dilaksanakan
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, maka "citra profesional" dalam
dakwah akan terwujud pada kehidupan masyarakat. Dengan demikian,
dakwah tidak dipandang dalam objek ubudiyah saja, akan tetapi
diinterpretasikan dalam berbagai profesi. Inilah yang dijadikan inti dari
pengaturan secara manajerial organisasi dakwah. Sedangkan efektivitas dan
efisiensi dalam penyelenggaraan dakwah adalah merupakan suatu hal yang
9
harus mendapatkan prioritas. Aktivitas dakwah dikatakan berjalan secara
efektif jika apa yang menjadi tujuan benar-benar dapat dicapai, dan dalam
pencapaiannya dikeluarkan pengorbanan-pengorbanan yang wajar. Atau lebih
tepatnya, jika kegiatan lembaga dakwah yang dilaksanakan menurut prinsip-
prinsip manajemen akan menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
oleh lembaga yang bersangkutan dan akan menumbuhkan sebuah citra
(image) profesionalisme di kalangan masyarakat, khususnya dari pengguna
jasa dari profesi da'i.
Ketiga, penelitian Muhtar Setiadi, Studi Analisis Tentang Penerapan
Managemen Dakwah Organisasi Nahdlatul Ulama dan Pengaruhnya
Terhadap Perkembangan Islam di Daerah Kab. Boyolali (skripsi, Fakultas
Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2005). Dalam penelitian ini diterangkan
bahwa Nahdatul Ulama didirikan oleh sejumlah tokoh ulama tradisional dan
usahawan Jawa Timur. Pembentukannya seringkali dijelaskan sebagai reaksi
defensif terhadap berbagai aktifitas kelompok reformed, Muhammadiyah, dan
kelompok modernis moderat yang aktif dalam gerakan politik, Sarekat Islam
(SI). Sejalan dengan itu, sampai tahun 1945, NU masih tetap merupakan
organisasi yang belum diatur secara tegas. Memang dari pimpinan pusat sudah
ada kegiatan yang diatur secara sentral, namun untuk sebagian besar
pemimpin pesantren tetap melanjutkan kegiatan lama seperti biasanya.
Beberapa aktivitas yang dilaksanakan pimpinan pusat antara lain:
penyelenggaraan publikasi terutama yang berkenaan dengan fatwa dan
kegiatan ekonomi, baik untuk membantu keuangan pimpinan pusat atau
10
beberapa orang anggotanya, karena sebagian besar kiai harus mencari
nafkahnya sendiri. Kondisi semacam itu, salah satu sebabnya adalah karena
tujuan umum NU pada permulaannya tidak dirumuskan secara tegas seperti
Muhammadiyah maupun PERTI.
Menurut penyusun skripsi ini bahwa penelitiannya menggunakan
kualitatif dan metode deskriptif analisis. Substansi penelitian ini menjelaskan
bahwa penerapan manajemen dakwah Organisasi Nahdlatul Ulama sudah
berjalan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen meskipun penerapan tersebut
masih ada kekurangannya yaitu fungsi controlling ada kelemahan. Secara
global penerapan fungsi-fungsi manajemen mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan Islam di daerah Kab. Boyolali.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian yang penulis lakukan
berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya, pertama, penelitian
yang sudah ada menitik beratkan pembahasan seputar kesehatan mental atau
kesehatan jiwa; kedua, penelitian yang sudah ada hanya membahas sasaram
mad'u yang bersifat umum yaitu umat Islam. Sedangkan penelitian saat ini
ditujukan pada Aplikasi Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah Dalam
Mengembangkan Yayasan Jama'ah Pasrah di Desa Kembang Kabupaten Pati
Sebagai Lembaga Dakwah.
1.5. Metodologi Penelitian
1.5.1.Jenis, Pendekatan dan Spesifikasi Penelitan
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yakni prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
11
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 1997:
3). Adapun spesifikasi penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena
pada penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi. Dengan kata lain metode ini
tidak mencari teori-teori baru dan bukan menguji teori. Peneliti hanya
bertindak sebagai pengamat, membuat kategori perilaku, mengamati
gejala kemudian mencatatnya dalam buku observasinya (Rahmat, 1995:
24-25).
1.5.2. Sumber Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan sumber data lapangan (field research) dan data
kepustakaan (library research) yang digunakan untuk memperoleh data
teoritis yang dibahas. Untuk itu sebagai jenis datanya sebagai berikut:
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan
(Winarno, 1989: 134). Atas dasar itu data primer diperoleh melalui:
a. Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan pedoman
wawancara (Nazir, 1999: 234). Wawancara ini dilakukan untuk
mendapatkan penjelasan dari pengurus dan para pelaksana
Yayasan Jama'ah Pasrah di Desa Kembang Kabupaten Pati
Semarang.
12
b. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan pengamatan yang
dicatat dengan sistematik phenomena-phenomena yang
diselidiki (Hadi, 2002: 136). Dalam melakukan observasi
peneliti menggunakan observasi partisipan (Singarimbun dan
Effendi, 1989: 147).
c. Dokumentasi. Studi dokumentasi bukan berarti hanya studi
historis, melainkan studi literer berupa data tertulis yang
mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang
fenomena yang masih aktual. Studi dokumentasi berproses dan
berawal dari menghimpun dokumen, memilih-milih dokumen
sesuai dengan tujuan penelitian, menerangkan dan mencatat
serta menafsirkannya, menghubungi-hubungkannya dengan
fenomena lain (Bachtiar, 1977: 77). Dengan demikian
dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu,
dokumen dari di Yayasan Jama'ah Pasrah di Desa Kembang
Kabupaten Pati.
2. Data Sekunder yaitu sejumlah kepustakaan yang relevan dengan
skripsi ini namun sifatnya hanya pendukung. Kepustakaan yang
dimaksud adalah berupa buku-buku, artikel-artikel, dan lain
sebagainya yang terkait dengan tema skripsi ini.
13
1.5.3. Teknik Analisis Data
Sebagai metode analisis data digunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Deskriptif, yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek
penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak
atau sebagaimana adanya (Nawawi, dan Mimi Martini, 1996: 73)
b. Metode induktif, yaitu pengambilan kesimpulan dimulai dari
pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang
bersifat umum.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dan memahami maksud yang
terkandung di dalamnya, maka dalam penyusunan usulan penelitian ini dibagi
dalam lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub Bab, kelima bab
tersebut adalah sebagai berikut:
Bab kesatu berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan.
Bab kedua berisi fungsi-fungsi manajemen dakwah yang meliputi
pengertian manajemen dakwah, fungsi-fungsi manajemen dakwah, prinsip-
prinsip manajemen dakwah.
Bab ketiga gambaran umum Yayasan Jama'ah Pasrah yang meliputi
sejarah dan latar belakang berdirinya, struktur organisasi, data anak-anak
yatim dengan identitasnya, fungsi-fungsi manajemen dalam pengembangan
Yayasan Jama'ah Pasrah.
14
Bab keempat berisi analisis yang meliputi: aplikasi fungsi manajemen
dakwah dalam mengembangkan Yayasan Jama'ah Pasrah, analisis peranan dan
kontribusi manajemen dakwah dalam mengembangkan Yayasan Jama'ah
Pasrah.
Bab kelima merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran-saran
yang layak dikemukakan.
15
BAB II
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH
2.1. Pengertian Manajemen Dakwah
Manajemen dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata,
yakni "manajemen" dan "dakwah". Kedua kata ini berangkat dari dua
disiplin ilmu yang sangat berbeda. Istilah yang pertama, berangkat dari
disiplin ilmu yang sekuler, yakni ilmu ekonomi. Ilmu ini diletakkan di atas
paradigma materialistis. Prinsipnya adalah dengan modal yang sekecil-
kecilnya untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya. Sedangkan
istilah yang kedua berasal dari lingkungan agama, yakni ilmu dakwah. Ilmu
ini diletakkan di atas prinsip, ajakan menuju keselamatan dunia dan akhirat,
tanpa paksaan dan intimidasi serta tanpa bujukan dan iming-iming material.
Ia datang dengan tema menjadi rahmat bagi semesta alam (Munir dan Ilaihi,
2006: vii).
Untuk memudahkan pemahaman menyeluruh terhadap manajemen
dakwah, maka akan dibahas terlebih dahulu secara terpisah antara
manajemen dengan dakwah, lalu dikemukakan pengertian manajemen
dakwah (Mahmuddin, 2004: 18). Secara etimologi, dalam bahasa Indonesia
belum ada keseragaman mengenai terjemahan terhadap istilah
"management" hingga saat ini terjemahannya sudah banyak dengan alasan-
alasan tertentu seperti pembinaan, pengurusan, pengelolaan ketatalaksanaan,
16
manajemen dan management (Siagian, 1993: 8-9). Hal yang sama
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Manullang (1963: 15 dan 17) bahwa istilah manajemen
terjemahannya dalam bahasa Indonesia, hingga saat ini belum ada
keseragaman. Berbagai istilah yang dipergunakan" seperti:
ketatalaksanaan, manajemen, manajemen pengurusan dan lain
sebagainya.
b. Dalam Kamus Ekonomi, management berarti pengelolaan, kadang-
kadang ketatalaksanaan (Winardi, 1984: 296). \
c. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen berarti penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (KBBI, 2002: 708).
Menurut terminologi, bahwa istilah manajemen hingga kini tidak ada
standar istilah yang disepakati. Istilah manajemen diberi banyak arti yang
berbeda oleh para ahli sesuai dengan titik berat fokus yang dianalisis
(Moekiyat, 1980: 320). Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
a. Manajemen seperti dikemukakan R.Terry adalah
Mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus mereka lakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha mereka (R.Terry, 1993: 9).
Dalam buku yang lain R.Terry (1977: 4) menyatakan,
Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources. (manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri
17
dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain).
b. Menurut P. Siagian, manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan
atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
c. Menurut Handoko, manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja
dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading) dan pengawasan (controlling) (Handoko, 2003: 10).
d. Menurut Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
(Hasibuan, 2001: 3)
e. Menurut Sukarno K. (1986: 4), manajemen ialah : 1). Proses dari
memimpin, membimbing dan memberikan fasilitas dari usaha orang-
orang yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan; 2). Proses perencanaan, pengorganisasian,
pengerakkan dan pengawasan.
f. Menurut Manullang (1985: 5), manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, prngorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
18
pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam
mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
Kata da'wah berasal dari (دعا- يدعو- دعوة) secara harfiyah bisa
diterjemahkan menjadi: "seruan, ajakan, panggilan, undangan, pembelaan,
permohonan (do'a) (Pimay, 2005: 13). Sedangkan secara terminologi,
banyak pendapat tentang definisi dakwah, antara lain:
a. Menurut Ya'qub (1973: 9), dakwah adalah mengajak umat manusia
dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan
RasulNya.
b. Menurut Anshari (1993: 11) dakwah adalah semua aktifitas manusia
muslim di dalam usaha merubah situasi dari yang buruk pada situasi
yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT dengan disertai kesadaran dan
tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan terhadap
Allah SWT.
c. Menurut Umar (1985: 1) dakwah adalah mengajak manusia dengan cara
bijaksana menuju pada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan,
untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.
19
d. Definisi lainnya dikemukakan Barmawie Umary (1980: 52) dakwah
adalah mengajak orang kepada kebenaran, mengerjakan perintah,
menjauhi larangan agar memperoleh kebahagiaan di masa sekarang dan
yang akan datang.
e. Menurut Shalahuddin Sanusi (1980: 11) dakwah adalah usaha-usaha
perbaikan dan pembangunan masyarakat, memperbaiki kerusakan-
kerusakan, melenyapkan kebatilan, kemaksiatan dan ketidak wajaran
dalam masyarakat.
f. Menurut M. Arifin (2000: 6), dakwah adalah suatu kegiatan, ajakan, baik
berbentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan
secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik
secara individual maupun kelompok agar supaya timbul dalam dirinya
satu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman
terhadap ajaran agama yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur
paksaan. Dengan demikian esensi dakwah adalah terletak pada ajakan,
dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain
untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran untuk
keuntungan pribadinya sendiri, bukan kepentingan juru dakwah/juru
penerang
g. Dalam pengertian yang integralistik, dakwah merupakan suatu proses
yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah
untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah,
20
dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami (Hafidhuddin,
2000: 77).
h. Dakwah adalah setiap usaha rekonstruksi masyarakat yang masih
mengandung unsur-unsur jahiliah agar menjadi masyarakat yang Islami
(Amin Rais, 1999: 25). Oleh karena itu Zahrah menegaskan bahwa
dakwah Islamiah itu diawali dengan amar ma'ruf dan nahi munkar,
maka tidak ada penafsiran logis lain lagi mengenai makna amar ma'ruf
kecuali mengesakan Allah secara sempurna, yakni mengesakan pada zat
sifat-Nya (Abu Zahrah, 1994: 32). Lebih jauh dari itu, pada hakikatnya
dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia
pada dataran kenyataan individual dan sosio kultural dalam rangka
mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan
dengan menggunakan cara tertentu (Amrullah Achmad, 1983: 2).
i. Menurut Quraish Shihab (1994: 194), dakwah adalah seruan atau ajakan
kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang
lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
j. Menurut Masdar Helmy (1973: 31), dakwah adalah mengajak dan
menggerakkan manusia agar mentaati ajaran-ajaran Islam termasuk
melakukan amar ma'ruf nahi munkar, untuk bisa memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
21
Keaneka ragaman pendapat para ahli seperti tersebut di atas
meskipun terdapat kesamaan ataupun perbedaan-perbedaan namun bila
dikaji dan disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu usaha atau proses yang
diselenggarakan dengan sadar dan terencana; usaha yang dilakukan adalah
mengajak umat manusia ke jalan Allah, memperbaiki situasi yang lebih baik
(dakwah bersifat pembinaan dan pengembangan); usaha tersebut dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni hidup bahagia sejahtera di
dunia ataupun di akhirat.
Berpijak pada dua pengertian di atas, baik pengertian “Manajemen”
dan pengertian “Dakwah” secara keseluruhan keduanya memiliki substansi
definisi operasional (objek material) yang sama namun arah kajian (objek
formal) yang berbeda.
Maksudnya, dari pengertian tersebut seperti “Manajemen” berarti
seni dan ilmu dalam proses atau usaha untuk memimpin, merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi kegiatan bersama untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan; dan pengertian “Dakwah” yang berarti
usaha atau proses menyeru dan mengajak kepada orang lain secara sengaja,
sadar dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan guna memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat, di sini dapat diketahui bahwa sistem
operasionalnya mengarah kepada pelaksanaan dalam menjalankan aktifitas
yang ditempuh secara sadar, sistematis, terarah, efektif dan efisien serta
bertanggung jawab guna mencapai tujuan yang diharapkan. Karena secara
teoritis munculnya ilmu “Manajamen dan Dakwah” berada dalam lingkup
22
yang berbeda, maka pemahaman dan penafsirannya pun berdasarkan
konteks disiplin ilmu. Namun demikian, dengan perkembangan ilmu
pengetahuan telah muncul disiplin ilmu baru dalam khazanah keislaman
dengan istilah “Manajemen Dakwah”. Sehingga dengan demikian
diperlukan cakupan konsep manajemen dakwah secara teoritis yang
mengacu pada pengertian manajemen dakwah itu sendiri.
Dari penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan bahwa manajemen
dakwah adalah proses merencanakan tugas, mengelompokkan tugas,
menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-
kelompok tugas dan kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan
dakwah (Shaleh,1977: 44).
Kegiatan lembaga dakwah yang dilaksanakan menurut prinsip-
prinsip manajemen akan menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
oleh lembaga yang bersangkutan dan menumbuhkan kesan profesionalisme
di kalangan masyarakat, khususnya para pengguna jasa dan profesi da'i
(Muchtarom, 997: 37).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
dakwah merupakan suatu proses yang dinamik karena ia berlangsung secara
terus menerus dalam suatu organisasi.
2.2. Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah
Pada uraian yang telah lalu diutarakan beberapa definisi tentang
manajemen dan dakwah. Walaupun batasan tersebut dibatasi pada beberapa
23
saja, namun tampak jelas titik persamaan yang terdapat padanya. Persamaan
tersebut tampak pada beberapa fungsi manajemen dakwah sebagai berikut:
2.2.1. Fungsi Perencanaan Dakwah
Pada perencanaan dakwah terkandung di dalamnya mengenai hal-hal
yang harus dikerjakan seperti apa yang harus dilakukan, kapan, di mana dan
bagaimana melakukannya? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa perencanaan dapat berarti proses, perbuatan, cara
merencanakan atau merancangkan (KBBI, 2002: 948).
Perencanaan dapat berarti meliputi tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-
asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasikan serta
merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk
mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan berarti menentukan
sebelumnya apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya
(R.Terry, 1986: 163)
Dengan demikian, perencanaan merupakan proses pemikiran, baik
secara garis besar maupun secara detail dari satu pekerjaan yang dilakukan
untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis.
Perencanaan merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang akan
datang dalam waktu tertentu dan metode yang akan dipakai. Oleh karena itu,
perencanaan merupakan sikap mental yang diproses dalam pikiran sebelum
diperbuat, ia merupakan perencanaan yang berisikan imajinasi ke depan
sebagai suatu tekad bulat yang didasari nilai-nilai kebenaran.
24
Untuk memperoleh perencanaan yang kondusif, perlu
dipertimbangkan beberapa jenis kegiatan yaitu;
a. Self-audit (menentukan keadaan organisasi sekarang).
b. Survey terhadap lingkungan
c. Menentukan tujuan (objectives)
d. Forecasting (ramalan keadaan-keadaan yang akan datang)
e. Melakukan tindakan-tindakan dan sumber pengerahan
f. Evaluate (pertimbangan tindakan-tindakan yang diusulkan)
g. Ubah dan sesuaikan ("revise and adjust") rencana-rencana sehubungan
dengan hasil-hasil pengawasan dan keadaan-keadaan yang berubah-ubah.
h. Communicate, berhubungan terus selama proses perencanaan
(Mahmuddin, 2004: 24).
Rincian kegiatan perencanaan tersebut menggambarkan adanya
persiapan dan antisipasi ke depan yang berkaitan dengan kegiatan
perencanaan yang akan dilakukan. Atas dasar itu maka perencanaan dakwah
merupakan proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan
sistematis mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang
akan datang dalam rangka penyelenggaraan dakwah (Shaleh, 1977: 64).
Menurut Munir dan Ilaihi (2006: 95) dalam organisasi dakwah,
merencanakan di sini menyangkut merumuskan sasaran atau tujuan dari
organisasi dakwah tersebut, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai
tujuan dan menyusun hirarki lengkap rencana-rencana untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Pada
25
perencanaan dakwah menyangkut tujuan apa yang harus dikerjakan, dan
sarana-sarana bagaimana yang harus dilakukan.
Dengan demikian perencanaan dakwah dapat berjalan secara efektif
dan efisien bila diawali dengan persiapan yang matang. Sebab dengan
pemikiran secara matang dapat dipertimbangkan kegiatan prioritas dan non
prioritas, Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan dakwah dapat diatur sedemikian
rupa, sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka proses perencanaan dakwah meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Forecasting
Forecasting adalah tindakan memperkirakan dan
memperhitungkan segala kemungkinan dan kejadian yang mungkin timbul
dan dihadapi di masa depan berdasarkan hasil analisa terhadap data dan
keterangan-keterangan yang konkrit (Shaleh, 1977: 65). Singkatnya
forecasting adalah usaha untuk meramalkan kondisi-kondisi yang
mungkin terjadi di masa datang (Terry dan Rue, 1972: 56). Perencanaan
dakwah di masa datang memerlukan perkiraan dan perhitungan yang
cermat sebab masa datang adalah suatu prakondisi yang belum dikenal dan
penuh ketidakpastian yang selalu berubah-ubah. Dalam memikirkan
perencanaan dakwah masa datang, jangan hanya hendaknya mengisi daftar
keinginan belaka.
Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam rangka forecasting
diperlukan adanya kemampuan untuk lebih jeli di dalam memperhitungkan
26
dan memperkirakan kondisi objektif kegiatan dakwah di masa datang,
terutama lingkungan yang mengitari kegiatan dakwah, seperti keadaan
sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan yang mempunyai pengaruh (baik
langsung maupun tidak langsung) pada setiap pelaksanaan dakwah.
Dalam kerangka forecasting ini, berbagai tindakan yang perlu
diperhatikan adalah:
1) Evaluasi keadaan
Hal ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan rencana dakwah
yang lalu terwujud. Dari hasil telaah dan penelitian itu, maka dapat
diketahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaannya. Dari situ dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga
memerlukan tindak lanjut perbaikan di masa datang (Hafidhuddin,
2001: 192).
2) Membuat Perkiraan-perkiraan
Langkah ini dilakukan berdasarkan kecenderungan masa lalu,
dengan bertolak pada asumsi; kecenderungan masa lalu diproyeksikan
pada masa yang akan datang, peristiwa yang terjadi berulang-ulang
pada masa datang, menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa
yang lain. Bertolak dari asumsi di atas, maka diperlukan hal-hal
sebagai berikut;
a) Pendekatan ekstrapolasi; yaitu perluasan data di luar data yang
tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang
tersedia. (KBBI, 2001: 222).
27
b) Pendekatan normatif; yaitu pendekatan yang berpegang teguh
pada norma atau kaidah yang berlaku (KBBI, 2001: 618).
c) Pendekatan campuran.
3) Menetapkan sasaran/tujuan
4) Merumuskan berbagai alternatif
5) Memilih dan menetapkan alternatif
6) Menetapkan rencana
b. Objectives
Objectives diartikan sebagai tujuan. Sedangkan yang dimaksud
dengan tujuan adalah nilai-nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh
seseorang atau badan usaha. Untuk mencapai nilai-nilai itu dia bersedia
memberikan pengorbanan atau usaha yang wajar agar nilai-nilai itu,
terjangkau (Davis, 1951: 90).
Penyelenggaraan dakwah dalam rangka pencapaian tujuan,
dirangkai ke dalam beberapa kegiatan melalui tahapan-tahapan dalam
periode tertentu. Penetapan tujuan ini merupakan langkah kedua sesudah
forecasting. Hal ini menjadi penting, sebab gerak langkah suatu kegiatan
akan diarahkan kepada tujuan. Oleh karena itu, ia merupakan suatu
keadaan yang tidak boleh tidak harus menjadi acuan pada setiap
pelaksanaan dakwah.
Tujuan tersebut harus diarahkan pada sasaran dakwah yang telah
dirumuskan secara pasti dan menjadi arah bagi segenap tindakan yang
dilakukan pimpinan. Tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk target atau
28
sasaran kongkrit yang diharapkan dapat dicapai (Muchtarom, 1996: 41 –
42). Sasaran dakwah tersebut harus diperjelas secara gamlang guna
mengetahui kondisi sasaran yang diharapkan, wujud sasaran tersebut
berbentuk individu maupun komunitas masyarakat (Hafidhuddin, 2001:
184 – 185).
c. Mencari berbagai tindakan dakwah
Tindakan dakwah harus relevan dengan sasaran dan tujuan
dakwah, mencari dan menyelidiki berbagai kemungkinan rangkaian
tindakan yang dapat diambil, sebagai tindakan yang bijaksana.
Tindakan dakwah harus singkron dengan masyarakat Islam,
sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan. Ketidaksingkronan dalam
menentukan isi dakwah dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
pribadi muslim (Hafidhuddin, 2001: 189 – 190).
Oleh karena itu jika sudah ditemukan berbagai alternatif tindakan,
maka perencana harus menyelidiki berbagai kemungkinan yang dapat
ditempuh, dalam arti bahwa perencana harus memberikan penilaian
terhadap kemungkinan tersebut. Pada tiap-tiap kemungkinan tersebut,
harus diperhitungkan untung ruginya dengan mempertimbangkan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Hal ini menjadi dasar pengambilan
keputusan.
d. Prosedur kegiatan
Prosedur adalah serentetan langkah-langkah akan tugas yang
berkaitan, ia menentukan dengan cara-cara selangkah demi selangkah
29
metode-metode yang tepat dalam mengambil kebijakan (Terry dan Rue,
1972: 69).
Prosedur kegiatan tersebut merupakan suatu gambaran mengenai
sifat dan metode dalam melaksanakan suatu pekerjaan, atau dengan kata
lain, prosedur terkait dengan bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.
e. Penjadwalan (Schedul)
Schedul merupakan pembagian program (alternatif pilihan)
menurut deretan waktu tertentu, yang menunjukkan sesuatu kegiatan harus
diselesaikan. Penentuan waktu ini mempunyai arti penting bagi proses
dakwah. Dengan demikian, waktu dapat memicu motivasi. (SP. Siagian,
1996: 11)
Untuk itu perlu diingat bahwa batas waktu yang telah ditentukan
harus dapat ditepati, sebab menurut Drucker semakin banyak menghemat
waktu untuk mengerjakan pekerjaan merupakan pekerjaan profesional
(Drucker, 1986: 41).
f. Penentuan lokasi
Penentuan lokasi yang tepat, turut mempengaruhi kualitas tindakan
dakwah. Oleh karena itu, lokasi harus dilihat dari segi fungsionalnya dari
segi untung ruginya, sebab lokasi sangat terkait dengan pembiayaan,
waktu, tenaga, fasilitas atau perlengkapan yang diperlukan. Untuk itulah
lokasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka
perencanaan dakwah.
30
g. Biaya
Setiap kegiatan memerlukan biaya, kegiatan tanpa ditunjang oleh
dana yang memadai, akan turut mempengaruhi pelaksanaan dakwah. Pusat
Dakwah Islam Indonesia memberikan defenisi tentang dana dakwah, yaitu
segala tenaga atau modal uang peralatan yang dapat dipergunakan dalam
kegiatan dakwah (Forum Dakwah, 1971: 306). Batasan tersebut meliputi
segala perbendaharaan yang bernilai material yang dapat dimanfaatkan
sebagai sarana dalam pelaksanaan dakwah. Perintah berkorban dengan
harta didahulukan dari pada berkorban dengan jiwa, karena dana sangat
dibutuhkan baik di waktu damai maupun di waktu perang (Forum
Dakwah, 1971: 306).
Pernyataan tersebut sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-
Taubah (9:41):
الِكُموواْ بِأَماهِدجبِيلِ االلهِوفِي س أَنفُسِكُمو مإِن كُنت لَّكُم ريخ ذَلِكُم )41:التوبة( تعلَمونَ
Artinya: Dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. al-Taubah: 41)
2.2.2. Fungsi Pengorganisasian Dakwah
Pengorganisasian merupakan proses pengelompokan kegiatan-kegiatan
untuk mencapai tujuan-tujuan dan penegasan kepada setiap kelompok dari
seorang manejer. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan
mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia.
31
Gumur merumuskan organizing ke dalam pengelompokan dan
pengaturan orang untuk dapat digerakkan sebagai satu kesatuan sesuai dengan
rencana yang telah dirumuskan, menuju tercapainya tujuan yang ditetapkan
(Gumur, 1975: 23). Sedangkan Fayol (1949: 53) menyebutkan sebagai to
organize a bussiness is to provide it with everything useful to its fungsioning,
raw materials, tools, capital, personal.
Fayol melihat bahwa organisasi merupakan wadah pengambilan
keputusan terhadap segala kesatuan fungsi seperti bahan baku, alat-alat
kebendaan, menyatukan segenap peralatan modal dan personil (karyawan).
Baik Gumur maupun Fayol sama-sama melihat bahwa organizing
merupakan pengelompokan orang-orang dan alat-alat ke dalam satu kesatuan
kerja guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
mengenai wujud dari pelaksanaan organizing adalah tampaknya kesatuan
yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisasi yang
sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Proses organizing ini tergambar di dalam QS. Ali Imran (3:103):
)103: آل عمران...( جمِيعاً ولاَ تفَرقُواْبِحبلِ االلهِواعتصِمواْ
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai. (QS. Ali Imran: 103).
Berdasarkan dari uraian di atas, maka terlihat adanya tiga unsur
organizing yaitu:
a. Pengenalan dan pengelompokan kerja
32
b. Penentuan dan pelimpahan wewenang serta tanggung jawab.
c. Pengaturan hubungan kerja.
Setelah adanya gambaran pengertian pengorganisasian sebagaimana
telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pengorganisasian dakwah
sebagai rangkaian aktivitas dalam menyusun suatu kerangka yang menjadi
wadah bagi segenap kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan
mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan
menyusun jalinan hubungan kerja di antara satuan-satuan organisasi
(Mahmuddin, 2004: 32).
Pengorganisasian dakwah dapat dirumuskan sebagai rangkaian
aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap
kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokkan
pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun hubungan
kerja di antara satuan-satuan organisasi atau petugasnya (Shaleh, 1977: 88).
Muchtarom (1997: 15) menyebutkan bahwa organisasi dakwah adalah alat
untuk pelaksanaan dakwah agar mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Mengorganisir dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan
tenaga ke dalam suatu kerangka struktur tertentu, sehingga kegiatan dakwah
dapat tercapai sesuai rencana.
Pelaksanaan dakwah dapat berjalan secara efisien dan efektif serta
tepat sasaran, apabila diawali dengan perencanaan yang diikuti dengan
pengorganisasian. Oleh karena itu, pengorganisasian memegang peranan
penting bagi proses dakwah. Sebab dengan pengorganisasian, rencana dakwah
33
akan lebih mudah pelaksanaannya, mudah pengaturannya bahkan
pendistribusian tenaga muballig dapat lebih mudah pengaturannya. Hal ini
didasarkan pada adanya pengamalan dan pengelompokan kerja, penentuan dan
pelimpahan wewenang dan tanggungjawab ke dalam tugas-tugas yang lebih
rinci serta pengaturan hubungan kerja kepada masing-masing pelaksana
dakwah.
Adapun tujuan diperlukannya pengorganisasian dakwah yang pada
hakekatnya adalah untuk mengemban tujuan dakwah itu sendiri, dapat
dirumuskan sebagai suatu kegiatan bersama untuk mengaktualisasikan nilai-
nilai dan ajaran Islam dalam bentuk amar ma'ruf nahi mungkar dan amal saleh
dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, berkeluarga dan
bermasyarakat, sehingga mewujudkan masyarakat yang baik, sejahtera lahir
dan batin dan berbahagia di dunia dan di akhirat (Muchtarom, 1997: 18 – 19).
Dari dasar tujuan pengorganisasian dakwah tersebut akan membawa pada
suatu kenyataan hidup dengan dakwah yang lebih menyentuh kehidupan
masyarakat, sebagai akibat dari pengorganisasian dakwah yang tepat. Seiring
dengan lebih maju dan berkembangnya ilmu administrasi, manajemen dan
organisasi, dan dengan pendekatan yang digunakannya serta sarana dengan
rasionalitas manusia, maka organisasi pun merupakan suatu sistem yang
rasional pula. Pertimbangan itulah yang dijadikan dasar untuk membentuk
organisasi. Rasionalitas yang digunakan dalam menciptakan dan menjalankan
roda organisasi juga sejalan dengan pengorganisasian dakwah yaitu:
34
(1) Efektifitas
Penyelenggaraan dakwah hanya dapat dilaksanakan secara efektif,
apabila dilakukan pengorganisasian. Oleh karena itu, efektifitas menjadi
alasan utama bagi pembentukan organisasi, karena eksistensi organisasi
menjamin untuk dapat mengemban misinya.
(2) Efisiensi
Sumber daya dan dana merupakan modal utama dalam
menjalankan, roda organisasi. Oleh karena itu, penggunaannya selalu
berorientasi pada efisiensi. Organisasi dakwah hams mampu menjalankan
prinsip efisiensi berdasarkan kebutuhan bukan berdasarkan keinginan.
(3) Produktifitas
Pelaksanaan dakwah yang berdasar pada prinsip efektifitas dan
efesiensi akan membuahkan pelaksana dakwah yang lebih produktif.
Dalam arti bahwa meningkatkan efisiensi kerja sangat terkait dengan
peningkatan produktifitas.
(4) Rasionalisasi
Apabila ditinjau dari segi pendekatan kesisteman, maka sasaran
rasionalitas mencakup seluruh proses administrasi, manajemen dan
variabel-variabel organisasional.
(5) Departementalisasi
Departementalisasi menghendaki adanya spesialisasi. Dalam
kegiatan dakwah pun menghendaki spesialisasi tugas, sehingga
pelaksanaan dakwah betul-betul merupakan suatu kerja profesi.
35
(6) Fungsionalisasi
Fungsionalisasi dalam tugas-tugas dakwah memerlukan adanya
suatu satuan kerja yang secara fungsional paling bertanggungjawab atas
terlaksananya kegiatan tertentu dan atas terpecahkannya masalah-masalah
tertentu yang mungkin terjadi.
(7) Spesialisasi
Spesialisasi menghendaki kerja secara profesional. Dengan adanya
beberapa spesialisasi membawa dampak pada tingkat kualitas dan mutu
kegiatan dakwah.
(8) Hirarki wewenang
Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab akan
membawa kinerja yang lebih tinggi, sebab bila terjadi ketidak-
seimbangan, akan cenderung seseorang bertindak otoriter yang berlebihan
bahkan, akan ragu-ragu dalam pengambilan keputusan.
(9) Pembagian tugas
Pembagian tugas kepada segenap pelaksana dakwah memerlukan
kecermatan dan ketelitian, oleh karena itu, prinsip keadilan (dalam arti
luas) perlu diterapkan, di samping prinsip fungsionalisasi. Dengan prinsip
tersebut akan memicu kerja yang seimbang.
(10) Dokumentasi dan arsip tertulis
Suatu organisasi bukanlah milik pribadi atau orang perorang, yang
sewaktu-waktu dapat berpindah tangan. Keadaan seperti itu, maka
dokumentasi dan arsip sangat diperlukan.
36
(11) Tata cara dan hubungan kerja
Seperti layaknya setiap organisasi, maka hubungan kerja antara
yang satu dengan yang lainnya memiliki tata aturan yang berlaku.
(12) Koordinasi
Salah satu yang memicu kegagalan dalam merealisasikan suatu
rencana dengan pengorganisasian yang rapi adalah koordinasi. Terjadinya
berbagai ketidaklancaran suatu program dan terjadinya tumpang tindih
kegiatan banyak disebabkan karena tidak berfungsinya koordinasi (S.P.
Siagian, 1986: 93 – 98).
Sistem rasionalisasi pengorganisasian dakwah dengan pendekatan
kesisteman seperti telah diutarakan di atas, akan membawa pada
rasionalisasi pelaksanaan dakwah memberikan dampak positif dan
manfaat ganda.
2.2.3. Fungsi Penggerakan Dakwah
Pengertian penggerakan adalah seluruh proses pemberian motivasi
kerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mampu bekerja
dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan
ekonomis (Munir dan Ilaihi, 2006: 139). Menurut Shaleh (1977: 112) setelah
rencana dakwah ditetapkan, begitu pula setelah kegiatan-kegiatan dalam
rangka pencapaian tujuan itu dibagi-bagikan kepada para pendukung dakwah,
maka tindakan berikutnya dari pimpinan dakwah adalah menggerakkan
mereka untuk segera melaksanakan kegiatan-kegiatan itu, sehingga apa yang
37
menjadi tujuan dakwah benar-benar tercapai. Tindakan pimpinan
menggerakkan para pelaku dakwah itu disebut "penggerakan" (actuating)
Inti kegiatan penggerakan dakwah adalah bagaimana menyadarkan
anggota suatu organisasi untuk dapat bekerjasama antara satu dengan yang
lain (Mahmuddin, 2004: 36). Menurut SP. Siagian (1986: 80) bahwa suatu
organisasi hanya bisa hidup apabila di dalamnya terdapat para anggota yang
rela dan mau bekerja-sama satu sama lain. Pencapaian tujuan organisasi akan
lebih terjamin apabila para anggota organisasi dengan sadar dan atas dasar
keinsyafannya yang mendalam bahwa tujuan pribadi mereka akan tercapai
melalui jalur pencapaian tujuan organisasi. Kesadaran merupakan tujuan dari
seluruh kegiatan penggerakan yang metode atau caranya harus berdasarkan
norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dapat diterima oleh masyarakat.
Kesadaran yang muncul dari anggota organisasi terutama kaitannya
dengan proses dakwah, maka dengan sendirinya telah melaksanakan fungsi
manajemen. Penggerakan dakwah merupakan lanjutan dari fungsi
perencanaan dan pengorganisasian, setelah seluruh tindakan dakwah dipilah-
pilah menurut bidang tugas masing-masing, maka selanjutnya diarahkan pada
pelaksanaan kegiatan. Tindakan pimpinan dalam menggerakkan anggotanya
dalam melakukan suatu kegiatan, maka hal itu termasuk actuating.
Unsur yang sangat penting dalam kegiatan penggerakan dakwah
setelah unsur manusia, sebab manusia terkait dengan pelaksanaan program.
Oleh karena itu, di dalam memilih anggota suatu organisasi dan dalam meraih
sukses besar, maka yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mendapatkan
38
orang-orang yang cakap. Dengan mendapatkan orang-orang yang cakap
berarti akan memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah.
Tindakan untuk menggerakkan manusia oleh Panglaykim (1981: 39 –
40) disebut dengan leadership (kepemimpinan), perintah, instruksi,
communication (hubung menghubungi), conseling (nasihat).
2.2.4. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi Dakwah
Pengendalian berarti proses, cara, perbuatan mengendalikan,
pengekangan, pengawasan atas kemajuan (tugas) dengan membandingkan
hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha (kegiatan) dengan
hasil pengawasan (KBBI, 2002: 543).
Pengertian pengendalian menurut istilah adalah proses kegiatan untuk
mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk diperbaiki dan
mencegah terulangnya kembali kesalahan itu, begitu pula mencegah sebagai
pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang telah ditetapkan (Rahman,
1976: 99).
Pengawasan mencakup mengevaluasi pelaksanaan kerja dan jika perlu
memperbaiki apa yang sedang dikerjakan untuk menjamin tercapainya hasil-
hasil menurut rencana. Mengevaluasi pelaksanaan kerja merupakan kegiatan
untuk meneliti dan memeriksa pelaksanaan tugas-tugas perencanaan semula
betul-betul dikerjakan sekaligus until) mengetahui terjadinya penyimpangan,
penyalahgunaan, kebocoran, kekurangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya
(Mahmuddin, 2004: 40).
39
Pengendalian atau pengawasan yang dilakukan sering disalah artikan
untuk sekedar mencari-cari kesalahan orang lain. Padahal sesungguhnya
pengendalian atau pengawasan ialah tugas untuk mencocokkan program yang
telah digariskan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Pengendalian terhadap pelaksanaan dakwah diperlukan untuk dapat
mengetahui tugas-tugas dakwah yang dilaksanakan oleh para pelaksana
dakwah, tentang bagaimana tugas itu dilaksanakan, sejauh mana
pelaksanaannya, penyimpangan yang terjadi. Oleh karena itu, dengan
pengendalian dakwah dapat diambil tindakan pencegahan terhadap
kemungkinan adanya penyelewengan (Mahmuddin, 2004: 40).
2.3. Prinsip-Prinsip Manajemen Dakwah
Prinsip-prinsip manajemen dapat digunakan sebagai pelindung dan
pencegah terhadap kekeliruan yang fatal yang bisa terjadi dalam kegiatan
teknikal maupun manajerial. Mengingat prinsip manajemen bersifat luwes dan
bukan mutlak, hal ini dapat dimanfaatkan terlepas dari kondisi yang beruabah
dan situasi khusus (Winardi, 2000: 62).
Fayd berpendapat ada empat belas prinsip yang hendak dilakukan oleh
organisasi, yaitu :
a. Pembagian kerja (division of work).
Hal ini berhubungan dengan spesialisasi pekerjaan, di mana
individu senantiasa menghadapi pekerjaan yang sama. Pembagian kerja
dapat diterapkan baik terhadap pekerjaan teknikal maupun pekerjaan
manajerial.
40
b. Otoritas dan tanggung jawab (authority and responsibility)
Otoritas atau kekuasaan merupakan hak untuk memberikan
perintah-perintah dan untuk ditaati. Tanggung jawab merupakan
pelengkap otoritas suatu tahapan alamiah dan bagian yang senantiasa
muncul, apabila orang melaksanakan otoritas.
c. Disiplin (discipline).
Disiplin sebagai ketaatan, penerapan, energi, dan respek antara
pihak majikan dan para manajerial.
d. Kesatuan perintah (unity of command)
Prinsip ini berarti bahwa seorang individu harus menerima
perintah hanya dari seorang atasan saja. Apabila perintah tersebut
dilanggar, maka otoritas digerogoti dan disiplin tidak dapat ditegakkan
lagi, stabilitas mendapatkan ancaman.
e. Kesatuan arah (unity of direction).
Masing-masing kelompok aktifitas dengan sasaran sama harus
mempunyai satu pimpinan dan satu rencana.
f. Asas kepentingan umum diatas kepentingan pribadi (subordination of
individual interest into general interest).
Prinsip ini pada hakikatnya menyatakan bahwa apabila
kepentingan individual dan kepentingan organisasi berbenturan, maka
kepentingan organisatoris harus diutamakan.
41
g. Imbalan untuk personil (remuneration of personal).
Imbalan untuk jasa-jasa yang diberikan oleh para pekerja harus
adil dan memuaskan baik bagi para karyawan maupun pimpinan.
h. Sentralisasi (centralization).
Sentralisasi merupakan keadaan yang umumnya terdapat pada
organisme-organisme dan organisasi-organisasi.
i. Rantai skala (the scalar chain).
Suatu rantai atasan dapat dijumpai pada organisasi-organisasi yang
mencakup otoritas puncak kebawah melalui tingkatan-tingkatan yang
menurun hingga jajaran terendah.
y. Keteraturan (order).
Menempatkan sesuatu pada tempatnya merupakan keteraturan
yang mengarah kepada keteraturan social, dimana para pekerja berada
pada tempat mereka mendapatkan tugas.
k. Keadilan (equity).
Para karyawan harus diperlakukan dengan ramah dan secara adil
serta adanya loyalitas yang tinggi.
l. Stabilitas personalia (stability of tenure of personal).
Kondisi organisasi membutuhkan waktu cukup lama untuk
mempelajari tugas-tugas dan pekerjaan karena kondisi demikian
dihadapkan pada timbulnya problem-problem yang tidak terduga.
m. Inisiatif (initiative).
Dalam menyusun rencana dan mengupayakan keberhasilan suatu
42
pekerjaan berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki, dan hal ini
senantiasa akan memunculkan inisiatif yang baru.
n. Jiwa korps (esprit de corps).
Harmoni antara personalia dalam organisasi merupakan sumber
kekuatan yang dahsyat. Kerja sama antar personalia dapat dicapai melalui
komunikasi dengan menekankan kontak verbal dimana hal tersebut
dimungkinkan (Winardi, 2000: 424-426).
Dari keseluruhan prinsip-prinsip manajemen tersebut sangat
membantu dalam pekerjaan manajerial dalam bidang apapun. Maka dalam
kegiatan dakwah prinsip-prinsip di atas digunakan sesuai dengan keadaan
dan tujuan dalam bidang penggarapan dakwah melalui organisasi yang
disusun.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN JAMA'AH PASRAH
3.1. Gambaran Umum Yayasan Jama'ah Pasrah
3.1.1. Letak Geografis Yayasan Jama’ah Pasrah
Yayasan jamaah pasrah secara geografis terletak di desa
Kembang Rt 3 Rw I Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati atau lebih
tepatnya di Jl. Raya Tayu Puncel Km 10 Kembang Dukuhseti
Kabupaten Pati Jawa Tengah dengan batas – batas administrasi
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Dukuhseti
Sebelah Selatan : Desa Puncel
Sebelah Barat : Desa Bayutawa
Sebelah Timur : Desa Grogolan
3.1.2. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya
Yayasan Jamaah Pasrah didirikan pada hari Rabu Kliwon
tanggal 19 Desember 2000 bertepatan dengan tanggal 24 Syawal 1421
H. bertempat di Desa Kembang RT. 03 RW. I Kec. Dukuhseti Kab.
Pati. Yayasan Jamaah Pasrah akan senantiasa memperoleh semangat
kultural dan spiritual yang berakar dari nilai-nilai budaya yang luhur
dari kandungan nilai-nilai al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW
sehingga menjadi masyarakat yang berkepribadian tangguh dan teguh
dalam memperjuangkan nasib anak yatim dan fakir miskin (Dokumen
44
Santunan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Yayasan Jama'ah Pasrah,
2006 – 2007: 1).
Sesuai dengan rapat pengurus dan anggota Yayasan Jamaah
Pasrah bersepakat untuk mengembangkan kegiatan Jamaah dalam
naungan Badan Hukum. Pada tanggal 7 April 2004, segenap pengurus
mengajukan Badan Hukum Yayasan ke notaris Ahmad Firdenan , SH.
Akhirnya keluar SK. Menkeh dan Ham RI No. C.231 HT.01.02 TH.
2004 Tanggal 12 Met 2004.
Berdasarkan surat keputusan Direktorat Jendral Pajak
Departemen Keuangan RI No. PEM-pe75/WPJ.10/KP.0903/2004
tanggal 22 April 2004 keluarlah NPWP: 02.324.588.9-507.000,
Klasifikasi lapangan usaha Organisasi Keagamaan, pada tanggal 13
Desember 2005 telah mendapat Surat Ijin Operasional Organisasi
Sosial/Lembaga Swadaya Masyarakat Penyelenggara Kegiatan Usaha
Kesejahteraan Sosial dengan nomor: 686/ORSOS/XII.2005
tipe/klasifikasi: Tipe D. dari Dinas Kesejahteraan Sosial Propinsi Jawa
Tengah (Dokumen Santunan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Yayasan
Jama'ah Pasrah, 2006 – 2007: 1).
3.1.3. Visi dan Misi Yayasan Jama’ah Pasrah
Yayasan ini beraqidah Islam Ahlus Sunnah Waljama'ah dan
mengikuti salah satu madzhab empat yaitu madzhab Syafi'i. Madzab
Syafi’i adalah aliran fiqih hasil dari ijtihad Imam Asy-Syafi’i yang
disimpulkannya dari al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW.
45
Madzab ini mulai muncul di Mekah melalui halaqah
pengajiannya di Masjidil Haram, kemudian berkembang di Iraq dan
seterusnya di Mesir ketika pendirinya berdomisili di negeri-negeri
tersebut. Kemudian madzab ini dikembangkan oleh beberapa ulama
terkenal, di antaranya: Abu Ishaq al-Fairuzzabadi (476 H), Abu Hamid
al-Ghazali (505 H), Abdul Qasim Ar-Rafi’i (623 H), Izuddin Ibn
Abdis Salam (660 H), Muhyiddin an-Nawawi (676 H), Ibnu Daqiqil Id
(702 H)
Yayasan Jama'ah Pasrah berdasarkan Pancasila. Lambang
Yayasan Jama'ah Pasrah adalah gambar gunung yang menjulang tinggi
di atasnya ada bintang sembilan yang tengah besar, di bawah gunung
ada empat perahu yang berlayar di pantai, di bawahnya ada tulisan
Pasrah berhuruf besar (Dokumen Santunan Yatim Piatu dan Fakir
Miskin Yayasan Jama'ah Pasrah, 2006 – 2007: 1).
Yayasan Jama'ah Pasrah mempunyai visi misi yaitu:
1. Menghimpun dana dengan berbagai usaha yang halal guna untuk
menyantuni Yatim Piatu, Fakir Miskin dan kaum du'afa'
2. Berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnah
Waljama'ah dan menganut salah satu Madzab empat di dalam
wadah Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945
3. Membantu dan mendorong suksesnya pembangunan Nasional di
bidang kesejahteraan yatim piatu, fakir miskin dan kaum du'afa'
46
sebagai pengamalan Pancasila demi terwujudnya kesejahteraan
lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridloi Allah
SWT (Dokumen Santunan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Yayasan
Jama'ah Pasrah, 2006 – 2007: 29).
3.2. Aplikasi Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah dalam Pengembangan
Yayasan Jama'ah Pasrah
Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
Yayasan Jamaah Pasrah memiliki program kerja yang diklasifikasikan
sebagai berikut:
3.2.1. Fungsi Perencanaan (Planning) Dakwah
Pelaksanaan perencanaan di Yayasan Jamaah Pasrah adalah
sebagai berikut :
What : Yaitu kegiatan berupa program kerja jangka pendek dan
jangka panjang.
When : - Program jangka panjang dilaksanakan selama Yayasan
Jamaah Pasrah berdiri.
- Program jangka pendek dilaksanakan:
• Pemberian santunan pada anak yatim piatu dan fakir
miskin dilaksanakan dalam jangka waktu 1 tahun
sekali pada 10 Muharram, serta kegiatan ziarah
dilaksanakan setahun sekali setiap pertengahan tahun
antara bulan juni - juli.
47
• Kegiatan rutin keagamaan pengajian selasa kliwon dan
rabu kliwon dilaksanakan setiap jatuhnya hari selasa
kliwon dan rabu kliwon.
Why : Kegiatan program kerja perencanaan yaitu jangka pendek
maupun jangka panjang dilaksanakan karena merupakan
salah satu program wajib dari Yayasan Jamaah Pasrah
selain itu sebagai peningkatan mutu kualitas dan kwantitas
keagamaan pengurus ataupun anggota.
Who : Program kerja yang terdapat pada kegiatan perencanaan
dilaksanakan oleh seluruh pengurus dan anggota di
Yayasan Jamaah Pasrah.
How : Kegiatan perencanaan dilaksanakan dengan cara
membentuk pengurus pengajian selasa kliwon / rabu
kliwon, panitia pemberian santunan dan panitia ziarah.
Rencana kerja yang dibuat oleh Yayasan Jama'ah Pasrah berupa
program kerja sebagai berikut:
1. Program Jangka Panjang
a. Bidang Sosial
1. Lembaga formal dan non formal
2. Panti asuhan, panti jompo dan panti wreda
3. Rumah sakit, poliklinik dan laboratorium
4. Pembinaan olah raga
5. Penelitian di bidang ilmu pengetahuan
48
6. Studi banding
b. Bidang Kemanusiaan
1. Memberi bantuan kepada korban bencana alam
2. Memberi bantuan kepada pengungsi akibat perang
3. Memberi bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan yatim
piatu
4. Mendirikan dan menyelenggarakan rumah singgah dan rumah
duka
5. Memberikan perlindungan konsumen
6. Melestarikan lingkungan hidup
c. Bidang Keagamaan
1. Mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan keagamaan
khusus:
- TK/TPQ
- Madrasah Diniyah
- Madrasah Tsanawiyah
- Madrasah Aliyah
- Pondok Pesantren
2. Mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan umum yang
Islami.
Kegiatan program jangka panjang di yayasan jama’ah pasrah
belum terealisir sepenuhnya karena masih dalam tahap tertulis hal ini
menimbang dana anggaran yang belum mencukupi tahap realisasi
49
2. Program Jangka Pendek
a) Melaksanakan kegiatan santunan Yatim Piatu dan Dhu'afa
dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram dan memberikan
santunan pada yatim piatu dan fakir miskin menjelang hari raya
Idul Fitri dan juga merencanakan pemberian bantuan makanan
kepada yatim piatu dan fakir miskin. Kegiatan menyantuni
anak yatim piatu, fakir miskin serta kaum dhuafa’ tersebut telah
mendapat surat izin dari pemerintah propinsi jawa tengah
no686/ORSOS/XII2008 dengan masa berlaku kegiatan tanggal
13 Desember 2005 sampai 13 Desember 2008, Pelaksanaan
do’a bersama dan santunan dilaksanakan pada Hari Minggu
tanggal 28 januari 2007 yang diketuai oleh Bp Samsu A.Md
yang bertempat di halaman rumah Bp Amar Ma’ruf, santunan
di berikan kepada 152 anak yatim dan 43 fakir miskin dengan
total biaya Rp 23. 500.000.00 dengan rincian:
a Santunan yatim piatu 152 anak berupa uang (@ 152 x Rp
100.000 ) dengan total Rp 15.200.000
b Santunan kepada fakir miskin 43 Orang berupa uang (@
43 x Rp 50.000) dengan total Rp 2.150.000 dan santunan
berupa beras (@ 43 x 50.000) dengan total 2.150.000.
c Biaya pelaksanaan do’a bersama dan pengajian sebesar Rp
4.000.000
50
Data Anak-Anak Yatim dengan Identitasnya
No. Nama Umur F Jenis Kelamin
Alamat Wali
1. 2. 3. 4. 5. 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Sulistiawati Lian Dewi S Novita Winda Putri Yuli Siti Alfiah Umabaryati Alvi Desi Arisa Ayu Yuli Suroso Dewi W. A. Junaidi Alwi M Nurul Insan Kholis Nur Rista Ali Ridwan Abdul Azizi Purwati Dewi Lestari Arif W. M.Iwan Gianti Suyanto Suwigyo Nur Kholis Sono Solikul Huda Sofiul Anwar Agus S. Suwadi A.Zaeni Pujiati Suntiati Ali Wahyudi Hariyanto Ruwanto Uswatun Kuncoro Wahyudi
1-3th
4-6 th
7-9 th
6 8 14
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-Laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki
Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti
Paijan Paijan Paisah Parsi Laseni Parsiah Supatmi Parsiah Senawi Ngatini Sunawi Suyati Sunawi Satini Juwariyah Lasemi Senawi Rasemi Parseh Sumiati Sukimah Darmini Suwarseh Kholifah Waguyah Tarmi Wage Hasanah Mutiah Supini Hono Tarmi Sutikno Sutikno Ngantui Karsono Sukarseh Senawi Pamadi Suyati Sukijah Leginah
51
43 44 45 46 47 48 49 50
Mad Hartono Suntianti Unifah Dewiningsih Anirrohah Kuriyah Aiyin Sunti
10-12 th
22
Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti Dukuhseti
Sofiyah Muhiyi Ruba'i Juwariyah Nafiatin Hono Paijah Ngarni
Data Fakir Miskin Dan Dhuafa'
Alamat No. Nama Umur Jenis kelamin Desa Rw Rt
1 Narti 60 Perempuan Dukuhseti IV 2 2 Warni 55 Perempuan Dukuhseti IV 2 3 Ngadinah 60 Perempuan Dukuhseti IV 3 4 Parsih 66 Perempuan Dukuhseti I 3 5 Paini Ramen 60 Perempuan Dukuhseti IV 6 6 Kesi 67 Perempuan Dukuhseti IV 6 7 Lasirah 81 Perempuan Dukuhseti IV 6 8 Wakini 62 Perempuan Dukuhseti IV 6 9 Tasmi 67 Perempuan Dukuhseti IV 6 10 Jasmi 79 Perempuan Dukuhseti IV 5 11 Sunti 63 Perempuan Dukuhseti IV 7 12 Rupi 65 Perempuan Dukuhseti IV 7 13 Sukarseh 68 Perempuan Dukuhseti I 3 14 Sulaseh 67 Perempuan Dukuhseti I 3 15 Darni 66 Perempuan Dukuhseti I 3 16 Rupi 71 Perempuan Dukuhseti I 4 17 Mijomo 50 Perempuan Dukuhseti IV 2 18 Seni 70 Perempuan Dukuhseti IV 7 19 Jami 71 Perempuan Dukuhseti III 2 20 Kami 61 Perempuan Kembang I 1 21 Karditomo 71 Laki-laki Kembang I 1 22 Sarijan 68 Laki-laki Kembang I 4 23 Kasnadi 69 Laki-laki Kembang I 4 24 Wito 71 Laki-laki Kembang I 4 25 Sadiman 73 Laki-laki Kembang I 4 26 Parnadi 74 Laki-laki Kembang I 1 27 Sarisih 61 Perempuan Kembang I 8 28 Karmijah 72 Perempuan Kembang I 1 29 Ngasinah 69 Perempuan Kembang I 7 30 Solikati 55 Perempuan Kembang I 6
52
31 Usman 82 Laki-laki Kembang I 3 32 Suminah 47 Perempuan Kembang I 6 33 Ruki 53 Perempuan Kembang I 6 34 Saini 67 Perempuan Kembang I 3 35 Supeni 47 Perempuan Kembang I 1 36 Sukinah 59 Perempuan Kembang I 2 37 Kasini 61 Perempuan Kembang I 2 38 Patemi 63 Perempuan Kembang I 2 39 Ngadimah 67 Perempuan Kembang I 2 40 Patmi 47 Perempuan Kembang I 1 41 Jumini 44 Perempuan Kembang I 1 42 Pariman 62 Laki-laki Kembang I 7 43 Parni 65 Perempuan Kembang II 2
b) Melaksanakan kegiatan rutin keagamaan yang dilaksanakan:
• Hari Selasa Kliwon
Pada hari tersebut kegiatan ini dilaksanakan secara rutin,
adapun isi kegiatan ini antara lain manaqiban, tahlilan,
pembacaan berjanji dan pelaksanaannya dilaksanakan di
rumah Pembina yaitu Bp. Amar Ma’ruf, adapun yang
menghadiri kegiatan ini adalah semua pengurus yayasan
jama’ah pasrah
• Hari Rabu Kliwon
Pada hari Rabu Kliwon yayasan jama’ah pasrah
melaksanakan kegiatan tahlilan adapun tempat
pelaksanaannya yaitu dari rumah ke rumah semua
pengurus yayasan atau dengan kata lain di rolling
c) Mengadakan kegiatan ziarah
Kegiatan ziarah ini telah terlaksana secara rutin yaitu
satu tahun sekali, kegiatan ini dilaksanakan pada setiap
53
pertengahan tahun yaitu setiap tanggal 12 Juli. Ziarah
dilaksanakan dari propinsi jawa timur sampai dengan propinsi
jawa barat dan Bertujuan untuk mengunjungi makam Wali
Sango yang ada di pulau jawa dengan mengadakan tahlilan dan
do’a bersama
Tujuan Yayasan Jama'ah Pasrah berdasarkan anggaran dasar
sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dengan berbagai usaha yang halal guna
menyantuni yatim piatu, fakir miskin dan kaum du'afa'
2. Berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnah Waljama'ah
dan menganut salah satu madzhab empat di dalam wadah Negara
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
3. Membantu dan mendorong suksesnya pembangunan Nasional di
bidang kesejahteraan yatim piatu, fakir miskin dan kaum du'afa'
sebagai pengamalan Pancasila demi terwujudnya kesejahteraan lahir
dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridloi Allah SWT.
Yayasan Jama'ah Pasrah bersifat keagamaan, kemasyarakatan
dan berwatak sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Yayasan
Jama'ah Pasrah berusaha:
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan yatim
piatu, fakir miskin dan kaum du'afa' dalam meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara serta mengamalkan ajaran Islam Ahlus
Sunnah Waljama'ah.
54
2. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan
mutu pendidikan, pengetahuan, wawasan serta ketrampilan anggota
Jamaah Pasrah dalam rangka berpartisipasi terhadap pembangunan
nasional
3. Meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan organisasi-
organisasi lain yang tidak bertentangan dengan asas dan aqidah
Yayasan Jamaah Pasrah
4. Mengembangkan usaha produktif untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota dan masyarakat (Wawancara dengan Bapak Syamsu Amd
sebagai Ketua Yayasan Jama'ah Pasrah, tanggal 5 Januari 2008).
Yayasan Jama'ah Pasrah secara umum bertujuan memberlakukan
ajaran Islam yang menganut faham ahlusunnah wal jama’ah yang
menurut salah satu dari mazhab empat untuk terwujudnya tatanan
masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan
kesejahteraan umat (Wawancara dengan Bapak Amar Ma'ruf sebagai
pembina Yayasan Jama'ah Pasrah, tanggal 5 Januari 2008).
3.2.2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing) Dakwah
What : yaitu pengelompokan orang – orang berdasarkan
kelompok – kelompok sesuai tujuan yang telah
ditetapkan Yayasan Jamaah Pasrah. Antara lain
susunan organisasi, pemilihan pembina, pengurus
yang terdiri dari ketua, sekretaris,dan bendahara,
serta pengawas.
55
When : Pengorganisasian dilaksanakan pada saat setelah
pemilihan pembina, pengurus dan pengawas.
Why : Pembentukan pengorganisasian dilaksanakan
untuk kelancaran pelaksanaan program kerja yang
terdapat pada perencanaan serta agar tidak terjadi
perebutan kepemimpinan dalam pelaksanaan
kegiatan kerja.
Who : Pembentukan pengurus dalam pengorganisasian
dipilih secara musyawarah oleh seluruh pengurus
dan anggota di Yayasan Jamaah Pasrah.
Pembentukan susunan organisasi dibentuk oleh
pengurus Yayasan Jamaah Pasrah tanpa
melibatkan anggota.
How : Pengorganisasian dipilih secara musyawarah
antar anggota Yayasan Jamaah Pasrah.
Yayasan jamaah pasrah berdiri pada tanggal 19 desember 2000
sampai saat ini struktur organisasi tidak ada perubahan, adapun struktur
organisasinya sebagai berikut:
56
STRUKTUR ORGANISASI
YAYASAN JAMA'AH PASRAH
Yayasan Jamaah Pasrah mempunyai organ yang terdiri dari:
1. Pembina.
2. Pengurus.
3. Pengawas.
PEMBINA 1. AmarMa'ruf 2. Mustaghfirin 3. Rukmi
PENGURUS
PENGAWAS
KETUA KETUA. I Samsu, A.Md KETUA II. Ngalimun
KETUA Marsum
SEKRETARIS SEKRETARIS I Moch. Anis SEKRETARIS II Hamam Supardi
ANGGOTA Sukarman Sunarto Suparno Kasban Supriyo
BENDAHARA BENDAHARA I. Suharto BENDAHARA II. Rondi
57
3.2.2.1. Tugas dan Wewenang
A. Tugas
1. Tugas Pembina.
a. Pembina wajib mengadakan rapat pembina paling sedikit
sekali dalam setahun paling lambat dalam waktu lima bulan
setelah akhir tahun, Pembina dapat juga mengadakan rapat
setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan tertulis
dari seseorang atau lebih anggota Pembina, anggota
pengurus, atau anggota pengawas.
b. Dalam rapat tahunan Pembina melakukan:
1. Evaluasi tentang harta kekayaan, hak dan kewajiban
yayasan tahun yang lampau sebagai dasar pertimbangan
bagi perkiraan mengenahi prkembangan yayasan untuk
tahun yang akan datang
2. Pengesahan laporan tahunan yang di ajukan pengurus.
3. Penetapan kebijakan umum yayasan
4. pengesahan program kerja dan rancangan anggaran
tahunan yayasan
c. Pembina bertugas mengesahkan laporan tahunan,Pembina
bertanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota
pengurus dan pengawas atas kepengurusan dan pengawasan
yang telah dijalankan
d. Panggilan rapat Pembina dilakukan oleh Pembina secara
langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima,
58
paling lambat tujuh hari sebelum rapat diadakan dengan
tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat
e. Panggilan rapat itu harus mencantumkan hari, tanggal,
waktu, tempat, dan acara rapat.
f. Rapat Pembina ditempat kedudukan yayasan, atau ditempat
yayasan, atau ditempat lain dalam wilayah hokum Republik
Indonesia
g. Pembina wajib hadir dalam rapat Pembina atau diwakili
panggilan tersebut, Pembina Pembina berhak mengambik
keputusan yang sah dan mengikat.
h. Pembina bertugas mengangkat pengawas dan pengurus
melalui rapat Pembina untuk jangka waktu lima tahun dan
dapat diangkat kembal
2. Tugas Pengawas.
a. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung
Jawab menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan
Yayasan
b. Pengawas bertugas mengawasi jalannya semua kegiatan
yang ada di yayasan
c. Pengawas bertugas melaporkan semua kegiatan secara
tertulis kepada Pembina
59
3. Tugas Pengurus.
a. Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan
Yayasan untuk kepentingan Yayasan.
b. Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan
anggaran tahunan Yayasan untuk disahkan Pembina
c. Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal
yang ditanyakan oleh Pengawas.
d. Setiap anggota Pengurus wajib dengan itikad baik dan
penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Pengurus bertugas mengadakan perjanjian dengan
organisasi lain yang berhubungan dengan yayasan
f. Pengurus bertugas melaksanakan kegiatan yayasan yang
berdasarkan keputusan rapat pengurus untuk jangka waktu
tujuh hari.
B. Wewenang
1. Wewenang Pembina
a. Pembina berwenang bertindak untuk dan atas nama
Pembina
b. Wewenang pembina meliputi:
1. Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar
2. Pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan anggota
pengawas
60
3. Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan
anggaran dasar yayasan
4. Pengesahan program kerja dan anggaran tahunan
yayasan
5. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau
pembubaran yayasan
6. Pengesahan laporan tahunan
7. Penunjukan likuidator dalam hal yayasan dibubarkan
c. Mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat
pembina, dengan keyentuan semua anggota pembina telah
diberi tahu secara tertulis dan semua anggota pembina
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan
secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut
d. Keputusan yang diambil sebagai mana yang dimaksud
mengenai keputusan yang sama dengan keputusan yang
diambil dengan sah dalam rapat pembina.
2. Wewenang Pengawas
a. Pengawas dan anggota pengawas berwenang bertindak dan
atas nama pengawas.
b. Pengawas berwenang:
1. Memasuki bangunan halaman atau tempat lain yang
dipergunakan yayasan.
2. Memeriksa dokumen
61
3. Memeriksa pembukuan dan mencocokannya dengan
uang kas
4. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
pengurus
5. Memberi peringatan pengurus
c. Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara satu
orang atau lebih pengurus, apabila pengurus tersebut
bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan atau
peraturan perundang-undanagn yang berlaku
3. Wewenang Pengurus
a. Pengurus berhak mewakili yayasan didalam dan diluar
pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan
pembatasan hal-hal sebagai berikut:
1. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama yayasan
(tidak termasuk mengambil uang di bank).
2. Mendirikan suatu usaha baru atau melakukan
penyertaan dalam berbagai bentuk usaha baik di dalam
maupun di luar negeri
3. Memberi atau menerima pengalian atas harta tetap
4. Membeli atau dengan cara mendapatkan/memperoleh
harta tetap atas nama yayasan
5. Menjual atau dengan cara lain melepaskan kekayaan
yayasan mengagunkan atau membebani kekayaan
yayasan.
62
6. Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang
berhubungan dengan yayasan, pembina, pengurus dan
atau pengawas yayasan atau orang yang bekerja pada
yayasan, yang perjanjian tersebut bermanfaat bagi
tercapainya maksud dan tujuan yayasan
b. Pengurus berwenang mengangkat dan memberhentikan
pelaksana kegiatan yayasan berdasarkan keputusan rapat
pengurus.
c. Rapat pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang
perlu atas permintaan tertulis dari satu orang atau lebih
pengurus, pengawas, atau Pembina.
Adapun tingkat dan susunan kepengurusan sebagai berikut:
1. Pengurus Pusat:
a Pengurus Pusat adalah pimpinan tertinggi sebagai pemegang
tanggung jawab Yayasan, baik ke dalam maupun keluar
b Pengurus Pusat terdiri dari:
1. Pengurus Harian, yaitu Pembina, Ketua I, Ketua II,
Sekretaris dan Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil
Bendahara, serta Pengawas.
2. Pengurus Pleno, yaitu Pengurus Harian dan Ketua-ketua
Cabang
63
2. Pengurus Cabang :
a Pengurus Cabang adalah pimpinan yang menerima amanat
konperensi cabang untuk memimpin dan memegang tanggung
jawab yayasan baik ke dalam maupun keluar dalam
lingkungan cabang
b Pengurus Cabang terdiri dari :
1. Pengurus harian, yaitu: Ketua dan satu Wakil Ketua,
Sekretaris dan satu Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil
Bendahara.
2. Pengurus pleno, yaitu Pengurus harian dan Ketua-ketua
Cabang
Sedangkan masa jabatan pengurus sebagai berikut: Pengurus
Pusat, dipilih untuk.masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali,
tetapi untuk jabatan Ketua I hanya dapat dipilih dua kali masa jabatan.
Pengurus Cabang dipilih untuk masa jabatan empat tahun dan dapat
dipilih kembali, tetapi untuk jabatan Ketua hanya dapat dipilih dua kali
masa jabatan.
Seseorang dapat dipilih menjadi Pengurus Pusat dan Pengurus
Cabang apabila:
1. Berumur minimal 20 (dua puluh) tahun.
2. Berprestasi, dedikasi tinggi dan loyal terhadap yayasan
3. Tidak mengalami gangguan jiwa
64
Hak Pengurus
1. Pengurus pusat mempunyai hak .
a Mengesahkan terbentuknya pengurus cabang
b Membatalkan keputusan/kebijaksanaan pengurus cabang yang
bertentangan dengan peraturan dasar dan peraturan rumah
tangga.
c Memberikan tanda penghargaan kepada mereka yang telah
berjasa pada yayasan
d Membekukan pengurus cabang
e Memberikan dan mencabut tanda anggota
2. Pengurus cabang mempunyai hak :
a Mengusulkan kepada pengurus pusat mengenai terbentuknya
cabang.
b Mengusulkan kepada pengurus pusat untuk memberikan tanda
penghargaan kepada mereka yang telah berjasa pada Yayasan
c Mengajukan permintaan atau pencabutan tanda anggota
kepada Pengurus Pusat.
Kewajiban Pengurus
1. Pengurus pusat berkewajiban
a Memberikan bimbingan dan tuntutan dalam pembinaan dan
pengembangan yayasan serta melaksanakan keputusan-
keputusan rapat
b Memberikan laporan pertanggung jawaban tentang
kebijaksanaan umum pada anggota.
65
c Memberikan pembelaan dan perlindungan kepada anggota
yang memerlukan.
2. Pengurus cabang berkewajiban :
a Memberikan bimbingan dan tuntutan dalam pembinaan dan
pengembangan yayasan di cabang serta melaksanakan
keputusan-keputusan rapat di cabang
b Memberikan laporan pertanggung jawaban tentang
kebijaksanaan umum di cabang
c Memberikan pembelaan dan perlindungan kepada anggota
yang memerlukan
Adapun pembentukan dan pergantian pengurus
1. Pengurus Pusat dapat membekukan pengurus cabang
2. Pembekuan tersebut didasarkan atas keputusan Rapat pengurus
harian
3. Alasan pembekuan harus benar-benar kuat baik dilihat dari
segi Syara' maupun yayasan.
4. Sebelum dibekukan diberi peringatan terlebih dahulu dengan
masa tenggang sekurang-kurangnya 15 hari
5. Setelah pembekuan kepengurusan dipegang oleh pengurus
yang setingkat lebih tinggi dan hanya untuk
menyelenggarakan rapat guna memilih pengurus baru.
6. Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sudah harus
diselenggarakan rapat guna membentuk pengurus baru.
66
SUSUNAN PENGURUS
YAYASAN JAMA'AH PASRAH (Dokumen Yayasan Jama'ah Pasrah: 36)
No. NAMA UMUR JENIS
KELAMIN
ALAMAT JABATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16.
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Amar Ma'ruf
K.H.Mustaghfirin
Rukmi
H.M. Marsum
Sukarman
Syamsu, A.Md
Ngalimun
Moh. Anis
Hamam Supardi
Suharto
Rondi
Sunarto
Suparno
Kasban
Supriyo
KH. Fauzi
H. Agus Basuki,ST
Sukisman, SP
Sutomo, A.Md
Sukandar
Tohari
Ny. Kasni
Ny.Kuswati,S.Pd
Ny. Siti Sutinah
Subawi
71 thn
43 thn
73 thn
76 thn
42 thn
52 thn
41 thn
29 thn
25 thn
57 thn
31 thn
31 thn
63 thn
45 thn
48 thn
48 thn
36 thn
45 thn
37 thn
51 thn
27 thn
63 thn
44 thn
48 thn
51 thn
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-Laki
Laki-Laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-Laki
Kembang
Alasdowo
Dukuhseti
Ngagel
Dukuhseti
Kembang
Dukuhseti
Dukuhseti
Dukuhseti
Dukuhseti
Dukuhseti
Dukuhseti
Dukuhseti
Dukuhseti
Ngagel
Bayutowo
Margoyoso
Kalikalong
Pondowan
Dukuhseti
Dukuhseti
Kembang
Kembang
Dukuhseti
Dukuhseti
Pembina I
Pembina II
Pembina III
Pengawas I
Pengawas II
Ketua I
Ketua II
Sekretaris I
Sekretaris II
Bendahara I
BendaharaII
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Koor. Wil
Koor. Wil
Koor. Wil
Koor. Wil
Pemb.Umum
Pemb.Umum
Pemb.Umum
Pemb.Umum
Pemb.Umum
Pemb.Umum
67
Anggota Yayasan Jamaah Pasrah terdiri dari:
1. Anggota penuh, selanjutnya disebut sebagai anggota, ialah setiap
masyarakat yang beragama Islam yang menyetujui peraturan dasar
dan peraturan rumah tangga dan sanggup melaksanakan segala
keputusan dan peraturan organisasi
2. Anggota Kehormatan ialah setiap anggota yang berjasa kepada
yayasan yang disetujui serta disahkan oleh rapat pengurus harian.
3. Simpatisan ialah setiap orang yang mendukung asas dan tujuan
yayasan seperti yang dimaksud peraturan dasar.
Anggota Yayasan Jamaah Pasrah berkewajiban :
1. Menunjukkan kesetiaan kepada yayasan dan melaksanakan semua
keputusan yayasan
2. Membayar iuran
Anggota yayasan Jamaah Pasrah mempunyai hak sebagai
berikut:
a. Menghadiri rapat anggota, mengemukakan pendapat, mengajukan
pertanyaan dan usul-usul yang bersifat membangun
b. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus atau memangku
jabatan lain yang diamanahkan kepadanya.
c. Melakukan pembelaan diri
Anggota Kehormatan berhak menghadiri rapat pengurus atau
pertemuan anggota atas undangan dan dapat memberikan pendapat
atau saran. Anggota Yayasan Jama’ah Pasrah tidak diperkenankan
68
merangkap menjadi anggota organisasi yang mempunyai asas dan
tujuan yang bertentangan dengan asas, aqidah dan tujuan Yayasan
Jama’ah Pasrah.
Anggota Yayasan Jama’ah Pasrah dapat diberhentikan
sementara atau diberhentikan tetap apabila:
1. Dengan sengaja tidak melaksanakan sebagai anggota
2. Melakukan suatu perbuatan yang mencemarkan nama baik
Yayasan baik ditinjau dari segi Syara', perundang-undangan
maupun ketetapan yayasan
3. Sebelum diberhentikan, anggota yang bersangkutan diberi
peringatan oleh pengurus yayasan
4. Apabila dalam waktu 15 hari peringatan tersebut tidak diindahkan,
maka pengurus yayasan dapat memberhentikan sementara selama
jangka waktu tiga bulan
5. Apabila dalam waktu pemberhentian sementara, anggota yang
bersangkutan masih tidak memperbaiki sikap dan tingkah lakunya,
maka dilakukan pemberhentian tetap dan kepadanya diberikan
Surat Keputusan Pemberhentian.
6. Anggota yang diberhentikan oleh pengurus dapat membela diri
dalam Rapat Pengurus Yayasan.
3.2.3. Fungsi Penggerakan (Actuating)
What : yaitu kegiatan memberi motivasi kerja pada pengurus
maupun anggota Yayasan Jamaah Pasrah untuk
melaksanakan program kerja secara rutin.
69
When : Pemberian motivasi dalam fungsi penggerakan
dilaksanakan pada saat diadakan pengajian, pertemuan
rapat, pemberian santunan, kegiatan ziarah atau setiap ada
waktu yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
semangat berorganisasi anggota Yayasan Jamaah Pasrah.
Why : Pemberian motivasi yang dilakukan Pembina atau pengurus
kepada bawahan (anggotanya) diharapkan dapat
menyadarkan anggota Yayasan Jamaah Pasrah untuk
melaksanakan kegiatan – kegiatan yang ada dalam
program kerja yayasan.
Who : Penggerakan dalam pemberian motivasi dilakukan oleh
pengurus kepada anggotanya ataupun antar anggota
Yayasan Jamaah Pasrah demi tercapai dan terlaksananya
tujuan yayasan.
How : pemberian motivasi yang dilakukan dalam Yayasan Jamaah
Pasrah berupa instruksi tertulis dari pengurus kepada
anggotanya, perintah lisan, komunikasi melalui teknologi
dan counseling (nasehat).
Untuk melakukan penggerakan, Yayasan Jama'ah Pasrah
membuat aturan yaitu mengadakan rapat anggota untuk membicarakan
pelaksanaan usaha kegiatan, program yayasan dan masalah-masalah lain
yang menyangkut kepentingan anggota. Dengan ketentuan sebagai
berikut:
70
1. Rapat Anggota paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali atau dalam
keadaan istimewa dapat dilakukan sewaktu-waktu atas permintaan
separuh lebih dari jumlah anggota
2. Rapat anggota dianggap sah apabila dihadiri separuh lebih dari
anggota yang sah.
3. Keputusan dianggap sah apabila disetujui oleh separuh lebih dari
jumlah anggota yang hadir.
4. Jika dalam pemungutan suara diperoleh suara sama maka diadakan
pemungutan suara ulangan sekali dan jika tetap sama, pimpinan
pusat mempunyai suara menentukan.
5. Rapat anggota diadakan untuk membicarakan pelaksanaan usaha
kegiatan dan program yayasan dan masalah-masalah lain yang
menyangkut kepentingan anggota (Wawancara dengan Bapak
Ngalimun sebagai Wakil Ketua Yayasan Jama'ah Pasrah, tanggal 6
Januari 2008).
Dengan membuat aturan yaitu mengadakan rapat anggota untuk
membicarakan pelaksanaan usaha kegiatan, program yayasan dan
masalah-masalah lain yang menyangkut kepentingan anggota yang
tercantum di atas maka terbentuklah mekanisme kerja organisasi sebagai
berikut:
Pembina
a. mengadakan rapat Pembina
b. Mengesahkan program kerja dan anggaran tahunan yayasan
c. Menetapkan keputusan penggabungan, pembubaran yayasan
71
d. Pengesahan laporan tahunan
Pengawas
a. mengawasi jalannya semua kegiatan yang ada di yayasan
b. Melaporkan semua kegiatan secara tertulis kepada Pembina
c. Memeriksa dokumen
d. Memeriksa pembukuan dan mencocokkannya dengan uang kas
e. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh pengurus
f. Memberi peringatan pengurus
Ketua Yayasan
a. Memimpin yayasan
b. Bertindak keluar dan kedalam atas nama yayasan
c. Mengambil keputusan tentang keuangan, personil kesekretariatan
dan harta kekayaan yayasan
d. Mempertanggungjawabkan jalannya yayasan
Wakil Ketua
a. Mengkoordinasi kegiatan bidang
b. Mewakili ketua dalam melaksanakan kepemimpinan yayasan
meliputi bidang masing-masing
c. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh ketua yayasan
sekretaris.
a. Memberikan dukungan administrasi, ketata usahaan dan personil
b. Memelihara kekayaan yayasan baik benda bergerak maupun benda
tidak bergerak
72
c. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh ketua dan
wakil ketua
Bendahara
a. Menyelenggarakan administrasi keuangan
b. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh ketua dan
wakil ketua
3.2.4. Fungsi Pengawasan (Controlling) dakwah
What : Yaitu kegiatan mengawasi pelaksanaan program Yayasan
Jamaah Pasrah baik secara langsung (tatap muka) maupun
tidak langsung (mengevaluasi laporan tertulis dari hasil
kegiatan).
When : Pengawasan secara langsung dilakukan pada setiap
pengajian malam selasa kliwon dan malam rabu kliwon,
kegiatan ziarah, pemberian santunan pada anak yatim piatu
dan fakir miskin.
Why : Pengawasan dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan
kerja apakah terjadi penyimpangan, kesalahan ataupun
kekurangan dalam melaksanakan tugas – tugas yang telah
terbagi dalam pengorganisasian. Sehingga penyimpangan
atau kesalahan yang terjadi tidak akan terulang pada tahun
mendatang .
73
Who : Pengawasan dilakukan oleh pembina dan pengurus
Yayasan Jamaah Pasrah.
How : Pelaksanaan pengawasan secara langsung dilakukan
dengan cara semua pengurus ataupun anggota dating
secara langsung pada pelaksanaan kegiatan sehingga dapat
bertatap muka, sedangkan pengawasan tidak langsung
dilakukan dengan cara membaca laporan – laporan hasil
kegiatan dan mengevaluasi.
Yayasan Jama'ah Pasrah melakukan dua macam pengawasan
sebagai berikut:
a. Pengawasan Langsung
Pengawasan yang dilakukan setiap kali melaksanakan
kegiatan atau program pada saat itu juga. Program yang secara
langsung di awasi oleh pengawas yaitu:
- Pengajian malam selasa kliwon dan malam rabu kliwon
- Kegiatan ziarah yang di laksanakan pertengahan tahun yaitu
antara bulan Juni – Juli.
- Pembagian santunan kepada anak yatim piatu dan fakir miskin
baik itu berupa uang ataupun barang yang dilaksanakan setiap
tanggal 10 Muharram.
74
b. Pengawasan tidak langsung
1) Pengawasan yang dilakukan setiap akhir bulan terhadap semua
kegiatan dan program selama satu bulan itu, berupa laporan
tertulis dan disebut laporan sementara
2) Pengawasan yang dilakukan setiap akhir tahun terhadap
keseluruhan program dan kegiatan pada tahun tersebut berupa
laporan tertulis yang disebut laporan tahunan.
Pengawasan tidak langsung dilakukan yaitu pada saat
mengevaluasi laporan-laporan tertulis dari kegiatan-kegiatan atau
program kerja, laporan keuangan hingga laporan akhir proposal yang
telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi kesalahan
hasil dari pelaksanaan kegiatan.
Dengan sistem pengawasan seperti di atas, menjadikan ringan
bagi semua pihak, baik kepala seksi, kepala sub seksi maupun staf-
stafnya. Sebab bila ada kesalahan langsung dibetulkan. Untuk itu
Yayasan Jama'ah Pasrah membuat evaluasi dengan rapat kerja sebagai
berikut:
1. Rapat kerja diadakan paling sedikit 1 kali dalam 1 periode
kepengurusan.
2. Rapat Kerja diadakan untuk:
a . Menjabarkan keputusan-keputusan operasional
b . Mengevaluasi program-program yang akan atau sudah
dilaksanakan.
75
BAB IV
ANALISIS
4.1. Analisis Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah dalam Pengembangan
Yayasan Jama'ah Pasrah
4.1.1. Fungsi Perencanaan
Dalam pelaksanaan fungsi perencanaan Yayasan Jamaah Pasrah
mempunyai program jangka panjang dan jangka pendek. Program jangka
panjang yang telah disusun oleh pengurus Yayasan Jamaah Pasrah belum
terealisasi sepenuhnya. Hal ini dikarenakan ada hambatan pada dana yang
tidak mencukupi tahap realisasi.
Program yang telah terealisasi secara teratur adalah program jangka
pendek, yaitu :
a. Kegiatan santunan kepada anak yatim piatu dan fakir miskin.
b. Kegiatan rutin keagamaan yaitu setiap malam selasa kliwon dan rabu
kliwon.
c. Kegiatan ziarah para wali songo.
Salah satu progam jangka pendek yayasan jamaah pasrah adalah
Pelaksanakan kegiatan santunan Yatim Piatu,fakir miskin dan Dhu'afa yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Tepatnya menjelang hari raya Idul
Fitri Dalam pelaksanaanya program jangka pendek telah berjalan dengan
lancar dan tepat sasaran yaitu pada anak yatim piatu dan fakir miskin dan
kaum dhuafa’.
76
Dalam program jangka pendek selain pelaksanaan santunan kepada
anak yatim piatu, fakir miskin dan kaum dhuafa’, yayasan jamaah pasrah
juga melaksanakan kegiatan rutin keagamaan yang antara lain:
1. Hari Selasa Kliwon
Pada hari tersebut kegiatan ini dilaksanakan secara rutin, adapun
isi kegiatan ini antara lain manaqiban, tahlilan, pembacaan berjanji dan
pelaksanaannya dilaksanakan di rumah Pembina yaitu Bp. Amar
Ma’ruf, adapun yang menghadiri kegiatan ini adalah semua pengurus
yayasan jama’ah pasrah dalam pelaksanaannya semua anggaran
diambil dari uang khas yayasan kegiatan ini telah rutin dilaksanakan
sejak berdirinya yayasan jamaah pasrah dan berjalan dengan lancar.
2. Hari Rabu Kliwon
Pada hari Rabu Kliwon yayasan jama’ah pasrah melaksanakan
kegiatan tahlilan adapun tempat pelaksanaannya yaitu dari rumah ke
rumah semua pengurus yayasan atau dengan kata lain dirolling
pelaksanaan kegiatan ini seluruhnya ditanggung oleh tuan ruma yang
telah di tunjuk secara bergantian, kegiatan ini telah rutin dilaksanakan
sejak berdirinya yayasan jamaah pasrah, menurut penulis
pelaksanaannya telah berjalan dengan ikhlas dan lancar
3. Mengadakan kegiatan ziarah
Kegiatan ziarah ini telah dilaksanakan secara rutin yaitu satu
tahun sekali, kegiatan ini dilaksanakan pada setiap pertengahan tahun
yaitu antar bulan jun – Juli,.Ziarah dilaksanakan dari propinsi jawa
77
timur sampai dengan propinsi jawa barat dan Bertujuan untuk
mengunjungi makam Wali Sango yang ada di pulau jawa dengan
mengadakan tahlilan dan do’a bersama, biaya pelaksaan kegiatan ini di
ambil dari iuran bersama yang ikut dalam kegiatan ini.menurut penulis
kegiatan ini telah berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala yang
berarti.
Menurut penulis tujuan tersebut telah diupayakan dengan baik
sehingga Yayasan Jama'ah Pasrah telah dapat menumbuhkan
kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan yatim piatu, fakir miskin
dan kaum dhuafa' dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara serta mengamalkan ajaran Islam Ahlus Sunnah Waljama'ah.
selain itu telah mampu dengan baik mengembangkan kualitas sumber
daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan, pengetahuan,
wawasan serta ketrampilan anggota Jamaah Pasrah dalam rangka
berpartisipasi terhadap pembangunan nasional.
Meskipun secara umum perencanaan dilakukan di Yayasan Jama'ah
Pasrah, namun masih ada kendala dalam pelaksanaannya, antara lain yaitu:
a. Masih adanya pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan target yang
telah ditetapkan
b. Para pengurus terkadang tidak datang tepat pada waktunya dan terkadang
tidak bisa datang sama sekali karena berbagai alasan.
Meskipun demikian, apabila dibandingkan dengan fungsi
perencanaan yang terdapat dalam manajemen modern maka perencanaan
78
yang dibuat Yayasan Jama'ah Pasrah selaras dengan fungsi perencanaan
manajemen. Karena fungsi perencanaan sudah berjalan baik maka dalam
mekanisme dapat berjalan sebagaimana telah digambarkan dalam bab ketiga
skripsi ini. Perencanaan merupakan proses pemikiran, baik secara garis
besar maupun secara detail dari satu pekerjaan yang dilakukan untuk
mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis. Perencanaan
merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam waktu
tertentu dan metode yang akan dipakai. Oleh karena itu, perencanaan
merupakan sikap mental yang diproses dalam pikiran sebelum diperbuat, ia
merupakan perencanaan yang berisikan imajinasi ke depan sebagai suatu
tekad bulat yang didasari nilai-nilai kebenaran.
.Perencanaan akan mengurangi ketidakpastian dengan mendorong
para da'i untuk melihat ke depan, mengantisipasi perubahan kondisi umat,
mempertimbangkan feedback-nya yang kemudian menyusun tanggapan-
tanggapan yang tepat. Perencanaan juga memperjelas konsekuensi tindakan-
tindakan para mad'u yang kemudian dapat dengan cepat ditanggapi oleh
para pelaku dakwah.
Dengan adanya perencanaan diharapkan dapat mengurangi kegiatan-
kegiatan dakwah yang tumpang-tindih dan sia-sia. Selain itu, apabila sarana
dan tujuan-tujuannya jelas, maka ketidakefisienan menjadi jelas yang dapat
dikoordinasikan dan dihilangkan. Akhirnya, perencanaan itu menentukan
sasaran-sasaran yang digunakan untuk mengendalikan. Dalam perencanaan
dakwah, para da'i harus menyusun sasaran-sasaran mad'u yang akan
79
didakwahi.Sebagai fungsi pengendaliannya, maka para da'i
memperbandingkan kinerja aktual dengan sasaran-sasaran tersebut,
mengidentifikasi setiap penyimpangan yang penting, dan mengambil
tindakan koreksi yang perlu. Singkatnya, yayasan jamaah pasrah telah
melakukan perencanaan yang di tuangkan dalam program jangka panjang
dan jangka pendek.
4.1.2. Fungsi Pengorganisasian
Aplikasi fungsi pengorganisasian yayasan jama’ah pasrah adalah
mengelompokan bidang-bidang, tugas, wewenang dan menetapkan petugas
atau pengurus agar pengorganisasian efektif maka penulis dapat
menyimpulkan adanya tiga unsure organisasi yaitu:
a. Pengenalan dan pengelompokan kerja
b. Penentuan dan pelimpahan wewenang serta tanggung jawab.
c. Pengaturan hubungan kerja.
Di dalam melaksanakan pengorganisasian, Yayasan Jama'ah Pasrah
memberikan wewenang kepada masing-masing pengurus/pelaksana dan
memberikan kepercayaan penuh pada mereka, kemudian membagi-bagi dan
menggolongkan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan, yaitu kegiatan intern
di Yayasan Jama'ah Pasrah maupun kegiatan ekstern yang berhubungan
langsung dengan masyarakat, serta terciptanya jalinan kerja yang harmonis
antar para pelaksana dan pengurus lainnya di Yayasan Jama'ah Pasrah.
Pengorganisasian mempunyai arti penting bagi penerapan dakwah di
Yayasan Jama'ah Pasrah. Karena dengan pengorganisasian, maka semua
80
kegiatan akan lebih mudah pelaksanaannya. Hal ini disebabkan dengan
membagi-bagikan tugas yang lebih terperinci serta diserahkan
pelaksanaannya kepada beberapa personil akan mencegah timbulnya
kumulasi pekerjaan hanya pada seorang saja, tentu akan sangat
memberatkan dan menyulitkan.
Selanjutnya dengan pengorganisasian, di mana kegiatan-kegiatan
diperinci sedemikian rupa sehingga akan memudahkan bagi pemilihan
tenaga-tenaga tersebut. Kemudian dengan pengorganisasian di mana
masing-masing pelaksana pada kesatuan-kesatuan yang telah ditentukan
masing-masing wewenang yang telah ditetapkan pula, maka akan
memudahkan pimpinan dalam pengendalian aktifitas-aktifitas tersebut.
Adapun hasil dari pengorganisasian adalah terbentuk personal dan
departemen-departemen personal tersebut ditempatkan dan dikelompokkkan
kedalam unit-unit. Merancang sumber daya manusia dan sumber dana yang
di miliki.
Pembentukan departemen-departemen tesebut di cerminkan dengan
adanya pembentukan struktur organisasi dan kepengurusan yang tersusun
sesuai dengan prinsip manajemen, setiap departemen di Yayasan Jama’ah
Pasrah telah di atur mengenahi tugas dan wewenangsecara tertulis seperti
tertera dalam bab III skripi ini hal ini membuktikan bahwa fungsi
pengorganisasian yang ada di yayasan jamaah pasrah telah memenuhi
standart prinsip-prinsip manajemen
81
Pengorganisasian merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan
rencana yang telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal
yang logis pula apabila pengorganisasian dalam sebuah kegiatan akan
menghasilkan sebuah organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kesatuan yang kuat. Yayasan Jama'ah Pasrah telah menyusun tugas dan
wewenang masing-masing pengurus, anggota dan pelaksana. Masing-
masing tugas telah dikelompokkan sesuai dengan bidang keahlian masing-
masing
Menurut penulis sistem pengorganisasian dakwah yang
dikembangkan Yayasan Jama'ah Pasrah maka berdasarkan data dapatlah
dikatakan bahwa pengorganisasian dakwah telah berhasil disusun dengan
baik sesuai dengan tugas, wewenang dan keahlian masing-masing. .
4.1.3. Fungsi Penggerakan
Fungsi penggerakan yang sudah berjalan di Yayasan Jama'ah Pasrah
dikatakan sudah baik, atau telah menempuh standart prnsip-prinsip
manajemen menurut penulis hal ini di buktikan dengan adanya motivasi dari
pimpinan yang mendorong kepada para pelaksana dan seluruh jajaran untuk
melaksanakan dakwah semata-mata karena untuk mencari keridlaaan Allah
SWT. Selain itu juga diperhatikannya segi kemanusiaan, yaitu dengan
membangkitkannya semangat kerja sesuai dengan tugas sendiri-sendiri,
kemudian terdapat bimbingan ke arah pencapaian sasaran dakwah, dan para
pelaku dakwah yang ada dipacu untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan, kesadaran dan ketrampilan berdakwahnya supaya proses
82
penyelenggaraan dakwah berjalan secara efektif dan efesien. Dalam
Yayasan Jama’ah Pasrah terbagi menjadi tiga department utama yaitu
Pembina, pengawas dan pengurus, ketiga departemen tersebut telah
menjalankan fungsi penggerakan dengan baik sesuai dengan prinsip
manajemen. Hal ini terbukti dengan tugas-tugas dari ketiga department
urtama tersebutseperti yang tercantun dalam bab III.
Walaupun penggerakan di Yayasan Jama'ah Pasrah sudah baik,
tetapi masih terdapat kelemahan, dikarenakan:
a. Masih terbatasnya tenaga dakwah yang betul-betul profesional.
b. Sebagian hasil kegiatan dakwah belum mencapai secara maksimal
4.1.4. Fungsi Pengawasan
Aplikasi Fungsi pengawasan yang ada pada Yayasan Jama'ah Pasrah
terbagi menjadi dua macam pengawasan, yaitu sebagai berikut:
a. Pengawasan Langsung
Pengawasan yang dilakukan setiap kali melaksanakan kegiatan
atau program pada saat itu juga.
b. Pengawasan Tidak Langsung
1) Pengawasan yang dilakukan setiap akhir bulan terhadap semua
kegiatan dan program selama satu bulan itu, berupa laporan
tertulis dan disebut Laporan Sementara, pengawasan yang secara
langsung di lakukan oleh pengurus yayasan jama’ah pasrah adalah
kegiatan menyantunni anak yatim piatu,fakir miskin dan kaum
83
dhuafa’,kegiatan rutin keagamaan meliputi kegiatan malam selasa
kliwon’malam rabu kliwon dan kegiatan ziarah wali songo
2) Pengawasan yang dilakukan setiap akhir tahun terhadap
keseluruhan program dan kegiatan pada tahun tersebut berupa
laporan tertulis yang disebut Laporan Tahunan.Pengawasan tidak
langsung dilaksanakan pada saat mengevaluasi laporan-laporan
tertulis dari kegiatan-kegiatan atau program kerja, laporan
keuangan hingga laporan akhir proposal yang telah dilaksanakan.
Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi kesalahan hasil dari
pelaksanaan kegiatan dari hasil kerja
Menurut penulis penyelenggaraan program dan kegiatan dakwah di
Yayasan Jama'ah Pasrah akan dapat berjalan dengan baik dan lancar
bilamana kegiatan-kegiatan yang telah diserahkan kepada para staf itu
sesuai dengan bidang masing-masing.untuk dapat mengetahui apakah
kegiatan sudah dilaksanakan dan sejauh mana pelaksanaannya maka
pimpinan senantiasa perlu melaksanakan pengawasan, Sebab dengan
pengawasan dapat diketahui keganjilan-keganjilan yang dilakukan serta
dapat mengambil tindakan pencegahan terhadap keganjilan tersebut.
Melihat kenyataan di atas, pengawasan mempunyai kedudukan dan
peranan yang sangat penting bagi segala aktifitas dakwah di Yayasan
Jama'ah Pasrah, sebab merupakan alat pendinamisan terhadap jalannya
proses dakwah.
84
Jalannya pengawasan di Yayasan Jama'ah Pasrah sudah baik,
dikarena:berlangsungnya pengawasan langsung maupun pengawasan
tidak langsung Setiap satu bulan sekali diadakan musyawarah.Agenda
musyawarah berangkat dari pengawasan yang dilakukan oleh kepala seksi
terhadap segala kegiatan yang telah dilaksanakan Ketika terjadi
penyimpangan atau hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana sebelumnya,
maka dengan musyawarah ini kepala seksi dan staf berusaha mencari jalan
keluar serta mengadakan perbaikan-perbaikan.
Walaupun pengawasan yang di lakukan di yayasan jama’ah pasrah
sudah baik Namun masih terdapat juga kelemahannya, disebabkan oleh,
Masih ada sebagian kegiatan yang waktunya bersamaan sehingga
menyulitkan kepala seksi untuk mengawasi secara langsung terhadap
jalannya kegiatan tersebut.Banyaknya permasalahan yang sangat pelik
dalam syiar Islam, maka kepada pinpinan dituntut untuk bekerja keras dan
selalu waspada di dalam memutuskan suatu permasalahan.
Evaluasi dilakukan secara bebas oleh lebih dari satu orang bagi
setiap karyawan yang akan dinilai, dan para penilai harus mampu secara
terus-menerus mengamati mereka.
Dengan memperhatikan kriteria-kriteria tersebut, maka proses
evaluasi dakwah akan berjalan dengan lancar, sehingga dapat meminimalisir
penyimpangan-penyimpangan dakwah atau target yang tidak terlaksanakan.
Penilaian yang dilaksanakan di Yayasan Jama'ah Pasrah sudah baik,
karena:
85
a. Penggunaan cara musyawarah merupakan cara yang tepat, karena
dengan musyawarah penilaian terhadap aktivitas dakwah akan lebih
efektif dan rasional.
b. Penilaian pada aktivitas dakwah selain berasal dari jajaran Yayasan
Jama'ah Pasrah juga berasal dari masyarakat
Meskipun penilaian di Yayasan Jama'ah Pasrah sudah baik, namun
masih terdapat kelemahan, yaitu:
a. Penilaian dari masyarakat belum terlaksana sepenuhnya.
b. Untuk penilaian tidak ada standar penilaian yang jelas, sehingga hal ini
mengakibatkan kaburnya arti penilaian. Oleh sebab itu perlu adanya
penetapan standar nilai.
Penilaian ini merupakan alat pengaman dan sekaligus pendinamis
jalannya proses dakwah. Di samping itu penilaian bagi proses dakwah tidak
saja terbatas sebagai pendinamis dan penyempurna, namun diharapkan
dapat meningkatkan seluruh sarana dan prasarana kegiatan dakwah.
4.2. Analisis Peranan dan Kontribusi Aplikasi Fungsi Manajemen dalam
mengembangkan Dakwah di Yayasan Jama'ah Pasrah
Strategi yang didukung dengan metode yang bagus dan pelaksanaan
program yang akurat, akan menjadikan aktivitas dakwah menjadi matang
dan berorientasi jelas di mana cita-cita dan tujuan telah direncanakan.
Karena tujuan dan cita-cita yang jelas dan realistis pasti akan mendorong
dakwah mengikuti arah yang telah direncanakan.
86
Bila komponen dakwah yaitu da'i, mad'u, materi, dan media tersebut
diolah dengan penggunaan ilmu manajemen maka aktivitas dakwah akan
berlangsung secara lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sebab
bagaimanapun juga sebuah aktivitas apa pun itu sangat diperlukan sebuah
pengelolaan yang tepat bila ingin dapat berjalan secara sempurna, dan hal
ini sudah dilakukan oleh seluruh jajaran Yayasan Jama'ah Pasrah.
Jika aktivitas dakwah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
manajemen, maka "citra profesional" dalam dakwah akan terwujud pada
kehidupan masyarakat. Dengan demikian, dakwah tidak dipandang dalam
objek ubudiyah saja, akan tetapi diinterpretasikan dalam berbagai profesi.
Inilah yang dijadikan inti dari pengaturan secara manajerial organisasi
dakwah.Sedangkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan dakwah
adalah merupakan suatu hal yang harus mendapatkan prioritas.Aktivitas
dakwah dikatakan berjalan secara efektif jika apa yang menjadi tujuan
benar-benar dapat dicapai, dan dalam pencapaiannya dikeluarkan
pengorbanan-pengorbanan yang wajar. Atau lebih tepatnya, jika kegiatan
lembaga dakwah yang dilaksanakan menurut prinsip-prinsip manajemen
akan menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang
bersangkutan dan akan menumbuhkan sebuah citra (image) profesionalisme
di kalangan masyarakat, khususnya dari pengguna jasa dari profesi da'i.
Al-Qur'an banyak memuat pokok-pokok ajaran yang merupakan
prinsip dasar manajemen.Dimana di dalamnya akan tergambar ajaran
mengenai hubungan manusia dengan Khaliqnya (hablum minallah), pokok-
87
pokok ajaran hubungan antara manusia dengan manusia lainnya (hablum
minannas), hubungan manusia dengan alam (hablum minal'alam), serta
prinsip ajaran akhlak.
Kondisi semacam ini merupakan sebuah konsekuensi dari manusia
sebagai bagian dinamis dari alam semesta, di mana manusia memiliki
kemampuan nalar yang sempurna dibandingkan makhluk yang lain. Pada
saat yang sama, manusia (baca: muslim) memiliki misi sebagai rahmatal lil
alamin yang maknanya sama dengan al-salam.Untuk itu harus mampu
mengembangkan potensi hubungan mereka dalam menjaga keseimbangan
kehidupan.
Jadi, dalam Al-Qur'an sebenarnya juga terdapat ajaran mengenai
prinsip cara memimpin, mengelola, serta mengatur kehidupan. Pada
dasarnya ilmu manajemen dalam dunia Islam itu bukan hal yang baru, tetapi
sudah menjadi ajaran yang dipatuhi oleh setiap muslim walaupun dalam
istilah yang lain. Setidaknya kita dapat mendekati ilmu manajemen ini
dalam tiga prinsip pokok, yaitu: tauhid, syari'ah dan akhlak.
Substansi dakwah adalah berporos pada ajakan untuk memikirkan
klaim terpenting tentang hidup dan mati, kebahagiaan atau siksaan abadi,
kebahagiaan di dunia atau kesengsaraan, cahaya kebenaran atau gelapnya
kepalsuan, kebajikan dan kesejahteraan, maka dakwah harus dilakukan
dengan integritas penuh baik bagi para pendakwah ataupun objek dakwah.
Dalam kaitan ini kegiatan manajemen dakwah berlangsung pada
tataran kegiatan dakwah itu sendiri. Di mana setiap aktivitas dakwah,
88
khususnya dalam skala organisasi atau lembaga untuk mencapai suatu
tujuan dibutuhkan sebuah pengaturan atau manajerial yang baik.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa inti manajemen
adalah actuating. Ditinjau dari aspek penggerakan dakwah bahwa masalah
inipun telah berhasil dengan baik. Hal ini tentu saja karena proses
pengkaderan para da'i Yayasan Jama'ah Pasrah dalam melaksanakan
pekerjaaanya selalu diberikan pengarahan dan bimbingan dari seniornya
guna mencapai hasil yang lebih baik. Oleh karena itu Yayasan Jama'ah
Pasrah dalam mengembangkan fungsi-fungsi manajemen senantiasa
berpegang pada proses manajemen. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya telah
dapat memberikan loyalitas yang tinggi dan dapat melestarikan dan
mengembangkan dakwah.
Inti kegiatan penggerakan dakwah adalah bagaimana menyadarkan
anggota dan para pengurus Yayasan Jama'ah Pasrah untuk dapat
bekerjasama antara satu dengan yang lain. Suatu organisasi hanya bisa
hidup apabila di dalamnya terdapat para anggota yang rela dan mau bekerja-
sama satu sama lain. Pencapaian tujuan organisasi akan lebih terjamin
apabila para anggota dan pengurus Yayasan Jama'ah Pasrah dengan sadar
dan atas dasar keinsafannya yang mendalam bahwa tujuan pribadi mereka
akan tercapai melalui jalur pencapaian tujuan organisasi.Kesadaran
merupakan tujuan dari seluruh kegiatan penggerakan yang metode atau
caranya harus berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dapat
diterima oleh masyarakat.
89
Kesadaran yang muncul dari anggota organisasi terutama kaitannya
dengan proses dakwah, maka dengan sendirinya telah melaksanakan fungsi
manajemen.Penggerakan dakwah merupakan lanjutan dari fungsi
perencanaan dan pengorganisasian, setelah seluruh tindakan dakwah
dipilah-pilah menurut bidang tugas masing-masing, maka selanjutnya
diarahkan pada pelaksanaan kegiatan. Tindakan pimpinan dalam
menggerakkan anggotanya dalam melakukan suatu kegiatan, maka hal itu
termasuk actuating.
Unsur yang sangat penting dalam kegiatan penggerakan dakwah
setelah unsur manusia sebab manusia terkait dengan pelaksanaan program.
Oleh karena itu, di dalam memilih anggota suatu organisasi dan dalam
meraih sukses besar, maka yang perlu dipikirkan adalah bagaimana
mendapatkan orang-orang yang cakap.Dengan mendapatkan orang-orang
yang cakap berarti akan memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah.
Adapun ditinjau dari aspek pengendalian dakwah maka hal ini belum
ditempuh para pengurus dan anggota Yayasan Jama'ah Pasrah secara baik
dan berhasil.Hal ini dikarenakan belum adanya pelaksanaan langkah-
langkah pengendalian yaitu:
1. belum adanya pemeriksaaan dan penelitian terhadap pelaksanaan tugas
dakwah yang telah ditetapkan.
Tugas menejer adalah mengontrol atau melihat sendiri
perencanaan yang akan ditentukan. Bilamana Yayasan Jama'ah Pasrah
sedang mengadakan kegiatan maka pemimpin selalu mengontrol
90
kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan termasuk sikap para
pelaksana, interaksi antara petugas yang satu dengan yang lain. Dengan
jalan ini pemimpin dapat memperoleh gambaran secara lengkap dan
menyeluruh tentang jalannya kegiatan. Adapun kegiatan yang tidak
dikontrol oleh pemimpin maka beliau menyerahkan kepada bawahan
yang telah dipercayai oleh beliau sebagai badal (pengganti).
2. Belum adanya upaya membandingkan antara pelaksanaan tugas dengan
standar.
3. Belum mengadakan tindakan-tindakan perbaikan atau pembetulan.
Pengendalian adalah proses kegiatan untuk mengetahui hasil
pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk diperbaiki dan mencegah
terulangnya kembali kesalahan itu, begitu pula mencegah sebagai
pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengawasan mencakup mengevaluasi pelaksanaan kerja dan jika
perlu memperbaiki apa yang sedang dikerjakan untuk menjamin tercapainya
hasil-hasil menurut rencana. Mengevaluasi pelaksanaan kerja merupakan
kegiatan untuk meneliti dan memeriksa pelaksanaan tugas-tugas
perencanaan yaitu apakah semuanya betul-betul dikerjakan. Dengan
demikian pengawasan juga sekaligus untuk mengetahui terjadinya
penyimpangan, penyalahgunaan, kebocoran, kekurangan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Pengendalian atau pengawasan yang dilakukan sering disalah artikan
untuk sekedar mencari-cari kesalahan orang lain. Padahal sesungguhnya
91
pengendalian atau pengawasan ialah tugas untuk mencocokkan program
yang telah digariskan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Pengendalian terhadap pelaksanaan dakwah di Yayasan Jama'ah
Pasrah diperlukan untuk dapat mengetahui tugas-tugas dakwah yang
dilaksanakan oleh para pelaksana dakwah, tentang bagaimana tugas itu
dilaksanakan, sejauh mana pelaksanaannya, penyimpangan yang terjadi.
Oleh karena itu, dengan pengendalian dakwah dapat diambil tindakan
pencegahan terhadap kemungkinan adanya penyelewengan, dan hal ini
ternyata telah dilaksanakan dengan baik oleh para pengurus dan anggota
Yayasan Jama'ah Pasrah.
Berdasarkan uraian di atas bahwa peran dan kontribusi aplikasi
fungsi-fungsi manajemen sangat besar dalam pengembangan Yayasan
Jama'ah Pasrah di Desa Kembang Kabupaten Pati. Yayasan ini merupakan
suatu institusi yang para anggota dan pengurusnya menaruh perhatian
terhadap kehidupan dan nasib yatim piatu. Pada awalnya sebelum
menerapkan fungsi-fungsi manajemen, maka yang tampak adalah adanya
kesenjangan antara desa yang satu dengan lainnya dalam menyikapi anak
yatim piatu. Adanya sikap yang berbeda ini ditandai dengan adanya desa
yang masyarakat atau warganya kurang perduli dengan anak yatim piatu.
Sedangkan desa lainnya cukup besar perhatiannya terhadap kehidupan anak
yatim piatu.
Akan tetapi setelah menerapkan fungsi-fungsi manajemen, maka
Yayasan Jama'ah Pasrah dapat mengembangkan dakwah terhadap
92
masyarakat di desa tersebut. Pengembangan dakwah itu ternyata
menunjukkan keberhasilan yaitu adanya sikap saling mengasihi dan
menyayangi kehidupan yatim piatu.
Dalam hubungannya dengan nasib kehidupan fakir miskin dan yatim
piatu, maka setelah diterapkan fungsi-fungsi manajemen, Yayasan Jama'ah
Pasrah dapat menyantuni fakir miskin dan yatim fiatu karena pengembangan
dakwah telah dapat mengetuk hati para dermawan. Yayasan ini melakukan
serangkaian kegiatan yaitu ikut meringankan beban ekonomi bagi fakir
miskin dan yatim piatu; membantu meringankan biaya pendidikan bagi
anak-anak yatim demi untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
mencerdaskan anak bangsa. Untuk memperoleh dananya, selain subsidi dari
pemerintah, juga dari uluran tangan para dermawan. Untuk mewujudkan
aktivitas dan tujuannya, maka Yayasan Jama'ah Pasrah membangun sebuah
lembaga dakwah guna menyeru dan mengajak manusia agar memahami
makna hidup ini dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Yayasan Jama'ah Pasrah telah mengaplikasikan fungsi-fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan dan penilaian. Fungsi-fungsi manajemen ini telah
diterapkan dengan baik, meskipun di sana sini masih juga terdapat
kekurangan dan kelemahan. Namun demikian dengan menerapkan
fungsi-fungsi manajemen yang ada ternyata kegiatan dakwah
dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
2. Kekurangan dan kelebihan yayasan jama’ah pasrah dalam
penerapan fungsi-fungsi manajemen meliputi:
Kelebihan
1) telah tersusun progam jangka panjang dan jangka pendek
dalam perencanaan dan program jangka pendek telah
terealisasi secara teratur atau rutin.
2) Struktur organisasi dan kepengurusan telah tersusun sesuai
dengan prinsip manajemen
94
3) Yayasan jamaah pasrah telah menyususn tugas dan
wewenang masing-masing pengurus, anggota dan pelaksana
dimana masing-masing tugas telah di kelompokkan sesuai
dengan bidang masing-masing
4) Ketiga departemen yaitu Pembina, pengawas dan pegurus
telah melakukan fungsi penggerakan sesuai dengan prinsip
manajemen
5) Pengawasan di yayasan jamah pasrah telah menggunakan
system langsung dan tidak langsung yang kemudian hasil
kegiatan di evaluasi agar tidak terjadi kesalahan atau
penyimpangan yang sama pada kegiatan berikutnya
6) Pengevaluasisan atas hasil kegiatan yang dilakukan secara
musyawarah antara pengurus yayasan jamaah pasrah dan
melibatkan masyarakat.
Kekurangan
1) Belum terealisasinya program jangka panjang yang
tersususun dalam perencanaan
2) Para pengurus terkadang tidak datang tepat pada waktunya
dan terkadang tidak bisa datang sama sekali karena berbagai
alasan
3) Masih terbatasnya tenaga dakwah yang betul-betul
profesional.
95
4) Sebagian hasil kegiatan dakwah belum mencapai secara
maksimal
5) Penilaian dari masyarakat belum terlaksana sepenuhnya.
6) Untuk penilaian tidak ada standar penilaian yang jelas,
sehingga hal ini mengakibatkan kaburnya arti penilaian.
Oleh sebab itu perlu adanya penetapan standar nilai.
7) Banyaknya permasalahan yang sangat pelik dalam syiar
Islam, maka kepada pinpinan dituntut untuk bekerja keras
dan selalu waspada di dalam memutuskan suatu
permasalahan.
3. Peranan dan kontribusi manajemen terhadap kegiatan dakwah di
Yayasan Jama'ah Pasrah sangat besar peranannya dalam
menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan
yatim piatu, fakir miskin dan kaum du'afa' dalam meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara serta mengamalkan ajaran
Islam Ahlus Sunnah Waljama'ah. Selain itu telah mampu dengan
baik mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui
peningkatan mutu pendidikan, pengetahuan, wawasan serta
ketrampilan anggota Jamaah Pasrah dalam rangka berpartisipasi
terhadap pembangunan nasional.
96
5.2. Saran-saran
1. Untuk Yayasan Jama'ah Pasrah
Hendaknya pada para pelaksana dakwah lebih meningkatkan
fungsi-fungsi manajemen dakwah, dengan harapan maksud dan tujuan
dakwah dalam mengembangkan Yayasan Jama'ah Pasrah dapat mencapai
hasil yang diharapkan.
2. Untuk Masyarakat
Hendaknya masyarakat memberikan dukungan terhadap
keberadaan lembaga Yayasan Jama'ah Pasrah. Dukungan tersebut dapat
ditempuh dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan masing-masing
3. Untuk Lembaga Perguruan Tinggi
Penelitian terhadap konsep manajemen dakwah di Yayasan
Jama'ah Pasrah lebih ditingkatkan lagi yaitu dengan memberi peluang dan
kesempatan pada peneliti lain untuk mengangkat persoalan yang sama
dengan pendekatan berbeda agar hasilnya lebih komprehensif dan bisa
dijadikan studi banding.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. Amrullah.1983. Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Primaduta.
Anshori. Hafi. 1993. Pemahaman Dan Pengamalan Dakwah. Surabaya: Al Ikhlas. Arifin, M. 200. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. t. th. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakrta:
Rineka Cipta. Atmosudirjo, Prayudi, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Administrasi (Bagian I). Jakarta:
Ghalia Indonesia. Aziz, Moh. Ali, 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. Daradjat, Zakiah. et.al, 1995. Ilmu Fiqh, Jilid I. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. Depag RI, 1993. Al-Quran Dan Terjemahanya. Surabaya: Surya Cipta Aksara. DEPDIKNAS, 2002. Kamus Besar Bvahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimasyqi, Abdurrahman. 2004. Fiqh Emapt Mazhab. Bandung: Hasyimi Press. Gie, The Liang. 1972. Kamus Admininstrasi. Jakarta: Gunung Agung. Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research I. Yogjakarta: Fak.Psikologi UGM. Hafidhuddin, Didin. 2000. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani. Handoko. T.Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu. S.P. 1989. Manajemen, Dasar, Pengertian Dan Masalah.
Jakarta: PT Gunung Agung. Helmy, Masdar. 1973. Dakwah Dalam Pembangunan. Semarang: CV Toha Putra. Mahmuddin, 2004. Manajmen Dakwah Rasullah (Suatu Telaah Histories Kritis).
Jakarta: Restu Ilahi. Manullang, M.1963. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Balai Aksara. Moekiyat, 1980 Kamus Manajemen. Bandung : Alumni
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ahmad Nafi’
NIM : 1101087
Ttl : Pati, 9 September 1982
Alamat asal : Jl. Tanjungsari Rt 01/05 Tambakaji Ngaliyan
Pendidikan:
- MI Minsayul Wathan Pati lulus tahun 1995
- MTs. Manahijul Huda Pati lulus tahun 1998
- MA manahijul Huda Pati lulus tahun 2001
- Fakultas Dakwah Iain Walisongo semarang lulus tahun 2008
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan harap
maklum adanya.
Ttd
Ahmad Nafi’