Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia...

12
1 Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia Menggunakan Augmented Reality Kharisma Agung 1 , I Nyoman Yoga Sumadewa 2 , Ahmad Zuli Amrullah 3 Universitas Bumigora Mataram Artikel Info Kata kunci: Augmented Reality Media Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia Ilmu Pengetahuan Alam Animasi 3D Android ABSTRAK Media pembelajaran interaktif mempunyai banyak manfaat dalam proses pembelajaran dilakukan, salah satunya membantu siswa dalam memahami materi [1]. Saat ini penggunaan media pembelajaran di kalangan guru, khususnya yang berbasis teknologi informasi menunjukkan peningkatan yang signifikan [2]. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di tempat penelitian menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar khusunya pelajaran IPA pada pokok bahasan sistem pencernaan makanan pada manusia masih menggunakan metode seperti pada umumnya yaitu menggunakan papan tulis, buku, serta alat peraga yang kurang praktis dan mahal sehingga siswa masih susah membayangkan terjadinya proses sistem pencernaan pada manusia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa aplikasi android dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) untuk memperlihatkan proses pencernaan makanan pada manusia secara real time yang divisualisasikan dalam bentuk animasi 3D. Peneliti mengembangkan media pembelajaran ini menggunakan model pengembangan yang dikembangkan Luther- Sutopo yaitu Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Adapun prosedur pengembangan penelitian ini meliputi enam tahap yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing dan distribution. Hasil atau keluaran yang akan dicapai berupa aplikasi media pembelajaran sistem pencernaan makanan pada manusia menggunakan teknologi augmented reality yang dijalankan pada smartphone berbasis android dengan versi minimal 5.0 (Lollipop). Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa media yang dikembangkan telah layak dan memenuhi syarat fungsionalitas untuk digunakan sebagai media pembelajaran IPA pada pokok bahasan sistem pencernaan makanan pada manusia. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang dilakukan peneliti dan hasil persentase pengujian yang dilakukan oleh beberapa responden, dimana hasil kuesioner 30% menyatakan sangat setuju, 68% menyatakan setuju dan 2% menyatakan kurang setuju. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa aplikasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam memahami proses pencernaan makanan pada manusia. ABSTRACT Interactive learning media has many benefits in the learning process, one of which helps students in understanding the material. Based on observations made at the research site shows that the learning activities of teaching especially science lessons on the subject of the digestive system of food in humans still use methods such as using whiteboards, books, and props that are less practical and expensive so that students still find it difficult to imagine the process of the digestive system in humans. Therefore, this research aims to develop learning media in the form of android applications by utilizing Augmented Reality (AR) technology to show the process of digestion of food in humans in real time visualized in the form of 3D animation. Researchers developed this learning medium using luther-sutopo's development model Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Where this method consists of 6 (six) stages of development namely concept, design, material collecting, assembly, testing and distribution. The results or output will be achieved in the form of food digestive system learning media application in humans using augmented reality technology run on android-based smartphones with a minimum version of 5.0 (Lollipop). The conclusion of the study shows that the media developed has qualified functionality and qualified for use as a media learning IPA on the subject of the digestive system of food in humans. This can be seen from the results of the tests conducted by the researchers and the results of the percentage of tests conducted by some respondents, where the results of the questionnaire 30% expressed strongly agree, 68% disagreed and 2% disagreed. Based on these results shows that the application can be used as a learning medium in understanding the digestive process of food in humans.

Transcript of Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia...

Page 1: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

1

Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia

Menggunakan Augmented Reality

Kharisma Agung1, I Nyoman Yoga Sumadewa2, Ahmad Zuli Amrullah3

Universitas Bumigora Mataram

Artikel Info

Kata kunci:

Augmented Reality

Media Pembelajaran

Sistem Pencernaan Manusia

Ilmu Pengetahuan Alam

Animasi 3D

Android

ABSTRAK

Media pembelajaran interaktif mempunyai banyak manfaat dalam proses pembelajaran dilakukan, salah satunya membantu siswa dalam memahami materi [1].

Saat ini penggunaan media pembelajaran di kalangan guru, khususnya yang berbasis teknologi informasi menunjukkan peningkatan yang signifikan [2]. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di tempat penelitian menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar khusunya pelajaran IPA pada pokok bahasan sistem pencernaan makanan pada manusia masih menggunakan metode seperti pada umumnya yaitu menggunakan papan tulis, buku, serta alat peraga yang kurang praktis dan mahal sehingga siswa masih susah membayangkan terjadinya proses sistem pencernaan pada manusia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa

aplikasi android dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) untuk memperlihatkan proses pencernaan makanan pada manusia secara real time yang divisualisasikan dalam bentuk animasi 3D. Peneliti mengembangkan media pembelajaran ini menggunakan model pengembangan yang dikembangkan Luther-Sutopo yaitu Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Adapun prosedur pengembangan penelitian ini meliputi enam tahap yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing dan distribution. Hasil atau keluaran yang akan dicapai berupa aplikasi media pembelajaran sistem pencernaan makanan pada manusia

menggunakan teknologi augmented reality yang dijalankan pada smartphone berbasis android dengan versi minimal 5.0 (Lollipop). Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa media yang dikembangkan telah layak dan memenuhi syarat fungsionalitas untuk digunakan sebagai media pembelajaran IPA pada pokok bahasan sistem pencernaan makanan pada manusia. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang dilakukan peneliti dan hasil persentase pengujian yang dilakukan oleh beberapa responden, dimana hasil kuesioner 30% menyatakan sangat setuju, 68% menyatakan setuju dan 2% menyatakan kurang setuju. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan

bahwa aplikasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam memahami proses pencernaan makanan pada manusia.

ABSTRACT

Interactive learning media has many benefits in the learning process, one of which helps students in understanding the material. Based on observations made at the research site shows that the learning activities of teaching especially science

lessons on the subject of the digestive system of food in humans still use methods such as using whiteboards, books, and props that are less practical and expensive so that students still find it difficult to imagine the process of the digestive system in humans. Therefore, this research aims to develop learning media in the form of android applications by utilizing Augmented Reality (AR) technology to show the process of digestion of food in humans in real time visualized in the form of 3D animation. Researchers developed this learning medium using luther-sutopo's development model Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Where this method consists of 6

(six) stages of development namely concept, design, material collecting, assembly, testing and distribution. The results or output will be achieved in the form of food digestive system learning media application in humans using augmented reality technology run on android-based smartphones with a minimum version of 5.0 (Lollipop). The conclusion of the study shows that the media developed has qualified functionality and qualified for use as a media learning IPA on the subject of the digestive system of food in humans. This can be seen from the results of the tests conducted by the researchers and the results of the percentage of tests conducted by some respondents, where the results of the questionnaire 30% expressed strongly

agree, 68% disagreed and 2% disagreed. Based on these results shows that the application can be used as a learning medium in understanding the digestive process of food in humans.

Page 2: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

2

1. PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia saat ini yang

diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 2006 atau yang sering

disebut KTSP. Pengembangan kurikulum 2013 ini bertujuan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta

didik berupa paduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai

wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajari secara kontekstual [3]. Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih

kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan

menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan [4]. Sistem pencernaan makanan manusia merupakan salah

satu materi yang diajarkan pada mata pelajaran IPA kelas XI SMA. Materi tersebut terdapat pada bab 6 dalam

buku biologi untuk SMA/MA Kurikulum 2013 Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang

diterbitkan oleh Erlangga. Namun penyampaian materi tentang sistem pencernaan pada manusia masih

menggunakan metode pada umumnya seperti menggunakan papan tulis dan gambar-gambar yang terdapat di

buku biologi serta alat peraga yang ada di laboratorium sekolah. Sedangkan materi tentang sistem pencernaan

makanan pada manusia ini tidak bisa dilihat secara langsung karena sebagian besar prosesnya terjadi di tubuh

bagian dalam [5]. Materi sistem pencernaan pada manusia tidak dapat dilakukan hanya dengan memberikan

penjelasan oleh guru, tentunya juga harus mengamati objek-objek sistem pencernaan manusia. Namun karena objek pengamatan sistem pencernaan pada manusia terletak di dalam tubuh yang tidak dapat dilihat secara

langsung, maka dibutuhkan alat bantu untuk menunjang proses belajar mengajar. Alat bantu tersebut merupakan

sebuah replika anatomi organ tubuh manusia yang dibuat agar siswa dapat melihat langsung objek-objek sistem

pencernaan pada manusia.

Media pembelajaran mempunyai peran yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat

meningkatkan semangat serta antusiasme belajar pada siswa, memudahkan penyampaian materi yang

disampaikan oleh guru kepada para siswa dan menghindari proses belajar mengajar yang terlalu sering dilakukan

yang dapat mendatangkan kebosanan pada siswa [6]. Dalam kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran

juga dapat menumbuhkan keinginan dan minat siswa yang baru, membangkitkan motivasi siswa dan rangsangan

dalam kegiatan belajar serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa [7]

Hasil observasi penelitian yang dilakukan di SMAN 3 Mataram menunjukan bahwa kegiatan belajar

mengajar biologi khususnya pada saat mata materi sistem pencernaan manusia ini masih menggunakan metode pada umumnya yaitu menggunakan papan tulis, buku, serta alat peraga yang kurang praktis dan mahal sehingga

siswa masih susah membayangkan terjadinya proses sistem pencernaan pada manusia. Apabila masih

menggunakan metode pembelajaran tersebut, akan menyebabkan minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar menjadi berkurang. Hal ini menjadikan pembelajaran biologi yang harusnya menyenangkan dan

memberi kesempatan yang besar bagi siswa untuk mengeksplor rasa ingin tahu terhadap objek pembelajaran

menjadi suatu mata pelajaran yang membosankan dengan materi bacaan yang cukup banyak.

Salah satu teknologi yang sedang mengalami perkembangan saat ini adalah teknologi Augmented Reality.

Augmented Reality (AR) dapat didefinisikan sebagai sebuah teknologi yang mampu menggabungkan benda

maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan yang nyata kemudian memunculkan atau

memproyeksikan objek tersebut secara nyata [8]. Benda-benda maya berfungsi menampilkan informasi yang

tidak dapat diterima oleh manusia secara langsung. Hal ini membuat Augmented Reality berguna sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata [9]. Augmented Reality merupakan

penggabungan antara benda virtual dan benda nyata secara alami melalui sebuah proses komputeristik, seolah-

olah objek yang ditampilkan terlihat real seperti ada dihadapan pengguna (Kamelia, 2015). Augmented Reality

dapat digunakan untuk membantu memvisualisasikan konsep abstrak untuk pemahaman dan struktur suatu

model objek [10]. Augmented Reality tidak seperti Virtual Reality yang sepenuhnya menggantikan apa yang ada

di lingkungan nyata, namun hanya sekedar menambakan atau melengkapi [11]. Tujuan utama dari Augmented

Reality adalah menyederhanakan kehidupan pengunanya dengan cara membawa informasi virtual, bukan hanya

menambahkan lapisan atau layer saja, tetapi juga memperlihatkan pengelihatan tidak langsung dari lingkungan

dunia nyata, sehingga dapat dikatakan bahwa Augmented Reality meningkatkan pandangan dan interaksi

pengguna dengan dunia nyata[12]. Penggunaan teknologi Augmented Reality ini sangat cocok digunakan

sebagai media pembelajaran atau alat bantu dalam proses belajar mengajar pada materi sistem pencernaan makanan manusia sehingga para siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam membayangkan bagaimana proses

sistem pencernaan makanan manusia.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di tempat penelitian yang mengakibatkan siswa susah

membayangkan proses terjadinya sistem pencernaan makanan pada manusia, penulis berusaha memberikan

media pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru.

Dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality yang dikemas dalam smartphone berbasis android, dapat

Page 3: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

3

menjadi solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain siswa mendapat penjelasan dari guru,

mereka juga dapat melihat proses sistem pencernaan manusia berbentuk 3 Dimensi dari berbagai sisi yang

bergerak dan secara real time, sehingga siswa dapat melihat gambaran yang lebih nyata dan diharapkan

meningkatkan minat serta pemahaman terhadap materi sistem pencernaan makanan pada manusia.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Metode pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Multimedia Development Life

Cycle (MDLC) Luther-Sutopo yang terdiri dari concept, design, material collecting, assembly, testing dan

distribution.

2.1 Concept

Tahap ini mendefinisikan tujuan penelitian dan menentukan jenis aplikasi multimedia yang akan dibuat.

Tahap ini juga akan menentukan jenis aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain) dan tujuan aplikasi seperti

hiburan, pelatihan, pembelajaran, dan sebagainya [13]. Jadi tahap ini akan ditentukan maksud dan tujuan dari

pembuatan aplikasi, siapa yang akan menggunakan serta manfaat yang didapat dari aplikasi tersebut. Tujuan dari

perancangan aplikasi ini adalah untuk merancang sebuah aplikasi sistem pencernaan pada manusia menggunakan

teknologi Augmented Reality yang interaktif, edukatif dan akan diterapkan pada smarphone berbasis Android.

2.1.1. Identifikasi Pengguna

Agar tercapainya tujuan penelitian ini, juga diperlukan identifikasi pengguna dari aplikasi. Sasaran utama

pada pengguna “Aplikasi Android Sistem Pencernaan Pada Manusia Menggunakan Augmented Reality” ini adalah

kalangan pelajar khususnya siswa SMA Negeri 3 Mataram, tetapi tidak menutup kemungkinan pengguna berasal

dari kalangan umum yang ingin mengetahui proses dari sistem pencernaan manusia. Adapun karakteristik

pengguna agar bisa menggunakan aplikasi ini sebagai berikut: 1) Pengguna harus memiliki dan mampu

mengoperasikan smartphone berbasis android; 2) Perangkat smartphone yang dimiliki pengguna harus memiliki

versi android 5.0 (Lolipop) ke atas, kemudian memiliki kamera serta RAM yang mendukung agar mampu

menjalankan aplikasi AR sistem pencernaan manusia; 3) Pengguna tidak memiliki keterbatasan fisik, keterbatasan

mental dan gangguan jiwa.

2.1.2. Analisis Kebutuhan Perangkat

Dalam pembuatan “Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia menggunakan Augmented Reality”

ini menggunakan beberapa sarana pembangun, diantaranya adalah perangkat keras (Hardware) dan perangkat

lunak (Software) dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Perangkat Keras (Hardware)

a. Komputer untuk membangun aplikasi

Perangkat keras dengan spesifikasi grafis tinggi sangat mendukung dalam pembuatan objek sistem pencernaan manusia karena melakukan proses rendering objek yang sedikit rumit. Spesifikasi perangkat

keras yang digunakan dalam membangun aplikasi ini adalah sebagai berikut: 1) Laptop dengan processor

Intel Core i7-8565U CPU @ 2.0GHz; 2) Memory RAM 8 GB; 3) SSD 512 GB; 4) NVDIA GeForce MX250;

5) Mouse dan Keyboard; 6) Webcam.

Spesifikasi minimal perangkat keras yang bisa digunakan dalam perancangan aplikasi ini adalah sebagai

berikut: 1) PC atau laptop dengan Processor Intel Core i3; 2) Memory RAM 4GB; 3) Hardisk dengan ruang

kosong 10 GB; 4) Mouse dan Keyboard.

b. Perangkat smartphone untuk percobaan aplikasi

Smart phone yang digunakan untuk percobaan aplikasi ini adalah smart phone Xiaomi MI4C dengan

spesifikasi hardware dan software sebagai berikut: 1) Android 9 (Pie); 2) Layar 5.5 inch; 3) CPU Octa-core

1.6 GHz Cortex-A53; 4) GPU Mali-T830 MP1; 5) RAM 3 GB; 6)Kamera Belakang 13 MP. 2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun aplikasi ini sebagai berikut: 1) Sistem Operasi Windows

10 64bit; 2) Blender 2.79 64bit; 3) Unity 2017; 4) Android Software Development Kit (SDK); 5) Java

Development Kit (JDK); 6) Vuforia SDK untuk AR Unity; 7)Adobe Illustrator CC.

2.2 Design

Tahap ini akan dibuat spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya, tampilan dan kebutuhan material/bahan untuk program [8]. Pada penelitian ini rincian yang akan dibuat adalah konten informasi, rancangan aplikasi,

struktur navigasi dan desain antarmuka (interface).

2.2.1 Konten Infomasi

Aplikasi ini berisi informasi tentang proses dan organ-organ sistem pencernaan pada manusia. Buku

referensi yang digunakan penulis dalam membangun aplikasi ini adalah buku Biologi dari penulis Irnaningtyas &

Page 4: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

4

Yossa Istiadi yang diterbitkan oleh Erlangga. Kemudian untuk metode penyampaian informasi, penulis akan

menggunakan animasi Augmented Reality 3D disertai suara, di dalam aplikasi juga terdapat menu materi tentang

penjelasan sistem pencernaan manusia.

2.2.2 Rancangan Produksi

Dalam tahapan perancangan produksi nantinya agar calon pengguna dari aplikasi bisa mendapatkan marker

dan bisa mengakses aplikasi ini sesuai dengan apa yang telah digambarkan dalam tahapan konsep (Identifikasi Pengguna), aplikasi ini ditujukan untuk kalangan pelajar khususnya SMA 3 Mataram, namun tidak menutup

kemungkinan aplikasi ini digunakan untuk umum. Penulis membuat dua rancangan konsep produksi yaitu:

1. Marker

Penulis menyediakan marker yang sudah dicetak dalam bentuk sticker. Selanjutnya marker akan dibagikan

kepada siswa kemudian disimpan di dalam buku paket IPA pada materi sistem pencernaan manusia.

2. Google Drive

Pengguna dapat secara langsung mengunduh marker yang sudah disimpan ke dalam media penyimpanan

google drive, setelah berhasil mengunduh marker, pengguna bisa langsung mencetak marker sendiri.

Untuk memudahkan pengguna, penulis telah menyediakan button download pada aplikasi yang secara

otomatis mengalihkan pengguna menuju link google drive.

2.2.3 Struktur Navigasi Struktur navigasi adalah urutan alur informasi dari suatu aplikasi multimedia. Dengan menggunakan

struktur navigasi yang tepat maka suatu aplikasi multimedia mempunyai suatu pedoman dan arah informasi yang

jelas. Struktur Navigasi ini berguna untuk memberikan gambaran link dari halaman satu ke halaman lainnya.

Pada tahap ini penulis memilih menggunakan perancangan State Transition Diagram (STD) untuk

memberikan gambaran dari struktur navigasi. State Transition Diagram merupakan diagram yang memodelkan

tingkah laku (behaviour) sistem berdasarkan pada definisi satu bagian dari keadaan sistem. Langkah ini digunakan

untuk menggambarkan kinerja sistem. Agar lebih jelasnya silakan lihat gambar State Transition Diagram berikut

ini.

Splash Screen

Menu UtamaMulai AR Petunjuk

Materi

Keluar

Klik Mulai ARMembuka kamera

smartphone pengguna

Klik button BackKembali ke

Menu Utama

Klik button BackKembali ke

Menu Utama

Klik button BackKembali ke

Menu Utama

Klik button KeluarKeluar dari aplikasi

Klik MateriTampilan halaman

Materi organ pencernaan

Klik PetunjukTampilan halamanpanduan aplikasi

Gambar 2.1 State Transition Diagram

2.2.4 User Interface

Desain antarmuka atau interface dari aplikasi ini akan didesain dengan sederhana agar tidak menyulitkan

para pengguna dalam mengoperasikan aplikasi. Berikut merupakan tampilan antarmuka yang akan dibuat.

Page 5: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

5

1. Splash Screen

Augmented RealitySISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Loading..

Gambar 2.2 Rancangan Splash Screen

2. Menu Utama

Augmented RealitySISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Play AR

Materi

Petunjuk

Keluar

Gambar 2.3 Rancangan Menu Utama

3. Menu Play AR

TAMPILAN ARSISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Gambar 2.4 Rancangan Menu Play AR

4. Menu Materi MATERI

ORGAN PENCERNAAN MANUSIA

*gambar organ pencernaan manusia*

Gambar 2.5 Rancangan Menu Materi

5. Menu Petunjuk

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

Gambar 2.6 Rancangan Menu Petunjuk

Page 6: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

6

2.3 Material Collecting

Pada tahap material collecting ini penulis mengumpulkan bahan-bahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam pembuatan aplikasi seperti objek 3D, background, audio dan lain sebagainya melalui referensi internet atau

dokumentasi pribadi penulis. Bahan-bahan tersebut nantinya akan digunakan dalam proses assembly (pembuatan

aplikasi). Berikut ini merupakan bahan-bahan untuk pengembangan aplikasi:

1. Objek 3D

Objek 3 Dimensi yang dibutuhkan dalam perancangan aplikasi AR sistem pencernaan manusia dapat dilihat

pada tabel di berikut ini.

Tabel 2.1 Objek 3D yang dibutuhkan

No Objek 3 Dimensi

1 Kepala dan Badan

2 Mulut

3 Esofagus

4 Lambung

5 Hati

6 Usus Halus dan Usus Besar

2. Marker

Berikut marker yang telah disimpan dalam database Vuforia yang akan digunakan untuk dipindai oleh

aplikasi AR sistem pencernaan pada manusia.

Gambar 2.7 Marker

3. Audio

Adapun audio yang akan digunakan dalam perancangan aplikasi AR sistem pencernaan manusia dapat dilihat

pada tabel di berikut ini.

Tabel 2.2 Audio

No Audio

1 Tombol Klik

2 Google Voice

2.4 Assembly

Setelah semua bahan yang dibutuhkan berhasil dikumpulkan maka selanjutnya masuk ke dalam tahap

assembly yaitu pembuatan seluruh objek berdasarkan konsep yang telah dirancang sebelumnya dan akan

diimplementasikan ke dalam aplikasi. Berikut ini merupakan rincian tahap pembuatan aplikasi AR sistem

pencernaan manusia:

1. Tahap pertama adalah pembuatan objek-objek 3 dimensi, animasi dan bahan lain yang sudah dirancang

sebelumnya pada tahap Material Collecting.

2. Tahap kedua adalah memasukkan asset-asset yang sudah dirancang ke dalam softwate unity. Unity yang digunakan harus sudah terinstal android SDK (Software Development Kit), JDK (Java Deplovment Kit) dan

Vuforia SDK.

3. Selanjutnya pembuatan scene sesuai dengan konsep yang dirancang, setelah itu masing-masing objek

nantinya memiliki fungsi dengan pengkodean yang dibuat menggunakan Bahasa Pemrograman C#

menggunakan software bawaan dari unity yaitu Monodevelop.

4. Setelah tahap pembuatan scene dan pengkodean selesai, berikutnya pengujian debugging untuk melihat hasil

dari pengkodean yang sudah dibuat terdapat error atau tidak, jika tidak terdapat error maka komponen-

komponen yang sudah dibuat bisa dijalankan pada unity.

5. Setelah asset dan scene digabungkan kemudian lanjut proses build up sehingga menghasilkan sebuah

aplikasi sistem pencernaan makanan pada manusia menggunakan Augmented Reality berbasis Android

dengan format .APK.

Page 7: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

7

2.5 Testing

Pengujian sistem merupakan proses untuk menjalankan perangkat lunak untuk mencari kesalahan atau kekurangan pada perangkat lunak yang diuji dan menentukan apakah perangkat lunak layak seperti spesifikasi

sistem yang diinginkan [14]. Tahap ini akan dilakukan pengujian dengan tujuan untuk memastikan bahwa aplikasi

yang telah dibuat akan menjalankan proses yang tepat dan menghasilkan output yang sesuai berdasarkan konsep

yang telah dirancang, serta mencari tahu apakah terdapat kesalahan yang mungkin ada di dalam aplikasi.

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu MDLC (Multimedia Development Life Cycle),

terdapat dua metode pengujian yang akan dilakukan terhadap aplikasi yang telah dibuat yaitu oleh pembuat

aplikasi dan calon pengguna aplikasi dengan cara Alpha Testing dan Beta Testing. Tahap pengujian aplikasi akan

dilakukan pada smartphone Android dengan spesifikasi minimal sistem operasi yaitu versi Android 5.0 (Lollipop).

2.6 Distribution

Tahap ini merupakan tahap terakhir berdasarkan metode yang penulis gunakan. Pada tahap distribusi ini

akan dilakukan tahap menyimpan aplikasi ke dalam sebuah media penyimpanan seperti hardisk, flashdisk,

smartphone ataupun mendistribusikannya dengan cara mengunggah ke Playstore. Penulis memilih untuk

mengunggah aplikasi ke media penyimpanan Google Drive agar pengguna dapat mengunduh aplikasi melalui link

yang telah disediakan pada marker yang dibagikan. Sedangkan untuk pendistribusian marker ada dua konsep yaitu

melalui sticker marker dan dapat diunduh di penyimpanan Google Drive.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penjelasan Aplikasi

Bagian ini penulis akan membahas mengenai isi dari aplikasi Augmented Reality Sistem Pencernan Makanan

pada Manusia yang telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.

3.1.1 Splah Screen

Tampilan Splashscreen merupakan suatu kondisi yang digunakan untuk menggambarkan image atau

gambar yang muncul pada saat sebuah aplikasi atau program dalam proses loading. Jadi pada Splash screen akan

muncul Gambarpertanda akan memasuki aplikasi yang diinginkan [15].

Gambar 3.1 Tampilan Splah Screen

3.1.2 Menu Utama Pada desain menu utama terdapat judul dari aplikasi yaitu “Augmented Reality Sistem Pencernaan

Manusia”. Di menu utama ini terdapat empat tombol, yang pertama tombol Mulai AR yang fungsinya untuk

navigasi ke menu camera Augmented Reality, kedua tombol Materi yang isinya terdapat materi mengenai proses

pencernaan makanan dan tombol untuk menampilkan fungsi dari masing-masing organ pencernaan, ketiga tombol

Petunjuk yang fungsinya untuk menjelaskan para user bagaimana cara menggunakan aplikasi tersebut dan yang

keempat yaitu tombol Keluar yang berfungsi untuk keluar dari aplikasi. Sedangkan background yang digunakan

pada menu utama terdapat judul dari aplikasi dengan beberapa icon organ pencernaan manusia. Berikut tampilan

Menu Utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 Tampilan Menu Utama

3.1.3 Menu Mulai AR Pada menu Mulai AR terdapat beberapa button di dalamnya yaitu button back untuk kembali ke menu

Page 8: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

8

utama, button zoom untuk melihat objek secara dekat dan button rotate agar dapat melihat objek dari berbagai

sisi. Ketika memasuki menu ini secara otomatis akan mengaktifkan kamera smartphone pengguna yang digunakan

untuk mendeteksi marker, setelah berhasil mendeteksi marker maka animasi objek 3D akan muncul bersamaan

dengan audio penjelasan proses sistem pencernaan manusia serta button zoom dan button rotate. Berikut ini

merupakan tampilan dari Menu Mulai AR sesudah marker berhasil dideteksi.

Gambar 3.2 Tampilan Animasi AR

3.1.4 Menu Materi Pada menu materi ini berfungsi untuk menampilkan materi mengenai sistem pencernaan makanan pada

manusia yang berpacu pada buku mata pelajaran IPA Biologi kelas XI kurikulum 2013. Materi yang diambil yaitu

rangkuman mengenai penjelasan dari proses pencernaan dan fungsi dari masing-masing organ pencernaan

manusia. Ketika user masuk ke menu utama, maka secara otomatis akan muncul panel pemberitahuan bahwa

terdapat button yang dapat menampilkan panel materi dari fungsi organ pencernaan, di dalam menu ini juga

terdapat button back yang befungsi untuk kembali ke menu utama dan button close (X) untuk menutup panel.

Gambar 3.3 Tampilan Menu Materi

3.1.5 Menu Petunjuk Pada menu ini berisikan panduan untuk para user dalam menggunakan aplikasi. Di dalam menu ini juga

terdapat dua button, diantaranya yaitu button Download Marker yang fungsinya mengalihkan user menuju link

google drive untuk mengunduh marker dan button back untuk kembali ke menu utama. Berikut ini merupakan

tampilan dari menu petunjuk.

Gambar 3.3 Tampilan Menu Petunjuk

3.2 Hasil Penujian

Pada tahap ini telah dilakukan pengujian (testing) dengan tujuan untuk memastikan bahwa aplikasi yang

telah dibuat akan menjalankan proses yang tepat dan menghasilkan output yang sesuai berdasarkan konsep yang

telah dirancang, serta mencari tahu apakah terdapat kesalahan yang mungkin ada di dalam aplikasi.

Page 9: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

9

Terdapat dua metode pengujian yang akan dilakukan terhadap aplikasi yang telah dibuat, pertama oleh

pembuat aplikasi dan yang kedua calon pengguna aplikasi dengan cara Alpha Testing dan Beta Testing. Tahap

pengujian aplikasi akan dilakukan pada smartphone Android dengan spesifikasi minimal sistem operasi versi

Android 5.0 (Lollipop).

1. Alpha Testing

Alpha testing merupakan pengujian yang dilakukan dengan mencari tahu apakah terdapat kesalahan atau

tidak pada sebuah sistem yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak yang dibangun. Pengujian

ini menggunakan pengujiann blackbox yang berfokus pada persyaratan fungsionalitas sistem yang dibangun [14].

Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel pengujian aplikasi dibawah ini:

Tabel 3.1 Hasil Uji Program

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil Uji

1. Membuka

aplikasi.

Masuk ke tampilan splash

screen. Sesuai

2.

Splash screen.

Loading dapat berjalan dan

masuk ke halaman Menu

Utama.

Sesuai

3. Menekan tombol

Mulai AR.

Membuka kamera pada

smartphone pengguna. Sesuai

4. Menekan tombol

Materi.

Masuk ke halaman materi

organ-organ pencernaan manusia.

Sesuai

5. Menekan tombol

Petunjuk.

Masuk ke halaman panduan

aplikasi. Sesuai

6. Menekan tombol

Keluar.

Keluar dari aplikasi. Sesuai

Tabel 3.2 Hasil Uji Menu Play AR

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil Uji

1. Menekan tombol

Mulai AR.

Mengaktifkan kamera

smartphone pengguna. Sesuai

2. Scan marker

sistem pencernaan

manusia.

Dapat memindai marker

dan menampilkan animasi

objek 3D.

Sesuai

3. Menekan tombol

Back.

Kembali ke halaman Menu

Utama.

Sesuai

4 Menekan tombol

zoom.

Objek 3D dapat mendekat

dan menjauh. Sesuai

5 Menekan tombol

rotate.

Objek 3D dapat berputar

ke kiri dan ke kanan. Sesuai

Tabel 3.3 Hasil Uji Menu Materi

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil Uji

1. Menekan tombol Materi.

Masuk ke halaman materi dan otomatis menampilkan

panel pemberitahuan.

Sesuai

2. Menekan tombol

close (X).

Menutup panel

pemberitahuan. Sesuai

3. Menekan tombol

Mulut.

Menampilkan penjelasan

tentang fungsi mulut. Sesuai

4. Menekan tombol

Esofagus.

Menampilkan penjelasan

tentang fungsi esofagus. Sesuai

5. Menekan tombol

Lambung.

Menampilkan penjelasan

tentang fungsi lambung. Sesuai

6. Menekan tombol

Pankreas.

Menampilkan penjelasan

tentang fungsi pankreas. Sesuai

7. Menekan tombol

Hati.

Menampilkan penjelasan

tentang fungsi hati. Sesuai

Page 10: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

10

8. Menekan tombol

Faring.

Menampilkan penjelasan

tentang fungsi faring. Sesuai

9. Menekan tombol

Usus Halus.

Menampilkan penjelasan

tentang fungsi usus halus. Sesuai

10. Menekan tombol

Usus Besar.

Menampilkan penjelasan

tentang fungsi usus besar. Sesuai

11. Menekan tombol

Back.

Kembali ke halaman Menu

Utama. Sesuai

Tabel 3.4 Hasil Uji Menu Petunjuk

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil Uji

1. Menekan tombol

Petunjuk.

Masuk ke halaman

panduan penggunan

aplikasi.

Sesuai

2. Menekan tombol Download

Marker.

Link menuju halaman website Google Drive. Sesuai

3. Menekan tombol

Back.

Kembali ke halaman Menu

Utama. Sesuai

2. Betha Testing

Betha Testing merupakan pengujian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas

sistem pada aplikasi yang dibangun, apakah sudah memenuhi harapan atau belum. Untuk itu dalam pengujian

betha dilakukan penelitian terhadap responden atau pengguna sistem dengan melakukan pengumpulan data

menggunakan kuesioner atau angket [14]. Proses ini merupakan keputusan bahwa sebuah produk digital atau

aplikasi sudah layak digunakan untuk para pengguna, akan tetapi memang produk digital dalam tahap ini juga

masih berada dalam kategori pengujian untuk menghilangkan potensi kerusakan pada sebuah produk digital.

Adapun hasil pengujian yang dilakukan kepada setiap calon pengguna aplikasi, maka diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 3.5 Hasil Beta Test

No Pertanyaan Penilaian

4 3 2 1

1 Apakah aplikasi dapat dengan mudah dioperasikan

oleh pengguna? 5 15

2 Apakah menu yang terdapat dalam aplikasi sudah

cukup lengkap? 5 14 1

3 Apakah aplikasi ini dapat menambah wawasan materi

sistem pencernaan manusia? 10 10

4

Apakah konten dan animasi pada aplikasi ini sudah

cukup memberi gambaran bagaimana terjadinya

proses sistem pencernaan manusia?

5 13 2

5

Apakah aplikasi sudah cukup layak digunakan

sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran sistem

pencernaan manusia?

5 15

6

Apakah aplikasi android sistem pencernaan manusia

menggunakan AR dapat menumbuhkan semangat dan

minat dalam belajar?

6 14

7 Apakah desain konten aplikasi sudah cukup

interaktif? 6 14

Jumlah 42 95 3

Keterangan:

4 = Sangat Setuju 2 = Kurang Setuju

3 = Setuju 1 = Tidak Setuju

Page 11: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

11

Berdasarkan data hasil kuesioner, dapat dilakukan penghitungan persentase dari masing-masing

jawaban. Untuk menghitung jumlah persentase dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

𝐘 =∑ 𝒋𝒓

𝒒 𝒙 𝒑 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

= Jumlah jawaban responden q = Jumlah pertanyaan

p = Jumlah responden Y = Nilai persentase

Hasil perhitungan persentase untuk masing-masing jawaban adalah sebagai berikut:

1. Sangat Setuju 𝐘 =∑ 𝒋𝒓

𝒒 𝒙 𝒑 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

𝐘 =𝟒𝟐

𝟕 𝒙 𝟐𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

= 𝟑𝟎%

2. Setuju 𝐘 =∑ 𝒋𝒓

𝒒 𝒙 𝒑 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

𝐘 =𝟗𝟓

𝟕 𝒙 𝟐𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

= 𝟔𝟖%

3. Kurang Setuju 𝐘 =∑ 𝒋𝒓

𝒒 𝒙 𝒑 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

𝐘 =𝟑

𝟕 𝒙 𝟐𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

= 𝟐%

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu telah dibangun sebuah

aplikasi media pembelajaran materi sistem pencernaan pada manusia dengan memanfaatkan teknologi augmented

reality yang dapat digunakan pada smartphone berbasis android. Penulis membangun aplikasi ini agar membuat

guru menjadi lebih kreatif dan mudah dalam menjelaskan materi sehingga membuat para siswa khususnya siswa

SMAN 3 Mataram dapat memahami proses terjadinya sistem pencernaan makanan pada manusia yang diproyeksikan ke dalam animasi 3D, hal ini juga membuat siswa mendapatkan media pembelajaran yang lebih

interaktif dibandingkan dengan yang sebelumnya. Dari hasil perhitungan persentase masing-masing jawaban

pengujian beta, dimana hasil kuesioner 30% menyatakan sangat setuju, 68% menyatakan setuju dan 2%

menyatakan kurang setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi android sistem pencernaan manusia

menggunakan teknologi Augmented Reality telah layak dan memenuhi syarat fungsionalitas untuk digunakan

sebagai media pembelajaran.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada:

1. Bapak Ir. Anthony Anggrawan, M.T., Ph.D selaku Rektor Universitas Bumigora Mataram.

2. Ibu Ni Gusti Ayu Dasriani, M.Kom., selaku Wakil Rektor I Universitas Bumigora.

3. Bapak Ahmat Adil, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Desain.

4. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom., selaku ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.

5. Bapak I Nyoman Yoga Sumadewa, S.Kom., M.Sn selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.

6. Bapak Ahmad Zuli Amrullah, S.Kom., M.Eng selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.

7. Ibu Nurma Sinanten, S.Pd selaku Guru Biologi SMAN 3 Mataram yang telah membantu selama penelitian skripsi.

8. Tak terlupa Mama, Abah dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan dukungan materi.

9. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama dalam perkuliahan.

10. Teman – Teman yang selalu memberikan dukungan kepada penulis sampai skripsi ini selesai.

Page 12: Aplikasi Android Sistem Pencernaan pada Manusia ...repository.universitasbumigora.ac.id/452/49/1610520021 - Artikel.pdfSedangkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

12

REFRENSI

[1] M. Taqyuddin, “Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Augmented Reality pada Pokok

Bahasan Organ Tubuh Manusia untuk Kelas VII SMPN 41 Semarang,” Universitas Negeri Semarang,

2018.

[2] I. Aripin and Y. Suryaningsih, “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Menggunakan Teknologi

Augmented Reality (AR) Berbasis Android pada Konsep Sistem Saraf,” Sainsmat J. Ilm. Ilmu

Pengetah. Alam, vol. 8, no. 2, p. 47, 2019, doi: 10.35580/sainsmat82107192019.

[3] G. R. Astatin and H. Nurcahyo, “Pengembangan media pembelajaran biologi berbasis adobe flash untuk

meningkatkan penguasaan kompetensi pada Kurikulum 2013,” J. Inov. Pendidik. IPA, vol. 2, no. 2, p.

165, 2016, doi: 10.21831/jipi.v2i2.10966.

[4] D. Runtulalu et al., “Media Interaktif Pembelajaran Sistem Pencernaan,” no. 031.

[5] R. Mauludin, A. S. Sukamto, and H. Muhardi, “Penerapan Augmented Reality Sebagai Media

Pembelajaran Sistem Pencernaan pada Manusia dalam Mata Pelajaran Biologi,” J. Edukasi dan Penelit. Inform., vol. 3, no. 2, p. 117, 2017, doi: 10.26418/jp.v3i2.22676.

[6] B. A. Pekerti, “Pengembangan Aplikasi Augmented Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

SMP Negeri 2 Banyumas pada Mata Pelajaran IPA Tata Surya,” Universitas Negeri Semarang, 2017.

[7] M. Y. Bachtiar and H. Haryanto, “Perancangan aplikasi berbasis markerless augmented reality untuk

alat peraga organ dalam manusia pada sekolah menengah atas,” Univ. Dian Nuswantoro, pp. 1–5, 2015.

[8] E. W. Hidayat, A. N. Rachman, and M. F. Azim, “Penerapan Finite State Machine pada Battle Game

Berbasis Augmented Reality,” J. Edukasi dan Penelit. Inform., vol. 5, no. 1, p. 54, 2019, doi:

10.26418/jp.v5i1.29848.

[9] J. Juannita and B. Prasetya Adhi, “Pengembangan Media Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia

Untuk Kelas 8 SMP Dengan Fitur Augmented Reality Berbasis Android (Studi Kasus : SMPN 7

Depok),” PINTER J. Pendidik. Tek. Inform. dan Komput., vol. 1, no. 1, pp. 76–81, 2017, doi: 10.21009/pinter.1.1.10.

[10] I. Mustaqim, “PEMANFAATAN AUGMENTED REALITY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN,”

J. Pendidik. Teknol. dan Kejuru., vol. 13, 2016.

[11] C. Hamdah, “Aplikasi Augmented Reality Dengan Metode Marker Basedtracking Untuk

Memvisualisasikan Gedung-Gedung Pada Kampus II Universitas Islam Negeri Alauddin Samata

Gowa,” Universitas Islam Negeri Alauddin, 2015.

[12] S. D. Y. Kusuma, “Perancangan Aplikasi Augmented Reality Pembelajaran Tata Surya dengan

Menggunakan Marker Based Tracking,” J. Inform. Univ. Pamulang, vol. 3, no. 1, p. 33, 2018, doi:

10.32493/informatika.v3i1.1428.

[13] I. A. Astuti, A. Harwanto, and T. Hidayat, “Pengembangan Media Interaktif Pengenalan Sistem Tata

Surya Menggunakan Framework MDLC,” Eksplora Inform., vol. 8, no. 2, pp. 158–166, 2019, doi:

10.30864/eksplora.v8i2.220. [14] E. Setiawan, U. Syaripudin, and Y. A. Gerhana, “Implementasi Teknologi Augmented Reality pada

Buku Panduan Wudhu Berbasis Mobile Android,” J. Online Inform., vol. 1, no. 1, p. 28, 2016, doi:

10.15575/join.v1i1.8.

[15] J. Fauzan, “Perancangan aplikasi pembelajaran biologi kelas xi ipa di sekolah lanjutan tingkat atas

berbasis android,” J. Vokasional Tek. Elektron. Inform., vol. 3, no. 1, pp. 89–98, 2015.