APDA teori.pdf

4
Perilaku 1. Merupakan suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo, N., 1993:55). Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons orgnisme/seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut (Soekidjo, N., 1993:58). Misalnya: ada akuntan dan akuntansi, perilaku bukan pada akuntasinya melainkan pada orang/akuntan yang menerima rangsangan/stimuli dari luar dan kemudian orang/akuntan tersebut memberikan respons atau melakukan tindakan/aktivitas. 2. Ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi orgnisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo, S., 1997:60). Jadi, apa yang dilakukan tergantung bagaimana rangsangan/stimuli dari lingkungan dan bagaimana orgnisme/seseorang bereaksi terhadap lingkungan. Rangsangan/stimuli dari lingkungan berupa informasi. 3. Robert Kwick (1974), sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo, S., (1997), perilaku adalah tindakan/perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. 4. Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Sri Kusmiyati dan Desminiarti, 1990:1). 5. Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika seseoang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, di dalam tubuh manusia. 6. Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus/rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya organisme. Dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut “S-O-R” atau stimulus-organisme-respon. Skiner membedakan adanya dua proses. a. Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan- rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relative tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosional misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya. b. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya: apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job description) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya

Transcript of APDA teori.pdf

Page 1: APDA teori.pdf

Perilaku

1. Merupakan suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo, N., 1993:55). Secara operasional,

perilaku dapat diartikan suatu respons orgnisme/seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek

tersebut (Soekidjo, N., 1993:58).

Misalnya: ada akuntan dan akuntansi, perilaku bukan pada akuntasinya melainkan pada

orang/akuntan yang menerima rangsangan/stimuli dari luar dan kemudian orang/akuntan tersebut

memberikan respons atau melakukan tindakan/aktivitas.

2. Ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi orgnisme terhadap

lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau

perilaku tertentu (Notoatmodjo, S., 1997:60).

Jadi, apa yang dilakukan tergantung bagaimana rangsangan/stimuli dari lingkungan dan

bagaimana orgnisme/seseorang bereaksi terhadap lingkungan. Rangsangan/stimuli dari lingkungan

berupa informasi.

3. Robert Kwick (1974), sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo, S., (1997), perilaku adalah

tindakan/perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.

4. Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya

sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Sri Kusmiyati dan Desminiarti,

1990:1).

5. Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat

diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk

aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki

yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika seseoang duduk diam

dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun

pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, di dalam tubuh

manusia.

6. Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus/rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya organisme.

Dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut “S-O-R” atau

stimulus-organisme-respon. Skiner membedakan adanya dua proses.

a. Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-

rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena

menimbulkan respon-respon yang relative tetap. Misalnya: makanan yang lezat

menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan

sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosional misalnya

mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan

kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya.

b. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang

kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut

reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya: apabila

seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian

tugasnya atau job description) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya

Page 2: APDA teori.pdf

(stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan

tugasnya.

7. JADI dapat disimpulkan, Perilaku manusia adalah “aktivitas yang timbul karena adanya stimulus

dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung”.

Klasifikasi perilaku

Menurut Skinner (1938), dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus maka perilaku dapat dibedakan

menjadi dua yaitu:

1. Perilaku tertutup

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap

yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas.

2. Perilaku terbuka

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap

stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat

diamati atau dengan mudah dipelajari.

Perubahan Perilaku Individu

1. Teori Kurt Lewin

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang

antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restrining

forces). Perilaku ini dapat berubah apabila terjadi ketidak-seimbangan antara kedua kekuatan

tersebut didalam diri seseorang. Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada

diri seseorang itu, yakni:

a. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya stimulus-

stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini

berupa informasi-informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan.

b. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi karena adanya stimulus-

stimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut.

c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan keadaan

semacam ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku.

2. Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada

kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber

komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan

keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan

proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu

yang terdiri dari:

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila

stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi

Page 3: APDA teori.pdf

perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti

ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti

stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah itu organisme mengolah

stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah

diterimanya (bersikap).

c. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut

mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

3. Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu itu tergantung kepada

kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku

seseorang apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.

Menurut Katz (1960) perilaku dilatar-belakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan. Katz

berasumsi bahwa:

a. Perilaku itu memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan

pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap

objek demi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tidak dapat memenuhi

kebutuhannya maka ia akan berperilaku negatif.

b. Perilaku dapat berfungsi sebagai defence mechanism atau sebagai pertahanan diri dalam

menghadapi lingkungannya. Artinya dengan perilakunya, dengan tindakan-tindakannya,

manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar.

c. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti. Dalam peranannya

dengan tindakannya itu, seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dengan tindakan sehari-hari tersebut seseorang telah melakukan keputusan-keputusan

sehubungan dengan objek atau stimulus yang dihadapi. Pengambilan keputusan yang

mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan secara spontan dan dalam waktu

yang singkat.

d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu

situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan

pencerminan dari hati sanubari. Oleh sebab itu perilaku itu dapat merupakan “layar”

dimana segala ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang marah,

senang, gusar, dan sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya.

Akuntansi

1. Sebagai suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi menyediakan informasi kuantitatif, terutama

yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan ekonomi yang dapat bermanfaat dalam menetapkan

pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif (Accounting Principles Board

Statement No. 4).

2. Suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi, untuk

memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas, bagi pihak pemakai

informasi (American Accounting Association).

3. Aktivitas jasa yang berfungsi menghasilkan informasi yang bersifat angka, terutama tentang

finansial, dari suatu unit entitas ekonomi, yang dimaksudkan untuk dapat berguna dalam

pengambilan keputusan ekonomi, dalam menentukan pilihan yang dianggap memiliki dasar yang

Page 4: APDA teori.pdf

kuat dibandingkan jika kita mengambil pilihan yang lain (American Institute of Certified Public

Accountants).

4. Suatu proses pengumpulan, pencatatan, penganalisaan, peringkasan, pengklasifikasian dan

pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk menyediakan informasi

keuangan bagi para pemakai laporan yang berguna untuk pengambilan keputusan (Keputusan

Menteri Keuangan RI No. 476/KMK.01/1991).

5. JADI dapat disimpulkan, akuntansi adalah “kumpulan prosedur-prosedur untuk

pengidentifikasian, pencatatan dan pengkomunikasian atas transaksi ekonomi masa lalu terutama

yang bersifat keuangan dari suatu entitas dengan maksud dapat berguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi dimasa datang”.