“PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI...

95
“PENGARUH ZAKAT, INFLASI DAN PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011-2018” (Studi Kasus: di Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh DWI SETYANI (63020-15-0092) PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Transcript of “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI...

Page 1: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

“PENGARUH ZAKAT, INFLASI DAN

PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL

MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI TAHUN 2011-2018”

(Studi Kasus: di Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

DWI SETYANI

(63020-15-0092)

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2019

Page 2: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan
Page 3: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

i

“PENGARUH ZAKAT, INFLASI DAN

PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL

MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI TAHUN 2011-2018”

(Studi Kasus: di Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

DWI SETYANI

(63020-15-0092)

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2019

Page 4: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

ii

Page 5: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

iii

Page 6: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN

PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dwi Setyani

NIM : 63020150092

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Progam Studi : S1 Ekonomi Syariah

Judul : PENGARUH ZAKAT, INFLASI DAN PERKEMBANGAN

USAHA MIKRO KECIL MENENGAH TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2011-

2018 (Studi Kasus di Indonesia)

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya

sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang

ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan

mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Skripsi ini diperbolehkan

untuk dipublikasikan Perpustakaan IAIN Salatiga

Salatiga, 27 Agustus 2019

Penulis

Dwi Setyani

NIM 63020150092

Page 7: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Dwi Setyani

NIM : 63020150092

Fakultas/Prodi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam/ S1 Ekonmi Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “PENGARUH ZAKAT,

INFLASI DAN PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2011-

2018” benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Salatiga, 27 Agustus 2019

Penulis

Dwi Setyani

NIM 63020150092

Page 8: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

vi

MOTTO

“Bertaqwalah kepada Allah, maka Dia akan membimbingmu. Sesungguhnya

Allah mengetahui segala sesuatu” (Qs. Al-Baqarah:282)

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah”

(HR. Turmudzi)

“A negative mind will never give you a positife life”

(Fatih Robbani)

“Kesuksesan adalah buah dari usaha-usaha kecil yang diulang hari demi hari”

Page 9: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Ibuku dan Bapakku tercinta,Ibu Suparmi dan Bapak Muhari, yang

doa-doanya tak pernah putus mendoakan kebaikanku, yang

perjuangannya dan pengorbanannya tiada henti. Untuk kakak dan adik

ku tersayang, Ika Sofyani dan Bintang Pamungkas, yang doa dan

motivasinya tiada henti untukku.

Seluruh sahabat-sahabatku, Aisyah Amalia, Ilma Ikfiyani, Kharissa

Dinna Kartika, Zulva Wakhidati, Sulistiya Tri Ningsih, Hanuf Laela

Nadhifia serta sahabat, teman, saudara, yang tak bisa disebutkan satu

persatu.

Partner terbaik Solimin, SE., yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan selama menjalani kuliah.

Terimakasih atas doa dan motivasi yang telah diberikan hingga skripsi

ini dapat terselesaikan

Page 10: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

viii

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehigga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berudul “Pengaruh Zakat, Inflasi dan Perkembangan

UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2018”. Shalawat

serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang kita

nanti-nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak, dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

3. Qi Mangku Bahjatulloh, Lc. M.SI. selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

4. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan-arahan selama penulis menjadi mahasiswa.

5. Ari Setiawan, M.M, selaku pembimbing skripsi yang telah sabar

membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu penulis dalam

menempuh studi selama ini.

Page 11: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

ix

7. Kedua orang tua, Ibu Suparmi dan Bapak Muhari yang selalu memberi

motivasi serta doa restunya. Serta kakakku Ika Sofyani dan Adikku

Bintang Pamungkas.

8. Sahabat-sahabat terbaik Hanuf Laela Nadhifia, Sulistiya Tri Ningsih,

Haniah Nurul Hidayah, Umi Khairul Latifah, Aisyah Amalia, SE., Ilma

Ikfiyani, Kharissa Dinna Kartika, SE., Zulva Wakhidati Rofa dan seluruh

Keluarga Besar ES-S1 2015 yang telah memberi banyak motivasi dan

dukungan selama proses perkuliahan dan tentunya dalam pembuatan

skripsi.

9. Keluarga besar kkn 35 Alfi Likhayati, SPd.,Amatul Muinah, SPd., Enjang

Mya Afiati, SE., Ferisa Dwi Safitri, SE., Ibnu Setyo Utomo, SH., Mulyono

dan Riski Apriyanto yang telah memberikan banyak motivasi dan

dukungan.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi

rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini

sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk

kepentingan bersama.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan

jauh dari kata sempurna, semua itu karena keterbatasan penulis. Kritik dan saran

sangat diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat.Aamiin.

Salatiga, 28 Agustus 2019

Penulis

Page 12: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

x

ABSTRAK

Setyani, Dwi. 2019. Pengaruh Zakat, Inflasi dan Perkembangan Usaha Mikro

Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode

2011-2018. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1

Ekonomi Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, M.M.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zakat, inflasi

dan perkembangan UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia Tahun

2011-2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

analisis regresi berganda sebagai analisis data, dan menggunakan data sekunder

berbentuk time series. Data yang digunakan adalah data triwulan dari zakat,

inflasi, perkembangan UMKM serta Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun

2011-2018. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat

bantu aplikasi E-views 9. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa secara

parsial variabel independen zakat berpengaruh secara positif dan tidak signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi yang di tunjukkan melalui produk domestik bruto

(PDB). Variabel independen inflasi berpengaruh secara negatif dan tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan variabel independen UMKM

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi atau

produk domestik bruto (PDB). Sedangkan secara simultan atau bersama-sama

variabel independen berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap

variabel dependen.

Kata Kunci : Zakat, Inflasi, Perkembangan UMKM, Pertumbuhan Ekonomi,

Produk Domestik Bruto (PDB).

Page 13: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

xi

DAFTAR ISI

COVER i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

PENGESAHAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ...... iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................................... v

MOTTO.................................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

ABSTRAK .............................................................................................................. x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

E. Sistematika Penulisan................................................................................. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 13

A. Kerangka Teori........................................................................................... 13

1. Zakat ....................................................................................................... 13

2. Inflasi ...................................................................................................... 15

3. Perkembangan UMKM .......................................................................... 23

Page 14: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

xii

4. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................... 26

B. Telaah Pustaka ........................................................................................... 31

C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 35

D. Hipotesis ..................................................................................................... 35

1. Zakat ....................................................................................................... 36

2. Inflasi ...................................................................................................... 36

3. UMKM ................................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 39

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 39

B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 39

1. Populasi .................................................................................................. 39

2. Sampel .................................................................................................... 40

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 40

1. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 40

2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 41

D. Definisi Konsep dan Operasional............................................................... 42

1. Variabel Dependen ................................................................................. 42

2. Variabel Independen ............................................................................... 42

E. Instrumen Penelitian................................................................................... 44

F. Uji Instrumen Penelitian ............................................................................ 44

G. Alat Analisis ........................................................................................... 45

1. Analisis Deskriptif .................................................................................. 45

2. Analisis Regresi ...................................................................................... 45

3. Uji Statistik ............................................................................................. 46

4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 47

Page 15: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

xiii

BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 52

A. Satistik Deskriptif....................................................................................... 52

1. Variabel Zakat ........................................................................................ 52

2. Variabel Inflasi ....................................................................................... 52

3. Variabel UMKM .................................................................................... 53

4. Variabel Pertumbuhan Ekonomi ............................................................ 54

B. Analisis Data .............................................................................................. 54

1. Uji Stasioneritas...................................................................................... 54

2. Uji Statistik ............................................................................................. 55

3. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 58

C. Hasil Pembahasan ...................................................................................... 61

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64

A. Kesimpulan ................................................................................................ 64

B. Saran ........................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 69

Page 16: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Inflasi di Indonesia 2011-2018 6

Tabel 1.2 Jumlah Unit UMKM di Indonesia 8

Tabel 2.1 Pengaruh Zakat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 32

Tabel 2.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 33

Tabel 2.3 Pengaruh UMKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 34

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Zakat 51

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi 51

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel UMKM 52

Tabel 4.4 Statistik Deskriptik Variabel Pertumbuhan Ekonomi 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Stasioneritas Second Difference 53

Tabel 4.6 Uji Regresi 54

Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas 58

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi 58

Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas 59

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian 62

Page 17: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 2

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian 35

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas 57

Page 18: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sukirno (2006:9) pembangunan ekonomi diartikan

sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk

mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih

banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang,

taraf pendikidikan semakin tinggi dan tekhnologi semakin meningkat.

Sebagai implikasi dari perkembangan ini diaharapkan kesempatan bekerja

semakin bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran

masyarakat menjadi semakin merata.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana

terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil.

Maka dari itu perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila

terjadi pertumbuhan output riil. Definisi lain menyebutkan bahwa

pertumbuhan ekonomi terjadi bila kenaikan output perkapita. Pertumbuhan

ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil

per orang. Pertumbuhan ekonomi sering kali dikaitkan sebagai proses

kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam

bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Page 19: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

2

Menurut Arsyad (2004) pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses

kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut

menekankan pada tiga aspek, yaitu proses, output perkapita, jangka

panjang. Sebagai ekonomi mendefinisikan pertumbuhan ekonomi dalam

pengertian yang lebih luas. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai

kenaikan output (GDP) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah

kenaikan itu lebih besar daripada laju pertumbuhan penduduk atau apakah

diikuti oleh pertumbuhan stuktur perekonomian atau tidak.

Sumber BPS 2018

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 melaporkan, produk

domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun

2017 mencapai 5.07 persen. Angka ini menurut BPS, merupakan angka

pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2014 silam.

Dalam berbagai literatur tentang ekonomi Islam, pada dasarnya

memandang bahwa pertumbuhan ekonomi adalah bagian dari

Page 20: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

3

pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan dengan a

sustained growth of a right kind of output which can contribute to human

welfare (pertumbuhan yang terus menerus dari faktor produksi secara

benar yang mampu memberikan kontribusi bagi kesejahteraan manusia).

Dalam penelitian Istianingsih (2016) salah satu tujuan ekonomi

Islam adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Prioritas dalam

pertumbuhan ekonomi adalah pemerataan (growth with equity) dan

pertumbuhan itu sendiri membutuhkan kedua aspek tersebut secara

simultan. Islam memandang pemerataan adalah hal yang sangat penting.

Karena pertumbuhan ekonomi tidak menggambarkan kesejahteraan secara

menyeluruh.

Menurut Tariqy (1999) Pertumbuhan ekonomi bukan hanya

aktivitas produksi material saja. Lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi

merupakan aktivitas menyeluruh dalam bidang produksi yang terkait erat

dengan keadilan distribusi. Pertumbuhan ekonomi bukan hanya diukur

dari aspek ekonomi, melainkan aktivitas manusia yang ditujukan untuk

pertumbuhan dan kemajuan sisi material dan spiritual manusia sekaligus.

Dalam penelitian Beik (2016) menyebutkan bahwa pertumbuhan

ekonomi menurut ekonomi islam bukan sekedar terkait dengan

peningkatan terhadap barang dan jasa, namun juga terkait dengan aspek

moralitas dan kualitas akhlak serta keseimbangan antara tujuan duniawi

dan ukhrawi. Untuk keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak semata-

mata dilihat dari sisi pencapaian materi semata atau hasil dari kuantitas,

Page 21: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

4

namun juga ditinjau dari sisi perbaikan kehidupan agama, sosial dan

kemasyarakatan. Jika pertumbuhan ekonomi yang terjadi justru memicu

terjadinya keterbelakangan, kekacauan, dan jauh dari nilai-nilai keadilan

dan kemanusiaan, maka dipastikan pertumbuhan tersebut tidak sesuai

dengan ekonomi islam.

Dalam perspektif ekonomi Islam juga terdapat faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu penyaluran zakat. Saat ini

zakat semakin berperan menjadi salah satu instrumen dalam pembangunan

manusia, khususnya di Indonesia. Menurut Arif (2010) zakat dalam bentuk

bantuan konsumtif yang diberikan kepada manusia akan meningkatkan

pendapatan mustahik, yang berarti daya beli mustahik tersebut atas suatu

produk yang menjadi kebutuhannya akan meningkat pula. Peningkatan

daya beli atas suatu produk ini akan berimbas pada peningkatan

permintaan atas suatu produk tersebut.

Peningkatan permintaan berarti akan terjadi peningkatan produksi

suatu perusahaan, imbas dari peningkatan produksi adalah penambahan

kapasitas produksi yang hal ini berarti perusahaan akan menyerap tenaga

kerja lebih banyak. Hal ini berarti tingkat pengangguran akan semakin

berkurang. Sementara itu disisi lain peningkatan produksi akan berakibat

pada meningkatnya pula pajak yang dibayarkan kepada negara, baik pajak

perusahaan, pajak pertambahan nilai maupun pajak penghasilan. Bila

penerimaan negara dari pajak bertambah, maka negara akan mampu

menyediakan sarana dan prasarana untuk pembangunan serta mampu

Page 22: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

5

menyediakan fasilitas publik bagi masyarakat, dan apabila zakat yang

mampu dikumpulkan secara signifikan akan mampu memberikan

pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat.

Dari penjelasan tersebut dijelaskan bahwa zakat mampu

menghasilkan efek pengganda dalam perekonomian. Dana zakat dalam

bentuk bantuan konsumtif saja mampu memberikan efek pengganda yang

signifikan, apalagi zakat yang diberikan dalam bentuk bantuan produktif

seperti modal kerja atau dana bergulir, maka akan menghasilkan efek

pengganda yang lebih besar dalam perekonomian karena zakat dalam

bentuk bantuan produktif memberikan efek yang lebih besar daripada

zakat dalam bentuk bantuan konsumtif.

Dalam penelitian Muthohar (2016:4) menyatakan bahwa potensi

zakat di Indonesia sangat besar, tercatat bahwa pada tahun 2011 sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh BAZNAS, Institut Pertanian Bogor

(IPB) dan Islamic Development Bank (IDB) potensi dana zakat yang dapat

dihimpun sebesar Rp. 217 Triliyun per tahun. Pada tahun 2016 zakat terus

mengalami peningkatan yaitu menyentuh angka Rp.286 triliyun.

Selain zakat, salah satu faktor yang dapat digunakan untuk melihat

stabilitas perekonomian adalah inflasi. Menurut Sukirno (2006) inflasi

yang tinggi tidak akan baik bagi perkembangan atau pertumbuhan

ekonomi. Adanya inflasi yang menyebabkan harga-harga naik berdampak

pada bertambahnya biaya pada egiatan produksi. Sehingga, kegiatan

Page 23: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

6

produksi yang tadinya aktif akan mengalami penurunan yang diakibatkan

adanya tambahan biaya.

Selain itu inflasi juga akan menyebabkan para pemilik modal untuk

menggunakan uangnya untuk kegiatan spekulasi. Kegiatan spekulasi

dirasa lebih aman dan menguntungkan. Sehingga kegiatan investasi akan

berkurang yang akan berdampak pada lesunya tingkat kegiatan ekonomi

yang ada. Lesunya kegiatan ekonomi dapat menyebabkan berkurangnya

tingkat pertumbuhan ekonomi.

Terlalu tingginya inflasi dapat berakibat pada terhambatnya usaha

pemerintah dalam mensejahterakan masyarakatnya. Karena adanya inflasi

yang terlalu tinggi akan menyebabkan harga barang yang naik, dan

merosotnya nilai mata uang. Hal tersebut tentunya akan berdampak negatif

pada pertumbuhan ekonomi. Laju inflasi yang terlalu rendah juga tidak

baik bagi kagiatan ekonomi. Laju inflasi yang terlalu rendah menyebabkan

sektor produksi tidak memiliki faktor yang mendorong kegiatan

berproduksi. Bagi pertumbuhan ekonomi, laju inflasi yang terlalu tinggi

ataupun terlalu rendah akan memberikan dampak yang negatif.

Tabel 1.1 Tingkat Inflasi di Indonesia 2011-2018

Tahun Tingkat Inflasi

2011 3,79%

2012 4,30%

2013 8,36%

2014 8,36%

2015 3,35%

2016 3,02%

2017 3,61%

2018 3,13% Sumber: BPS 2019

Page 24: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

7

Dalam penelitian Raselawati (2011) menyebutkan bahwa

instrumen UMKM juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi. Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, hanya sektor

UMKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang

lebih besar justru tumbang oleh krisis. Krisis ini telah mengakibatkan

kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu

persatu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya

cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap

dollar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikut

terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak

perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat

bunga yang tinggi. Berbeda dengan UMKM yang sebagian besar tetap

bertahan, bahkan cenderung bertambah.

Departemen Koperasi (2008) menjelaskan bahwa UMKM hadir

sebagai solusi dari sistem perekonomian yang sehat. Hal tersebut dapat

dilihat pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 1998. UMKM merupakan

salah satu sektor industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena

dampak krisis global yang melanda dunia. Dengan bukti ini, jelas bahwa

UMKM dapat diperhitungkan dalam meningkatkan kekompetitifan pasar

dan stabilisasi sistem ekonomi yang ada.

Pada tahun 2014-2016 jumlah UMKM lebih dari 57.900.000 unit

dan pada tahun 2017 jumlah UMKM diperkirakan berkembang sampai

lebih dari 59.000.000 unit. Pada tahun 2016, presiden RI menyatakan

Page 25: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

8

UMKM yang memiliki daya tahan tinggi akan mampu untuk menopang

perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global. Pada November

2016 Presiden Jokowi menerima para pelaku UMKM di istana merdeka

untuk dimintai pendapatnya. Jokowi sangat berharap pelaku UMKM

menjadi garda terdepan dalam membangun ekonomi rakyat.

Tabel 1.2 Jumlah Unit UMKM di Indonesia

Tahun Unit UMKM

2011 55.206.444

2012 56.534.592

2013 57.895.721

2014 58.444.657

2015 59.262.772

2016 59.890.487

2017 61.651.177

2018 62.922.617 Sumber: Depkop 2019

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah UMKM di Indonesia

terus mengalami peningkatan dan dapat dikatakan bahwa jumlah UMKM

di Indonesia berkembang dengan pesat.

Menurut Partomo dan Soejodono (2004) alasan UMKM dapat

bertahan dan cenderung meningkat jumlahnya pada masa krisis yaitu

karena, pertama: sebagian besar UMKM memproduksi barang-barang

konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan

yang rendah. Kedua: sebagian besar UMKM mempergunakan modal

sendiri dan tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya pada masa

krisis keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga tidak

berpengaruh terhadap UMKM. Ketiga: dengan adanya krisis ekonomi

yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak memberhentikan

Page 26: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

9

pekerjanya. Sehingga para penganggur tersebut memasuki sektor informal

dengan melakukan kegiatan usaha yang berskala kecil, akibatnya jumlah

UMKM meningkat.

Kuncoro (2002) menjelaskan, dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai

peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya

berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor

tradisional maupun modern. Serta mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam

setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua

departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta

Departemen Koperasi dan UMKM.

Dari uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh Zakat, Inflasi dan Perkembangan UMKM

terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Penulis akan menuangkan dan

membahas permasalahan dalam skripsi yang berjudul : “Pengaruh Zakat,

Inflasi dan Perkembangan UMKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

di Indonesia Periode 2011-2018”.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan permasalahan yang telah dikemukakan,

untuk lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka

Page 27: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

10

permasalahan yang akan diteliti nantinya ini ditulis dalam bentuk

pertanyaan:

1. Seberapa besar variabel Zakat berpengaruh terhadap Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi?

2. Seberapa besar variabel Inflasi berpengaruh terhadap Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi?

3. Seberapa besar variabel Perkembangan UMKM berpengaruh terhadap

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis seberapa besar pengaruh variabel Zakat terhadap tingkat

Pertumbuhan Ekonomi.

2. Menganalisis seberapa besar pengaruh variabel Inflasi terhadap

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi.

3. Menganalisis seberapa besar pengaruh variabel Perkembangan

UMKM terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kegunaan atau manfaat dan berkontribusi bagi banyak pihak yang akan di

uraikan sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Page 28: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

11

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan

pengetahuan terhadap peran Zakat, Inflasi Dan Perkembangan Usaha

Mikro Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, serta penulis

dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut.

2. Bagi IAIN Salatiga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi

dalam penelitian peran Zakat, Inflasi Dan Perkembangan Usaha Mikro

Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi-informasi

tambahan mengenai instrumen-instrumen Pertumbuhan Ekonomi serta

dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya

yang ingin melakukan penelitian Zakat, Inflasi Dan Perkembangan

Usaha Mikro Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

E. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah dan memberi gambaran yang lebih

jelas mengenai isi penelitian ini, pembahasan dilakukan secara

komprehensif serta sistematik yang meliputi:

Bab I Pendahuluan memberikan penjelasan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta

sistematika penulisan. Dalam bab I ini diuraikan mengenai latar belakang

Pertumbuhan Ekonomi serta variabel-variabel yang mempengaruhinya,

Page 29: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

12

selain itu juga diuraikan rumusan masalah serta tujuan dan manfaat

penelitian yang diuraikan.

Bab II Kajian Pustaka memberikan penjelasan mengenai landasan

teori yang menjabarkan tentang teori-teori dari tiap-tiap variabel yang ada

dalam penelitian ini serta dapat mendukung perumusan hipotesa dalam

analisis penelitian ini selain itu, dalam bab ini juga membahas tentang

penelitian sebelumnya, kerangka berfikir dan hipotesis.

Bab III Metodologi Penelitian, dalam bab ini akan di deskripsikan

mengenai desain penelitian, variabel penelitian definisi operasional

variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data dan metode analisis.

Bab IV Analisis Penelitian, bab analisis penelitian merupakan

penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah dianalisis dengan metode

penelitian. Hasil penelitian tersebut akan dibahas secara mendalam.

Bab V Penutup, bab ini memberikan kesimpulan yang didapatkan

dari pembahasan-pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya serta

saran kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini.

Page 30: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Zakat

Menurut Muthohar (2016:11) zakat secara etimologi berasal

dari kata zaka yazku, yang berarti pertumbuhan (nama’), kesucian

(thaharah), keberkahan (barakah), dan kebajikan (ash-salahu).

Adapun zakat secara istilah syari, meskipun para ulama

mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dan

yang lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat

adalah sebagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah swt.

Mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak

menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.

Zakat merupakan salah satu rukun dalam Islam, yang wajib

bagi setiap orang Islam untuk mengeluarkannya, apabila sudah

memenuhi syarat dan rukun zakat. Sebagaimana yang dijelaskan

dalam QS. Al Bayyinah ayat 5:

Page 31: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

14

Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah

Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan

menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

QS. At-Taubah ayat 5

Artinya: “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka

bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai

mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah

ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat

dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk

berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.”

Baznas (2018) menjelaskan sebagai instrumen yang masuk

dalam salah satu Rukun Islam, zakat tentu saja memiliki aturan

mengikat dari segi ilmu fiqihnya. Mulai dari akan melakukan

pembayaran zakat sampai berakhir pada penyalurannya, semua diatur

jelas dalam aturan islam yang mengikat. Aturan ini serta merta bukan

untuk memberatkan umat islam, namun sebagai bentuk kasih sayang

Allah agar kita tidak mendzhalimi seseorang. Dalam

pendistribusiannya, penerima zakat digolongkan dalam 8 golongan,

yaitu:

a. Fakir, yaitu mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga

tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

Page 32: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

15

b. Miskin, yaitu mereka yang memiliki harta namun tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.

c. Amil, yaitu mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan

zakat.

d. Mu’alaf, yaitu mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan

bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syari’ah.

e. Hamba Sahaya, yaitu budak yang ingin memerdekakan dirinya.

f. Gharim, yaitu mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup

dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya.

g. Fisabilillah, yaitu mereka yang berjuang di jalan Allah dalam

bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya.

h. Ibnu Sabil, yaitu mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam

ketaatan kepada Allah.

2. Inflasi

Dalam banyak literatur dijelaskan bahwa inflasi didefinisikan

sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus. Menurut Sukirno

(2006) inflasi adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa yang

terjadi karena permintaan bertambah besar dibandingkan dengan

penawaran barang dipasar. Pendapat tersebut juga sejalan dengan

pemikiran Al-maqrizi (1364-1441) yang menyatakan bahwa inflasi

terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan yang

berlangsung secara terus menerus. Sedangkan menurut Rahardja dan

Manurung (2004), inflasi adalah gejala kenaikan barang-barang yang

Page 33: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

16

bersifat umum dan terus menerus. Menurut Boediono (1999) inflasi

adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara

menyeluruh dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua

barang saja tidak disebut inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut

meluas atau mengakibatkan kenaikan pada sebagian besar harga

barang-barang lain yaitu harga makanan, harga makanan jadi, harga

minuman, rokok dan tembakau, harga sandang, harga kesehatan, harga

pendidikan, rekreasi dan olahraga, harga transportasi, komunikasi, dan

jasa keuangan.

Menurut A McEachern (2000) Inflasi adalah kenaikan terus

menerus dalam rata-rata tingkat harga suatu perekonomian akibat

adanya kenaikan permintaan agregat atau penurunan penawaran

agregat. Inflasi karena kenaikan permintaan agregat sering disebut

dengan demand pull inflation, sedangkan inflasi karena penurunan

penawaran agregat sering disebut dengan cost push inflation.

Menurut Prasetyo (2009), inflasi dapat digolongkan

berdasarkan tingkat parah dan tidaknya dilihat dari berbagai tingkatan,

yaitu :

1) Inflasi Ringan (kurang dari 10 persen per tahun)

2) Inflasi Sedang (antara 10 persen sampai 30 persen per tahun)

3) Inflasi Berat (antara 30 persen sampai 100 persen per tahun)

4) Hiperinflasi (lebih dari 100 persen per tahun)

Page 34: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

17

Saraswati (2013:72) menjelaskan bahwa adanya inflasi ganas

tanpa diprediksi akan menyebabkan masalah yang serius pada

perekonomian suatu negara, oleh karenanya pemerintah melalui Bank

Indonesia yang kemudian mengarahkan kebijakan makro ekonomi

untuk menjaga stabilitas laju inflasi.

Menurut Huda (2016:176) Inflasi tidak terlalu berbahaya

apabila dapat diprediksikan, karena setiap orang akan

mempertimbangkan prospek harga yang lebih tinggi dimasa yang akan

datang dalam pengambilan keputusan. Inflasi yang tidak dapat

diprediksi akan menyebabkan orang-orang terkejut akan kenaikan

harga-harga yang ada. Hal tersebut dapat mengurangi efisiensi

ekonomi karena orang akan mengambil resiko yang lebih sedikit

untuk meminimalkan peluang kerugian akibat kejutan harga.

Dalam ekonomi Islam Al-Maqrizi dalam Yuniarti (2016:129-

131) yang merupakan salah satu murid dari Ibn Khaldun,

menggolongkan Inflasi dalam dua golongan yaitu:

a. Natural Inflation

Sesuai dengan namanya inflasi ini diakibatkan oleh

sebab-sebab alamiah, dimana orang tidak mempunyai

kendali atasnya (mencegahnya). Ibn Al-Maqrizi

mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang

diakibatkan oleh turunnya penawaran agregat (AS) atau

naiknya permintaan agregat (AD). Maka natural inflation

Page 35: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

18

dapat diartikan sebagai gangguan terhadap jumlah barang

dan jasa yang di produksi dalam suatu perekonomian, dan

naiknya daya beli masyarakat secara riil, misalnya nilai

ekspor lebih besar daripada nilai impor, sehingga secara

netto impor uang yang mengakibatkan jumlah uang

beredar turun sehingga jika kecepatan peredaran uang dan

jumlah barang dan jasa tetap maka tingkat harga naik.

b. Human Error Inflation

Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi

karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia

sendiri, adapaun penyebabnya:

1) Korupsi dan administrasi yang buruk, Al-Maqrizi

mengatakan bahwa pengangkatan para pejabat

pemerintah yang berdasarkan pemberian suap dan

bukanlah kapabilitas,akan menempatkan orang-

orang yang tidak mempunyai kredibilitas pada

berbagai jabatan penting dan terhormat, baik

dikalangan legislatif, yudikatif maupun eksekutif.

2) Pajak yang berlebihan (Excessive tax) Excessive

Tax dapat mengakibatkan terjadinya efficiency loss

atau dead weight loss. Konsekuensi dari biaya-

biaya produksi akan meningkat dan akan

berimplikasi pada kenaikan harga barang produksi.

Page 36: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

19

3) Pencetakan uang dengan maksud untuk menarik

keuntungan yang berlebihan (excessive

seignorage). Ekonomi Islam Al-Maqrizi

berpendapat bahwa pencetakan uang yang

berlebihan jelas akan mengakibatkan naiknya

tingkat harga umum (inflasi). Kenaikan harga

komoditi tersebut adalah kenaikandalam bentuk

jumlah uang nominal, sedangkan jika diukur dalam

emas (dinar) maka harga komoditi tersebut jarang

sekali mengalami kenaikan.

Menurut Rahardja dan Manurung (2008:365) beberapa

indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui laju inflasi

selama satu periode tertentu, antara lain sebagai berikut:

a. Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang

menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus

dibeli konsumen dalam satu periode tertentu. Angka IHK

diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan jasa

utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode

tertentu.

b. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) perbedaan antara

IHK dan IHPB adalah apabila IHK melihat inflasi dari sisi

konsumen sedangkan IHPB melihat inflasi dari sisi

Page 37: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

20

produsen. IHPB menunjukkan harga yang diterima

produsen dalam berbagai tingkat produksi.

c. Indeks harga Implisit (GDP Deflator) menggambarkan

pengukuran level harga barang dan jasa akhir yang

diproduksi daam perekonomian suatu negara. Deflator

PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga

nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

Menurut Sukirno (2006:339) inflasi yang tinggi tingkatnya

tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus

menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak

menguntungkan. Para pemilik modal akan lebih senang menggunakan

uangnya untuk kegiatan spekulasi. Oleh karenanya investasi yang

bersifat produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan

menurun.

Sedangkan menurut Prasetyo (2009) jika dilihat dari asalnya,

inflasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation) Inflasi jenis ini

dapat disebabkan karena perilaku konsumtif masyarakat atau

pamer kekayaan, sehingga harga-harga barang menjadi naik.

2) Inflasi dari luar negeri (Imported Inflation) Inflasi yang berasal

dari luar negeri ini pada umumnya dapat terjadi karena adanya

kelangkaan sumber daya secara umum yang terjadi diluar

negeri.

Page 38: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

21

Menurut Putong (2008), inflasi merupakan suatu keadaan

dimana terjadi kenaikan harga atas barang-barang secara umum dari

waktu ke waktu secara continue (terus menerus). Tingkat kenaikan

harga baru dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu meluas dan

mempengaruhi kenaikan harga untuk barang yang lain. Sehingga

kenaikan harga untuk satu atau dua barang saja belum dapat dikatakan

sebagai inflasi, kecuali bila telah mempengaruhi harga barang lainnya.

a. Teori Inflasi

Menurut Putong (2008) menjelaskan 3 teori inflasi yaitu teori

kuantitas, teori Keynes dan Teori strukturalis. Berikut penjelasan

kutipan di atas

1) Teori kuantitas

Teori ini menyoroti peranan dalam proses

inflasi dari jumlah uang yang beredar. Inflasi hanya bisa

terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar

baik uang kartal maupun uang giral. Tanpa adanya

kenaikan jumlah uang yang beredar, apabila dalam hal yang

sangat darurat, kenaikan harga untuk sementara waktu saja.

Penambahan uang seperti “bahan bakar” bagi api inflasi.

Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti

dengan sendirinya.

2) Teori Keynes

Page 39: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

22

Teori ini menyatakan bahwa inflasi terjadi

karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas

kemampuan perekonomiannya. Proses inflasi dalam teori

ini menyoroti bagaimana perebutan bagian rezeki antar

golongan masyarakat bisa menimbulkan permintaan

agregat yang lebih besar daripada jumlah barang yang

tersedia yaitu bila I > S. selama gap inflasi masih tetap ada

maka besar kemungkinan inflasi dapat terjadi apabila

kekuatan-kekuatan pendukung dalam perekonomian tidak

digalakkan (misalnya kebijakan pemerintah dalam bentuk

belanja pemerintah, kebijakan fiskal, kebijakan luar negeri

dan lain sebagainya).

3) Teori Strukturalis

Teori ini menyoroti sebab-sebab inflasi yang

berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya

ketegaran suplai bahan makanan dan barang-barang ekspor.

Karena sebaba-sebab struktural pertambahan barang-barang

produksi ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan

kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan

dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan

harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi yang relatif

berkepanjangan bila pembangunan sektor penghasil bahan

pangan dan industri barang ekspor tidak dibenahi.

Page 40: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

23

4) Teori Philips

Hubungan antara inflasi dan pengangguran

mulai menarik perhatian para ekonom pada akhir tahun

1950-an. Philips di dalam tulisannya dengan judul The

Relation Between Unempoyment and The Rate of Change of

money Wage rate in the United Kingdom. Studi yang

dilakukan Philips mengenai hubungan antara kenaikan

tingkat upah dan tingkat pengangguran pada para pekerja di

Inggris pada tahun 1957–1986. Hasil studi membuktikan

adanya hubungan negatif antara kenaikan tingkat upah dan

tingkat pengangguran.

Hasil temuan Philips selanjutnya dikembangkan

di Amerika Serikat oleh Samuelson dan Solow dengan

melakukan sedikit modifikasi. Hasil studi Samuelson dan

Solow membuktikan adanya hubungan negatif antara laju

pertumbuhan inflasi dan laju pertumbuhan pengangguran

(tingkat pengangguran). Kurva Philips membuktikan bahwa

antara stabilitas harga dan kesempatan kerja yang tinggi

tidak mungkin terjadi secara bersamaan karena harus ada

trade off. Jika ingin mencapai kesempatan kerja yang

tinggi, berarti sebagai konsekuensinya harus bersedia

menanggung beban inflasi yang tinggi.

3. Perkembangan UMKM

Page 41: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

24

Menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melalui TAP MPR

NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka

Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah perlu

diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai

kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur

perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan

berkeadilan. Selanjutnya dibuatkan pengertian UMKM melalui UU

No. 9 Tahun 1999 dan karena keadaan perkembangan yang semakin

dinamis dirubah ke Undang-undang No. 20 Pasal 1 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah maka pengertian UMKM

adalah sebagai berikut:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.

b. Usaha Kecil adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupu

tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam

Undang-undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

Page 42: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

25

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

diatur dalam Undang-undang ini.

d. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh

badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan lebih besar dari usaha Menengah, yang meliputi usaha

nasional milik usaha atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing

yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

e. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah

dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia

dan berdomisili di Indonesia.

Dalam penelitian Raselawati (2011) menyebutkan bahwa

instrumen UMKM juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi. Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, hanya

sektor UMKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara

sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Krisis ini telah

mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah.

Usaha besar satu persatu pailit karena bahan baku impor meningkat

secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai

tukar rupiah terhadap dollar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor

perbankan yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari

Page 43: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

26

sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi

meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Berbeda dengan

UMKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cenderung

bertambah.

4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

keberhasilan pembangunan di suatu perekonomian. Kesejahteraan dan

kemajuan suatu perekonomian ditentukan oleh besarnya pertumbuhan

yang ditunjukkan oleh perubahan output nasional. Adanya perubahan

output dalam perekonomian merupakan analisis ekonomi jangka

pendek.

Menurut Todaro (2006) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk

menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.

Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukakan atau dimungkinkan oleh

adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi,

kelembagaan dan ideologis terhadap berbagai tuntutan kedaan yang

ada.

Menurut Sukirno (2003) Pertumbuhan ekonomi adalah proses

kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indicator

keberhasilan pembangunan. Makin tingginya pertumbuhan ekonomi

Page 44: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

27

biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun

terdapat indikator yang lain seperti, distribusi pendapatan.

Menurut Mankiw (2003) dalam analisis makro, untuk

mengukur pertumbuhan ekonomi, para ekonom menggunakan data

Produk Domestik Bruto (PDB). PDB mengukur aliran pendapatan dan

pengeluaran dalam perekonomian selama perode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi

barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk mengukur

pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB

berdasarkan harga konstan (PDB riil) sehingga angka pertumbuhan

yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang terjadi karena

adanya tambahan produksi.

Menurut Tambunan (2001) pertumbuhan ekonomi adalah

penambahan Produk Domestik Bruto (PDB) yang berarti penambahan

pendapatan nasional. Pendapatan riil masyarakat yang lebih besar dari

periode waktu sebelumnya menunjukkan adanya implikasi

pertumbuhan ekonomi. Untuk dapat mengukur pendapatan riil

masyarakat tersebut indikator yang digunakan adalah tingkat

pertumbuhan PDB. Mankiw (2007) mendefinisikan PDB sebagai nilai

pasar semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi dalam

perekonomian selama kurun waktu tertentu.

Menurut Rinanda (2018) untuk dapat mengukur pertumbuhan

ekonomi di indonesia, digunakan indikator pertumbuhan Produk

Page 45: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

28

Domestik Bruto (PDB). Ada beberapa alasan yang mendasar

pemilihan pertumbuhan PDB sebagai indikator pertumbuhan. Alasan-

alasan tersebut adalah:

a. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan seluruh

jumlah dari nilai tambah yang dihasilkan oleh semua

produksi dalam kegiatan ekonomi.

b. Produk Domestik Bruto (PDB) dihitung berdasarkan

konsep aliran atau flow concept. Maksudnya adalah

penghitungan PDB hanya menghitung nilai dari produk

yang dihasilkan pada periode itu saja, dan tidak

mencakup perhitungan PDB pada periode sebelum atau

sesudahnya. Sehingga penghitungan PDB dapat

dibandingkan dengan penghitungan PDB pada periode

sebelum atau sesudahnya.

c. Penghitungan PDB hanya sebatas wilayah negara saja.

Dengan adanya hal tersebut, dapat memungkinkan

untuk dapat mengukur kebijakan ekonomi yang dibuat

pemerintah untuk meningkatkan aktivitas perekonomian

sehingga dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi

yang positif.

Dalam penelitian Faroh (2016) perekonomian dikatakan

mengalami pertumbuhan apabila tingkat aktivitas ekonomi diwaktu

tersebut lebih tinggi dari waktu sebelumnya. Dengan kata lain,

Page 46: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

29

perkembangannya baru terjadi jika jumlah barang dan jasa secara

fisik yang dihasilkan perekonomian tersebut bertambah besar pada

tahun-tahun berikutnya.

a. Teori Pertumbuhan ekonomi Harrord-Dommar

Teori pertumbuhan Harrord-Dommar

dikembangkan oleh dua orang ahli ekonomi sesudah

Keynes yaitu Domar dan Harrord. Domar

mengemukakan teori ini untuk pertama kali pada tahun

1947 sedangkan Harrord telah mengemukakannya pada

1939. Jadi, pada dasarnya teori ini dikembangkan oleh

dua ahli ekonomi secara terpisah, namun karena inti

pada teori ini sangat sama, maka dewasa ini dikenal

dengan teori Hrrord-Dommar.

Dalam teori Harrord-Dommar menyatakan

bahwa pembentukan modal merupakan faktor utama

tercapainya pertumbuhan ekonomi. Adapun dalam

analisisnya menerangkan syarat yang harus dipenuhi

supaya suatu perekonomian dapat mencapai

pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam

jangka panjang.

Steady growth dapat didefinisikan sebagai

pertumbuhan akan selalu menggunakan seluruh alat-alat

modal yang selalu berlaku dalam perekonomian. Inti

Page 47: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

30

dari teori Harrord-Dommar adalah realisasi antara

investasi atau pembentukan kapital dengan

pertumbuhan ekonomi.

Dalam analisis Harrod-Domar (1948) meskipun

pada periode tahun tertentu barang-barang modal sudah

mencapai kapasitas penuh, maka pengeluaran agregat

pada tahun itu dapat menyebabkan kapasitas barang

modal pada tahun berikutnya menjadi semakin tinggi.

Maksudnya adalah suatu investasi yang berlaku pada

suatu periode akan menambahkan kapasitas barang,

modal barang dan jasa pada periode berikutnya.

Pujoalwanto (2014) menyatakan tingkat

investasi sendiri memiliki korelasi yang positif bagi

pertumbuhan ekonomi. Tingkat investasi yang tinggi

dapat membuat kapasitas produksi menjadi naik,

sehingga tingkat investasi yang tinggi dapat membuka

lapangan pekerjaan baru. Teerbukanya lapangan

pekerjaan yang tinggi dapat mengurangi tingkat

pengangguran dan pendapatan masyarakat juga akan

meningkat. Adanya investasi juga memungkinkan

terjadi transfer teknologi dan pengetahuan dari negara

maju ke negara berkembang.

Page 48: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

31

B. Telaah Pustaka

Penelitian yang dilakukan Zahro (2017) tentang pengaruh zakat,

IPM dan kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera

Barat, menunjukkan bahwa variabel zakat berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun penelitian tersebut

berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmasari

(2017) tentang pengaruh zakat dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi

di Indonesia, menunjukkan bahwa zakat berpengaruh dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Susanto (2012)

tentang pengaruh IPM, inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Lamongan, menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lamongan.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Izzah (2015) tentang

pengaruh IPM dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau

yang menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hidayati (2016)

mengenai pengaruh perkembangan UMKM terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Kabupaten Bogor. Menunjukkan bahwa UMKM berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Page 49: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

32

Bogor. Berbeda dengan penelitian Hapsari (2014) tentang pengaruh UKM

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menyatakan bahwa UKM

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

Penelitian terdahulu mengenai Zakat, Inflasi dan Perkembangan

UMKM yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi yang dilakukan oleh

beberapa peneliti memiliki kesimpulan yang berbeda-beda. Dibawah ini

terdapat penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang memiliki kesimpulan yang

berbeda-beda.

Tabel 2.1 Pengaruh Zakat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

No Penelitian dan

Tahun

Variabel yang

digunakan

Hasil Penelitian

1 Zahro, Vika

Fathimatuz

(2017)

Zakat (X1),

IPM (X2),

Kemiskinan

(X3) dan

Pertumbuhan

Ekonomi Prov.

Sumatra Barat

(Y)

Zakat di Prov. Sumatra

Barat berpengaruh positif

dan tidak signifikan

terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

2 Anggraini,

Rachmasari

2017

Zakat (X1),

Inflasi (X2),

dan

Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

Zakat berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia

Page 50: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

33

Tabel 2.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

No Penelitian dan

Tahun

Variabel yang

digunakan

Hasil Penelitian

1 Susanto, Aris

Budi dan

Rachmawati,

Lucky (2012)

IPM (X1),

Inflasi (X2) dan

Pertumbuhan

Ekonomi kab.

Lamongan (Y)

Inflasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di

Kab. Lamongan

2 Izzah, Nurul

(2015)

IPM (X1),

Inflasi (X2) dan

Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

Inflasi berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Riau

3 Anggraini,

Rachmasari

2017

ZIS (X1),

Inflasi (X2),

dan

Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

Inflasi tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia

4 Kalsum, Umi Pengangguran

(X1), Inflasi

(X2) dan

Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

Inflasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di

Sumatra Utara

5 Pratiwi, Nabila

Mardiana

(2015)

Inflasi (X1),

Tingkat Suku

Bunga (X2),

Nilai Tukar

(X3) terhadap

Inflasi berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

Indonesia.

Page 51: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

34

Penanaman

Modal Asing

(Y1) dan

Pertumbuhan

Ekonomi (Y2)

Tabel 2.3

Pengaruh UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi

No Penelitian dan

Tahun

Variabel yang

digunakan

Hasil Penelitian

1 Hidayati, Nurul

(2016)

Perkembangan

UMKM (X1)

dan

Pertumbuhan

Ekonomi Kab.

Bogor (Y)

UMKM berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di

Kab. Bogor

2 Hapsari,

Pradnya

Paramita

(2014)

UKM (X1)

terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

UKM berpengaruh secara

positif tidak signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kota Batu

3 Raselawati,

Ade (2011)

Perkembangan

UMKM (X1)

dan

Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

UMKM berpengaruh positif

dan Signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia

4 Riswara,

Yuliastri Hanni

(2018)

UMKM X1)

dan

Pertumbuhan

Ekonomi

UMKM berpengaruh positif

dan Signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia

Page 52: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

35

Indonesia (Y)

C. Kerangka Penelitian

Pada bagian ini, penulis mengajukan kerangka penelitian yang

diambil berdasarkan latar belakang masalah dan hasil dari kajian teori dan

penelitian sebelumnya. Maka kerangka penelitian dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

ZAKAT (X1)

INFLASI (X2)

PERKEMBANGAN

UMKM (X3)

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang bisa jadi benar

ataupun salah, sehingga dapat dianggap sebagai kesimpulan dari sifatnya

PERTUMBUHAN

EKONOMI (Y)

Page 53: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

36

yang sementara. Hipotesis dapat diambil dari pemikiran-pemikiran

terdahulu atau penelitian-penelitian terdahulu serta teori yang telah ada.

Dalam penelitia ini, didapatkan hipotesis dari penelitian terdahulu serta

teori-teori yang telah dijelaskan diatas sebagai jawaban atas rumusan

masalah penelitian.

1. Zakat

Zakat merupakan salah satu instrumen Islam yang digunakan

untuk distribusi pendapatan dan kekayaan. Adanya zakat fitrah, maal

dan profesi diharapkan dapat menekan tingkat ketimpangan kekayaan

di Indonesia, selain itu juga zakat dapat diandalkan sebagai salah satu

mekanisme dalam mengatasi masalah kemiskinan yang terjadi di

Indonesia, melalui program zakat produktif (Pratama,2015)

Pada penelitian yang dilakukan Rachmasari (2017) menyatakan

bahwa apabila ada kenaikan dana zakat maka terjadi perubahan

pertumbuhan ekonomi akan bergerak ke arah yang sama (naik) sebesar

kenaikan zakat. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa zakat

berpngaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

indonesia. Sehingga berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian

sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis berikut:

H1 : Zakat memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

2. Inflasi

Page 54: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

37

Menurut Sukirno (2006) inflasi yang tinggi tingkatnya tidak

akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus

menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak

menguntungkan. Para pemilik modal akan lebih senang menggunakan

uangnya untuk kegiatan spekulasi. Oleh karenanya investasi yang

bersifat produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan

menurun. Berdasarkan kajian teori, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H2 : Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

3. UMKM

Departemen Koperasi (2008) menyatakan bahwa ketika terjadi

krisis ekonomi 1998, hanya sektor UMKM yang bertahan dari

kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang

oleh krisis. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku

sektor ekonomi berubah.

Menurut penelitian Hidayati (2016), menyatakan bahwa

UMKM memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Sehingga berdasarkan kajian teori

dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis

berikut:

H3 : UMKM memiliki pengaruh yang positif signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Page 55: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

38

Page 56: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian yang penulis ajukan, pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Tanjung (2013:76) penelitian

kuatitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dan lambang

matematika atau dengan kata lain dapat diukur dengan skala numerik.

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menganalisis angka-angka yang

diukur dan dihitung menggunakan alat bantu matematik atau statistik. Data

yang berupa angka akan diolah menggunakan alat hitung matematik

ataupun statistik unuk mendapatkan suatu informasi dibalik angka-angka

tersebut. Data yang digunakan penelitian ini diperoleh dari laporan

statistik BPS, BAZNAS dan Kementrian Koperasi dan UKM dalam

website resmi masing-masing lembaga.

.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Usman (2006)

Page 57: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

40

Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,

baik kuantitaif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai

sekelompok objek yang lengkap dan jelas.

Penelitian ini mengambil populasi data dari Badan Pusat

Statistik (BPS), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan

Departemen Koperasi dalam kurun waktu delapan tahun terhitung dari

tahun 2011 hingga 2018. Jumlah total data yang digunakan adalah

sebanyak 32 data yang terkumpul.

2. Sampel

Menurut Bawono (2006;28) sampel adalah obyek atau subyek

yang diambil dari populasi guna mewakili keseluruhan dari populasi.

Berdasarkan sifat datanya, maka dalam menentukan jumlah sampel

yang akan digunakan, penelitian ini menggunakan teknik sampel jauh

atau juga sering disebut dengan sampel sensus. Sampling jenuh sensus

adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Sampel yang digunakan dalam penlitian ini

sebanyak 32 data semua data zakat, inflasi, dan perkembangan UMKM

dari tahun 2011-2018.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

Untuk dapat memecahkan permasalahan dan untuk mencapai

tujuan dari penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder dalam

Page 58: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

41

periode tahun 2011 sampai dengan 2018. Data sekunder adalah data

yang didapat secara tidak langsung atau penelitian yang memuat

peristiwa masa lalu. Dalam penelitian Bawono (2006:30) menyebutkan

bahwa data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku, data

statistik maupun dari internet. Untuk mengumpulkan data, peneliti

menggunakan data dari BPS, BAZNAS, Kementrian Koperasi dan

UKM, Jurnal dan sumber lain yang mendukung penelitian ini. Serta

pengujian data kuantitatif dengan menggunakan alat statistik yaitu E-

VIEWS 9.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengumpulan data sekunder, yaitu pengambilan data yang

berasal dari BPS, BAZNAS, dan Kementrian Koperasi dan UKM.

Data-data tersebut diambil melalui website resmi dari masing-masing

badan tersebut,yang antara lain sebagai berikut:

a. Pengambilan data Zakat didapatkan dari BAZNAS yang

diambil dari laman websitenya yaitu www.baznas.go.id.

b. Pengambilan data Inflasi didapatkan dari Badan Pusat Statistik

(BPS) yang diambil dari laman websitenya

http://www.bps.go.id.

c. Pengambilan data UMKM didapatkan dari Kementrian

Koperasi dan UKM yang diambil dari laman websitenya

http://www.depkop.go.id.

Page 59: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

42

d. Pengambilan data Pertumbuhan Ekonomi yang dilihat dari

Produk Domestik Bruto didapatkan dari Badan Pusat Statistik

(BPS) yang diambil dari laman websitenya

http://www.bps.go.id.

D. Definisi Konsep dan Operasional

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Menurut Bawono (2018:17) variabel dependen merupakan

variabel yang nilainya tergantung dengan variabel lain, variabel

dependen dapat disebut juga dengan variabel terikat. Pertumbuhan

Ekonomi merupakan variabel dependen atau terikat pada penelitian ini.

2. Variabel Independen

Menurut Bawono (2018:17) variabel independen atau yag

disebut juga variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak

dipengaruhi olhe apapun. Variabel independen atau variabel bebas

pada penelitian ini adalah Zakat, Inflasi dan Perkembangan UMKM.

a. Zakat

Dalam penelitian Muthohar (2016:11) menyebutkan bahwa

zakat secara istilah yaitu bahwa zakat adalah sebagian dari harta

dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada

Page 60: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

43

pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya,

dengan persyaratan tertentu pula.

b. Inflasi

Inflasi merupakan naiknya harga-harga yang ada secara

terus menerus. Kestabilan perekonomian dapat terganggu dengan

adanya laju pertumbuhan inflasi yang terlalu tinggi ataupun terlalu

rendah.

c. UMKM

Menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melalui TAP

MPR NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam

rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang

mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk

mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin

seimbang, berkembang dan berkeadilan.

d. Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sukirno (2006:9) pertumbuhan ekonomi adalah

perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan

kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi dapat

menunjukkan adanya perkembangan perekonomian yang dapat

dilihat melalui Produk Domestik Bruto (PDB).

Page 61: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

44

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data deret waktu

(time series). Menurut Tanjung (2013:14) data time series adalah data

yang dikumpulkan dan diamati atas rentang waktu tertentu. Data time

series dapat berupa data harian, mingguan, bulanan, triwulanan ataupun

tahunan.dalam penelitian ini data time series yang digunakan adalah data

triwulanan yang diambil dari website resmi BPS, BAZNAS, dan

Kementrian Koperasi dan UKM.

Dalam penelitian ini alat bantu yang digunakan untuk mengolah

data adalah E-views 9. Analisis kuantitatif yang dilakukan dalam

penelitian ini dibantu dengan alat bantu statistik, yaitu analisis regresi

linear berganda. Regresi linear berganda dilakukan untuk melihat sejauh

mana variabel independent (variabel bebas) mempengaruhi variabel

dependent (variabel terikat).

F. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah dengan uji

stasioner untuk menguji data sekunder yang digunakan dalam penelitian

ini. Sebuah data dapat dikatakan stasioner apabila terpenuhinya asumsi

rata-rata dan variansinya konstant sepanjang waktu serta kovarian antara

dua data runtut waktu tergantung pada kelambanan antara dua periode

tersebut. Menurut Winarno (2015:115) pengambilan hasil pada uji

stasioner adalah apabila nilai profitabilitasnya kurang dari atau lebih kecil

Page 62: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

45

dari 0,05 apabila data tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan

bahwa data tersebut bersifat stasioner.

G. Alat Analisis

1. Analisis Deskriptif

Menurut Ghozali (2016:19) Statistik deskriptif akan

memberikan sebuah interprestasi deskripsi suatu data yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum, sum,

range, kurtois dan skewnes.

2. Analisis Regresi

Analisis regresi adalah alat uji terpenting dalam ekonometrika.

Secara umum, regresi berisikan penjelasan dan hubungan

pengevaluasian antara variabel pemberi dan satu, dua atau lebih

variabel lain. Secara khusus, regresi adalah percobaan untuk

menjelaskan pergerakan variabel berdasarkan pada pergerakan dalam

satu atau lebih variabel lainnya.

Menurut Bawono (2006:85) formulasi persamaan regresi

berganda sendiri adalah sebagai berikut:

Y= β0 + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Dimana:

Y : PDB (Pertumbuhan Ekonomi)

β0 : Konstanta dari persamaan regresi

X1 : Zakat

Page 63: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

46

X2 : Inflasi

X3 : UMKM

ε : Variabel residual atau prediction error

3. Uji Statistik

a. Uji t (Uji Individual)

Menurut Bawono (2016:89) uji t atau pengujian individu ini

digunakan untuk melihat tingkat signifikan variabel independen

yang mempengaruhi variabel dependen secara individu. Adapun

pengambilan keputusannya dalam pengujian ini adalah sebagai

berikut:

1) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima, maksudnya adalah

tidak ada pengaruh yang signifikan.

2) Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ditolak, yang artinya ada

pengaruh yang signifikan.

b. Uji F

Menurut Bawono (2018:22) Uji F digunakan untuk

mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan cocok atau

variabel-variabel independen secara serentak memiliki pengaruh

terhadap variabel dependen. Signifikansi model regresi yang secara

simultan diuji dengan melihat nilai signifikansi (sig). Nilai

signifikansi (sig) apabila nilai dibawah 0,005 maka variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan

pengambilan keputusan sebagai berikut:

Page 64: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

47

1) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima,

dan begitupun sebaliknya.

2) Jika p < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan

begitupun sebaliknya.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Bawono (2018:24) koefisien determinasi (R2)

digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kecocokan atau

ketepatan garis regresi yang terbentuk dalam mewakili kelompok

data hasil pengamatan. Koefisien determinasi menggambarkan

bagian dari variasi total yang dapat diterangkan oleh model.

Semakin besar nilai R2 (mendekati 1) maka ketepatan akan

dikatakan semakin baik.

4. Uji Asumsi Klasik

Dalam analisis regresi, uji asumsi klasik merupakan tahapan

yang penting dilakukan. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik

diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai kaidah

BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yang menghasilkan model

regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Menurut Bawono

(2006:115) uji asumsi klasik sendiri terdiri dari empat jenis, antara

lain:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terdapat variabel pengganggu atau residual

Page 65: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

48

memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi

tersebut dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Salah satu pengujian dalam E-views

dilakukan untuk pengujian asumsi normalitas data tersebut

menggunakan pengujian Jarque Berra (JB). Jarque Berra adalah

pengujian statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kusrtosis data

dibandingkan dengan data yang memiliki sifat normal. Uji tersebut

mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan

dengan apabila datanya bersifat normal. Adapun kriterianya adalah

sebagai berikut (Winarno, 2015:54):

1) Jika nilai JB tidak signifikan lebih kecil dari 2 maka data

berdistribusi normal.

2) Apabila probabilitas lebih besar dari 5% bila menggunakan

tingkat signifikansi tersebut maka data berdistribusi normal

atau hipotesis nol nya adalah data yang berdistribusi

normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Bawono (2018:46) multikolinieritas adalah situasi

dimana terdapat hubungan linier sempurna atau pasti diantara

beberapa atau semua variabel bebas dari regresi berganda. Dalam

arti luas multikolinieritas berarti terdapat korelasi yang tinggi

Page 66: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

49

antara variabel bebas. Masalah multikolinieritas yang serius dapat

mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi.

Menurut Winarno (2015:51-52) indikasi multikolinieritas

ditunjukkan dengan berbagai informasi berikut:

1) Nilai R2

tinggi, tetapi variabel independen banyak yang

tidak signifikan.

2) Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel

independen. Apabila koefisien rendah, maka tidak terjadi

multikolinieritas.

3) Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi jenis ini dapat

digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau

lebih) variabel independen secara bersama-sama

mempengaruhi satu variabel independen yang lain.

Uji multikolinieritas pada penelitian ini menggunakan

metode auxiliary regresi antar variabel dependen untuk

mendapatkan r2, kemudian dibandingkan dengan R

2 persamaan

utama (Bawono, 206:120)

c. Uji Autokorelasi

Menurut Bawono (2018:72) autokorelasi adalah suatu

keadaan dimana komponen ero berkorelasi dengan dirinya sendiri

menurut urutan waktu (untuk model data time series) atau urutan

ruang (untuk model data cross section). Tujuan dari uji

autokorelasi adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi

Page 67: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

50

dalam variabel pengganggu pada suatu periode dengan periode

yang sebelumnya. Menurut Sujarweni (2015:226) untuk data time

series autokorelasi sering terjadi, akan tetapi untuk data cross

section jarang terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda

dengan yang lain. Menurut Bawono (2006:162) dalam mendeteksi

ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-

watson (DW test) dengan kriteria du<dw<4-du.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas mempunyai tujuan untuk melihat

apakah model dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Apabila

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lainnya tetap maka ada homokesdatisitas dan apabila berbeda

model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai

homokesdatisitas dan bukan heteroskedastisitas.

Menurut Bawono (2018:55) heteroskedastisitas sendiri

memiliki dampak, apabila model regresi linier semua asumsi

klasiknya terpenuhi maka hasil estimasinya dengan OLS akan tetap

tak bias atau konsisten namun tidak efisien karena variansi yang

besar. Dampak membesarnya variansi adalah sebagai berikut:

1) Pengujian individual (uji t) menjadi tidak valid. Statistik t

hitung akan mengecil akibat standar eror yang membesar,

hal ini akan mengakibatkan kecenderungan gagal tolak H0.

Page 68: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

51

2) Nilai standar eror yang membesar mengakibatkan selang

kepercayaan yang melebar sehingga menjadi tidak dapat

dipercaya.

Menurut Bawono (2018:55) untuk mengetahui ada atau

tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

berbagai uji. Uji yang dapat dilakukan adalah dengan metode

grafik, uji Glejser, uji Goldfeld-Quant, uji Bruesch-Pagan-

Godfrey, dan uji White. Dalam penelitian ini uji yang digunakan

adalah uji White. Jika signifikansi dari nilai probabilitas lebih kecil

dari 0.05 maka model tersebut mengandung heteroskedatisitas

(Winarno, 2015:38), dan apabila signifikansi dari nilai probabilitas

lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak mengandung

heteroskedastisitas.

Page 69: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

52

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Satistik Deskriptif

1. Variabel Zakat

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Zakat

Zakat

Mean 7.871625

Median 5.646000

Maximum 38.08500

Minimum 1.858000

Std. Dev 8.721414

Observation 32

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dengan

jumlah observasi sebanyak 32, memiliki nilai rata-rata (mean)

sebesar 7.871725 dengan besar nilai standar deviasi adalah

8.721414 nilai zakat tertinggi (maximum) 38.08500 dan nilai

terendah (minimum) 1.858000.

2. Variabel Inflasi

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi

Inflasi

Mean 0.414375

Median 0.425000

Page 70: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

53

Maximum 2.460000

Minimum -0.350000

Std. Dev. 0.505811

Observation 32

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dengan

jumlah observasi sebanyak 32, memiliki nilai rata-rata (mean)

sebesar 0.414375 dengan besar nilai standar deviasi adalah

0.505811 nilai inflasi tertinggi (maximum) 2.460000 dan nilai

terendah (minimum) -0.350000.

3. Variabel UMKM

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi

UMKM

Mean 58.56288

Median 58.54700

Maximum 62.92300

Minimum 54.38700

Std. Dev. 2.415849

Observation 32

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dengan

jumlah observasi sebanyak 32, memiliki nilai rata-rata (mean)

sebesar 58.56288 dengan besar nilai standar deviasi adalah

2.415849 nilai umkm tertinggi (maximum) 62.92300 dan nilai

terendah (minimum) 54.38700.

Page 71: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

54

4. Variabel Pertumbuhan Ekonomi

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi

Pertumbuhan Ekonomi

Mean 2.202844

Median 2.184000

Maximum 2.684000

Minimum 1.749000

Std. Dev. 263980.6

Observation 32

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dengan

jumlah observasi sebanyak 32, memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar

2.202844 dengan besar nilai standar deviasi adalah 263980.6 nilai

pertumbuhan ekonomi tertinggi (maximum) 2.684000 dan nilai

terendah (minimum) 1.749000.

B. Analisis Data

1. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas yang digunakan adalah uji Unit Root dengan

uji Augmented-Dickey-Fuller (ADF). Hasil uji stasioneritas untuk

masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Stasioneritas Second Difference

No Variabel Probability Unit Root Test

1 Pertumbuhan Ekonomi 0.0001

2 Zakat 0.0016

Page 72: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

55

3 Inflasi 0.0004

4 UMKM 0.0002

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.5 data yang diolah menunjukkan output

dengan nilai probability < 0.05 pada tahap second difference. Dengan

demikian variabel independen dan dependen memenuhi ketentuan uji

stasioneritas dan layak untuk dilanjutkan dengan pengujian data

selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran Uji

Stasioneritas.

2. Uji Statistik

a. Uji Regresi

Uji regresi baru dapat dilakukan apabila data yang diteliti

sudah bersifat stasioner. Setelah data memenuhi uji stasioneritas,

maka harus dilakukan pemilihan model regresi. Berikut merupakan

hasil spesifikasi model regresi:

Tabel 4.6 Uji Regresi

Dependent Variable: D(PDB,2)

Method: Least Squares

Date: 09/16/19 Time: 20:38

Sample (adjusted): 2011Q3 2018Q4

Included observations: 30 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.003863 0.014448 -0.267389 0.7913

D(ZAKAT,2) 0.000425 0.000802 0.530538 0.6002

D(INFLASI,2) -0.015192 0.010323 -1.471653 0.1531

D(UMKM,2) 0.010637 0.206415 0.051531 0.9593

R-squared 0.077225 Mean dependent var -0.003733

Adjusted R-squared -0.029249 S.D. dependent var 0.077981

S.E. of regression 0.079113 Akaike info criterion -2.112309

Sum squared resid 0.162731 Schwarz criterion -1.925483

Page 73: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

56

Log likelihood 35.68464 Hannan-Quinn criter. -2.052542

F-statistic 0.725296 Durbin-Watson stat 1.931031

Prob(F-statistic) 0.546087

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat

ditulis sebagai berikut:

D(PDB,2) = -0,003863 + 0,000425 D(ZAKAT,2) – 0,015192

D(INFLASI,2) + 0,010637 D(UMKM,2)

Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan dibawah

ini:

1) Konstanta diperoleh sebesar -0,003863 yang berarti bahwa jika

variabel independen sama dengan nol (0) maka Y akan naik

sebesar -0,003863.

2) Koefisien regresi variabel zakat diperoleh sebesar 0,000425

dengan arah koefisien positif.

3) Koefisien regresi variabel X2 diperoleh sebesar – 0,015192

dengan arah koefisien negatif.

4) Koefisien regresi variabel X3 diperoleh sebesar 0,010637

dengan arah koefisien positif.

Page 74: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

57

b. Uji Ttes (Uji Secara Parsial)

1) Zakat

Setelah dilakukan uji maka diperoleh hasil pengujian

nilai probabilitas 0,6002 karena nilai probabilitas zakat lebih

besar dari 0.05 (α), maka zakat secara parsial berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2) Inflasi

Setelah dilakukan uji maka diperoleh hasil pengujian

nilai probabilitas 0,1531 karena nilai probabilitas lebih besar

dari 0.05 (α), maka inflasi secara parsial berpengaruh secara

negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

3) UMKM

Setelah dilakukan uji maka diperoleh hasil pengujian

nilai probabilitas 0,9593 karena nilai probabilitas lebih kecil

dari 0.05 (α), maka UMKM secara parsial berpengaruh secara

positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

c. Uji Ftes (Uji Secara Simultan)

Berdasarkan uji pada tabel besarnya nilai prob (F-statistic)

0.546087 > 0.05 yang menunjukkan bahwa variabel zakat (X1),

inflasi (X2), dan UMKM (X3) secara simultan berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y)

Page 75: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

58

d. Uji Koefisien Determinan R2

Berdasarkan hasil uji diatas R2

0.077225. Hal tersebut

berarti varian variabel independen dapat menjelaskan varian

variabel dependen sebesar 0,7% sedang sisanya 9,3% dijelaskan

oleh varian variabel lain.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15

Series: Residuals

Sample 2011Q3 2018Q4

Observations 30

Mean 1.39e-18

Median -0.014006

Maximum 0.126619

Minimum -0.114768

Std. Dev. 0.074909

Skewness 0.132812

Kurtosis 1.972441

Jarque-Bera 1.408041

Probability 0.494593

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

Dari gambar 4.1 diketahui bahwa nilai probability adalah

0.494593. nilai tersebut menunjukan lebih besar dari 0.05 maka

data berdistribusi normal.

Page 76: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

59

b. Uji Multikolinieritas

Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas

Variance Inflation Factors

Date: 09/16/19 Time: 20:39

Sample: 2011Q1 2018Q4

Included observations: 30

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

C 0.000209 1.000565 NA

D(ZAKAT,2) 6.43E-07 1.193985 1.193880

D(INFLASI,2) 0.000107 1.192803 1.192800

D(UMKM,2) 0.042607 1.001687 1.001227

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa nilai Centered

variane inflation factor (VIF) nya menunjukan angka lebih kecil

dari 10.00 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikoliniertas.

c. Uji Autokorelasi

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi

R-squared 0.077225 Mean dependent var -0.003733

Adjusted R-squared -0.029249 S.D. dependent var 0.077981

S.E. of regression 0.079113 Akaike info criterion -2.112309

Sum squared resid 0.162731 Schwarz criterion -1.925483

Log likelihood 35.68464 Hannan-Quinn criter. -2.052542

F-statistic 0.725296 Durbin-Watson stat 1.931031

Prob(F-statistic) 0.546087

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan tabel diatas, untuk mendapat uji autokorelasi

yang normal maka nilai regresi harus berada diantara DU dan 4-

DU, yang mana nilai DU = 1.65046 dan DL = 1.24371 dan 4-DU =

2.34954. pada tabel di atas dapat dilihat nilai Durbin Watson

Page 77: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

60

sebesar 1.931031. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian

ini tidak terdapat autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Supriyanto (2017:63) untuk dapat mengetahui ada

atau tidaknya gejala heteroskedastiditas pada penelitian ini adalah

dengan melakukan pengujian White. Jika signifikansi dari

probabilitas < 0.05 maka model tersebut mengandung

heteroskedastisitas, dan apabila signifikansi dari probabilitas >

0.05 maka model tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.

Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.687693 Prob. F(9,22) 0.7124

Obs*R-squared 7.025931 Prob. Chi-Square(9) 0.6344

Scaled explained SS 4.366081 Prob. Chi-Square(9) 0.8857

Sumber : data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan data hasil uji di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas. Karena pada

pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat probability senilai 0.7124

atau lebih besar dari 0.05 (signifikansi dari prob > 0.05) maka model

tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.

Page 78: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

61

C. Hasil Pembahasan

Hasil pembahasan setelah dilakukan uji-uji adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh zakat terhadap pertumbuhan ekonomi

Nilai koefisien variabel zakat diperoleh 0.000425 dengan

koefisien positif dan nilai probabilitas 0.6002. karena nilai probabilitas

lebih besar dari 0.05 (α), maka zakat berpengaruh secara positif dan

tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga H1 ditolak.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rachmasari

(2017) yang menyatakan bahwa zakat berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dan sejalan

dengan penelitian Zahro 2017 yang menyatakan bahwa zakat

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia.

Zakat merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim. Seorang

muslim wajib membayar zakat atas harta yang mereka miliki sesuai

kriteria. Menurut BAZNAS penghimpunan zakat masih berasal dari

perorangan, sedangkan potensi penghimpunan dana zakat akan lebih

besar dari dana zakat perorangan. Penerima zakat digolongkan menjadi

8 asnaf yaitu: fakir, miskin, amil, mu’alaf, hamba sahaya, gharim,

fisabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan di Indonesia tidak semua

penduduknya beragama Islam, sehingga dana zakat di Indonesia belum

tersalurkan dengan baik dan merata, sehingga tidak memiliki dampak

bagi pertumbuhan ekonomi.

Page 79: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

62

2. Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi

Nilai koefisien variabel inflasi diperoleh -0.015192 dengan

koefisien negatif dan nilai probabilitas 0.1531. karena nilai probabilitas

lebih besar dari 0.05 (α), maka inflasi berpengaruh secara negatif dan

tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga

H2 ditolak.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Susanto (2012) yang menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Izzah (2015) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh secara

negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Inflasi sendiri berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Tingginya inflasi akan direspon negatif oleh

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bank Indonesia menuliskan

bahwa inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil

masyarakat akan terus menurun sehingga standar hidup dari

masyarakat juga turun. Hal ini akan mempengaruhi keputusan

masyarakat melakukan konsumsi, investasi dan produksi. Sehingga

akan menurunkan pertumbuhan ekonomi, karena masyarakat akan

mengurangi permintaan mereka terhadap barang dan jasa. Sehingga,

meskipun terjadi penurunan inflasi pada suatu periode, pertumbuhan

ekonomi tidak langsung menunjukkan perubahan, kecuali jika inflasi

Page 80: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

63

mengalami penurunan secara tetap maka akan terlihat perubahan pada

pertumbuhan ekonomi.

3. Pengaruh UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi

Nilai koefisien variabel UMKM diperoleh 0.010637 dengan

arah koefisien positif dan nilai probabilitas 0.9593 karena nilai

probabilitas lebih kecil dari 0.05 (α) maka UMKM berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

sehingga H3 diterima.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Hidayati (2016) yang menyatakan bahwa UMKM

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Dan sejalan dengan penelitian Hapsari (2014)

yang menyatakan bahwa UMKM berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian

No Variabel

Independen

Pengaruh Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Kesimpulan

1 Zakat Positif dan Tidak Signifikan H1 di tolak

2 Inflasi Negatif dan Tidak Signifikan H2 di tolak

3 UMKM Positif dan Tidak Signifikan H3 di tolak

Page 81: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji analisis data, pengujian hipotesis dan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Zakat berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

2. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

3. UMKM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan demikian menurut penelitian ini, pertumbuhan

ekonomi di Indonesia tidak dipengaruhi oleh zakat, inflasi dan

perkembangan UMKM.

Page 82: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

65

B. Saran

Berdasarkan penelitian di atas maka ada beberapa saran yang

diajukan penulis yaitu :

1. Penelitian ini perlu diperbaiki dan dikembangkan bagi peneliti

selanjutnya dengan menambahkan variabel lain yang berhubungan

dengan pertumbuhan ekonomi.

2. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel yang datanya

kurang lengkap. Untuk itu, bagi peneliti selanjutnya agar

mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan variabel yang

datanya lebih sesuai dan mudah diperoleh untuk diteliti.

Page 83: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

66

DAFTAR PUSTAKA

A McEachern, William. 2000. Ekonomi Makro: Pendekatan Kontemporer.

Jakarta: Salemba Empat.

Al-Arif, M Nur Rianto (2010). Efek Pengganda Zakat Serta Implikasinya terhadap

Program Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Ekbisi Fakultas Syariah UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Anggraini, Rachmasari. Penyaluran dana ZIS dan Tingat Inflasi Berpengaruh

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal

Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 630-

641.

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi keempat. Yogyakarta:

STIE YKPN.

Bawono, Anton. 2006. Multivariabel Analisis dengan SPSS. STAIN: Salatiga

Press

Bawono, Anton Dan Shina, Arya Fendha Ibnu. 2018. Ekonometrika Terapan

Untuk Ekonomi Dan Bisnis Islam Aplikasi Dengan E-Views. Salatiga:

LP2M IAIN Salatiga

Beik, I. S. Dan Arsyianti, L.D. 2016. Ekonomi Pembangunan Syariah. Jakarta:

Rajawali Press.

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Departemen Koperasi. 2008. PDB, Investasi, Tenaga Kerja, Nilai Ekspor UKM di

Indonesia. Depkop Jakarta.

Faroh, Nur. Pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2008-2015. Skripsi IAIN

Tulungagung Tahun 2016.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi

8. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hapsari, Pradnya Paramita & Abdul Hakim, Saleh Soeaidy.Pengaruh

Pertumbuhan UMKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di

Pemerintah Kota Batu. Jurnal Administrasi Publik. Vol 17. No 2. 2014.

Harrod, R F.1939. An Essay in Dinamyc Economics. Economic Journal.

Hidayati, Nurul. 2016. Pengaruh Pertumbuhan UMKM Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Periode 2012-2015. Skripsi. UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Huda, Nurul dkk. 2016. Keuangan Publik Islami Pendekatan Teoritis dan

Sejarah. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Huda, Nurul, Idris, Risza Handi dkk. 2016. Ekonomi Makro Islam Pendekatan

Teoritis. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Istianingsih, Ninik. 2016. Dalam Review Kajian Ekonomi Islam. Jurnal Aplikasi

Ekonomi dan Bisnis. Vol 1. No 1.

Page 84: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

67

Izzah, Nurul. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Inflasi

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Riau Tahun 1994-2013.At-

Tijaroh, Vol. 1, No. 2, Juli-Desember-2015.

Kuncoro, M. 2002. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. UMP

KMP YPPM. Yogyakarta.

Mankiw, N. G. 2007. Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Muthohar, A. M. 2016. Potret Pelaksanaan Zakat di Indonesia Studi Kasus di

Kawasan Jalur Joglosemar. Salatiga: LP2M PRESS.

Partomo, T dan A Soejodono. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan

Koperasi. Jakarta:Ghalia.

Prasetyo, Arief. 2009. Corporate Governance, Kebijakan Dividen dan Nilai

Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2007. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Pratama, Nelsen Diya. Analisis Pertumbuhan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil

Kabupaten Jepara”. Universitas Diponegoro. Semarang. 2012

Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis,

dan Empiris. Yogyakarta:Graha Ilmu.

PUSKAZ, BAZNAS. 2017. Indonesia Zakat Outlook 2018. Jakarta: PUSKAZ

BAZNAS.

Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Ghalia Indah.

Prasetyo, P.Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi: Sebuah Pengetahuan

Tingkat Dasar dan menengah serta advanced untuk Ilmu Ekonomi

Makro. Yogyakarta: Beta Offset

Pratiwi, Nabila Mardiana. Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Nilai

Tukar Terhadap Penanaman Modal Asing dan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia (Tahun 2004-2013). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 26 No. 2

September 2015.

Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala.2004. Teori Ekonomi Makro Suatu

Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia (FEUI).

Raselawati, Ade. 2011. Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Sektor UKM di Indonesia. Naskah

Publikasi FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rinanda, Saskia Rizka. Pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasionan Tahun 2013-2017. Skripsi.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2018.

Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kombinasi: Mixed Metho. Bandung:

Alfabeta.

. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta: PT. Pusta Baru.

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Page 85: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

68

Susanto, Aris Budi dan Rachmawati, Lucky. 2012. Pengaruh Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Di Kabupaten Lamongan.

Tambunan. Tulus H. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia.

Tanjung, Hendri dan Devi, Abrista. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.

Bekasi: Gramata Publishing.

Tariqy, Abdullah Abdul Hasan. 1999. Al-Iqtishad Al-Islami Ushuluhu wa

Mabaun wa Ahdaf, Dar An-Nafais. Kuwait.

Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di

Dunia. Jakarta: Erlangga.

Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan E-

views. Edisi 4.UPP STM YKPN. Yogyakarta.

Yuniarti, Vinna Sri. 2016. Ekonomi Makro Syariah. Bandung: Penerbit Pustaka

Setia.

Zahro, Vika Fatimatuz. 2017. Pengaruh Zakat, Infaq, Shadaqoh (ZIS), Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah.

Jakarta

Website

www.bps.go.id

www.baznas.go.id

www.depkop.go.id

Page 86: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 87: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

Lampiran Data Penelitian

TAHUN

TRIWULAN

KE

PDB (Y)

Triliyun

ZAKAT

(X1) Milyar

INFLASI

(X2) %

UMKM (X3)

Juta Unit

2011 I 1.749 2.453 -0.32 54.387

II 1.816 2.587 0.55 54.660

III 1.882 2.349 0.27 54.933

IV 1.841 1.858 0.57 55.206

2012 I 1.855 2.723 0.07 55.538

II 1.930 2.016 0.62 55.870

III 1.994 2.065 0.01 56.202

IV 1.949 2.544 0.54 56.534

2013 I 1.959 2.808 0.63 56.874

II 2.037 2.518 1.03 57.215

III 2.103 3.025 -0.35 57.555

IV 2.058 3.280 0.55 57.896

2014 I 2.058 3.936 0.08 58.033

II 2.138 4.218 0.43 58.170

III 2.207 6.619 0.27 58.307

IV 2.161 6.319 2.46 58.445

2015 I 2.158 5.464 0.17 58.649

II 2.239 8.472 0.54 58.854

III 2.313 4.413 -0.05 59.058

IV 2.273 6.342 0.96 59.263

2016 I 2.265 5.947 0.19 59.419

II 2.355 20.460 0.66 59.576

III 2.429 5.828 0.22 59.733

IV 2.385 8.056 0.42 59.890

2017 I 2.378 11.844 -0.02 60.330

II 2.473 36.386 0.69 60.770

III 2.552 7.123 0.13 61.210

IV 2.509 10.626 0.71 61.651

2018 I 2.498 8.548 0.20 61.969

II 2.604 38.085 0.59 62.287

III 2.684 8.654 -0.18 62.605

IV 2.639 14.326 0.62 62.923

Page 88: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

Lampiran Uji Deskriptif

PDB ZAKAT INFLASI UMKM

Mean 2.202844 7.871625 0.414375 58.56288

Median 2.184000 5.646000 0.425000 58.54700

Maximum 2.684000 38.08500 2.460000 62.92300

Minimum 1.749000 1.858000 -0.350000 54.38700

Std. Dev. 0.263883 8.721414 0.505811 2.415849

Skewness 0.103238 2.522204 1.927771 0.034896

Kurtosis 1.934644 8.819325 9.501744 2.120841

Jarque-Bera 1.570153 79.08080 76.18383 1.037056

Probability 0.456085 0.000000 0.000000 0.595396

Sum 70.49100 251.8920 13.26000 1874.012

Sum Sq. Dev. 2.158660 2357.955 7.931187 180.9261

Observations 32 32 32 32

Lampiran Uji Stasioneritas Tahap Level Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)

Series: PDB, ZAKAT, INFLASI, UMKM

Date: 09/16/19 Time: 20:36

Sample: 2011Q1 2018Q4

Exogenous variables: Individual effects

User-specified maximum lags

Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 4

Total number of observations: 116

Cross-sections included: 4

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 31.6779 0.0001

ADF - Choi Z-stat 1.31759 0.9062

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi

-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.

Intermediate ADF test results UNTITLED

Series Prob. Lag Max Lag Obs

PDB 0.9998 4 5 27

ZAKAT 0.9924 3 5 28

INFLASI 0.0000 0 5 31

UMKM 0.9589 1 5 30

Page 89: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

Lampiran Uji Stasioneritas Tahap First Difference Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)

Series: PDB, ZAKAT, INFLASI, UMKM

Date: 09/16/19 Time: 20:36

Sample: 2011Q1 2018Q4

Exogenous variables: Individual effects

User-specified maximum lags

Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 4

Total number of observations: 111

Cross-sections included: 4

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 36.5790 0.0000

ADF - Choi Z-stat -2.90814 0.0018

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi

-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.

Intermediate ADF test results D(UNTITLED)

Series Prob. Lag Max Lag Obs

D(PDB) 0.9626 3 5 27

D(ZAKAT) 0.0001 2 5 28

D(INFLASI) 0.0004 4 5 26

D(UMKM) 0.3012 0 5 30

Lampiran Uji Stasioneritas Tahap Second Difference Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)

Series: PDB, ZAKAT, INFLASI, UMKM

Date: 09/16/19 Time: 20:34

Sample: 2011Q1 2018Q4

Exogenous variables: Individual effects

User-specified maximum lags

Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 5

Total number of observations: 104

Cross-sections included: 4

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 63.8374 0.0000

ADF - Choi Z-stat -6.77070 0.0000

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi

-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.

Intermediate ADF test results D(UNTITLED,2)

Series Prob. Lag Max Lag Obs

D(PDB,2) 0.0001 2 5 27

Page 90: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

D(ZAKAT,2) 0.0016 5 5 24

D(INFLASI,2) 0.0004 5 5 24

D(UMKM,2) 0.0002 0 5 29

Lampiran Uji Regresi Dependent Variable: D(PDB,2)

Method: Least Squares

Date: 09/16/19 Time: 20:38

Sample (adjusted): 2011Q3 2018Q4

Included observations: 30 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.003863 0.014448 -0.267389 0.7913

D(ZAKAT,2) 0.000425 0.000802 0.530538 0.6002

D(INFLASI,2) -0.015192 0.010323 -1.471653 0.1531

D(UMKM,2) 0.010637 0.206415 0.051531 0.9593

R-squared 0.077225 Mean dependent var -0.003733

Adjusted R-squared -0.029249 S.D. dependent var 0.077981

S.E. of regression 0.079113 Akaike info criterion -2.112309

Sum squared resid 0.162731 Schwarz criterion -1.925483

Log likelihood 35.68464 Hannan-Quinn criter. -2.052542

F-statistic 0.725296 Durbin-Watson stat 1.931031

Prob(F-statistic) 0.546087

Lampiran Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10

Series: Residuals

Sample 2011Q1 2018Q4

Observations 32

Mean 6.94e-16

Median -0.001003

Maximum 0.101758

Minimum -0.090991

Std. Dev. 0.044055

Skewness 0.086624

Kurtosis 2.623311

Jarque-Bera 0.229212

Probability 0.891717

Page 91: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

Lampiran Uji Multikolinieritas Variance Inflation Factors

Date: 09/16/19 Time: 20:39

Sample: 2011Q1 2018Q4

Included observations: 30

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

C 0.000209 1.000565 NA

D(ZAKAT,2) 6.43E-07 1.193985 1.193880

D(INFLASI,2) 0.000107 1.192803 1.192800

D(UMKM,2) 0.042607 1.001687 1.001227

Lampiran Uji Autokorelasi Dependent Variable: D(PDB,2)

Method: Least Squares

Date: 09/16/19 Time: 20:38

Sample (adjusted): 2011Q3 2018Q4

Included observations: 30 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.003863 0.014448 -0.267389 0.7913

D(ZAKAT,2) 0.000425 0.000802 0.530538 0.6002

D(INFLASI,2) -0.015192 0.010323 -1.471653 0.1531

D(UMKM,2) 0.010637 0.206415 0.051531 0.9593

R-squared 0.077225 Mean dependent var -0.003733

Adjusted R-squared -0.029249 S.D. dependent var 0.077981

S.E. of regression 0.079113 Akaike info criterion -2.112309

Sum squared resid 0.162731 Schwarz criterion -1.925483

Log likelihood 35.68464 Hannan-Quinn criter. -2.052542

F-statistic 0.725296 Durbin-Watson stat 1.931031

Prob(F-statistic) 0.546087

Lampiran Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.687693 Prob. F(9,22) 0.7124

Obs*R-squared 7.025931 Prob. Chi-Square(9) 0.6344

Scaled explained SS 4.366081 Prob. Chi-Square(9) 0.8857

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 09/16/19 Time: 20:38

Sample: 2011Q1 2018Q4

Included observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

Page 92: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

C -0.059570 0.474957 -0.125422 0.9013

X1_ZAKAT^2 1.08E-05 1.60E-05 0.675464 0.5064

X1_ZAKAT*X2_INFL

ASI 0.000200 0.000747 0.267726 0.7914

X1_ZAKAT*X3_UMK

M -4.72E-05 0.000118 -0.400294 0.6928

X1_ZAKAT 0.002209 0.006885 0.320775 0.7514

X2_INFLASI^2 -0.000355 0.000908 -0.390985 0.6996

X2_INFLASI*X3_UM

KM -0.000228 0.001110 -0.205432 0.8391

X2_INFLASI 0.011762 0.061244 0.192060 0.8495

X3_UMKM^2 -2.84E-06 0.000147 -0.019320 0.9848

X3_UMKM 0.001276 0.016727 0.076287 0.9399

R-squared 0.219560 Mean dependent var 0.001880

Adjusted R-squared -0.099710 S.D. dependent var 0.002434

S.E. of regression 0.002552 Akaike info criterion -8.853343

Sum squared resid 0.000143 Schwarz criterion -8.395300

Log likelihood 151.6535 Hannan-Quinn criter. -8.701515

F-statistic 0.687693 Durbin-Watson stat 1.966664

Prob(F-statistic) 0.712405

Page 93: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan

Lampiran Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dwi Setyani

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang 21 September 1997

Fakultas/Prodi : FEBI / S1 Ekonomi Syariah

NIM : 63020150092

Alamat : Dsn. Sengon rt 02 rw 02 Ds. Manggihan Kec. Getasan

Kab. Semarang

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Orang Tua : a. Ibu : Suparmi

b. Ayah : Muhari

Email : [email protected]

No. Telp : 085-728-548-193

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Sumogawe 03

2. MTS Sudirman Getasan lulus tahun 2012

3. SMK Sultan Fattah Salatiga lulus tahun 2015

Pengalaman Organisasi : 1. IPPNU Kecamatan Getasan

Salatiga, 27 Agustus 2019

Penulis

Page 94: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan
Page 95: “PENGARUH ZAKAT, INFLASI DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7551/1/SKRIPSI DWI SETYANI.pdf · kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan