any function 17

download any function 17

of 10

Transcript of any function 17

  • 8/20/2019 any function 17

    1/21

    BAB II

    DASAR TEORI

    A. Karakteristik Batuan

    Batuan adalah material yang sifatnya sangat bervariasi.

    Kekuatan tarik, tekan, dan geseknya berbeda-beda untuk

    bermacam jenis batuan. Batuan akan pecah apabila

    kekuatannya dilampaui. Sifat-sifat geologi batuan akan

    mempengaruhi blastability  batuan.

    Karakteristik penting yang mempengaruhi

    kemampuboran dan kemampu galian suatu massa batuan

    pada dasarnya dikelompokkan atas dua kategori, yaitu

    batuan utuh dan massa batuan.

    1. Sifat-Sifat Batuan Utuh

    a. Sifat sik 

    Beberapa sifat sik batuan yang berpengaruh

    terhadap peledakan antara lain bobot isi, porositas

    dan kandungan air. Bobot isi batuan mempunyai

    pengaruh yang paling besar. Batuan dengan bobot isi

    kecil sangat mudah dideformasi dan memerlukan

    energi peledakan yang rendah untuk pemecahannya

    (agan !"##$. %orositas menyatakan banyaknya

  • 8/20/2019 any function 17

    2/21

     jumlah pori dalam batuan. &aiknya porositas batuan

    akan meningkatkan jumlah retakan batuan dan

    mengurangi tekanan gas dalam retakan tersebut.

    'uang hampa dalam massa batuan akan menyerap

    gas ledakan sehingga retakan akan berhenti di ruang

    itu. ir hadir dalam batuan dalam bentuk air di pori-

    pori atau dalam rekahan kecil. ir dalam batuan akan

    menyerap energi peledakan dalam bentuk panas

    sampai air tersebut menguap sehingga energi untuk

    menghancurkan batuan menjadi berkurang. Selain itu

    air yang menguap akan meninggalkan rongga pada

    batuan.

    b. Sifat mekanik 

    Beberapa sifat mekanik batuan yang berpengaruh

    terhadap peledakan adalah kuat tekan, kuat tarik,

    modulus elastisitas, dan Poisson’s Ratio. )mumnya

    batuan sangat lemah dalam hal tarikan dan lebih

    tahan terhadap geseran dan tekanan. Kuat tarik suatu

    batuan menurut *umikis (!"+$ hanya sebesar !

    dari kuat tekannya. Sifat elastis dari batuan disebut

    dengan /odulus 0oung atau ukuran kemampuan

    batuan untuk tetap pada bentuknya atau menolak

    perubahan bentuk. Batuan dengan modulus 0oung

  • 8/20/2019 any function 17

    3/21

    rendah akan lebih mudah berubah bila diberi sejumlah

    tekanan, dengan demikian akan memerlukan energi

    peledakan rendah untuk menghancurkannya.

    Poisson’s Ratio  menyatakan perbandingan antara

    regangan lateral dengan regangan aksial pada suatu

    pembebanan aksial. Semakin kecil nilai Poisson’s

    Ratio  suatu batuan maka semakin besar nilai

    kecepatan rambatan dan tekanan puncak lubang

    tembak yang dibutuhkan guna mendapatkan

    fragmentasi batuan hasil peledakan seperti yang

    diharapkan (agan dan arries,!"##$. /enurut

    Biena1ski klasikasi kekerasan suatu batuan dapat

    dideskripsikan berdasarkan nilai kuat tekannya.

    Klasikasi tersebut dapat dilihat pada 2abel 33.!.

    TABEL II.I

    KLASIFIKASI KUAT TEKA BATUA !BIEIA"SKI#

    1$%&'

    Klasikasi Kuat 2ekan (/pa$Sangat Keras 45 6 #Keras ! 6 45Keras sedang 5 6 !7unak 45 6 5Sangat lunak ! - 45

    /enurut Kramadibrata (4$ disebutkan beberapa

    urutan pembongkaran batuan menurut kuat tekan

  • 8/20/2019 any function 17

    4/21

    uniaksial batuan. )rutan tersebut terlihat pada 2abel

    33.4.

    TABEL II.(

    )E*BO+KARA BATUA BERDASARKA

    ILAI KUAT TEKA UIAKSIAL

    /etode )8S (/pa$ lat9ree digging ! 6 ! Shovel/loader/BWERipping ! 6 45 Ripper Rock cutting ! 6 5 Rock cutter Blasting :45 %engeboran dan

    peledakan

    (. K,asikasi *assa Batuan

    Kehadiran bidang lemah pada massa batuan akan

    sangat mempengaruhi karakteristik mekanik massa

    batuan, maka kemenerusannya harus dapat

    dikuantikasi sebelum kegiatan lainnya dimulai. Salah

    satu indikator frekuensi bidang lemah yang sering

    digunakan adalah Rock Quality Designation  (';

  • 8/20/2019 any function 17

    5/21

    presentasi perolehan kepingan inti bor sama dengan

    atau lebih besar dari ! cm, atau dalam persamaan

    dapat ditulis sebagai berikut,

    )..(..int....

    10,0....int......

    mbor itotal  Panjang 

    mbor ikeping total  Panjang  RQD

      ≥=

     

    'ekahan yang terjadi dalam inti bor berasal dari

    proses alamiah dan akibat proses pemboran inti. /aka

    penentuan ';< sebaiknya didasarkan atas panjang

    bor minimum 4 m. Karena inti bor tidak selalu ada,

    apalagi bila kegiatan penambangan sudah dimulai,

    maka %riest @ udson (!"#=$ mengusulkan suatu

    persamaan untuk mencari ';< dari frekuensi kekar

    hasil pemetaan kekar di singkapan massa batuan.!$

  • 8/20/2019 any function 17

    6/21

    UBU+A RD DE+A FREKUESI

    DISKOTIUITI !OBBS#1$%/'

    9rekuensi diskontinuiti

    (m-!$

    ';<

    ($

  • 8/20/2019 any function 17

    7/21

    kekar pada kenyataannya tidak mudah ditentukan

    karena untuk kekar yang berurutan belum tentu masih

    dalam satu keluarga. Bisa saja satu kekar dengan

    lainnya yang berurutan mempunyai arah kemiringan

    yang sangat berbeda sehingga jarak tegak lurusnya

    tidak ada. Selain itu sering dijumpai bah1a kekar di

    singkapan massa batuan tidak ada atau sulit dicari

    karena tertutup oleh longsoran. %elaporan jarak kekar

    perlu diklasikasikan dengan standar jarak kekar,

    salah satunya yang diberikan pada 2abel 33.> seperti

    yang direkomendasikan oleh t1ell (!""$. Semakin

     jauh jarak kekar maka massa batuan secara

    keseluruhan dapat dikatakan massif, tetapi bila jarak

    antar kekar ini kecil, maka massa batuan mengalami

    rusak berat.

    TABEL II.5

    KLASIFIKASI 4ARAK KEKAR !ATT"EL# 1$$&'

  • 8/20/2019 any function 17

    8/21

    Spasi ekstrem

    dekat

    7aminasi tipis

    (sedimentasi$

    D 4

    0. Orientasi kekar

    )ntuk melokalisasi suatu bidang perlapisan massa

    batuan, bidang lemah atau kekar selalu menggunakan

    istilah strike dan dip, yang kedua parameter ini

    disebut juga sebagai orientasi. Strike adalah arah

    garis horiEontal pada bidang perlapisan, dan dip

    adalah sudut yang diukur antara garis sejajar arah

    kemiringan bidang kekar dengan bidang horiEontal.

    Kondisi batuan yang memiliki bidang lemah akan

    sangat berpengaruh terhadap hasil bongkaran

    sehingga banyak menentukan disain peledakan.

    Kondisi geologis batuan tersebut berpengaruh besar

    terhadap pemakaian bahan peledak dan

    fragmentasinya.

    B. In0eks Kemam6u,e0akan Batuan

    3ndeks kemampuledakan (Blastabality Inde $ digunakan

    untuk menentukan klas batuan yang dihubungkan dengan

     po!der "actor  untuk kondisi batuan yang ada di lapangan.

    Setiap input parameter geologi mempunyai rating yang

    sudah ditentukan (7ily, !"+=$. dapun parameter dan rating

  • 8/20/2019 any function 17

    9/21

    untuk keperluan blastability inde  adalah seperti pada 2abel

    33.5.

    TABEL II./

    RATI+ DARI BLASTABILITY INDEX 

    &o

    %arameter 'ating

    !

    4

    >

    5

    'ock mass description ('/

  • 8/20/2019 any function 17

    10/21

     *%?  $oint plane orientation

    SH3 speci%c gravity in&uence

    'ardness

    7. +e2metri )e,e0akan

    )ntuk menghancurkan batuan maka bahan peledak

    harus ditempatkan dalam batuan itu sendiri dengan jarak

    tertentu dibelakang bidang bebas atau disebut "ree "ace.

    /asa batuan tersebut harus memiliki satu atau lebih "ree

    "ace. Heometri peledakan terdiri dari burden, spacing, sub(

    drilling, ste##ing, dan kedalaman lubang bor.

    a. Burden

    Burden dapat didenisikan sebagai jarak terpendek yang

    diukur secara tegak lurus dari lubang bor terhadap

    bidang bebas atau "ree "ace pada saat peledakan. *arak

    burden haruslah lebih kecil daripada kedalaman lubang

    untuk mencegah terjadinya ka1ah permukaan

    (cratering$. Burden merupakan variabel yang sangat

    penting dan krisis dalam mendesain peledakan karena

    terhadap jenis bahan peledak yang dipakai dan batuan

    yang dihadapi terdapat jarak optimum burden agar

    peledakan sukses

    /enurut 8.*. Konya

    3..15,3 SGr 

    SGe

     De B  =  

  • 8/20/2019 any function 17

    11/21

    KeteranganA

    B burden (ft$

    5$

    E spacing (m$

    E/)  perbandingan spacing dengan burden

    /enurut nderson

     Ld  B   .=

    KeteranganA

    B burden (ft$

    d diameter mata bor (inch$

  • 8/20/2019 any function 17

    12/21

    * kedalaman lubang bor (ft$

    /enurut '.7. sh

    12. d 

     Kb B  =

    KeteranganA

    B burden (ft$

    +b burden ratio (!> 6 >" J harga rata-rata

    $

    d diameter mata bor (inch$

    b. Spacing

    Spacing adalah jarak antar lubang-lubang bor yang

    dirangkai dalam satu baris dan diukur sejajar terhadap

     pit !all. Biasanya spacing  tergantung pada burden,

    kedalaman lubang bor, letak primer, 1aktu tunda, dan

    arah struktur bidang batuan. 0ang perlu diperhatikan

    dalam memperkirakan spacing  adalah apakah ada

    interaksi antar charges  yang berdekatan. Bila masing-

    masing lubang bor diledakkan sendiri-sendiri dengan

    interval 1aktu yang cukup panjang, untuk

    memungkinkan setiap lubang bor meledak dengan

    sempurna, tidak akan terjadi interaksi antar gelombang

    energi masing-masing. Kalau 1aktu tunda diperpendek

    maka akan terjadi interaksi sehingga menyebabkan efek

  • 8/20/2019 any function 17

    13/21

    yang kompleks. dapun rumus-rumus untuk menghitung

    spacing adalahA

    /enurut 8.*. Konya

     L BS    .=

    KeteranganA

    S spacing (m$

    * kedalaman lubang ledak (m$

    B burden (m$

    /enurut 7angefors

    V  E    .25,1=

    KeteranganA

    E spacing (m$

    )  burden (m$

    /enurut '.7. sh

     B KsS    .=

    KeteranganA

    S spacing (ft$

    +s spacing ratio (!-J rata-rata !,5$

    B burden (ft$

    3. Steing

    Bagian lubang ledak yang tak terisi oleh bahan

    peledak 6 antara isian bahan peledak dengan muka

  • 8/20/2019 any function 17

    14/21

    lubang ledak 6 biasanya diisi oleh material ste##ing,

    Kedalaman ste##ing  tidak boleh kurang dari jarak

    burden  sehingga dapat mengurangi bahaya &yrock dan

    pembentukan ka1ah bagian atas dari lubang ledak.

    'umus-rumus menghitung ste##ing antara lainA

    /enurut 8.*. Konya

    ( ) 2117,0OB

     BT   +−=

    KeteranganA

    -  ste##ing (m$

    B burden (m$

    .B overburden (m$

    /enurut '.7 sh

     B Kt T    .=  

    KeteranganA

    -  ste##ing (ft$

    +t  ste##ing ratio (,5-!J rata-rat ,#$

    B burden (ft$

    0. Su!"drilling

     2ujuan dari sub(drilling  adalah supaya batuan

    bisa meledak secara "ull "ace sebagaimana yang

    diharapkan. 2onjolan-tonjolan pada lantai (Ioor$ yang

    terjadi setelah dilakukan peledakan akan menyulitkan

  • 8/20/2019 any function 17

    15/21

    peledakan selanjutnya, atau pada 1aktu pemuatan dan

    pengangkutan Besarnya K* tergantung dari struktur dan

     jenis batuan, serta arah lubang bor. %ada batuan yang

    miring K* yang dibutuhkan lebih kecil. 2erkadang pada

    lubang bor yang vertikal juga sering tidak diperlukan

    adanya sub(drilling, misalnya pada coal stripping atau

    rock uarry tertentu. &ilai subdrilling  dapat ditentukan

    dengan menggunakan rumus-rumus berikutA

    /enurut 8.*. Konya

    ( )  BSD   .5,03,0   −=  

    KeteranganA

    SD subdrilling (ft$

    B burden (ft$

    /enurut '.7. sh

     B Kj     .=  

    KeteranganA

     0 subdrilling (ft$

    +$ subdrilling ratio (rata-rata , dan

    minimum ,$

    B burden (ft$

    e. Ke0a,aman ,uban tembak 

  • 8/20/2019 any function 17

    16/21

    Kedalaman lubang ledak tergantung pada ketinggian

    bench. Kedalaman lubang tembak tidak boleh lebih kecil

    dari burden. al ini untuk menghindari terjadinya

    overbreaks atau cratering.

  • 8/20/2019 any function 17

    17/21

    %eledakan jenjang adalah peledakan memakai lubang bor

    vertikal atau hampir vertikal. 7ubang bor diatur dalam satu

    deretan atau beberapa deretan, sejajar atau ke arah bidang

    bebas. )ntuk merencanakan peledakan pada tambang

    terbuka maka perlu diperhatiakan teknis berikutA

    a. )2,a 6emb2ran

    da empat tipe pola lubang pengeboran untuk lubang

    tembak, yaituA

    !. %ola bujur sangkar (suare pattern$

    4. %ola empat persegi panjang (rectangular pattern$

    . %ola Eig Eag bujur sangkar (staggered suare pattern$

    >. %ola Eig Eag empat persegi panjang (staggered rectangular

    pattern$

    b. Arah 6emb2ran

    da dua cara dalam pembuatan lubang bor, yaitu lubang

    bor tegak (vertikal$ dan lubang bor miring (incline$ seperti

    pada Hambar 4.!. %emboran tegak pada peledakan

     jenjang kurang bagus karena menimbulkan back break ,

    fragmentasi kurang baik dan pada bagian lantai dasar

    daya ledak tidak bisa sepenuhnya tersalurkan. 7ubang bor

    miring dapat mengurangi terjadinya backbreak ,

    mengurangi resiko timbulnya tonjolan pada lantai kerja,

    hasil tumpukan (muck pile$ yang lebih baik, dan diperoleh

  • 8/20/2019 any function 17

    18/21

     jenjang yang relatif lebih stabil. kan tetapi pengeboran

    miring sulit dilakukan dengan akurat untuk pembuatan

    lubang ledak yang dalam dan diameter besar.

    +A*BAR (.1

    )E*BORA TE+AK DA )E*BORA *IRI+

    3. 7ara 6enisian bahan 6e,e0ak 

  • 8/20/2019 any function 17

    19/21

    +A*BAR (.(

    7ARA )E+ISIA BAA )ELEDAK 

    Berdasarkan penempatan detonator dan primer pada

    lubang ledak ada cara pengisian bahan peledak, yaitu

    top loading, deck loading, dan botto# loading. %erbedaan

    ketiga cara tersebut dapat dilihat pada Hambar 4.4.

    E. Framentasi

    Kepentingan dari fragmentasi tidak bisa diremehkan

    karena pada tingkatan yang luas fragmentasi merupakan

    ukuran dari suksesnya peledakan, hal ini mempengaruhi

    biaya operasional dan pera1atan dari operasi-operasi

    selanjutnya serta termasuk pengoperasian alat berat seperti

    penggalian atau pemuatan, pengangkutan dan crushing. ?leh

    karena itu pengeboran dan peledakan sangat berhubungan

    dengan optimasi operasi-operasi selanjutnya. 9ragmentasi

    yang buruk menghasilkan oversi2e  atau bongkahan besar

    yang mengakibatkan bertambahnya biaya penghancuran

    sekunder untuk mengurangi ukurannya sampai pada ukuran

    yang dapat diolah secara ekonomis, aman dan esien dengan

  • 8/20/2019 any function 17

    20/21

    alat-alat angkut dan muat. 9aktor fragmentasi batuan dapat

    digolongkan dalam tiga kelompok parameterA

    a. %arameter peledak, mencakup densitas, kecepatan detonasi,

    volume gas dan energi yang tersedia.

    b. %arameter pemuatan lubang ledak, mencakup diameter

    lubang ledak, ste##ing3 de(coupling,  serta tipe dan titik

    inisiasi.

    c. %arameter batuan yang berhubungan dengan densitas

    batuan, kekuatan (co#pressive dan tensile$, tekstur dan

    kecepatan propagasi.

    %roduksi berlebih dari batuan undersi2e atau berukuran

    halus juga tidak diinginkan karena mengindikasikan

    penggunaan berlebih yang tidak berguna dari bahan peledak,

    pengurangan ukuran yang ekonomis dapat dicapai dengan

    penggunaan instalasi crushing yang sesuai. Biar

    bagaimanapun diba1ah kondisi tertentu, fragmentasi dapat

    diperbaiki dengan mengadopsi salah satu atau lebih lengkah

    berikut (diterapkan dalam peledakan bench$A

    !. /engurangi spacing antara lubang yang saling sejajar dalam

    baris.

    4. /engurangi jarak burden,

    . /enggunakan detonator dengan short delay,

  • 8/20/2019 any function 17

    21/21

    Sangat penting mengetahui fragmentasi hasil peledakan

    secara teoritis sebelum peledakan dilakukan. %eramalan

    fragmentasi dengan memperhitungkan factor geologi

    disamping beberapa parameter peledakan lain biasanya

    dilakukan.