Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April ... · PDF fileAntologi Pendidikan...
date post
03-Mar-2019Category
Documents
view
220download
0
Embed Size (px)
Transcript of Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April ... · PDF fileAntologi Pendidikan...
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 1
REKLAMASI LAHAN GALIAN PASIR DENGAN BUDI DAYA BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DI DESA CIBEREUM WETAN
KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG
Oleh :
F. Aulia, Darsiharjo*),Jupri*)
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas
Pendidikan Indonesia
Email :
fen.putri@student.upi.edu , darsiharjo@upi.edu , jupri@upi.edu
ABSTRAK
Selain memperbaiki nilai guna lahan pasca penggalian, usaha reklamasi akan berfungsi ganda ketika
diikuti dengan usaha budidaya sebagai peningkat penghasilan. Penelitian ini bertujuan untuk 1)
Menganalisis kondisi lahan bekas galian C di Desa Cibeureum Wetan, 2) Mengidentifikasi tekhnik
budidaya buah naga sebagai upaya kegiatan reklamasi lahan bekas galian C di Desa Cibeureum Wetan,
3) Menganalisis pengaruh kegiatan reklamasi terhadap kondisi lahan bekas galian C di Desa Cibeureum
Wetan. Motode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan cara survei, bertujuan untuk
mejelaskan suatu analisis permasalahan dengan cara mengamati langsung di lapangan guna memahami
permasalahan secara langsung. Hasil dari penelitian menunjukan kondisi lahan bekas galian pasir
mengalami perubahan pada sifat tanah, diantaranya dengan bertambahnya kandungan pasir dalam
tekstur tanah, sehingga menyebabkan meningkatnya kandungan P-potensial dan nilai pH karena
pemadatan tanah. Sedangkan kandungan C-organik, K, N, dan KTK menurun dari kondisi awal lahan,
disebabkan tanah yang tidak bisa mengikat unsur hara. Tekhnik budidaya buah naga pada lahan bekas
galian pasir lebih sederhana dilakukan, dengan dibantu oleh pupuk organik dalam kesuburan tanah,
sehinggga memiliki daya dukung tumbuh yang baik. Keuntungan budidaya terbukti dengan nilai R/C
>1 dalam kurun 5 tahun pada analisi usaha tani. Kondisi sifat tanah semakin membaik dengan diadakan
reklamasi dengan perbaikan sifat kimia dan sifat fisik tanah, kandungan mikroorganismepun
meningkat.
Kata Kunci : Reklamasi, Budidaya, Buah naga, Perubahan kondisi lahan
Abstract
In addition to improving the post-mining land use, reclamation efforts will result doubles when followed
by farming as earnings enhancer. This reaserch aims to 1) analyze the condition of the land in the
former mining of Cibereum Wetan village , 2) identify dragon fruit cultivation techniques that made the
reclamation of land in the former mining of Cibereum Wetan village, 3) analyze the effects of
reclamation activities on land conditions excavated C mining in Cibereum Wetan village. The methods
of research is descriptive method by survey, aimed to identify a problem analysis by observing directly
in the field in order to understand the problems directly. Results of the reaserch showed the land
excavated sand had some changes in soil properties, such as the increase in-sand content in the soil, it
is leading to increased of P-potential and pH value due to soil compaction. While C-organic content,
K, N, and CEC decreased from the initial condition of the land, because the land can not bind nutrients.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hylocereus_polyrhizus&action=edit&redlink=1mailto:fen.putri@student.upi.edumailto:darsiharjo@upi.edumailto:jupri@upi.edu
2 | F. Aulia, dkk
Reklamasi Lahan Bekas Galian Pasir dengan Budidaya Buah Naga (Hylocherius polirhizus) di Desa
Cibereumn Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
Dragon fruit cultivation techniques on land excavated sand was more modest, with the assistance of
organic fertilizers in the soil, so as to h;ave the capacity to grow well. Profit cultivation proved with
the R/C value is > 1 over 5 years on the analysis of farming. Soil conditions improved with the
reclamation of the repair chemical and physical properties of soil, and also content of microorganisms
increased.
Keywords: Reclamation, Cultivation, dragon fruit, Change the land
*) Penulis Penanggung Jawab
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 3
PENDAHULUAN
Tidak bisa dipungkiri, Indonesia
sebagai salah satu negara penyumbang
barang tambang yang penting di Dunia
memunculkan banyaknya industri
pertambangan di Indonesia,dan menjadi
industri penunjang perekonomian negara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS, 2012), sektor Pertambangan dan
Penggalian tumbuh 1,4 persen selama
pada tahun 2011 dan juga terjadi
peningkatan Peranan Sektor
Pertambangan dan Penggalian terhadap
PBD (Produk Domestik Bruto) yaitu naik
dari 11,1 persen menjadi 11,9. Namun
kondisi negara kita yang masih
berkembang dikatakan belum memiliki
kemampuan yang cukup dalam mengatasi
permasalahan lingkungan yang timbul
pasca eksploitasi pertambangan.Hal
tersebut telah mengurangi fungsi lahan
khususnya dalam bidang pertanian,
padahal Indonesia dikatakan sebagai
negara agraris yang beriklm tropis dapat
menghasilkan banyak manfaat dari hasil
pertanian yang diusahakan. Menurut
Rukmana (2003:1) lahan pertanian di
Indonesia yang dapat digunakan untuk
mengembangkan tanaman buah-buahan
sekitar 33,3 juta hektar, antara lain lahan
kering (tegalan) seluas 16,59 juta kektar
dan lahan pekarangan seluas 4,9 juta
hektar. Meskipun hampir semua jenis
buah-buahan dapat dihasilkan di
Indonesia, namun produktivitas hasil
buah-buahan nasional masih rendah rata-
rata 7,5 ton/ha.
Berkaitan dengan ke dua hal tersebut,
perlu adanya pengkajian tentang
pemulihan kondisi lahan pascca
pertambangan , atau yang di sebut dengan
Reklamasi. Kegiatan reklamasi yang
diikuti dengan usaha pertanian suatu
komoditas tanaman tertentu dengan
syarat tumbuh yang baik pada lahan
bekas pertambangan, selain akan
memperbaiki kondsi ekologias, dapat
pula menjadi sumber pendapatan
masyarakat yang baik. Usaha tersebut
telah dilakukan oleh kelompok tani
Simpay Tampomas. Diatas lahan bekas
pertambangan pasir, mereka
mengusahakan penanaman varietas buah
naga merah, yang memiliki kemampuan
hidup yang baik pada lahan bekas
pertambangan pasir tersebut. Sehingga
pentingnya memahami tentang
kemampuan buah naga terhadap kondisi
lahan perambang pasir, dan peranannya
dalam perbaikan kondisi lahan bekas
galian pasir tersebut juga perekonomian
para petani buah naga. Disamping itu,
dengan mengetahui tekhnik
pembudidayaan, hal tersebut akan
menjadi alternatif pemanfaatan lahan
pasca pertambangan pasir, dibeberapa
wilayah pertambangan pasir di Indonesia.
4 | F. Aulia, dkk
Reklamasi Lahan Bekas Galian Pasir dengan Budidaya Buah Naga (Hylocherius polirhizus) di Desa
Cibereumn Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
METODE
Motode penelitian yang dilakukan
adalah metode kuantitatif deskriptif
dengan cara survei. Metode ini bertujuan
untuk mejelaskan suatu analisis
permasalahan dengan cara mengamati
langsung di lapangan untuk memahami
permasalahan secara langsung. Sedangkan
metode kuantitatif digunakan untuk
memperoleh data sifat tanah dalam
mendeskripsikan lahan bekas
pertambangan pasir yang dimanfaatkan
oleh masyarakat melalui kegiatan budidaya
buah naga serta untuk mendapatkan data
sosial masyarakat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a. Profil Petani Buah Naga
Hasil penelitian terhadap kondisi
petani buah naga di Desa Cibereum Wetan
menunjukan sebagian besar petani berusia
>65 tahun dengan pendidikan setengahnya
merupakan lulusan SD. Lahan buah naga
yang mengalami pengurangan luas, dan
bersisa hanya 3 Ha saja disebabkan oleh
peraturan pertambangan yang belum tegas.
Pengalaman bertani pada umumnya telah
mencapai 6-10 tahun. Karena umur petani
yang sudah kurang produktif, perlunya
pengadaan penyuluhan bagi para pemuda
sebagai penerus bangsa terhadap usaha
reklamasi guna memperbaiki dan
menambah nilai guna lahan pasca
pertambangan pasir.
b. Kesesuaian Lahan Budidaya Buah
Naga
Selanjutnya, hasil dari observasi
lapangan dan pembelajaran literatur,
kemampuan buah naga terhadap lahan
bekas pertambangan memang dapat
dikatakan baik, dengan beberapa tekhnik
pengelolaan lahan, seperti pemberian
pupuk organik, tanaman buah naga dapat
tumbuh pada kondisi lahan bekas galian
pasir tersebut. Mrengingat tanaman buah
naga termasuk ke dalam keluarga kaktus,
kemampuan hidup di tanah yang panas dan
kurang air menjadi hal pendukung tanaman
tersebut dapat tumbuh di atas lahan bekas
pertambangan. Daya dukung lahan
terhadap syarat tumbuh buah nagan dapat
dilihat pada tabel 1.1.
Beberapa kondisi lahan yang tercipta
akibat kegiatan pertambangan, seperti
kondisi iklim mikro yang mengubah