ANTIFERTIL LINAA

45
ANTI FERTILITAS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah diperhatikan dengan jelas bahwa selama dekade terakhir ini perurunan dosis kandungan kontrasepsi oral sangat menurunkan efek-efek samping baik efek samping ringan maupun efek samping yang berat, sehingga memberikan metode kontrasepsi yang aman dan nyaman bagi para ibu muda. Penggunaan kontrasepsi oral sekarang dihubungkan dengan banyak keuntungan yang tidak ada hubungannya dengan kontrasepsi. Keuntungan-keuntungan ini termasuk berkurangnya resiko terjadinya kista ovarium, dan kanker payudara jinak. Insiden terjadinya kehamilan etropik lebih rendah. Defisiensi zat besi dan artritis reumatoid menjadi kurang umum, dan gejala-gejala pramenstruasi, dismenorea, endometriosis, jerawat, dan hirsutisme dapat membaik dengan pemakaian kontrasepsi oral ini. MARLINA SUKMAWATI,S.Farm 150 2011 0303

Transcript of ANTIFERTIL LINAA

Page 1: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah diperhatikan dengan jelas bahwa selama dekade terakhir

ini perurunan dosis kandungan kontrasepsi oral sangat menurunkan efek-

efek samping baik efek samping ringan maupun efek samping yang berat,

sehingga memberikan metode kontrasepsi yang aman dan nyaman bagi

para ibu muda. Penggunaan kontrasepsi oral sekarang dihubungkan 

dengan banyak keuntungan yang tidak ada hubungannya dengan

kontrasepsi.

Keuntungan-keuntungan ini termasuk berkurangnya resiko

terjadinya kista ovarium, dan kanker payudara jinak. Insiden terjadinya

kehamilan etropik lebih rendah. Defisiensi zat besi dan artritis reumatoid

menjadi kurang umum, dan gejala-gejala pramenstruasi, dismenorea,

endometriosis, jerawat, dan hirsutisme dapat membaik dengan pemakaian

kontrasepsi oral ini.

Adapun kerugian dari kontrasepsi oral adalah efektivitasnya

rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan

seperti meningkatnya kemungkinan hamil dan sering terjadinya haid

reguler.

Pada saat ini, selain tersedia sediaan hormon alami, terdapat

banyak hormon sintetik dengan sifat farmakokinetik yang lebih

menguntungkan. Sediaan hormon sintetik sangat penting dalam

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 2: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

penanggulangan masalah kependudukan, yakni sebagai kontrasepsi,

terutama di negara yang berpenduduk padat misalnya indonesia.

Sebaliknya penemuan senyawa yang berefek antiestrogen sangat

berguna dalam penanggulangan infertilitas.

Pada percobaan ini, dilakukan uji antifertilitas terhadap hewan

coba mencit (Mus musculus) dengan membandingkan antara obat

antifertilisasi oral yaitu Microgynon dan Planotab dengan kontrol Na CMC.

B. Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan antifertilitas ini adalah untuk mengetehui

dan mempelajari tentang obat – obat antifertilitas.

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini untuk melihat efek dari obat – obat 

antifertilitas yang digunakan dalam masyarakat yang diuji cobakan pada

hewan coba mencit (Mus Musculus).

D. Prinsip Praktikum

Pada praktikum antifertilitas untuk konterespsi wanita, digunakan

obat Planotab® sebagai obat kontrasepsi wanita atau obat pencegah

kahamilan. Dimana disediakan 2 ekor mencit betina dan 1 ekor mencit

jantan kemudian mencit betina diberikan obat Planotab® , Mycrogynon®

dan control Na CMC selama 7 hari dan hari ke-8 mencit betina akan

dibedah kemudian diamati apakah terdapat janin pada mencit yang diberi

obat yang berbeda-beda.

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 3: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Fertilisasi adalah penyatuan spermatozoa dan oosit sekunder

untuk membentuk sel diploid – zigot, yang mengandung kromosom

paternal dna maternal (Sherwood, 2002).

Proses terjadinya fertilisasi pada saat berlangsungnya senggama

sekitar 250 – 400 juta sperma disemprotkan kedalam rongga vagina saat

laki-laki mengejakulasi sperma masuk kedalam vagina dengan bantuan

kontraksi muskular dari tuba uterin ke uterus kemudian masuk kedalam

tuba falopi dimana terjadi pertemuan antara sel ovum dan sel sperma ini

akan berkapasitasi guna menyeimbangkan jumlahnya dengan kondisi

lingkungan didalam sistem reproduksi wanita kemudian sperma ini akan

mengeluarkan enzim hidrolitik sehingga kehilangan flageliukm (ekor)

kemudian akan terjadi pertemuan antara ovum dan sperma yang berakhir

dengan replikasi dan pembentukan gamet (Sloane, 2004 ).

 Dalam dinding uterus relatif tebal dan disusun oleh 3 lapisan.

Bergantung pada bagian uterus, terdapat lapisan serosa luar ( jaringan

ikat dan mesotel) atau adventisia (jaringan ikat). Lapis uterus lainnya ialah

miometrium, yaitu lapisan otot polos yang tebal, dan endometrium atau

mukosa uterus. Ovarium merupakan badan  berbrntuk buah kenari

dengan panjang lebih kurang 3 cm, lebar 1,5 cm dan tebal 1 cm. ia terdiri

dari bagian medulla, mengandung jalin vaskuler di dalam jaringan ikat

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 4: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

selular longga ; dan bagian korteks, tempat terutama dijumpai folikel

ovarium, yang mengandung oosit. Tidak ada batas jelas antara korteks

dan medulla (Junqueira,1998).

Pada uterus manusia mengandung reseptor α dan β2. Kenyataan

bahwa reseptor β memediasi relaksasi berguna secara klinis dalam

kehamilan. Bagian dasar kandung kemih, otot lingkar uretra, dan prostate

mengandung reseptor α yang memedikasi kontraski lain, oleh karena itu,

menyebabkan kontinensia urine. Subtype reseptor α1 yang spesifik,

terlibat dalam memediasi konstriksi dari bagian dasar kandung kemih dan

prostate masih belum jelas, tetapi reseptor  α1A mungkin memainkan peran

penting. Reseptor β2  dinding kandung kemih memediasi relaksasi.

Ejakulasi bergantung pada pengaktifan reseptor α normal (dan

kemungkinan reseptor purinergik) pada duktus deferens, vesika seminalis,

dan prostate. “Detumescene”  dari jaringan erektil yang biasanya

mengiringi ejakulasi juga disebabkan oleh norepinephrine  (dean

kemungkinan neuropeptida Y) yang dirilis pada saraf simpatis (de Groat),

1990), pengaktifan alfa tampaknya mempunyai efek  “ detumescen ”  yang

sama didalam jaringan erektil pada hewan betina (Katzung, 2001).

Progesteron, bersama estrogen, penting sekali bagi pemasakan

folikel dan pelepasan telur. Ovulasi ini  baru terjadi beberapa hari setelah

kadar LH mencapai puncaknya. Sisa folikel berkembang lagi menjadi

badan kuning (corpus luteum), yang segera mulai membentuk

progesterone. Kedua hormon wanita juga memegang peranan penting

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 5: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

pada pembuahan dan transport telur melalui  tuba – telur ke rahim dan

pada penyarangannya dalam endometrium (implantasi, nidatio) (Tjay,

2002).

Siklus haid (menstruasi) berhubungan dengan siklus ovarium dan

siklus endometrium. Siklus ovarium terdiri dari 3 fase yaitu fase folikular

yang mencakup periode pertumbuhan folikular, fase ovulasi yang

merupakan titik kulminasi dalam ovulasi,dan fase luteal yaitu periode

aktivitas korpus luteum. Sedangkan  untuk  siklus endometrium terdiri dari

3 fase yaitu (Sherwood, 2002) :

1.  Fase Menstruasi

Lepasnya lapisan fungsional endometrium, sekresi FSH meningkat

dan beberapa folikel ovarium mulai tumbuh, terjadi pada hari 1 – 6 hari.

2.  Fase Folikular (poliferasi)

FSH merangsang pertumbuhan folikel ovarium  sehingga

endometrium yang berfoliferasi dari lapisan basal kembali menjadi tebal

dan tervaskularisasi dengan baik, mensekresi banyak estrogen oleh sel

folikel dan  berakhir dengan ovulasi, peningkatan LH menyebabkan

folikel.ruptur, terjadi pada hari k-5 sampai hari k-14.

3.  Fase Luteal/Sekretori

Folikel yang ruptur menjadi korpus luteum, mulai mensekresi

progesteron untuk merangsang pertumbuhan  pembuluh darah pada

lapisan fungsional  endometrium, jika tidak terjadi fertilisasi.

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 6: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Di bawah  pengaruh FSH dari hipofisis,ovarium mulai membentuk

hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam organ reproduksi

primer dan sekunder  wanita. Dimana fungsi esterogen yaitu 

pertumbuhan dan perkembangan organ wanita ( Uterus, Serviks, Vagina,

Tuba falopi), Perkembangan tanda-tanda seksual sekunder pubertas,

mempengaruhi siklus haid, membuat kelenjar vagina dan serviks menjadi

lebih cair dan berjumlah banyak Sedangkan fungsi progestin yaitu untuk

mempersiapkan saluran genital wanita terhadap penerimaan dan

pematangan ovum yang telah dibuahi dan mempertahankan kehamilan

(Tjay, 2002).

Pada estrogen dibentuk dari androstenedion maupun

testosterone yang mempunyai 4 cincin siklik  dengan 19 atom C Terjadi

hidrolisasi atom C19, kemudian gugus hidroksimetil yang terbentuk akan

terlepas dari inti, dan terjadi aromatisasi cincin A untuk membentuk gugus

hidroksi fenolik pada atom C3. pada beberapa keadaan patologik

misalnya sindrom Stein- Leventahl dengan ovarium polisiklik, terjadi

hambatan sintesis estrogen sehingga prekursornya yang berefek

androgenic meningkat dan menyebabkan virilisasi . Estrogen endogen

pada manusia terdiri dari estradiol, estriol dan estron. Sekersi estradiol

paling banyak dan potensi estrogeniknya juga paling kuat. Oksidasi

estradiol menjadi estron dan hidrasi estron menjadi estriol terutama terjadi

di hepar, ketiga jenis estrogen tersebut desekresikan melalui urin dalam

bentuk konjugasi dengan asam sulfat atau glukuronat. Sumber estrogen

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 7: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

lain ialah hewan genus Eguus, misalnya kuda. Estrogen yang berasal dari

kuda disebut ekuilin dan ekuilenin. Kuda hamil dapat memproduksi

estrogen kira – kira 100 mg per hari . Pada wanita, estrogen secara

langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan alat kelamin

primer yaitu vagina, serviks, uterus dan tuba fallopi. Akibat pengaruh

estrogen secret kelenjar vagina dan serviks menjadi lebih cair dan

jumlahnya lebih banyak, dan kelenjar serta pembuluh darah endometrium

mengalami proliferasi. (Ganiswarna,1995).

Kontrasepsi adalah upaya  mencegah kehamilan yang bersifat

sementara ataupun menetap, kontrasepsi dapat dilakukan tanpa

menggunakan alat, secara mekanis menggunakan obat/alat atau dengan

operasi (Mansjoer, 2001).

Pembagian kontrasepsi (Sloane, 2004) :

a. Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi oral (pil penegendali kelahiran) adalah gabungan

síntesis estrogen dan progesteron sintesis yang dikonsumsi

perempuan selama 21 hari siklus menstruasi.

Pil pengendali kelahiran menghalangi ovulasi, mungkin dengan

menekan LH

Efek sekunder pil adalah perubahan transpor tubal dan perubahan

endometrial yang menghalangi implantasi. Pil berdosis rendah

bekerja melalui efek sekunder ini tanpa harus menghalangi

ovulasi.

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 8: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Norplant® adalah implant progesteron sintesis subdermal yang

memberikan kontrasepsi selama lima tahun

Depoprovera® adalah kontrasepsi yang dapat diinjeksikan. Injeksi

tunggal progesteron sintesis 150 mg memberikan kontrasepsi 

selama tiga bulan. Norplant dan depoprovena mengakibatkan efek

samping seperti perdarahan  iregular, berat badan turun, sakit

kepala atau mual.

b. Intrauterin device (IUD) dimasukkan ke dalam rongga uterus.

Mekanisme jelasnya dalam mencegah kehamilan tidak diketahui.

Alat ini dipercaya mampu mengganggu implantasi ovum yang telah

dibuahi dengan cara mengubah lingkungan uterus.

c. Sterilisasi bedah pada perempuan adalah legasi tubal-pemotongan,

kauterisasi, atau pengikatan tuba uterin. Pada laki – laki,

prosedurnya disebut vasektomi-pemotongan, kauterisasi  atau

pengikatan duktus vas deferen.

d. Kontrasepsi barier menghalangi sperma manyatu dengan oosit.

Bareier fisik secara mekanis  mengobstruksi aliran sperma

malalui serviks. Satu alat ini harus dipakai bersamaan dengan

spermisida.

Kondom melapisi penis saat ereski untuk menangkap semen

yang terejakulasi dan mencegahnya memasuki vagina. Kondom

juga dfapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual.

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 9: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

e. Metode irama kontrasepsi didasarkan pada ketiadaan sementara

senggama selama masa subur siklus menstruasi. Jika metode irama

dikombinasikan dengan metode pengenalan ovulasi, seperti

perubahan suhu tubuh atau mukus serviks, maka teknik ini disebut

keluarga berencana alami atau metode sympto-thermal.

f. Interupsi Koitus adalah penarikan penis dari vagina sebelum

ejakulasi. Untuk sebagian besar pasangan, metode ini kurang efektif

dibandingkan metode lain.

g. Cara lain untuk mengendalikan fertilitas adalah melalui uji klinis. Uji

klinis meliputi kontrasepsi hormonal untuk pria, cincin intravagina

pelepas hormon, dan metode imunologis seperti vaksin antifertilitas.

Dalam Kontrasepsi oral atau pil anti hamil mencegah ovulasi

dengan menekan seksresi gonodrotropin. Pil – pil ini yang mengandung

steroid sintetik mirip estrogen dan mirip progesterone, diminum selama 3

minggu, baik dalam kombinasi atau berurutan, dan kemudian dihentikan

selama 1 minggu. Steroid – steroid ini, seperti steroid alamiah yang

dihasilkan selama siklus ovarium, menghambat sekresi GnRH dan dengan

demikian, FSH serta LH. Akibatnya, pematangan folikel dan ovulasi tidak

terjadi sehingga  tidak mungin terjadi konsepsi. Endometrium berespons

terhadap steroid eksogen tersebut dengan menebal dan mengembangkan

kapasitas sekretoriknya, seperti responnya terhadap hormone alamiah.

Apabila steroid sintetik dihentikan setelah 3 minggu, lapisan endometrium

akan terlepas dan terjadi haid, seperti yang terjadi dalam keadaan normal

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 10: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

saat korpus luteum mengalami degenerasi. Selain menghambat ovulasi ,

kontrasepsi oral juga mencegah kehamilan dengan meningkatkan

kekentalan mucus serviks, sehingga penetrasi sperma menjadi lebih sulit,

dan dengan menurunkan kontraksi otot – otot disaluran reproduksi wanita,

sehingga transportasi sperma ke oviduktus berkurang . Kontrasepsi oral

hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Obat – obat ini diketahui

dapat meningkatkan risiko pembekuan intravaskuler, terutama pada

wanita jangan merokok (Sherwood, 2001).

Kontrasepsi adalah upaya  mencegah kehamilan yang bersifat

sementara ataupun menetap, kontrasepsi dapat dilakukan tanpa

menggunakan alat, secara mekanis menggunakan obat/alat atau dengan

operasi , pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan

kontrasepsi, yaitu : (Mansjoer, 2001) 

1.     Menunda kehamilan, pasangan dengan istri berusia di bawah 20

tahun dianjurkan menunda kehamilannya.

2.     Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan), masa saat istri

berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak

dengan jarak kelahiran 3-4 tahun

3.     Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi), saat usia istri diatas 30

tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2

anak.

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 11: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Jenis jenis kontrasepsi : (Mansjoer, 2001)

a.       Kontrasepsi hormonal

b.      Kontrasepsi barier

c.       Kontrasepsi alamiah

Estrogen bekerja terhadap mukosa rahim (endometrium) dengan

mendorongnya untuk berkembang dan menebal. Proses proliferasi  ini

berlangsung pada 2 minggu pertama dari siklus haid dan berfungsi

menampung telur yang sudah dibuahi (Tjay, 2002).

Progesteron, bersama estrogen, penting sekali bagi pemasakan

folikel dan pelepasan telur. Ovulasi ini baru terjadi beberapa hari setelah

kadar LH mencapai puncaknya. Sisa folikel berkembang lagi menjadi

badan kuning (corpus luteum), yang segera mulai membentuk (Tjay,

2002).

Progesteron, suatu progestin alami, dihasilkan sebagai respons

terhadap hormon luteinisasi (LH) oleh perempuan (disekresi oleh korpus

luteum, terutama selama pertengahan kedua siklus haid dan oleh

plasenta) dan oleh laki-laki (disekresikan oleh testis). Juga disintesis oleh

korteks adrenal pada kelamin. Pada perempuan, progesteron

menyebabkan perkembangan sekresi endometrium yang dapat

menampung implantasi embrio yang baru terbentuk. Kadar tinggi

progesteron yang dilepaskan selama pertengahan kedua siklus haid (fase

luteal) menghambat produksi gonadotropin, dan karena itu lebih lanjut

ovulasi. Jika terjadi konsepsi, progesteron terus disekresikan, untuk

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 12: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

memelihara endometrium dalam keadaan yang cocok untuk kelanjutan

kehamilan dan mengurangi kontraksi uterus. Jika tidak terjadi konsepsi

pelepasan progesteron dari korpus luteum berhenti mendadak. Penurunan

ini merangsang mulainya haid  (Mycek , 2001).

Golongan utama kontrasepsi oral : (Mycek, 2006)

a.   Pil kombinasi, produk yang mengandung kombinasi estrogen dan

progestin merupakan tipe kontrasepsi oral yang paling umum, komponen

estrogen menekan ovulasi sedangkan progestin mencegah implantasi

pada endometrium dan menyebabkan mukus serviks tidak dapat

dipenetrasi oleh sperma.

b.   Pil progestin, produk yang hanya mengandung progestin biasanya

noretindron atau norgestrel diberikan setiap hari pada suatu waktu

kontinu.

c.   Implan progestin, kapsul subdermal yang mengandung levonorgestrel

menawarkan kontrasepsi jangka panjang, enam kapsul, masing masing

sebesar korek api ditempatkan subkutan pada lengan atas.

d.   Kontrasepsi pasca-senggama, kontrasepsi menggunakan estrogen dosis

tinggi diberikan dalam waktu 72 jam pasca senggama dan dilanjutkan dua

kali sehariselama 5 hari.

Untuk Regimen dosis yaitu pil yang berisi steroid diminum selama

21 hari dari siklus 28 hari. Plaset atau pil besi diminum pada 7 hari

selebihnya untuk mempertahankan pemeberian dosissatu pil per hari

selama 7 hari pil nonsteroid, pasien mengalami pendarahan putus obat.

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 13: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Kombinasi estrogen / progestin (PIL) ; kontrasepsi oral yang berisi

estrogen dan progestin merupakan bentuk kontrasepsi yang paling

banyak digunakan. Obat ini lebih efektif dalam mencegah kehamilan

disbanding tiap bentuk kontrasepsi lain dan lebih nyaman dibanding

banyak bentuk lain (Olson, 2002).

B. Uraian Bahan

1. Air Suling (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aqua destillata

Sinonim : Air suling, aquadest

RM/BM : H2O / 18,02

Rumus bangun : H – O – H 

Pemerian :Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan  : Dalam wadah tertrutup baik.

Kegunaan : Sebagai pencuci alat

2. Na CMC (Dirjen POM, 1979 : 401)

Nama resmi : NATII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM

Nama lain : Natrium karboksil metil selulosa

Pemerian :Serbuk atau butiran putih atau kering gading tidak

berbau atau hampir tidak berbau hidrofobik

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 14: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk seperti

koloidal, tidak larut dalam etanol 95% p dalam eter p

dan dalam organik lain.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapaT

Kegunaan : Sebagai kontrol

3. Etinil ekstradiol (FI Edisi III, hal 67)

Nama Resmi : AETHINYLOESESTRADIOLUM

Rumus Kimia : C20H24O2

Berat Molekul : 296,41

Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai putih gading, tidak

berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol

(95%) P, dalam kloroform P, dalam Eter P, dalam

minyak nabati dan dalam alkali hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah bukan logam, tertutup rapat,

terlindung dari cahaya.

Kegunaan : Estrogenum.

4. Levonorgestrel (FI Edisi III, hal 494)

Nama Resmi : LEVONORGESTRELUM

Nama Lain : Levonorgestrel

Rumus Kimia : C21H20O2

Berat Molekul : 312,45

Pemerian : Serbuk putih atau praktis putih, tidak berbau.

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 15: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air, larut dalam kloroform,

sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.

C. Uraian Obat

Tiap tablet Planatob® mengandung :1. Etinil Estradiol

Golongan Kontraseptik (ISO INDONESIA, 2008).

Indikasi Kontrasepsi, monopause, osteoporosis,

vaginitis senilis atau atrofi, karsinoma prostat

dan mammae (Theodorus, 1993)

Efek Samping        Mual, muntah, pusing, anoreksia, sakit kepala,

edema, kulit kemerahan, nyeri payudara. rasa

logam dimulut,   hipoglikemia (theodorus,

1993)

Farmakodinamik Memacu sintesis mRNA dan beberapa

protein          spesifik lain sehingga terjadi

perangsangan sintesis DNA atau dengan

menghambat pelepasan hormon FSH, RH, LH

dari  hipotalamus dan hipofise, serta efek

sitotoksik sel tumor akibat penempatan reseptor

hormon (Theodorus, 1993)

Farmakokinetik Etinil estradiol tidak mengalami first pass effect

sebagaimana halnya estradiol, oleh sebab itu

dapat diberikan per oral.Setelah pemberian per

oral, etinilestradiol akan diabsorpsi dengan

cepat dan sempurna. Eliminasi etinilestradiol

dari plasma berlangsung lebih lambat

dibandingkan estradiol.  Pada pemberian per

oral, puncak konsentrasi pertama terjadi

setelah 2-3 jam, dan puncak konsentrasi kedua

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 16: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

terjadi 12 jam setelah pemberian. Puncak

kedua ini diinterpretasikan sebagai bukti

adanya sirkulasi enterohepatik yang ekstensif

dari etinilestradiol. Metabolisme etinil estradiol

terutama berlangsung di hati, dalam bentuk

hidroksilasi aromatik, sama seperti estradiol

alami. Sebagian etinilestradiol yang diberikan

per oral akan diekskresikan melalui urin dalam

bentuk glukuronida, namun recovery urin jauh

lebih rendah dibandingkan dengan estradiol.

Sebagian besar etinilestradiol akan

dimetabolisme pada inti steroidnya, dan

metabolit tersebut sebagian besar akan

diekskresikan melalui empedu,kemudian

dikeluarkan bersama feses. (Index Informasi

Obat).

Kontraindikasi Penderita denga kelainan kardiovaskuler

seperti tromboemboli, tromboflebitis, hipertensi

berat, apoleksia   serebri, gangguan hati,

anemia hemolitik kronik, perdarahan vagina

yang tidak diketahui penyebabnya

(Theodorus,1993)

Interaksi obat  Rifampisin. Griseofulvin, barbiturat, antikonvulsi

menurunkan aktivitasnya. Menurunkan aktivitas

antikoagulan, meningkatkan toksisitas teofilin

dan siklosporin, vitamin C meningkatkan

aktivitasnya.

Dosis Pada defisiensi oral 10-30 mcg selama 2

minggu per siklus haid, prevensi osteoporosis

15 mcg sehari p.c. secara siklis, selalu bersama

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 17: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

progestagen. Sebagai morning- after- pill 1 dd 1

mg p.c. selama 5 hari, dimulai dalam 12 jam

(maksimum 72 jam ) setelah senggama, tetapi

MAP yang paling efektif adalah pil KB 2 x 2

dengan jarak waktu 12 jam (Tjay, 2002).

2. Levonorgestrel

Golongan Kontraseptik (ISO INDONESIA, 2008)

Indikasi                  Kontrasepsi oral kista ovarium, osteoporosis,

kehamilan ektopik, fibroadenoma, fibrosistik

mammae, karsinoma endometrium dan ovarium

(Theodorus, 1993)

Efek Samping  Mual, perdarahan antar siklus haid, sakit

kepala, perubahan berat badan, edema,

amenore(theodorus, 1993)

Farmakodinamik Menyebabkan perubahan mukus serviks

sehingga mengganggu proses fertilisasi,

menghambat pelepasan FSH yang

menstimulasi ovarium(Theodorus,1993).

Farmakokinetik Levonorgestrel langsung masuk ke dalam

cairan interstitial jika diberikan melalui implant

subdermal. Levonorgestrel diabsorpsi dengan

cepat dan sempurna setelah pemberian per

oral (ketersediaan hayati hampir 100%) dan

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 18: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

tidak mengalami first pass metabolisme (Index

informasi obat).

Kontraindikasi Penyakit kardiovaskular seperti tromboflebitis,  

gangguan fungsi hati, anemia hemolitik,

perdarahan genitalis yang tidak diketahui

dengan jelas penyebabnya, riwayat kanker

payudara/genital keluarga, depresi,

varises,hiperlipidemia,  penyakit Hodgkin,

payah jantung (Theodorus,1993)

Dosis Pil pertama diminum pada hari ke-5 siklus haid

(Theodorus,1993

D. Uraian Tanaman

1) Klasifikasi Tanaman

Terong (plantamor.com)

Kingdom :Plantae(Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 19: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Genus : Solanum

Spesies : Solanum melongena L.

2) Morfologi Tanaman

Tanaman terong ( Solanum melongena L.) termasuk dalam

family Solanaceae yang menghasilkan biji (spermatophyta), dan biji

yang dihasilkan berkeping dua. Tanaman ini tumbuh tegak hingga

mencapai ketinggian tertentu, selanjutnya membentuk percabangan

yang disebut batang sekunder. Laju pertumbuhan rata-rata tinggi

tanaman terung hybrid somatic pada awal pertanaman lebih lambat

sampai sekitar lima minggu setelah tanam, kemudian meningkat

setelah minggu ketujuh sampai minggu kesembilan. Terong memiliki

sistem perakaran tunggang hal ini dapat dilihat dengan jelas dimana

bagain-bagian batang akar, cabang akar, serabut akar dan rambut-

rambut akar. Terong dikatakan akar tunggang karena pada terong

akar primernrnya tumbuh terus menjadi akar pokok , pada akar ini

kemudian tumbuh caang-cabang dan serabut akar. (Rochmah,

2001).

3) Kandungan Kimia dan Kegunaan

Buah terong mempunyai komposisi gizi yang baik yakni

mengandung 1,5% protein, 0,2 gr lemak, 5,5 gr hidrat arang, 15 gr

kalsium, 37 mg fosfor, 0,4 mg besi, Vit A 30 SI, Vit B1 0,04 mg dan

Vit C 5 mg. Dengan komposisi seperti itu terong sangat cocok

dikonsumsi untuk perbaikan gizi (doctortani.com).

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 20: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

E. Uraian Hewan Coba

a) Klasifikasi

Mencit (Maskoeri, 1987)

Kingdom : Animalia

Phylum  : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class  : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family  : Muridae

Genus  : Mus

Species : Mus musculus

b) Karakteristik

Mencit (Mis musculus) (Maskoeri, 1987)

Mencit adalah hewan pengerat yang dapat berkembang biak,

mudah dipelihara dalam jumlah banyak.

Dapat hidup dalam berbagai iklim baik di dalam kandang maupun

secara bebas sebagai hewan liar, oleh karena itu mencit banyak

digunakan di laboratorium.

Mudah ditangani, memiliki sifat fotofobik (takut pada cahaya)

maka cenderung berkumpul sesamanya.  Mereka lebih efektif

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 21: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

pada malam hari daripada siang hari karena kehadiran manusia

mengganggu dari aktifits mencit.

Mencit mencapai umur 2 - 3 tahun, dan jika sedang menyusui

akan mempertahankan sarangnya

Lama kehamilan 19 - 21 hari (4 - 12 ekor sekali lahir)

Mulai dikawinkan :  jantan 50 hari dan betina 50 – 60 hari

c) Sifat fisiologisnya (Malole,1989) :

Walaupun ukuran tubuh relatif kecil namun denyut jantungnya

400/menit

Konsumsi oksigennya 1,7 ml/gr/hari

Luas permukaan tubuh 200 gram 36 cm2

Kecepatan respirasi/menit 136 – 216

Volume darah (% BB) : 7,5

Suhu tubuh (oC) 27,9 – 38,2

Tekanan darah 47/106

Volume tidal 0,15 ml

F. Prosedur Kerja (Anonim,2013)

Hewan uji dikelompokan menjadi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri

dari 1 mencit jantan dan 2 mencit betina. Tiap hewan diberikan perlakuan

sediaan dengan volume pemberian sebanyak 1 ml/30 gram BB.

a. Kelompok 1 sebagai kelompok kontrol yang diberikan suspensi Na

CMC 1% selama 7 hari berturut-turut. Lalu digabung bersama

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 22: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

mencit jantan agar terjadi perkawinan sampai hati ke-7. Setelah itu

mencit betina dipelihara sampai hari  ke-21 setelah perkawinan.

b. Kelompok II, III dan IV sebagai kelompok perlakuan. Mencit betina

diberikan sediaan obat selama 7 hari berturut-turut. Lalu digabung

bersama mencit jantan agar terjadi perkawinan sampai hati ke-7.

Setelah itu mencit betina dipisah dari mencit jantan. Mencit betina

dipelihara sampai hari ke-21 setelah perkawinan. 

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 23: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

BAB III

METODE KERJA

A. Alat yang digunakan

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah

aluminium foil, batang pengaduk, gelas kimia, gelas ukur , gunting

bedah, jarum pentul, kanula, kandang hewan, kapas, kertas

timbang, papan bedah, pinset, pisau bedah, spoit 1ml, sendok

tanduk, timbangan analitik.

B. Bahan Yang Digunakan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air suling, Na CMC,

Mycrogynon®, Planatob®, dan suspensi terong

C. Cara Kerja

a. Pemilihan Dan Pemeliharaan Hewan Coba

Dipilih hewan coba yang sehat (tidak catat dan sakit)

Hewan ditimbang berat badannya

Dihitung dosis dan volume pemberian

Dilakukan praperlakuan selama 7 hari dengan memberikan

obat kontrasepsi :

- Mencit betina : Planotab® , Mycrogynon® dan Na CMC

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 24: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

- Mencit jantan : suspensi terong

b. Penyiapan Bahan

Na CMC 1%

Ditimbang Na CMC sebanyak 10 gram

Dilarutkan dalam 100 ml air suling, dipanaskan hingga 700C

Dimasukkan Na CMC sedikit demi sedikit sambil di aduk dengan

menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi.

Larutan Na CMC  di masukkan dalam wadah dan di simpan dalam

lemari es.

Mycrogynon®

Ditimbang mycrogynon® 1,804

Dilarutkan dalam Na CMC 10 ml sampai homogen.

Dimasukkan dalam vial 10 ml dan disimpan dalam kulkas.

Planotab®

Ditimbang Planotab® 1,165

Dilarutkan dalam Na CMC 10 ml sampai homogen.

Dimasukkan dalam vial 10 ml dan disimpan dalam kulkas.

Suspensi terong

Disiapkan terong

Dipotong kecil seperti dadu

Ditimbang 1 gram

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 25: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Dilarutkan dengan aquadest 100 ml

Dipanaskan dalam penangas air pada suhu 90° C selama 15 menit.

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

A. Data Pengamatan

a.      Kontasepsi Wanita

Hewan coba

BB (gram)

Vp (ml) Planotab® Microgynon® Kontrol(Na CMC)

1. 21 0,7 +

2. 20 0,67 +

3. 22 0,73 +

4. 10 0,6 +

Keterangan :

+ = tumbuh janin pada mencit

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 26: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

B. PEMBAHASAN

Fertilisasi atau pembuahan adalah proses bertemunya kedua sel

gamet (jantan dan betina) atau lebih tepatnya peleburan dua sel gamet

dapat berupa nucleus atau sel bernukeleus untuk kemudian membentuk

zigot. Pada dasarnya melibatkan plasmogami( pengabungan sitoplasma)

dan kariogami ( penyatuan bahan nucleus). Setelah terjadi pembuahan

zigot tumbuh berkembang menjadi embrio.

Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di

tuba fallopii, terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi dua,

empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut

morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang

berisi cairan yang dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian

disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan

dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan

merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di

dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin.

Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi

(perlekatan dengan dinding uterus). Pada percobaan ini dilakukan

percobaan Fertilitas, dimana fertilisasi adalah terjadinya pembuahan

sedangkan antifertilitas adalah mencegah terjadinya pembuahan. Obat

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 27: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

antifertilitas merupakan suatu obat yang digunakan untuk menghambat

terjadinya ovulasi atau kehamilan.

Kontrasepsi ialah pencegahan konsepsi atau pencegahan

kehamilan. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat

dilakukan, antara lain penggunaan obat per oral, suntikan, atau

intravaginal; penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat

kontrasepsi dalam rahim/AKDR); operasi (tubektomi, vasektomi); atau

dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid. Dari sekian

banyak cara tersebut, penggunaan obat hormonal oral atau suntikan dan

AKDR, merupakan cara yang paling banyak digunakan karena sudah

lama dikenal dan efektifitasnya sebagai kontrasepsi cukup tinggi.

          Hewan coba yang digunakan dalam percobaan ini adalah

mencit (Mus musculus), dengan alasan mencit adalah hewan pengerat

yang dapat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak,

dapat hidup dalam berbagai iklim baik di dalam kandang maupun secara

bebas sebagai hewan liar, oleh karena itu mencit banyak digunakan di

laboratorium, mudah ditangani, memiliki sifat fotofobik (takut pada cahaya)

maka cenderung berkumpul sesamanya,  mereka lebih efektif pada

malam hari daripada siang hari karena kehadiran manusia mengganggu

dari aktivitas mencit.

 Obat – obat yang kita gunakan dalam percobaan kali ini adalah

Planatob®, Mycrogynon® , suspensi terong, dan Na CMC (sebagai

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 28: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

control). Dalam tiap tablet Planatob® dan Mycrogynon® mengandung

etinil estradiol dan levonogestrel.

Etinil estradiol disini merupakan derivate sintetik dari estrogen

yang memiliki fungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan organ

wanita, perkembangan tanda – tanda seksual sekunder pubertas,

mempengaruhi siklus haid dan membuat kelenjar vagina dan serviks

menjadi lebih cair dan berjumlah banyak. Etinil estradiol bekerja dengan

jalan menekan ovulasi melalui penghambatan umpan balik pada

hipotalamus-hipofisis-ovarium, yaitu menekan FSH dan menghambat

perjalanan ovum implantasi.

Levonorgestrel merupakan derivate progestin yang memiliki fungsi

untuk mempersiapkan saluran genital wanita terhadap penerimaan dan

pematangan ovum yang telah dibuahi dan mempertahankan kehamilan.

Levonorgestrel bekerja dengan menekan LH dan membuat lender serviks

lebih kental sehingga membuat endometrium tidak baik untuk implantasi.

Na CMC digunakan sebagai pengontrol untuk membandingkan

efek dari pemberian obat kontrasepsi terhadap mencit, sehingga dapat

diketahui obat yang diberikan dapat berefek atau tidak terhadap mencit.

Dari hasil percobaan diperoleh hasil pada kontrasepsi wanita, 2

mecit betina yang telah dikandangi dengan 1 mencit jantan (kandang 1)

dimana mencit betina diberi control Na CMC dengan volume pemberian

0,6 ml, dua mencit betina di kandang 2 diberi obat Planotab® dengan

volume pemberian 0,7  ml, mencit di kandang ketiga diberi obat

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 29: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Mycrogynon®, dan kandang keempat diberi suspense terong. Setelah

dibedah, terdapat janin atau terjadi proses fertilisasi. Daapat disimpulkan

bahwa hasilnya tidaak sesuai dengan literatur untuk pemberian obat

Planotab® dan Mycrogynon®. Hal ini terjadi sebab pada pemberian obat

mungkin terjadi kesalahan, seperti kesalahan pemberian obat pada hewan

coba.

 

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 30: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan diperoleh hasil pada kontrasepsi wanita,

mencit betina kandang I dengan berat badan 21 gram diberi obat

Planotab® dengan volume pemberian 0,7 ml,  kandang II  dengan berat

badan 20 gram diberi obat Mycrogynon® dengan volume pemberian 0,67 

ml, kangang III diberi suspense terong, dan kandan IV diberi control Na

CMC. Setelah dibedah, terdapat janin atau terjadi proses fertilisasi pada

semua mencit betina.

B. Saran

Sebaiknya alat-alat pemberian secara oral (spoit kanula) untuk

hewan uji (Mus musculus) disiapkan oleh laboratorium.

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 31: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. Penuntun Praktikum Farmakolsogi dan Toksikologi III. Universitas Muslim Indonesia : Makassar.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depertemen Kesehatan : Jakarta.

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depertemen Kesehatan :Jakarta.

Ganiswarna. 1995.  Farmakologi dan Terapi. Fakultas kedokteran UI : Jakarta.

Junqueira, Carlos.,1998, Histologi Dasar, Buku Kedokteran, ECG : Jakarta.

Katzung.2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika, Bagian Farmakologi Kedokteran, Universitas Indonesia : Jakarta.

Malole.1998. Penggunaan Hewan–Hewan Percobaan di Laboratorium. IPB : Bogor.

Manjoer. 2001. Kapita Selekta kedokteran edisi ketiga jilid pertama. Media

Mycek., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya medika : Jakarta.

Olson. 2004, Belajar Mudah Farmakologi, Penerbit Buku Kedokteran,ECG: Jakarta

Price. 1995. Patofisiologi Buku  1. Buku Kedokteran ECG : Jakarta.

Rochmah, S. 2001. Karakterisasi Morfologi dan Produksi Tanaman hibrida Somatik dan Hasil Fusi Terung dengan Kerabat Liarnya. IPB Bogor : Bogor.

Sherwood. 2001.  Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Buku Kedokteran : Jakarta.

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Page 32: ANTIFERTIL LINAA

ANTI FERTILITAS

Sloane, Ethel . 2004. Anatomi Dan Fisiologi untuk Pemula. EGC: Jakarta.

Theodorus. 1993. Peresepan obat buku kedokteran, EGC: Palembang.

Tjay. 2002. Obat – Obat Penting. Elex Media Komputindo:  JakartaLAMPIRAN

SKEMA KERJA

ANTI FERTILITAS

MARLINA SUKMAWATI,S.Farm150 2011 0303

Microgynon®Tablet

Planotab®Tablet Na- CMC

Selama 7 hari , sambil dicampur dengan mencit jantan

Dibedah dan Dilihat adanya pertumbuhan janin atau tidak

Hewan CobaMencit betina