Antibiotik Profilaksis Mencegah Infeksi Daerah Operasi pada Pembedahan Obgin
antibiotik profilaksis
-
Upload
iskandar-musgamy -
Category
Documents
-
view
113 -
download
5
description
Transcript of antibiotik profilaksis
ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA TINDAKAN OBSTETRI
Komplikasi infeksi setelah prosedur bedah kebidanan merupakan sumber
potensial morbiditas dan mortalitas yang signifikan Termasuk dalam hal ini
yakni infeksi saluran kemih endometritis infeksi luka infeksi perineum dan
sepsis yang menyebabkan rawat inap berkepanjangan dan biaya perawatan
kesehatan meningkat Banyak hal telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh
antibiotik profilaksis dalam mengurangi morbiditas penyakit infeksi Kebanyakan
jenis antibiotik jadwal dosis dan rute administrasi telah diselidiki Telah pula
didapatkan bukti untuk mendukung penggunaan antibiotik profilaksis untuk
sejumlah prosedur dalam kebidanan Sayangnya beberapa percobaan
perbandingan yang telah dilakukan belum memberikan kepastian mengenai
rejimen lebih unggul
Morbiditas dan mortalitas meningkat pada infeksi yang disebabkan oleh
organisme yang resisten terhadap antibiotik karena mungkin akan lebih ganas
dan lebih sulit untuk mengobati karena pilihan terapi yang terbatas
Meningkatnya resistensi antibiotik ini terutama diakibatkan oleh penggunaan
antibiotik yang tidak tepat Pemberian terapi antibiotik yang tidak tuntas dan
penggunaan yang tidak perlu dari rejimen spektrum yang lebih luas memainkan
peran penting2 Baik pedoman pengobatan dan pedoman profilaksis membantu
dalam mengurangi kemungkinan infeksi dan resistensi antibiotik Kepatuhan
dokter terhadap pedoman profilaksis antibiotik sangat beragam dan biasanya
bertentangan dengan pedoman yang telah dipublikasikan3 4
Selain profilaksis antibiotik adalah penting untuk meninjau semua faktor
yang mempengaruhi pengurangan risiko infeksi dalam tindakan obstetrik5
Kepatuhan terhadap prosedur persiapan yang tepat termasuk penutup rambut
rambut cukur dan antisepsis yang efektif baik dari pasien maupun staf
dibutuhkan6 Daerah bedah steril harus dipastikan dan penialaian kualitas teknik
sterilisasi yang berkelanjutan ventilasi udara dan perawatan luka pasca operasi
diperlukan Pengawasan pengendalian infeksi secara konsisten dan pelaporan
komplikasi infeksi meminimalkan morbiditas dan mungkin untuk
1
mengidentifikasi kelompok infeksi dan munculnya organisme resisten antibiotik
Ini akan menentukan perubahan rutinitas operasi untuk merespon perkembangan
keragaman mikroba yang tampaknya tak terelakkan
PRINSIP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
Tujuan pemberian antibiotik profilaksis dalam prosedur bedah bukan
untuk mensterilkan jaringan tetapi untuk mengurangi tekanan kolonisasi
mikroorganisme pada saat operasi hingga pada tingkat dimana sistem kekebalan
tubuh pasien mampu mengatasinya 7 Profilaksis tidak mencegah infeksi yang
disebabkan oleh kontaminasi pasca operasi Penggunaan antibiotik profilaksis
berbeda dari pengobatan dengan antibiotik dimana antibiotik profilaksis ini
dimaksudkan untuk mencegah infeksi sedangkan pengobatan antibiotik
dimaksudkan untuk mengatasi infeksi yang sudah ada biasanya membutuhkan
waktu terapi yang lebih lama Profilaksis dimaksudkan untuk prosedur elektif
saat sayatan dilakukan di ruang operasi yang tertutup
Sebelum sebuah agen antibiotik dapat dipertimbangkan untuk digunakan
sebagai antibiotik profilaksis harus ada bukti bahwa agen tersebut dapat
mengurangi infeksi pasca operasi Agen antibiotik tersebut juga harus aman dan
murah dan harus efektif terhadap organisme yang mungkin dihadapi dalam
prosedur pembedahan
Agen antibiotik tersebut harus diberikan dengan cara yang memastikan
bahwa kadar serum dan jaringan memadai sebelum sebuah insisi dibuat dan
bahwa tingkat terapeutik agen dapat dipertahankan dalam serum dan jaringan
selama operasi dan hingga beberapa jam setelah insisi adalah ditutup7
Luka infeksi (infeksi pada luka pada daerah pembedahan) dapat berupa
selulitis abses atau dehiscence dapat terjadi setelah laparotomi Infeksi panggul
seperti abses atau hematoma yang terinfeksi merupakan risiko pada prosedur
bedah yang masuk dan melibatkan rongga abdomen Cuff cellulitis adalah risiko
spesifik untuk histerektomi Endometritis dapat hasil dari operasi caesar atau
aborsi bedah Infeksi saluran kemih dapat terjadi sebagai akibat dari prosedur
yang melibatkan kateterisasi kandung kemih
2
Sebuah pedoman diterbitkan tahun 1999 oleh US Centers for Disease
Control and Prevention berupa daftar kriteria khusus dan ketat yang harus
dipenuhi untuk diagnosis infeksi pembedahan7 Pemantauan yang akurat dari
infeksi luka pembedahan memerlukan tindak lanjut selama 30 hari pasca operasi
dan kecenderungan pasien yang keluar lebih awal dari rumah sakit membuat
tantangan tersendiri Diperkirakan bahwa hingga 84 dari infeksi situs bedah
terjadi pada saat keluar dari Rumah sakit7
Jika antibiotik profilaksis harus diberikan mereka harus diberikan segera
sebelum atau pada saat inokulasi bakteri 89 Mayoritas studi menunjukkan bahwa
dosis tunggal cukup efektif tapi untuk prosedur yang panjang (gt 3 jam) dosis
harus diulangi pada interval 1 atau 2 kali waktu paruh obat Hal ini juga
disarankan apabila kehilangan darah dalam jumlah besar (gt 1500 mL) maka
dosis kedua harus diberikan10
JENIS-JENIS ANTIBIOTIK YANG DIGUNAKAN
1 Antibiotik penisilin
Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk
sintesis dinding sel mikroba Terhadap mikroba yang sensitif penisilin akan
menghasilkan efek bakterisid pada mikroba yang sedang aktif membelah
Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) yang disebut
juga sebagai persisters praktis tidak dipengaruhi oleh penisilin kalaupun ada
pengaruhnya hanya bakteriostatik (Ganiswara dkk 2001) Ampisilin termasuk
golongan antibiotik penisilin yang berspektrum luas Ampisilin aktif terhadap
organisme Gram positif dan Gram negatif tertentu tapi di inaktivasi oleh
penisilinase termasuk yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus dan basilus
Gram negatif yang umum seperti Escherichia coli (Anonim994304 2008)
2 Antibiotik sefalosporin
Sefalosporin termasuk golongan antibiotik betalaktam Sefalosporin
dibagi menjadi 4 generasi berdasarkan aktivitas antimikrobanya yang secara tidak
langsung juga sesuai dengan urutan masa pembuatannya Dewasa ini sefalosporin
3
yang lazim digunakan dalam pengobatan telah mencapai generasi keempat (Tjay
dan Rahardja 2002)
a) Sefalosporin generasi pertama
Terutama aktif terhadap kuman Gram positif Golongan ini efektif terhadap
sebagian besar staphylococcus aureus dan streptococcus termasuk
streptococcus pyogenes streptococcus viridans dan streptococcus
pneumoniae Bakteri Gram positif yang juga sensitif adalah streptococcus
anaerob clostridium perfringens listeria monocytogenes dan
corynebacterium diphteria Kuman ini resisten antara lain MRSA
staphylococcus epidermidis dan streptococcus faecalis Obat ini di
indikasikan untuk infeksi saluran kemih yang tidak memberikan respon
terhadap obat lain atau yang terjadi selama hamil infeksi saluran napas
sinusitis infeksi kulit dan jaringan lunak (Anonim994304 2008)
b) Sefalosporin generasi kedua
Di bandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua
kurang aktif terhadap bakteri Gram positif tapi lebih aktif terhadap bakteri
Gram negatif misalnya Hemophilus influenzae Pr Mirabilis Escherichia
coli dan klebsiella Golongan ini tidak efektif terhadap psedomonas
aeruginosa dan enterokokus Sefoksitin aktif terhadap kuman anaerob
Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap penisilinase dibandingkan
dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas yang lebih besar terhadap
Hemophilus influenzae dan N Gonorrhoeae (Anonim994304 2008)
c) Sefalosporin generasi ketiga
Golongan ini umumnya kurang aktif terhadap kokus Gram positif
dibandingkandengan generasi pertama tapi jauh lebih efektif terhadap
Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase Seftazidim
aktif terhadap pseudomonas dan beberapa kuman Gram negatif lainnya
Seftriakson memiliki waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan
sefalosporin yang lain sehingga cukup diberikan satu kali sehari
(Anonim994304 2008)
4
d) Sefalosporin generasi keempat
Sefepim dan sefpirom Obat-obat baru ini sangat resisten terhadap
laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap Pseudomonas (Tjay dan
Rahardja 2002) Sefepim merupakan satu-satunya sefalosporin generasi
keempat yang digunakan di Amerika Serikat Ini telah meningkatkan
aktifitas melawan spesies enterobakter dan sitrobakter yang resisten
terhadap sefalosporin generasi ketiga Sefepim mempunyai aktivitas yang
sebanding dengan seftasidim melawan P aeruginosa Aktifitasnya
melawan Streptococcus dan Stafilococcus yang peka nafsilin lebih besar
dari pada seftasidim dan sebanding dengan generasi ketiga yang lain
(Jawetz dkk 2001)
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA KASUS OBSTETRI
Prosedur yang dibahas yakni operasi caesar persalinan pervaginam
operatif manual plasenta penjahitan laserasi perineum derajat ketiga atau
keempat serklase serviks serta dilatasi dan kuretase postpartum Perubahan
terbaru pedoman profilaksis endokarditis juga ditinjau
Seksio Sesarea
Faktor risiko utama untuk infeksi post partum maternal adalah seksio
sesarea11 Perempuan yang menjalani operasi caesar berisiko infeksi 5 sampai 20
kali lipat lebih besar dibandingkan wanita yang melahirkan pervaginam Tingkat
infeksi luka dan komplikasi infeksi yang serius dapat mencapai hingga 25 12
Tidak adanya definisi yang konsisten untuk SSI (Surgical Site Infection) dan
serveilans yang dilakukan setelah pasien keluar dari RS memiliki hasil yang
bervariasi13 Sebuah penelitian prospektif baru-baru ini dengan aplikasi yang
tepat dari definisi CDC untuk SSI dengan tindak lanjut untuk 30 hari pasca-
caesar mengidentifikasi tingkat luka infeksi sebesar 89 14
Endomyometritis infeksi saluran kemih infeksi luka dan sepsis dapat
terjadi setelah operasi caesar Telah banyak studi yang meneliti penggunaan
antibiotik profilaksis untuk mengurangi komplikasi dimana angka kejadian
5
komplikasi lebih tinggi terjadi pada tindakan seksio sesarea darurat dengan atau
tanpa adanya demam ibu dan atau korioamnionitis
Sebuah penelitian oleh Cochrane diterbitkan pada tahun 2002 mencakup
81 percobaan acak menilai efekifitas profilaksis antibiotik dibandingkan dengan
plasebo atau tanpa pengobatan untuk seksio sesareabaik elektif dan darurat
Tinjauan tersebut mencakup lebih dari 2000 wanita pemberian antibiotik
dibandingkan plasebo atau tanpa pengobatan mengurangi risiko relatif
endometritis seksio sesarea baik elektif dan darurat (RR 038 95 CI 022-064
dan RR039 95 CI 034-046) seperti halnya risiko infeksi luka (RR 036 95
CI 026-051 dan RR 073 95 CI 053-099) 15
Terdapat kontroversi mengenai apakah antibiotik profilaksis pada operasi
caesar harus diberikan sebelum sayatan kulit atau pada saat penjepitan tali pusat
Secara tradisional profilaksis ditunda dalam upaya untuk menghindari efek
masking dari infeksi neonatal dan untuk mencegah septik work-up yang tidak
perlu Antibiotik diberikan intraoperatif setelah penjepitan tali pusat untuk dua
teori yang berhubungan dengan janin 1) antibiotik dalam serum neonatal dapat
menutupi hasil positif kultur bakteri bayi baru lahir dan 2) paparan antibiotik
pada janin dapat menyebabkan peningkatan kolonisasi atau infeksi organisme
resisten terhadap antibiotik(2-4)
Data penelitian mendukung pemberian antibiotik profilaksis idealnya
dalam waktu 30 menit hingga 2 jam sebelum sayatan kulit untuk mencegah
infeksi situs bedah (5) Dalam satu studi 14 dari pasien yang menerima
profilaksis antimikroba perioperatif dalam waktu 3 jam setelah insisi kulit
mengalami infeksi luka dibandingkan 06 dari pasien yang diberi profilaksis
pra operasi dalam 2 jam sebelum insisi kulit (5) Infus harus diberi batas waktu
sehingga tingkat serum bakterisidal dicapai pada saat insisi kulit dan untuk
mempertahankan tingkat terapeutik selama operasi (6) Untuk prosedur bedah
yang lebih lama pemberian ulang obat diindikasikan pada interval dari satu atau
dua kali waktu paruh obat (menggunakan dosis yang sama) (7)
6
Dalam uji coba acak terkontrol tahun 2007 yang dirancang untuk menguji
tingkat morbiditas ibu yang terinfeksi setelah persalinan sesar 175 dan 182
wanita masing-masing menerima antibiotik sebelum operasi dan setelah
penjepitan tali pusat(2) Penelitian ini dilakukan baik pada ibu inpartu maupun
belum inpartu Pemberian cefazolin (1 g secara intravena) 15-60 menit sebelum
persalinan sesar (kelompok pra operasi) mengalami penurunan yang signifikan
dari endometritis sebesar 1 dibandingkan dengan angka 5 pada wanita yang
menerima obat yang sama setelah penjepitan tali pusat (2) Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam tingkat infeksi luka pasca operasi dalam dua kelompok
perlakuan Secara keseluruhan tingkat infeksi pasca operasi keseluruhan
mengalami penurunan secara signifikan dari 115 menjadi 45 pada kelompok
pra operasi dibandingkan dengan kelompok sesudah penjepitan tali pusat Tidak
ada perbedaan dalam tingkat sepsis neonatorum neonatal yang masuk unit
perawatan intensif atau sepsis neonatorum karena organisme resisten meskipun
studi ini tidak dirancang dengan modalitas yang cukup untuk mengatasi
komplikasi sekunder
Sebuah uji coba secara acak membandingkan hasil ibu yang terinfeksi dan
luaran bayi pada wanita secara acak untuk menerima cefazolin 15 sampai 60
menit sebelum insisi dibandingkan dengan pemberian setelah penjepitan tali
pusat Tiga ratus lima puluh tujuh perempuan yang terdaftar Morbiditas infeksi
secara keseluruhan berkurang pada kelompok yang diberikan antibiotik sebelum
insisi (RR 04 95 CI 018-087) endometritis berkurang (RR 02 95 CI 015-
094) Tidak ada peningkatan sepsis neonatorum atau lama perawatan17 Sebuah
meta-analisis ini mendukung penggunaan antibiotik profilaksis sebelum insisi
seksio caesar untuk mencegah morbiditas infeksi total (RR 50 95 CI 033-078
P = 0002 ) Luaran neonatal tidak mendapatkan efek18 Antibiotik yang paling
banyak dipelajari untuk profilaksis bedah adalah sefalosporin Cefazolin adalah
generasi pertama cephalosporin dan merupakan Obat Kategori Kehamilan B Bila
diberikan secara intravena waktu paruhnya adalah 18 jam Ini menyediakan
cakupan yang baik untuk organisme gram positif dan gram negatif Dalam
pedoman US Centers for Disease Control dan Prevention 1999
direkomendasikan penggunaannya pada seksio sesarea7 Disarankan 1 sampai 2
gram harus diberikan secara intravena tidak lebih dari 30 menit sebelum kulit
7
dipotong Dosis tambahan dapat dipertimbangkan jika kehilangan darah melebihi
1500 mL atau 4 jam jika prosedur berlangsung lebih dari 4 jam (yaitu sampai 2
kali waktu paruh obat) 19
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian antibiotik
profilaksis sebelum operasi diberikan tampaknya tidak memiliki efek merusak
pada ibu atau neonatus Pemberian preoperatif secara signifikan mengurangi
endometritis dan morbiditas infeksi pada ibu dibandingkan dengan pemberian
antibiotik setelah klem tali pusat (8) Data ini menunjukkan bahwa antibiotik
profilaksis pra operasi untuk persalinan sesar tidak terkait dengan peningkatan
morbiditas infeksi neonatal atau adanya bakteri resisten terhadap antibiotik yang
menyebabkan sepsis neonatal Namun karena penelitian tersebut tidak
dimemadai untuk menganalisis hasil tersebut diperlukan evaluasi tambahan
The Committee on Obstetric Practice dari The American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan antibiotik profilaksis untuk
semua persalinan secara seksio sesarea kecuali pasien sudah menerima antibiotik
yang tepat (misalnya untuk korioamnionitis) dan profilaksis yang harus
diberikan dalam waktu 60 menit sebelum insisi Bila hal ini tidak mungkin
(misalnya pada kasus emergensi) profilaksis harus diberikan sesegera mungkin
Penelitian telah menunjukkan bahwa antibiotik spektrum yang lebih luas
yang diberikan pada operasi caesar mengurangi morbiditas infeksi Uji coba
keunggulan cefazolin belum dilakukan Mengingat potensi resistensi antibiotik
bagi ibu dan neonatus rekomendasi untuk penggunaan antibiotik spektrum yang
lebih luas membutuhkan studi lebih lanjut20
Ketuban Pecah Dini
Risiko utama ketuban pecah dini adalah infeksi intrauterin Risiko infeksi
intrauterine meningkat seiring dengan durasi KPD Beberpa penelitian
menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai
hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi
lain dari KPD Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan
disebut periode latent = LP = ldquolagrdquo period Makin muda umur kehamilan makin
memanjang LP-nya (13)
8
Bukti yang mendukung gagasan bahwa induksi persalinan sebagai kebalikan dari
manajemen ekspektasi mengurangi risiko korioamnionitis tanpa meningkatkan
tingkat persalinan secara seksio sesarea [4 5] Hannah et al mempelajari 5041
wanita dengan KPD yang secara acak dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin intravena atau prostaglandin E2 pervaginam dibandingkan manajemen
ekspektasi selama 4[6] Mereka menyimpulkan bahwa pada wanita dengan KPD
induksi persalinan dan manajemen ekspektasi memiliki tingkat yang sama dalam
hal kelahiran sesar dan infeksi neonatal Namun induksi dengan oksitosin
mengakibatkan penurunan risiko infeksi ibu (endometritis) bila dibandingkan
dengan managemen ekspektasi
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu Walaupun
antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga
pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan Waktu pemberian antibiotik
hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan
pertimbangan tujuan profilaksis lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah
terjadi proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam(12) Pemberian
antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam(38)
Persalinan Pervaginam Operatif
Sebuah studi oleh Cochrane 2004 menyelidiki penggunaan antibiotik
profilaksis untuk persalinan pervaginam operatif baik dengan forceps atau
vakum ekstraksi untuk menentukan apakah antibiotik profilaksis mengurangi
kejadian infeksi postpartum21 pada studi ini diidentifikasi hanya satu sidang dari
393 wanita dan hanya 2 dari 9 hasil yang dianggap tepat oleh pengulas yang
dinilai dalam penelitian ini endometritis dan lama perawatan di rumah sakit
Tidak didapatkan hasil yang berbeda antara mereka yang mendapatkan antibiotik
profilaksis dan mereka yang tidak mendapat pengobatan Kajian tersebut
menyimpulkan ada data tidak memadai yang menjadi dasar rekomendasi untuk
praktek dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan Tidak ada studi tambahan
menangani masalah ini yang telah diterbitkan sampai saat ini
Manual Plasenta
9
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
mengidentifikasi kelompok infeksi dan munculnya organisme resisten antibiotik
Ini akan menentukan perubahan rutinitas operasi untuk merespon perkembangan
keragaman mikroba yang tampaknya tak terelakkan
PRINSIP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
Tujuan pemberian antibiotik profilaksis dalam prosedur bedah bukan
untuk mensterilkan jaringan tetapi untuk mengurangi tekanan kolonisasi
mikroorganisme pada saat operasi hingga pada tingkat dimana sistem kekebalan
tubuh pasien mampu mengatasinya 7 Profilaksis tidak mencegah infeksi yang
disebabkan oleh kontaminasi pasca operasi Penggunaan antibiotik profilaksis
berbeda dari pengobatan dengan antibiotik dimana antibiotik profilaksis ini
dimaksudkan untuk mencegah infeksi sedangkan pengobatan antibiotik
dimaksudkan untuk mengatasi infeksi yang sudah ada biasanya membutuhkan
waktu terapi yang lebih lama Profilaksis dimaksudkan untuk prosedur elektif
saat sayatan dilakukan di ruang operasi yang tertutup
Sebelum sebuah agen antibiotik dapat dipertimbangkan untuk digunakan
sebagai antibiotik profilaksis harus ada bukti bahwa agen tersebut dapat
mengurangi infeksi pasca operasi Agen antibiotik tersebut juga harus aman dan
murah dan harus efektif terhadap organisme yang mungkin dihadapi dalam
prosedur pembedahan
Agen antibiotik tersebut harus diberikan dengan cara yang memastikan
bahwa kadar serum dan jaringan memadai sebelum sebuah insisi dibuat dan
bahwa tingkat terapeutik agen dapat dipertahankan dalam serum dan jaringan
selama operasi dan hingga beberapa jam setelah insisi adalah ditutup7
Luka infeksi (infeksi pada luka pada daerah pembedahan) dapat berupa
selulitis abses atau dehiscence dapat terjadi setelah laparotomi Infeksi panggul
seperti abses atau hematoma yang terinfeksi merupakan risiko pada prosedur
bedah yang masuk dan melibatkan rongga abdomen Cuff cellulitis adalah risiko
spesifik untuk histerektomi Endometritis dapat hasil dari operasi caesar atau
aborsi bedah Infeksi saluran kemih dapat terjadi sebagai akibat dari prosedur
yang melibatkan kateterisasi kandung kemih
2
Sebuah pedoman diterbitkan tahun 1999 oleh US Centers for Disease
Control and Prevention berupa daftar kriteria khusus dan ketat yang harus
dipenuhi untuk diagnosis infeksi pembedahan7 Pemantauan yang akurat dari
infeksi luka pembedahan memerlukan tindak lanjut selama 30 hari pasca operasi
dan kecenderungan pasien yang keluar lebih awal dari rumah sakit membuat
tantangan tersendiri Diperkirakan bahwa hingga 84 dari infeksi situs bedah
terjadi pada saat keluar dari Rumah sakit7
Jika antibiotik profilaksis harus diberikan mereka harus diberikan segera
sebelum atau pada saat inokulasi bakteri 89 Mayoritas studi menunjukkan bahwa
dosis tunggal cukup efektif tapi untuk prosedur yang panjang (gt 3 jam) dosis
harus diulangi pada interval 1 atau 2 kali waktu paruh obat Hal ini juga
disarankan apabila kehilangan darah dalam jumlah besar (gt 1500 mL) maka
dosis kedua harus diberikan10
JENIS-JENIS ANTIBIOTIK YANG DIGUNAKAN
1 Antibiotik penisilin
Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk
sintesis dinding sel mikroba Terhadap mikroba yang sensitif penisilin akan
menghasilkan efek bakterisid pada mikroba yang sedang aktif membelah
Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) yang disebut
juga sebagai persisters praktis tidak dipengaruhi oleh penisilin kalaupun ada
pengaruhnya hanya bakteriostatik (Ganiswara dkk 2001) Ampisilin termasuk
golongan antibiotik penisilin yang berspektrum luas Ampisilin aktif terhadap
organisme Gram positif dan Gram negatif tertentu tapi di inaktivasi oleh
penisilinase termasuk yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus dan basilus
Gram negatif yang umum seperti Escherichia coli (Anonim994304 2008)
2 Antibiotik sefalosporin
Sefalosporin termasuk golongan antibiotik betalaktam Sefalosporin
dibagi menjadi 4 generasi berdasarkan aktivitas antimikrobanya yang secara tidak
langsung juga sesuai dengan urutan masa pembuatannya Dewasa ini sefalosporin
3
yang lazim digunakan dalam pengobatan telah mencapai generasi keempat (Tjay
dan Rahardja 2002)
a) Sefalosporin generasi pertama
Terutama aktif terhadap kuman Gram positif Golongan ini efektif terhadap
sebagian besar staphylococcus aureus dan streptococcus termasuk
streptococcus pyogenes streptococcus viridans dan streptococcus
pneumoniae Bakteri Gram positif yang juga sensitif adalah streptococcus
anaerob clostridium perfringens listeria monocytogenes dan
corynebacterium diphteria Kuman ini resisten antara lain MRSA
staphylococcus epidermidis dan streptococcus faecalis Obat ini di
indikasikan untuk infeksi saluran kemih yang tidak memberikan respon
terhadap obat lain atau yang terjadi selama hamil infeksi saluran napas
sinusitis infeksi kulit dan jaringan lunak (Anonim994304 2008)
b) Sefalosporin generasi kedua
Di bandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua
kurang aktif terhadap bakteri Gram positif tapi lebih aktif terhadap bakteri
Gram negatif misalnya Hemophilus influenzae Pr Mirabilis Escherichia
coli dan klebsiella Golongan ini tidak efektif terhadap psedomonas
aeruginosa dan enterokokus Sefoksitin aktif terhadap kuman anaerob
Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap penisilinase dibandingkan
dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas yang lebih besar terhadap
Hemophilus influenzae dan N Gonorrhoeae (Anonim994304 2008)
c) Sefalosporin generasi ketiga
Golongan ini umumnya kurang aktif terhadap kokus Gram positif
dibandingkandengan generasi pertama tapi jauh lebih efektif terhadap
Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase Seftazidim
aktif terhadap pseudomonas dan beberapa kuman Gram negatif lainnya
Seftriakson memiliki waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan
sefalosporin yang lain sehingga cukup diberikan satu kali sehari
(Anonim994304 2008)
4
d) Sefalosporin generasi keempat
Sefepim dan sefpirom Obat-obat baru ini sangat resisten terhadap
laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap Pseudomonas (Tjay dan
Rahardja 2002) Sefepim merupakan satu-satunya sefalosporin generasi
keempat yang digunakan di Amerika Serikat Ini telah meningkatkan
aktifitas melawan spesies enterobakter dan sitrobakter yang resisten
terhadap sefalosporin generasi ketiga Sefepim mempunyai aktivitas yang
sebanding dengan seftasidim melawan P aeruginosa Aktifitasnya
melawan Streptococcus dan Stafilococcus yang peka nafsilin lebih besar
dari pada seftasidim dan sebanding dengan generasi ketiga yang lain
(Jawetz dkk 2001)
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA KASUS OBSTETRI
Prosedur yang dibahas yakni operasi caesar persalinan pervaginam
operatif manual plasenta penjahitan laserasi perineum derajat ketiga atau
keempat serklase serviks serta dilatasi dan kuretase postpartum Perubahan
terbaru pedoman profilaksis endokarditis juga ditinjau
Seksio Sesarea
Faktor risiko utama untuk infeksi post partum maternal adalah seksio
sesarea11 Perempuan yang menjalani operasi caesar berisiko infeksi 5 sampai 20
kali lipat lebih besar dibandingkan wanita yang melahirkan pervaginam Tingkat
infeksi luka dan komplikasi infeksi yang serius dapat mencapai hingga 25 12
Tidak adanya definisi yang konsisten untuk SSI (Surgical Site Infection) dan
serveilans yang dilakukan setelah pasien keluar dari RS memiliki hasil yang
bervariasi13 Sebuah penelitian prospektif baru-baru ini dengan aplikasi yang
tepat dari definisi CDC untuk SSI dengan tindak lanjut untuk 30 hari pasca-
caesar mengidentifikasi tingkat luka infeksi sebesar 89 14
Endomyometritis infeksi saluran kemih infeksi luka dan sepsis dapat
terjadi setelah operasi caesar Telah banyak studi yang meneliti penggunaan
antibiotik profilaksis untuk mengurangi komplikasi dimana angka kejadian
5
komplikasi lebih tinggi terjadi pada tindakan seksio sesarea darurat dengan atau
tanpa adanya demam ibu dan atau korioamnionitis
Sebuah penelitian oleh Cochrane diterbitkan pada tahun 2002 mencakup
81 percobaan acak menilai efekifitas profilaksis antibiotik dibandingkan dengan
plasebo atau tanpa pengobatan untuk seksio sesareabaik elektif dan darurat
Tinjauan tersebut mencakup lebih dari 2000 wanita pemberian antibiotik
dibandingkan plasebo atau tanpa pengobatan mengurangi risiko relatif
endometritis seksio sesarea baik elektif dan darurat (RR 038 95 CI 022-064
dan RR039 95 CI 034-046) seperti halnya risiko infeksi luka (RR 036 95
CI 026-051 dan RR 073 95 CI 053-099) 15
Terdapat kontroversi mengenai apakah antibiotik profilaksis pada operasi
caesar harus diberikan sebelum sayatan kulit atau pada saat penjepitan tali pusat
Secara tradisional profilaksis ditunda dalam upaya untuk menghindari efek
masking dari infeksi neonatal dan untuk mencegah septik work-up yang tidak
perlu Antibiotik diberikan intraoperatif setelah penjepitan tali pusat untuk dua
teori yang berhubungan dengan janin 1) antibiotik dalam serum neonatal dapat
menutupi hasil positif kultur bakteri bayi baru lahir dan 2) paparan antibiotik
pada janin dapat menyebabkan peningkatan kolonisasi atau infeksi organisme
resisten terhadap antibiotik(2-4)
Data penelitian mendukung pemberian antibiotik profilaksis idealnya
dalam waktu 30 menit hingga 2 jam sebelum sayatan kulit untuk mencegah
infeksi situs bedah (5) Dalam satu studi 14 dari pasien yang menerima
profilaksis antimikroba perioperatif dalam waktu 3 jam setelah insisi kulit
mengalami infeksi luka dibandingkan 06 dari pasien yang diberi profilaksis
pra operasi dalam 2 jam sebelum insisi kulit (5) Infus harus diberi batas waktu
sehingga tingkat serum bakterisidal dicapai pada saat insisi kulit dan untuk
mempertahankan tingkat terapeutik selama operasi (6) Untuk prosedur bedah
yang lebih lama pemberian ulang obat diindikasikan pada interval dari satu atau
dua kali waktu paruh obat (menggunakan dosis yang sama) (7)
6
Dalam uji coba acak terkontrol tahun 2007 yang dirancang untuk menguji
tingkat morbiditas ibu yang terinfeksi setelah persalinan sesar 175 dan 182
wanita masing-masing menerima antibiotik sebelum operasi dan setelah
penjepitan tali pusat(2) Penelitian ini dilakukan baik pada ibu inpartu maupun
belum inpartu Pemberian cefazolin (1 g secara intravena) 15-60 menit sebelum
persalinan sesar (kelompok pra operasi) mengalami penurunan yang signifikan
dari endometritis sebesar 1 dibandingkan dengan angka 5 pada wanita yang
menerima obat yang sama setelah penjepitan tali pusat (2) Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam tingkat infeksi luka pasca operasi dalam dua kelompok
perlakuan Secara keseluruhan tingkat infeksi pasca operasi keseluruhan
mengalami penurunan secara signifikan dari 115 menjadi 45 pada kelompok
pra operasi dibandingkan dengan kelompok sesudah penjepitan tali pusat Tidak
ada perbedaan dalam tingkat sepsis neonatorum neonatal yang masuk unit
perawatan intensif atau sepsis neonatorum karena organisme resisten meskipun
studi ini tidak dirancang dengan modalitas yang cukup untuk mengatasi
komplikasi sekunder
Sebuah uji coba secara acak membandingkan hasil ibu yang terinfeksi dan
luaran bayi pada wanita secara acak untuk menerima cefazolin 15 sampai 60
menit sebelum insisi dibandingkan dengan pemberian setelah penjepitan tali
pusat Tiga ratus lima puluh tujuh perempuan yang terdaftar Morbiditas infeksi
secara keseluruhan berkurang pada kelompok yang diberikan antibiotik sebelum
insisi (RR 04 95 CI 018-087) endometritis berkurang (RR 02 95 CI 015-
094) Tidak ada peningkatan sepsis neonatorum atau lama perawatan17 Sebuah
meta-analisis ini mendukung penggunaan antibiotik profilaksis sebelum insisi
seksio caesar untuk mencegah morbiditas infeksi total (RR 50 95 CI 033-078
P = 0002 ) Luaran neonatal tidak mendapatkan efek18 Antibiotik yang paling
banyak dipelajari untuk profilaksis bedah adalah sefalosporin Cefazolin adalah
generasi pertama cephalosporin dan merupakan Obat Kategori Kehamilan B Bila
diberikan secara intravena waktu paruhnya adalah 18 jam Ini menyediakan
cakupan yang baik untuk organisme gram positif dan gram negatif Dalam
pedoman US Centers for Disease Control dan Prevention 1999
direkomendasikan penggunaannya pada seksio sesarea7 Disarankan 1 sampai 2
gram harus diberikan secara intravena tidak lebih dari 30 menit sebelum kulit
7
dipotong Dosis tambahan dapat dipertimbangkan jika kehilangan darah melebihi
1500 mL atau 4 jam jika prosedur berlangsung lebih dari 4 jam (yaitu sampai 2
kali waktu paruh obat) 19
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian antibiotik
profilaksis sebelum operasi diberikan tampaknya tidak memiliki efek merusak
pada ibu atau neonatus Pemberian preoperatif secara signifikan mengurangi
endometritis dan morbiditas infeksi pada ibu dibandingkan dengan pemberian
antibiotik setelah klem tali pusat (8) Data ini menunjukkan bahwa antibiotik
profilaksis pra operasi untuk persalinan sesar tidak terkait dengan peningkatan
morbiditas infeksi neonatal atau adanya bakteri resisten terhadap antibiotik yang
menyebabkan sepsis neonatal Namun karena penelitian tersebut tidak
dimemadai untuk menganalisis hasil tersebut diperlukan evaluasi tambahan
The Committee on Obstetric Practice dari The American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan antibiotik profilaksis untuk
semua persalinan secara seksio sesarea kecuali pasien sudah menerima antibiotik
yang tepat (misalnya untuk korioamnionitis) dan profilaksis yang harus
diberikan dalam waktu 60 menit sebelum insisi Bila hal ini tidak mungkin
(misalnya pada kasus emergensi) profilaksis harus diberikan sesegera mungkin
Penelitian telah menunjukkan bahwa antibiotik spektrum yang lebih luas
yang diberikan pada operasi caesar mengurangi morbiditas infeksi Uji coba
keunggulan cefazolin belum dilakukan Mengingat potensi resistensi antibiotik
bagi ibu dan neonatus rekomendasi untuk penggunaan antibiotik spektrum yang
lebih luas membutuhkan studi lebih lanjut20
Ketuban Pecah Dini
Risiko utama ketuban pecah dini adalah infeksi intrauterin Risiko infeksi
intrauterine meningkat seiring dengan durasi KPD Beberpa penelitian
menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai
hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi
lain dari KPD Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan
disebut periode latent = LP = ldquolagrdquo period Makin muda umur kehamilan makin
memanjang LP-nya (13)
8
Bukti yang mendukung gagasan bahwa induksi persalinan sebagai kebalikan dari
manajemen ekspektasi mengurangi risiko korioamnionitis tanpa meningkatkan
tingkat persalinan secara seksio sesarea [4 5] Hannah et al mempelajari 5041
wanita dengan KPD yang secara acak dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin intravena atau prostaglandin E2 pervaginam dibandingkan manajemen
ekspektasi selama 4[6] Mereka menyimpulkan bahwa pada wanita dengan KPD
induksi persalinan dan manajemen ekspektasi memiliki tingkat yang sama dalam
hal kelahiran sesar dan infeksi neonatal Namun induksi dengan oksitosin
mengakibatkan penurunan risiko infeksi ibu (endometritis) bila dibandingkan
dengan managemen ekspektasi
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu Walaupun
antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga
pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan Waktu pemberian antibiotik
hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan
pertimbangan tujuan profilaksis lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah
terjadi proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam(12) Pemberian
antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam(38)
Persalinan Pervaginam Operatif
Sebuah studi oleh Cochrane 2004 menyelidiki penggunaan antibiotik
profilaksis untuk persalinan pervaginam operatif baik dengan forceps atau
vakum ekstraksi untuk menentukan apakah antibiotik profilaksis mengurangi
kejadian infeksi postpartum21 pada studi ini diidentifikasi hanya satu sidang dari
393 wanita dan hanya 2 dari 9 hasil yang dianggap tepat oleh pengulas yang
dinilai dalam penelitian ini endometritis dan lama perawatan di rumah sakit
Tidak didapatkan hasil yang berbeda antara mereka yang mendapatkan antibiotik
profilaksis dan mereka yang tidak mendapat pengobatan Kajian tersebut
menyimpulkan ada data tidak memadai yang menjadi dasar rekomendasi untuk
praktek dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan Tidak ada studi tambahan
menangani masalah ini yang telah diterbitkan sampai saat ini
Manual Plasenta
9
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
Sebuah pedoman diterbitkan tahun 1999 oleh US Centers for Disease
Control and Prevention berupa daftar kriteria khusus dan ketat yang harus
dipenuhi untuk diagnosis infeksi pembedahan7 Pemantauan yang akurat dari
infeksi luka pembedahan memerlukan tindak lanjut selama 30 hari pasca operasi
dan kecenderungan pasien yang keluar lebih awal dari rumah sakit membuat
tantangan tersendiri Diperkirakan bahwa hingga 84 dari infeksi situs bedah
terjadi pada saat keluar dari Rumah sakit7
Jika antibiotik profilaksis harus diberikan mereka harus diberikan segera
sebelum atau pada saat inokulasi bakteri 89 Mayoritas studi menunjukkan bahwa
dosis tunggal cukup efektif tapi untuk prosedur yang panjang (gt 3 jam) dosis
harus diulangi pada interval 1 atau 2 kali waktu paruh obat Hal ini juga
disarankan apabila kehilangan darah dalam jumlah besar (gt 1500 mL) maka
dosis kedua harus diberikan10
JENIS-JENIS ANTIBIOTIK YANG DIGUNAKAN
1 Antibiotik penisilin
Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk
sintesis dinding sel mikroba Terhadap mikroba yang sensitif penisilin akan
menghasilkan efek bakterisid pada mikroba yang sedang aktif membelah
Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) yang disebut
juga sebagai persisters praktis tidak dipengaruhi oleh penisilin kalaupun ada
pengaruhnya hanya bakteriostatik (Ganiswara dkk 2001) Ampisilin termasuk
golongan antibiotik penisilin yang berspektrum luas Ampisilin aktif terhadap
organisme Gram positif dan Gram negatif tertentu tapi di inaktivasi oleh
penisilinase termasuk yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus dan basilus
Gram negatif yang umum seperti Escherichia coli (Anonim994304 2008)
2 Antibiotik sefalosporin
Sefalosporin termasuk golongan antibiotik betalaktam Sefalosporin
dibagi menjadi 4 generasi berdasarkan aktivitas antimikrobanya yang secara tidak
langsung juga sesuai dengan urutan masa pembuatannya Dewasa ini sefalosporin
3
yang lazim digunakan dalam pengobatan telah mencapai generasi keempat (Tjay
dan Rahardja 2002)
a) Sefalosporin generasi pertama
Terutama aktif terhadap kuman Gram positif Golongan ini efektif terhadap
sebagian besar staphylococcus aureus dan streptococcus termasuk
streptococcus pyogenes streptococcus viridans dan streptococcus
pneumoniae Bakteri Gram positif yang juga sensitif adalah streptococcus
anaerob clostridium perfringens listeria monocytogenes dan
corynebacterium diphteria Kuman ini resisten antara lain MRSA
staphylococcus epidermidis dan streptococcus faecalis Obat ini di
indikasikan untuk infeksi saluran kemih yang tidak memberikan respon
terhadap obat lain atau yang terjadi selama hamil infeksi saluran napas
sinusitis infeksi kulit dan jaringan lunak (Anonim994304 2008)
b) Sefalosporin generasi kedua
Di bandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua
kurang aktif terhadap bakteri Gram positif tapi lebih aktif terhadap bakteri
Gram negatif misalnya Hemophilus influenzae Pr Mirabilis Escherichia
coli dan klebsiella Golongan ini tidak efektif terhadap psedomonas
aeruginosa dan enterokokus Sefoksitin aktif terhadap kuman anaerob
Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap penisilinase dibandingkan
dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas yang lebih besar terhadap
Hemophilus influenzae dan N Gonorrhoeae (Anonim994304 2008)
c) Sefalosporin generasi ketiga
Golongan ini umumnya kurang aktif terhadap kokus Gram positif
dibandingkandengan generasi pertama tapi jauh lebih efektif terhadap
Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase Seftazidim
aktif terhadap pseudomonas dan beberapa kuman Gram negatif lainnya
Seftriakson memiliki waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan
sefalosporin yang lain sehingga cukup diberikan satu kali sehari
(Anonim994304 2008)
4
d) Sefalosporin generasi keempat
Sefepim dan sefpirom Obat-obat baru ini sangat resisten terhadap
laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap Pseudomonas (Tjay dan
Rahardja 2002) Sefepim merupakan satu-satunya sefalosporin generasi
keempat yang digunakan di Amerika Serikat Ini telah meningkatkan
aktifitas melawan spesies enterobakter dan sitrobakter yang resisten
terhadap sefalosporin generasi ketiga Sefepim mempunyai aktivitas yang
sebanding dengan seftasidim melawan P aeruginosa Aktifitasnya
melawan Streptococcus dan Stafilococcus yang peka nafsilin lebih besar
dari pada seftasidim dan sebanding dengan generasi ketiga yang lain
(Jawetz dkk 2001)
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA KASUS OBSTETRI
Prosedur yang dibahas yakni operasi caesar persalinan pervaginam
operatif manual plasenta penjahitan laserasi perineum derajat ketiga atau
keempat serklase serviks serta dilatasi dan kuretase postpartum Perubahan
terbaru pedoman profilaksis endokarditis juga ditinjau
Seksio Sesarea
Faktor risiko utama untuk infeksi post partum maternal adalah seksio
sesarea11 Perempuan yang menjalani operasi caesar berisiko infeksi 5 sampai 20
kali lipat lebih besar dibandingkan wanita yang melahirkan pervaginam Tingkat
infeksi luka dan komplikasi infeksi yang serius dapat mencapai hingga 25 12
Tidak adanya definisi yang konsisten untuk SSI (Surgical Site Infection) dan
serveilans yang dilakukan setelah pasien keluar dari RS memiliki hasil yang
bervariasi13 Sebuah penelitian prospektif baru-baru ini dengan aplikasi yang
tepat dari definisi CDC untuk SSI dengan tindak lanjut untuk 30 hari pasca-
caesar mengidentifikasi tingkat luka infeksi sebesar 89 14
Endomyometritis infeksi saluran kemih infeksi luka dan sepsis dapat
terjadi setelah operasi caesar Telah banyak studi yang meneliti penggunaan
antibiotik profilaksis untuk mengurangi komplikasi dimana angka kejadian
5
komplikasi lebih tinggi terjadi pada tindakan seksio sesarea darurat dengan atau
tanpa adanya demam ibu dan atau korioamnionitis
Sebuah penelitian oleh Cochrane diterbitkan pada tahun 2002 mencakup
81 percobaan acak menilai efekifitas profilaksis antibiotik dibandingkan dengan
plasebo atau tanpa pengobatan untuk seksio sesareabaik elektif dan darurat
Tinjauan tersebut mencakup lebih dari 2000 wanita pemberian antibiotik
dibandingkan plasebo atau tanpa pengobatan mengurangi risiko relatif
endometritis seksio sesarea baik elektif dan darurat (RR 038 95 CI 022-064
dan RR039 95 CI 034-046) seperti halnya risiko infeksi luka (RR 036 95
CI 026-051 dan RR 073 95 CI 053-099) 15
Terdapat kontroversi mengenai apakah antibiotik profilaksis pada operasi
caesar harus diberikan sebelum sayatan kulit atau pada saat penjepitan tali pusat
Secara tradisional profilaksis ditunda dalam upaya untuk menghindari efek
masking dari infeksi neonatal dan untuk mencegah septik work-up yang tidak
perlu Antibiotik diberikan intraoperatif setelah penjepitan tali pusat untuk dua
teori yang berhubungan dengan janin 1) antibiotik dalam serum neonatal dapat
menutupi hasil positif kultur bakteri bayi baru lahir dan 2) paparan antibiotik
pada janin dapat menyebabkan peningkatan kolonisasi atau infeksi organisme
resisten terhadap antibiotik(2-4)
Data penelitian mendukung pemberian antibiotik profilaksis idealnya
dalam waktu 30 menit hingga 2 jam sebelum sayatan kulit untuk mencegah
infeksi situs bedah (5) Dalam satu studi 14 dari pasien yang menerima
profilaksis antimikroba perioperatif dalam waktu 3 jam setelah insisi kulit
mengalami infeksi luka dibandingkan 06 dari pasien yang diberi profilaksis
pra operasi dalam 2 jam sebelum insisi kulit (5) Infus harus diberi batas waktu
sehingga tingkat serum bakterisidal dicapai pada saat insisi kulit dan untuk
mempertahankan tingkat terapeutik selama operasi (6) Untuk prosedur bedah
yang lebih lama pemberian ulang obat diindikasikan pada interval dari satu atau
dua kali waktu paruh obat (menggunakan dosis yang sama) (7)
6
Dalam uji coba acak terkontrol tahun 2007 yang dirancang untuk menguji
tingkat morbiditas ibu yang terinfeksi setelah persalinan sesar 175 dan 182
wanita masing-masing menerima antibiotik sebelum operasi dan setelah
penjepitan tali pusat(2) Penelitian ini dilakukan baik pada ibu inpartu maupun
belum inpartu Pemberian cefazolin (1 g secara intravena) 15-60 menit sebelum
persalinan sesar (kelompok pra operasi) mengalami penurunan yang signifikan
dari endometritis sebesar 1 dibandingkan dengan angka 5 pada wanita yang
menerima obat yang sama setelah penjepitan tali pusat (2) Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam tingkat infeksi luka pasca operasi dalam dua kelompok
perlakuan Secara keseluruhan tingkat infeksi pasca operasi keseluruhan
mengalami penurunan secara signifikan dari 115 menjadi 45 pada kelompok
pra operasi dibandingkan dengan kelompok sesudah penjepitan tali pusat Tidak
ada perbedaan dalam tingkat sepsis neonatorum neonatal yang masuk unit
perawatan intensif atau sepsis neonatorum karena organisme resisten meskipun
studi ini tidak dirancang dengan modalitas yang cukup untuk mengatasi
komplikasi sekunder
Sebuah uji coba secara acak membandingkan hasil ibu yang terinfeksi dan
luaran bayi pada wanita secara acak untuk menerima cefazolin 15 sampai 60
menit sebelum insisi dibandingkan dengan pemberian setelah penjepitan tali
pusat Tiga ratus lima puluh tujuh perempuan yang terdaftar Morbiditas infeksi
secara keseluruhan berkurang pada kelompok yang diberikan antibiotik sebelum
insisi (RR 04 95 CI 018-087) endometritis berkurang (RR 02 95 CI 015-
094) Tidak ada peningkatan sepsis neonatorum atau lama perawatan17 Sebuah
meta-analisis ini mendukung penggunaan antibiotik profilaksis sebelum insisi
seksio caesar untuk mencegah morbiditas infeksi total (RR 50 95 CI 033-078
P = 0002 ) Luaran neonatal tidak mendapatkan efek18 Antibiotik yang paling
banyak dipelajari untuk profilaksis bedah adalah sefalosporin Cefazolin adalah
generasi pertama cephalosporin dan merupakan Obat Kategori Kehamilan B Bila
diberikan secara intravena waktu paruhnya adalah 18 jam Ini menyediakan
cakupan yang baik untuk organisme gram positif dan gram negatif Dalam
pedoman US Centers for Disease Control dan Prevention 1999
direkomendasikan penggunaannya pada seksio sesarea7 Disarankan 1 sampai 2
gram harus diberikan secara intravena tidak lebih dari 30 menit sebelum kulit
7
dipotong Dosis tambahan dapat dipertimbangkan jika kehilangan darah melebihi
1500 mL atau 4 jam jika prosedur berlangsung lebih dari 4 jam (yaitu sampai 2
kali waktu paruh obat) 19
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian antibiotik
profilaksis sebelum operasi diberikan tampaknya tidak memiliki efek merusak
pada ibu atau neonatus Pemberian preoperatif secara signifikan mengurangi
endometritis dan morbiditas infeksi pada ibu dibandingkan dengan pemberian
antibiotik setelah klem tali pusat (8) Data ini menunjukkan bahwa antibiotik
profilaksis pra operasi untuk persalinan sesar tidak terkait dengan peningkatan
morbiditas infeksi neonatal atau adanya bakteri resisten terhadap antibiotik yang
menyebabkan sepsis neonatal Namun karena penelitian tersebut tidak
dimemadai untuk menganalisis hasil tersebut diperlukan evaluasi tambahan
The Committee on Obstetric Practice dari The American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan antibiotik profilaksis untuk
semua persalinan secara seksio sesarea kecuali pasien sudah menerima antibiotik
yang tepat (misalnya untuk korioamnionitis) dan profilaksis yang harus
diberikan dalam waktu 60 menit sebelum insisi Bila hal ini tidak mungkin
(misalnya pada kasus emergensi) profilaksis harus diberikan sesegera mungkin
Penelitian telah menunjukkan bahwa antibiotik spektrum yang lebih luas
yang diberikan pada operasi caesar mengurangi morbiditas infeksi Uji coba
keunggulan cefazolin belum dilakukan Mengingat potensi resistensi antibiotik
bagi ibu dan neonatus rekomendasi untuk penggunaan antibiotik spektrum yang
lebih luas membutuhkan studi lebih lanjut20
Ketuban Pecah Dini
Risiko utama ketuban pecah dini adalah infeksi intrauterin Risiko infeksi
intrauterine meningkat seiring dengan durasi KPD Beberpa penelitian
menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai
hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi
lain dari KPD Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan
disebut periode latent = LP = ldquolagrdquo period Makin muda umur kehamilan makin
memanjang LP-nya (13)
8
Bukti yang mendukung gagasan bahwa induksi persalinan sebagai kebalikan dari
manajemen ekspektasi mengurangi risiko korioamnionitis tanpa meningkatkan
tingkat persalinan secara seksio sesarea [4 5] Hannah et al mempelajari 5041
wanita dengan KPD yang secara acak dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin intravena atau prostaglandin E2 pervaginam dibandingkan manajemen
ekspektasi selama 4[6] Mereka menyimpulkan bahwa pada wanita dengan KPD
induksi persalinan dan manajemen ekspektasi memiliki tingkat yang sama dalam
hal kelahiran sesar dan infeksi neonatal Namun induksi dengan oksitosin
mengakibatkan penurunan risiko infeksi ibu (endometritis) bila dibandingkan
dengan managemen ekspektasi
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu Walaupun
antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga
pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan Waktu pemberian antibiotik
hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan
pertimbangan tujuan profilaksis lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah
terjadi proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam(12) Pemberian
antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam(38)
Persalinan Pervaginam Operatif
Sebuah studi oleh Cochrane 2004 menyelidiki penggunaan antibiotik
profilaksis untuk persalinan pervaginam operatif baik dengan forceps atau
vakum ekstraksi untuk menentukan apakah antibiotik profilaksis mengurangi
kejadian infeksi postpartum21 pada studi ini diidentifikasi hanya satu sidang dari
393 wanita dan hanya 2 dari 9 hasil yang dianggap tepat oleh pengulas yang
dinilai dalam penelitian ini endometritis dan lama perawatan di rumah sakit
Tidak didapatkan hasil yang berbeda antara mereka yang mendapatkan antibiotik
profilaksis dan mereka yang tidak mendapat pengobatan Kajian tersebut
menyimpulkan ada data tidak memadai yang menjadi dasar rekomendasi untuk
praktek dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan Tidak ada studi tambahan
menangani masalah ini yang telah diterbitkan sampai saat ini
Manual Plasenta
9
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
yang lazim digunakan dalam pengobatan telah mencapai generasi keempat (Tjay
dan Rahardja 2002)
a) Sefalosporin generasi pertama
Terutama aktif terhadap kuman Gram positif Golongan ini efektif terhadap
sebagian besar staphylococcus aureus dan streptococcus termasuk
streptococcus pyogenes streptococcus viridans dan streptococcus
pneumoniae Bakteri Gram positif yang juga sensitif adalah streptococcus
anaerob clostridium perfringens listeria monocytogenes dan
corynebacterium diphteria Kuman ini resisten antara lain MRSA
staphylococcus epidermidis dan streptococcus faecalis Obat ini di
indikasikan untuk infeksi saluran kemih yang tidak memberikan respon
terhadap obat lain atau yang terjadi selama hamil infeksi saluran napas
sinusitis infeksi kulit dan jaringan lunak (Anonim994304 2008)
b) Sefalosporin generasi kedua
Di bandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua
kurang aktif terhadap bakteri Gram positif tapi lebih aktif terhadap bakteri
Gram negatif misalnya Hemophilus influenzae Pr Mirabilis Escherichia
coli dan klebsiella Golongan ini tidak efektif terhadap psedomonas
aeruginosa dan enterokokus Sefoksitin aktif terhadap kuman anaerob
Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap penisilinase dibandingkan
dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas yang lebih besar terhadap
Hemophilus influenzae dan N Gonorrhoeae (Anonim994304 2008)
c) Sefalosporin generasi ketiga
Golongan ini umumnya kurang aktif terhadap kokus Gram positif
dibandingkandengan generasi pertama tapi jauh lebih efektif terhadap
Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase Seftazidim
aktif terhadap pseudomonas dan beberapa kuman Gram negatif lainnya
Seftriakson memiliki waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan
sefalosporin yang lain sehingga cukup diberikan satu kali sehari
(Anonim994304 2008)
4
d) Sefalosporin generasi keempat
Sefepim dan sefpirom Obat-obat baru ini sangat resisten terhadap
laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap Pseudomonas (Tjay dan
Rahardja 2002) Sefepim merupakan satu-satunya sefalosporin generasi
keempat yang digunakan di Amerika Serikat Ini telah meningkatkan
aktifitas melawan spesies enterobakter dan sitrobakter yang resisten
terhadap sefalosporin generasi ketiga Sefepim mempunyai aktivitas yang
sebanding dengan seftasidim melawan P aeruginosa Aktifitasnya
melawan Streptococcus dan Stafilococcus yang peka nafsilin lebih besar
dari pada seftasidim dan sebanding dengan generasi ketiga yang lain
(Jawetz dkk 2001)
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA KASUS OBSTETRI
Prosedur yang dibahas yakni operasi caesar persalinan pervaginam
operatif manual plasenta penjahitan laserasi perineum derajat ketiga atau
keempat serklase serviks serta dilatasi dan kuretase postpartum Perubahan
terbaru pedoman profilaksis endokarditis juga ditinjau
Seksio Sesarea
Faktor risiko utama untuk infeksi post partum maternal adalah seksio
sesarea11 Perempuan yang menjalani operasi caesar berisiko infeksi 5 sampai 20
kali lipat lebih besar dibandingkan wanita yang melahirkan pervaginam Tingkat
infeksi luka dan komplikasi infeksi yang serius dapat mencapai hingga 25 12
Tidak adanya definisi yang konsisten untuk SSI (Surgical Site Infection) dan
serveilans yang dilakukan setelah pasien keluar dari RS memiliki hasil yang
bervariasi13 Sebuah penelitian prospektif baru-baru ini dengan aplikasi yang
tepat dari definisi CDC untuk SSI dengan tindak lanjut untuk 30 hari pasca-
caesar mengidentifikasi tingkat luka infeksi sebesar 89 14
Endomyometritis infeksi saluran kemih infeksi luka dan sepsis dapat
terjadi setelah operasi caesar Telah banyak studi yang meneliti penggunaan
antibiotik profilaksis untuk mengurangi komplikasi dimana angka kejadian
5
komplikasi lebih tinggi terjadi pada tindakan seksio sesarea darurat dengan atau
tanpa adanya demam ibu dan atau korioamnionitis
Sebuah penelitian oleh Cochrane diterbitkan pada tahun 2002 mencakup
81 percobaan acak menilai efekifitas profilaksis antibiotik dibandingkan dengan
plasebo atau tanpa pengobatan untuk seksio sesareabaik elektif dan darurat
Tinjauan tersebut mencakup lebih dari 2000 wanita pemberian antibiotik
dibandingkan plasebo atau tanpa pengobatan mengurangi risiko relatif
endometritis seksio sesarea baik elektif dan darurat (RR 038 95 CI 022-064
dan RR039 95 CI 034-046) seperti halnya risiko infeksi luka (RR 036 95
CI 026-051 dan RR 073 95 CI 053-099) 15
Terdapat kontroversi mengenai apakah antibiotik profilaksis pada operasi
caesar harus diberikan sebelum sayatan kulit atau pada saat penjepitan tali pusat
Secara tradisional profilaksis ditunda dalam upaya untuk menghindari efek
masking dari infeksi neonatal dan untuk mencegah septik work-up yang tidak
perlu Antibiotik diberikan intraoperatif setelah penjepitan tali pusat untuk dua
teori yang berhubungan dengan janin 1) antibiotik dalam serum neonatal dapat
menutupi hasil positif kultur bakteri bayi baru lahir dan 2) paparan antibiotik
pada janin dapat menyebabkan peningkatan kolonisasi atau infeksi organisme
resisten terhadap antibiotik(2-4)
Data penelitian mendukung pemberian antibiotik profilaksis idealnya
dalam waktu 30 menit hingga 2 jam sebelum sayatan kulit untuk mencegah
infeksi situs bedah (5) Dalam satu studi 14 dari pasien yang menerima
profilaksis antimikroba perioperatif dalam waktu 3 jam setelah insisi kulit
mengalami infeksi luka dibandingkan 06 dari pasien yang diberi profilaksis
pra operasi dalam 2 jam sebelum insisi kulit (5) Infus harus diberi batas waktu
sehingga tingkat serum bakterisidal dicapai pada saat insisi kulit dan untuk
mempertahankan tingkat terapeutik selama operasi (6) Untuk prosedur bedah
yang lebih lama pemberian ulang obat diindikasikan pada interval dari satu atau
dua kali waktu paruh obat (menggunakan dosis yang sama) (7)
6
Dalam uji coba acak terkontrol tahun 2007 yang dirancang untuk menguji
tingkat morbiditas ibu yang terinfeksi setelah persalinan sesar 175 dan 182
wanita masing-masing menerima antibiotik sebelum operasi dan setelah
penjepitan tali pusat(2) Penelitian ini dilakukan baik pada ibu inpartu maupun
belum inpartu Pemberian cefazolin (1 g secara intravena) 15-60 menit sebelum
persalinan sesar (kelompok pra operasi) mengalami penurunan yang signifikan
dari endometritis sebesar 1 dibandingkan dengan angka 5 pada wanita yang
menerima obat yang sama setelah penjepitan tali pusat (2) Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam tingkat infeksi luka pasca operasi dalam dua kelompok
perlakuan Secara keseluruhan tingkat infeksi pasca operasi keseluruhan
mengalami penurunan secara signifikan dari 115 menjadi 45 pada kelompok
pra operasi dibandingkan dengan kelompok sesudah penjepitan tali pusat Tidak
ada perbedaan dalam tingkat sepsis neonatorum neonatal yang masuk unit
perawatan intensif atau sepsis neonatorum karena organisme resisten meskipun
studi ini tidak dirancang dengan modalitas yang cukup untuk mengatasi
komplikasi sekunder
Sebuah uji coba secara acak membandingkan hasil ibu yang terinfeksi dan
luaran bayi pada wanita secara acak untuk menerima cefazolin 15 sampai 60
menit sebelum insisi dibandingkan dengan pemberian setelah penjepitan tali
pusat Tiga ratus lima puluh tujuh perempuan yang terdaftar Morbiditas infeksi
secara keseluruhan berkurang pada kelompok yang diberikan antibiotik sebelum
insisi (RR 04 95 CI 018-087) endometritis berkurang (RR 02 95 CI 015-
094) Tidak ada peningkatan sepsis neonatorum atau lama perawatan17 Sebuah
meta-analisis ini mendukung penggunaan antibiotik profilaksis sebelum insisi
seksio caesar untuk mencegah morbiditas infeksi total (RR 50 95 CI 033-078
P = 0002 ) Luaran neonatal tidak mendapatkan efek18 Antibiotik yang paling
banyak dipelajari untuk profilaksis bedah adalah sefalosporin Cefazolin adalah
generasi pertama cephalosporin dan merupakan Obat Kategori Kehamilan B Bila
diberikan secara intravena waktu paruhnya adalah 18 jam Ini menyediakan
cakupan yang baik untuk organisme gram positif dan gram negatif Dalam
pedoman US Centers for Disease Control dan Prevention 1999
direkomendasikan penggunaannya pada seksio sesarea7 Disarankan 1 sampai 2
gram harus diberikan secara intravena tidak lebih dari 30 menit sebelum kulit
7
dipotong Dosis tambahan dapat dipertimbangkan jika kehilangan darah melebihi
1500 mL atau 4 jam jika prosedur berlangsung lebih dari 4 jam (yaitu sampai 2
kali waktu paruh obat) 19
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian antibiotik
profilaksis sebelum operasi diberikan tampaknya tidak memiliki efek merusak
pada ibu atau neonatus Pemberian preoperatif secara signifikan mengurangi
endometritis dan morbiditas infeksi pada ibu dibandingkan dengan pemberian
antibiotik setelah klem tali pusat (8) Data ini menunjukkan bahwa antibiotik
profilaksis pra operasi untuk persalinan sesar tidak terkait dengan peningkatan
morbiditas infeksi neonatal atau adanya bakteri resisten terhadap antibiotik yang
menyebabkan sepsis neonatal Namun karena penelitian tersebut tidak
dimemadai untuk menganalisis hasil tersebut diperlukan evaluasi tambahan
The Committee on Obstetric Practice dari The American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan antibiotik profilaksis untuk
semua persalinan secara seksio sesarea kecuali pasien sudah menerima antibiotik
yang tepat (misalnya untuk korioamnionitis) dan profilaksis yang harus
diberikan dalam waktu 60 menit sebelum insisi Bila hal ini tidak mungkin
(misalnya pada kasus emergensi) profilaksis harus diberikan sesegera mungkin
Penelitian telah menunjukkan bahwa antibiotik spektrum yang lebih luas
yang diberikan pada operasi caesar mengurangi morbiditas infeksi Uji coba
keunggulan cefazolin belum dilakukan Mengingat potensi resistensi antibiotik
bagi ibu dan neonatus rekomendasi untuk penggunaan antibiotik spektrum yang
lebih luas membutuhkan studi lebih lanjut20
Ketuban Pecah Dini
Risiko utama ketuban pecah dini adalah infeksi intrauterin Risiko infeksi
intrauterine meningkat seiring dengan durasi KPD Beberpa penelitian
menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai
hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi
lain dari KPD Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan
disebut periode latent = LP = ldquolagrdquo period Makin muda umur kehamilan makin
memanjang LP-nya (13)
8
Bukti yang mendukung gagasan bahwa induksi persalinan sebagai kebalikan dari
manajemen ekspektasi mengurangi risiko korioamnionitis tanpa meningkatkan
tingkat persalinan secara seksio sesarea [4 5] Hannah et al mempelajari 5041
wanita dengan KPD yang secara acak dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin intravena atau prostaglandin E2 pervaginam dibandingkan manajemen
ekspektasi selama 4[6] Mereka menyimpulkan bahwa pada wanita dengan KPD
induksi persalinan dan manajemen ekspektasi memiliki tingkat yang sama dalam
hal kelahiran sesar dan infeksi neonatal Namun induksi dengan oksitosin
mengakibatkan penurunan risiko infeksi ibu (endometritis) bila dibandingkan
dengan managemen ekspektasi
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu Walaupun
antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga
pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan Waktu pemberian antibiotik
hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan
pertimbangan tujuan profilaksis lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah
terjadi proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam(12) Pemberian
antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam(38)
Persalinan Pervaginam Operatif
Sebuah studi oleh Cochrane 2004 menyelidiki penggunaan antibiotik
profilaksis untuk persalinan pervaginam operatif baik dengan forceps atau
vakum ekstraksi untuk menentukan apakah antibiotik profilaksis mengurangi
kejadian infeksi postpartum21 pada studi ini diidentifikasi hanya satu sidang dari
393 wanita dan hanya 2 dari 9 hasil yang dianggap tepat oleh pengulas yang
dinilai dalam penelitian ini endometritis dan lama perawatan di rumah sakit
Tidak didapatkan hasil yang berbeda antara mereka yang mendapatkan antibiotik
profilaksis dan mereka yang tidak mendapat pengobatan Kajian tersebut
menyimpulkan ada data tidak memadai yang menjadi dasar rekomendasi untuk
praktek dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan Tidak ada studi tambahan
menangani masalah ini yang telah diterbitkan sampai saat ini
Manual Plasenta
9
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
d) Sefalosporin generasi keempat
Sefepim dan sefpirom Obat-obat baru ini sangat resisten terhadap
laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap Pseudomonas (Tjay dan
Rahardja 2002) Sefepim merupakan satu-satunya sefalosporin generasi
keempat yang digunakan di Amerika Serikat Ini telah meningkatkan
aktifitas melawan spesies enterobakter dan sitrobakter yang resisten
terhadap sefalosporin generasi ketiga Sefepim mempunyai aktivitas yang
sebanding dengan seftasidim melawan P aeruginosa Aktifitasnya
melawan Streptococcus dan Stafilococcus yang peka nafsilin lebih besar
dari pada seftasidim dan sebanding dengan generasi ketiga yang lain
(Jawetz dkk 2001)
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA KASUS OBSTETRI
Prosedur yang dibahas yakni operasi caesar persalinan pervaginam
operatif manual plasenta penjahitan laserasi perineum derajat ketiga atau
keempat serklase serviks serta dilatasi dan kuretase postpartum Perubahan
terbaru pedoman profilaksis endokarditis juga ditinjau
Seksio Sesarea
Faktor risiko utama untuk infeksi post partum maternal adalah seksio
sesarea11 Perempuan yang menjalani operasi caesar berisiko infeksi 5 sampai 20
kali lipat lebih besar dibandingkan wanita yang melahirkan pervaginam Tingkat
infeksi luka dan komplikasi infeksi yang serius dapat mencapai hingga 25 12
Tidak adanya definisi yang konsisten untuk SSI (Surgical Site Infection) dan
serveilans yang dilakukan setelah pasien keluar dari RS memiliki hasil yang
bervariasi13 Sebuah penelitian prospektif baru-baru ini dengan aplikasi yang
tepat dari definisi CDC untuk SSI dengan tindak lanjut untuk 30 hari pasca-
caesar mengidentifikasi tingkat luka infeksi sebesar 89 14
Endomyometritis infeksi saluran kemih infeksi luka dan sepsis dapat
terjadi setelah operasi caesar Telah banyak studi yang meneliti penggunaan
antibiotik profilaksis untuk mengurangi komplikasi dimana angka kejadian
5
komplikasi lebih tinggi terjadi pada tindakan seksio sesarea darurat dengan atau
tanpa adanya demam ibu dan atau korioamnionitis
Sebuah penelitian oleh Cochrane diterbitkan pada tahun 2002 mencakup
81 percobaan acak menilai efekifitas profilaksis antibiotik dibandingkan dengan
plasebo atau tanpa pengobatan untuk seksio sesareabaik elektif dan darurat
Tinjauan tersebut mencakup lebih dari 2000 wanita pemberian antibiotik
dibandingkan plasebo atau tanpa pengobatan mengurangi risiko relatif
endometritis seksio sesarea baik elektif dan darurat (RR 038 95 CI 022-064
dan RR039 95 CI 034-046) seperti halnya risiko infeksi luka (RR 036 95
CI 026-051 dan RR 073 95 CI 053-099) 15
Terdapat kontroversi mengenai apakah antibiotik profilaksis pada operasi
caesar harus diberikan sebelum sayatan kulit atau pada saat penjepitan tali pusat
Secara tradisional profilaksis ditunda dalam upaya untuk menghindari efek
masking dari infeksi neonatal dan untuk mencegah septik work-up yang tidak
perlu Antibiotik diberikan intraoperatif setelah penjepitan tali pusat untuk dua
teori yang berhubungan dengan janin 1) antibiotik dalam serum neonatal dapat
menutupi hasil positif kultur bakteri bayi baru lahir dan 2) paparan antibiotik
pada janin dapat menyebabkan peningkatan kolonisasi atau infeksi organisme
resisten terhadap antibiotik(2-4)
Data penelitian mendukung pemberian antibiotik profilaksis idealnya
dalam waktu 30 menit hingga 2 jam sebelum sayatan kulit untuk mencegah
infeksi situs bedah (5) Dalam satu studi 14 dari pasien yang menerima
profilaksis antimikroba perioperatif dalam waktu 3 jam setelah insisi kulit
mengalami infeksi luka dibandingkan 06 dari pasien yang diberi profilaksis
pra operasi dalam 2 jam sebelum insisi kulit (5) Infus harus diberi batas waktu
sehingga tingkat serum bakterisidal dicapai pada saat insisi kulit dan untuk
mempertahankan tingkat terapeutik selama operasi (6) Untuk prosedur bedah
yang lebih lama pemberian ulang obat diindikasikan pada interval dari satu atau
dua kali waktu paruh obat (menggunakan dosis yang sama) (7)
6
Dalam uji coba acak terkontrol tahun 2007 yang dirancang untuk menguji
tingkat morbiditas ibu yang terinfeksi setelah persalinan sesar 175 dan 182
wanita masing-masing menerima antibiotik sebelum operasi dan setelah
penjepitan tali pusat(2) Penelitian ini dilakukan baik pada ibu inpartu maupun
belum inpartu Pemberian cefazolin (1 g secara intravena) 15-60 menit sebelum
persalinan sesar (kelompok pra operasi) mengalami penurunan yang signifikan
dari endometritis sebesar 1 dibandingkan dengan angka 5 pada wanita yang
menerima obat yang sama setelah penjepitan tali pusat (2) Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam tingkat infeksi luka pasca operasi dalam dua kelompok
perlakuan Secara keseluruhan tingkat infeksi pasca operasi keseluruhan
mengalami penurunan secara signifikan dari 115 menjadi 45 pada kelompok
pra operasi dibandingkan dengan kelompok sesudah penjepitan tali pusat Tidak
ada perbedaan dalam tingkat sepsis neonatorum neonatal yang masuk unit
perawatan intensif atau sepsis neonatorum karena organisme resisten meskipun
studi ini tidak dirancang dengan modalitas yang cukup untuk mengatasi
komplikasi sekunder
Sebuah uji coba secara acak membandingkan hasil ibu yang terinfeksi dan
luaran bayi pada wanita secara acak untuk menerima cefazolin 15 sampai 60
menit sebelum insisi dibandingkan dengan pemberian setelah penjepitan tali
pusat Tiga ratus lima puluh tujuh perempuan yang terdaftar Morbiditas infeksi
secara keseluruhan berkurang pada kelompok yang diberikan antibiotik sebelum
insisi (RR 04 95 CI 018-087) endometritis berkurang (RR 02 95 CI 015-
094) Tidak ada peningkatan sepsis neonatorum atau lama perawatan17 Sebuah
meta-analisis ini mendukung penggunaan antibiotik profilaksis sebelum insisi
seksio caesar untuk mencegah morbiditas infeksi total (RR 50 95 CI 033-078
P = 0002 ) Luaran neonatal tidak mendapatkan efek18 Antibiotik yang paling
banyak dipelajari untuk profilaksis bedah adalah sefalosporin Cefazolin adalah
generasi pertama cephalosporin dan merupakan Obat Kategori Kehamilan B Bila
diberikan secara intravena waktu paruhnya adalah 18 jam Ini menyediakan
cakupan yang baik untuk organisme gram positif dan gram negatif Dalam
pedoman US Centers for Disease Control dan Prevention 1999
direkomendasikan penggunaannya pada seksio sesarea7 Disarankan 1 sampai 2
gram harus diberikan secara intravena tidak lebih dari 30 menit sebelum kulit
7
dipotong Dosis tambahan dapat dipertimbangkan jika kehilangan darah melebihi
1500 mL atau 4 jam jika prosedur berlangsung lebih dari 4 jam (yaitu sampai 2
kali waktu paruh obat) 19
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian antibiotik
profilaksis sebelum operasi diberikan tampaknya tidak memiliki efek merusak
pada ibu atau neonatus Pemberian preoperatif secara signifikan mengurangi
endometritis dan morbiditas infeksi pada ibu dibandingkan dengan pemberian
antibiotik setelah klem tali pusat (8) Data ini menunjukkan bahwa antibiotik
profilaksis pra operasi untuk persalinan sesar tidak terkait dengan peningkatan
morbiditas infeksi neonatal atau adanya bakteri resisten terhadap antibiotik yang
menyebabkan sepsis neonatal Namun karena penelitian tersebut tidak
dimemadai untuk menganalisis hasil tersebut diperlukan evaluasi tambahan
The Committee on Obstetric Practice dari The American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan antibiotik profilaksis untuk
semua persalinan secara seksio sesarea kecuali pasien sudah menerima antibiotik
yang tepat (misalnya untuk korioamnionitis) dan profilaksis yang harus
diberikan dalam waktu 60 menit sebelum insisi Bila hal ini tidak mungkin
(misalnya pada kasus emergensi) profilaksis harus diberikan sesegera mungkin
Penelitian telah menunjukkan bahwa antibiotik spektrum yang lebih luas
yang diberikan pada operasi caesar mengurangi morbiditas infeksi Uji coba
keunggulan cefazolin belum dilakukan Mengingat potensi resistensi antibiotik
bagi ibu dan neonatus rekomendasi untuk penggunaan antibiotik spektrum yang
lebih luas membutuhkan studi lebih lanjut20
Ketuban Pecah Dini
Risiko utama ketuban pecah dini adalah infeksi intrauterin Risiko infeksi
intrauterine meningkat seiring dengan durasi KPD Beberpa penelitian
menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai
hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi
lain dari KPD Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan
disebut periode latent = LP = ldquolagrdquo period Makin muda umur kehamilan makin
memanjang LP-nya (13)
8
Bukti yang mendukung gagasan bahwa induksi persalinan sebagai kebalikan dari
manajemen ekspektasi mengurangi risiko korioamnionitis tanpa meningkatkan
tingkat persalinan secara seksio sesarea [4 5] Hannah et al mempelajari 5041
wanita dengan KPD yang secara acak dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin intravena atau prostaglandin E2 pervaginam dibandingkan manajemen
ekspektasi selama 4[6] Mereka menyimpulkan bahwa pada wanita dengan KPD
induksi persalinan dan manajemen ekspektasi memiliki tingkat yang sama dalam
hal kelahiran sesar dan infeksi neonatal Namun induksi dengan oksitosin
mengakibatkan penurunan risiko infeksi ibu (endometritis) bila dibandingkan
dengan managemen ekspektasi
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu Walaupun
antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga
pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan Waktu pemberian antibiotik
hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan
pertimbangan tujuan profilaksis lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah
terjadi proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam(12) Pemberian
antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam(38)
Persalinan Pervaginam Operatif
Sebuah studi oleh Cochrane 2004 menyelidiki penggunaan antibiotik
profilaksis untuk persalinan pervaginam operatif baik dengan forceps atau
vakum ekstraksi untuk menentukan apakah antibiotik profilaksis mengurangi
kejadian infeksi postpartum21 pada studi ini diidentifikasi hanya satu sidang dari
393 wanita dan hanya 2 dari 9 hasil yang dianggap tepat oleh pengulas yang
dinilai dalam penelitian ini endometritis dan lama perawatan di rumah sakit
Tidak didapatkan hasil yang berbeda antara mereka yang mendapatkan antibiotik
profilaksis dan mereka yang tidak mendapat pengobatan Kajian tersebut
menyimpulkan ada data tidak memadai yang menjadi dasar rekomendasi untuk
praktek dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan Tidak ada studi tambahan
menangani masalah ini yang telah diterbitkan sampai saat ini
Manual Plasenta
9
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
komplikasi lebih tinggi terjadi pada tindakan seksio sesarea darurat dengan atau
tanpa adanya demam ibu dan atau korioamnionitis
Sebuah penelitian oleh Cochrane diterbitkan pada tahun 2002 mencakup
81 percobaan acak menilai efekifitas profilaksis antibiotik dibandingkan dengan
plasebo atau tanpa pengobatan untuk seksio sesareabaik elektif dan darurat
Tinjauan tersebut mencakup lebih dari 2000 wanita pemberian antibiotik
dibandingkan plasebo atau tanpa pengobatan mengurangi risiko relatif
endometritis seksio sesarea baik elektif dan darurat (RR 038 95 CI 022-064
dan RR039 95 CI 034-046) seperti halnya risiko infeksi luka (RR 036 95
CI 026-051 dan RR 073 95 CI 053-099) 15
Terdapat kontroversi mengenai apakah antibiotik profilaksis pada operasi
caesar harus diberikan sebelum sayatan kulit atau pada saat penjepitan tali pusat
Secara tradisional profilaksis ditunda dalam upaya untuk menghindari efek
masking dari infeksi neonatal dan untuk mencegah septik work-up yang tidak
perlu Antibiotik diberikan intraoperatif setelah penjepitan tali pusat untuk dua
teori yang berhubungan dengan janin 1) antibiotik dalam serum neonatal dapat
menutupi hasil positif kultur bakteri bayi baru lahir dan 2) paparan antibiotik
pada janin dapat menyebabkan peningkatan kolonisasi atau infeksi organisme
resisten terhadap antibiotik(2-4)
Data penelitian mendukung pemberian antibiotik profilaksis idealnya
dalam waktu 30 menit hingga 2 jam sebelum sayatan kulit untuk mencegah
infeksi situs bedah (5) Dalam satu studi 14 dari pasien yang menerima
profilaksis antimikroba perioperatif dalam waktu 3 jam setelah insisi kulit
mengalami infeksi luka dibandingkan 06 dari pasien yang diberi profilaksis
pra operasi dalam 2 jam sebelum insisi kulit (5) Infus harus diberi batas waktu
sehingga tingkat serum bakterisidal dicapai pada saat insisi kulit dan untuk
mempertahankan tingkat terapeutik selama operasi (6) Untuk prosedur bedah
yang lebih lama pemberian ulang obat diindikasikan pada interval dari satu atau
dua kali waktu paruh obat (menggunakan dosis yang sama) (7)
6
Dalam uji coba acak terkontrol tahun 2007 yang dirancang untuk menguji
tingkat morbiditas ibu yang terinfeksi setelah persalinan sesar 175 dan 182
wanita masing-masing menerima antibiotik sebelum operasi dan setelah
penjepitan tali pusat(2) Penelitian ini dilakukan baik pada ibu inpartu maupun
belum inpartu Pemberian cefazolin (1 g secara intravena) 15-60 menit sebelum
persalinan sesar (kelompok pra operasi) mengalami penurunan yang signifikan
dari endometritis sebesar 1 dibandingkan dengan angka 5 pada wanita yang
menerima obat yang sama setelah penjepitan tali pusat (2) Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam tingkat infeksi luka pasca operasi dalam dua kelompok
perlakuan Secara keseluruhan tingkat infeksi pasca operasi keseluruhan
mengalami penurunan secara signifikan dari 115 menjadi 45 pada kelompok
pra operasi dibandingkan dengan kelompok sesudah penjepitan tali pusat Tidak
ada perbedaan dalam tingkat sepsis neonatorum neonatal yang masuk unit
perawatan intensif atau sepsis neonatorum karena organisme resisten meskipun
studi ini tidak dirancang dengan modalitas yang cukup untuk mengatasi
komplikasi sekunder
Sebuah uji coba secara acak membandingkan hasil ibu yang terinfeksi dan
luaran bayi pada wanita secara acak untuk menerima cefazolin 15 sampai 60
menit sebelum insisi dibandingkan dengan pemberian setelah penjepitan tali
pusat Tiga ratus lima puluh tujuh perempuan yang terdaftar Morbiditas infeksi
secara keseluruhan berkurang pada kelompok yang diberikan antibiotik sebelum
insisi (RR 04 95 CI 018-087) endometritis berkurang (RR 02 95 CI 015-
094) Tidak ada peningkatan sepsis neonatorum atau lama perawatan17 Sebuah
meta-analisis ini mendukung penggunaan antibiotik profilaksis sebelum insisi
seksio caesar untuk mencegah morbiditas infeksi total (RR 50 95 CI 033-078
P = 0002 ) Luaran neonatal tidak mendapatkan efek18 Antibiotik yang paling
banyak dipelajari untuk profilaksis bedah adalah sefalosporin Cefazolin adalah
generasi pertama cephalosporin dan merupakan Obat Kategori Kehamilan B Bila
diberikan secara intravena waktu paruhnya adalah 18 jam Ini menyediakan
cakupan yang baik untuk organisme gram positif dan gram negatif Dalam
pedoman US Centers for Disease Control dan Prevention 1999
direkomendasikan penggunaannya pada seksio sesarea7 Disarankan 1 sampai 2
gram harus diberikan secara intravena tidak lebih dari 30 menit sebelum kulit
7
dipotong Dosis tambahan dapat dipertimbangkan jika kehilangan darah melebihi
1500 mL atau 4 jam jika prosedur berlangsung lebih dari 4 jam (yaitu sampai 2
kali waktu paruh obat) 19
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian antibiotik
profilaksis sebelum operasi diberikan tampaknya tidak memiliki efek merusak
pada ibu atau neonatus Pemberian preoperatif secara signifikan mengurangi
endometritis dan morbiditas infeksi pada ibu dibandingkan dengan pemberian
antibiotik setelah klem tali pusat (8) Data ini menunjukkan bahwa antibiotik
profilaksis pra operasi untuk persalinan sesar tidak terkait dengan peningkatan
morbiditas infeksi neonatal atau adanya bakteri resisten terhadap antibiotik yang
menyebabkan sepsis neonatal Namun karena penelitian tersebut tidak
dimemadai untuk menganalisis hasil tersebut diperlukan evaluasi tambahan
The Committee on Obstetric Practice dari The American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan antibiotik profilaksis untuk
semua persalinan secara seksio sesarea kecuali pasien sudah menerima antibiotik
yang tepat (misalnya untuk korioamnionitis) dan profilaksis yang harus
diberikan dalam waktu 60 menit sebelum insisi Bila hal ini tidak mungkin
(misalnya pada kasus emergensi) profilaksis harus diberikan sesegera mungkin
Penelitian telah menunjukkan bahwa antibiotik spektrum yang lebih luas
yang diberikan pada operasi caesar mengurangi morbiditas infeksi Uji coba
keunggulan cefazolin belum dilakukan Mengingat potensi resistensi antibiotik
bagi ibu dan neonatus rekomendasi untuk penggunaan antibiotik spektrum yang
lebih luas membutuhkan studi lebih lanjut20
Ketuban Pecah Dini
Risiko utama ketuban pecah dini adalah infeksi intrauterin Risiko infeksi
intrauterine meningkat seiring dengan durasi KPD Beberpa penelitian
menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai
hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi
lain dari KPD Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan
disebut periode latent = LP = ldquolagrdquo period Makin muda umur kehamilan makin
memanjang LP-nya (13)
8
Bukti yang mendukung gagasan bahwa induksi persalinan sebagai kebalikan dari
manajemen ekspektasi mengurangi risiko korioamnionitis tanpa meningkatkan
tingkat persalinan secara seksio sesarea [4 5] Hannah et al mempelajari 5041
wanita dengan KPD yang secara acak dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin intravena atau prostaglandin E2 pervaginam dibandingkan manajemen
ekspektasi selama 4[6] Mereka menyimpulkan bahwa pada wanita dengan KPD
induksi persalinan dan manajemen ekspektasi memiliki tingkat yang sama dalam
hal kelahiran sesar dan infeksi neonatal Namun induksi dengan oksitosin
mengakibatkan penurunan risiko infeksi ibu (endometritis) bila dibandingkan
dengan managemen ekspektasi
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu Walaupun
antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga
pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan Waktu pemberian antibiotik
hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan
pertimbangan tujuan profilaksis lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah
terjadi proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam(12) Pemberian
antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam(38)
Persalinan Pervaginam Operatif
Sebuah studi oleh Cochrane 2004 menyelidiki penggunaan antibiotik
profilaksis untuk persalinan pervaginam operatif baik dengan forceps atau
vakum ekstraksi untuk menentukan apakah antibiotik profilaksis mengurangi
kejadian infeksi postpartum21 pada studi ini diidentifikasi hanya satu sidang dari
393 wanita dan hanya 2 dari 9 hasil yang dianggap tepat oleh pengulas yang
dinilai dalam penelitian ini endometritis dan lama perawatan di rumah sakit
Tidak didapatkan hasil yang berbeda antara mereka yang mendapatkan antibiotik
profilaksis dan mereka yang tidak mendapat pengobatan Kajian tersebut
menyimpulkan ada data tidak memadai yang menjadi dasar rekomendasi untuk
praktek dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan Tidak ada studi tambahan
menangani masalah ini yang telah diterbitkan sampai saat ini
Manual Plasenta
9
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
Dalam uji coba acak terkontrol tahun 2007 yang dirancang untuk menguji
tingkat morbiditas ibu yang terinfeksi setelah persalinan sesar 175 dan 182
wanita masing-masing menerima antibiotik sebelum operasi dan setelah
penjepitan tali pusat(2) Penelitian ini dilakukan baik pada ibu inpartu maupun
belum inpartu Pemberian cefazolin (1 g secara intravena) 15-60 menit sebelum
persalinan sesar (kelompok pra operasi) mengalami penurunan yang signifikan
dari endometritis sebesar 1 dibandingkan dengan angka 5 pada wanita yang
menerima obat yang sama setelah penjepitan tali pusat (2) Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam tingkat infeksi luka pasca operasi dalam dua kelompok
perlakuan Secara keseluruhan tingkat infeksi pasca operasi keseluruhan
mengalami penurunan secara signifikan dari 115 menjadi 45 pada kelompok
pra operasi dibandingkan dengan kelompok sesudah penjepitan tali pusat Tidak
ada perbedaan dalam tingkat sepsis neonatorum neonatal yang masuk unit
perawatan intensif atau sepsis neonatorum karena organisme resisten meskipun
studi ini tidak dirancang dengan modalitas yang cukup untuk mengatasi
komplikasi sekunder
Sebuah uji coba secara acak membandingkan hasil ibu yang terinfeksi dan
luaran bayi pada wanita secara acak untuk menerima cefazolin 15 sampai 60
menit sebelum insisi dibandingkan dengan pemberian setelah penjepitan tali
pusat Tiga ratus lima puluh tujuh perempuan yang terdaftar Morbiditas infeksi
secara keseluruhan berkurang pada kelompok yang diberikan antibiotik sebelum
insisi (RR 04 95 CI 018-087) endometritis berkurang (RR 02 95 CI 015-
094) Tidak ada peningkatan sepsis neonatorum atau lama perawatan17 Sebuah
meta-analisis ini mendukung penggunaan antibiotik profilaksis sebelum insisi
seksio caesar untuk mencegah morbiditas infeksi total (RR 50 95 CI 033-078
P = 0002 ) Luaran neonatal tidak mendapatkan efek18 Antibiotik yang paling
banyak dipelajari untuk profilaksis bedah adalah sefalosporin Cefazolin adalah
generasi pertama cephalosporin dan merupakan Obat Kategori Kehamilan B Bila
diberikan secara intravena waktu paruhnya adalah 18 jam Ini menyediakan
cakupan yang baik untuk organisme gram positif dan gram negatif Dalam
pedoman US Centers for Disease Control dan Prevention 1999
direkomendasikan penggunaannya pada seksio sesarea7 Disarankan 1 sampai 2
gram harus diberikan secara intravena tidak lebih dari 30 menit sebelum kulit
7
dipotong Dosis tambahan dapat dipertimbangkan jika kehilangan darah melebihi
1500 mL atau 4 jam jika prosedur berlangsung lebih dari 4 jam (yaitu sampai 2
kali waktu paruh obat) 19
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian antibiotik
profilaksis sebelum operasi diberikan tampaknya tidak memiliki efek merusak
pada ibu atau neonatus Pemberian preoperatif secara signifikan mengurangi
endometritis dan morbiditas infeksi pada ibu dibandingkan dengan pemberian
antibiotik setelah klem tali pusat (8) Data ini menunjukkan bahwa antibiotik
profilaksis pra operasi untuk persalinan sesar tidak terkait dengan peningkatan
morbiditas infeksi neonatal atau adanya bakteri resisten terhadap antibiotik yang
menyebabkan sepsis neonatal Namun karena penelitian tersebut tidak
dimemadai untuk menganalisis hasil tersebut diperlukan evaluasi tambahan
The Committee on Obstetric Practice dari The American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan antibiotik profilaksis untuk
semua persalinan secara seksio sesarea kecuali pasien sudah menerima antibiotik
yang tepat (misalnya untuk korioamnionitis) dan profilaksis yang harus
diberikan dalam waktu 60 menit sebelum insisi Bila hal ini tidak mungkin
(misalnya pada kasus emergensi) profilaksis harus diberikan sesegera mungkin
Penelitian telah menunjukkan bahwa antibiotik spektrum yang lebih luas
yang diberikan pada operasi caesar mengurangi morbiditas infeksi Uji coba
keunggulan cefazolin belum dilakukan Mengingat potensi resistensi antibiotik
bagi ibu dan neonatus rekomendasi untuk penggunaan antibiotik spektrum yang
lebih luas membutuhkan studi lebih lanjut20
Ketuban Pecah Dini
Risiko utama ketuban pecah dini adalah infeksi intrauterin Risiko infeksi
intrauterine meningkat seiring dengan durasi KPD Beberpa penelitian
menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai
hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi
lain dari KPD Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan
disebut periode latent = LP = ldquolagrdquo period Makin muda umur kehamilan makin
memanjang LP-nya (13)
8
Bukti yang mendukung gagasan bahwa induksi persalinan sebagai kebalikan dari
manajemen ekspektasi mengurangi risiko korioamnionitis tanpa meningkatkan
tingkat persalinan secara seksio sesarea [4 5] Hannah et al mempelajari 5041
wanita dengan KPD yang secara acak dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin intravena atau prostaglandin E2 pervaginam dibandingkan manajemen
ekspektasi selama 4[6] Mereka menyimpulkan bahwa pada wanita dengan KPD
induksi persalinan dan manajemen ekspektasi memiliki tingkat yang sama dalam
hal kelahiran sesar dan infeksi neonatal Namun induksi dengan oksitosin
mengakibatkan penurunan risiko infeksi ibu (endometritis) bila dibandingkan
dengan managemen ekspektasi
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu Walaupun
antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga
pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan Waktu pemberian antibiotik
hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan
pertimbangan tujuan profilaksis lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah
terjadi proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam(12) Pemberian
antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam(38)
Persalinan Pervaginam Operatif
Sebuah studi oleh Cochrane 2004 menyelidiki penggunaan antibiotik
profilaksis untuk persalinan pervaginam operatif baik dengan forceps atau
vakum ekstraksi untuk menentukan apakah antibiotik profilaksis mengurangi
kejadian infeksi postpartum21 pada studi ini diidentifikasi hanya satu sidang dari
393 wanita dan hanya 2 dari 9 hasil yang dianggap tepat oleh pengulas yang
dinilai dalam penelitian ini endometritis dan lama perawatan di rumah sakit
Tidak didapatkan hasil yang berbeda antara mereka yang mendapatkan antibiotik
profilaksis dan mereka yang tidak mendapat pengobatan Kajian tersebut
menyimpulkan ada data tidak memadai yang menjadi dasar rekomendasi untuk
praktek dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan Tidak ada studi tambahan
menangani masalah ini yang telah diterbitkan sampai saat ini
Manual Plasenta
9
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
dipotong Dosis tambahan dapat dipertimbangkan jika kehilangan darah melebihi
1500 mL atau 4 jam jika prosedur berlangsung lebih dari 4 jam (yaitu sampai 2
kali waktu paruh obat) 19
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian antibiotik
profilaksis sebelum operasi diberikan tampaknya tidak memiliki efek merusak
pada ibu atau neonatus Pemberian preoperatif secara signifikan mengurangi
endometritis dan morbiditas infeksi pada ibu dibandingkan dengan pemberian
antibiotik setelah klem tali pusat (8) Data ini menunjukkan bahwa antibiotik
profilaksis pra operasi untuk persalinan sesar tidak terkait dengan peningkatan
morbiditas infeksi neonatal atau adanya bakteri resisten terhadap antibiotik yang
menyebabkan sepsis neonatal Namun karena penelitian tersebut tidak
dimemadai untuk menganalisis hasil tersebut diperlukan evaluasi tambahan
The Committee on Obstetric Practice dari The American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan antibiotik profilaksis untuk
semua persalinan secara seksio sesarea kecuali pasien sudah menerima antibiotik
yang tepat (misalnya untuk korioamnionitis) dan profilaksis yang harus
diberikan dalam waktu 60 menit sebelum insisi Bila hal ini tidak mungkin
(misalnya pada kasus emergensi) profilaksis harus diberikan sesegera mungkin
Penelitian telah menunjukkan bahwa antibiotik spektrum yang lebih luas
yang diberikan pada operasi caesar mengurangi morbiditas infeksi Uji coba
keunggulan cefazolin belum dilakukan Mengingat potensi resistensi antibiotik
bagi ibu dan neonatus rekomendasi untuk penggunaan antibiotik spektrum yang
lebih luas membutuhkan studi lebih lanjut20
Ketuban Pecah Dini
Risiko utama ketuban pecah dini adalah infeksi intrauterin Risiko infeksi
intrauterine meningkat seiring dengan durasi KPD Beberpa penelitian
menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai
hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi
lain dari KPD Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan
disebut periode latent = LP = ldquolagrdquo period Makin muda umur kehamilan makin
memanjang LP-nya (13)
8
Bukti yang mendukung gagasan bahwa induksi persalinan sebagai kebalikan dari
manajemen ekspektasi mengurangi risiko korioamnionitis tanpa meningkatkan
tingkat persalinan secara seksio sesarea [4 5] Hannah et al mempelajari 5041
wanita dengan KPD yang secara acak dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin intravena atau prostaglandin E2 pervaginam dibandingkan manajemen
ekspektasi selama 4[6] Mereka menyimpulkan bahwa pada wanita dengan KPD
induksi persalinan dan manajemen ekspektasi memiliki tingkat yang sama dalam
hal kelahiran sesar dan infeksi neonatal Namun induksi dengan oksitosin
mengakibatkan penurunan risiko infeksi ibu (endometritis) bila dibandingkan
dengan managemen ekspektasi
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu Walaupun
antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga
pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan Waktu pemberian antibiotik
hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan
pertimbangan tujuan profilaksis lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah
terjadi proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam(12) Pemberian
antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam(38)
Persalinan Pervaginam Operatif
Sebuah studi oleh Cochrane 2004 menyelidiki penggunaan antibiotik
profilaksis untuk persalinan pervaginam operatif baik dengan forceps atau
vakum ekstraksi untuk menentukan apakah antibiotik profilaksis mengurangi
kejadian infeksi postpartum21 pada studi ini diidentifikasi hanya satu sidang dari
393 wanita dan hanya 2 dari 9 hasil yang dianggap tepat oleh pengulas yang
dinilai dalam penelitian ini endometritis dan lama perawatan di rumah sakit
Tidak didapatkan hasil yang berbeda antara mereka yang mendapatkan antibiotik
profilaksis dan mereka yang tidak mendapat pengobatan Kajian tersebut
menyimpulkan ada data tidak memadai yang menjadi dasar rekomendasi untuk
praktek dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan Tidak ada studi tambahan
menangani masalah ini yang telah diterbitkan sampai saat ini
Manual Plasenta
9
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
Bukti yang mendukung gagasan bahwa induksi persalinan sebagai kebalikan dari
manajemen ekspektasi mengurangi risiko korioamnionitis tanpa meningkatkan
tingkat persalinan secara seksio sesarea [4 5] Hannah et al mempelajari 5041
wanita dengan KPD yang secara acak dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin intravena atau prostaglandin E2 pervaginam dibandingkan manajemen
ekspektasi selama 4[6] Mereka menyimpulkan bahwa pada wanita dengan KPD
induksi persalinan dan manajemen ekspektasi memiliki tingkat yang sama dalam
hal kelahiran sesar dan infeksi neonatal Namun induksi dengan oksitosin
mengakibatkan penurunan risiko infeksi ibu (endometritis) bila dibandingkan
dengan managemen ekspektasi
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu Walaupun
antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan
terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga
pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan Waktu pemberian antibiotik
hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan
pertimbangan tujuan profilaksis lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah
terjadi proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam(12) Pemberian
antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam(38)
Persalinan Pervaginam Operatif
Sebuah studi oleh Cochrane 2004 menyelidiki penggunaan antibiotik
profilaksis untuk persalinan pervaginam operatif baik dengan forceps atau
vakum ekstraksi untuk menentukan apakah antibiotik profilaksis mengurangi
kejadian infeksi postpartum21 pada studi ini diidentifikasi hanya satu sidang dari
393 wanita dan hanya 2 dari 9 hasil yang dianggap tepat oleh pengulas yang
dinilai dalam penelitian ini endometritis dan lama perawatan di rumah sakit
Tidak didapatkan hasil yang berbeda antara mereka yang mendapatkan antibiotik
profilaksis dan mereka yang tidak mendapat pengobatan Kajian tersebut
menyimpulkan ada data tidak memadai yang menjadi dasar rekomendasi untuk
praktek dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan Tidak ada studi tambahan
menangani masalah ini yang telah diterbitkan sampai saat ini
Manual Plasenta
9
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
Informasi mengenai penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
terjadinya endometritis postpartum setelah tindakan manual plasenta masih
sangat terbatas Sebuah tinjauan Cochrane diperbarui pada bulan April 2009
tidak mengidentifikasi percobaan terkontrol secara acak mengenai hl tersebut22
WHO menyarankan profilaksis yang harus diberikan tetapi mengakui bahwa
tidak ada bukti langsung dari nilai profilaksis antibiotik setelah tindakan manual
plasenta dan dasar rekomendasi pada penelitian yang melibatkan operasi caesar
dan aborsi dan pengamatan dari manipulations intrauterin lainnya23
Pengaruh penggantian sarung tangan operator sebelum manual plasenta
pada operasi caesar dipelajari dalam sebuah studi yang melibatkan 228
perempuan dengan operator mengganti sarung tangan di setengah dari kasus
Tidak ada perbedaan dalam kejadian endometritis pasca-caesar yang tercatat
antara 2 kelompok24 Namun kejadian endometritis mengalami penurunan ketika
plasenta dilahirkan secara spontan bukannya secara manual pada operasi caesar
dalam studi dari 333 wanita yang semuanya menerima antibiotik profilaksis
(15 vs 26 RR 06 P = 001) 25
Laserasi Perineum Derajat Ketiga dan Keempat
Sebuah studi oleh Cochrane 2005 yang membahas tentang hal ini
menemukan tidak ada uji coba secara acak yang membandingkan efektifitas
pemberian antibiotik profilaksis dengan plasebo atau tanpa pengobatan pada
laserasi perineum derajat keempat setelah persalinan pervaginam Sebuah
percobaan yang acak dirancang dengan baik kemudian dilakukan oleh Duggal et
al dan diterbitkan pada tahun 200827 Ini merupakan percobaan prospektif yang
diikuti 107 wanita pasca repair laserasi perineum derajat ketiga atau keempat
selama 2 minggu para wanita telah secara acak ditugaskan untuk menerima dosis
tunggal intravena cefotetan cefoxitin atau plasebo Empat dari 49 (8) yang
menerima antibiotik dan 14 dari 58 (24) yang menerima plasebo mengakami
komplikasi luka perineum (P = 0037) Hal ini menunjukkan manfaat untuk
menggunakan antibiotik profilaksis untuk mengurangi morbiditas infeksi laserasi
perineum secara signifikan27
10
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11
Serklase Serviks Elektif dan Emergensi Dengan atau Tanpa Eksposure
Membran Amnion
Ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan antibiotik
profilaksis dengan penempatan serklase serviks dalam penggunaan klinis Satu
studi menyelidiki penggunaan terus menerus antibiotik dosis rendah pada wanita
dengan riwayat kehamilan abortus trimester kedua dengan penggunaan serklase
pada usia kehamilan 14 sampai 24 minggu berdasarkan temuan sonografi
transvaginal serviks terbuka Setiap dari 10 pasien mengalami kelahiran hidup
dan kehamilan diperpanjang rata-rata 134 plusmn 42 minggu dibanding kehamilan
sebelumnya Tidak ada kelompok kontrol28 Dalam sebuah penelitian retrospektif
116 kehamilan mid-trimester yang mendapatkan serklase penggunaan antibiotik
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko persalinan sebelum 28 minggu gestasi29
Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi peran antibiotik dalam
kehamilan berisiko tinggi
Dilatasi dan Kuretase Postpartum
Belum ada penelitian yang menyelidiki penggunaan antibiotik profilaksis
untuk dilatasi dan kuretase postpartum
REKOMENDASI BAGI ALERGI PENISILLIN DAN SEFALOSPORIN
Alergi penisilin dilaporkan sendiri hingga 10 pasien namun hanya 10
dari mereka yang benar-benar alergi ketika pengujian kulit dilakukan3133 Respon
anafilaksis terhadap penisilin jarang terjadi dalam 1 sampai 4 dari 10 000
pemberian34 Angka reaksi alergi terhadap sefalosporin pada mereka dengan
alergi penisilin terjadi pada 017 hingga 84 pasien353637 Sebuah alternatif
untuk sefalosporin harus diberikan hanya bagi individu dengan riwayat penisilin
anafilaksis (sesak napas atau bukti edema saluran napas lebih dari reaksi alergi
hanya ruam atau lainnya) atau alergi sefalosporin Antibiotik profilaksis alternatif
termasuk klindamisin 600 mg IV atau eritromisin 500 mg IV
11