Anti Sesat

download Anti Sesat

of 2

description

Anti Syiah

Transcript of Anti Sesat

  • Upaya Preventif Menanggulangi Aliran Sesat Dalam IslamOleh : Zulfan Syahansyah

    17-Des-2007, 03:09:58 WIB - [www.kabarindonesia.com]

    KabarIndonesia - Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 13/12/07, penulis mendapat undangan sebagai peserta seminarsehari bertajuk "Menegaskan Parameter Aliran Sesat Dalam Islam dan Implementasinya di Indonesia" yang diselenggarakan olehMajelis Ulama Indonesia (MUI) bekerjasama dengan Aswaja Centre UNISMA bertempat di kampus UNISMA.

    Hadir sebagai narasumber; selain KH. Abdussamad Buchari selaku ketua MUI Jawa Timur, juga KH. Miftahul Akhyar, Rais SyuriahNU wilayah Jawa Timur, serta Dwi Hartanta, SH, MH, pengkaji intelejen Kajati Jatim.Dari tajuk seminar yang dihadiri oleh parautusan oramas-ormas Islam dan beberapa pengasuh pondok pesantren se-Malang raya, "bidikan busur panah" yang menjadi sasarannampak jelas; mengajak semua pihak bersama-sama menangkal gejala semakin menjamurnya aliran sempalan dalam memahamiIslam, seperti harapan KH. Abdussamad ketika memaparkan makalahnya yang berjudul "Parameter yang Digunakan MUI UntukMenetapkan Aliran Sesat Dalam Islam di Indonesia".

    Dari ketiga pemakalah, bahasan yang dikemukakan seluruhnya mengarah pada bahayanya dampak yang timbul dari aliran sesat danmenyesatkan. Sangat minim sekali -untuk tidak mengatakan tidak ada- penjelasan tentang apa yang melatarbelakangi timbulnyapemahaman sempalan tersebut. Penjelasan juga mengarah pada kemungkinan adanya faktor eksternal yang melandasi kesesatanpemikiran dalam Islam.

    Adalah layak kalau kita harus selalu waspada dengan kemungkinan tersebut, tetapi mengarahkan bidikan semata-mata pada faktoreksternal yang belum sepenuhnya terbukti seperti, tak ubahnya menyuruh umat untuk selalu berprasangka buruk dan tidak kritis.

    Padahal, di luar persoalan itu, patut pula direnungkan apa yang melatar belakangi lahirnya aliran-aliran sempalan tersebut. Hal inidapat menjadi masukan dalam upaya prefentif. Karena menurut hemat penulis, sepatutnya MUI dan semua elit agama Islammenyadari bahwa para pengikut aliran sesat sedang mariid, bukan maraad.

    Mereka harus kita lihat sedang sakit, karenanya harus kita upayakan semaksimal mungkin mengobati. Jangan malah sebaliknya, kitamemandang mereka sebagai penyakit yang harus dijauhi dan diberantas.Dalam banyak kesempatan saat pemaparan, KH.Abdussamad juga banyak menjelaskan pemahaman kelompok Islam progresif yang -masih menurutnya- sangat meresahkan umat,seperti JIL.

    Bahkan, ketua MUI Jatim ini juga sempat menyebutkan nama-nama mereka. Ada Moh. Guntur Ramli, Pradana Boy ZTF, Ulil AbsharAbdallah, dan masih banyak yang lainnya. Saat tiba waktu dialog interaktif, banyak sekali peserta yang mengacungkan tangan untukmendapatkan kesempatan berbicara.

    Namun karena keterbatasan waktu, banyak peserta yang tidak kebagian mengungkapkan unek-unek-nya, termasuk juga penulis. Dariempat penanya yang mendapat kesempatan, rata-rata menuntut ketegasan MUI sebagai pihak yang "berkompeten" bersikap tegasbukan hanya kepada kelompok Islam progresif, tapi "ketegasan" berimbang juga diharapkan dalam menyikapi kelompok Islamberaliran keras yang jika dibiarkan, juga "membahaykan" ukhuah umat, karena mereka cenderung gampang menkafirkan sesamamuslim.

    Dampak "kerasnya" kelompok ini sangat terasa. Bahkan, penulis sendiri merasakan rembesannya. Suatu ketika, penulis hendakterbang dari bandara Ngurah Rai, Bali menuju Jakarta, bersama rekan yang pada waktu itu berpenampilan layaknya preman; celanajean, berjaket kulit, bertopi dan tak ketinggalan menggunakan kacamata hitam gelap. Sedangkan penulis; berbaju koko, bercelanasopan, berkopyah haji, persis seperti penampilan dai kondang ustadz Jefri Bukhari.

    Satu lagi, saat itu penulis belum sempat mencukur sedikit jenggot "tahunan" yang sengaja dipelihara setiap kali menjadi mutawwif(pembimbing) jama'ah haji Indonesia yang sejak tahun 2000 penulis lakoni. Masalahnya kemudian, ketika hendak memasuki ruangtunggu, seperti penumpang lainnya, kita berdua harus melewati ruang pemeriksaan. Karena ada di belakang rekan, penulismenyaksikan saat petugas bandara memeriksa tubuhnya dengan detektor.

    Sangat singkat, cuma sekali pemeriksaan, selanjutnya dipersilahkan berlalu. Tapi, tidak demikian halnya proses pemeriksaan penulis,tubuh penulis dibolak-balik berulang-ulang, dan petugas menditeksi dari atas sampai bagian bawah tubuh, lebih dari lima kali.

    Setelah dipersilahkan lewat, rekan penulis berbisik sambil tersenyum dan berkata: "saat ini, dunia sudah berbalik! Berpenampilanpreman lebih aman dari intaian petugas daripada penampilanmu saat ini." Sambil tersenyum, penulis mengambil barang dan kitapunberlalu menuju ruang tunggu.

    Sampai disini penulis berkesimpulan, betapa Islam sebagai agama rahmatan lil'alamin, memang masih harus dibuktikan oleh kaummuslimin. Saat ini, pemahaman sekelompok muslim justru melahirkan image negative di kalangan non-muslim atau dan pemerintah,walaupun sebagai indifidu beragama Islam.

    Karenanya, sekali lagi, MUI sebagai pihak yang "berkompeten" dituntut bersikap adil dalam menanggulangi fenomena maraknyaaliran sesat. Karena bisa jadi, munculnya aliran-aliran sempalan sebagai dampak "protes" dari mereka yang menolak maraknyapemikiran Islam garis keras. Mungkin, Ulil Abshar Abdallah cs, membentuk komunitas JIL karena "gerah" menyaksikan praktekkeberagamaan kelompok Islam ekstrem.

    Kita juga tidak bisa menutup kemungkinan; lahirnya al-Qiyadah al-Islamiyah, atau bahkan Lia Eden dengan komunitas alirannya,

    Upaya Preventif Menanggulangi Aliran Sesat Dalam Islam | HOKI | Haria... http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20071216161800

    1 of 2 20/04/2010 8:25

  • sebagai reaksi protes "keras"nya "Islam mereka".

    Memahami kenyataan ini, sebagai badan otonom yang "dekat" dengan penguasa, MUI dituntut untuk juga melakukan upaya prefentifmenanggulangi merebaknya pemahaman sesat dan menyesatkan. Inilah usulan sekaligus harapan penulis kepada MUI yang tidaksempat diutarakan ketika pelaksanaan seminar kemarin, karena terbatasnya waktu yang tersedia. Karena menurut penulis, maslah inisangat krusial dan perlu penanganan se-segera mungkin.

    Semoga MUI bisa diharapkan. Berlaku tegas dan berimbang menyikapi dua pemahaman Islam yang sedang sama-sama ingin"berunjuk gigi" Wallahu a'lam bis shawaab. *Penulis juga penggagas sekaligus koordinator Komunitas Muslam Bersatu (KMB)

    Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/Alamat ratron (surat elektronik): [email protected] besar hari ini...!!! Kunjungi segera:www.kabarindonesia.com

    Upaya Preventif Menanggulangi Aliran Sesat Dalam Islam | HOKI | Haria... http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20071216161800

    2 of 2 20/04/2010 8:25