Antenatal Care

34
MAKALAH Antenatal Care (ANC)” D I S U S U N OLEH : EMMA RUSPANAH, AMd. Keb.

description

mnbk

Transcript of Antenatal Care

MAKALAH Antenatal Care (ANC)

D I S U S U N OLEH :

EMMA RUSPANAH, AMd. Keb.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul Antenatal Care (ANC)dengan baik.Kami menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis persembahkan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Makassar, Mei 2015

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Tujuan antenatal yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal. Bidan telah diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan mempunyai perilaku-perilaku profesional antara lain : 1. Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal. 2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya. 3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir. 4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan dan strategis dan pengendalian infeksi. 5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan. 6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak. 7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri. 8. Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi. 9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga. 10. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Secara umum pengertian antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan.4,5 Secara khusus, pengertian antenatal caredapat dibedakan menjadiantenatal care dalam arti luas dan antenatal dalam arti sempit.6Antenatal dalam arti yang sempit meliputi:6 Pengawasan ibu hamil. Pertolongan persalinan adekuat. Mempersiapkan pemeliharaan bayi. Mempersiapkan pemberian laktasi.Antenatal dalam arti yang luas meliputi:5,6 Mempersiapkan remaja untuk menjadi calon orang tua yang efektif. Meningkatkan pengertian bahwa keluarga sebagai masyarakat. Meningkatkan pengertian hubungan seksual yang sehat. Meningkatkan pengertian merencanakan keluarga dan keluarga berencana untuk meningkatkan kesejahteraan umum keluarga. Menghindari PID dari infertilitas. Menegakkan secara dini berbagai penyulit hamil atau penyakit yang menyertai kehamilan. Menetapkan kehamilan dengan risiko rendah, meragukan atau kehamilan dengan risiko tinggi. Menghilangkan faktor-faktor sosial dari masyarakat yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi.

2.2. Tujuan Antenatal CareAntenatal care berperan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal.Tujuan antenatal care ini adalah untuk mengetahui data kesehatan ibu hamil dan perkembangan bayi intrauterin sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai dalam menghadapi persalinan, puerperium, dan laktasi, serta mempunyai pengetahuan yang cukup untuk pemeliharaan bayinya. Evaluasi keadaan dan kemajuan dalam inpartu menggunakan evaluasi menurut Friedmann dan / atau Partogram menurut WHO sehingga pada saat mencapai garis waspada, penderita sudah dapat direferal ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang cukup untuk melakukan pertolongan sehingga Well Born Baby (WBB) dan Well Health Mother (WHM) dapat tercapai.7Mufdlilah(2009b) menyatakan bahwa tujuan pelayanan antenatal antara lain :81. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.2. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial

2.3. Kesehatan Umum Kehamilan2.3.1. Diet Saat Hamil dan Laktasi5Tujuan penataan diet ibu hamil dan laktasi:a. Meningkatkan tumbuh-kembang janin dalam rahim.b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan menjelang persalinan.c. Meningkatkan kemampuan penyembuhan trauma persalinan.d. Persiapan memberi laktasi.Konsep diet empat sehat lima sempurna untuk menambah protein dan mineral. Suplemen diet yang diberikan adalah vitamin khusus.

2.3.2. Perawatan Fisik Ibu Hamil5a. Perawatan ibu hamil sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan umum dan terhindar dari infeksi atau sumber infeksi.b. Kesehatan gigi. Hyperemesis gravidarum menyebabkan gangguan gigi dalam bentuk gingivitis dan pembengkakan gusi (evulis).c. Kesehatan organ perkemihan. Banyak minum (1,5-2 liter per hari) dan tidak menahan berkemih.d. Persiapan dan kesehatan puting susu. Pemelihaaan puting susu sejak dini dengan menariknya keluar sehingga lebih menonjol dan melemaskan puting susu dengan minyak.e. Pakaian ibu hamil. Pakaian tidak boleh yang ketat sehingga mengganggu peredaran darah. Pakaian harus longgar dan terbuat dari katun sehingga menyerap keringat. Ibu juga harus sering mengganti pakaian, terutama pakaian dalam.f. Istirahat. Istirahat terutama dilakukan pada satu bulan sebelum dan dua bulan setelah persalinan. Saat hamil tua, lebih baik istirahat tirah baring sehingga gangguan aliran darah tidak terlalu banyak.g. Hubungan seksual. Masih dipernolehkan sampai satu bulan sebelum persalinan. Bla dijumpai riwayat obstetri yang kurang baik, hubungan seksual harus dikurangi terutama trimester pertama. Perhatikan teknik hubungan seksual untuk menyesuaikan kondisi saat hamil besar. h. Defekasi. Sebaiknya teratur sehingga tidak menimbulkan gangguan. Bila defekasi sulit, perlu diperhatikan makanan yang lebih banyak mengandung serat, seperti buah dan sayur. i. Imunisasi. Dianjurkan vaksin toksoid tetanus dua kali selama hamil.

2.3.3. Masalah Psikosomatik dan Psikoprofilaksis dalam Obstetri5Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain hubungan kejiwaan, kehamilan yang diinginkan atau tidak diinginkan, atau perasaan takut menghadapi kehamilan dan persalinan. Dalam mengatasi rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, dapat dilakukan:a. Pendekatan yang manis dan harmonis dari dokter, bidan dan tenaga lain.b. Memperlihatkan tempat bersalin sehingga mulai beradaptasi.c. Melakukan latihan (senam kesegaran hamil dan latihan pernapasan untuk mengejan).d. Memperbaiki cerita yang salah tentang hamil serta bersalin, dan bila menghadapi masalah, mengemukakannya kepada dokter.

2.3.4. Pemeriksaan Fisik Kehamilan5Pemeriksaan fisik kehamilan meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu hamil.a. Anamnesis kehamilan, untuk mendapatkan gambaran khusus tentang data-data pasien sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang risikonya.b. Pemeriksaan fisik ibu hamil yang meliputi: Pengukuran tinggi ibu hamil. Apabila tinggi badan 4 Pernah abortus Pernah mengalami persalinan dengan tindakan (forseps, vakumekstraksi dan bedah sesar) Status bayi yang dilahirkan : lahir mati, bayi besar, BBLR dan prematur Riwayat kehamilan gandaKeadaan- keadaan tersebut diatas merupakan faktor resiko untuk kehamilan sekarang.

B. Pemeriksaan9Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan diagnostic penunjang.Pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari anamnesis.a. Pemeriksaan Fisik DiagnostikHal-hal yang diperiksa adalah: Barat badan, lingkar lengan atas (LLA) dan tinggi badan Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh Adanya cacat tubuhb. Pemeriksaan ObstetrikPemeriksaan obstetrik meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaanpanggul dalam (pelvimetri) 1. Pemeriksaan luarPemeriksaan luar dilakukan dengan perabaan perut (cara Leopold I sampai IV) yang bertujuan untuk memperkirakan: Umur kehamilan Taksiran berat janin terhadap umur kehamilan Letak janin Turunnya bagian terendah janin Detak jantung janin2. Pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri)Biasanya dilakukan sekali dalam kehamilan untuk mengetahuipanggul sempit, pintu atas panggul, pintu bawah panggul dankelainan bentuk panggul.Biasanya dilakukan pada kehamilan 8bulan atau lebih.c. Pemeriksaan Diagnostik PenunjangPemeriksaan Diagnostik yang penting adalah: Pemeriksaan Hb : untuk menentukan kadar hemoglobin dan derajat anemia (bila ada) Pemeriksaan urin : untuk mengetahui adanya protein dan gula dalam urine Lain-lain bila diperlukan

C. Diagnosis9Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan diagnostik penunjang seperti diuraikan diatas.Diagnosis dituliskan secara singkat.

2.3.6.2. Intervensi dalam Pelayanan Antenatal9Intervensi dalam pelayanan antenatal adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosis kehamilan.A. Intervensi Dasar9Intervensi dasar adalah perlakuan yang diberikan kepada semua ibu hamil yang mendapat pemeriksaan kehamilan, yaitu meliputi pemberian tetanus toksoid, tablet zat besi, vitamin dan mineral, serta penyuluhan terarah.

B. Intervensi Khusus9Intervensi khusus adalah perlakuan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan.Perlakuan tersebut meliputi tindakan pemantauan ketat atau intensif, pemberian obat, bila perlu dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih lengkap.

1) Faktor resikoFaktor resiko adalah keadaan yang tidak secara langsung mengancam jiwa akan tetapi memperburuk keadaan kesehatan ibu. Faktor resiko pada ibu hamil meliputi: Umur : terlalu muda yaitu < 20 tahun dan terlalu tua yaitu > 35 tahun Paritas : paritas 0 dan paritas > 4 Interval : jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun Tinggi badan : < 145 cm Lingkar lengan atas: < 23,5 cm Kelainan bentuk tubuh : kelainan tulang belakang dan kelainan pada panggul2) Komplikasi Kehamilana) Komplikasi obstetrik langsung Pendarahan Preeklampsia/eklampsia Kelainan letak janin Anak besar, hidramnion dan kehamilan kembar Ketuban pecah dinib) Komplikasi obstetrik tidak langsung Penyakit jantung Hepatitis Tuberkulosa Anemia Malaria Diabetes Mellitus3) Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetrikCedera akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakarandan lain-lain)

C. Penyuluhan Bagi Ibu Hamil9Penyuluhan bagi ibu hamil sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan mengenai kehamilan, perubahan yang berkaitan dengan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diawasi.

2.4. Pemeriksaan Kebidanan pada Antenatal Care112.4.1.Inspeksi11Dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma gravidarum pada muka / wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema.Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.11

2.4.2. Palpasi11 Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold, yakni :a. Leopold ILeopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada di fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan ,menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam fundus/ bila kepala sifatnya keras, bundar dan melenting.

Gambar 1. Leopold Ib. Leopold IILeopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak.Caranya: Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakan bagian terkecil bayi

Gambar 2. Leopold II

c. Leopold IIILeopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.Caranya:Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.

Gambar 3. Leopold III

d. Leopold IVLeopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul.Caranya: Letakkan kedua tangan disis bawah uterus lalu tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk .

Gambar 4. Leopold IVPemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas.

2.4.3. Auskultasi11Dilakukan umumnya dengan stetoskop manoaural untuk mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak, bisisng rahim, bunyi aorta, serta bising usus.Bunyi jantung anak dapat didengar pada akhir bulan ke -5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke 3.bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan kanan dibawah tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksi dan bila sepihak maka defleksi.Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali permenit.Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh.Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit. Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin .selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN Untuk membantu seorang ibu melalui kehamilan dan persalinan yang sehat, bidan harus : 1. Menbantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi. 2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetri 3. Memelihara peningkatan fisik, mental dan sosial ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen immunisasi 4. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusuai, melalui masa nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologi dan sosial.

B. SARAN Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

1. ManuabaIBG.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.2. ManuabaIAC, dkk.2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.3. ManuabaIBG.1995. Penuntun Diskusi Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.4. ManuabaIBG.2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: EGC.5. Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.Jogjakarta : Nuha Medika6. Anonim. 2010. Tinjauan Pustaka Pelayanan Dasar Antenatal Care. Universitas Pembangunan Nasional. Diunduh dari http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311021/BAB%20II.pdf, pada tanggal 22 Mei 2015.7. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo.8. Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

1