ANNUAL REPORT Atlas 2011_Final.pdf · 2013. 11. 4. · 12 CV DEWAN KOMISARIS Board Of Commissioners...

262
PT ATLAS RESOURCES Tbk. ANNUAL REPORT SUSTAINABLE GROWTH

Transcript of ANNUAL REPORT Atlas 2011_Final.pdf · 2013. 11. 4. · 12 CV DEWAN KOMISARIS Board Of Commissioners...

  • PT

    AT

    LA

    S R

    ES

    OU

    RC

    ES

    Tb

    k.

    ANNUAL REPORT

    SUSTAINABLE GROWTH

  • DAFTAR ISI Contents

    SCALE 1: 24.000

    0.5 0 1 2

    01 VISI, MISI, DAN NILAI UTAMA

    Vision, Mission & Values

    02 TENTANG ATLAS RESOURCES

    History & Key Milestone

    04 SEJARAH PERUSAHAAN

    Company History

    06 IKHTISAR KEUANGAN

    Financial Highlights

    08 LAPORAN DEWAN KOMISARIS

    Commissioner’s Report

    12 CV DEWAN KOMISARIS

    Board Of Commissioners CV’s

    14 LAPORAN DIREKSI

    Director’s Report

    28 CV DIREKSI

    Board Of Directors CV’s

    30 ASET DAN OPERASI

    Assets & Operations

    MAP 1 - BERAU HUB

    MAP 2 - KUBAR HUB

    MAP 3 - MUBA HUB

    MAP 4 - OKU HUB

    MAP 5 - PAPUA HUB

    42 TINGKAT PERMINTAAN BATUBARA

    DAN HARGA BATUBARA Coal Demand and Coal Prices

    47 PENGEMBANGAN ASET Asset Development

    53 PEMASARAN DAN PENJUALAN Marketing and Sales

    58 SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources

    60 TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance

    68 STRUKTUR ORGANISASI

    Organization structure

    70 TANGGUNG JAWAB SOSIAL

    PERUSAHAAN

    Corporate & Social Responsibility

    72 ANAK PERUSAHAAN

    Subsidiaries

    74 ANALISA DAN PEMBAHASAN

    OLEH MANAJEMEN

    Management Discussion & Analysis

    114 RINCIAN REALISASI

    PENGGUNAAN DANA HASIL

    PENAWARAN UMUM

    Use of IPO Proceeds

    115 INFORMASI PERUSAHAAN Corporate Information

    116 IKHTISAR SAHAM Share Highlights

    117 PERDAGANGAN SAHAM Share Trading

    LAPORAN AUDIT Audit Report

  • VISIONTo be a premier coal producer through entrepreneurship.

    MISSION :

    CORE VALUES:

    VISI Menjadi produsen batubara terkemuka melalui jiwa kewirausahaan

    MISi :Membangun organisasi cerdas

    Menghasilkan pendapatan premium bagi

    pemegang saham

    Melakukan kemitraan bisnis dengan integritas

    Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal

    Menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat

    Menjadi proaktif dalam melestarikan lingkungan hidup

    Mengelola keanekaragaman proyek dan kelestarian

    sumber daya

    Menjadi Pribadi yang tangguh

    Nil ai Utama :

    11

  • January 2007Atlas didirikan dengan nama PT Energi Kaltim Persada

    Atlas established under the nameof PT. Energi Kaltim Persada

    2007Berau Bara Energi, Kalbara Energi Pratama dan Papua Inti Energi diakusisi

    Berau Bara Energi, Kalbara Energi Pratama and Papua Inti Energi acquired

    2008Gorby Energy, Gorby Global Energi, Gorby Putra Utama, dan Citra Global Artha diakuisisi

    Gorby Energy, Gorby Global Energi, Gorby Putra Utama, and Citra Global Artha acquired

    ’06 ’07 ’08 ’09

    July 2008Berau Bara Energi mulai berproduksi dengan target desain kapasitas produksi awal sebesar 1,00 juta MT per tahun

    Berau Bara Energi started production with initial target design production capacity of 1.00 million MT per year

    Penghargaan Kecelakaan Nihil 2012Zero Accident Award 2012

    penghargaanAward

    tentang atlas resources

    H I S T O R Y & K E Y M I L E S T O N E

    2

  • February 2011Hanson Energy Martapura mulai produksi awal

    Hanson Energy Martapura commenced trial production

    March 2011Menyelesaikan akuisisi Optima Coal dan Optima Persada Energi, yang memiliki 6 wilayah pertambangan

    Completed acquisition of Optima Coal and Optima Persada Energi, which holds 6 concession areas

    November 20111. Atlas tercatat di BEI melalui Penawaran Umum

    650.000.000 saham dengan harga Rp1.500 per saham

    2. Noble melaksanakan hak opsi untuk membeli saham Atlas dan menandatangani perjanjian agen pemasaran yang baru dan kontrak pasokan batubara

    1. Atlas listed in IDX through Public Offering of 650,000,000 shares at IDR1,500 per share

    2. Noble exercised options to acquire Atlas shares and enter into new marketing agency agreements and coal supply contracts

    August 2010Diva Kencana Borneo mulai berproduksi komersial. Atlas menandatangani perjanjian pemasaran & perjanjian pasokan batubara dengan Noble

    Diva Kencana Borneo commenced commercial production. Atlas entered into marketing agreement & coal supply agreement with Noble

    ’10 2011

    Our core strategy has committed us to

    diversifying into a broad-based geographic

    footprint with a varied product mix, including

    higher value coals. This approach has

    been clearly implemented through our early

    development projects.

    Strategi utama kami telah membuat kami

    bervariasi, termasuk batubara yang bernilai lebih tinggi.Pendekatan ini telah dijalankan melaluipengembangan proyek awal kami.

    April 2011Tercapainya target desain kapasitas produksi sebesar 2,38 MT per tahun. Produksi batubara metalurgi dimulai di Diva Kencana Borneo

    Achieved annual target design production capacity of 2.38 MT per year. Production of metallurgical coal commenced at Diva Kencana Borneo

    December 20111. Gorby Putra Utama mulai produksi awal

    2. Meningkatkan kepemilikan menjadi pemegang saham mayoritas Karya Borneo Agung dan Bara Karya Agung

    1. Gorby Putra Utama commenced trial production

    2. Increased ownership to become the majority owner of Karya Borneo Agung and Bara Karya Agung

    3

  • EVOLUsi ATLAS RESOURCES

    PT Atlas Resources Tbk. didirikan pada tahun 2007 dengan tujuan untuk menjadi

    produsen batubara terkemuka Indonesia dengan strategi pertumbuhan aset yang

    pesat melalui akuisisi, eksplorasi dan pengembangan, dengan fokus awal pada wilayah

    pertambangan batubara regional berskala kecil.

    S E J A R A H P E R U S A H A A N

    COMPANY HISTORY

    EVOLUTION OF ATLAS RESOURCES

    setiap tingkatan dari organisasi kami, disamping itu kami

    membina hubungan yang kuat dengan masyarakat sekitar lokasi

    “Atlas has sought to nurture an

    entrepreneurial culture that prizes

    agility, creativity and integrity at

    each level of our organization, while

    fostering strong relationships within

    the communities in which we operate”

    PT Atlas Resources Tbk. began in

    2007 with the aim of becoming a

    premier Indonesian coal producer

    through a strategy of rapid asset

    growth via acquisition, exploration and

    development, with an initial focus on

    smaller-scale regional coal concessions.

    This model has been extensively refined

    in subsequent years, and Atlas has now

    established a proven track record in

    the development of coal assets, with a

    portfolio of concession areas that has

    expanded from 3 to 16, with an aggregate

    of more than 190,000 hectares, across

    multiple sites with distinct geology,

    diverse geography and disparate

    markets.

    Our exploration and project development

    team, headed by our Vice President

    Director and Asset Development Director,

    has deep experience in moving from a

    coal concession on paper to an operating

    asset, having previously built a series

    of successful mining businesses in

    Indonesia. Many of our experienced

    geologists, project development experts

    and other personnel have been working

    together as a team for over 15 years, and

    have significant background in exploring,

    acquiring and bringing green–field

    mining concessions into commercial

    production.

    With a history of quickly identifying early

    4

  • Pola ini akan terus dikembangkan di

    tahun-tahun berikutnya, dan Atlas kini

    memiliki rekam jejak yang telah terbukti

    dalam pengembangan aset tambang

    batubara, dengan portofolio areal

    konsesi yang telah berkembang dari 3

    menjadi 16, dengan keseluruhan lebih

    dari 190.000 hektar, meliputi beragam

    lokasi tambang dengan keragaman

    geologis dan pasar yang berbeda-

    beda.

    Tim eksplorasi dan pengembangan

    proyek kami dipimpin oleh Wakil

    Presiden Direktur dan Direktur

    Pengembangan Aset, memiliki

    pengalaman mendalam dalam

    mengubah wilayah pertambangan

    batubara di atas kertas hingga menjadi

    aset yang beroperasi, sebelumnya

    sukses membangun beberapa proyek

    pertambangan di Indonesia. Banyak

    ahli geologi dan tenaga ahli kami

    yang berpengalaman telah bekerja

    sama sebagai tim selama lebih dari

    15 tahun, dan memiliki latar belakang

    yang luas di bidang eksplorasi, untuk

    mendapatkan serta mengubah wilayah

    pertambangan yang masih hijau ke

    tahap produksi komersial.

    secara cepat aset yang masih dalam

    tahap awal dengan harga yang menarik

    dan kemudian mengembangkan aset

    selanjutnya, Atlas telah berkembang

    dengan pesat melalui akuisisi dan saat

    ini dianggap sebagai mitra yang sangat

    diakui oleh para pemilik tambang yang

    bermaksud untuk membuat kegiatan

    usaha mereka menjadi komersial.

    Strategi inti kami telah membuat kami

    dengan produk yang bervariasi,

    termasuk batubara yang bernilai lebih

    tinggi.

    Pendekatan ini telah dijalankan melalui

    pengembangan proyek awal kami,

    meliputi Berau Bara Energi (BBE)

    di hub Berau, yang memproduksi

    batubara termal utama, Diva Kencana

    Borneo (DKB) di hub Kubar, yang

    menghasilkan nilai batubara termal

    yang lebih tinggi setara batubara

    metalurgi, dan dengan akusisi Hanson

    Energy, kami memproduksi batubara

    uap (steam coal) dan sekarang menjadi

    pusat dari hub Oku kami. Tekad kami

    untuk mendapatkan akses ke dan

    selanjutnya mengembangkan sumber

    daya yang lebih besar mendorong kami

    untuk mengakuisisi Gorby Putra Utama,

    Gorby Energy dan Gorby Global

    Energi - sekarang dikenal sebagai

    proyek Muba, yang memiliki prospek

    cadangan sumber daya batubara yang

    jauh lebih besar.

    Melalui pengembangan usaha yang

    cepat ini, Atlas berupaya untuk

    membangun budaya kewirausahaan

    yang menghargai kesigapan, kreativitas

    dan integritas pada setiap tingkatan

    dari organisasi kami, sementara kami

    membina hubungan yang kuat dengan

    masyarakat sekitar lokasi operasi

    kami termasuk mitra usaha lokal dan

    internasional.

    Perkembangan usaha kami sejak

    2007 ditandai dengan kesigapan,

    ketahanan dan reaksi perusahaan

    ketika menghadapi situasi yang sulit.

    Sasaran kami secara eksplisit adalah

    untuk menjadi perusahaan yang siap

    menahan guncangan yang tak terduga

    yang timbul dari siklus alami harga

    batubara, pergeseran permintaan

    batubara yang sudah diantisipasi yang

    didorong oleh teknologi dan pasar

    yang baru, serta berbagai situasi unik

    yang ada pada setiap kegiatan usaha

    kami.

    stage assets at attractive valuations and

    subsequent asset development, Atlas

    has grown rapidly through acquisition

    and is now a highly regarded partner for

    mine owners seeking to commercialize

    their operations. Our core strategy has

    committed us to diversifying into a broad-

    based geographic footprint with a varied

    product mix, including higher value coals.

    This approach has been clearly

    implemented through our early

    development projects, including the

    Berau Bara Energi (BBE) site in our

    Berau hub, which produces mainstream

    thermal coal, the Diva Kencana Borneo

    (DKB) site in our Kubar hub, which

    produces higher value thermal as well as

    metallurgical coal, and by our purchase

    of Hanson Energy, producing steam

    coal and now the core of our Oku hub.

    Our determination to gain access to

    and subsequently develop larger-scale

    resources prompted our purchase of

    Gorby Putra Utama, Gorby Energy, and

    Gorby Global Energi – now known as the

    Muba project, which brought with them

    a much broader prospective base of

    resources.

    Throughout this rapid expansion, Atlas

    has sought to nurture an entrepreneurial

    culture that prizes agility, creativity and

    integrity at each level of our organization,

    while fostering strong relationships within

    the communities in which we operate as

    well as with our local and international

    business partners.

    Our development since 2007 has been

    characterized by the firm’s agility,

    resilience and response to difficult

    circumstances. Our aim has explicitly

    been to build a company that is readily

    prepared to withstand the inevitable

    shocks arising from the cyclical nature

    of coal pricing, the anticipated shifts in

    coal demand driven by new technologies

    and new markets, and the range of

    unique circumstances facing each of our

    operations.

    5

  • Sejarah pertumbuhanI K H T I S A R K E U A N G A N Financial Highlights

    A History of Growth

    31 Desember / December 2011,2010, 2009 & 2008

    (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In million of Rupiah, unless otherwise stated)

    2011 2010 2009 2008

    Pendapatan usaha Revenue

    799.315 593.218 387.172 141.146

    Laba BrutoGross profit

    212.169 81.674 72.524 50.403

    Laba (rugi) usahaOperating income (loss)

    103.276 26.376 (1.589) 14.136

    Laba (rugi) bersihNet profit (loss)

    26.920 13.320 10.487 (4.317)

    Jumlah saham beredar (ribuan lembar) Outstanding shares (thousand shares)

    3.000.000 200 *) 20 0,60

    Laba (rugi) bersih per saham (Rupiah penuh)Net profit (loss) per share (full Rupiah amount)

    17 22 107 (127)

    Modal kerja bersihNet working capital

    240.862 (161.423) (28.425) 8.324

    Jumlah asetTotal assets

    2.301.384 540.070 297.713 176.752

    Investasi pada Perusahaan AsosiasiTotal investment in Associate Company

    - - - -

    Jumlah liabilitasTotal liabilities

    911.451 320.152 271.115 166.268

    Jumlah ekuitasTotal equity

    1.389.933 219.918 26.598 10.484

    Tingkat pengembalian atas asetReturn on total assets

    3,44% 4,56% 9,35% 0,73%

    Tingkat pengembalian atas ekuitasReturn on equity

    5,69% 11,20% 104,61% 12,38%

    Rasio lancarCurrent ratio

    152,57% 45,17% 82,45% 118,14%

    Rasio utang terhadap ekuitasDebt to equity ratio

    43,58% 57,14% 336,91% 532,63%

    Ratio utang terhadap asetDebt to asset ratio

    26,15% 23,27% 30,10% 31,59%

    *) Penerbitan saham baru Issuance of new shares

    6

  • 799.315

    Revenue in 2011

    102,1%

    5.000

    0

    (5.000)

    10.000

    15.000

    20.000

    25.000

    30.000

    2008 2009 2010 2011

    7

  • To Our Shareholders and Stakeholders...

    L A P O R A N P R E S I D E N K O M I S A R I S

    Jay OentoroPresiden Komisaris

    2011 adalah tahun transformasi bagi Atlas

    Resources dalam banyak dimensi. Dewan

    Direksi kembali berhasil menjalankan strategi

    yang unik dalam bidang usaha batubara di

    Indonesia dengan berfokus pada akuisisi dan

    pengembangan aset pelengkap, didukung

    oleh kemampuan eksplorasi yang kuat dan tim

    yang berpengalaman.

    Pada akhir tahun, portofolio konsesi batubara

    Perseroan tumbuh dari 7 menjadi 16, dengan

    cadangan sebesar 88,4 juta ton dan sumber

    daya sebesar 346,0 juta ton, meskipun

    kegiatan eksplorasi sampai saat ini baru

    meliputi kurang dari 15.000 hektar dari total

    sekitar 190.000 hektar .

    Program eksplorasi dan akuisisi yang

    ambisius ini yang ditopang dengan

    kemampuan pengembangan proyek yang

    kuat, menghasilkan kegiatan produksi yang

    berkembang di empat wilayah pertambangan

    di empat hub yang berbeda pada akhir tahun.

    Manfaat langsung dari pendekatan ini adalah

    2011 proved to be a year of

    transformation for Atlas Resources along

    many dimensions. The Board of Directors

    continued to successfully execute a

    unique strategy within the Indonesian coal

    sector by focusing on complementary

    asset acquisition and development,

    supported by a strong exploration

    capability and an experienced team.

    By year-end, the Company’s portfolio

    of coal concessions had grown from 7

    to 16, with established reserves of 88.4

    million tons and resources of 346.0 million

    tons, despite exploration activities to

    date encompassing fewer than 15,000

    hectares out of a total of more than

    190,000 hectares.

    This ambitious program of exploration

    and acquisition was partnered with

    strong project development capabilities,

    resulting in production operations

    expanding to four concessions in

    four different hubs by year-end. The

    immediate benefit of this approach was to

    bring high-CV Atlas 6000 coal and Atlas

    Met9 metallurgical coal to the market for

    the first time in 2011. The resulting 74.5%

    increase in average selling price (ASP)

    per ton for the year generated a 34.7%

    expansion in revenues, despite shipping

    slightly lower coal volumes over the year.

    The lower-CV products now available

    within the Atlas range will prove

    particularly well suited to growing

    domestic and regional demand from new

    generation power plants in the years

    to come. The Board of Commissioners

    expects that the flexibility provided by

    the multi-concession strategy of Atlas

    8

  • 9

    “peningkatan sebesar 74,5 % di harga

    jual rata-rata per ton tahun lalu yang

    memberikan pertumbuhan sebesar 34,7%

    pendapatan, sekalipun volume pengiriman

    batubara sedikit lebih rendah tahun lalu.”

    “The resulting 74.5% increase in average selling

    price (ASP) per ton for the year generated a 34.7%

    expansion in revenues, despite shipping slightly

    lower coal volumes over the year.”

    75%99

  • dipasarkannya batubara kalori tinggi Atlas

    6000 dan batubara metalurgi Atlas Met9 ke

    pasar untuk pertama kalinya di tahun 2011.

    Hasilnya terjadi peningkatan sebesar 74,5%

    di harga jual rata-rata per ton tahun lalu

    yang memberikan pertumbuhan pendapatan

    sebesar 34,7%, sekalipun volume pengiriman

    batubara sedikit lebih rendah dari tahun lalu.

    Produk berkalori lebih rendah sekarang

    tersedia di Atlas akan terbukti sangat tepat

    untuk permintaan domestik dan regional dari

    pembangkit listrik generasi baru yang terus

    bertumbuh di tahun-tahun yang akan datang.

    Dewan Komisaris berharap bahwa fleksibilitas

    yang dihasilkan dari strategi konsesi beragam

    Atlas Resources akan memungkinkan

    manajemen untuk secara cepat beradaptasi

    dan mengalokasikan sumber daya internal

    untuk memanfaatkan peluang pasar, baik

    penawaran dan permintaan yang ada.

    Memandang ke depan, Perseroan telah

    membuat kemajuan yang substansial dalam

    perencanaan dan memungkinkan infrastruktur

    yang diperlukan untuk membuka cadangan

    besar Hub Muba di Sumatera Selatan.

    Dengan rampungnya beberapa proyek,

    termasuk jalan pengangkutan khusus, fasilitas

    pelabuhan dan pengolahan batubara, yang

    masih dalam proses, produksi awal dimulai

    pada kuartal keempat tahun 2011.

    Direksi dan manajemen senior Perseroan juga

    telah proaktif dalam menangani meningkatnya

    kebutuhan sumber daya manusia yang

    terampil di Atlas Resources. Pada akhir tahun,

    tenaga kerja Atlas berjumlah 878, bertambah

    lebih dari 500 karyawan baru sepanjang

    tahun. Dengan tingkat pertumbuhan yang

    sama, diperkirakan pada tahun-tahun

    berikutnya dengan adanya tambahan

    wilayah yang memasuki tahapan produksi,

    infrastruktur sumber daya manusia yang saat

    ini ada perlu diperkuat.

    Memperhatikan hal ini, Direksi telah

    melakukan proyek jangka panjang

    untuk memenuhi kebutuhan Perseroan

    untuk menarik, mengembangkan dan

    mempertahankan karyawan di semua

    tingkatan organisasi. Dibantu SRW & Co,

    Perseroan memastikan bahwa program

    pengembangan kompetensi, rotasi kerja dan

    perencanaan karir yang komprehensif akan

    memastikan generasi internal manajer senior

    yang terampil dan kelanjutan strategi serta

    implementasi.

    Dan akhirnya, Perseroan telah mempersiapkan

    dan telah berhasil mencatatkan sahamnya

    di Bursa Efek Indonesia pada 08 November

    2011. Transaksi ini terjadi di tengah kondisi

    pasar global yang sulit, namun tetap dilihat

    sebagai langkah penting transisi Perseroan

    untuk dan menyusun sistem dan struktur tata

    kelola perusahaan dan kontrol yang lebih

    baku.

    Resources will allow the management

    to rapidly adapt and reallocate internal

    resources in order to capitalize on market

    opportunities, both in terms of supply

    and demand, as they arise.

    Looking at the longer term, the Company

    has made substantial progress in the

    planning and permitting for the requisite

    infrastructure to unlock the substantial

    reserves of the Muba Hub in South

    Sumatra. While the complete array of

    projects, including a dedicated haul

    road, port facility and coal processing

    plant, is ongoing, trial production has

    already begun as of the fourth quarter of

    2011.

    The Board of Directors and senior

    management of the Company have also

    been proactive in addressing the growing

    needs for skilled human resources

    within Atlas Resources. By year-end,

    the Atlas workforce numbered 878,

    having added more than 500 new staff

    during the year. With similar levels of

    growth forecast in subsequent years as

    additional concessions are brought into

    production, the existing human resource

    infrastructure needs to be augmented.

    With that in mind, the Board of Directors

    has undertaken a long-term project

    to address the Company’s needs in

    attracting, developing and retaining staff

    at all levels of the organization. With the

    assistance of SRW & Co., the Company

    will ensure that a comprehensive program

    of competency development, job rotation

    and career planning ensures the internal

    generation of senior manager skills and

    continuity of strategy and implementation.

    And finally, the Company prepared

    for, and successfully listed shares on

    the Indonesian Stock Exchange on 08

    November 2011. This transaction took

    place in the context of a difficult global

    market, but was nevertheless seen as

    a necessary step in the Company’s

    transition to and codification of more

    formal systems and structures for

    10

  • Masih banyak tugas Dewan Komisaris di

    depan kita, dengan pembentukan komite yang

    diperlukan dan pedoman untuk memfasilitasi

    fungsi kami dalam memberikan bantuan

    kepada Direksi dan menjalankan pengawasan

    terhadap Direksi yang tepat. Penekanan kami

    adalah mempertahankan dan meningkatkan

    struktur tata kelola Perseroan, dan langkah

    awal yang akan kami lakukan adalah dengan

    pengangkatan Komite Audit.

    Dewan Komisaris mengharapkan untuk

    sungguh-sungguh mengawasi pelaksanaan

    kebijakan dan pembentukan budaya kerja

    berbasis kinerja untuk memungkinkan Atlas

    Resources mencapai tujuan-tujuannya yang

    ambisius.

    Akhirnya, kami memberikan penghargaan

    kepada Direksi, bersama dengan semua

    manajemen dan karyawan, atas semua

    upaya dan kerja keras sehingga mencapai

    beragam keberhasilan di 2011. Kami juga

    ingin mengucapkan banyak terima kasih

    kepada para pemegang saham, mitra usaha,

    pelanggan, masyarakat setempat dan

    pemangku kepentingan lainnya atas dukungan

    dan kepercayaan mereka.

    Kami berharap budaya kewirausahaan yang

    kuat di Atlas Resources, melalui nilai-nilai, visi

    dan misi, akan terus memotivasi Direksi dan

    seluruh karyawan untuk terus menjalankan

    strategi Perseroan untuk mencapai

    pertumbuhan dan kesuksesan jangka

    panjang.Atas nama Dewan Komisaris PT Atlas

    Resources Tbk.

    Presiden Komisaris,

    Jay Oentoro

    corporate governance and control.

    Much of the work of the Board of

    Commissioners still lies ahead of us,

    with the establishment of the requisite

    committees and charters in order to

    facilitate our role in providing assistance

    to and ensuring appropriate oversight of

    the Board of Directors. Our emphasis

    will be on maintaining and improving

    upon the Company’s corporate

    governance structures, and our first

    initiative will be the appointment of the

    Audit committee.

    The Board of Commissioners expects

    to conscientiously oversee policy

    implementation and the establishment of

    a performance-based culture to enable

    Atlas Resources to achieve its ambitious

    goals.

    Finally, we would like to commend the

    Board of Directors, along with all of the

    management and staff, for their diligent

    efforts and hard work in achieving the

    many milestones of 2011. We would

    also like to thank our many shareholders,

    business partners, customers, local

    communities and other stakeholders for

    their ongoing support and trust.

    We expect that the strong

    entrepreneurial culture of Atlas

    Resources, informed by shared values,

    vision and mission, will continue to

    motivate the Board of Directors and all

    employees to continue to execute the

    Company’s strategy to achieve long-term

    growth and success.

    On behalf of the Board of Commissioners

    of PT Atlas Resources Tbk.

    President Commissioner,

    Jay Oentoro

    11

  • Jay T. OentoroPresiden Komisaris

    Andreas VourloumisKomisaris Independen

    V. Suhartono SuratmanKomisaris Independen

    Jay telah menjadi Komisaris Utama

    Atlas sejak April 2011 dan anggota

    Dewan Komisaris sejak April 2010.

    Menjadi Chairman dan CEO PT

    Alpha Capital sejak tahun 2001 dan

    menjabat sebagai Presiden Komisaris

    PT Pratama Capital Indonesia dari

    tahun 2004 hingga 2010. Ia memulai

    karir perbankan pada tahun 1985

    dengan Perusahaan Investasi, salah

    satu Bank Investasi milik perusahaan

    patungan JP Morgan. Jay lulus dengan

    gelar Bachelor of Commerce di

    bidang Akuntansi dan Keuangan dari

    University of British Columbia pada

    tahun 1982.

    Andreas bergabung dengan Dewan

    Komisaris Atlas pada bulan April 2011.

    Dia adalah Mitra Pendiri di Capital

    SSG Manajemen Hong Kong, didirikan

    pada tahun 2009. Dia adalah Anggota

    Senior Asian Special Situation Group

    di Lehman Brothers Asia dari 2006

    sampai 2009. Andreas memperoleh

    gelar Sarjana di bidang Ekonomi

    dan Gelar Master di bidang Sejarah

    Ekonomi dari London School of

    Economics and Political Science.

    Suhartono telah menjadi anggota

    Dewan Komisaris Atlas sejak April

    2011. Ia juga Ketua Muda Prima

    Utama Satlak Atlet dan organisasi

    olahraga bagi militer Indonesia,

    sejak 2010. Dia adalah seorang

    perwira karir dalam militer Indonesia,

    Jabatan terakhir sebagai Asisten

    Operasi Panglima TNI di tahun 2010,

    Sebelumnya sebagai Panglima

    Komando Daerah Militer di Kalimantan

    2008-2010. Suhartono menerima

    gelar Sarjana Ilmu Politik Sosial tahun

    1995.

    BOARD OF COMMISSIONERS

    J A J A R A N K O M I S A R I S

    JAY T. OENTORO,

    President Commissioner

    Jay has been the President Commissioner

    of Atlas since April 2011 and a member

    of the Board of Commissioners since April

    2010. He has been Chairman and CEO of

    PT Alpha Capital since 2001 and served

    as President Commissioner of PT Pratama

    Capital Indonesia from 2004 to 2010. He

    started his banking career in 1985 with

    Merchant Investment Corporation, a JP

    Morgan joint venture investment bank. Jay

    graduated with a Bachelor of Commerce

    in Accounting and Finance from the

    University of British Columbia in 1982.

    ANDREAS VOURLOUMIS,

    Independent Commissioner

    Andreas joined the Atlas Board of

    Commissioners in April 2011. He is

    a Founding Partner at SSG Capital

    Management Hong Kong, established

    in 2009. He was a Senior Member of

    the Asian Special Situation Group at

    Lehman Brothers Asia from 2006 to 2009.

    Andreas holds a Bachelor’s Degree

    in Economics and a Master’s Degree

    in Economic History from the London

    School of Economics and Political

    Science.

    V. SUHARTONO SURATMAN,

    Independent Commissioner

    Suhartono has been a member of Atlas’

    Board of Commissioners since April

    2011. He is also Chairman of the Satlak

    Prima Atlet Utama dan Muda, a sports

    organization for the Indonesian military,

    the Indonesian military, last serving as the

    Operation Assistant to Commander of the

    Indonesian National Armed Force. Prior to

    this he was a Chief Military Commander in

    Kalimantan from 2008 to 2010. Suhartono

    received a Bachelor’s Degree in Social

    Political Science in 1995.

    12

  • Suci KuswardaniKomisaris

    Pranata HajadiKomisaris

    Suci telah menjadi anggota Dewan

    Komisaris Atlas sejak April 2011.

    Suci memiliki pengalaman di bidang

    keuangan selama 20 tahun sebelum

    mendirikan dan menjabat sebagai

    Presiden Direktur PT Mitra Berlian

    Usaha, dan sebelumnya menjabat

    sebagai Managing Director di PT

    Pratama Capital Indonesia dari 2005

    hingga 2010. Suci lulus dengan

    gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut

    Teknologi Nasional Malang pada

    tahun 1988.

    Pranata Hajadi telah menjadi anggota

    Dewan Komisaris Atlas sejak April

    2011. Menjabat sebagai Wakil Presiden

    Komisaris PT Indomobil Sukses

    International Tbk, perusahaan bidang

    otomotif di Indonesia, Wakil Ketua di

    Guangdong Lampung Jiangmen ISN

    Glass Co Ltd, Wakil Presiden Komisaris

    PT Kerismas Witicko Makmur, sebuah

    produsen baja Indonesia sejak

    tahun 2002, dan sebagai Komisaris

    PT Lautan Luas Tbk, Perusahaan

    pemasok bahan kimia, sejak tahun

    2007. Ia juga menjadi Pemilik di Hajadi

    and Associates sejak tahun 1996. Ia

    lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi

    Akuntansi dari Monash University di

    Australia pada tahun 1979 dan gelar

    MBA dari University of Chicago.

    SUCI KUSWARDANI,

    Commissioner

    Suci has been a member of Atlas’

    Board of Commissioners since April

    2011. Suci has 20 years experience in

    the Financial Sector, and founded and

    served as President Director of PT Mitra

    Berlian Usaha, and previously served

    as Managing Director at PT Pratama

    Capital Indonesia from 2005 to 2010. Ms.

    Kuswardani graduated with a Bachelor

    of Civil Engineering from the Institut

    Teknologi Nasional of Malang in 1988.

    PRANATA HAJADI,

    Commissioner

    Pranata Hajadi has been a member of

    Atlas’ Board of Commissioners since

    April 2011. He has served as Vice

    President Commissioner of PT Indomobil

    Sukses International Tbk, an Indonesian

    automotive retailer, Vice Chairman at

    Guangdong Jiangmen ISN Float Glass Co.

    Ltd, Vice President Commissioner of PT

    Kerismas Witicko Makmur, an Indonesian

    steel producer since 2002, and as

    Commissioner of PT Lautan Luas Tbk, an

    Indonesian industrial chemical supplier,

    since 2007.

    He has also been a Principal at Hajadi

    and Associates since 1996. He graduated

    with a Bachelor of Economics and

    Accounting from Monash University in

    Australia in 1979 and holds an MBA from

    the University of Chicago.

    13

  • L A P O R A N D I R E K S I

    dampak dari siklus dalam industri tertentu, apakah itu produksi

    baja, pembangkit listrik, semen atau manufaktur umum, sementara

    makro ekonomi nasional dan daerah.

    Andre Abdi Presiden Direktur

    products has already enabled us to secure

    customers in Japan, China, South Korea

    customer base helps to mitigate the impact of

    cyclicality in any particular industry, whether

    it is steel production, power generation,

    cement or general manufacturing, while also

    diversifying our revenue stream and reducing

    risks.

    Our approach to the Indonesian coal sector

    stems from the regionalization of central

    government authority beginning in 1999 that

    culminated in the deregulation of mining

    licenses in 2002. This advance gave sudden

    rise to thousands of “potential miners” across

    Indonesia and started a groundswell of

    development activity and entrepreneurship at

    both regional and provincial levels.

    We are currently operating and producing

    coal in four of our hubs – Berau, Kubar, Oku

    and Muba. Muba was just commencing trial

    production at the end of 2011. Our Papua hub

    is expected to commence operations in the

    years to come.

    multiple assets in close proximity through

    the utilization of shared infrastructure,

    logistics and equipment, including coal-

    processing facilities, haul roads and barge

    and vessel loading ports. At the same time,

    the geographical diversity of our production

    areas helps to mitigate the impact of poor

    weather or localized disruptions at one

    concession on the performance of the

    company as a whole.

    Our acquisition, exploration and

    development activities to-date have

    14

  • Ketertarikan kami ke sektor batubara Indonesia

    berawal dari pembagian wewenang pemerintah

    pusat ke daerah yang dimulai pada tahun 1999

    yang menghasilkan peraturan ijin pertambangan

    di tahun 2002. Pemberian wewenang ini sontak

    memunculkan ribuan “penambang potensial”

    di seluruh Indonesia dan memulai gelombang

    aktivitas pengembangan dan kewirausahaan

    baik di tingkat regional dan provinsi.

    Saat ini kami sedang beroperasi dan

    memproduksi batubara di empat hub kami -

    Berau, Kubar, Oku dan Muba di mana Muba

    baru memulai masa persiapan produksi di akhir

    2011. Hub Papua kami diharapkan dapat mulai

    beroperasi pada tahun-tahun mendatang.

    Kami melihat manfaat dari mengoperasikan

    berbagai tambang yang berdekatan yang

    memanfaatkan infrastruktur, logistik dan

    peralatan, termasuk pengolahan batu bara

    fasilitas, jalan angkut dan tongkang dan

    pelabuhan kapal angkut secara bersama-

    sama. Pada saat bersamaan, keragaman

    untuk mengurangi dampak cuaca buruk atau

    gangguan lokal di satu wilayah terhadap kinerja

    perusahaan secara keseluruhan.

    Kegiatan akuisisi, eksplorasi dan

    pengembangan kami sampai saat ini telah

    menghasilkan 16 wilayah pertambangan

    yang terkoordinasi di sekitar 5 hub, untuk

    mengembangkan dan memperoleh manfaat

    sosial bersama. Masing-masing hub memiliki

    geologi yang unik dengan target pasar yang

    berbeda. Hub diciptakan sebagai titik penting

    bagi wilayah operasi kami. Kelima hub tersebut

    adalah:

    Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, meliputi

    area seluas hampir 15.000 hektar dan

    memproduksi batubara termal utama untuk

    pasar Asia Utara.

    Kalimantan Timur memiliki 3 konsesi sekitar

    15.000 hektar memproduksi batubara

    metalurgi dan termal berkalori tinggi.

    3 konsesi sebesar 23.840 hektar dan

    memproduksi batubara berkalori rendah

    (uap) untuk pembangkit listrik domestik, dan

    fasilitas dan untuk pembangkit listrik di India

    dan tempat lain, serta batubara metalurgi di

    konsesi Anugrah Energi.

    Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera

    Selatan meliputi 5 konsesi dengan luas

    lebih dari 41.000 hektar yang memproduksi

    batubara termal baru untuk pembangkit listrik

    generasi mendatang.

    pengembangan, meliputi 2 konsesi sekitar

    100.000 hektar.

    resulted in a network of 16 concessions

    that are coordinated around 5 hubs of

    from economies of scale from shared

    physical and social infrastructure. Each

    hub possesses a unique geology and

    targets a different market. The hubs have

    been created as focal points for our initial

    operating concessions. These 5 hubs are:

    Berau Regency, East Kalimantan, covers

    an area of nearly 15,000 hectares and

    produces mainstream thermal coal for

    North Asian markets.

    Kalimantan maintains 3 concessions of

    just under 15,000 hectares producing

    metallurgical and high grade thermal

    coal.

    concessions totaling 23,840 hectares

    and producing low-ranked (steam) coal

    for domestic power plants, and facilities

    and power plants in India and elsewhere,

    as well as metallurgical coal in the

    Anugrah Energi concession.

    Banyuasin Regencies, South Sumatera

    encompasses 5 concessions and more

    than 41,000 hectares producing new

    mainstream thermal coal for the next

    generation of power plants.

    covers 2 concessions totaling

    approximately 100,000 hectares.

    Our planned infrastructure development

    in support of our 5 concessions around

    the Muba Hub will provide an exceptional

    opportunity for the company to unlock the

    relatively untapped coal reserves of South

    Sumatera. South Sumatera possesses

    and reserves of any province in Indonesia,

    estimated to be roughly 47 billion tons

    and 9.5 billion tons, respectively. Much of

    this untapped resource, however, is found

    in inland areas lacking the necessary

    roads and infrastructure to support coal

    production.

    In contrast, the technical execution

    involved in our 5 concessions is relatively

    straightforward. All are located in close

    15

  • Pembangunan infrastruktur yang kami

    rencanakan untuk mendukung 5 konsesi sekitar

    Hub Muba akan memberikan kesempatan

    luar biasa bagi perusahaan untuk membuka

    cadangan batubara yang relatif belum

    termanfaatkan di Sumatera Selatan. Sumatera

    Selatan memiliki sumber daya dan cadangan

    yang kemungkinan paling besar dari setiap

    provinsi di Indonesia, diperkirakan masing-

    masing sekitar 47 miliar ton dan 9,5 miliar

    ton. Sebagian besar sumber daya ini belum

    dimanfaatkan, ditemukan di daerah pedalaman

    yang kurang sarana jalan dan infrastruktur yang

    diperlukan untuk mendukung produksi batubara.

    Sebaliknya, teknis pelaksanaan yang terlibat

    dalam konsesi 5 kita relatif mudah. Semua

    berada dalam jarak berdekatan di dataran rata,

    dengan rasio pengupasan rendah dan cadangan

    besar. Kami juga telah mendapatkan ijin yang

    diperlukan untuk membangun jalan angkut 137

    km dari Hub Muba ke fasilitas pelabuhan khusus

    di Sungai Lalan, dan berharap ini akan selesai

    pada paruh pertama 2013.

    Selain upaya ini, kami berharap dapat terus

    menemukan sumber daya tambahan di areal

    sekitar semua hub kami yang ada dalam rangka

    untuk lebih memanfaatkan infrastruktur dan

    manfaat dari investasi sosial yang telah kami

    bangun dalam hubungan dengan masyarakat

    setempat dan juga dengan instansi setempat

    dan regional. Proses ini sangat tergantung pada

    kemampuan manajemen dan tim produksi kami.

    Kami berharap untuk mewujudkan pertumbuhan

    di masing-masing hub kami tidak hanya melalui

    melalui program akuisisi aset berkelanjutan.

    Pandangan kami adalah bahwa peluang

    untuk mempercepat produksi di hub tetap

    besar dengan sejumlah besar konsesi masih

    belum berkembang, dan hanya dibatasi oleh

    ketersediaan sumber daya manajerial, teknis dan

    keuangan yang memadai.

    Setiap akuisisi konsesi akan terus diselaraskan

    dengan strategi kami untuk mengembangkan

    produk batubara yang beragam di beberapa

    pasar untuk menjaga terhadap siklus naik

    turun yang tidak dapat dihindari, yang mana ini

    adalah yang ketiga kalinya sejak 2003. Kami

    terus mencari peluang untuk mengembangkan

    tambang hub tambahan, serta mencari aset skala

    yang lebih besar lain di Indonesia, termasuk di

    Kalimantan Timur.

    Kami berharap untuk memaksimalkan nilai

    tambah dengan mempertahankan fokus kami

    pada keahlian dan keunggulan komparatif kami.

    Pasar Kami

    Keseluruhan tambang kami memproduksi

    berbagai batubara termal berkalori rendah

    sampai tinggi serta batubara metalurgi untuk

    ratios and large reserves. We have also

    received the approvals necessary to

    construct a 137 km haul road from the Muba

    Hub to a dedicated port facility on the Lalan

    River, and expect this to be completed by

    In addition to this effort, we expect to

    continue to discover additional resources

    within the areas surrounding all of our

    existing hubs in order to further capitalize on

    investments we have already made in our

    relations with local communities and local

    and regional administrations. This process

    will depend critically upon the strength of our

    local management and production teams.

    We expect to realize growth at each of our

    additional resources, but also through our

    on-going asset acquisition program. Our

    view is that the opportunities to accelerate

    hub production remain vast with large

    numbers of concessions still undeveloped,

    and the pace limited only by the availability

    of the appropriate managerial, technical and

    Each acquisition of a concession will continue

    to align with our strategy to develop a broad

    base of products across multiple markets

    to cushion against the inevitable boom and

    bust cycles, of which we are in the third since

    2003. We continue to look for opportunities

    to develop additional mine hubs, as well as

    looking for larger scale assets elsewhere in

    Indonesia, including in East Kalimantan.

    We expect to maximize our value added by

    maintaining our focus on our areas of greatest

    expertise and comparative advantage.

    Our Markets

    Our aggregation of mines produces a range

    as well as metallurgical coal to cater to

    the various needs of our end users. While

    customers in Japan and Europe typically

    require high value thermal coal, customers

    in China, Korea and Taiwan often specify

    plants in India, Indonesia and Thailand, on

    16

  • memenuhi berbagai kebutuhan pengguna akhir

    kami. Sementara pelanggan di Jepang dan

    Eropa biasanya membutuhkan batubara termal

    bernilai tinggi, pelanggan di Cina, Korea dan

    Taiwan sering meminta kalori menengah sampai

    tinggi. Pembangkit listrik yang terbaru di India,

    Indonesia dan Thailand, di sisi lain, semakin

    memanfaatkan batubara termal berkalori rendah.

    Portofolio produk batubara kami yang beragam

    menjamin adanya pelanggan di Jepang, Cina,

    Korea Selatan dan Indonesia. Kami merasa

    membantu kami untuk mengurangi dampak dari

    siklus dalam industri tertentu, apakah itu produksi

    baja, pembangkit listrik, semen atau manufaktur

    pendapatan dan mengurangi risiko makro

    ekonomi nasional dan daerah.

    Dalam rangka membangun sebuah nama

    yang kuat di pasar luar negeri, secara historis

    kami telah bermitra dengan Noble Resources,

    yang telah menjadi pembeli utama dan agen

    pemasaran untuk produksi batubara kami. Noble

    adalah pemimpin pasar dalam mengelola rantai

    pasokan global untuk bahan baku strategis,

    dan telah sangat berperan dalam membantu

    membangun reputasi yang handal di Korea

    Selatan, Cina, Hong Kong dan Jepang sebagai

    produsen batubara termal dan metalurgi. Kami

    akan terus bekerja dalam kerjasama erat dengan

    Noble di pasar ini dan lainnya, termasuk Vietnam,

    Thailand dan India, sementara juga memperkuat

    keberadaan kami secara langsung dengan

    pelanggan yang terpilih.

    Di dalam negeri, cadangan batubara sangat

    cocok untuk memasok pembangkit listrik di

    Sumatera dan Jawa Barat baik secara kualitas

    dan perspektif logistik. Produksi batubara

    metalurgi kami berkembang juga mendukung

    pertumbuhan produksi baja Indonesia dengan

    pengenalan teknologi tanur tiup baru dalam

    waktu dekat. Anak perusahaan kami, Hanson

    Energy, telah memenangkan tender pasokan

    jangka panjang untuk memasok 3,08 juta ton per

    tahun batubara termal berkalori rendah ke pasar

    domestik selama 20 tahun ke depan.

    Tantangan dalam Sumber Daya Manusia

    Kami memulai Atlas Resources pada tahun 2007

    dengan 50 karyawan, dan telah berkembang

    hingga hampir 900 orang selama lima tahun

    terakhir. Sejalan dengan pertumbuhan ini, kami

    akan terus menumbuhkan gaya manajemen

    terbuka dan saling mendukung, yang awalnya

    hanya ada tiga Direktur namun kini diturunkan

    ke struktur organisasi yang lebih rendah

    melalui level General Manager dan seterusnya,

    menanamkan budaya organisasi dan nilai-nilai

    pada personil baru kami.

    Kami menjaga agar organisasi kami

    mempertahankan gaya komunikasi sangat

    terbuka - dengan diskusi dan tukar pendapat

    the other hand, increasingly utilize low value

    thermal coal.

    products has already enabled us to secure

    customers in Japan, China, South Korea

    customer base helps to mitigate the impact of

    cyclicality in any particular industry, whether

    it is steel production, power generation,

    cement or general manufacturing, while also

    diversifying our revenue stream and reducing

    risks.

    In order to establish a strong name in

    overseas markets, we have historically

    partnered with Noble Resources, which has

    served as the primary off-taker and marketing

    agent for our coal production. Noble is a

    market leader in managing the global supply

    chain for strategic raw materials, and has

    been instrumental in helping us to establish

    a reliable reputation in South Korea, China,

    Hong Kong and Japan as a producer of

    thermal and metallurgical coal. We will

    continue to work in close collaboration with

    Noble in these and other markets, including

    Vietnam, Thailand and India, while also

    strengthening our direct presence with

    selected customers.

    Domestically, our coal reserves are well

    positioned to supply power plants in Sumatra

    and Western Java from both a quality

    and logistics perspective. Our growing

    metallurgical coal output is also a contender

    to support the growth in Indonesia’s steel

    output with the introduction of new blast

    furnace technology in the near future. Our

    subsidiary, Hanson Energy, has already

    secured a long-term off-take tender to supply

    3.08 mtpa of low rank thermal coal into the

    domestic market for the next 20 years.

    Human Resource Challenges

    We started Atlas Resources in 2007 with

    50 staff, and have grown to nearly 900 staff

    we have continued to foster an open and

    supportive management style, which initially

    served just the three original Directors but has

    now cascaded down the organization through

    17

  • di tingkat General Manager ke bawah. Kami

    mendorong lapisan kedua dari manajemen untuk

    berpikir “di luar kotak” dan mengekspresikan

    pandangan mereka. Tujuan kami adalah agar

    karyawan kami merasa nyaman mengekspresikan

    pendapat dari aspek teknis, sosial dan lainnya,

    termasuk potensi dari suatu proyek tertentu.

    Oleh karena kebanyakan konsesi dikuasai

    secara perorangan atau oleh perusahaan kecil,

    kami terus menumbuhkembangkan semangat

    kewirausahaan di internal kami. Kebutuhan untuk

    memberdayakan manajemen untuk lingkungan

    baru ini adalah mendorong proses transformasi

    sumber daya manusia secara penuh untuk

    memastikan bahwa kami menginternalisasi

    budaya yang tepat, nilai-nilai yang benar dan

    keyakinan yang benar.

    Sebagai bagian dari proses ini, kami membentuk

    program manajemen bakat dan program

    pengembangan manajemen, yang akan

    mencakup pelatihan di luar negeri untuk personil

    kunci, untuk memastikan bahwa manajemen

    senior masa depan kami memperoleh

    keterampilan yang diperlukan dan perspektif

    hari ini untuk membawa perusahaan ke depan.

    Seiring dengan hal ini adalah mandat untuk

    memastikan bahwa manfaat yang kita peroleh

    dari inisiatif individu dibagi melalui perusahaan.

    Pengalaman kami telah menunjukkan bahwa

    operasi pertambangan berskala lebih kecil lebih

    intensif dari segi manajemen dibandingkan

    dengan yang berskala besar. Karena kami akan

    terus mengembangkan sistem hub kami dan

    berpotensi menambah hub baru, tuntutan pada

    manajemen di seluruh operasi kami dan kegiatan

    pendukung akan tumbuh, dan kami melihat

    tanggung jawab kami untuk mempersiapkan

    generasi-generasi manajerial masa depan untuk

    memenuhi kebutuhan khusus dan penentu

    keberhasilan melalui proyek pertambangan skala

    kecil sampai skala besar.

    Menatap ke Depan

    Sejak 2007, Perseroan telah sangat cepat

    membuat rekam jejak yang terbukti dalam

    pengembangan beberapa proyek di beberapa

    teknis dan pemahaman yang sangat mendalam

    tentang lingkungan operasi kami telah

    memampukan kami untuk benar-benar menilai

    lahan yang masih hijau, dan menentukan potensi

    sebuah proyek untuk dapat berhasil pada tahap

    pra-akuisisi dengan tingkat kayakinan yang

    tinggi.

    Pada saat yang sama, kami telah menunjukkan

    kemampuan kami untuk menjadi mitra usaha

    yang baik - dengan pemilik konsesi lokal

    yang sering tidak pernah mengembangkan,

    mengoperasikan atau terlibat dalam tambang,

    dengan masyarakat di mana kami beroperasi

    dan dari mana kita mendapatkan banyak

    karyawan kami; dan dengan pemimpin industri

    tingkat dunia seperti Noble Resources di bidang

    the General Manager level and beyond,

    instilling the organization’s culture and values

    in our new people.

    We insist that our organization maintain an

    extremely open communication style – with

    frequent discussion and brainstorming at

    the General Manager level and below. We

    are keen to embolden our second layer of

    management to think “outside the box” and

    express their views. Our goal is for our people

    to feel comfortable expressing technical,

    social and other views, including whether a

    particular project has any potential.

    As most concessions are owned privately

    or by small companies, we are continually

    seeking to foster an entrepreneurial spirit

    internally. Our need to empower management

    for this new environment is driving a full

    human resource transformation process in

    order to ensure that we internalize the right

    culture, right values and right beliefs.

    As a part of this process, we are establishing

    a talent management program and a

    management development program,

    which will include offshore training for key

    personnel, to ensure that our future senior

    management is acquiring the necessary skills

    and perspectives today to carry the company

    forward. Along with this is a mandate to

    Our experience has shown that smaller-

    scale mining operations are much more

    management intensive than large-scale

    operations. As we will continue to develop

    our hub system and potentially add new hubs,

    the demands on management across our

    operations and supporting activities will grow,

    and we see our responsibility as preparing

    successive generations of managers for the

    of small-scale through to large-scale mining

    projects.

    Looking Ahead

    Since 2007, the Company has very quickly

    established a proven track record in the

    development of several projects across

    several different geographical areas.

    18

  • perdagangan, logistik dan sumber daya. Pintu

    kami terbuka untuk bermitra dengan siapa

    saja dari satu spektrum ke yang lain, dan kami

    menjaga hubungan yang kuat dengan mitra

    minoritas di enam proyek kami. Kami tidak

    melihat kemitraan sebagai penghambat bagi

    keberhasilan kami tetapi lebih sebagai ciri khas

    secara umum.

    Dalam kurun waktu setahun terakhir, kami

    telah mempersiapkan fondasi yang kuat bagi

    perusahaan untuk terlibat dalam proyek - proyek

    berskala besar. Kami telah memperkuat modal

    keuangan kami melalui peningkatan dana

    ekuitas, dan pada saat yang sama memperkuat

    manajemen kami melalui program pembaharuan

    sumber daya manusia. Dalam tempo beberapa

    tahun ke depan, kami akan fokus pada

    pengerjaan pengembangan Muba, dan juga tiga

    P- Performance (Hasil Kinerja), Production (Hasil

    Produksi) dan Productivity (Daya Produksi).

    Dengan selesainya IPO, kami mempunyai awal

    yang kuat, dan kami siap untuk mewujudkan

    rencana kami menjadi kenyataan.

    Masa depan Atlas Resources akan memberikan

    cadangan dan sumber daya yang terus

    berkembang, pertumbuhan produksi yang kuat,

    kelompok manajemen yang lebih mapan dan

    penciptaan nilai. Semua ini akan terjadi dalam

    konteks apa yang telah kami capai - dengan

    berfokus pada pengembangan, membuktikan

    cadangan dan pelaksanaan proyek. Inilah

    kebanggaan kami.

    Atas nama Dewan Direksi

    PT Atlas Resources Tbk.

    Presiden Direktur,

    Andre Abdi

    understanding of our operating environment

    has enabled us to thoroughly assess green-

    potential for a project to succeed at the

    pre-acquisition stage with a high degree

    demonstrated our ability to be a good

    business partner - with local concession

    owners who have often never developed,

    operated or been involved in a mine; with

    the communities in which we operate and

    from which we draw our many employees;

    and with world-class industry leaders such

    as Noble Resources in trading, logistics and

    resources. Our door is open to partnering with

    participants from one end of the spectrum to

    the other, and we maintain strong relationships

    with minority partners in six of our projects.

    We don’t see partnerships as an impediment

    characteristic of our approach and a general

    company philosophy.

    In this past year, we have been preparing a

    large-scale development projects. We have

    strengthened our capital position through

    our equity fund-raising, whilst at the same

    time strengthening our management via our

    human resources transformation program.

    Over the next few years, we will be focused

    on the execution of the Muba development,

    as well as the Three P’s - Performance,

    Production and Productivity. With the

    completion of our IPO, we have a strong start,

    and are well on the way to delivering on our

    plan.

    The future of Atlas Resources will bring

    expanding reserves and resources, robust

    production growth, a deeper management

    pool and value creation. All of this will

    take place within the context of how we’ve

    managed to get here - by focusing on

    development, proving reserves and project

    execution. This is what we pride ourselves on.

    On behalf of the Board of Directors of

    PT Atlas Resources Tbk.

    President Director,

    Andre Abdi

    19

  • Kinerja keuangan tahun 2011 meningkat

    sebelumnya. Total pendapatan

    mencapai Rp799.3 Miliar naik sebesar

    34,7% dari tahun 2010. Pertumbuhan

    pendapatan ini didorong terutama oleh

    kenaikan sebesar 74,5% pada harga

    jual rata-rata kami menjadi USD75.87

    per ton, karena penjualan batubara

    kalori tinggi dan batubara metalurgi

    yang memberikan kontribusi 17,3% dari

    total volume dengan rata rata harga jual

    sebesar USD116.91/ton. Selebihnya

    adalah kontribusi dari penjualan Atlas

    5300 dengan 951.200 ton dengan harga

    USD67.26/ton.

    Hasil ini mencerminkan kekuatan dan

    di mana kinerja keuangan secara

    keseluruhan tidak semata-mata

    didorong oleh volume penjualan yang

    meningkat, tetapi dengan alokasi

    sumber daya manajemen dan produksi

    di wilayah pertambangan kami dalam

    menanggapi peluang dan kondisi pasar

    yang terjadi.

    Beban pokok pendapatan meningkat

    hanya 14,8%, sehingga marjin laba

    kotor kami meningkat hampir dua kali

    lipat menjadi 26,5%. Demikian pula,

    EBITDA dan margin laba usaha lebih

    dari dua kali lipat, masing-masing

    menjadi 20,6% dan 12,9%, sedangkan

    jumlah pendapatan komprehensif kami

    mencapai Rp27.1 miliar atau 103,4%

    lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

    Perubahan di pos neraca sebagian

    besar merupakan akibat dari

    keberhasilan Penawaran Umum kami

    di bulan November tahun 2011, yang

    meningkatkan Ekuitas dan Kas dan

    setara Kas, namun memiliki dampak

    negatif pada laba bersih per saham,

    yang turun menjadi Rp17 dari Rp22 di

    tahun 2010.

    Pengeluaran barang modal kami

    meningkat sebesar 56,7% di tahun

    2011, menjadi Rp119 miliar, sejalan

    dengan program eksplorasi, akuisisi

    dan pengembangan aset secara

    keseluruhan. Sebagian besar kegiatan

    ini difokuskan pada Hub Muba pada

    tahun 2011.

    Per akhir tahun lalu rasio hutang bersih

    terhadap ekuitas sebesar 0,15, dan

    rasio hutang bersih terhadap EBITDA

    sebesar 1,31.

    KAJIAN IKHTISAR KEUANGAN

    Review of Selected Financial Highlights

    Our financial performance in 2011 was

    significantly improved over the previous

    year. Total revenues of Rp.799.3 billion

    were 34.7% higher than in 2010. This

    revenue growth was driven primarily

    by an increase of 74.5% in our average

    selling price (ASP) to USD75.87 per

    ton, as the establishment of sales of our

    high-CV and met coal brands contributed

    17.3% of our total volume at a blended

    average selling price of USD116.91/ton.

    Atlas 5300 contributed the remaining

    sales for the year with 951.2 thousand

    tons at an ASP of USD67.26/ton.

    These results are a reflection of the

    strength and flexibility of the Atlas

    business model, where the overall

    financial performance is not solely

    driven by increasing sales volumes, but

    by the allocation of our management

    and production resources across our

    concessions in response to the prevailing

    market opportunities and conditions.

    The total cost of revenue increased

    by just 14.8%, resulting in our gross

    profit margin nearly doubling to 26.5%.

    Similarly, our EBITDA and operating profit

    margins more than doubled, to 20.6%

    and 12.9% respectively, while our total

    comprehensive income of Rp27.1 billion

    was 103.4% higher than the previous

    year.

    Changes in our balance sheet are largely

    a reflection of the successful completion

    of our Public Offering in November

    of 2011, driving large increases in

    Shareholders’ Equity and Cash while,

    conversely, having a negative impact on

    our reported earnings per share, which

    declined to Rp17 from Rp22 in 2010.

    Our capital expenditures expanded

    by 56.7% in 2011, to Rp.119 billion, in

    keeping pace with our overall programs

    for exploration, acquisition and asset

    development. A significant portion of

    this activity focused on the Muba Hub in

    2011.

    We ended the year with a net debt to

    equity ratio of 0.15, and a net debt to

    EBITDA ratio of 1.31.

    20

  • NERACA BALANCE SHEET

    Jumlah Aset 2.301.384 540.070 326,1% Total Assets

    Jumlah Liabilitas 911.451 320.152 184,7% Total Liabilities

    Jumlah Ekuitas 1.389.933 219.918 532,0% Shareholders' Equity

    Utang dengan Bunga 574.254 83.422 588,4% Interest Bearing Debt

    Kas dan Setara Kas 359.163 5.867 6021,8% Cash & Cash Equivalents

    Utang Bersih 215.091 77.555 177,3% Net Debt

    ARUS KAS CASH FLOW

    Belanja Modal 118.975 75.929 56,7% Capital Expenditures

    Arus kas yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi

    (170.640) 79.143 -315,6%Cash (Used in) Provided from

    Operations

    Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi

    (905.635) (218.564) 314,4% Cash Used in Investment Activity

    Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan

    1.429.571 143.888 893,5%Cash Provided from

    Financing Activity

    RASIO RATIOS

    Net Debt to Equity (x) 0,15 0,35 -56,1% Net Debt to Equity (x)

    Net Debt to EBITDA (x) 1,31 1,60 -18,2% Net Debt to EBITDA (x)

    Free Cash Flow (EBITDA - Capex) 42.454 (27.345) -255,3% Free Cash Flow (EBITDA - Capex)

    Cash from Operations to Capex (x) (1,43) 1,04 -237,5% Cash from Operations to Capex (x)

    (dalam jutaan IDR, kecuali dinyatakan lain)(IDR millions, unless otherwise stated)

    P&L KETERANGAN

    Pendapatan Usaha

    Beban Pokok Pendapatan

    Laba Bruto

    Beban Usaha

    Laba (rugi) Usaha

    Operating Margin

    EBITDA

    EBITDA Margin

    Beban Pajak

    Jumlah Pendapatan Komprehensif

    Margin Bersih

    Laba per Saham (EPS) dalam Rp

    P&L DESCRIPTION

    Total Revenue

    Total Cost of Revenue

    Operating Expenses

    Operating Income (Loss)

    Operating Margin

    EBITDA

    EBITDA Margin

    Income Tax

    Total Comprehensive Income (Loss)

    Net Margin

    Earnings Per Share (EPS) in IDR

    2011

    799.315

    587.146

    212.169

    26,54%

    108.893

    103.276

    12,92%

    161.429

    20,61%

    17.372

    27.089

    3,39%

    17

    2010

    593.218

    511.544

    81.674

    13,77%

    55.298

    26.376

    4,45%

    48.584

    8,19%

    7.951

    13.320

    2,25%

    22

    CHANGE

    34,7%

    14,8%

    159,8%

    92,7%

    96,9%

    291,6%

    190,3%

    232,3%

    151,6%

    118,5%

    103,4%

    50,9%

    -22.7%

    21

  • Kami memproduksi 1,21 juta ton

    batubara di 2011. Meskipun terjadi

    sedikit penurunan sebesar 3,3% dari

    tahun sebelumnya, pada akhir tahun

    kami telah berhasil memulai operasi

    di empat hub kami, dan memperluas

    portofolio kami meliputi batubara yang

    bernilai lebih tinggi dan lebih rendah

    dibandingkan tahun sebelumnya.

    Produk Atlas 5300, yang dihasilkan

    dari Hub Berau terus menjadi produk

    utama kami, dan memberikan

    kontribusi 78,7% dari total volume

    produksi. Hub Kubar secara

    keseluruhan menghasilkan 15,1%

    produksi batubara kalori tinggi yaitu

    Atlas 6000 dan batubara metalurgi

    Atlas Met9, sementara Hub Oku

    memberikan kontribusi 5,7% dengan

    Atlas 3600. Produksi awal di Muba

    hub di bulan Desember menghasilkan

    5.043 ton Atlas 4200, atau 0,4% dari

    total produksi.

    Kontribusi dari hub Kubar yang

    terus berkembang, dengan nisbah

    pengupasan 31,8, memberikan

    peningkatan sebesar 47,9% pada

    rata-rata nisbah pengupasan sebesar

    11,46 dari 7,75 pada tahun 2010.

    Hal ini tercermin dari peningkatan

    45,8% pada lapisan penutup yang

    dipindahkan sebanyak 14,15 juta

    bcm pada tahun 2011. Biaya kas

    produksi rata-rata per ton naik menjadi

    USD47.38 untuk tahun ini, naik 40,0%

    dari 2010.

    Jumlah produksi dan penjualan

    kami di tahun lalu mencerminkan

    hasil dari Hub Kubar dan Hub Oku

    setelah akuisisi keduanya di bulan

    Maret 2011. Sebelumnya kami sudah

    menjadi operator untuk konsesi di

    Hub Kubar sejak Juli 2010, dan di

    hub Oku dari Januari 2011. Batubara

    yang diproduksi dari konsesi tersebut

    selama periode sebelum diakuisisi

    secara hukum oleh kami akan

    menambah total produksi Perseroan

    menjadi 1.316.791 ton pada tahun

    2010 dan 1.278.856 ton pada tahun

    2011.

    Review of Selected Operating Highlights

    We produced a total of 1.21 million

    tons of coal in 2011. While this was a

    slight drop of 3.3% from the previous

    year, by year-end we had successfully

    initiated operations in four of our hubs,

    and broadened our portfolio to include

    a range of both higher and lower value

    products than in the previous year.

    Our Atlas 5300 brand, coming out of the

    Berau Hub continued to be our primary

    product, and contributed 78.7% of total

    production volume. The Kubar Hub

    generated 15.1% of aggregate volume

    with contributions of our high-CV Atlas

    6000 brand and Atlas Met9 metallurgical

    coal, while our Oku Hub contributed 5.7%

    with Atlas 3600. The initiation of trial

    production in our Muba hub in December

    yielded 5,043 tons of Atlas 4200, or 0.4%

    of the total.

    The growing contributions from our Kubar

    hub, with a strip ratio of 31.8, resulted in

    a 47.9% increase in our blended average

    strip ratio to 11.46 from 7.75 in 2010. This

    was echoed in the 45.8% increase in

    overburden (OB) removed to 14.15 million

    bcm in 2011. Our resulting average cash

    cost per ton rose to USD47.38 for the year,

    or an increase of 40.0% from 2010.

    Our production and sales numbers for

    Kubar and Oku hubs subsequent to their

    acquisitions in March 2011. We had,

    however, previously been the operator

    for the concessions in the Kubar hub

    commencing from July 2010, and in the

    Oku hub from January 2011. The coal

    produced during those periods prior to

    our formal acquisition of the concessions

    would have elevated the company’s total

    production to 1,316,791 tons in 2010 and

    1,278,856 tons in 2011.

    KAJIAN IKHTISAR OPERASI

    22

  • HUB BERAU KUBAR* MUBA** OKU*TOTALPRODUK

    Produksi (ton) Production 952.774 183.243 5.043 69.275 1.210.334

    % dari Total % of Total

    78,7% 15,1% 0,4% 5,7% 100,0%

    OB (bcm) 7.603.436 5.827.551 307.029 *** 412.155 14.150.166

    Nisbah Pengupasan Strip Ratio

    7,98 31,80 6,30 5,94 11,46

    Biaya Kas (USD/ton) Cash Cost#

    44,00 79,86 - 7,91 47,38

    Volume Penjualan (ton)Sales Volume

    951.206 199.501 - - 1.150.707

    % dari Total % of Total

    82,7% 17,3% - - 100,0%

    Jumlah Pendapatan (USD) Sales Amount #

    63.979.185 23.323.849 - - 87.303.034

    % dari Total % of Total

    73,3% 26,7% - - 100,0%

    Harga Jual rata-rata (USD/ton) Av. Selling Price #

    67,26 116,91 - - 75,87

    * Data produksi dan penjualan hanya mencerminkan kegiatan setelah akuisisi oleh Atlas di Maret 2011

    ** Data produksi untuk 1 bulan operasi di tahun 2011 Production data incorporates 1 month of operation in FY 2011

    *** Data OB termasuk 275.253 bcm yang dikupas pada pembukaan awal tambang OB data includes 275,253 bcm of pre-strip removed prior to the commencement of mining

    RANGKUMAN DATA PRODUKSI 2011

    RANGKUMAN DATA PRODUKSI 2010

    Hub Berau KUBAR* MUBA** OKU*TOTAL

    PRODUK

    Produksi (ton) / Production 1.252.267 - - - 1.252.267

    % dari Total / % of Total 100,0% - - - 100,0%

    OB (bcm) 9.708.130 - - - 9.708.130

    Nisbah Pengupasan / Strip Ratio

    7,75 - - - 7,75

    Biaya Kas (USD/ton) / Cash Cosh #

    33,83 - - - 33,83

    Volume Penjualan (ton) / Sales Volume

    1.429.530 - - - 1.429.530

    % dari Total / % of Total 100,0% - - - 100,0%

    Jumlah Pendapatan (USD) / Sales Amount #

    62.168.724 - - - 62.168.724

    % dari Total / % of Total 100,0% - - - 100,0%

    Harga Jual rata-rata (USD/ton) / Av. Selling Price #

    43,49 - - - 43,49

    # Konversi USD menggunakan asumsi kurs Rp 9.068# All USD conversions assume an exchange rate of Rp9,068

    23

  • Muba Overview

    HUB MUBA

    Hub Muba kami terdiri dari lima

    konsesi pertambangan milik Gorby

    Putra Utama, Gorby Energi, Gorby

    Global Energi, Banyan Koalindo

    Lestari dan Cipta Wanadana. Konsesi

    ini memberikan kami peluang yang

    sangat besar untuk mengambil dan

    mengangkut cadangan batubara

    yang belum termanfaatkan di

    Sumatera Selatan dengan biaya

    yang relatif rendah, karena lokasi

    yang strategis di daerah Musi Rawas

    Sumatera Selatan.

    Masing-masing dari lima wilayah

    konsesi di Hub Muba diharapkan

    untuk menghasilkan batubara kalori

    rendah yang saat ini telah terlihat

    adanya peningkatan permintaan di

    dalam negeri dan di kawasan lain

    dengan pertumbuhan ekonomi yang

    lebih tinggi. Sejumlah negara dalam

    kawasan tersebut telah memiliki

    konfirmasi rencana untuk merancang

    daya kapasitas pembangkit tambahan

    dengan memanfaatkan batubara

    thermal 3,800-4,300 kkal / kg (gar),

    dengan India dan Cina sebagai pasar

    menampilkan potensi pertumbuhan

    terbesar.

    Pembangunan infrastruktur kami di

    Hub Muba yang terus berjalan akan

    memungkinkan kami untuk secara

    cepat meningkatkan produksi batubara

    untuk memenuhi permintaan ini,

    dengan kapasitas hub desain target

    mencapai 9,25 juta ton per tahun di

    tahun 2015.

    concessions held by Gorby Putra Utama,

    Gorby Energy, Gorby Global Energi,

    Banyan Koalindo Lestari and Cipta

    Wanadana. These concessions present

    and transport the untapped coal reserves

    of South Sumatra at a relatively low cost,

    due to their strategic location in the Musi

    Rawas region of South Sumatra.

    Muba Hub is expected to produce a low

    rank coal that has already seen increasing

    demand both domestically and in other

    high-growth economies in the region. A

    number of countries in the region have

    power generation capacity based on

    utilizing 3,800-4,300 kcal/kg (gar) thermal

    coal, with India and China as the markets

    displaying the greatest growth potential.

    Our on-going infrastructure development

    in the Muba Hub will enable us to rapidly

    increase coal production to meet this

    demand, with our targeted design

    capacity of the Hub reaching 9.25 million

    tons per annum in 2015.

    The planned infrastructure development

    for the Muba Hub includes the following:

    mines in the Muba Hub to the port;

    plant (CPP)

    8,000 DWT barges

    with capacity of 600,000 tons

    24

  • Rencana pengembangan infrastruktur

    untuk Hub Muba meliputi:

    dari tambang di Hub Muba ke

    pelabuhan

    jam (CPP)

    tongkang sebesar 8.000 DWT

    batubara dengan kapasitas untuk

    600.000 ton

    pembangkit listrik tenaga uap,

    kantor dan bengkel, kamp

    untuk akomodasi yang dapat

    menampung 150 orang dan fasilitas

    penyimpanan bahan bakar

    termasuk ROM, kantor dan bengkel,

    kamp untuk akomodasi yang dapat

    menampung 400 orang dan jalur

    udara;

    Sementara kami berharap untuk

    menyelesaikan pembangunan ini pada

    tahun 2014, produksi awal batu bara

    di wilayah konsesi Gorby Putra Utama

    telah dimulai pada kuartal keempat

    tahun 2011. Batubara yang diproduksi

    di konsesi ini awalnya akan diangkut

    menggunakan infrastruktur yang

    sudah ada yang telah ditingkatkan

    pendayagunaanya di wilayah tersebut.

    Kami telah memperoleh semua ijin

    dari pemilik daerah kehutanan yang

    diperlukan untuk membangun Jalan

    Angkut 2 sesuai rencana. Ini akan

    menjadi jalan angkut tahan segala

    cuaca sepanjang 137-kilometer yang

    dikhususkan untuk mengangkut

    semua batubara dari Hub Muba ke

    terminal batubara sungai milik sendiri,

    dan akan memungkinkan kita untuk

    menggunakan truk 120-ton.

    coal-fired power plant, offices

    and workshops, a 150-person

    accommodation camp and fuel

    storage facilities

    offices and workshops, 400-person

    accommodation camp and with a

    planned airstrip;

    While we expect to complete this

    development by 2014, trial coal

    production at the Gorby Putra Utama

    concession area has already commenced

    as of the fourth quarter of 2011. The coal

    produced at this concession will initially

    be transported using the upgraded

    existing infrastructure in the region.

    We have obtained all necessary forestry-

    owner approvals to construct our planned

    Haul Road 2. This will be a dedicated

    137-kilometer all weather coal haul road

    from the Muba Hub to our own river coal

    terminal, and will allow us to use 120-ton

    coal hauling trucks.

    While the construction of Haul Road 2

    is underway, we will be accessing Haul

    Road 1 to transport coal to the Lalan river

    terminal. This road will allow for the use

    of 30-ton trucks and is currently being

    upgraded, with completion expected by

    mid-2012.

    Sementara konstruksi Jalan Angkut

    2 sedang berjalan, kita akan

    menggunakan Jalan Angkut 1 untuk

    mengangkut batubara ke terminal

    sungai Lalan. Jalan ini memungkinkan

    untuk penggunaan truk 30-ton dan

    saat ini sedang ditingkatkan, yang

    diharapkan selesai pada pertengahan

    2012.

    25

  • Human Resource Transformation

    TRANSFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA

    Atlas Resources telah mengalami

    periode pertumbuhan dramatis baik

    dari ruang lingkup maupun skala

    operasi sejak tahun 2008. Kami telah

    memperluas konsesi kami dari hanya 7

    sampai 16 di tahun 2011, dan produksi

    kita dari satu tambang menjadi empat

    dalam rentang waktu yang sama.

    tingkat aktivitas yang terus tumbuh,

    kompleksitas pengelolaan sumber

    daya manusia ikut meningkat juga.

    Kami mempekerjakan karyawan hanya

    sebanyak 259 orang pada tahun 2008,

    dan jumlah ini telah berkembang

    menjadi 376 pada akhir 2010. Per akhir

    2011, jumlah karyawan kami menjadi

    878, dan rencana kami ke depan

    membutuhkan penambahan jumlah

    Seperti telah kami sampaikan di bagian

    lain, operasi pertambangan berskala

    kecil cenderung lebih manajemen-

    intensif daripada skala besar proyek,

    dan kami bertekad untuk menjadi

    proaktif dalam menangani kebutuhan

    organisasi kami untuk karyawan teknis

    dan manajerial yang berbakat di semua

    tingkat saat ini dan masa depan. Kami

    ikut memikirkan untuk membangun

    program suksesi manajemen yang

    komprehensif untuk memastikan

    kelanjutan dari pengembangan bisnis

    dan pelaksanaan strategi kami apabila

    personil utama kami saat ini sudah

    tidak ada.

    Dengan pertimbangan ini, di tahun

    2011 kami mulai bekerja dengan

    SRW & Co untuk menyusun program

    jangka panjang Transformasi Sumber

    Daya Manusia yang bertujuan

    untuk meningkatkan kinerja usaha

    kami melalui program yang lebih

    terstruktur dalam mengelola dan

    mengembangkan karyawan. Kami

    melihat ini sebagai langkah kunci

    dalam memenuhi aspirasi banyak

    karyawan kami, 80% di antaranya lebih

    muda dari 40, untuk berkarir jangka

    panjang di Atlas.

    Proyek ini bertujuan untuk

    mengembangkan organisasi SDM

    menerapkan program terintegrasi untuk

    membantu mendorong munculnya

    manajer dan pemimpin yang mampu

    dan produktif.

    Tim proyek ini menangani kebutuhan

    manusia organisasi sumber daya

    secara keseluruhan, dengan unsur-

    unsur utama meliputi:

    Atlas Resources has undergone a period

    of dramatic growth in both the scope and

    scale of our operations since 2008. We

    have expanded our concessions from

    just 7 to 16 by 2011, and our production

    from a single site to four in the same

    timeframe.

    As our geographic reach and level of

    activity continue to grow, the complexity

    of managing our human resources

    increases as well. We maintained a

    staffing level of just 259 people in 2008,

    and this had expanded to 376 by the end

    of 2010. As 2011 ended, our employees

    numbered 878, and our plans call for

    significant additional growth still to come.

    As we have mentioned elsewhere, small-

    scale mining operations tend to be more

    management-intensive than larger-scale

    projects, and we are determined to be

    proactive in addressing the current and

    future needs of our organization for

    talented technical and managerial staff

    at all levels. We are equally concerned

    with establishing a comprehensive

    succession management program to

    ensure continuity in the development of

    our business and implementation of our

    strategy in the absence of our current

    key personnel.

    In light of this background, in 2011 we

    began to work with SRW & Co. on a long-

    term Human Resource Transformation

    program aiming to improve our business

    performance through a more structured

    program of managing and developing

    our people. We see this as a key step

    in meeting the aspirations of our many

    employees, 80% of whom are younger

    than 40, for long-term careers with Atlas.

    The project aims to develop a more

    efficient HR organization, which will be

    able to implement integrated programs

    to help foster the emergence of capable

    and productive managers and leaders.

    The project team is addressing the full

    spectrum of the organization’s human

    resource needs, with the major elements

    to include:

    description and reporting map

    service delivery model

    models and assessments linked to job

    profiles

    systems allied to a grading structure

    that reflects both the organization

    structure and career progression

    determination of strategy-linked KPIs

    for top 3 levels of management

    including salary and other fixed

    cash components tied to job grades

    and competency, with a bonus

    26

  • DISTRIBUSI KARYAWAN

    Employee Distribution

    Operations

    BOD

    Finance & Accounting

    Marketing

    Asset Development

    Support Services

    Others

    580(66%)

    5 (1%)17 (2%)

    198 (23%)

    71 (8%)

    3 (0%)

    2 (0%)

    tugas dan struktur pelaporan

    dan pola pemberian pelayanan

    pekerjaan

    kompetensi yang digabungkan

    dengan struktur pemeringkatan

    yang mencerminkan struktur

    organisasi dan perkembangan karir

    penetapan indikator kinerja penting

    (KPI) yang dikaitkan dengan

    strategi untuk 3 level teratas dari

    manajemen.

    termasuk gaji dan komponen kas

    lainnya yang dikaitkan dengan

    peringkat kerja dan kompetensi,

    dengan skema bonus yang

    dikaitkan dengan kinerja perusahaan

    secara keseluruhan

    perencanaan, akuisisi,

    pengembangan dan evaluasi bakat.

    kompetensi yang memberikan

    beragam jenjang karir untuk

    dalam mengembangkan karir mereka

    kompetensi, dengan modul pelatihan,

    kursus dan silabus yang jelas.

    Semua elemen ini akan didukung oleh

    kebijakan sumber daya manusia yang

    baku, Buku Pegangan Karyawan yang

    merinci ketentuan ketenagakerjaan baik

    dari segi internal maupun pemerintah

    serta garis besar petunjuk otoritas untuk

    mengambil keputusan besar.

    Pada saat program transformasi

    mendekati penyelesaian, kami berharap

    Atlas akan lebih siap untuk menarik

    karyawan terampil yang tepat untuk

    memenuhi kebutuhan kami hari ini, dan

    memberikan peluang untuk berkembang

    dan sepenuhnya mempersiapkan mereka

    untuk kebutuhan kami di tahun-tahun

    mendatang.

    scheme linked to overall company

    performance

    planning, acquisition, development

    and evaluation

    development system which

    incorporates multiple career tracks to

    provide employees with flexibility in

    developing their careers

    with defined training modules, courses

    and syllabi

    All of these elements will be underpinned

    by formalized human resource policies,

    an Employee Handbook detailing both

    internal and government employment

    requirements and a Manual of authority to

    cover major decision areas.

    Once this transformation program nears

    completion, we expect Atlas to be better

    positioned to attract appropriately skilled

    staff for our needs today, and provide

    development opportunities to fully

    prepare them for our needs in the years

    to come.

    27

  • J A J A R A N D I R E K S I

    ANDRE ABDIPresiden Direktur

    Hans J. KaschullWakil Presiden Direktur

    Andre memperoleh gelar MBA dari

    New York University sebelum memulai

    karir di Citibank, NA, dan Citicorp

    Venture Capital dengan pengalaman

    lebih dari 17 tahun. Selama dekade

    terakhir, Andre telah melakukan

    pengembangan bisnis sebagai investor

    swasta di berbagai sektor mulai dari

    pengembangan kehutanan sampai

    bidang ritel makanan serta distribusi,

    pengembangan properti dan asuransi

    umum.

    Hans lulus sebagai Insinyur

    Pertambangan di West Australia School

    of Mines, dan telah bekerja lebih dari

    33 tahun di industri pertambangan di

    Australia dan Indonesia. Kemampuan

    serta pengalamannya meliputi proyek

    pengembangan baru, eksplorasi dan

    operasi tambang. Hans datang ke

    Indonesia pada tahun 1994 sebagai

    Manajer Tambang PT Pama untuk

    Indo Muro gold mine, dan kemudian

    pindah dengan posisi sebagai Manajer

    Operasional pada perusahaan

    MacMahon Contractors Indonesia.

    BOARD OF DIRECTORS

    Pada tahun 2002 Hans mendirikan

    Asia Energy Indonesia, dan berhasil

    membawa empat proyek batubara

    pertambangan ke dalam produksi.

    ANDRE ABDI,

    President Director

    Andre received his MBA from New York

    University before beginning a career

    with Citibank, N.A., and Citicorp Venture

    Capital that extended over 17 years. For

    the past decade, Andre has undertaken

    business development as a private

    investor in various sectors ranging from

    forestry development to food retailing and

    distribution, property development and

    general insurance.

    HANS J. KASCHULL,

    Vice President Director

    Hans trained as a Mining Engineer at

    the West Australian School of Mines,

    and has worked more than 33 years in

    the Australian and Indonesian mining

    industries. His hands-on experience

    includes new project site development,

    exploration and mine operations. Hans

    initially came to Indonesia in 1994 as Mine

    Manager for PT Pama for the Indo Muro

    Gold Mine, and subsequently moved

    into the role of Operations Manager for

    MacMahon Contractors Indonesia. In 2002

    Hans founded Asia Energy Indonesia,

    ultimately bringing four coal mining

    projects into production.

    28

  • Dono BoestamiDirektur Keuangan

    Joko K. SulistyokoDirektur Pengembangan

    AULIA SETIADIDirektur Komersial

    Dono meraih gelar Sarjana di bidang

    Teknik Sipil dari University of Wisconsin

    - Platteville serta Magister bidang Proyek

    dan Manajemen Konstruksi dari Golden

    Gate University. Pada awalnya ia bekerja

    sebagai bankir komersial di Bank Niaga

    dan tempat lain sebelum diangkat

    menjadi Direktur, Investment Banking

    PT Danareksa (Persero). Kemudian ia

    menjadi Presiden Direktur PT Citigroup

    Securities Indonesia, dan Direktur

    Investment Banking Barclays Capital.

    Sejak tahun 2006, dia adalah Direktur

    Keuangan PT Bukit Asam (Persero)

    Tbk. Dono bergabung dengan Atlas

    Resources pada bulan Juni 2011.

    Joko lulus dari UPN Veteran sebagai

    Insinyur Pertambangan, dan memulai

    karirnya dengan United Tractors

    pada proyek batubara di Sumatera

    Barat. Dia kemudian pindah ke

    Trakindo Utama (Caterpillar), mitra

    dari PT Freeport, PT Inco Kelian

    Equatorial Mining & selama tiga

    tahun. Joko memiliki pengalaman di

    pertambangan dengan total lebih

    dari 17 tahun dan telah memegang

    beberapa posisi manajemen senior

    di Indonesia dengan MacMahon

    Kontraktor (Australia).

    Aulia adalah lulusan dari University of

    California, Berkeley dan Northwestern

    University dengan gelar Teknik Kimia.

    Karirnya dimulai sebagai Engineer

    R & D dengan Procter & Gamble.

    Berbagai pengalamannya termasuk

    7 tahun di bidang perbankan dan

    investasi di Indonesia. Selain itu, ia

    mendirikan Perusahaan Konsultan

    Bisnis Terintegrasi dengan Kemitraan

    bersama IBM.

    DONO BOESTAMI,

    Finance Director

    Dono received a BS in Civil Engineering

    from the University of Wisconsin - Platteville

    as well