Anemia Karena Penyakit Kronik
-
Upload
dradrianramdhany -
Category
Documents
-
view
57 -
download
3
description
Transcript of Anemia Karena Penyakit Kronik
ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIK
DEFINISI
Anemia sering dijumpai pada pasien dengan infeksi atau inflamasi kronis maupun
keganasan. Anemia ini umumnya ringan atau sedang, disertai oleh rasa lemah dan penurunan
berat badan dan disebut anemia pada penyakit kronis.14 Anemia ini sangat mirip dengan
anemia defisiensi besi tetapi pada anemia ini terjadi sekuestrasi besi di dalam sistem RES
karena inflamasi. Pada anemia jenis ini, terjadi sekuestrasi besi di dalam makrofag.
Sekuestrasi ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dependen besi
atau untuk memperkuat aspek imunitas pejamu.15
Anemia penyakit kronis merupakan bentuk anemia derajat ringan sampai sedang yang terjadi
akibat: infeksi kronis, peradangan, trauma dan penyakit neoplastik yang telah berlangsung 1–
2 bulan dan tidak disertai penyakit hati, ginjal dan endokrin. Jenis anemia ini ditandai dengan
kelainan metabolism besi, sehingga terjadi hipoferemia dan penumpukan besi di makrofag.
Secara garis besar pathogenesis anemia penyakit kronis dititikberatkan pada 3 abnormalitas
utama: ketahanan hidup eritrosit yang memendek akibat terjadinya lisis eritrosit lebih dini,
respon sumsum tulang karena respon eritropoetin yang terganggu atau menurun, dan
gangguan metabolisme berupa gangguan reutilisasi besi. Anemia penyakit kronis sering
bersamaan dengan anemia defisiensi besi dan keduanya memberikan gambaran penurunan
besi serum. Oleh karena itu penentuan parameter besi yang lain diperlukan untuk
membedakannya. Pemeriksaan rutin yang dilakukan untuk menentukan defisiensi besi akan
menemui kesulitan bila berkaitan dengan anemia penyakit
kronis. Pemeriksaan khusus seperti pengecatan sumsum tulang untuk menentukan cadangan
besi dengan pewarnaan Prussian Blue bersifat invasif, oleh karena itu diperlukan metode
untuk menentukan parameter besi lain yang praktis dengan nilai diagnostik yang tinggi guna
membedakannya. Penyakit kronis sering menyebabkan anemia, terutama pada penderita usia
lanjut. Keadaan-keadaan seperti infeksi, peradangan dan kanker, menekan pembentukan sel
darah merah di sumsum tulang.
PENYEBAB
Pada semua penderita, infeksi (bahkan infeksi yang ringan) dan peradangan (misalnya
artritis dan tendinitis) dapat menghambat pembentukan sel darah merah dalam sumsum
tulang, sehingga jumlah sel darah merah berkurang. Tetapi keadaan tersebut baru akan
menimbulkan anemia jika sifatnya berat atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronik)
Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi
ginjal, paru (bronkiektasis, abses, empiema, dll)
Inflamasi kronik, seperti artritis reumatoid
Penyakit autoimun, seperti SLE.
PATOGENESIS
Yang mendasari patogenesis anemia pada penyakit kronik adalah survival sel darah
merah yang menurun dan gagalnya sumsum tulang mengkompensasi kekurangan dengan
meningkatkan produksi sel darah merah. Kegagalan peningkatan produksi sel darah merah
sebagian besar disebabkan oleh sequestration besi pada sisitem retikuloendotelial. Penurunan
eritropoietin jarang menjadi penyebab penurunan produksi eritrosit selain pada gagal ginjal.
Semua proses diatas diduga karena adanya perubahan sitokin-sitokin pada pasien yang
menderita penyakit kronik.
GEJALA
Gejala dan tanda-tanda temuan klinik pada anemia jenis ini bergantung pada
penyebabnya. Diagnosis yang harus dilakukan pada suspek yang menderita penyakit kronik
adalah mengkonfirmasi penurunan serum besi, penurunan TIBC, dan normal atau
meningkatnya serum feritin. Selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan penyerapan asam
folat dan besi. Karena pada penyakit kronik sering ditemukan gangguan penyerapan besi dan
folat, dan hal ini diperparah dengan perdarahan saluran pencernaan. Pada penderita yang
“cuci darah” biasanya terjadi kekurangan besi dan asam folat selama cuci darah berlangsung.
TEMUAN LABORATORIUM
Hematokrit jarang kurang dari 60%, MCV biasanya normal atau menurun sedikit.
Morfologi sel darah merah tidak bisa dijadikan untuk diagnosis dan retikulosit kadang
meningkat dan kadang menurun. Serum besi mungkin tidak teratur. Penurunan transferin
sangat ekstrim, oleh karena itu sering terjadi salah diagnosis dengan anemia defisiensi besi.
Perbedaan dengan anemia defisiensi besi adalah serum feritin yang normal atau meningkat.
Serum feritin yang kurang dari 30 ug/L menunjukkan defisiensi besi.
PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini, sehingga pengobatan ditujukan
kepada penyakit kronik penyebabnya. Mengkonsumsi tambahan zat besi tidak banyak
membantu. Jika anemia menjadi berat, mungkin diperlukan transfusi atau eritropoietin
(hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah di sumsum tulang).
Daftar Pustaka
14. Supandiman I,Fadjari H, Sukrisman L. Anemia Pada Penyakit Kronis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V.Jakarta: Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam,2009;h.1138.
15. Kumar, Cotran, Robbins.Sistem Hematopoietik dan Limfoid. Buku Ajar Patologi.Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2007;h.463.