Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

18
ISI Press ELISITASI FOTO: METODE PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN VISUAL Andry Prasetyo Penerbit: ISI PRESS

Transcript of Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

Page 1: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

i

Andry Prasetyo

ISI P

ress

Penerbit :

ELISITASI FOTO:METODE PENGUMPULAN DATADALAM PENELITIAN VISUAL

Andry Prasetyo

Penerbit:ISI PRESS

Page 2: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

ii

Elisitasi Foto: Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Visual

ELISITASI FOTO:METODE PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN VISUAL

Cetakan Pertama, 2020viii+62 halamanUkuran: 15,5 x 23 cm

Penulis:Andry Prasetyo

Layout:Nila Aryawati

Desain Sampul:Agus Sutedjo

Foto Cover:Judul: “Rehat Para Pejuang” ; Karya: Eko Setiawan

ISBN: 978-602-5573-87-3

Anggota APPTI:Nomor: 003.043.1.05.2018

Penerbit:ISI PRESS

Bekerjasama dengan LP2MP3M ISI SurakartaJl. Ki Hadjar Dewantara 19 Surakarta 57126

Telp. (0271) 647658 Fax. (0271) 646175E-mail: [email protected]

All rights reserved©2020, Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Dilarang keras menterjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis.

Sanksi pelanggaran pasal 72 Undang-undang Hak Cipta (UU No. 19Tahun 2002)

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatansebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat(1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing palingsingkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00(satu juta rupiah), atau pidana paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau dendapaling banyakRp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaranHak Cipta sebagaimana diumumkan dalam ayat (1), dipidana denganpidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyakRp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

iii

Andry Prasetyo

Untuk teman-teman seperjuangan di emperan ’95.

Page 4: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

iv

Elisitasi Foto: Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Visual

KATA PENGANTAR

Atas Berkat Rahmat Tuhan yang Maha Kuasa,buku ini dapat hadir dihadapan pembaca. Buku inidihadirkan untuk sebuah penawaran, berupa metodewawancara elisitasi foto sebagai salah satu teknikpengumpulan data dalam penelitian visual. Metodewawancara elisitasi foto adalah proses untukmendapatkan data atau informasi yang digunakan untuktujuan penelitian, dan dilakukan dengan cara bertanyajawab antara pewawancara dengan responden denganmenggunakan foto-foto sebagai media perantaranya.Foto dihadirkan dalam proses penelitian, tidak sebatassebagai obyek kajian, atau alat bantu dokumentasi,namun karena foto menyimpan banyak makna. Melaluimelihat foto-foto, peneliti dengan responden salingberinteraksi untuk menghasilkan data dan informasiempiris seorang seniman atau subyek yang diteliti.

Agar sebuah penawaran dapat dipertimbangkandan dapat diterima, maka akan dipaparkan perihal apaelisitasi foto itu, bagaimana metode atau cara elisitasifoto dijalankan, kapan dapat digunakan, mengapa perlumenggunakan metode elisitasi foto untuk pengumpulandata, sejauh mana elisitasi foto dapat membantu untukmenggali data-data yang bersifat psikologis danmengungkap pemahaman subyek penelitian terhadapbudaya yang bersifat empiris, serta jenis data apa sajayang didapatkan peneliti baik secara teks dankonteksnya, baik secara jumlah maupun kualitas datayang diperoleh peneliti. Sebagai sebuah pengembangandari penelitian Pustaka yang telah selesai disusun,semoga saja buku sederhana ini dapat menjadiperangsang munculnya minat peneliti, untukmenghadirkan foto saat melalukan wawancara bebas,guna mendapatkan jenis data yang lebih banyak danberkualitas.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya sayasampaikan kepada pihak-pihak yang sudah mendukung

Page 5: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

v

Andry Prasetyo

terwujudnya buku ini, pertama kepada Ketua LP2MP3MISI Surakarta, Dr. Slamet dan Kepala Pusat penelitian,Satriana Didik Isnanta, yang telah memberikankesempatan penulisan buku ini; Kepada Panji Vasco DaGama yang bersedia menjadi responden danmenyumbangkan fotonya untuk ditampilkan dalam bukuini, untuk itu saya ucapkan banyak terimakasih.Terimakasih kepada ISI Press yang sudah membantumenerbitkan. Tak luput untuk istriku, Henny dan anak-anakku, terimakasih telah bersedia berbagi waktu, hinggaterselesaikannya buku ini. Akhir kata, sayapersembahkan buku ini kepada para peneliti, semogadapat berguna dan menambah referensi manakala akanmelakukan wawancara elisitasi foto untuk pengumpulandata dalam penelitian visual.

Andry Prasetyo

Page 6: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

vi

Elisitasi Foto: Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Visual

DAFTAR ISI

iiiiivviviiviii1127

11111216

212425

293335

3640424446485052

5556

HALAMAN SAMPUL ................................................HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................PENGANTAR .........................................................DAFTAR ISI ...........................................................DAFTAR GAMBAR ...................................................DAFTAR TABEL ......................................................BAB 1. PENDAHULUAN ...........................................

1.1 Latar Belakang ..........................................1.2 Penelitian Visual ........................................1.3 Maksud dan Tujuan ...................................

BAB 2. METODE PENGUMPULAN DATA ....................2.1 Pengumpulan Data ......................................2.2 Metode Wawancara ...................................2.3 Pelaksanaan Wawancara ...........................

BAB 3. WAWANCARA ELISITASI FOTO .....................3.1 Wawancara Elisitasi Foto ............................3.2 Perkembangan Elisitasi Foto ......................3.3 Penerapan Elisitasi Foto dalam Penelitian

Visual ........................................................3.4 Foto Sebagai Representasi Makna ..............3.5 Pemberdayaan Responden ........................

BAB 4. WAWANCARA ELISITASI FOTO SEBAGAIMETODE .................................................

4.1 Praktik Wawancara Elisitasi Foto .................4.2 Republik Kresek .......................................

a. Ide/ Gagasan Penciptaan ..........................b. Pra Produksi ...........................................c. Visualisasi ...............................................d. Bentuk .................................................e. Penyajian ................................................

BAB 5. Penutup ....................................................DAFTAR ACUAN ..................................................

Page 7: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

vii

Andry Prasetyo

Gambar 1. Sites, modalities and methods forinterpreting visual materials ................

Gambar 2. Ann Hamilton, “mantle” .....................Gambar 3. “Social Distancing” ..........................Gambar 4. “Man’s face with shadow of a cross” ...Gambar 5. Skema Wawancara Elisitasi Foto .......Gambar 6. “Udah..udah…nggak bisa nafas…” .......Gambar 7. Pap…, Kalau Begini nggak Bisa Lihat

Apa-apa ..............................................Gambar 8. Aku Teringat Kematian dan Dosa-dosa

DAFTAR GAMBAR

69

10343848

5052

Page 8: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

viii

Elisitasi Foto: Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Visual

Tabel 1. Perilaku Verbal dan Nonverbal ..................

Tabel 2. Penelitian Elisitasi Foto Berdasarkan Topikdan Bentuk Publikasi ..............................

Tabel 3. Peggunaan Metode Elisitasi Foto PadaJurnal Hasil Penelitian ...............................

Tabel 4. Perilaku Respoden ....................................

DAFTAR TABEL

17

27

28

54

Page 9: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

1Andry Prasetyo

Pendahuluan

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahapan pengumpulan data oleh mahasiswa ataudosen dan ilmuwan yang sedang melakukan penelitianbutuh ketelitian dan kecermatan serta kesabaran.Mengingat apabila pengumpulan data mengalamikesalahan, maka akan berdampak pada kualitas danjumlah data. Hal ini dapat mempengaruhi proses analisisdata, dan pada akhirnya hasil penelitian yang didapatpun menjadi kurang maksimal, bahkan meragukan.Walhasil, penelitian yang susah payah kita kerjakan,mengeluarkan banyak biaya, waktu dan tenaga, namunhasilnya bisa jadi kurang diminati pembaca, dan tidakdapat dijadikan rujukan.

Secara bahasa, istilah data berasal dari BahasaRomawi yaitu “datum” yang berarti sesuatu yangdiberikan (Sandro & Sandro, 2019). Setelah diolah, datatersebut menjadi informasi baku dan diakuikebenarannya. Jadi data merupakan kumpulan informasiyang berupa angka, lambang, simbol-simbol denganberbagai sifat dan jenisnya. Data sebagai kumpulaninformasi menjadi salah satu komponen penting sebagaidasar pengambilan keputusan pemecahan masalahpenelitian. Sehingga para peneliti dituntut menguasaidengan baik metode pengumpulan data yang sesuaidengan tujuan dan kegunaan penelitian.

Terdapat berbagai cara pengumpulan data dalampenelitian kualitatif, yang cukup sering digunakan adalahwawancara. Sebagai metode pengumpulan data,wawancara memiliki prosedur, jenis, pertanyaan, danwaktu pelaksanaan. Selain itu metode wawancara perludilakukan dengan benar dan disesuaikan dengan

Page 10: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

2 Andry Prasetyo

Elisitasi Foto: Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Visual

metodologi penelitian yang sedang dijalankan.Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki beberapaperbedaan dengan wawancara pada penelitian kuantitatif.Wawancara pada penelitian kualitatif merupakanpembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahuluibeberapa pertanyaan informal. Peneliti cenderungmengarahkan wawancara pada penemuan perasaan,persepsi, dan pemikiran responden. Sejumlah penelitikualitatif terkadang mengalami kesulitan melakukanwawancara kepada orang yang menjadi subyekpenelitian. Kendala tersebut antara lain karena barupertama kali bertemu, sehingga ada unsur canggungsaat terjadi tanya jawab. Hambatan lain adalah adanyaperbedaan pandangan antara maksud pertanyaandengan pemahaman responden, sehingga antara tujuanpertaanyaan dan jawaban tidak selaras.Ketidakberhasilan wawancara terdeteksi juga pada hasiljawaban responden yang cenderung menjawabpertanyaan secara sepotong-sepotong dan singkat.Berbeda dengan penelitian kuantitatif, di mana jawabandapat diarahkan. Misalnya diarahkan untuk memperolehjawaban yang berupa data angka-angka, sepertijawaban tentang merosotnya harga saham, besarnyapendapatan, tingginya jumlah pengangguran, dll.

1.2 Penelitian Visual

Dunia kita dipenuhi dengan gambar. Tugu Monas,Jembatan Ampera, Candi Borobudur, Menara Eifel, Roket,terkenal bukan karena bentuknya, strukturnya, teknologipembuatannya, namun pertama karena foto-fotonyayang beredar, dan secara masif telah membentuk visi didalam alam pikir kita, tentang siapa yang membuat,serta bagaimana cara membangunnya. Perihalpenggunaan foto, bidang sosiologi dan etnografi

Page 11: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

3Andry Prasetyo

Pendahuluan

termasuk disiplin ilmu yang mengawalinya, dan telahmemunculkan kajian baru berupa etnofotografi. Bahkankeduanya memiliki tradisi penelitian visual yang sudahmenubuh dalam metode yang dijalankan (Olien, 1968).Bukan tanpa alasan kedua disiplin tersebut menggunakanfoto sebagai bagian yang dikaji, namun penelitian yangmenggunakan sarana gambar, akan lebih mudahdipahami orang karena gambar lebih mudah membekasdalam benak kita (Creswell, 2012). Gambar (baca foto),secara intrinsik berisi data. Dengan demikian, gambarperlu diperlakukan sebagai sumber data dan diperlukancara yang sistematis dalam proses pengumpulannya,dianalisis secara ketat, dan disajikan secara metodis.

Hingga kini tercatat bahwa penelitian visual dalamilmu sosial tampaknya memiliki rekam jejak yang cukupbaik. Namun demikian, penggunaan gambar visual dalampenelitian empiris berbasis lapangan, perlu dipahamisebagai satu dari beberapa metode yang digunakandalam penelitian sosial. Peneliti menggunakan gambarvisual untuk mengumpulkan atau menyajikan data.Produksi gambar yang dilakukan oleh peneliti sosial tidaklain untuk konsumsi penelitian, akademisi, dan subyekpenelitian sosial itu sendiri, meski tidak semua penelitiansosial menggunakan gambar visual. Ambil contohpenelitian kuantitatif yang umumnya menampilkansejumlah table, diagram atau gambar lainnya untukmempresentasikan hasil. Penelitian visual, baik yangmelalui pembuatan gambar atau studi gambar, keduanyatidak jauh berbeda, yaitu sebagai satu teknik untukdigunakan sesuai konteks penelitian sosial. Adapunpenelitian kualitatif yang kerap dilakukan oleh bidang senidan kajian budaya adalah penelitian visual, denganmenggunakan material visual berupa gambar, foto, disainsebagai instrumennya. Gillian Rose membagi penelitianvisual menjadi tiga sisi yang dapat kita kaji yaitu; the

Page 12: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

4 Andry Prasetyo

Elisitasi Foto: Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Visual

site of the production of an image, the site of image itself, dan site where it is seen by various audiences (Rose,2001).

Pada sisi produksi gambar, terdapat beberapainstrumen pokok yang perlu diperhatikan yaitu: [1]Teknologi, (berkaitan dengan peralatan atau media yangdigunakan). Keingintahuan pada bagaimana karyadihasilkan, meliputi peralatan atau bahan yang digunakan.Peralatan pada pembuatan karya dapat mempengaruhikarakter, bentuk dan makna. Kita ambil contoh padaproduksi karya fotografi, untuk menghasilkan sebuahfoto arsitektur dengan sudut yang presisi diperlukanlensa yang mampu mengkoreksi perspektif (PerspectiveCorrection [PC] Lens). Lensa ini juga dapat mengeliminasibentuk distorsi dan menjaga bangunan atau ruangantetap tegak lurus dengan garis horison. Pada produksikarya lukis, bahan cat minyak, cat air, atau akrilic akanmempengaruhi hasil goresan, tekstur dan karakter yangberbeda pada kanvas. Kata Berger:

“What distinguishes oil painting from any otherform of painting is its special ability to render thetangibility, the texture, the lustre, the solidity ofwhat it depicts. It defines the real as that whichyou can put your hands on”, (Berger, 1972).

[2] Komposisi, ketika sebuah gambar dibuat,maka akan mengacu pada sejumlah strategi formalseperti: isi, warna dan kesatuan bentuk. Genre suatubidang seni juga memiliki andil dalam pilihan komposisi.Pada bidang fotografi, komposisi yang menampilkanobyek agar tampak natural banyak dilakukan pada genrefotografi jalanan, sedangkang komposisi horizontal dancakrawala alam yang diwakilkan pada warna yang indahcenderung digunakan pada genre fotografi pemandanganalam. Untuk foto-foto yang menampilkan realitas kondisi

Page 13: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

5Andry Prasetyo

Pendahuluan

masyarakat dengan berbagai isi berita yangdisandangnya diwakilkan pada genre foto jurnalistik. [3]Sosial, latar belakang dan kondisi ekonomi, sosial, politikpada saat karya dibuat akan berpengaruh pada hasilnya.Faktor sosial menjadi salah satu sisi penting dalammemahami gambar visual (baca foto). Sebuah fotosecara tidak langsung tertanam produk budaya(ekonomi, politik, sosial, budaya) dari subyek yangmemotret (Rose, 2001).

Penelitian visual pada sisi gambar, Gillianmencatat bahwa makna gambar terletak pada apa yangtampak pada gambar itu sendiri. Setiap gambar memilikisejumlah komponen formal seperti teknologipembuatannya, apakah hasil reproduksi atau produkbaru, dan teknik pemrosesan. Misalnya foto hitam putih,merupakan hasil teknik pengolahan melalui aplikasiphotoshop, atau menggunakan fitur pada kamera yangdipilih. Kualitas foto yang ditunjukkan dengan teknikpencahayaan, komposisi gambar, sudut pengambilan,ukuran gambar, kecerahan, teknis khusus yangdigunakan, serta teknologi atau teknik yang digunakanakan memiliki efek yang melebihi batasan produksinya.Kualitas komponen pembentuk gambar secara tidaklangsung juga membentuk modalitas sosial yangbermuara pada makna dan efek visual (Rose, 2001).

Penelitian pada sisi subyek yang memandanggambar (audience), dapat ditelisik pada setiap subyekyang memandang foto membawa cara atau sudutpandang sendiri, sesuai jenis pengetahuan yang adapadanya. Seperti yang disampaikan Fiskey, unsur-unsuryang tampak pada gambar (baca foto) memiliki makna,dan dimaknai ulang oleh subyek yang memandang foto,melalui aspek-aspek pengalaman dan budaya masing-masing.

Page 14: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

6 Andry Prasetyo

Elisitasi Foto: Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Visual

“…And reading is the process of discoveringmeanings that occurs when the reader interacts ornegotiates with the text. This negotiation takes placeas the reader brings aspects of his or her culturalexperience to bear upon the codes and signs which makeup the text. It also involves some shared understandingof what the text is about” (Fiske, 1990).

Gambar 1. Sites, modalities and methodsfor interpreting visual materials

(Sumber: G. Rose “Visual Methodologies”, 2001).

Page 15: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

7Andry Prasetyo

Pendahuluan

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penulisan buku ini untuk memberikansebuah penawaran kepada para peneliti, berupa alternatifpendekatan melalui penggunaan foto saat melakukanwawancara pengumpulan data, yang dikenal denganteknik wawancara elisitasi foto. Foto menjadi media ataualat pencari data saat berlangsungnya kegiatanwawancara. Selama ini, sering kita temui pada karyatulis ilmiah yang berupa skripsi, tesis, disertasi, laporanpenelitian, laporan pengabdian masyarakat, buku danbentuk karya ilmiah lainnya, foto lebih banyak digunakansebagai ilustrasi dan dokumen mendukung prosespenelitian. Foto - foto hadir sebagai data, artefak, alatbantu untuk rekam, atau dokumentasi saat prosespengumpulan data. Sebagian peneliti bidang sosial, bidangsejarah, maupun peneliti bidang komunikasi, menjadikanfoto sebagai objek penelitian dan bukti suatu kejadianyang telah berlangsung. Melalui sebuah foto, para penelitibidang sosial, semiotika, kajian budaya, melakukanpembacaan, menginterpretasi, dan memberikan maknabaik secara teks dan konteksnya. Dalam bidangsosiologi, proses pemaknaan terhadap foto terusmengalami kemajuan baik dari sisi jumlah maupunjenisnya, mengikuti peningkatan kebutuhan masyarakatakan informasi. Kondisi ini tak lepas dari pengaruhpemikiran posmoderisme bahwa penelitian sosial itusendiri merupakan aktifitas sosial (Glaw et al., 2017).Media foto pada dasarnya menyimpan banyak makna,baik bagi subyek pemotret dan subyek yang dipotret.Selain itu foto juga memiliki potensi menghasilkankeberagaman dan kedalaman informasi.

Penelitian sejarah yang memanfaatkan foto untukmengungkap perjalanan seni instralasi kontemporerpernah di lakukan oleh McTighe dan sudah dibukukandengan judul: “Photography And Memory In

Page 16: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

8 Andry Prasetyo

Elisitasi Foto: Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Visual

Contemporary Installation Art”, pada tahun 2012. Melaluihasil penelitiannya tersebut, McTighe mengemukakangagasannya tentang hubungan fotografi dalam seniinstalasi. Penjelasannya, foto dalam seni instalasimemiliki keterkaitan antara teori fotografi dan praktik,sehingga hubungannya sangat rekat, hingga mendorongpeningkatan fotografi dan proyek instalasi. Selain ituketerkaitan antara fotografi dan memori dalam konteksseni instalasi memiliki jalinan sejarah. Seni instalasimenghasilkan arsip bagi karya mereka, dan fotografimembantu memulihkan memori, berpotensimenghasilkan perspektif kritis tentang budayakontemporer, serta membangun sebuah konstruksisejarah. McTighe menegaskan bahwa fotografi danmemori dalam seni instalasi memiliki hubungan, dimanafotografi mampu merepresentasikan citra, memori danpengalaman.

“The relationships between installation art and itsphotographic representation, and the relationshipsbetween image, memory, experience, andarchives, are present in the works in the 1970s.Installation art and site-specific art since the 1970shave raised questions about experience, memory,and representation”, (Monica E. McTighe, 2012).

Page 17: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

9Andry Prasetyo

Pendahuluan

Gambar 2. Foto dokumentasi pameran isntalasi karyaAnn Hamilton, “mantle”. Photo credit: Thibault Jeanson.

Courtesy of the Ann Hamilton Studio.(Sumber: dari buku: “Photography and Memory In Contemporary

Installation Art”: 2012)

Berpijak pada penggunaan foto seperti yangtersebut di atas, buku ini mencoba menawarkan modellain, yang berbeda dan bisa lebih luas terkait pemanfaatanfoto untuk pengumpulan data. Foto sebagai pendekatandalam pengumpulan data dengan menghadirkannya saatproses wawancara berlangsung. Teknik elisitasi fotodapat dijabarkan sebagai cara penggalian informasi dariresponden atau subyek penelitian menggunakan saranafoto. Peneliti menyodorkan foto kepada responden,dengan tujuan untuk menggali informasi melalui apa yangtampak dalam foto. Hal ini berbeda dengan apa yangdilakukan dalam wawancara biasa, di mana seringdilakukan dengan berbekal catatan pertanyaan dan kata-kata atau kuisioner. Perbedaan wawancaramenggunakan foto dan teks dengan wawancaramenggunakan kata-kata, terletak pada carapewawancara menanggapi jawaban responden melaluidua bentuk representasi simbolik. Foto dilipih karenadianggap mampu menjadi stimulus dalammembangkitkan ingatan dan pengalaman empirisdibandingkan kata-kata. Proses wawancara melakuimedia foto dapat memunculkan lebih banyak informasi

Page 18: Andry Prasetyo - repository.isi-ska.ac.id

10 Andry Prasetyo

Elisitasi Foto: Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Visual

dan lebih membangkitkan jenis informasi yang berbeda.Berger menuliskan bahwa sensasi yang ditemukan dalamsebuah foto berasal dari lonjakan memori, yaitu salahsatunya melalui gambar yang pernah kita ketahui. Iamencontohkan sebuah foto rumah tempat tinggalbersama keluarganya, foto ibunya ketika muda, danfoto halaman rumah yang lebat ditumbuhi rumput.Melalui foto-foto rumah tersebut, Berger teringat padaapa yang pernah diketahui sebelumnya. Melalui stimulusyang diterima dari sebuah foto, semakin banyak yangdiingat tentang masa lalu (Berger, 1972). Selanjutnyatimbul beberapa pertanyaan penelitian, (1) Mengapa kitaharus mempertimbangkan penggunaan gambar dalampengumpulan data penelitian visual selama prosespenelitian? (2) Pertimbangan apa yang diperlukan olehpeneliti visual saat menggunakan gambar?

Gambar 3. “Social Distancing”(Sumber: Deny Eka S, 2020)