Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

download Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

of 47

Transcript of Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    1/47

    Anatomi Telinga Tengah dan Fisiologi Pendengaran

    Telinga adalah indra pendengaran. Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena

    memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Telinga

    menerima gelombang suara yang frekuensinya berbeda, kemudian menghantarkan informasi

    pendengaran kesusunan saraf pusat. Telinga dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar,

    telinga tengah dan telinga dalam.

    Gambar Anatomi Telinga

    Telinga tengah terdiri dari : membran timpani, kavum timpani, prosesus mastoideus, dan

    tuba eustachius.

    Gambar Penampang Telinga Tengah

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    2/47

    II.1.1. Membran Timpani

    Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liang

    telinga luar dari kavum timpani. Membrana ini panjang vertical ratarata !"# mm dan diameter

    anteroposterior kira kira $! mm, ketebalannya ratarata #," mm.

    %etak membrana timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang

    arahnya dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut &'#dari dataran sagital dan

    hori(ontal. Membrana timpani merupakan kerucut, dimana bagian puncak dari kerucut menonjol

    kearah kavum timpani, puncak ini dinamakan umbo. )ari umbo kemuka ba*ah tampak refleks

    cahaya +cone of light.

    Membran timpani mempunyai tiga lapisan yaitu :

    " -tratum kutaneum +lapisan epitel berasal dari liang telinga.

    -tratum mukosum +lapisan mukosa berasal dari kavum timpani./ -tratum fibrosum +lamina propria yang letaknya antara stratum kutaneum dan mukosum.

    %amina propria yang terdiri dari dua lapisan anyaman penyabung elastic yaitu: bagian

    dalam sirkuler, dan bagian luar radier.

    -ecara Anatomis membrana timpani dibagi dalam bagian :

    " Pars tensa

    Merupakan bagian terbesar dari membran timpani suatu permukaan yang tegang

    dan bergetar sekeliling menebal dan melekat pada anulus fibrosus pada sulkus timpanikus

    bagian tulang dari tulang temporal.

    Pars flasida atau membran -hrapnell,Terletak dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa dan pars flasida

    dibatasi oleh lipatan yaitu :a Plika maleolaris anterior +lipatan muka.

    b Plika maleolaris posterior +lipatan belakang.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    3/47

    Membran timpani terletak dalam saluran yang dibentuk oleh tulang dinamakan sulkus

    timpanikus. Akan tetapi bagian atas muka tidak terdapat sulkus ini dan bagian ini disebut insisura

    timpanika +0ivini.

    Permukaan luar dari membrana timpani disarafi oleh cabang n. aurikulotemporalis dari

    nervus mandibula dan nervus vagus. Permukaan dalam disarafi oleh n. timpani cabang dari

    nervus glosofaringeal.

    Aliran darah membrana timpani berasal dari permukaan luar dan dalam. Pembuluh

    pembuluh epidermal berasal dari aurikula yang dalam cabang dari arteri maksilaris interna.

    Permukaan mukosa telinga tengah didarahi oleh timpani anterior cabang dari arteri maksilaris

    interna dan oleh stylomastoid cabang dari arteri aurikula posterior.

    Gambar Penampang Membran Timpani

    II.1.2. Kavum Timpani

    1avum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya bikonkaf,

    atau seperti kotak korek api. )iameter anteroposterior atau vertikal "' mm, sedangkan diameter

    transversal 2 mm. 1avum timpani mempunyai 2 dinding yaitu : bagian atap, lantai, dinding

    lateral, dinding medial, dinding anterior, dinding posterior.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    4/47

    Gambar 1avum Timpani

    a Atap kavum timpani.

    )ibentuk oleh lempengan tulang yang tipis disebut tegmen timpani. Tegmen timpani

    memisahkan telinga tengah dari fosa kranial dan lobus temporalis dari otak. 3agian ini juga

    dibentuk oleh pars petrosa tulang temporal dan sebagian lagi oleh skuama dan garis sutura

    petroskuama. )inding ini hanya dibatasi oleh tulang yang tipis atau ada kalanya tidak ada tulang

    sama sekali +dehisensi.

    Pada anakanak, penulangan dari sutura petroskuamosa belum terbentuk pada daerah

    tegmen timpani, sehingga memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi dari kavum timpani ke

    meningen dari fosa kranial media. Pada orang de*asa bahkan venavena dari telinga tengah

    menembus sutura ini dan berakhir pada sinus petroskuamosa dan sinus petrosal superior dimana

    hal ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi dari telinga tengah secara langsung ke sinussinus

    venosus kranial.

    b Lantai kavum timpani

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    5/47

    )ibentuk oleh tulang yang tipis memisahkan lantai kavum timpani dari bulbus jugularis,

    atau tidak ada tulang sama sekali hingga infeksi dari kavum timpani mudah merembet ke bulbus

    vena jugularis.

    c inding medial.

    )inding medial ini memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini juga merupakan

    dinding lateral dari telinga dalam. )inding ini pada mesotimpanum menonjol kearah kavum

    timpani, yang disebut promontorium Tonjolan ini oleh karena didalamnya terdapat koklea.

    )idalam promontorium terdapat beberapa saluransaluran yang berisi sarafsaraf yang

    membentuk pleksus timpanikus.

    )ibelakang dan atas promontorium terdapat fenestra vestibuli atau foramen ovale +oval

    *indo*s, bentuknya seperti ginjal dan berhubungan pada kavum timpani dengan vestibulum,

    dan ditutupi oleh telapak kaki stapes dan diperkuat oleh ligamentum anularis. 4oramen ovale

    berukuran /,' mm 5 ",6' mm. )iatas fenestra vestibuli, sebagai tempat jalannya nervus fasialis.

    1analis ini didalam kavum timpani tipis sekali atau tidak ada tulang sama sekali +dehisensi.

    4enestra koklea atau foramen rotundum +round *indo*s, ditutupi oleh suatu membran yang

    tipis yaitu membran timpani sekunder, terletak dibelakang ba*ah. 4oramen rotundum ini

    berukuran ",' mm 5 ",/ mm pada bagian anterior dan posterior ",2 mm.

    1edua lekukan dari foramen ovale dan rotundum berhubungan satu sama lain pada batas

    posterior mesotimpanum melalui suatu fosa yang dalam yaitu sinus timpanikus. -uatu ruang

    secara klinis sangat penting ialah sinus posterior atau resesus fasial yang didapat disebelah lateral

    kanalis fasial dan prosesus piramidal.

    )ibatasi sebelah lateral oleh anulus timpanikus posterosuperior, sebelah superior oleh

    prosesus brevis inkus yang melekat kefosa inkudis. %ebar resesus fasialis &,#" mm dan tidak

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    6/47

    bertambah semenjak lahir. 0esesus fasialis penting karena sebagai pembatas antara kavum

    timpani dengan kavum mastoid sehingga bila aditus asantrum tertutup karena suatu sebab maka

    resesus fasialis bisa dibuka untuk menghubungkan kavum timpani dengan kavum mastoid.

    d inding posterior

    )inding posterior dekat keatap, mempunyai satu saluran disebut aditus, yang

    menghubungkan kavum timpani dengan atrum mastoid melalui epitimpanum. )iba*ah aditus

    terdapat lekukan kecil yang disebut fosa inkudis yang merupakan suatu tempat prosesus brevis

    dari inkus dan melekat pada seratserat ligamen. )iba*ah fosa inkudis dan dimedial dari korda

    timpani adalah piramid, tempat terdapatnya tendon muskulus stapedius, tendon yang berjalan

    keatas dan masuk ke dalam stapes. )iantara piramid dan anulus timpanikus adalah resesus

    fasialis.

    )ibelakang dinding posterior kavum timpani adalah fosa kranii posterior dan sinus

    sigmoid. )isebelah dalam dari piramid dan nervus fasialis merupakan perluasan kearah posterior

    dari mesotimpani adalah sinus timpani. Perluasan selsel udara kearah dinding posterior dapat

    meluas seperti yang dilaporkan Anson dan )onaldson +"!$", bah*a apabila diukur dari ujung

    piramid, sinus dapat meluas sepanjang ! mm kearah tulang mastoid. )inding medial dari sinus

    timpani kemudian berlanjut ke bagian posterior dari dinding medial kavum timpani dimana

    berhubungan dengan dua fenestra dan promontorium.

    e inding anterior

    )inding anterior kavum timpani agak sempit tempat bertemunya dinding medial dan

    dinding lateral kavum timpani. )inding anterior ba*ah adalah lebih besar dari bagian atas dan

    terdiri dari lempeng tulang yang tipis menutupi arteri karotis pada saat memasuki tulang

    tengkorak dan sebelum berbelok ke anterior.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    7/47

    )inding ini ditembus oleh saraf timpani karotis superior dan inferior yang memba*a

    serabutserabut saraf simpatis kepleksus timpanikus dan oleh satu atau lebih cabang timpani dari

    arteri karotis interna.

    )inding anterior ini terutama berperan sebagai muara tuba eustachius. Tuba ini

    berhubungan dengan nasofaring dan mempunyai dua fungsi. Pertama menyeimbangkan tekanan

    membran timpani pada sisi sebelah dalam, kedua sebagai drainase sekresi dari telinga tengah,

    termasuk selsel udara mastoid. )iatas tuba terdapat sebeuah saluran yang berisi otot tensor

    timpani. )iba*ah tuba, dinding anterior biasanya tipis dimana ini merupakan dinding posterior

    dari saluran karotis.

    ! inding lateral

    )inding lateral kavum timpani adalah bagian tulang dan membran. 3agian tulang berada

    diatas dan ba*ah membran timpani.

    1avum timpani dibagi menjadi / bagian yaitu :

    1 "pitimpanum.

    3erada dibagian atas membran timpani. Merupakan bagian superior kavum timpani,

    disebut juga atik karena terletak diatas membran timpani. -ebagian besar atik diisi oleh maleus

    inkus. )ibagian superior epitimpanum dibatasi oleh suatu penonjolan tipis os posterior. )inding

    medial atik dibentuk oleh kapsul atik yang ditandai oleh penonjolan kanalis semisirkularis

    lateral.

    Pada bagian anterior terdapat ampula kanalis superior, dan lebih anterior ada ganglion

    genikulatum, yang merupakan tanda ujung anterior ruang atik. )inding anterior terpisah dari

    maleus oleh suatu ruang yang sempit, disini dapat dijumpai muara selsel udara yang membuat

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    8/47

    pneumatisasi pangkal tulang pipi +(ygoma. )inding lateral atik dibentuk oleh os skuama yang

    berlanjut kearah lateral sebagai dinding liang telinga luar bagian tulang sebelah atas. )iposterior,

    atik menyempit menjadi jalan masuk ke antrum mastoid, yaitu aditus ad antrum.

    2 Mesotimpanum

    Terletak kearah medial dari membran timpani. )isebelah medial dibatasi oleh kapsul otik,

    yang terletaknya lebih rendah dari pada nervus fasialis pars timpani. )inding anterior

    mesotimpani terdapat orifisium timpani tuba eustachius pada bagian superior dan membentuk

    bagian tulang dinding saluran karotis asendens pada bagian inferior. )inding ini biasanya

    mengalami pneumatisasi yang baik dan dapat dijumpai bagianbagian tulang lemah.

    # $ipotimpanum atau resesus hipotimpanikus

    Terletak diba*ah membrana timpani, berhubungan dengan bulbus jugulare.

    1avum timpani terdiri dari :

    " Tulangtulang pendengaran

    a Malleus %hammer&martil'.

    Malleus adalah tulang yang paling besar diantara semua tulangtulang

    pendengaran dan terletak paling lateral, lehe r, prosesus brevis +lateral, prosesus anterior,

    lengan +manubrium. panjangnya kirakira 6,' sampai !,# mm. kepala terletak pada

    epitimpanum atau didalam rongga atik, sedangkan leher terletak dibelakang pars flaksida

    membran timpani. Manubrium terdapat didalam membrane timpani, bertindak sebagai

    tempat perlekatan serabutserabut tunika propria. 0uang antara kepala dari maleus dan

    membran -hrapnell dinamakan 0uang Prussak. Maleus ditahan oleh ligamentum maleus

    anterior yang melekat ke tegmen dan juga oleh ligamentum lateral yang terdapat diantara

    basis prosesus brevis dan pinggir lekuk 0ivinus.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    9/47

    Gambar os malleus

    b Inkus %anvil&landasan'

    7nkus terdiri dari badan inkus + corpus dan kaki yaitu : prosesus brevis dan

    prosesus longus. -udut antara prosesus brevis dan longus membentuk sudut lebih kurang

    "## derajat. 7nkus berukuran &,$ mm 5 ',' mm pada pinggir dari corpus, prosesus longus

    panjangnya &,/ mm',' mm.

    7nkus terletak pada epitimpanum, dimana prosesus brevis menuju antrum,

    prosesus longus jalannya sejajar dengan manubrium dan menuju ke ba*ah. 8jung

    prosesus longus membengkok kemedial merupakan suatu prosesus yaitu prosesus

    lentikularis. Prosesus ini berhubungan dengan kepala dari stapes.

    Maleus dan inkus bekerja sebagai satu unit, memberikan respon rotasi terhadap

    gerakan membran timpani melalui suatu aksis yang merupakan suatu garis antara

    ligamentum maleus anterior dan ligamentum inkus pada ujung prosesus brevis. Gerakan

    gerakan tersebut tetap dipelihara berkesinambungan oleh inkudomaleus. Gerakan rotasi

    tersebut diubah menjadi gerakan seperti piston pada stapes melalui sendi

    inkudostapedius.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    10/47

    Gambar os incus

    c (tapes %stirrup&pelana'

    Merupakan tulang pendengaran yang teringan, bentuknya seperti sanggurdi

    beratnya hanya ,' mg, tingginya &mm&,' mm. -tapes terdiri dari kepala, leher, krura

    anterior dan posterior dan telapak kaki + foot plate, yang melekat pada foramen ovale

    dengan perantara ligamentum anulare.

    Tendon stapedius berinsersi pada suatu penonjolan kecil pada permukaan

    posterior dari leher stapes. 1edua krura terdapat pada bagian leher ba*ah yang lebar dan

    krura anterior lebih tipis dan kurang melengkung dari pada posterior.

    1edua berhubungan dengan foot plate yang biasanya mempunyai tepi superior

    yang melengkung, hampir lurus pada tepi posterior dan melengkung di anterior dan ujung

    posterior. panjang foot plat e / mm dan lebarnya ",& mm, dan terletak pada fenestra

    vestibuli dimana ini melekat pada tepi tulang dari kapsul labirin oleh ligamentum anulare

    Tinggi stapes kirakira /,' mm.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    11/47

    Gambar os stapes

    2 ua otot.

    Terdiri dari : otot tensor timpani + muskulus tensor timpani dan otot stapedius

    + muskulus stapedius

    9tot tensor timpani adalah otot kecil panjang yang berada " mm diatas tuba

    eustachius. 9tot ini melekat pada dinding semikanal tensor timpani. 1anal ini terletak

    diatas liang telinga bagian tulang dan terbuka kearah liang telinga sehingga disebut

    semikanal. -erabut serabut otot bergabung dan menjadi tendon pada ujung

    timpanisemikanal yang ditandai oleh prosesus kohleoform. Prosesus ini membuat tendon

    tersebut membelok kearah lateral kedalam telinga tengah. Tendon berinsersi pada bagian

    atas leher maleus. Muskulus tensor timpani disarafi oleh cabang saraf kranial ke '. kerja

    otot ini menyebabkan membran timpani tertarik kearah dalam sehingga menjadi lebih

    tegang dan meningkatkan frekuensi resonansi sistem penghantar suara serta melemahkan

    suara dengan freksuensi rendah.9tot stapedius adalah otot yang relatif pendek. 3ermula dari dalam kanalnya

    didalam eminensia piramid, serabut ototnya melekat ke perios kanal tersebut.

    -erabutserabutnya bergabung membentuk tendon stapedius yang berinsersi pada apek

    posterior leher stapes. M. -tapedius disarafi oleh salah satu cabang saraf kranial ke 6

    yang timbul ketika saraf tersebut mele*ati m. stapedius tersebut pada perputarannya yang

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    12/47

    kedua. 1erja m.stapedius menarik stapes ke posterior mengelilingi suatu pasak pada tepi

    posterior basis stapes. 1eadaan ini stapes kaku, memperlemah transmisi suara dan

    meningkatkan frekuensi resonansi tulangtulang pendengaran.

    Gambar penampang otot pada telinga bagian tengah

    # (ara! korda timpani.

    Merupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani dari kanalikulus

    posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior. 1orda timpani memasuki

    telinga tengah ba*ah pinggir posterosuperior sulkus timpani dan berjalan keatas depan

    lateral keprosesus longus dari inkus dan kemudian ke bagian ba*ah leher maleus

    tepatnya diperlekatan tendon tensor timpani. -etelah berjalan kearah medial menuju

    ligamentum maleus anterior, saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani.1orda timpani juga mengandung jaringan sekresi parasimpatetik yang

    berhubungan dengan kelenjar ludah sublingual dan submandibula melalui ganglion

    submandibular. 1orda timpani memberikan serabut perasa pada / depan lidah bagian

    anterior.

    ) (ara! pleksus timpanikus.

    Adalah berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan dengan

    nervus karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik disekitar arteri karotis

    interna. -araf dari pleksus ini dan kemudian berlanjut pada :

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    13/47

    a ;abangcabang pada membrana mukosa yamg melapisi kavum timpani, tuba

    eustachius, antrum mastiod dan selsel mastoid.b -ebuah cabang yang berhubungan dengan nervus petrosus superfisial mayor.

    Pada nervus petrosus superfisial minor, yang mengandung serabutserabut

    parasimpatis dari

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    14/47

    -araf kranial >77 mencapai dinding medial kavum timpani melalui auditori meatus diatas

    vestibula labirin tulang. 1emudian membelok kearah posterior dalam tulang diatas feromen

    ovale terus ke dinding posterior kavum timpani. 3elokan kedua terjadi dinding posterior

    mengarah ke tulang petrosa mele*ati kanal fasial keluar dari dasar tengkorak mele*ati foramen

    stilomastoidea.

    Pada belokan pertama di dinding medial dari kavum timpani terdapat ganglion

    genikulatum, yang mengandung sel unipolar palsu. -el ini adalah bagian dari jaringan perasa dari

    / lidah dan palatum. -araf petrosa superfisial yang besar bercabang dari saraf cranial >77 pada

    ganglion genikulatum, masuk ke dinding anterior kavum timpani, terus ke fosa kranial tengah.

    -araf ini mengandung jaringan perasa dari palatum dan jaringan sekremotor dari glandula atap

    rongga mulut, kavum nasi dan orbita.

    3agian lain dari saraf kranial >77 membentuk percabangan motor ke otot stapedius dan

    korda timpani. 1orda timpani keluar ke fosa intra temporal melalui handle malleus, bergerak

    secara vertikal ke inkus dan terus ke fisura petrotimpanik. 1orda timpani mengandung jaringan

    perasa dari / anterior lidah dan jaringan sekretorimotor dari ganglion submandibula. -el

    jaringan perasanya terdapat di ganglion genikulatum.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    15/47

    Gambar saraf facialis, korda timpani, dan fleksus timpanikus

    Perdarahan Kavum Timpani

    Pembuluhpembuluh darah yang memberikan vaskularis asi kavum timpani adalah arteri

    arteri kecil yang mele*ati tulang yang tebal. -ebagian besar pembuluh darah yang menuju

    kavum timpani berasal dari cabang arteri karotis eksterna.

    Pada daerah anterior mendapat vaskularisasi dari a. timpanika anterior, yang merupakan

    cabang dari a. maksilaris interna yang masuk ke telinga tengah melalui fisura petrotimpanika.

    Pada daerah posterior mendapat vaskularisasi dari a. timpanika psoterior, yang merupakan

    cabang dari a. mastoidea yaitu a. stilomastoidea. Pada daerah superior mendapat perdarahan dari

    cabang a. meningea media juga a. petrosa superior, a. timpanika superior dan ramus

    inkudomalei.

    Pembuluh vena kavum timpani berjalan bersamasama dengan pembuluh arteri menuju

    pleksus venosus pterigoid atau sinus petrosus superior.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    16/47

    Pembuluh getah bening kavum timpani masuk ke dalam pembuluh getah bening

    retrofaring atau ke nodulus limfatikus parotis.

    II.1.#. Tuba "ustachius

    Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani. bentuknya seperti

    huruf -. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring.

    Pada orang de*asa panjang tuba sekitar /2 mm berjalan ke ba*ah, depan dan medial dari telinga

    tengah "/ dan pada anak diba*ah ! bulan adalah "6,' mm.

    Gambar perbandingan penampang tuba auditori pada bayi dan de*asa

    Tuba terdiri dari bagian yaitu :

    " 3agian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek +"/ bagian.

    3agian tulang ra*an terdapat pada bagian depan dan panjang +/ bagian.

    3agian tulang sebelah lateral berasal dari dinding depan kavum timpani, dan bagian

    tulang ra*an medial masuk ke nasofaring. 3agian tulang ra*an ini berjalan kearah posterior,

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    17/47

    superior dan medial sepanjang / bagian keseluruhan panjang tuba +& cm, kemudian bersatu

    dengan bagian tulang atau timpani.

    Tempat pertemuan itu merupakan bagian yang sempit yang disebut ismus. 3agian tulang

    tetap terbuka, sedangkan bagian tulang ra*an selalu tertutup dan berakhir pada dinding lateral

    nasofaring. Pada orang de*asa muara tuba pada bagian timpani terletak kirakira ,' cm, lebih

    tinggi dibanding dengan ujungnya nasofaring. Pada anakanak, tuba pendek, lebar dan letaknya

    mendatar maka infeksi mudah menjalar dari nasofaring ke telinga tengah. Tuba dilapisi oleh

    mukosa saluran nafas yang berisi selsel goblet dan kelenjar mucus dan memiliki lapisan epitel

    bersilia didasarnya. ?pitel tuba terdiri dari epitel selinder berlapis dengan sel selinder. )isini

    terdapat silia dengan pergerakannya ke arah faring. -ekitar ostium tuba terdapat jaringan limfosit

    yang dinamakan tonsil tuba.

    9tot yang berhubungan dengan tuba eustachius yaitu :

    ". M. tensor veli palatini

    . M. elevator veli palatini

    /. M. tensor timpani

    &. M. salpingofaringeus

    4ungsi tuba eustachius sebagai ventilasi telinga yaitu mempertahankan keseimbangan

    tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drenase sekret dari kavum

    timpani ke nasofaring dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke kavum timpani.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    18/47

    II.1.). Prosesus Mastoideus

    0ongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal. Atap

    mastoid adalah fosa kranii media. )inding medial adalah dinding lateral fosa kranii posterior.

    -inus sigmoid terletak diba*ah duramater pada daerah ini.

    Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. Aditus antrum mastoid adalah

    suatu pintu yang besar iregular berasal dari epitisssmpanum posterior menuju rongga antrum

    yang berisi udara, sering disebut sebagai aditus ad antrum. )inding medial merupakan

    penonjolan dari kanalis semisirkularis lateral. )iba*ah dan sedikit ke medial dari promontorium

    terdapat kanalis bagian tulang dari n. fasialis. Prosesus brevis inkus sangat berdekatan dengan

    kedua struktur ini dan jarak ratarata diantara organ : n. >77 ke kanalis semisirkularis ",66 mm@

    n.>77 ke prosesus brevis inkus ,/2 mm : dan prosesus brevis inkus ke kanalis semisirkularis

    ",' mm.

    Antrum mastoid adalah sinus yang berisi udara didalam pars petrosa tulang temporal.

    3erhubungan dengan telinga tengah melalui aditus dan mempunyai selsel udara mastoid yang

    berasal dari dindingdindingnya. Antrum sudah berkembang baik pada saat lahir dan pada

    de*asa mempunyai volume " ml, panjang dari depan kebelakang sekitar "& mm, daria atas

    keba*ah !mm dan dari sisi lateral ke medial 6 mm. )inding medial dari antrum berhubungan

    dengan kanalis semisirkularis posterior dan lebih ke dalam dan inferiornya terletak sakus

    endolimfatikus dan dura dari fosa kranii posterior. Atapnya membentuk bagian dati lantai fosa

    kranii media dan memisahkan antrum dengan otak lobus temporalis. )inding posterior terutama

    dibentuk oleh tulang yang menutupi sinus. )inding lateral merupakan bagian dari pars skumosa

    tulang temporal dan meningkat ketebalannya selama hidup dari sekitar mm pada saat lahir

    hingga ""' mm pada de*asa. )inding lateral pada orang de*asa berhubungan dengan

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    19/47

    trigonum suprameatal + Mace*ens pada permukaan luar tengkorak. %antai antrum mastoid

    berhubungan dengan otot digastrik dilateral dan sinus sigmoid di medial, meskipun pada aerasi

    tulang mastoid yang jelek, struktur ini bisa berjarak " cm dari dinding antrum inferior. )inding

    anterior antrum memiliki aditus pada bagian atas, sedangkan bagian ba*ah dilalui n.fasialis

    dalam perjalanan menuju ke foramen stilomastoid.

    Gambar penampang Prosesus Mastoideus

    Prosesus mastoid sangat penting untuk sistem pneumatisasi telinga. Pneumatisasi

    didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan atau perkembangan ronggarongga udara

    didalam tulang temporal, dan selsel udara yang terdapat didalam mastoid adalah sebagian dari

    sistem pneumatisasi yang meliputi banyak bagian dari tulang temporal. -elsel prosesus mastoid

    yang mengandung udara berhubungan dengan udara didalam telinga tengah. 3ila prosesus

    mastoid tetap berisi tulangtulang kompakta dikatakan sebagai pneumatisasi jelek dan selsel

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    20/47

    yang berpneumatisasi terbatas pada daerah sekitar antrum. Prosesus mastoid berkembang setelah

    lahir sebagai tuberositas kecil yang berpneumatisasi secara sinkron dengan pertumbuhan antrum

    mastoid. Pada tahun pertama kehidupan prosesus ini terdiri dari tulangtulang seperti spon

    sehingga mastoiditis murni tidak dapat terjadi. )iantara usia dan ' tahun pada saat terjad i

    pneumatisasi prosesus terdiri atas campuran tulangtulang spon dan pneumatik. Pneumatisasi

    sempurna terjadi antara usia 2 B " tahun. %uasnya pneumatisasi tergantung faktor herediter

    konstitusional dan faktor peradangan pada *aktu umur muda. 3ila ada sifat biologis mukosa

    tidak baik maka daya pneumatisasi hilang atau kurang. 7ni juga terjadi bila ada radang pada

    telinga yang tidak menyembuh. Maka nanti dapat dilihat pneumatisasi yang terhenti atau

    pneumatisasi yang tidak ada sama sekali +teori dari Cittmack.

    Menurut derajatnya, pneumatisasi prosesus mastoideus ini dapat dibagi atas :

    ". Proesesus Mastoideus 1ompakta +sklerotik, diomana tidak ditemui selsel.

    . Prosesus Mastoideus -pongiosa, dimana terdapat selsel kecil saja.

    /. Prosesus Mastoideus dengan pneumatisasi yang luas, dimana selsel disini besar.

    -ellulae mastoideus seluruhnya berhubungan dengan kavum timpani. )ekat antrum sel

    selnya kecil tambah keperifer selselnya bertambah besar. 9leh karena itu bila ada radang pada

    selsel mastoid, drainase tidak begitu baik hingga mudah terjadi radang pada mastoid

    +mastoiditis.

    Menurut tempatnya selsel ini dapat dibedakan :

    " Terminal Dygomatic

    / Perisinus

    & 4acial' -udut petrosal

    2 Periantral

    6 -ub dural

    $ Perilabirinter

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    21/47

    II.1.*. Fisiologi Pendengaran

    Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang dialirkan keliang telinga dan mengenai

    membran timpani, sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulangtulang

    pendengaran yang berhubungan satu sama lain. -elanjutnya stapes menggerakkan tingkap

    lonjong +foramen ovale yang juga menggerakkan perilimf dalam skala vestibuli. Getaran

    diteruskan melalui membrane 0eissener yang mendorong endolimf dan membran basal kearah

    ba*ah, perilimf dalam skala timpani akan bergerak sehingga tingkap +foramen rotundum

    terdorong ke arah luar.

    -kala media yang menjadi cembung mendesak endolimf dan mendorong membran basal,

    sehingga menjadi cembung keba*ah dan menggerakkan perilimf pada skala timpani. Pada *aktu

    istirahat ujung sel rambut berkelokkelok, dan dengan berubahnya membran basal ujung sel

    rambut menjadi lurus. 0angsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion 1alium dan ion

    77, yang kemudian

    meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran diotak + area /! melalui saraf

    pusat yang ada dilobus temporalis.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    22/47

    Gambar Transmisi -uara

    II.2. +titis Media (upurati! Kronik

    II.2.1. e!inisi

    9 t it i s M e di a - u pu r at i f 1 r on i k + 9M - 1 m e ru p a ka n s u at u r a da n g

    k r on i s t e li n ga t e ng a h d e ng a n p e rf o ra s i m e mb r an t i mp a n i d a n ri*ayat

    keluarnya sekret dari telinga +otorea lebih dari bulan, baik terus menerus atau hilang timbul.

    II.2.2. "pidemiologi

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    23/47

    7nsiden 9M-1 ini bervariasi pada set iap negara. -ecara umum, insiden

    9M-1 dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, 9M-1 lebih

    sering dijumpai pada orang ?skimo dan 7ndian Amerika, anakanak aborigin

    Australia dan orang kulit hitam di Afrika -elatan. Calaupun demikian, lebih dari !#E beban

    dunia akibat 9M-1 ini dipi kul ole h neg ara neg ara di Asia Tenggar a, dae rah

    Pa si fi k 3a ra t, Af ri k a, da n beberapa daerah minoritas di Pasifik. 1ehidupan sosial

    ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gi(i yang jelek

    merupakan faktor yang menjad i dasar untuk meningkatnya prevalensi 9M-1 pada negara

    yang sedang berkembang.

    -urvei prevalensi di seluruh dunia, yang *alaupun masih bervariasi dalam hal

    definisi penyakit, metode sampl ing serta mutu metodologi, menunjukkan beban

    dunia akibat 9M-1 melibatkan 2'B//# juta orang dengan telinga berair, 2#E di

    antaranya +/!B## juta menderita kurang pendengaran yang signifikan. -ecara

    umum, prevalensi 9M-1 di 7ndonesia adalah /,$E dan pasien 9M-1 merupakan

    'E dari pasienpasien yang berobat di poliklinik TFT rumah sakit di 7ndonesia.

    II.2.#. "tiologi

    Terjadi 9M-1 hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang

    dimulai setelah de*asa. 4aktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring +adenoiditis, tonsilitis,

    rinitis, sinusitis, mencapai telinga tengah melalui tuba ?ustachius. 4ungsi tuba ?ustachius yang

    abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan

    )o*ns syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan

    faktor insiden 9M-1 yang tinggi di Amerika -erikat. 4aktor Fost yang berkaitan dengan insiden

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    24/47

    9M-1 yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. 1elainan humoral +seperti

    hipogammaglobulinemia dan cell mediated + seperti infeksi F7>, sindrom kemalasan leukosit

    dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis.

    Penyebab 9M-1 antara lain:

    Lingkungan

    Fubungan penderita 9M-1 dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi mempunyai

    hubungan erat antara penderita dengan 9M-1 dan sosioekonomi, dimana kelompok

    sosioekonomi rendah memi liki insiden yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini

    berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat.

    ,enetik

    4aktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden 9M-1

    berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik. -istem selsel

    udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer

    atau sekunder.

    +titis media sebelumn-a.

    -ecara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis media

    akut dan atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa yang menyebabkan

    satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi keadaan kronis

    In!eksi

    3akteri yang diisolasi dari mukopus atau mu kosa telinga tengah hampir tidak bervariasi

    pada otitis media kronik yang aktif menunjukan bah*a metode kultur yang digunakan adalah

    tepat. 9rganisme yang terutama dijumpai adalah Gram negatif, flora tipeusus, dan beberapa

    organisme lainnya.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    25/47

    In!eksi saluran na!as atas

    3anyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas atas.

    7nfeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan menurunnya daya tahan

    tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga

    memudahkan pertumbuhan bakteri. 9rganismeorganisme dari meatus auditoris eksternal

    termasuk Staphylococcus, Pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan

    Aspergillus. 9rganisme dari nasofaring diantaranya Streptococcus viridians+Streptococcus

    -hemolitikus, Streptococcus -hemolitikus danPneumococcus.

    Autoimun

    Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap otitis

    media kronis.

    Alergi

    Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang

    bukan alergi. ang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap

    antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksintoksinnya, namun hal ini belum terbukti

    kemungkinannya.

    ,angguan !ungsi tuba eustachius.

    Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi

    apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum diketahui. Pada telinga

    yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan

    umumnya menyatakan bah*a tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif menjadi

    normal.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    26/47

    3eberapa faktorfaktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada

    9M-1 :

    " 7nfeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret

    telinga purulen berlanjut.

    3erlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada

    perforasi.

    / 3eberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi

    epitel.& Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat

    diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan

    dari perforasi.

    4aktorfaktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis

    majemuk, antara lain :

    " Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.

    a 7nfeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.

    b 9bstruksi anatomik tuba ?ustachius parsial atau total Perforasi membran timpani yang menetap.

    / Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telinga

    tengah.

    & 9bstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. Fal ini dapat disebabkan

    oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi atau timpanosklerosis.

    ' Terdapat daerahdaerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.

    2 4aktorfaktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan

    mekanisme pertahanan tubuh.

    II.2.). Patogenesis

    3anyak penelitian pada he*an percobaan dan preparat tulang temporal menemukan

    bah*a adanya disfungsi tuba ?ustachius, yaitu suatu saluran yang menghubungkan

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    27/47

    rongga di belakang hidung +nasofaring dengan telinga tengah +kavum timpani,

    merupakan penyebab utama terjadinya radang telinga tengah ini +otitis media.

    Pada keadaan normal, muara tuba ?ustachius berada dalam keadaan tertutup dan akan

    membuka bila kita menelan. Tuba ?ustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan

    udara telinga tengah dengan tekanan udara luar +tekanan udara atmosfer. 4ungsi tuba yang

    belum sempurna, tuba yang pendek, penampang re lat if besar pada anak dan posis i

    tuba yang datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada

    anak akan l ebih mudah menjalar ke te linga t engah sehingga lebih ser ing

    menimbulkan 9titis Media daripada de*asa.

    Gambar Anatomi Tuba ?ustachius Anak dan )e*asa

    Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari nasofaring

    melalui tuba ?ustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari

    telinga tengah. Pada saat ini terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator peradangan pada

    telinga tengah yang dihasilkan oleh selsel imun infiltrat, seperti netrofil, monosit, dan

    l e u k o si t s e r ta s e l l o k a l s e p e rt i k e r a t i n o si t d a n s e l m a s t o s i t a k i b a t p r o s e s

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    28/47

    i nf ek si t er se bu t a ka n m en am ba h p er mi ab il it as p em bu lu h d ar ah d an

    me na mb ah pe ng el ua ra n sekret di telinga tengah. -elain itu, adanya peningkatan

    beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena stimulasi

    bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi selsel peradangan pada telinga tengah.

    3agan perjalanan penyakit 9titis Media -upuratif 1ronik

    Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari

    satu l a p i s a n, e p i t el s k u a mo s a s e d e rh a n a , m e n j a d i pseudostratified respi ra tory

    epithelium dengan banyak lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. ?pitel respirasi ini

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    29/47

    mempunyai sel goblet dan sel yang bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta

    pembuluh darah . Penyembuhan 9ti ti s Media di tandai den gan hil angn ya sel sel

    tambahan tersebut dan kembali ke bentuk lapisan epitel sederhana.

    II.2.* Klasi!ikasi

    9M-1 dapat dibagi atas tipe yaitu :

    " Tipe tubotimpani H tipe jinak H tipe aman H tipe rhinogen.

    Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala

    klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit. 3eberapa faktor lain

    yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi Tuba eustachius, infeksi

    saluran nafas atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada

    pas ien dengan daya tahan tubu h yan g re ndah , d i s ampi ng i tu ca mpur an

    bak t e r i ae rob dan anae r ob , lu as dan de ra j a t pe r ubahan mu ko sa , s e r t a

    m ig ra si s ek un de r d ar i e pi te l s ku am ou s. - ek re t mukoid kronis

    ber hubung an dengan hipe rp lasi a go blet se l, me taplasia dari mukosa telinga

    tengah pada tipe respirasi dan mukosiliar yang jelek.-ecara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas:

    A 1on gen i t a l

    1riteria untuk mendiagnosa kolesteatom kongenital, menurut )erlaki dan ;lemis +"!2'

    adalah :

    3erkembang dibelakang dari membran timpani yang masih utuh.

    Tidak ada ri*ayat otitis media sebelumnya.

    Pada mulanya dari jaringan embrional dari epitel skuamous atau dari epitel undiferential

    yang berubah menjadi epitel skuamous selama perkembangan. 1ongenita l kolestea tom lebih

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    30/47

    sering ditemukan pada telinga tengah atau tulang temporal, umumnya pada apeks

    petrosa. )apat menyebabkan fasialis parese, tuli saraf berat unilateral, dan gangguan

    keseimbangan.

    3 )id apa t .

    1o l es t ea t oma yang d i dapa t s e r i ngnya be r kembang da r i s ua t u kan t ong

    retraksi. Iika telah terbentuk adhesi antara permukaan ba*ah kantong retraksi

    dengan komponen telinga tengah, kantong tersebut sulit untuk mengalami perbaikan

    bahkan jika ven ti lasi te linga tengah kembali no rmal : mereka menjadi area kolaps

    pada segmen atik atau segmen posterior pars tensa membrane timpani.

    ?pitel skuamosa pada membrane timpani normalnya membuang lapisan selsel

    mati dan tidak terjadi akumulasi debris, tapi jika terbentuk kantong retraksi dan p roses

    pe mber s ihan in i gag a l , debr i s ke r a t in akan t e r ku mp ul da n pada akhirnya

    membentuk kolesteatoma.

    Pengeluaran epitel melalui leher kantong yang sempit menjadi sangat sulit dan lesi

    tersebut membesar. Membran timpani tidak mengalami Jperforasi dalam art i kata yang

    sebenarnya : lubang yang terlihat sangat kecil, merupakan suatu lubang sempit yang

    tampak seperti suatu kantong retraksi yang berbentuk seperti botol, botol itu sendiri penuh

    dengan debris epitel yang menyerupai lilin.

    Teori lain pembentukan kolesteatoma menyatakan bah*a metaplasia skuamosa

    pada mukosa te li nga tengah terj adi sebaga i re spon terhadap infeksi kroni k atau

    adan ya suatu pertumbuhan ke dalam dari epite l skuamosa di sekitar pinggir perforasi,

    terutama pada perforasi marginal.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    31/47

    )estruksi tulang merupakan suatu gambaran dari kolesteatoma didapat, yang

    dapat ter jadi akibat akt ivitas en(imat ik pada lapisan subepitel . Granuloma

    kolesterol t idak memiliki hubungan dengan kolesteatoma, meskipun namanya

    hampir mirip dan kedua kondisi ini dapat terjadi secara bersamaan pada telinga

    tengah atau mastoid.Gr anu l oma ko l es t e r o l , d i s ebabkan o l eh adanya k r i s t a l ko l es t e r o l da r i

    eksudat serosanguin yang ada sebelumnya. 1ristal ini menyebabkan reaksi benda asing, dengan

    cirsi khas sel raksasa dan jaringan granulomatosa.

    II.2. Mani!estasi Klinis

    " Telinga berair +otorrhoe

    -ekr e t be r s i f a t pu r u l en + ken t a l , pu t i h a t au muko i d + s epe r t i a i r

    da n en ce r tergantung stadium peradangan. -ekret yang mukus dihasilkan

    oleh akt ivitas kelenjar sekre tor i k tel i nga teng ah dan mast oid .

    Pada 9M-1 t i pe j i nak , ca i r an yang ke l ua r mukopus yang t idak

    ber bau busuk yang sering kali sebagai reaksi ir itasi mukosa te linga tengah

    oleh perforasi membran t impani dan infeksi. 1eluarnya secret biasanya

    hilangtimbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran

    nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada

    9M-1 stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. -ekret yang

    sangat bau, ber*arna kuning abuabu kotor memberi kesan kolesteatoma dan

    produk degenerasinya . )apat ter lihat kepingkeping keci l, ber*arna put ih ,

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    32/47

    mengkilap. Pada 9M-1 tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah

    ber kurang atau hilang karen a rusaknya lapisan mukosa secara luas. -ekret yang

    bercampur darah berhubungan dengan adan ya ja ringan granulasi dan polip te linga

    dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. -uatu sekret

    yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

    Gangguan pendengaran

    7ni tergantung dari derajat kerusakan tulangtulang pendengaran. 3iasanya

    dijumpai tul i konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan

    pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah

    yang sakit ataupun kol es te ato m, dap at men gha mba t bun yi den gan efek t i f

    ke fe ne str a ov al is . 3i la t id ak dijumpai kolesteatom, tul i konduktif kurang

    dari # db ini ditandai bah*a rantai tulang pendengaran masih baik. 1erusakan

    dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih

    dari /# db. 3eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran

    timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.

    Pada 9M-1 t ipe maligna b iasanya d idapat tu li kondu kt i f bera t

    k a r e n a p u t u s n y a r a n t a i t u l a n g p e n d e n g a r a n , t e t a p i s e r i n g k a l i j u g a

    koles teatom ber tindak sebagai penghantar suara sehingga ambang

    pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hatihati.

    Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahanlahan dengan

    ber ulangnya in fek s i k a rena pen e t r a s i tok s i n me l a lu i j end e l a bu la t

    + f o r amen r o t undum a t au f i s t e l labir in tanpa terj ad inya lab ir in iti s

    supuratif. 3ila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat,

    hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi koklea.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    33/47

    / 9talgia + nyeri telinga

    ertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. 4istula merupakan

    temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga

    tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana

    mungkin berlanjut menjadi meningitis. 8ji fistula perlu dilakukan pada kasus

    9M-1 dengan ri*ayat vertigo. 8ji ini memerlukan pemberian tekanan positif

    dan negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga

    telinga tengah.

    Tandatanda klinis 9M-1 tipe maligna

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    34/47

    Adanya Abses atau fistel retroaurikular

    Iaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani

    Pus yang selalu aktif atau berbau busuk + aroma kolesteatom

    4oto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    35/47

    3agan manifestasi klinis 9titis Media -upuratif 1ronik

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    36/47

    II.2./ Pemeriksaan Klinis

    8ntuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai berikut :

    " Pemeriksaan Audiometri

    Pada pemeriksaan audiometri penderita 9M-1 biasanya didapati tuli

    konduktif . Tapi dapat pula di jumpai adanya tuli sensotineural , beratnya

    ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan

    dan mobili tas sist im penghantaran sua ra di tel ing a ten ga h.

    P a p a r e l a , 3 r a d y d a n F o e l + " ! 6 # m e l a p o r k a n p a d a p e n d e r i t a

    9M-1 ditemukan tuli sensorineural yang dihubungkan dengan difusi produk

    toksin ke dalam skala timpani melalui membran fenstra rotundum, sehingga

    menyebabkan penu runan a mb ang han t a r an t u l ang s eca ra

    tempore r perma nen yang pada fase a*al te rbatas pada lengkung basal

    kohlea tapi dapat meluas kebagian apek kohlea.

    Gan gguan pendengaran dapat dibagi dalam ketulian ringan, sedang, sedang

    berat, dan ketulian total, t e rgan tu ng da r i has i l pe mer iks aan +aud i o met r i

    ata u tes t ber bis i k . )er aja t ket ul ia n ditentukan dengan membandingkan

    ratarata kehilangan intensitas pendengaran pada frekuensi percakapan

    terhadap skala 7-9 "!2& yang ekivalen dengan skala A

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    37/47

    ?valuasi audimetri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi koklea.

    ) e ng a n m e ng g u na k an a u di o me t ri n a da m u rn i p a da h a n ta r an u d ar a

    dan t u l ang s e r t a pen ila ian tu tu r, bias anya ke rusakan tu langtu lang

    pendengaran dapat diperk irakan, dan bisa ditentukan manfaat operasi

    rekonstruksi telinga tengah untuk perbaikan pendengaran. 8ntuk melakukan evaluasi

    ini, observasi berikut bisa membantu:

    " Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari "'# d3 1erusakan rangkaian tulangtulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif /#'#

    d3 apabila disertai perforasi.

    / )iskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masihutuh

    menyebabkan tuli konduktif ''2' d3.& 1elemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan

    hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.

    Pemeriksaan audiologi pada 9M-1 harus dimulai oleh penilaian

    pendengarandengan menggunakan garpu tala dan test 3arani. Audiometri tutur dengan

    maskingadalah dianjurkan, terutama pada tuli konduktif bilateral dan tuli campur.

    Pemeriksaan 0adiologi.

    Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilai

    diagnostiknya terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri.

    Pemerikasaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak

    sklerotik, lebih kecil dengan pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid

    yang satunya atau yang normal. ?rosi tulang, terutama pada daerah atik memberi

    kesan kolesteatom. Proyeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan adalah :

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    38/47

    " Proyeksi -chuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah

    lateraldan atas. 4oto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi

    sinus lateral d a n t e g m e n. P a d a k e a d a a n m a s t oi d y a n g s k l e ri t i k ,

    ga mb ar an ra di o gr af i in i sa ng at membantu ahli bedah untuk menghindari

    dura atau sinus lateral. Proyeksi Mayer atau 9*en, diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan

    tampak gambaran tulangtulang pendengaran dan atik sehingga dapat

    diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai strukturstruktur.

    / Proyeksi -tenver, memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus

    dan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan

    kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan

    melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibat kolesteatom.

    & P r o ye k s i ; ha u se 7 7 7 , m e mb e ri g a m b ar a n a t ik s e c a ra l o n g it u di n al

    seh ingg a dap atmemper lihatkan kerusakan dini dinding lateral atik.

    Politomografi dan atau ;T scandapat menggambarkan kerusakan tulang

    oleh karena kolesteatom, ada atau t idak tulangtul an g pe nd en ga ra n da n

    bebe r ap a k asus t e r l iha t f i s tu l a pad a k ana l i s s emis i rku l a r i s

    hori(ontal. 1eputusan untuk melakukan operasi jarang berdasarkan hanya

    dengan has il= ray sa ja . Pad a ke adaan t er t ent u sepe r t i b i l a d i j umpai

    sinus lateralis terletak lebihanterior menunjukan adanya penyakit mastoid.

    ;holesteatoma yang terjadi pada daerah atik atau pars flasida. 3anyak

    teor i yang diajukan sebagai penyebab cholesteatoma didapat primer, tetapi sampai

    sekarang belum ada yang bisa menunjukan penyebab yang sebenarnya.

    -econdary acKuired cholesteatoma. 3erkembang dari suatu kantong retraksi

    yang disebabkan peradangan kronis biasanya bagian posterosuperior dari pars

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    39/47

    tensa. 1hasnya per forasi marginal pada bagian posterosuperior. Terbentuknya dari

    epitel kanal aurikula eksternayan g masu k ke kav um t imp ani mela lui

    pe r fo r as i me mbran t i mp an i a t au kantong retraksi membran timpani pars tensa.

    II.2.0 Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan 9M-1 yang efektif harus didasarkan pada faktorfaktor penyebab

    dan pada stadium penyakitnya. )engan demikian haruslah dievaluasi faktorfaktor

    yang menyebabkan penyakit menjadi kronis, perubahanperubahan anatomi yang

    menghalangi penyembuhan serta mengganggu fungsi, dan proses infeksi yang

    terdapat ditelinga. 3ila didiagnosis kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan operasi, tetapi

    obatobatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi.

    Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana

    pengobatan dapat dibagi atas:

    " 1onservatif

    9perasi

    Penatalaksanaan +M(K enigna Tenang

    1eadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan

    mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga se*aktu mandi, dilarang berenang dan segera

    berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. 3ila fasilitas memungkinkan sebaiknya

    dilakukan operasi rekonstruksi +miringoplasti, t impanoplasti untuk mencegah

    infeks i berulang serta gangguan pendengaran.

    Penatalaksanaan +M(K enigna Akti!

    Prinsip pengobatan 9M-1 benigna aktif adalah:

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    40/47

    " Membersihkan liang telinga dan kavum timpani +aural toilet

    Tujuan aural toilet adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk

    per kembangan mikroorganisme , kar ena sekre t te linga merupakan media yang

    baik bag i per ke mbangan mikroorganisme.

    3agan pengerjaan aural toilet

    ;ara pembersihan liang telinga +aural toilet

    a Aural toilet secara kering + dry mopping.

    Telinga dibersihkan dengan kapas lidi steril, setelah dibersihkan dapat

    di beri antibiotik berbentuk serbuk. ;ara ini sebaiknya dilakukan di klinik

    atau dapat juga dilakukan olehanggota keluarga. Pembersihan liang telinga

    dapat d ilakukan s etiap ha ri sampai telingakering.

    b Aural toilet secara basah + syringing

    Telinga disemprot dengan cairan untuk membuang debris dan nanah,

    kemudian dengan k a p as l i di s t er i l d a n d i be r i s er b uk a n ti b io t ik .

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    41/47

    Me sk ip un ca ra in i sa ng at ef ek ti f u nt uk membersihkan telinga tengah, tetapi

    dapat mengakibatkan penyebaran infeksi ke bagian lain dan ke mastoid. Pemberian

    serbuk antibiotik dalam jangka panjang dapat menimbulkan reaksi sensit ifitas

    pada kuli t. )a lam hal in i dapa t diganti deng an se rbuk antiseptik, misalnya asam

    boric dengan 7odine.

    c Aural toilet dengan pengisapan + suction toilet

    Pembersihan dengan suction pada nanah, dengan bantuan mikroskopis

    operasi adalah metode yang paling populer saat ini. 1emudian dilakukan

    pengangkatan mukosa yangberproliferasi dan polipoid sehingga sumber infeksi dapat

    dihilangkan. Akibatnya terjadi d rai na se ya ng ba ik da n res orb si mu ko sa .

    Pada o r ang de*as a yang koper a t i f ca r a i n i d il akukan tanpa anaste si

    tetapi pada anakanak diperlukan anastesi. Pencucian telinga dengan F9

    / E a k a n m e n c a p a i s a s a r a n n y a b i l a d i l a k u k a n d e n g a n L d i s p l a c e m e n t

    methode seperti yang dianjurkan oleh Ma*son dan %udmann.

    . Pemberian antibiotika :

    a. Antibiotikaantimikroba topikal

    Terdapat perbedaan pendapat mengenai manfaat penggunaan antibiotika

    topikal untuk 9M-1. Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dengan secret

    yang banyak tanpa d iber si hkan dulu , adal ah tidak efektif. 3 ila sekret

    berkurang t idak progresi f lagi diber ikan obat te tes yang mengandung an tibio tik dan

    kor tikosteroid. )ianjurkan ir igas i deng an gara m faal aga r l ing kun gan bers i fa t

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    42/47

    asam dan merupa kan media yang buruk untuk tumbuhnya kuman. -ela in i tu

    dikatakan bah*a tempat infeksi pada 9M-1 sulitdicapai oleh antibiotika topikal.

    )jaafar dan Gito*irjono menggunakan antibiotik topical s e sud ah i r i g as i sek r e t

    p ro fus de ngan has i l cukup me mu ask an , kecu a l i kas us den gan jaringan

    patologis yang menetap pada te linga tengah dan kavum mastoid . Menginga t

    pe mber ian o ba t to p ik a l d i maks udk an aga r mas uk s ampa i t e l ing a t engah ,

    ma ka ti da k dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya

    tidak lebih dari "minggu. ;ara pemilihan antibiotik yang paling baik adalah dengan

    berdasarkan ku ltur kuman penyebab dan uj i resi st ensi . 9ba tobat an topikal dapa t

    berupa bubuk atau te tes telinga yang biasanya dipakai setelah telinga dibersihkan dahulu.

    3ubuk telinga yang digunakan seperti:

    " Acidum boricum dengan atau tanpa iodine

    Terramycin

    / Acidum boricum ,' gram dicampur dengan khloromicetin '# mg

    Pengobatan antibiotika topikal dapat digunakan secara luas untuk 9M-1 aktif,

    dikombinasi dengan pembersihan telinga, baik pada anak maupun de*asa.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    43/47

    A n t i b i o t i k a t o p i k a l y a n g s e r i n g d i g u n a k a n p a d a p e n g o b a t a n 9 t i t i s

    Media -u pura t if 1ronik +9M-1 adalah

    3agan antibiotika topikal pada pengobatan 9M-1

    -ebagai catatan, terapi topikal lebih baik dibandingkan dengan terapi sistemik.

    Tujuannya untuk mendapatkan konsentrasi antibiotik yang lebih tinggi. Pilihan

    antibiotik yang memilikiaktifitas terhadap bakterigram negatif, terutama pseudomonas, dan

    gram positifterutama-taphylococcus aureus. Pemberian antibiotik seringkali gagal, hal

    ini dap at disebabkanadanya debris selain juga akibat resistensi kuman. Terapi sistemik

    diberikan pada pasienyang gagal dengan terapi topikal. Iika fokus infeksi di mastoid,

    tentunya tidak dapathanya dengan terapi topikal saja, pemberian antibiotik sistemik

    +seringkali 7> dapatmembantu mengeliminasi infeksi. Pada kondisi ini sebaiknya pasien di

    ra*at di 0- untuk m e n d a p a t k an a u r a l t o i l e t y a n g l e b i h i n t e n si f . T er a p i

    di la nj ut ka n hi ng ga / & mi ng gu setelah otore hilang.

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    44/47

    Antibiotika sistemik

    Pemilihan antibiotika sistemik untuk 9M-1 juga sebaiknya berdasarkan

    kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari " minggu dan harus

    disertaipembersihan sekret profus. 3ila terjadi kegagalan pengobatan , perlu diperhatikan

    faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut.

    )alam penggunaan antimikroba, perlu diketahui daya bunuh antimikrobaterhadap

    masing masing jenis kuman penyebab, kadar hambat minimal terhadap masingmas ing kuman

    pen yebab , daya penet ras i an timikroba di masingmasing ja ringan tubuh dan toksisitas

    obat terhadap kondisi tubuh. 3erdasarkan konsentrasi obat dan daya bunuh t e rh adap

    mi kr oba , an t i mi k r oba dapa t d i bag i men j ad i go l ongan . Go l ongan pe r t ama

    antimikroba dengan daya bunuh yang tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat,

    makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dan kuinolon.

    G o l o n g a n k e d u a a d a l a h a n t i m i k r o b a y a n g p a d a k o n s e n t r a s i t e r t e n t u d a y a

    bunu hn ya pa ling bai k. Peninggian dos is tidak menambah da ya bunuh an timikroba

    golongan ini, misalnya golongan beta laktam.

    Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada 9titis media kronik adalah

    Tabel pilihan antibiotic sistemik dalam pengobatan 9M-1

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    45/47

    Antibiotika golongan kuinolon +siprofloksasin dan ofloksasin mempunyai aktifitas anti

    pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan diberikan untuk anak dengan

    umur diba*ah "2 tahun. Golongan sefalosforin generasi 777 +sefotaksim, sefta(idim dan

    seftriakson juga aktif terhadap Pseudomonas, tetapi harusdiberikan secara parenteral.

    Terapi ini sangat baik untuk 9MA sedangkan untuk 9M-1 belum pasti cukup, meskipun

    dapat mengatasi 9M-1. Metronida(ol mempunyai efek bakterisid untuk kuman

    anaerob. Metronida(ol dapat diberikan pada 9M-1 aktif, dosis # mg per $ jam

    selama minggu atau ## mg per $ jam selama & minggu.

    Penatalaksanaan +M(K Maligna

    Pengobatan yang tepat untuk 9M-1 maligna adalah operasi. Pengobatan

    konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    46/47

    dilakukan pembedahan. 3ila terdapat abses subperiosteal , maka insisi abses

    seba iknyadilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.

    Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan

    pada 9M-1 dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:

    " Mastoidektomi sederhana +simple mastoidectomy Mastoidektomi radikal

    / Mastoidektomi radikal dengan modifikasi

    & Miringoplasti

    ' Timp an op las t i2 Pendekatan ganda timpanoplasti + ;ombined approach tympanoplasty

    3agan pembedahan pada tatalaksana 9M-1

    Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki

    membrantimpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan

    pendengaranyang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.

    Algoritma pedoman umum pengobatan penderita 9M-1

  • 7/25/2019 Anatomi Telinga Tengah Dan Fisiologi Pendengaran

    47/47