Anatomi Sistem Rangka

44
Learning Objektif : 1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Anatomi Sistem Rangka Sistem skeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur yang membangun hubungan (sendi) di antara tulang-tulang tersebut. Secara umum fungsi dari sistem skeletal adalah: 1. Menyediakan bentuk untuk menopang tubuh, 2. Sebagai alat gerak pasif, 3. Melindungi organ-organ internal dari trauma mekanik, 4. Menyimpan dan melindungi sumsum tulang selaku sel hemopoietic (red bone marrow), 5. Menyediakan tempat untuk menyimpan kelebihan kalsium, dan 6. Menyimpan lemak (yellow bone marrow).

description

Anatomi sistem rangka tubuh manusia

Transcript of Anatomi Sistem Rangka

Page 1: Anatomi Sistem Rangka

Learning Objektif :

1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Anatomi Sistem Rangka

Sistem skeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur yang membangun

hubungan (sendi) di antara tulang-tulang tersebut. Secara umum fungsi dari sistem skeletal

adalah:

1. Menyediakan bentuk untuk menopang tubuh,

2. Sebagai alat gerak pasif,

3. Melindungi organ-organ internal dari trauma mekanik,

4. Menyimpan dan melindungi sumsum tulang selaku sel hemopoietic (red bone marrow),

5. Menyediakan tempat untuk menyimpan kelebihan kalsium, dan

6. Menyimpan lemak (yellow bone marrow).

Page 2: Anatomi Sistem Rangka

Pada manusia, rangka dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu rangka aksial

(membentuk sumbu tubuh, meliputi tengkorak, kolumna vertebra, dan toraks) dan rangka

apendikular (meliputi ekstremitas superior dan inferior).

Berdasarkan bentuknya dan ukurannya, tulang dapat dibagi menjadi beberapa penggolongan:

1. Tulang panjang, yaitu tulang lengan atas, lengan bawah, tangan, tungkai, dan kaki

(kecuali tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki). Badan tulang ini disebut diafisis,

sedangkan ujungnya disebut epifisis.

2. Tulang pendek, yaitu tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki.

3. Tulang pipih, yaitu tulang iga, bahu, pinggul, dan kranial.

4. Tulang tidak beraturan, yaitu tulang vertebra dan tulang wajah

5. Tulang sesamoid, antara lain tulang patella dan tulang yang terdapat di metakarpal 1-2

dan metatarsal 1.

Rangka aksial

-Tengkorak

Page 3: Anatomi Sistem Rangka

Tengkorak tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut meliputi:

Tulang frontal

Tulang frontal merupakan tulang kranial yang berada di sisi anterior, berbatasan dengan

tulang parietal melalui sutura koronalis. Pada tulang frontal ini terdapat suatu sinus (rongga)

yang disebut sinus frontalis, yang terhubung dengan rongga hidung.

Tulang temporal

Terdapat dua tulang temporal di setiap  sisi lateral tengkorak. Antara tulang temporal dan

tulang parietal dibatasi oleh sutura skuamosa. Persambungan antara tulang temporal dan

tulang zigomatikum disebut sebagai prosesus zigomatikum. Selain itu terdapat prosesus

mastoid (suatu penonjolan di belakang saluran telinga) dan meatus akustikus eksternus (liang

telinga).

Tulang parietal

Terdapat dua tulang parietal, yang dipisahkan satu sama lain melalui sutura sagitalis.

Sedangkan sutura skuamosa memisahkan tulang parietal dan tulang temporal.

Tulang oksipital

Tulang oksipital merupakan tulang yang terletak di sisi belakang tengkorak. Antara tulang

oksipital dan tulang parietal dipisahkan oleh sutura lambdoid. Di dasar tulang oksipital

terdapat foramen magnum, suatu foramen yang menghubungkan otak dan medula spinalis. Di

sisi foramen magnum terdapat condyles, suatu penonjolan yang menghubungkan oksipital

dengan tulang atlas (C1).

Tulang sphenoid

Tulang sphenoid merupakan tulang yang membentang dari sisi fronto-parieto-temporal yang

satu ke sisi yang lain. Secara umum tulang sphenoid dibagi menjadi greater wing dan lesser

wing, di mana greater wing berada lebih lateral dibanding lesser wing. Kanalis optikus

Page 4: Anatomi Sistem Rangka

dibentuk oleh tulang ini (lesser wing). Selain itu terdapat juga sella turcica (yang melindungi

kelenjar hipofisis) dan sinus sphenoid (suatu sinus yang membuka ke rongga hidung).

Tulang ethmoid

Tulang ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang tulang nasal dan lakrimal.

Beberapa bagian dari tulang ethmoid adalah crista galli (proyeksi superior untuk perlekatan

meninges), cribriform plate (dasar crista galli, dengan foramen olfaktori yang melewatkan

nervus olfaktori), perpendicular plate (bagian dari nasal septum) dan konka. Selain itu

terdapat juga sinus ethmoid, yang membuka ke rongga hidung.

Sedangkan tulang wajah meliputi:

Tulang mandibula

Mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan tulang temporal

melalui prosesus kondilar.

Tulang maksila

Tulang maksila merupakan tulang rahang atas. Maksila meliputi antara lain prosesus palatin

yang membentuk bagian anterior palatum dan prosesus alveolar yang memegang gigi bagian

atas.

Tulang nasal

Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung dan berbatasan

dengan tulang maksila.

Tulang lakrimal

Tulang lakrimal merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang ethmoid dan tulang

maksila, berhubungan duktus nasolakrimal sebagai saluran air mata.

Page 5: Anatomi Sistem Rangka

Tulang zigomatikum

Tulang zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan tulang frontal,

temporal dan maksila.

Tulang palatin

Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior palatum.

Tulang vomer

Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).

Kolumna vertebra

Kolumna vertebra terbentuk dari tulang-tulang individual yang disebut sebagai vertebra.

Terdapat sekitar 26 vertebra, meliputi 7 vertebra servikal, 12 vertebra torakal, 5 vertebra

lumbar, 1 vertebra sakral (yang terdiri atas 5 vertebra individual) dan 1 vertebra koksigeal

(yang terdiri atas 4-5 koksigeal kecil).

Secara umum, bentuk vertebra terdiri atas korpus vertebra, lengkung vertebra, foramen

vertebra, prosesus transversus, prosesus spinosa, prosesus artikular inferior, prosesus artikular

posterior, pedikulus dan lamina.

Page 6: Anatomi Sistem Rangka

Terdapat sedikit perbedaan antara vertebra segmen servikal, torakal, dan lumbar:

Pada vertebra segmen servikal, korpus berukuran relatif lebih kecil

dibandingkan segmen torakal dan lumbar. Pada prosesus transversus terdapat foramen

(lubang) transversus, yang fungsinya untuk melewatkan arteri vertebralis. Artikulasi

antara satu vertebra servikal dengan vertebra servikal lainnya (melalui sendi apophyseal)

membentuk sudut sekitar 45 derajat. Khusus untuk segmen C1 (atlas), terdapat facies

artikulasi untuk dens axis (C2) serta facies artikulasi yang agak besar untuk perlekatan

dengan oksipital. Sedangkan pada segmen C2 (axis), terdapat dens axis yang akan

berartikulasi dengan atlas (C1).

Pada vertebra segmen torakal, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan segmen

servikal namun lebih kecil dibandingkan dengan segmen lumbar. Tidak ada foramen

transversus. Khas pada vertebra segmen torakal adalah adanya facies untuk artikulasi

dengan tulang iga (kostal). Facies ini ada yang terletak di prosesus transversus dan ada

yang terletak di prosesus spinosa.

Page 7: Anatomi Sistem Rangka

Pada vertebra segmen lumbar, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan

korpus pada segmen servikal dan torakal. Adanya prosesus asesorius pada prosesus

transversus dan prosesus mamilaris pada prosesus artikulasi superior menjadi ciri khas

pada segmen lumbar.

Pada vertebra segmen sakral, bentuknya khas seperti sayap yang melebar dengan

penonjolan ke depan pada artikulasi lumbo-sakral yang disebut sebagai promontory.

Vertebra segmen sakral terdiri atas 5 vertebra individual, yang dihubungkan satu sama

lain melalui celah transversus dan memiliki 8 foramen sakral. Di bagian posterior

terdapat celah yang disebut hiatus sakralis.

Pada vertebra segmen koksigeal, terdiri atas 4-5 segmen koksigeal individual yang

terhubung dengan vertebra segmen sakralis.

Dilihat secara lateral, kolumna vertebra yang tersusun mulai dari servikal hingga koksigeal

membentuk lengkung yang khas, yaitu lordosis servikal, kyphosis torakal, lordosis lumbar

dan  kyphosis sakral. Lordosis servikal terbentuk ketika seorang bayi mulai belajar

menegakkan kepalanya (usia 3 bulan), sedangkan lordosis lumbar terbentuk ketika seorang

anak mulai belajar berdiri.

Toraks

Page 8: Anatomi Sistem Rangka

Toraks merupakan rangka yang menutupi dada dan melindungi organ-organ penting di

dalamnya. Secara umum toraks tersusun atas klavikula, skapula, sternum, dan tulang-tulang

kostal.

Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior, dan berartikulasi dengan

klavikula melalui akromion. Selain itu, skapula juga berhubungan dengan humerus

melalui fossa glenoid.

Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula melalui akromion, dan di

ujungnya yang lain berartikulasi dengan manubrium sternum.

Sternum merupakan suatu tulang yang memanjang, dari atas ke bawah, tersusun atas

manubrium, korpus sternum, dan prosesus xyphoideus. Manubrium berartikulasi dengan

klavikula , kostal pertama, dan korpus sternum. Sedangkan korpus stenum merupakan

tempat berartikulasinya kartilago kostal ke-2 hingga kostal ke-12.

Tulang-tulang kostal merupakan tulang yang berartikulasi dengan vertebra segmen

torakal di posterior, dan di anterior berartikulasi dengan manubrium dan korpus sternum.

Ada 12 tulang kostal; 7 kostal pertama disebut kostal sejati (karena masing-masing secara

terpisah di bagian anterior berartikulasi dengan manubrium dan korpus sternum), 3 kostal

kedua disebut kostal palsu (karena di bagian anterior ketiganya melekat dengan kostal ke-

7), dan 2 kostal terakhir disebut kostal melayang (karena di bagian anterior keduanya

tidak berartikulasi sama sekali).

Page 9: Anatomi Sistem Rangka

Rangka apendikular

Ekstremitas atas

Ekstremitas atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius, ulna, karpal,

metakarpal, dan tulang-tulang phalangs.

Skapula

Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan berbentuk

pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid) yang melekatkan

beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan lengan bawah. Skapula

berartikulasi dengan klavikula melalui acromion. Sebuah depresi (cekungan) di sisi lateral

skapula membentuk persendian bola-soket dengan humerus, yaitu fossa glenoid.

Page 10: Anatomi Sistem Rangka

Klavikula

Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral dan dengan

manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai penahan skapula yang

mencegah humerus bergeser terlalu jauh.

Humerus

Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan skapula

melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain

leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan sulkus intertuberkular. Di

bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain condyles, epicondyle lateral,

capitulum, trochlear, epicondyle medial dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna

akan berartikulasi dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang

humerus ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid.

Ulna

Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di

daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian

posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini

berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga

berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan

terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial,

juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid.

Radius

Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi anatomis. Di

daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya

gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk

perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate.

Page 11: Anatomi Sistem Rangka

Karpal

Tulang karpal terdiri dari 8

tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung

proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser.

Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium,

trapezoid, capitate, dan hamate.

Metakarpal

Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya

berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh

tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi

pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut

melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan

menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari

telunjuk) terdapat tulang sesamoid.

Tulang-tulang phalangs

Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari

(phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal,

medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan

menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.

Page 12: Anatomi Sistem Rangka

Ekstremitas bawah

Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan

tulang-tulang phalangs.

Pelvis

Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-

masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium

terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium

terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial.

Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari

pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian

pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan

tulang femur.

Page 13: Anatomi Sistem Rangka

Femur

Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan

dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat

prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis

intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk

artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior

terdapat fossa intercondylar.

Tibia

Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula.

Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan

facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan

kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di

daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.

Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia.

Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula

membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.

Page 14: Anatomi Sistem Rangka

Tarsal

Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia

 di proksimal dan

dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular,

dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.

Metatarsal

Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan

tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.

Phalangs

Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3

phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki,

menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.

Referensi:

1. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.

2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5thed. US: FA Davis

Company; 2007. p. 104-34.

3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001. p.

132-95.

Page 15: Anatomi Sistem Rangka

SENDI

KLASIFIKASI SENDI

Secara struktural :

1. Persendian fibrosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan

jaringan ikat fibrosa.

2. Persendian kartilago, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan

jaringan kartilago.

3. Persendian sinovial, yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul

dan ligament artikular yang membukuskan.

Menurut fungsinya :

1. Sendi sinartosis (sendi mati), sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.

Sendi jenis ini antara lain adalah :

a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat yang hanya

ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh: sutura sagital dan parietal.

b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.

Contoh: lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang

anak.

2. Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas)

Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi.

Sendi jenis ini antara lain adalah:

a. Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago,

yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadi sedikit gerakan. Contoh: simpisis

pubis

b. Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan

serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh: ditemukan pada tulang yang bersisihan

seperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula

c. Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam

kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang

3. Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi synovial

Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinofial.

Klasifikasi persendian synovial terdiri dari:

a. Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk

cangkir pada tulang lain.

Contoh: sendi panggul dan bahu

Page 16: Anatomi Sistem Rangka

b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf

tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah.

Contoh: sendi lutut dan siku.

c. Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua dan dapat

berputar kesemua arah.

Contoh: tulang atas, persendian bagian kepala

d. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah

disudut kanan setiap tulang.

Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal

e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konkaf

pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling

menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara

tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.

f. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi

berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang dengan

tulang yang lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia.

Misalnya: Persendian intervertebra, dan persendian antara tulang-tulang karpa dan tulang-

tulang tarsal. ( Setiadi, 2007 )

2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Histologi Sistem Rangka

Tulang Rawan ( Kartilago ) :

Kartilago Hyalin

Mtrixnya terdiri dari kolagen tipe II, proteoglycans, glycoproteins, dan extracellular

fluid. Berwarna coklat kebiru-biruan, semi tembus cahaya, dan lunak. Terletak di hidung,

laring, akhir dari tulang rusuk, dan cincin trakea dan bronkus. Histogenesis dan

pertumbuhan :

Individual mesenchymal cells berkumpul membentuk pusat kondrofikasi

berdiferensiasi menjadi kondroblas sekresi matriz kartilago disekelilingnya terbentuk

lacuna kondroblas yang dikelilingi matrixnya disebut kondrosit cell division lebih

dari 2 kondrosit disebut isogenous groups.

Perikondrium terbentuk di batas luar ketika proses pembentukan kondrosit.

Teritorial matrix merup\akan matrix yang berada di sekeliling lacuna, mengandung sedikit

kolagen dan banyak kondrotinsulfat. Sedangakan interteritorial matrix adalah matrix terbesar

Page 17: Anatomi Sistem Rangka

dan mengandung lebih banyak kolagen, serta lebih sedikit kandunagn proteoglikannya.

( Junqueira, 2007 )

Gambar Hyalin Kartilago

Kartilago Elastik

Ditemukan di aurikula telinga, dinding telinga bagian luar, saluran eustachius, epiglottis, dan

tulang rawan kuneiformis di laring, pada bagian perikondrium, lebih banyak mengandung

elastic fiber, sehingga lebih elastis. Kondrositnya lebih besar bila dibandingkan dengan

kartilago hyaline. Memiiki warna kekuningan darena memiliki elastin dalam serat elastis.

( Junqueira, 2007 )

Kartilago Fibrosa

Merupakan jaringan intermediate antara jaringan ikat padat dan kartilago hyalin. Terdapat

pada discus invertebralis, simfisis pubis, dan dalam tendon-tendon tertentu. Matrixnya

mengandung kolagen tipe I dan bersifat asidofilik. Tidak terdapat perikondrium yang dikanali

dalam kartilago fibrosa. ( Junqueira, 2007 )

Kharakteristik Tulang Rawan

Tulang rawan = Jaringan yang terdiri dari sel-sel rawan yang terdapat kondrosit dan

bahan dasar tulang rawan sebagai bahan antar sel

Terdapat 3 jenis tulang rawan berdasarkan karakteristiknya :

1 Tulang rawan hyalin

Ciri-ciri : -Konsistensi lunak, agak elastis

-Warna kebiru-biruan

Page 18: Anatomi Sistem Rangka

-Bahan dasar homogen

2 Tulang rawan elastis :

Ciri-ciri : -Warna kekuning-kuningan

-Lebih fleksibel dan elastis

-Bahan dasar terdapat anyaman sabut-sabut elastis dalam berbagai arah terutama

di sekitar kondrosit,sabut ini kemudian melanjutkan diri ke perikandrium

-Kondrosit,tudung sel tulang rawan dan kelopmpok isogen seperti pada tulang

rawan hyalin

3 Tulang rawan fibrious :

Ciri-ciri : -Kondrosit dan tudung sel tulang rawan seperti pada tulang hyalin

-Kelompok isogen hanya sedikit,karena bahan antar sel agak padat

-Kemungkinan sel membelah diri sedikit

-Terdapat bahan sabut kolagen berbagai arah

-Merupakan peralihan antara jaringan ikat fibrilair dengan jaringan tulang

rawan

(Keeton, 1980 )

Tulang ( Bone )

Page 19: Anatomi Sistem Rangka

Tulang adalah jaringan ikat kaku, keras dan berbentuk tetap. Matrix terdiri dari

komponen organic dan anorganik. Komponen organic merupakan kumpulan kristal-kristal

kalsium hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor yang banyak. Sedangkan

komponen anorganik berisi kolagen tipe I. Matrix ektravaskulernya telah mengandung

kalsium sehingga menutup jalanya sekresi sel didalamnya. Akan tetapi, pertukaran zat antara

osteosit dan kapiler darah tetap bisa berjalan karena adanya komusikasi melalui kanalikuli.

Periosteum melapisi bagian luar tulang, sedangkan endosteum melapisi bagian dalam tulang.

( Junqueira, 2007 )

Gambar : Penampang system harverst

Sel-sel tulang : Osteoprogenitor cells, Osteoblas, Osteosit, dan Osteoklas.

Osteoprogenitor cells

Merupakan embryonic mesenchymal cells, sehingga menjaga kemampuan mitotik (sangat

berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi Osteoblas). Berada pada bagian dalam periosteum,

lapisan canal harvest, dan di dalam endosteum.

Osteoblas

Terbentuk dari Osteorogenitor cells yang telah berdiferensiasi. Tumbuh dibawah pengaruh

Bone Morphogenic Protein (BMP) dan Transforming Growth Factor β. Osteoblas juga

berperan dalam sistesis komponen organic dari matrix (Kolagen tipe I, Peptioglikan, dan

glikoprotein). Mengalami proses aposisi tulang yaitu komponen matrix disekresi pada

permukaan sel yang berkontak dengan matrx tulang yang lebih tua, dan lapisan matrix baru

(namun belum terkapur), yang disebut Osteoid, diantara lapisan osteoblas dan tulang yang

baru dibentuk. ( Junqueira, 2007 )

Page 20: Anatomi Sistem Rangka

Osteosit

Merupakan sel tulang yang telah dewasa. Di dapat dari osteoblas yang berdeferensiasi.

Terdapat didalam lacuna yang terletak diantara lamela-lamela matrix. Jumlahnya 20.000 –

30.000 per mm3. sel-sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matrix tulang dan

kematianya diikuti oleh resorpsi matrix tersebut.

( Junqueira, 2007 )

Osteoklas.

Berinti banyak. Memiliki peranan penting dalam proses resorpsi tulang. Berasal dari

penggabungan sel-sel sumsum tulang. Osteoklas mensekresi kolagenase dan enzim lain

sehingga memudahkan pencernaan kolagen setempat dan melarutkan kristal gram kalsium.

Aktifinasnya dipengaruhi oleh hormone sitokinin. Osteoklas memiliki reseptor untuk

kalsitokinin, yakni suati hormone tiroid, tetapi bukan untuk hormone paratiroid. Akan tetapi

osteoblas memiliki reseptor untuk hormone paratiroid dan begitu teraktivasi oleh hormone

ini, osteoblas akan memperoduksi suatu sitokin yang disebut factor perangsang osteoklas.

( Junqueira, 2007 )

HISTOLOGI PERSENDIAN SINOVIAL

Page 21: Anatomi Sistem Rangka

Sendi sinovial tersusun atas:

1. Tulang rawan sendi

Tersusun atas tulang rawan hialin yang berfungsi untuk melindungi tulang dari

benturan dan meredam tekanan.

2. Rongga sendi

Tempat cairan sinovial

3. Kapsul sendi

4. Cairan sinovial

Cairan sinovial berasal dari filtrasi darah yang disekresikan fibroblast dalam

membrane sinovial, cairan ini berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah

gerakan .

5. Reinforcing ligament

Beberapa persendian sinovial menguat dan mengeras oleh ligament yang

menutupinya. Berfungsi untuk mempertebal kapsul sendi, reinforcing ligament terbagi

menjadi dua yaitu extracapsular ligament yang berada di luar kapsul sendi dan

intracapsularligamen yang berada di dalam.

6. Syaraf

Syaraf akan mendeteksi rasa nyeri pada persendian dan memonitor peregangan pada

sendi.

7. Pembuluh darah

Supli pembuluh darah untuk membentuk cairan sinovial. ( Sloane , 2003 )

Page 22: Anatomi Sistem Rangka

3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Fisiologi Sistem Rangka

FISOLOGI TULANG

1. Tulang memberikan topangan dan bentuk tubuh

2. Pergerakan. Tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah persendian sebagai

pengungkit.

3. Perlindungan. Sistem rangka melindungi organ - organ lunak yang ada dalam tubuh

4. Pembentukan sel darah ( hematopoiesis ). Sumsusm tulang merah, yang ditemukan pada

orang dewasa dalam tulang sternum, tulang iga, badan vertebra, tulang pipih dan kranium,

pada bagian ujung tulang panjang, merupakan tempat produksi sel darah merah, sel darah

putih, dan trombosirt.

5. Tempat penyimpanan mineral ( Sloane, 2003 ).

FISIOLOGI PERSENDIAN

1. mempermudah gerakan antara kedua ujung-ujung tulang

2. berperan dalam pertumbuhan tulang ke arah memanjang ( Sloane, 2003 )

4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan EMBRIOGENESIS SISTEM RANGKA

Sistem rangka berasal dari lapisan embriogenik mesoderem paraksial, lempeng lateral dan sel-sel kista neuralis. Akhir minggu ke 3, mesoderem paraksial menjadi semacam balok-balok yang disebut somit.

Somit terbagi 2 :

o Dorsolateral

Disebut demomytome, bagian myotome membentuk myoblast, dermatom membentuk dermis

o Ventromedial

Disebut skleroton, pada akhir mingguke 4 akanmenjadi sel-sel mesenkim (jaringan penyambung mudigah), kemudian berpindah dan berdiferensiasi menjadi fibroblas, kondroblas, dan osteoblas.

1. Histogenesis Tulang dan Kartilago

Page 23: Anatomi Sistem Rangka

1.1. Kartilago

o Muncul ketika embrio berumur 5 minggu

o Pertumbuhan dimulai dari sel-sel mesenkim yang mengalami kondensasi, berprolerasi, dan berdiferensiasi menjadi condroblast. Condroblast mensekresikan serat-serat kolagen dan subtansi dasar matric sehingga terbentuk condrosit. Selanjutnya condrosit akan terus menerus mengeluarkanmatriks sehingga condrosit yang berdekatan akansaling mendorong sehingga kartilago bertambah panjang.

o Sel-sel mesenkim yang letaknya diperifer akan berdiferensiasi menjadi fibroblast. Fibroblast akan membentuk suatu jaringan ikat kolagen, yaitu perichondrium.

1.2. Tulang

Pertumbuhan tulang berlangsung dengan 2 cara :

o Osifikasi intramembranosa

o Osifikasi intrakartilago/ endokondral

1.2.1. Osifikasi Intramembranosa

Umumnya pada tulang pipih

Osifikasi berlangsung dalam suatu membran yang dibentu oleh sel-sel mesenkim itu sendiri. Sel-sel mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblast dan mulai mensekresikan matriks dan subtansi interseluler membentuk osteosit.

Osteoblast yang terdapat diperifer tulang membentuk lapisan-lapisan yang membuat tulang lebihtebal di bagian perifernya, ditambah lagi dengan aktivitas osteoklas,akibatnya bagian tengah tulang akan berrongga. Pada rongga ini sel-sel mesenkim akanberdiferensiasi menjadi sumsum tulang.

1.2.2. Osifikasi Intrakartilago

Umumnya pada tulang panjang

Diawali dengan terbentuknya tulang rawan. Pada tingkat selular, sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblas lalu osteosit

Osifikasi pertama kali terjadi di diafisis (pusat osifikasi primer) pada akhir masa embrionik. Pada diafisis sel-sel kartilago mengalami 3 hal yaitu : hipertropi, kalsifikasi matriks, serta kematian sel-selnya. Selainitu perikondrium akanmengalami vaskularisasi sehinggasel-sel kartilago berubah menjadi osteoblast. Pada waktu lahir sebagian besar diafisis telah mengalami osifikasi,sedangkanepifisis masih berupa kartilago. Osifikasi skunder dilempeng epifisis baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia bayi.

Page 24: Anatomi Sistem Rangka

2. Perkembangan Sendi

Mulai terbentuk pada minggu ke 6 dan akhir mingguke 8 sendiyang terbentuk sudah seperti sendi orang dewasa.

Terdapat 3 jenis sendi berdasarkan materi penyusunnya yaitu :

o Sendi fibrosa (sutura di kranium)

o Sendi kartilago (simfisis pubis)

o Sendi sinovial (sendi lutut)

A. Tulang Tengkorak

Terdiri atas :

o Neurokranium (batok pelindung disekitar otak)

o Viserokranium (kerangka/tulang wajah)

A.1. Neurokranium

o Bagian membranosa terdiri dari tulang-tulang pipih yang melindungi otak sebagai suatu kubah.

Berasal dari :

o Sel-sel krista neuralis,membentuk atap dan sebagian besar tulang tengkorak

o Mesoderm paraksial, membentuk daerah oksipital dan posterior rongga mata

o Bagian kartilaginosa (kondrokranium) membentuk tulang-tulang dasar tengkorak, berasal dari :

o Sel-sel krista neuralis, membentuk kondrokranium prakordal

o Mesoderm paraksial, membentuk kondrokranium kordal

A.2. Viserokranium

o Dibentuk oleh 2 lengkung faring pertama

Page 25: Anatomi Sistem Rangka

o Lengkung pertama :

o Bagian dorsal (prosesus maxilaris)

Berjalan kedepan dibawah mata (os. Maxilaris, os. Zigomatikum, os. Temporalis)

o Bagian ventral (prosesus mandibularis)

Melindungi kartilago meckel

o Mesenkim sekitar kartilagomeckel memadat, menulang, dan mengalami osifikasi (penulangan) membranosa membentuk mandibula

o Ujung dorsal prosesus mandibularis dan lengkung faring ke 2(inkus, maleus,stapes) pada bulan ke 4

o Mesenkimuntuk pembentukan wajahberasal dari sel-sel krista neuralis.

Korelasi Klinik :

Kubah tengkorak gagal terbentuk (kraniolisis) dan jaringan otak yang terpapar amnion mengalamidegenerasi sehingga terjadi anensefali, disebabkan kegagalan neuropore kranial untuk menutup

Jaringan otak dan selaput otak mengalami herniasi (ensefalokel atau meningokel kranial)

Penutupan satu atau beberapa sutura secara prematur (kraniosinostosis).

Bentuk tengkorak tergantung pada sutura mana dulu yang menutup

o Akrosefali (tengkorak menara, pendek/tinggi) karena penutupan dini sutura koronalis

o Skaposefali (tengkorak panjang dan sempit disertai penonjolan frontalis dan oksipitalis) karena penutupan dini sutura sagitalis

o Plagiosefali (kraniosinostosis asimetrik) akibat kegagalan penutupan sutura keronalis dan sutura lambdadea pada satu sisi

B. Anggota Badan

o Tunas anggota badan mulai tampak sebagaikantung-kantung pada akhir minggu ke 4

o Tunas anggota badan terdiri dari inti mesenkim yang berasal dari lapisan mesoderm lempeng lateral yang dibungkus oleh selapis ektoderm kuboid. Intimesenkim memberi signal kepada ektoderm dinujung badan untuk menebal dan membentuk rigi ektodermal apeks (REA). Proses ini berlangsung pada minggu ke 5.

o Minggu ke 6 ujung tunas anggota badan menjadipipih membentuklempeng tangan dan kaki.

Page 26: Anatomi Sistem Rangka

o Jari-jari tangan dan kaki terbentuk ketika kematian sel di rigi ektodermal apeks memisahkannya menjadi 5 bagian.

o Sementara itu mesenkim dalam tunas mulaimemadat membentukmodel kartilago hialin yang pertama yang merupakan bakal tulang anggota badan.

o Osifikasi intrakartilago dimulai menjelang akhir masa mudigah.

o Pada mingguke 12 kehamilan dari pusat osifikasi primer di diafisis, osifikasi intrakartilago berangsur-angsur meluas kearah ujung model kartilago.

o Waktu lahir, diafisis tulang telah menjadi tulang seluruhnya, tapi ujung-ujungnya (epifisis) tetap berupa kartilago pusat osifikasi sekunder untukproses pemanjangan tulang.

o Apabila tulang telah mencapai panjangnya yang penuh,lempeng epifisis menghilang dan epifisis bersatu dengan tulang.

Korelasi Klinis :

Meromelia : tidak ada satu /beberapa anggota badan

Amelia : tidak ada ekstremitas

Fokomelia : tidak ada tulang panjang, tangan dan kaki rudimenter menempel dibadan melalui tulang-tulang kecil yang berbentuktidak beraturan

Mikromelia : terdapat semua unsur anggota badan tapi sangat pendek

Polidaktili : penambahan jumlah jari tangan dan kaki

Ektrodaktili : hilangnya 1 jari, bersifat unilateral

Sindaktili :jari-jari tangan atau kaki menyatu karena mesenkim gagal membelah pada lempeng tangan atau kaki

Lobster claw : celah yang dalam pada telapak tangan atau kaki yang berhubungan dengan sindaktili jari

Dislokasi panggul kongenital : tidak berkembangnya asetabulum dan caput femuris

C. Kolumna Vertebralis

o Berasal dari sel-sel sklerotom yang berpindah posisi mengelilingi medula spinalis dan notokord.

Page 27: Anatomi Sistem Rangka

o Bagian kaudal masing-masing sklerotom mengalami proliferasi dan memadat serta meluas ke jaringan antara segmen dibawahnya, terjadi perlekatan setengah kaudal sklerotom dengan setengah sefalik sklerotom di bawahnya.

o Sel-sel diantara bagian sefalik dan kaudal membentuk diskus invertebralis (cakram antar ruas)

Korelasi Klinis :

Skoliosis (vertebrae melengkung ke samping) karena pada proses pembentukan dan penyusunan kembali sklerotom segmen terjadi 2 vertebrae yang berurutan menyatu secara asimetrik atau setengah bagian vertebrae tulang

Sindrom Klippel Feil : jumlah vertebrae servikalis kurang sementara vertebrae yang lain menyatu atau bentuknya abnormal.

Spina bifida : fusi lengkung-lengkung vertebra tidak sempurna

PENULANGAN ENDOKONDRAL

1. Pembentukan model kartilago hyaline

2. Perikondrium tervaskularisasi

3. Osteoblast mensekresikan matrix

4. Kondrosit dalam mengalami diapsis, mati dan berdegenerasi.

5. Osteoklas membentuk lubang di dalam tulang sub periosteal.

6. Terbentuk kartilago yang telah terkalsifikasi.

7. Osteoklas mulai meresorpsi kartilago yang terkalsifikasi.

8. Tulang subperiosteal menebal

9. Ossifikasi mulai epifisis.

10. Pertumbuhan tulang terjadi di lempeng epifiseal.

11. Epifisis dan Diafisis

( Gartner, 2007 )

5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Gangguan pada Sistem Gerak Manusia

Secondary

Centre Of Ossification

Primarry

Centre Of Ossification

Page 28: Anatomi Sistem Rangka

GANGGUAN PADA TULANG

1. Fraktura : patah tulang

2. Fisura : retak tulang

3. Nekrosa : kematian sel tulang yang tidak diprogram

4. Gangguan ruas tulang belakang : kifosis, lordosis, skoliosis ( Sloane, 2003 )

Gangguan atau kelainan pada sistem gerak manusia dapat terjadi pada tulang dan otot.

Gangguan atau kelainan tersebut dapat terjadi akibat aktivitas atau beban gerak yang

berlebihan, pengaruh vitamin, atau terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.

Gangguan pada Sistem Rangka

Gangguan pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan secara fisik, gangguan

secara fisiologis, gangguan persendian, dan gangguan kedudukan tulang belakang.

Gangguan fisik

Gangguan yang paling umum terjadi pada tulang adalah kerusakan fisik tulang seperti

patah atau retak tulang. Apabila terjadi fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona

fraktura yang runcing dan tajam. Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran

tulang yang akan mengakibatkan pembengkakan bahkan perdarahan.

Berdasarkan jenis fraktura yang terbentuk, fraktura dapat dibedakan menjadi empat

kelompok sebagai berikut :

o Fraktura sederhana

Fraktura sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada di

sekitarnya.

o Fraktura kompleks

Fraktura kompleks merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada di

sekitarnya, bahkan terkadang bagian fraktura dapat muncul ke permukaan kulit.

o Greenstick

Greenstick merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua

bagian.

o Comminuted

Comminuted merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi

beberapa bagian, tetapi masih berada di dalam otot.

Page 29: Anatomi Sistem Rangka

PENYEMBUHAN FRAKTUR TULANG

1. pertumbuhan jaringan tulang baru (callus) pada awalnya membentuk jembatan antara

tulang yang terputus. Bagian-bagian pembentuk callus berasal dari osteoblast (dari

periosteum yang robek) dan berkembang di sekitar patahan (disebut eksternal callus).

Bagian callus yang terbentuk dari sel osteoblast (dari endosteum) berkembang

diantara fragmen akhir tulang yang patah dan diantara dua sumsum tulang (internal

callus)

2. sekitar 48 jam setelah fracture, osteoblast dan osteosit mulai aktif membelah,

menutupi fracture. Selama satu minggu, osteoblast membentuk trabeculae baru di

dekat garis patahan (internal callus). Beberapa hari setelah itu, osteoblast dari

periosteum membentuk lengkung disekitar fragmen tulang (eksternal callus).

3. fase yang terakhir adalah remodeling. Komponen-komponen tulang yang mati dari

fragmen ynag patah diserap oleh osteoclast. Tulang kompak yang patah mula-mula

diganti dengan jaringan berongga lalu lama kelamaan akan digantikan dengan tulang

kompak lagi. ( Tortora, 2005 )

Gangguan fisiologis

Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon atau

vitamin. Gangguan fisiologis pada tulang dapat dijelaskan sebagai berikut :

o Rakhitis

Rakhitis merupakan penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D.

Vitamin D berperan dalam proses penimbunan senyawa kapur di tulang. Kekurangan

vitamin D akan menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis

terlihat bagian kaki (tulang tibia dan fibula) melengkung menyerupai huruf X atau 0

o Mikrosefalus

Mikrosefalus merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala

berukuran kercil. Kepala berukuran kecil karena pertumbuhan tulang tengkorak pada

masa bayi kekurangan kalsium.

o Osteoporosis

Osteoporosis merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang

sehingga tulang rapuh. Hal ini dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan

reabsorpsi (penyerapan kembali) bahan bahan tulang. Osteoporosis terjadi karena

Page 30: Anatomi Sistem Rangka

ketidakseimbangan hormon kelamin pada pria maupun wanita.

o Kelainan akibat suatu penyakit

Penyakit seperti tuberkulosis tulang dan penyakit tumor dapat menyebabkan tekanan

fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak tubuh.

Gangguan persendian

Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis

gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut :

o Dislokasi

Dislokasi merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi

dari posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh jaringan ligamen yang sobek atau tertarik

o Terkilir (keseleo)

Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan

yang tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai

peradangan pada daerah sendi

o Ankilosis

Ankilosis merupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian. .

o Artritis

Artritis merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi. Gangguan

artritis dapat dibedakan menjadi rhematoid, osteoartritis dan gautartritis. Rhematoid

merupakan proses peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang

menghubungkan tulang di persendian. Osteoartritis merupakan penipisan tulang

rawa yang menghubungkan persendian. Gautartritis merupakan gangguan gerak

akibat kegagalan rnetabolisme asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada

persendian.

Gangguan tulang belakang

Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang,

sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan

yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat

kelompok, yaitu:

o Skoliosis, melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh

melengkung ke arah kanan atau kiri

Page 31: Anatomi Sistem Rangka

o Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga

orang menjadi bongkok

o Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah

depan sehingga kepala tertarik ke arah belakang

o Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala

tertarik ke arah kiri atau kanan.

Gangguan pada Sistem Otot

Otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia sehingga gangguan pada otot akan

mempengaruhi aktivitas gerak. Gangguan pada otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk

seperti berikut ini:

o Atrofi

Atrofi merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan

kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit

poliomielitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini menyebabkan

kerusakan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.

o Hipertrofi

Hipertrofi merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hipertrofi

disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot membesar

o Hernia abdominalis

Hernia abdominalis merupakan sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus

memasuki bagian sobekan tersebut

o Tetanus

Tetanus merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus

berkontraksi sehingga tidak mampu lagi berkontraksi. Tetanus disebabkan luka yang

terinfeksi oleh bakteri Clostridium tetani.

o Distrofi otot

Distrofi otot merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak.

Penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan adanya cacat genetik.

o Miastenia gravis

Miastenia gravis merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah dan

menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan oleh hormon tiroid dan sistem

imunitas yang tidak berfungsi dengan normal.

Page 32: Anatomi Sistem Rangka

6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Kelainan Kongenital Sistem Rangka

Kubah tengkorak gagal terbentuk (kraniolisis) dan jaringan otak yang terpapar amnion mengalamidegenerasi sehingga terjadi anensefali, disebabkan kegagalan neuropore kranial untuk menutup

Jaringan otak dan selaput otak mengalami herniasi (ensefalokel atau meningokel kranial)

Penutupan satu atau beberapa sutura secara prematur (kraniosinostosis).

Bentuk tengkorak tergantung pada sutura mana dulu yang menutup

o Akrosefali (tengkorak menara, pendek/tinggi) karena penutupan dini sutura koronalis

o Skaposefali (tengkorak panjang dan sempit disertai penonjolan frontalis dan oksipitalis) karena penutupan dini sutura sagitalis

o Plagiosefali (kraniosinostosis asimetrik) akibat kegagalan penutupan sutura keronalis dan sutura lambdadea pada satu sisi

Meromelia : tidak ada satu /beberapa anggota badan

Amelia : tidak ada ekstremitas

Fokomelia : tidak ada tulang panjang, tangan dan kaki rudimenter menempel dibadan melalui tulang-tulang kecil yang berbentuktidak beraturan

Mikromelia : terdapat semua unsur anggota badan tapi sangat pendek

Polidaktili : penambahan jumlah jari tangan dan kaki

Ektrodaktili : hilangnya 1 jari, bersifat unilateral

Sindaktili :jari-jari tangan atau kaki menyatu karena mesenkim gagal membelah pada lempeng tangan atau kaki

Lobster claw : celah yang dalam pada telapak tangan atau kaki yang berhubungan dengan sindaktili jari

Dislokasi panggul kongenital : tidak berkembangnya asetabulum dan caput femuris

Skoliosis (vertebrae melengkung ke samping) karena pada proses pembentukan dan penyusunan kembali sklerotom segmen terjadi 2 vertebrae yang berurutan menyatu secara asimetrik atau setengah bagian vertebrae tulang

Page 33: Anatomi Sistem Rangka

Sindrom Klippel Feil : jumlah vertebrae servikalis kurang sementara vertebrae yang lain menyatu atau bentuknya abnormal.

Spina bifida : fusi lengkung-lengkung vertebra tidak sempurna

7. Mahasiswa Mampu Menjelaskan HORMON YANG BEKERJA PADA

PERTUMBUHAN TULANG

1. Kelenjar hipofisis anterior / kelenjar pertumbuhan : berfungsi meningkatkan

kecepatan mitosis kondrosit dan osteoblas serta meningkatkan kecepatan sintesis

protein (kolagen, matriks, kartilago dan enzim untuk pembentukan kartilago tulang).

2. Tiroksin (kelenjar tiroid) : berfungsi untuk meningkatkan kecepatan sintesis protein

dan meningkatkan produksi energi dari semua jenis makanan.

3. Insulin : berfungsi dalam meningkatkan produksi energi dari glukosa.

4. Paratiroid : berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium dari tulang ke darah

dan meningkatkan absorpsi kalsium oleh usus halus dan ginjal.

5. Kalsitonin : berfungsi dalam menurunkan reabsorpsi kalsium dari tulang (menurunkan

kadar kalsium dalam darah).

6. Estrogen dan testosteron : berfungsi untuk mempercepat penutupan epifisis tulang

panjang dan untuk membantu menahan kalsium dalam tulang untuk mempertahankan

matriks tulang yang kuat. ( Sanlon, 2008 )