Anatomi Retina Ami
-
Upload
reynatta-audralia-namara -
Category
Documents
-
view
48 -
download
1
description
Transcript of Anatomi Retina Ami
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
BAB 1
PENDAHULUAN
Retina membentuk lapisan dalam dari mata (Gambar 1). Retina dibagi ke
dalam bagian nonsensoris dan bagian optik, bagian yang melengkung dibentuk
oleh ora serrata. Bagian anterior tidak mempunyai epitel sensoris dan menutupi
badan siliaris dan iris sebagai epitelium bilaminar. Bagian optik terdiri dari dua
lapisan, lapisan luar (lapisan pigmen) dan lapisan dalam (lapisan serebral), yang
menempati pada satu sama lain dan hanya merekat pada ora serrata dan pintu
masuk dari saraf optikus. Arteri dan vena retina sentral bersatu pada pintu masuk
saraf optik (papil atau diskus optikus). Makula lutea (bintik kuning) di bagian
lateralnya dan fovea sentralis di bagian tengah, tempat maksimum dari
kemampuan penglihatan. Lapisan pigmen terdiri dari lapisan tunggal dari
epitelium isoprismatik (epitelium pigmen retina).1
Gambar 1. Potongan sagital dari bola mata2
1
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
Retina bagian dalam termasuk sel fotoreseptor dan sembilan lapisan
lainnya dari lapisan serebral. Mereka adalah sel epitelial sensori primer. Sekitar
120 juta sel batang dan 6-7 juta sel kerucut. Hanya terdapat sel kerucut pada fovea
sentralis, tidak terdapat pada lapisan lain dari lapisan serebral. Sel bipolar yang
merupakan neuron kedua dari saraf optik, terletak di lapisan inti dalam. Mereka
mempertahankan kontak sinaps dengan sel sensori pada lapisan pleksiform luar
dan dengan sel ganglion multipolar dari lapisan ganglion (neuron ketiga) pada
lapisan pleksiform dalam, dari mana impuls sensori dikonduksi pada serabut saraf
yang tak bermielin ke diskus optikus. Sel horizontal dan amakrin dari lapisan inti
dalam dari hubungan aparatus retina menuju koneksi paralel dari beberapa
sinaps.1
Retina menerima darah dari dua sumber: koriokapilaris yang berada tepat
di luar membran Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan
pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel pigmen
retina; serta cabang-cabang dari arteri centralis retina, yang mendarahi dua pertiga
dalam retina. Fovea seluruhnya didarahi oleh koriokapilaris dan rentan terhadap
kerusakan yang tak dapat diperbaiki bila retina mengalami ablasi. Pembuluh darah
retina mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang, yang membentuk sawar
darah-retina. Lapisan endotel pembuluh koroid berlubang-lubang. Sawar darah-
retina sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.4
2
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
BAB 2
ISI
2 . 1. Definisi Retina
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan
semitransparan yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding
bola mata.4
2 . 2. Embriologi Retina
Mata berkembang baik dari neural dan permukaan ektoderm dan
dari mesoderm. Permukaan ektoderm membentuk lensa dan epitelium dari
kornea dan konjungtiva dan kontribusinya, bersama dengan ektoderm
neural, menuju ke badan vitreus dan zonula. Neural ektoderm membentuk
retina, epitelium siliar, epitelium iris dan sfingter serta otot dilator, dan
bagian neural dari saraf optik. Mesoderm membentuk stroma kornea dan
endotelium, stroma iris, koroid dan sklera.3
Mulai sekitar minggu ke-6 (15mm) sel ganglion terbentuk oleh sel
zona nuklear menembus lapisan dalam. Serabut saraf tumbuh keluar dari
mereka dan berjalan ke optik dan seterusnya ke otak. Pada minggu ke-9
(40mm) kiasma terbentuk dan traktus optikus berkembang. Medulasi dari
serabut saraf mengambil tempat dari otak secara distal dan mencapai
lamina kribosa sesaat sebelum kelahiran. Bagian luar dari vesikel optikus
menjadi berpigmen pada awal minggu ke-6 (10mm) dan menjadi mendatar
untuk membentuk epitelium pigmen retina.3
Lebih lanjut differensiasi dari retina mengambil tempat setelah
regio sentral. Sel yang terluar dari lapisan inti membentuk badan sel
batang dan kerucut, silianya menancap memproyeksi ke dalam ruang dari
vesikel optikus yang berkembang ke dalam fotoreseptor, sel batang dan sel
kerucut. Sel lain dari lapisan inti membentuk sel amakrin, sel horizontal
dan sel bipolar. Prosessus dari semua sel ini dan dari sel ganglion dan dari
lapisan pleksiform. Area makula terbentuk pada minggu ke-20 (150mm)
3
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
sebagai penebalan dari lapisan sel ganglion dan fovea muncul pada tengah
dari area ini pada minggu ke-24 (200mm).3
2 . 3. Posisi Retina
Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus siliar dan
berakhir pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata. Pada orang dewasa,
ora serrata berada sekitar 6,5 mm di belakang garis Schwalbe pada sisi
temporal dan 5,7 mm pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensoris
bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina sehingga juga
berhubungan dengan membran Bruch, koroid dan sklera. Di sebagian
besar tempat, retina dan epitel pigmen retina mudah terpisah hingga
terbentuk suatu ruang subretina, seperti yang terjadi pada ablasi retina.
Namun pada diskus optikus dan ora serrata, retina dan epitel pigmen retina
saling melekat kuat sehingga perluasan cairan subretina pada ablasi retina
dapat dibatasi. Hal ini berlawanan dengan ruang subkoroid yang dapat
terbentuk antara koroid dan sklera, yang meluas ke taji sklera. Dengan
demikian, ablasi koroid akan meluas melampaui ora serrata, di bawah pars
plana dan pars plicata. Lapisan-lapisan epitel pada permukaan dalam
korpus siliar dan permukaan posterior iris merupakan perluasan retina dan
epitel pigmen retina ke anterior. Permukaan dalam retina berhadapan
dengan vitreus.4
2 . 4. Lapisan-lapisan Retina
Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai berikut:4
(1) Membran limitans interna; lapisan ini adalah batas glial antara retina
dan badan vitreus. Dan terbentuk dari kaki akhir dari sel glial radial
dan astrosit, dan terpisah dari badan vitreus oleh lamina basal.4,6,10
(2) Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang
berjalan menuju nervus optikus; terbentuk dari perluasan serabut saraf
optik; lapisan ini menebal pada poros optikus, dan secara bertahap
menipis menuju ora serrata. Saraf optikus melewati lamina kribosa
sklera dan mereka kehilangan selubung medularnya dan bersambung
4
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
sampai koroid dan retina sebagai axis-cylinders yang sederhana.
Ketika mereka mencapai permukaan internal dari retina, mereka
memancar dari titik masuk ke permukaan yang berkelompok pada
bundel, dan pada banyak tempat tersusun dalam pleksus. Sebagian
besar serabut adalah sentripetal, dan merupakan kelanjutan langsung
dari prosessus axis-cylinder dari sel lapisan ganglion, tetapi sebagian
kecil berbentuk sentrifugal dan bercabang pada lapisan pleksiform
dalam dan lapisan inti dalam.4,10
Gambar 2. Gambaran lapisan retina5
(3) Lapisan sel ganglion; terdiri dari lapisan tunggal dari sel ganglion
besar, kecuali pada makula lutea, dimana terdapat beberapa strata. Sel
tersebut menyerupai bentuk labu, permukaan dalam yang bulat pada
setiap ujung dari stratum optikum, dan mengirim akson yang
diperpanjang ke dalamnya. Dari arah ujung yang berlawanan banyak
dendrit yang meluas ke dalam lapisan pleksiform dalam, dimana
mereka bercabang dan membentuk arborisasi yang datar pada
tingkatan yang berbeda. Sel ganglion sangat bervariasi dalam ukuran,
dan dendrit yang berukuran kecil sebagai aturan arborise pada lapisan
pleksiform dalam segera setelah mereka memasukinya, sedangkan
5
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
dendrit yang berukuran besar bercabang menutup ke lapisan inti
dalam.4,10
(4) Lapisan pleksiform dalam, yang mengandung sambungan sel ganglion
dengan sel amakrin dan sel bipolar; lapisan yang terbuat dari
retikulum padat yang dibentuk oleh penjalinan dari dendrit sel
ganglion dengan sel-sel dari lapisan inti dalam, dalam retikulum ini
sebagian spongioblas yang bercabang terkadang tertanam.4,10
(5) Lapisan inti dalam badan-badan sel bipolar, amakrin dan horizontal;
Sel bipolar, sejauh ini merupakan sel yang paling banyak,
bentuknya bulat atau oval, dan tiap sel diperpanjang ke dalam
prosessus dalam dan luar. Mereka dibagi ke dalam bipolar batang dan
bipolar kerucut. Prosessus dalam dari bipolar batang berjalan
sepanjang lapisan pleksiform dalam dan arborise di sekeliling badan
sel dari lapisan ganglion, prosessus luarnya berakhir di lapisan
pleksiform luar pada jumbai fibril di sekeliling ujung yang berbentuk
tombol dari prosessus dalam granula batang. Prosessus dalam dari
bipolar kerucut bercabang pada lapisan pleksiform dalam dengan
dendrit dari sel ganglionik.4,10
Sel horizontal terletak pada bagian lebih luar dari lapisan inti
dalam dan prosessus sedikit mendatar pada badan sel. Dendritnya
terbagi atas beberapa cabang pada lapisan pleksiform luar, sedangkan
akson mereka berjalan secara horizontal untuk beberapa jarak dan
pada akhirnya bercabang pada lapisan yang sama.10
Sel amakrin terletak pada bagian lebih dalam dari lapisan inti
dalam, dan dendritnya membentuk cabang yang meluas ke lapisan
pleksiform dalam.10
6
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
Gambar 3. Sediaan histologi retina dengan pembesaran 150x.1
Gambar 4. Penampang histologi dari lapisan retina.7
(6) Lapisan pleksiform luar, yang mengandung sambungan sel bipolar dan
sel horizontal dengan fotoreseptor; lapisan ini lebih tipis dari lapisan
dalam, terdiri dari jaringan padat yang berderivat dari prosessus dari
sel horizontal, dan prosessus luar dari granula bipolar batang dan
kerucut, yang bercabang di dalamnya, membentuk arborisasi
7
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
mengelilingi ujung yang membesar dari serabut batang dan dengan
cabang lempeng kaki dari serabut kerucut.4,10
(7) Lapisan inti luar sel fotoreseptor; lapisan ini terdiri dari beberapa dari
badan sel kerucut dan sel batang serta inti mereka, inti kerucut yang
letaknya paling banyak di lapisan ini. Bercampur dengan serabut
dalam dan luar dari badan sel yang sama, diarahkan keluar ke basis
segmen dalam, dan ke dalam menuju lapisan pleksiform luar.4,6
(8) Membran limitans eksterna; lapisan ini muncul sebagai garis jika
dilihat menggunakan mikroskop cahaya. Lapisan ini terdiri dari zona
jembatan interseluler dari zonula adheren. Antara prosessus dari sel
glial radial dan prosessu fotoreseptor.4,6
(9) Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut4,10
Cahaya yang membentur retina harus menyusuri sampai ketebalan
penuh dari retina untuk mencapai fotoreseptor. Kepadatan dan
distribusi fotoreeptor bervariasi dengan lokasi topografi dalam retina.
Di fovea terdapat susunan sel kerucut yang padat, kebanyakan sensitif
merah dan hijau, dengan kepadatan melebihi 140.000 sel kerucut/
mm2. Pusat fovea tidak memiliki sel batang; dia mengandung hanya
sel kerucut dan sel pendukung Muller. Pada pusat fovea merupakan
akumulasi dari sel Muller bulat pada bagian paling dalam dari retina
yang disebut kerucut sel Muller. Jumlah dari fotoreseptor kerucut
berkurang secara cepat dari bagian tengah, bagian perifer hampir tidak
mengandung sel kerucut. Sel batang mempunyai kepadatan terbesar di
zona sekitar 20° dari fiksasi, dimana dicapainya puncak kepadatan
pada sekitar 160.000 sel batang/ mm2. Walaupun kepadatan sel batang
tinggi, ketajaman visual dari bagian ini berkurang karena respon sel
batang multipel pada tiap lapangan yang menerima. Kepadatan dari
sel batang juga menurun ke arah perifer.11
8
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
Gambar 5. Sel fotoreseptor dari mata, sel batang dan sel kerucut12
Molekul yang sensitif cahaya pada sel batang dan sel kerucut
berasal dari vitamin A dan mengikat ke apoprotein yang dikenal
sebagai opsin. Pada sel batang, molekul akhir dikenal sebagai
rodopsin. Sel kerucut mempunyai 3 opsin berbeda yang secara selektif
memberi sensitivitas terhadap cahaya hijau, merah dan biru. Molekul
ini tersimpan dalam segmen luar fotoreseptor. Sel batang dapat
mengandung lebih dari 1000 diskus yang menyerupai koin. Diskus ini
melepaskan diri dari retina luar dan difagosit oleh epitelim pigmen
retina untuk proses dan daur ulang dari komponen. Satu protein, ATP-
binding cassette transporter dari retina atau ABCR, dikode oleh gen
ABCA4. Protein ini terlibat dalam tranpor retinoid oleh pemutaran
mereka dari sisi sitoplasmik dari membran diskus ke sisi sistolik
sehingga mereka dapat bekerja oleh semua trans-retinol
dehidrogenase. Defek pada ABCR dapat menyebabkan metabolisme
retinoid yang abnormal, yang mana menjadikan akumulasi bahan baku
retinoid fluorofor dalam retina dan epitelium pigmen retina yang
dikenal dengan penyakit Stargardt.11
Pada kebanyakan sel saraf, depolarisasi transien menimbulkan aksi
potensial; bagaimanapun, fotoreseptor mengembangkan respon
9
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
bertingkat, yang mana merubah polarisasi membran menjadi
proporsional ke jumlah dari cahaya yang distimulasi. Respon
dimodifikasi, menjadi perluasan tertentu, oleh sel horizontal bersinaps
ke fotoreseptor. Fotoreseptor juga bersinaps dengan sel bipolar.
Fotoresptor sel kerucut memiliki 1:1 sinaps dengan tipe sel bipolar
yang disebut midget bipolar. Sel bipolar tipe lain juga bersinaps
dengan tiap sel kerucut. Sebaliknya, lebih dari 1 sel batang dan
terkadang lebih dari 100 sel batang berkumpul pada tiap sel bipolar.11
(10) Epitel pigmen retina. Lapisan dalam membran Bruch sebenarnya
merupakan membran basalis epitel pigmen retina.4,10 Lapisan ini
terdiri dari epitel kubus yang simpel yang membentuk bagian
belakang retina dan kemudian membentuk lengkung dengan koroid,
dari mana terpisah dengan lamina basal komposit yang tebal.4,6
2 . 5. Bagian-bagian dari Retina
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,56 mm
pada kutub posterior. Di tengah-tengah retina poterior terdapat makula
berdiameter 5,5-6 mm, yang secara klinis dinyatakan sebagai daerah yang
dibatasi oleh cabang-cabang pembuluh darah retina temporal. Daerah ini
diterapkan oleh ahli anatomi sebagai area sentralis, yang secara histologis
merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel ganglionnya lebih dari
satu lapis. Makula lutea secara anatomis didefinisikan sebagai daerah
berdiameter 3 mm yang mengandung pigmen luteal kuning-xantofil.4
Bagian tengah sebesar 1,5 mm dari makula ditempati oleh fovea (atau
fovea sentralis), yang berkomposisi fotoreseptor, dikhususkan untuk
ketajaman penglihatan yang tinggi dan penglihatan warna. Di dalam fovea
terdapat area tanpa pembuluh darah yang dikenal sebagai foveal avascular
zone (FAZ). Pusat geometrik dari FAZ sering diambil sebagai pusat dari
makula dan dengan demikian merupakan titik fiksasi; ini merupakan tanda
penting pada angiografi fluoresensi.11
10
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
Gambar 6. Fotograf dari fundus dengan diskus optikus dan macula.2
Gambar 7. Fundus okuli kanan jika dilihat melalui oftalmoskopi.8
Di dalam fovea terdapat “lubang” tengah yang dikenal sebagai
foveola, area dengan diameter 0,35 mm dimana sel kerucut yang ramping
dan padat dikemas. Foveola merupakan bagian retina yang paling tipis
(0,25 mm) dan hanya mengandung fotoreseptor kerucut.4 Di dalam fovea
terdapat penurunan kecil yang dikenal sebagai umbo. Disekeliling fovea
terdapat cincin yang lebarnya 0,5 mm yang di kenal sebagai area
11
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
parafoveal, dimana lapisan sel ganglion, lapisan inti dalam dan lapisan
pleksiform luar adalah yang paling tebal. Disekeliling zona ini, sebuah
cincin sekitar 1,5 mm lebarnya inilah yang disebut zona perifoveal.11
Tabel 1. Terminologi Anatomikal dari Makula11
Istilah Sinonim Definisi Histologis Observasi Klinis (Ukuran)Makula Kutub
posteriorMakula luteaSentral retinaArea sentralis
Batas perifer pada tempat dimana sel ganglion berkurang menjadi lapisan tunggal; mengandung 2 atau lebih lapisan sel ganglion
Area dengan diameter 5,5 mm pertengahan 4 mm temporal dan 0,8 mm inferior ke tengah daripada diskus optikus.
Fovea Fovea sentralis Penurunan permukaan retina dalam, lapisan fotoreseptor yang semuanya sel kerucut
Penurunan retina bagian tengah yan cekung jika dilihat dengan slit lamp berdiameter 1,5 mm (sekitar 1 diameter diskus atau 5°)
Foveola Lantai sentral dari fovea, dimana lapisan inti dalam dan lapisan sel ganglion tidak dijumpai
Berdiameter 0,35 mm, kurang lebih sama dengan foveal avascular zone
Umbo ClivusRefleks cahaya
Cekungan sentral kecil dari lantai foveola
Titik terobservasi yang berhubungan dengan refleks cahaya normal tetapi bukan satu-satunya yang bertanggung jawab terhadap refleks cahaya
Zona parafoveal
Batas paling luar, dimana lapisan sel ganglion, lapisan inti dalam dan lapisan Henle adalah yang paling tebal
Cincin dengan lebar 0,5 mm disekeliling fovea
Zona perifoveal
Dari batas paling luar parafovea ke batas lebih luar dari makula
Cincin dengan lebar 1,5 mm disekeliling zona parafovea
12
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
Retina diluar makula biasanya dibagi ke dalam beberapa bagian.
Retina disekitar ekuator, yang disebut retina equatorial, batas antara retina
dan pars plana disebut ora serrata. Jaringan retina ke dalam pars plana,
disebut prosessus dentata, lebih menonjol di fundus perifer dari nasal. Ora
bays adalah perluasan dari pars plana di atas sisi retina. Prosessus dentata
dapat membungkus sebagian dari ora bay untuk membentuk ora bay
tertutup. Hal ini dapat menciptakan kesan palsu terhadap lubang perifer
retina. Lipatan meridional berorientasi secara radial, penebalan prominen
dari jaringan retina yang meluas ke pars plana. Lipatan meridional ini
seperti prosessus dentata yang berlebihan. Ketika berorientasi dengan
prosessu siliaris, mereka disebut sebagai kompleks meridional.11
2 . 6. Perdarahan Retina
Arteri oftalmika berasal dari karotis interna setelah muncul dari
sinus kavernosus, memasuki bola mata melalui foramen optikum di bawah
dan lateral ke saraf optik dan menyuplai isi orbita dan kulit di atas alis
mata (melalui percabangan supratroklear dan supraorbita). Ini merupakan
percabangan yang penting, bagaimanapun, merupakan arteri sentral dari
retina yang merupakan satu-satunya penyuplai darah ke struktur ini.8
Arteri retina sentral (cabang pertama dari arteri oftalmika)
memasuki mata dan bercabang menjadi 4 cabang, tiap cabangnya
menyuplai darah ke satu kuadran dari retina. Percabangan ini berlokasi di
retina dalam dan menyebar ke dalam cabang yang lebih kecil. Arteri
silioretinal, bercabang dari sirkulasi siliaris, yang akan menyuplai darah
untuk bagian retina dalam antara saraf optik dan pusat dari makula. Pada
tingkat jaringan, retina disuplai oleh 2 lapis kapiler, satu di superfisial
pada lapisan ganglion dan bagian lebih dalam di lapisan inti dalam.
Kebutuhan metabolik dari retina luar, meluas dari bagian luar dari lapisan
inti dalam sampai epitelium pigmen retina, bertemu oleh koriokapilaris,
sebuah sistem kapiler dari arteri koroidal yang bercabang dari arteri
siliaris. Perbatasan antara suplai darah retina dan difusi dari koroid
bervariasi tergantung lokasi topografik dan banyaknya cahaya yang ada.
13
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
Pada keadaan gelap, tekanan O2 di segmen luar dari retina mendekati nol.
Vaskularisasi retina, termasuk kapiler, menahan sawar darah otak dengan
hubungan yang ketat antara sel endotelial kapiler. Darah dikumpulkan dari
kapiler berakumulasi di dalam percabangan vena retina, yang balik dari
vena retina sentral. Sistem vaskular retina diketahui untuk menyuplai
sekitar 5% oksigen yang digunakan di fundus; koroid menyuplai sisanya.11
Retina menerima darah dari dua sumber: koriokapilaris yang
berada tepat di luar membran Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina,
termasuk lapisan pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan
lapisan epitel pigmen retina; serta cabang-cabang dari arteria centralis
retina, yang mendarahi dua pertiga dalam retina. Fovea seluruhnya
didarahi oleh koriokapilaris dan rentan terhadap kerusakan yang tak dapat
diperbaiki bila retina mengalami ablasi. Pembuluh darah retina
mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang, yang membentuk sawar
darah-retina. Lapisan endotel pembuluh koroid berlubang-lubang. Sawar
darah-retina sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.4
Gambar 8. Suplai darah pada mata: Arteri retina sentral (12), Vena retina
sentral (13)9
BAB 3
PENUTUP
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan
semitransparan yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola
14
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus siliar dan berakhir
pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata.4
Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai berikut:
(1) membran limitans interna; (2) lapisan serat saraf, yang mengandung akson-
akson sel ganglion yang berjalan menuju nervus optikus; (3) lapisan sel ganglion;
(4) lapisan pleksiform dalam, yang mengandung sambungan sel ganglion dengan
sel amakrin dan sel bipolar; (5) lapisan inti dalam badan-badan sel bipolar,
amakrin dan horizontal; (6) lapisan pleksiform luar, yang mengandung
sambungan sel bipolar dan sel horisontal dengan fotoreseptor; (7) lapisan inti luar
sel fotoreseptor; (8) membran limitans eksterna; (9) lapisan fotoreseptor segmen
dalam dan luar batang dan kerucut; dan (10) epitel pigmen retina. Lapisan dalam
membran Bruch sebenarnya merupakan membran basalis epitel pigmen retina.4
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,56 mm pada kutub
posterior. Di tengah-tengah retina poterior terdapat makula berdiameter 5,5-6 mm,
yang secara klinis dinyatakan sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang
pembuluh darah retina temporal. Daerah ini diterapkan oleh ahli anatomi sebagai
area sentralis, yang secara histologis merupakan bagian retina yang ketebalan
lapisan sel ganglionnya lebih dari satu lapis. Makula lutea secara anatomis
didefinisikan sebagai daerah berdiameter 3 mm yang mengandung pigmen luteal
kuning-xantofil. Fovea yang berdiameter 1,5 mm ini merupakan zona avaskular
retina pada angiografi flouresens. Secara histologis, fovea ditandai sebagai daerah
yang mengalami penipisan lapisan inti luar tanpa disertai lapisan parenkim lain.
Hal ini terjadi karena akson-akson sel fotoreseptor berjalan miring (lapisan
serabut Henle) dan lapisan-lapisan retina yang lebih dekat dengan permukaan
dalam retina lepas secara sentrifugal.4
Arteri retina sentral (cabang pertama dari arteri oftalmika) memasuki mata
dan bercabang menjadi 4 cabang, tiap cabangnya menyuplai darah ke satu
kuadran dari retina. Percabangan ini berlokasi di retina dalam dan menyebar ke
dalam cabang yang lebih kecil. Arteri silioretinal, bercabang dari sirkulasi siliaris,
yang akan menyuplai darah untuk bagian retina dalam antara saraf optik dan pusat
dari makula. Pada tingkat jaringan, retina disuplai oleh 2 lapis kapiler, satu di
15
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
superfisial pada lapisan ganglion dan bagian lebih dalam di lapisan inti dalam.
Kebutuhan metabolik dari retina luar, meluas dari bagian luar dari lapisan inti
dalam sampai epitelium pigmen retina, bertemu oleh koriokapilaris, sebuah sistem
kapiler dari arteri koroidal yang bercabang dari arteri siliaris. Perbatasan antara
suplai darah retina dan difusi dari koroid bervariasi tergantung lokasi topografik
dan banyaknya cahaya yang ada. Pada keadaan gelap, tekanan O2 di segmen luar
dari retina mendekati nol. Vaskularisasi retina, termasuk kapiler, menahan sawar
darah otak dengan hubungan yang ketat antara sel endotelial kapiler. Darah
dikumpulkan dari kapiler berakumulasi di dalam percabangan vena retina, yang
balik dari vena retina sentral. Sistem vaskular retina diketahui untuk menyuplai
sekitar 5% oksigen yang digunakan di fundus; koroid menyuplai sisanya.11
DAFTAR PUSTAKA
1. Schlote, Torsten, et all. 2006. Pocket Atlas of Opthalmology in Chapter 1:
Anatomy; Ciliary Body/Iris/Pupil/Retina/Optic Nerve. Georg Thieme
Verlag New York. page 6-7
16
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
2. Graaft, Van De. 2001. Human Anatomy 6th edition in Chapter 15: Sensory
Organs: Visual Senses. The McGraw-Hill Companies: USA. page 505,
511
3. Crick, Ronald Pitts; Khaw, Peng Tee. 2003. A Textbook of Clinical
Opthalmology 3rd Edition in Chapter 3: Formation of Eye. New Jersey:
World Scientific. page 43-48
4. Riordan-Eva, Paul; Whitcher, John P. 2007. Vaughan & Asbury
Oftalmologi Umum dalam Bab I Anatomi & Embriologi Mata dalam
Retina. EGC: Jakarta. Halaman 12-14
5. Olver, Jane; Cassidy, Lorraine. 2005. Opthalmology at a Glance:
Posterior Segment and Retina. Blackwell Science USA. page 28
6. Standring, Susan. 2008. Gray’s Anatomy 39th edition Section 3 Head and
Neck: the Eye; Retina. Elsevier Churchhill Livingstone
7. Tortora, Gerard J., Derrikson, Bryan. 2009. Principles of Anatomy and
Physiology 12th Edition in Chapter 17 the Special Senses; Anatomy of the
Eyeball. John Wiley & Sons, Inc: USA. page 611
8. Ellis, Harold. 2006. Clinical Anatomy 11th Edition in Part 6 The Central
Nervous System; The special Senses; The Eye and Associated Structure.
Blackwell Publishing: UK. page 390
9. Kahle, Werner; Frotsher, Michael. 2003. Color Atlas and Textbook of
Human Anatomy: Sensory Organs; The Eye; Fundus of the Eye. Georg
Thieme Verlag New York. page 347
10. Gray, Henry. 2001. Anatomy of the Human Body in Chapter X: The Organ
of the Senses and the Common Integument: the Tunics of the Eye . Bartleby
Bookstore: USA. page 40-58
11. Skuta, G. L., et all. 2011. Basic And Clinical Science Course Section 12:
Retina and Vitreous in Chapter 1 Basic Anatomy in Neurosensory Retina.
American Academy of Ophthalmology: San Francisco. Page 8-16
12. Mader, S. S. 2003. Understanding Human Anatomy & Physiology, Fifth
Edition in Chapter 9: The Sensory System. Mc-Graw Hill Companies:
USA. Page 173
17
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Fathir MiskiNIM : 080100188
18