Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan periodontal gigi terdiri atas gingiva, ligamentum periodontal, tulang alveolar, dan sementum. 1 Masing-masing komponen jaringan periodontal sangat beragam jika dilihat dari lokasi, struktur jaringan, komposisi biokimiawi, maupun komposisi kimiawi. Namun semua bagian tersebut memiliki fungsi yang sama dan tak terpisahkan dalam menjalankan fungsinya tersebut. Salah satu jaringan periodontal adalah sementum. Istilah sementum berasal dari Bahasa Latin caementum atau "cement": partikel batu yang digunakan untuk membuat adukan semen. 2 Sementum adalah lapisan jaringan penghubung yang mengapur yang melapisi akar gigi. 3 Sementum merupakan jaringan yang menyerupai tulang yang menutupi akar dan menyediakan perlekatan bagi serabut periodontium utama. 4 Dengan beberapa paparan di atas, sangat penting bagi kita untuk memahami sementum yang meliputi anatomi, histologi, dan fisiologinya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana anatomi sementum? 2. Bagaiaman histologi sementum? 3. Apakah fungsi sementum?

Transcript of Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

Page 1: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jaringan periodontal gigi terdiri atas gingiva, ligamentum periodontal,

tulang alveolar, dan sementum.1 Masing-masing komponen jaringan periodontal

sangat beragam jika dilihat dari lokasi, struktur jaringan, komposisi biokimiawi,

maupun komposisi kimiawi. Namun semua bagian tersebut memiliki fungsi yang

sama dan tak terpisahkan dalam menjalankan fungsinya tersebut.

Salah satu jaringan periodontal adalah sementum. Istilah sementum berasal

dari Bahasa Latin caementum atau "cement": partikel batu yang digunakan untuk

membuat adukan semen.2 Sementum adalah lapisan jaringan penghubung yang

mengapur yang melapisi akar gigi.3 Sementum merupakan jaringan yang

menyerupai tulang yang menutupi akar dan menyediakan perlekatan bagi serabut

periodontium utama.4

Dengan beberapa paparan di atas, sangat penting bagi kita untuk

memahami sementum yang meliputi anatomi, histologi, dan fisiologinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi sementum?

2. Bagaiaman histologi sementum?

3. Apakah fungsi sementum?

4. Bagaimanakah proses pembentukan sementum?

5. Apa saja kelainan pada sementum?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui anatomi sementum.

2. Mengetahui histologi sementum.

3. Mengetahui fungsi sementum.

4. Mengetahui proses pembentukan sementum.

5. Mengetahui kelainan pada sementum.

Page 2: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Sementum

Sementum membentuk lapisan yang sangat tipis pada daerah servikal akar

dan tebalnya bertambah pada daerah apikal.5 Struktur anatomi sementum

berdasarkan pembentuknya:3

3. Cellular, Intrinsic-fiber Cementum (CIC: biru) CIS dibentuk pre dan post

secara erupsi. CIC disintesis oleh sementoblat, tetapi tidak mengandung fiber

ekstrinsik Sharpey.

4. Cellular, Mixed-fiber Cementum (CMC: oranye/biru muda) CMC dibentuk

oleh sementoblast dan fibroblast; ini merupakan kombinasi dari sementum

fiber intrinsik selular dan sementum fiber ekstrinsik aselular.

1. Acellular, Aflibrillar Cementum (AAC: merah) AAC

terbentuk pada pinggiran servik enamel mengikuti

penyempurnaan praerupsi pematangan enamel, dan

kadang-kadang juga selama erupsi gigi. Ini kemungkinan

disekresi oleh sementoblast.

2. Acellular, Extrincic-fiber cementum (AEC: biru

muda) AEC membentuk pra dan post secara erupsi. AEC

disekresikan oleh fibroblast. Pada bagian apikal akar, ini

meliputi bagian sementum campuran fiber (mixed-fiber

cementum).

Page 3: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

Cementoenamel Junction

Perlindungan akar dari sementum terjadi karena salah satu dari tiga hubungan

antara enamel dan mahkota gigi. Secara berurutan, sementum dapat tumpang

Sumber: Foundation of Periodontics four the Dental Hygienist

Page 4: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

tindih dengan enamel, bertemu enamel, atau ada celah antara sementum dan

enamel. Urutan ini juga disebut sebagai OMG (overlap, meet, gap).6

a. Overlap – pada 60% dari seluruh kasus, sementum tumpang tindih dengan

enamel pada jarak yang pendek.

b. Meet – pada 30% dari seluruh kasus, sementum bertemu dengan enamel.

c. Gap – pada 10% dari seluruh kasus, ada suatu celah kecil antara sementum

dan enamel (membuka area dentin). Pasien dapat mengalami

ketidaknyamanan (sensitivitas dentin) selama penggunaan instrumen.

Penggunaan anastesi lokal dapat membantu selama penggunaan instrumen,

dan desentisisasi area sensitif harus dilakukan dengan penggunaan instrumen

secara berlanjut.

2.2 Histologi Sementum

Komposisi organik sementum didominasi oleh kolagen tipe I, komponen

berserat dari berbagai jaringan, di antara proteoglikan dan air. Komposisi

mineralnya 45 sampai 50% dari volumenya dan tersusun sebagian besar oleh

kalsium dan fosfat dalam bentuk hidroksiapatit.2

Komponen sementum dewasa:6

- Matriks organik – terdiri dari kerangka yang padat kolagen yang berikatan

dengan gel seperti substansi ekstraseluler sekitar.

- Bagian mineral – terbentuk dari kristal hidroksiapatit (kalsium dan fosfat).

- Tidak mengandung pembuluh darah ataupun saraf (hipersensitivitas

permukaan akar terjadi ketika sementum hilang dari permukaan dentin.

Dentin adalah bagian yang sensitif saat disikat atau disentuh instrumen

kedokteran gigi.

Karakteristik sementum:7

- Membungkus dentin pada seluruh bagian akar dan gigi

- Kekuatan – 40 KHN

- Ketebalan – 15 sampai 60 µm dan 150 sampai 200 µm

- Warna – kuning muda

Page 5: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

- Komposisi Kimia

Anorganik - 50%

Organik - 50%

Ada lima tipe sementum, yaitu berdasarkan waktu pembentukan, berdasarkan

ada tidaknya sel dengan matriksnya, berdasarkan asal fiber berkolagen

matriksnya, berdasarkan bahan pembentuk dan selnya, serta berdasarkan lokasi

dan polanya.7

● Berdasarkan waktu pembentukkan

- sementum primer

- sementum sekunder

● Berdasarkan ada tidaknya sel dengan matriknya

- sementum seluler

Ciri-cirinya:6

1. Mengandung sementosit dengan jaringan mineralnya.

2. Terbentuk setelah erupsi gigi dan kurang mengapur dari pada

sementum aseluler.

3. Ketebalan berkisar antara 150 sampai 200 µm.

4. Dibentuk oleh sedikit serat Sharphey.

- sementum aseluler

Ciri-cirinya:6

1. Tidak mengandung sementosit di dalam jaringan bermineralnya.

2. Terbentuk pertama kali dan membungkus sekitar bagian ketiga

servikal atau setengah dari akar.

3. Sementum aseluler baru tidak terbentuk selama gigi masih hidup

(kondisi sehat)

4. Ketebalan sekitar 30 sampai 60 µm.

Hingga saat ini, penghilangan sementum secara sengaja merupakan

perawatan sementum yang tidak terlindungi oleh migrasi apikal JE

(Junctional Epitelium). Penghilangan sementum pada setengah

mahkota akar harus dihindari; selama bertahun-tahun, pemakaian

instrumen secara terus-menerus dapat menghilangkan seluruh

sementum dan membuka dentin. Perlindungan terhadap sementum

Page 6: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

adalah baik karena kehilangan sementum akan diikuti dengan

terbukanya tubul dentin dan hilangnya perlekatan serat PDL dengan

permukaan akar.

● Berdasarkan asal fiber berkolagen matriksnya

- fiber intrinsik yang disebabkan aktivitas sementoblas

- fiber ekstrinsik yang disebabkan oleh penggabungan fiber ligamen

periodontal

● Macam-macam tipe sementum adalah:6

- sementum serabut intrinsik aseluler primer

Ini adalah sementum yang pertama kali terbentuk dan telah ada sebelum

serabut periodontium utama terbentuk sempurna. Jaringan ini meluas dari

tepi servikal ke sepertiga akar gigi dan mengelilingi seluruh akar pada

sejumlah gigi lainnya (insisif dan kaninus). Di daerah permukaan,

sementum lebih termineralisasi dibandingkan di daerah dekat dentin dan

mengandung kolagen yang awalnya dihasilkan oleh sementoblas dan

kemudian oleh fibroblas.

- sementum serabut ekstrinsik aseluler primer

Ini adalah sementum yang terus-menerus terbentuk sekitar serabut

periodontium primer setelah keduanya telah digabungkan ke dalam

sementum serabut intrinsik aseluler primer.

- sementum serabut intrinsik seluler sekunder

Sementum ini memiliki penampilan seperti tulang dan hanya memainkan

peran yang kecil dalam perlekatan serabut. Sementum ini lebih sering di

bagian apeks akar premolar dan molar.

Sumber:

http://neuromedia.neurobio.ucla.edu/campbell/toothan

dgingiva/wp_images/159_cementums.gif

Page 7: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

- sementum serabut campuran seluler sekunder

Sementum ini adalah suatu tipe adaptif dari sementum seluler yang

melibatkan serabut periodontium sambil terus berkembang. Distribusi dan

perluasannya sangat bervariasi dan dan dapat dikenali oleh adanya inklusi

sementosit, tampilannya yang berlapis-lapis, dan keberadaan sementoid di

permukaannya.

- sementum afibril aseluler

Ini adalah sementum yang terdapat pada email yang tidak berperan dalam

perlekatan serabut.

● Dua tipe sementum berdasarkan lokasi dan polanya

- sementum intermediet

Dinamakan sementum intermediet karena lokasinya berada di antara

dentin dan (yang akan menjadi) sementum fibrilar (ditemukan pada bagian

sementodentinal junction ) dari sementoblas yang berasal dari folikel atau

kantung gigi. Dapat bersifat sebagai sementum maupun dentin.1,2

- sementum campuran bertingkat

sementum campuran bertingkat terbentuk dari fiber ekstrinsik

(Sharphey’s) dan intrinsik (kolagen) dan mengandung sel pada

matriksnya.8

2.3 Fungsi Sementum

Fungsi yang paling utama dari sementum adalah:9

1. Menyediakan media perlekatan ke serat-serat kolagen dari ligamen

periodontal. Dalam hypophosphatasia, yang merupakan penyakit

Sumber: Textbook of Dental and Oral

Histology and Embryology with

MCQs

Page 8: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

keturunan, terdapat kelonggaran dan kehilangan dini gigi sulung anterior.

Hal ini karena hampir tidak ada kehilangan total dari sementum.

2. Sementum lebih keras daripada tulang alveolar dan tidak memiliki suplai

darah, dan tidak menunjukkan resorpsi dibawah kekuatan pengunyahan

atau ortodonti, integritas gigi dipertahankan dan tulang alveolar yang

bersifat elastis secara alami mengalami perubahan bentukyang memenuhi

persyaratan ortodotik.

3. Sementum memiliki aset endapan terus menerus dan melakukan

patchwork atau perbaikan untuk kerusakan seperti fraktur atau resorpsi

dari permukaan akar.

4. Deposisi sementum reguler pada puncak akar membantu untuk mengisi

ketinggian gigi yang hilang karena pemakaian oklusal atau membantu

dalam erupsi pasif gigi.

5. Pelindung dentin pada akar gigi.

2.4 Sementogenesis

Sementogenesis merupakan proses pembentukan sementum. Selama

pembentukan email, korona gigi di tutupi oleh epithelium dental, bagian basal

epithelium ini merupakan kantong epithelial hertwig. Sebelum sementoblas

terbentuk, sel-sel jaringan pengikat yang berkontak dengan permukaan gigi

berdeferensiasi menjadi sementoblas. Sementoblas inilah yang akan

berdiferensiasi menjadi sementum. Pada proses deposisi sementum yang baru,

Sumber: Textbook of Dental and Oral

Histology and Embryology with

MCQs

Page 9: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

maka akan terbentuk suatu batas yang disebut reversal line, antara sementum yang

baru dan lama.1

2.5 Kelainan Sementum

Di bawah ini merupakan contoh dari kelainan sementum:1,2

1. Hipersementosis

Hipersementosis merupakan penebalan dari sementum. Hipersementosis

ini terlokalisasi pada satu gigi atau pada seluruh gigi geligi.

Sumber: Cementum, apical morphology and hypercementosis: a probable

adaptive response of the periodontal support tissues and potential

orthodontic implications

Page 10: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

2. Sementoma

Sementoma merupakan masa sementum yang biasanya terletak dibagian

apical gigi, dapat melekat atau tidak melekat sama sekali. Dianggap

sebagai salah satu neoplasma odontogenik, ataupun kelainan pembentukan

pada waktu perkembangan. Sementoma ini banyak terdapat pada wanita

daripada laki-laki dan lebih banyak terdapat di mandibula dari pada

maksila.

Page 11: Anatomi Histologi Fisiologi Sementum

DAFTAR PUSTAKA

(1) Newman, M. G., H. H. Takei, P. R. Klokkevold. 2006. Carranza's Clinical

Periodontal, Tenth edition. Elsevier : Missouri.

(2) Alberto Consolaro, Renata B. Consolaro, Leda A. Francischone. Cementum,

apical morphology and hypercementosis: a probable adaptive response of the

periodontal support tissues and potential orthodontic implications. Jurnal.

2012.

(3) Herbert Wolf, Edith Rateitschak-Pluss. Color Atlas of Dental Medicine:

Periodontology. 2005. Germany: Thieme. h. 14.

(4) Richard E. Walton, Mahmoud Torabinejad. Prinsip dan Praktik Ilmu

Endodonsi (Edisi 3). Jakarta: EGC. 2008. h. 23-24.

(5) Hiranya, M., dkk. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Keras Dan Jaringan

Pendukung Gig I. Jakarta : EGC.

(6) Jill S. Nield-Gehrig, Donald E. Willmann. Foundation of Periodontics four

the Dental Hygienist. 2007. USA: Lippincott Williams & Wilkins. h. 32-33.

(7) Vijay Wadhwan. Practical Manual of Oral Anatomy and Histology. New

Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd. 2008. h. 8.

(8) Chandra. Textbook of Dental and Oral Histology and Embryology with

MCQs. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd. 2007. h. 138-

138

(9) Blomm & Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.