anatomi fisiologi Uvea

22
BAB I 1. Pendahuluan Uvea adalah organ yang terdiri dari beberapa kompartemen mata yang berperan besar dalam vaskularisasi bola mata. Terdiri atas iris, badan silier dan koroid. Secara anatomis uvea merupakan lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera, juga merupakan lapisan yang memasok darah ke retina. Perdarahan uvea dibagi antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera ditemporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior yang terdapat 2 pada setiap otot superior, medial, inferior serta pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkulari mayor pada badan siliar. Uvea posterior mendapat perdarahan dari 15 – 20 arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera disekitar tempat masuk saraf optik. Uveitis didefinisikan sebagai inflamasi yang terjadi pada uvea. Meskipun demikian sekarang istilah uveitis digunakan untuk menggambarkan berbagai bentuk inflamasi intraokular yang tidak hanya pada uvea tetapi juga struktur yang ada didekatnya, baik karena proses infeksi, trauma, neoplasma, maupun autoimun. 1

description

laporan kasus anatomi fisiologi uvea

Transcript of anatomi fisiologi Uvea

ANATOMI & FISIOLOGI TRAKTUS UVEA

BAB I1. Pendahuluan

Uvea adalah organ yang terdiri dari beberapa kompartemen mata yang berperan besar dalam vaskularisasi bola mata. Terdiri atas iris, badan silier dan koroid. Secara anatomis uvea merupakan lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera, juga merupakan lapisan yang memasok darah ke retina. Perdarahan uvea dibagi antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera ditemporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior yang terdapat 2 pada setiap otot superior, medial, inferior serta pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkulari mayor pada badan siliar. Uvea posterior mendapat perdarahan dari 15 20 arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera disekitar tempat masuk saraf optik. Uveitis didefinisikan sebagai inflamasi yang terjadi pada uvea. Meskipun demikian sekarang istilah uveitis digunakan untuk menggambarkan berbagai bentuk inflamasi intraokular yang tidak hanya pada uvea tetapi juga struktur yang ada didekatnya, baik karena proses infeksi, trauma, neoplasma, maupun autoimun.

Gambar 1 : Anatomi bola mataBAB II2.1 Uvea

Uvea disebut juga sebagai lapis uvea , traktus uvea, tunika vaskulosa. Uvea merupakan lapis berpigmen dilapis kedua dari tiga lapis pembungkus bola mata.

Uvea terdiri atas 3 bagian :

1. Iris2. Badan siliar (pars plana)3. Koroid.Secara klinik Uvea terbagi dua yaitu Uvea anterior (iris dan badan siliar) dan Uvea posterior (koroid) .Uvea mempunyai fungsi :

Memberi nutrisi dan pengaturan gas, badan siliar langsung memberikan makanan pada retina sebelah dalam, lensa dan kornea.

Menyerap sinar, melindungi mata dari pantulan sinar dalam bola mata.

Badan siliar berperan dalam akomodasi yang diatur saraf autonomUvea juga berfungsi dalam memberikan gejala pada keadaan penyakit mata tertentu :

Midriasis pada trauma, glaukoma dan obat midriatik.

Misosis pada uveitis

Traktus uvealis merupakan lapisan vaskuler tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sclera. Struktur ini ikut mendarahi retina.

Gambar 2 : Anatomi traktus uvealis (uvea)

2.1.1 IrisIris merupakan suatu membran datar sebagai lanjutan dari badan siliar ke depan (anterior). Di bagian tengah iris terdapat lubang yang disebut pupil yang berfungsi untuk mengatur besarnya sinar yang masuk mata. Permukaan iris warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut kripte. Iris tereletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan dari bilik mata belakang, yang masing-masing berisi aqueos humor dan vitreous humorPada iris terdapat 2 macam otot yang mengatur besarnya pupil, yaitu : Musculus dilatator pupil yang berfungsi untuk melebarkan pupil dan Musculus sfingter pupil yang berfungsi untuk mengecilkan pupil. Kedua otot tersebut memelihara ketegangan iris sehingga tetap tergelar datar. Dalam keadaan normal, pupil kanan dan kiri kira-kira sama besarnya, keadaan ini disebut isokoria. Apabila ukuran pupil kanan dan kiri tidak sama besar, keadaan ini disebut anisokoria. Iris menipis di dekat perlekatannya dengan badan siliar dan menebal di dekat pupil.Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya karena adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang membentuk struktur seperti cincin di dalam aqueous humour. Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke bagian dalam mata adalah pupil. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos, satu sirkuler dan yang lain radial. Karena serat-serat otot memendek jika berkontraksi, pupil mengecil apabila otot sirkuler berkontraksi yang terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Apabila otot radialis memendek, ukuran pupil meningkat yang terjadi pada cahaya temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk (Sherwood, 2001)

Gambar 3 : Iris

Pendarahan iris didapat dari circulus major iris. Kapiler- kapiler iris mempunyai lapisan endotel yang tak berlubang (nonfenestrated) sehingga normalnya tidak membocorkan fluoresin yang disuntikan secara intravena. Persarafan sensoris iris melalui serabut-serabut dalam nervi ciliares.

Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata. Ukuran pupil pada prinsipnya ditemtukan oleh keseimbangan antara konstriksi aktivitas parasimpatis yang dihantarkan melaui nervus kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis.Fungsi iris :1. Mengontrol Jumlah Cahaya yang Memasuki Mata

Iris adalah bagian dari mata yang berwarna dan bertanggung jawab untuk mengendalikan jumlah cahaya yang masuk ke mata dan melakukannya dengan cara yang mirip dengan aperture pada kamera. Di tengah-tengah iris adalah pembukaan putaran yang dikenal sebagai pupil. Ukuran pupil dapat berfluktuasi karena iris memiliki otot kecil yang baik dapat memperluas (kontraksi) atau sempit (konstriksi) itu.

Ketika otot-otot sfingter kecil yang ditemukan di iris releks, pupil akan melebar dan ini memungkinkan lebih banyak cahaya masuk retina. Ketika kontraksi otot, pupil akan menyempit menyebabkan penurunan jumlah cahaya yang mampu mencapai mata. Kontraksi dan dilatasi pupil juga terkait dengan jumlah cahaya pada lingkungan. Pada malam hari, misalnya, otot-otot akan melebarkan pupil sehingga ada cahaya yang cukup di mata. Ketika terlalu terang di luar, pupil akan berkontraksi untuk memungkinkan pengurangan cahaya ke dalam mata dan mencegah kerusakan retina.Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin, 2006).

Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata (Saladin, 2006).

Gambar 4 kontraksi otot-otot iris2. Menentukan warna mata

Sementara jaringan bertanggung jawab untuk jumlah cahaya, pigmen dalam iris bertanggung jawab untuk warna mata seseorang. Ketika ada lebih banyak pigmen dalam iris, mata mereka akan menjadi lebih gelap. Setiap orang memiliki iris yang unik dalam hal pola dan tekstur dan karena itu mereka dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang dengan cara yang sama seperti penggunaan sidik jari.3. Iris juga berfungsi sebagai penghalang yang membagi ruang posterior kecil dengan anterior yang lebih besar. Ruang posterior ditemukan antara lensa dan iris sedangkan yang anterior ditemukan antara kornea dan iris.Cacat Iris dan ketajaman Penglihatan

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin memiliki cacat atau rusak iris kongenital dan ketika hal ini terjadi, iris tidak akan berfungsi dengan benar, mempengaruhi penglihatan seseorang. Jika kerusakan ringan, seseorang mungkin memiliki lubang-lubang kecil pada iris mereka. Lubang-lubang kecil ini akan membiarkan cahaya tambahan ke dalam mata yang kemudian mencapai retina, menyebabkan bayangan yang dikenal sebagai phantom atau gambar ganda. Dalam beberapa kasus kerusakan yang lebih parah dan terlalu banyak cahaya yang akan masuk mata. Ketika ini terjadi, itu bisa sangat sulit jika tidak mustahil bagi seseorang untuk fokus pada sesuatu di depan mereka. Cacat jenis iris dapat dibandingkan seperti terus-menerus melihat ke lampu mobil dengan cahaya terang menyebabkan lingkaran cahaya serta silau.

Masalah pada Iris

Setiap bagian dari iris atau komponen yang mengelilinginya (termasuk uvea dan retina) dapat menjadi sakit atau terinfeksi.

1. Salah satu masalah yang paling umum adalah iritis dan ini adalah ketika iris yang meradang, yang menyebabkan penglihatan kabur dan sensitivitas cahaya.

2. Masalah umum lainnya yang dikenal sebagai iridosiklitis dan ini mempengaruhi baik iris dan tubuh siliaris. Meskipun kedua kondisi ini dapat berhasil diobati dengan menggunakan antibiotik, Anda harus mendeteksi mereka pada tahap awal karena jika mereka tidak diobati, mereka dapat menyebabkan kebutaan permanen atau pengurangan penglihatan.3. Aniridia adalah masalah yang jarang terjadi daripada masalah yang disebutkan sebelumnya dan itu adalah penyakit mata bawaan di mana iris kurang berkembang dan dalam beberapa kasus hanya bagian tepi kecil yang berkembang. Kondisi ini disebabkan oleh cacat genetik dan dimulai selama kehamilan.

4. Iris Koloboma dapat disebabkan baik kecelakaan atau cacat genetik dan terjadi ketika iris memiliki lubang, kadang-kadang membuat pupil tampaknya memiliki bentuk yang tidak biasa.

5. Masalah lain yang mungkin termasuk trauma mata yang merusak iris atau bentuk lain dari kecelakaan. Kecelakaan yang bisa menusuk iris termasuk ketika mata ditusuk dengan benda tajam dan pukulan keras atau tusukan pada mata (seperti kembang api).

2.1.2 Badan SiliarKorpus siliaris (badan siliar) merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai sistem eksresi dibelakang limbus. Badan siliar dimulai dari pangkal iris ke belakang sampai koroid terdiri atas otot-otot siliar dan prosesus siliaris. Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi.

Badan siliar berbentuk cincin yang terdapat di sebelah dalam dari tempat tepi kornea melekat di sklera. Badan siliar merupakan bagian uvea yang terletak antara iris dan koroid. Badan siliar menghasilkan humor akuos. Humor akuos ini sangat menentukan tekanan bola mata (tekanan intraokular = TIO). Humor akuos mengalir melalui kamera okuli posterior ke kamera okuli anterior melalui pupil, kemudian ke angulus iridokornealis, kemudian melewait trabekulum meshwork menuju canalis Schlemm, selanjutnya menuju kanalis kolektor masuk ke dalam vena episklera untuk kembali ke jantung

Corpus ciliare terdiri atas zona anterior yang berombak-ombak, pars plicata (2 mm), dan zona posterior yang datar, pars plana (4 mm). Processus ciliaris berasal dari pars plicata. Processus ciliaris ini terutama terbentuk dari kapiler dan vena yang bermuara ke vena-vena verticosa. Kapiler kapilernya besar dan berlubang-lubang sehingga membocorkan fluoresin yang disuntikkan secara intravena. Ada dua lapisan epitel ciliaris: satu lapisan tanpa pigmen disebelah dalam, yang merupakan perluasan neuroretina ke anterior; dan satu lapisan berpigmen disebelah luar, yang merupakan perluasan epitel pigmen retina. Processus ciliaris dan epitel ciliares pembungkusnya berfungsi sebagai pembentuk aqueous humor.

Gambar 5: Corpus ciliareMusculus ciliaris (otot otot siliar) tersusun dari gabungan serat-serat longitudinal, sirkuler dan radial. Fungsi serat-serat sirkular adalah untuk mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula, yang berorigo dilembah-lembah diantara processus ciliares. Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa sehingga lensa dapat mempunyai berbagai focus baik untuk objek berharak dekat maupun yang berjarak jauh dalam lapangan pandang. Serat- serat longitudinal musculus ciliaris menyisip kedalam anyaman trabekula untuk mempengaruhi besar porinya. Bila musculus ciliaris berkontraksi akan membuka anyaman trabekula dan mempercapat pengaliran cairan mata melalui sudut bilik mata.

Gambar 6 : Musculus ciliarisPembuluh- pembuluh darah yang mendarahi corpus ciliare berasal dari circulus arteriosus major iris. Radang badan siliar akan mengakibatkan melebarnya pembuluh darah di daerah limbus, yang akan mengakibatkan mata merah yang merupakan gambaran karakteristik peradangan intraocular.

2.1.3 Koroid

Koroid merupakan bagian uvea yang paling luar, terletak antara retina (di sebelah dalam) dan sklera (di sebelah luar). Koroid berbentuk mangkuk yang tepi depannya berada di cincin badan siliar. Koroid adalah jaringan vascular yang terdiri atas anyaman pembuluh darah. Retina tidak menempati (overlapping) seluruh koroid, tetapi berhenti beberapa millimeter sebelum badan siliar. Bagian koroid yang tidak Struktur koroid secara umum dapat dibagi menjadi empat lapisan:

Lapisan Haller - Bagian terluar dari koroid, memiliki diameter pembuluh darah yang paling besar.

Lapisan Sattler - Lapisan dengan pembuluh darah menengah.

Koriokapilaris - Lapisan kapiler.

Membran bruch - Bagian terdalam dari lapisan koroid

Bagian dalam pembuluh darah koroid dikenal sebagai koriokapilaris. Darah dari pembuluh koroid dilairkan melalui empat vena vorticosa, satu di tiap kuadran posterior. Koroid disebelah dalam dibatasi oleh membrane Bruch dan disebelah luar oleh sklera. Ruang suprakoroid terletak diantara koroid dan sklera. Koroid melekat erat ke posterior pada tepi-tepi nervus opticus. Disebelah anterior, koroid bergabung dengan korpus ciliare.Kumpulan pembuluh darah koroid mendarahi bagian luar retina yang menyokongnya.

Gambar 6: Choroid2.2 Perdarahan Uvea Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot rektus superior, medial, inferior dan satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkulus major pada badan siliar. Uvea posterior mendapat perdarahan dari 15- 20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera disekitar tempat masuk saraf optik. Vaskularisasi uvea berasal dari arteri siliaris anterior dan posterior yang berasal dari arteri oftalmika. Vaskularisasi iris dan badan siliaris berasal dari sirkulus arteri mayoris iris yang terletak di badan siliaris yang merupakan anastomosis arteri siliaris anterior dan arteri siliaris posterior longus. Vaskularisasi koroid berasal dari arteri siliaris posterior longus dan brevis.

Gambar 3 : Perdarahan Uvea

2.3 Persarafan Uvea

Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm didepan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf dibagian posterior yaitu :

1. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliaris mengandung serabut saraf sensoris untuk kornea, iris, dan badan siliar.

2. Saraf simpatis membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil.

3. Akar saraf motor akan memberika saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil.

Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps.

Gambar 4 : Persarafan uveaDAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI: 20092. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmology Umum. Edisi 14. Penerbit Widya Medika. Jakarta: 20003. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai penerbit FKUI: 2010 4. Anatomi Uvea. Available from : https://www.academia.edu/5125928 Filetype : PDF.5. Uveitis Anterior. Available from: http://yumizone.wordpress.com/2009/02/24/uveitis-anterior/.

6. Uvea. Available from : http://en.wikipedia.org/wiki/Uvea7. Uvea. Available from : http://www.ivy-rose.co.uk/Define/Uvea.8. Yanto B. Fungsi iris pada mata. Artikel kesehatan. Available from : www.sridianti.com15