Anatomi Fisiologi - Sistem Saraf

download Anatomi Fisiologi - Sistem Saraf

of 23

description

semoga bermanfaat :)

Transcript of Anatomi Fisiologi - Sistem Saraf

ANATOMI FISIOLOGI-1

ANATOMI FISIOLOGI-1SISTEM SARAFMAKALAH

Oleh

1. Prateng Surangga

2. Priyono Nurhadi Sujatmiko

3. Prihandono Bagus

4. Ratianto

5. Rico Erica N.S.

6. R.Dwi Oktavianto

7. Rizki Praharyawan

KATA PENGANTARPuji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahNya sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.Makalah yang berjudul Sistem Saraf digunakan untuk melengkapi tugas studi yang diberikan pada kami.

Penyusun sadar bahwa penulisan makalah yang sangat sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan dan membutuhkan bantuan dari teman-teman semua.Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:1. Dr Michel A. Lewol., selaku Dosen Mata Kuliah Anatomi Fisiologi-1 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahaanya.

2. Orang tua yang telah memberi dukungan moril maupun materiil.

3. Teman- teman kelas regular dan ekstensi yang berperan sebagai motivator dalam tugas ini.

4. Pihak lain yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Kiranya hanya demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Semarang, 2 Oktober 2006

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem Saraf manusia dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu sistem saraf pusat atau biasa disebut dengan SSP dan sistem saraf perifer/tepi. Sistem saraf pusat(SSP) dibagi lagi menjadi dua, yaitu otak dan medula spinalis. Begitu juga dengan sistem saraf tepi/perifer dibagi lagi menjadi dua kelompok besar yaitu sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

Sistem saraf pusat juga dikenal sebagai sistem serebrospinal sedangkan sistem saraf perifer dikelompokkan kembali menjadi sistem saraf somatis yang terdiri dari neuron aferen dan neuron eferen. Sistem saraf otonom(SSO) yang terdiri dari susunan saraf simpatis dan susunan saraf parasimpatis. 1

Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sunsum tulang belakang, dan urat-urat saraf yang merupakan percabangan dari otak dan tulang belakang tadi disebut sebagai saraf tepi/perifer. Jaringan saraf membentuk salah satu dari empat kelompok jaringan utama dalam tubuh manusia. 1

Susunan saraf terdiri dari 2 unsur selular, yaitu neuron dan neuroglia. Setiap neuron tumbuh dari neuroblast, sedangkan neuroglia berasal dari spongioblast. Jumlah neuron pada tubuh manusia antara 15 ribu sampai 30 ribu juta, sehingga jumlah tersebut juga menunjukkan jumlah neuroblast. Setelah semua neuroblast berubah menjadi neuron, maka jumlah neuron tidak akan bertambah . Semua neuron merupakan sel dalam status postmitotik dan tetap sampai akhir hidupnya.2

Sebagai sel terkhusus, neuron bertugas mengumpulkan dan menyebarkan informasi demi kelancaran makhluk hidup di dalamnya. Adapun mekanisme pokok yang mendasari aktivitas tersebut meliputi: Bereaksi, terhadap perubahan dirinya akibat adanya impuls/ rangsangan

Beraksi, karena adanya reaksi.

Menyalurkan, aksinya sepanjang akson.

Menghibahkan, impuls ke neuron lain.

Neuron beraksi terhadap rangsang yang berasal dari luar tubuhnya, rangsang itu dapat bersifat alamiah tetapi dapat pula berupa rangsang buatan, yang berupa rangsang fisik atau kimia. 2B. RUMUSAN MASALAH

1. Anatomi dari sistem saraf ?

2. Sirkulasi serebral ?

3. Pembuluh darah yang menangani sistem saraf manusia ?

4. Lapisan-lapisan yang ada di dalam kepala (otak) ?

5. Cedera yang bisa terjadi dalam sistem saraf manusia?

6. Anatomi dari bagian-bagian otak?

7. Anatomi dari tulang belakang ?

BAB II

ISI

1. ANATOMI

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan atau dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan, dan mengontrol interaksi antar individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan schwan). Kedua jenis sel tersebut demikian erat dan berkaitan satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Neuron adalah sel-sel sistem saraf khusus peka rangsang yang menerima masukan sensorik atau masukan aferen dari ujung-ujung saraf perifer khusus atau dari organ reseptor sensorik, dan menyalurkan masukan motorik atau masukan eferen ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar, yaitu organ-organ efektor. Neuron dapat menyalurkan data neural ke neuron lain, dalam hal ini neuron ini disebut neuron asosiasi atau neuron internuncial. Neuroglia merupakan penyokong, pelindung dan sumber nutrisi bagi neuron-neuron otak dan medula spinalis, sedangkan sel schwan merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron dan tonjolan neural di luar sistem saraf pusat.

Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

A. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf pusat dilindungi oleh tulang tengkorak dan tulang belakang, serta dilindungi oleh suspensi dalam cairan serebrospinal yang dibentuk dalam ventrikel otak.

1. Otak

Terletak dalam rongga kranium, dibagi menjadi :

Otak depan : menjadi belahan otak (hemispherium serebri) korpus striatum dan talami (talamus dan hipotalamus).

Otak tengah : tekmentum, krusserebrium, korpus kuadri geminus.

Otak belakang : pons varolii, medula oblongata serebelum yang membentuk batang otak.

Otak manusia kira-kira merupakan 2 % dari berat badan orang dewasa (sekitar 3 lbs). Otak menerima 20 % dari curah jantung dan memerlukan sekitar 20 % pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilo kalori enegi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah adalah konstan. Metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu, tanpa ada masa istirahat. Bila aliran darah terhenti selama 10 detik saja, maka kesadaran mungkin sudah akan hilang, dan penghentian dalam beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan irreversibel. Hipoglikemia yang berkepanjangan juga merusak jaringan otak. Aktivitas otak yang tak pernah berhenti ini berkaitan dengan fungsinya yang kritis sebagai pusat integrasi dan koordinasi organ-organ sensorik dan sistem efektor perifer tubuh, dan berfungsi sebagai pengatur informasi yang masuk, simpanan pengalaman, impuls yang keluar dan tingkah laku. 2. Medula spinalis

Berfungsi sebagai pusat refleks dan jarak konduksi impuls dari atau kotak. Terdiri dari substania alba (serabut saraf bermeili) dengan bagian dalam terdiri dari substania grisea (jaringan saraf tak bermeili) substania alba berfungsi jaras konduksi impuls eferen dan aferen antara berbagai tingkat medula spinalis dan otak. Substania grisea merupakan tempat integrasi refleks spinal terhadap lingkungan sekitarnya. Pada penampang melintang, substania grisea tampak menyerupai huruf H kapital. Kedua kaki huruf H yang menjulur ke bagian depan tubuh disebut kornu anterior atau kornu ventralis, sedangkan kedua kaki belakang dinamakan kornu posterior atau kornu dorsalis.

Kornu ventralis terutama terdiri dari badan sel dan dendrit neuron-neuron motorik eferen multipolar dari kradiks ventralis dan saraf sipinal sel kornu ventralis atau lower motor neuron biasanya dinamakan jaras akhir bersama karena setiap gerakan, baik yang berasal dari konteks motorik serebral, ganglia basalis atau yang timbul secara refleks dari reseptor sensorik, harus diterjemahkan menjadi satu kegiatan atau tindakan melalui strutur tersebut.

Kornu dorsalis mengandung badan sel dan dendrit asal serabut-serabut sensorik yang akan menuju ketingkat sistem saraf pusat lain sesudah bersinap dengan serabut sensorik dari saraf-saraf sensorik.

B. Sistem saraf perifer terdiri dari :

1. Sistem saraf somatis.

Terdiri dari saraf campuran. Bagian aferen membawa baik informasi sensorik yang disadari maupun informasi sensorik yang tidak disadari (misalnya nyeri, suhu, raba, propriosepsi yang disadari maupun yang tak disadari, penglihatan, pengecapan, pendengaran, dan penciuman) dari kepala, dinding tubuh dan ekstremitas. Saraf eferen terutama berhubungan dengan otot rangka tubuh. Sistem saraf somatis menangani interaksi dan respons terhadap lingkungan luar.

2. Sistem saraf otonom.

Merupakan sistem saraf campuran. Serabut-serabut aferennya membawa masukan dari organ-organ viseral (menangani pengaturan denyut jantung, diameter pembuluh darah, pernapasan, pencernaan makanan, rasa lapar, mual, pembuangan, dsb). Saraf eferen motorik sistem saraf otonom mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar viseral. Sistem saraf otonom terutama menangani pengaturan fungsi viseral dan interaksinya dengan lingkungan dalam. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf otonom parasimpatis yang keluar dari otak dan bagian sakral medula spinalis, dan sistem saraf otonom simpatis yang meninggalkan sistem saraf pusat dari daerah torakal dan lumbal medula spinalis.

DAERAH PADA OTAK

Fisura dan sulkus membagi hemisfer otak menjadi beberapa daerah. Kortek serebri terlipat secara tidak teratur, lekukan diantar gulungan serebri disebut sulkus. Sulkus yang paling dalam membentuk fisura longitudinal dan lateralis. Fisura dan sulkus ini membagi otak dalam beberapa daerah lobus yang letaknya sesuai dengan tulang yang berada diatasnya, seperti :

Lobus frontalis, bagian depan serebrum yang terletak didepan sulkus sentralis.

Lobus parietalis, terdapat didepan sulkus sentralis dan dibelakangi oleh karaco oksipitalis.

Lobus temporalis, terdapat dibawah lateral dari fisura serebralis dan didepan lobus oksipitalis.

Oksipitalis, yang mengisi bagian belakang dari serebelum.

Fisura longitudinal adalah celah dalam pada bidang medial yang membagi serebrum menjadi hemisfer kanan dan kiri. Sulkus lateralis atau fisura silvius, memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis dan dari lobus parietalis pada sebelah posterior. Sulkus sentralis atau fisura Rolandi memisahkan lobus frontalis dari lobus parietalis. Lobus oksipitalis terletak dibelakang lobus parietalis dan bersandar pada tentorium serebri.

2. SIRKULASI SEREBRAL

Arteria ke otak disuplai oleh dua arteri karotids interna (anterior) dan dua arteri vertebralis (posterior). Yang merupakan cabang dari aorta. Trunkus brakiosefalikus (arteria anomita) akan bercabang menjadi arteria karotis komunis kanan yang memperdarahi kepala dan arteria subklavia kanan memperdarahi lengan. Disebelah kiri, arteriakomunis kiri dan arteria subklavia kiri masing-masing dicabangkan dari lengkung aorta.

Secara umum, arteri kepala bersifat :

1. Arteri penghantar (konduktif)

Diantaranya arteri karotis, serebri media, dan serebri anterior,vertebralis, basilaris, dan serebri posterior. Cabang-cabangnya membentuk jalinan luas meliputi permukaan otak.

2. Arteri penetrans

Merupakan pembuluh dsrah yang mengalirkan nutrisi dari arteria konduktis. Yang masuk kedalam otak dengan sudut tegak lurus dan menyediakan darah bagi struktur dibawah korteks (kapsula interna, ganglia basalis)

Sirkulasi yang menuju ke kedua hemisfer bisanya simetris. Setiap sisi mendapat suplai darah tersendiri, terpisah dari sisi lain. Bila aliran normal ke suatu bagian tertentu berkurang, maka terbentuk sirkulasi koleteral bertahap. Kebanyakan sirkulasi koleteral serebral antara arteri-arteri utama melalui sirkulus willisi. Koleteral antara aarteriakarotis interna dan externa melalui arteria oftalmika, yang akan berfungsi jika jalan lain tergangu.

Setiap individu memiliki perbedaan keadaan sirkulasi koleteral, disebabkan oleh beberapa faktor :

1. Faktor anstrinsik (extra kranial)

Tekanan darah

Fungsi kardio faskular

Viskositas darah

2. Faktor intrinsik (intra karnial)

mekainisme otoregulasi serebral mempunyai hubungan dengan tekanan perfusi serabral

pembuluh darah serebral

tekanan cairan otak atau intra karnial

Jika tekanan rata-rata darah turun sampai dibawah 60 mmHg, mekanisme oto regulasi otak menjadi kurang efektif. Otak berusaha mengkompensasi dengan menarik oksigen lebih banyak dari darah yang ada, jika terus menurun hingga aliran darah otak sekitar 30 ml / 100 gram jaringan per menit, akan tampak gejala-gejala isemik serebral.

3. CEDERA KEPALAOtak dilindungi oleh:

1. rambut

2. kulit

3. tulang yang membungkusnya

Beberapa pelindung otak antara lain :

1. Pelindung pertama yang melapisi otak :

Kulit

Galea aponeurotika (suatu jaringan fibrosa, padat yang dapat digerakkan dengan bebas, yang membantu menyerap kekuatan trauma eksternal)

Lapisan membrane

Di bawah galea terdapat ruang subaponeurotik yang mengandung vena emisaria dan diploika, yang dapat membawa infeksi dari kulit kepala sampai ke tengkorak.

2. Tengkorak

Ruang keras yang tidak memungkinkan terjadi perluasan isi intracranial. Terdiri dari :

Tabula eksternal (dinding bagian luar)

Tabula internal (dinding bagian dalam)

Mengandung alur-alur yang berisikan arteria meningea anterior, media, dan posterior.

Apabila fraktur tulang tengkorak menyebabkan terkoyaknya salah satu arteria, perdarahan arterial yang diakibatkannya tertimbun dalam ruang epidural, dapat menimbulkan akibat yang fatal jika tidak ditangani dengan segera.

3. Meninges (selaput otak)

Meninges terdiri dari tiga selaput, yang dari luar ke dalam secara berturut-turut dinamakan durameter, arakhnoid mater, dan piamater. Secara kolektif arakhnoid mater dan piamater disebut juga leptomeninges.

Durameter (lapisan sebelah luar)

Dari ketiga lembaran pelindung jaringan susunan saraf pusat, duramater lah yang paling tebal dan kuat. Tersusun atas jaringan kolagen yang padat.bagian luar dinamakan dura endosteal membentuk bagian dalam periosteum tengkorak membatasi kanalis vertebralis medulla spinal, bagian dalam dinamakan dura meningeal. Duramater pada tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darah vena dari otak, yaitu rongga sinus longitudinal superior, terletak diantara kedua hemisfer otak. Berfungsi untuk melindungi otak, menutui sinus-sinus vena, dan membentuk periosteum tabula interna.

Mempunyai suplai darah yang kaya :

1. Bagian tengah dan posterior : arteri meningea media (arteri vertebralis dan karotis interna).

2. Pembuluh anterior dan ethmoid : cabang arteri karotis interna (fossa anterior).

3. Arteri meningea posterior (cabang Arteri oksipitalis) : fossa posterior.

Arakhnoid mater (lapisan tengah)

Terdiri dari 1 sampai 2 deretan sel, yang secara merata membaur dengan serat-serat kolagen. Pada sisi luar dan dalamnya terdapat selapis sel mesotelial. Diantara duramater dan arakhnoid mater terdapat sela yang disebut sel subdural, sehingga perdarahan dapat menyebar bebas, terbatas oleh sawar falks serebri dan tentorium. Vena-vena pada arakhnoid mater memiliki sedikit jaringan penyokong sehingga mudah cedera dan robek. Diantara arakhnoid mater dan piamater terdapat ruang subarakhnoid yang memungkinkan trjadinya sirkulasi cairan LCS. Terdapat arteria, vena serebral, dan trabekula arakhnoid yang mempunyai pelebaran-pelebaran yang disebut sisterna.

Piamater (lapisan sebelah dalam)

Terdiri dari lapisan kolagen yang tipis dan sejumlah sel pipih yang tersebar di segenap lapisan kolagen itu.permukaan otak yang melekuk ke dalam oleh karena arteri di ruang subaraknoid masuk dalam jaringan otak, secara konsekuen dilapisi piamater juga. Terdapat sebuah kantong berisi cairan, berisi saraf perifer keluar dari medulla spinalis. Pembuluh darahnya berjalan menuju struktur dalam system saraf pusat untuk memberi nutrisi pada jaringan saraf. Lapisan meningeal yang masuk ke dalam semua sulkus membungkus girus. Piamater membentuk sawar antar ventrikel dan sulkus atau fisura.Kerusakan otak melalui 2 cara :1. Efek langsung trauma pada fungsi otak :

Akibat benda / serpihan tulang yang menembus dan merobek jaringan otak.

Pengaruh kekuatan / energi yang diteruskan ke otak.

Efek perlambatan percepatan pada otak yang terbatas dalam kompartemen yang kaku.

2. Efek sekunder trauma yang menyebabkan perubahan neurologik berat :

Akibat reaksi jaringan terhadap cedera.

Responnya dengan perubahan isi cairan intrasel dan ekstrasel, ekstravasi darah, peningkatan suplai darah ketempat itu, dan mobilisasi sel untuk memperbaiki dan membuang debris seluler.

Hematoma Epidural

Sering terjadi di daerah parieto temporal, akibat robekan arteri meningea media. Terjadinya cedera kepala yang diikuti keadaan tidak sadar beberapa saat. Yang ditandai dengan periode lusid. Hemayoma yang membesar di daerah temporal menyebabkan tekanan pada lobus temporalis otak kea rah bawah dan dalam, menyebabkan medial lobus mengalami herniasi di bawah pinggiran tentorium. Tekanan dari hernia unkus pada sirkulasi yang mengurs formasio retikularis di medulla oblongata menyebabkan hilangnya kesadaran. Terjadi dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata, serta terjadi kelemahan respons motorik kontra lateral.

Hematomo subdural

Berasal dari vena yang timbul akibat fruktur vena terjadi rada ruangan subdural. Hematoma subdural terjadi sebagai akibat leserasi vena subdural.

Macam-macam hematoma subdural:

1. Hematoma subdural akut

Durameter dan earakhnoid sobek sehingga cairan otak banyak keruang subdural menimbulkan gejala neurologik serius dalam 24-48 jam setelah cedera. Disebabkan oleh tekanan rada jaringan otak dan herniasi batang otak dalam foremen magnum kemudian menimbulkan tekanan oada batang otak. Mengakibatkan berhentinya pernafansan, hilangnya kontrol denyut nadi, dan tekanan darah.

Pengobatan dengan cara mengangkat hematoma, dekomprasi (mengangkat tempat-tampat pada tengkorak)

2. Hematoma subdural sub akut

Menimbulkan devisit neurologik serius dalam waktu lebih dari 48 jam tapi kurang dari 2 minggu setelah cidera. Menyebabkan pendarahan vena dalam subdural. Adanya trauma kepala yang menyebabkan ketidaksadaran. Pengobatan dengan cara mengangkat bekuan darah secepat mungkin.

3. Hematoma subdural kronik

timbul gejala tertunda gejala beberapa minggu, bulan bahkan tahun setelah cidera pertama. Trauma pertama merobek vena yang melawati subdural. Pendarahanya lambat dalam ruangan subdural (7-10 hari setelah pendarahan pertama, darah dikelilingi oleh membran frosa). Selisih tekanan osmotik menyebabkan kerusakan sel-sel darah.

Pengobartan dengan cara melakukan pemantauan yang cepat pada penderita dengan hematoma kecil dengan tanda neurologik. Bagi yang progresif dan gejala pelemahan dengan cara pembedahan untuk mengangkat pembekuan, karena darat terjadi herniasi unkus temporal dan kematian.

SINDROM-SINDROM MEDULA SPINALIS

Struktur anatomis medula spinalis menghasilkan pola kehilangan fungsional yang sangat khas sesudah terjadi cidera. Tergantung tempat cidera, jalur yang terkenapun berbeda-beda dan karenanya bermacam-macam fungsi akan terhenti.

Transeksi

Transeksi lengkap memisahkan traktus-traktus motorik desenden, sehingga terjadi paralisis totol dibawah lesi. Pada waktu yang sama traktus-traktus sensorik asenden juga terputus dan dibawah lesi terjadi kehilangan sensoris total. Bila yang rusak terjadi diatas bagian sakral, maka kontro volunter dari pengeluaran urin dan defekasi juga hilang. Jika kerusakan terjadi diatas pelebaran lumbal, kedua tungkai bawah akan lumpuh (paraplegia), sedangkan jika diatas pelebaran servikal, kedua tungakai atas juga lumpuh (tetraplegia).

Hemiseksi

Bila ada hemiseksi dari medula spinalis, hasilnya adalah sindrom Brown-squard. Misalnya hemiseksi kiri memotong traktus-trakrus piramidal latetral dan kortiko-spinal anterior da menghasilkan paralisis sebelahkiri. Pemotongan jalur-jalur vasomotor menghasilkan paralisis vasomotor ipsilateral, dan pemutusan funikulus posterior dan traktus selebeler lateral mengakibatkan gangguan nyata pada sensebilitas dalam (sadar akan posisi). Pada belahan lesi terdapat pula hiperestesia (sentuhan ringan terasa sakit). Ini akibat sensibilitas epikritik (funikulus posteror) dengan retensi sensibilitas protopatik (menyilang dan naik dalam funikulus anterolateral pada belahan berlawanan). Pada balahan kanan yang utuh, dari lesi kebawah terdapat hilang sensoris disosiasi, yakni hilang sensasi suhu dan sakit (raktus anterolateral terputus dan silang pada belahan yang rusak) dengan persepsi sentuhan yang hampir normal.

KOMPONEN DAN FUNGSISISTEM SARAFKOMPONEN DAN FUNGSINYA

SISTEM SARAF PUSAT1. OTAK - berfungsi sebagai pusat mentafsir maklumat.2. SARAF TUNJANG - menyambungkan otak dengan saraf periferi dan juga sebagai pusat kawalan tindakan refleks.

SISTEM SARAF PERIFERI1. SARAF KRANIUM - menyambungkan otak dengan anggota di kepala seperti mata. 2. SARAF SPINA - menyambungkan bahagian lain dalam badan dengan saraf tunjang.

NEURONFUNGSINYA

DERIAMenerima ransangan, menjana impuls dan seterusnya menghantar impuls itu ke neuron perantaraan.

PERANTARAAN Menerima impuls dari neuron deria dan menghantarnya ke neuron motor

MOTORMenerima impuls dari neuron perantaraan dan menghantar ke otot untuk gerak balas.

BAGIAN NEURONFUNGSI

BADAN SELBahagian yang menempatkan nukleus dan berfungsi sebagai pusat aktiviti sel

AKSONMembawa impuls keluar dari badan sel

DENDRON Membawa impuls masuk ke dalam badan sel

SALUT MEILINMelindungi akson dan dendron

SINAPSRuang khas diantara neuron-neuron yang membenarkan impuls mengalir dalam satu arah sahaja

RESEPTORStruktur khas pada neuron deria ini menjana impuls apabila ia menerima ransangan

EFEKTORStruktur khas pada neuron motor ini menerima impuls dari sistem saraf pusat dan melakukan gerak balas

BAB IIIPENUTUPC. SIMPULAN

Sistem sraf manusia secara garis besar terdiri dari sel-sel neuron dan sel-sel neuroglia.Sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat(SSP) yang terdiri dari otak dan medula spinalis. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah adalah konstan. Metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu, tanpa ada masa istirahat.Sedangkan medula spinalis, Berfungsi sebagai pusat refleks dan jarak konduksi impuls dari atau kotak. Terdiri dari substania alba (serabut saraf bermeili) dengan bagian dalam terdiri dari substania grisea (jaringan saraf tak bermeili) substania alba berfungsi jaras konduksi impuls eferen dan aferen antara berbagai tingkat medula spinalis dan otak.

Sirkulasi serebral dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor interinsik dan eksterinsik. Lapiasan pelindung otak meliputi pelindung luar yang terdiri dari rambut, kulit, dan tulang yang membungkusnya. Tengkorak, terdiri dari Tubula External, Diploe, dan Tubula Internal.Pelindung yang terakhir adalah lapisan meninges yang terdiri dari lapisan durameter, tersusun atas jaringan kolagen yang padat.bagian luar dinamakan dura endosteal membentuk bagian dalam periosteum tengkorak membatasi kanalis vertebralis medulla spinal, bagian dalam dinamakan dura meningeal.Arakhnoid, terdiri dari 1 sampai 2 deretan sel, yang secara merata membaur dengan serat-serat kolagen. Pada sisi luar dan dalamnya terdapat selapis sel mesotelial. Diantara duramater dan arakhnoid mater terdapat sela yang disebut sel subdural, sehingga perdarahan dapat menyebar bebas, terbatas oleh sawar falks serebri dan tentorium.dan lapisan berikutnya adalah piameter, Terdiri dari lapisan kolagen yang tipis dan sejumlah sel pipih yang tersebar di segenap lapisan kolagen itu.permukaan otak yang melekuk ke dalam oleh karena arteri di ruang subaraknoid masuk dalam jaringan otak.

Kerusakan pada otak dapat disebabkan oleh benda asing yang masuk ke dalam jaringan otak itu sendiri, dan faktor interinsik lain yang mempengaruhi sehingga kerja otak menurun.Kerusakan pada medula spinalis meliputi kerusakan pada daerah lumbal. Selain hal tersebut di atas, bisa juga terjadi tumor otak yang menyebabkan gangguan fokal dan kenaikan tekanan interkranial dalam otak.

Tumor medula spinalis, merupakan tumor yang berkembang di bagian medula spinalis/tulang belakang. Tumor ini diklasifikasikan menjadi tumor ekstradural dan tumor intradural.Tumor intradural dibagi lagi menjadi tumor ekstramedular dan tumor intramedular.Semua itu merupakan penyakit/ kelainan yang dapat menyerang sistem saraf manusia.

DAFTAR PUSTAKAPearce ,Evelyn C. 1, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Shidarta, Dewanto 2, Anatomi Susunan Saraf Pusat Manusia.Kahle,W., Atlas dan teks Anatomi Manusia, Jakarta:EGC,1996.

Kapit, Wynn and Lawrence M. Elson, The Anatomy Coloring Book. London:Harper and Row .1977Warrick, C.K., Anatomy and Phisiology for Radiographers. Newcastle: Edward Arnold.1975. EMBED Word.Document.8 \s

_1221415837.docPRODI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLTEKKES SEMARANG TA 2006/2007