anatomi fisiologi sistem imunologi

30
Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Manusia mempunyai system untuk mempertahankan diri terhadap penyakit yang dikenal dengan system imunitas atau system kekebalan tubuh. Kondisi system kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Sekali senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka harus segera dikeluarkan. Dalam tubuh yang sehat terdapat system kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan system kekebalan tubuhnya belum sempurna dan memerlukan ASI yang membawa system kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya tahan tubuh sang bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Namun pada orang lanjut usia, system kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah sebabnya timbul penyakit degenerative atau penuaan. Pada pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan. Sarapan didalam kendaraan, makan siang serba tergesa, dan malam karena kelelahan tidak nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stres. Apabila terus berlanjut, daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit. Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit degenerative. Kondisi stress dan pola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan antibody. Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan, sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia produktif. Pada kali ini penulis akan membahas mengenai ‘Sistem Imunitas’ yang merupakan pengetahuan dasar dalam mepelajari anatomi fisiologi tubuh manusia. Agar kita semua bisa lebih paham dan mengetahui tentang system imunitas tubuh kita sendiri. 1.2. Rumusan masalah a.Apa definisi dari Sistem Imun dan Imunologi? b.Apa saja organ yang terkait dengan sistem imun? c.Apa saja fungsi sistem imun? d.Apa saja jenis-jenis dari system imun? Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 1

Transcript of anatomi fisiologi sistem imunologi

Page 1: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar belakangManusia mempunyai system untuk mempertahankan diri terhadap penyakit yang dikenal

dengan system imunitas atau system kekebalan tubuh. Kondisi system kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Sekali senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka harus segera dikeluarkan.

Dalam tubuh yang sehat terdapat system kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan system kekebalan tubuhnya belum sempurna dan memerlukan ASI yang membawa system kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya tahan tubuh sang bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Namun pada orang lanjut usia, system kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah sebabnya timbul penyakit degenerative atau penuaan.

Pada pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan. Sarapan didalam kendaraan, makan siang serba tergesa, dan malam karena kelelahan tidak nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stres. Apabila terus berlanjut, daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit. Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit degenerative. Kondisi stress dan pola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan antibody. Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan, sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia produktif.

Pada kali ini penulis akan membahas mengenai ‘Sistem Imunitas’ yang merupakan pengetahuan dasar dalam mepelajari anatomi fisiologi tubuh manusia. Agar kita semua bisa lebih paham dan mengetahui tentang system imunitas tubuh kita sendiri.

1.2. Rumusan masalaha. Apa definisi dari Sistem Imun dan Imunologi?b. Apa saja organ yang terkait dengan sistem imun?c. Apa saja fungsi sistem imun?d. Apa saja jenis-jenis dari system imun?e. Apa saja sel-sel yang terllibat dalam respons imun?f. Bagaimana cara kerja dari sistem imun?g. Bagaimana respon imun?h. Apa saja manfaat dari Sistem Imun?

1.3. TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk memenuhi tugas dalam mata Kuliah Anatomi Fisiologib. Untuk mengetahui apa definisi dari Imunologi dan Sistem Imunc. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari sistem imund. Untuk mengetahui jenis-jenis dari sistem imune. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja sistem imun terhadap manusiaf. Untuk mengetahui manfaat dari adanya sistem imun

1.4. Metode PenulisanPenulisan makalah ini diperoleh dengan study kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur

yang ada, untuk mendapatkan bahan dalam pembuatan makalah.

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 1

Page 2: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

1.5. Sistematika PenulisanAdapun sistematika dari penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab yaitu:Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,

Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.Bab II : Pembahasan yang dari rumusan masalah yang ada yaitu Definisi Sistem Imun dan

Imunologi , Organ Yang Terkait Sistem Imun, Fungsi Sistem Imun, Macam-Macam Sistem Imun, Sel-sel Yang Terlibat Dalam Respons Imun, Cara Kerja Sistem Imun, Respons Imun, Manfaat Sistem Imun.

Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 2

Page 3: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Definisi Sistem Imun dan ImunologiSistem imun adalah sistem kompleks yang memberikan respons imun (humoral dan selular)

untuk menghadapi agens asing spesifik seperti bakteri, virus, toksin, atau zat lain yang oleh tubuh dianggap “bukan bagian diri”. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem kekebalan melemah maka kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.

Imunologi berasal dari kata Imunitas yang berarti kekebalan tubuh. Pengertian Imunologi yaitu cabang ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan tubuh dan reaksi alergi atau sensitivitas terhadap sesuatu. Imunologi juga berarti ilmu yang mempelajari kemampuan tubuh untuk melawan atau mempertahankan diri dari serangan patogen atau organisme yang menyebabkan penyakit.

Tubuh memerlukan imunitas atau kekebalan agar tidak mudah terhindar dari serangan penyakit yang dapat menghabat fungsi organ tubuh. Salah satu bentuk dari imunitas yaitu adanya antibodi yang dihasilkan oleh sel-sel leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih bekerja dengan cara mengikat dan kemudian menghancurkan sel-sel patogen atau penyebab penyakit.

Imunologi antara lain mempelajari antigen, antiobodi dan fungsi pertahanan tubuh host yang diperantarai oleh sel, terutama yg berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit, mempelajari reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing. peranan fisiologi system imun yang baik dalam keadaan sehat maupun sakit malfungsi system imun pada gangguan imunologi.

2.2. Organ Yang Terkait Sistem ImunBerbagai organ sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk melindungi tubuh dari

parasit, bakteri, virus, infeksi jamur dan pertumbuhan sel tumor. Sistem kekebalan tubuh terdiri dari organ sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya terdiri dari beberapa sel yang saling bergantung, yang membunuh tumor dan sel-sel parasit, menghancurkan sel-sel virus yang terinfeksi dan menelan bakteri. Organ-organ sistem kekebalan tubuh membuat sel-sel, yang baik berkontribusi dalam respon imun, atau bertindak sebagai lokasi untuk fungsi kekebalan tubuh.

Organ utama dalam sistem kekebalan tubuh adalah sumsum tulang, timus, limpa dan kelenjar getah bening.

2.2.1. Organ Utama (Organ Limfatik Primer)1. Sumsum tulang

Sumsum tulang merupakan jaringan limfatik karena memproduksi limfosit muda yang akan diproses pada timus atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau limfosit B.Sumsum tulang berada di dalam bagian rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian sel darah baru. Ada dua jenis sumsum, yaitu sumsum merah yang memproduksi sel darah merah,

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 3

Page 4: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

trombosit, dan sebagian besar sel darah putih; dan sumsum kuning yang menghasilkan sedikit jenis sel darah putih.

Semua sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia terbentuk pada sumsum tulang, ditemukan dalam tulang, dengan proses yang disebut hematopoiesis. Dari proses hematopoiesis, satu sel berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, termasuk sel-sel mieloid dalam fagosit dan granulosit, dan sel-sel

limfoid menjadi sel B, sel T, dan sel-sel pembunuh alami.Begitu mereka telah sepenuhnya dibedakan, limfosit keluar dari sumsum darah dan

melakukan perjalanan ke organ kekebalan tubuh lainnya: sel T ke timus, dan sel B ke limpa. Di sini, mereka akan menjalani proses pematangan lebih lanjut. Kemudian, sebagian besar lainnya meninggalkan sumsum tulang sel-sel dewasa yang berfungsi penuh.

Sumsum tulang bertanggung jawab untuk produksi sel sistem kekebalan yang penting seperti sel B, granulosit, sel-sel pembunuh alami dan timosit dewasa. Hal ini juga menghasilkan sel-sel darah merah dan platelet.

2. Kelenjar TimusKelenjar timus merupakan suatu jaringan

limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada bagian atas dan paling aktif memproduksi sejumlah limfosit selama masa kanak-kanak. Fungsi utama dari kelenjar timus adalah memproses limfosit muda menjadi T limfosit (menghasilkan sel T matang). Sel-sel yang belum matang diproduksi di sumsum tulang,

bermigrasi dan datang ke timus, di mana proses pematangan berlangsung. Proses pematangan ini adalah salah satu hal yang luar biasa, karena memungkinkan hanya sel-sel T menguntungkanlah yang akan dirilis ke dalam aliran darah. Sedangkan sel T yang membangkitkan respon autoimun yang merugikan mendapatkan dieliminasi. Proses ini juga dienal sebagai seleksi thymus. Setelah proses selesai, sel T dewasa sepenuhnya dan mulai beredar dalam aliran darah.

3. LimpaLimpa adalah organ sistem

kekebalan tubuh yang terdiri dari sel-T, sel-B, sel-sel pembunuh alami, makrofag, sel dendritik dan sel darah merah. Limpa terdiri dari 2 bagian, yaitu pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 4

Page 5: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Tugas limpa, seperti berkontribusi pada produksi sel, fagositosis, perlindungan sel darah merah, dan pembangunan kekebalan.

Limpa bertindak sebagai filter imunologi darah dan menjebak benda asing, yaitu antigen dari aliran darah yang melewati limpa. Ketika makrofag dan sel dendritik membawa antigen ke limpa melalui aliran darah, sel-sel B dalam limpa bisa diaktifkan dan menghasilkan antibodi dalam tingkat yang besar. Dengan demikian, limpa juga dapat dikenal sebagai pusat konferensi imunologi. Selain itu, limpa juga membentuk lokasi kehancuran sel darah merah yang lama.

Dalam kedua kasus, limfosit akan mati jika mereka mengenali antigen diri yang membantu untuk menghilangkan kemungkinan bahwa sistem akan menghasilkan sel yang reaktif pada diri sendiri (ketika sistem ini gagal, hasilnya mungkin penyakit autoimun).

1. Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan mungkin pada orang dewasa juga masih mengerjakannya bila sumsum tulang rusak.

2. Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.3. Limpa juga menghasilkan limfosit.4. Diperkirakan juga limpa bertuigas menghancurkan sel darah putih dan trombosit.

Sebagai bagian dari sistema retikulo endoteleal ,limpa juga terlibat dalam perlindungan terhadap penyakit dan menghasilkan zat-zat antibodi.

4. Kelenjar Getah BeningKelenjar getah bening adalah benjolan kecil

jaringan yang putus-putus sepanjang sistem limfatik. Kelenjar adalah pusat kegiatan dimana limfosit terus beredar dari jaringan ke kelenjar getah bening dan kembali lagi, melalui aliran darah dan pembuluh limfatik.

Sama seperti cara limpa menyaring darah, kelenjar getah bening ini, menyaring cairan interstitial yang hadir antara sel-sel tubuh manusia. Kelenjar getah bening yang terletak di seluruh sistem limfatik tubuh dan tidak lain hanyalah agregasi jaringan.

Kelenjar getah bening yang terdiri dari sebagian besar sel-B, sel-T, makrofag dan sel dendritik. Mereka bertindak sebagai filter imunologi dan menguras getah bening dari sebagian besar jaringan tubuh dan menyaring antigen hadir di dalamnya, sebelum mengizinkan getah bening untuk kembali ke sirkulasi.

Jika limfosit mengenali antigen, mereka menjadi aktif. Mereka berhenti beredar di seluruh tubuh dan sebaliknya, tinggal di kelenjar getah bening dan mulai memperbanyak, sehingga melepaskan respon imun. Hal ini adalah mengapa kelenjar getah bening menjadi bengkak dan lembut sebagai akibat dari infeksi.

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 5

Page 6: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 6

Page 7: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

2.2.2. Organ Lain dari Sistem Imun1. Adenoid

Adenoids terletak di belakang rongga hidung, di mana bagian dari rongga hidung memenuhi faring. Adenoids muncul sebagai satu rumpun dari jaringan spons yang membentuk garis pertahanan pertama dalam tubuh. Fungsi adenoids adalah untuk menghentikan bakteri dan organisme penyebab infeksi lainnya dari menginfeksi organ tubuh lainnya. Ini terdiri dari jaringan limfoid terutama yang bertindak sebagai filter dalam tubuh, dengan menjebak bakteri dan virus. Antibodi yang hadir didalam adenoids membantu melawan infeksi. Pada anak-anak organ ini sangat bermanfaat, namun, itu menyusut pada saat anak memasuki remaja dan tidak ada pada orang dewasa.

2. Amandel atau Tonsil

Merupakan jaringan limfatik yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit. Ada dua massa jaringan kelenjar lembut di kedua sisi bagian belakang mulut. Mereka terlihat pada cermin. Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh limfa afferent, oleh sebab itu tonsil tidak menyaring cairan limfa. Seiring dengan adenoid, amandel juga membentuk garis pertahanan pertama terhadap infeksi. Tonsil terletak pada:

- Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea)- Fosa tonsilaris di samping belakang lidah (tonsil palatina)- Di bawah lidah (tonsila liqualis)Fungsi utama amandel adalah untuk menjebak bakteri dan virus dari udara yang

dihirup. Limfosit dan antibodi hadir di dalamnya membantu membunuh bakteri, sehingga memainkan peran penting dalam melindungi tubuh. Fungsi lainnta adalah untuk memproduksi limfatik dan antibodi yang kemudian akan masuk ke dalam cairan limfa. Amandel mencapai kematangan saat remaja.

2.3. Fungsi Sistem ImunFungsi sistem imun dalam kehidupan yaitu :

1) Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan. 2) Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal3) Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus, parasit, jamur,

sel kanker, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa membedakan mana

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 7

Page 8: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

kawan (bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh yang baik) mana lawan (virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor/kanker) dan mana yang orang biasa (alergen, pemicu alergi) yang harus dibiarkan lewat.

4) Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan benda asing itu5) Sistem Imun mengingat penyerang-penyerang asing itu (rupa & rumus kimiawi antibodi

yang digunakan untuk mengalahkan mereka yang disimpan didalam Transfer Factor tubuh) sehingga bisa dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan.

6) Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit dengan menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh.

7) Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.8) Sasaran utama yaitu bakteri patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama

(disamping sel plasma, makrofag, dan sel mast).Sistem imun yang sehat adalah sistem imun yang seimbang yang bisa meningkatkan

kemampuan tubuh dalam melawan penyakit.

2.4. Macam-Macam Sistem ImunPertahanan lapis pertama: Pertahanan fisik (physical barrier)Ada 2 sistem kekebalan tubuh yaitu Sistem kekebalan  nonspesifik (alami)  (innate immune

system) dan Sistem kekebalan spesifik  (didapat/buatan/adaptif) (learned/adaptive  immune system)

Perbedaan Respon Imun Non-spesifik dan Respon Imun Spesifik

Respon Imun Non-Spesifik

Respon Imun Spesifik

Natural/Innate/Alamiah Adaptif/Acquired/DidapatPertahanan terdepan = Primer Memori = SekunderUntuk semua mikroorganisme Spesifik untuk mikroorganisme yang

merangsangKomponen terbentuk sejak lahir Komponen terbentuk THD AgTerdiri dari: fisik, mekanik, biokimia, humoral, sel

Terdiri dari humoral, Seluler

Sel utama: Fagosit, Sel NK, Sel K Sel utama: LimfositMolekul: Lisozim, Komplemen, CRP, IFN Molekul: Antibodi, Sitokin

1. Sistem Kekebalan Non-spesifik (Kekebalan Alamiah)Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate, atau

imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu.

Kekebalan alami diperoleh ketika sakit; dimana antibodi tetap dalam darah untuk mencegah serangan lain penyakit yang sama. Jika tubuh terserang suatu penyakit, misalnya campak, tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan campak. Dibentuknya antibodi ini menyebabkan tubuh menjadi kebal (imun) terhadap campak. Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yang lain adalah kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. Di dalam air

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 8

Page 9: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

susu ibu tersebut terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu.

Bagaimana tubuh dapat mengingat dan mengenali antigen yang pernah menyerang sebelumnya? Ternyata ada sel-sel khusus yang bertugas untuk mengingat dan mengenal antigen yang disebut sel-sel memori.  Inilah ciri khas sistem kekebalan tubuh: pengingatan/pengenalan dan pengkhususan. Pengenalan artinya sel-sel memori mampu mengingat dan mengenal antigen yang pernah menyerang tubuh. Sedangkan kekhususan berarti satu antibodi hanya cocok untuk satu antigen tertentu. Sebagai contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok untuk antigen lainnya.

Macam- macam Pertahanan Lapis Pertama :a) Kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama karena sifatnya yang

impermeabel terhadap infeksi berbagai organisme.b) Membran mukosa yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh mensekresi mukus untuk

menjebak mikroba dan partikel asing lainnya serta menutup jalur masuknya ke sel epitel.c) Faktor mekanik seperti gerak silia, batuk, bersin, aliran air mata, saliva dan urin juga turut

berperan dalam perlindungan.Yang termasuk dalam sistem kekebalan non-spesifik adalah reaksi inflamasi/peradangan. inflamasi merupakan respons jaringan terhadap cedera akibat infeksi, pungsi, abrasi, terbakar, objek asing, atau toksin. Inflamasi meliputi rangkaian peristiwa kompleks yang dapat bersifat akut (jangka pendek) atau kronik.

Tanda-tanda lokal respons inflamasi meliputi kemerahan, panas, pembengkakan, dan nyeri. Gejala kelima yang kadang terjadi adalah hilangnya fungsi, bergantung luas area cedera.

Rangkaian peristiwa pada inflamasi:a) Produksi faktor-faktor kimia vasoaktif (histamin, serotonin, derivatif asam arakidonat,

dan kinin) oleh sel rusak di area cedera. Faktor-faktor ini mengakibatkan:- Vasodilatasi/pelebaran diameter pembuluh darah pada area yg terinfeksi

meningkatkan aliran darah dan menyebaban RUBOR/kemerahan (eritema), nyeri berdenyut, dan CALOR/panas.

- Peningkatan permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap protein meningkat difusi protein & filtrasi air ke interstisial sehingga menyebabkan bengkak atau edema dan nyeri

- Pembatasan area cedera yang terjadi akibat lepasnya fibrinogen dari plasma ke dalam jaringan. Fibrinogen diubah menjadi fibrin untuk membentuk bekuan bekuan yang akan mengisolasi lokasi yang rusak dari jarinan yang masih utuh.

b) Kemotaksis (gerakan fagosit ke area cedera), terjadi dalam satu jam setelah permulaan proses inflamasi).

- Marginasi adalah perlekatan fagosit (neutrofil dan monosit) ke dinding endotelial kapilar pada area yang rusak.

- Diapedesis adalah migrasi fagosit melalui dinding kapilar menuju area cedera. Yang pertama kali sampai di area yang rusak adalah neutrofil; monosit menyusul ke dalam jaringan dan menjadi makrofag.

c) Fagositosis agens berbahaya terjadi pada area cedera.d) Pemulihan melalui regenerasi jaringan atau pembentukan jaringan parut merupakan

tahap akhir proses inflamasi.

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 9

Page 10: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

2. Sistem Kekebalan Spesifik (Kekebalan Buatan)Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen adaptif  atau imunitas

didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain. Bedanya dengan pertahanan tubuh non spesifik adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen.

Tahap:1. Deteksi & mengenali benda asing2. Komunikasi dgn sel lain untuk berespons3. Rekruitmen bantuan & koordinasi respons4. Destruksi atau supresi penginvasi

Sistem kekebalan spesifik ini dapat menghancurkan patogen yang lolos dari sistem kekebalan non-spesifik. Mencakup:

a. Kekebalan HumoralKekebalan humoral melibatkan aktivasi sel B dan produksi antibodi yang beredar di

dalam plasma darah dan limfa. Antibodi yang beredar sebagai respons humoral, bekerja melawan bakteri, virus, dan toksin yang ada di dalam cairan tubuh. Untuk melawan antigen, limfosit B dengan antibodi tertentu akan membelah dan berdiferensiasi menjadi dua bagian, yaitu  sel plasma  dan  sel B memori. Sel plasma dapat memproduksi antibodi dengan kecepatan ±120.000 molekul/menit, dengan umur sel plasma sekitar 5 hari.

Imunoglobulin (Ig) Ada 5 kelas:1) Ig M berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd tahap awal respons sel

plasma2) Ig G Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons thd antigen yg sama

Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi komplemen 3) Ig E melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi;

melepaskan histamin dari basofil & sel mast4) Ig A ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, & perkemihan (cth: pd

airmata & ASI)5) Ig D terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B

Untuk dalam bentuk Biokimia :o lisozim (keringat, ludah, air mata, ASI) untuk menghancurkan dinding sel kuman

gram positifo Laktoferin & asam neuraminik (ASI) untuk anti bakterial E coli & staphylococuso HCl, enzim proteolitik, empedu untuk lingkungan untuk cegah infeksi bakterio Laktoferin & transferin (dr makrofag) untuk ikat zat besio Lisozim (dr makrofag) untuk hancurkan kuman gram negative

b. Kekebalan SelularKekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing

atau jaringan yang terinfeksi. Kekebalan ini merupakan kekebalan yang ditunjang oleh sel T. Berbeda dengan sel B, sel T tidak memproduksi molekul antibodi.

Kekebalan buatan diberikan kepada anak-anak dan orang yang berpergian untuk mencegah mereka terkena penyakit yang serius atau fatal. Suntikan mikroorganisme mati atau hidup diberikan dan tubuh berespons dengan menghasilkan antibodi. Dengan cara ini imun aktif dibuat.

Kekebalan buatan ini sengaja dibuat atau ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit (kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses pemberian vaksin dalam

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 10

Page 11: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

tubuh disebut vaksinasi. Contohnya jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi tetanus, maka seseorang disuntik bakteri tetanus yang telah dilemahkan. Vaksin tetanus yang masuk tersebut akan dianggap tubuh sebagai antigen sehingga tubuh akan memproduksi antibodi. Akibatnya tubuh menjadi kebal terhadap tetanus jika suatu saat penyakit tersebut menyerang. Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian vaksin ini dinamakan kekebalan buatan dan termasuk kekebalan aktif karena tubuh membentuk antibodi sendiri.

Cara lain untuk menumbuhkan kekebalan pada tubuh adalah dengan menyuntikkan serum. Serum adalah plasma darah yang telah mengandung antibodi untuk melawan antigen tertentu. Pembuatan serum dilakukan dengan menyuntik kuda atau kelinci dengan vaksin tertentu. Setelah tubuh kelinci atau kuda membentuk antibodi, kemudian plasma darah yang mengandung antibodi diisolasi. Umumnya pemberian serum dilakukan untuk pengobatan dan bukan pencegahan. Misalnya seseorang yang digigit ular berbisa ditolong dengan menyuntikkan serum anti bisa ular. Pemberian serum seperti ini disebut dengan kekebalan pasif karena tubuh tidak membentuk antibodi sendiri.

Semua langkah untuk membuat tubuh menjadi kebal (imun) baik dengan vaksinasi maupun pemberian serum seperti di atas disebut dengan imunisasi. Dengan memahami sistem kekebalan di atas, kita tahu ada 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi alamiah dan imunisasi buatan. Seseorang yang pernah terinfeksi suatu penyakit dan akhirnya memperoleh kekebalan disebut memperoleh imunisasi alamiah. Sebaliknya jika memperoleh kekebalan karena pemberian vaksin atau serum disebut imunisasi buatan (artifisial).

Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio, tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme

Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:1) Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini

terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan2) Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah

dimatikan.3) Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme

yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.

2.5. Sel-sel Yang Terlibat Dalam Respons Imun

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 11

Page 12: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

1. Sel-sel imun non spesifik Sel sistem imun non spesifik bereaksi tanpa memandang apakah agen pencetus pernah

atau belum pernah dijumpai. Reaksinya pun tidak perlu diaktivasi terlebih dahulu seperti pada sistem imun spesifik. Lebih jauh lagi respon imun non spesifik merupakan lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang mengancam. Sel-sel yang berperan dalam sistem imun nonspesifik adalah sel fagosit (fagosit agranulosit dan fagosit garnulosit), sel nol, dan sel mediator.a. Sel Fagosit Agranulosit (Fagosit mononuclear)

1) Sel MonositAdalah sel yang berasal dan matang di sum-sum tulang dimana setelah matang akan bermigrasi ke sirkulasi darah dan berfungsi sebagai fagosit . Persentase sel monosit dalam sel darah putih berkisar 5%. Monosit bersirkulasi dalam darah hanya selama beberapa jam, kemudian bermigrasi ke dalam jaringan, dan

berkembang menjadi makrofag (macrophage) besar (pemangsa besar).

2) Sel MakrofagMakrofag adalah sel darah putih yang berukuran besar yang fungsinya sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahan-bahan asing atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen tersebut, proses ini merupakan bagian dari reaksi peradangan. Untuk mengatasi infeksi terkadang

makrofag berinteraksi dengan limfosit.Makrofag dapat mencerna mikroba, antigen, dan zat-zat asing lainnya. Antigen adalah

setiap zat yang bisa merangsang suatu respon kekebalan; antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker dan racun.

Sel-sel ini menjulurkan kaki semu (psedopodia) yang panjang yang dapat menempel ke polisakarida pada permukaan mikroba dan menelan mikroba itu, sebelum kemudian dirusak oleh enzim-enzim di dalam lisosom makrofaga itu. .

Makrofag tidak ditemukan di dalam darah, tetapi terdapat di tempat-tempat strategis, dimana organ tubuh berhubungan dengan aliran darah atau dunia luar. Beberapa makrofag bermigrasi ke seluruh tubuh, sementara yang lain tetap tinggal secara permanen dalam jaringan tertentu, yaitu di dalam paru-paru (makrofaga alveoli), hati (sel-sel Kupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak (sel-sel mikroglia), jaringan ikat (histiosit), dan pada limpa, nodus limfa, serta jaringan limfatik. Mikroorganisme, fragmen mikroba, dan molekul asing yang memasuki darah menghadapi makrofag ketika mereka terjerat dalam bangun limpa yang mirip dengan jarring, sementara yang berada dalam cairan jaringan mengalir ke dalam limfa dan disaring melalui nodus limfa.

Namun, beberapa mikroba telah mengevolusikan mekanisme untuk menghindari perusakan oleh sel fagositik. Beberapa bakteri mempunyai kapsul bagian luar yang tidak dapat ditempeli makrofaga. Contoh bakteri tersebut adalah Mycobacterium tuberculosis, yang bersifat resisten terhadap perusakan oleh lisosom dan bahkan dapat bereproduksi di dalam makrofaga.

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 12

Page 13: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

b. Sel Fagosit Garnulosit 1) Sel Neutrofil

Neutrofil adalah sel darah putih yang berukuran besar, yang dapat mencerna mikroba dan antigen lainnya. Neutrofil memiliki granula yang mengandung enzim untuk menghancurkan antigen yang makan olehnya. Neutrofil ditemukan di dalam darah dan dapat masuk ke dalam jaringan dengan

adanya rangsangan khusus. Jumlahnya sekitar 60-70% dari semua sel darah putih (leukosit).Neutrofil adalah fagosit pertama yang tiba, diikuti oleh monosit darah, yang

berkembang menjadi makrofaga besar dan aktif. Sel-sel yang dirusak oleh mikroba yang menyerang membebaskan sinyal kimiawi yang menarik neutrofil dari darah untuk datang. Neutrofil itu akan memasuki jaringan yang terinfeksi, lalu menelan dan merusak mikroba yang ada disana.

Makrofag dan neutrofil seringkali bekerja sama; makrofag memulai suatu respon kekebalan dan mengirimkan sinyal untuk menarik neutrofil bergabung dengannya di daerah yang mengalami gangguan. Jika neutrofil telah tiba, mereka menghancurkan benda asing dengan cara mencernanya.

Di dalam neutrofil terdapat enzim lisozim dan laktoferin untuk menghancurkan bakteri atau benda asing lainnya yang telah difagositosis.Setelah memfagositosis 5-20 bakteri, neutrofil mati dengan melepaskan zat-zat limfokin yang mengaktifasi makrofag. Biasanya, neutrofil hanya berada dalam sirkulasi kurang dari 48 jam karena neutrofil cenderung merusak diri sendiri ketika mereka merusak penyerang asing.

2) Sel EusinofilSama seperti sel fagosit lainnya, sel eosinofil berasal dari sel bakal myeloid.Ukuran sel ini sedikit lebih besar daripada neutrofil dan berfungsi juga sebagai fagosit.Eosinofil berjumlah 2-5% dari sel darah putih.Peningkatan eosinofil di sirkulasi darah dikaitkan dengan keadaan-keada an alergi dan

infeksi parasit internal (contoh, cacing darah atau Schistosoma mansoni). Walaupun kebanyakan parasit terlalu besar untuk dapat difagositosis oleh eosinofil atau oleh sel fagositik lain, namun eosinofil dapat melekatkan diri pada parasit melalui molekul permukaan khusus, dan melepaskan bahan-bahan yang dapat membunuh banyak parasit. Selain itu, eosinofil juga memiliki kecenderungan khusus untuk berkumpul dalam jaringan yang memiliki reaksi alergi.Kecendrungan ini disebabkan oleh faktor kemotaktik yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil yang menyebabkan eosinofil bermigrasi kearah jaringan yang meradang. Sel fagosit terutama makrofag dan neutrofil; memiliki peran besar dalam proses peradangan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik lainnya.

c. Sel NolSel Natural Killer (Sel NK) merupakan golongan

limfosit tapi tidak mengandung petanda seperti pada permukaan sel B dan sel T. Oleh karena itu disebut sel nol. Sel ini beredar dalam pembuluh darah sebagai limfosit besar yang khusus, memiliki granular spesifik yang memiliki kemampuan mengenal dan membunuh sel abnormal, seperi sel t umor dan sel yang terinfeksi

oleh virus. Sel NK berperan penting dalam imunitas nonspesifik pada patogen intraseluler.

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 13

Page 14: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

Sel jenis khusus mirip limfosit yang diproduksi di dalam sumsum tulang ini juga tersedia di limpa, nodus limfa, dan timus dan merupakan 10% – 20% bagian dari limfosit perifer. Bentuknya lebih besar dari limfosit B dan limfosit T.

d. Sel MediatorSel yang termasuk sel mediator adalah sel basofil, sel mast, dan trombosit.Sel tersebut

disebut sebagai mediator dikarenakan melepaskan berbagai mediator yang berperan dalam sistem imun.

1) Sel basofil dan sel mastBasofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya dan diduga juga dapat berfungsi sebagai fagosit. Sel basofil secara struktural dan fungsional mirip dengan sel mast, yang tidak pernah beredar dalam darah tapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh . Awalnya sel basofil dianggap berubah menjadi sel mast dengan bermigrasi dari sistem sirkulasi, tapi para peneliti membuktikan bahwa basofil berasal dari sumsum tulang sedangkan sel mast

berasal dari sel prekursor yang terletak di jaringan ikat.Ada dua macam sel mast yaitu terbanyak sel mast jaringan dan sel mast mukosa.Yang pertama ditemukan di sekitar pembuluh darah dan mengandung sejumlah heparin dan histamine. Sel mast yang kedua ditemukan di saluran cerna dan napas. Proliferasinya dipacu IL-3 dan IL-4 dan ditingkatkan pada infeksi parasit.Baik sel basofil maupun sel mast memiliki reseptor untuk IgE dan karenanya dapat diaktifkan ole h alergen spesifik yang berkaitan dengan antibodi IgE. Kemudian bila terdapat alergen spesifik berikutnya yang bereaksi dengan antibodi, maka perlekatan keduanya menyebabkan sel mast atau basofil rupture dan

melepaskan banyak sekali histamin, bradikinin, serotonin, heparin, substansi anafilaksis yang bereaksi lambat, dan sejumlah enzim lisosomal.Bahan-bahan inilah yang menyebabkan manifestasi alergi.Selain itu keduanya pun dapat membentuk dan menyimpan heparin dan histamin.

2) TrombositTrombosit adalah fragmen sel yang berasal dari

megakariosit besar di sumsum tulang belakang. Trombosit berperan dalam pembatasan daerah yang meradang, dimana apabila terpajan ke tromboplastin jaringan di jaringan yang cedera maka fibrinogen, yang telah diaktifkan melalui proses berjenjang yang melibatkan pengaktifan suksesif faktor-faktor pembekuan, diubah

menjadi fibrin. Fibrin inilah yang membentuk bekuan cairan interstitiumdi ruang-ruang di sekitar bakteri dan sel yang rusak.

2. Sel-sel Sistem Imun Spesifika. Sel Limfosit

Limfosit adalah sel utama dari sistem kekebalan tubuh, dan bertanggung jawab atas keragaman, spesifisitas dan penciptaan memori. Semua limfosit dibentuk di sumsum tulang, tetapi mereka mengalami penuaan di dua tempat yang berbeda. Limfosit yang mengalami penuaan di

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 14

Page 15: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

sumsum tulang disebut limfosit B atau sel B. Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui darah dan cairan tubuh lain.

Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus. Limfosit T yang disebut sitotoksik (sel beracun) atau limfosit T pembunuh. Sel T secara langsung dapat membinasakn sel-sel yang mempunyai antigen spesifik pada bagian permukaannya yang sudah dkenali oleh sel T sebelumnya. Limfosit sel T penolong mengontrol kekuatan dan kualitas dari semua respon imun. Sel-sel limfosit dewasa secara konstan bergerak sepanjang darah meuju kelenjar getah bening dan kembali ke darah lagi untuk memonitor tubuh terhadap substansi-substansi penyerbu secara terus-menerus.

Limfosit memiliki ukuran yang relatif lebih kecil daripada makrofag dan neutrofil. Neutrofil berumur tidak lebih dari 7-10 hari, tetapi limfosit bisa hidup selama bertahun-tahun bahkan sampai berpuluh-puluh tahun.

6) Sel TSel-sel ini diproduksi di sumsum tulang, tetapi berkembang dan matang pada timus. Atas dasar molekul khusus hadir di permukaan mereka. Sel T memproduksi zat aktif secara imunologis yang disebut limfokin. Subtipe limfosit T berfungsi untuk membantu limfosit B merespons antigen, membunuh sel-sel asing tertentu, dan mengatur respons imun. Sel T juga menunjukkan spesifitas antigen dan akan berpoliferasi jika ada antigen, tapi sel ini tidak

memproduksi antibodi.Penanda Permukaan: mempunyai resptor sel yang dapat dibedakan dengan yang lain.

a) Macam-macam sel To T11 = Penanda bahwa sel T sudah matango T 4 dan T8 = T4 berfungsi sebagai pengenalan molekul kelas II MHC dan T8 dalam

pengenalankelas I MHCo T3 = resptor yang diperlukan untuk perangsangan sel To TcT (Terminal deoxyribonuckleotidyl Transferase) = enzim yang diperlukan untuk

menemukan pre T cello Penanda Cluster Differentiation (CD) = berperan dalam meneruskan sinyal aktivasi

yang datang dari luar sel ke dalam sel (bila ada interaksi antara antigen molekul MHC dan reseptor sel T)

o Penanda fungsional = Mitogen dan lectin merupakan alamiah yang berkemampuan mengikat dan merangsang banyak klon limfoid untuk proliferasi dan diferensiasi.

1) Karakteristik Sel To Sel T tidak mengeluarkan antibodi. Sel –sel ini harus berkontak langsung dengan

sasaran suatu proses yang dikenal sebagai immunitas yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immunity, imunitas seluler).

o Bersifat klonal dan sangat spesifik antigen. Di membran plasmanya, setiap Sel T memiliki protein-protein reseptor unik.

o Sel T diaktifkan oleh antigen asing apabila antigen tersebut disajikan di permukaan suatu sel yang juga membawa penanda identitas individu yang bersangkutan, yaitu, baik antigen asing maupun antigen diri harus terdapat di permukaan sel sebelum sel T dapat mengikuti keduanya.

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 15

Page 16: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

o Tidak semua turunan sel T yang teraktivasi menjadi sel T efektor. Sebagian kecil tetap dorman, berfungsi sebagai cadangan sel T pengingat yang siap merespon secara lebih cepat dan kuat apabila antigen asing tersebut muncul kembali di sel tubuh.

o Selama pematangan di timus, sel T mengenal antigen asing dalam kombinasi dengan antigen jaringan individu itu sendiri, suatu pelajaran yang diwariskan ke semua turunan sel T berikutnya.o Diperlukan waktu beberapa hari setelah pajanan antigen tertentu sebelum sel T

teraktivasi besiap untuk melancarkan serangan imun seluler.2) Subpopulasi sel T

Ketika sel T terpajan ke kombinasi antigen spesifik, sel-sel dari sel klon sel T komplementer berproliferisai dan berdiferensiasi selama beberapa hari, menghasilkan sejumlah besar sel T teraktivasi yang melaksanakan berbagai respons imunitas seluler.Terdapat tiga subpopulasi sel T, tergantung pada peran mereka setelah diaktifkan oleh antigen.a) Sel Tc (cytotocic/Pembunuh)

Sel T yang mengenali dan menghancurkan sel yang memperlihatkan antigen asing pada permukaannya, misalnya sel tubuh yang dimasuki oleh virus, sel kanker, dan sel cangkokan. Sel T sitotoksik meninggalkan jaringan limfoid dn bermigrasi menuju lokasi sel targetnya. Di sini sel mengikat sel target dan menghancurkannya. Karena reseptor sel T pada sel T sitotoksik mengenali antigen asing sel target hanya jika sel T juga mengenali antigen yang dikodekan MHC permukaan sel normalnya, maka fungsi sel T sitotoksik disebut sebagai MHC terestriksi.

b) Sel Th (helper/Pembantu)Sel ini tidak berperan langsung dalam pembunuhan sel. Sel ini mengenali MHC kelas II yang ada dalam sel B dan makrofag, dan harus ‘melihat’ antigen tersebut teraktivasi. Setelah aktivasi oleh makrofag pembawa antigen, sel T berperan menolong sel B dalam memproduksi antibodi, memperkuat aktivitas sel T sitotoksik dan sel T penekan (supresor) yang sesuai, dan mengaktifkan makrofag.

c) Sel Ts (supperssor) Sel T yang menekan produksi antibodi sel B dan aktivitas sel T sitotoksik dan penolong. Sebagian besar dari milyaran Sel T diperkirakan tergolong dalam subpopulasi penolong dan penekan, yang tidak secara langsung ikut serta dalam destruksi patogen secara imunologik. Kedua subpopulasi tersebut disebut sel T regulatorik, karena mereka memodulasi aktivitas sel B dan Sel T sitotoksik serta aktivitas mereka sendiri dan aktivitas makrofag.

d) Sel Tdh (delayed hypersensitivity)Merupakan sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya ketempat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Dalam fungsinya, sel Tdh sebenarnya menyerupai sel Th.

e) LimfokinDalam biakan sel limfosit T dapat ditemukan berbagai bahan yang mempunyai efek biologis. Bahan-bahan tersebut disebut limfokin dan dilepas sel T yang disensitisasi. Limfokin adalah suatu jenis zat yang diproduksi oleh sel T yang berfungsi untuk memodifikasi respons imun. Beberapa jenis limfokin yaitu: interleukin, interferon, factor supresor, factor penolong , dan sebagainya.

b. Sel BSel B merupakan sel yang berproliferasi untuk merespons antigen

tertentu dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang mampu membentuk dan melepan antibody atas pengaruh sel T. Jumlah sel B

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 16

Page 17: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

adalah 5-15 % dari jumlah seluruh limfosit dalam sirkulasi. Sel-sel ini berkembang dan matang dalam sumsum tulang dan bertanggung jawab untuk sintesis protein yang disebut antibodi. Mereka didefinisikan sebagai ‘protein khusus yang secara khusus mengenali dan mengikat antigen tertentu.

Fungsi utamanya ialah memproduksi antibodi. Macam-macam antibodi yang dihasilkan antara lain: Ig G : berjumlah 75% dari seluruh Imunoglobin, terdapat dalam jaringan & serum

(darah, cairan SSP)ม mengaktifkan sistem komplemen sehingga berperan dalam imunitas selular ม Ig G dapat menembus plasenta masuk k fetus

Ig A: berjumlah 15% dari seluruh Imunoglobin, terdapat dalam cairan tubuh (darah,saliva,air mata, ASI, sekret paru, GI, dll), Ig A dpt menetralisir toksin & mencegah terjadinya kontak antara toksin dgn sel sasaran

Ig M : berjumlah 10% dari seluruh Imunoglobin, Merupakan antibodi pertama yang dibentuk dalam respon imun, kebanyakan sel B mengandung IgM pada permukaannya sebagai reseptor antigen, dapat mencegah gerakan mikroorganisme, memudahkan fagositosis & aglutinator kuat terhadap antigen

Ig D : berjumlah 0,2% dari seluruh Imunoglobin, merupakan komponen utama pada permukaan sel B & penanda dari diferensiasi sel B yang lebih matang, Ditemukan dgn kadar rendah dlm sirkulasi ใ

Ig E : berjumlah 0,004% dari seluruh Imunoglobin, Ig dengan jumlah tersedikit namun sangat efisien, terdapat dalam serum, mudah diikat oleh mast cell, basofil & eosinofil yang pada permukaannya memiliki reseptor untuk fraksi Fc dr Ig E.

Sel B ditandai dengan adanya immunoglobulin yang dibentuk didalam sel dan kemudian dilepas, tetapi sebagian menempel pada permukaan sel yang selanjutnya berfungsi sebagai reseptor antigen. Kebanyakan sel perifer mengandung IgM dan IgD dan hanya beberapa sel yang mengandung IgG, IgA, dan IgE, pada permukaannya. Sel B dengan IgA banyak ditemukan dalam usus. Antibody permukaan tersebut dapat ditemukan dengan teknik imunofluoresen.

2.6. Cara Kerja Sistem ImunSistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan

organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.

Ketika benda asing masuk ke dalam tubuh, segera dihasilkan zat yang akan bereaksi dan membuat substansi tersebut tidak berbahaya. Protein sing disebut antigen dan substansi yang dihasilkan untuk berespons terhadap antigen disebut antibodi. Antigen dapat berupa benda asing, tetapi umumnya adalah mikroorganisme, beberapa jenis obat (misalnya penisilin), protein hewani dan nabati, termasuk serbuk sari, dan jaringan asing, seperti pada transplantasi organ. Reaksi yang terjadi dapat disebut reaksi antigen-antibodi. Ketika reaksi terjadi sebagai respons terhadap mikroorganisme, reaksi tersebut disebut imunitas.

Keberadaan mikroba patogen dapat menimbulkan dampak-dampak yang tidak diharapkan akan memicu sistem imun untuk melakukan tindakan dengan urutan mekanisme sebagai berikut: introduksi, persuasi, dan represi. 

Meskipun komplemen dapat diasosiasikan sesuai artinya, yaitu pelengkap, namun sesungguhnya fungsinya amatlah vital. Faktor komplemen bertugas untuk menganalisa masalah untuk selanjutnya mengenalkannya kepada imunoglobulin, untuk selanjutnya akan diolah dan dipecah-pecah menjadi bagian-bagian molekul yang tidak berbahaya bagi tubuh. Setelah itu limfosit

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 17

Page 18: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

T bekerja dengan memakan mikroba patogen. Sel limfosit terdiri dari dua spesies besar, yaitu limfosit T dan B. Bila limfosit B kelak akan bermetamorfosa menjadi sel plasma dan selanjutnya akan menghasilkan imunoglobulin (G,A,M,D,E), maka sel T akan menjadi divisi T helper, T sitotoksik, dan T supresor. 

Dalam kondisi yang berat akan terjadi beberapa proses berikut : sel limfosit T akan meminimalisasi efek patogenik dari mikroba patogen dengan cara bekerjasama dengan antibodi untuk mengenali dan merubah antigen dari mikroba patogen menjadi serpihan asam amino melalui sebuah mekanisme yang disebut Antibody Dependent Cell Cytotoxicity (ADCC). Selain itu sel limfosit T bersama dengan sel NK (Natural Killer) dan sel-sel dendritik dapat bertindak langsung secara represif untuk menghentikan kegiatan mikroba patogen yang destruktif melalui aktivitas kimiawi zat yang disebut perforin. Dalam beberapa kondisi khusus, sel limfosit T dapat memperoleh bantuan dari sel makrofag yang berperan sebagai Antigen Presenting Cell (APC) alias sel penyaji antigen. 

Sedangkan Sel limfosit B bertugas untuk membangun sistem manajemen komunikasi terpadu di wilayah cairan tubuh (imunitas humoral). Bila ada antigen dari unsur asing yang masuk, maka sel limfosit B akan merespon dengan cara membentuk sel plasma yang spesifik untuk menghasilkan molekul imunoglobulin yang sesuai dengan karakteristik antigen dari unsur asing tersebut.

2.7. Respons ImunRespons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap

antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun memiliki kemampuan untuk mengingat kembali kontak sebelumnya dengan suatu agens tertentu, sehingga perjalanan berikutnya akan menimbulkan respons yang lebih cepat dan lebih besar. Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.

Respons imun terhadap bakteri ekstraseluler bertujuan untuk menetralkan efek toksin dan mengeliminasi bakteri. Respons imun alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit serta makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram negatif dapat mengaktivasi komplemen jalur alternatif tanpa adanya antibodi. Hasil aktivasi ini adalah C3b yang mempunyai efek opsonisasi, lisis bakteri melalui serangan kompleks membran dan respons inflamasi akibat pengumpulan serta aktivasi leukosit. Endotoksin juga merangsang makrofag dan sel lain seperti endotel vaskular untuk memproduksi sitokin seperti TNF, IL-1, IL-6 dan IL-8. Sitokin akan menginduksi adesi neutrofil dan monosit pada endotel vaskular pada tempat infeksi, diikuti dengan migrasi, akumulasi lokal serta aktivasi sel inflamasi. Kerusakan jaringan yang terjadi adalah akibat efek samping mekanisme pertahanan untuk eliminasi bakteri. Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein fase akut.

2.8. Manfaat Sistem Imun1) Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan

mikroorganisme  atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh 

2) Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak  untuk perbaikan jaringan.3) Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama: bakteri patogen & virus4) Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 18

Page 19: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanImunologi berasal dari kata Imunitas yang berarti kekebalan tubuh. Tubuh memerlukan

imunitas atau kekebalan agar tidak mudah terhindar dari serangan penyakit yang dapat menghambat fungsi organ tubuh. Salah satu bentuk dari imunitas yaitu adanya antibodi yang dihasilkan oleh sel-sel leukosit.

Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Organ utama dalam sistem kekebalan tubuh adalah sumsum tulang, timus, limpa dan kelenjar getah bening. Sedangkan organ-organ lainnya adalah adenoid dan tonsil/amandel. System imun terdiri dari 2 jenis, yaitu system imun non-spesifik(alamiah) dan system imun spesifik (buatan).

3.2. Saran1) Olahraga & istirahat yang cukup2) Jaga kesehatan agar tidak mudah terkena penyakit3) Jalani diet gizi seimbang4) Bantu dengan suplemen penguat imun, seperti susu berkolostrum, Vit C 5) Tingkatkan solidararitas antara tenaga kesehatan dengan lingkungan disekitarnya.6) Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang agar pasien merasa

nyaman pada saat mereka sakit bukan menderita lagi.7) Jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien.8) Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita

tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 19

Page 20: anatomi fisiologi sistem imunologi

Anatomi Fisiologi – Sistem Imunologi

DAFTAR PUSTAKA

http://khusnialinurse.blogspot.co.id/2014/06/makalah-sistem-imunologi.htmlhttp://merry-creations.blogspot.co.id/2012/02/sistem-imunologi.htmlhttp://pengayaan.com/pengertian-imunologi/http://santidanleokelompok11.blogspot.co.id/2015/10/pertahan-tubuh-terhadap-tantangan.htmlhttp://veteriner-unhas.blogspot.co.id/2012/04/mekanisme-sistem-kekebalan-tubuh.htmlSloane, Ethel., Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula,Buku Kedokteran, Jakarta, 2004.Watson, Roger., Anatomi & Fisiologi untuk Perawat, Buku Kedokteran, Jakarta, 2002.

Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok VII(IA) 20