Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

48
ANATOMI FISIOLOGI HIDUNG DAN PARANASAL

description

anatomi dan fisiologi hidung dan paranasal

Transcript of Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Page 1: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

ANATOMI FISIOLOGI HIDUNG DAN PARANASAL

Page 2: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

HIDUNG

Page 3: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Fungsi Hidung

Membentuk raut wajah Pintu gerbang pernapasan Ikut menentukan kualitas udara

pernapasan Ikut menentukan kualitas suara

Page 4: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

HIDUNG LUAR (Nasus eksternus)Dorsum nasi, apeks nasi, radiks nasi, ala nasi.

HIDUNG DALAM (Nasus internus): Rongga hidung dan septum nasi

SINUS PARANASAL Sinus maksila, Sinus frontal, Sinus (sel-sel) etmoid, Sinus sfenoid

Page 5: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

HIDUNG LUAR (Nasus eksternus)

radiks nasi dorsum nasi apeks nasi

ala nasi(batas lateral)

Page 6: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Kerangka Hidung

Tulang Hidung: Os Nasale

Tulang Rawan Hidung:• Kartilago lateral hidung• Kartilago alaris mayor

• kaki medial • Kaki lateral

• Kartilago alaris minor

Page 7: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal
Page 8: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

HIDUNG DALAM (Nasus Internus)Batas-batas :

- atap : lamina kribosa tulang etmoid bagian anterior dibentuk oleh tulang frontal

bagian posterior dibentuk oleh tulang sfenoid

keluar ujung-2 syaraf olfaktorius menuju mukosa yg melapisi bg teratas

septum nasi dan permk kranial konka sup regio olfaktoria- anterior : nares- posterior : koane- lateral : konka nasi dan meatus nasi

Page 9: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal
Page 10: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

HIDUNG DALAM (Nasus Internus)Rongga Hidung / Cavum Nasi1. Konka Nasi2. Meatus Nasi3. Septum Nasi

Page 11: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Konka nasi inferior- Terbesar- Dibawahnya terdapat meatus nasi inferior muara duktus nasolakrimalis

11

Septum nasi

Konka nasi medius

Konka nasi inferior

Konka nasi superior

HIDUNG DALAM (Nasus Internus)Konka Nasi

Page 12: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Konka nasi medius dibawahnya terdapat Meatus nasi medius muara dari sinus frontal, sinus maksila, sinus ethmoid anterior

12

Septum nasi

Konka nasi medius

Konka nasi inferior

Konka nasi superior

HIDUNG DALAM (Nasus Internus)Konka Nasi

Page 13: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Konka nasi superior- Terkecil- tepat dibawahnya

Meatus nasi superior muara sinus ethmoid post dan sinus sphenoid

13

Septum nasi

Konka nasi medius

Konka nasi inferior

Konka nasi superior

HIDUNG DALAM (Nasus Internus)Konka Nasi

Page 14: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Septum

KI

KM

KS

Page 15: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

SEPTUM NASI

Page 16: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Vaskularisasi

Page 17: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

SINUS PARANASAL

Page 18: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

18

PENAMPANG FRONTAL

KOMPLEK OSTIO- MEATAL

Page 19: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Coronal CT-Scan sinus paranasal dan COM

1. Meatus medius2. Processus

Uncinatus3. Konka media4. Sinus Ethmoid5. Sinus Maksilaris6. Resesus frontalisDashed outline: COM

dan infundibulum

Page 20: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Sinus paranasalis

Page 21: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Sinus maksila Dinding anterior dibentuk oleh permukaan

rahang atas dan berhubungan dengan jaringan lunak dari pipi fossa canina (bentuk cekung dan tipis)

Dinding posterior berhubungan dengan fossa infratemporal dan pterygopalatine

Dinding medial berhubungan dengan meatus medius dan meatus inferior. Dindingnya tipis dan membranous.

Page 22: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Lantai ini dibentuk oleh prosesus alveolar dan palatum rahang atas, terletak sekitar 1 cm di bawah permukaan lantai dari hidung

Atap dari sinus maksilaris dibentuk oleh dasar orbita yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf infraobita

Page 23: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Sinus frontal Berada di Os Frontal berbatasan dengan fossa

cranii anterior dan orbita Terbentuk sempurna pada umur 8 tahun

Page 24: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Sinus ethmoidalis kumpulan cellulae dalam Os Sphenoidale →

anterior dan posterior. Dinding superior berbatasan dengan fossa

cranii anterior Dinding medial berbatasan dengan nasal

konka Dinding lateral: orbita dibatasi oleh lamina

papiracea Dinding posterior: Nerve opticus Pembentukan pada janin trimester II

Page 25: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Sinus sphenoid

Berada di Os Sphenoidale, berbatasan dengan fossa cranii media

Terbentuk sempurna pada umur 10 tahun Ostium sinus sphenoid terletak di bagian atas

dinding anterior dan mengalir ke resesus sphenoethmoidal

Page 26: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Di bagian anterior, atapnya berhubungan dengan sistem olfaktori, chiasma opticum dan lobus frontal dimana, dinding laretal berhubungan dengan saraf optik, arteri karotis interna, dan nervus maxillaris dimana stuktur ini dapat tersusun dalam satu ruang sinus

Page 27: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Perkembangan sinus paranasal

Page 28: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Fisiologi hidung dan sinus paranasal

Page 29: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Air conditioning dari paru-paru: Pengatur aliran udara Pengatur temperatur Pengatur kelembaban Pembersih udara/pertukaran O2 danCO2

Indera penciuman Udara inspirasi masuk ke rongga hidung ke atap

bersentuhan dengan daerah pembauan (regio olfaktoria).

Merangsang reseptor di ujung syaraf, n. olfaktorius, pusat penghidu.

Bila terjadi buntu hidung (udema, polip, tumor hiposmia/anosmia

Page 30: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Ventilasi Ventilasi dari sinus paranasal terjadi melalui

ostium dari masing-masing Inspirasi: udara menyebabkan tekanan negatif

dalam hidung. Ekspirasi: tekanan positif dalam hidung

Drainage Resonansi suara

Page 31: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Mucocilliary Transport

Page 32: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Histologi Mukosa

Luas permukaan kavum nasi: ± 150 cm2

Volume kavum nasi: 15 ml Mukosa hidung

Palut lendir (mucous blanket) Epitel kolumnar berlapis semu bersilia Membrana basalis Lamina propia

Page 33: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal
Page 34: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal
Page 35: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Epitel Mukosa Hidung Epitel skuamous kompleks pada vestibulum

Epitel transisional pada belakang vestibulum

Epitel kolumnar berlapis semu bersilia pada sebagian mukosa respiratorius

Page 36: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Epitel Kolumnar Berlapis Semu Bersilia

Memiliki banyak mitokondria yg berkelompok pada apeks sel

Mitokondria merupakan sumber energi utama untuk kerja silia

Menutupi 2/3 posterior kavum nasi

Page 37: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Sel Goblet

Kelenjar uniseluler

Menghasilkan protein polisakarida yg membentuk lendir dalam air

Page 38: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Sel Basal Sel primitif yang merupakan sel bakal dari

epitel dan sel goblet Berpotensi menggantikan sel bersilia atau sel

goblet yang telah mati

Page 39: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Silia Struktur yang menonjol dari permukaan sel

yang berbentuk panjang dan dibungkus oleh membran sel

Bersifat mobile

Jumlah silia: ± 200 buah pada tiap sel

Panjang: 2-6 µm

Diameter: 0,3 µm

Page 40: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Silia...

Terbentuk dari 2 mikrotubulus dihubungkan satu sama lain oleh bahan elastis yaitu neksin dan jari2 radial

ATP berada di lengan dinein.

Page 41: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal
Page 42: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Pola Gerakan Silia Active Stroke

Gerakan cepat dan tiba – tiba ke salah satu arah Ujung menyentuh lapisan mukoid sehingga

lapisan mukoid bergerak Recovery Stroke

Gerak kembali lebih lambat Ujung tidak mencapai lapisan mukoid

Page 43: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Pola Gerakan Silia...

Metachronical Waves Silia bergerak berurutan seperti efek domino pada

satu area arahnya sama Cilliary Beat Frequency

Denyut frekuensi yang dihasilkan oleh pola gerak silia tersebut

1000 getaran per menit Pergerakan silia lebih aktif pada meatus

media dan inferior

Page 44: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal
Page 45: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Palut Lendir Lembaran tipis, lengket dan liat Disekresi oleh sel goblet, kelenjar seromukus

dan kelenjar lakrimal Terdiri dari dua lapisan:

Sol / lapisan perisiliarMenyelimuti batang silia dan mikroviliLebih tipis dan kurang lengket

Gel Ditembus batang silia jika sedang tegak sepenuhnyaLebih kental

Page 46: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Lamina Propria Terdiri dari sel jaringan ikat, serabut jaringan

ikat, kelenjar, pembuluh darah dan saraf Dibagi menjadi empat lapisan:

Lapisan sub epitel Lapisan kelenjar superfisial Lapisan media

Banyak sinusoid kavernosus Lapisan kelenjar profundus

Page 47: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Transportasi Mukosiliar Mekanisme mukosa hidung untuk

membersihkan dirinya dengan mengangkut partikel – partikel asing yang terperangkap pada palut lendir ke arah nasofaring

Fungsi:Pertahanan lokal pada mukosa hidung

Page 48: Anatomi Fisiologi Hidung & Paranasal

Enzim dan ImmunoglobulinSekresi hidung mengandung Enzim: Muramidase (lisozim)

Membunuh bakteri dan virus Immunoglobulin

IgA IgE Interferon