Anatomi & Fisiologi Faring

70
Anatomi & Fisiologi Faring

description

anatomi fisiologi faring

Transcript of Anatomi & Fisiologi Faring

Page 1: Anatomi & Fisiologi Faring

Anatomi & Fisiologi Faring

Page 2: Anatomi & Fisiologi Faring

o Kantung fibromuskuler yang bentuknya

seperti corong, yang besar di bagian

atas dan sempit di bagian bawah.

o Batas atas : berhubungan dengan

rongga hidung melalui koana

o Batas depan : berhubungan dengan

rongga mulut melalui isthmus faucium

o Batas bawah : berhubungan dengan

laring melalui aditus pharyngeus

Faring

Page 3: Anatomi & Fisiologi Faring

Faring : tabung muskular berukuran 12,5

cm.

Terdiri dari:

o Nasopharynx (Epipharynx)

o Oropharynx (Mesopharynx)

o Laryngopharynx (Hipopharynx)

Page 4: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 5: Anatomi & Fisiologi Faring

NASOFARING

Batas atas Dasar

tengkorak

Batas bawah

Palatum Molle

Batas depan

Rongga hidung

Batas belakang Vertebra servikalis

Page 6: Anatomi & Fisiologi Faring

Struktur-struktur penting

Adenoid

Jaringan Limfe

Fossa Rosenmuller

Kantung Rathke

Torus Tubarius

Foramen Jugulare

Bagian petrosus os temporalis &

foramen Laserum

Muara Tuba Eustachius

Dilalui N.glosofaring,

N.vagus, N.asesorius, N.jugularis

Page 7: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 8: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 9: Anatomi & Fisiologi Faring

Atau dipanggil mesofaring

o Batas atas Palatum mole

o Batas bawah Tepi atas epiglotis

o Batas depan Rongga mulut

o Batas belakang Vertebra servikal

Orofaring

Page 10: Anatomi & Fisiologi Faring

Struktur-struktur penting

Dinding Posterior

Faring

Tonsil Palatina

Fossa Tonsil

Arkus faring ant & postUvula

Tonsil lingual

Foramen sekum

Page 11: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 12: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 13: Anatomi & Fisiologi Faring

Laringofaring Dipanggil Hipofaring

Batas atas Epiglotis

Batas depan Laring

Batas bawah esofagus

Batas belakang Vertebra servikalis

Page 14: Anatomi & Fisiologi Faring

Struktur-struktur:

o Valekula : dibentuk oleh 2 buah cekung yang dibentuk oleh lig.

glosoepiglotika medial & lateral. @ kantong pil

o Epiglotis: pada bayi berbentuk omega & pada perkembangan menjadi

lebar sampai dewasa

o Fungsi Proteksi glotis ketika menelan minuman/bolus makanan

o N.laring superior berjalan di bawah dasar sinus piriformis pada tiap sisi laringofaring

Page 15: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 16: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 17: Anatomi & Fisiologi Faring

Mukosa

Nasopharynx Bersilia, Epitel torak berlapis dengan sel gobletBagian atas ditutupi palut lendir (mucous blanket)

Oropharynx Tidak bersiliaEpitel gepeng berlapis

Laryngopharynx Tidak bersiliaEpitel gepeng berlapis

Mukosa Pharynx

Sel jaringan limfoid dalam rangkaian jaringan ikat sepanjang faring daerah pertahanan tubuh terdepan

Page 18: Anatomi & Fisiologi Faring

Mukosa Nasofaring

Page 19: Anatomi & Fisiologi Faring

Peralihan dari nasopharynx (kanan) ke oropharynx (kiri)

Page 20: Anatomi & Fisiologi Faring

Mukosa laryngopharyngeal

Page 21: Anatomi & Fisiologi Faring

Otot longitudinal (elevator)

o M. stilofaring (N. IX)

o melebarkan dan menarik laring

o M. palatofaring (N. X)

o mempertemukan ismus orofaring

o menaikkan bagian bawah faring dan

laring

Otot sirkular (konstriktor)

o M. konstriktor faring superior

o M. konstriktor faring media

o M. konstriktor faring inferior

Kerja: mengecilkan lumen faring

Saraf: N. X

Tersusun sirkuler dan longitudinal

Otot Pharynx

Page 22: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 23: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 24: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 25: Anatomi & Fisiologi Faring

Pada palatum mole terdapat 5 pasang otot (N. X) disatukan 1 sarung fasia dari

mukosa:

1. M. levator veli palatini

2. M. tensor veli palatini

3. M. palatoglosus

4. M. palatofaring

5. M. azigos uvula

Page 26: Anatomi & Fisiologi Faring

Otot Fungsi

M. levator veli palatini

Menyempitkan ismus faring

Memperlebar ostium tuba Eustachius

M. tensor veli palatini

Mengencangkan bagian anterior palatum mole

Membuka tuba Eustachius

M. palatoglosus Menyempitkan ismus faring

M. palatofaring menaikkan bagian bawah faring dan laring

M. azigos uvula Memperpendek dan menaikkan uvula ke atas

Page 27: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 28: Anatomi & Fisiologi Faring

Faring mendapat perdarahan dari :

o Cabang arteri carotis eksterna ( cabang faring asendens dan cabang

fausial)

o Cabang arteri maksila interna (cabang palatine superior)

Perdarahan

Page 29: Anatomi & Fisiologi Faring

o Persarafan motorik dan sensorik berasal dari pleksus faring yang

dibentuk oleh cabang faring dari N. Vagus, cabang dari

N.Glossopharyngeus dan serabut simpatis

o N. X mempersarafi otot-otot faring kecuali M.Stilofaring yang dipersarafi

langsung oleh cabang N.Glossopharyngeus.

Persarafan

Page 30: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 31: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 32: Anatomi & Fisiologi Faring

Aliran limfa dari dinding faring dapat melalui 3 saluran :

1. Superior – retrofaring dan servikal dalam atas

2. Media - jugulodigastrik dan servikal dalam atas

3. Inferior - servikal dalam bawah

Kelenjar getah bening

Page 33: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 34: Anatomi & Fisiologi Faring

Ruang retrofaring (retropharyngeal space)

o Berisi jaringan ikat jarang dan fasia prevertebralis

o Ruang ini bermula dari dasar tengkorak di bagian atas sampai batas

paling bawah dari fasia servikalis.

o Abses retrofaring → sering ditemukan pada bayi atau anak →

terdapat kelenjar-kelenjar limfa.

Ruang Faringeal

Page 35: Anatomi & Fisiologi Faring

o Pada peradangan →

terjadi supurasi → bila

pecah, nanahnya akan

tertumpah di dalam

ruang retrofaring.

o Kelenjar limfa di ruang

retrofaring ini akan

banyak menghilang pada

pertumbuhan anak.

Page 36: Anatomi & Fisiologi Faring

Ruang parafaring

(fosa faringomaksila = pharyngo-maxillary fossa)

o Bentuk : kerucut

o Dasar : terletak pada dasar tengkorak dekat foramen jugularis

o Puncak : pada kornu majus os hyoid.

o Batas dalam : m.konstriktor faring superior

o Batas luar : ramus assenden mandibula yang melekat dengan

m.pterygoid interna dan bagian posterior kelenjar parotis

o Lapisan fasia yang tipis.

Page 37: Anatomi & Fisiologi Faring

o Fosa ini dibagi menjadi 2 bagian yang tidak sama besarnya oleh

os stiloid  dengan otot yang melekat padanya.

o Bagian anterior (presteloid) adalah bagian yang lebih luas dan

dapat mengalami proses supuratif sebagai akibat tonsil yang

meradang, beberapa bentuk mastoiditis atau petrositis, atau dari

caries dentis.

Page 38: Anatomi & Fisiologi Faring

o Bagian yang lebih sempit dibagian posterior (poststiloid) berisi

a.carotis interna, v.jugularis interna, n.vagus, yang dibungkus

dalam satu sarung yang disebut selubung karotis (carotid sheath).

o Bagian ini dipisahkan dari ruang retrofaring oleh suatu lapisan fasia

yang tipis.

Page 39: Anatomi & Fisiologi Faring

Cincin Waldeyer Jaringan limfoid yang mengelilingi faring

Page 40: Anatomi & Fisiologi Faring

Tonsil Palatina

Tonsil Faringeal (adenoid)

Tonsil Lingual

Tonsil : massa yang terdiri dari jaringan

limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat

Page 41: Anatomi & Fisiologi Faring

o Jaringan limfoid lainnya : tonsil lingual, pita lateral faring dan kelenjar-

kelenjar limfoid.

o Kelenjar ini tersebar dalam fossa Rossenmuler, dibawah mukosa dinding

faring posterior faring dan dekat orifisium tuba eustachius (tonsil

Gerlach’s).

Page 42: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 43: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 44: Anatomi & Fisiologi Faring

1

3

2

4

Page 45: Anatomi & Fisiologi Faring

o Massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terdapat di dalam faring

o Diliputi epitel skuamosa dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus

didalamnya

Tonsil

Page 46: Anatomi & Fisiologi Faring

o Terletak pada dinding atas nasofaring bagian posterior

o Membesar pada anak 3 thn mengecil, menghilang pada usia 14 th

o Mengandung sedikit sekali kripta dan letak kripta dangkal

o Tidak ada kapsul

Tonsil Faringeal

Page 47: Anatomi & Fisiologi Faring

Perdarahan :

1. cabang-cabang faringeal A. Karotis

interna

2. cabang-cabang palatina A. Maksilaris.

Darah vena dialirkan sepanjang

pleksus faringeus ke dalam V. Jugularis

interna.

Persarafan sensoris :

N.nasofaringeal yaitu cabang dari saraf

kranial 9 dan juga melalui N. Vagus

Page 48: Anatomi & Fisiologi Faring

o tidak berkapsul

o terdapat pada basis lidah diantara kedua tonsil palatina dan meluas ke

arah anteroposterior dari papilla sirkumvalata ke epiglottis

o Jumlah antara 30-100 buah

o Kripta sedikit dan dangkal

o Sel-sel limfoid ini sering mengalami degenerasi disertai deskuamasi sel,

epitel dan bakteri, yang akhirnya membentuk detritus.

Tonsil Lingual

Page 49: Anatomi & Fisiologi Faring

Perdarahan :

dari A.lingualis ,cabang a.karotis

eksterna.

Darah vena dialirkan :

V. Lingualis ke V. Jugularis interna.

Aliran limfe menuju ke kelenjar

servikalis profunda.

Persarafannya melalui cabang

lingual N.IX.

Page 50: Anatomi & Fisiologi Faring

o Samping belakang orofaring, dalam

fossa tonsilaris, berbentuk oval

dengan ukuran dewasa panjang 20-

25 mm, lebar 15-20 mm, tebal 15

mm, dan berat sekitar 1,5 gram

Tonsil Palatina

Page 51: Anatomi & Fisiologi Faring

o Perdarahan : a. palatina minor, a. palatina ascendens, cabang tonsil a.

maksila eksterna, a. faring ascenden dan a. lingualis dorsal.

o Persarafan dari saraf trigeminus dan saraf glossopharingeus.

o Atas tonsil : n. palatina cabanag n.trigeminus.

o Bawah tonsil : n. glossopharingeus

Page 52: Anatomi & Fisiologi Faring

Pada tonsil terdapat :

1. Sistem imun (sel M (sel membran),makrofag, sel dendrit, dan APCs)

2. Juga terdapat sel limfosit B, limfosit T, sel plasma dan sel pembawa IgG.

Page 53: Anatomi & Fisiologi Faring

1. menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif

2. sebagai organ utama produksi antibodi (sel limfosit) dan sensitisasi sel

limfosit T dengan antigen spesifik.

Fungsi

Page 54: Anatomi & Fisiologi Faring

Pembesaran tonsil

Page 55: Anatomi & Fisiologi Faring

Fungsi faring

Fungsi respirasi

Fungsi dalam proses bicara

Fungsi

menela

n

Page 56: Anatomi & Fisiologi Faring

Fungsi menelan

Page 57: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 58: Anatomi & Fisiologi Faring

Pembentukan bolus makanan

Kontraksi otot intrinsik lidah bolus

bergerak dari rongga mulut melalui dorsum

lidah

Kontraksi m.levator veli palatini lekukan dorsum lidah

diperluas, palatum mole, bagian atas dinding posterior

faring terangkat

Fase oral

Page 59: Anatomi & Fisiologi Faring

Lidah terangkat ke atas bolus terdorong ke posterior

Kontraksi m.levator veli palatini penutupan nasofaring

Kontraksi m.palatoglosus ismus fausium tertutup kontraksi m.palatofaring bolus tidak akan berbalik ke rongga mulut

Fase oral

Page 60: Anatomi & Fisiologi Faring

o Terjadi secara refleks pada akhir fase oral perpindahan bolus makanan

dari faring ke esofagus

o Pada fase faringeal terjadi

o Kontraksi m.stilofaring, m.salfingofaring, m.tirohioid dan m.palatofaring faring

dan laring bergerak ke atas

o Epiglotis tertekan ke bawah dan aditus laring tertutup melindungi masuknya

bolus ke laring

Fase faringeal

Page 61: Anatomi & Fisiologi Faring

o Sfingter laring (plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika

vakalis ) tertutup kontraksi m. ariepliglotika dan m. aritenoid

obligus

o Bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus valekula dan

sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus

o Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus

esofagus dan dorongan otot-otot faring ke inferior bolus

makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus.

Page 62: Anatomi & Fisiologi Faring

o Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata 12cm/detik

o Penelitian Mc.Connel melihat adanya 2 sistem pompa yang berkerja

o Oropharyngeal propulsion pump (OOP)

o Hypopharyngeal suction pump (FSP)

Page 63: Anatomi & Fisiologi Faring

Oropharyngeal propulsion pomp (OOP)

• tekanan yang ditimbulkan tenaga lidah 2/3 depan yang

mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi

dari m.konstriktor faring.

Hypopharyngeal suction pomp (HSP)

• Tekanan negatif akibat terangkatnya laring ke atas menjauhi

dinding posterior faring, sehingga bolus terisap ke arah sfingter

esofagus bagian atas.

Page 64: Anatomi & Fisiologi Faring
Page 65: Anatomi & Fisiologi Faring

Relaksasi m.krikofaring introitus

esofagus terbuka bolus masuk ke

esofagus

Sfingter kontraksi lebih kuat melebihi

tonus introitus esofagus semasa istirehat

bokus tidak kembali ke faring

Gerak bolus di esofagus bagian atas dipengaruhi

kontraksi m.konstriktor faring inferior didorong

ke distal oleh gerakan peristaltik esofagus

Fase esofagal

Page 66: Anatomi & Fisiologi Faring

Istirehat sfingter esofagus bagian

bawah tertutup dengan tekanan rata-

rata 8mmHg lebih dari lambung

tidak terjadi regurgitasi

Akhir fase sfingter tebuka secara

refleks ketika dimulainya peristaltik

esofagal servikal setelah bolus lewat

sfingter tertutup kembali

Page 67: Anatomi & Fisiologi Faring

o Fungsi faring adalah dalam

resonansi suara

o Sewaktu bicara, palatum mole

bergerak ke atas sewaktu

produksi suara kecuali huruf M

dan N

Fungsi bicara

Page 68: Anatomi & Fisiologi Faring

o Merupakan sebagian dari saluran

pernafasan

o Otot-otot faring mempunyai

“tonic dilator activity”

o Ini mencegah orofaring kolaps

karena tekanan negatif semasa

inspirasi

o Ini akan menyebabkan lumen

faring tetap terbuka

Fungsi respirasi

Page 69: Anatomi & Fisiologi Faring

o Mekanisme pertahanan jaringan limfoid subepitel pada cincin Waldeyer

Fungsi proteksi

Page 70: Anatomi & Fisiologi Faring

Sekian