ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN...

132
ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKS SYARIAH TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Ahmad Mursyidin NIM : 105081002556 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Transcript of ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN...

Page 1: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKS

SYARIAH TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH

REKSADANA SYARIAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Ahmad Mursyidin

NIM : 105081002556

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

i l I ' U 1. ,^^J^ Al^ OE n;^, ' r^a 4Cr{4 r-J^--- : -ur . r t . I r . UUO|luo l rV. Jvt vrPutOi r4t4 t ruvi lVl td

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDEYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

Teip : (02-2i-7ae$18,7496006,Fax(62-2i17436006)'vVebsiie : www.uiniki.ac.iri emaii : [email protected] / [email protected]

' ^ ,- i wwwxwe *-?e*:!?H!e:an:1

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa

NIM

Jurusan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakanhasil penelit ian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupa.kan replikasimaupun saduran dari hasil karva atau hasil penelit ian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi-maka skripsi dianggap gugui'dan hai'usmelakukan penelit ian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta geiarni/adibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian harimenjadi tanggung jawab saya.

Jakarta,

Ahmad Mursyidin

105081002556

Manajemen

Ahmad Mursyidin

10 Juli 2010

Page 3: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDBKS

SYARIAH TERHADAP NILAI AKTIVA BBRSIH

REKSADANA SYARIAH

SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

' Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi.

Oleh :

Ahm:rd l \{ursyit l in

NIM : 10508 100255()

Di Barvah Bimbingan

Pembimbing I

---^\ z'(a-0/Dq

!raf. Dr. Ahmad Rodoni. MM

Pembimbing II

-44 o{ffIwfrt'

\T\ VIndo Yama NaHudin. SE.. MAB

NIP : 19690203 200i 12 1003 NIP : 19741127 2}01t21nn?

JURUSAN MAIIAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAH

JAKARTA

r43t H/20r0 M

Page 4: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

t-.lari ini Selasa Tanggal 16 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukanUjian komprenhenslf atas nama Ahmad Mursyidin NIM : 105081002556 dengan

3riaut st<ripsi *AIrtALIsIs VARIABEL MAKROEKoNOMI DAN INDEKS-SYANIATT

TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANASYARIAH".Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut seiama ujian

berlangsung. maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satttt syarat untukrircniperoteh sarjanq Ekononri pada Jurusan Manajurlcn I:akultas [konorni dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

iakarta. l6 Juni 2009

Tim llenguii Uiian Komnrehensif

Kelua

PengujiAhli

Sekretalis

Page 5: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

Hari ini Kamis Tanggal l7 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh tetah dilakukanUjian S*ripsi atas nama Ahmad Mursyidin NIM : 105081002556 dengan judulSkripsi SANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSSYARIAH TERIIADAP NILAI AKTTVA BERSIH REKSADAFIASYARlAHoo.Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama ujianberlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untukmemperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta. l7 Juni 2010

Tim Pensuii Uiian Skripsi

(7/

k-# <'dlIndo Yama Nasarudin. SE..MAB

Sekretaris

[e\sTiti Dewi Warninda" SE., pI.Si

Penguji Ahli II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MMKetua

n

(v' Amalia" SE., MM

Penguji Proposal Skripsi

Penguji Ahli I

Page 6: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Ahmad Mursyidin 2. Tempat & Tgl. Lahir : Bogor, 8 Desember 1986 3. Alamat : Jl. Kencana 1 No. 53 RT 003/002 Kel.

Kencana Kec. Tanah Sareal Bogor 16167 4. Telepon/Hp : 0251 7532932 / 085697387370 5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN 1. Tahun 1992-1998 : MI NURUL AMAL BOGOR 2. Tahun 1998-2001 : SLTP NEGERI 16 BOGOR 3. Tahun 2001-2004 : SMU NEGERI 6 BOGOR 4. Tahun 2005-2010 : UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Tahun 1998-2000 : Anggota PMR di SLTPN 16 Bogor 2. Tahun 2002-2003 : Anggota OSIS di SMUN 6 Bogor 3. Tahun 2002-2004 : Anggota ROHIS di SMUN 6 Bogor

IV. PENGALAMAN KERJA

1. Januari -Mei 2005 : Pegawai Restoran Soto Ambengan Pak Sadi Juanda Jakarta Pusat

2. Agustus-September 2008 : Magang di PT Parama Mega Jaya Serpong Tangerang

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Kosasih (Alm) 2. Tempat & Tgl. Lahir : Bogor, 13 Oktober 1953 3. Alamat : - 4. Telepon : 0251 7532932 5. Ibu : HJ Nurhasanah 6. Tempat & Tgl. Lahir : Bogor, 15 Januari 1958 7. Alamat : Kencana 1 No 53 RT 003/002 Kel kencana,

Kec. Tanah Sareal Bogor 16167 8. Anak Ke dari : Ketujuh dari Tujuh Bersaudara

Page 7: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

ii

ABSTRACT

This research purpose to analyze influence the variables macroeconomics and syariah index toward net asset value syariah mutual funds until January 2005-February 2008 period. Variables this research is exchange rate rupiah toward US Dollar, inflation, SWBI and JII. This research uses path analyze approach, the meaning is for to analysis direct and indirect influence of eksogen variable to endogen variable, after doing the tests, the result is showing that all eksogen variables influence significan toward net asset value syariah mutual funds,where is for the exchange rate have value of direct influence in the amount of 9,79 % and indirect influence in the amount of -11,79% (with total influence in the amount of -1,99%), for the inflation have value of direct influence in the amount of 26,72 % and indirect influence in the amount of 8,00 % (with total influence in the amount of 34,73%), for the SWBI have value of direct influence in the amount of 6,76 % and indirect influence in the amount of -11,30% (with total influence in the amount of -4,54%), while is for the JII have value of direct influence in the amount of 48,58 % and indirect influence in the amount of -7,04 % (.with total influence in the amount of 41,54%). Compare of total influnce its four variables, the have influence more dominant toward net asset value syariah mutual funds is JII.

Keywords : Exchange rate of rupiah to US Dollar, Inflation, SWBI, JII, and Syariah mutual Funds

Page 8: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pengaruh variabel makroekonomi dan indeks syariah terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah selama periode Januari 2005-Februari 2008. Variabel pada penelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, SWBI dan JII.Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis jalur, maksudnya yaitu untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak lansung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Setelah dilakukan pengujian, hasil tersebut menunjukan bahwa semua variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah, dimana untuk nilai tukar rupiah memilki nilai pengaruh langsungnya sebesar 9,79% serta pengaruh tidak langsungnya sebesar –11,79% (pengaruh total sebesar -1,99%) , untuk inflasi memilki nilai pengaruh langsung sebesar 26,72% dan pengaruh tidak langsungnya sebesar 8,00% (pengaruh total sebesar 34,73%), untuk SWBI memilki nilai pengaruh langsung sebesar 6,76% dan pengaruh tidak langsungnya sebesar –11,30% (pengaruh total sebesar -4,54%), sedangkan untuk JII memilki nilai pengaruh langsung sebesar 48,58% dan pengaruh tidak langsungnya sebesar –7,04 % (pengaruh total sebesar 41,54%). Jadi dengan membandingkan pengaruh total dari empat variabel tersebut, yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah adalah JII.

Kata kunci : Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar, Inflasi, SWBI dan NAB Reksadana Syariah

Page 9: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun masih

jauh dari sempurna. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada

junjungan nabi besar kita nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya

kehidupan bagi umat, keluarga dan sahabatnya.

Skripsi ini di susun untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

rangka menyelesaikan studi jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “ Analisis Variabel Makroekonomi

dan Indeks Syariah Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah”.

Disamping itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, baik moril

maupun materil. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Orang tuaku, Ibunda tercinta yang tak pernah berhenti mengiringi langkahku

dengan doanya yang penuh keikhlasan,yang tak pernah letih menguatkanku

dengan nasehat-nasehat bijaknya disaat ku lemah dan membuat ku tegar dalam

menghadapi semua cobaan yang diberikan Allah SWT serta menjadi teladan

bagi penulis untuk memamahi arti kesabaran dan kekhilasan.

2. Ahmad Fahmi, Khodijah, Robiatul Hasanah, Maulidah, Nuriah dan wafi adalah

Kakak-kakakku yang selalu memberikan semangat dan dukungannya bagi

penulis dalam mengerjakan skripsi ini sampai akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan.

3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan FEB.

4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pembimbing I dan Pudek Akademik,

yang telah memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar

biasa kepada penulis, serta menyempatkan waktunya untuk membaca dan

mengkoreksi skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Page 10: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

v

Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala kebaikannya dengan sebaik-

baiknya balasan.

5. IndoYama Nasarudin, SE., MAB, selaku Pembimbing II dan Ketua Jurusan

Manajemen yang banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan memberikan banyak ilmu-ilmu

baru, serta dukungannya yang tak henti memberi semangat kepada penulis,

semoga Allah SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.

6. Untuk Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, staff akademik, karyawan dan petugas perpustakaan terimakasih

semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya.

7. Sahabat–sahabat seperjuangan di Manajemen 2005, Andrie Setiadi, Yusup,

Yeni, Uyet, Marcos, Wahyu Ariadi, Jumita, Nina, Ina, Mia, Dahlan, Ridwan,

M. Wirawan, Rully Ahmad, Reza Okta, Fauzi, Enny, Ana, Iin Purwaningsih

dan sahabat – sahabat semua yang penulis tidak sebutkan satu per satu, tanpa

mengurangi rasa persaudaraan kita penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar – besarnya dan memohon maaf apabila selama ini penulis banyak

kesalahan dan kekurangan. Semoga persahabatan kita tetap dijaga oleh Allah

SWT.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi semua yang membaca, amien.

Jakarta, Juni 2010

Penulis

Page 11: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

vi

DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... i

Abstract ........................................................................................................... ii

Abstrak ............................................................................................................ iii

Kata Pengantar ............................................................................................... iv

Daftar Isi ......................................................................................................... vi

Daftar Tabel .................................................................................................... x

Daftar Gambar ................................................................................................ xi

Daftar Lampiran .............................................................................................xii

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .........................................................................13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................13

1. Tujuan Penelitian ..........................................................................13

2. Manfaat Penelitian ........................................................................14

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi ............................................................................................15

1. Pengertian Investasi .......................................................................15

2. Jenis Investasi ...............................................................................16

3. Dasar Hukum Investasi Syariah .....................................................17

B. Reksadana .........................................................................................20

1. Pengertian Reksadana ...................................................................20

Page 12: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

vii

2. Pengertian Reksadana Syariah .......................................................20

3. Pelaku Reksadana Syariah ..............................................................22

4. Proses Investasi Reksadana Syariah ...............................................23

5. Jenis-jenis Reksadana .....................................................................25

6. Mekanisme Kerja Reksadana .........................................................31

7. Alokasi Biaya Reksadana ..............................................................32

8. Keunggulan Manfaat Investasi di Reksadana ..................................34

9. Risiko Investasi di Reksadana ........................................................35

C. Nilai Tukar Mata Uang ....................................................................36

1. Teori Kurs .....................................................................................37

2. Sistem Nilai Tukar ........................................................................39

D.Inflasi ................................................................................................41

1. Penggolongan Inflasi .....................................................................42

2. Pengukuran Inflasi .........................................................................43

E. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) ........................................43

F. Jakarta Islamic Indeks (JII) ................................................................44

G. Nilai Aktiva Bersih ...........................................................................47

H. Hubungan Antara Variabel Eksogen dengan Variabel Endogen .........48

I. Penelitian Terdahulu ...........................................................................52

J. Kerangka Pemikiran ...........................................................................59

K.Hipotesis ............................................................................................60

Page 13: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

viii

Bab III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................62

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................62

C. Metode Pengumpulan Data ...............................................................63

D. Metode Analisis ................................................................................64

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................72

Bab IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................73

1. Pasar Modal Syariah ......................................................................73

2. Tentang Reksadana Syariah ...........................................................76

B. Penemuan dan Pembahasan ...............................................................78

1. Analisa Deskriptif ........................................................................78

2. Analisa Regresi Jalur......................................................................86

3. Gambar Diagram Jalur ..................................................................94

4. Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, Pengaruh

Total ..............................................................................................96

C.Interpretasi…………………………………………………………..101

Page 14: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

ix

Bab V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan .................................................................................... 103

B. Implikasi …………………………………………………………..104

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………….111

Page 15: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

x

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan

2.1 Karakteristik Reksadana .................................................................30

2.2 Kesimpulan Hasil Penelitian Terdahulu ...........................................56

3.1 Operasional Variabel Penelitian ......................................................72

4.1 Data Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar .................................78

4.2 Data Tingkat Inflasi ........................................................................80

4.3 Data Tingkat Sertifikat Wadiah Bank Indonesia ..............................82

4.4 Data Tingkat Jakarta Islamic Indeks ................................................83

4.5 Data NAB Reksadana Syariah ........................................................85

4.6 Hasil Koefisien Determinasi ...........................................................86

4.7 Uji F Regresi ...................................................................................87

4.8 Uji t Regresi ...................................................................................88

4.9 Hasil Pengujian Secara Parsial ........................................................90

4.10 Hasil Korelasi .................................................................................91

4.11 Analisis Korelasi Variabel Eksogen .................................................94

4.12 Total Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap NAB Reksadana

Syariah ............................................................................................96

4.13 Total Pengaruh Inflasi Terhadap NAB Reksadana Syariah .................97

4.14 Total Pengaruh SWBI Terhadap NAB Reksadana Syariah .................98

4.15 Total Pengaruh JII Terhadap NAB Reksadana Syariah ......................99

4.16 Total Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SWBI, dan JII

Terhadap NAB Reksadana Syariah ............................................... 100

Page 16: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan

2.1 Skema Elemen Reksadana Syariah ...................................................22

2.2 Mekanisme Kerja Reksadana ...........................................................31

2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................60

4.1 Diagram Jalur Penelitian Setelah Proses Regresi dan Korelasi .........95

Page 17: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

1 Output Regresi dan Korelasi Berdasarkan SPSS .................. 111

2 Data Mentah Masing-masing Variabel ................................ 113

3 Data Setelah di LOG kecuali Inflasi dan SWBI masing-

masing dibagi 12 Setiap Bulannya ...................................... 114

4 Daftar Produk Reksadana Syariah Periode Januari sampai

Februari 2008 ..................................................................... 115

Page 18: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai

instrumen keuangan jangka panjang yang bias diperjual belikan, baik dalam

bentuk hutang maupun modal sendiri. Pasar modal indonesia dalam beberapa

tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

ditandai dengan berkembangnya secara pesat reksadana berbentuk Kontrak

Investasi Kolektif (KIK) di pasar modal indonesia. Dalam perkembangannya,

telah hadir reksadana syariah yang dimaksudkan untuk memberikan alternatif

investasi yang lebih luas terutama para pemodal muslim. Dapat dijadikan

catatan bahwa kemunculan reksadana syariah di indonesia yang domotori oleh

Danareksa Syariah terbitan dari PT Danareksa Investment Management tanggal

25 Juni 1997 merupakan cikal bakal kemunculan pasar modal syariah (Yoga

Saltian, 2006:1).

Lahirnya reksadana merupakan suatu pemecahan baru terhadap wahana

investasi dimana seorang pemodal dapat mengimplementasikan prinsip

diversifikasi, “don’t put all your eggs into one basket”, tanpa harus mempunyai

modal yang relatif besar, pengetahuan yang cukup dan tidak perlu

mengorbankan waktu untuk memilih dan mengawasinya terus-menerus untuk

memperhatikan kondisi dan perkembangan pasar. Per definisi,. Reksadana

(mutual fund) adalah perusahaan investasi yang mengelola investasi saham,

Page 19: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

2

obligasi, dan lain-lainnya, dengan menerbitkan surat berharga tersendiri yang

ditujukan kepada para investor, sehingga para investor tersebut tidak perlu lagi

melakukan investasi langsung terhadap berbagai surat berharga yang

diperdagangkan di bursa efek tetapi cukup membeli surat berharga yang

diterbitkan reksa dana tersebut (www.jurnal-ekonomi.org).

Reksadana sendiri sebagai produk adalah cukup sederhana dan menarik.

Sederhana karena produk merupakan dalam bentuk sertifikat yang terdiri dari

berbagai instrumen pasar modal dan pasar uang. Pengetahuan yang baik

mengenai kondisi perusahaan-perusahaan akan menjadikan sertifikat reksa

dana sangat menguntungkan bagi calon investor yang tidak harus memilih

hanya saham-saham tertentu. Begitupun, dalam situasi bursa efek yang

berkepanjangan mengalami depresi, banyak sekali kalangan yang melihat reksa

dana sebagai “resep” untuk membuat bursa menjadi bullish kembali. Fenomena

maraknya produk reksadana ini tidak bisa ditutup-tutupi dan yang paling

menonjol dari perkembangan industri reksadana adalah semakin banyaknya

jumlah produk reksadana. Jadi, bukan tidak mungkin krisis perbankan justru

bukan bencana bagi industri reksadana malah sebaliknya merupakan blessing

in disguise. Data memperlihatkan sejak 1996 sampai dengan bulan April 2003

produk reksadana tumbuh pesat dan terus mengalami pertumbuhan yang

signifikan. Setiap tahun rata-rata muncul lebih dari 18 reksadana baru yang

akan semakin memberikan banyak pilihan investasi bagi masyarakat pemodal

(www.bi.go.id).

Page 20: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

3

Jenis reksadana itu sendiri cukup banyak, seperti reksadana pendapatan

tetap yang 80 persen portofolio investasinya pada efek yang berbentuk surat

utang seperti obligasi, reksadana pasar uang yang portofolio investasinya pada

jenis instrumen pasar uang seperti SBI, reksadana saham yang portofolio

investasinya terdiri dari saham dan reksadana campuran yang instrumen

investasinya bisa berbentuk saham dan obligasi atau dikombinasikan dengan

instrumen lainnya (www.pkes.org).

Satu bentuk investasi syariah adalah reksadana syariah. Saat ini,

reksadana syariah merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang

ingin berinvestasi sesuai dengan syariah. Reksadana syariah merupakan

alternatif investasi yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak

melanggar batasan syariah, dalam fundamental maupun operasional

perusahaan, sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dasar hukum reksadana syariah ialah Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1995 tentang Pasar Modal dan menurut fatwa DSN-MUI NO: 20/DSN-

MUI/IV/2001 Tentang reksadana Syariah yaitu: “Reksadana syariah ialah

Reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syari’ah Islam, baik

dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal/ Rabb

al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara

Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi

(Burhanuddin Susanto, 2009: 73).

Page 21: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

4

Reksadana syariah yang juga sering disebut dengan istilah Islamic

Investment Fund atau Syariah Mutual Fund merupakan lembaga intermediari

(intermediary) yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana untuk

selanjutnya diinvestasikan kembali (reinvestment). Selain untuk memberikan

kemudahan bagi calon investor untuk berinvestasi di pasar modal maka

pembentukan Islamic Investment Fund atau Syariah Mutual Fund juga

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan

keuntungan dari sumber dan mekanisme investasi yang bersih dan dapat

dipertanggungjawabkan secara religius serta tidak bertentangan dengan

prinsip-prinsip syariah, misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau

obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan

dengan syariat Islam. Seperti pabrik makanan/minuman yang mengandung

alkohol, daging babi, rokok dan tembakau, jasa keuangan konvensional, serta

bisnis hiburan yang berbau maksiat (MUI, 2001).

Perbedaan yang paling nampak dari operasional reksadana syariah

dengan reksadana konvensional adalah proses screening dalam mengkonstruksi

portofolio. Filterasi menurut prinsip syariah akan mengeluarkan saham yang

memiliki aktivitas haram. Proses cleansing atau filterasi terkadang juga

menjadi ciri tersendiri, yaitu membersihkan pendapatan yang dianggap

diperoleh dari kegiatan haram, dengan membersihkannya sebagai charity

(Yoga Saltian, 2006:2).

Di Indonesia sekarang ini, proses screening terhadap produk saham

yang berprinsip syariah sudah tidak terlalu sulit lagi, karena sudah ada indeks

Page 22: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

5

saham berbasis syariah yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII), yang dapat

mempermudah pemilihan saham dan pengukuran kinerja investasi berbasis

syariah. Selain itu instrumen pasar modal syariah lainnya yang sudah mulai

marak adalah obligasi syariah, sedangkan pasar uang syariah sudah lebih

dahulu berkembang dipelopori dengan pendirian bank berbasis syariah dengan

nama Bank Muamalat.

Kegiatan investasi yang bernafaskan Islam khususnya reksadana akan

menarik, terutama karena memberi keyakinan bahwa kegiatan investasi juga

merupakan sebentuk kegiatan muamalah (keperdataan) dalam Islam. Reksadana

syariah ini dapat dijadikan salah satu alternatif masyarakat Indonesia yang

mayoritas muslim untuk ikut serta dalam kegiatan pasar modal dengan cara yang

halal, sesuai syariat agama. Mengingat hal tersebut, Indonesia jelas merupakan

pasar potensial untuk tumbuhnya investasi yang bersifat islam seperti reksadana

syariah.

Pertumbuhan dan perkembangan reksadana syariah mengalami

kenaikan cukup pesat. Hal ini terlihat dari data statistik bahwa sampai dengan

tahun 2003 hanya ada tiga reksadana syariah dimana satu diantaranya efektif

pada tahun yang sama, sedangkan pada tahun 2004 terdapat sebanyak tujuh

reksadana syariah baru dinyatakan efektif, sehingga sampai dengan akhir tahun

2004 secara kumulatif terdapat sepuluh reksadana syariah telah ditawarkan

kepada masyarakat atau meningkat sebesar 233,33 persen jika dibandingkan

dengan tahun 2003 yang hanya terdapat tiga reksadana syariah dengan total

Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 168,11 M (www.reksadanasyariah.net).

Page 23: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

6

Harus diakui bahwa sampai dengan akhir tahun 2004, total (NAB) reksa

dana syariah baru mencapai Rp. 525,97 Milyar (0,51%) dari total NAB industri

reksadana di pasar modal Indonesia yaitu sebesar Rp. 1,04 Trilyun. Namun jika

dibandingkan dengan NAB reksadana syariah sampai dengan tahun 2003,

maka terlihat meningkat sebesar 312,872% yaitu dari Rp 168,11 Milyar pada

akhir tahun 2003 menjadi Rp.525,97 M pada akhir tahun 2004

(www.reksadanasyariah.net).

Pada tahun 2008, NAB reksadana syariah diterpa krisis turun hingga

17,72 % dibandingkan 2007. Jika pada tahun 2007 NAB reksadana syariah

mencapai Rp 2,20 triliun maka pada tahun 2008 turun menjadi hanya Rp 1,814

triliun (www.kilasberita.com). Meskipun sempat turun nilai NAB di tahun

2008, namun hal itu tidak berlangsung lama karena pada tahun 2009 reksadana

yang mencatat persentase pertumbuhan paling fantastis adalah reksadana

syariah. Reksadana syariah berhasil tumbuh hingga 283% selama periode

Januari-Mei 2009, dimana pada bulan Januari tercatat dana kelolaan sebesar Rp

769,78 M menjadi Rp 2,946 triliun di bulan mei 2009 (www.vibiznews.com).

Perkembangan reksadana syariah tidak terlepas dari berbagai macam

faktor yang mendasari. Perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut

dapat mempengaruhi perkembangan reksadana syariah baik secara positif

maupun negatif. Variabel yang dapat digunakan untuk menganalisis

perkembangan reksadana syariah adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari

reksadana syariah tersebut.

Page 24: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

7

Investasi di reksadana syariah merupakan aktivitas investasi yang juga

akan dihadapkan pada berbagai macam risiko yang seringkali sulit

diprediksikan oleh para investor. Untuk mengurangi kemungkinan risiko yang

akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi

yang bersifat fundamental juga bersifat teknikal. Informasi bersifat

fundamental yaitu informasi berasal dari dalam perusahaan, informasi bersifat

teknikal adalah informasi dari luar perusahaan seperti politik, makroekonomi

dan lain-lain.

Iklim investasi yang kondusif cenderung dikaitkan dengan perbaikan

indikator makroekonomi. Kinerja pasar modal (saham) misalnya dapat

dipengaruhi oleh banyak faktor terutama variabel-variabel makro ekonomi.

Dalam kegiatan ekonomi makro terkandung aspek produksi, pendapatan,

pengeluaran, anggaran nasional, jumlah uang beredar dan neraca pembayaran.

Kondisi ekonomi makro yang stabil merupakan energi pendorong bagi

berkembangnya pasar modal. terdapat empat faktor ekonomi makro yang

berpengaruh terhadap kinerja pasar modal, dua di antaranya adalah kurs mata

uang dan inflasi (I Putu Gede Ari Suta, 2000:13).

Nilai tukar ialah harga suatu mata uang yang diekspresikan terhadap

mata uang lainnya. Nilai tukar dapat dipresentasikan sebagai sejumlah mata

uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing

(Manurung dkk., 2008 : 6). Resiko nilai kurs merupakan resiko yang timbul

akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan nilai tukar

mata uang negara lain (asing). Perusahaan yang menggunakan mata uang asing

Page 25: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

8

dalam menjalankan aktivitas operasional dan investasinya akan menghadapi

resiko nilai tukar (kurs). Perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi oleh

perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Salvatore

Dominick,1997:140).

Fluktuasi nilai rupiah terhadap mata uang asing yang stabil akan sangat

mempengaruhi iklim investasi dalam negeri, khususnya pasar modal.

Terjadinya apresiasi kurs rupiah terhadap dollar misalnya akan memberikan

dampak terhadap perkembangan persaingan produk Indonesia di luar negeri,

terutama dalam hal persaingan harga. Apabila ini terjadi, secara tidak langsung

akan memberikan pengaruh terhadap neraca perdagangan karena meningkatnya

nilai eksport dibandingkan dengan nilai import, sebaliknya akan berpengaruh

pula kepada neraca pembayaran Indonesia. Memburuknya neraca pembayaran

negara akan berpengaruh terhadap cadangan devisa, berkurangnya cadangan

devisa akan mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perekonomian

Indonesia, yang selanjutnya menimbulkan dampak negatif terhadap

perdagangan saham di pasar modal. Keadaan ini, bagi investor asing akan

cenderung melakukan penarikan modal sehingga terjadi capital inflow (I Putu

Gede Ari Suta, 2000:15).

Terjadinya penurunan kurs yang berlaku akan berdampak kepada

perusahaan-perusahaan yang menggantungkan faktor-faktor produksi terhadap

barang-barang import, besarnya belanja import dari perusahaan seperti ini akan

mempertinggi biaya produksi, serta menurunnya laba perusahaan. Sehingga

harga saham perusahaan tersebut akan anjlok di pasar modal.

Page 26: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

9

Makroekonomi kedua adalah inflasi, inflasi adalah kecenderungan

naiknya harga–harga secara umum yang berlaku dari waktu kewaktu, inflasi

menunjukkan meningkatnya arus harga secara umum. Pembangunan akan

berjalan lancar bila inflasi dapat ditekan serendah mungkin.

Apabila inflasi naik, akan berdampak pada naiknya harga bahan baku

yang pada akhirnya akan menyebabkan menurunnya daya saing terhadap

produk barang yang dihasilkan suatu perusahaan. Hal ini akan berdampak

buruk pada harga saham perusahaan itu di pasar modal. Selain itu,

meningkatnya inflasi akan menaikkan biaya perusahaan yang mengakibatkan

menurunnya profitabilitas perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya

di bursa efek yang pada akhirnya akan memperkecil deviden yang diterima

oleh pemegang saham. Menurunnya pendapatan deviden yang diterima oleh

investor maka akan semakin menurunkan minat masyarakat investor untuk

berinvestasi dipasar modal seperti reksadana.

Besar kecilnya laju inflasi dapat mempengaruhi suku bunga riil. Hal ini

cukup berpengaruh bagi instrumen-instrumen pasar modal yang memberikan

tingkat pendapatan tetap seperti obligasi. Jika bunga tinggi, investor cenderung

mengurangi kegiatan investasinya. Dana investor lebih suka diendapkan di

bank dalam bentuk deposito. Sebaliknya bila inflasi turun, investor cenderung

melakukan investasi di pasar modal, mengingat besarnya return yang di

terimanya di pasar modal (I Putu Gede Ari Suta, 2000:14).

Page 27: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

10

Makroekonomi ketiga dalam penelitian ini adalah SWBI (Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia) . SWBI merupakan SBI-nya bagi perbankan syariah.

SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan oleh BI sebagai bukti penitipan dana

berjangka pendek dengan prinsip wadiah , sedangkan Wadiah adalah perjanjian

penitipan dana antara pemilik dana dengan pihak yang dipercaya untuk

menjaga dana titipan tersebut. (Bank Indonesia, 2003: 6). Hubungan SWBI

dengan NAB seperti halnya hubungan antara suku bunga dengan harga saham

adalah negatif atau berlawanan arah. Begitu pula yang terjadi pada SWBI sama

dengan suku bunga, apabila SWBI dengan tingkat yang memadai maka

pemodal akan memindahkan investasinya dari reksadana ke deposito syariah,

demikian pula sebaliknya jika SWBI turun maka pemodal akan memindahkan

investasinya dari deposito syariah ke investasi lain seperti reksadana sehingga

NAB reksadana akan meningkat.

Di samping faktor makroekonomi, dalam mengembangkan pasar modal

syariah, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Danareksa

Investment Management (DIM) telah meluncurkan indeks saham yang dibuat

berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII). JII Beroperasi

sejak tanggal 3 juli 2000 dan menggunakan tahun 1 januari 1995 sebagai data

base (dengan nilai 100). Jakarta Islamic Index terdiri atas 30 jenis saham yang

dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam.

Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur

(benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis

syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor

Page 28: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

11

untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah (Burhanuddin

Susanto, 2008: 128). Ini berarti pergerakan dari JII akan dibarengi dengan

pergerakan dari nilai reksadana syariah karena dalam reksadana syariah ada

yang di investasikan dalam bentuk saham yang tentunya sesuai dengan syariah

islam.

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan reksadana telah dilakukan,

di antaranya oleh M Romas Sjahputra (2005), dimana inflasi, kurs nilai tukar,

dan Jakarta Islamic Index (JII) pengaruhnya positif, sedangkan untuk SBI

pengaruhnya negatif. Dari semua variabel yang diteliti, JII merupakan variabel

yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana syariah

sedangkan pengaruh variabel lainnya tidak signifikan.

Menurut Abdul Muthalib (2005), mengenai ”Pengaruh Variabel Makro

Ekonomi Terhadap Tingkat Kinerja Reksadana Saham Periode 1998-2004”.

Variabel independen yang digunakan yaitu : pendapatan nasional bersih,

jumlah uang yang beredar, inflasi ,suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap

US dollar. Hasilnya hanya terdapat satu variabel independen yang signifikan

terhadap kinerja reksadana saham yaitu tingkat pertumbuhan pendapatan

nasional bersih.

Menurut Hadori Yunus & Idrus Mahidin (2005) mengenai“Critical

Factors yang Mempengaruhi Niali Aktiva Bersih Reksadana Syariah”. SWBI

mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan dengan NAB Danareksa

Syariah Berimbang, sedangkan JII berpengaruh positif yang sangat kuat serta

signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah Berimbang dan inflasi

Page 29: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

12

berhubungan negatif yang rendah dan tidak signifikan terhadap NAB

Danareksa Syariah berimbang.

Menurut Reno Virlandana A dan Budi Hermana (2005) mengenai

“Hubungan Antara Reksadana Syariah, Nisbah Bank Syariah dan Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia Pada Periode Januari 2001 - Desember 2004” Hasilnya

bahwa pergerakan Nilai Aktiva Bersih unit reksadana syariah berhubungan

kuat positif dengan index syariah (JII) dan Index Harga Saham Gabungan

(IHSG). tetapi berhubungan kuat negatif dengan equivalent rate nisbah

simpanan bank syariah dan sertifikat wadiah bank indonesia (SWBI).

Menurut Shandy Rahmadani Tayibnapis (2008) mengenai “Analisis

Pengaruh Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, Jakarta Islamic Index, Inflasi dan

Valuta Asing Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah (Studi kasus

Reksadana Danareksa Syariah Berimbang)”. Hasilnya dimana SWBI dan JII

memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap NAB Danareksa

Syariah Berimbang sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan

serta valuta asing pengaruhnya positif dan tidak signifikan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, untuk itu

dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Variabel Makroekonomi dan

Indeks Syariah Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah”. Pada

penelitian kali ini ada tiga variabel makroekonomi yang akan digunakan ialah

nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, dan SWBI (Sertifikat Wadiah

Bank Indonesia) dan indeks syariah yaitu JII serta NAB Reksadana Syariah.

Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah pertama pada

Page 30: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

13

penelitian ini objek yang dipakai tidak hanya menggunakan satu produk

reksadana syariah saja tetapi seluruh produk reksadana syariah selama periode

penelitian. kedua, metode yang digunakan yaitu metode analisis jalur (Path

Analysis).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh variabel nilai tukar rupiah terhadap US Dollar,

inflasi, SWBI dan JII baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah?

2. Dari variabel nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, SWBI dan JII,

variabel apa yang paling dominan dalam mempengaruhi nilai aktiva bersih

reksadana syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisa pengaruh variabel nilai tukar rupiah terhadap US

Dollar, inflasi, SWBI dan JII baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.

2. Untuk menganalisa variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan

terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.

Page 31: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

14

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan

pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh variabel

makroekonomi dan indeks syariah terhadap NAB reksadana syariah.

2. Bagi investor, sebagai bahan referensi informasi dalam berinvestasi di

reksadana syariah.

3. Bagi Manajer Investasi, sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan penempatan dana ke dalam portofolio efek

investasi suatu reksadana syariah dan dalam rangka mempertahankan

atau meningkatkan hasil reksadana syariah yang dimilkinya.

4. Bagi kalangan akademisi bisa dijadikan sebagai bahan acuan penelitian

selanjutnya.

Page 32: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi menurut Bruce (2003:1) adalah “ investment is an initial

forfeit of something we value exchage for anticipated benefit of getting back

more the we put in ”. Menurut Hirt and Stanley (2003:5) “invesment as the

commitment of current funds in anticipation of receiving a larger future

flow of funds”

Investasi menurut Reilly (2003:5) adalah “...an investment is the

current commitment of dollar for period of time in order a future payments

that will composite the investor for :

a. The time the funds are commited

b. The expected rate inflation, and

c. The uncertainty of future payments.

Menurut Jogianto (2000:109) dalam bukunya berjudul “Teori

Portofolio dan Analisis Investasi” memberi pengertian bahwa Investasi

adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi

yang efisien selama periode waktu tertentu.

Menurut Eduardus Tendellin (2001:3), investasi adalah komitmen atas

sejumlah dana atau sumber daya lainnnya yang dilakukan pada saat ini

dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang.

Page 33: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

16

Menurut Iswantono (2006:121), investasi adalah tindakan

menanamkan uang dalam bentuk uang tunai, asset dan surat-surat berharga

lainnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan

datang sebagai pendapatan dari investasi tersebut.

Investasi menurut Jones (2007:3) yaitu “investment is the commitment

of funds to one or more assets thet will be held over some future time period

” sedangkan investasi menurut Bodie dkk (2009:1) yaitu “ an investment is

the current commitment of money or other resources in the expectation of

reaping future benefits”.

2. Jenis Investasi

Menurut Abdul Halim (2005:4) pada umumnya investasi ada dua

yaitu:

a. Investasi pada aset–aset finansial yaitu investasi pada aset–aset finansial

baik yang dilakukan dipasar uang misalnya sertifikat deposito,

commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya, maupun

dipasar modal misal saham, obligasi, opsi dan lainnya.

b. Investasi pada aset–aset riil yaitu investasi pada aset–aset riil yang

dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, dan lain–

lain.

Page 34: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

17

3. Dasar Hukum Investasi Syariah

Dalam pasar modal syariah, terdapat beberapa landasan hukum yang

secara tidak langsung terkait dengan kegiatan investasi, diantaranya firman

Allah yang menegaskan bahwa (Burhanuddin Susanto, 2009:41) :

a. “Janganlah kamu menghambur-hamburkan harta secara boros.

Karena sesungguhnya pemborosan itu adalah saudara – saudaranya

setan” (QS. Al-Isra [17]:26-270.

b. “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. An-Nisa

[4]:275)

c. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan perniagaan yang

berlaku ridha sama ridha diantara kamu” (QS.An-Nisa [4]:29).

d. “Hai oarang – orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya

untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”

(QS.Al-Hasyir[59]:18).

e. “Dan Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan mereka. Karena itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang jujur” (QS.An-Nisa[4]:9).

Page 35: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

18

Islam sebagai aturan hidup yang mengatur seluruh sisi kehidupan

umat manusia, menawarkan berbagai cara dan kiat untuk menjalani

kehidupan yang sesuai dengan norma dan aturan Allah SWT. Dalam

berinvestasi pun Allah SWT. dan Rasul-Nya memberikan petunjuk (dalil)

dan rambu-rambu pokok yang seyogyanya diikuti oleh setiap muslim yang

beriman. Menurut Satrio dalam Nurul Huda dan Edwin (2007:24) diantara

rambu-rambu tersebut adalah sebagai berikut:

a. Terbebas dari unsur riba

Riba secara etimologi berarti tumbuh dan bertambah, dan dalam

terminologi syariah para ulama banyak memberikan definisi

diantaranya: Riba merupakan kelebihan yang tidak ada padanan

pengganti yang tidak dibenarkan syariah yang disyaratkan oleh salah

satu dari dua orang yang berakad.Imam Badrudin Al ’Aini dalam

kitabnya ’umdatu al-Qari mendefinisikan riba sebagai : ”riba adalah

penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil”.

b. Terhindar dari unsur gharar

Gharar secara etimologi bermakna kekhawatiran atau resiko, dan

gharar berarti juga menghadapi suatu kecelakaan, kerugian, dan/ atau

kebinasaan. Dan taghrir adalah melibatkan diri dalam sesuatu yang

gharar. Gharar juga dikatakan sebagai sesuatu yang bersifat tidak pasti

(uncertainty). Jual beli gharar berarti sebuah jual beli yang

mengandung unsur ketidaktahuan atau ketidakpastian (jahalah) antara

Page 36: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

19

dua pihak yang bertransaksi, atau jual beli sesuatu yang objek akad

tidak diyakini dapat diserahkan.

c. Terhindar dari unsur judi (maysir)

Maysir secara etimologi bermakna mudah. Maysir merupakan

bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan

sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu karena seseorang yang

seharusnya menempuh jalan yang susah payah akan tetapi mencari jalan

pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walaupun

jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta aturan syariah.

d. Terhindar dari unsur haram

Investasi yang dilakukan oleh seorang investor muslim diharuskan

terhindar dari unsur haram. Sesuatu yang haram merupakan sesuatu

yang dilarang oleh Allah SWT. dan Rasul-Nya nabi Muhammad SAW.

dalam Al-Qur’an dan Hadist-Nya. Secara garis besar sesuatu yang

haram dikategorikan menjadi 2 (dua); haram secara zatnya dan haram

karena proses yang ditempuh dalam memperoleh sesuatu.

e. Terhindar dari unsur syubhat

Kata syubhat berarti mirip, serupa, semisal, dan bercampur. Dalam

terminologi syariah syubhat diartikan sebagai sesuatu perkara yang

tercampur (antara halal dan haram), akan tetapi tidak diketahui secara

pasti apakah ia sesuatu yang halal atau haram, dan apakah ia hak

ataukah batil.

Page 37: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

20

B. Reksadana

1. Pengertian Reksadana

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 08 Tahun 1995, Pasal 1

ayat 27, reksadana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya

diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah

mendapat izin dari Bapepam.

Pengertian yang diberikan oleh I Putu Gede Ari Suta (2000:256),

reksadana diartikan sebagai wadah berinvestasi untuk dapat

mengembangkan uang di pasar modal. Pemodal menyertakan dananya

dalam satu jenis reksadana (mutual fund), lalu manajer mengelola dana

tersebut untuk meraih keuntungan dan memberikan imbal hasil (return)

kepada pemodal atas penyertaan dananya.

Menurut Heri Sudarsono (2003:12) Reksadana berasal dari kata

“Reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan kata “Dana” berarti uang.

Sehingga Reksadana pada umumnya diartikan sebagai kumpulan uang yang

dipelihara. Sementara Strong (2003:78) menyatakan bahwa “Mutual fund is

an exasting portfolio of assets into which someone may invest directly”.

2. Pengertian Reksadana Syariah

Reksadana syariah (Islamic Investment Funds) dalam hal ini memiliki

pengertian reksadana yang hanya menempatkan investasinya pada surat-

surat berharga tertentu yang dikeluarkan oleh perusahaan yang hanya

Page 38: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

21

memproduksi barang atau jasa yang sesuai dengan prinsip syariat islam (I

Putu Gede.Ari Suta, 2000 :271).

Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.20/DSN-

MUI/IV/2001, reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut

ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad, antara

pemodal sebagai pemilik harta (shahibul maal/rabb al-mal) dengan manajer

investasi sebagai wakil shahibul maal, maupun antara manajer investasi

sebgai shahibul maal dengan pengguna investasi (Burhanuddin Susanto,

2009 : 74).

Reksadana Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang

dapat dijadikan alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan

(+) return dari sumber usaha yang bersih dan dapat dipertanggung jawabkan

secara syariah. Tujuan utama reksadana syariah bukan semata-mata mencari

keuntungan, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap

lingkungan, komitmen terhadap nilai-nilai religiusitas, meskipun tanpa

harus mengabaikan kepentingan investor (Burhanuddin Susanto, 2009 : 75).

Perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah

adanya dua proses dalam rangka melakukan penempatan investasinya

(majalah prospektif, 2001:45) yaitu :

a. Screening, pemilihan saham –saham yang sesuai dengan syariat islam

(telah mendapat izin dari Dewan Syariah Nasional)

b. Cleansing, dalam berinvestasi manajer investasi selalu berpedoman

pada fatwa yang dikeluarkan oleh DSN. Perusahaan yang efeknya

Page 39: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

22

dibeli adalah perusahaan yang sejenis dan ruang lingkup kegiatannya

sesuai dengan syariat islam. Bila sebagian kecil, yang jumlahnya tidak

melebihi 5 % dari pendapatan perusahaan berasal dari kegiatan yang

tidak sesuai dengan syariat islam. DSN masih mungkin mengizinkan

berinvestasi. Selanjutnya bagian dari hasil investasi reksadana dalam

bentuk shadaqah atau hadiah. Pemotongan hasil dalam bentuk

shadaqah dapat mengurangi NAB. Inilah yang dikenal dengan sebutan

cleansing.

Gambar 2.1

Skema Elemen Reksadana Syariah

Sumber : Burhanuddin Susanto, 2009:78

3. Pelaku Reksadana Syariah

Untuk mewujudkan Investasi melalui perusahaan reksadana syariah

terdapat beberapa pelaku yang saling berhubungan (Burhanuddin

Susanto,2009:75):

Reksadana Syariah

Dewan Syariah

Investor Perusahaan

Mudharabah Bagi Hasil

Page 40: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

23

a. Adanya semacam Dewan Syariah yang bertugas memberikan

pengarahan tertentu kepada Manajer Investasi agar senantiasa sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah. Kedudukan dewan syariah berfungsi

sebagai Shariah Compliance Officer (SCO) yaitu petugas disuatu

perusahaan atau lembaga yang telah mendapat sertifikasi dari DSN-

MUI dalam pemahaman mengenai prinsip-prinsip syariah dipasar

modal.

b. Investor adalah pihak yang menggunakan perusahaan reksadana sebagai

instrumen melakukan investasi. Kriteria investor diperusahaan

reksadana tidak jauh berbeda dengan investor dipasar modal pada

umumnya. Perbedaannya hanya terdapat pada volume dana yang

diinvestasikan.

c. Perusahaaan reksadana syariah yang anggota utamanya terdiri dari

Manajer Investasi dan Bank Kustodian.

d. Perusahaan lain yang dijadikan lembaga syariah reksadana sebagai

instumen investasi.

4. Proses Investasi Reksadana Syariah

Proses investasi reksadana syariah didasarkan pada fatwa yang

dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional yaitu pedoman pelaksanaan

investasi untuk reksadana syariah yang dikeluarkan pada tahun 2001.

Menurut fatwa ulama pasal 2 (2001) proses investasi reksadana syariah

(www. msi-uii.net) adalah :

Page 41: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

24

a. Mekanisme operasional dalam reksadana syariah terdiri atas : (1)

Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem

waktualah (pendelegasian atau pemberian mandat); (2) Antara manajer

investasi dengan pengguna investasi dilakukan dengan sistem

mudharabah.

b. Karakteristik sistem mudharabah : (1) pembagian keuntungan antara

pemodal (shahib al-mal) yang diwakili oleh manajer investasi dan

pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati

kedua belah pihak melalui manajer investasi sebagai wakil dan tidak

ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal; (2) Pemodal

hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan; (3)

Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung risiko kerugian atas

investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya.

Jenis dan instrumen investasi menurut fatwa ulama pasal 7 tahun 2001

(www.msi-uii.net) adalah :

a. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai

dengan syariah islam.

b. Instrumen keuangan meliputi : (1) Instrumen saham yang sudah melalui

penawaran umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba

usaha; (2) Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah; (3)

Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip syariah.

Page 42: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

25

5. Jenis-Jenis Reksadana

Bentuk reksadana konvensional dan syariah adalah sama berdasarkan

Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1),

berdasarkan bentuk hukum, reksadana di Indonesia ada dua, yaitu :

a. Reksadana Berbentuk Perseroan

Reksadana berbentuk perseroan adalah emiten yang kegiatan

usahanya menghimpun dana dengan menjual saham dan selanjutnnya

dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai aspek

yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang (pasal 18 ayat 1

huruf a). Reksadana perseroan dapat berbentuk Reksadana terbuka dan

reksadana tertutup (pasal 18 ayat 2).

Reksadana berbentuk perseroan adalah suatu perseroan terbatas

(PT) yang dari sisi badan hukum tidak berbeda dengan perusahaan

lainnya, perbedaan hanya terletak pada jenis usaha yang dijalankan.

Dalam bentuk ini perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana

melalui penjualan saham kepada para investor, sehingga mereke

memilki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Hasil dari penjualan

saham kemudian di investasikan kedalam berbagai jenis efek yang

diperdagangkan di pasar modal atau pasar uang (Burhanuddin

Susanto,2009:79).

Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas merupakan suatu

perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan portofolio investasi pada

surat berharga yang tersedia di pasar investasi. Dari pengelolaan

Page 43: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

26

tersebut PT Reksadana akan memperoleh keuntungan dalam bentuk

peningkatan nilai aset perusahaan, yang kemudian akan dibagi hasilkan

kepada para investor yang memilki hak kepemilkan atas perusahaan

tersebut (Huda dan Nasution, 2007:96).

b. Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).

Reksadana Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak antara

manajer investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemodal atau

pemegang unit penyertaan dimana manajer investasi diberi wewenang

untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian

diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif (pasal 18 ayat

1 huruf b).

Reksadana KIK tidak menerbitkan saham, kecuali melalui unit

penyertaan hingga jumlah yang ditetapkan dalam anggaran dasar.

Investor yang berpartisipasi akan mendapat bukti penyertaan berupa

surat konfirmasi dari bank kustodian (Burhanuddin Susanto, 2009:83).

Karakteristik dari reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

adalah (Burhanuddin Susanto, 2009:84):

1) Menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor

yang membeli

2) Unit penyertaan tidak dicatatkan di bursa

3) Investor dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya

kepada manajer investasi yang mengelola

Page 44: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

27

4) Hasil penjualan atau pembayaran pembelian kembali unit penyertaan

akan dibebankan kepada kekayaan reksadana

5) Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan atas nilai aktiva bersih

perunit yang dihitung oleh bank kustodian secara harian.

Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dibagi menjadi dua yaitu

(Sawidji Widoatmodjo, 2007 : 198) :

a. Reksadana Tertutup (Closed-end Fund)

Reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan

manajemen investasi yang menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana

tertutup hanya dapat dijual kembali kepada investor lain melalui

mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Harga jualnya bisa diatas atau

dibawah Nilai Aktiva Bersihnya.

b. Reksadana Terbuka (Open-end Fund)

Reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan

Manajemen Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme

perdagangan di bursa efek. Harga jualnya biasanya sama dengan Nilai

Aktiva Bersihnya. Sebagian besar reksadana yang ada saat ini adalah

merupakan reksadana terbuka.

Berdasarkan alokasi portofolio investasi dan target investasi investor,

produk-produk reksadana yang dipasarkan oleh sejumlah manajer investasi

dibedakan menjadi beberapa jenis di antaranya (Parluhutan Situmorang

dkk., 2010:15-17) :

Page 45: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

28

a. Reksadana Pasar Uang

Reksadana pasar uang merupakan investasi pada pasar efek yang

bersifat utang. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan

pemeliharaan modal atau menjadi pelengkap tabungan atau deposito

investor.

Reksadana ini mempunyai risiko yang relatif lebih rendah

dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya. Karena instrumen

investasi yang dipilih adalah instrumen utang yang mempunyai jatuh

tempo kurang dari satu tahun, seperti SBI, Surat Berharga Pasar Uang

(SBPU), sertifikat deposito, dan surat pengakuran hutang.

b. Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana pendapatan tetap melakukan investasi sekurang-

kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang.

Reksadana ini memilki risiko yang relatif lebih besar dari reksadana

pasar uang dengan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi

pula. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang

stabil untuk jangka menengah atau kurang dari lima tahun.

c. Reksadana Campuran.

Reksadana campuran adalah jenis reksadana yang menempatkan

dana investasi milik investor pada efek bersifat ekuitas dan efek bersifat

utang, yakni surat utang atau obligasi dan pada efek saham. Komposisi

dana kelolaan pada reksadana campuran biasanya 40%-60% untuk

investasi pada obligasi dan saham.

Page 46: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

29

Mengingat komposisinya yang sangat variatif, sebelum

menentukan pilihan pada reksadana reksadana campuran tertentu,

investor harus benar-benar mengetahui bagaimana komposisi investasi

yang terdapat pada reksadana campuran yang akan dipilih dengan

mempelajari prospektus reksadana tersebut (Muhammad Sholahuddin

dan Lukman Hakim, 2008:300).

Reksadana ini memiliki risiko moderat dengan tingkat

pengembalian investasi lebih tinggi dari pada reksadana pendapatan

tetap. Jenis ini cocok untuk investor yang sudah mengerti risiko

investasi, tetapi belum ingin menginvestasikan seluruh dananya pada

efek saham. Jenis reksadana ini bisa dimanfaatkan untuk mencapai

tujuan investasi jangka menengah ke jangka panjang, yakni antara 3-10

tahun.

d. Reksadana Saham.

Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menempatkan

mayoritas dana investasi milik investor pada efek saham. Komposisi

dana kelolaan pada reksadana ini biasanya di atas 75% atau sekurang-

kurangnya 80% diinvestasikan pada efek bersifat ekuitas, yakni saham.

Berinvestasi pada reksadana jenis ini memilki risiko tinggi karena

sifat harga saham yang fluktuatif. Akan tetapi, tingkat pengembaliannya

sangat tinggi. Untuk itu reksadana ini cocok untuk investor yang sudah

mengerti risiko investasi dan ingin memaksimalkan dana investasi

untuk mendapatkan hasil yang tinggi dalam jangka panjang. Bisa

Page 47: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

30

dimanfaatkan untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang, di atas

10 tahun.

Tabel 2.1 Karakteristik Reksadana

Reksadana Tujuan Investasi Return Risiko Jangka

Waktu Investasi

Pasar Uang Keutuhan 100% modal, likuid, return lebih kompetitif dibanding deposito

Rendah Rendah < 1 Tahun

Pendapatan Tetap

Hasil investasi berkala yang lebih kompetitif dibandingkan deposito

Sedang Sedang > 1 Tahun

Campuran Pertumbuhan investasi dan pendapatan di atas deposito

Agak Tinggi

Agak Tinggi

> 1 Tahun

Saham Hasil investasi optimal dengan risiko terdiversifikasi

Tinggi Tinggi > 1 Tahun

Sumber : Parluhutan Situmorang dkk, 2010:18

Selain empat jenis reksadana tersebut, masih ada reksadana jenis

khusus atau reksadana struktur khusus yang merupakan reksadana yang

memilki tujuan dan kebijakan investasi dengan struktur tertentu dan

karakteristik khusus yang berbeda dengan reksadana yang saat ini telah

diatur dalam peraturan Bapepam-LK. Namun tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan lainnya dibidang pasar modal (Parluhutan

Situmorang dkk., 2010:13).

Sejumlah produk reksadana khusus itu diantaranya adalah reksadana

dengan perlindungan atau reksadana terproteksi, reksadana dengan

penjaminan, reksadana indeks, reksadana penyertaan terbatas, dan juga

reksadana yang diperdagangkan di bursa saham (ETF). Khusus untuk ETF,

Page 48: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

31

mekanisme pembeliannya dilakukan dengan mekanisme perdagangan saham

di Bursa Efek Indonesia, berbeda dengan reksadana lainnya yang bisa dibeli

langsung kepada manajer investasi (Parluhutan Situmorang dkk., 2010:14).

6. Mekanisme Kerja Reksadana

Gambar 2.2 Mekanisme Kerja Reksadana

Sumber : Parluhutan Situmorang dkk, 2010:56

Dari gambar di atas, bisa dijelaskan urutan proses atau mekanisme

kerja sebuah reksadana, penjelasannya adalah sebagai berikut (Parluhutan

Situmorang dkk, 2010:57) :

1. Permohonan pembelian atau penjualan kembali unit penyertaan

2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil

penjualan kembali

3. Perintah transaksi investasi

4. Eksekusi transaksi

LAPORAN BULANAN

BAPEPAM

PENGAWASAN

PEMODAL MANAJER INVESTASI

BANK KUSTODIAN

PERANTARA

DEPOSITO

OBLIGASI

SAHAM 8

1

2 10

7 6

5

3

9

4

Page 49: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

32

5. Konfirmasi transaksi

6. Perintah penyelesaian transaksi

7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta

8. Informasi NAB per unit secara harian melalui media massa

9. Laporan valuasi harian dan bulanan

10. Laporan bulanan kepada BAPEPAM

7. Alokasi Biaya Reksadana

Reksadana memiliki tiga komponen biaya (Pratomo dan Nugraha,

2005:87) :

a. Biaya yang Menjadi Beban Manajer investasi.

Biaya ini merupakan biaya persiapan pembentukan reksadana

seperti biaya pembuatan kontrak investasi kolektif dan dokumen-

dokumen saat reksadana di daftarkan ke Bapepam. Biaya terbesar pada

umumnya meliputi imbal jasa notaris, konsultan hukum serta akuntan

publik. Biaya lainnya meliputi penerbitan prospektus dan formulir yang

diperlukan sebelum penawaran umum serta biaya promosi lainnya.

b. Biaya yang Menjadi Beban Reksadana.

Biaya yang dikenakan kepada reksadana adalah :

1) Imbal jasa Manajer Investasi yang besarnya antara 1% - 2,5% per

tahun dari NAB Reksadana.

2) Biaya transaksi efek seperti komisi pialang, biaya transfer, biaya

registrasi efek, bea materai dan lainnya.

Page 50: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

33

3) Imbal jasa akuntan publik, notaris serta konsultan hukum.

4) Imbal jasa bank kustodian yang besarnya antara 0,15% - 0,25% per

tahun dari NAB Reksadana.

5) Biaya pengiriman laporan bulanan, pembuatan serta pengiriman

prospektus.

6) Biaya pajak. Biaya-biaya ini sudah termasuk dalam perhitungan

NAB/unit harian yang dilakukan oleh bank kustodian sehingga

perubahan NAB perunit penyertaan yang diumumkan setiap hari

sudah merupakan hasil dari investasi bersih yang diperoleh investor

(sebelum biaya pembelian dan penjualan kembali)

c. Biaya yang Menjadi Beban Investor.

1) Biaya Pembelian. Biaya yang dikenakan setiap kali investor

melakukan pembelian unit penyertaan yang besarnya berkisar

antara 1% - 3% dari harga unit penyertaan. Namun manajer

investasi dapat memberikan diskon tertentu bagi investor dengan

jumlah investasi tertentu.

2) Biaya Penjualan Kembali. Biaya ini dikenakan setiap kali investor

melakukan penjualan kembali unit penyertaan yang dimilki dan

besarnya berkisar antara 0 – 2% dari nilai transaksi. Umumnya

smakin lama periode investasi maka semakin kecil biaya penjualan

kembali yang dikenakan.

3) Biaya Pengalihan. Biaya ini dikenakan kepada investor ketika

terjadi relokasi aset dengan cara berpindah dari suatu jenis

Page 51: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

34

reksadana ke reksadana lain. Biaya ini meliputi biaya penjualan

kembali pada saat keluar dari reksadana, kemudian dikenakan

biaya pembelian kembali pada saat masuk reksadana lainnya.Hal

ini tidak perlu terjadi jika relokasi dana tersebut dilakukan manajer

investasi yang sama. Adapun besarnya biaya pengalihan berkisar

antara 0,5% - 1% dari nilai transaksi.

8. Keunggulan dan Manfaat Investasi di Reksadana

Dibandingkan instrumen investasi lain, investasi di reksadana memilki

keunggulan, dan manfaat sebagai berikut (Parluhutan Situmorang dkk.,

2010:9) :

a. Para pemodal tak perlu memonitor aktivitas perdagangan saham,

investasi mereka diurus oleh manajer investasi. Dengan begitu

reksadana sangat cocok bagi pemodal yang baru akan melakukan

investasi di portofolio efek untuk pertama kalinya.

b. Mendapat deviden dan bunga.

c. Distribusi laba kapital.

d. Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko sehingga risiko

berinvestasi di reksadana pun relatif lebih kecil dibanding investasi

langsung seperti pada saham, obligasi, valas, atau lainnya.

e. Biaya rendah karena reksadana merupakan kumpulan dari banyak

pemodal dan dikelola secara profesional.

f. Harga reksadana tidak tergantung pada harga saham di bursa.

Page 52: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

35

g. Likuiditas terjamin karena pemodal dapat mencairkan kembali saham

atau penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-

masing reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya.

h. Pengelolaan portofolio yang profesional oleh manajer investasi yang

andal.

9. Risiko Investasi di Reksadana

Risiko investasi pada reksadana diantaranya adalah sebagai berikut

(Parluhutan Situmorang dkk., 2010:11) :

a. Berkurangnya nilai unit penyertaan, dipengaruhi oleh turunnya harga

dari efek yang menjadi bagian portofolio reksadana. Ini mengakibatkan

turunnya nilai unit penyertaan. .

b. Risiko Likuiditas. penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit

penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara bersamaan

dapat menyulitkan manajer investasi dalam menyediakan uang tunai

bagi pembayaran tersebut.

c. Risiko politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang politik dan

ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan tidak terkecuali

perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hal tersebut jelas akan

mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio reksadana.

d. Aset perusahaan tidak di lindungi. Aset perusahaan reksadana sebagian

besar adalah sekuritas yang terdiri atas hak dan klaim hukum terhadap

perusahaan yang menerbitkan. Hak yang bersifat intangible, tidak

Page 53: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

36

memilki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-

surat berharga yang disimpan pada kustodian. Perlindungan terhadap

aset reksadana dari risiko pencurian, kehilangan, serta penyalahgunaan

adalah hal yang sangat penting.

e. Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga NAB

dari suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan akurat.

f. Risiko Wanprestasi. Resiko yang timbul apabila rekan usaha manajer

investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk

tetapi tidak hanya terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian dan

agen penjual. Melainkan semua pihak yang terikat dengan kewajiban

terhadap perusahaan reksadana (Burhanuddin Susanto, 2009: 92).

C. Nilai Tukar Mata Uang

Menurut Faisal dalam Manurung dkk.(2008 : 6), nilai tukar ialah harga

suatu mata uang yang diekspresikan terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar

dapat dipresentasikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk

membeli satu unit mata uang asing. Menurut Keown dkk (2005:777) Exchange

Rate is the price of foreign currency stated in terms of the domestic or home

currency.

Nilai tukar mata uang atau yang sering disebut dengan kurs adalah harga

satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik, atau dapat juga dikatakan

harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sebagai contoh nilai

tukar (NT) Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD) adalah harga satu dollar

Page 54: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

37

Amerika (USD) dalam Rupiah (Rp), atau dapat juga sebaliknya diartikan harga

satu Rupiah terhadap satu USD. Kurs ini dipertahankan sama disemua pasar

melalui arbitrase. Arbitrase valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila

harganya rendah dan menjualnya bila harganya tinggi (Mugi Raharjo,

2009:29).

Resiko nilai kurs merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh

perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan nilai tukar mata uang negara

lain (asing). Perusahaan yang menggunakan mata uang asing dalam

menjalankan aktivitas operasional dan investasinya akan menghadapi resiko

nilai tukar (kurs). Perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi oleh perusahaan

akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Salvatore Dominick, 1997:140).

1. Teori Kurs

a. Teori Keseimbangan Suku Bunga (Theory of Intereset Rate Parity)

Teori IRP menyatakan bahwa perbedaan tingkat bunga

(sekuritas) pada International Money Market akan cenderung sama

dengan forward rate premium atau discount. (Hamdy Hady, 2005:60)

Dengan kata lain, berdasarkan teori IRP akan dapat diperkirakan

berapa perubahan forward rate (FR) dibandingkan dengan spot rate

(SR) jika terdapat perbedaan tingkat bunga, misalnya antara tingkat

bunga di dalam negeri dengan di negara lain. Dengan demikian

seorang investor akan dapat menentukan dalam mata uang atau valuta

asing apa dananya akan diinvestasikan.

Page 55: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

38

Kondisi di mana tingkat rate of return yang ditawarkan dalam

berbagai valuta asing adalah sama bila dihitung dengan satu satuan

yang sama yang disebut kondisi paritas tingkat bunga (interest parity).

b. Teori Keseimbangan Daya Beli (Theory of Purchasing Power Parity)

Pertama kali dikemukakan oleh David Ricardo pada tahun 1817

dan kemudian dikembangkan oleh Gustav Cassel pada tahun 1916.

Prinsip Paritas Daya Beli, dipopulerkan oleh seorang ekonom Swedia

(Levi, 2001:85), dinyatakan bahwa kurs antara dua mata uang dari dua

negara, sama dengan nisbah atau rasio tingkat harga kedua negara yang

bersangkutan.

Teori ini mendasari logika bahwa mata uang dalam standar kertas

tidak mempunyai nilai intrinsik atau dapat dikatakan tidak didukung

dan dikaitkan nilainya dengan suatu komoditi tertentu yang dijadikan

standar sehingga nilai tersebut di dalam negeri ditentukan oleh

kemampuan daya belinya.

c. International Fischer Effect Theory (IFE)

Menurut Hamdy Hady (2005:62) jika semua kondisi lainnya

tetap (ceteris paribus), kenaikan perkiraan titik inflasi suatu saat pada

akhirnya akan menimbulkan kenaikan titik bunga dari simpanan mata

uang negara yang bersangkutan. Begitu pula sebaliknya, penurunan

perkiraan inflasi (tingkat inflasi di masa yang akan datang) pada

gilirannya akan mengakibatkan penurunan tingkat bunga .

Page 56: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

39

2. Sistem Nilai Tukar

Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar, yaitu: Pertama, fixed

exchange rate atau sistem nilai tukar tetap. Kedua, floating exchange rate

atau sistem nilai tukar mengambang Ketiga, managed floating axchange

rate atau sistem nilai tukar mengambang terkendali (Mugi Rahardjo,

2009:109-111).

a. Sistem Nilai Tukar Tetap

Pada sistem nilai tukar ini, nilai tukar atau kurs suatu mata uang

terhadap mata uang lain ditetapkan pada nilai tertentu, misal; nilai

tukar mata uang rupiah terhadap mata uang dolar Amerika adalah

Rp.8000 per dolar. Pada sistem nilai tukar ini bank sentral akan siap

menjual atau membeli kebutuhan devisa untuk mempertahankan nilai

tukar yang ditetapkan pemerintah, sebab, sebetulnya nilai tukar mata

uang dengan mata uang lain bergantung atas permintaan dan

penawaran mata uang itu sendiri. Apabila nilai tukar tersebut tidak lagi

dapat dipertahankan, maka bank sentral dapat melakukan devaluasi

ataupun revaluasi atas nilai tukar yang ditetapkan.

Devaluasi adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah pada

suatu negara untuk secara sepihak menurunkan nilai tukar mata uang

negara tersebut terhadap mata uang lainnya; misal nilai tukar rupiah

yang semula ditetapkan sebesar Rp.8000 per dolar AS diturunkan

menjadi Rp.9000 per dolar AS. Sebaliknya, revaluasi adalah kebijakan

menaikkan nilai tukar negara tersebut terhadap mata uang lain.

Page 57: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

40

b. Sistem Nilai Tukar Mengambang

Pada sistem nilai tukar ini, nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai

dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.

Dengan demikian nilai tukar akan menguat apabila terjadi kelebihan

permintaan diatas penawaran, dan sebaliknya nilai tukar akan melemah

apabila terjadi kelebihan penawaran diatas permintaan yang terjadi di

pasar valuta asing.

Nilai tukar dikatakan melemah apabila diperlukan nilai uang

yang lebih banyak untuk membeli valuta asing dalam jumlah yang

sama, misal nilai tukar rupiah melemah dari semula per dolar dapat

dibeli dengan Rp.8000 menjadi Rp.9000 per dolar. Bank sentral dapat

melakukan intervensi di pasar valuta asing, yaitu dengan menjual

devisa dalam hal terjadi kekurangan pasokan atau membeli devisa

apabila terjadi kelebihan penawaran untuk menghindari gejolak nilai

tukar yang berlebihan di pasar, akan tetapi intervensi dimaksud tidak

diarahkan untuk mencapai target tingkat nilai tukar tertentu atau dalam

kisaran tertentu.

c. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali

Sistem nilai tukar mengambang terkendali merupakan sistem

yang berada diantara kedua sistem nilai tukar diatas. Dalam sistem

nilai tukar ini, bank sentral menetapkan batasan suatu kisaran tertentu

dari pergerakan nilai tukar yang disebut intervention band (batas pita

intervensi). Nilai tukar akan ditentukan sesuai mekanisme pasar

Page 58: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

41

sepanjang berada di dalam batas kisaran pita intervensi tersebut.

Apabila nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari kisaran

tersebut, bank sentral akan secara otomatis melakukan intervensi di

pasar valuta asing sehingga nilai tukar bergerak kembali ke dalam pita

intervensi.

Apabila nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari

pita intervensi, secara otomatis bank sentral akan menjual atau

membeli devisa yang diperlukan oleh pasar sehingga nilai tukar

bergerak kembali ke dalam batas kisaran pita intervensi. Penetapan

lebarnya kisaran intervensi tergantung pada besarnya cadangan devisa

yang dimiliki bank sentral serta kemungkinan kebutuhan yang terjadi

di pasar. Umumnya hal ini akan disesuaikan dari waktu ke waktu

sesuai dengan perkembangan cadangan devisa dan volume transaksi di

pasar valuta asing.

D. Inflasi

Inflasi adalah kecendrungan dari harga untuk naik secara umum dan terus

menerus. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi,

kecuali kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan)

sebagian besar dari harga-harga lain (Boediono,2001:161).

Inflasi merupakan perubahan harga secara agregat, pembangunan akan

berjalan lancar bila inflasi dapat ditekan serendah mungkin. Perhitungan inflasi

dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Perhitungan inflasi negara dihitung

Page 59: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

42

berdasarkan inflasi di 45 kota yang terdiri dari 30 provinsi dan meliputi 293-

397 jenis harga barang dan jasa (Manurung dkk.,2008 : 4).

Dalam inflasi dikenal istilah pajak inflasi yaitu apabila pemerintah

meningkatkan pendapatan dengan cara mencetak uang. Pajak inflasi tentu saja

tidak sama dengan pajak yang lain karena tidak seorang pun yang menerima

surat tagihan dari pemerintah atas pajak ini. Pajak inflasi sifatnya lebih halus.

Apabila pemerintah mencetak uang, tingkat harga naik dan uang menjadi

kurang berharga .Jadi pajak inflasi adalah seperti pajak yang dibebankan

kepada setiap orang yang menyimpan uang (N. Gregory Mankiw, 2006:205).

1. Penggolongan Inflasi

Penggolongan atas dasar sebab musabab awal dari inflasi. Atas dasar

penggolongan ini kita dapat bedakan inflasi menjadi dua macam, yaitu:

(Boy Leon dan Ericson, 2007:46).

a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang

terlalu tinggi. Inflasi semacam ini disebut juga dengan inflasi akan

permintaan atau demands of inflation.

b. Inflasi yang terjadi karena biaya ongkos produksi atau biasa disebut

dengan cost inflation.

Berdasarkan asal dari inflasi tersebut, inflasi dibedakan menjadi dua

yaitu :

a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), misalnya

karena defisit anggaran belanja yang ditutupi dengan pencetakan uang

Page 60: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

43

baru, panen raya yang gagal dan contoh lainnya yang tidak bisa

disebutkan satu per satu di sini.

b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), adalah inflasi

yang timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) di luar negeri atau di

negara-negara langganan yang menjadi mitra dagang utama Indonesia.

2. Pengukuran Inflasi

Laju inflasi dapat diukur dengan menghitung perubahan Indeks Harga

Konsumen yang merupakan indeks harga dari barang yang selalu digunakan

oleh para konsumen dengan memakai indeks harga tahun sebelumnya

sebagai tahun dasar, yakni:

LI t= IHKt - IHKt - 1

IHKt - 1

Keterangan :

LIt : Laju inflasi pada tahun atau periode t

IHKt : Indeks Harga Konsumen pada tahun atau periode t

IHKt-1 : Indeks Harga Konsumen pada tahun atau periode t-1

E. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan oleh BI sebagai bukti penitipan

dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah , sedangkan Wadiah adalah

perjanjian penitipan dana antara pemilik dana dengan pihak yang dipercaya

untuk menjaga dana titipan tersebut. (Bank Indonesia, 2003: 6). Bonus

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah imbalan dalam rupiah yang

Page 61: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

44

ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk penitipan dana dalam bentuk SWBI

menurut jangka waktu 1 minggu, 2 minggu dan 1 bulan.

SWBI berbeda dengan SBI yang dijadikan investasi oleh perbankan

konvensional. Jika SBI memakai suku bunga satu dan tiga bulanan, SWBI

memakai system bagi hasil dengan pemberian bonus dari sejumlah dana yang

ditanamkan perbankan syariah (MUI, 2003).

Karakteristik SWBI sebagaimana diterangkan dalam pasal 6 Peraturan BI

Tahun 2004 tersebut adalah, Pertama, SWBI diterbitkan dan ditatausahakan

tanpa warkat (scripless) dan kedua, SWBI tidak dapat diperjualbelikan (non

negotiable). Benefit yang diberikan dari SWBI bukan bunga didasarkan atas

system diskonto, akan tetapi apa yang dinamakan dengan bonus. Sebagaimana

diterangkan dalam Peraturan BI Tahun 2004 tersebut, dalam pasal 9

disebutkan, Bank Indonesia dapat memberikan bonus atas Penitipan Dana

Wadiah sebagai dimaksud Pasal 2 ayat 1. Fungsi SWBI dikatakan sebagai SBI

bagi perbankan syariah, secara tidak langsung menyebabkan apabila naik

turunnya tingkat suku bunga SBI berdampak juga terhadap perkembangan

perbankan syariah (www.hendrowibowo.blogspot.com).

F. Jakarta Islamic Index (JII)

Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, PT Bursa Efek

Jakarta (BEJ) terhitung tanggal 3 Juli 2000 telah meluncurkan indeks saham

yang dibuat berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII).

Page 62: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

45

Jakarta Islamic Index terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-

saham yang sesuai dengan syariah Islam.

Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur

(benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis

syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor

untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah.

Komponen perhitungan indeks dievaluasi setiap enam bulan dengan

penentuan komponen indeks setiap awal bulan Januari dan Juni setiap tahun.

Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus-

menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia. Perhitungan JII dilakukan

oleh PT. Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan metode perhitungan indeks

yang ditetapkam dengan menggunakan bobot kapitalisasi pasar (market cap

weighted). JII menggunakan tanggal perhitungan awal januari 1995 dengan

nilai awal 100 (www.reksadanasyariah.net).

Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah (JII) adalah emiten-

emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Berdasarkan fatwa No. 40 / DSN-MUI / X / 2003 tentang pasar modal dan

pedoman umum penerapan prinsip syariah di bidang pasar modal, menetapkan

bahwa kriteria kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah ialah

(Burhanuddin Susanto, 2009:129) :

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.

Page 63: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

46

2. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan

asuransi konvensional.

3. Produsen, distributor, dan atau penyedia barang-barang ataupun jasa

yang merusak moral dan bersifat mudarat.

4. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat

transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembanga

keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya.

Kemudian selain dari segi kegiatan usaha, kriteria perusahaan juga

ditentukan oleh indeks: (a) Kapitalisasi pasar dari saham dimana JII

menggunakan kapitalisasi harian rata-rata selama satu tahun; (b) Perdagangan

saham di bursa, JII menggunakan rata-rata harian perdagangan reguler saham

dibursa selama satu tahun. Dari kriteria tersebut saham-saham yang dipilih

untuk dapat masuk kedalam inderks syariah ialah sebagai berikut (Burhanuddin

Susanto, 2009:130) :

1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3

bulan (kecuali termasuk 10 kapitalisasi besar).

2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah

tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva

maksimal sebesar 90%.

3. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-

rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.

Page 64: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

47

4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-

rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

5. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap enam bulan

sekali.

Perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus

menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang mengubah

lini bisnisnya sehingga menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan

dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan

diganti oleh saham emiten lain. Semua prosedur tersebut bertujuan untuk

mengeliminasi adanya saham spekulatif. Meskipun sebagian saham – saham

spekulatif memilki tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan yang tinggi

memiliki tingkat kapitalisasi sektor riil yang rendah.

G. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah nilai yang menggambarkan total

kekayaan reksadana per hari atau dalam tenggang waktu tertentu . Nilai ini

tidak hanya di pengaruhi oleh pembelian dan penjualan reksadana oleh para

investor, tetapi juga oleh harga pasar dari portofolio yang menjadi underlying

assets reksadana tersebut ( Parluhutan Situmorang dkk, 2010:91).

NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam

memantau hasil dari suatu reksadana. Nilai Aktiva Bersih adalah total nilai

investasi dan kas yang dipegang dikurangi dengan biaya–biaya hutang dari

kegiatan operasional yang harus dibayarkan, sedangkan NAB per unit

Page 65: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

48

penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu reksadana setelah

dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan

yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tertentu. (I.H.Achsien, 2003 :

75).

Besarnya NAB bisa berfluktuasi setiap hari, tergantung pada perubahan

nilai efek dari portofolio. Meningkatnya NAB mengindikasikan naiknya nilai

investasi pemegang saham atau Unit Penyertaan. Begitu juga sebaliknya,

menurunnya NAB berarti berkurangnya nilai investasi pemegang Unit

Penyertaan atau saham. Nilai Aktiva Bersih perusahaan investasi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus (Sawidji Widoatmodjo, 2007 : 201).

NABt = (NPWt – LIABt)

NSOt

Dimana :

NABt = Nilai Aktiva Bersih pada waktu t

NPW = Nilai pasar wajar dari asset pada waktu t

LIABt = Kewajiban yang dimiliki oleh reksa dana pada waktu t

NSOt = Jumlah Unit Penyertaan yang beredar pada waktu t

H.Hubungan Antara Variabel Eksogen dengan Variabel Endogen

1. Hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih

Hubungannya nilai tukar dengan harga saham yang di kemukakan

oleh Madura (2000:173) sebagai berikut : “Stock prices primarilly involved

in exporting could be favorably affected by a weak dollar and adversely by

Page 66: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

49

strong dollar. Stock prices of importing firms could be affected in the

opposite manner. ....foreign investor attempt to purchase stocks when the

dollar is weak and then sell the stock when the dollar is strong”. Dalam

pernyataan oleh madura ini yang menjadi negara domestik adalah Amerika

serikat. Pada saat mata uang suatu negara mengalami depresiasi dan hal-hal

lain tetap maka para pemodal mengalihkan investasinya dengan melakukan

pembelian saham akibatnya permintaan saham naik dan demikian juga

dengan harga saham. Hal ini berlaku sebaliknya bila mata uang negara

tersebut mengalami apresiasi.

Nilai tukar rupiah terhadap US Dollar memilki hubungan positif

terhadap return saham yang diperdagangkan emiten yang bergerak dibidang

impor dalam artian makin tinggi nilai tukar rupiah maka makin tinggi return

yang dihasilkan pada bursa saham. Ketika rupiah terdepresiasi terhadap US

Dollar karena pada saat ekspor, keuntungan yang didapatkan dalam bentuk

dollar sehingga laba perusahaan meningkat. Hal ini menyebabkan

meningkatnya kinerja perusahaan tersebut sehingga harga saham yang dijual

pada bursa saham meningkat, dimana hal ini akhirnya akan mengakibatkan

return yang di dapat investor meningkat (Tayibnapis, 2008:44).

Begitu pula hubungan nilai tukar dengan NAB. Penelitian yang

dilakukan Sjahputra (2005) menunjukan hasil bahwa nilai tukar rupiah

mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja reksadana syariah dan

Tayibnapis (2008) menunjukan hasil bahwa valuta asing mempunyai

Page 67: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

50

pengaruh positif terhadap Nilai Aktiva Bersih Danareksa Syariah

Berimbang.

2. Hubungan antara inflasi dengan Nilai Aktiva Bersih

Hubungan antara inflasi dan harga saham yang secara lebih khusus

diungkapkan oleh Ritchie (1996:98) sebagai berikut : “...Stock perform

poorly during an accerelating phase of inflation,...when inflation rates slow

down appreciably, stock prices move up substandtrally” hubungan yang

terjadi antara tingkat inflasi dan harga saham adalah berlawanan arah

(negatif) yang berarti bahwa pada saat inflasi tinggi harga saham akan turun

dan sebaliknya. Begitu pula hubungan inflasi dengan NAB sebagaimana

penelitian yang dilakukan oleh Hadori Yunus dan idrus Mahidin (2005)

serta Tayibnapis (2008) yang menunjukan bahwa inflasi berpengaruh

negatif terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana syariah.

3. Hubungan antara SWBI dengan Nilai Aktiva Bersih

Hubungan SWBI dengan NAB seperti halnya hubungan antara suku

bunga dengan harga saham adalah negatif atau berlawanan arah

sebagaimana pernyataan dari Gup (2000: 227) “A close examination reveals

that they tend to be inversely related....when market rates of interest go up,

stock prices tend to go down, conversely, when market rates of interest

decline, stock price tend to increase”.

Dari pernyataan tersebut maka bila suku bunga naik dengan tingkat

yang memadai maka pemodal akan berusaha memindahkan investasinya

dari saham ke deposito. Dengan kata lain, akan terjadi aksi jual saham yang

Page 68: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

51

berakibat turunnya harga saham, demikian pula sebaliknya. Begitu pula

yang terjadi pada SWBI dengan NAB sama dengan suku bunga dengan

harga saham, apabila SWBI dengan tingkat yang memadai maka pemodal

akan memindahkan investasinya dari reksadana ke deposito syariah

sehingga NAB dari reksadana akan turun, demikian pula sebaliknya.

Dalam penelitian Hadori Yunus & Idrus Mahidin (2005), SWBI

mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan dengan NAB Danareksa

Syariah Berimbang. Penelitian yang dilakukan Reno Virlandana A dan Budi

Hermana (2005) SWBI mempunyai hubungan kuat negatif terhadap

pergerakan nilai aktiva bersih unit reksadana syariah.

4. Hubungan Antara JII dengan Nilai Aktiva Bersih

IHSG berhubungan positif dengan return saham dalam artian makin

tinggi nilai IHSG makin tinggi pula return yang dihasilkan karena IHSG

menunjukkan semakin stabilnya BEI dimana bila bursa saham tersebut

semakin baik secara otomatis kinerja perusahaan yang ikut sebagai emiten

semakin baik sehingga return yang dihasilkan meningkat (Tungka, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Pasha (2005) menunjukkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara IHSG dengan

NAB reksadana saham. Penelitian yang dilakukan oleh Tayibnapis (2008)

menunjukkan hasil bahwa JII memiliki pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap NAB reksadana syariah dan penelitian yang dilakukan oleh Hadori

Yunus & Idrus Mahidin (2005) menunjukan bahwa JII berpengaruh positif

dan signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah Berimbang.

Page 69: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

52

I. Penelitian Terdahulu

Penelitian Abdul Muthalib (2005), mengenai “Pengaruh Variabel Makro

Ekonomi Terhadap Tingkat Kinerja Reksadana Saham Periode 1998-2004”.

Dalam analisis ini menggunakan lima indikator makro ekonomi yang meliputi

Pertumbuhan pendapatan nasional bersih, pertumbuhan jumlah uang yang

beredar, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI serta perubahan nilai tukar

Rp terhadap US dollar. Hasil dari metode regresi linear berganda menunjukkan

bahwa variabel makro ekonomi secara simultan tidak berpengaruh terhadap

tingkat kinerja reksadana saham. Dari uji yang dilakukan dengan metode

regresi linear berganda (enter method maupun stepwise method) hanya terdapat

satu variabel independen yang signifikan yaitu tingkat pertumbuhan

pendapatan nasional bersih. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hanya tingkat

pertumbuhan pendapatan nasional bersih merupakan variabel makro yang

paling signifikan mempengaruhi tingkat kinerja reksadana saham.

Penelitian yang dilakukan oleh M Romas Sjahputra (2005), tentang

“Pengaruh Perubahan Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Uang, Tingkat Suku Bunga

Bebas Resiko dan Indeks Syariah Terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah”,

menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana syariah,

sedangkan hasil regresi menunjukkan pengaruh yang beragam. Untuk inflasi,

kurs, nilai tukar, dan Jakarta Islamic Index (JII) pengaruhnya positif,

sedangkan untuk SBI pengaruhnya negatif. Dari semua variabel yang diteliti,

JII merupakan variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan sedangkan

Page 70: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

53

pengaruh variabel lainnya tidak signifikan, dari uji koefisien determinasi (R2)

dapat diketahui bahwa selama periode penelitian besarnya perubahan kinerja

reksa dana syariah yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang diteliti

adalah 49,4 persen. Sementara 50,6 persen dijelaskan oleh factor-faktor lain

diluar penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan Hadori Yunus & Idrus Mahidin (2005) dalam

penelitiannya yang berjudul “Critical Factors yang Mempengaruhi Niali Aktiva

Bersih Reksadana Syariah” yang menggunakan variabel NAB, SWBI, JII dan

Inflasi. Studi empirisnya pada Danareksa Syariah Berimbang. Dalam penelitian

ini terlebih dahulu membandingkan secara langsung antara return Darareksa

Syariah Berimbang dengan return rata-rata suku bunga deposito selama periode

penelitian yaitu Januari 2002-Desember 2004 untuk mengetahui tingkat return

yagn lebih menarik diantara keduanya.Hasil penelitian ini ternyata Return dari

NAB Danareksa Syariah Berimbang lebih baik dari return suku bunga deposito

selama periode penelitian, secara berganda atau bersama-sama ketiga variabel

yang digunakan dalam penelitian tersebut : SWBI (X1), JII (X2), dan Tingkat

Inflasi (X3) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan NAB

Danareksa Syariah Berimbang dan secara bersama-sama ketiga variabel

independen dalam penelitian tersebut juga sangat mempengaruhi NAB

Danareksa Syariah Berimbang dari PT. Danareksa Investment Management.

secara parsial SWBI mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan dengan

NAB Danareksa Syariah Berimbang, sedangkan JII berpengaruh positif yang

sangat kuat serta signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah Berimbang dan

Page 71: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

54

inflasi berhubungan negatif yang rendah dan tidak signifikan terhadap NAB

Danareksa Syariah berimbang.

Penelitian Reno Virlandana A dan Budi Hermana (2005) mengenai

“Hubungan Antara Reksadana Syariah, Nisbah Bank Syariah dan Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia Pada Periode Januari 2001 - Desember 2004” Dengan

teknik analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi. Hasilnya bahwa

pergerakan Nilai Aktiva Bersih unit reksadana syariah berhubungan kuat

positif dengan index syariah (JII) dan Index Harga Saham Gabungan (IHSG).

tetapi berhubungan kuat negatif dengan equivalent rate nisbah simpanan bank

syariah dan sertifikat wadiah bank indonesia (SWBI).

Penelitian yang dilakukan oleh Shandy Rahmadani Tayibnapis (2008)

mengenai “Analisis Pengaruh Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, Jakarta

Islamic Index, Inflasi dan Valuta Asing Terhadap Nilai Aktiva Bersih

Reksadana Syariah (Studi kasus Reksadana Danareksa Syariah Berimbang)”.

Dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda hasilnya

dimana SWBI dan JII memberikan pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap NAB Danareksa Syariah Berimbang sedangkan inflasi dan valuta

asing pengaruhnya tidak signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Pasha (2005) mengenai “Pengaruh IHSG

di Bursa Efek Jakarta Terhadap NAB Reksadana Saham di PT. BNI Securities

Bandung”. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil

penelitiannya bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara

IHSG dengan NAB Reksadana Saham. Besarnya kontribusi IHSG

Page 72: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

55

mempengaruhi NAB reksadana saham sebesar 75,8%, dengan uji t IHSG

berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana saham.

Penelitian Hafizal Mohamed Fadhil, Azlinna noor Azizan , Roselee Shah

Shaharudin (2007) dengan judul “The Interaction Between Macroeconomics

Variables and The Performance Mutual Fund in Malaysia”. Variabel yang

digunakan adalah Kuala Lumpur Composite Index (KLCI), Indeks Harga

Konsumen (CPI), uang beredar (M2) , Inter Bank Rate (IBR) dan NAB

reksadana. Dengan menggunakan teknik analisis ECM. Hasil penelitian

menunjukan bahwa bahwa NAB cointegrated dengan KLCI, M2 dan CPI. Ibr

tidak cointegrated dengan NAB. KLCI memiliki hubungan positif yang

signifikan dengan NAB. NAB adalah cointegrated dengan uang beredar secara

tidak langsung sejalan dengan permintaan dan penawaran. Dari hasil ECM

menunjukan bahwa KLCI IHK dan M2 mempengaruhi NAB. Hubungan

adalah searah yang berjalan dari KLCI, IHK dan M2 untuk NAB.

Penelitian yang dilakukan Maysami, dkk (2004) yang berjudul

Relationship Between Macroeconomic Variabels and Stock Market Indices :

Cointegration Evidence From Stock Exchange of Singapore’s All’s Sector

Indices. Mengkaji tentang hubungan keseimbangan jangka panjang antara

peubah makro ekonomi yang terpilih seperti interest (suku bunga), tingkat

harga (inflasi), nilai tukar (exchange rate), produksi industri dan money supply

dengan indeks pasar modal Singapura (STI) serta beberapa indeks sektoral

seperti indeks property, keuangan, dan indeks perhotelan. Penelitian ini

menggunakan pendekatan VECM (Vector Error Corecction Model), hasil

Page 73: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

56

penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasar saham Singapura dan indeks

property menunjukkan hubungan kointegrasi dengan perubahan suku bunga

(interest) jangka pendek dan jangka panjang serta dengan tingkat harga, nilai

tukar dan money supply.

Tabel 2.2 Kesimpulan Hasil Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel yang diteliti

Alat Statistik

Hasil Penelitian

1 Abdul Muthalib (2005)

Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Tingkat Kinerja Reksadana Saham Periode 1998-2004

Pendapatan nasional bersih, jumlah uang yang beredar, inflasi ,suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap US dollar, NAB/unit

Regresi Linear Berganda

secara simultan tidak berpengaruh terhadap tingkat kinerja reksadana saham.satu variabel independen yang signifikan yaitu tingkat pertumbuhan pendapatan nasional bersih pendapatan nasional bersih merupakan variabel makro yang paling signifikan mempengaruhi tingkat kinerja reksadana saham.

2 M.R. Sjahputra (2005)

Pengaruh Perubahan Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Uang, Tingkat Suku Bunga Bebas Resiko dan Indeks Syariah Terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah

inflasi, kurs nilai tukar, JII, SBI dan NAB/unit

Metode Sharpe Measure Analisis Regresi Linear Berganda

secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana syariah. inflasi, kurs nilai tukar, dan JII pengaruhnya positif, sedangkan untuk SBI pengaruhnya negatif. Hanya JII yangsignifikan sedangkan pengaruh variabel lainnya tidak signifikan,

3.

Hadori Yunus & Idrus Mahidin (2005)

Critical Factors yang Mempengaruhi Niali Aktiva Bersih Reksadana Syariah

NAB/unit, SWBI, JII dan Inflasi.

Regresi Linear Berganda

Return dari NAB Danareksa Syariah Berimbang lebih baik dari return suku bunga deposito selama periode penelitian, secara berganda atau bersama-sama ketiga

Page 74: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

57

variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut : SWBI (X1), JII (X2), dan Tingkat Inflasi (X3) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan NAB Danareksa Syariah Berimbang dan secara bersama-sama ketiga variabel independen dalam penelitian tersebut juga sangat mempengaruhi NAB Danareksa Syariah Berimbang dari PT. Danareksa Investment Management. secara parsial SWBI mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan dengan NAB Danareksa Syariah Berimbang, sedangkan JII berpengaruh positif yang sangat kuat serta signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah Berimbang dan inflasi berhubungan negatif yang rendah dan tidak signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah berimbang.

4 Reno Virlandana A dan Budi Hermana (2005)..

“Hubungan Antara Reksadana Syariah, Nisbah Bank Syariah dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Pada Periode Januari 2001 - Desember 2004”

NAB/unit, JII,IHSG, equivalent rate nisbah simpanan bank syariah dan SWBI

statistik deskriptif dan analisis korelasi

Bahwa pergerakan Nilai Aktiva Bersih unit reksadana syariah berhubungan kuat positif dengan index syariah (JII) dan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). tetapi berhubungan kuat negatif dengan equivalent rate nisbah simpanan bank syariah dan sertifikat wadiah bank indonesia (SWBI)

5 Shandy rahmadani

“Analisis Pengaruh

SWBI, JII, Inflasi,

Analisis deskriptif

SWBI dan JII memberikan pengaruh yang positif dan

Page 75: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

58

Tayibnapis (2008)

Sertifikat wadiah Bank Indonesia, Jakarta Islamic Index, Inflasi dan Valuta Asing Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah (Studi kasus Reksadana Danareksa Syariah Berimbang)

Valuta Asing dan NAB/unit.

dan analisis regresi berganda.

signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah Berimbang,sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah berimbang serta Valuta asing berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap NAB Danareksa Syariah Berimbang..

6 Pasha (2005)

“Pengaruh IHSG di Bursa Efek Jakarta Terhadap NAB Reksadana Saham di PT. BNI Securities Bandung”.

IHSG, NAB/unit

Regresi sederhana

terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara IHSG dengan NAB Reksadana Saham. Besarnya kontribusi IHSG mempengaruhi NAB reksadana saham sebesar 75,8%, dengan uji t IHSG berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana saham.

7 Hafizal Mohamed Fadhil, dkk (2007)

“The Interaction Between Macroeconomics Variables and The Performance Mutual Fund in Malaysia”. reksadana. Dengan menggunakan teknik analisis ECM.

Variabel yang digunakan adalah Kuala Lumpur Composite Index (KLCI), Indeks Harga Konsumen (CPI), uang beredar (M2) , Inter Bank Rate (IBR) dan NAB

Error Correction Model (ECM)

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa NAB cointegrated dengan KLCI, M2 dan CPI., Ibr tidak cointegrated dengan NAB . KLCI memiliki hubungan positif yang signifikan dengan NAB. NAB adalah cointegrated dengan uang beredar secara tidak langsung sejalan dengan permintaan dan penawaran. Dari hasil ECM menunjukan bahwa KLCI IHK dan M2 mempengaruhi NAB. Hubungan adalah searah yang berjalan dari KLCI, IHK dan M2 untuk NAB

Page 76: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

59

8 Maysami dkk. (2004)

Relationship Between Macroeconomic Variabels and Stock Market Indices : Cointegration Evidence From Stock Exchange of Singapore’s All’s Sector Indices.

Interest, tingkat harga, exchange rate, produksi industri dan money supply dengan indeks pasar modal Singapura (STI) serta beberapa indeks sektoral seperti indeks property, keuangan, dan indeks perhotelan.

VECM hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasar saham Singapura dan indeks property menunjukkan hubungan kointegrasi dengan perubahan suku bunga (interest) jangka pendek dan jangka panjang serta dengan tingkat harga, nilai tukar dan money supply.

J. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis variabel makroekonomi dan

indeks syariah yang mempengaruhi nilai aktiva bersih reksadana syariah Ada

pun variabel - variabel yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu

nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, Sertifikat Wadi’ah Bank

Indonesia (SWBI), Jakarta Islamic Index (JII) dan NAB Reksadana Syariah.

Perkembangan reksa dana syariah dapat diukur dengan indikator Nilai

Aktiva Bersih (NAB), di mana semakin tinggi NAB reksadana berarti semakin

berkembang reksadana tersebut. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel

yang diteliti mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen maka

Page 77: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

60

rx1x2

rx2x3

rx3x4

rx1x3

rx2x4

rx1x4

yx1

yx4

yx3

yx2

penulis menggunakan metode analisis jalur ( path analysis), secara skematis

dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

є

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

K. Hipotesis

Dari hasil pembahasan dalam kerangka pemikiran, hipotesis yang akan

dibuktikan dalam penelitian ini adalah :

1. H0 : yx1,yx2,yx3,yx4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel nilai tukar (X1), inflasi

(X2), SWBI (X3) dan JII (X4) secara

simultan terhadap NAB Reksadana

Syariah (Y).

Nilai Tukar Rupiah (X1)

Inflasi (X2)

SWBI (X3)

JII (X4)

NAB Reksadana Syariah

(Y)

Page 78: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

61

H1 : yx1,yx2,yx3,yx4 ≠ 0 ; terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel nilai tukar (X1), inflasi (X2),

SWBI (X3) dan JII (X4) secara simultan

terhadap NAB Reksadana Syariah(Y).

2. H0 : yxi = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel nilai

tukar (X1), inflasi (X2), SWBI (X3) dan JII (X4) secara

parsial terhadap NAB Reksadana Syariah (Y).

H1 : yxi ≠ 0 ; terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel nilai tukar

(X1), inflasi (X2), SWBI (X3) dan JII (X4) secara parsial

terhadap NAB Reksadana Syariah (Y).

Page 79: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari variabel nilai tukar

rupiah, inflasi, SWBI dan JII terhadap Nilai Aktiva Bersih reksadana syariah.

Setelah merumuskan masalah dan melakukan pembatasan ruang lingkup agar

penelitian ini dapat terfokus, ditentukan model dan metode analisis yang dapat

digunakan agar tujuan penelitian ini dapat tercapai.

Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang diperlukan, yaitu data

nilai tukar yang diwakili oleh nilai tukar rupiah terhadap USD, data tingkat

inflasi, data SWBI, data JII dan Data NAB Reksadana Syariah periode Januari

2005–Februari 2008. Untuk dapat menganalisis pengaruh variabel nilai tukar

rupiah, inflasi, SWBI dan JII terhadap NAB reksadana syariah dilakukan

pengujian statistik dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis).

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan Judgement Sampling. Metode ini merupakan metode penentuan

sampel dimana pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau

pertimbangan pribadi semata. Penggunaan metode ini adalah untuk

mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan yaitu seluruh produk reksadana syariah yang terdaftar di Bapepam

Page 80: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

63

periode Januari 2005-Februari 2008. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan data time series dengan sample data dalam rentang waktu 38

bulan yaitu dari bulan Januari 2005- Februari 2008.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Field Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan

penulisan penelitian ini, seperti data yang bersumber dari Bapepam (Badan

Pengawas Pasar Modal) , Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.

2. Library Research

Penelusuran literatur, buku, artikel dan jurnal serta sumber lain yang

berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh

data yang valid.

3. Internet Research

Media teknologi internet juga digunakan untuk mendapatkan data yang up

to date seperti www.bi.go.id , www.ortax.org , dan lain-lain.

Page 81: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

64

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil analisis jalur untuk

menganalisis data yang diperoleh, Variabel endogen adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel eksogen. Pada penelitian ini yang menjadi variabel

endogen adalah NAB reksadana syariah. Variabel eksogen adalah variabel

yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variabel endogen, yaitu : Nilai

tukar (X1), inflasi (X2) , SWBI (X3), dan JII (X4).

Menurut Rutherford dalam Jonathan Sarwono (2007:1), analisis jalur

adalah suatu tehnik untuk menganalisis hubungan sebab-akibat yang terjadi

pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel

tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi secara tidak langsung Definisi

lain menurut Webley dalam Jonathan Sarwono (2007:1),. mengatakan bahwa

analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda

dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude)

dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam

seperangkat variabel.

David Garson dari North Carolina State University mendefinisikan

analisis jalur sebagai model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji

keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab-

akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk

gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai

sebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model

sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai

Page 82: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

65

penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang

dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel

dan dilakukan juga perhitungan uji keselarasan statistik (Garson dalam

Jonathan Sarwono, 2007:1).

Sewall Wright dalam Muhidin dan Abdurrahman (2007:121), path

analisis digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah

yang berhubungan sebab akibat. Tujuannya adalah menerangkan akibat

langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab,

terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.

Adapun pertimbangan menggunakan analisis ini adalah karena penulis

ingin mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi,

SWBI dan JII terhadap NAB reksadana syariah .

Adapun beberapa model jalur mulai dari yang paling sederhana sampai

dengan yang paling rumit (Jonathan Sarwono, 2007:6), diantaranya adalah :

a) Model Regresi Berganda

Merupakan pengembangan dari regresi berganda dengan menggunakan 2

variabel exogenus, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel endogenus (Y).

b) Model Mediasi

Model kedua adalah model mediasi atau perantara, dimana variabel Y,

memodifikasi pengaruh variabel X terhadap variabel Z.

Page 83: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

66

c) Model Kombinasi Pertama dan Kedua.

Model ini merupakan kombinasi antara model pertama dan kedua, yaitu

variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung dan secara

tidak langsung mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y.

d) Model Kompleks

Model keempat ini merupakan model yang kompleks yaitu variabel X1

secara langsung mempengaruhi Y2 dan variabel X2 secara tidak langsung

mempengaruhi Y2 sementara variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel

Y1.

e) Model Recursif dan Non Recursif.

Dari sisi pandang arah sebab akibat ada dua tipe model jalur, yaitu

recrusif (dimana semua anak panah menuju satu arah) dan non recrusif

(jika anak panah tidak searah atau terjadi arah terbalik).

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam analisis jalur di antaranya ialah

(Jonathan Sarwono, 2007 : 2) :

a) Adanya linearitas (linearity), dimana hubungan antar variabel bersifat

linear.

b) Adanya aditivitas (additivitas), dimana tidak ada efek-efek interaksi.

c) Data berskala interval, semua variabel yang diobservasi mempunyai

data berskala interval (scaled value), Jika data belum dalam bentuk

skala interval, sebaiknya data diubah dengan menggunakan metode

suksesive interval (MIS) terlebih dahulu.

Page 84: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

67

d) Semua data residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi dengan satu

variabel dalam model.

e) Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak boleh

berkorelasi dengan semua variabel endegenous dalam model. Jika

dilanggar maka akan berakibat hasil regresi menjadi tidak tepat untuk

mengestimasikan parameter-parameter jalur.

f) Sebaiknya hanya terdapat multikoliniearitas yang rendah. Maksud

multikoliniearitas adalah dua atau lebih variabel bebas (penyebab)

mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi hubungan yang

sangat tinggi kita akan mendapatka error yang besar dari koefisien beta

(b) yang digunakan untuk menghilangkan varian biasa dalam

melakukan analisis korelasi secara parsial.

g) Adanya rekursivitas, semua anak panah mempunyai arah, tidak boleh

terjadi pemutaran kembali (looping).

h) Spesifikasi model sangat diperlukan untuk menginterpretasikan

koefisien-koefisien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel

penyebab yang signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefisien

jalur akan merefleksikan kovarian bersama dengan semua variabel

yang tidak diukur dan tidak akan dapat diinterpretasikan secara tepat

dalam kaitannya dengan akibat secara langsung dan tidak langsung.

i) Terdapat masukan korelasi yang sesuai, artinya jika kita menggunakan

matriks korelasi sebagai masukan maka korelsi pearson digunakan

untuk dua varabel berskala interval ; korelasi polychoric untuk dua

Page 85: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

68

variabel berskala ordinal ; tetracholic untuk dua variabel dikotomi

(berskala nominal) ; polyserial untuk satu varabel interval dan lainnya

nominal .

j) Terdapat ukuran sampel yang memadai.

k) Sampel sama dibutuhkan untuk perhitungan regresi dalam model jalur.

Langkah pertama dalam analisis jalur adalah menggambarkan diagram

jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang di ajukan dengan di

lengkapi persamaan strukturalnya, sehingga bisa tampak jelas variabel apa saja

yang merupakan variabel eksognus dan apa yang menjadi variabel

endogenusnya. Adapun persamaan strukturalnya sebagai berikut:

Y = yx1X1 + yx2X2 + yx3X3 + yx4X4 + Є

Dimana :

Y : NAB reksa dana syariah

X1 : Nilai tukar rupiah terhadap US Dollar

X2 : Inflasi

X3 : SWBI

X4 : JII

yx1, .....yx4 : Koefisien Jalur

Є : Variabel residu

Langkah kedua adalah menghitung koefisien regresi untuk stuktur yang

telah dirumuskan. Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi

yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang

telah diset dalam angka baku atau Z-score. Koefisien jalur yang distandarkan

ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap

Page 86: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

69

variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat.Dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS dimana koefisien jalur ditunjukan oleh output

yang dinamakan coeffisient yang dinyatakan sebagai Standardized Coefficient

atau dikenal dengan nilai Beta .

Langkah ketiga adalah menghitung koefisien jalur secara simultan

(keseluruhan). Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh signifikan antara

beberapa variabel bebas (eksogen) secara bersama-sama terhadap variabel

terikat (endogen) digunakan F-test, yaitu dengan membandingkan signifikansi

F-hitung (F-value) dan signifikansi F-tabel dengan tingkat kepercayaan 95%

dengan ketentuan berikut :

a. Jika F penelitian < dari F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

b. Jika F penelitian > dari F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Pengujian juga dapat dilakukan dengan membandingkan taraf

signifikansi (sig) penelitian dengan taraf signifikansi α 5 % (0,05). Dengan

ketentuan berikut :

a. Jika signifikansi (sig) penelitian > dari α 0.05 maka H0 diterima dan H1

ditolak.

b. Jika signifikansi (sig) penelitian < dari α 0.05 maka H0 ditolak dan H1

diterima.

Langkah keempat adalah menghitung koefisien jalur secara individu.Uji

statistik-t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen

(Mudrajad Kuncoro, 2001 : 97).

Page 87: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

70

Hipotesis :

H0 : Koefisien jalur tidak signifikan

H1 : Koefisien jalur signifikan

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan t-hitung dengan t-

tabel

1. Jika t hitung > t tabel, atau t-hitung < t-tabel maka H0 ditolak dan H1

diterima.

2. Jika t hitung < t tabel, atau t-hitung > t-tabel maka H0 diterima dan H1

ditolak.

Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi:

1. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka H0 diterima. Hal ini berarti

bahwa suatu variabel eksogen tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel endogen.

2 Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka H0 ditolak. Ini berarti bahwa

suatu variabel eksogen berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel endogen

Langkah kelima adalah menguji kesesuaian dalam model analisis jalur

dengan metode trimming. Teori Trimming dimaksudkan untuk menguji

kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung.

Apabila koefisien jalur yang dihitung tidak signifikan, maka terjadi trimming.

Jika demikian, perhitungan diulang kembali dengan cara menghilangkan jalur

yang menurut hasil pengujian ternyata tidak bermakna atau tidak signifikan.

Page 88: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

71

Langkah terakhir adalah meringkas dan menyimpulkan dengan

melakukan interpretasi atas hasil analisis berdasarkan rumusan masalah dan

tujuan penelitian, yaitu berapa besar pengaruh langsung dan tidak langsung

antar variabel. Variabel mana yang paling dominan, dalam artian memberikan

pengaruh paling besar terhadap variabel endogen yang dikonfirmasikan.

Dalam analisis jalur ada pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan

pengaruh total. Untuk menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak

langsung serta pengaruh secara total variabel eksogen terhadap variabel

endogen secara parsial dapat dilakukan dengan rumus (Sambas Ali Muhidin

dan Maman Abdurrahman, 2007:236) :

1. Besarnya pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen =

(Pxuxi) x (Pxuxi).

2. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel

endogen = (Pxuxi) x (rxuxi) x (Pxuxi).

3. Besarnya pengaruh total variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah

penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan besarnya pengaruh tidak

langsung = [(Pxuxi) x (Pxuxi)] + [(Pxuxi) x (rxuxi) x (Pxuxi)].

Page 89: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

72

E. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Eksogen (X) Variabel Endogen (Y)

1. Nilai Tukar Rupiah (Exchange rate)

Nilai tukar ialah harga suatu mata uang yang diekspresikan terhadap mata uang lainnya. Data yang di gunakan adalah data nilai tukar rupiah terhadap US Dollar yang digunakan berdasarkan data nilai penutupan rupiah per 1 US Dollar menurut Bank Indonesia (kurs BI) pada setiap akhir bulan

1. Nilai Aktiva Bersih

Nilai Aktiva Bersih adalah total nilai investasi dan kas yang dipegang dikurangi dengan biaya–biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan. Data NAB yang digunakan yaitu data NAB seluruh produk reksadana syariah perbulan yang bersumber dari Bapepam.

2.Inflasi

Inflasi adalah kecendrungan dari harga untuk naik secara umum dan terus menerus Data inflasi yang digunakan adalah data inflasi bulanan berdasarkan IHK yang bersumber dari BI

3.SWBI

SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan oleh BI sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah/titipan (Bank Indonesia, 2003: 6). Data SWBI yang digunakan adalah data SWBI bulanan yang bersumber dari BI

4. JII (Jakarta Islamic Index)

Indeks JII adalah indeks dari sejumlah emiten yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index di BEI yang tentunya berbasis syariah. Data JII yang digunakan adalah stock price indeks per bulan pada saat penutupan yang bersumber dari Jakarta Stock Exchange.

Page 90: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

73

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Pasar Modal Syariah

Sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

meluncurkan prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret

2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Bapepam dengan

Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka

dalam perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek syariah

di pasar modal Indonesia terus meningkat. Harus dipahami bahwa ditengah

maraknya pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah secara umum di

Indonesia, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal

Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup

signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut telah dimulai dan

diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana

syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi

syariah di pasar modal Indonesia.

Dilihat dari kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk

Indonesia mayoritas beragama Islam namun perkembangan pasar modal

yang berbasis syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika

dibandingkan dengan Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi

pusat investasi berbasis syariah di dunia, karena telah menerapkan beberapa

Page 91: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

74

instrumen keuangan syariah untuk industri pasar modalnya. Kenyataan lain

yang dihadapi oleh pasar modal syariah kita hingga saat ini adalah

minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi, terutama jika

dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor perbankan.

Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, Indonesia

terlihat begitu tertinggal jauh dalam mengembangkan kegiatan investasi

syariah di pasar modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan

pasar modal syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini terus mengalami

kemajuan yang cukup pesat. Sebagai contoh, data menunjukkan hingga

akhir tahun 2004 total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah

mencapai 7,7% (tujuh koma tujuh perseratus) dari total NAB industri Reksa

Dana di Malaysia, sedangkan Indonesia baru mencapai 0,51% (nol koma

lima puluh satu per seratus) dari total NAB industri reksa dana.

Untuk obligasi syariah, di Malaysia hingga akhir tahun 2004 mencapai

kenaikan 31,69% dari total nilai obligasi yang tercatat di pasar modal

Malaysia, sementara di Indonesia hingga akhir Desember 2004 baru

mencapai Rp. 1.424 Triliun atau 1,72% dari total nilai emisi obligasi di

Indonesia pada tahun yang sama yaitu sebesar Rp. 83.005,345 Triliun.

Pada sisi lain, harus diakui bahwa masih terdapat beberapa

permasalahan mendasar yang menjadi kendala berkembangnya pasar modal

yang berprinsip syariah di Indonesia. Kendala-kendala dimaksud

diantaranya adalah selain masih belum meratanya pemahaman dan atau

pengetahuan masyarakat Indonesia tentang investasi di pasar modal yang

Page 92: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

75

berbasis syariah, juga belum ditunjangnya dengan peraturan yang memadai

tentang investasi syariah di pasar modal Indonesia serta adanya anggapan

bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal syariah dibutuhkan biaya

yang relatif lebih mahal apabila dibandingkan dengan investasi pada sektor

keuangan lainnya.

Hal-hal lain yang dianggap bisa mempengaruhi perkembangan Pasar

Modal Syariah diantaranya adalah : perkembangan jenis instrumen pasar

modal syariah yang dikuatkan dengan fatwa DSN — MUI, perkembangan

transaksi sesuai syariah atas instrumen pasar modal syariah; dan

perkembangan kelembagaan yang memantau macam dan transaksi pasar

modal syariah (termasuk Bapepam Syariah, Lembaga Pemeringkat Efek

Syariah dan Dewan Pengawas Islamic Market/Index). Keberadaan pasar

modal di Indonesia merupakan salah satu faktor terpenting dalam ikut

membangung perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan

perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media

untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi

keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve

centre (saraf finansial dunia) pada dunia ekonomi modern dewasa ini,

bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin bisa eksis tanpa adanya

pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir

dengan baik.

Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara umum

ditandai oleh berbagai indikator diantaranya adalah semakin maraknya para

Page 93: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

76

pelaku pasar modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah selain

saham-saham dalam Jakarta Islamic Index (JII). Dalam perjalanannya

perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan,

sebagai gambaran bahwa setidaknya terdapat beberapa perkembangan dan

kemajuan pasar modal syariah yang patut dicatat hingga tahun 2004,

diantaranya adalah telah diterbitkan 6 (enam) Fatwa Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berkaitan dengan

industri pasar modal (www.reksadanasyariah.net).

2. Tentang Reksadana Syariah

Di Indonesia, instrumen Reksa Dana mulai dikenal pada tahun 1995,

yakni dengan diluncurkannya PT BDNI Reksa Dana. Berdasarkan sifatnya

BDNI Reksa dana adalah Reksa Dana tertutup mirip The Scottish American

Investment Trust. Seiring dengan hadirnya UU pasar modal pada tahun

1996, mulailah Reksa Dana tumbuh secara aktif. Reksa Dana yang tumbuh

dan berkembang pesat adalah Reksa Dana terbuka jika pada tahun 1995

tumbuh satu Reksa Dana dengan dana yang dikelola sebesar Rp. 356 miliar,

maka pada tahun 1996 tercatat 25 Reksa Dana. Dimana sebanyak 24

merupakan Reksa Dana terbuka atau Reksa Dana yang berupa KIK

(Kontrak Investasi Kolektif) dengan total dana yang dikelola sebesar Rp.

5,02 miliar.

Page 94: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

77

Hadirnya Bank Muamalat, Asuransi Takaful, dan tumbuhnya lembaga

keuangan syariah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah

investasi yang berbasis pada investor muslim. Bapepam mulai melakukan

inisiatif untuk mewadahi investor muslim, maka mulai tahun 1997, tepatnya

pada tanggal 25 Juni 1997 dihadirkan Reksa Dana Syariah dengan

produknya yang bernama Danareksa Syariah yang dikeluarkan oleh PT

Danareksa Investment Management. Kemudian pada tahun 2000 dihadirkan

kembali produk baru dengan nama Danareksa Syariah Berimbang. System

Danareksa syariah ini belum menjadi bagian terpisah system Reksa Dana

yang ada selama ini (www.rac.uii.ac.id).

Saat ini ada banyak pilihan reksadana syariah yang bisa ditawarkan

kepada masyarakat indonesia. Pada dasarnya, produk-produk tersebut bisa

dikategorikan pada reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran.

Produk reksadana syariah yang masuk kategori reksadana pendapatan tetap

di antaranya BNI Dana Syariah, Dompet Dhuafa BTS Syariah, PNM

Amanah Syariah, Big Dana Syariah dan I-Hajj Syariah Fund. Sedangkan

produk reksadana syariah yang masuk dalam kategori reksadana campuran

diantaranya PNM Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, Batasa Syariah,

BNI Dana Plus Syariah, AAA Syariah Fund, dan BSM Investasi Berimbang

(Parluhutan Situmorang dkk., 2010:52).

Page 95: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

78

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisa Deskriptif

a. Analisa Deskriptif Variabel Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar dapat dipresentasikan sebagai sejumlah mata uang lokal

yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing. Resiko nilai

kurs merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai

tukar mata uang domestik dengan nilai tukar mata uang negara lain

(asing). Perusahaan yang menggunakan mata uang asing dalam

menjalankan aktivitas operasional dan investasinya akan menghadapi

resiko nilai tukar (kurs). Perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi

oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Adapun

data nilai tukar rupiah terhadap US Dollar yang didasarkan pada nilai

penutupan Rupiah per 1 US Dollar menurut Bank Indonesia (kurs BI)

pada setiap akhir bulan selama periode Januari 2005 – Februari 2008 :

Tabel 4.1 Data Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar

Bulan Tahun

2005 2006 2007 2008 Januari 9.204,15 9.493,00 9.066,50 9.409,68 Februari 9.244,94 9.253,15 9.067,80 9.178,95 Maret 9.370,52 9.171,57 9.163,95 April 9.539,36 8.936,94 9.097,55 Mei 9.479,80 8.984,86 8.844,33 Juni 9.616,45 9.362,73 8.983,65 Juli 9.799,29 9.125,48 9.067,14 Agustus 9.986,64 9.094,25 9.366,68 September 10.232,57 9.143,33 9.309,90 Oktober 10.093,38 9.187,18 9.107,06 November 10.040,71 9.134,59 9.264,27 Desember 9.857,32 9.086,80 9.333,60

Sumber :BI ( Data sekunder diolah)

Page 96: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

79

Pada tabel 4.1 menunjukkan adanya fluktuasi nilai tukar rupiah

terhadap dollar amerika, yakni : untuk tahun 2005 dimana nilai tukar

rupiah sangat lemah terhadap dollar amerika terjadi pada bulan

September yaitu dengan nilai Rp 10.232,57, sedangkan nilai tukar rupiah

paling kuat terhadap dollar amerika terjadi di bulan Januari yaitu dengan

nilai Rp 9.204,15. selanjutnya untuk tahun 2006 dimana nilai tukar

rupiah sangat lemah terhadap dollar amerika terjadi pada bulan Januari

yaitu dengan nilai Rp 9.493, sedangkan nilai tukar rupiah paling kuat

terhadap dollar amerika terjadi di bulan April yaitu dengan nilai Rp

8.936,94. Selanjutnya untuk tahun 2007 dimana nilai tukar rupiah sangat

lemah terhadap dollar amerika terjadi pada bulan Agustus yaitu dengan

nilai Rp 9.366,68, sedangkan nilai tukar rupiah paling kuat terhadap

dollar amerika terjadi di bulan Mei yaitu dengan nilai Rp 8.844,33.

Selanjutnya pada tahun 2008 antara Januari dan Februari, nilai tukar

rupiah sangat lemah terjadi dibulan Januari Rp 9.409,68 dibandingkan

bulan Februari Rp 9.178,95. Jadi selama Periode Januari 2005 – Februari

2008 menunjukan nilai tukar rupiah paling lemah terhadap dollar amerika

terjadi dibulan September 2005 dan nilai rupiah paling kuat terhadap

dollar amerika terjadi pada bulan Mei 2007.

b. Analisa Deskriptif Variabel Inflasi.

Inflasi merupakan perubahan harga secara agregat, pembangunan

akan berjalan lancar bila inflasi dapat ditekan serendah mungkin. Apabila

inflasi naik, akan berdampak pada naiknya harga bahan baku yang pada

Page 97: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

80

akhirnya akan menyebabkan menurunnya daya saing terhadap produk

barang yang dihasilkan suatu perusahaan. Hal ini akan berdampak buruk

pada harga saham perusahaan itu di pasar modal. Selain itu,

meningkatnya inflasi akan menaikkan biaya perusahaan yang

mengakibatkan menurunnya profitabilitas perusahaan-perusahaan yang

mencatatkan sahamnya di bursa efek yang pada akhirnya akan

memperkecil deviden yang diterima oleh pemegang saham. Menurunnya

pendapatan deviden yang diterima oleh investor maka akan semakin

menurunkan minat masyarakat investor untuk berinvestasi dipasar modal

seperti reksa dana. Adapun data inflasi pada periode Januari 2005 –

Februari 2008 :

Tabel 4.2 Data Tingkat Inflasi

Bulan Tahun

2005 2006 2007 2008 Januari 0,0061 0,0142 0,0052 0,0061 Februari 0,0060 0,0149 0,0053 0,0062 Maret 0,0073 0,0131 0,0054 April 0,0068 0,0128 0,0052 Mei 0,0062 0,0130 0,0050 Juni 0,0062 0,0129 0,0048 Juli 0,0065 0,0126 0,0051 Agustus 0,0069 0,0124 0,0054 September 0,0076 0,0121 0,0058 Oktober 0,0149 0,0052 0,0057 November 0,0153 0,0044 0,0056 Desember 0,0143 0,0055 0,0055 Sumber : BI (Data sekunder diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa inflasi mengalami penurunan dan

kenaikan, yakni : untuk tahun 2005 dimana nilai Inflasi tertinggi terjadi

pada bulan November yaitu dengan nilai 0,0153, sedangkan nilai Inflasi

Page 98: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

81

terendah terjadi di bulan Februari yaitu dengan nilai 0,0060. selanjutnya

untuk tahun 2006 dimana nilai inflasi tertinggi terjadi pada bulan

Februari yaitu dengan nilai 0,0149, sedangkan nilai inflasi terendah

terjadi di bulan November yaitu dengan nilai 0,0044. Selanjutnya untuk

tahun 2007 dimana nilai inflasi tertinggi terjadi pada bulan September

yaitu dengan nilai 0,0058, sedangkan nilai inflasi terendah terjadi di

bulan Juni yaitu dengan nilai 0,0048. Selanjutnya pada tahun 2008 antara

Januari dan Februari, nilainya lebih tinggi dibulan Februari 0,0062

dibandingkan bulan Januari 0,0061. Jadi selama Periode Januari 2005 –

Februari 2008 menunjukan nilai inflasi tertinggi terjadi dibulan

November 2005 dan nilai inflasi terendah terjadi pada bulan November

2006.

c. Analisa Deskriptif Variabel Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia.

SWBI merupakan SBI-nya bagi perbankan syariah. SWBI berbeda

dengan SBI yang dijadikan investasi oleh perbankan konvensional. Jika

SBI memakai suku bunga satu dan tiga bulanan, SWBI memakai sistem

bagi hasil dengan pemberian bonus dari sejumlah dana yang ditanamkan

perbankan syariah. Apabila SWBI naik maka investor akan beralih pada

kegiatan investasi lain yang lebih menguntungkan dan bebas resiko

sehingga indeks pasar modal akan turun, sebaliknya apabila SWBI turun

maka masyarakat akan beralih ke jenis investasi lain yang lebih

menguntungkan di pasar modal seperti reksa dana. Adapun data SWBI

selama periode Januari 2005 – Februari 2008 sebagai berikut :

Page 99: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

82

Tabel 4.3 Data Tingkat Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

Bulan Tahun

2005 2006 2007 2008 Januari 0,0034 0,0036 0,0067 0,0050 Februari 0,0031 0,0039 0,0038 0,0051 Maret 0,0030 0,0040 0,0054 April 0,0037 0,0040 0,0052 Mei 0,0031 0,0066 0,0052 Juni 0,0039 0,0041 0,0044 Juli 0,0038 0,0042 0,0048 Agustus 0,0033 0,0048 0,0043 September 0,0034 0,0037 0,0055 Oktober 0,0040 0,0044 0,0054 November 0,0043 0,0071 0,0057 Desember 0,0045 0,0072 0,0057

Sumber :BI ( Data diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa SWBI mengalami penurunan dan

kenaikan, yakni : untuk tahun 2005 dimana nilai SWBI tertinggi terjadi

pada bulan Desember yaitu dengan nilai 0,0045, sedangkan nilai SWBI

terendah terjadi di bulan Maret yaitu dengan nilai 0,0030. selanjutnya

untuk tahun 2006 dimana nilai SWBI tertinggi terjadi pada bulan

Desember yaitu dengan nilai 0,0072, sedangkan nilai SWBI terendah

terjadi di bulan Januari yaitu dengan nilai 0,0036. Selanjutnya untuk

tahun 2007 dimana nilai SWBI tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu

dengan 0,0067, sedangkan nilai SWBI terendah terjadi di bulan Februari

yaitu dengan nilai 0,0038. Selanjutnya pada tahun 2008 antara Januari

dan Februari, nilainya lebih tinggi dibulan Februari 0,0051 dibandingkan

bulan Januari 0,0050. Jadi selama Periode Januari 2005 – Februari 2008

menunjukan nilai SWBI tertinggi terjadi dibulan Desember 2006 dan

nilai SWBI terendah terjadi pada bulan Maret 2005.

Page 100: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

83

d. Analisa Deskriptif Variabel Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari

saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Jakarta Islamic Index

dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk

mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah.

Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor

untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Adapun

Data Indeks JII periode Januari 2005 – Februari 2008 :

Tabel 4.4 Data Tingkat Jakarta Islamic Indeks

Bulan Tahun

2005 2006 2007 2008 Januari 174,187 215,357 296,958 476,969 Februari 171,834 218,261 294,062 508,945 Maret 169,334 233,821 315,245 April 161,002 260,193 344,963 Mei 178,201 237,238 354,580 Juni 187,884 233,272 356,853 Juli 198,242 239,301 388,630 Agustus 178,261 251,352 368,153 September 183,731 263,497 399,747 Oktober 181,422 268,992 463,055 November 188,836 295,479 483,964 Desember 199,749 311,281 493,014

Sumber : Jakarta Stock Exchange

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa data JII mengalami penurunan dan

kenaikan, yakni : untuk tahun 2005 dimana nilai JII tertinggi terjadi pada

bulan Desember yaitu dengan nilai 199,749, sedangkan nilai JII terendah

terjadi di bulan April dengan nilai 161,002. selanjutnya untuk tahun 2006

dimana nilai JII tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu dengan nilai

311,281, sedangkan nilai JII terendah terjadi di bulan Januari yaitu

Page 101: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

84

dengan nilai 215,357. Selanjutnya untuk tahun 2007 dimana nilai JII

tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu dengan nilai 493,014,

sedangkan nilai JII terendah terjadi di bulan Februari yaitu dengan nilai

294,062. Selanjutnya pada tahun 2008 antara Januari dan Februari,

nilainya lebih tinggi dibulan Februari 508,945 dibandingkan bulan

Januari 476,969. Jadi selama Periode Januari 2005 – Februari 2008

menunjukan nilai JII tertinggi terjadi dibulan Februari 2008 dan nilai JII

terendah terjadi pada bulan April 2005.

e. Analisa Deskriptif Variabel Nilai Aktiva Bersih.

NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam

memantau hasil dari suatu reksadana. Besarnya NAB bisa berfluktuasi

setiap hari, tergantung pada perubahan nilai efek dari portofolio.

Meningkatnya NAB mengindikasikan naiknya nilai investasi pemegang

saham atau Unit Penyertaan. Begitu juga sebaliknya, menurunnya NAB

berarti berkurangnya nilai investasi pemegang Unit Penyertaan. Nilai

NAB tidak hanya dipengaruhi oleh pembelian dan penjualan reksadana

oleh para investor, tetapi juga oleh harga pasar dari portofolio yang

menjadi underlying asset reksadana tersebut. Adapun data NAB

Reksadana Syariah berdasarkan total NAB dari seluruh produk reksadana

syariah periode Januari 2005 – Februari 2008 adalah sebagai berikut :

Page 102: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

85

Tabel 4.5 Data NAB Reksadana Syari’ah (dalam Jutaan)

Bulan

Tahun 2005 2006 2007 2008

Januari 671.703,65 596.310,40 883.792,01 2.918.133,12

Februari 827.962,99 547.873,80 924.071,17 3.095.632,86

Maret 1.193.699,01 574.350,81 1.001.817,95

April 1.583.093,03 608.660,33 1.071.334,91

Mei 1.481.725,76 637.544,49 1.200.217,51

Juni 1.463.981,06 652.772,25 1.285.810,83

Juli 1.517.151,99 668.189,95 1.485.454,30

Agustus 1.506.366,60 681.064,66 1.525.622,92

September 577.880,68 713.939,55 1.611.855,05

Oktober 622.564,96 736.110,05 1.803.281,40

November 572.289,53 797.317,94 2.353.286,12

Desember 563.927,13 868.008,70 2.512.391,76 Sumber : BAPEPAM

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa data NAB mengalami penurunan

dan kenaikan, yakni : untuk tahun 2005 dimana nilai NAB tertinggi

terjadi pada bulan April yaitu dengan nilai 1.583.093,03 sedangkan nilai

NAB terendah terjadi di bulan Desembar dengan nilai 563.927,13.

selanjutnya untuk tahun 2006 dimana nilai NAB tertinggi terjadi pada

bulan Desember yaitu dengan nilai 868.008,70 , sedangkan nilai NAB

terendah terjadi di bulan Februari yaitu dengan nilai 547.873,80

Selanjutnya untuk tahun 2007 dimana nilai NAB tertinggi terjadi pada

bulan Desember yaitu dengan nilai 2.512.391,76, sedangkan nilai NAB

terendah terjadi di bulan Januari yaitu dengan nilai 883.792,01.

Selanjutnya pada tahun 2008 antara Januari dan Februari, nilainya lebih

tinggi dibulan Februari 3.095.632,86 dibandingkan bulan Januari

2.918.133,12. Jadi selama Periode Januari 2005 – Februari 2008

Page 103: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

86

menunjukan nilai NAB tertinggi terjadi dibulan Februari 2008 dan nilai

NAB terendah terjadi pada bulan Desember 2005.

2. Analisis Regresi Jalur

a. Analisis Regresi

Dalam analisis ini di bagi menjadi dua bagian. Pertama, melihat

pengaruh secara simultan dan kedua, melihat pengaruh secara parsial.

1) Melihat pengaruh nilai tukar, inflasi, SWBI dan JII secara gabungan

atau simultan terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.

Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar, inflasi SWBI dan JII

secara gabungan atau simultan terhadap nilai aktiva bersih reksadana

syariah, dilihat dari perhitungan model summary, khususnya angka R

square di bawah ini.

Tabel 4.6 Hasil Koefisien Determinasi

Model Summary

.836a .698 .662 .12792

Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), JII, inflasi, nilaitukar, SWBIa.

Sumber : Output SPSS

Besarnya angka R square (r²) adalah 0,698. angka tersebut dapat

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh nilai tukar, inflasi, SWBI

dan JII terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah dengan cara

menghitung koefisien determinasi (KD) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Page 104: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

87

KD = r² x 100 %

KD = 0,698 x 100 %

KD = 69,8%

Angka tersebut mengartikan bahwa pengaruh nilai tukar, inflasi,

SWBI dan JII terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah adalah

69,8 % .Sedangkan sisanya sebesar 30,2 % ( 100% - 69,8%)

dipengaruhi oleh varibel-variabel lain diluar model ini.

Kemudian, untuk mengetahui apakah model regresi di atas

sudah benar atau salah diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis

menggunakan uji F test berikut ini.

Tabel 4.7 Uji F Regresi

ANOVAb

1.249 4 .312 19.077 .000a

.540 33 .016

1.789 37

Regression

Residual

Total

Model1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), JII, inflasi, nilaitukar, SWBIa.

Dependent Variable: NABb.

Sumber : Output SPSS

Dengan membandingkan besarnya angka F penelitian dengan F

tabel, dimana F penelitian 19,077 > F tabel 2,66 dan Berdasarkan

perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga H0 di

tolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara

nilai tukar, inflasi, SWBI dan JII terhadap nilai aktiva bersih

reksadana syariah. Dengan demikian, model regresi di atas sudah

layak dan benar. Kesimpulannya, nilai tukar, inflasi, SWBI dan JII

Page 105: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

88

secara simultan mempengaruhi reksadana syariah di Indonesia.

Besarnya pengaruh adalah 69,8 % dan sisanya sebesar 30,2 % (100% -

69,8%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi tersebut.

2) Melihat pengaruh nilai tukar, inflasi, SWBI dan JII secara sendiri -

sendiri atau parsial terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah

Untuk melihat besarnya pengaruh variabel nilai tukar, inflasi,

SWBI dan JII secara sendiri - sendiri atau parsial terhadap nilai aktiva

bersih reksadana syariah secara parsial, digunakan Uji t, sedangkan

untuk melihat besarnya pengaruh, digunakan angka Beta atau

Standardized Coeffecient di bawah ini.

Tabel 4.8 Uji t Regresi

Coefficientsa

-7.900 6.686 -1.182 .246

4.521 1.637 .313 2.761 .009

-30.329 6.228 -.517 -4.870 .000

-51.562 24.663 -.260 -2.091 .044

1.010 .200 .697 5.045 .000

(Constant)

nilaitukar

inflasi

SWBI

JII

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: NABa.

Sumber : Output SPSS

(a) Pengaruh nilai tukar terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.

Dengan nilai t hitung sebesar 2,761 > t tabel sebesar 1,68 dan

Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,009 < 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya, nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva

bersih reksadana syariah.

Page 106: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

89

Karena nilai beta menunjukan nilai yang positif, maka

pengaruh nilai tukar terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah

positif. Besarnya pengaruh nilai tukar berpengaruh terhadap nilai

aktiva bersih reksadana syariah sebesar 0,313 atau 31,3%, dianggap

signifikan.

(b) Pengaruh inflasi terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.

Dengan nilai t hitung sebesar -4,870 < t tabel sebesar -1,68

dan Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000 <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya, inflasi berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih

reksadana syariah.

Karena nilai beta menunjukan nilai yang negatif, maka

pengaruh inflasi terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah

negatif. Besarnya pengaruh inflasi terhadap nilai aktiva bersih

reksadana syariah sebesar - 0,517 atau -51,7% dianggap signifikan.

(c) Pengaruh SWBI terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.

Dengan nilai t hitung sebesar -2,091 < t tabel sebesar -1,68

dan Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,044 <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya, SWBI berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih

reksadana syariah.

Karena nilai beta menunjukan nilai yang negatif, maka

pengaruh SWBI terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah

Page 107: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

90

negatif .Besarnya pengaruh SWBI terhadap nilai aktiva bersih

reksadana syariah sebesar -0,260 atau -26,7% dianggap signifikan.

(d) Pengaruh JII terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.

Dengan nilai t hitung sebesar 5,045 > t tabel sebesar 1,68 dan

Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000 < 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya, JII berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih

reksadana syariah.

Karena nilai beta menunjukan nilai yang positif, maka

pengaruh JII terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah positif.

Besarnya pengaruh JII terhadap nilai aktiva bersih reksadana

syariah sebesar 0,697 atau 69,7 % dianggap signifikan.

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Secara Parsial

Variabel Koefisien

Jalur Taraf

Signifikansi Kesimpulan

Nilai Tukar 0,313 0,009 signifikan

Inflasi -0,517 0,000 signifikan SWBI -0,260 0,044 signifikan

JII 0,697 0,000 signifikan Sumber : Data Diolah

Tabel di atas menjelaskan bahwa semua variabel eksogen

mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial atau sendiri –

sendiri terhadap variabel endogen (NAB Reksadana Syariah).

Page 108: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

91

b. Analisis Korelasi

Korelasi antara variabel nilai tukar rupiah, inflasi, SWBI dan JII

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.10 Hasil Korelasi

Correlations

1 .249 -.435** -.518**

.132 .006 .001

38 38 38 38

.249 1 -.263 -.432**

.132 .111 .007

38 38 38 38

-.435** -.263 1 .624**

.006 .111 .000

38 38 38 38

-.518** -.432** .624** 1

.001 .007 .000

38 38 38 38

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

nilaitukar

inflasi

SWBI

JII

nilaitukar inflasi SWBI JII

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Sumber : Outpt SPSS

1) Korelasi antara nilai tukar dengan inflasi

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel

tingkat nilai tukar dengan inflasi sebesar 0,249. untuk menafsirkan

angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:

0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah ( dianggap tidak ada)

> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat

> 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat

> 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat

Korelasi sebesar 0,249 mempunyai maksud hubungan antara

variabel nilai tukar dan inflasi sangat lemah dan searah (karena hasilnya

Page 109: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

92

positif). Searah artinya jika nilai tukar mengalami kenaikan maka nilai

inflasi akan mengalami kenaikan juga. Korelasi dua variabel tersebut

bersifat tidak signifikan, karena angka signifikansi sebesar 0,132 >

0,05.

2) Korelasi antara nilai tukar dan SWBI.

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel

nilai tukar dan SWBI sebesar -0,435. Korelasi sebesar -0,435

mempunyai maksud hubungan antara variabel nilai tukar rupiah dan

SWBI yang cukup kuat dan tidak searah (karena hasilnya negatif).

Tidak searah artinya jika nilai nilai tukar rupiah mengalami kenaikan

maka nilai SWBI akan mengalami penurunan. Korelasi dua variabel

tersebut bersifat signifikan, karena angka signifikansi sebesar 0,006 <

0,01.

3) Korelasi antara nilai tukar rupiah dan JII.

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel

nilai tukar dan JII sebesar -0,518. Korelasi sebesar -0,518 mempunyai

maksud hubungan antara variabel nilai tukar dan JII yang kuat dan tidak

searah (karena hasilnya negatif). Tidak searah artinya jika nilai tukar

rupiah mengalami kenaikan maka JII akan mengalami penurunan.

Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan, karena angka

signifikansi sebesar 0,001 < 0,01.

Page 110: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

93

4) Korelasi antara Inflasi dan SWBI.

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel

inflasi dan SWBI sebesar -0,263. Korelasi sebesar -0,263 mempunyai

maksud hubungan antara variabel tingkat inflasi dan SWBI cukup kuat

dan tidak searah (karena hasilnya negatif). Tidak searah artinya jika

nilai inflasi mengalami kenaikan maka nilai SWBI akan mengalami

penurunan. Korelasi dua variabel tersebut bersifat tidak signifikan,

karena angka signifikansi sebesar 0,111 > 0,05.

5) Korelasi antara inflasi dan JII.

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel

inflasi dan JII sebesar -0,432. Korelasi sebesar - 0,432 mempunyai

maksud hubungan antara variabel tingkat Inflasi dan JII yang cukup

kuat dan tidak searah (karena hasilnya negatif). Tidak searah artinya

jika nilai inflasi mengalami kenaikan maka JII akan mengalami

penurunan. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan, karena

angka signifikansi sebesar 0,007 < 0,01.

6) Korelasi antara SWBI dan JII.

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel

SWBI dan JII sebesar 0,624. Korelasi sebesar 0,624 mempunyai

maksud hubungan antara variabel SWBI dan JII yang kuat dan searah

(karena hasilnya positif). Searah artinya jika SWBI mengalami

kenaikan maka nilai JII akan mengalami kenaikan juga. Korelasi dua

Page 111: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

94

variabel tersebut bersifat signifikan, karena angka signifikansi sebesar

0,000 < 0,01.

Tabel 4.11 Analisis Korelasi Variabel Eksogen

Variabel Koefisien Korelasi

Hubungan Taraf

Signifikansi Kesimpulan

Nilai Tukar dan

Inflasi 0,249

Sangat Lemah

0,132 Tidak Signifikan

Nilai Tukar dan

SWBI -0,435

Cukup Kuat

0,006 Signifikan**

Nilai Tukar dan

JII -0,518 kuat 0,001 Signifikan**

Inflasi dan SWBI

-0,263 Cukup Kuat

0,111 Tidak Signifikan

Inflasi dan JII

-0,432 Cukup Kuat

0,007 Signifikan**

SWBI dan JII

0,624 Kuat 0,000 Signifikan**

** Signifikan pada alfa 0.01 * Signifikan pada alfa 0.05 Sumber : Data diolah

Tabel di atas menjelaskan mengenai besarnya hubungan atau

korelasi antara masing–masing variabel eksogen dalam model

penelitian yang ditunjukan dengan besarnya koefisien korelasi dan taraf

signifikansi sebesar 0,05 (5 %) dan 0,01 (1%).

3. Gambar Diagram Jalur

Setelah melakukan proses regresi jalur dan korelasi maka diagram

jalur dari penelitian ini dapat dibuat dengan dilengkapi koefisien jalur dan

koefisien korelasinya yang ditunjukkan pada gambar 4.1 sebagai berikut :

Page 112: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

95

0,249

-0,263

0,624

-0,435

-0,432

-0,518

0,313

0,697

- 0,260

- 0,517

0,549

є

Gambar 4.1 Diagram Jalur Penelitian Setelah Proses Regresi dan Korelasi

Persamaan struktural untuk diagram jalur diatas adalah:

Y = yx1X1 + yx2X2 + yx3X3 + yx4X4 + Є

Y = 0,313 Nilai Tukar + (-0,517) Inflasi + (-0,260) SWBI + 0,697 JII + Є

Untuk mencari koefisien residu adalah dengan 1.00 – R square

Sehingga koefisien residu adalah :

ρYЄ = 1,00 - 0,698 = 0,549

Setelah koefisien residu diperoleh, persamaan jalurnya menjadi :

NAB Reksadana Syariah = 0,313 Nilai Tukar + (-0,517) Inflasi + (-0,260)

SWBI + 0,697 JII + 0,549Є

Inflasi (X2)

SWBI (X3)

JII (X4)

NAB Reksadana Syariah

(Y)

Nilai Tukar Rupiah (X1)

Page 113: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

96

Karena dari semua variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap

variabel endogen maka tidak ada proses trimming, sehingga bisa dilakukan

perhitungan pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total

4. Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total

a. Pengaruh nilai tukar rupiah terhadap NAB reksadana syariah.

Besarnya pengaruh nilai tukar (X1) terhadap NAB reksadana syariah

(Y) adalah sebagai berikut :

1) Pengaruh langsung :

= (0,313)2 = (0,313) (0,313) = 0,09796

2) Pengaruh tidak langsung :

X1 terhadap Y melalui X2 = (0,313) (0,249) (-0,517) = - 0,04029

X1 terhadap Y melalui X3 = (0,313) (- 0,435) (- 0,260) = 0,03540

X1 terhadap Y melalui X4 = (0,313) (- 0,518) (0,697)

= -0,11300

3) Pengaruh total :

= 0,09796 + (- 0,04029) + (0,03540) + (- 0,11300)

= - 0,01993

Tabel 4.12 Total Pengaruh Nilai Tukar Terhadap NAB Reksadana Syariah

Pengaruh nilai tukar terhadap NAB Reksadana Syariah

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,09796

Tidak Langsung -0,11789

Total Pengaruh -0,01993

Sumber : Data diolah

Page 114: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

97

Secara langsung, variabel nilai tukar memberikan pengaruh sebesar

0,09796 atau 9,79% dan secara tidak langsung, melalui hubungannya

dengan variabel inflasi, SWBI dan JII memberikan pengaruh sebesar -

0,11789 atau –11,79%. Secara total, variabel nilai tukar mempengaruhi

sebesar - 0,01993 atau -1,99%.

b. Pengaruh inflasi terhadap NAB reksadana syariah.

Besarnya pengaruh inflasi terhadap NAB reksadana syariah (Y) adalah

sebagai berikut :

1) Pengaruh langsung :

= (- 0,517) 2 = (-0,517) (-0,517) = 0,26729

2) Pengaruh tidak langsung :

X2 terhadap Y melalui X1 = (-0,517) (0,249) (0,313) = - 0,04029

X2 terhadap Y melalui X3 = (-0,517) (-0,263) (-0,260) = - 0,03535

X2 terhadap Y melalui X4 = (-0,517) (-0,432) (0,697) = 0,15567

3) Pengaruh total :

= 0,26729 + (- 0,04029) + (- 0,03535) + (0,15567)

= 0,34732

Tabel 4.13 Total Pengaruh Inflasi Terhadap NAB Reksadana Syariah

Pengaruh inflasi Terhadap NAB Reksadana Syariah

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,26729

Tidak Langsung 0,08003

Total Pengaruh 0,34732

Sumber : Data Diolah

Page 115: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

98

Secara langsung, variabel inflasi memberikan pengaruh sebesar

0,26729 atau 26,73% dan secara tidak langsung, melalui hubungannya

dengan variabel nilai tukar rupiah, SWBI dan JII memberikan pengaruh

sebesar 0,08003 atau 8%. Secara total, variabel inflasi mempengaruhi

sebesar 0,34732 atau 34,73%.

c. Pengaruh SWBI terhadap NAB reksadana syariah.

Besarnya pengaruh SWBI terhadap NAB reksadana syariah (Y) adalah

sebagai berikut :

1) Pengaruh langsung :

= (- 0,260) 2 = (-0,260) (-0,260) = 0,0676

2) Pengaruh tidak langsung :

X3 terhadap Y melalui X1 = (-0,260) (-0,435) (0,313) = 0,03540

X3 terhadap Y melalui X2 = (-0,260) (-0,263) (-0,517) = - 0,03535

X3 terhadap Y melalui X4 = (-0,260) (0,624) (0,697) = - 0,11308

3) Pengaruh total :

= 0,0676 + (0,03540) + (- 0,03535) + (-0,11308)

= - 0,04543344

Tabel 4.14 Total Pengaruh SWBI Terhadap NAB Reksadana Syariah

Pengaruh SWBI Terhadap NAB Reksadana Syariah

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,0676

Tidak Langsung - 0,11303

Total Pengaruh - 0,04543

Sumber : Data Diolah

Page 116: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

99

Secara langsung, variabel SWBI memberikan pengaruh sebesar

0,0676 atau 6,76% dan secara tidak langsung, melalui hubungannya

dengan variabel nilai tukar rupiah, inflasi dan JII memberikan

pengaruh sebesar -0,11303 atau -11,3%. Secara total, variabel SWBI

mempengaruhi sebesar - 0,04543 atau – 4,54%.

d. Pengaruh JII terhadap NAB reksadana syariah.

Besarnya pengaruh JII terhadap NAB reksadana syariah (Y) adalah

sebagai berikut :

1) Pengaruh langsung :

= (0,697) 2 = (0,697) (0,697) = 0,48581

2) Pengaruh tidak langsung :

X4 terhadap Y melalui X1 = (0,697) (-0,518) (0,313) = - 0,11301

X4 terhadap Y melalui X2 = (0,697) (-0,432) (-0,517) = 0,15567

X4 terhadap Y melalui X3 = (0,697) (0,624) (-0,260) = -0,11308

3) Pengaruh total :

= 0,48581 + (- 0,11301) + (0,15567) + (-0,11308)

= 0,41539109

Tabel 4.15 Total Pengaruh JII Terhadap NAB Reksadana Syariah

Pengaruh JII Terhadap NAB Reksadana Syariah

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,48581

Tidak Langsung - 0,07042

Total Pengaruh 0,41539

Sumber : Data Diolah

Page 117: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

100

Secara langsung, variabel JII memberikan pengaruh sebesar

0,48581 atau 48,58% dan secara tidak langsung, melalui hubungannya

dengan variabel nilai tukar rupiah, inflasi dan SWBI memberikan

pengaruh sebesar - 0,07042 atau -7,04%. Secara total, variabel JII

mempengaruhi sebesar 0,41539 atau 41,54%.

Tabel 4.16 Total Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, SWBI dan JII Terhadap NAB

Reksadana Syariah

Variabel Pengaruh

Total langsung tidak langsung

Nilai tukar rupiah (X1)

0,09796 -0,11789 -0,01993

Inflasi (X2) 0,26729 0,08002 0,34732

SWBI (X3) 0,0676 - 0,11303 - 0,04543

JII (X4) 0,48581 - 0,07042 0,41539

Total pengaruh 0,91866 - 0,22132 0,69734 Sumber : Data Diolah

Tabel di atas menunjukan total pengaruh dari masing – masing

variabel eksogen baik pengaruh secara langsung, tidak langsung, dan

pengaruh total terhadap variabel endogen (NAB Reksadana Syariah).

Dari tabel 4.16 dapat dilihat variabel eksogen yang paling dominan

berpengaruh terhadap variabel endogen adalah JII karena pengaruh

totalnya sebesar 0,41539 atau 41,54% lebih besar dari pada variabel

yang lainnya.

Page 118: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

101

C. Interpretasi

Dari empat variabel yaitu nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi ,

SWBI dan JII. Setelah dilakukan penelitian terhadap Nilai Aktiva Bersih

Reksadana Syariah menunjukkan bahwa semua variabel memilki pengaruh

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap NAB Reksadana

Syariah.

Berdasarkan nilai koefisien jalur (nilai Beta), Nilai tukar rupiah terhadap

US Dollar berpengaruh positif terhadap NAB reksadana syariah menunjukkan

bahwa NAB reksadana syariah yang meningkat sangat di pengaruhi oleh

perekonomian suatu negara yang membaik yang ditandai dengan meningkatnya

nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing, karena dengan

meningkatnya nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing, maka

daya beli masyarakat akan meningkat sehingga kemampuan masyarakat dalam

berinvestasipun akan meningkat pula sehinggga hal ini akan berdampak positif

bagi perkembangan pasar modal seperti reksadana syariah.

Inflasi berpengaruh negatif terhadap NAB reksadana syariah, hal ini

menunjukkan perkembangan reksadana syariah sangat dipengaruhi oleh biaya-

biaya yang harus dibayarkan, biaya-biaya tersebut tentunya di pengaruhi oleh

tingkat inflasi, dimana tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan biaya-

biaya sehinggga hasil investasi yang akan didapat akan turun. Dari variabel

nilai tukar dan inflasi yang berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana

syariah, ini menunjukan sangat berperannya informasi mengenai perubahan

variabel ini bagi investor.

Page 119: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

102

SWBI berpengaruh negatif terhadap NAB reksadana syariah, hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar reksadana syariah bukan diinvestasikan di

pasar uang (dalam bentuk SWBI). Dari hasil ketiga variabel makroekonomi ini

dalam mempengaruhi NAB Reksadana Syariah, telah sesuai dengan teori

namun tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya dikarenakan adanya

perbedaan waktu penelitian, ruang lingkup dan metode penelitian.

Variabel JII berpengaruh positif terhadap NAB reksadana syariah, hal ini

menunjukkan atau diperkirakan reksadana syariah sebagian besar atau hampir

seluruhnya di investasikan pada saham-saham yang termasuk kedalam indeks

syariah/JII sehingga peningkatan pada indeks syariah tersebut akan

berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai aktiva bersih reksadana

syariah, hal ini sesuai dengan teori dimana JII merupakan tolak ukur dari suatu

investasi saham berbasis syariah. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh M Romas Syahputera (2005), Hadori Yunus dan Idrus Muhidin

(2005), Reno Virlandana A dan Budi Hermana (2005) dan Shandy Rahmadani

Tayibnapis (2008).

Page 120: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

103

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan (yang

merupakan jawaban dari perumusan masalah) sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian dengan path analysis, menunjukkan bahwa

semua variabel eksogen mempunyai pengaruh signifikan. Pengaruh baik

langsung maupun tidak langsung terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana

Syariah. Dengan nilai pengaruh langsung dan tidak langsung dari nilai tukar

rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih menunjukkan hasil masing–masing

sebesar 0,09796 atau 9,79 % dan -0,11789 atau –11,79 %, selanjutnya

pengaruh langsung dan tidak langsung dari inflasi terhadap Nilai Aktiva

Bersih menunjukkan hasil masing–masing sebesar 0,26729 atau 26,73 %

dan 0,08002 atau 8,00 %, selanjutnya pengaruh langsung dan tidak

langsung dari SWBI terhadap Nilai Aktiva Bersih menunjukkan hasil

masing – masing sebesar 0,0676 atau 6,76 % dan –0,11303 atau –11,30 %,

selanjutnya pengaruh langsung dan tidak langsung dari JII terhadap Nilai

Aktiva Bersih menunjukkan hasil masing – masing sebesar 0,48581 atau

48,58 % dan -0,07042 atau –7,04 %.

2. Dari keempat variabel eksogen tersebut (nilai tukar, inflasi, SWBI dan JII),

Variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih

Page 121: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

104

Reksadana Syariah adalah JII, hal ini dapat dilihat dari nilai pengaruh

totalnya, yakni dengan nilai sebesar 0,41539 atau 41,54 % lebih besar dari

pada pengaruh total variabel lainnya dimana pengaruh total nilai tukar

sebesar -0,01993 atau -1,99%, pengaruh total variabel inflasi sebesar

0,34732 atau 34,73%, pengaruh total variabel SWBI sebesar - 0,04543 atau

-4,54%.

B. Implikasi

Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, peneliti menganalisis

melalui empat variabel yaitu, nilai tukar rupiah, inflasi, SWBI dan JII terhadap

NAB reksadana syariah. Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih dalam dan

lebih komprehensif maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi Investor, dalam berinvestasi di reksadana syariah sebaiknya

memperhatikan informasi kondisi perekonomian yang dapat dilihat dari

nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, SWBI serta dari indeks

syariah yaitu JII, karena dalam penelitian ini semua variabel tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap NAB reksadana syariah.

2. Bagi Manajer Investasi, sebaiknya mempertimbangkan empat variabel

tersebut (nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, inflasi, SWBI dan JII) dalam

mengambil keputusan penempatan dana dari masyarakat pemodal kedalam

portofolio efek yang tepat dan supaya bisa mempertahankan atau

meningkatkan hasil dari reksadana syariah yang dimilki.

Page 122: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

105

3. Bagi Akademisi, perlu diadakan penelitian selanjutnya, yakni dengan

menambah variabel–variabel baru seperti Pendapatan Nasional Bersih,

Jumlah Uang Beredar dan lain–lain dengan analisis jalur atau analisis yang

lain serta dengan memperpanjang rentang waktu penelitian.

Page 123: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

106

DAFTAR PUSTAKA

Achsien, Iggi H. “Invetasi Syariah Di Pasar Modal”, PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 2003.

Bank Indonesia, Gubernur Bank Indonesia. Peraturan nomor: 5/7/pbi/2003 tentang kualitas aktiva produktif bagi bank syariah, 2003.

Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J Marcus. “ Investment”, Eight Edition, Mc Graw Hill, New York, 2009.

Boediono, “Ekonomi Moneter”, Edisi ke Tiga, BFE, Yogyakarta, 2001.

Bruce J, Feibel. “Investment Performance Measurement”, N.Y (J) : John Willey & Sons, Inc, New York, 2003.

Dominick, Salvatore. “ Teori dan Soal–Soal Ekonomi Internasional”, Edisi Ketiga Erlangga, Jakarta, 1997.

Fadhil, M. H., Azizan, N A, Shaharudin R S (2007) “The Interaction Between Macroeconomics Variables and The Performance Mutual Fund in Malaysia”, Journal, Juni, 2007.

Gup, Benton E. “ The Basic of Investing”, Third Edition, John Willey & Sons, New York, 2000.

Hady, Hamdy. “Manajemen Keuangan Internasional”, Edisi Kedua, Mitra Wacana Media dan YAI, Jakarta, 2005.

Halim, Abdul. “Analisis Investasi”. Edisi Kedua Salemba 4 Jakarta, 2005.

Hirt, Geoffrey and Stanley B. Block CFA, CMM. “Fundamentals Of Investment Management” ,Sevent Edition, Mc Graw-Hill Irwin, Newyork, 2003.

Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. “Investsi Pada Pasar Modal Syariah”, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007.

Iswantono, H. W. ”Kamus Istilah Populer”, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2006.

Page 124: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

107

Jogianto. ”Teori Portofolio dan Analisis Investasi’’, Edisi ke-2, BPFE, Yogyakarta, 2000.

Jones, Charles P. “ Investments : Analysis and Management”, Tenth Edition, John Willey & Sons, New York, 2007.

Keown, Arthur J.dkk. “Financial Management:Principle and Applications” 10th

Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2005.

Kuncoro, Mudrajad. “Metode Kuantitatif Teori dan aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi”, Edisi 1, cetakan 1, Unit Penerbitan dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.

Leon, Boy. dkk. “Manajemen Aktiva Pasiva Bank Nondevisa”, Grasindo, Jakarta, 2007

Levi, Maurice D. “International Finance”, Terjemahan. Edisi Pertama, Penerbit ANDI. Yogyakarta, 2001.

Madura, Jeff. “International Financial Management”, 7th Edition, Cincinnati: South-Western College Publishing, 2000.

Majalah Prospektif, No. 45, Vol 3, Tahun 2001.

Mankiw, N Gregory. “Principles of Economics Pengantar Ekonomi Makro”, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Manurung,dkk.“Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap IHSG’’, Jurnal, 2008.

Maysami,dkk. “Relationship Between Macroeconomic Variabels and Stock Market Indices : Cointegration Evidence From Stock Exchange of Singapore’s All’s Sector Indices”, Journal, 2004.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahaman,“ Analisis Korelasi, Rgresi, dan Jalur Dalam Penelitian’’, Pustaka Setia, Bandung, 2007.

MUI. “ Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/DSN-MUI/IV/2001”, MUI. Jakarta, 2001.

Page 125: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

108

Muthalib, Abdul. “ Analisis. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Tingkat Kinerja Reksadana Saham Periode 1998-2004”, Tesis, Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,2005.

Pasha, “Pengaruh IHSG di Bursa Efek Jakarta Terhadap NAB Reksadana Saham di PT. BNI Securities Bandung”,Tesis, Universitas Gunadarma, Jakarta, 2005.

Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. “ Reksadana Solusi Investasi di Era Modern”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.

Raharjo, Mugi ” Ekonomi Moneter”, UNS Press, Surakarta, 2009.

Reilly, F. K and K.C Brown. “Investment Analysis and Portfolio Management”, 7th Edition, Thomson Southwestern, USA, 2003.

Ritchie, J R, John C. “ Fundamental Analysis”, Revised Edition, Richard D Irwin, Chicago, 1996.

Saltian, Yoga.“Analisis Perbandingan Resiko dan Tingkat Pengembalian Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2006.

Sarwono, Jonathan. ”Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007.

Sholahuddin, Muhammad dan Lukman Hakim. “Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah Kontemporer”. Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2008.

Situmorang, Parluhutan dkk. “Langkah Awal Berinvestasi Reksa Dana”, TransMedia Pustaka, Jakarta, 2010.

Sjahputra, M. Romaz. “ Pengaruh Perubahan Tingkat Inflasi Nilai Tukar Uang, Tingkat Suku Bunga Bebas Resiko dan Indeks Syariah Terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah” , Tesis. Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2005.

Strong, Robert A. ”Portfolio Construction, Management, and Protection”, Thompson south-western, Ohio, 2003.

Page 126: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

109

Sudarsono, Heri. “ Bank dan Lembaga Keuangan Syariah’’, Edisi 2. Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas FE UII, Yogyakarta, 2003.

Susanto, Burhanuddin. “Pasar Modal Syaiah (Tinjauan Hukum)”, UII Press, Yogyakarta, 2009.

Suta. I Putu.G.A. “ Menuju Pasar Modal Modern “, Yayasan Sad Satria Bhakti, Jakarta, 2000.

Tayibnapis, S Rahmadani. “Analisis Pengaruh Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, Jakarta Islamic Index, Inflasi dan Valuta Asing Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah (Studi kasus Reksadana Danareksa Syariah Berimbang)”, Tesis, Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.

Tendellin, Eduardus. “ Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, Yogyakarta, BPFE, 2001.

Tungka, Mariesa Mariona Avrillena Monica. “Analisis Pengaruh SBI, Kurs, Inflasi dan IHSG Terhadap Return Saham (studi pada saham-saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta)”, Tesis, Magister Akuntansi, Universitas Indonesia, Jakarta, 2007.

UU Pasar Modal.1995. UU Pasar Modal No. 08 Tahun 1995, Pasal 1 ayat 27, Jakarta.

Virlandana A., Reno dan Budi Hernama. “Hubungan Antara Reksa Dana Syariah, Nisbah Bank Syariah dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Pada Periode Januari 2001 – Desember 2004”, Proceeding Seminar Nasional PESAT, Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 23-24 Agustus 2005.

Widoatmodjo, Sawidji. “ Cara Sehat Investasi di Pasar Modal (Pengantar Menjadi Investor Profesional) ”, PT Elexmedia Komputindo, Jakarta, 2007.

Yunus, Hadori dan Idrus Mahidin. “ Critical Factors yang Mempengaruhi Nilai Aktifa Bersih Reksadana Syariah”, Jurnal, 2005.

Page 127: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

110

www.bi.go.id

www.henrowibowo.blogspot.com

www.jurnal-ekonomi.org

www.kilasberita.com

www.msi-uii.net

www.ortax.org

www.pkes.org

www.reksadanasyariah.net

www.rac.uii.ac.id

www.vibiznews.com

Page 128: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

111

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Output Regresi dan korelasi berdasarkan SPSS

Model Summary

.836a .698 .662 .12792

Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), JII, inflasi, nilaitukar, SWBIa.

ANOVAb

1.249 4 .312 19.077 .000a

.540 33 .016

1.789 37

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), JII, inflasi, nilaitukar, SWBIa.

Dependent Variable: NABb.

Coefficientsa

-7.900 6.686 -1.182 .246

4.521 1.637 .313 2.761 .009

-30.329 6.228 -.517 -4.870 .000

-51.562 24.663 -.260 -2.091 .044

1.010 .200 .697 5.045 .000

(Constant)

nilaitukar

inflasi

SWBI

JII

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: NABa.

Page 129: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

112

(Lanjutan Lampiran 1)

Correlations

1 .249 -.435** -.518**

.132 .006 .001

38 38 38 38

.249 1 -.263 -.432**

.132 .111 .007

38 38 38 38

-.435** -.263 1 .624**

.006 .111 .000

38 38 38 38

-.518** -.432** .624** 1

.001 .007 .000

38 38 38 38

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

nilaitukar

inflasi

SWBI

JII

nilaitukar inflasi SWBI JII

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 130: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

113

Lampiran 2 : Data mentah masing-masing variabel

Bln-Thn

Nilai Tukar Rupiah / US

Dollar Inflasi SWBI JII NAB

Januari 2005 9.204,15 0,0732 0,0411 174,187 671.703.651.623,35

Februari 2005 9.244,94 0,0715 0,0375 171,834 827.962.991.078,96

Maret 2005 9.370,52 0,0881 0,0358 169,334 1.193.699.014.102,44

Apr-05 9.539,36 0,0812 0,0449 161,002 1.583.093.029.148,18

Mei 2005 9.479,80 0,0740 0,0375 178,201 1.481.725.763.904,89

Juni 2005 9.616,45 0,0742 0,0462 187,884 1.463.981.063.577,73

Juli 2005 9.799,29 0,0784 0,0456 198,242 1.517.151.996.961,96

Agustus 2005 9.986,64 0,0833 0,0392 178,261 1.506.366.597.214,49

Sep-05 10.232,57 0,0906 0,0411 183,731 577.880.685.632,21

Oktober 2005 10.093,38 0,1789 0,0477 181,422 622.564.957.854,06

Nov-05 10.040,71 0,1838 0,0517 188,836 572.289.535.358,12

Desember 2005 9.857,32 0,1711 0,0542 199,749 563.927.128.494,45

Januari 2006 9.493,00 0,1703 0,0432 215,357 596.310.398.333,07

Februari 2006 9.253,15 0,1792 0,0462 218,261 547.873.792.577,34

Maret 2006 9.171,57 0,1574 0,0475 233,821 574.350.806.199,94

Apr-06 8.936,94 0,1540 0,0480 260,193 608.660.335.677,57

Mei 2006 8.984,86 0,1560 0,0792 237,238 637.544.489.024,14

Juni 2006 9.362,73 0,1553 0,0492 233,272 652.772.254.615,47

Juli 2006 9.125,48 0,1515 0,0506 239,301 668.189.947.085,72

Agustus 2006 9.094,25 0,1490 0,0579 251,352 681.064.665.102,63

Sep-06 9.143,33 0,1455 0,0445 263,497 713.939.551.392,43

Oktober 2006 9.187,18 0,0629 0,0533 268,992 736.110.046.497,83

Nov-06 9.134,59 0,0527 0,0854 295,479 797.317.940.465,64

Desember 2006 9.086,80 0,0660 0,0862 311,281 868.008.691.848,39

Januari 2007 9.066,50 0,0626 0,0807 296,958 883.792.010.499,67

Februari 2007 9.067,80 0,0630 0,0453 294,062 924.071.173.682,19

Maret 2007 9.163,95 0,0652 0,0648 315,245 1.001.817.951.388,83

Apr-07 9.097,55 0,0629 0,0627 344,963 1.071.334.910.985,03

Mei 2007 8.844,33 0,0601 0,0626 354,580 1.200.217.515.705,54

Juni 2007 8.983,65 0,0577 0,0533 356,853 1.285.810.829.178,42

Juli 2007 9.067,14 0,0606 0,0571 388,630 1.485.454.300.029,13

Agustus 2007 9.366,68 0,0651 0,0515 368,153 1.525.622.920.460,19

Sep-07 9.309,90 0,0695 0,0661 399,747 1.611.855.053.848,99

Oktober 2007 9.107,06 0,0688 0,0647 463,055 1.803.281.404.115,90

Nov-07 9.264,27 0,0671 0,0687 483,964 2.353.286.116.400,98

Desember 2007 9.333,60 0,0659 0,068 493,014 2.512.391.763.717,65

Januari 2008 9.409,68 0,0736 0,0595 476,969 2.918.133.122.024,35 Februari 2008 9.178,95 0,0740 0,0606 508,945 3.095.632.865.982,10

Page 131: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

114

Lampiran 3 :Data Setelah di Log kecuali Inflasi dan SWBI masing-masing di bagi 12 setiap bulannya

Bln-thn

Nilai Tukar Rupiah / US

Dollar Inflasi SWBI JII NAB Januari 2005 3,96 0,0061 0,0034 2,24 11,83

Februari 2005 3,97 0,0060 0,0031 2,24 11,92

Maret 2005 3,97 0,0073 0,0030 2,23 12,08

Apr-05 3,98 0,0068 0,0037 2,21 12,20

Mei 2005 3,98 0,0062 0,0031 2,25 12,17

Juni 2005 3,98 0,0062 0,0039 2,27 12,17

Juli 2005 3,99 0,0065 0,0038 2,30 12,18

Agustus 2005 4,00 0,0069 0,0033 2,25 12,18

September 2005 4,01 0,0076 0,0034 2,26 11,76

Oktober 2005 4,00 0,0149 0,0040 2,26 11,79

November 2005 4,00 0,0153 0,0043 2,28 11,76

Desember 2005 3,99 0,0143 0,0045 2,30 11,75

Januari 2006 3,98 0,0142 0,0036 2,33 11,78

Februari 2006 3,97 0,0149 0,0039 2,34 11,74

Maret 2006 3,96 0,0131 0,0040 2,37 11,76

Apr-06 3,95 0,0128 0,0040 2,42 11,78

Mei 2006 3,95 0,0130 0,0066 2,38 11,80

Juni 2006 3,97 0,0129 0,0041 2,37 11,81

Juli 2006 3,96 0,0126 0,0042 2,38 11,82

Agustus 2006 3,96 0,0124 0,0048 2,40 11,83

Sep-06 3,96 0,0121 0,0037 2,42 11,85

Oktober 2006 3,96 0,0052 0,0044 2,43 11,87

Nov-06 3,96 0,0044 0,0071 2,47 11,90

Desember 2006 3,96 0,0055 0,0072 2,49 11,94

Januari 2007 3,96 0,0052 0,0067 2,47 11,95

Februari 2007 3,96 0,0053 0,0038 2,47 11,97

Maret 2007 3,96 0,0054 0,0054 2,50 12,00

Apr-07 3,96 0,0052 0,0052 2,54 12,03

Mei 2007 3,95 0,0050 0,0052 2,55 12,08

Juni 2007 3,95 0,0048 0,0044 2,55 12,11

Juli 2007 3,96 0,0051 0,0048 2,59 12,17

Agustus 2007 3,97 0,0054 0,0043 2,57 12,18

Sep-07 3,97 0,0058 0,0055 2,60 12,21

Oktober 2007 3,96 0,0057 0,0054 2,67 12,26

Nov-07 3,97 0,0056 0,0057 2,68 12,37

Desember 2007 3,97 0,0055 0,0057 2,69 12,40

Januari 2008 3,97 0,0061 0,0050 2,68 12,47

Februari 2008 3,96 0,0062 0,0051 2,71 12,49

Page 132: ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN INDEKSrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21238/1/AHMAD... · melakukan penelitian uiang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

115

Lampiran 4 : Daftar Produk Reksadana Syariah Periode Januari 2005 - Februari 2008

No Nama Produk Reksadana Syariah 1 CIMB Islamic Equity Growth Syariah 2 RD TRIM SYARIAH SAHAM 3 SI DANA SAHAM SYARIAH 4 PNM Ekuitas Syariah 5 Batasa Syariah 6 Danareksa Syariah Berimbang 7 Kausar Balanced Growth Syariah 8 RD TRIM SYARIAH BERIMBANG 9 MEGA DANA SYARIAH

10 Capital Syariah Fleksi 11 AAA Amanah Syariah Fund 12 BNI DANAPLUS SYARIAH 13 IPB SYARIAH 14 Mandiri Investa Syariah Berimbang 15 EURO PEREGRINE SYARIAH BALANCED PLUS 16 PNM Syariah 17 SYARIAH BATASA KOMBINASI 18 PNM PUAS 19 PNM AMANAH SYARIAH 20 BIG DANA MUAMALAH 21 MEGA DANA OBLIGASI SYARIAH 22 Batasa Investa Haji 23 BNI DANA SYARIAH 24 HAJI SYARIAH 25 INDEKS DANAREKSA INDEKS SYARIAH 26 MANDIRI INVESTA ATRAKTIF-SYARIAH 27 SYARIAH FORTIS PESONA AMANAH

Sumber : Bapepam