ANALISIS VALUASI SAHAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN …repository.usd.ac.id/34621/2/152214207_full.pdf ·...
Transcript of ANALISIS VALUASI SAHAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN …repository.usd.ac.id/34621/2/152214207_full.pdf ·...
ANALISIS VALUASI SAHAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN
DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM), PRICE EARNING RATIO (PER)
DAN PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Yang Listed
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Dea Natalia
NIM: 152214207
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS VALUASI SAHAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN
DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM), PRICE EARNING RATIO (PER)
DAN PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Yang Listed
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Dea Natalia
NIM: 152214207
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
You never fail until you stop trying __________ Albert Einstein
Life is not fair, get used to it! --------------- Bill Gates
It always seem impossible until it’s DONE ****** Nelson Mandela
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus
Papa, mama dan adikku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi
dengan judul :
ANALISIS VALUASI SAHAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN
DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM), PRICE EARNING RATIO (PER)
DAN PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Yang Listed
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017)
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 17 Mei 2019 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau
sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru
dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau
pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai
tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang
saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut
maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar
akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan
perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal
70).
Yogyakarta, 31 Mei 2019
Yang membuat pernyataan,
Dea Natalia
NIM: 152214207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dea Natalia
NIM : 152214207
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
ANALISIS VALUASI SAHAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN
DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM), PRICE EARNING RATIO (PER)
DAN PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Yang Listed
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Mei 2019
Yang menyatakan
Dea Natalia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Valuasi
Saham Menggunakan Pendekatan Dividend Discount Model (DDM), Price
Earning Ratio (PER) Dan Price To Book Value (PBV) untuk Pengambilan
Keputusan Investasi, (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi
Yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017). Skripsi ini ditulis sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi
Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis perlu mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen,
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si., selaku dosen pembimbing I,
yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.
4. Ibu Ima Kristina Yulita, M.Sc., selaku dosen pembimbing II, yang juga telah
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih
sempurna.
5. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto M.Si., selaku anggota tim penguji
yang telah memberi masukan yang sangat berguna sehingga skripsi ini
menjadi lebih sempurna lagi.
6. Bapak/Ibu selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang
sangat berguna.
7. Bapak Drs.Theodorus Sutadi M.B.A, selaku Dosen Pembimbing Akademik
kelas E.
8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan
dan kepercayaan padaku.
10. Adik tercinta yang selalu mendukung dan mendoakanku.
11. Teman-teman UKM KSR PMI USD yang sudah memberikan semangat,
canda-tawa dan juga kenangan yang menyenangkan.
12. Teman-teman kelas E angkatan 2015 yang sudah berjuang bersama.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya.
Yogyakarta, 31 Mei 2019
Penulis
Dea Natalia
NIM: 152214207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................ v
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................................ vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................ xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xii
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah............................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 9
A. Landasan Teori ....................................................................................... 9
B. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 28
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 28
B. Waktu Penelitian .................................................................................. 28
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 28
D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 28
E. Unit Sampel .......................................................................................... 29
F. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 29
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 29
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 30
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................... 37
A. Ringkasan Umum Profil Perusahaan .................................................... 37
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
A. Analisis Data ........................................................................................ 46
B. Pembahasan .......................................................................................... 67
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ........................... 84
A. Kesimpulan ........................................................................................... 84
B. Saran ..................................................................................................... 85
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87
LAMPIRAN .......................................................................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
IV.1 Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria Sampel 37
V.1 Return on Equty (ROE) Perusahaan Barang Konsumsi 47
V.2 Earning per Share (EPS) Perusahaan Barang Konsumsi 48
V.3 Dividen per Share (DPS) Perusahaan Barang Konsumsi 49
V.4 Dividen Payout Ratio (DPR) Perusahaan Barang
Konsumsi 51
V.5 Dividen Growth (g) dengan Pendekatan DDM 52
V.6 Estimasi Dividen yang Diharapkan dengan Pendekatan
DDM 53
V.7 Required of Return (k) dengan Pendekatan DDM 55
V.8 Nilai Intrinsik dengan Pendekatan DDM 56
V.9 Dividen Growth (g) dengan Pendekatan PER 57
V.10 Estimasi EPS dengan Pendekatan PER 59
V.11 Required of Return (k) dengan Pendekatan PER 60
V.12 Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Barang Konsumsi 61
V.13 Nilai Intrinsik dengan Pendekatan PER 62
V.14 Book Value per Share Perusahaan Barang Konsumsi 64
V.15 Price To Book Value Perusahaan Barang Konsumsi 65
V.16 Nilai intrinsik dengan pendekatan PBV 66
V.17 Nilai Root Mean Square Error 67
V.18 Perbandingan nilai intrinsik perusahaan barang konsumsi
dan pengambilan keputusan investasi pendekatan DDM,
PER, dan PBV Tahun 2013
68
V.19 Perbandingan nilai intrinsik perusahaan barang konsumsi
dan pengambilan keputusan investasi pendekatan DDM,
PER, dan PBV Tahun 2014
71
V.20 Perbandingan nilai intrinsik perusahaan barang konsumsi
dan pengambilan keputusan investasi pendekatan DDM,
PER, dan PBV Tahun 2015
74
V.21 Perbandingan nilai intrinsik perusahaan barang konsumsi
dan pengambilan keputusan investasi pendekatan DDM,
PER, dan PBV Tahun 2016
77
V.22 Perbandingan nilai intrinsik perusahaan barang konsumsi
dan pengambilan keputusan investasi pendekatan DDM,
PER, dan PBV untuk Tahun 2017
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1 Harga Saham Perusahaan Barang Konsumsi 91
2 PBV Sektor Industri Barang Konsumsi 91
3 Dividen Payout Ratio (DPR) Perusahaan Barang
Konsumsi 92
4 Dividend Growth (g) Pendekatan Dividend Discount
Model (DDM) 94
5 Estimasi Dividen yang Diharapkan Perusahaan Barang
Konsumsi 96
6 Required of return (k) Pendekatan Dividend Discount
Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) 98
7 Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dengan
Pendekatan Dividend Discount Model (DDM) 100
8 Dividend Growth (g) Pendekatan Price Earning Ratio
(PER) 102
9 Estimasi EPS pendekatan Price Earning Ratio (PER) 104
10 Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Barang Konsumsi 106
11 Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dengan
Pendekatan Price Earning Ratio (PER) 108
12 Book Value per Share Perusahaan Barang Konsumsi 110
13 Price to Book Value Perusahaan Barang Konsumsi 112
14 Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dengan
Pendekatan Price to Book Value (PBV) 114
15 Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pendekatan Price
to Book Value (PBV) 116
16 Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pendekatan
Dividend Discount Model (DDM) 118
17 Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pendekatan Price
Earning Ratio (PER) 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ANALISIS VALUASI SAHAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN
DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM), PRICE EARNING RATIO (PER)
DAN PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Yang Listed
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017
Dea Natalia
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui nilai intrinsik saham
perusahaan sektor barang konsumsi yang listed di BEI pada tahun 2013-2017
dengan menggunakan pendekatan Dividend Discount Model, Price Earning Ratio,
dan Price to Book Value, (2) mengetahui kondisi saham perusahaan sektor barang
konsumsi berupa undervalued, overvalued atau correct value, (3) pengambilan
keputusan investasi yang tepat berdasarkan nilai intrinsik yang sudah dihitung,
dan (4) mengetahui pendekatan penilaian harga saham mana yang lebih akurat.
Sampel penelitian ini sebanyak tujuh perusahaan yang membagikan dividen
secara konsisten selama kurun waktu penelitian. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Data yang digunakan
adalah data sekunder. Kesimpulan penelitian ini adalah rata-rata ketujuh saham
perusahaan pada tahun 2013-2014 berada dalam kondisi undervalued, penilaian
harga saham yang paling akurat adalah pendekatan Price Earning Ratio yang
memiliki nilai RMSE terkecil, dan pengambilan keputusan investasi yang paling
tepat adalah membeli saham perusahaan sektor barang konsumsi karena dinilai
undervalued atau murah.
Kata kunci: Dividend Discount Model, Price Earning Ratio, Price to Book Value,
Root Mean Square Error, dan harga saham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ANALYSIS OF STOCK VALUATION USING DIVIDEND DISCOUNT
MODEL (DDM), PRICE EARNING RATIO (PER) AND PRICE TO BOOK
VALUE (PBV) APPROACH
FOR INVESTMENT DECISION MAKING
Empirical Study on Companies in the Listed Consumer Goods Sector
on the Indonesia Stock Exchange in 2013-2017
Dea Natalia
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
This study aims to (1) determine the intrinsic value of shares of consumer
goods sector companies listed on the Stock Exchange in 2013-2017 using the
Dividend Discount Model, Price Earning Ratio, and Price to Book Value
approach, (2) know the condition of shares of consumer goods sector companies
in the form of undervalued, overvalued or correct value, (3) make appropriate
investment decisions based on the intrinsic value that has been calculated, and
(4) know which approach to valuing stock prices is more accurate. The sample of
this study was seven companies which distributed dividends consistently during
the study period. Data collection techniques in this study used purposive sampling
technique. The data used was secondary data. The conclusion of this study was
that the average of the seven company shared in 2013-2014 were in undervalued
conditions, the most accurate stock price valuation was the Price Earning Ratio
approach which had the smallest RMSE value, and the most appropriate
investment decision making was buying shares from consumer goods sector
because it was considered undervalued or cheap.
Keywords: Dividend Discount Model, Price Earning Ratio, Price to Book Value,
Root Mean Square Error, and stock price
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal memiliki peran penting dalam menunjang
perekonomian negara. Pasar modal adalah sarana bertemunya penjual dan
pembeli untuk melakukan kegiatan perdagangan efek, seperti saham, obligasi,
option, warrant, dan right. Lembaga yang menyediakan tempat/wadah
kegiatan pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia. Seorang
individu dapat berinvestasi langsung di perusahaan menggunakan pasar
modal sebagai tempat perdagangan. Salah satu instrumen dalam pasar modal
yang paling digemari oleh investor adalah saham. Saham adalah surat
berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap
suatu perusahaan. Saham memberikan return yang tinggi namun diimbangi
dengan risiko yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan saham merupakan surat
berharga yang memiliki karakteristik high risk high return.
Seorang investor selalu menginginkan return yang tinggi dengan
risiko yang kecil. Return dalam investasi saham dapat berupa capital gain dan
dividen. Capital gain adalah keuntungan yang didapat ketika menjual saham
dengan harga yang lebih tinggi dari hari belinya. Sedangkan dividen adalah
sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan oleh perusahaan kepada
investor pada periode tertentu. Investor untuk mendapatkan return maksimal
seperti yang diharapkan tidak bisa mengandalkan naluri saja saat melakukan
membeli dan menjual saham. Oleh karena itu investor perlu melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
penilaian dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilih. Penilaian saham
menghasilkan informasi nilai intrinsik yang akan dibandingkan dengan harga
pasar saham untuk menemukan posisi jual atau beli terhadap suatu saham
perusahaan (Tandelilin, 2017:305). Dengan mengetahui nilai intrinsik
investor dapat mengetahui kategori saham-saham mana yang murah, tepat
harga dan yang mahal, sehingga investor tidak salah mengambil keputusan
dalam membeli, menahan, dan menjual saham. Nilai intrinsik adalah nilai
sebenarnya dari saham yang mencerminkan kinerja perusahaan. Saham
tergolong undervalued apabila nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar.
Saham undervalued adalah saham yang dinilai memiliki harga murah. Saham
tergolong overvalued apabila nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar.
Saham overvalued adalah saham yang dinilai memiliki harga mahal. Saham
tergolong correctly value apabila nilai intrinsik sama dengan harga pasar,
saham ini lah yang dinilai memiliki harga wajar.
Penilaian saham dapat dilakukan dengan analisis fundamental dan
analisis teknikal (Hartono, 2017:208-209). Analisis teknikal dilakukan
dengan melihat data historis harga saham untuk memprediksi pergerakan
harga saham. Sedangkan analisis fundamental menghitung nilai intrinsik dari
suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Untuk analisis
fundamental ada dua pendekatan untuk menghitung nilai saham, yaitu dengan
pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan PER
(P/E ratio approach). Salah satu model penentuan nilai saham (pendekatan
nilai sekarang) dengan menggunakan komponen dividen adalah DDM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(Dividend Discount Model). DDM merupakan model untuk menentukan
estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang
akan diterima di masa datang (Tandelilin, 2017:310). Kelebihan dari DDM
adalah model ini diturunkan dari konsep nilai waktu dari uang dan arus kas
(Hasanah dan Rusliati, 2017:4). Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
merupakan pendekatan yang lebih sering digunakan oleh para investor dan
analisis saham. PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga
saham terhadap earning perusahaan. Pendekatan DDM dan PER sama-sama
mendasarkan diri pada konsep nilai sekarang (present value). Secara teoritis
pendekatan DDM lebih baik dibandingkan dengan pendekatan PER, akan
tetapi pendekatan PER lebih populer dan lebih sering digunakan oleh para
investor dan analisis saham karena lebih mudah menggunakannya. Selain
DDM dan PER terdapat pendekatan lain dalam penilaian saham yaitu Price to
Book Value (PBV). PBV merupakan pendekatan untuk menilai suatu saham
dengan melihat hubungan antara harga pasar dengan nilai buku per lembar
(Tandelilin, 2017:325). Menurut Hasanah dan Rusliati (2017:1), PBV lebih
baik untuk menilai saham perusahaan dengan industri ataupun sektor yang
sejenis, sehingga terlihat jelas perbandingan harga sahamnya apakah murah
atau mahal. Menurut Fayana dan Jatmiko (2012:9), pendekatan PBV lebih
fleksibel jika dibandingkan dengan DDM dalam menghitung nilai wajar
saham karena tidak terpengaruh oleh arus kas.
Hasil penelitian sebelumnya oleh Hasanah dan Rusliati (2017) yang
berjudul “Harga Saham dengan Metode Dividend Discount Model dan Price
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
to Book Value”, menyimpulkan bahwa nilai intrinsik yang dihasilkan oleh
metode DDM lebih akurat dibandingkan PBV, dengan nilai rata-rata RMSE
DDM lebih kecil daripada nilai rata-rata RMSE PBV. DDM menghasilkan
nilai yang lebih akurat dan mendekati harga pasarnya. Penelitian yang
dilakukan oleh Asiah (2015) yang berjudul “Analisis Pendekatan Metode
Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) untuk
menilai harga saham”, menyimpulkan bahwa uji signifikansi menggunakan
t-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai harga
wajar saham yang dinilai menggunakan metode DDM dengan harga wajar
saham yang dinilai menggunakan metode PER. Penelitian yang dilakukan
oleh Noor dan Satyawan (2014) yang berjudul “Analisis Penilaian Harga
Wajar Saham”, menyimpulkan bahwa hasil perbandingan model penilaian
saham menunjukkan model PER memiliki penyimpangan yang lebih rendah,
dengan nilai RMSE PER lebih kecil dari nilai RMSE DDM. Artinya model
penilaian PER merupakan model yang lebih akurat untuk melakukan
penilaian harga wajar saham dibandingkan model DDM. Penelitian yang
dilakukan oleh Fayana dan Singgih (2012) yang berjudul “Penilaian Harga
Wajar Saham dengan Menggunakan Metode Dividend Discount Model
(DDM) dan Metode Price to Book Value Ratio (PBV Ratio) pada Sektor
Perbankan yang Termasuk Saham LQ45 di BEI,” menyimpulkan bahwa
metode PBV ratio lebih baik daripada metode DDM, dimana metode PBV
ratio memiliki rentang yang lebih dekat dan pola pergerakan harga wajar
sahamnya hampir mengkuti harga pasar. Penelitian ini sama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penelitian sebelumnya yaitu menghitung nilai instrinsik dari saham
perusahaan yang kemudian dibandingkan dengan nilai pasar (harga saham di
pasar), merekomendasikan pengambilan keputusan yang tepat dari hasil
perhitungan dan membandingkan pendekatan penilaian saham mana yang
lebih mendekati nilai pasar.
Di pasar modal terdapat banyak sektor industri yang dapat dipilih
oleh investor untuk menginvestasikan uangnya. Salah satu sektor yang dapat
dilirik oleh investor adalah sektor barang konsumsi. Sektor indusri barang
konsumsi merupakan sektor yang cukup menjanjikan dilihat dari indeks
saham sektor consumer goods mencatatkan penguatan 3,69% dalam sepekan,
padahal sebelumnya pada awal tahun 2018 rata-rata indeks saham sektor
consumer goods atau barang konsumsi mencatat koreksi 13,77% per Jumat
(25/5/2018). Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengungkapkan
menguatnya saham-saham barang konsumsi didukung kecenderungan imbal
hasil Amerika yang mulai terkoreksi. Saham sektor barang konsumsi
diproyeksi Hans memiliki potensi kenaikan hingga akhir tahun. Adanya
momentum Pilkada membuat sektor barang konsumsi menjadi pilihan yang
menarik karena kemungkinan demand mereka meningkat
(www.kontan.co.id). Agar investor tidak mengalami kerugian (capital loss)
maka perlu dilakukan analisis penilaian harga saham perusahaan sehingga
investor dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Valuasi Saham Menggunakan Pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Dividend Discount Model (DDM), Price Earning Ratio (PER) dan Price to
Book Value (PBV) untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Empiris
pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Listed di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2017)”.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa nilai intrinsik saham perusahaan sektor barang konsumsi yang
listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 yang dihitung dengan
menggunakan pendekatan DDM, PER dan PBV?
2. Apakah nilai intrinsik yang dihitung menggunakan pendekatan DDM,
PER dan PBV mengalami undervalued, correctly value atau overvalued?
3. Bagaimana pengambilan keputusan investasi yang tepat setelah
mengetahui kondisi nilai intrinsik yang dihitung menggunakan
pendekatan DDM, PER, dan PBV?
4. Pendekatan penilaian saham manakah yang lebih akurat antara DDM,
PER dan PBV?
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di sektor barang konsumsi Bursa Efek
Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap setiap
tahun selama masa periode penelitian tahun 2013-2017.
2. Perusahaan yang selalu membagikan dividen setiap tahun selama masa
periode penelitian tahun 2013-2017.
3. Closing price yang digunakan adalah closing price per tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai intrinsik saham perusahaan sektor barang
konsumsi yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 yang
dihitung dengan menggunakan pendekatan DDM, PER, dan PBV.
2. Untuk mengetahui nilai intrinsik yang dihitung menggunakan pendekatan
DDM, PER dan PBV mengalami undervalued, correctly value atau
overvalued.
3. Untuk menentukan pilihan pengambilan keputusan investasi yang tepat
setelah mengetahui nilai intrinsik saham perusahaan sektor barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui pendekatan penilaian saham yang lebih akurat antara
DDM, PER dan PBV.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para investor dalam
pengambilan keputusan pembelian saham khususnya sektor barang
konsumsi sehingga dapat meminimalkan risiko dan mendapatkan return
yang maksimal.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan
terutama bidang keuangan yang berkaitan dengan analisis valuasi saham
untuk pengambilan keputusan dan memberi tambahan wawasan bagi
mahasiswa lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperdalam ilmu yang
diperoleh selama kuliah khususnya tentang valuasi harga saham untuk
pengambilan keputusan investasi, serta dapat menerapkannya secara
nyata saat melakukan transaksi di pasar modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
Investasi menurut Hartono (2017:5) adalah penundaan konsumsi
sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu
yang tertentu. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2017:2). Istilah
investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau
bangunan), maupun aset finansial (deposito, saham, reksa dana, sukuk,
ataupun obligasi) merupakan akivitas investasi yang pada umumnya
dilakukan. Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor.
Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu investor
individual dan investor institusional. Investasi ke dalam aktiva keuangan
dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung (Hartono,
2017:7). Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang, pasar modal, atau
pasar turunan. Sedangkan investasi tidak langsung dilakukan dengan
membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan
investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
cara menjual sahamnya ke publik dan mengunakan dana yang diperoleh
untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.
2. Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2017:25), pasar modal adalah pertemuan
antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjual-belikan sekuritas. Pasar
modal juga dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan
sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti
saham, obligasi dan reksa dana. Menurut Hartono (2017:29), pasar modal
merupakan tempat bertemu pembeli dan penjual dengan resiko untung
dan rugi. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan
kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau
mengeluarkan obligasi. Sedangkan menurut Samsul (2015:57), pasar
modal adalah tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran
atas instrumen. Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pasar modal adalah sarana tempat bertemunya penawaran dan permintaan
instrumen keuangan jangka panjang.
3. Fungsi Pasar Modal
Menurut Samsul (2015:3), pasar modal berfungsi sebagai sarana
untuk medapatkan modal jangka panjang bagi para pengusaha dan sebagai
sarana investasi jangka panjang bagi para investor. Menurut Tandelilin
(2017:26), pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara
(intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat
menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
mempunyai kelebihan dana. Disamping itu, pasar modal dapat mendorong
terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal
maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternative
investasi yang memberikan return yang paling optimal. Asumsinya,
investasi yang memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang
paling produktif yang ada di pasar. Dengan demikian, dana yang berasal
dari investor dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan-
perusahaan tersebut.
4. Saham
Menurut Hartono (2017:29), saham merupakan bukti pemilikan
sebagian dari perusahaan. Saham adalah penyertaan modal dalam
kepemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau biasanya disebut sebagai
eminten. Menurut Tandelilin (2017:31), saham biasa (common stock)
menyatakan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat
yang menunjukkan butki kepemilikan suatu perusahaan. Samsul
(2015:196) menyatakan bahwa saham adalah tanda bukti kepemilikan
suatu perusahaan. Pemilik saham disebut juga pemegang saham. Dari
pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah
bukti kepemilikan atas suatu perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas
(PT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Menurut Hartono (2017:189), jika perusahaan hanya mengeluarkan
satu kelas saham saja, saham ini disebut saham biasa (common stock).
Untuk menarik investor potensial lainnya, perusahaan mungkin
mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham
preferen (preferred stocks). Saham preferen mempunyai hak-hak prioritas
lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas tersebut berupa hak atas dividen
yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi likuidasi. Akan tetapi,
saham preferen tidak memiliki hak veto seperti yang dimiliki oleh saham
biasa.
5. Konsep Penilaian Saham
Menurut Tandelilin (2017:305), dalam penilaian saham dikenal ada
tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Nilai
buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan
penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang
ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik
adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Hartono
(2017:199-200) menyebutkan bahwa dengan mengetahui nilai pasar dan
nilai intrinsik, nilai tersebut dapat digunakan untuk mengetahui saham-
saham yang murah, tepat nilainya, atau yang mahal. Nilai pasar yang
lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut
dijual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor
membayar saham tersebut dari yang seharusnya dibayar. Sebaliknya, nilai
pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tersebut dijual dengan harga yang mahal (overvalued). Menurut Husnan
(2015:252-253), analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik
suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat
ini saham tersebut. Pedoman yang digunakan adalah:
a. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini, maka saham tersebut
dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan oleh karenanya
saham tersebut seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut
sudah dimiliki.
b. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham tersebut
dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), dan oleh karenanya saham
tersebut seharusnya dijual.
c. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka saham tersebut
dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
6. Analisis Fundamental
Menurut Hartono (2017:208-209), dalam menentukan nilai
sebenarnya dari saham (nilai intrinsik), analisis fundamental
menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan
perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain
sebagainya). Dalam analisis fundamental, ada dua pendekatan untuk
menghitung nilai intrinsik saham, yaitu dengan pendekatan nilai sekarang
(present value approach) dan pendekatan PER (P/E ratio approach).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Pendekatan nilai sekarang
Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan mendiskontokan semua
aliran kas yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto
sebesar tingkat return yang disyaratkan investor (Tandelilin,
2017:308). Ada 4 model yang digunakan dalam pendekatan ini, yaitu:
1) Dividend Discount Model
Model diskonto dividen merupakan model untuk menentukan
estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran
dividen yang akan diterima di masa datang. Rumus model ini
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P0̂ : nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
Dt : dividen yang akan diterima di masa datang
k : tingkat return yang disyaratkan
2) Model Pertumbuhan Nol
Model ini berasumsi bahwa dividen perusahaan yang dibayarkan
perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan. Jumlah dividen
yang akan dibayarkan akan tetap sama dari waktu ke waktu.
Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Keterangan:
P0̂ : nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
D0 : dividen yang akan diterima dalam jumlah konstan selama
periode pembayaran dividen di masa mendatang
k : tingkat return yang disyaratkan investor
3) Model Pertumbuhan Konstan
Model pertumbuhan konstan juga disebut sebagai model Gordon.
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen
yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan
selama waktu tak terbatas, dimana gt+1 = gt untuk semua waktu t.
Persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan
sebagai berikut:
Keterangan:
P0̂ : nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan konstan
D1 : dividen yang akan diterima dalam jumlah konstan selama
periode pembayaran dividen di masa datang
k : tingkat return yang disyaratkan investor
g : tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham
Menurut Hartono (2017:214-217), asumsi dasar dari model
pertumbuhan konstan adalah k (suku bunga diskonto) harus lebih
besar dari g (tingkat pertumbuhan dividen). Jika k lebih kecil dari
g, maka nilai intrinsik saham menjadi negatif yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
nilai tidak realistis untuk suatu saham. Demikian juga jika nilai k
sama dengan g, maka (k-g) akan sama dengan nol dan akibatnya
nilai saham akan sangat besar sekali bernilai tak berhingga yang
juga merupakan nilai tidak realistis untuk suatu saham.
Rumus model ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P0̂ : nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan konstan
D1 : dividen per lembar
k : tingkat pengembalian yang diinginkan
g : pertumbuhan dividen
Rumus di atas menunjukkan hubungan sebagai berikut:
a) Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik)
dengan dividen per lembar adalah positif, yaitu semakin besar
dividen yang dibayar, semakin besar harga dari saham.
b) Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik)
dengan pertumbuhan dividen (g) adalah positif, yaitu semakin
besar pertumbuhan dividen, semakin besar harga dari saham.
c) Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik)
dengan tingkat bunga diskonto (k) adalah negatif, yaitu
semakin besar tingkat bunga diskonto, semakin kecil harga
dari saham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4) Model Pertumbuhan Tidak Konstan
Model pertumbuhan tidak konstan merupakan model untuk
penentuan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan
mengalami pertumbuhan secara tidak konstan. Penentuan nilai
saham menurut Tandelilin (2017:314) meliputi empat langkah
perhitungan:
a) Membagi aliran dividen menjadi dua bagian: (1) bagian awal
yang meliputi aliran dividen yang tidak konstan, dan (2) aliran
dividen ketika dividen mengalami pertumbuhan yang konstan.
b) Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang tidak
konstan (bagian awal).
c) Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama
periode pertumbuhan konstan (bagian 2).
d) Menjumlahkan kedua hasil perhitungan sekarang dari kedua
bagian pertumbuhan aliran dividen (bagian 1 dan 2).
Menurut Tandelilin (2017:314), proses untuk menghitung
nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan
dividen tidak konstan seperti di atas bisa dilakukan dengan
rumus berikut:
Keterangan:
P0̂ : nilai instrinsik saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
n : jumlah tahun selama periode pembayaran dividen
supernormal*
D0 : dividen saat ini (tahun pertama)
g1 : pertumbuhan dividen supernormal
Dn : dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen
supernormal
gc : pertumbuhan dividen yang konstan
k : tingkat return yang disyaratkan investor
*Pertumbuhan dividen di atas normal.
b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Menurut Tandelilin (2017:321-322), pendekatan PER disebut juga
pendekatan multiplier, artinya investor akan menghitung berapa kali
nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER
menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham
terhadap earning perusahaan (EPS). Jika misalnya PER suatu saham
sebanyak 3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai
earning perusahaan tersebut. PER memberikan informasi berapa
Rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap
Rp 1 earning perusahaan. Rumus PER adalah sebagai berikut:
Keterangan:
D1 : estimasi dividen tunai/ DPS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
P0̂ : nilai instrinsik saham
E1 : estimasi EPS
k : tingkat return yang diharapkan investor
g : tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham
Menurut Hartono (2017:224), pendekatan PER menunjukkan rasio
dari harga saham terhadap earnings. Misalnya nilai PER adalah 5,
maka ini menunjukkan bahwa harga saham merupakan kelipatan 5
kali earnings perusahaan. Bila earnings yang digunakan adalah
earnings tahunan dan semua earnings dibagikan dalam bentuk
dividen, maka nilai PER sebesar 5 menunjukkan lama investasi
pembelian saham akan kembali selama 5 tahun. Rumus PER adalah
sebagai berikut (Hartono, 2017:224):
Rumus tersebut menunjukkan faktor-faktor yang menentukan
besarnya PER, yaitu:
1) PER berhubungan positif dengan rasio pembayaran dividen
terhadap earnings (D1/E1).
2) PER berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian yang
diinginkan (k).
3) PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen
(g).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
7. Pendekatan Price to Book Value (PBV)
Menurut Tandelilin (2017:324), hubungan antara harga pasar saham dan
nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan
alternatif untuk menentukan nilai suatu saham. Karena secara teoritis nilai
pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Rosenberg
1985 (dalam Tandelilin, 2017:324) menemukan bahwa saham-saham
yang memiliki rasio harga/nilai buku yang rendah akan menghasilkan
return yang secara signifikan lebih tinggi dari saham-saham yang
memiliki rasio harga/nilai buku yang tinggi. Dengan demikian Rosenberg
1985 (dalam Tandelilin, 2017:324) merekomendasikan untuk membeli
saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai buku yang rendah jika
mengharapkan return yang lebih besar pada tingkat risiko tertentu. Rumus
pendekatan ini menurut Tandelilin (2017:324) adalah sebagai berikut:
Cara mencari book value per share menurut Tambunan (2007:249) adalah
sebagai berikut:
Kemudian Price to book value yang dalam bentuk rasio dikonversikan ke
bentuk rupiah dengan cara mengkalikan PBV rata-rata rasio perusahaan
industri sejenis yang telah diperoleh dengan Book Value per Share suatu
saham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
8. Model Pengambilan Keputusan Jual/Beli
Menurut Samsul (2015:197), ada beberapa model pengambilan keputusan
untuk membeli atau menjual saham, yaitu:
a. Nilai Saham
Nilai saham adalah harga yang diperoleh dengan cara perhitungan
menggunakan rumus atau dari insting pribadi tiap investor. Harga
saham adalah harga yang terbentuk di pasar yang besarnya
dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Investor akan
membeli saham ketika nilai saham (harga saham estimasi) akan
cenderung naik di kemudian hari. Sebaliknya investor akan menjual
saham ketika melihat ada kecenderungan harga saham akan turun.
Metode analisis yang biasa digunakan untuk mengetahui
kecenderungan harga tersebut adalah: technical analysis, event study,
Dividend Discount Model, Price Earning Ratio dan Price book value
ratio.
b. Return Saham
Tolok ukur kenaikan atau penurunan saham adalah persentase return.
Kenaikan harga dalam saham Rupiah dianggap kurang berarti jika
tidak dibandingkan dengan besaran modal investasi. Metode ini tidak
mempertimbangkan tingkat risiko dari tiap jenis saham.
Nilai intrinsik = PBV ratio rata-rata industri x BVS (Book Value
per Share) saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Dasar Excess Return
Tolok ukur kenaikan atau penurunan saham adalah selisih antara
return yang diharapkan (expected return) dan return minimal. Return
minimal ini adalah risk free rate atau market return. Return yang
diharapkan dapat dihitung dengan metode average return, single
market model, dan multifactor model. Metode ini tidak
mempertimbangkan tingkat resiko tiap jenis saham.
d. Stock Performance
Tolak ukur kenaikan atau penurunan saham adalah perbandingan
antara excess return dibagi risiko. Yang dimaksud risiko dalam hal ini
adalah standar deviasi return, beta saham, dan residual.
B. Penelitian Sebelumnya
1. Riset Rahayu (2018) dengan judul “Analisis Harga Saham Menggunakan
DDM dan PBV Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
Minuman Tahun 2014-2016”, bertujuan menganalisis hasil perhitungan
harga wajar saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dan
menentukan keputusan investasi yang tepat bagi investor setelah
menganalisis harga wajar saham. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
saham yang mengalami overvalued adalah saham Mayora Indah Tbk.
Keputusan yang tepat untuk saham overvalued adalah tidak membeli atau
menjual saham dan menahan saham bila sudah dimiliki, karena saham
overvalued dianggap memiliki harga yang mahal. Saham yang mengalami
undervalued adalah Delta Djakarta Tbk, Indofood DBP Makmur Tbk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Multi Bintang Indonesia Tbk. Keputusan yang tepat untuk saham
undervalued adalah membeli saham tersebut, karena saham undervalued
dianggap memiliki harga yang murah. Saham yang mengalami fairvalued
adalah Sekar Laut Tbk. Keputusan yang tepat adalah membeli saham
tersebut karena nilai intrinsik dengan harga saham seimbang.
2. Riset Hasanah dan Rusliati (2017) dengan judul “Harga Saham dengan
Metode Dividend Discount Model dan Price To Book Value”, bertujuan
untuk menganalisis nilai intrinsik saham perusahaan dengan
menggunakan metode Dividend Discount Model (DDM) dan Price To
Book Value (PBV) pada perusahaan yang terdaftar di indeks LQ45, pada
tahun 2010-2014. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nilai intrinsik
yang dihasilkan oleh metode DDM lebih akurat dibandingkan PBV
dengan nilai rata-rata RMSE DDM lebih kecil daripada rata-rata nilai
RMSE PBV. DDM menghasilkan nilai yang lebih akurat dan mendekati
harga pasarnya. Metode DDM ini lebih cocok untuk perusahaan dengan
pertumbuhan yang konsisten dan pada tahap kedewasaan serta selalu
membagikan dividen. Metode PBV akan lebih baik untuk menilai saham
perusahaan dengan industri ataupun sektor yang sejenis. Nilai intrinsik
saham perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ45 menggunakan
metode DDM tahun 2010 hingga 2012 rata-rata meningkat, dan menurun
di tahun 2013 dan 2014. Nilai intrinsik saham perusahaan yang
menggunakan PBV tahun 2010 sampai 2012 mengalami peningkatan dan
menurun di tahun 2013 dan 2014. Perbandingan harga saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menggunakan metode DDM tahun 2013 rata-rata harga saham dalam
kondisi undervalued. Sedangkan yang menggunakan metode PBV,
selama 5 periode berturut-turut harga saham 10 perusahaan dalam kondisi
overvalued, 2 saham perusahaan undervalued, 9 saham perusahaan
mengalami fluktuasi.
3. Riset Ismunarti, et al (2016) dengan judul “Analisis Penilaian Harga
Wajar Saham Menggunakan Pendekatan Dividend Discount Model
(DDM), Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV)”,
menunjukkan bahwa nilai pasar saham dari perusahaan tambang batu bara
yang terdaftar pada indeks LQ45 lebih tinggi dari nilai intrinsik saham
(overvalued) berdasarkan pendekatan DDM Pertumbuhan Berganda dan
PBV. Hasil paired sampel t-test menujukkan bahwa pendekatan DDM
Pertumbuhan Berganda, PER, dan PBV memiliki perbedaan yang
signifikan antara nilai intrinsik dan harga saham. Serta berdasarkan hasil
perhitungan harga pasar saham dan nilai intrinsik saham, pendekatan PER
merupakan metode yang paling relevan digunakan dalam penilaian saham
karena nilai intrinsik berdasarkan pendekatan PER cenderung bergerak
searah dengan harga pasar saham.
4. Riset Asiah (2015) dengan judul “Analisis Pendekatan Metode Dividend
Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) untuk menilai
harga saham”, menyimpulkan bahwa uji signifikansi menggunakan t-test
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai harga wajar
saham yang dinilai menggunakan metode DDM dengan harga wajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
saham yang dinilai menggunakan metode PER. Harga saham perusahaan
sektor property dan real estate yang dinilai menggunakan metode DDM
untuk tahun 2011 adalah 6 saham perusahaan dinilai undervalued dan 7
saham perusahaan overvalued. Pada tahun 2012, 3 perusahaan saham
perusahaan dinilai undervalued dan 10 saham perusahaan overvalued.
Pada tahun 2013, 5 saham perusahaan dinilai undervalued dan 8 saham
perusahaan overvalued. Sedangkan harga saham yang dinilai dengan
menggunakan metode PER tahun 2011-2013 adalah 12 perusahaan
mengalami undervalued dan 1 saham perusahaan overvalued.
5. Riset Putri (2015) dengan judul “Valuasi Harga Wajar Saham dengan
Menggunakan Metode Dividend Discount Model (DDM) dan Metode
Price to Book Value Ratio (PBV Ratio)”, menyimpulkan bahwa hasil
penilaian menggunakan metode DDM lebih akurat dibandingkan
menggunakan metode PBV. Akurasi model penilaian harga saham
menggunakan the absolute rupiah over/undervaluation (ADE), the
average absolute rupiah over/undervaluation (MDE), the absolute
percentage over/undervaluation (APE), the average absolute percentage
over/undervaluation (MPE). Hasil penelitian dengan menggunakan
metode DDM menunjukkan bahwa terdapat 6 saham perusahaan yang
dinilai undervalued dan 12 saham perusahaan dinilai overvalued.
Sedangkan dengan metode PBV, 6 saham perusahaan dinilai undervalued
dan 12 saham perusahaan dinilai overvalued.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6. Riset Pratama et al. (2014) dengan judul “Analisis Fundamental untuk
Menilai Kewajaran Harga Saham dengan Dividend Discount Model
(DDM) dan Price Earning Ratio (PER) sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan Investasi”, bertujuan untuk meminimalisir kerugian ketika
investor merencanakan investasi pada saham. Hasil penelitian dengan
menggunakan metode DDM adalah 3 saham perusahaan mengalami
undervalued, 5 saham perusahaan mengalami overvalued, dan 6 saham
perusahaan mengalami correctly value. Sedangkan dengan metode PER, 3
saham perusahaan yang mengalami undervalued, 5 saham perusahaan
mengalami overvalued, dan 6 saham perusahaan mengalami correctly
valued. Keputusan investasi bagi saham yang mengalami undervalued
adalah membeli saham tersebut. Untuk saham overvalued, keputusan
investasi yang tepat adalah menjual saham tersebut, dan untuk saham
corretly value keputusan investasi yang tepat adalah tidak membeli
saham tersebut dan menahan saham bila sudah memilki.
7. Riset Noor dan Satyawan (2014) dengan judul “Analisis Penilaian Harga
Wajar Saham”, menyimpulkan bahwa hasil perbandingan model penilaian
saham menunjukkan model PER memiliki penyimpangan yang lebih
rendah. Artinya model penilaian PER merupakan model yang lebih akurat
untuk melakukan penilaian harga wajar saham dibandingkan dengan
DDM. Akurasi model penilaian harga saham menggunakan Root Mean
Square Error (RMSE). Harga saham PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
yang dinilai menggunakan DDM mengalami kondisi overvalued.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Sedangkan harga saham yang dinilai menggunakan metode PER
mengalami kondisi undervalued.
8. Riset Fayana dan Singgih (2012) dengan judul “Penilaian Harga Wajar
Saham Dengan Menggunakan Metode Dividend Discount Model (DDM)
dan Metode Price to Book Value (PBV Ratio) pada Sektor Perbankan
yang Termasuk Saham LQ45 di BEI”, menunjukkan bahwa metode
valuasi DDM dan PBV ratio memiliki hasil yang berbanding terbalik,
dimana pada tahun 2007-2012 metode DDM menunjukkan keadaan
overvalued sedangkan metode PBV ratio menunjukkan keadaaan
undervalued. Perkiraan harga wajar saham pada penelitian ini
menyimpulkan bahwa metode PBV ratio lebih baik untuk digunakan dari
pada metode DDM. Dimana metode PBV ratio memiliki rentang yang
lebih dekat dan pola pergerakan harga wajar sahamnya hampir mengkuti
harga pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif tipe deskriptif. Metode
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018:15). Sedangkan penelitian
deskriptif merupakan sebuah penelitian yang memaparkan suatu
karakteristik atau ciri tertentu dari sebuah fenomena atau permasalahan
yang terjadi (Sugiarto, 2017:51).
B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah bulan Maret 2019.
C. Variabel Penelitian
Variabel terikat dari penelitian ini adalah nilai intrinsik saham yang
dihitung menggunakan pendekatan DDM, PER dan PBV. Sedangkan
variabel bebas dari penelitian ini adalah harga saham tahunan di pasar.
D. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-
2017. Sedangkan sampel penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi
kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1. Perusahaan yang termasuk ke dalam sektor barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama masa periode penelitian yaitu
tahun 2013-2017.
2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dari tahun
2013 sampai tahun 2017.
3. Perusahaan yang membagikan dividen secara konsisten dalam kurun
waktu penelitian tahun 2013-2017.
4. Perusahaan yang memiliki data pergerakan harga saham yang lengkap
dari periode tahun 2013-2017.
5. Memiliki nilai k (required rate of return on equity) yang lebih besar
dari nilai g (dividen growth).
E. Unit Sampel
Unit sampel dari penelitian ini adalah perusahaan sektor barang konsumsi
yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017 yang memenuhi kriteria sampel.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling yang termasuk dalam non probability sampling.
Menurut Sugiyono (2018:138), purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dokumen yang berisi data-data yang berhubungan dengan bahasan
penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diambil dari laporan keuangan perusahaan tahunan. Data didapatkan
dengan cara mengunduh dari situs web perusahaan dan www.idx.co.id.
H. Teknik Analisis Data
1. Mencari nilai intrinsik dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu
Dividend Discount Model (DDM) pertumbuhan konstan, Price
Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV).
a. Berikut langkah-langkah dalam melakukan analisis menggunakan
Dividend Discount Model pertumbuhan konstan.
1) Menghitung tingkat pertumbuhan dividen (g) (Tandelilin,
2010:315).
g = ROE x retention ratio
ROE = Laba bersih / Ekuitas
Retention ratio = 1 – dividend payout ratio
Keterangan:
g = tingkat pertumbuhan dividen
ROE = laba bersih atas modal sendiri
DPS = dividen yang dibagikan per lembar saham
EPS = earning yang didapatkan per lembar saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2) Menentukan estimasi dividen yang diharapkan di masa depan
(Tambunan, 2007:230).
Keterangan:
Dt = estimasi dividen yang diharapkan tahun t
D0 = dividen tahun terakhir dierima/dibagikan
g = tingkat pertumbuhan dividen
t = tahun ke-t
3) Menghitung tingkat pengembalian (return) yang diharapkan
(Brigham, 2018:403).
Keterangan:
k = tingkat return yang disyaratkan
D0 = dividen tahun terakhir dierima/dibagikan
P0 = harga pasar saat ini
g = tingkat pertumbuhan dividen
4) Menghitung nilai intrinsik (Tandelilin, 2017:311)
Keterangan:
P0̂ = nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan konstan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D1 = dividen yang akan diterima dalam jumlah konstan selama
periode pembayaran dividen di masa datang
k = tingkat return yang disyaratkan investor
g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham
b. Mencari nilai intrinsik menggunakan pendekatan Price Earning
Ratio (PER) (Tandelilin, 2010:315).
1) Menghitung tingkat pertumbuhan dividen (g)
g = ROE x retention ratio
ROE = Laba bersih / Ekuitas
Retention ratio (b) = 1 – dividend payout ratio
Keterangan:
g = tingkat pertumbuhan dividen
ROE = laba bersih atas modal sendiri
DPS = dividen yang dibagikan per lembar saham
EPS = earning yang didapatkan per lembar saham
2) Menentukan estimated cash earnings per share (EPS)
(Tambunan, 2007:248).
Keterangan:
EPS1 = estimasi EPS
EPS0 = EPS terakhir yang dibagikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
g = expected earning growth
3) Menentukan return yang diisyaratkan investor (k) (Brigham,
2018:403)
Keterangan:
k = tingkat return yang disyaratkan
D0 = dividen tahun terakhir dierima/dibagikan
P0 = harga pasar saat ini
g = tingkat pertumbuhan dividen
4) Menghitung PER (Price Earning Ratio) (Bodie et al.,
2014:292)
Keterangan:
PER = Price Earning Ratio
DPR = Dividen Payout Ratio
k = tingkat return yang diisyaratkan
g = expected earning growth
5) Menghitung nilai intrinsik saham (Tandelilin, 2017:322).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c. Mencari nilai intrinsik menggunakan metode Price to Book Value
(PBV)
1) Menghitung Book Value per Share (Tambunan, 2007:250).
2) Menghitung Price to Book Value Ratio (Tandelilin, 2017:324).
3) Nilai intrinsik dicari dengan mengkonversikan ke bentuk
rupiah (Tambunan, 2007:251).
2. Membandingkan Nilai Intrinsik dengan Harga Pasar Saham.
Pedoman yang digunakan untuk membandingkan nilai intrinsik, yaitu:
a. Apabila nilai intrinsik saham perusahaan lebih besar harga pasar
saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued.
b. Apabila nilai intrinsik saham perusahaan lebih kecil harga pasar
saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued.
c. Apabila nilai intrinsik saham perusahaan sama dengan harga pasar
saat ini, maka saham tersebut dinilai correctly value.
3. Pengambilan Keputusan Investasi
Menurut Halim (2018:39-40), pedoman yang digunakan untuk
pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut:
Nilai intrinsik = BVS (Book Value per Share) saham x PBV
ratio rata-rata industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
a. Nilai intrinsik saham perusahaan yang dinilai undervalued
sebaiknya keputusan yang diambil adalah membeli dan bagi yang
sudah memiliki adalah menahan saham dikarenakan saham
dihargai murah oleh pasar.
b. Nilai intrinsik saham perusahaan yang dinilai overvalued
sebaiknya keputusan yang diambil adalah menjual saham tersebut
bagi yang sudah memiliki dan tidak membeli bagi yang belum
memiliki karena saham dihargai mahal oleh pasar.
c. Nilai intrinsik saham perusahaan yang dinilai correctly value
sebaiknya keputusan yang diambil adalah tidak membeli saham
terlebih dahulu sampai nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar
dan menahan saham bila sudah memiliki saham tersebut dengan
harapan harga saham akan naik di kemudian hari.
4. Analisis Perbandingan Model Penilaian Harga Saham
Tujuan dilakukan perbandingan model penilaian harga saham adalah
untuk mengetahui pendekatan penilaian harga saham mana antara
DDM, PER dan PBV yang paling akurat. Untuk mengetahui
pendekatan mana yang paling akurat maka dilakukan perbandingan
menggunakan Root Mean Squared Error (RMSE). RMSE merupakan
ukuran perbedaan antara nilai yang diketahui (harga pasar saham)
dengan nilai yang diprediksi (nilai intrinsik). RMSE didasarkan pada
total kuadrat dari simpangan antara hasil model dengan hasil
observasi. Semakin kecil nilai RMSE, maka semakin baik model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
penilaian harga wajar saham mengestimasi nilai intrinsik saham
(Noor, 2014:1099). Rumus RMSE menurut Chai & Draxler
(2014:1248) sebagai berikut:
Keterangan:
𝑌𝑖 = nilai yang diketahui (harga pasar saham)
𝑂𝑖 = nilai yang diprediksi (nilai intrinsik saham)
n = jumlah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Ringkasan Umum Profil Perusahaan
Dari 37 perusahaan yang tercatat dalam sektor barang konsumsi
selama periode penelitian tahun 2013-2017, yang memenuhi kriteria sampel
sebanyak 7 perusahaan. Yang tidak memenuhi kriteria sampel sebanyak 30
perusahaan. Berikut daftar perusahaan yang memenuhi kriteria sampel:
Tabel IV.1
Daftar Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel
Sumber: idx.co.id (2019)
Berikut gambaran umum perusahaan yang menjadi sampel penelitian:
1. PT Gudang Garam Tbk
PT Gudang Garam Tbk didirikan pada tanggal 26 Juni 1958 oleh
Surya Wonowidjojo di Kediri, Jawa Timur. Perseroan merupakan
produsen rokok terkemuka yang memproduksi berbagai jenis rokok
kretek, termasuk jenis rendah tar nikotin serta produk tradisional sigaret
kretek tangan. Pada tahun 1971, bentuk badan hukum Gudang Garam
diubah menjadi Perseroan Terbatas. Tahun 1979, Perseroan memasang
No. Kode
Saham Nama Perusahaan
1 GGRM PT Gudang Garam Tbk
2 HMSP PT HM Sampoerna Tbk
3 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
4 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
5 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
6 MERK PT Merck Tbk
7 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mesin pembuat rokok yang pertama. Kemudian, Perseroan melakukan
pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 27 Agustus
1990 dengan kode saham GGRM. Tahun 1993, anak perusahaan, PT
Surya Pamenang sebagai produsen kertas karton yang didirikan pada
tahun 1990, mulai beroperasi. Tahun 2002, fasilitas produksi kedua
Perseroan mulai beroperasi di Gempol dan memasuki segmen SKM
LTN. Tahun 2004, anak perusahaan , PT Surya Madistrindo yang
didirikan pada tahun 2002, mulai beroperasi. Tahun 2008, anak
perusahaan PT Surya Madistindo ditunjuk sebagai distributor tunggal.
Tahun 2015, penyelesaian program belanja modal untuk meningkatkan
fasilitas dan kapasitas produksi. Merek-merek terkenal dari Perseroan
antara lain Klobot, Sriwedari, Djaja, Gudang Garam Series, Gudang
Garam Signature Mild, Merah Series, Surya Series, Surya Pro Mild, GG
Mild. Kepemilikan saham Perseroan per 31 Desember 2017 yaitu: PT
Suryaduta Investama (69,29%), PT Suryamitra Kusuma (6,26%), Susilo
Wonowidjojo (0.09%), Juni Setiawati Wonowidjojo (0,58%), publik
(23,78%).
2. PT HM Sampoerna Tbk
PT HM Sampoerna Tbk adalah perseroan yang memproduksi,
memperdagangkan dan mendistribusikan rokok. Pada tahun 1913 Liem
Seeng Tee, seorang imigran asal Tiongkok, memulai usahanya dengan
memproduksi dan menjual produk Sigaret Kretek Tangan (SKT) di
rumahnya di Surabaya. Usaha kecilnya tersebut, merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
usaha pertama di Indonesia yang membuat dan memasarkan rokok
kretek dengan merek Dji Sam Soe. Setelah usahanya berkembang
dengan mapan, Liem Seeng Tee kemudian mendirikan perusahaan
dengan nama Sampoerna dan memindahkan keluarga serta pabriknya ke
sebuah kompleks bangunan di Surabaya, yang kemudian diberi nama
“Taman Sampoerna.” Hingga saat ini, Taman Sampoerna masih aktif
memproduksi SKT milik Sampoerna. Pada tahun 1959, bisnis
Sampoerna kemudian dilanjutkan oleh generasi kedua dari keluarga
Sampoerna, yaitu Aga Sampoerna, yang memfokuskan usaha pada
produksi SKT. Pada tahun 1978, generasi ketiga dari keluarga
Sampoerna, yaitu Putera Sampoerna, mengambil alih tampuk
kepemimpinan Sampoerna. Di bawah kepemimpinannya, pertumbuhan
usaha Sampoerna meningkat pesat. Tahun 1989, Perseroan meluncurkan
merek Sampoerna A yang merupakan produk Sigaret Kretek Mesin
(SKM). Yahun 1990 Sampoerna menjadi perusahaan publik, dan mulai
mengembangkan struktur perusahaan modern serta menjalani periode
investasi dan ekspansi. Tahun 2001, generasi keempat dari keluarga,
yaitu Michael Sampoerna, menjadi pemimpin Perseroan. Beliau berhasil
melanjutkan kesuksesan para pendahulunya. Melihat keberhasilan
usahanya, Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc
(PMI). Ketertarikan tersebut kemudian membuat PT Philip Morris
Indonesia (PMID), anak perusahaan dari PMI, mengakuisisi mayoritas
saham Sampoerna pada bulan Mei 2005. Pada tahun 2006 Sampoerna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengambil posisi nomor satu dalam pangsa pasar di pasar rokok
Indonesia. Di tahun 2008 Sampoerna meresmikan pengoperasian pabrik
SKM di Karawang dengan nilai investasi sebesar USD250 juta. Tahun
2013, Perseroan merayakan hari jadinya yang ke-100. Pada tahun 2016
Sampoerna melakukan stock split 1:25 agar harga saham terjangkau bagi
investor dan menarik minat investor ritel yang lebih luas. Perseroan
melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15
Agustus 1990 dengan kode saham HMSP. Komposisi pemegang saham
Perseroan adalah 92,5% milik PT Philip Morris Indonesia dan 7,5%
milik publik. Produk yang dihasilkan perseroan ini merupakan produk
yang sangat familiar dikalangan perokok Indonesia yaitu Dji Sam Soe,
Sampoerna Kretek, Sampoerna A, Sampoerna U atau biasa dikenal
dengan sebutan U Mild dan Marlboro.
3. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu
produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka,
dengan kegiatan usaha yang terdiversifikasi, antara lain mi instan, dairy,
makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta
minuman. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memulai kegiatan
usaha di bidang mi instan pada tahun 1982. Tahun 1985, perseroan
memperluas usaha dengan memulai usaha di bidang nutrisi dan makanan
khusus. Pada tahun 1990 perseroan bekerja sama dengan Fritolay
Netherlands Holding B.V., afiliasi dari PepsiCo untuk memulai usaha di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
bidang makanan ringan. Perseoran memulai kegiatan usaha di bidang
penyedap makanan pada tahun 1991. Pada tahun 2005, perseroan
memulai kegiatan usaha di bidang biskuit melalui kolaborasi bersama
dengan Nestle SA untuk memasarkan produk-produk kuliner. Pada tahun
2008, perseroan memulai kegiatan usaha di bidang dairy melalui akuisisi
Drayton Pte. Ltd, yang merupakan pemegang saham mayoritas dari PT.
Indolakto. Perseoran memulai kegiatan usaha di bidang minuman
dengan menjadi exclusive bottler untuk produk-produk PepsiCo pada
tahun 2013. Tahun 2014 perseroan memasuki bidang usaha air minum
dalam kemasan melalui akuisisi merk Perseroan juga mengakuisisi merk
Milkuat di tahun yang sama. Merek-merek yang dipasarkan oleh PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk antara lain Pop Mie, Indomie,
Indomilk, Cheetoz, Lays, bumbu racik Indofood, Promina, Pepsi, dll. PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk melakukan penawaran saham
perdana di BEI pada tanggal 7 Oktober 2010 dengan kode saham ICBP.
Pemegang saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk per 31
Desember 2017 yaitu: PT Indofood Sukses Makmur Tbk (80,53%) dan
publik (19,47%).
4. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan dengan nama PT
Panganjaya Intikusuma di tahun 1990. Pada tahun 1994 Perseroan
menganti nama menjadi PT Indofood Suskes Makmur dan melakukan
pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Mei 1994
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dengan kode saham INDF. Tahun 1995, Perseroan memulai integrasi
bisnis melalui akusisi pabrik penggilingan gandum Bogasari. Tahun
1997, Perseroan memperluas integrasi bisnisnya dengan mengakuisisi
grup perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis dan
distribusi. Tahun 2005, Perseroan memulai kegiatan usaha di bidang
perkapalan dengan mengakuisisi PT Pelayaran Tahta Bahtera. Tahun
2007, Perseoran mencatatkan saham Grup Agribisnis, Indofood Agri
Resources Ltd di Bursa Efek Singapura. Pada tahun yang sama Grup
Agribisnis memperluas perkebunannya dengan mengakuisisi PT PP
London Sumatra Indonesia Tbk. Pada tahun 2008, Grup Agribisnis
memasuki kegiatan usaha gula dengan mengakuisisi PT Lajuperdana
Indah. Tahun yang sama Grup CBP memasuki kegiatan usaha dairy
melalui akusisi PT Indolakto. Tahun 2013, Grup Agribisnis memperluas
kegiatan usaha gula ke Brasil dan Filipina, serta Grup CBP memasuki
kegiatan usaha minuman. Tahun 2014, Grup CBP mengembangkan
kegiatan usaha minumannya dengan memasuki bidang usaha air minum
dalam kemasan melalui akuisisi asset AMDK termasuk merek Club.
Kegiatan usaha Perseroan menurut Anggaran Dasar bergerak di bidang
industri, perdagangan, agribisnis dan jasa. Kegiatan usaha yang
dijalankan oleh Perseroan meliputi antara lain industri penggilingan
gandum menjadi tepung terigu yang terintegrasi dengan kegiatan usaha
anak perusahaan di bidang industri konsumen bermerek, industri
agribisnis yang terdiri dari perkebunan dan pengolahan kelapa sawit dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tanaman lainnya, serta distribusi. Mayoritas pemegang saham PT
Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific Company Limited
(50,07%) dan publik (49,93%).
5. PT Kalbe Farma Tbk
PT Kalbe Farma Tbk didirikan pada tanggal 10 September 1966.
Perseroan bergerak di bidang usaha farmasi, perdagangan dan
perwakilan. Melalui proses pertumbuhan organik Divisi usaha perseroan
terbagi menjadi 4 divisi yaitu divisi obat resep, divisi produk kesehatan,
divisi nutrisi, divisi distribusi dan logistic. Perseroan melakukan
pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juli 1991
dengan kode saham KLBF. Mayoritas pemegang saham per 31
Desember 1997 dimiliki oleh PT Gira Sole Prima (10,19%), PT Santa
Seha Sanadi (9,66%), PT Diptanala Bahana (9,47%), PT Lucasta Murni
Cemerlang (9,47%), PT Ladang Ira Panen (9,29%). PT Bina Arta
Charisma (8,66%) dan publik (43,23%). Beberapa produk unggulan
Perseroan seperti Neuralgin, Neurotam, Mycoral, Komix, Woods,
Entrostop, Procold, Fatigon, Hydro Coco, Original Love Juice, Zee,
Fitbar, Entrasol, Nutrive Beneco dan Diva.
6. PT Merck Tbk
PT Merck Tbk didirikan pada tanggal 14 Oktober 1970. Perseroan
bergerak di bidang usaha farmasi, perdagangan, dan impor. Perseroan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Juni
1981 dengan kode saham Merk. Sejak 1 Januari 2015, Merck Group
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
terdiri dari tiga sektor usaha: Healthcare (Biopharma, Consumer Health,
Allergopharma, Biosimiliars), Life Science dan Performance Materials.
Bisnis Healthcare Merck di Indonesia terdiri dari dua divisi: Biopharma
dan Consumer Health. Produk-produk Biopharma antara lain Amcor,
Concor, Lodoz, Glucophage, Thyrozol, Erbitux, Saizen, Cetrotide,
Crinone, Rebif, Azol, Lutenyl, Hemobion, Encephabol, Biocream,
Decoderm, Gentacortin, dll. Produk-produk Consumer Health antara lain
Neurobion, Neurobion Forte, Dolo Neurobion, Iliadin Spray, Iliadin
Drop, Iliadin Moist, Sangobion Capsule, Sangobion Fit, Sangobion
Baby, Sevenseas Kids, Sevenseas Becombion Syrup, dll. Komposisi
pemegang saham Perseroan per 31 Desember 2017 sebagai berikut:
Merck Holding GmbH (73,99%), Emedia Export Company mbH
(12,66%), dan publik (13,35%).
7. PT Unilever Indonesia Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk adalah perusahaan perseroan yang
memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan barang-barang
margarin, es krim, bumbu-bumbu masak, kecap, produkproduk
kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah.
Perseroan pertama kali didirikan dengan nama Lever’s Zeepfabrieken
N.V. pada 5 Desember 1933. Pada tahun 1980, nama Perseroan diubah
menjadi "PT Unilever Indonesia" pada tanggal 22 Juli 1980. Perseroan
mengalami perubahan nama lebih lanjut menjadi "PT Unilever Indonesia
Tbk" pada 30 Juni 1997. Saham Perseroan pertama kali ditawarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia
sejak 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2017, saham Perseroan
menempati peringkat ke-5 kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek
Indonesia. Perseroan saat ini memiliki sembilan pabrik yang berlokasi di
kawasan industri Jababeka, Cikarang dan Rungkut, Surabaya. Produk-
produk Perseroan yang terdiri dari 42 brand unggulan dan kurang lebih
1.000 Stock Keeping Unit (SKU), dipasarkan melalui jaringan yang
melibatkan lebih dari 800 distributor independen yang menjangkau
ratusan ribu toko di seluruh Indonesia. Komposisi pemegang saham PT
Unilever Indonesia Tbk adalah sebesar 85% milik Unilever Indonesia
Holding B.V dan 15% masyarakat. Produk-produk yang dimiliki
Unilever Indonesia merupakan kombinasi brand-brand ternama di dunia
dan Indonesia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear,
Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco,
Bango dan banyak lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai intrinsik saham
perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
mengalami overvalued, undervalued, atau correct value yang dinilai
menggunakan tiga pendekatan yaitu Dividend Discount Model, Price Earning
Ratio dan Price to Book Value. Dengan mengetahui nilai intrinsik tersebut dapat
diambil keputusan dalam menentukan posisi jual dan beli saham. Dari 7
perusahaan yang menjadi sampel penelitian akan dideskripsikan masing-masing
tahap dalam perhitungan nilai intrinsik menggunakan tiga pendekatan tersebut.
A. Analisis Data
1. Return on Equity (ROE)
Return on Equity digunakan untuk mengukur tingkat imbal hasil ekuitas
(rate of return). Semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah
perusahaan, akan semakin tinggi harga sahamnya (Tambunan,
2007:146). Berikut ini tabel Return on Equity perusahaan barang
konsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel V.1.
Return on Equity (ROE) Perusahaan Barang Konsumsi
No Kode
Saham
ROE (dalam %)
2013 2014 2015 2016 2017
1 GGRM 14,72 16,31 16,93 16,88 18,38
2 HMSP 76,35 75,43 32,37 37,34 37,14
3 ICBP 18,54 19,37 19,42 20,50 19,41
4 INDF 11,12 15,70 10,88 14,30 13,37
5 KLBF 23,73 22,14 19,15 19,31 18,10
6 MERK 34,77 33,47 30,10 26,40 23,51
7 UNVR 116,17 124,86 121,21 135,86 135,41
Rata-rata 42,20 43,90 35,72 38,66 41,16
Maksimum 116,17 124,86 121,21 135,86 135,41
Minimum 11,12 15,70 10,88 14,30 13,37
Sumber: lampiran 4 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan ROE masing-masing perusahaan
pada tabel V.1., diketahui rata-rata tingkat ROE tahun 2013 adalah
42,20%. Pada tahun 2014 rata-rata tingkat ROE adalah 43,90%. Pada
tahun 2015 rata-rata tingkat ROE adalah 35,72%. Pada tahun 2016 rata-
rata tingkat ROE adalah 38,66%. Pada tahun 2017 rata-rata tingkat ROE
adalah 41,16%. Dari tahun 2013-2017 tingkat ROE terendah dimiliki
oleh INDF yaitu sebesar 11,12%, 15,70%, 10,88%, 14,30% dan 13,37%,
sedangkan tingkat ROE tertinggi dimiliki oleh UNVR yaitu sebesar
116,17%, 124,86%, 121,21%, 135,86%, dan 135,41%. Dapat dilihat
bahwa UNVR memiliki tingkat pengembalian laba yang lebih baik
dibandingkan 6 perusahan lain yang berada di sektor yang sama. Dalam
tiga tahun terakhir rata-rata tingkat ROE GGRM, ICBP, dan UNVR
mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat
menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba bersih secara efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Earning per Share (EPS)
Earning Per Share menginformasikan kepada pemegang saham atau
investor tentang berapa banyak keuntungan yang dihasilkan setiap
saham (Tambunan, 2007: 117). Berikut ini tabel Earning per Share
perusahaan barang konsumsi.
Tabel V.2.
Earning per Share (EPS) Perusahaan Barang Konsumsi
Sumber: idx.co.id (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan EPS masing-masing perusahaan
pada tabel V.2., diketahui rata-rata EPS tahun 2013 adalah Rp 1.967,00.
Pada tahun 2014 rata-rata EPS adalah Rp 2.109,00. Pada tahun 2015
rata-rata EPS adalah Rp 1.906,00. Pada tahun 2016 rata-rata EPS adalah
Rp 799,00. Pada tahun 2017 rata-rata EPS adalah Rp 890,00. Dari tahun
2013-2017 EPS terendah dimiliki oleh KLBF yaitu sebesar Rp 41,00, Rp
44,00, Rp 43,00, Rp 49,00 dan Rp 51,00. EPS tertinggi pada tahun 2013-
2015 dimiliki oleh MERK yaitu sebesar Rp 7.832,00, Rp 8.132,00 dan
Rp 6.364,00, sedangkan EPS tertinggi pada tahun 2016-2017 dimiliki
No Kode
Saham
EPS (dalam Rp)
2013 2014 2015 2016 2017
1 GGRM 2.250 2.810 3.345 3.470 4.030
2 HMSP 2.468 2.323 2.227 110 109
3 ICBP 193 227 257 309 326
4 INDF 285 449 338 472 475
5 KLBF 41 44 43 49 51
6 MERK 7.832 8.132 6.364 343 323
7 UNVR 701 776 766 838 918
Rata-rata 1.967 2.109 1.906 799 890
Maksimum 7.832 8.132 6.364 3.470 4.030
Minimum 41 44 43 49 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
oleh GGRM yaitu sebesar Rp 3.470,00 dan Rp 4.030,00. Earning per
share perusahaan barang konsumsi mengalami penurunan yang
signifikan pada tahun 2016 dan 2017, hal ini dikarenakan ada
perusahaan yang melakukan stock split yang mengakibatkan jumlah
saham beredar menjadi lebih banyak dari tahun sebelumnya, sehingga
earning per share mejadi turun. Secara keseluruhan perusahaan barang
konsumsi mampu meningkatkan laba per sahamnya setiap tahun.
3. Dividend per Share (DPS)
Dividend per Share merupakan total semua dividen yang dibagikan pada
tahun buku sebelumnya, baik dividen interim, dividen final atau dividen
saham. Berikut ini tabel Dividen per Share perusahaan barang konsumsi.
Tabel V.3.
Dividend per Share (DPS) Perusahaan Barang Konsumsi
Sumber: idx.co.id (2019)
Berdasarkan tabel V.3., diketahui rata-rata DPS perusahaan
barang konsumsi tahun 2013 adalah Rp 1.095,00. Pada tahun 2014 rata-
No Kode
Saham
DPS (dalam Rp)
2013 2014 2015 2016 2017
1 GGRM 800 800 800 2.600 2.600
2 HMSP 2.269 2.430 2.795 2.225 108
3 ICBP 186 190 222 256 154
4 INDF 185 142 220 168 235
5 KLBF 19 17 19 19 22
6 MERK 3.570 6.250 6.500 265 275
7 UNVR 634 701 752 766 835
Rata-rata 1.095 1.504 1.615 900 604
Maksimum 3.570 6.250 6.500 2.600 2.600
Minimum 19 17 19 19 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
rata DPS adalah Rp 1.504,00. Pada tahun 2015 rata-rata DPS adalah Rp
1.615,00. Pada tahun 2016 rata-rata DPS adalah Rp 900,00. Pada tahun
2017 rata-rata DPS adalah Rp 604,00. Dari tahun 2013-2017 DPS
terendah dimiliki oleh KLBF yaitu sebesar Rp 19,00, Rp 17,00, Rp
19,00, Rp 19,00 dan Rp 22,00. DPS tertinggi pada tahun 2013-2015
dimiliki oleh MERK yaitu sebesar Rp 3.570,00, Rp 6.250.00 dan Rp
6.500,00, sedangkan DPS tertinggi pada tahun 2016-2017 dimiliki oleh
GGRM yaitu sebesar Rp 2.600,00. Perusahaan yang mengalami
peningkatan DPS pada tahun 2017 adalah GGRM, INDF, KLBF,
MERK, dan UNVR. Peningkatan DPS memberikan citra yang baik bagi
perusahaan dan membuat investor menjadi lebih tertarik untuk
menanamkan dana yang dimilikinya pada perusahaan.
4. Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividend Payout Ratio menunjukkan besarnya dividen yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham dari earning yang diperoleh
perusahaan. Berikut ini tabel Dividend Payout Ratio perusahaan barang
konsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel V.4.
Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Barang Konsumsi
S
u
m
b
e
r
a
t
Sumber: lampiran 3 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan DPR masing-masing
perusahaan pada tabel V.4., diketahui rata-rata tingkat DPR pada tahun
2013 adalah 67,30%. Pada tahun 2014 rata-rata DPR adalah 64,88%.
Pada tahun 2015 rata-rata DPR adalah 77,94%. Pada tahun 2016 rata-
rata DPR adalah 346,95%. Pada tahun 2017 rata-rata DPR adalah
68,44%. Tingkat DPR terendah pada tahun 2013-2015 dimiliki oleh
GGRM yaitu sebesar 35,56%, 28,47%, dan 23,92%. Tingkat DPR
terendah pada tahun 2016 dimiliki oleh INDF yaitu sebesar 35,59% dan
tahun 2017 dimiliki oleh KLBF yaitu sebesar 42,90%. Tingkat DPR
tertinggi pada tahun 2013 dimiliki oleh ICBP yaitu sebesar 96,37%.
Tingkat DPR tertinggi pada tahun 2014-2017 dimiliki oleh HMSP yaitu
sebesar 104,61%, 125,48%, 2.027,89%, dan 98,87%. Perusahaan yang
No Kode
Saham
DPR (dalam %)
2013 2014 2015 2016 2017
1 GGRM 35,56 28,47 23,92 74,93 64,52
2 HMSP 91,93 104,61 125,48 2.027,89 98,87
3 ICBP 96,37 83,70 86,38 82,85 47,24
4 INDF 64,91 31,63 65,09 35,59 49,47
5 KLBF 46,34 38,57 44,43 38,73 42,90
6 MERK 45,58 76,86 102,14 77,26 85,14
7 UNVR 90,44 90,34 98,17 91,41 90,96
Rata-rata 67,30 64,88 77,94 346,95 68,44
Maksimum 96,37 104,61 125,48 2.027,89 98,87
Minimum 35,56 28,47 23,92 35,59 42,90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
memiliki DPR yang tinggi lebih disukai oleh investor. DPR yang tinggi
juga mencerminkan perusahaan tersebut sudah stabil dan mapan.
5. Mencari nilai intrinsik saham perusahaan menggunakan 3 pendekatan,
Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV).
a. Mencari nilai intrinsik menggunakan pendekatan Dividend Discount
Model (DDM) pertumbuhan konstan.
1) Menghitung tingkat pertumbuhan dividen (g). Berikut ini adalah
tabel hasil perhitungan tingkat pertumbuhan dividen.
Tabel V.5.
Dividend Growth (g) dengan Pendekatan DDM
Sumber: lampiran 4 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan dividen (g)
masing-masing perusahaan barang konsumsi pada tabel V.5.,
diketahui rata-rata tingkat pertumbuhan dividen pada tahun 2013
adalah sebesar 0,0899. Tingkat pertumbuhan dividen terendah
dimiliki oleh ICBP sebesar 0,0067 dan tertinggi dimiliki oleh
MERK sebesar 0,1892. Pada tahun 2014 rata-rata tingkat
pertumbuhan dividen adalah sebesar 0,0793. Tingkat
Kode
Saham
Dividend Growth (g)
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 0,0948 0,1167 0,1288 0,0423 0,0652
HMSP 0,0616 -0,0348 -0,0825 -7,1993 0,0042
ICBP 0,0067 0,0316 0,0264 0,0352 0,1024
INDF 0,0390 0,1074 0,0380 0,0921 0,0676
KLBF 0,1273 0,1360 0,1064 0,1183 0,1033
MERK 0,1892 0,0775 -0,0064 0,0600 0,0349
UNVR 0,1110 0,1207 0,0222 0,1167 0,1224
Rata-rata 0,0899 0,0793 0,0333 -0,9621 0,0714
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh HMSP sebesar -
0,0348 dan tertinggi dimiliki oleh KLBF sebesar 0,1360. Pada
tahun 2015 rata-rata tingkat pertumbuhan dividen adalah sebesar
0,0333. Tingkat pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh
HMSP sebesar -0,0825 dan tertinggi dimiliki oleh GGRM
sebesar 0,1288. Pada tahun 2016 rata-rata tingkat pertumbuhan
dividen adalah sebesar -0,9621. Tingkat pertumbuhan dividen
terendah dimiliki oleh HMSP sebesar -7,1933 dan tertinggi
dimiliki oleh KLBF sebesar 0,1183. Pada tahun 2017 rata-rata
tingkat pertumbuhan dividen adalah sebesar 0,0714. Tingkat
pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh HMSP sebesar -
0,0042 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar 0,1224.
2) Menentukan estimasi dividen yang diharapkan. Berikut ini
adalah tabel hasil perhitungan estimasi dividen yang diharapkan.
Tabel V.6.
Estimasi Dividen yang Diharapkan dengan Pendekatan
DDM
Kode
Saham
Etimasi Dividen
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 876 893 903 2.710 2.770
HMSP 2.409 2.345 2.564 -13.794 108
ICBP 187 196 228 265 170
INDF 192 157 228 183 251
KLBF 21 19 21 21 24
MERK 4.245 6.734 6.458 281 285
UNVR 704 786 769 855 937
Rata-rata 1.233,43 1.590 1.595,92 -1.354.14 649,29
Sumber: lampiran 5 (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi dividen yang
diharapkan masing-masing perusahaan barang konsumsi pada
tabel V.6., diketahui rata-rata tingkat estimasi dividen yang
diharapkan pada tahun 2013 adalah sebesar 1.233,43. Tingkat
estimasi dividen yang diharapkan terendah pada tahun dimiliki
oleh KLBF sebesar 21 dan tertinggi dimiliki oleh MERK
sebesar 4.245. Pada tahun 2014 rata-rata tingkat estimasi
dividen yang diharapkan adalah sebesar 1590. Tingkat estimasi
dividen yang diharapkan terendah dimiliki oleh KLBF sebesar
19 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar 6.734. Pada tahun
2015 rata-rata tingkat pertumbuhan dividen adalah sebesar
1.595,92. Tingkat estimasi dividen yang diharapkan terendah
dimiliki oleh KLBF sebesar 21 dan tertinggi dimiliki oleh
MERK sebesar 6.458. Pada tahun 2016 rata-rata tingkat estimasi
dividen yang diharapkan adalah sebesar -1.354,14. Tingkat
estimasi dividen yang diharapkan terendah dimiliki oleh HMSP
sebesar -13.794 dan tertinggi dimiliki oleh GGRM sebesar
2.710. Pada tahun 2017 rata-rata tingkat estimasi dividen yang
diharapkan adalah sebesar 694,29. Tingkat estimasi dividen
yang diharapkan terendah dimiliki oleh KLBF sebesar 24 dan
tertinggi dimiliki oleh GGRM sebesar 2770.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3) Menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan (k). Berikut
ini tabel Required of Return perusahaan barang konsumsi.
Tabel V.7.
Required of Return (k) dengan Pendekatan DDM
Kode
Saham
Required of Return (k)
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 0,1139 0,1299 0,1434 0,0830 0,0962
HMSP 0,0980 0,0006 -0,0528 -6,6184 0,0270
ICBP 0,0250 0,0461 0,0429 0,0650 0,1197
INDF 0,0670 0,1284 0,0805 0,1133 0,0984
KLBF 0,1425 0,1453 0,1208 0,1309 0,1164
MERK 0,2081 0,1165 0,9530 0,0888 0,0673
UNVR 0,1354 0,1424 0,0425 0,1365 0,1374
Rata-rata 0,1128 0,1013 0,1900 -0,8573 0,0946
Sumber: lampiran 6 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pengembalian
yang diharapkan masing-masing perusahaan barang konsumsi
pada tabel V.7., diketahui rata-rata tingkat pengembalian yang
diharapkan pada tahun 2013 adalah sebesar 0,1128. Tingkat
pengembalian yang diharapkan terendah dimiliki oleh ICBP
sebesar 0,025 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar 0,2081.
Pada tahun 2014 rata-rata tingkat pengembalian yang
diharapkan adalah sebesar 0,1013. Tingkat pengembalian yang
diharapkan terendah dimiliki oleh HMSP sebesar 0,0006 dan
tertinggi dimiliki oleh KLBF sebesar 0,1453. Pada tahun 2015
rata-rata tingkat pengembalian yang diharapkan adalah sebesar
0,1900. Tingkat pengembalian yang diharapkan terendah
dimiliki oleh HMSP sebesar -0,0528 dan tertinggi dimiliki oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
MERK sebesar 0,9530. Pada tahun 2016 rata-rata tingkat
pengembalian yang diharapkan adalah sebesar -0,8573. Tingkat
pengembalian yang diharapkan terendah dimiliki oleh HMSP
sebesar -6,6184 dan tertinggi dimiliki oleh UNVR sebesar
0,1365. Pada tahun 2017 rata-rata tingkat pengembalian yang
diharapkan adalah sebesar 0,0946. Tingkat pengembalian yang
diharapkan terendah dimiliki oleh HMSP sebesar 0,0270 dan
tertinggi dimiliki oleh UNVR sebesar 0,1374.
4) Menghitung nilai intrinsik. Berikut ini tabel hasil perhitungan
nilai intrinsik dengan pendekatan DDM.
Tabel V.8.
Nilai Intrinsik dengan Pendekatan DDM
Kode
Saham
Nilai Intrinsik
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 45.983 67.784 62.086 66.604 89.265
HMSP 66.247 66.262 86.246 (23.743) 4.750
ICBP 10.269 13.514 13.831 8.876 9.811
INDF 6.857 7.474 5.372 8.655 8.140
KLBF 1.409 2.079 1.460 1.694 1.865
MERK 224.758 172.393 67.31 9.752 8.797
UNVR 28.887 36.198 37.820 43.329 62.744
Sumber: lampiran 7 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan nilai intrinsik masing-
masing perusahaan barang konsumsi pada tabel V.8., diketahui
nilai intrinsik perusahaan barang konsumsi ada yang mengalami
kenaikan tiap tahun dan ada yang mengalami fluktuasi. Pada
tahun 2013-2015 nilai intrinsik terendah berturut-turut dimiliki
oleh KLBF yaitu sebesar Rp 1.409, Rp 2.079, dan Rp 1.460.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Nilai intrinsik terendah pada tahun 2016 dimiliki oleh HMSP
sebesar Rp (23.743). Nilai intrinsik terendah pada tahun 2017
dimiliki oleh KLBF sebesar Rp 1.865. Nilai intrinsik tertinggi
pada tahun 2013 dan 2014 dimiliki oleh MERK yaitu sebesar Rp
224.758 dan Rp 172.393. Nilai intrinsik tertinggi pada tahun
2015 dimiliki oleh HMSP sebesar Rp 86.246. Pada tahun 2016
dan 2017 nilai intrinsik tertinggi dimiliki oleh GGRM sebesar
Rp 66.604 dan Rp 89.265.
b. Mencari nilai intrinsik menggunakan pendekatan Price Earning
Ratio (PER).
1) Menghitung tingkat pertumbuhan dividen (g). Berikut ini tabel
tingkat pertumbuhan dividen dengan pendekatan PER.
Tabel V.9.
Dividen Growth (g) dengan Pendekatan PER
Sumber: lampiran 8 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan dividen (g)
masing-masing perusahaan barang konsumsi pada tabel V.9.,
Kode
Saham
Dividend Growth (g)
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 0,0948 0,1167 0,1288 0,0423 0,0652
HMSP 0,0616 -0,0348 -0,0825 -7,1993 0,0042
ICBP 0,0067 0,0316 0,0264 0,0352 0,1024
INDF 0,0390 0,1074 0,0380 0,0921 0,0676
KLBF 0,1273 0,1360 0,1064 0,1183 0,1033
MERK 0,1892 0,0775 -0,0064 0,0600 0,0349
UNVR 0,1110 0,1207 0,0222 0,1167 0,1224
Rata-rata 0,0899 0,0793 0,0333 -0,9621 0,0714
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
diketahui rata-rata tingkat pertumbuhan dividen pada tahun 2013
adalah sebesar 0,0899. Tingkat pertumbuhan dividen terendah
dimiliki oleh ICBP sebesar 0,0067 dan tertinggi dimiliki oleh
MERK sebesar 0,1892. Pada tahun 2014 rata-rata tingkat
pertumbuhan dividen adalah sebesar 0,0793. Tingkat
pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh HMSP sebesar
-0,0348 dan tertinggi dimiliki oleh KLBF sebesar 0,1360. Pada
tahun 2015 rata-rata tingkat pertumbuhan dividen adalah sebesar
0,0333. Tingkat pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh
HMSP sebesar -0,0825 dan tertinggi dimiliki oleh GGRM
sebesar 0,1288. Pada tahun 2016 rata-rata tingkat pertumbuhan
dividen adalah sebesar -0,9621. Tingkat pertumbuhan dividen
terendah dimiliki oleh HMSP sebesar -7,1933 dan tertinggi
dimiliki oleh KLBF sebesar 0,1183. Pada tahun 2017 rata-rata
tingkat pertumbuhan dividen adalah sebesar 0,0714. Tingkat
pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh HMSP sebesar
0,0042 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar 0,1224.
2) Menentukan estimasi earning per share yang diharapkan.
Berikut ini tabel estimasi earning per share dengan pendekatan
PER.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel V.10.
Estimasi EPS dengan Pendekatan PER
Sumber: lampiran 9 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi EPS masing-
masing perusahaan barang konsumsi pada tabel V.10., diketahui
rata-rata tingkat estimasi EPS dividen pada tahun 2013 adalah
sebesar 2.245,57. Tingkat estimasi EPS terendah dimiliki oleh
KLBF sebesar 46 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar
9.314. Pada tahun 2014 rata-rata tingkat estimasi EPS adalah
sebesar 2.256,43. Tingkat estimasi EPS terendah dimiliki oleh
KLBF sebesar 50 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar
8.762. Pada tahun 2015 rata-rata tingkat estimasi EPS adalah
sebesar 1.941,14. Tingkat estimasi EPS terendah dimiliki oleh
KLBF sebesar 47 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar
6.323. Pada tahun 2016 rata-rata tingkat estimasi EPS adalah
sebesar 2.256,43. Tingkat estimasi EPS terendah dimiliki oleh
KLBF sebesar 50 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar
8.762. Pada tahun 2017 rata-rata tingkat estimasi EPS adalah
Kode
Saham
Estimasi EPS
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 2.463 3.138 3.776 3.138 4.293
HMSP 2.620 2.242 2.044 2.242 109
ICBP 194 234 264 234 359
INDF 296 497 351 497 507
KLBF 46 50 47 50 57
MERK 9.314 8.762 6.323 8.762 334
UNVR 779 870 783 870 1.030
Rata-rata 2.245,57 2.256,43 1.941,14 2.256,43 955,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sebesar 955,57. Tingkat estimasi EPS terendah dimiliki oleh
KLBF sebesar 57 dan tertinggi dimiliki oleh GGRM sebesar
4.293.
3) Menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan (k). Berikut
ini tabel tingkat pengembalian yang diharapkan dengan
pendekatan PER.
Tabel V.11.
Required of Return (k) dengan Pendekatan PER
Kode
Saham
Required of Return (k)
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 0,1139 0,1299 0,1434 0,0830 0,0962
HMSP 0,0980 0,0006 -0,0528 -6,6184 0,0270
ICBP 0,0250 0,0461 0,0429 0,0650 0,1197
INDF 0,0670 0,1284 0,0805 0,1133 0,0984
KLBF 0,1425 0,1453 0,1208 0,1309 0,1164
MERK 0,2081 0,1165 0,9530 0,0888 0,0673
UNVR 0,1354 0,1424 0,0425 0,1365 0,1374
Rata-rata 0,1128 0,1013 0,1900 -0,8573 0,0946
Sumber: lampiran 4 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pengembalian
yang diharapkan masing-masing perusahaan barang konsumsi
pada tabel V.11., diketahui rata-rata tingkat pengembalian yang
diharapkan pada tahun 2013 adalah sebesar 0,1128. Tingkat
pengembalian yang diharapkan terendah dimiliki oleh ICBP
sebesar 0,0250 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar
0,2081. Pada tahun 2014 rata-rata tingkat pengembalian yang
diharapkan adalah sebesar 0,1013. Tingkat pengembalian yang
diharapkan terendah dimiliki oleh HMSP sebesar 0,0006 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
tertinggi dimiliki oleh KLBF sebesar 0,1453. Pada tahun 2015
rata-rata tingkat pengembalian yang diharapkan adalah sebesar
0,1900. Tingkat pengembalian yang diharapkan terendah
dimiliki oleh HMSP sebesar -0,0528 dan tertinggi dimiliki oleh
MERK sebesar 0,9530. Pada tahun 2016 rata-rata tingkat
pengembalian yang diharapkan adalah sebesar -0,8573. Tingkat
pengembalian yang diharapkan terendah dimiliki oleh HMSP
sebesar -6,6184 dan tertinggi dimiliki oleh UNVR sebesar
0,1365. Pada tahun 2017 rata-rata tingkat pengembalian yang
diharapkan adalah sebesar 0,0946. Tingkat pengembalian yang
diharapkan terendah dimiliki oleh HMSP sebesar 0,0270 dan
tertinggi dimiliki oleh UNVR sebesar 0,1374.
4) Menghitung PER. Berikut ini tabel perhitungan Price Earning
Ratio perusahaan barang konsumsi.
Tabel V.12.
Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Barang Konsumsi
Kode
Saham
PER
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 18,65 21,57 16,41 18,42 20,82
HMSP 25,29 29,56 42,27 34,91 43,35
ICBP 52,73 57,60 52,49 27,76 27,29
INDF 23,18 15,06 15,32 16,79 16,06
KLBF 30,56 41,63 30,89 30,80 32,85
MERK 24,11 19,68 1,065 26,87 26,31
UNVR 37,11 41,58 48,25 46,24 60,78
Sumber: lampiran 10 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan PER masing-masing
perusahaan barang konsumsi pada tabel V.12., diketahui tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
PER terendah pada tahun 2013 dimiliki oleh GGRM sebesar
18,65 kali dan tertinggi dimiliki oleh ICBP sebear 52,73 kali.
Pada tahun 2014 tingkat PER terendah dimiliki oleh INDF
sebesar 15,06 kali dan tertinggi dimiliki oleh ICBP sebesar
57,60 kali. Pada tahun 2015 tingkat PER terendah dimiliki oleh
MERK sebesar 1,065 kali dan tertinggi dimiliki oleh ICBP
sebesar 52,49 kali. Pada tahun 2016 tingkat PER terendah
dimiliki oleh INDFsebesar 16,79 kali dan tertinggi dimiliki oleh
UNVR sebesar 46,24 kali. Pada tahun 2017 tingkat PER
terendah dimiliki oleh INDFsebesar 16,06 kali dan tertinggi
dimiliki oleh UNVR sebesar 60,78 kali.
5) Menghitung nilai intrinsik pendekatan Price Earning Ratio.
Berikut ini tabel hasil perhitungan nilai intrinsik dengan
pendekatan PER.
Tabel V.13.
Nilai Intrinsik dengan Pendekatan PER
Kode
Saham
Nilai Intrinsik (Rp)
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 45.936 67.671 61.973 66.606 89.386
HMSP 66.262 66.275 86.374 (23.743) 4.742
ICBP 10.245 13.488 13.845 8.881 9.806
INDF 6.865 7.488 5.373 8.655 8.145
KLBF 1.412 2.085 1.462 1.690 1.858
MERK 224.588 172.470 6.731 9.768 8.794
UNVR 28.904 36.160 37.779 43.273 62.623
Sumber: lampiran 11 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan nilai intrinsik masing-
masing perusahaan barang konsumsi mengunakan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
PER pada tabel V.13., diketahui nilai intrinsik perusahaan
barang konsumsi ada yang mengalami kenaikan tiap tahun dan
ada yang mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013-2015 nilai
intrinsik terendah berturut-turut dimiliki oleh KLBF yaitu
sebesar Rp 1.412, Rp 2.085, dan Rp 1.462. Nilai intrinsik
terendah pada tahun 2016 dimiliki oleh HMSP sebesar Rp
(23.743). Nilai intrinsik terendah pada tahun 2017 dimiliki oleh
KLBF sebesar Rp 1.858. Nilai intrinsik tertinggi pada tahun
2013 dan 2014 dimiliki oleh MERK yaitu sebesar Rp 224.588
dan Rp 172.470. Nilai intrinsik tertinggi pada tahunn 2015
dimiliki oleh HMSP sebesar Rp 86.374. Pada tahun 2016 dan
2017 nilai intrinsik tertinggi dimiliki oleh GGRM sebesar Rp
66.606 dan Rp 89.386.
c. Penilaian intrinsik saham menggunakan pendekatan Price to Book
Value (PBV) pertumbuhan konstan.
1) Menghitung Book Value per Share. Berikut ini tabel Book Value
per Share perusahaan barang konsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel V.14.
Book Value per Share Perusahaan Barang Konsumsi
Kode
Saham
BVS (Rp)
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 15.209 17.151 19.698 20.522 21.917
HMSP 3.230 3.080 6.881 294 293
ICBP 2.082 2.342 2.650 1.506 1.678
INDF 2.596 2.859 3.106 3.300 3.551
KLBF 173 199 223 254 283
MERK 22.867 24.297 21.140 1.301 1.374
UNVR 604 622 633 617 678
Sumber: lampiran 12 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan book value per share
masing-masing perusahaan barang konsumsi pada tabel V.14
diketahui book value per share terendah dimiliki oleh KLBF
sebesar Rp 173 dan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar
Rp 22.867. Pada tahun 2014 book value per share terendah
dimiliki oleh KLBF sebesar Rp 199 dan tertinggi dimiliki oleh
MERK sebesar Rp 24.297. Pada tahun 2015 book value per
share terendah dimiliki oleh KLBF sebesar Rp 223 dan tertinggi
dimiliki oleh MERK sebesar Rp 21.140. Pada tahun 2016 book
value per share terendah dimiliki oleh KLBF sebesar Rp 254
dan tertinggi dimiliki oleh GGRM sebesar Rp 20.522. Pada
tahun 2017 book value per share terendah dimiliki oleh KLBF
sebesar Rp 283 dan tertinggi dimiliki oleh GGRM sebesar Rp
21.917.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2) Menghitung Price to Book Value (PBV). Berikut ini tabel Price
To Book Value perusahaan barang konsumsi.
Tabel V.15.
Price To Book Value Perusahaan Barang Konsumsi
Kode
Saham
PBV
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 2,76 3,54 2,79 3,11 3,82
HMSP 19,32 22,29 13,66 13,04 16,13
ICBP 4,90 5,59 5,08 5,69 5,31
INDF 2,54 2,36 1,67 2,4 2,15
KLBF 7,24 9,19 5,91 5,96 5,96
MERK 8,27 6,59 0,32 7,07 6,19
UNVR 43,05 51,92 58,48 62,93 82,44
Sumber: lampiran 13 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan PBV masing-masing
perusahaan barang konsumsi pada tabel V.15., diketahui PBV
terendah dimiliki oleh HMSP sebesar 2,54 dan tertinggi dimiliki
oleh UNVR sebesar 43,05. Pada tahun 2014 PBV terendah
dimiliki oleh INDF sebesar 2,36 dan tertinggi dimiliki oleh
UNVR sebesar 51,92. Pada tahun 2015 PBV terendah dimiliki
oleh MERK sebesar 0,32 dan tertinggi dimiliki oleh UNVR
sebesar 58,48. Pada tahun 2016 PBV terendah dimiliki oleh
INDF 2,4 dan tertinggi dimiliki oleh UNVR sebesar 62,93. Pada
tahun 2017 PBV terendah dimiliki oleh INDF sebesar 2,15 dan
tertinggi dimiliki oleh UNVR sebesar 82,44.
3) Menghitung nilai intrinsik. Berikut ini tabel hasil perhitungan
nilai intrinsik dengan pendekatan PBV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel V.16.
Nilai Intrinsik dengan Pendekatan PBV
Kode
Saham
Nilai Intrinsik (Rp)
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 81.978 99.476 118.186 135.859 168.326
HMSP 17.407 17.862 41.287 1.945 2.252
ICBP 11.233 13.583 15.903 9.970 12.884
INDF 13.991 16.583 18.634 21.845 27.271
KLBF 930 1.154 1.339 1.682 2.176
MERK 123.253 140.921 126.842 8.610 10.550
UNVR 3.255 3.608 3.796 4.082 5.207
Sumber: lampiran 14 (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan nilai intrinsik masing-
masing perusahaan barang konsumsi mengunakan pendekatan
PBV pada tabel V.16., diketahui pada tahun 2013-2017 nilai
intrinsik perusahaan barang konsumsi ada yang mengalami
kenaikan tiap tahun dan ada yang mengalami fluktuasi. Pada
tahun 2013-2017 nilai terendah dimiliki berturut-turut oleh
KLBF yaitu sebesar Rp 930, Rp 1.154, Rp 1.339 Rp 1.682 dan
Rp 2.176. Nilai intrinsik tertinggi pada tahun 2013-2015
dimiliki oleh MERK yaitu sebesar Rp 123.253, Rp 140.921 dan
Rp 126.842. Nilai intrinsik tertinggi pada tahun 2016 dan 2017
dimiliki oleh GGRM sebesar Rp 135.859 dan Rp 168.326.
6. Analisis perbandingan model penilaian harga wajar saham.
Berikut ini hasil perhitungan nilai Root Mean Square Error (RMSE).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel V.17.
Nilai Root Mean Square Error
Sumber: lampiran 15-17 (2019)
Berdasarkan perhitungan nilai RMSE pendekatan DDM, PER,
dan PBV pada table V.18., nilai RMSE terkecil pada tahun 2013-2017
berturut-turut dimiliki oleh pendekatan PER yaitu sebesar 13.656,37,
5.674,60, 3.920,24, 10.614,14, dan 3.329,61. Nilai RMSE terbesar pada
tahun 2013-2017 berturut-turut dimiliki oleh pendekatan PBV yaitu
sebesar 34.884,37, 27.691,26, 56.852,36, 30.666,57 dan 38.035,34.
B. Pembahasan
Berikut ini disajikan tabel-tabel perbandingan nilai intrinsik saham
perusahaan barang konsumsi dan pengambilan keputusan investasi dengan
pendekatan DDM, PER, dan PBV per tahun.
Pendekatan Root Mean Square Error (Rp)
2013 2014 2015 2016 2017
DDM 13.720,36 5.674,95 3.985,50 10.617,12 3.336,72
PER 13.656,37 5.674,60 3.920,24 10.614,14 3.329,61
PBV 34.884,37 27.691,26 56.852,36 30.666,57 38.035,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel V.18.
Perbandingan Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dan Pengambilan Keputusan Investasi dengan
Pendekatan DDM, PER, dan PBV untuk Tahun 2013
Sumber: tabel V.8, V.13, V.16 dan V.17 (2019)
Kode
Saham
Harga
Pasar
(Rp)
DDM PER PBV
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
GGRM 42.000 45.983 Undervalued Membeli 45.936 Undervalued Membeli 81.978 Undervalued Membeli
HMSP 62.400 66.247 Undervalued Membeli 66.262 Undervalued Membeli 17.407 Overvalued Menjual
ICBP 10.200 10.269 Undervalued Membeli 10.245 Undervalued Membeli 11.233 Undervalued Membeli
INDF 6.600 6.857 Undervalued Membeli 6.865 Undervalued Membeli 13.991 Undervalued Membeli
KLBF 1.250 1.409 Undervalued Membeli 1.412 Undervalued Membeli 930 Overvalued Menjual
MERK 189.000 224.758 Undervalued Membeli 224.588 Undervalued Membeli 123.253 Overvalued Menjual
UNVR 26.000 28.887 Undervalued Membeli 28.904 Undervalued Membeli 3.255 Overvalued Menjual
RMSE 13.720,36 13.656,37 34.884,37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berdasarkan tabel V.18., setelah dilakukan perbandingan nilai
intrinsik dengan harga pasar saham menggunakan pendekatan DDM
dan PER, diketahui pada tahun 2013 terdapat 7 saham perusahaan
barang konsumsi yang berada dalam kondisi undervalued yaitu GGRM,
HMSP, ICBP, INDF, KLBF, MERK, dan UNVR. Hal ini dikarenakan
ketujuh saham perusahaan tersebut memiliki nilai intrinsik yang lebih
besar dari harga pasar saham. Perbandingan nilai intrinsik dengan harga
pasar saham menggunakan pendekatan Price to Book Value (PBV) pada
tahun 2013 terdapat 3 saham perusahaan barang konsumsi yang berada
dalam kondisi undervalued, yaitu GGRM, ICBP, INDF, karena
memiliki nilai intrinsik yang lebih besar dari harga pasarnya serta 4
saham perusahaan yang berada dalam kondisi overvalued yaitu HMSP,
UNVR, KLBF, MERK, karena memiliki nilai intrinsik lebih kecil dari
harga pasar.
Berdasarkan penjelasan diatas pengambilan keputusan
investasi yang sebaiknya dilakukan bila menggunakan pendekatan
DDM dan PER adalah membeli 7 saham perusahaan sektor konsumsi,
yaitu GGRM, HMSP, ICBP, INDF, KLBF, MERK, dan UNVR, karena
berada dalam kondisi undervalued atau murah. Bagi investor yang telah
memiliki saham-saham tersebut, maka keputusan yang sebaiknya
diambil adalah menambah kepemilikan sahamnya atau menahan saham
tersebut dengan harapan harga saham akan naik dikemudian hari. Bila
menggunakan pendekatan PBV maka keputusan yang sebaiknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
diambil adalah membeli dan menambah kepemilikan saham GGRM,
ICBP dan INDF karena dalam kondisi undervalued atau murah dan
tidak membeli saham HMSP, KLBF, MERK dan UNVR, apabila sudah
memiliki sebaiknya menjual saham-saham tersebut, karena berada
dalam kondisi overvalued atau mahal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel V.19.
Perbandingan Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dan Pengambilan Keputusan Investasi dengan Pendekatan
DDM, PER, dan PBV untuk Tahun 2014
Sumber: tabel V.8, V.13, V.16 dan V.17 (2019)
Kode
Saham
Harga
Pasar
(Rp)
DDM PER PBV
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
GGRM 60.700 67.784 Undervalued Membeli 67.671 Undervalued Membeli 99.476 Undervalued Membeli
HMSP 68.650 66.262 Overvalued Menjual 66.275 Overvalued Menjual 17.862 Overvalued Menjual
ICBP 13.100 13.514 Undervalued Membeli 13.488 Undervalued Membeli 13.583 Undervalued Membeli
INDF 6.750 7.474 Undervalued Membeli 7.488 Undervalued Membeli 16.583 Undervalued Membeli
KLBF 1.830 2.079 Undervalued Membeli 2.085 Undervalued Membeli 1.154 Overvalued Menjual
MERK 160.000 172.393 Undervalued Membeli 172.470 Undervalued Membeli 140.921 Overvalued Menjual
UNVR 32.300 36.198 Undervalued Membeli 36.160 Undervalued Membeli 3.608 Overvalued Menjual
RMSE 5.674,95 5.674,60 27.691,26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan tabel V.19., setelah dilakukan perbandingan nilai
intrinsik dengan harga pasar saham menggunakan pendekatan DDM
dan PER, dapat diketahui pada tahun 2014 terdapat 6 saham perusahaan
barang konsumsi yang berada dalam kondisi undervalued, yaitu
GGRM, ICBP, INDF, KLBF, MERK, UNVR karena memiliki nilai
intrinsik lebih besar dari harga pasar saham dan 1 saham perusahaan
yang berada dalam kondisi overvalued yaitu HMSP karena memiliki
nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar saham. Perbandingan nilai
intrinsik dengan harga pasar saham menggunakan pendekatan PBV
pada tahun 2014 terdapat 3 saham perusahaan barang konsumsi yang
berada dalam kondisi undervalued, yaitu GGRM, ICBP, INDF, serta 4
saham perusahaan yang berada dalam kondisi overvalued yaitu HMSP,
UNVR, KLBF, MERK, karena memiliki nilai intrinsik lebih kecil dari
harga pasar saham.
Berdasarkan penjelasan diatas pengambilan keputusan
investasi yang sebaiknya dilakukan bila menggunakan pendekatan
DDM dan PER adalah membeli saham GGRM, ICBP, INDF, KLBF,
MERK, UNVR dan menambah kepemilikan saham bagi investor yang
sudah memiliki saham-saham tersebut, karena berada dalam kondisi
undervalued atau murah, serta tidak membeli saham HMSP dan
menjual saham apabila sudah memiliki karena berada dalam kondisi
overvalued. Bila menggunakan pendekatan PBV maka keputusan yang
sebaiknya diambil adalah membeli dan menambah kepemilikan saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
GGRM, ICBP dan INDF karena dalam kondisi undervalued atau murah
dan tidak membeli saham HMSP, KLBF, MERK dan UNVR, apabila
sudah memiliki sebaiknya menjual saham-saham tersebut karena berada
dalam kondisi overvalued atau mahal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel V.20.
Perbandingan Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dan Pengambilan Keputusan Investasi dengan Pendekatan
DDM, PER, dan PBV untuk Tahun 2015
Sumber: tabel V.8, V.13, V.16 dan V.17 (2019)
Kode
Saham
Harga
Pasar
(Rp)
DDM PER PBV
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
GGRM 55.000 62.086 Undervalued Membeli 61.973 Undervalued Membeli 118.186 Undervalued Membeli
HMSP 94.000 86.246 Overvalued Menjual 86.374 Overvalued Menjual 41.287 Overvalued Menjual
ICBP 13.475 13.831 Undervalued Membeli 13.845 Undervalued Membeli 15.903 Undervalued Membeli
INDF 5.175 5.372 Undervalued Membeli 5.373 Undervalued Membeli 18.634 Undervalued Membeli
KLBF 1.320 1.460 Undervalued Membeli 1.462 Undervalued Membeli 1.339 Undervalued Membeli
MERK 6.775 6.731 Overvalued Menjual 6.731 Overvalued Menjual 126.842 Undervalued Membeli
UNVR 37.000 37.820 Undervalued Membeli 37.779 Undervalued Membeli 3.796 Overvalued Menjual
RMSE 3.985,50 3.920,24 56.852,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Berdasarkan tabel V.20., setelah dilakukan perbandingan nilai
intrinsik dengan harga pasar saham menggunakan pendekatan DDM
dan PER, dapat diketahui pada tahun 2015 terdapat 5 saham perusahaan
barang konsumsi yang berada dalam kondisi undervalued yaitu GGRM,
ICBP, INDF, KLBF, UNVR, karena memiliki nilai intrinsik lebih besar
dari harga pasar saham, serta 2 saham perusahaan dalam kondisi
overvalued yaitu HMSP dan MERK, karena memiliki nilai intrinsik
lebih kecil dari harga pasar saham. Perbandingan nilai intrinsik dengan
harga pasar saham menggunakan pendekatan PBV pada tahun 2015
terdapat 5 saham perusahaan barang konsumsi yang berada dalam
kondisi undervalued, yaitu GGRM, ICBP, INDF, KLBF, MERK, serta
2 saham perusahaan yang berada dalam kondisi overvalued yaitu
HMSP dan UNVR, karena memiliki nilai intrinsik lebih kecil dari harga
pasar saham.
Berdasarkan penjelasan diatas pengambilan keputusan
investasi yang sebaiknya dilakukan bila menggunakan pendekatan
DDM dan PER pada tahun 2015 adalah membeli 5 saham perusahaan
sektor konsumsi, yaitu GGRM, ICBP, INDF, KLBF, UNVR dan
menambah kepemilikan saham bagi investor yang sudah memiliki
saham-saham tersebut, karena berada dalam kondisi undervalued atau
murah, serta menjual 2 saham, yaitu HMSP dan MERK. Bagi investor
yang belum memiliki sebaiknya tidak membeli kedua saham tersebut
karena memiliki harga yang mahal atau overvalued. Bila menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pendekatan PBV, pengambilan keputusan investasi yang sebaiknya
diambil adalah membeli 5 saham, yaitu GGRM, ICBP, INDF, KLBF,
MERK, karena dalam kondisi undervalued atau murah dan tidak
membeli 2 saham perusahaan, yaitu HMSP dan UNVR, apabila sudah
memiliki sebaiknya menjual saham-saham tersebut, karena dalam
kondisi overvalued atau mahal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel V.21.
Perbandingan Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dan Pengambilan Keputusan Investasi dengan Pendekatan
DDM, PER, dan PBV untuk Tahun 2016
Sumber: tabel V.8, V.13, V.16 dan V.17 (2019)
Kode
Saham
Harga
Pasar
(Rp)
DDM PER PBV
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
GGRM 63.900 66.604 Undervalued Membeli 66.606 Undervalued Membeli 135.859 Undervalued Membeli
HMSP 3.830 (23.743) Overvalued Menjual (23.743) Overvalued Menjual 1.945 Overvalued Menjual
ICBP 8.575 8.876 Undervalued Membeli 8.881 Undervalued Membeli 9.970 Undervalued Membeli
INDF 7.925 8.655 Undervalued Membeli 8.655 Undervalued Membeli 21.845 Undervalued Membeli
KLBF 1.515 1.694 Undervalued Membeli 1.690 Undervalued Membeli 1.682 Undervalued Membeli
MERK 9.200 9.752 Undervalued Membeli 9.768 Undervalued Membeli 8.610 Overvalued Menjual
UNVR 38.800 43.329 Undervalued Membeli 43.273 Undervalued Membeli 4.082 Overvalued Menjual
RMSE 10.617,12 10.614,14 30.666,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan tabel V.21., setelah dilakukan perbandingan
nilai intrinsik dengan harga pasar saham menggunakan pendekatan
DDM dan PER, dapat diketahui pada tahun 2016 terdapat 6 saham
perusahaan barang konsumsi yang berada dalam kondisi
undervalued yaitu GGRM, ICBP, INDF, KLBF, MERK, UNVR,
karena memiliki nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar saham
dan 1 saham perusahaan yang berada dalam kondisi overvalued
yaitu HMSP yang memiliki nilai intrinsik lebih kecil dari harga
pasar saham. Perbandingan nilai intrinsik dengan harga pasar
saham menggunakan pendekatan PBV pada tahun 2016 terdapat 4
saham perusahaan barang konsumsi yang berada dalam kondisi
undervalued, yaitu GGRM, ICBP, INDF, KLBF, serta 3 saham
perusahaan yang berada dalam kondisi overvalued yaitu HMSP,
MERK dan UNVR, karena memiliki nilai intrinsik lebih kecil dari
harga pasar saham.
Berdasarkan penjelasan diatas pengambilan keputusan
investasi yang sebaiknya dilakukan bila menggunakan pendekatan
DDM dan PER adalah membeli saham GGRM, ICBP, INDF,
KLBF, MERK, UNVR dan menambah kepemilikan saham bagi
investor yang sudah memiliki saham-saham tersebut, karena berada
dalam kondisi undervalued atau murah, serta tidak membeli saham
HMSP dan menjual saham apabila sudah memiliki, karena berada
dalam kondisi overvalued. Bila menggunakan pendekatan PBV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
maka keputusan yang sebaiknya diambil adalah membeli dan
menambah kepemilikan saham GGRM, ICBP, INDF, dan KLBF,
karena dalam kondisi undervalued atau murah, serta tidak membeli
saham HMSP, MERK dan UNVR, apabila sudah memiliki
sebaiknya menjual saham-saham tersebut, karena berada dalam
kondisi overvalued atau mahal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel V.22.
Perbandingan Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dan Pengambilan Keputusan Investasi dengan Pendekatan
DDM, PER, dan PBV untuk Tahun 2017
Sumber: tabel V.8, V.13, V.16 dan V.17 (2019)
Kode
Saham
Harga
Pasar
(Rp)
DDM PER PBV
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
Intrinsik
(Rp) Keterangan
GGRM 83.800 89.265 Undervalued Membeli 89.386 Undervalued Membeli 168.326 Undervalued Membeli
HMSP 4.730 4.750 Undervalued Membeli 4.742 Undervalued Membeli 2.252 Overvalued Menjual
ICBP 8.900 9.811 Undervalued Membeli 9.806 Undervalued Membeli 12.884 Undervalued Membeli
INDF 7.625 8.140 Undervalued Membeli 8.145 Undervalued Membeli 27.271 Undervalued Membeli
KLBF 1.690 1.865 Undervalued Membeli 1.858 Undervalued Membeli 2.176 Undervalued Membeli
MERK 8.500 8.797 Undervalued Membeli 8.794 Undervalued Membeli 10.550 Undervalued Membeli
UNVR 55.900 62.744 Undervalued Membeli 62.623 Undervalued Membeli 5.207 Overvalued Menjual
RMSE 3.336,72 3.329,61 38.035,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Berdasarkan tabel V.22., setelah dilakukan perbandingan
nilai intrinsik dengan harga pasar saham menggunakan pendekatan
DDM dan PER, dapat diketahui pada tahun 2017 terdapat 7 saham
perusahaan barang konsumsi yang berada dalam kondisi
undervalued yaitu GGRM, HMSP, ICBP, INDF, KLBF, MERK,
dan UNVR. Ketujuh saham perusahaan tersebut memiliki nilai
intrinsik yang lebih besar dari harga pasar saham. Perbandingan
nilai intrinsik dengan harga pasar saham menggunakan pendekatan
Price to Book Value (PBV), pada tahun 2017 terdapat 5 saham
perusahaan barang konsumsi yang berada dalam kondisi
undervalued, yaitu GGRM, ICBP, INDF, KLBF, MERK, serta 2
saham perusahaan yang berada dalam kondisi overvalued yaitu
HMSP dan UNVR karena memiliki nilai intrinsik lebih kecil dari
harga pasar saham.
Berdasarkan penjelasan diatas pengambilan keputusan
investasi yang sebaiknya dilakukan bila menggunakan pendekatan
DDM dan PER adalah membeli saham perusahaan sektor
konsumsi, yaitu GGRM, HMSP, ICBP, INDF, KLBF, MERK, dan
UNVR, karena berada dalam kondisi undervalued atau murah. Bagi
investor yang telah memiliki saham-saham tersebut, maka
keputusan yang sebaiknya diambil adalah menambah kepemilikan
sahamnya atau menahan saham tersebut dengan harapan harga
saham akan naik dikemudian hari. Bila menggunakan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PBV maka keputusan yang sebaiknya diambil adalah membeli dan
menambah kepemilikan saham GGRM, ICBP, INDF, KLBF dan
MERK karena dalam berada dalam kondisi undervalued atau
murah dan tidak membeli saham HMSP, dan UNVR. Apabila
sudah memiliki saham-saham tersebut sebaiknya menjual saham
karena berada dalam kondisi overvalued atau mahal.
Setelah dilakukan perbandingan nilai intrinsik dengan
harga pasar saham perusahaan barang konsumsi menggunakan
pendekatan DDM, PER dan PBV dari tahun 2013-2017 tidak
terdapat saham yang berada dalam kondisi correctly value, yaitu
keadaaan dimana nilai intrinisk saham perusahaan sama dengan
harga pasar.
Berdasarkan tabel V.18. s.d. V.22 diatas dapat dilihat
bahwa hasil perhitungan nilai intrinsik menggunakan pendekatan
DDM dan PER memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Pendekatan
yang menghasilkan nilai intrinsik lebih mendekati harga pasar
adalah pendekatan DDM dan PER daripada pendekatan PBV. Hal
ini dapat dilihat dari perhitungan nilai RMSE pendekatan PBV
memiliki nilai yang paling besar dari tahun 2013-2017 (selama 5
tahun). Pendekatan PBV kurang mendekati harga pasar
dikarenakan dalam pendekatan PBV tidak memandang adanya arus
kas, tidak seperti pendekatan DDM yang memandang adanya arus
kas berupa dividen. Pendekatan yang paling akurat dari ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pendekatan tersebut adalah pendekatan PER. Hal ini ditunjukkan
dengan perhitungan nilai RMSE pendekatan DDM, PER dan PBV
pada tabel V.17., nilai RMSE PER tahun 2013-2017 memiliki nilai
yang lebih kecil daripada DDM dan PBV, yaitu tahun 2013 sebesar
13.656,37, tahun 2014 sebesar 5.674,60, tahun 2015 sebesar
3.920,24, tahun 2016 sebesar 10.614,14 dan tahun 2017 sebesar
3.329,61. Semakin kecil nilai RMSE maka semakin akurat
pendekatan yang digunakan. Artinya, penyimpangan harga wajar
terhadap harga pasar saham yang dimiliki pendekatan PER
merupakan penyimpangan yang paling kecil dibandingkan dengan
pendekatan DDM dan PBV. Hasil ini juga didukung oleh penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Ismunarti, et al (2016) serta Noor
dan Satyawan (2014) yang menyatakan bahwa pendekatan yang
lebih akurat dalam melakukan penilaian harga wajar saham adalah
pendekatan PER. Maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan Price
Earning Ratio (PER) merupakan pendekatan penilaian saham yang
lebih akurat dibandingkan dengan Dividend Discount Model
(DDM) dan Price to Book Value (PBV).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga saham perusahaan sektor barang konsumsi yang dinilai
menggunakan pendekatan Dividend Discount Model (DDM) dan Price
Earning Ratio (PER) menghasilkan kondisi yang sama yaitu untuk
tahun 2013 dan 2017 terdapat 7 perusahaan dalam kondisi undervalued.
Untuk tahun 2014 dan 2016, terdapat 6 perusahaan dalam kondisi
undervalued dan 1 perusahaan overvalued. Untuk tahun 2015, terdapat
5 perusahaan dalam kondisi undervalued dan 2 perusahaan overvalued.
Sedangkan harga saham perusahaan sektor barang konsumsi yang
dinilai menggunakan pendekatan Price to Book Value (PBV) untuk
tahun 2013 dan 2014, terdapat 3 saham perusahaan dalam kondisi
undervalued dan 4 saham perusahaan overvalued. Tahun 2015, terdapat
5 saham perusahaan dalam kondisi undervalued dan 2 saham
perusahaan overvalued. Tahun 2016, terdapat 4 saham perusahaan
dalam kondisi undervalued dan 3 saham perusahaan overvalued. Tahun
2017, terdapat 5 saham perusahaan dalam kondisi undervalued dan 2
saham perusahaan overvalued.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2. Berdasarkan penilaian harga saham menggunakan pendekatan DDM,
PER dan PBV, pengambilan keputusan investasi yang tepat adalah
membeli diantara saham-saham perusahaan berikut, antara lain PT
Gudang Garam Tbk, PT HM Sampoerna Tbk, PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Kalbe Farma Tbk,
PT Merck Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk. Hal ini dikarenakan rata-
rata harga saham tujuh perusahaan tersebut dinilai undervalued atau
murah. Saham perusahaan sektor barang konsumsi tersebut layak dibeli
oleh para investor jangka panjang yang memperhatikan variabel
fundamental perusahaaan dan investor yang menyukai imbal hasil
investasi berupa dividen.
3. Hasil analisis perbandingan model penilaian saham menunjukkan
pendekatan Price Earning Ratio (PER) merupakan model penilaian
saham yang memiliki penyimpangan paling rendah, dengan nilai RMSE
pada tahun 2013-2017 berturut-turut sebesar 13.656,37, 5.674,60,
3.920,24, 10.614,14, dan 3.329,61. Artinya, pendekatan Price Earning
Ratio (PER)merupakan model penilaian saham yang paling akurat.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan di penelitian selanjutnya agar menggunakan
pendekatan/metode penilaian harga saham lainnya selain Dividend
Discount Model (DDM), Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book
Value (PBV) seperti Discouted Cash Flow (DCF) dan Free Cash Flow
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
to Firm (FCFF) untuk menambah variasi pendekatan/metode penilaian
harga saham agar dapat menambah referensi pembaca.
2. Hasil penelitian ini lebih disarankan untuk investor jangka panjang
daripada trader, karena nilai intrinsik yang dihitung berdasarkan laporan
tahunan tidak cocok dengan trader yang melakukan transaksi harian.
3. Penulis menyarankan agar investor menggunakan pendekatan PER
dalam melakukan penilaian terhadap saham, karena pendekatan PER
merupakan pendekatan yang paling akurat.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa keterbatasan,
yaitu:
1. Perusahaan sektor barang konsumsi yang membagikan dividen secara
konsisten selama tahun penelitian 2013-2017 hanya 7 perusahaan dari
total 37 perusahaan.
2. Pendekatan Dividend Discount Model sangat bertumpu pada dividen
sehingga ketika dividen naik atau turun maka akan berdampak terhadap
nilai intrinsik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
Asiah, Siti. 2015. Analisis Pendekatan Metode Dividend Discount Model (DDM)
dan Price Earning Ratio (PER) untuk Menilai Harga Saham. Skripsi
Manajemen.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Bodie, Zvi, Alex Kane, & Alan J. Marcus. 2014. Manajemen Portofolio dan
Investasi. Edisi 9. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2018. Fundamentals of Financial
Management. Edisi 14. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Chai, T & R. R. Draxler. 2014. “Root Mean Square Error (RMSE) or Mean
Absolute Error (MAE)? Arguments Againts Avoiding RMSE in The
Literature”, Geosci. Model Dev, 7, 1247-1250.
Fayana, Ermia dan Singgih Jatmiko. 2012. Penilaian Harga Wajar Saham dengan
Menggunakan Metode Dividend Discount Model (DDM) dan Metode
Price to Book Value Ratio (PBV Ratio) pada Sektor Perbankan yang
Termasuk Saham LQ45 di BEI. Artikel Skripsi Fakultas Ekonomi.
Universitas Gunadarma. Jakarta.
Halim, Abdul. 2018. Analisis Investasi dan Aplikasinya: Dalam Aset Keuangan
dan Aset Riil. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 11.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Hasanah, Resti Siti dan Ellen Rusliati. 2017. “Harga Saham dengan Metode
Dividend Discount Model dan Price to Book Value”, Jurnal Riset Bisnis
dan Manajemen, 10 (2), 1-10.
Husnan, Suad. 2015. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi 5.
Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Noor, M. Sayyidin dan Made Dudy Satyawan. 2014. “Analisis Penilaian Harga
Wajar Saham Studi Kasus pada PT. Multibintang Indonesia’, Tbk, Jurnal
Ilmu Manajemen, 2 (3), 1095-1105.
Pratama, Rendy, Topowijono, dan Achmad Husaini. 2014. “Analisis Fundamental
untuk Menilai Kewajaran Harga Saham dengan Dividend Discount Model
(DDM) dan Price Earning Ratio (PER) sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan Investasi”, Jurnal Administrasi Bisnis, 17 (1), 1-10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Putri, Destiana. 2015. Valuasi Harga Wajar Saham dengan Menggunakan Metode
Dividend Discount Model (DDM) dan Metode Price to Book Value Ratio
(PBV Ratio). Skripsi Manajemen. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Rahayu, Suci. 2018. Analisis Harga Saham Menggunakan DDM dan PBV
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2014-
2016. Artikel skripsi Manajemen. Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Kediri.
Samsul, Mohamad. 2015. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
________. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiarto. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Tambunan, Andy Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi.
Yogyakarta: Kanisius.
_________________. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi 1.
Yogyakarta: Kanisius.
Winarto, Yudho. 2018. “Ini Prospek Cerah Saham Eminten Barang Konsumsi”.
www.kontan.co.id. diakses tanggal 9 Oktober 2018.
https://www.gudanggaramtbk.com/en/investor/ diakses pada tanggal 1 Maret 2019
https://www.idx.co.id diakses pada tanggal 1 Maret 2019
http://www.indofoodcbp.com/investor-relation/annual-report diakses pada tanggal
1 Maret 2019
https://www.indofood.com/investor-relation/annual-report diakses pada tanggal
1 Maret 2019
https://www.kalbe.co.id/investor/financial-reports-and-presentations/annual-report
diakses pada tanggal 1 Maret 2019
https://www.merckgroup.com/id-id/company/investors.html diakses pada tanggal
1 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
https://www.sampoerna.com/sampoerna/id/investor-relations/reports-and-filings
diakses pada tanggal 1 Maret 2019
https://www.unilever.co.id/en/investor-relations/corporate-publication/annual-
reports.html diakses pada tanggal 1 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 1: Harga Saham Perusahaan Barang Konsumsi
Kode
Saham
Harga Pasar
2013 2014 2015 2016 2017
GGRM 42.000 60.700 55.000 63.900 83.800
HMSP 62.400 6.650 94.000 3.830 4.730
ICBP 10.200 13.100 13.475 8.575 8.900
INDF 6.600 6.750 5.175 7.925 7.625
KLBF 1.250 1.830 1.320 1.515 1.690
MERK 189.000 160.000 6.775 9.200 8.500
UNVR 26.000 32.300 37.000 38.800 55.900
Sumber: www.idx.co.id (2019)
Lampiran 2: PBV Sektor Industri Barang Konsumsi
KODE
SAHAM 2013 2014 2015 2016 2017
ADES 4,46 2,80 1,82 1,64 1,23
AISA 1,78 2,05 0,98 1,58 0,35
ALTO 2,30 1,41 1,40 1,50 1,86
BTEK 20,16 17,70 24,85 1,49 3,17
BUDI 0,52 0,49 0,26 0,34 0,35
CEKA 0,33 0,87 0,63 0,90 0,85
DLTA 8,99 9,33 4,90 4,37 3,48
DVLA 2,69 1,97 1,50 1,84 1,95
GGRM 2,76 3,54 2,79 3,11 3,82
HMSP 19,32 22,29 13,66 13,04 16,12
ICBP 4,90 5,59 5,08 5,69 5,31
IIKP 22,49 33,47 38,69 29,30 42,80
INAF 0,80 1,98 0,88 25,80 35,74
INDF 2,54 2,36 1,67 2,40 2,15
KAEF 2,02 4,75 2,59 6,84 5,83
KICI 0,50 0,46 0,37 0,36 0,52
KLBF 5,96 5,96 5,91 9,19 7,24
LMPI 0,55 0,44 0,28 0,34 0,41
MBTO 0,72 0,47 0,34 0,45 0,35
MERK 8,26 6,59 0,32 7,07 6,19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 2: PBV Sektor Industri Barang Konsumsi (Sambungan)
Sumber: www.idx.co.id (2019)
Lampiran 3: Dividen Payout Ratio (DPR) Perusahaan Barang Konsumsi
Kode Saham Tahun 2013
DPS EPS DPR
GGRM 800 2.250 0,3556
HMSP 2.269 2.468 0,9193
ICBP 186 193 09637
INDF 185 285 0,6491
KLBF 19 41 0,4634
MERK 3.570 7.832 0,4558
UNVR 634 701 0,9044
Rata-rata 0,6730
KODE
SAHAM 2013 2014 2015 2016 2017
MLBI 0,26 0,45 22,54 30,17 27,06
MRAT 0,53 0,39 0,24 0,24 0,24
MYOR 5,90 4,74 5,25 6,38 6,71
PSDN 0,53 0,52 0,54 0,61 1,14
PYFA 0,84 0,77 0,59 1,03 0,90
RMBA 4,68 (2,69) (1,17) 1,79 1,60
ROTI 6,56 7,76 5,39 5,97 5,39
SCPI 1,04 1,03 1,03 0,38 0,28
SIDO 4,00 3,47 3,18 3,05 2,99
SKBM 2,07 3,08 2,57 1,65 1,23
SKLT 0,89 1,36 1,68 1,27 2,46
STTP 2,93 4,80 3,92 3,82 4,26
TCID 2,02 2,80 1,93 1,44 1,94
TSPC 3,79 3,15 1,82 1,94 1,66
ULTJ 6,45 4,91 4,07 3,95 3,59
UNVR 43,05 51,92 58,48 62,93 82,44
WIIM 1,80 1,60 0,96 0,96 0,62
RATA-
RATA 5,39 5,80 6,00 6,62 7,68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 3: Dividen Payout Ratio (DPR) Perusahaan Barang Konsumsi
(Sambungan)
Kode Saham Tahun 2014
DPS EPS DPR
GGRM 800 2.810 0,2847
HMSP 2.430 2.323 1,0461
ICBP 190 227 0,8370
INDF 142 449 0,3163
KLBF 17 44 0,3857
MERK 6.250 8.132 0,7686
UNVR 701 776 0,9034
Rata-rata 0,6488
Kode Saham Tahun 2015
DPS EPS DPR
GGRM 800 3.345 0,2392
HMSP 2.795 2.227 1,2548
ICBP 222 257 0,8638
INDF 220 338 0,6509
KLBF 19 43 0,4443
MERK 6.500 6.364 1,0214
UNVR 752 766 0,9817
Rata-rata 0,7794
Kode Saham Tahun 2016
DPS EPS DPR
GGRM 2.600 3.470 0,7493
HMSP 2.225 110 20,2789
ICBP 256 309 0,8285
INDF 168 472 0,3559
KLBF 19 49 0,3873
MERK 265 343 0,7726
UNVR 766 838 0,9141
Rata-rata 3,4695
Kode Saham Tahun 2017
DPS EPS DPR
GGRM 2.600 4.030 0,6452
HMSP 108 109 0,9887
ICBP 154 326 0,4724
INDF 235 475 0,4947
KLBF 22 51 0,4290
MERK 275 323 0,8514
UNVR 835 918 0,9096
Rata-rata 0,6844
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 4: Dividend Growth (g) Pendekatan Dividend Discount Model (DDM)
Kode Saham Tahun 2013
ROE rr g
GGRM 0,1472 0,6444 0,0948
HMSP 0,7635 0,0807 0,0616
ICBP 0,1854 0,0363 0,0067
INDF 0,1112 0,3509 0,0390
KLBF 0,2373 0,5366 0,1273
MERK 0,3477 0,5442 0,1892
UNVR 11,617 0,0956 0,1110
Rata-rata 0,0899
Kode Saham Tahun 2014
ROE rr g
GGRM 0,1631 0,7153 0,1167
HMSP 0,7543 -0,0461 -0,0348
ICBP 0,1937 0,1630 0,0316
INDF 0,1570 0,6837 0,1074
KLBF 0,2114 0,6143 0,1360
MERK 0,3347 0,2314 0,0775
UNVR 12,486 0,0966 0,1207
Rata-rata 0,0793
Kode Saham Tahun 2015
ROE rr G
GGRM 0,1693 0,7608 0,1288
HMSP 0,3237 -0,2548 -0,0825
ICBP 0,1942 0,1362 0,0264
INDF 0,1088 0,3491 0,0380
KLBF 0,1915 0,5557 0,1064
MERK 0,3010 0,0214 -0,0064
UNVR 12,121 0,0183 0,0222
Rata-rata 0,0333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 4: Dividend Growth (g) Pendekatan Dividend Discount Model (DDM)
(Sambungan)
Kode Saham Tahun 2016
ROE rr g
GGRM 0,1688 0,2507 0,0423
HMSP 0,3734 -198,789 -71,993
ICBP 0,2050 0,1715 0,0352
INDF 0,1430 0,0921 0,0921
KLBF 0,1931 0,6127 0,1183
MERK 0,2640 0,2274 0,0600
UNVR 13,586 0,0859 0,1167
Rata-rata -0,9621
Kode Saham Tahun 2017
ROE rr g
GGRM 0,1838 0,3548 0,0652
HMSP 0,3714 0,0113 0,0042
ICBP 0,1941 0,5276 0,1024
INDF 0,1337 0,0676 0,0676
KLBF 0,1810 0,5710 0,1033
MERK 0,2351 0,1486 0,0349
UNVR 13,541 0,0904 0,1224
Rata-rata 0,0714
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 5: Estimasi Dividen yang Diharapkan Perusahaan Barang Konsumsi
Kode Saham Tahun 2013
D0 1+g D1
GGRM 800 10,948 876
HMSP 2.269 10,616 2.409
ICBP 186 10,067 187
INDF 185 1,039 192
KLBF 19 11,273 21
MERK 3.570 11,892 4.245
UNVR 634 1,111 704
Rata-rata 1.233,43
Kode Saham Tahun 2014
D0 1+g D1
GGRM 800 11,167 893
HMSP 2.430 0,9652 2.345
ICBP 190 10,316 196
INDF 142 11,074 157
KLBF 17 11,360 19
MERK 6.250 10,775 6.734
UNVR 701 11,207 786
Rata-rata 1.59
Kode Saham Tahun 2015
D0 1+g D1
GGRM 800 11,288 903
HMSP 2.795 0,9175 2.564
ICBP 222 10,264 228
INDF 220 10,380 228
KLBF 19 11,064 21
MERK 6.500 0,9936 6.458
UNVR 752 10,222 769
Rata-rata 1.595,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 5: Estimasi Dividen yang Diharapkan Perusahaan Barang Konsumsi
(Sambungan)
Kode Saham Tahun 2016
D0 1+g D1
GGRM 2.600 10,423 2.710
HMSP 2.225 -61,993 -13.794
ICBP 256 10,352 265
INDF 168 10,921 183
KLBF 19 11,183 21
MERK 265 10,600 281
UNVR 766 11,167 855
Rata-rata 1.354.14
Kode Saham Tahun 2017
D0 1+g D1
GGRM 2.600 10,652 2.77
HMSP 107,7 10,042 108
ICBP 154 11,024 170
INDF 235 10,676 251
KLBF 22 11,033 24
MERK 275 10,349 285
UNVR 835 11,224 937
Rata-rata 649,29
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 6: Required of return (k) Pendekatan Dividend Discount Model (DDM)
dan Price Earning Ratio (PER)
Kode Saham Tahun 2013
D0 P0 g k
GGRM 800 42.000 0,0948 0,1139
HMSP 2.269 62.400 0,0616 0,0980
ICBP 186 10.200 0,0067 0,0250
INDF 185 6.600 0,0390 0,0670
KLBF 19 1.250 0,1273 0,1425
MERK 3.570 189.000 0,1892 0,2081
UNVR 634 26.000 0,111 0,1354
Rata-rata 0,1128
Kode Saham Tahun 2014
D0 P0 g k
GGRM 800 60.700 0,1167 0,1299
HMSP 2.430 68.650 -0,0348 0,0006
ICBP 190 13.100 0,0316 0,0461
INDF 142 6.750 0,1074 0,1284
KLBF 17 1.830 0,136 0,1453
MERK 6.250 160.000 0,0775 0,1165
UNVR 701 32.300 0,1207 0,1424
Rata-rata 0,1013
Kode Saham Tahun 2015
D0 P0 g k
GGRM 800 55.000 0,1288 0,1434
HMSP 2.795 94.000 -0,0825 -0,0528
ICBP 222 13.475 0,0264 0,0429
INDF 220 5.175 0,038 0,0805
KLBF 19 1.320 0,1064 0,1208
MERK 6.500 6.775 -0,0064 0,9530
UNVR 752 37.000 0,0222 0,0425
Rata-rata 0,1900
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 6: Required of return (k) Pendekatan Dividend Discount Model (DDM)
dan Price Earning Ratio (PER) (Sambungan)
Kode Saham Tahun 2016
D0 P0 g k
GGRM 2.600 63.900 0,0423 0,0830
HMSP 2.225 3.830 -71,993 -66,184
ICBP 256 8.575 0,0352 0,0650
INDF 168 7.925 0,0921 0,1133
KLBF 19 1.515 0,1183 0,1309
MERK 265 9.200 0,0600 0,0888
UNVR 766 38.800 0,1167 0,1365
Rata-rata -0,8573
Kode Saham Tahun 2017
D0 P0 g k
GGRM 2.600 83.800 0,0652 0,0962
HMSP 107,7 4.730 0,0042 0,0270
ICBP 154 8.900 0,1024 0,1197
INDF 235 7.625 0,0676 0,0984
KLBF 22 1.690 0,1033 0,1164
MERK 275 8.500 0,0349 0,0673
UNVR 835 55.900 0,1224 0,1374
Rata-rata 0,0946
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 7: Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dengan Pendekatan
Dividend Discount Model (DDM)
Kode Saham Tahun 2013
D1 k-g
GGRM 876 0,0190 45.983
HMSP 2.409 0,0364 66.247
ICBP 187 0,0182 10.269
INDF 192 0,0280 6.857
KLBF 21 0,0130 1.409
MERK 4.245 0,0189 224.758
UNVR 704 0,0244 28.887
Kode Saham Tahun 2014
D1 k-g
GGRM 893 0,0132 67.784
HMSP 2.345 0,0354 66.262
ICBP 196 0,0145 13.514
INDF 157 0,0210 7.474
KLBF 19 0,0125 2.079
MERK 6.734 0,0391 172.393
UNVR 786 0,0217 36.198
Kode Saham Tahun 2015
D1 k-g
GGRM 903 0,0145 62.086
HMSP 2.564 0,0297 86.246
ICBP 228 0,0165 13.831
INDF 228 0,0425 5.372
KLBF 21 0,0144 1.460
MERK 6.458 0,9594 6.731
UNVR 769 0,0203 37.820
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 7: Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dengan Pendekatan
Dividend Discount Model (DDM) (Sambungan)
Kode Saham Tahun 2016
D1 k-g
GGRM 2.710 0,0407 66.604
HMSP -13.794 0,5809 -23.743
ICBP 265 0,0299 8.876
INDF 183 0,0212 8.655
KLBF 21 0,0093 1.694
MERK 281 0,0288 9.752
UNVR 855 0,0197 43.329
Kode Saham Tahun 2017
D1 k-g
GGRM 2.770 0,0310 89.265
HMSP 108,0 0,0228 4.750
ICBP 170 0,0173 9.811
INDF 251 0,0308 8.14
KLBF 24 0,0152 1.865
MERK 285 0,0324 8.797
UNVR 937 0,0149 62.744
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 8: Dividend Growth (g) Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Kode Saham Tahun 2013
ROE rr g
GGRM 0,1472 0,6444 0,0948
HMSP 0,7635 0,0807 0,0616
ICBP 0,1854 0,0363 0,0067
INDF 0,1112 0,3509 0,0390
KLBF 0,2373 0,5366 0,1273
MERK 0,3477 0,5442 0,1892
UNVR 11,617 0,0956 0,1110
Rata-rata 0,0899
Kode Saham Tahun 2014
ROE rr g
GGRM 0,1631 0,7153 0,1167
HMSP 0,7543 (0,0461) (0,0348)
ICBP 0,1937 0,1630 0,0316
INDF 0,1570 0,6837 0,1074
KLBF 0,2114 0,6143 0,1360
MERK 0,3347 0,2314 0,0775
UNVR 12,486 0,0966 0,1207
Rata-rata 0,0793
Kode Saham Tahun 2015
ROE rr g
GGRM 0,1693 0,7608 0,1288
HMSP 0,3237 (0,2548) (0,0825)
ICBP 0,1942 0,1362 0,0264
INDF 0,1088 0,3491 0,0380
KLBF 0,1915 0,5557 0,1064
MERK 0,3010 (0,0214) (0,0064)
UNVR 12,121 0,0183 0,0222
Rata-rata 0,0333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 8: Dividend Growth (g) Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
(Sambungan)
Kode Saham Tahun 2016
ROE rr g
GGRM 0,1688 0,2507 0,0423
HMSP 0,3734 -198,789 -71,993
ICBP 0,2050 0,1715 0,0352
INDF 0,1430 0,0921 0,0921
KLBF 0,1931 0,6127 0,1183
MERK 0,2640 0,2274 0,0600
UNVR 13,586 0,0859 0,1167
Rata-rata (0,9621)
Kode Saham Tahun 2017
ROE rr g
GGRM 0,1838 0,3548 0,0652
HMSP 0,3714 0,0113 0,0042
ICBP 0,1941 0,5276 0,1024
INDF 0,1337 0,0676 0,0676
KLBF 0,1810 0,5710 0,1033
MERK 0,2351 0,1486 0,0349
UNVR 13,541 0,0904 0,1224
Rata-rata 0,0714
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 9: Estimasi EPS Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Kode Saham 2013
EPS0 1+g EPS1
GGRM 2.25 10,948 2.463
HMSP 2.468 10,616 2.62
ICBP 193 10,067 194
INDF 285 10,390 296
KLBF 41 11,273 46
MERK 7.832 11,892 9.314
UNVR 701 11,110 779
Rata-rata 2.245,57
Kode Saham 2014
EPS0 1+g EPS1
GGRM 2.81 11,167 3.138
HMSP 2.323 0,9652 2.242
ICBP 227 10,316 234
INDF 449 11,074 497
KLBF 44 11,360 50
MERK 8.132 10,775 8.762
UNVR 776 11,207 870
Rata-rata 2.256,43
Kode Saham 2015
EPS0 1+g EPS1
GGRM 3.345 11,288 3.776
HMSP 2.227 0,9175 2.044
ICBP 257 10,264 264
INDF 338 1,038 351
KLBF 43 11,064 47
MERK 6.364 0,9936 6.323
UNVR 766 10,222 783
Rata-rata 1.941,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 9: Estimasi EPS Pendekatan Price Earning Ratio (PER) (Sambungan)
Kode Saham 2016
EPS0 1+g EPS1
GGRM 2.81 11,167 3.138
HMSP 2.323 0,9652 2.242
ICBP 227 10,316 234
INDF 449 11,074 497
KLBF 44 11,360 50
MERK 8.132 10,775 8.762
UNVR 776 11,207 870
Rata-rata 2.256,43
Kode Saham Tahun 2017
EPS0 1+g EPS1
GGRM 4.03 10,652 4.293
HMSP 109,0 10,042 109
ICBP 326 11,024 359
INDF 475 10,676 507
KLBF 51 11,033 57
MERK 323 10,349 334
UNVR 918 11,224 1.03
Rata-rata 955,57
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 10 : Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Barang Konsumsi
Kode Saham Tahun 2013
DPR k-g PER
GGRM 0,3556 0,0190 18,65
HMSP 0,9193 0,0364 25,29
ICBP 0,9637 0,0182 52,73
INDF 0,6491 0,0280 23,18
KLBF 0,4634 0,0130 30,56
MERK 0,4558 0,0189 24,11
UNVR 0,9044 0,0244 37,11
Kode Saham Tahun 2014
DPR k-g PER
GGRM 0,2847 0,0132 21,57
HMSP 10,461 0,0354 29,56
ICBP 0,8370 0,0145 57,60
INDF 0,3163 0,0210 15,06
KLBF 0,3857 0,0125 41,63
MERK 0,7686 0,0391 19,68
UNVR 0,9034 0,0217 41,58
Kode Saham Tahun 2015
DPR k-g PER
GGRM 0,2392 0,0145 16,41
HMSP 12,548 0,0297 42,27
ICBP 0,8638 0,0165 52,49
INDF 0,6509 0,0425 15,32
KLBF 0,4443 0,0144 30,89
MERK 10,214 0,9594 1,065
UNVR 0,9817 0,0203 48,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 10: Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Barang Konsumsi
(Sambungan)
Kode Saham Tahun 2016
DPR k-g PER
GGRM 0,7493 0,0407 18,42
HMSP 202,789 0,5809 34,91
ICBP 0,8285 0,0299 27,76
INDF 0,3559 0,0212 16,79
KLBF 0,3873 0,0093 30,80
MERK 0,7726 0,0288 26,87
UNVR 0,9141 0,0197 46,24
Kode Saham Tahun 2017
DPR k-g PER
GGRM 0,6452 0,031 20,82
HMSP 0,9887 0,0228 43,35
ICBP 0,4724 0,0173 27,29
INDF 0,4947 0,0308 16,06
KLBF 0,4290 0,0152 32,85
MERK 0,8514 0,0324 26,31
UNVR 0,9096 0,0149 60,78
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 11: Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dengan Pendekatan
Price Earning Ratio (PER)
Kode Saham Tahun 2013
EPS1 PER Intrinsik
GGRM 2.463 18,65 45.936
HMSP 2.62 25,29 66.262
ICBP 194 52,73 10.245
INDF 296 23,18 6.865
KLBF 46 30,56 1.412
MERK 9.314 24,11 224.588
UNVR 779 37,11 28.904
Kode Saham Tahun 2014
EPS1 PER Intrinsik
GGRM 3138 21,57 67.671
HMSP 2.242 29,56 66.275
ICBP 234 57,60 13.488
INDF 497 15,06 7488
KLBF 50 41,63 2085
MERK 8.762 19,68 172.47
UNVR 870 41,58 36160
Kode Saham Tahun 2015
EPS1 PER Intrinsik
GGRM 3776 16,41 61.973
HMSP 2.044 42,27 86.374
ICBP 264 52,49 13.845
INDF 351 15,32 5.373
KLBF 47 30,89 1.462
MERK 6323 1,065 6.731
UNVR 783 48,25 37.779
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 11: Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dengan Pendekatan
Price Earning Ratio (PER) (Sambungan)
Kode Saham Tahun 2016
EPS1 PER Intrinsik
GGRM 3.617 18,42 66.606
HMSP -680 34,91 -23.743
ICBP 320 27,76 8.881
INDF 515 16,79 8.655
KLBF 55 30,8 1.69
MERK 364 26,87 9.768
UNVR 936 46,24 43.273
Kode Saham Tahun 2017
EPS1 PER Intrinsik
GGRM 4.293 20,82 89.386
HMSP 109 43,35 4.742
ICBP 359 27,29 9.806
INDF 507 16,06 8.145
KLBF 57 32,85 1.858
MERK 334 26,31 8.794
UNVR 1.03 60,78 62.623
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 12: Book Value per Share Perusahaan Barang Konsumsi
Kode
Saham
Tahun 2013
Ekuitas (Rp) Outstanding Share BVS
GGRM 29.264.049.000.000 1.924.088.000 15.209
HMSP 14.155.035.000.000 4.383.000.000 3.230
ICBP 12.141.303.000.000 5.830.954.000 2.082
INDF 22.791.969.000.000 8.780.426.500 2.596
KLBF 8.088.750.311.982 46.875.122.110 173
MERK 512.218.622.000 22.400.000 22.867
UNVR 4.608.000.000.000 7.630.000.000 604
Kode
Saham
Tahun 2014
Ekuitas (Rp) Outstanding Share BVS
GGRM 33.000.157.000.000 1.924.088.000 17.151
HMSP 13.498.114.000.000 4.383.000.000 3.080
ICBP 13.655.526.000.000 5.830.954.000 2.342
INDF 25.104.400.000.000 8.780.426.500 2.859
KLBF 9.330.078.908.660 46.875.122.110 199
MERK 544.245.000.000 22.400.000 24.297
UNVR 4.746.514.000.000 7.630.000.000 622
Kode
Saham
Tahun 2015
Ekuitas (Rp) Outstanding Share BVS
GGRM 37.900.082.000.000 1.924.088.000 19.698
HMSP 32.016.060.000.000 4.652.723.076 6.881
ICBP 15.454.863.000.000 5.830.954.000 2.650
INDF 27.269.351.000.000 8.780.426.500 3.106
KLBF 10.465.122.963.890 46.875.122.110 223
MERK 473.543.282.000 22.400.000 21.140
UNVR 4.827.360.000.000 7.630.000.000 633
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 12: Book Value per Share Perusahaan Barang Konsumsi (Sambungan)
Kode
Saham
Tahun 2016
Ekuitas (Rp) Outstanding Share BVS
GGRM 39.487.017.000.000 1.924.088.000 20.522
HMSP 34.175.014.000.000 116.318.076.900 294
ICBP 17.563.958.000.000 11.661.908.000 1.506
INDF 28.974.286.000.000 8.780.426.500 3.300
KLBF 11.909.264.708.049 46.875.122.110 254
MERK 582.672.469.000 448.000.000 1.301
UNVR 4.704.258.000.000 7.630.000.000 617
Kode
Saham
Tahun 2017
Ekuitas (Rp) Outstanding Share BVS
GGRM 42.171.080.000.000 1.924.088.000 21.917
HMSP 34.112.985.000.000 116.318.076.900 293
ICBP 19.563.668.000.000 11.661.908.000 1.678
INDF 31.178.844.000.000 8.780.426.500 3.551
KLBF 13.280.807.474.738 46.875.122.110 283
MERK 615.437.441.000 448.000.000 1.374
UNVR 5.173.388.000.000 7.630.000.000 678
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 13 Price to Book Value Perusahaan Barang Konsumsi
Kode Saham Tahun 2013
Harga BVS PBV
GGRM 42.000 15.209 2,76
HMSP 62.400 3.230 19,32
ICBP 10.200 2.082 4,90
INDF 6.600 2.596 2,54
KLBF 1.250 173 7,24
MERK 189.000 22.867 8,27
UNVR 26.000 604 43,05
Kode Saham Tahun 2014
Harga BVS PBV
GGRM 60.700 17.151 3,54
HMSP 68.650 3.08 22,29
ICBP 13.100 2.342 5,59
INDF 6.750 2.859 2,36
KLBF 1.830 199 9,19
MERK 160.000 24.297 6,59
UNVR 32.300 622 51,92
Kode Saham Tahun 2015
Harga BVS PBV
GGRM 55.000 19.698 2,79
HMSP 94.000 6.881 13,66
ICBP 13.475 2.65 5,08
INDF 5.175 3.106 1,67
KLBF 1.320 223 5,91
MERK 6.775 21.140 0,32
UNVR 37.000 633 58,48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 13: Price to Book Value Perusahaan Barang Konsumsi (Sambungan)
Kode Saham Tahun 2016
Harga BVS PBV
GGRM 63.900 20.522 3,11
HMSP 3.830 294 13,04
ICBP 8.575 1.506 5,69
INDF 7.925 3.300 2,4
KLBF 1.515 254 5,96
MERK 9.200 1.301 7,07
UNVR 38.800 617 62,93
Kode Saham Tahun 2017
Harga BVS PBV
GGRM 83.800 21.917 3,82
HMSP 4.730 293 16,13
ICBP 8.900 1.678 5,31
INDF 7.625 3.551 2,15
KLBF 1.690 283 5,96
MERK 8.500 1.374 6,19
UNVR 55.900 678 82,44
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 14: Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dengan Pendekatan
Price to Book Value (PBV)
Kode Saham
Tahun 2013
BVS PBV
Industri
Nilai Intrinsik
(Rp)
GGRM 15.209 5,39 81.978
HMSP 3.230 5,39 17.407
ICBP 2.082 5,39 11.233
INDF 2.596 5,39 13.991
KLBF 173 5,39 930
MERK 22.867 5,39 123.253
UNVR 604 5,39 3.255
Kode Saham
Tahun 2014
BVS PBV
Industri
Nilai Intrinsik
(Rp)
GGRM 17.151 5,80 99.476
HMSP 3.080 5,80 17.862
ICBP 2.342 5,80 13.583
INDF 2.859 5,80 16.583
KLBF 199 5,80 1.154
MERK 24.297 5,80 140.921
UNVR 622 5,80 3.608
Kode Saham
Tahun 2015
BVS PBV
Industri
Nilai Intrinsik
(Rp)
GGRM 19.698 6,00 118.186
HMSP 6.881 6,00 41.287
ICBP 2.65 6,00 15.903
INDF 3.106 6,00 18.634
KLBF 223 6,00 1.339
MERK 21.140 6,00 126.842
UNVR 633 6,00 3.796
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 14: Nilai Intrinsik Perusahaan Barang Konsumsi dengan Pendekatan
Price to Book Value (PBV) (Sambungan)
Kode Saham
Tahun 2016
BVS PBV
Industri
Nilai Intrinsik
(Rp)
GGRM 20.522 6,62 135.859
HMSP 294 6,62 1.945
ICBP 1.506 6,62 9.970
INDF 3.300 6,62 21.845
KLBF 254 6,62 1.682
MERK 1.301 6,62 8.610
UNVR 617 6,62 4.082
Kode Saham
Tahun 2017
BVS PBV
Industri
Nilai Intrinsik
(Rp)
GGRM 21.917 7,68 168.326
HMSP 293 7,68 2.252
ICBP 1.678 7,68 12.884
INDF 3.551 7,68 27.271
KLBF 283 7,68 2.176
MERK 1.374 7,68 10.55
UNVR 678 7,68 5.207
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 15: Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pendekatan Price to Book
Value (PBV)
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2013
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 42.000 81.978,18 -39.978,18 1.598.254.876,11
HMSP 62.400 17.407,17 44.992,83 2.024.354.751,41
ICBP 10.200 11.223,14 -1.023,14 1.046.815,46
INDF 6.600 13.991,20 -7.391,20 54.629.837,44
KLBF 1.250 930,1 319,9 102.336,01
MERK 189.000 123.252,61 65.747,39 4.322.719.291,81
UNVR 26.000 3.255,19 22.744,81 517.326.381,94
Jumlah 1.216.919.184,31
RMSE 34.884,37
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2014
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 60.700 99.476,17 -38.776,17 1.503.591.359,87
HMSP 68.650 17.861,98 50.788,02 2.579.422.975,52
ICBP 13.100 13.583,03 -483,03 233.317,98
INDF 6.750 16.582,97 -9.832,97 96.687.299,02
KLBF 1.830 1.154,44 675,56 456.381,31
MERK 160.000 140.920,58 19.079,42 364.024.267,54
UNVR 32.300 3.608,10 28.691,90 823.225.125,61
Jumlah 766.805.818,12
RMSE 27.691,26
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2015
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 55.000 118.186,12 -63.186,12 3.992.485.760,65
HMSP 94.000 41.286,87 52.713,13 2.778.674.074,40
ICBP 13.475 25.902,92 -12.427,92 154.453.195,53
INDF 5.175 18.634,19 -13.459,19 181.149.795,46
KLBF 1.320 1.339,53 -19,53 381,42
MERK 6.775 126.841,95 -120.066,95 14.416.072.482,30
UNVR 37.000 3.796,09 33.203,91 1.102.499.639,29
Jumlah 3.232.190.761,29
RMSE 56.852,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 15: Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pendekatan Price to Book
Value (PBV) (Sambungan)
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2016
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 63.900 135.858,68 -71.958,68 5.178.051.627,34
HMSP 3.830 1.945,00 1.885 3.553.225,00
ICBP 8.575 9.970,36 -1.395,36 1.947.029,53
INDF 7.925 21.845,15 -13.920,15 193.770.576,02
KLBF 1.515 1.681,90 -166,9 27.855,61
MERK 9.200 8.610,03 589,97 348.064,60
UNVR 38.800 4.081,54 34.718,46 1.205.371.464,77
Jumlah 940.438.548,98
RMSE 30.666,57
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2017
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 83.800 168.325,93 -84.525,93 7.144.632.842,36
HMSP 4.730 2.252,34 2.477,66 6.138.799,08
ICBP 8.900 12.883,74 -3.983,74 15.870.184,39
INDF 7.625 27.271,29 -19.646,29 385.976.710,76
KLBF 1.690 2.175,92 -485,92 236.118,25
MERK 8.500 10.550,36 -2.050,36 4.203.976,13
UNVR 55.900 5.207,29 50.692,71 2.569.750.847,14
Jumlah 1.446.687.068,30
RMSE 38.035,34
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 16 : Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pendekatan Dividend
Discount Model (DDM)
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2013
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 42.000 45.982,98 -3.982,98 15.864.139,25
HMSP 62.400 66.246,71 -3.846,71 14.797.170,73
ICBP 10.200 10.268,58 -68,58 4.702,71
INDF 6.600 6.853,85 -253,85 64.439,90
KLBF 1.250 1.409,17 -159,17 25.334,64
MERK 189.000 224.758,20 -35.758,20 1.278.648.959,34
UNVR 26.000 28.886,79 -2.886,79 8.333.545,51
Jumlah 188.248.327,44
RMSE 13.720,36
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2014
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 60.700 67.783,60 -7.083,60 50.177.444,92
HMSP 68.650 66.261,69 2.388,31 5.704.010,60
ICBP 13.100 13.513,55 -413,55 171.027,04
INDF 6.750 7.489,42 -739,42 546.734,69
KLBF 1.830 2.078,95 -248,95 61.974,86
MERK 160.000 172.392,81 -12.392,81 153.581.750,50
UNVR 32.300 36.197,78 -3.897,78 15.192.719,51
Jumlah 32.205.094,59
RMSE 5.674,95
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2015
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 55.000 62.085,54 -7.085,54 50.204.902,39
HMSP 94.000 86.245,95 7.754,05 60.125.363,01
ICBP 13.475 13.831,30 -356,3 126.952,18
INDF 5.175 5.371,97 -196,97 38.796,33
KLBF 1.320 1.460,47 -140,47 19.732,17
MERK 6.775 6.731,42 43,58 1.899,42
UNVR 37.000 37.819,70 -819,7 671.904,54
Jumlah 15.884.221,43
RMSE 3.985,50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 16: Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pendekatan Dividend
Discount Model (DDM) (Sambungan)
Eminten Closing
Price Intrinsik 2016
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 63.900 66.603,80 -2.703,80 7.310.539,53
HMSP 3.830 -23.743,44 27.573,45 760.294.958,11
ICBP 8.575 8.876,50 -301,5 90.899,74
INDF 7.925 8.642,88 -717,88 515.356,61
KLBF 1.515 1.694,26 -179,26 32.134,45
MERK 9.200 9.752,38 -552,38 305.128,18
UNVR 38.800 43.329,20 -4.529,20 20.513.672,41
Jumlah 112.723.241,29
RMSE 10.617,12
Eminten Closing
Price Intrinsik 2017
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 83.800 89.265,06 -5.465,07 29.866.974,08
HMSP 4.730 4.749,84 -19,84 393,57
ICBP 8.900 9.811,25 -911,25 830.368,69
INDF 7.625 8.152,79 -527,79 278.560,51
KLBF 1.690 1.864,64 -174,64 30.499,81
MERK 8.500 8.796,94 -296,94 88.175,32
UNVR 55.900 62.744,05 -6.844,05 46.840.957,11
Jumlah 11.133.704,16
RMSE 3.336,72
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 17: Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pendekatan Price Earning
Ratio (PER)
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2013
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 42.000 45.935,97 -3.935,97 15.491.826,81
HMSP 62.400 66.261,58 -3.861,58 14.911.766,54
ICBP 10.200 10.245,24 -45,24 2.046,47
INDF 6.600 6.864,92 -264,92 70.182,61
KLBF 1.250 1.412,41 -162,41 26.376,50
MERK 189.000 224.588,43 -35.588,43 1.266.536.030,29
UNVR 26.000 28.904,48 -2.904,48 8.436.013,49
Jumlah 186.496.320,39
RMSE 13.656,37
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2014
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 60.700 67.671,43 -6.971,43 48.600.896,01
HMSP 68.650 66.275,41 2.374,59 5.638.677,01
ICBP 13.100 13.488,29 -388,29 150.771,15
INDF 6.750 7.487,85 -737,85 544.427,46
KLBF 1.830 2.084,90 -254,9 64.972,31
MERK 160.000 172.470,37 -12.470,37 155.510.006,62
UNVR 32.300 36.159,81 -3.859,81 14.898.169,80
Jumlah 32.201.131,48
RMSE 5.674,60
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2015
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 55.000 61.972,58 -6.972,58 48.616.873,84
HMSP 94.000 86.374,05 7.625,95 58.155.107,37
ICBP 13.475 13.845,40 -370,40 137.194,38
INDF 5.175 5.373,16 -198,16 39.268,53
KLBF 1.320 1.461,64 -141,64 20.062,87
MERK 6.775 6.731,25 43,75 1.913,65
UNVR 37.000 37.779,40 -779,40 607.461,79
Jumlah 15.368.268,92
RMSE 3.920,24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 17: Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pendekatan Price Earning
Ratio (PER) (Sambungan)
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2016
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 63.900 66.606,39 -2.706,39 7.324.529,67
HMSP 3.830 -23.743,72 27.573,72 760.309.898,28
ICBP 8.575 8.880,69 -305,69 93.444,91
INDF 7.925 8.654,62 -729,62 532.338,64
KLBF 1.515 1.689,58 -174,58 30.477,24
MERK 9.200 9.768,02 -568,02 322.642,15
UNVR 38.800 43.272,83 -4.472,83 20.006.239,53
Jumlah 112.659.938,63
RMSE 10.614,14
Eminten Closing
Price
Intrinsik
2017
Pasar-
Intrinsik Kuadrat
GGRM 83.800 89.385,69 -5.585,69 31.199.919,49
HMSP 4.730 4.742,29 -12,29 151,01
ICBP 8.900 9.805,88 -905,88 820.612,66
INDF 7.625 8.145,28 -520,28 270.694,31
KLBF 1.690 1.858,39 -168,39 28.354,14
MERK 8.500 8.793,53 -293,53 86.160,72
UNVR 55.900 62.622,95 -6.722,95 45.198.091,18
Jumlah 11.086.283,36
RMSE 3.329,61
Sumber: data sekunder diolah (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI