analisis usaha nata de coco.pdf

download analisis usaha nata de coco.pdf

of 5

Transcript of analisis usaha nata de coco.pdf

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    1/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    77

    ANALISIS USAHA PEMBUATAN NATA DE COCO DENGAN

    MENGGUNAKAN SUMBER DAN KANDUNGAN N YANG BERBEDA

    Effort analyse of making of nata de coco with using

    source and N content different

    Liana Y. Wowor1, Mufidah Muis

    2, dan Abd. Rahman Arinong

     2 

    1 Alumni Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa2 Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa

    ABSTRAK

    Penelitian bertujuan agar petani dapat memanfaatkan air kelapa menjadi nata de coco

    sebagai salah satu sumber pendapatan petani dan untuk mengetahui sumber dan kandungan

     N yang terbaik untuk pembuatan nata de coco, serta untuk mengetahui tingkat kelayakan

    usaha nata de coco. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 26 Maret sampai dengan 30 Mei

    2007. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa, dosis ZA 2,5 gram per liter air kelapa

    memberikan hasil terbaik di bandingkan dengan penggunaan ZA 5 gram, Urea 2,5 gram

    dan Urea 5 gram. Analisis tingkat kelayakan usaha dilakukan dengan menggunakan rumus

    R/C ratio. Hasil perhitungan R/C ratio masing-masing perlakuan memberikan hasil >1

    sehingga layak untuk dikembangkan karena menguntungkan, namun dari segi kualitas

     produksi menyangkut unsur ketebalan, warna, dan berat nata de coco, hasil perlakuan ZA

    2,5 gram (Zd) adalah yang terbaik, selain itu pemakaian ZA justru berada di bawah standar

    5 gram per liter air kelapa.

     Kata kunci: kelapa, nata de coco, analisis usaha

    ABSTRACT

    Research aim to farmer can to exploiting the coconut water become nata de coco as one offarmer source incomes and to know the source and obstetrical of best N for the making of

    nata de coco, and also to know the elegibility storey of effort nata de coco. It’s executed at

    26 March up to 30 May 2007. The result of research obtained that, dosage of ZA 2,5 grams

     per litre coconut water give the best result compared with all. The Analyse of effort

    elegibility conducted by using R/C ratio formula. Result of R/C ratio calculation of each

    treatment give the result is > 1, so that to be developed because profitable, but from quality

     product concerning thickness, colour, and heavy of nata de coco, the treatment ZA 2,5

    grams (Zd) is the best, and usage of ZA under standard 5 grams of per litre coconut water

    exactly.

     Kata kunci: coconut, nata de coco, effort analyse

    PENDAHULUAN

    Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan

    komoditi perkebunan yang tersebar ham-

     pir di seluruh wilayah Indonesia terutama

    di wilayah pedesaan yang merupakan

    usaha petani kecil. Sekitar jutaan keluarga

     bergantung pada komoditi kelapa, kondisi

    itu menempatkan kelapa tidak hanya

    sebagai komoditas yang memiliki nilaiekonomis tapi juga sosial.

    Buah kelapa merupakan hasil utama dari

    komoditi kelapa yang banyak dimanfaat-

    kan oleh manusia secara turun temurun,

    karena hampir semua bagian tanaman

    kelapa dapat dimanfaatkan, salah satunya

    adalah buahnya bisa diperoleh aneka

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    2/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    78

    olahan yang mampu memberikan nilai

    tambah. Buah kelapa itu sendiri terdiri

    atas empat komponen yaitu sabut, daging,

    air dan tempurung kelapa.

     Nata de coco merupakan salah satu pro-

    duk olahan air kelapa yang saat ini mulai

     populer dan digemari, sehingga permin-

    taan pasar akan produk ini semakin

    meningkat. Hal ini merupakan suatu pe-

    luang usaha yang sangat baik untuk

    dikembangkan khususnya pengolahan

    limbah air kelapa sebagai media atau

     bahan baku pembuatan nata de coco

    (Saragih., 2004).

    Salah satu faktor yang menyebabkan

     pendapatan petani kelapa belum sampai pada tingkat yang wajar, yaitu para petani

    kelapa belum mengetahui bagaimana

    memanfaatkan hasil sampingan kelapa itu

    sendiri, misalnya air kelapa untuk dapat

    dijadikan sebagai usaha sampingan yang

    menghasilkan suatu keuntungan. Sampai

    saat ini air kelapa belum sepenuhya

    dimanfaatkan, ini merupakan peluang

    yang baik untuk pengembangan usaha

    nata de coco dan sebagai salah satu

    sumber pendapatan petani (Rohaman,

    dkk., 2002).

    Sebetulnya, nata de coco dapat diusahakan

     bukan hanya dari air kelapa, tetapi juga

    dari berbagai jenis bahan yang

    mengandung gula, protein, dan mineral.

    Seperti misalnya sari buah–buahan, sari

    kedelai, dan bahkan air gula. Oleh sebab

    itu, nama nata dapat bermacam–macam

    sesuai dengan bahan yang digunakan.

     Namun, diantara beberapa jenis bahan

    yang dapat digunakan, air kelapa

    merupakan bahan yang paling ekonomis,mengingat air kelapa hanyalah bersifat

    sebagai limbah dari buah kelapa.

    Luas areal perkebunan kelapa di Indonesia

     pada tahun 1986 baru mencapai 3.133.000

    ha, kemudian pada tahun 1990 luas

     perkebunan 3.334.000 ha, dan pada tahun

    1993 luas areal perkebunan kelapa

    mencapai 3.624.000 ha. Dan pada tahun

    2005 luas areal mencapai 3.898,226 ha.

    (Anonim, 2006). Dari seluruh luas areal

     perkebunan kelapa, sekitar 97,4 persen

    dikelola oleh perkebunan rakyat yangmelibatkan 3,1 juta keluarga petani.

    Sisanya sebanyak 2,1 persen dikelola

     perkebunan besar swasta dan 0,5 persen

    dikelola oleh perkebunan besar negara.

    Dengan komposisi ini, maka sejak tahun

    1988 Indonesia menduduki urutan

     pertama sebagai negara yang memiliki

    arel pertanaman kelapa terluas didunia.

    Meskipun Indonesia memiliki areal kebun

    kelapa yang paling luas, tetapi produk-

    sinya hanya menduduki uratan kedua

    setelah Filipina (Palungkun, 2006).

    Tujuan

    Untuk mengetahui sumber dan kandungan

     N yang terbaik untuk pembuatan nata de

    coco, serta untuk mengetahui tingkat

    kelayakan usaha nata de coco.

    BAHAN DAN METODE

    Penelitian dilaksanakan di Kampus STPP

    Gowa, Kabupaten Gowa, Provinsi Sula-

    wesi Selatan pada bulan Maret sampaiMei tahun 2007. 

     Pelaksanaan

    Pembuatan nata de coco terdiri dari 4

     perlakuan dengan 3 ulangan. Sumber N

     berasal dari Amonium sulfat (ZA) dan

    Urea. Adapun dosis yang digunakan pada

    masing-masing perlakuan yaitu ZA 2,5

    gram (Zd) dan 5 gram (Zl) kemudian

    untuk urea 2,5 gram (Ud) dan 5 gram (Ul).

     Analisis data.

    Metode analisis yang digunakan yaitu

    dengan menggunakan uji standar error

    (Kerlinger, 1990). Rumus yang digunakan

    adalah sebagai berikut :

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    3/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    79

     n

    (sd)deviasiStandarerrorStandar =  

    Dimana n = jumlah populasi

    Untuk mengetahui tingkat keuntungan

    yang diperoleh dari hasil penjualan

    nata de coco, digunakan analisis R/C ratio.

    R/C ratio adalah perbandingan antara

     penerimaan penjualan dengan biaya-

     biaya yang dikeluarkan selama proses

     produksi hingga menghasilkan produk.

    (Soekartawi, 2005).

     biayaTotal

     penerimaanTotal R/C =  

    R/C ratio > 1, menyatakan usaha tani

    menguntungkan dan layak untuk dikem-

     bangkan.

    R/C ratio < 1, menyatakan usaha tani tidak

    menguntungkan dan tidak layak untuk

    dikembangkan

    R/C ratio = 1, menyatakan usaha tani

    impas

    HASIL DAN PEMBAHASAN

     Hasil

    Ketebalan nata de coco

    Pada proses pengolahan nata de coco,

    ketebalan merupakan salah satu faktor

    yang diperlukan untuk melihat hasil

    akhirnya. Selain mudah dipotong-potong,

    ukuran nata de coco akan sesuai dengan

    estetika produk sekali suap.

    Untuk lebih jelasnya perbedaan rata-rata

    ketebalan nata de coco dari masing-

    masing perlakuan disajikan pada Gambar

    1 berikut.

    Gambar 1. Ketebalan rata-rata nata de coco dari setiap perlakuan

    Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa tingkat ketebalan yang terbaik

     berada pada perlakuan Zd atau memakai

    ZA dengan dosis 2,5 gram per liter air

    kelapa dengan ketebalan 2,5 cm.

    Berat nata de coco

    Selain ketebalan, berat nata de coco juga

    merupakan salah satu faktor yang di-

    inginkan pada setiap hasil akhir proses

     pembuatan nata de coco. Untuk lebih

     jelasnya perbandingan berat rata-rata nata

    de coco dari setiap perlakuan disajikan

     pada Gambar 2 berikut ini.

    0.00

    0.50

    1.00

    1.50

    2.00

    2.50

    3.00

    Zd Zl Ud Ul

    Perlakuan

       K  e   t  e   b  a   l  a  n   (  c  m   )

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    4/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    80

    Gambar 2. Berat rata-rata nata de coco pada setiap perlakuan

    Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan

     bahwa berat nata de coco yang terbaik

     berada pada perlakuan Zd atau memakai

    dosis ZA 2,5 gram perliter air kelapa.

    Warna nata de coco

    Untuk mengamati pengaruh setiap per-lakuan terhadap warna nata de coco yang

    dihasilkan ditetapkan beberapa kriteria

    warna yang sesuai dengan hasil akhir nata

    de coco, yaitu: Putih bening = 4, Putih =

    3, Kekuning-kuningan = 2, Coklat muda =

    1.

    Sehingga berdasarkan kriteria dan skor

    tersebut diatas maka diperoleh tampilan

    warna dari setiap perlakuan seperti padaGambar 3 berikut ini.

    Gambar 3. Warna nata de coco

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    16001800

    2000

    Zd Zl Ud Ul

    Perlakuan

       B  e  r  a   t   (  g   )

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    Zd Zl Ud Ul

    Perlakuan

         w     a     r     n     a

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    5/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    81

     

    Dengan melihat gambar di atas, dapat

    ditunjukkan bahwa hasil yang paling baik

     berada pada perlakuan Zd atau meng-

    gunakan ZA dengan dosis 2,5 gram

     perliter air kelapa .

    Berdasarkan hasil pengamatan akhir pada

    nata de coco baik dari segi berat, tebal,

    dan warna menunjukkan bahwa hasil nata

    de coco yang paling baik berada pada

     perlakuan Zd atau memakai ZA dengan

    dosis 2,5 gram.

    Salah satu kelebihan penggunaan amo-

    nium sulfat adalah dapat menghambat

    atau mempersulit pertumbuhan bakteri

     Acetobacter aceti  yang merupakan

     pesaing bakteri  Acetobakter xylinum

    dalam pembentukan nata de coco

    (Pambayun, 2002).

    Tampak pada Gambar 1 dengan mengukur

    ketebalan nata de coco bahwa dosis ZA

    2,5 gram (Zd) memberikan hasil terbaik.

    Hal ini sangat berbeda nyata dengan

     perlakuan dosis ZA 5 gram (Zl) dan dosis

    Urea 2,5 gram (Ud) serta Urea 5 gram

    (Ul). Sedangkan pada dosis ZA 5 gram

    (Zl) dengan dosis Urea 2,5 gram (Ud)tampaknya tidak terlalu berbeda nyata

    karena garis error Y hampir bersing-

    gungan. Ini disebabkan karena kandungan

     N pada Urea sebanyak 2,5 (Ud) gram

    hampir setara dengan kandungan N pada

    ZA sebanyak 5 gram (Zl).

    Begitu juga berat pada nata de coco

    (Gambar 2) yang memberikan hasil ter-

     baik tampak pada perlakuan ZA dengan

    dosis 2,5 gram (Zd), disusul perlakuan ZA

    dengan dosis 5 gram (Zl) kemudian

     perlakuan Urea 2,5 gram (Ud) dan Urea 5

    gram (Ul).

    Sedangkan pada pengamatan warna natade coco (Gambar 3), hasil terbaik di-

    tunjukkan pada perlakuan ZA dengan

    dosis 2,5 gram (Zd), yang sangat berbeda

    nyata dengan perlakuan ZA 5 gram (Zl),

    Urea 2,5 gram (Ud) dan Urea 5 gram (Ul).

    Kemudian pada perlakuan ZA 5 gram (Zl)

    garis error Y bersinggungan dengan

     perlakuan Urea 2,5 gram (Ud), hasilnya

    tidak berbeda nyata.

    Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut

    di atas, secara umum penambahan ZA

    memberikan hasil yang terbaik. Menurut

    Sutarminingsih (2004), penambahan kon-

    sentrasi ZA dapat meningkatkan jumlah

     polisakarida yang terbentuk, namun

    apabila penambahan yang terlalu tinggi

    (lebih dari 1 persen) dapat menyebabkan

     penurunan rendemen dan penurunan

    derajat putih pada nata de coco yang

    dihasilkan (Gambar 3). Hal tersebut

    diduga karena konsentrasi yang tertinggi

     justru akan menurunkan pH medium, yang

    dapat menyebabkan terganggunya pertum- buhan bakteri Acetobacter xylinum”.

    F. Analisis usaha Nata de Coco

    Untuk memastikan besarnya keuntungan

    yang dapat diperoleh dari suatu usaha

     pembuatan nata de coco, maka dilakukan

    suatu analisis ekonomi. Dengan analisis

    ekonomi, gambaran keutungan dapat dike-

    tahui. Berikut ini gambaran analisis

    ekonomi usaha nata de coco skala rumah

    tangga dengan kapasitas produksi sebesar

    50 liter perhari.

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    6/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    82

    Tabel 1. Analisis ekonomi untuk perlakuan ZA 2,5 gram (Zd) per talang

    Jumlah penyusutan

     No UraianJumlah

    (unit)

     Nilai

    Baru

    (Rp)

     Nilai

    Sisa

    (Rp)

    Usia

    Ekonomi

    (Tahun)

    12

    Bulan(Rp)

    1x

    Pembuatan(Rp)

    1.

    2.

    3.

    4.5.

    6.

    7.

    A. Biaya tetapTalang

    Baskom

    Timbangan

    Gelas ukurRak farmentasi

    Panci

    Kompor

    50

    2

    1

    21

    1

    1

    125.000,00

    12.000,00

    24.000,00

    12.000,0050.000,00

    25.000,00

    150.000,00

    50.000,00

    6.000,00

    5.000,00

    6.000,0015.000,00

    5.000,00

    25.000,00

    2

    1

    3

    13

    5

    5

    37.500,00

    6.000,00

    6.333,00

    6.000,005.000,00

    4.000,00

    25.000,00

    104,10

    16,60

    17,50

    16,6013,80

    11,10

    9,40

    Total A 189,10

    1.2.

    3.4.

    5.

    6.

    7.8.

    B. Biaya variabel

    Air kelapa @ Rp. 50,00 per literStarter @ Rp. 20.000,00 per botol

    ZA @ Rp. 1.500,00 per kgGula

    Asam asetat

    Minyak tanah @ Rp. 2.800,00 per liter

    KaretTenaga kerja @ Rp. 5.000,00 per hari

    50 l2 botol

    125 g1 kg

    500 ml

    3 l

    1 bks14 hari

    2.500,0040.000,00

    187,506.000,00

    10.000,00

    8.100,00

    3.000,0070.000,00

    Total B 139.788,00

    Total Biaya Produksi (A+B) 139.976,60

    Total biaya produksi per 1 kali pembuatan = Rp. 189,10 + Rp. 139.788,00

    = Rp. 139.976,60Penghasilan nata generik = 50 kg

    Harga Nata per talang : Rp. 10.000,00

    Penerimaan : 50 talang X Rp. 10.000,00

    : Rp. 500.000,00

    Keuntungan : Penerimaan – Total biaya produksi

    : Rp. 500.000,00 – Rp. 139.976,60

    : Rp. 360.023,40

     biayaTotal

    Penerimaan :ratioR/C

    :139.976,00Rp.

    500.000,00Rp. 

    : 3,5720

    : 3,57

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    7/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    83

    Tabel 2. Analisis ekonomi untuk perlakuan ZA 5 gram (Zl) per talang

    Jumlah penyusutan

     No UraianJumlah

    (unit)

     Nilai

    Baru

    (Rp)

     Nilai

    Sisa

    (Rp)

    Usia

    Ekonomi

    (Tahun)

    12

    Bulan(Rp)

    1x

    Pembuatan(Rp)

    1.

    2.

    3.

    4.5.

    6.

    7.

    A. Biaya tetapTalang

    Baskom

    Timbangan

    Gelas ukurRak farmentasi

    Panci

    Kompor

    50

    2

    1

    21

    1

    1

    125.000,00

    12.000,00

    24.000,00

    12.000,0050.000,00

    25.000,00

    150.000,00

    50.000,00

    6.000,00

    5.000,00

    6.000,0015.000,00

    5.000,00

    25.000,00

     2

    1

    3

    13

    5

    5

    37.500,00

    6.000,00

    6.333,00

    6.000,005.000,00

    4.000,00

    25.000,00

    104,10

    16,60

    17,50

    16,6013,80

    11,10

    9,40

    Total A 189,10

    1.2.

    3.4.

    5.

    6.

    7.8.

    B. Biaya variabel

    Air kelapa @ Rp. 50,00 per literStarter @ Rp. 20.000,00 per botol

    ZA @ Rp. 1.500,00 per kgGula

    Asam asetat

    Minyak tanah @ Rp. 2.800,00 per liter

    KaretTenaga kerja @ Rp. 5.000,00 per hari

    50 l2 botol

    250 g1 kg

    500 ml

    3 l

    1 bks14 hari

    2.500,0040.000,00

    375,006.000,00

    10.000,00

    8.100,00

    3.000,0070.000,00

    Total B 139.975,00

    Total Biaya Produksi (A+B) 140.164,10

    Total biaya produksi per 1 kali pembuatan = Rp. 189,10 + Rp. 139.975,00

    = Rp. 140.164,10Penghasilan nata generik = 50 kg

    Harga Nata/talang : Rp. 10.000,00

    Penerimaan : 50 talang X Rp. 10.000,00

    : Rp. 500.000,00

    Keuntungan : Penerimaan – Total biaya produksi

    : Rp. 500.000,00 – Rp. 140.164,10

    : Rp. 359.835,90

     biayaTotal

    Penerimaan :ratioR/C

    :140.164,10Rp.

    500.000,00Rp. 

    : 3,5672

    : 3,57

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    8/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    84

    Tabel 3. Analisis ekonomi untuk perlakuan Urea 2,5 gram (Ud) per talang

    Jumlah penyusutan

     No UraianJumlah

    (unit)

     Nilai

    Baru

    (Rp)

     Nilai

    Sisa

    (Rp)

    Usia

    Ekonomi

    (Tahun)

    12

    Bulan(Rp)

    1x Pembuatan

    (Rp)

    1.

    2.

    3.

    4.5.

    6.

    7.

    A.Biaya tetapTalang

    Baskom

    Timbangan

    Gelas ukurRak

    farmentasi

    Panci

    Kompor

    50

    2

    1

    21

    1

    1

    125.000,00

    12.000,00

    24.000,00

    12.000,0050.000,00

    25.000,00

    150.000,00

    50.000,00

    6.000,00

    5.000,00

    6.000,0015.000,00

    5.000,00

    25.000,00

    2

    1

    3

    13

    5

    5

    37.500,00

    6.000,00

    6.333,00

    6.000,005.000,00

    4.000,00

    25.000,00

    104,10

    16,60

    17,50

    16,6013,80

    11,10

    9,40

    Total A 189,10

    1.

    2.3.

    4.

    5.

    6.7.

    8.

    B. Biaya variabelAir kelapa @ Rp. 50,00 per liter

    Starter @ Rp. 20.000,00 per botolUrea @ Rp. 2.000,00 per kg

    Gula

    Asam asetat

    Minyak tanah @ Rp. 2.800,00 per literKaret

    Tenaga kerja @ Rp. 5.000,00 per hari

    50 l

    2 botol125 g

    1 kg

    500 ml

    3 l1 bks

    14 hari

    2.500,00

    40.000,00625,00

    6.000,00

    10.000,00

    8.100,003.000,00

    70.000,00

    Total B 140.225,00

    Total Biaya Produksi (A+B) 140.414,10

    Total biaya produksi per 1 kali pembuatan = Rp. 189,10 + Rp. 140.225,00= Rp. 140.414,10

    Penghasilan nata generik = 50 kg

    Harga Nata/talang : Rp. 10.000,00

    Penerimaan : 50 talang X Rp. 10.000,00

    : Rp. 500.000,00

    Keuntungan : Penerimaan–Total biaya produksi

    : Rp. 500.000,00 – Rp. 140.414,10

    : Rp. 359.585,90

     biayaTotalPenerimaan :ratioR/C

    :140.414,10Rp.

    500.000,00Rp. 

    : 3,5609

    : 3,56

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    9/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    85

    Tabel 4. Analisis ekonomi untuk perlakuan Urea 5 gram (Ul) per talang

    Jumlah penyusutan

     No UraianJumlah

    (unit)

     Nilai

    Baru

    (Rp)

     Nilai

    Sisa

    (Rp)

    Usia

    Ekonomi

    (Tahun)

    12

    Bulan(Rp)

    1x

    Pembuatan(Rp)

    1.

    2.

    3.

    4.5.

    6.

    7.

    A.Biaya tetapTalang

    Baskom

    Timbangan

    Gelas ukurRak farmentasi

    Panci

    Kompor

    50

    2

    1

    21

    1

    1

    125.000,00

    12.000,00

    24.000,00

    12.000,0050.000,00

    25.000,00

    150.000,00

    50.000,00

      6.000,00

      5.000,00

      6.000,0015.000,00

      5.000,00

    25.000,00

     2

    1

    3

    13

    5

    5

    37.500,00

    6.000,00

    6.333,00

    6.000,005.000,00

    4.000,00

    25.000,00

    104,10

    16,60

    17,50

    16,6013,80

    11,10

    9,40

    Total A 189,10

     

    1.2.

    3.4.

    5.

    6.

    7.8.

    B. Biaya variabel

    Air kelapa @ Rp. 50,00 per literStarter @ Rp. 20.000,00 per botol

    Urea @ Rp. 2.000,00 per kgGula

    Asam asetat

    Minyak tanah @ Rp. 2.800,00 per liter

    KaretTenaga kerja @ Rp. 5.000,00 per hari

    50 l2 botol

    250 g1 kg

    500 ml

    3 l

    1 bks14 hari

    2.500,00  40.000,00

      1.250,00  6.000,00

      10.000,00

      8.100,00

      3.000,00  70.000,00

      Total B 140.850,00

      Total Biaya Produksi (A+B) 141.039,10

     

    Total biaya produksi per 1 kali pembuatan = Rp. 189,10 + Rp. 140.850,00

    = Rp. 141.039,10Penghasilan nata generik = 50 kg

    Harga Nata/talang : Rp. 10.000,00

    Penerimaan : 50 talang X Rp. 10.000,00

    : Rp. 500.000,00

    Keuntungan : Penerimaan–Total biaya produksi

    : Rp. 500.000,00 – Rp. 141.039,10

    : Rp. 358.960,90

     biayaTotal

    Penerimaan :ratioR/C

    :141.039,10Rp.

    500.000,00Rp. 

    : 3,5451

    : 3,54

  • 8/21/2019 analisis usaha nata de coco.pdf

    10/10

     Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3 No. 2 ISSN 1858-4330 

    86

    Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas

    (Tabel 1 – 4) menunjukkan bahwa dari

    masing-masing perlakuan Zd, Zl, Ud, dan

    Ul memberikan hasil yang tidak terlalu

     berbeda terhadap tingkat keuntungan yangditerima, yaitu untuk penggunaan ZA 2,5

    gram (Zd) memperoleh keuntungan = Rp.

    360.023,40, ZA 5 gram (Zl) memperoleh

    keuntungan = Rp. 359.835,90, Urea 2,5

    gram (Ud) memperoleh keuntungan = Rp.

    359.585,90 dan pada penggunaan Urea 5

    gram (Ul) memperoleh keuntungan = Rp.

    358.960,90. sehingga ditarik kesimpulan

     bahwa penggunaan dosis ZA 2,5 gram

    (Zd), lebih memberikan keuntungan dan

    memperkecil penggunaan unsur kimia

    dalam produk nata de coco dibandingkandengan perlakuan Zl, Ud dan Ul.

    Analisis tingkat kelayakan usaha dengan

    menggunakan rumus R/C ratio dapat

    disimpulkan bahwa dari keempat perlaku-

    an tersebut, masing-masing mendapat R/C

    ratio = 3,57, 3,57, 3,56, 3,54, menun-

     jukkan bahwa, untuk semua perlakuan

    memberikan keuntungan masing-masing

    yaitu Rp. 3,57, 3,57, 3,56, 3,54, dari setiap

     pengeluaran Rp. 1,00. Jadi analisis R/C

    ratio terhadap masing-masing perlakuanlayak untuk dikembangkan karena

    menguntungkan, namun dari segi kualitas

     produksi menyangkut unsur ketebalan,

    warna, dan berat nata de coco, hasil

     perlakuan ZA 2,5 gram (Zd) adalah yang

    terbaik dan selain itu pemakaian ZA justru

     berada di bawah standar 5 gram per liter

    air kelapa.

    KESIMPULAN

    Hasil analisis tingkat kelayakan usaha

    (R/C ratio) menunjukkan bahwa semua

     perlakuan memberikan R/C ratio di atas

    1, sehingga semua perlakuan layak untuk

    dikembangkan karena menguntungkan.

     Namun dari segi kualitas produksi me-

    nyangkut unsur ketebalan, warna, dan berat nata de coco, perlakuan ZA 2,5 gram

    (Zd) adalah yang terbaik dengan kebutuh-

    an ZA berada di bawah standar 5 gram

     per liter air kelapa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2006. Arang tempurung kelapa.

    [diakses 20 Februari 2006 pada situs

    www.ristek.go.id.].

    Kerlinger, F. N. 1990. Asas – asas

    Penelitian Behavioral ( TerjemahanL.R Simatupang) Gaja Madah

    Universitas Press, Yogyakarta.

    Pambayun, R, 2002. Teknologi

    Pengolahan Nata de coco.

    Kanisius, Yogyakarta.

    Rohaman, M, R. Momon, I. Nuraeini,

    2002. Pemanfaatan Limbah

    Pertanian.  Universitas Terbuka,

    Jakarta.

    Palungkun R, 2006. Aneka ProdukOlahan Kelapa.  Penebar Swadaya,

    Jakarta.

    Saragih. Y.P, 2004. Membuat Nata de

    coco. Puspa Swara, Jakarta.

    Soekartawi, 2005. Agribisnis Teori dan

    Aplikasinya. PT. Raja Grafindo

    Persada, Jakarta.

    Sutarminingsih, 2004. Peluang Usaha

    Nata de coco. Kanisius, Yogyakarta.