ANALISIS TOTAL SULFUR DALAM BIODIESEL...
Transcript of ANALISIS TOTAL SULFUR DALAM BIODIESEL...
ANALISIS TOTAL SULFUR DALAM BIODIESEL
MENGGUNAKAN METODE ASTM D-5453 (TS 3000) DAN
METODE ASTM D-1266 (LAMPU SULFUR)
Laporan Praktik Kerja Lapangan Diajukan Sebagai Tugas Akhir
Pendidikan Program Diploma 3 Kimia Terapan
Disusun Oleh :
IRMAWATI ULFAH
2305311612
PROGRAM DIPLOMA 3 KIMIA TERAPAN
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2008
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-NYAlah penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan yang berjudul. ANALISIS TOTAL SULFUR DALAM BODIESEL
MENGGUNAKAN METODE ASTM D-5453 (TS 3000) DAN METODE
ASTM D-1266 (LAMPU SULFUR)
.
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi
Diploma 3 Kimia Terapan, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. Laporan Praktik Kerja ini meurpakan
hasil dari kegiatan PKL yang telah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Umum
dan Limbah, Kelompok Program Riset Teknologi Proses, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” Jakarta Selatan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan maupun
dalam penyusunan laporan. Penulis banyak memperoleh bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin berterima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Sc, DIC selaku Kepala Lemigas Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
iv
2. Drs. Abdul Haris, M.Si selaku Ketua Kelompok Program Riset Teknologi
(KPRT) Proses yang telah membantu penulis untuk dapat melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PPTMGB “LEMIGAS”.
3. Dra. Leni Herlina, M.Si selaku Tenaga Ahli Laboratorium Kelompok Analitik
dan Kimia Terapan yang telah membantu penulis untuk dapat melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PPTMGB “LEMIGAS”.
4. Ir. Amwir Murad, BcM selaku Manajer Teknis Analisis Kimia Laboratorium
Kelompok Analitik dan Kimia Terapan.
5. Dra. Eva Yenti selaku Pa. Laboratorium Kimia Umum dan Limbah sekaligus
Pembimbing Utama Praktik Kerja Lapangan yang telah membantu banyak
dalam Pelaksanaan Praktik Kerja serta dalam proses penulisan laporan.
6. Bang Dahrul Effendi, Amd.K.A selaku Pembimbing Lapangan selama Praktik
Kerja Lapangan. Terima Kasih yang sebesar-besarnya atas semua bimbingan,
ilmu, serta kepercayaan yang telah diberikan selama PKL.
7. Ir Widyastuti Samadi, MSi selaku Pembimbing Kedua yang telah membantu
dan memberikan saran dalam penyelesaian laporan Praktik Kerja Lapangan.
8. Seluruh staff pengajar di Program D3 Kimia Terapan FMIPA UI yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
9. Papap dan Bunda yang selalu mencurahakan kasih saying serta perhatiannya
all the time. Ga akan ada yang bisa gantiin pap sama bunda di dunia ini..
semoga ade selalu dapat berbakti sama papa⎯mama.
10. Abang Diesta “Manc” kakaku tersayang…mudah-mudahan kita bisa selalu
rukun yah..hehe..muakachi udh mau jadi sponsor dana nge-net di
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
v
rumah..sukses selalu buat pengembangan dirinya, “earth quake” selalu bangga
sama kakak tonny..
11. Buat my lover..sinam..kalo ga ada dorongan, support, nasehat, diskusi,
tambahan ilmu atau “semangat” dari sinam..mungkin laporannya bakal selesai
satu semester lagi..hehe..
12. Mba Novie, pak Mardiyanto, mba Shinta, uni Rika, pak Darsono, pak
Suparsono, mba Dwi, pak Oxil, pak Ali, pak Ibrahim, pak Kardi, mas Wawan,
mba Bety, mas Awang, Rendy (juga deh). Terima kasih atas semua support
serta diskusi dan ilmu yang telah dibagi kepada penulis. Terima kasih juga
karena telah memberikan atmosfer kerja yang sangat nyaman terhadap penulis
sehingga penulis dapat melakukan Praktik Kerja Lapangan dengan smangat
serta tidak sungkan dalam bekerja sama. (maaf waktu itu sempet ngerjain yah
^^).
13. Fitri “camen”. Thx a lot yah buat bu’ ori yang satu ini yang udah banyak
banget ngasi bantuan (walaupun kdg fitri ga sadar). Makasi ya fit, lu udah
setia nemenin gw disaat senang maupun senang banget (ga pernah susah2 kita
yah bu’) hehe. Mudah-mudahan kerja sama kita bisa terjalin lagi suatu saat
nanti okeh. Buat ika sama mila, makasi banyak yah udah mau pusing bareng
selama PKL..(best moment: pas kita senam bareng bu’..ampun dj seru bgt).
14. Novi, baity, pungky, khei, moenyoek, tantri, khrisna, dadang, eja, k’ arif
dimana temen-temen ini juga berjuang bwt PKL (kurang lebih semua
semangat kalian ak juga rasakan ^^).
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
vi
15. Semua temen-temen di Kimia Terapan 2005 yang selama tiga tahun kurang
udah bantuin irma melewati perkuliahan, udah doain, kasih semangat,
menyapa disaat kesusahan, melewati saat-saat seru dan menegangkan..hehe..
16. Semua kakak-kakak angkatan serta andik-adik angkatan di Kimia Terapan
yang telah memberikan masukan yang berarti untuk penulis sebagai koreksi
terhadap semua ilmu yang telah penulis dapat.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam pelaksanaan Praktik Kerja dan penyusunan laporan.
Semoga bantuan yang diberikan dicatat sebagai amal baik dan mendapat
balasan dari Allah SWT. Akhir kata penulis sadar bahwa penulisan Tugas Akhir
ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran untuk perbaikan di waktu yang
akan datang sangat penulis harapkan. Dan semoga dari penulisan Tugas Akhir ini,
dapat bermanfaat untuk kebaikan kita semua. Amin...
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, Juni 2008
Penulis
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
vii
ABSTRAK
Biodiesel merupakan sumber bahan bakar alternatif yang berasal dari
minyak nabati yang direaksikan dengan alkohol membentuk mono alkyl ester.
Biodiesel digunakan sebagai campuran petroleum diesel untuk menambah
keunggulan bahan bakar solar. Solar sendiri merupakan bahan bakar minyak bumi
yang mengandung banyak sekali pengotor diantaranya nitrogen, senyawa organik,
sulfur, dan garam-garam. Pengotor ini dapat mempengaruhi kualitas dari bahan
bakar diesel maupun memberikan kontribusi negatif terhadap lingkungan. Oleh
karena itu kadar dari pengotor-pengotor tersebut harus dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar efek negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan
bahan bakar biodiesel.
Analisis total sulfur yang dilakukan adalah menggunakan ASTM D-5453
(alat TS 3000) dengan prinsip pembakaran sample menjadi gas SO2 tereksitasi
dimana energi yang dipancarkan diukur dengan detektor UV dan ASTM D-1266
(lampu sulfur) dengan prinsip pembakaran sampel langsung yang dilanjutkan
dengan prinsip titrasi asam-basa.
Hasil yang didapat ternyata kandungan sulfur dalam sampel biodiesel yang
dianalisis ternyata masih jauh terhadap ambang batas yang diperbolehkan oleh
pemerintah berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi
Nomor: 13A83 K/24/DJM/200S.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….... ii
ABSTRAK……………………………………………………………………... iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... vi
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
I.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan………………………. 1
I.2 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan………………… 2
I.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan………………………………. 2
I.3.1 Tujuan Umum………………………………………… 2
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………... 3
BAB II. INSTITUSI TEMPAT PKL………………………………………. 4
II.1 Sejarah PPPTMGB “LEMIGAS”…………………………….. 4
II.1.1 Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS)……….. 4
II.1.2. Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
“LEMIGAS” (PPTMGB “LEMIGAS”)………………. 5
II.1.3 Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak
Dan Gas Bumi “LEMIGAS”………………………...... 6
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
ix
II.2 Visi dan Misi PPPTMGB “LEMIGAS”……………………… 7
II.3 Tugas Pokok dan Fungsi PPPTMGB “LEMIGAS”………….. 8
II.4 Kegiatan PPPTMGB “LEMIGAS”………………………….... .9
II.5 Struktur Organisasi PPPTMGB “LEMIGAS”………………... 10
II.6 Sarana dan Fasilitas…………………………………………… 13
II.6.1 Laboratorium…………………………………………. 13
II.6.2 Perpustakaan………………………………………….. 18
BAB III. PELAKSANAAN PKL……………………………………………. 20
III.1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan………………...….. 20
III.2. Tinjauan Pustaka…………………………………………...… 21
III.2.1. Bahan Bakar Alternatif…………………………......... 21
III.2.2. Biodiesel……………………………………………..... 22
III.2.2.1. Pengertian Bahan Bakar Biodiesel.................. 22
III.2.2.3. Tanaman Penghasil Bahan Bakar Biodiesel... 23
III.2.2.4. Pembuatan Biodiesel………………………... 25
III.2.2.5. Keunggulan Biodiesel..................................... 27
III.2.2.6. Sulfur dalam Biodiesel……………………….28
III.2.2.7. Pengaruh Sulfur dalam Biodiesel…………….29
III.2.3. Prinsip kerja alat TS 3000…………………………….. 31
III.2.3.1. Pendahuluan Sistem TN/TS 3000……………31
III.2.3.2. Prinsip Detektor UV-Flourosensi…………….32
III.3. Metode Percobaan……………………………………………...34
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
x
III.3.1. Sampel…………………………………………….….. 34
III.3.2. Alat dan Bahan…………………………………….…. 34
III.3.2.1. Alat…………………………………………..34
III.3.2.2. Bahan………………………………………...37
III.3.3. Cara Kerja......................................................................39
III.4. Hasil dan Pembahasan…………………………………………42
III.4.1. Hasil Analisis…………………………………………. 42
III.4.2. Pembahasan…………………………………………… 44
III.5. Kesimpulan…………………………………………………….50
BAB IV. PENUTUP…………………………………………………………...52
IV.1. Hasil Praktik Kerja Lapangan………………………………….52
IV.2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan………………………………52
IV.3. Saran……………………………………………………………53
IV.3.1. Bagi PPPTMGB “LEMIGAS”…………………………53
IV.3.2. Bagi D3 Kimia Terapan………………………………..53
IV.3.3. Bagi Mahasiswa………………………………………..54
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..55
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
xi
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
Tabel 3.1 Jenis Tanaman yang Menghasilkan Biodiesel.....................................24
Tabel 3.2 Kandungan Asam Lemak Beberapa Minyak Nabati…………………25
Tabel 3.3 Tabel Luas Area Pengukuran Standar Sulfur Metode ASTM D-
5453………………………………………………………………......42
Tabel 3.4 Data Hasil Analisis Total Sulfur Metode ASTM D-5453..…………..42
Tabel 3.5 Data Hasil Analisis Total Sulfur Metode ASTM D-1266-mod…...…43
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
Gambar 3.1 Reaksi trasesterifikasi trigliserida dengan alkohol...........................27
Gambar 3.2 Bentuk persenyawaan sulfur dalam bahan bakar ……………….....28
Gambar 3.3 Bagan alat Thermo Fisher Scientific TN/TS 3000…………………31
Gambar 3.4 Prinsip Detektor PUVF ……………………………………………32
Gambar 3.5 Proses Frouresense…………………………………………………33
Gambar 3.6 TS 3000 Total Sulfur Analyzer, Thermo Fisher...............................36
Gambar 3.7 Skema Alat Lampu Sulfur................................................................37
Gambar 3.8 Diagram Batang Analisis Total Sulfur……………………………..43
Gambar 3.9 Kurva Kalibrasi Standar Sulfur…………………………………….43
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
Lampiran 1. Pengolahan data analisis…………………………………………...57
Lampiran 2. Standard dan Mutu Biodiesel di Indonesia………………………...64
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latarbelakang Praktik Kerja Lapangan
Era globalisaasi tidak membatasi ruang dan waktu untuk berkembang luasnya
pengaruh baik menyangkut aspek ekonomi maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
Indonesia yang telah, sedang dan terus berupaya untuk membangun dengan sasaran
terciptanya kemakmuran kemakmuran masyarakat, bangsa, dan negara sangat bertumpu
pada keadaan dimana kinerja sumberdaya manusia Indonesia memiliki tingkat
kemampuan yang handal dan mampu adaptasi untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terus berkembang. Dalam upaya untuk mewujudkan sumberdaya
manusia Indonesia yang handal, Perguruan Tinggi mempunyai peranan yang sangat
penting sebagai pusat pendidikan yang akan menghasilkan tenaga trampil berkualitas.
Dalam merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan,
Penelitian, dan Pengabdian masyarakat, maka ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
bangku kuliah harus dilengkapi melalui ilmu pengetahuan praktik kerja lapangan agar
juga mengenal praktik kerja yang sebenarnya dalam dunia industri.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka Program D3 Kimia Terapan FMIPA UI
memasukkan program praktik kerja lapangan (PKL) kedalam kurikulum pendidikannya.
Dengan memasukkan mata kuliah praktik kerja lapangan, diharapkan mahasiswa mampu
mengembangkan dan meneterapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah
kedalam dunia kerja/industri dan masyarakat.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
2
Dengan adanya PKL diharapkan terjalin kerjasama yang baik antara FMIPA UI
dengan pihak Industri atau instansi pemerintah sehingga dapat membuka peluang bagi
mahasiswa lain yang melakukan PKL di tempat tersebut. Pelaksanaan PKL dilakukan
mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan yaitu mahasiswa yang telah lulus mata
kuliah teori maupun praktik. PKL dilakukan pada akhir semester enam dengan beban
studi sebanyak 4 sks dan merupakan salah satu syarat kelulusan dari setiap mahasiswa
program D3 Kimia Terapan FMIPA UI agar dapat memperoleh gelar Diploma 3.
I.2 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
Praktik kerja lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Umum dan
Limbah, Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT) Proses, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”, Jalan Ciledug Raya Kav.
109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
I.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan meliputi tujuan umum dan khusus.
I.3.1 Tujuan Umum.
a) Memenuhi syarat akhir kelulusan mahasiswa Program D3 Kimia Terapan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
b) Meningkatkan SDM mahasiswa D3 Kimia Terapan yang meliputi segi
intelektualitas, wawasan, dan ketrampilan untuk menciptakan lulusan yang
profesional.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
3
c) Membantu mempersiapkan mahasiswa agar mampu mengaplikasikan ilmu yang
telah didapat selama perkuliahan dalam dunia kerja.
d) Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengenal lebih dekat kondisi dunia kerja
pada laboratorium sehingga mahasiswa mampu mempersiapkan diri untuk
beradaptasi dan terjun ke dalamnya.
e) Menumbuhkan dan meningkatkan sikap disiplin dan profesionalisme mahasiswa
dalam rangka memasuki dunia kerja.
f) Melatih mahasiswa untuk mengenal dan mampu mengoperasikan instrumen kimia
yang modern untuk lebih memantapkan ketrampilan.
g) Melatih mahasiswa untuk dapat melakukan serangkaian uji analisis kimia secara
tepat dan akurat di dalam laboratorium kimia.
h) Meningkatkan kemandirian mahasiswa dalam melakukan pengerjaan di
laboratorium.
1.3.2 Tujuan Khusus.
Adapun tujuan khusus dilakukannya praktik kerja lapangan di Laboratorium
Kimia Umum dan Limbah, Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT) Proses,
PPPTMGB (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi)
“LEMIGAS” adalah untuk analisis pengukuran total sulfur dalam sampel biodisel dengan
metode ASTM D-5453.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
4
BAB II
INSTITUSI TEMPAT PKL
II.1 Sejarah PPPTMGB “LEMIGAS”
PPPTMGB “LEMIGAS”, lengkapnya Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS”, terletak di Jalan Ciledug Raya
Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Perusahaan ini berada di
bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral,
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Gagasan didirikannya lembaga penelitian perminyakan di Indonesia
dimulai setelah pengesahan Undang-Undang No.44 Tahun 1960, tentang
pengolahan pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Undang-undang
tersebut dikeluarkan berdasarkan UUD’45 pasal 33, yang menyatakan bahwa
kekayaan alam dikelola oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
II.1.1 Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS)
PPPTMGB “LEMIGAS” pada awalnya disebut Lembaga Minyak dan Gas
Bumi (LEMIGAS). LEMIGAS merupakan salah satu organisasi eksekutif dalam
lingkungan Departemen Urusan Minyak dan Gas Bumi, berdiri berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Nomor 17/M/MIGAS/65 tanggal 11 Juni 1965. LEMIGAS
memiliki 3 tugas pokok , berdasarkan Surat Keputusan Menteri MIGAS Nomor
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
5
208a/M/MIGAS/65 tanggal 16 Desember 1965 yaitu riset, pendidikan dan
pelatihan, serta dokumentasi dan publikasi di bidang perminyakan.
Latar belakang berdirinya Lembaga Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”
merupakan perwujudan dari keinginan Pemerintah untuk memiliki suatu badan
yang dapat menghimpun pengetahuan teknik serta menyediakan data dan
informasi tentang perminyakan. Hampir semua pengetahuan, data, dan tenaga ahli
di bidang perminyakan dikuasai atau menjadi monopoli perusahaan-perusahaan
asing, sedangkan lapangan maupun cadangan minyak dan gas bumi merupakan
milik negara. Pemerintah menyadari bahwa kebutuhan minyak dan gas bumi akan
berkembang dengan pesat. Hal ini harus disikapi dengan kemajuan kemampuan
teknis ilmiah serta teknologi agar minyak dan gas bumi benar-benar dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
II.1.2. Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”
(PPTMGB “LEMIGAS”)
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan Nomor 646 Tahun 1977,
tanggal 26 Desember 1977 Organisasi Lembaga Minyak dan Gas Bumi
(LEMIGAS) diubah menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas
Bumi “LEMIGAS” (PPTMGB “LEMIGAS”). PPTMGB “LEMIGAS” adalah unit
pelaksana teknis di bidang pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, serta dokumentasi dan informasi teknologi minyak dan gas bumi -
termasuk pelayanan jasa guna pengembangan usaha dan industri pertambangan
minyak dan gas bumi - di lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
6
II.1.3 Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi
“LEMIGAS” (PPPTMGB “LEMIGAS”)
PPTMGB “LEMIGAS” berubah menjadi PPPTMGB “LEMIGAS”
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1092
Tahun 1984, tanggal 5 November 1984. Perubahan ini seiring dengan
berkembangnya industri minyak dan gas bumi di dunia. Para pendiri Lembaga
Minyak dan Gas Bumi mempelajari kebutuhan suatu lembaga dari pihak-pihak
luar yang melakukan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas
bumi untuk disesuaikan dan diterapkan.
Untuk menyikapi perkembangan industri migas nasional, Menteri
Pertambangan dan Energi menetapkan Surat Keputusan Nomor 17/M/Migas/65
tanggal 11 Juni tahun 1965 dan Surat Keputusan Menteri Nomor
208a/M/Migas/65, yang berisi tugas pokok PPPTMGB “LEMIGAS”. Tugas-tugas
pokok tersebut ialah melakukan penelitian dan pengembangan, dokumentasi dan
publikasi di bidang perminyakan, serta pelayanan jasa teknologi di bidang minyak
dan gas bumi. Selain itu PPPTMGB “LEMIGAS” juga berfungsi dalam
pengusahaan panas bumi yang berada di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan
Gas Bumi, dengan lingkup teknologi eksplorasi, teknologi eksploitasi, teknologi
proses, teknologi aplikasi, serta sistem dan informasi. Berdasarkan Keputusan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1915 Tahun 2001 tanggal 23
Juli 2001, PPPTMGB “LEMIGAS” pindah dari Direktorat Jenderal Minyak dan
Gas Bumi ke Badan Penelitian Energi dan Sumber Daya Mineral ( Balitbang
ESDM), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Peraturan Menteri Energi
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
7
dan Sumber Daya Mineral Nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang
Oganisasi dan Tata kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
merupakan peraturan terbaru yang mengatur Organisasi dan Tata Kerja
PPPTMGB “LEMIGAS” sampai saat ini.
II.2 Visi dan Misi PPPTMGB “LEMIGAS”
Visi : Menjadi suatu lembaga litbang yang unggyl, professional, dan bertaraf
internasional. Dengan sasaran menjadi pusat keunggulan yang mandiri dan
mempunyai sumber daya manusia berkualitas tinggi, spectrum. Bidang
kemampuan institusi yang luas, produk penelitian dan pengembangan
yang bermanfaat bagi pemerintah (stakeholder).
Misi : - Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru dibidang migas.
- Memecahkan permasalahan di bidang industri minyak dan gas bumi.
- Mendukung perumusan kebijakan migas nasional.
Strategi yang dicanangkan oleh LEMIGAS adalah :
Pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia
Reorientasi Kebijakan Litbang
Peningkatan Sarana Fisik Penunjang Kegiatan Litbang
Peningkatan Koordinasi Program Litbang
Pengembangan dan Implementasi Prinsip Kemitraan dengan semua
stakeholder
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
8
Optimasi pendanaan
Peningkatan partisipasi dalam forum ilmiah nasional, regional dan
internasional
Penetapan dan pemasyarakatan kebijakan mengenai hak cipta intelektual dan
lisensi teknologi
II.3 Tugas Pokok dan Fungsi PPPTMGB “LEMIGAS”
Tugas pokok PPPTMGB “LEMIGAS” adalah menyelenggarakan
penelitian dan pengembangan teknologi kegiatan hulu dan hilir bidang minyak
dan gas bumi.
Fungsi PPPTMGB “LEMIGAS” adalah :
a) Perumusan pedoman dan prosedur kerja.
b) Perumusan rencana dan program penelitian dan pengembangan
teknologi berbasis kinerja.
c) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi kegiatan hulu
dan hilir minyak dan gas bumi, pengelolaan sarana dan prasarana
penelitian, dan pengembangan teknologi.
d) Pengelolaan kerja sama kemitraan penerapan hasil penelitian dan
pelayanan jasa teknologi, kerja sama penggunaan sarana dan prasarana
penelitian, dan pengembangan teknologi.
e) Pengelolaan sistem informasi dan layanan informasi, sosialisasi dan
dokumentasi hasil penelitian, dan pengembangan teknologi.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
9
f) Penanganan masalah hukum dan hak atas kekayaan intelektual serta
pengembangan sistem mutu kelembagaan penelitian dan
pengembangan teknologi.
g) Pembinaan kelompok jabatan fungsional pusat.
h) Pengelolaaan ketatausahaan, rumah tangga, administrasi keuangan, dan
kepegawaian pusat.
i) Evaluasi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi di
bidang minyak dan gas bumi.
II.4 Kegiatan PPPTMGB “LEMIGAS”
Lingkup kegiatan PPPTMGB “LEMIGAS” diantaranya :
a) Penelitian dan Pengembangan.
Kegiatan penelitian di PPPTMGB “LEMIGAS” dapat dibagi menjadi
dua :
• Penelitian yang dilakukan oleh PPPTMGB “LEMIGAS”, merupakan
kegiatan penelitian yang perumusan masalahnya diprakarsai oleh
PPPTMGB “LEMIGAS” sendiri.
• Penelitian yang dilakukan berdasarkan kerjasama dengan pihak lain,
yang perumusan masalahnya dilakukan secara bersama-sama.
b) Dokumentasi dan informasi ilmiah.
c) Pelayanan jasa riset dan teknologi.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
10
Layanan jasa yang tersedia di PPPTMGB “LEMIGAS” dapat dikategorikan
dalam empat kelompok, yaitu :
• Jasa teknik, berupa pelayanan jasa analisis laboratorium untuk
menunjang penelitian dan industri.
• Jasa studi dan konsultasi teknologi, meliputi studi yang dilaksanakan
untuk memenuhi permintaan KKS (Kontraktor Kerja Sama), BUMN,
dan Perusahaan Swasta lain.
• Jasa penyewaan peralatan.
• Jasa perbantuan tenaga ahli.
II.5 Struktur Organisasi PPPTMGB “LEMIGAS”
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi
minyak dan gas bumi, PPPTMGB “LEMIGAS” memiliki struktur organisasi yang
terdiri atas :
1. Kelompok Program Riset Teknologi.
Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT) yang mempunyai tugas
melaksanakan dan memberikan pelayanan jasa penelitian dan pengembangan di
bidang teknologi minyak dan gas bumi. KPRT ini dibagi menjadi 5 kelompok
yaitu :
a) Kelompok Program Riset Teknologi Eksplorasi, terdiri dari :
• Kelompok Kerja Evaluasi Lahan Migas.
• Kelompok Kerja Stratigrafi.
• Kelompok Kerja Sedimentologi.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
11
• Kelompok Kerja Pencitraan Bawah Permukaan.
• Kelompok Kerja Sistem Hidrokarbon.
• Kelompok Kerja Penginderaan Jauh dan SIG.
b) Kelompok Program Riset Teknologi Eksploitasi, terdiri dari :
• Kelompok Kerja Pemboran.
• Kelompok Kerja Produksi.
• Kelompok Kerja Evaluasi Formasi.
• Kelompok Kerja Reservoar.
• Kelompok Kerja Peningkatan Pengurasan.
c) Kelompok Program Riset Teknologi Proses, terdiri dari :
• Kelompok Kerja Teknologi Proses Separasi.
• Kelompok Kerja Teknologi Proses Konversi dan Katalisa.
• Kelompok Kerja Analitik dan Kimia Terapan.
• Kelompok Kerja Bioteknologi.
• Kelompok Kerja Engineering dan Pemodelan.
• Kelompok Kerja Teknologi Lingkungan.
d) Kelompok Program Riset Teknologi Aplikasi Produk, terdiri dari:
• Kelompok Kerja Pelumas.
• Kelompok Bahan Bakar Minyak dan Bahan Bakar Gas.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
12
e) Kelompok Program Riset Teknologi Gas, terdiri dari :
• Kelompok Kerja Teknologi Pemanfaatan Gas.
• Kelompok Kerja Teknologi Analisis Gas.
• Kelompok Kerja Teknologi Separasi Gas.
• Kelompok Kerja Transportasi Gas.
• Kelompok Kerja Tekno Ekonomi.
2. Bagian Tata Usaha.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,
keuangan, rumah tangga, dan ketatausahaan pusat. Bagian Tata Usaha dibagi
menjadi 2 Sub Bagian yaitu :
a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
b) Sub Bagian Rumah Tangga dan Keuangan.
3. Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan.
Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan bertugas melaksanakan
pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan teknologi pusat.
Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan dibagi menjadi 2 Sub Bidang yaitu :
a) Sub Bidang Pengembangan Sarana.
b) Sub Bidang Pengoperasian Sarana.
4. Bidang Program.
Bidang Program dibagi menjadi 2 Sub Bidang yaitu :
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
13
a) Sub Bidang Penyiapan Rencana.
b) Sub Bidang Analisis dan Evaluasi.
5. Bidang Afiliasi.
Bidang Afiliasi dibagi menjadi 2 Sub Bidang yaitu :
a) Sub Bidang Afiliasi Jasa Teknologi.
b) Sub Bidang Informasi dan Publikasi.
II.6 Sarana dan Fasilitas.
PPPTMGB “LEMIGAS” menempati lahan seluas 12,4 hektar, digunakan
untuk gedung perkantoran, laboratorium, perpustakaan, dan sarana lain seperti
koperasi, fasilitas olah raga, perpakiran, pertamanan, masjid, dan lain-lain.
PPPTMGB “LEMIGAS” memiliki bangunan gedung seluas lebih kurang
55.000 m2
yang letaknya disesuaikan dengan pembagian kelompok serta bidang
tugas masing-masing kelompok atau bidang tersebut.
II.6.1 Laboratorium.
PPPTMGB “LEMIGAS” memiliki laboratorium uji dan laboratorium
kalibrasi yang telah mendapatkan Sertifikat Akreditasi Laboratorium sesuai ISO
17025-2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Laboratorium uji berada dilingkungan KPRT Eksplorasi, KPRT
Eksploitasi, KPRT Proses, KPRT Aplikasi Produk, dan KPRT Gas sedangkan
Laboratorium Kalibrasi berada di Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
14
1. Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT) Eksplorasi.
KPRT Eksplorasi mempunyai beberapa laboratorium uji yang mampu
melakukan jasa pengujian dan analisis bermutu tinggi terhadap percontoh batuan
antara lain komposisi mineral, besar butir, kandungan fosil, kandungan bahan
organik (kematangan termal bahan organik, bitumen/hidrokarbon, isotop karbon,
dll), minyak bumi (komposisi bitumen/hidrokarbon, distribusi biomarker, dan
isotop karbon), gas bumi (komposisi hidrokarbon, kandungan non-hidrokarbon,
dan isotop karbon), serta pengukuran sifat fisik (gaya berat, magnetik, seismik,
citra satelit, dan resistivitas).
Setiap kelompok yang terdapat di KPRT Eksplorasi memiliki laboratorium
masing-masing, yaitu :
a) Kelompok Teknologi Biokimia, memiliki :
• Laboratorium Statigrafi.
• Laboratorium Petrografi dan Sedimentologi.
• Laboratorium Kartografi dan Topografi.
b) Kelompok Teknologi Geologi, memiliki :
• Laboratorium Seismik.
• Laboratorium Potensial.
• Laboratorium Panas Bumi.
• Laboratorium Pengolahan Data dan Instrumen.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
15
2. Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT) Eksploitasi.
Laboratorium di KPRT Eksploitasi digunakan untuk melakukan pengujian
percontoh pemboran, dll.
Setiap kelompok di KPRT Eksploitasi memiliki laboratorium masing-masing,
yaitu :
a) Kelompok Evaluasi Formasi, memiliki :
• Laboratorium Routine Core.
• Laboratorium Integrated Special Core.
• Laboratorium Kerusakan Formasi.
• Laboratorium Mekanika Batuan.
b) Kelompok Produksi, memiliki :
• Laboratorium Uji Peralatan Produksi.
• Laboratorium Teknologi Produksi.
c) Kelompok Reservoar, memiliki :
• Laboratorium PVT.
• Laboratorium Komposisi Fluida.
• Laboratorium Pemindelan Reservoar.
d) Kelompok Peningkatan Pengurasan, memiliki :
• Laboratorium Gas Flooding.
• Laboratorium Thermal and Chemical Flooding.
e) Kelompok Pemboran, memiliki :
• Laboratorium Material Pemboran.
• Laboratorium Teknologi Pemboran.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
16
3. Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT) Proses.
Laboratorium di KPRT Proses terdiri atas beberapa lab uji yang mampu
melakukan pengujian/analisis terhadap komoditas minyak dan gas bumi, produk-
produk hasil olahannya seperti bahan bakar gas (LPG, LNG, dan BBG), produk
BBM (premium, kerosin, solar, dan minyak bakar), bahan bakar penerbangan
(avgas dan avtur), produk non-BBM (nafta, wax, aspal, dan minyak lumas), serta
bahan-bahan pembantu industri migas (pelarut, aditif, katalis, dan sebagainya).
Setiap kelompok di KPRT Proses memiliki laboratorium masing-masing, yaitu :
a) Kelompok Analitik dan Kimia Terapan, memiliki :
• Laboratorium Kromatografi.
• Laboratorium Kimia Umum dan Limbah.
• Laboratorium Spektroskopi.
b) Kelompok Proses Separasi, memiliki :
• Laboratorium Pemisahan Minyak Bumi dan Produknya.
• Laboratorium Uji Sifat Fisika Minyak Bumi dan Produknya.
c) Kelompok Proses Konversi dan Katalisa, memiliki :
• Laboratorium Preparasi dan Karakterisasi.
• Laboratorium Pengembangan Proses Uji dan Aktivasi.
d) Kelompok Bioteknologi, memiliki :
• Laboratorium Mikrobiologi.
• Laboratorium Bioproses.
e) Kelompok Teknologi Lingkungan, memiliki :
• Laboratorium Lingkungan.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
17
4. Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT) Aplikasi Produk.
KPRT Aplikasi mempunyai beberapa laboratorium uji yang mampu
melakukan pengujian dan analisis terhadap produk-produk hasil olahannya serta
fasilitas/bahan baku pembantu industri minyak dan gas bumi. Laboratorium di
KPRT Aplikasi Produk dirancang untuk menguji material produk migas seperti
pelumas, mesin, maupun bahan bakar minyak dan gas. Setiap kelompok di KPRT
Aplikasi Produk memiliki laboratorium masing-masing, yaitu :
a) Kelompok Pelumas, memiliki :
• Laboratorium Fisika Kimia Pelumas Industri
• Laboratorium Fisika Kimia Pelumas Otomotif
• Laboratorium Semi Pelumas
b) Kelompok Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi, memiliki :
• Laboratorium Fisika Kimia.
• Laboratorium Semi Unjuk Kerja.
• Laboratorium Unjuk Kerja.
5. Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT) Gas.
KPRT Gas memiliki laboratorium penguji Korosi, Uji Tabung,
Kromatografi Gas, Sifat Fisika dan Kimia Gas, Separasi Gas dan Kondensat,
Transmisi dan Distribusi Gas, serta Laboratorium Uji Pipa. Laboratorium tersebut
tersebar di beberapa kelompok yaitu Kelompok Teknologi Pemanfaatan Gas,
Pengembangan Teknologi Analisa Gas, dan Transportasi Gas. Laboratorium di
KPRT Gas dirancang untuk kepentingan penelitian gas, termasuk transmisinya.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
18
6. Laboratorium Kalibrasi.
Laboratorium Kalibrasi PPPTMGB “LEMIGAS” mampu melakukan
kalibrasi peralatan pengukuran suhu, tekanan, massa dan volume. Tugas
laboratorium kalibrasi adalah melayani jasa kalibrasi internal dan eksternal. Jasa
kalibrasi internal yaitu melayani kalibrasi peralatan laboratorium uji di dalam
lingkungan PPPTMGB “LEMIGAS”, sedangkan jasa kalibrasi eksternal melayani
peralatan ukur laboratorium uji di luar lingkungan PPPTMGB “LEMIGAS”.
Sebagai lembaga penelitian yang mengelola banyak peralatan
laboratorium, PPPTMGB Lemigas perlu melakukan kalibrasi rutin atas peralatan
yang digunakan. Hal ini perlu dilakukan mengingat ketatnya persyaratan
pengujian percontoh di lingkungan industri migas.
II.6.2 Perpustakaan.
Sarana perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS” telah mengelola lebih dari
7.000 judul buku (terbitan sebelum tahun 1980 sampai dengan terbitan tahun
terkini), ribuan laporan ilmiah, dan dokumen AMDAL. Perpustakaan PPPTMGB
“LEMIGAS” telah dimanfaatkan secara aktif oleh masyarakat ilmiah dan
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia serta secara internal
melayani pegawai atau peneliti PPPTMGB “LEMIGAS”. Dalam upaya untuk
meningkatan pelayanan perpustakaan yang modern, diterapkan sistem
komputerisasi untuk pengelolaan buku, laporan ilmiah, dan dokumen lain.
Penambahan buku selalu dilaksanakan setiap tahunnya, berdasarkan kebutuhan
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
19
internal setiap satuan kerja di PPPTMGB “LEMIGAS” dan arah perkembangan
litbang ke depan.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
20
BAB III
PELAKSANAAN PKL
III.1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan mulai dilaksanakan dari tanggal 10 Maret 2008
sampai 11 Mei 2008. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal kerja karyawan
PPPTMGB “LEMIGAS”, yaitu dari hari Senin sampai Kamis pukul 07.30 – 16.00
WIB dan hari Jum’at pukul 07.30 – 16.30 WIB.
Jadwal kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan antara lain :
1) Minggu pertama (Bulan Maret 2008), pengenalan terhadap alat, pengenalan
terhadap judul (menerjemahkan ASTM yang akan digunakan), serta persiapan
alat dan bahan.
2) Minggu kedua, melakukan analisis total nitrogen metode kjeldahl terhadap
sampel biodiesel dan sampel solar, melakukan analisis water content sampel
solar
3) Minggu ketiga, melakukan analisis total nitrogen metode kjeldahl terhadap
sampel biodiesel, analsis salt content terhadap sampel air limbah, analisis total
klorida dalam sampel tanah tumpahan HCl.
4) Minggu Keempat (Bulan April 2008), mulai menganalisis sampel biodiesel
menggunakan metode ASTM D-5453, pembuatan kurva kalibrasi TOC (Total
Organik Carbon) alat Thermo Scientific TOC menggunakan standar KHP
(Kalium Hidrogen Phtalat), analisis CHON-S sampel crude oil menggunakan
alat CHON-S Analyser.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
21
5) Minggu Kelima, menganalisis total sulfur dalam sampel biodiesel
menggunakan metode ASTM D-1266 lampu sulfur, analisis total sulfur dalam
sampel solar dengan metode ASTM D-1551.
6) Minggu Keenam, analisis sulfat dalam sampel air laut dengan metode
gravimetri, analisis kadar asam dalam sampel kerosin, analisis alakalinitas
dalam sampel air laut.
7) Minggu Ketujuh, analisis TSS (Total Suspension Solid) dan TDS (Total
Disolved Solid) dalam sampel air laut, analisis total sulfur metode ASTM D-
5453 terhadap sampel bioetanol.
III.2. Tinjauan Pustaka
III.2.1. Bahan Bakar Alternatif
Krisis kelangkaan minyak bumi sekarang ini banyak mendatangkan
banyak penelitian untuk mengatasi kelangkaan minyak bumi ini. Terlebih lagi,
kelangkaan minyak bumi dapat menyebabkan terpuruknya kegiatan perekonomian
yang membutuhkan energi sangat besar berasal dari minyak bumi.
Penelitian belakangan ini banyak melirik sumber energi biomassa sebagai
bahan substitusi (alternatif) dari minyak bumi. Pemanfaatan biomassa tersebut
terwujud dalam penciptaan sumber bahan bakar nabati (biofuel). Biofuel
merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, karena menghasilkan emisi yang
lebih baik, sehingga sesuai dengan tuntutan isu-isu global. Dari bahan bakar
nabati dapat dikembangkan bio-oil . Bio-oil (bahan bakar nabati) adalah biofuel
yang dapat diekstrak dari produk tumbuh-tumbuhan (straight vegetable oil) dan
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
22
biomass yang diproses secara termokimia melalui pencairan langsung atau
pirolisis cepat. Biomass berasal dari sisa metabolisme makhluk hidup, limbah
industri atau rumah tangga yang dapat di daur ulang, misalnya kayu, gabah jerami,
kotoran hewan bahkan sisa-sisa makanan. Bio-oil dapat juga digunakan sebagai
pengganti minyak tanah dan minyak baker (biokerosene), biodiesel (pengganti
minyak solar), bioetanol (pengganti bensin premium) bahkan biopower (untuk
listrik)1.
Pada tahun 2006 Pemerintah Indonesia melalui Perpres No 5 Tahun 2006
perihal Kebijakan Energi Nasional yang bertujuan mengembangkan energi yang
bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara murah dan terjangkau. Dunia usaha
diharapkan bisa bersaing di pasar dalam dan luar negeri. Pemanfaatan bahan bakar
nabati atau bahan bakar dari tanaman ini sebagai energi alternatif yang dapat
diperbaharui.2
III.2.2. Biodiesel
III.2.2.1. Pengertian Bahan Bakar Biodiesel
Biodiesel merupakan suatu nama dari Alkyl Ester atau rantai panjang
asam lemak yang berasal dari minyak nabati maupun lemak hewan. Biodiesel
dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin yang menggunakan diesel
sebagai bahan bakarnya tanpa memerlukan modifikasi mesin. Biodiesel tidak
mengandung petroleum diesel atau solar.
Biodiesel adalah senyawa mono alkil ester yang diproduksi melalui reaksi
tranesterifikasi antara trigliserida (minyak nabati, seperti minyak sawit, minyak
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
23
jarak dll) dengan metanol menjadi metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis
basa. Adanya oksigen pada biodiesel membedakannya dengan petroleum diesel
(solar) yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidrokarbon. Jadi komposisi
biodiesel dan petroleum diesel sangat berbeda.
Minyak nabati yang sebagian besar tersusun dari Gliserida atau asam
lemak merupana bahan baku pembuatan biodiesel. Ide penggunaan minyak nabati
sebagai pengganti bahan bakar diesel didemonstrasikan pertama kalinya oleh
Rudolph Diesel (± tahun 1900). Penelitian di bidang ini terus berkembang dengan
memanfaatkan beragam lemak nabati dan hewani untuk mendapatkan bahan bakar
hayati (biofuel) dan dapat diperbaharui (renewable). Perkembangan ini mencapai
puncaknya di pertengahan tahun 80-an dengan ditemukannya alkil ester asam
lemak yang memiliki karakteristik hampir sama dengan minyak diesel fosil yang
dikenal dengan biodiesel3
III.2.2.3. Tanaman Penghasil Bahan Bakar Biodiesel
Biodisel selain memiliki sifat fisika dan kimia yang hampir sama dengan
solar-diesel, energi yang dimiliki oleh minyak yang berasal dari komponen nabati
ini hampir setara dengan minyak diesel lain tanpa modifikasi mesin.4 Salah satu
keunggulan dari biodiesel ini adalah ramah lingkungan. Berkenaan dengan
meledaknya isu Global Warming (Pemanasan Global) didunia, maka biodiesel
dapat dijadikan bahan bakar yang dapat mengurangi terjadinya hal ini. Sampai
saat ini negara penghasil biodiesel terbesar di dunia adalah Jerman dan Perancis.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
24
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam
yang sangat melimpah dan penuh potensi. Tabel 3.1 berikut ini adalah jenis
tanaman yang dapat dijadikan sumber bahan baku pembuatan biodiesel.
Tabel 3.1 Contoh Jenis Tanaman yang Menghasilkan Biodiesel
No Nama Indonesia Nama Latin Sumber % Minyak
Kering
DM/
TDM
1. Kemiri Aleurites moluccana Kernel 57 – 69 TDM
2. Jarak pagar Jatropha curcas Kernel 40 – 60 TDM
3. Sawit Elais guineensis Pulp+Kernel 45-70 +
46-54 DM
4. Kelapa Cocos nucifera Kernel 60 – 70 DM
5. Kanola rapes Brassica napus Kernel 40 – 50 TDM
Keterangan: DM = Dapat dimakan; TDM = Tidak dapat dimakan
Sumber: Raw Material Aspects of Biodiesel Production in Indonesia, Tatang H.S.
Kelapa sawit merupakan bahan baku tanaman terbesar untuk pembuatan
biodiesel. Indonesia adalah negara penghasil minyak nabati terbesar dunia, selain
menghasilkan minyak sawit (Crude Palm Oil = CPO), juga menghasikan minyak
lainnya seperti minyak kopra yang jumlahnya cukup besar, yang merupakan
potensi bahan baku yang besar untuk tujuan pengembangan BBM alternatif
tersebut. Industri pengolahan minyak sawit menghasilkan fraksi olein dan stearin
dari sisa pengolahan CPO di pabrik minyak nabati (Fractination Refining
Factory).3
Di BPPT studi tentang tanaman jarak pagar sebagai biofuel baru dilakukan
dua tahun terakhir. Jarak pagar selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
biofuel, dapat juga diolah untuk obat-obatan, sabun, pakan ternak, dan sebagainya.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
25
Walau sudah dikenal lama, tanaman jarak pagar tergolong baru diketahui gunanya
sebagai bioenergi.5
III.2.2.4. Pembuatan Biodiesel
Biodiesel merupakan derivat dari minyak nabati. Komponen utama dari
minyak nabati adalah trigliserida. Trigliserida merupakan bentuk ester dari
gliserol dengan rantai asam yang panjang (yang disebut dengan asam lemak).
Tabel 3.3 berikut ini merupakan tabel yang memuat macam asam lemak yang
terdapat dalam berbagai tanaman.
Tabel 3.2 Kandungan Asam Lemak Beberapa Minyak Nabati.
Asam Lemak R n Sawit
(%)
Inti
Sawit
(%)
Kelapa
(%)
Kedelai
(%)
Bunga
Matahari
(%)
Kanola
(Rape)
(%)
Heksanoat 0 6 - 0.5 0.5 - - -
Oktanoat 0 8 - 3 – 10 6 – 9 - - -
Dekanoat 0 10 - 3 – 14 6 – 10 - - -
Laurat 0 12 0,1 –
1,0
37 – 52 44 – 51 - - -
Miristat 0 14 0,9 – 1,
5
7 – 17 13 – 18 - - -
Palmitat 0 16 41,8 –
46,8
2 – 9 8 – 10 7 – 10 4 – 8 3,49
Stearat 0 18 4,2 –
5,1
1 – 3 1 – 3 3 – 6 2 – 5 0,48
Eikosanoat 0 20 0,2 –
0,7
0,6 - 0 – 2 0 – 1 -
Dekasanoat 0 22 - - - - 0 – 1 -
Palmitoleat 1 16 - 0,6 0,3 1 - -
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
26
Lanjutan Tabel 3.3
Oleat 1 18 37,3 –
40,8
11 – 23 5,5 – 7,5 20 – 35 20 – 35 64,4
Linoleat 2 18 9,1 –
11,0
1 – 3 Tr – 2,5 40 – 57 45 – 68 22,30
Linolenat 3 18 0 – 0,6 - - 5 - 14 - 8,23
sumber : CIC Indochemical, (1992); Goering (1982)
N : jumlah karbon
R : Ikatan Rangkap
Dalam pembuatan biodiesel terdapat satu reaksi yang sangat penting yang
disebut dengan transesterifikasi. Transesterifikasi adalah reaksi lipid (dalam
biodiesel berbentuk trigliserida) dengan alkohol untuk membentuk alkil esters dan
suatu produk samping yaitu gliserol. Reaksi ini dikenal dengan istilah alkoholisis
(perpecahan suatu senyawa alkohol). Reaksi transesterifikasi merupakan reasksi
reversibe (bolak-balik) oleh karena itu suatu alkohol yang digunakan berlebih
untuk menggeser keseimbangan ke arah produk. Katalisator pada umumnya
digunakan untuk mempercepat reaksi. Alkali yang biasanya digunakan meliputi
NaOH, KOH, karbonat, kalium dan natrium alkoxides seperti sodium methoxide,
ethoxide, propoxide dan butoxide. Natrium hidroksida adalah katalisator alkali
yang paling umum digunakan.6
Pada hakekatnya, minyak nabati tanpa olahan terlebih dahulu, sudah dapat
digunakan sebagai bahan bakar pengganti petrosolar. Tetapi penggunaan minyak
ini sangatlah terbatas. Hanya digunakan pada alat-alat berat saja, seperti pada alat-
alat traktor atau pengolah padi. Salah satu kendala mengapa minyak nabati tidak
dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar karena kandungan asam lemak
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
27
bebas yang cukup besar pada minyak nabati. Asam lemak ini apabila dipanaskan
maka akan terbentuk akroline dan akan menggumpal pada mesin yang tentunya
dapat berakibat penurunan kinerja mesin.
Berikut adalah reaksi transesterifikasi dalam pembuatan biodiesel dengan
katalis basa :
Gambar 3.1 Reaksi trasesterifikasi trigliserida dengan alkohol
III.2.2.5. Keunggulan Biodiesel
Biodiesel memiliki keunggulan yang cukup banyak dibandingkan dengan
bahan bakar lainnya. Antara lain :
1) Keunggulan utama biodiesel jika dibandingkan dengan bahan bakar alternatif
lainnya adalah bahwa biodiesel dapat digunakan pada berbagai tipe mesin
diesel tanpa melakukan modifikasi pada mesin.
2) Merupakan bahan bakar alternatif yang sangat ramah lingkungan dan tidak
beresiko untuk merusak mesin. Selain biodiesel dapat di-biodegradasi oleh
hewan renik, pembakaran terhadap biodiesel tidak menghasilkan emisi gas
yang membahayakan lingkungan karena mengandung kadar sulfur serta
nitrogen yang kecil. Biodiesel juga mengandung kadar halogen yang rendah
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
28
(tidak merusak lapisan ozon). Aman bagi mesin kendaraan karena biodiesel
mengandung kandungan air yang sangat kecil.
3) Biodiesel merupakan energi renewable (dapat diperbaharui) karena berasal
dari sumber alam yang dapat diperbaharui secara kontinyu dengan waktu yang
tidak terlalu lama, tidak seperti hidrokarbon minyak bumi.
III.2.2.6. Sulfur dalam Biodiesel(7,8)
Sulfur adalah suatu elemen kimia yang memiliki nomor atom enam belas.
Sulfur ditunjukkan dengan symbol (huruf) S. Kandungan sulfur dalam bahan
bakar dapat terdiri atas berbagai senyawaan (bentuk). Kemungkinan diantaranya
ialah :
♦ H2S, Mercaptans, Disulfit
♦ SO2, Etil Mercaptan
♦ Isopropyl Disulfide
♦ Karbonil Sulfida
Gambar 3.2 berikut ini menjelaskan bentuk senyawaan sulfur dalam bahan bakar :
Gambar 3.2 Bentuk Senyawa Sulfur dalam Bahan Bakar
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
29
III.2.2.7. Pengaruh Sulfur dalam Biodiesel9
Kandungan sulfur pada bahan bakar diesel (termasuk biodiesel) akan
memberikan dampak negatif terhadap mesin kendaraan maupun makhluk hidup
serta lingkungan. Terdapat beberapa pengaruh dari sulfur yang perlu diperhatikan
pada bahan bakar mesin diesel, diantaranya:
1) Sifat korosif bahan bakar terhadap komponen mesin.
Biodiesel, mempunyai efek negatif sangat kecil terhadap mesin. Hal
ini terjadi karena di dalam bahan baku biodiesel (minyak nabati)
mengandung sedikit air. Selain itu, dalam reaksi atau selama proses
pembuatan biodiesel tidak dihasilkan air. Sifat korosif akan timbul apabila di
dalam biodiesel terdapat kandungan sulfur dalam bentuk H2S yang mana
pada temperatur tinggi akan bereaksi dengan H2O membentuk H2SO4 dalam
mesin. Keadaan ini rentan terjadi ketika mesin kendaraan dimatikan setelah
dihidupkan cukup lama (terjadi peristiwa kondensasi uap air panas pada torsi
mesin).
2) Potensi endapan/residu yang bisa timbul akibat pembakaran bahan bakar,
reaksi dengan logam-logam berat yang masih terkandung dalam biodiesel.
3) Zat-zat kimia berbahaya yang terdapat di dalam bahan bakar atau merupakan
produk pembakaran (emisi gas buang). Emisi gas buang SOX paling banyak
dihasilkan dari pembakaran minyak bumi, pemurnian minyak bumi, serta
peleburan logam. Emisi gas buang SOX (selain gas CO2 dan NOX) ini akan
mengakibatkan terjadinya hujan asam.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
30
Emisi SOX yang tertahan pada trofosfer terbentuk dari fungsi kandungan
sulfur dalam bahan bakar sebagai pengotor, selain itu kandungan sulfur dalam
pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx emisi. Struktur sulfur
terbentuk pada ikatan aromatik dan alkyl. Secara singkat, reaksi hujan asam yang
dapat terjadi sebagai berikut :
S(s) + O2(g) → SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
SO3(g) + H2O (l) → H2SO4(aq)
Sinar matahari meningkatkan kecepatan reaksi mereka. Asam ini akan larut dalam
uap air yang terkondensasi dalam awan dan akan turun sebagai hujan. Air hujan
ini akan akan meresap ke dalam tanah selain itu hujan asam ini akan berinteraksi
dengan air danau atau air sungai yang kemudian bermuara ke laut.10
Efek jangka pendek peningkatan kadar asam dapat membunuh ikan dalam
jumlah besar, tetapi ancaman terbesar jangka panjang yang dapat terjadi ialah
menghentikan secara total reproduksi ikan. Asam ini juga dapat membebaskan
(melarutkan) logam-logam beracun yang terdapat dalam batuan, terutama
aluminium, aluminium ini akan bersenyawa kuat dengan oksigen dan dapat
mengurangi jumlah oksigen dalam air ataupun tanah. Gas yang berbau tajam tapi
tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma.11
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
31
III.2.3. Prinsip kerja alat TS 3000
III.2.3.1. Pendahuluan Sistem TN/TS 300012
Dalam beberapa tahun belakangan, Thermo Fisher Scientific adalah
prosedur analisis berkualitas yang digunakan untuk menetapkan kandungan sulfur
dalam beberapa jenis sample.
Thermo Fisher Scientific telah menetapkan SO2-UV Flourosensi detektor
dengan desain yang dapat langsung digabungkan dengan nitrogen analisis TN
3000 atau sebagai unit yang berdiri sendiri, yang dapat digunakan bersama unit
system 3000 lainnya. Sistem 3000 di desain untuk memberikan kecepatan
(efisiensi) analisis total sulfur dan nitrogen. penggunaan berbagai macam modul
seperti digunakan untuk mengenal macam-macam matriks sample (ASTM)
didukung oleh sistem 3000. SO2 dan NO dihasilkan dari pembakaran, melewati
kedua detektor. Gas SO2 dideteksi dengan prinsip fluorosensi yang
dikombinasikan dengan PMT (Photo Multipleir Tube). Gas NO dideteksi dengan
chemiluminisensi. Kedua teknik analisis relative membuat kurva kalibrasi sebagai
persyaratan. Dasar bagan alat pengukuran Gas NO dan SO2 ditunjukkan pada
gambar dibawah :
Gambar 3.3 Bagan alat Thermo Fisher Scientific TN/TS 3000
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
32
III.2.3.2. Prinsip Detektor UV-Flourosensi12
Sampel dimasukkan kedalam furnace. Sebelum menuju kedalam furnace,
sample didorong dengan Argon atau Helium. Didalam furnace komponen sulfur
dioksidasi oleh campuran antara Ar/He dan O2 murni menjadi SO2. Aliran gas
berjalan melewati Perma Pure Membran Dryer (membram kering murni perma)
alat tersebut berguna menghilangkan air dari aliran gas. Setelah air dihilangkan,
penyaring fiber glass menghilangkan jelaga dan partikel lainnya yang mungkin
akan terbentuk dalam proses pembakaran yang tidak terkontrol karena pengaturan
yang tidak tepat.
Selanjutnya, aliran gas yang telah dikondisikan tersebut memasuki detector sulfur.
Gambar berikut menjelaskan prinsip kerja dari detektor PUVF :
Gambar 3.4 Prinsip Detektor PUVF
Dasar dari detektor ini adalah menyerap cahaya UV dari molekul SO2 dan
akan tereksitasi, dimana perubahan menjadi energi yang rendah (kembali ke
keadaan semula) akan memancarkan sinar emisi UV pada panjang gelombang
tertentu.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
33
Gambar 3.5 Proses Frouresense
Sampel mengalir menuju ruang reaksi, dimana cahaya dari molekul SO2
yang tereksitasi dipancarkan. Lensa pemadat sinar mengantarkan sinar UV kepada
kaca pengatur. Kaca pengatur mengandung 8 kaca selektif yang merefleksikan
hanya panjang gelombang SO2, seperti molekul SO2 yang tereksitasi.
Disaat molekul SO2 yang tereksitasi berubah ketingkat energi yang lebih
rendah, jumlah cahaya emisi yang dipancarkan sebanding dengan konsentrasi
SO2. Penyaring band-pass hanya dapat dilewati panjang gelombang hasil emisi
dari molekul SO2 yang tereksitasi untuk di hitung dalam PMT. PMT mendeteksi
cahaya emisi UV dari perubahan molekul SO2. Lokasi photodetektor terletak pada
bagian akhir ruang fluorosensi. Emisi sinar dideteksi secara tegak lurus pada sinar
UV oleh PMT untuk menghindari deteksi sinar UV utama.
Setelah kinerja alat Thermo Fisher Scientific TN/TS 3000 (mulai dari
kecepatan aliran gas pembawa hingga besar temperatur furnace yang akan
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
34
digunakan), dan setelah diyakini bahwa sinyal yang ditunjukkan oleh detektor
menunjukkan angka rendah, maka alat ini dapat segera dinggunakan.
III.3 Metode Percobaan13
Analisis penentuan total sulfur sampel dilakukan menggunakan metode
ASTM ( America Society of Testing and Materials ) D-5453 menggunakan
instrument Thermo Science, dan ASTM D-1266-mod lampu sulfur.
III.3.1. Sampel
♠ Tempat PKL : PPPTMGB “LEMIGAS”, KPRT Proses, Kelompok
Analitik dan Kimia Terapan.
♠ Laboratorium : Kimia Umum dan Limbah
♠ Jenis sampel : Biodiesel
♠ Nomor sampel : 452
♠ Bahan baku : biodiesel yang dianalisis berasal dari minyak nabati
kelapa sawit.
♠ Tanggal analisis : 2 April 2008 dan 7 April 2008
III.3.2. Alat dan Bahan
III.3.2.1. Alat
III.3.2.1.1. Alat TS 3000 (ASTM D-5453)13
Pengukuran Total sulfur denga metode ASTM D-5453 menggunakan alat
Thermo TS/TN 3000. Alat ini juga dapat mengukur Total Nitrogen pada sampel.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
35
Komponen peralatan yang terdapat dalam instrument Thermo TS/TN 3000, antara
lain :
1. Furnace, furnace diset pada suhu (1075-250C) cukup untuk menguraikan
semua sample dan mengoksidasi sulfur menjadi SO2.
2. Tabung pembakaran, tabung pembakaran kuarsa dibuat untuk memberikan
injek secara langsung pada sample kedaerah oksidasi (pada furnace), atau
didirikan sehingga masukan akhir dari tabung cukup luas untuk menampung
wadah sample kuarsa. Tabung pembakaran harus mempunyai pipa cabang
untuk mengalirkan oksigen dengan gas pembawa.
3. Pengatur arus atau aliran, peralatan harus dilengkapi dengan pengatur aliran
sehingga persediaan oksigen dan gas pembawa tetap dapat dipellihara.
4. Tabung pengering, peralatan harus dilengkapi dengan alat penghilang uap air.
Reaksi oksidasi menghasilkan uap air yang harus dihilangkan terlebih dahulu.
Hal ini dapat dilakukan dengan tabung pengering membran atau tabung
penyerap untuk menghilangkan air.
5. Detektor fluoroscene UV, detektor kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan
untuk mengukur sinar yang di transmisikan dari fluoroscene SO2 oleh sinar
UV.
6. Suntikan mikroliter, dapat digunakan untuk menampung 5-20 µl secara aku rat
. Jarumnya memiliki panjang 50 mm.
7. Sistem inlet sampel, terdapat dua tipe sistem inlet sampel dapat digunakan,
yaitu :
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
36
7.1. Suntikan langsung, sistem inlet suntikan langsung harus dapat digunakan
menghantarkan sampel untuk dianalisa kedalam sebuah aliran pembawa
dibagian masukan yang mengalirkan sample kedalam daerah oksidasi
pada laju yang dapat diulang dan terkontrol. Cara penyuntikannya yaitu
sample dari suntikan mikroliter disemprotkan pada laju yang mendekati
1 µl/s.
7.2. Disediakan area untuk meletakkan wadah sample pada sistem untuk
dapat menarik keluar wadah sampel dari furnace. Pergerakan wadah
akan sepenuhnya memasukkan wadah kedalam bagian paling panas dari
masukan furnace. Wadah sample tabung pembakaran terbuat dari kuarsa.
8. Sirkulator Pendingin (tambahan), peralatan yang dapat diatur untuk
mengalirkan materi pendingin pada temperatur konstan serendah 4°C,
dibutuhkan ketika menggunakan metode injeksi masukan wadah.
9. Perekam Grafik Garis (tambahan)
10. Penyeimbang (tambahan), dengan presisi ±0,01 mg
Gambar 3.6 TS 3000 Total Sulfur Analyzer, Thermo Fisher
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
37
III.3.2.1.2. Alat Lampu Sulfur (ASTM D-1266-mod)13
Alat sulfur lamp metode ASTM D-1266-mod menggunakan beberapa
peralatan seperti :
1. Erlenmeyer 25 ml, 600 ml.
2. Tabung silika bercabang banyak, tabung absorben.
3. Sumbu
4. Vakum
5. Magnet Stirrer
6. Gelas ukur
7. Buret
8. Satu set peralatan analisis sulfur (lampu sulfur)
Gambar 3.7 Skema Alat Lampu Sulfur
III.3.2.2. Bahan13
Bahan-bahan yang digunakan dalam menggunakan instrument TS/TN
3000 (metode ASTM D-5453) antara lain adalah :
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
38
• Gas inert argon dan helium dengan tingkat kemurnian tinggi, kemurnian
minimal 99,998%, dan kelembaban maksimal 5 ppm w/w.
• Oksigen dengan kemurnian tinggi, kemurnian minimal 99,75%, kelembaban
maksimal 5 ppm w/w, dikeringkan dengan butiran molekuler silika.
• Toluena, Xilena, Isooktana (pelarut sejenis dapat digunakan). Digunakan
pelarut tersebut dikarenakan tidak mengandung matriks sulfur yang dapat
mengganggu pengukuran dalam sampel.
• Dibenzotiofen
• Butil Sulfida
• Tionaften (benzotiofen)
• Kain Kuarsa
• Larutan Standar Belerang
Bahan-bahan yang digunakan dalam metode ASTM D-1266-mod lampu
sulfur adalah sebagai berikut :
• N-Heptana
• 60 ml H2O2 (asam peroksida) 30%
• 180 ml etanol Pro Analis
• Gas O2, dan gas CO2.
• Larutan penitar Ba(ClO4)2
• Larutan H2SO4 (larutan standar baku sekunder)
• Indikator torin
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
39
III.3.3. Cara Kerja
Metode ASTM D-545312
Pengujian dilakukan terhadap sampel biodiesel yang tergolong material
liquid. Pada metode ASTM D-5453, sampel biodisel tidak perlu dipreparasi
terlebih dahulu dan langsung dapat dianalisis menggunakan alat ini. Sampel yang
dibutuhkan sangat sedikit, hanya 100 μL. Sampel ini dimasukkan ke dalam alat
menggunakan syringe (suntikan) ke dalam wadah sampel pada bagian inlet alat.
Sampel di bawa oleh gas inert Ar serta dibakar pada tabung pembakaran
yang kaya akan Oksigen (O2) sehingga Sulfur yang terkandung di dalam sampel
akan dioksidasi menjadi SO2. Setelah air hasil pembakaran sampel dihilangkan,
gas SO2 yang dihasilkan tersebut dipancarkan sinar UV dimana sinar UV itu akan
mengeksitasi SO2. Flourescence yang dihasilkan SO2 saat kembali menjadi stabil
inilah yang akan ditangkap oleh detektor photomultiplier pada alat.
Alat Thermo Fisher Scientific TN/TS 3000 ini sebaiknya dihidupkan
setiap hari. Jika alat ini terlalu lama dimatikan, ada kemungkinan pada bagian
furnace akan terjadi penyumbatan yang disebabkan oleh terbentuknya endapan
karbon atau senyawa-senyawa lain yang belum habis terbakar pada saat analsis
dijalankan. Maka dari itu, furnace sebaiknya tetap menyala walaupun temperatur
yang digunakan tidak terlalu tinggi (digunakan power supply untuk menjaga agar
alat tetap hidup).
Langkah mudah dalam mengoperasikan alat TN/TS 3000 adalah sebagai berikut :
1) Setelah layar monitor dihidupkan. Maka dipilih software Thermo Theus pada
layar desktop.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
40
2) Setelah muncul software, maka dipilih sistem status
3) Pada sistem terdapat kolom temperatur yang menunjukkan kondisi temperatur
yang sedang berjalan pada sistem. Untuk sistem dalam keadaan Standby/tidak
terpakai, maka suhu dapat di set sebagai berikut :
• Furnace status I : 100°C
• Furnace status II : 100°C
• Inlet : 500°C
Jika kita siap untuk melakukan analisis, maka dapat merubah setting menjadi :
• Furnace status I : 700°C
• Furnace status II : 700°C
• Inlet : 100°C
Sebelum melanjutkan analisis maka harus dilihat sensor detektor terhadap
parameter yang diukur telebih dahulu. Jika parameter yang diukur yaitu sulfur,
maka sinyal detektor sebaiknya dibawah 20, dengan demikian opertator dapat
menjalankan analisis.
4) Perintah untuk analisis sampel dipilih (queue manager)
• Judul que diganti sesuai kebutuhan (jadi nama sampel)
• Perintah ‘Add’ dipilih(lalu set sesuai keperluan)
• Jika selesai dan ingin analisa dilanjutkan (pilih analize), klik OK
• Nanti jika ada instruksi untuk syringe segera dimasukkan (lalu masukkan
sampel secepatnya)
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
41
• Suntikan yang telah bersih (sampel didalamnya sudah terinjek sempurna)
maka harus segera dicabut untuk menghindari adanya kerusakan pada
suntikan.
Metode ASTM D-1266-mod13
Disiapkan sumbu pembakar, scrubber diisi dengan H2O2 lalu dipanaskan
tabung yang berisi CO2. Sampel ditimbang dalam botol lalu ditambahkan 5 mL n-
heptana. Sumbu dimasukkan ke dalam botol yang berisi contoh, kemudian
dihidupkan pompa vakum. Pressure control diamati sampai terjadi gelembung-
gelembung pada scrubber. Saluran gas O2 dan gas CO2 dibuka lalu dialirkan gas
tersebut ke dalam alat dengan perbandingan 70:30 (dilihat pada vacuum
adjustment). Sumbu dari luar dinyalakan dan dimasukkan ke dalam saluran H2O2,
bila sampel hampir habis ditambahkan lagi 2 kali 5 mL n-heptana sampai mati
sendiri. Gas O2 dan gas CO2 dimatikan. H2O2 dalam scrubber diambil dan dibilas
dengan etanol absolut p.a, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Pompa vakum
dimatikan, kemudian larutan dalam erlenmeyer dititrasi dengan Ba(ClO4)2
menggunakan indikator Torin dan dihitung kadar sulfurnya.
Kadar Sulfur = %100×××
WBekNA
Dimana: A = jumlah mL Ba(ClO4)2 yang dibutuhkan untuk titrasi
N = normalitas larutan Ba(ClO4)2
W = berat sampel minyak (mg)
Bek = berat ekuivalen Sulfur
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
42
III.4. Hasil dan Pembahasan
III.4.1. Hasil Analisis
Total sulfur dalam sampel biodiesel ditentukan dengan menggunakan alat
Thermo Fisher Scientific TN/TS 3000. Alat menggunakan metode ASTM D-
5453. Data hasil luas area yang dihasilkan dari pengukuran standar sulfur (CRM)
yang didapat dijelaskan pada Tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.3 Tabel Luas Area Pengukuran Standar Sulfur
Kadar
Standar Satuan
Luas Area (Analisis
Pertama)
Luas Area (Analisis
Kedua)
Luas Area
(Rata-rata)
1 mg/L 2830,0 2803,7 2816,85
2,5 mg/L 8443,4 8278,2 8360,8
5 mg/L 17756,2 17601,2 17678,7
7,5 mg/L 27480,2 27522,1 27501,15
10 mg/L 37366,7 36661,9 37014,3
Data hasil uji sampel biodiesel tertera pada tabel 3.5 dan tabel 3.6 dibawah ini :
Tabel 3.4 Data Hasil Analisis Total Sulfur Metode ASTM D-5453
Analisis Ke- Hasil Analisis (ppm mg/L) Hasil Analsis (ppm mg/kg) 1 8,8600 10,338
2 8,6800 10,128
3 8,6800 10,128
4 8,6300 10,070
5 8,7300 10,187
6 8,8000 10,268
7 8,6500 10,093
8 8,7100 10,163
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
43
DIAGRAM TOTAL SULFUR
8,7100
8,65008,6300
8,68008,6800
8,8600
8,8000
8,7300
8,5000
8,5500
8,6000
8,65008,7000
8,7500
8,8000
8,8500
8,9000
1 2 3 4 5 6 7 8
BANYAKNYA ANALISIS
KA
DA
R (p
pm)
(Berat Jenis Biodiesel = 0,857 g/mL; Pengolahan Terlampir)
Gambar 3.8 Diagram Batang Analisis Total Sulfur Metode ASTM D-5453
Gambar 3.9 Kurva Kalibrasi Standar Sulfur Metode ASTM D-5453
Kurva Kalibrasi Standar Sulfury = 3808,3x - 1128,6R2 = 0,9999
05000
10000150002000025000300003500040000
0 2 4 6 8 10 12
Kadar (ppm;mg/L)
Luas
Are
a
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
44
Data pengujian Total Sulfur Metode ASTM D-1266-mod ditunjukkan pada tabel
3.6 berikut ini :
Tabel 3.5 Data Hasil Analisis Total Sulfur Metode ASTM D-1266-mod
Bobot Sampel
(gr)
Vol. Penitar
(ml)
Kadar Sulfur
(% berat)
Kadar Sulfur
(ppm)
4,0705 0,35 2,398 10-3 23,98
4,1028 0,35 2,379 10-3 23,79
4,0195 0,35 2,428 10-3 24,28
4,2123 0,40 2,649 10-3 26,49
4,1872 0,35 2,331 10-3 23,31
4,1674 0,35 2,343 10-3 23,43
4,1577 0,35 2,348 10-3 23,48
4,0597 0,35 2,405 10-3 24,05
(Normalitas penitar = 0,0174 N; B.ekiv S = 16,03; Pengolahan Data Terlampiri)
III.4.2. Pembahasan
Penentuan kadar total sulfur dalam sampel sesuai metode ASTM D-
5453.TS3000 digunakan alat Total Sulfur Analyzer, Brand Thermo Fisher-
Netherlands. Alat ini sangat cocok untuk mengukur produk petrokimia yang
bersifat volatile seperti bensin, kerosin, naptha, etanol, bahan bakar diesel, dan
minyak mentah (crude oil). ASTM D-5453 ini memiliki kisaran pengukuran
antara 1-8000 mg/kg kadar sulfur dalam sampel.
Pengukuran total sulfur dengan metode ASTM D-5453 pada alat ini
mengadopsi prinsip pembakaran sempurna (oksidasi sempurna) pada sampel
sehingga sampel berada dalam bentuk gas dan dapat diukur dengan menggunakan
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
45
detektor flourosensi UV. Kadar total sulfur dianggap sebanding dengan
banyaknya emisi sinar UV yang diemisikan dari molekul SO2 pada saat relaksasi
setelah mengalami eksitasi akibat penyinaran sinar UV terhadap gas SO2.
Pada pengukuran kadar total sulfur, yang terjadi adalah transisi elektronik
senyawa SO2. Transisi elektronik merupakan perubahan distribusi elektron dalam
suatu molekul (electron valensi). Transisi elektronik yang terjadi memiliki tipe
transisi π→π* dimana transisi ini akan menghasilkan energi elektronik yang
cukup besar sehingga dapat lebih mudah untuk dianalisis dibandingkan dengan
energi rotasi atau translasi. Transisi elektronik ini terjadi karena adanya bentuk
senyawa SO2 yang memiliki ikatan rangkap (konjugasi).
Gambar 3.10 Stuktur Kimia senyawa sulfur dioksida dan bentuk resonansinya14
Reaksi yang terjadi pada sulfur dioksida setelah ditembakkan sinar Ultra
Violet adalah reaksi absorpsi dan reaksi relaksasi.15
Reaksi Absorpsi:
SO2 + hn SO2*
Reaksi Relaksasi:
SO2* SO2 + sinar (energi)
Sampel yang dianalisis pada percobaan kali ini adalah sampel biodiesel
yang berasal dari olahan CPO (Crude Palm Oil). Sampel tersebut kemungkinan
memiliki kandungan sulfur dalam bentuk suatu senyawa (dapat terdiri dari satu
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
46
senyawa atau lebih). Tetapi dalam praktiknya, alat TN/TS 3000 tidak dapat
mengetahui senyawa apa saja yang terdapat dalam biodiesel dan hanya dapat
menghitung kadar total sulfurnya.
Faktor yang sangat mempengaruhi kadar yang terbaca dalam alat adalah
besarnya sampel yang diinjeksikan pada alat TN/TS 3000. Karena sampel
dianalisis dalam satuan ppm, maka ketepatan dalam penginjeksian sampel sangat
dibutuhkan. Pencucian pada suntikan (syringe) menggunakan larutan iso-oktan
murni berulang-ulang sebelum menginjeksikan sampel perlu dilakukan agar tidak
terjadi penambahan atau perubahan kadar sulfur dalam sampel akibat kontaminasi
sampel lain. Dipilih larutan iso-oktan sebagai larutan pencuci karena dalam iso-
oktan murni tidak terdapat matirks senyawa sulfur sehingga tidak akan
berpengaruh pada hasil analisis. Biodiesel sendiri merupakan bahan bakar yang
memiliki sifat sedikit mudah menguap sehingga analisis terhadap kandungan
sulfur di dalamnya sebaiknya dilakukan segera mengingat mungkin saja terdapat
kandungan sulfur dalam bentuk volatile compound.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam pengukuran total sulfur adalah
harga sinyal detektor yang terbaca sebelum analisis. Sinyal yang tinggi dari
detektor sulfur sebelum analisis mengindikasikan bahwa masih terdapat senyawa
sulfur yang terbaca pada furnace. Oleh karena itu, lebih baik untuk menunggu
sinyal pembacaan detektor untuk turun hingga level yang tepat (sekitar ≤ 20).
Suhu pada furnace juga harus berada pada level yang dibutuhkan sebelum sampel
diinjeksikan (yaitu ± 1075-25 0C). Suhu tersebut multak dibutuhkan untuk
menguraikan semua sampel dan mengoksidasi sempurna sulfur menjadi SO2.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
47
Perhitungan kadar total sulfur dilakukan berdasarkan kurva kalibrasi yang
dibuat dari larutan standar sulfur. Larutan standar yang digunakan adalah CRM
(Certified Reference Materials) dengan konsentrasi yang bervariasi, antara lain
1;2,5;5;7;dan 10 mg/L. Untuk membuat kurva kalibrasi, hasil pengukuran
konsentrasi standar tersebut (x) kemudian dialurkan terhadap luas area (Y) yang
terbaca pada alat. Dari kurva kalibrasi yang dibentuk dapat dilihat adanya
linieritas garis dari luas area masing-masing konsentrasi dengan besar regresi
linieritas (R2) sebesar 0,9999.
Sampel yang diinjeksikan menghasilkan data luas area yang dihitung
kadarnya (x) dengan cara memasukkan luas area tersebut kedalam persamaan
kurva kalibrasi sebagai Y. Persamaan kurva kalibrasi yang terbentuk adalah Y = -
1128,6 + 3808,27x. Sampel dihitung kadarnya sebanyak delapan kali dan
didapatkan hasil sebesar 8,7175 ppm.
Jika dibandingkan dengan kadar sulfur yang diperbolehkan di Indonesia,
maka sampel biodiesel yang dianalisis merupakan bahan bakar biodiesel yang
aman digunakan sebagai bahan bakar. Dengan kata lain, sampel biodiesel yang
diukur hanya memberikan sedikit pengaruh pada mesin dan bahan bakar serta
sedikit mengkontribusi pada pencemaran udara. (standard dan mutu biodiesel
yang diperbolehkan di Indonesia; Terlampir).
Motode analisis sulfur menggunakan metode ASTM D-5453 merupakan
metode terbaru yang memberikan perbaikan terhadap metode-metode analisis
sulfur sebelumnya (ASTM D-1266-mod atau ASTM D-1551). Dengan
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
48
digunakannya alat TS 3000 ini, maka diharapkan analisis dapat berlangsung
dengan efisien (cepat waktu) dan dengan kadar kesalahan yang kecil.
Metode ASTM D-1266-mod merupakan metode pembakaran langsung
dapat digunakan untuk menganalisis kadar total sulfur dalam produk petrokimia
seperti bensin, kerosin, naptha, dan cairan lain yang dapat terbakar sempurna
menggunakan lampu sumbu. Sampel yang akan diujikan tidak perlu mengalami
preparasi terlebih dahulu, cukup dicampur dengan N-heptan yang berfungsi untuk
bahan pembakar sampel. Sampel yang dianalisis dengan Metode ini haruslah
sampel yang memiliki viskositas yang rendah agar dapat terjadi kapilaritas pada
sumbu pembakar.
Sampel yang telah dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambah dengan
n-heptane kemudian didiamkan beberapa saat guna terjadi proses kapilaritas
sampel pada sumbu, setelah itu dibakar. Segera mungkin pasangkan erlenmeyer
tersebut pada alat guna mencegah hilangnya gas SO2 sampel. Gas SO2 yang
terbentuk kemudian secara otomatis (dengan proses vakum) akan berpindah ke
dalam tabung absorber yang telah diisi dengan asam peroksida (H2O2 30%)
berlebih. Asam peroksida ini berfungsi sebagai larutan penangkap gas SO2
sekaligus mengoksidasi menjadi bentuk asam sulfatnya. Asam sulfat yang
dihasilkan kemudian dititrsi dengan larutan Ba(ClO4)2 untuk menentukan kadar
total sulfur dalam sampel. Gas O2 dan CO2 digunakan untuk pengontrol
(menstabilkan) nyala api.
Rasio besarnya gas CO2 dan O2 yang digunakan sebesar 70:30. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya pembakaran api besar dimana dapat
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
49
menghasilkan senyawa oksida nitrogen (NO2). Senyawa NO2 ini dapat ikut
terserap (bereaksi) dengan asam peroksida (H2O2 30%) membentuk asam nitrat
dimana asam nitrat ini akan mempengaruhi jumlah asam yang dititrasi oleh
Ba(ClO4)2.
Prinsip yang digunakan dalam metode ini adalah titrasi pengendapan
langsung, menggunakan indikator torin dengan perubahan warna dari kuning
menjadi violet.
2H2O2(l) + 2SO2(g) → 2H2SO4(l)
Banyaknya H2SO4 yang terbentuk akan dititrasi dengan larutan Ba(ClO4)2
membentuk BaSO4 dan HClO4.
H2SO4(l + Ba(ClO4)2(l) → BaSO4(s) + 2HClO4(l)
Hasil rata-rata dari kedelapan sampel biodiesel yang diuji dengan Metoda
ASTM D-1266-mod adalah sebesar 24,10 ppm. Hasil kadar total sulfur yang
didapat dengan menggunakan metode ASTM D-1266-mod ini ternyata lebih besar
dibandingkan dengan kadar sulfur yang dihasilkan dari pengujian mengunakan
ASTM D-5453.
Jika kita membandingkan range pengukuran pada masing-masing ASTM
maka akan didapatkan perbedaan yang cukup besar, dimana metode ASTM D-
5453 memiliki kisaran analisis kadar antara 1 hingga 8000 ppm. Sedangkan
metode ASTM D-1266-mod memiliki kisaran analisis kadar antara 100 hingga
4000 ppm. Dilihat dari kisaran tersebut, maka wajar jika hasil analisis kadar sulfur
ASTM D-1266-mod lebih besar karena kadar sulfur dalam sampel biodiesel jauh
dibawah kisaran pengukuran metode sehingga menghasilkan simpangan yang
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
50
cukup besar. Besarnya kadar sulfur ini dapat terjadi antara lain karena tidak
sesuainya jenis sampel yang dianalisis, yaitu biodiesel. Biodiesel merupakan
bahan bakar yang mengandung sedikit sulfur, hal ini diperkuat oleh standar dan
mutu sulfur biodiesel di Indonesia yang menyatakan bahwa kadar sulfur maksimal
sebesar 100 ppm. Oleh karena itu pengukuran dengan prinsip titrasi
(konvensional) ASTM D-1266 dengan kisaran pengukuran 100-4000 ppm
kuranglah tepat.
Faktor lain yang sangat mempengaruhi besarnya kadar sulfur karena tidak
digunakannya standar CRM untuk menstandarisasi larutan penitar Ba(ClO4)2.
Larutan penitar distandarisasi dengan larutan asam sulfat (H2SO4) 0,0227 N
menghasilkan konsentrasi larutan Ba(ClO4)2 sebesar 0,0174 N.
Karena kecilnya kadar sulfur dalam sampel biodiesel, sebaiknya
digunakan buret yang memiliki skala kecil. Semakin kecil skala buret semakin
baik pembacaan kadarnya sehingga faktor kesalahan penglihatan dapat
diminimalkan.
III.5. Kesimpulan
Dari pengamatan dan juga hasil yang didapat terhadap analisis total sulfur,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Analsis yang dilakukan terhadap satu sampel yang sama sebanyak delapan
kali menggunakan metode ASTM D-5453 menghasilkan rata-rata sebesar
8,7175 ppm dan hasil tersebut dinyatakan sebagai kadar kandungan sulfur
dalam sampel.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
51
2) Analsis yang dilakukan terhadap satu sampel yang sama sebanyak delapan
kali menggunakan metode ASTM D-1266-mod menghasilkan rata-rata sebesar
24,10 ppm dan hasil tersebut dinyatakan sebagai kadar kandungan sulfur
dalam sampel.
3) Skala pengukuran sampel pada ASTM D-5453 adalah sebesar 1-8000 ppm,
maka dari itu alat ini cocok digunakan untuk analisis sampel dengan kadar
yang kecil.
4) Skala pengukuran sampel pada ASTM D-1266-mod adalah sebesar 100-4000
ppm, maka cocok digunakan untuk mengukur sampel produk petroleum yang
memiliki kadar sulfur tinggi.
5) Setelah dilakukan pembandingan antara hasil dengan standar spesifikasi mutu
biodiesel, maka dapat disimpulkan bahwa kadar biodiesel dalam sampel tidak
terlalu besar dan tidak melebihi ambang yang ditetapkan pemerintah Indonesia
(berdasarkan keputusan Jendral Minyak dan Gas Nomor: 13A83
K/24/DJM/200S).
BAB IV
PENUTUP
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
52
IV.1. Hasil Praktik Kerja Lapangan
Hasil yang diperoleh penulis setelah melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan ini adalah :
1) Penulis dapat mempelajari metode ASTM dalam pengukuran total sulfur
dalam biodiesel (minyak CPO).
2) Penulis dapat mengerti karakteristik dari sampel biosiesel (minyak CPO) yang
di analisis.
3) Penulis dapat belajar untuk melakukan analisis secara akurat dan presisi yang
baik.
4) Penulis dapat mempelajari bagaimana cara mengoperasikan alat Thermo
Fisher Scientific TN/TS 3000.
5) Meningkatkan wawasan penulis pada aspek-aspek yang profesionalisme
dalam dunia kerja antara lain : struktur organisasi, disiplin, lingkungan, dan
sistem kerja.
IV.2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Manfaat yang didapat selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di
Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT) Proses, PPPTMGB “LEMIGAS”
adalah :
1) Meningkatkan pengetahuan di bidang analisis produk biodiesel.
2) Meningakatkan pengetahuan tentang analisis sampel limbah.
3) Melatih kemandirian dalam menganalisis sampel, kecermatan, serta ketelitian
analisis.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
53
4) Mempelajari suatu atmosfer lapangan pekerjaan yang dapat membantu dalam
proses adaptasi dunia kerja kelak.
5) Dapat menjalin kerjasama yang baik antara instansi/lembaga/industri dengan
lembaga pendidikan yang akan berguna bagi lulusannya.
IV.3. Saran
IV.3.1. Bagi PPPTMGB “LEMIGAS”
1) Diadakan uji validasi dan verifikasi lebih lanjut terhadap alat Thermo
Fisher Scientific TN/TS 3000.
2) Menyediakan alat optional “auto sampler” untuk mendapatkan hasil
analisis yang lebih akurat dan presisi tinggi.
3) Laboratorium Kimia Umum dan Lingkungan KPRT Proses PPPTMGB
“LEMIGAS” tetap mempertahankan suasana kerja yang sangat
kekeluargaan dan tetap memberikan bimbingan yang terbaik terhadap
mahasiswa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan.
IV.3.2. Bagi D3 Kimia Terapan FMIPA UI
Penulis berharap dengan berakhirnya Praktik Kerja Lapangan para
mahasiswa Diploma 3 Kimia Terapan, dapat menghasilkan hubungan kerja
sama yang baik antara pihak Program Diploma 3 Kimia Terapan dengan
pihak PPPTMGB “LEMIGAS” sehingga terbuka kesempatan bagi
mahasiswa lain yang ingin melakukan Praktik Kerja Lapangan di
PPPTMGB “LEMIGAS”.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
54
IV.3.3. Bagi Mahasiswa
Sebelum melaksanakan Praktik Kerja Lapangan diharapkan mahasiswa
terlebih dahulu mempelajari kegiatan yang akan dilaksanakan selama
Praktik Kerja Lapangan, sehingga pada saat pelaksanaannya mahasiswa
mempunyai kesiapan mental maupun fisik dan dapat mengembangkan
ilmunya.
DAFTAR PUSTAKA
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
55
1. Triwahyuningsih, Nike, Rahmat Adiprasetya. 2006. Pemanfaatan Energi
Biomassa sebagai Biofuel.
2. Wahyuni, Arif Nur. “Kajian Pengembangan Bahan Bakar Nabati di Kbupaten
Kutai Timur”, 2007.
3. Haryanto Bode, “Studi Neraca Energi Pembuatan Biodiesel dari Minyak
Sawit”, Thesis Magister ITB, 2000.
4. Anonim. 2004. Biodiesel. Encyclopedia. Columbia University Press
5. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0611/22/ipt01.html.
6. Remschmidt, Claudia, Martin Mittelbach. 2004. Biodiesel: The
Comprehensive Book.
7. Adiwar dkk. 1995. Buku Minyak Bumi Indonesia – Sifat dan Karakteristik,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak Bumi
“LEMIGAS”.
8. Anonim. Sejarah Industri Minyak Bumi Indonesia. Dinas Humas Pertamina.
9. Anonim. 1968. Impurities in Petroleum, Revised Edition, Petreco Division,
Petrolite. Texas : Houston Corporation.
10. http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam.
11. http://ellerbruch.nmu.edu/classes/cs255w03/cs255students/mboks/p4/acidrain.
html.
12. TN/TS 3000. Manual Book.
13. American Society for Testing and Materials [ASTM]. 2004. ASTM and Other
Specifications and Classifications for Petroleum Products and
Lubricants Volume 05.03. Philadelphia : ASTM.
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
56
14. http://en.wikipedia.org/wiki/Sulphur_dioxide
15. http://elisa.ugm.ac.id
16. http://www.indobiofuel.com/standar_dan_mutu_biodiesel/index.php
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
57
Lampiran 1
Pengolahan Data
Hasil total sulfur yang didapat
Y = -1128,6 + 3808,27X
Dimana, Y adalah luas area yang terbaca
X adalah konsentrasi kadar sulfur
Analisis pertama
Y = -1128,6 + 3808,27X
32620,5 = -1128,6 + 3808,27X
-3808,27X = -1128,6 ⎯ 32620,5
-3808,27X = -33749,1
X = 8,86 mg/L
Analisis kedua
Y = -1128,6 + 3808,27X
31924,8 = -1128,6 + 3808,27X
-3808,27X = -1128,6 ⎯ 31924,8
-3808,27X = -33053,4
X = 8,68 mg/L
Analisis ketiga
Y = -1128,6 + 3808,27X
31932,9 = -1128,6 + 3808,27X
-3808,27X = -1128,6 ⎯ 31932,9
-3808,27X = -33061,5
X = 8,68 mg/L
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
58
Analisis keempat
Y = -1128,6 + 3808,27X
31729,6 = -1128,6 + 3808,27X
-3808,27X = -1128,6 ⎯ 31729,6
-3808,27X = -32858,2
X = 8,63 mg/L
Analisis kelima
Y = -1128,6 + 3808,27X
32129,5 = -1128,6 + 3808,27X
-3808,27X = -1128,6 ⎯ 32129,5
-3808,27X = -33258,1
X = 8,73 mg/L
Analisis keenam
Y = -1128,6 + 3808,27X
32396,2 = -1128,6 + 3808,27X
-3808,27X = -1128,6 ⎯ 32396,2
-3808,27X = -32928,6
X = 8,8 mg/L
Analisis ketujuh
Y = -1128,6 + 3808,27X
31800,0 = -1128,6 + 3808,27X
-3808,27X = -1128,6 ⎯ 31800,0
-3808,27X = -32928,6
X = 8,65 mg/L
Analisis kedelapan
Y = -1128,6 + 3808,27X
32030,5 = -1128,6 + 3808,27X
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
59
-3808,27X = -1128,6 ⎯ 32030,5
-3808,27X = -33159,1
X = 8,71 mg/L
Merubah satuan ppm (mg/L) ke dalam satuan ppm (mg/kg)
Bj1X
Lmg ppm =
0,8571X
18,8600 ppm1= = 10,338
0,8571X
18,6800 ppm2 = = 10,128
0,8571X
18,6800 ppm3 = = 10,128
0,8571X
18,6300 ppm4 = = 10,070
0,8571X
18,7300 ppm5 = = 10,187
0,8571X
18,8000 ppm6 = = 10,268
0,8571X
18,6500 ppm7 = = 10,093
0,8571X
18,7100 ppm8 = = 10,163
Menghitung kadar sulfur pada metode ASTM D-1266
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
60
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
Dimana,
Konsentrasi Ba(ClO4)2 sebesar 0,0174 N
Analisis Pertama
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
= 4,070510
35,0 N 0,017403,16×
××
= 2,398 10-3
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
= 2,398 10-3 × 104
= 23,98 ppm
Analisis Kedua
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
= 4,102810
35,0 N 0,017403,16×
××
= 2,379 10-3
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
= 2,379 10-3 × 104
= 23,79 ppm
Analisis Ketiga
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
= 4,019510
35,0 N 0,017403,16×
××
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
61
= 2,379 10-3
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
= 2,428 10-3 × 104
= 24,28 ppm
Analisis Ketiga
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
= 4,019510
35,0 N 0,017403,16×
××
= 2,379 10-3
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
= 2,428 10-3 × 104
= 24,28 ppm
Analisis Keempat
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
= 4,212310
4,0 N 0,017403,16×
××
= 2,649 10-3
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
= 2,649 10-3 × 104
= 26,49 ppm
Analisis Kelima
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
= 4,187210
35,0 N 0,017403,16×
××
= 2,331 10-3
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
62
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
= 2,331 10-3 × 104
= 23,31 ppm
Analisis Keenam
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
= 4,167410
35,0 N 0,017403,16×
××
= 2,343 10-3
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
= 2,343 10-3 × 104
= 23,43 ppm
Analisis Ketujuh
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
= 4,157710
35,0 N 0,017403,16×
××
= 2,348 10-3
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
= 2,348 10-3 × 104
= 23,48 ppm
Analisis Ketujuh
Kadar sulfur, persen massa (% massa) = W
AN×
××1003,16
= 4,059710
35,0 N 0,017403,16×
××
= 2,405 10-3
Kadar sulfur, ppm = % massa kadar sulfur × 104
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.
64
Lampiran 2
STANDAR DAN MUTU SPESIFIKASI BAHAN BAKAR NABATI
JENIS BIODIESEL
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Nomor: 13A83 K/24/DJM/200S
No. Karakteristik Satuan Nilai Metode Uji 1. Masa jenis pada 40°C kg/m3 850-890 ASTM D 1298 2. Viskos kinematik pada 40°C mm2/s 2,3-6,0 ASTM D 445 3. Angka selana min. 51 ASTM D 613 4. Titik nyala (mangkuk tertutup) °C min. 100 ASTM D 93 5. Titik kabut °C max. 18 ASTM D 2500 6. Korosi lempeng tembaga (3 jam
pada 50°C) max. No. 3 ASTM D 130
7. Reduksi karbon – dalam contoh asli, atau dalam 10% ampas destilasi
% massa max. 0,05 max. 0.3
ASTM D 4530
8. Air sediment % volume Max. 0,05 ASTM D 2709 atau ASTM D 1796
9. Temperatur destilasi 90% °C Max. 360 ASTM D 1160 10. Abu tersulfatkan % massa Max. 0,02 ASTM D 874 11. Belerang Mg/kg Max. 100 ASTM D 5453 atau
ASTM D 1266 12. Fosfor Mg/kg Max. 100 AOCSCa 12-55 13. Angka asam Mg KOH/kg Max. 0,8 AOCS Cd 3d-63
atau ASTM D 664 14. Gliserol bebas % massa Max. 0,02 AOCSCa 14-56 atau
ASTM D 6584 15. Gliserol total % massa Max. 0,24 AOCSCa 14-56 atau
ASTM D 6584 16. Kadar ester alkill % massa Min. 96,5 Dihitung 17. Angka iodium % massa Max. 115 AOCS Cd 1-25 18. Up Halphen Negative AOCS Cd 1-25
Analisis total..., Irmawati Ulfah, FMIPA UI, 2008.