ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

145
i ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH DRAMA “LAUTAN BERNYANYI” KARYA PUTU WIJAYA SKRIPSI Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Yulius Steven Balubun NIM: 131224067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

Page 1: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

i

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

DRAMA “LAUTAN BERNYANYI” KARYA PUTU WIJAYA

SKRIPSI

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Yulius Steven Balubun

NIM: 131224067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

ii

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

DRAMA “LAUTAN BERNYANYI” KARYA PUTU WIJAYA

SKRIPSI

Oleh:

YULIUS STEVEN BALUBUN

NIM: 131224067

Telah disetujui oleh:

Tanggal, 15 Juni 2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

iii

SKRIPSI

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

DRAMA “LAUTAN BERNYANYI” KARYA PUTU WIJAYA

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Yulius Steven Balubun

131224067

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya yang kurang sempurna ini, penulis persembahkan pada:

1. Yesus Kristus, Bunda Maria Sang Pemberi Kehidupan Serta Kekuatan.

2. Orang tua yang terkasih bapak Ferdinand Balubun dan ibu Selvia Renyaan,

berkat Curahan Cinta Kasih, Dukungan, Doa Serta Kasih Sayang yang telah

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.

3. Kakak dan adik (Nola, Arina, Ricko, Theis) yang telah membantu dan

memberi semangat bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tulisan ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

v

MOTTO

"Tiada langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus menerus terang

cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan"

"R. A Kartini"

"Ketika mengalami situasi sulit dalam menggapai kesuksesan. maka kesuksesan

terasa semakin dekat mudah untuk diraih"

"Valentino Rossi"

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 03 Juli 2020

Penulis

Yulius Steven Balubun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : YULIUS STEVEN BALUBUN

Nomor Mahasiswa : 131224067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH DRAMA

“LAUTAN BERNYANYI” KARYA PUTU WIJAYA.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya

memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis, tanpa perlu meminta izin dari saya, maupun memberikan royalti kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 03 Juli 2020

Yang menyatakan

Yulius Steven Balubun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

viii

ABSTRAK

Balubun, Yulius Steven. 2020. Analisis Tokoh Dan Penokohan Naskah drama

“Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya: Program Studi Pendidikan

Bahasa Dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Peneliti ini menganalisis unsur tokoh dan penokohan dalam naskah

drama "Lautan Bernyanyi" Karya Putu Wijaya. Unsur tokoh dan

penokohan drama "Lautan Bernyanyi" meliputi tokoh sentral dan tokoh

tambahan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan setiap unsur

intrinsik berupa tokoh dan penokohan serta rancangan pembelajarannya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, metode yang

digunakan adalah metode formal, dan teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah teknik baca dan teknik catat. Penelitian ini

termasuk jenis penelitian kepustakaan atau studi pustaka karena

penelitian ini mengkaji objek berupa karya sastra dan unsur intrinsik

drama. Metode formal digunakan untuk menganalisis unsur intrinsik

berupa tokoh dan penokohan. Teknik baca dan catat digunakan untuk

menemukan dan menguraikan unsur tokoh dan penokohan dalam drama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam drama "Lautan Bernyanyi"

Karya Putu Wijaya terdapat beberapa tokoh diantaranya tokoh Kapten

Leo, Dayu Sanur, Panieka, Dukun, Kapten Leo, Dayu Sanur, Panieka,

Dukun, Comol, Rubi, Adenan. Rari masing masing tokoh memiliki

karakter yang berbeda dari masing masing tokoh terdapat. Tujuan

pembelajaran drama ini adalah mendeskripsikan unsur intrinsik berupa

tokoh dan penokohan dalam drama.

Kata Kunci: Penelitian Kepustakaan, Unsur Tokoh dan Penokohan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

ix

ABSTRACT

Balubun, Yulius Steven. 2020. Figure Analysis and Characterization of the drama

“Lautan Bernyanyi” creation by Putu Wijaya: Indonesian Language

and Literature Education Study Program, Faculty of Teacher Training

and Education, Sanata Dharma University.

This researcher analyzes the figure of character and characterization in

the drama script “Lautan Bernyanyi” by Putu Wijaya. The figure and

characterization of the drama "The Ocean of Singing" includes a

central figure and additional characters. The purpose of this study is to

describe each intrinsic element in the form of characters and

characterizations as well as the learning design.

This type of research is library research, the method used is formal

methods, and the techniques used to collect data are reading and note

taking techniques. This research belongs to the type of library research

or literature study because this study examines objects in the form of

literary works and intrinsic elements of drama. Formal methods are

used to analyze intrinsic elements in the form of figures and

characterizations. Reading and note-taking techniques are used to find

and decipher the elements of characters and characterizations in

drama.

The results showed that in the drama “Lautan Bernyanyi” by Putu

Wijaya there were several figures including Captain Leo, Dayu Sanur,

Panieka, Shaman, Captain Leo, Dayu Sanur, Panieka, Dukun, Comol,

Rubi, Adenan. Rari of each character has a different character from

each character contained. The purpose of this drama learning is to

describe the intrinsic elements in the form of characters and

characterizations in drama.

Keywords: Literature Research, Characteristics and Characterizations.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Tokoh Dan

Penokohan Naskah drama Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya” peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Seni. Fakultas Pendidikan Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukan hanya

kerja keras peneliti melainkan juga berkat bimbingan, dukungan, doa dan saran

dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka, pada

kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M. Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang selalu memberikan semangat,

dan banyak sekali motivasi kepada peneliti.

3. Petrus Hariyanto M. Pd selaku dosen pembimbing yang sudah membimbing

selalu memberikan semangat, dan banyak sekali motivasi.

4. Para dosen PBSI yang telah memberikan materi sebagai bekal kehidupan ke

depan.

5. Orang tua yang terkasih bapak Ferdinand Balubun dan ibu Selvia Renyaan,

berkat Curahan Cinta Kasih, Dukungan, Doa Serta Kasih Sayang yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

xi

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.

6. Teman teman serta keluarga yang selalu memberi masukan serta motivasi

untuk menyelesaikan penelitian ini diantaranya ( Arlando Santiago, Mark

Rico, Rhyan Frederick, Toton JR, Yopi Van Ngurta, Jek Piran, Adrian

Mark Renyaan. Febriano Balubun, Christina Lilian Mareta, Alfa Tya) serta

teman teman yang blm sempat saya sebutkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI .............................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4

1.5. Batasan Istilah ....................................................................................... 5

1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................................... 8

2.2 Kajian Teori ........................................................................................... 10

2.2.1 Drama ....................................................................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

xiii

2.2.2.1 Pengertian Drama..................................................................... 11

2.2.2.2 Unsur Unsur intrinsikDrama .................................................... 12

a. Unsur Tokoh ............................................................................ 12

b. Unsur Penokohan / Perwatakan ............................................... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 16

3.2 Data dan Sumbar Data ........................................................................... 16

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 16

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 17

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS

4.1 Hasil Analisis Tokoh dan Penokohan Naskah Drama Lautan Bernyanyi

Karya Putu Wijaya ....................................................................................... 18

4.1.1 Analisis Unsur Intrinsik Berupa Tokoh dan Penokohan .................... 18

4.1.1.1 Tokoh ....................................................................................... 18

4.1.1.2 Penokohan ................................................................................ 20

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 29

5.2 SARAN ........................................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 31

LAMPIRAN ...................................................................................................... 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sastra adalah adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri

keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya

(Sudjiman 1990:71). Karya sastra terjadi jika ada seorang pengarang menuangkan

ide, pikiran, dan perasaan yang ada dalam imajinasinya dan melahirkan sebuah

karya yang disebut karya sastra. Daya imajinasinya inilah yang mampu

membedakan antara karya sastra yang satu dengan yang lain.

Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa

pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk

gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan

dapat dilukiskan melalui kata-kata dalam bentuk tulisan (Sumardjo, 1997).

Berdasarkan wujud atau bentuk fisiknya, ada tiga jenis karya sastra, yaitu puisi,

prosa, dan drama. Hal pokok yang membedakan drama dengan prosa dan puisi

adalah dalam drama, dialog menempati kedudukan yang utama dan tujuan drama.

Secara etimologi (asal usul bentuk kata), kata drama berasal dari bahasa

Yunani drame yang berarti gerak. Tontonan drama memang mengandalkan

percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain di panggung. Percakapan dan

gerak-gerik itu memeragakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian,

penonton dapat langsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus

membayangkannya. Apabila dibandingkan dengan cerita pendek dan novel,

pembaca cerita pendek atau novel harus aktif membayangkan peristiwa-peristiwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

2

yang terjadi, gerak-gerik tokoh dan percakapannya. Sedangkan dalam drama hal

itu tidak perlu dilakukan penonton karena semuanya sudah diperagakan

/ditampilkan secara lengkap di atas panggung (Wiyanto, 2002: 1).

Dalam bahasa Perancis drama disebut drame (Soemanto, 2001: 3) yang

artinya lakon serius. Serius yang dimaksud, tidak berarti drama melarang adanya

humor. Serius dalam hal ini cenderung merujuk pada aspek penggarapan. Dalam

perlu garapan yang matang. Drama adalah seni cerita dalam percakapan dan

akting tokoh. Dikatakan serius, artinya drama butuh penggarapan tokoh yang

mendalam dan penuh pertimbangan. Yang digarap adalah akting, agar memukau

penonton.

Drama adalah bentuk karya sastra yang dapat merangsang gairah dan

mengasyikkan para pemain dan penonton sehingga sangat digemari masyarakat.

Drama merupakan peragaan tingkah laku manusia yang mendasar, drama baru

dapat disusun dan dipentaskan dengan berhasil jika diikuti pengamatan yang teliti

baik oleh penulis maupun pemainnya (Rahmanto, 1988: 89).

Drama bukan hanya untuk dibaca, tetapi untuk dilakonkan di atas pentas,

dengan penghayatannya berbeda antara dibaca dengan pementasannya. Di sinilah

letaknya perbedaan maksud antara drama dengan teater. Sebuah drama adalah

naskah yang boleh dibaca secara individu tanpa memerlukan ruang, pelakon atau

bantuan seni yang lain. Apabila naskah drama itu dilakonkan di atas ruang pentas

dengan gabungan berbagai seni yang lain dan ditonton pula oleh khalayak secara

kolektif, maka dinamakan teater.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

3

Naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya mendeskripsikan

beberapa hambatan spiritual yang dialami oleh tokoh utama. Naskah ini disusun

oleh Putu Wijaya pada tanggal 2 Desember 1980 di Jakarta. Lakon drama yang

diberi judul “Lautan Bernyanyi” oleh Putu Wijaya ini, mengambil fenomena –

fenomena kehidupan gaib atau supranatural di Bali.

Peneliti menggunakan naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu

Wijaya sebagai bahan peneliti karena di dalam cerita drama “Lautan Bernyanyi”

karya Putu Wijaya mengisahkan hal-hal yang sangat layak untuk dipelajari oleh

remaja. Karena drama ini sarat akan nilai-nilai norma yang dapat dijadikan

sebagai contoh dalam kehidupan. Naskah drama “Lautan Bernyanyi” oleh Putu

Wijaya di dalamnya terdapat delapan tokoh yang memiliki karakter atau

penokohan yang berbeda. Dalam hal ini peneliti memilih naskah drama “Lautan

Bernyanyi” karya Putu Wijaya sebagai bahan penelitian menganalisis unsur

intrinsik berupa tokoh dan penokohan yang terdapat pada naskah drama “Lautan

Bernyanyi” karya Putu Wijaya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti menemukan rumusan

masalah utama penelitian ini, yaitu bagaimana menganalisis tokoh dan penokohan

dalam naskah drama “Lautan Bernyanyi” Karya Putu Wijaya?

Berangkat dari uraian rumusan masalah utama tersebut, peneliti

merumuskan rincian masalah ke dalam beberapa submasalah, antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

4

a) Siapa sajakah tokoh yang terdapat dalam naskah drama “Lautan Bernyanyi”

karya Putu wijaya?

b) Bagaimana karakter atau penokohan dalam naskah drama “Lautan

Bernyanyi” karya Putu wijaya?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, peneliti merumuskan tujuan

utama dalam penelitian ini, yaitu Memaparkan tokoh dan penokohan dalam

naskah drama “Lautan Bernyanyi” Karya Putu Wijaya.

Berangkat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian utama tersebut,

peneliti merinci beberapa tujuan khusus penelitian, antara lain:

a) Mendeskripsikan tokoh yang terdapat dalam naskah drama “Lautan

Bernyanyi” karya Putu Wijaya.

b) Mendeskripsikan karakteristik atau penokohan dalam naskah drama “Lautan

Bernyanyi” karya Putu Wijaya.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini. Meliputi manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Berikut penjabaran manfaat penelitian ini.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori

maupun dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam

mengungkap unsur intrinsik pada karya sastra yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

5

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pendidikan sastra dalam pemilihan ajar

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru-guru

khususnya guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran sastra.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk materi

pengajaran dan strategi pengajaran sastra khususnya drama.

1.5 BATASAN ISTILAH

Berikut ini beberapa istilah atau konsep yang digunakan penulis dalam

merangkai penulisan ini.

a) Drama

Drama adalah karya sastra yang menunjukkan penampilan fisik

secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana

(Budianta dkk, 2002). Jadi drama merupakan salah satu karya sastra

yang ditunjukan penampilan secara fisik dalam sebuah naskah atau

pementasan.

b) Belajar

Belajar merupakan panggilan jiwa, yang termanifestasi dalam

sebuah niat kuat dalam diri, untuk melakukan pembenahan dan

perbaikan atas ketidaktahuan dan ketidakpahaman terhadap sesuatu hal

(Yamin, 2014: 1). Jadi, belajar merupakan salah satu kegiatan yang

dilakukan seseorang untuk memahami sesuatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

6

c) Tokoh

Tokoh adalah individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan

dalam berbagai peristiwa pada cerita. Menurut Sudjiman (via Ismawati,

2013: 70). Tokoh merupakan individu yang terdapat dalam sebuah

cerita dan memiliki karakter yang berbeda-beda disetiap peristiwa yang

terjadi dalam sebuah karya sastra.

d) Penokohan

Penokohan merujuk pada pelukisan gambaran yang jelas tentang

seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Jones 1968 (via

Nurgiyantoro, 2013: 247).

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

pada sistematika penulisan ini, penulis memberikan tulisan yang

terdiri dari lima Bab yakni, Bab I, Bab II, BabIII, Bab IV dan Bab V. Bab I

merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan

sistematika penulisan. pada Bab II merupakan landasan teori yang terdiri

dari teori yang relevan dan tinjauan pustaka yang digunakan peneliti sebagai

acuan dalam penulisan.

Pada Bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, metode penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan

data, instrumen penelitian. Pada Bab IV merupakan pembahasan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

7

terdiri dari tokoh, penokohan pada naskah drama. Pada Bab V sebagai

Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Implikasi dan Saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PENELITIAN RELEVAN

Pada penelitian relevan, peneliti mengambil penelitian yang terdahulu

sebagai acuan, referensi dan refleksi untuk melaksanakan penelitian dengan baik.

Terdapat banyak penelitian mengenai tokoh dan penokohan dalam naskah drama,

namun disini peneliti mengambil tiga peneliti terdahulu sebagai acuan bagi

peneliti yakni.

Penelitian relevan yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam penulisan

ini ini sama-sama fokus dalam menganalisis sebuah karya sastra berupa naskah

drama. Berikut ini ketiga penelitian yang diambil sebagai acuan dalam penulisan

ini

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Angelina Febrina WAA (2004).

Penelitian tersebut berfokus pada sastra, khususnya unsur intrinsik sebuah drama.

Penelitian tersebut berjudul “Unsur Intrinsik Naskah Drama Malaikat Tersesat

dan Termos Ajaib Karya R.J. Mardjuki dan Implementasinya dalam

Pembelajaran Sastra di SMA”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian

tersebut adalah mendeskripsikan unsur intrinsik dan implementasi hasil analisis

unsur intrinsik drama “Malaikat Tersesat dan Termos Ajaib” karya R.J. Mardjuki

dalam pembelajaran sastra di SMA.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sama sama

menganalisis naskah drama. namun, Adapun perbedaan antara judul penelitian

serta tujuan penelitian di atas dan penelitian ini. Penelitian di atas menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

9

mengenai unsur intrinsik naskah drama “Malaikat Tersesat dan Termos Ajaib”

Karya R.J. Mardjuki dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA”.

Sedangkan pada penelitian ini yang berjudul "Analisis Tokoh Dan Penokohan

Naskah Drama Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya". Penelitian ini hanya

berfokus pada unsur intrinsik berupa tokoh dan penokohan pada naskah drama

dan penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan

yang terdapat pada naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya

Penelitian yang kedua, dilakukan oleh Maria Margaretha Krismiati (1998).

Penelitian tersebut berfokus pada sastra, khususnya struktur drama. Penelitian

tersebut berjudul “Struktur Drama “Tangis” Karya P. Hariyanto dan

Implementasikannya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMU”. Tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian tersebut adalah mendeskripsikan struktur drama

dan implementasikan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA.

Dari penelitian di atas, peneliti menemukan adanya persamaan penelitian di

atas dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis naskah drama. Namun,

adapun perbedaan antara judul penelitian serta tujuan penelitian di atas dengan

penelitian ini. Penelitian di atas berjudul menganalisis mengenai struktur drama

"Tangis" Karya P. Hariyanto dan Implementasikannya sebagai Bahan

Pembelajaran Sastra di SMU”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian

tersebut adalah mendeskripsikan struktur drama dan implementasikan sebagai

bahan pembelajaran sastra di SMA.

Penelitian ini hanya berfokus pada unsur tokoh dan penokohan pada naskah

drama. Serta tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

10

penokohan yang terdapat pada naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu

Wijaya.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Rintis Kartikajati (2004). Penelitian

tersebut berfokus pada sastra, khususnya unsur intrinsik sebuah drama. Penelitian

tersebut berjudul “Unsur Intrinsik Drama “Janji” Karya Djody M. dan

Implementasikannya dalam Silabus serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di

SMP”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut adalah

mendeskripsikan unsur intrinsik dan implementasi unsur intrinsik dalam silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP.

Penelitian yang ketiga menganalisis mengenai unsur intrinsik yang terdapat

pada drama. Penelitian tersebut berjudul “Unsur Intrinsik Drama “Janji” Karya

Djody M. dan Implementasikannya dalam Silabus serta Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran di SMP”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut

adalah mendeskripsikan unsur intrinsik dan implementasi unsur intrinsik dalam

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP. Sedangkan pada

penelitian ini hanya berfokus pada unsur tokoh dan penokohan pada naskah drama

serta bertujuan untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan yang terdapat pada

naskah drama “Lautan Bernyanyi” Karya Putu Wijaya.

2.2. KAJIAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan skripsi ini, maka perlu dikemukakan teori-

teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai

landasan penyusunan skripsi. Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa pengertian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

11

mengenai teori drama, unsur intrinsik drama berupa tokoh dan penokohan

menurut pakar dari berbagai sumber. Berikut ini merupakan beberapa teori yang

digunakan penulis sebagai acuan dalam penulisan ini.

2.2.1. Drama

2.2.2.1 Pengertian drama

Drama berasal dari kata Yunani Draomai, yang berarti perbuatan. Sejak

zaman Jepang kata tersebut sudah tidak dipergunakan lagi, diganti dengan kata

sandiwara. Kata ini berasal dari bahasa Jawa: sandi yang berarti samar-samar dan

warah atau wewarah, yang berarti pelajaran (Harymawan, 1988:1). Sedangkan

Kosasih (2008:81) mengungkapkan bahwa, drama adalah bentuk karya sastra

yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan

emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh

berbeda dengan lakuan dan dialog yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam bahasa Perancis drama disebut drame (Soemanto, 2001:3) yang

artinya lakon serius. Serius yang dimaksud, tidak berarti drama melarang adanya

humor. Serius dalam hal ini cenderung merujuk pada aspek penggarapan.

Drama adalah seni cerita dalam percakapan dan akting tokoh. Dikatakan

serius, artinya drama butuh penggarapan tokoh yang mendalam dan penuh

pertimbangan, yang digarap adalah akting agar memukau penonton. Dari beberapa

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa drama berarti gerak, keseluruhan

gerak yang terjadi di atas pentas pada waktu pertunjukan berlangsung, gerak

cerita, gerak dialog, gerak para pelaku, dan segala gerak yang terjadi dan dapat

dilihat, didengar, dan dirasakan oleh penonton yang melukiskan kehidupan sehari-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

12

hari dengan menyampaikan pertikaian, emosi serta watak pelaku melalui tingkah

laku atau dialog yang dipentaskan.

2.2.2.2 Unsur unsur intrinsik drama

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya Sastra hadir sebagai karya

Sastra, unsur-unsur yang secara faktual dijumpai jika orang membaca karya

Sastra. Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung)

turut serta membangun cerita. Kepaduan Antar berbagai unsur intrinsik inilah

yang membuat sebuah drama berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut

kita sebagai pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita

membaca sebuah naskah drama. Unsur yang dimaksud untuk menyebut sebagian

saja, misalnya:1) judul;2) tema; 3) plot atau alur; 4) tokoh cerita dan

penokohan;5) dialog; 6) konflik; dan 7) latar (Nurgiyantoro, 2002). Peneliti hanya

menggunakan salah satu dari 7 unsur intrinsik drama sesuai dengan topik

penelitian yaitu unsur tokoh dan penokohan. Teori unsur tokoh dan penokohan

drama diuraikan sebagai berikut.

a. Unsur Tokoh

Abrams (1981: 20), mengungkapkan bahwa tokoh menunjuk pada orang

sebagai pelaku cerita. Abrams memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang

ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan

memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

13

ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (dalam Nurgiyantoro,2002:165).

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan penyampai pesan,

amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada

pembaca. Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dibedakan berdasarkan watak

atau karakternya sebagai berikut.

a) Tokoh Utama atau Tokoh Sentral

Tokoh utama ialah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam

prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak

diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.

Tokoh utama menjadi sentral dalam sebuah cerita.

b) Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis ialah tokoh yang memegang peranan pemimpin

dalam cerita. Tokoh ini ialah tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai

dengan pandangan kita, harapan-harapan kita, dan merupakan

pengejawantahan norma-norma, nilai- nilai yang ideal bagi kita. Tokoh ini

digambarkan sebagai tokoh yang berkarakter baik.

c) Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh penentang dari tokoh protagonis

sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan. Tokoh ini digambarkan

sebagai tokoh yang berkarakter kurang baik. Tokoh antagonis akan

memusuhi tokoh protagonis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

14

d) Tokoh Sederhana atau Datar

Tokoh sederhana atau datar ialah tokoh yang kurang mewakili

keutuhan personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu sisinya saja.

Tokoh ini tidak mengalami dinamika dalam cerita.

Dalam hal ini tokoh merupakan pelaku yang berperan dalam sebuah drama

yang membutuhkan pendalaman karakter dan penjiwaan agar dapat memainkan

perannya. Tokoh dalam drama mengacu pada watak atau sifat pribadi pelaku dan

aktor mengacu pada peran yang bertindak dan berbicara (Wiyatmi, 2009:50).

Tokoh dalam seni sastra (termasuk drama) disebut tokoh, rekaan (dramatis

personae), yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebabnya

bahwa tokoh sering juga disebut watak atau karakter (Satoto,2012:41).

Berdasarkan paparan teori mengenai pengertian tokoh dari para ahli tersebut,

dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pemeran yang terlibat aktif dalam cerita

untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam naskah drama kepada

pembaca.

b. Unsur Penokohan/Perwatakan

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones melalui Nurgiyantoro, 2015: 247). Cara

sastrawan menggambarkan atau memunculkan tokohnya dapat menempuh

berbagai cara (Boulton dalam Aminuddin, 1984: 85). Sastrawan menampilkan

tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup di alam mimpi, pelaku yang memiliki

semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya, pelaku yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

15

cara yang sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya atau pelaku egois,

kacau, dan mementingkan diri sendiri. Pelaku dalam cerita fiksi dapat berupa

manusia atau tokoh makhluk lain yang diberi sifat seperti manusia, misalnya

kancil, kucing, kaset, dan sepatu.

Menurut Sudjiman (1988: 22), watak adalah kualitas nalar dan jiwa tokoh

yang membedakannya dengan tokoh lain. Baribin (1989: 57) menyatakan bahwa

ada dua cara penggambaran perwatakan dalam prosa fiksi yaitu:

a) Metode analitik (cara singkap): pengarang langsung memaparkan tentang

watak atau karakter tokoh. Pengarang langsung menyebutkan bahwa tokoh

tersebut, misalnya keras hati, keras kepala, penyayang dan sebagainya.

b) Metode dramatik (cara lukis): Penggambaran watak tokoh yang tidak

dicerminkan secara langsung tetapi disampaikan melalui pilihan nama tokoh

(misalnya nama semacam Ijah untuk menyebut pembantu dan nama Laura

untuk anak gadis putri majikan), penggambaran fisik atau postur tubuh, cara

berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh lain dan lingkungannya, dan

melalui dialog yaitu dialog tokoh yang bersangkutan atau interaksi dengan

toko lain.

Berdasarkan uraian di atas, penokohan atau perwatakan tokoh dalam cerita

dapat digambarkan secara langsung dan tidak langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (field research).

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan

literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil

penelitian dari penelitian terdahulu (Kartikajati, 2009). Penelitian ini

menggunakan literatur berupa buku-buku yang membahas mengenai sastra dalam

bentuk prosa, puisi, maupun drama. Penelitian kepustakaan menggunakan data-

data atau bahan-bahan yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian berasal

dari kepustakaan baik berupa buku-buku, ensiklopedia, kamus, jurnal, dokumen,

majalah dan lain sebagainya (Hadi, 1990).

3.2 Data Dan Sumber Data.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan data penelitian berupa tokoh dan

penokohan dalam naskah drama "Lautan bernyanyi" karya Putu Wijaya. Sumber

data merupakan asal di mana data diperoleh. Penelitian sastra sumber datanya

berasal dari naskah karya sastra. Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini

adalah naskah drama "Lautan bernyanyi" karya Putu Wijaya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan teknik baca dan teknik

mencatat. Teknik baca digunakan untuk menyerap dan menginterpretasikan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

17

tertulis dengan cara membaca drama “Lautan bernyanyi” karya Putu Wijaya.

Teknik catat digunakan untuk menambahkan data tertulis yang digunakan sebagai

bahan analisis ke dalam data penelitian (Sudikan, 2007:104). Melalui teknik baca

dan teknik catat ini peneliti akan menentukan dan menguraikan unsur tokoh dan

penokohan yang terdapat di dalam drama “Lautan bernyanyi” karya Putu Wijaya.

3.4 Teknik Analisis data

Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis kajian isi.

Menurut Moleong (1989: 220), teknik analisis kajian isi adalah teknik yang

digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan, karakteristik

pesan, dilakukan secara objektif dan sistematis. Penelitian ini menghasilkan

uraian unsur-unsur intrinsik. Analisis data untuk mengolah hasil penelitian ini

dibagi menjadi dalam beberapa langkah-langkah:

1. Penulis membaca terlebih dahulu drama “Lautan bernyanyi” karya

Putu Wijaya.

2. Mengidentifikasi tokoh dan penokohan dalam drama. “Lautan

bernyanyi” karya Putu Wijaya.

3. Menguraikan hasil dari analisis tokoh dan penokohan dalam drama

“Lautan bernyanyi” karya Putu Wijaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

18

BAB IV

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yaitu menganalisis unsur

intrinsik berupa tokoh dan penokohan dalam naskah drama "Lautan bernyanyi"

karya Putu Wijaya. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan unsur

intrinsik yang berupa tokoh dan penokohan di dalam drama "Lautan bernyanyi"

karya Putu Wijaya.

4.1 Hasil Analisis Tokoh Dan Penokohan naskah drama "Lautan bernyanyi"

karya Putu Wijaya.

Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang ada, dapat ditemukan tokoh

dan penokohan. tokoh dan penokohan tersebut adalah tokoh sentral yang terdiri

dari tokoh protagonis, tokoh antagonis dan tokoh tambahan serta penokohan atau

karakteristik dari masing masing tokoh. Berikut ini uraian dari hasil analisis yang

ditemukan penulis dalam naskah drama "Lautan bernyanyi" karya Putu Wijaya.

4.1.1 Analisis Unsur Intrinsik Berupa Tokoh Dan Penokohan

4.1.1.1 Tokoh

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di

dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1991: 16). Tokoh dalam naskah drama

“Lautan Bernyanyi '' antara lain Kapten Leo, Comol, Rubi, Adenan, Dayu Sanur,

Panieka dan Dukun. Tokoh tambahan ialah panieka dan dukun. Tokoh bawahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

19

dalam naskah drama ini adalah Comol. Perannya sangat ditentukan untuk

membantu pemeranan tokoh utama.

1) Tokoh Sentral

Dalam drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya, terdapat tokoh

sentral, tokoh sentral yang merupakan tokoh antagonis dan protagonis sebagai

berikut.

a) Tokoh Protagonis

Tokoh yang menjadi tokoh protagonisnya adalah Kapten Leo. Kapten

Leo berperan menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut.

Dalam naskah drama “Lautan Bernyanyi” yang merupakan tokoh

utama adalah Kapten Leo. Kapten Leo disebut sebagai tokoh utama dalam

cerita ini karena dalam alur cerita pada naskah drama ini, kapten leo

memiliki peran penting di dalam alur cerita dan memiliki banyak peran

dalam setiap peristiwa yang diceritakan oleh penulis drama.

b) Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah Dayu Sanur, yang dijadikan sebagai

penentang tokoh utama. Disebut sebagai tokoh antagonis karena dalam alur

cerita Dayu Sanur diperankan oleh penulis drama sebagai penentang tokoh

utama. Peran tokoh antagonis juga sangat penting dalam peristiwa cerita

drama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

20

c) Tokoh tambahan

Tokoh tambahan merupakan tokoh yang sangat penting dalam

peristiwa jalannya sebuah cerita di dalam cerita drama “Lautan Bernyanyi”

ini yang merupakan tokoh tambahan ialah panik dan dukun. Selain tokoh

tambahan, ada juga tokoh bawahan yang terdapat dalam naskah drama ini

tokoh bawaan tersebut adalah Comol. Tokoh bawaan Perannya sangat

ditentukan untuk membantu pemeranan tokoh utama. Tokoh tambahan

4.1.1.2 PENOKOHAN

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh

(Sudjiman dalam Sudjiman, 1991: 23). Penokohan dalam naskah drama

menentukan penceritaan, dimana watak – watak tokoh tersebut akan

membentuk karakter mereka. Naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu

Wijaya memiliki karakter – karakter sebagai berikut:

1. KAPTEN LEO

Kapten Leo berperan sebagai tokoh utama dalam naskah “Lautan

Bernyanyi” karya Putu Wijaya ini. Kapten Leo memiliki sifat tegas dalam

melakukan sesuatu, dia selalu teguh Pada pendiriannya dan yakin pada

keyakinan nya. Namun, sisi negatif dari Kapten Leo, dia memiliki sifat yang

mudah terbawa suasana hati. Halusinasi serta kegelisahannya membuatnya

terpuruk dan melakukan kesalahan yang fatal. Gambaran fisik dari Kapten

Leo ialah bertubuh kekar dan berkumis tebal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

21

Berikut ini yang menentukan karakter dari Kapten leo di dalam

peristiwa yang terdapat pada naskah drama lautan bernyanyi:

“KAPTEN LEO BERDIRI DI ATAS GELADAK MENGHISAP CERUTU

MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SEBELAH TANGANNYA

MEMELUK SEPUCUK SENAPAN. IA MEMAKAI TOPI WOL

BUNDAR. JAKET DAN SWEATER YANG MEMBALUT SAMPAI

PUCUK LEHER. TUBUHNYA BESAR DAN MUKANYA DITUMBUHI

CAMBANG SERTA KUMIS LEBAT”.

KAPTEN : Suatu saat, aku pasti berhasil menembaknya

COMOL : Apa yang Kapten tembak?

KAPTEN : Kau lihat sendiri nanti

KAPTEN : Tidak. Aku ingin mendengar suaraku sendiri. Apakah aku

masih mengenalnya. Kejadian-kejadian ini telah

memecahku jadi dua. Sekarang aku sering merasakan yang

kedua, diriku yang tak kukenal.

KAPTEN : Kau tolol. kesetiaan buta itulah yang kadang-kadang

membuatku muak. kadang-kadang aku ingin menembak

kepalamu (Menodongkan senapan ke wajah Comol).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

22

KAPTEN : Alangkah teguhnya mereka menjalani keyakinannya.

Adakah mereka lebih mempercayai dewa-dewa dan Leak

itu dari pada Tuhan?

KAPTEN : Tidak. Aku tidak lebih percaya pada sesuatu yang ada tapi

tidak punya hakekat yang utama. Aku akan mengajarkan

pada mereka bagaimana seharusnya berpikir memakai otak!

2. COMOL

Tokoh Comol berperan sebagai juru masak kapal, Peranan Comol

dalam setiap adegan membantu peran Kapten Leo untuk menjelaskan isi

dari cerita. Comol digambarkan dengan tubuhnya yang bongkok. Sifatnya

terlalu percaya terhadap cerita – cerita orang banyak. Comol berkarakter

cerewet dan latah. Seringkali dia dikatakan bodoh dan tolol namun dirinya

tetap saja tidak merasa seperti itu. Berikut ini peristiwa yang

menggambarkan karakter atau penokohan dari Comol

“...IA MEMAKAI JUGA BEBERAPA CINCIN TULANG DAN KALUNG

KERANG KECIL-KECIL YANG BISA DIJUAL UNTUK ANAK-ANAK.

JURU MASAK ITU MEMPERHATIKAN KAPTENNYA

COMOL : Apa yang Kapten lihat?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

23

COMOL : Nah, sekarang saya mendengar dan Kapten tidak, tapi ada yang

bersiul tadi. Aneh sekali. pantai ini semakin lama semakin

menakutkan.

COMOL: Coba dengarkan Kapten. mereka meramalkan kalau kita tidak

meninggalkan kapal ini, Dewa laut akan membunuh kita.

COMOL: Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak

itu. berbahaya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini.

Ibunya tukang Leak yang ditakuti di kampung nelayan di seluruh

pantai Sanur ini. Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal,

Kapten. Kapten, Dayu Sanur akan membunuh kita.

3. PANIEKA

Panieka hadir sebagai awak kapal Kapten Leo. Ia kabur dan

meninggalkan kapal ketika Kapal Harimau Laut terdampar. Tokoh ini tidak

begitu digambarkan secara jelas keadaan fisiknya, namun tokoh tersebut

memiliki karakter kurang disiplin. Kedatangannya disini menjadi awal dari

pemunculan konflik cerita terjadi. Berikut ini peristiwa dalam naskah drama

yang menggambarkan karakter atau penokohan dari Panieka.

PANIEKA : Aku memerlukan tempat persembunyian untuk menunggu

marah mereka selesai. Di sini melarikan anak perempuan itu

bisa Mol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

24

PANIEKA : Kapten tahu sendiri, saya menyesal Kapten. Perkara membawa

minuman keras itu. Saya suka mabuk dan yang terakhir sekali

waktu saya tertidur saat jaga malam saat Harimau Laut kandas.

Saya belum minta maaf. Sekarang saya minta maaf.

PANIEKA : Dia menderita dan payah sekali. Boleh saya membawanya

masuk Kapten?

PANIEKA : Saya harus mencari obat Kapten. Dayu Badung sedang…ah dia

lemah sekali badannya. Dan lagi saya harus mengetahui

bagaimana keadaan di sana. Ya, terutama saya ingin tahu apakah

Dayu Sanur dan kawan-kawan masih marah pada saya.

4. ADENAN

Tokoh ini menjadi pelengkap pada bagian awal mula konflik sampai

penyelesaian. Adenan memiliki sifat peduli terhadap kawan kawannya dan

tenang dalam menghadapi masalah. Kehadirannya dalam cerita

menyeimbangi konflik – konflik yang terjadi dalam cerita.

Peristiwa yang menggambarkan karakter atau penokohan dari Adenan

sebagai berikut.

ADENAN : Yah…Marilah kita bersabar. Ini cobaan pada Harimau Laut

ADENAN : Benar, lebih baik kita mengembalikan pada orang tuanya.

Gadis itu sedang sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

25

ADENAN : Ya. Kenapa Kapten membiarkan Panieka membawa kemari.

Abu yang bilang pada saya. ketika perempuan itu dilarikan dia

tidak apa-apa. tapi sehari kemudian dia kena cacar!

ADENAN : Kapten…. (Kapten tak menoleh) Kapten, kami tak tahu apa-

apa, ya kami mendapatkan ini secara kebetulan. ketika Kamis

sedang meninggal kan pantai seratus meter mayatnya seperti

mendekati kami (Ia meletakkan mayat Comol di lantai) Seorang

lagi telah meninggalkan kita. Juru masak yang baik, tadi siang

saya bercakap-cakap dengannya. Waktu itu Kapten belum

pulang.

ADENAN : Ya sudahlah Kapten. Mari kita buang ke laut. hanya saja

terangkan pada kami apa salahnya.

ADENAN : Jangan menambah korban lagi Rubi!

(Rubi menembak, tapi sempat membelokkan arahnya, tapi masih

mengenai lengan Kapten. Kemudian adenan berhasil merebut

senjata itu karena gugup)

ADENAN : Kau sudah gila! (Ditamparnya Rubi sampai jatuh).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

26

5. RUBI

Dalam naskah drama yang berjudul “Lautan Bernyanyi”, Rubi

digambarkan sebagai sosok yang pemalu dan mudah marah. Dia menjadi

pemicu perdebatan tokoh utama dan tokoh lain dalam cerita.

Berikut ini peristiwa yang menggambarkan karakter atau penokohan

yang dari Rubi.

RUBI : Ah, Kapten tahu sendiri Rubi sangat pemalu.

RUBI : Dua hari sebelum dia mati, dia sudah tahu itu. Dia menulis surat

pada ibunya, mengatakan ia minta maaf karena tak sempat pamit.

Dia menyampaikan salam buat Kapten, dia mendoakan agar

Harimau Laut bisa berlayar lagi. Mengapa dia tahu semua itu?

Bahkan dia menyuruh saya menjual cincinnya, supaya aku bisa

melunasi hutangnya di warung nasi. Saya seperti disiksa.

RUBI : Aku tak pernah memperhatikan orang lain. padahal ia selalu

menolongku tanpa aku minta (Rubi semakin menyesali dirinya).

RUBI : Aku benci! Aku benci kali pada kau!

6. DAYU SANUR

Tokoh Dayu Sanur dikarakterkan sebagai seorang Dewa Laut yang

buas. Menurut masyarakat sekitar Dayu Sanur serba mengetahui dan

menakutkan. Dalam cerita, tokoh tersebut memiliki sifat dan sikap layaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

27

Tuhan. Merasa tahu tentang segalanya dan merupakan tokoh yang ditentang

oleh tokoh utama. Berikut ini yang menggambarkan karakter atau

penokohan dari Dayu sanur.

“Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak itu.

berbahaya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini. Ibunya

tukang Leak yang ditakuti di kampung nelayan di seluruh pantai Sanur ini

Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal, Kapten. Kapten, Dayu Sanur

akan membunuh kita”

“Oo Kapten. Dayu Sanur sangat sakti. Kita tak akan bisa melawannya. Dia

tidak bisa dibohongi. Dia pasti tahu anaknya di sini. Berbahaya sekali

Kapten, jangan biarkan dia disini Kapten, dengarlah saya Kapten”

“Tidak bisa. Aku sudah berjanji akan mempersembahkan tiga jasad di pura

dalem. Betari Durga sudah marah padamu”

“Awaslah. kamu sudah berani melawanku. Aku yang memiliki malam di

pesesir pantai Sanur ini. kenapa kamu berani datang kemari sebelum minta

ijin”

“Tak boleh dikatakan pada orang lain. Awas kalau kau tidak menuruti

perintahku, kau akan mendapat celaka”

“Anakku…anakku… (Ia berdiri, Dayu Sanur menggeliat kesakitan,

kemudian jatuh menangis) Dayu…. Dayu badung…. (Dia berdiri serta

merangkak masuk ke perut kapal) Dayu Badung…. Dayu Badung….”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

28

7. DUKUN

Tokoh dukun dalam naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu

Wijaya memiliki watak yang baik dan rendah hati. Tokoh ini menjadi tokoh

penentu pada adegan penyelesaian tahap akhir.

DUKUN : Tidak, tuan Kapten. Saya tidak tahu apa-apa

KAPTEN : kalau tidak, kenapa bapak kemari?

DUKUN : Saya biasa dipanggil orang, Kapten. karena saya tidak tahu

apa-apa. Saya datang untuk mengetahui apa kebodohan saya,

apa yang belum saya ketahui”

DUKUN : Kalau tuan Kapten percaya, dia tentu ada. Tapi kalau tuan

Kapten tidak percaya, ya tidak ada

KAPTEN : Kalau begitu saya katakan pada bapak sekarang. Saya tidak

mau kalau ada

DUKUN : Coba sajalah tuan Kapten “

DUKUN : Tidak, tuan Kapten. Menurut pendapat saya, yang tak ada

itu ada. Sebab kita selalu mencarinya. Sedangkan setelah dia

ada kita tidak mempedulikannya, seolah-olah sudah tak ada

KAPTEN : Itu tak benar. Sesuatu yang tak ada setelah kita mencarinya

adalah benar-benar tak ada”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

29

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan unsur tokoh dan

penokohan yang terdapat dalam naskah drama "Lautan bernyanyi" Putu Wijaya.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian hasil analisis dan

pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan tokoh Pada Unsur tokoh yang terdapat pada drama “Lautan

Bernyanyi” karya Putu Wijaya, diantaranya. Kapten Leo, Dayu Sanur, Panieka,

Rubi, Dukun dan Comol.

Berdasarkan tokoh di atas, tokoh Kapten Leo merupakan tokoh utama yang

memiliki sifat protagonis sedangkan, Dayu Sanur yang dijadikan sebagai

penentang tokoh utama yang memiliki sifat antagonis. tokoh tambahan ialah

panieka dan dukun, tokoh pembantu dalam naskah drama ini adalah Comol.

Perannya sangat ditentukan untuk membantu pemeranan tokoh utama.

5.2 SARAN

Penelitian terhadap karya sastra bergenre drama masih belum banyak

diteliti seperti halnya pada prosa dan puisi. Keberadaan drama lebih dikenal

masyarakat sebagai karya sastra untuk dipertunjukan, bukan untuk dianalisis.

Padahal sebagai genre sastra, teks drama selain untuk dipertunjukan, juga dapat

menjadi bahan untuk dianalisis. Hal ini dikarenakan drama memiliki unsur-unsur

seperti tokoh, alur, latar, tema, serta amanat sebagai aspek yang dapat dianalisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

30

Oleh karenanya, kesempatan untuk melakukan penelitian terhadap drama masih

terbuka lebar. Hal ini pula yang dialami penulis ketika mengambil bahan

penelitian berupa naskah drama naskah drama berjudul "Lautan bernanyayi"

Putu Wijaya yang penulis teliti ini di dalamnya adalah tokoh dan penokohan.

Selain itu, adapun saran dari penelitian ini yang ditujukan kepada:

1) Peneliti yang akan datang

Penelitian terhadap drama "Lautan bernyanyi" karya Putu Wijaya ini

baru pada tahap awal, yaitu analisis tokoh dan penokohan. Masih banyak

permasalahan lain dalam drama tersebut yang dapat diangkat sebagai

bahan penelitian. Dengan penelitian ini, Peneliti harap agar dapat

membantu peneliti selanjutnya dalam menganalisis sebuah karya sastra

berupa puisi, prosa maupun drama. Peneliti juga menyarankan agar

penelitian selanjutnya dapat mengangkat hal-hal baru sebagai objek

penelitian.

2) Bagi guru Bahasa Indonesia

Hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu menambah

pengetahuan dalam mengajar karya sastra berupa drama di

sekolah.

3) Bagi pembaca dan pelajar

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar dapat membantu

menambah pengetuan mengenai analisis sebuah naskah drama. Dan juga

dapan mebantu menyelesaikan tugas tugas yang berkaitan dengan karya

sastra dalam hal menganalisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

31

DAFTAR PUSTAKA

Ampera, Taufik. 2010. “Pengajaran Sastra”. Bandung: Widya Padjadjaran.

Arikunto, Suharsimi. 2002. “Metodologi Penelitian”. Jakarta: Rineka Cipta.

Budianta, dkk. 2003. “Membaca Sastra”. Magelang: Indonesia Tera.

Djojosuroto, Kinayati. 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengajarannya.

Yogyakarta: Pustaka.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Febrina. Anggelina WAA (2004). “Unsur Intrinsik Naskah Drama “Malaikat

Tersesat dan Termos Ajaib” Karya R. J. Mardjuki dan Implementasinya

dalam Pembelajaran Sastra di SMA”. Yogyakarta

Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak.

Margareta Krismiat. Maria (1998). “Struktur Drama “Tangis” Karya

P.Hariyanto dan Implementasikannya sebagai Bahan Pembelajaran

Sastra di SMA”. Yogyakarta

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas

Sekolah. Jakarta: Bumi Angkasa.

Kartikajati .Rintis (2004). “Unsur Intrinsik Drama “Janji” Karya Djodi M. dan

Implementasikannya dalam Silabus serta Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran di SMP”Yogyakarta

Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

32

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sitanggang, S.R.H. 1995. Struktur Drama Indonesia Modern. Jakarta: Pusat.

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Sumardjo, Jakob & Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusasteraan. Jakarta:

Gramedia.

Suryaman, Maman. 2012. Metode Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY

Press.

Sumardjo, Jakob & Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusasteraan. Jakarta: Gramedia.

Taniredja Tukiran, dkk. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Waluyo, J. H. 2001. Drama Teori dan Pengajaranya. Yogyakarta: Hanindita.

Wellek, Rene, dkk. 1995. Teori Kesusasteraan. Jakarta:P.T Gramedia Pustaka

Utam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

33

LAMPIRAN

NASKAH DRAMA

“LAUTAN BERNYANYI”

Karya

Putu Wijaya

ADEGAN SATU

PADA SEBUAH MALAM YANG SURAM, TERDENGAR SUARA

OMBAK SERTA DESAU ANGIN YANG MISTERIUS.

KAPTEN LEO BERDIRI DI ATAS GELADAK MENGHISAP CERUTU

MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SEBELAH TANGANNYA MEMELUK

SEPUCUK SENAPAN. IA MEMAKAI TOPI WOL BUNDAR. JAKET DAN

SWEATER YANG MEMBALUT SAMPAI PUCUK LEHER. TUBUHNYA

BESAR DAN MUKANYA DITUMBUHI CAMBANG SERTA KUMIS LEBAT.

BEBERAPA LAMA KEMUDIAN SUARA MELEMPAR CERUTUNYA

DENGAN TIBA-TIBA, SEBAB IA MENDENGAR KEMBALI SUARA YANG

SEJAK SEMINGGU ITU MENGGANGGU PIKIRANNYA. SUARA ANEH

YANG TAK JELAS SUMBERNYA. KAPTEN LEO MENGANGKAT

SENJATANYA. TAPI KETIKA HENDAK MEMBIDIKNYA, SERENTAK

SUARA ITU HILANG.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

34

DITUNGGUNYA LAGI SAMPAI BEBERAPA SAAT, TAPI SUARA

ITU TAK TERDENGAR LAGI, DENGAN KECEWA KAPTEN LEO

KEMBALI KE TEMPATNYA SEMULA, MEROGOH SAKU,

MENGELUARKAN CERUTU LAGI. TAPI BELUM SAMPAI CERUTU ITU

DINYALAKAN, TIBA-TIBA KEDENGARAN PULA SUARA ITU. CEPAT IA

MENGANGKAT SENAPAN, MENEMBAK BEBERAPA KALI KE TENGAH

LAUT.

SUARA ITU LENYAP LAGI. KAPTEN MEMPERHATIKAN AKIBAT

TEMBAKANNYA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH. IA BERDIRI DI SANA,

MEMUSATKAN PERHATIANNYA. SIAP MENEMBAK LAGI KALAU

SUARA ITU KEDENGARAN PULA.

DARI PERUT KAPAL, MUNCUL COMOL; JURU MASAK KAPAL.

MEMBAWA LENTERA. TUBUHNYA PENDEK KEKAR SERTA

PUNGGUNGNYA BONGKOK. GERAKANNYA LAMBAT SERTA

MUKANYA CAMPURAN KE KANAKAN, KETOLOLAN, KEKASARAN

YANG TERPENDAM. RAMBUTNYA AGAK PANJANG DAN KASAR. IA

MEMAKAI BAJU KAOS LORENG DAN IKAT PINGGANG LEBAR. DI

ATAS KAOS ITU IA MEMAKAI JUGA JAKET COKLAT YANG TERLALU

BESAR UNTUKNYA. DI PINGGANGNYA TERSELIP PISAU DAN

SEKERAT TULANG IKAN YANG SEDANG DIBUAT PIPA. IA MEMAKAI

JUGA BEBERAPA CINCIN TULANG DAN KALUNG KERANG KECIL-

KECIL YANG BIASA DIJUAL UNTUK ANAK-ANAK. JURU MASAK ITU

MEMPERHATIKAN KAPTENNYA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

35

COMOL: Apa yang Kapten lihat? (Dengan lentera, Comol memeriksa keadaan

kapal. Menggumam sendiri) Tidak ada harapan, sudah tiga kali mereka

mencoba menarik kita. Dua kali kawatnya putus, yang satu lagi mereka

lepaskan karena putus asa. Ini memang diluar dugaan. Sekarang mereka

mulai bercerita tentang dewa lautan yang menakutkan itu. Bahkan

pelaut-pelaut itu mulai jarang menengok kita lagi. Mereka sudah

termakan cerita para nelayan (Kemudian ia memungut biji-biji catur

yang terserak di bawah) Bahkan tak seorang pun lagi yang

memperebutkan kuda atau benteng atau perdana menteri, seperti biasa

yang mereka lakukan untuk menghabiskan malam-malam yang panjang

di tengah lautan. Sayur ketimun dan telor mata sapi, kopi atau susu

panas tak ada yang mau menyentuhnya lagi. Aku tak pernah merasa

bingung seperti ini, tak ada pekerjaan yang berarti yang bisa

menyibukan lagi (Diletakkannya lentera, kemudian mengatur biji catur

di atas papannya) Kapten, mari iseng kita main catur. Sudah lama saya

tak main catur, saya ingin menebus kekalahan saya dulu, ketika kita

bermalam di teluk Jakarta. Kapten hanya kehilangan empat biji pion,

sebuah kuda dan sebuah benteng. Tetapi sekarang Kapten juga akan

kehilangan kemenangan dan tidak bisa membujuk perdana menteri saya

dalam perangkap. ( Memperhatikan Kapten ).Tetapi sebaiknya Kapten

makan malam dulu, telor mata sapi tidak enak kalau dingin. Sudah

berapa kali saya hangatkan sop, tapi Kapten belum juga mau makan.

Terus terang saya jadi kuatir atas kesehatan Kapten minggu-minggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

36

terakhir ini. Sudah dua bulan kita kandas, tetapi selama itu baik-baik

saja yang terjadi. Kecuali kapal penarik yang mereka janjikan belum

juga datang, mereka sudah lupa atau sudah jenuh mengurus kita. Ah,

apa sebenarnya yang saya pikirkan? Jangan kuatir Kapten, saya akan

tetap menemani Kapten di sini, meskipun dewa lautan itu tidak

menghendakinya. Saya tidak akan mau meninggalkan Kapten,

meskipun Panieka atau salah satu dari pelaut itu membujuk saya dengan

anjing kintamani. Itu Cuma tipuan bukan, Kapten? Supaya saya mau

ikut mereka. Dan mereka dapat mengolok-olok saya sepuasnya. Ya,

saya mengetahuinya, saya tidak suka lagi pada anjing. Herder atau

Kintamani sekalipun, saya lebih suka benda-benda yang mempunyai

guna-guna seperti kata dukun di pantai itu (Teringat sesuatu) Ya,

Kapten. Sebetulnya saya ingin mengajukan beberapa permintaan kalau

Kapten sudah makan malam. Setujukah Kapten kalau saya memelihara

benda-benda itu di kapal? Sangat ajaib dan bagus sekali. Tetapi saya

tidak mau menunjuk sebelum saya pasti disetujui Kapten.

KEMUDIAN IA BERSENANDUNG LAGU YANG DIPELAJARINYA

DI PANTAI.

KAPTEN: (Tiba-tiba suara gemetar) Mol!

COMOL: Ya Kapten?

KAPTEN: Perhatikan apa yang bergerak di selatan itu.

COMOL: Apa Kapten?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

37

KAPTEN: Lihat

COMOL: Mana Kapten? (Mengangkat lentera)

KAPTEN: Apa itu?

COMOL: (Setelah mengamati) seperti kabut, Kapten.

KAPTEN: Perhatikan baik-baik! Kau tak melihat sesuatu di balik kabut itu?

COMOL BERDIRI DI ATAS PETI, MENGANGKAT LENTERANYA

TINGGI-TINGGI. MEMPERHATIKAN LAUT

COMOL: Saya tidak melihat apa-apa, Kapten. hanya kabut seperti bisaa. Kapten

melihat apa?

KAPTEN: Perhatikan dengan teliti. Sekarang dia bergerak ke timur. Lihat

sekarang, maju pelan-perlahan-lahan. lihat itu, dia bertambah tinggi,

tinggi dan besar sekali!

COMOL: (Heran dan tolol) Ajaib, saya tidak melihat apa-apa, Kapten!

KAPTEN: Dia meluncur di permukaan laut dengan tenang. Sekarang dia

mendekati kita.

COMOL: Mana Kapten? Tidak ada apa-apa! Saya hanya melihat kabut bergulung

Kapten.

KAPTEN: Dia mengancam kita, dia hendak membunuh kita. Tidak!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

38

KAPTEN LEO MEMBIDIKAN SENAPANNYA KE ARAH LAUT .

COMOL: (Berteriak) Jangan menembak, Kapten! Jangan menembak. Siapa tahu

ada nelayan di dekat sini. (Comol melompat turun mendekati Kapten

Leo) Nanti kita dituduh membunuh orang. Kapten…Kapten!

KAPTEN: (Geram) Aneh! Dia menghilang. Setiap bedil-bedil ini kuacungkan, dia

pasti lenyap.

COMOL: Jangan sembarangan menembak, Kapten. Berbahaya. Lagipula saya

tidak melihat apa-apa Kapten. Barangkali ikan paus atau gurita!?

(Kapten mengeluarkan lagi sebuah cerutu, menyalakannya dan tegak

lagi ke tempat semula) Seperti kata Bayu Sanur. “Tidak semua orang

bisa melihatnya” Entahlah mana yang lebih baik, orang-orang yang

melihat atau yang tidak melihat? Tak tahulah saya.

KAPTEN: Suatu saat, aku pasti berhasil menembaknya.

COMOL: Apa yang Kapten tembak?

KAPTEN: Kau lihat sendiri nanti.

COMOL: Seekor binatang raksasa? Ikan paus atau gurita?

KAPTEN: Entahlah.

COMOL: Atau dewa laut itu!?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

39

KAPTEN: (Menyentak) Apa!?

COMOL: Di sekitar sini banyak nelayan berkeliaran. Hati-hati Kapten, jangan

sembarangan menembak.

KAPTEN: Aku tidak bisa lama-lama dipermainkannya. Satu saat aku akan

menang. Aku biarkan dulu ia sampai mempermainkan kita,

menganggap aku tolol sehingga ketika ia lengah, aku akan

memukulnya.

COMOL: Pantai ini memang dahsyat Kapten. Malah orang-orang bilang sangat

angker. Dengarlah suara ombak dan lolong anjing itu, ajaib sekali

kedengarannya. baru sekali ini saya ngeri mendengar suara angina.

kabut-kabut yang aneh. Lihatlah, saya juga sering memikirkan alangkah

suramnya pantai itu setiap malam, padahal kalau siang saya tahu sekali

banyak yang suka mandi.

KAPTEN: Mol….

COMOL: Ya, Kapten?

KAPTEN: Kau masih ingat, malam-malam ketika kapal kita tandas?

COMOL: Ya, tentu saja aku ingat.

KAPTEN: Sebelum tidur, aku memperhatikan cuaca dan berpikir tentang Maluku

yang sudah lama sekali kutinggalkan. Aku ingat pada Andre dan Alex,

juga pada Rita yang mungkin sekarang sudah beranak, karena tak sabar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

40

lagi. Sudah hampir lupa aku apa yang dipesannya dulu. Aku teringat

pula Makasar dan beberapa kenalan Timor.

COMOL: Dan saya teringat pada Semarang saya Kapten. Ah, menyenangkan

betul segala yang hilang itu. Waktu itu semuanya masih baik Kapten,

tidak seperti sekarang ini.

KAPTEN: Langit cerah dan laut sangat tenang seperti bayi sedang tidur. Aku

tidur nyenyak sekali, bahkan aku bermimpi ketemu nenek dan

saudaraku yang telah mati di laut selatan. Siapa yang bisa menduga

kalau esok paginya kita mendapati kapal kita telah kandas.

COMOL: Kapten lupa, bukankah malam itu saya mendapati seekor camar laut

mati dekat buritan? Itu suatu firasat, Kapten. Sudah saya katakan

malam itu juga bukan? Hanya Kapten tidak mau mendengar. Malah

esok harinya saya yang pertama kali mengetahuinya. Mualim itu

bohong besar, saya hendak turun ke darat mencari air dan sayur sebab

persediaan kita sudah habis. Saya terkejut sekali menuju barat laut.

Mula-mula saya tak percaya, kemudian saya bangunkan juru mudi,

tetapi dia memaki-maki saya. Disumpahinya saya dengan si

bongkoknya. Kemudian saya berhasil membangunkan mualin, saya

bujuk dia untuk bangun, dia juga sangat terkejut. Kemudian saya

sampaikan itu semua pada Kapten. Mulanya Kapten tidak percaya kan,

tapi ketika para kru itu berteriak-teriak, Kapten keluar dan kapal kita

telah menyimpang ke sebelah utara pantai, tiga puluh derajat hampir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

41

lima kilo jauhnya. Dulu kita berada tepat di depan rumah pelukis Le

Mayeur dan perkampungan nelayan. Sekarang lihatlah.

KAPTEN: Aku sumpahi mereka semua. kupukul Panieka dan Abu sampai

berdarah mulutnya, sebab ia yang dapat giliran jaga malam itu. Tuak

dan tarian kera itu seudah membuatnya tidur sepanjang malam. Arus

yang tiba-tiba sudah menyeret Harimau laut tanpa ada yang tahu.

memalukan sekali buat seorang Kapten yang sudah banyak kegetiran

seperti aku.

COMOL: Tetapi Kapten terlalu tergesa-gesa memukulnya.

KAPTEN: Benar. Karena aku juga ikut tertidur. mestinya aku tak membiarkan dia

mendapat giliran dalam keadaan mabuk seperti itu. Tapi aku tak

menyesal. Sudah lama aku ingin memukulnya, sejak dia membawa

minuman keras ke kapal….

COMOL:Kapten, Saya kira bukan kesalahan Panieka saja dengan Abu, juga

bukan kesalahan Kapten. Tetapi kesalahan kita semua. Barangkali benar

apa yang dikatakan nelayan-nelayan itu, pantai ini berbahaya bagi kapal

karena banyak setannya.

KAPTEN: (Mengejek)Kau percaya apa yang mereka katakan?

COMOL:Tentang setan-setan itu, Kapten?

KAPTEN: Ya! Setan atau Leak atau apa lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

42

COMO: LEntahlah, Kapten. Kapten sendiri bagaimana? O, tetapi apa yang

mereka ceritakan selalu menarik, Kapten. Tahukah Kapten, apa yang

menyebabkan anak-anak itu tidak pernah lagi datang kemari? Cerita-

cerita merekalah yang menjadi penyebab.

KAPTEN: Aku tidak peduli mereka datang kemari atau memburu sundal-sundal

di pantai. Aku tidak membutuhkan mereka. kalau bisa, aku ingin

berlayar lagi dan akan mencari anak buah yang setia dan cakap.

COMOL: Mereka sebenarnya sangat cinta pada Kapten.

KAPTEN: Hmmm….Cinta, kalau aku bisa menyumbat mulut mereka dengan

uang untuk membayar kesenangan mereka di tiap pelabuhan. Aku tidak

membutuhkan anak buah yang menyembuhkan ketika aku sedang

senang. Aku membutuhkan musuh kalau aku sedang senang, bukan

cinta. Sekaranglah aku membutuhkan cinta, tetapi mereka tidak

memilikinya.

COMOL: Ah, mereka sangat hormat dan segan pada Kapten.

KAPTEN: Katakan pada mereka aku sangat terharu kalau mereka masih segan

dan hormat padaku. Tapi aku tidak memerlukan kesegaran dan

kehormatan dari mulut yang mabuk.

COMOL: Tidak semua dari mereka jahat, Kapten. Ada satu, dua yang memang

tidak bisa diperbaiki lagi. Ya, saya juga membencinya. Mereka menipu

orang Sanur yang tolol karena jujur itu dan membuat kerusuhan di pasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

43

Bonggol. Tetapi anak-anak yang lain seperti Rubi, Adenan, Dangin

bahkan Panieka yang mula-mula mendendam karena Kapten pukul itu,

sekarang setelah melihat betapa teguhnya Kapten mempertahankan

kapal harimau laut, mereka bertambah cinta dan hormat. Kapten jangan

menyia-nyiakan waktu mencurigai orang-orang baik.

KAPTEN: Sekarang aku dapat ilham.

COMOL: Apa Kapten?

KAPTEN: Tak sampai berapa hari lagi, kau akan menjadi ikan cucut seperti

mereka

COMOL: O, tidak Kapten. Bukan begitu maksud saya.

KAPTEN: Ya, maksudmu memang bukan begitu. Tapi aku tidak peduli dengan

maksud-maksud orang. Aku melihat pada perbuatan apa yang kau

perbuat. Itulah yang kumaksudkan. Itu sebabnya kau sering turun ke

darat?

COMOL: Bukan, Kapten. Saya turun ke darat bukan untuk menjumpai mereka.

Kapten tahu sendiri, kita selalu membutuhkan air dan makanan yang

segar.

KAPTEN; Bodoh sekali kalau aku tidak tahu.

COMOL: Tahu apa Kapten?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

44

KAPTEN: Tong air itu sengaja kau biarkan bocor, supaya airnya cepat habis.

Alasan kuat sekali untuk mengadakan dalih turun ke pantai.

COMOL: Bocor? Ajaib sekali. Saya tidak tahu kalau tong itu bocor. Saya kurang

percaya. Tapi baiklah akan saya periksa sekarang, mungkin benar

juga (mengambil lentera) Kalau benar tong air ini bocor, saya harus

cepat menambalnya dengan sabun. Saya sudah bosan bolak-balik ke

pantai untuk ambil air saja.

DENGAN LENTERANYA, COMOL MASUK LAGI KE PERUT

KAPAL

ADEGAN DUA.

BEBERAPA LAMA KEMUDIAN. KAPTEN LEO MASIH TETAP

MENGINTAI KE LAUT SAMBIL MENGHEMBUSKAN ASAP CERUTU.

DALAM DESAU ANGIN DAN TERPISAN OMBAK ITU, SAYUP-SAYUP

KEDENGARAN SUARA MEMANGGIL.

SUARA: Kapten! Kapten!

KAPTEN LEO TERSENTAK MEMBUANG CERUTUNYA.

KAPTEN: (Menggumam) Setan cucut pemabok itu datang lagi.

SUARA: Kapten, suara apa itu? Saya Panieka, Kapten.

KAPTEN: (Menggumam)Panieka pemabok atau cucut-cucut yang lain sama saja

bagiku. Tak berharga untuk didengar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

45

SUARA: Dengarlah saya Kapten.

KAPTEN: Aku memaksa diriku untuk mendengar. Tapi tak mungkin lagi. Ini

sudah keterlaluan.

SUARA: Saya tidak mabok, Kapten. Dengarlah, Kapten mendengar suara saya

bukan!?

KAPTEN: (Menggumam) Semakin aku benci, semakin aku dengar.

SUARA: Di pantai sedang ada wabah, Kapten. Banyak orang yang mati. Mereka

marah pada kita. Hati-hatilah Kapten.

KAPTEN: Kita semua harus hati-hati, aku tahu. Tapi perlukah diucapkan? (Tetap

menggumam).

SUARA: Kami semua ada di pantai menunggu kapal penarik itu? Kapten tahu

kapan datangnya? Keluarkan kepada kami, kami selalu khawatir pada

kesehatan Kapten!

KAPTEN: Terima kasih, cucut. Tapi sudah terlambat! satu kalimat lagi saja!

SUARA: Kapten! Kapten mendengar saya? Kami membela Kapten. Orang-orang

di pantai itu mengatakan bahwa Kapten sudah gila!

KAPTEN: Cukup!

KAPTEN LEO MENGANGKAT SENAPANNYA, MENEMBAK

BEBERAPA KALI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

46

SUARA: (Panik) Jangan menembak! Jangan menembak Kapten! (Suara itu

kedengaran mengumpat menjauh. Sayup) Kurang ajar! Dia sudah gila!

KAPTEN LEO DENGAN TENANG MENGELUARKAN LAGI

SEBUAH CERUTU DARI JAKETNYA, KEMUDIAN MENYALAKANNYA.

ADEGAN TIGA

KEMUDIAN SESUDAH ITU. COMOL DENGAN LENTERANYA

KELUAR LAGI DARI DALAM PERUT KAPAL.

COMOL: Kita harus menuntut kerugian. Benar kata Kapten tadi, tong itu bocor di

pantat kirinya. Saya sudah mencoba menambalnya tapi terlambat.

Terpaksa besok pagi saya harus turun ke darat, sebab tak cukup air.

menyesal sekali telah membeli tong itu rongsokan itu (Comol

meletakkan lenteranya, lantas duduk di bawah bersandar ke tepi.

Mengeluarkan tulang dari pinggang dan mulai mengorek-ngoreknya

dengan pisau. Kapten Leo tak sengaja bersiul) Kapten Kah yang

bersiul?

KAPTEN: (Heran)Siul? Siul apa?

COMOL: Aneh, saya mendengar seperti ada yang bersiul

KAPTEN: Tak ada yang bersiul

COMOL: Nah, sekarang saya mendengar dan Kapten tidak, tapi ada yang bersiul

tadi. Aneh sekali. pantai ini semakin lama semakin menakutkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

47

(Kapten Leo tertawa lagi) Nah sekarang ada yang tertawa. Kapten tidak

tertawa bukan?

KAPTEN: Tidak ada yang tertawa

COMOL: Aneh, saya mendengar ada yang tertawa. Tampak seperti Kapten yang

tertawa, tetapi bukan Kapten, lantas siapa….

KAPTEN: Itu orang gila.

COMOL: Dan Kapten tentu saja tidak gila. Ah, membingungkan sekali. Ini atau

itu, serba salah semuanya. Sekarang lebih baik kita tidak memikirkan

apa-apa, tinggal menanti kapal penarik itu dating.

KAPTEN: (Berteriak tiba-tiba) Comol!

COMOL (Terkejut) Ya, Kapten!?

KAPTEN Comol!

COMOL (Berdiri dengan heran) Ya, Kapten!?

KAPTEN Tidak. Aku ingin mendengar suaraku sendiri. Apakah aku masih

mengenalnya. Kejadian-kejadian ini telah memecahku jadi dua.

Sekarang aku sering merasakan yang kedua, diriku yang tak kukenal.

COMOL: Mungkin Kapten pusing kepala sebab belum makan malam. Maukah

Kapten makan sekarang?

KAPTEN: Tidak. Makan hanya membuat malas dan makin bodoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

48

COMOL TAK MENJAWAB, IA HANYA MEMPERHATIKAN

PANTAI.

COMOL: Ah, kadang-kadang saya merasa bangga karena Harimau Laut menjadi

terkenal. kalau saya turun ke darat guna mencari air atau makanan, saya

selalu singgah untuk mendengarkan cerita penduduk di warung kopi di

bawah pohon beringin itu. Saya dengarkan cerita mereka tentang kapal

kita, tak ada habisnya. banyak orang datang dari Denpasar untuk

melihat tubuh Harimau Laut dari kejauhan. Apalagi kalau mereka

menyebut nama Kapten dan nama saya dengan kagum. Kapten adalah

orang yang berani katanya. Saya diam saja kalau kebetulan mereka

mengenal saya atau mencoba bertanya ini dan itu. tapi kalau saya ingat

apa yang mereka ramalkan, saya merasa ngeri juga.

KAPTEN:Apa yang mereka ramalkan?

COMOL:Ajaib. Mustahi Kapten tidak mengetahuinya.

KAPTEN: Keparat Lah mereka kalau memfitnah Harimau Laut

COMOL:Coba dengarkan Kapten. mereka meramalkan kalau kita tidak

meninggalkan kapal ini, Dewa laut akan membunuh kita.

KAPTEN: Membunuh kita?

COMOL: Ya, sebab kapal telah salan memasuki perairan ini. Daerah terlarang

yang tak boleh dikunjungi sembarangan orang apalagi kapal yang

belum mendapat ijin dari dewa laut dan roh-roh di pantai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

49

KAPTEN: Omong kosong!

COMOL: Benar Kapten.

KAPTEN: Sudah kubilang omong kosong.

COMOL: Kapten tidak percaya?

KAPTEN: Tidak. itu Cuma takhayul belaka.

COMOL: Tetapi tadi Kapten melihat sesuatu yang saya tidak bisa lihat. malah

Kapten hendak menembaknya.

KAPTEN: Benar. Tapi aku tidak percaya apa yang barusan kulihat.

COMOL: Apa yang Kapten lihat?

KAPTEN: Sesuatu bergerak di balik kabut itu.

COMOL: Ajaib sekali, saya tidak pernah melihat apa-apa Kapten.

KAPTEN: Kau memang tak pernah melihat apa-apa. Sudah seminggu ini aku

dipermainkannya. Setiap menjelang tengah malam dia muncul,

menakut-nakuti.

COMOL: Menjelang tengah malam? Astaga, benarkah Kapten? Bagaimana

wujudnya? (Mendekat) Besar? Tinggi? Seperti perempuan cantik atau

seperti binatang raksasa? Atau sama sekali tak berbentuk?

KAPTEN: Dahsyat! Selalu berubah-ubah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

50

COMOL: Nah, mereka juga tak bisa melukiskan dengan tepat. Ada yang bilang

cantik seperti topeng-topeng yang banyak di pantai. kadang-kadang

berwujud ombak seperti gunung, binatang laut yang besar atau kabut

bergulung seperti yang Kapten lihat tadi. itulah dewa laut

KAPTEN: Tidak. Itu Cuma sebuah ilusi. Aku sudah terlalu banyak mendengar

cerita seram yang kau bawa dari pantai. Dengan tidak kusadari cerit-

cerita itu telah mempengaruhi rohaniku. Malam memang bisa

membuat sejuta tipuan pada mata, kesepian dan suara angina yang

aneh-aneh itu sering membelokkan jiwa. tapi aku akan tetap bertahan

COMOL: Jadi Kapten tidak mau mempercayainya?

KAPTEN: Mengapa tidak!? Semuanya jelas sekali. Ada sesuatu di luar diri kita

ini yang kita lawan supaya tidak ada. Tetapi ia telah ada dan akan terus

ada. Semacam kita tidak mempercayainya, semakin ada dia.

COMOL: Ajaib, kalau begitu Kapten sudah mulai percaya sekarang.

KAPTEN: Siapa bilang? Tidak ada yang percaya. Aku akan membuktikan bahwa

semua itu tidak benar.

COMOL: Tapi, tadi Kapten mengatakan….

KAPTEN: Tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

51

COMOL: Ah, tak tahu lah saya. kalau Kapten bilang tidak, saya juga berarti tidak

boleh mempercayainya. Saya jadi takut mengutarakan permohonan

yang saya katakan tadi. Kapten tentu tidak akan menyukainya.

KAPTEN: Permohonan? Permohonan apa? Kutembak kau kalau memelihara

anjing di sini.

COMOL: Siapa Kapten, tentu saja bukan anjing.

KAPTEN: Aku muali jemu meladeni kegemaranmu yang aneh-aneh itu.

COMOL: Saya bersumpah tidak membawa anak anjing ke kapal ini Kapten.

KAPTEN: Anjing atau dewa laut atau siksaan yang menjijikan itu, aku tak mau

lagi meladeninya.

COMOL: Percayalah Kapten, bukan sekedar anjing. Saya janji akan

mengembalikannya kalau Kapten tidak senang.

KAPTEN: Kembalikan sebelum kutembak.

COMOL: Tentu, tentu Kapten.

KAPTEN LEO MONDAR-MANDIR GELISAH.

KAPTEN: Sudah seminggu ini aku tak enak pikiran. kadang-kadang aku terlalu

kasar bukan?

COMOL: Kapten sangat pemarah sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

52

KAPTEN: Ya, sejak seminggu ini aku telah penat dan penasaran sekali. Dua

puluh tahun aku menghirup angina di geladak, mengalami pahit

getirnya pelayaran di samudera-samudera besar. Baru kali ini aku

merasa seperti tak punya kemampuan memimpin kapal dengan baik.

Aku dan harimau laut sudah menjadi satu dan selalu berhasil

menghadapi bahaya. Bahkan pernah aku berpikir, akulah Kapten yang

terbaik di keluargaku. Alek sendiri bilang, yang pertama kali

mengajariku tentang tali temali, bahwa aku akan lebih baik dari

nenekku yang terkenal itu. Sekarang ternyata terbalik. Bahwa di

samping aku masih banyak Kapten-Kapten yang lebih baik. Aku adalah

orang buta yang terlambat menyadari kebutaannya. Ya, abangku paling

besar sekarang memimpin kapal dua kali lebih besar dari harimau laut.

Aku sudah banyak tertinggal. Apakah yang telah terjadi? Waktu telah

meninggalkanku sebelum aku sadar. Aku membiarkan arus celaka itu

menyeret kita. Waktu kecil, nenekku sering mendongeng cerita seram

dari laut, karena dia tidak setuju aku menjadi pelaut. kakek yang telah

menyerahkan diri pada laut membuat dia menderita batin dan benci

pada laut. Di luar sadar, cerita-cerita itu telah hidup menguasaiku. Satu

diantaranya aku ingat benar, cerita tentang lautan bernyanyi.

COMOL: Ya, Kapten.

KAPTEN: Kau dengar suara angina itu?

MEREKA BERDUA MENDENGARKAN SUARA ANGIN.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

53

KAPTEN: Ya, Kapten. Menakutkan.

COMOL: Seolah-olah semuanya itu sengaja dibuat untuk kita. Alam yang dahsyat

yang tak bisa dikuasai dan selalu memusuhi ketika kita sudah tidak

berdaya. Mereka sedang menyanyikan keruntuhan kita. Mereka

memanggil untuk kita, dan kita tak berdaya.

MEREKA MENDENGARKAN LAGI.

KAPTEN: Mol, kau pernah mendengar laut bernyanyi?

COMOL: Laut bernyanyi, Kapten?

KAPTEN: Ya, lautan bernyanyi.

COMOL: (Setelah berpikir)Mungkin pernah, Kapten.

KAPTEN: Pernah? Kapan kau mendengarnya?

COMOL: Empat tahun yang lalu, ketika saya hampir terbunuh di pelabuhan

KAPTEN: Kau tak pernah lagi mendengarnya di pantai?

COMOL: Di sini? Tidak, Kapten.

KAPTEN: Aneh, aku mendengarnya semenjak seminggu yang lalu. Dia bernyanyi

seolah-olah memanggil roh kita. Tapi di balik panggilan itu terasa ada

ancaman yang mengerikan.

COMOL: Oh ya, saya lupa, saya juga mendengarnya Kapten.

KAPTEN: Kau? Bagaimana?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

54

COMOL: Yah, seperti memanggil roh kita tetapi mengancam dan menakutkan.

Mengerikan sekali, pantas Kapten tak enak makan selama seminggu ini

KAPTEN: Aku emncoba mengingatnya, tapi sukar sekali. Semacam lolong

anjing, kadang-kadang seperti jeritan orang disembelih, mengerang dan

menangis kesakitan. Aku telah mendengarnya berulang-ulang. Aku

harus membuktikan apa itu sebenarnya. Aku telah bertekad akan

menembaknya seperti kita menembaki pencuri-pencuri besi kapal

sebulan yang lalu.

COMOL MENDEKAT, MEMEGANG TANGAN KAPTEN.

COMOL: Jangan hiraukan semua itu Kapten. lautan Bernyanyi? Ah, setiap hari

juga ombak itu bernyanyi karena dihembus angina. Bukan karena dia

galak, tetapi karena dia melawan kesepiannya yang abadi.

KAPTEN: Aku telah tersinggung. Aku harus menghentikannya. Kau tahu apa

artinya itu.

COMOL: Lautan bernyanyi itu, Kapten.

KAPTEN: Kau tahu firasat apa itu?

COMOL: Tentu saja saya tahu, Kapten. Saya telah menanyakannya pada orang-

orang tua di pantai.

KAPTEN: Apa yang mereka katakan?

COMOL: Tentang diri kita, Kapten? Suara-suara seram itu ialah firasat buruk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

55

KAPTEN: Benar, kita akan menghadapi malapetaka. Seperti kata nenekku dulu.

COMOL: Kita telah kena malapetaka, Kapten. Tetapi kenapa kita pedulikan?

Saya selalu akan menemani Kapten. Saya tidak akan pergi seperti

mereka. Malapetaka apapun yang dewa laut akan timpakan, saya tidak

takut. paling banyak mati. Dan saya tidak takut mati, Kapten (tiba-tiba

Kapten Leo tertawa) Kaptenkah yang tertawa? (Kapten terus tertawa

kecil) Kenapa Kapten tertawa? Saya senang Kapten bisa tertawa. Orang

yang bisa tertawa adalah orang yang berani dan tidak takut mati.

KAPTEN: Siapa yang mengajari kau bicara seperti itu?

COMOL: Kapten sendiri bukan?

KAPTEN LEO MENGHAMPIRI COMOL. DIPEGANGNYA BAHU

COMOL. COMOL DIAM.

KAPTEN: Kau, kau ( Membelai kepala Comol seperti membelai kepala anak

kecil) Aku masih ingat ketika kau datang menyembah supaya aku

melindungimu dari kematian, saat orang-orang di pelabuhan itu

menghajarmu dan hendak membunuhmu karena kau telah

memperkosa seorang perempuan. Tapi sekarang kau bilang kau tidak

takut mati. Dan aku telah menyelamatkanmu. Kenapa? Kecuali sop

buntut, kaldu ayam dan tak ada lagi yang bisa kau buat untuk

memperindah Haimau Laut. Kalau kita bisa berlayar lagi, akan

kucarikan aku seorang perempuan yang bisa kau kawini (Belaiannya

makin kasar dan menyiksa) Seorang perempuan Maluku yang cantik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

56

seperti Rita. Kau tidak perlu menakut-nakuti lagi seperti anjing yang

setiap saat minta dipukuli. Salah sekali kalau kau merasa berhutang

budi padaku. tak ada manusia yang berhutang pada manusia di atas

kapal.

COMOL: Jangan berkata begitu, Kapten.

KAPTEN: Kau tahu sendiri apa yang dikatakan para nelayan itu. Kau dengar

sendiri aku telah mendengar lautan bernyanyi. Pergilah sebelum

terlambat. Berdosalah engkau karena tidak menyelamatkan roh yang

dipercayakan padamu.

COMOL: Tidak Kapten.

KAPTEN: Aku tidak lagi membutuhkan sop buntut atau telor mata sapi.

COMOL: Kapten! Kapten! Berhentilah menghasut saya. Kapten tidak bisa

mengusir saya hanya dengan menyakiti hati saya. Saya telah

bersumpah untuk mengikuti Kapten seumur hidup. Kaptenlah yang

telah menyelamatkan hidup saya. Kaptenlah yang berhak menerima

pengabdian saya. kalau Kapten tahu bagaimana rasanya terlepas dari

maut, Kapten tidak akan bicara begitu. Kematian pun tidak akan

menyebabkan saya pergi dari kapal ini apalagi meninggalkan Kapten.

KAPTEN: Kau tolol. kesetiaan buta itulah yang kadang-kadang membuatku

muak. kadang-kadang aku ingin menembak kepalamu (Menodongkan

senapan ke wajah Comol).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

57

COMOL: Tembaklah! Kaptenlah yang membunuh saya. Tembaklah kalau Kapten

sudah tidak menyukai saya lagi.

KAPTEN (Menurunkan senapan, berjalan menjauh). Aku pasti menembakmu

kalau aku sudah gila. Tolol sekali kalau sampai aku membunuh teman

sejati seperti kau. Seharusnya sudah lama aku menghajar pelaut-pelaut

yang sering mempermainkan kau itu. Barangkali aku telah putus asa

kalau tidak ada orang jelek seperti kau. Tetapi semi keselamatanmu,

pergilah ke darat seperti mereka. Aku bertanggung jawab buat semua

nasib anak-anak Harimau Laut.

COMOL: Tidak, Kapten.

KAPTEN: Aku muak melihatmu. kau, selalu tanpa ada perubahan. Punggungmu

yang bongkok dan kegemaranmu yang ajaib itu. Setiap hari juga kau,

ketika aku terjaga, tidur, lapar, kau seperti bayangan mengejar

disampingku, di depan, di belakang, menumbukku setiap berpaling.

Aku merasa sesak.

COMOL: Ya, Kapten boleh berbuat apa saja. Kutuklah saya, tembaklah saya

tetapi saya tidak akan pergi. Saya tahu itu semua karena apa? Jemu

bukan? Ya. Tak ada seorang pun yang tidak jemu menunggu kapal

penarik yang tak datang itu. Setiap malam hanya suara laut dan angina.

Bintang-bintang yang sama semuanya. Membosankan. Tidak ada surat

atau teman bercakap. Kapten seharusnya sekali-sekali mencari hiburan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

58

ke darat. Kalau Kapten membutuhkan seorang perempuan, barangkali

saya bisa mencarikannya dari darat.

KAPTEN: Diam setan.

COMOL: Maafkan Kapten.

KAPTEN: Kau piker aku gila seperti kau?

COMOL MENGGUMAM PERGI KE UJUNG KAPAL, DUDUK

MENJUNTAI MEMANDANG ORANG DIKEJAUHAN. KAPTEN LEO

MENGHISAP LAGI CERUTUNYA.

COMOL: Seperti saya sendiri melakukanya dulu. Saya merindukan setiap

perempuan kalau sedang jenuh dan bosan. Perempuan selalu bisa

menenangkan pikiran. Pada suatu malam, Kapten sendiri tentunya

masih ingat ketika saya berjalan menyusuri pantai membawa kejenuhan

dan kebosanan karena perempuan itu telah menghina saya dengan

kurang ajar. Saat itu saya mendengar suara-suara aneh dari laut. Saya

memperhatikan suara itu baik-baik.Barangkali itulah yang Kapten

katakan lautan bernyanyi. Suara itu meronta memanggil saya. Tiba-tiba

saja keinginan untuk mencari perempuan itu bertambah. Saya melihat

seorang perempuan berjalan sendirian, rupanya dia baru pulang dari

kota, saya cegat dia dan kemudian saya tarik paksa. Perempuan itu

berteriak, mencakar dan menggigit muka saya sampai berdarah

(menikmati lamunannya) Alangkah nikmatnya, saya senang sekali,

Kapten, saya merasa di surga yang ke tujuh. Saya biarkan perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

59

itu memukul dan melukai saya seperti orang gila. Tetapi kemudian

beberapa buruh pelabuhan mengetahuinya. Saya terpaksa lari. Mereka

mengejar dan hendak membunuh saya. hampir-hampir saya mati pada

waktu itu. Untunglah Kapten datang menyelamatkan jiwa saya. Kapten

masih ingat kan?

KAPTEN Benar, tapi itu Cuma kebetulan.

COMOL: Kebetulan yang bisaanya menentukan, Kapten. karena kebetulan itu

saya bisa menghirup angin laut, menyaksikan pantai-pantai yang belum

pernah saya lihat dan memasak sop buntut atau telor mata sapi untuk

Kapten. Kapten lebih baik makan sekarang, nanti masuk angin.

KAPTEN: Kau masuk saja sekarang, supaya esok pagi bisa ke darat mencari

seorang perempuan buatku.

COMOL: Benar Kapten? Syukurlah kalau Kapten mulai ingat lagi (Ia berdiri

mengambil lentera sambil terus berbicara) Hanya perempuan yang bisa

menghentikan kesepian Kapten. Suara lautan itu adalah suara kesepian.

Sudah hampir lima bulan Kapten tidak pernah menjamah perempuan.

Sudah waktunya sekarang seorang perempuan yang kuat untuk

menemani Kapten(Comol perlahan-lahan hendak masuk. Tiba-tiba ia

tertegun ketika mendengar Kapten Leo bersiul)Dengar Kapten….Jelas

sekali. Sudah dua kali malam ini saya mendengarnya.

KAPTEN: Apa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

60

COMOL: (Setelah mencoba mendengarkan lagi) Sekarang tak kedengaran lagi.

Ada orang bersiul.

KAPTEN: Tak ada yang bersiul.

COMOL Kapten tidak mendengarnya. Mungkin ada orang lain di sini (Comol

mengangkat lentera. ia berjalan berputar di sisi kapal, menyusuri tepi

geladak dengan curiga ketika ia berada, jauh terdengar Comol

menggerutu.) Jangan main-main. jangan coba-coba menakut-nakuti

Comol(Seperti tadi, Kapten Leo tertawa kecil misterius. Comol

bergegas datang ).Kapten. Kapten. Dengar….

KAPTEN: Apa?

COMOL: Ajaib, Kapten tidak mendengarnya?

KAPTEN: Tak ada yang bersiul.

COMOL: Bukan siul. Ada orang ketawa.

KAPTEN: Tak ada yang ketawa. Siapa yang ketawa?

COMOL: Entahlah, Kapten.

KAPTEN: Kau mendengar orang ketawa?

COMOL: Tidak tahulah saya, Kapten. Tidak, saya tidak mendengarnya, tidak

mendengar apa-apa. Saya merasa lesu sekali. hampir seperti ketika

hendak terjadi peristiwa di Semarang itu. Saya tidak enak pikiran.

malam ini buruk sekali. Selamat malam, Kapten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

61

COMOL MASUK KE PERUT KAPAL. KEMUDIAN KAPTEN LEO

KETAWA LAGI SENDIRIAN. SAMAR-SAMAR, TAMPAK KEPALA

COMOL, MENYEMBUL LAGI MEMPERHATIKAN KAPTEN LEO

DENGAN TAKJUB, KEMUDIAN KEPALA ITU SEGERA DITARIKNYA

SEKETIKA MEMBUAT KAPTEN LEO TERSENTAK MENOLEH KE

BELAKANG

ADEGAN EMPAT.

SETELAH COMOL PERGI. KEDENGARAN SUARA PANIEKA LAGI

MEMANGGIL. KAPTEN LEO MASIH BERDIRI DI TEMPAT SEMULA

MENGHISAP CERUTU.

SUARA: Kapten! Kapten! (Kapten leo tersentak dan membuang

cerutunya)Jangan menembak, Kapten. Saya membawa seorang

perempuan. jangan menembak. Kapten dapat mendengar saya? Jangan

menembak, saya membawa seorang perempuan.

KAPTEN: (Menggumam)Tak henti-hentinya dia menggangguku.

SUARA: (Bertambah dekat) Saya membawa seorang perempuan, Kapten. Jangan

menembak.

KAPTEN: Kebencianku tak mengenal perempuan atau laki-laki. Dia hanya

mengenal manusia dan pula memilih-milihnya.

SUARA: Tolonglah saya, Kapten. Mereka memburu saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

62

KAPTEN: Ya, karena kau memburu mereka. Adakah orang yang tidak diburu.

Kita semua binatang pemburu. Kita semua para pemburu yang malang

SUARA: Saya melarikan seorang perempuan, Kapten. Tolonglah saya.

KAPTEN: Lihat, dia selalu berbuat dan menyuruh orang lain memikul dosanya.

Satu kalimat lagi.

COMOL KELUAR DARI PERUT KAPAL DENGAN LENTERANYA.

COMOL: Tetapi mungkin akan banyak kesulitan Kapten. (mendekati

Kapten) Meneruskan tadi tentang perempuan itu, Kapten ingat

ramalan-ramalan itu?

SUARA: Kapten! Kapten dapat mendengar saya?

COMOL KEHERANAN.

SUARA: Kapten, Kapten!

COMOL: (Tambah heran tapi berusaha tak memperdulikannya)Tak bisa ditolong

lagi rupanya. Saya mendengar ada yang berteriak memanggil Kapten

SUARA: Tolonglah Kapten, jangan menembak. Saya akan mendekat.

COMOL: Nah. Lucu sekali, seperti suara Panieka. Kapten tak mendengarnya? Dia

minta Kapten supaya jangan menembak.

SUARA: Tolonglah saya Kapten.

COMOL: Dia minta pada Kapten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

63

SUARA: Ingatlah, saya membawa perempuan.

COMOL: Perempuan? Dia tahu sekali apa yang kita butuhkan. Saya tidak sabar

lagi Kapten (Berteriak) Hoi, siapa itu? Siapa itu? Jangan coba-coba

mempermainkan Comol.

SUARA: Mol! Mol!

COMOL: Busyet. Ya, ada apa? Kau kah itu Panieka?

SUARA: Benar. Aku Panieka, Mol.

COMOL: Ajaib. Benar APnieka, Kapten. Apa kabar, Panieka?

SUARA: Tolong Mol, aku membawa perempuan (Semakin dekat).

COMOL: Perempuan? (Comol mengangkat lenteranya memandang ke laut.

Beberapa lama kemudian tampak Panieka mendekat dengan

sampannya) Benar Panieka, Kapten. Dia membawa seorang

perempuan. Lihatlah (Kapten menyalakan sebatang cerutu lagi).

SUARA: (Dekat sekali) Selamat malam, Kapten.

COMOL: Siapa yang kau bawa itu?

SUARA: Seorang perempuan.

COMOL: Aku tahu, tapi siapa dia?

SUARA: Aku sudah melakukannya tiga hari lalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

64

COMOL: Busyet, Bagaimana kau melarikannya? (Comol memperhatikan Panieka

mencari tempat mendekatkan sampannya. Ia menyusuri tepi kapal

mengikuti gerak sampan Panieka) Bagaimana kau melarikannya,

Panieka? Tidakkah berbahaya? kau berani sekali. tetapi kau tidak

mabuk bukan? Kapten tidak senang kalau kau membawa tuak ke kapal

(Pada Kapten) Kapten, bagaimana? Kita akan membiarkan dia naik. Dia

membawa seorang perempuan (Kapten tidak menjawab, sibuk dengan

cerutunya, memandang ke laut. Comol jadi bingung) Ah, tak tahulah

saya. Ada-ada saja yang terjadi. Di sebelah kiri itu Panieka. Hati-hati

tangganya tidak begitu kuat. Ingat, seorang perempuan Kapten, Panieka

biasanya pintar memilih yang baik-baik. Seleranya bagus.

PANIEKA MUNCUL

PANIEKA: Sudah hampir rusak temali tangganya.

COMOL: (acuh)Ya (mengangkat lenteranya menerangi wajah Panieka) Agak

kurus kau sekarang, kurang makan?

PANIEKA: Selamat malam Kapten.

COMOL: Mana perempuan itu?

PANIEKA: Kutinggalkan di bawah. Akan kubawa naik kalau Kapten

mengijinkannya.

COMOL: Tanyalah sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

65

PANIEKA: Aku harus ditolong Mol.

COMOL: Aku tak akan menjawab. Itu bagian Kapten.

PANIEKA: Aku memerlukan tempat persembunyian untuk menunggu marah

mereka selesai. Di sini melarikan anak perempuan itu bisaa Mol.

COMOL: Ya, aku pernah mendengarnya juga. Tapi kalau Kapten diam saja,

artinya aku juga tidak boleh bicara. Jangan bicara denganku dulu.

Selesaikan saja urusanmu dengan Kapten.

PANIEKA: Kapten rupanya marah padauk.

COMOL: Aku tak boleh bicara? Aku ingin melihat perempuan yang sudah

memikatmu itu.

PANIEKA: Jangan!

COMOL: Cuma melihat dari jauh saja.

PANIEKA: Tidak, jangan.

COMOL: Perempuan apa dia yang tidak boleh dilihat?

PANIEKA: Jangan!

COMOL: Nanti kukatakan padamu, apakah dia baik atau tidak.

PANIEKA: Tidak perlu lagi sekarang, jangan!

KAPTEN (Tetap memandang laut) Kau dengar katanya. Jangan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

66

COMOL: Saya tidak akan berbuat apa-apa.

KAPTEN: Kau dengar katanya?

COMOL: Tetapi saya hanya ingin melihat Kapten. tidak bolehkah perempuan ini

dilihat? Saya Cuma melihat warna kerudungnya; biru dan coklat. Tadi

kurang terang.

KAPTEN: Aku bertanya untuk yang terakhir kalinya. Kau dengar apa katanya?

COMOL: (Dengan kecewa) Baiklah. nanti saya akan melihatnya juga

COMOL DUDUK DI ATAS PETI SAMBIL MEMPERHATIKAN KE

TEMPAT PEREMPUAN ITU DENGAN PENUH MINAR.

PANIEKA: Maafkan saya Kapten.

KAPTEN: Untuk apa Panieka?

PANIEKA: Kapten tahu sendiri, saya menyesal Kapten. Perkara membawa

minuman keras itu. Saya suka mabuk dan yang terakhir sekali waktu

saya tertidur saat jaga malam saat Harimau Laut kandas. Saya belum

minta maaf. Sekarang saya minta maaf.

KAPTEN: Lalu sesudah itu?

PANIEKA: Tidak, saya berjanji Kapten. Saya menyadari sekarang, setelah

melihat Kapten yang benar. karena kurang disiplin maka Harimau

Laut ini kandas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

67

KAPTEN: Atau kesalahan yang sama dalam bentuk yang lain?

PANIEKA: Tidak. percayalah Kapten.

COMOL: (Nyeletuk)Siapa nama perempuan itu Panieka? Apa ada tahi lalat di atas

bibirnya?

KAPTEN: Maaf, tidak pernah terlambat. Tapi tak ada gunanya lagi sekarang. Aku

sudah memaafkan kau dulu. tapi apakah waktu yang sudah lewat itu

juga mau memaafkan diriku? Entahlah. Maafkan sendiri juga belum

menjawabnya. Tapi memang aku belum sempat minta maaf.

PANIEKA: Semua kawan-kawan, anak buah Kapten sekarang menyesal dan ingin

minta maaf.

KAPTEN: Oh ya, bagaimana keadaan mereka?

PANIEKA; Baik-baik, Kapten. Semuanya siap menanti kapal penarik. Semua

ingin berlayar lagi dengan harimau laut.

KAPTEN: Rubi?

PANIEKA: Rubi agak kurus tapi masih tetap menyanyi.

KAPTEN: Adenan?

PANIEKA: Adenan sangat disukai penduduk. Dia membantu nelayan-nelayan

menangkap ikan.

KAPTEN: Abu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

68

PANIEKA: Abu ke Denpasar, ada familinya jadi tentara di sana.

KAPTEN: Dangin?

PANIEKA: Oh ya. Dangin dirawat di rumah sakit. kami tahu ada wabah di pantai,

mungkin tak bisa ditolong.

KAPTEN: Kasihan kawanku main catur. Aku tak bisa menengoknya. Dan

Panieka? Ah maaf.

COMOL: Itu artinya nafsunya besar, baik untuk orang seperti kau. Tapi kalau tahi

lalat itu dilehernya berbahaya sekali itu. Perempuan yang membawa

maut. Tapi dia cantik, bukan?

PANIEKA: Kami semuanya tetap berhubungan seperti saudara saja. Seperti

memang kebiasaan harimau laut.

KAPTEN: Itu baik sekali.

PANIEKA: Semuanya memuji Kapten, kagum pada keteguhan Kapten

mempertahankan Harimau Laut. Kami juga teringat ketika masa-masa

kita masih belajar berlayar.

KAPTEN: Aku juga teringat.

PANIEKA: Maafkan mereka Kapten. kami tidak pernah lagi menjenguk kemari.

Bukan karena lupa tapi karena bekerja untuk bisa makan, sambil

menanti kapal penarik itu dating.

KAPTEN: Ah, itu tidak perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

69

COMOL: Tapi, kalau dia cantik, Kapten pasti memaafkan yang lainnya. Siapa

namanya. Perempuan sini biasanya namanya aneh-aneh.

KAPTEN: Jangan mengganggu telor mata sapi. Apalagi yang perlu Panieka?

PANIEKA: Kapten harus menolong menyembunyikan saya.

KAPTEN: Harus?

PANIEKA Ya, Kapten. Mula-mula saya kira mudah melakukannya, Seperti cerita

anak-anak muda di sana. tapi ketika saya larikan orang tuanya menjadi

marah sekali. Katanya hidup atau mati perempuan itu yang saya

larikan harus didapatkan Kembali.

KAPTEN: Jadi aku harus memaafkan kau. Sesudah itu aku harus membuktikan

bahwa aku telah memaafkan kau dengan harus menolongmu.

PANIEKA: Sembunyikanlah saya, Kapten. Di sini pasti aman. mereka tak akan

berani mengejar sampai kemari. Sebetulnya saya sendiri tak apa-apa

Kapten. Saya tak memerlukan perlindungan. Tapi perempuan itu akan

marah kalau dia sampai ditemukan, kasihan sekali. Mungkin dia akan

disiksa atau bahkan mungkin dibunuh oleh ibunya.

KAPTEN: Baiklah, bawa perempuan itu naik. Nanti dicuri dewa laut.

PANIEKA: Baik Kapten (Hendak pergi).

KAPTEN: Satu buah pertanyaan lagi. tentang pendapat orang-orang di pantai

terhadap diriku. Kalau tak salah kau telah menyebutnya tadi dari sana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

70

PANIEKA: Oh, maafkan Kapten. Saya silaf. Itu tak benar sama sekali.

KAPTEN: Bukan saja tak benar, tapi juga ucapan biadab.

PANIEKA: Benar, Kapten. Maafkan, saya tak sengaja menyebutnya.

KAPTEN: Tidak apa-apa, sudah kumaafkan. Tapi ingatlah baik-baik, aku amat

senang mendengarnya. Satu kali lagi dan kepalamu akan kulubangi.

PANIEKA: Terima kasih atas peringatan itu Kapten.

KAPTEN: Jangan terlalu cepat, simpan dulu untuk nanti, Mol.

COMOL:Ya Kapten.

KAPTEN: Buatkan dia tempat tidur yang baik.

COMOL: Dengan senang hati, Kapten. (pada Panieka) Aku tak melayani

perempuan yang belum ku ketahui namanya. paling sedikit warna

kerudungnya yang kita siapkan tadi.

KAPTEN: Jangan. O ya Kapten. Dia sangat pemalu dan takut kepada orang. Dia

tak mau berbicara karena gugup. Kita harus membiarkannya bersunyi-

sunyi supaya kagetnya hilang dan menjadi tenang kembali.

COMOL: Kau dengar telor mata sapi?

PANIEKA: Busyet. Alangkah pelitnya kau sekarang.

KAPTEN: Terima kasih, Kapten. Dia masih muda sekali, tapi kami saling

mencintai (Berjalan pergi) namanya Dayu Badung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

71

COMOL: Siapa? (tak dijawab) Siapa Panieka? Dayu Badung? Dayu Badung anak

Dayu Sanur? (Penieka tak menjawab terus berjalan) Panieka? Dayu

Badung anak Dayu Sanur?

SUARA: Ya…

COMOL: Apa benar anak Dayu Sanur? (Kebingungan)

KAPTEN: Kau dengar, ia bilang ya?

COMOL: Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak itu.

berbahaya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini. Ibunya

tukang Leak yang ditakuti di kampong nelayan di seluruh pantai Sanur

ini. Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal, Kapten. Kapten, Dayu

Sanur akan membunuh kita Oo Kapten. Dayu Sanur sangat sakti. Kita

tak akan bisa melawannya. Dia tidak bisa dibohongi. Dia pasti tahu

anaknya di sini. Berbahaya sekali Kapten, jangan biarkan dia di sini

Kapten, dengarlah saya Kapten.

KAPTEN: Tenanglah sedikit mata telor sapi. Lebih baik kau pikirkan sop buntut

itu sekarang

COMOL: Ingat ramalan-ramalan itu Kapten..

KAPTEN: Aku tidak peduli dengan ramalan-ramalan. kalau toh memang terjadi,

malapetaka itu Cuma kebetulan. Dan kita tidak takut mati, bukan?

COMOL: Tapi ini bukan mati bisa, Kapten. Mati dimakan Leak!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

72

KAPTEN: Tidak, tidak akan begitu menyakitkan seperti hidup yang sakit.

Tenanglah.

COMOL: Jangan main-main Kapten. Perempuan itu akan membawa malapetaka

KAPTEN: Sekalian. Kita latihan malapetaka.

COMOL: Ajaib! Kapten sadar apa yang Kapten katakan? Jangan main-main,

Kapten. Ya Tuhan! Kita akan dimakan Leak! Sia-sia kapal penarik itu

datang. Kita akan mati dimakan Leak. Oo, Kapten…Kapten…

PANIEKA MUNCUL KEMBALI MEMBAWA DAYU BADUNG.

PEREMPUAN ITU MEMAKAI KERUDUNG YANG MENUTUPI SELURUH

MUKANYA. HANYA MATANYA SAJA YANG KELIHATAN, COMOL

TERGANGGU MELIHAT PEREMPUAN ITU.

PANIEKA: Dia menderita dan payah sekali. Boleh saya membawanya masuk

Kapten?

KAPTEN: Kau dengar telor mata sapi?

COMOL: Oh, tidak. Jangan. Maafkan saya Kapten, saya tidak berani

KAPTEN: Bawalah dia masuk Panieka, nanti dia dimakan Leak.

PANIEKA MEMBAWA GADIS ITU MASUK KE PERUT KAPAL,

COMOL MELIHATNYA DENGAN TAKUT.

COMOL (menggumam): Dayu Sanur, dengarlah. Saya tidak ikut mencuri anak

itu. Dengarlah Dayu Sanur, lihat, saya tidak ikut –ikutan. Maafkan saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

73

Dayu Sanur. Saya tidak akan mengganggu Dayu badung. Maafkan

saya….

KAPTEN LEO TERTAWA KECIL MISTERIUS.

COMOL: Kapten, jangan menertawakan saya!

KAPTEN: Ketawa? Tak ada yang tertawa

COMOL: Apa? Ajaib? Saya mendengar Kapten tertawa

KAPTEN: Tak ada yang tertawa

COMOL: Oh, dia mengganggu lagi. Kapten, dia mulai mempermainkan kita.

Jangan Dayu Sanur. Jangan ganggu kami orang lemah. Pergilah!

Jangan ganggu kami, Dayu Sanur (Kapten Leo tertawa lagi) Oh,

jangan! Jangan! (Comol berlutut menutupi telinganya, Kapten Leo

terus tertawa. Tiba-tiba Comol bangkit menyambar lentera berlari

mengeliling geladak sambil berteriak menyuruh pergi dayu sanur)

Dayu Sanur, Pergilah! jangan mengganggu kami! (Tiba-tiba Comol

melotot memandang ke pantai. Comol Berteriak) Kapten, lihat! Ada

api di pantai! (Kapten Leo bergerak melihat ke pantai) Ajaib! Lihat

api itu bergerak-gerak.

KAPTEN: Apa itu?

COMOL: Api Leak, Kapten! Lihat cahayanya kebiru-biruan. Itu cahaya Leak (Ia

meletakkan lentera, memijit kedua matanya dengan ujung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

74

telunjuknya) Wah, hanya satu tidak kembar. Dukun itu mengatakan

kalau mata dipijit tetap kelihatan satu, artinya Leak. ya, Tuhan! Dayu

Sanur telah melihat kita. Lihat, api itu menari-nari Kapten. Itu tarian

Leak! Ajaib! Sekarang dia pecah menjadi banyak. Kapten bisa

melihat? Oh, mengerikan sekali(Kapten Leo mengangkat senapan

hendak menembak, Comol cepat mencegah) Jangan menembak,

Kapten! Nanti dia bertambah marah. O, Saya tak berani melihatnya

(Sayup-sayup terdengar suara gong, Panieka keluar dari perut kapal)

Panieka! Lihat api di pantai itu, hasil perbuatanmu (Panieka melihat

sebentar, kemudian acuh tak acuh) Sekarang kau mulai takut ya?

KAPTEN: Apa itu, Panieka? (Panieka duduk di atas peti) Apa itu?

PANIEKA: Upacara pengorbanan darah. bermacam-macam binatang disembelih

untuk menyenangkan hati Batara Kala dan Batara Durga, Dewa-

dewa laut yang mereka takuti.

KAPTEN: Malam-malam begini?

PANIEKA: Ya, wabah itu sudah semakin mengganas, mereka sudah putus asa.

COMOL: Bukan Leak?

KAPTEN: Bukan. Dan bukan pula Dewa laut itu.

COMOL: Kalau begitu Syukurlah. Mudah-mudahan Dayu Sanur memaafkan kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

75

KAPTEN: kadang-kadang aku heran dengan apa yang mereka lakukan. Sekarang

aku mendengar sesuatu.

COMOL: Saya juga mendengarnya Kapten. Itu suara gong Bali.

KAPTEN: Alangkah teguhnya mereka menjalani keyakinannya. Adakah mereka

lebih mempercayai dewa-dewa dan Leak itu daripada Tuhan?

COMOL: Mereka amat taat pada agamanya, Kapten.

KAPTEN: Malang. Penyembah-penyembah berhala yang dilindungi Negara untuk

dipertontonkan pada turis yang mau membayar.

COMOL: Kapten, mereka tidak menyembah berhala. Mereka orang yang

bertuhan seperti kita. Mereka menyebutnya Sang Hyang Wydhi Wasa.

Menurut seorang Brahmana yang suka bercerita pada saya di bawah

pohon beringin itu. Dewa-dewa itu sebenarnya Cuma satu. Tapi diberi

bermacam-macam menurut keperluannya. Seperti Kapten sering

menyebut-nyebut Comol si telor mata sapi, kadang-kadang si bongkok

atau si jelek. tapi sebetulnya maksud Kapten sama saja satu. Oh,

lihatlah Kapten, api itu bertambah banyak.

PANIEKA KELIHATAN GELISAH.

PANIEKA: Kapten, Saya mau pergi dulu.

KAPTEN: Bicara denganku Panieka?

PANIEKA: Saya harus pergi ke darat, Kapten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

76

KAPTEN: Harus lagi! Untuk apa?

PANIEKA: Saya harus mencari dukun.

KAPTEN: Dukun untuk apa?

PANIEKA: Saya harus mencari obat Kapten. Dayu Badung sedang…ah dia lemah

sekali badannya. Dan lagi saya harus mengetahui bagaimana

keadaan di sana. Ya, terutama saya ingin tahu apakah Dayu Sanur

dan kawan-kawan masih marah pada saya.

KAPTEN: Itu saja?

PANIEKA: Saya juga harus mengambil pakaian dan perbekalan. Mungkin lama

kita tidak akan bisa ke darat lagi. Saya akan kembali secepatnya,

Kapten.

KAPTEN: Apa lagi? (Panieka masih duduk dengan gelisah).

KAPTEN: Apalagi yang kau tunggu? (Panieka cepat berdiri, mula-mula terlihat

berat dan ragu-ragu, kemudian cepat pergi).

KAPTEN: Kau telah menyembunyikan sesuatu dariku. kau akan terus kuburu.

COMOL: Kapten, jangan biarkan dia pergi. hai Paneika! (Mengejar) Panieka!

Bawa dia pergi! Jangan tinggalkan malapetaka itu di sini. Panieka!

Ah, kurang ajar (Mendekati Kapten) Kapten, kenapa mau dijebak?

KAPTEN: Tenanglah, Mol. Sekarang bawa sop buntut itu kemari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

77

COMOL: Ajaib. Tidak mungkin Kapten. Maafkan saya.

KAPTEN; Nanti sop itu akan dingin. Telor mata sapi gak enak kalau sudah

dingin, bukan?

COMOL: Tidak, saya mau berhubungan dengan Dayu Sanur. Kalau perempuan

itu ada di dalam saya tak mau masuk.

KAPTEN: Jangan rebut. Kalau takut, aku tidak akan memaksa.

COMOL (Berteriak): Hai, Panieka! Panieka!

KAPTEN DUDUK DI ATAS PETI MEMANDANG KE LAUT. IA

MENYALAKAN LAGI CERUTU

KAPTEN: Kalau suara itu terdengar lagi, aku akan memburunya.

ADEGAN LIMA

LAMA SETALH PANIEKA MENINGGALKAN KAPAL. COMOL

TIDUR DI TUMPUKAN TALI, KAPTEN MASIH DUDUK SEPERTI TADI.

LANGIT NAMPAK GELAP, SAYUP-SAYUP MASIH TERDENGAR SUARA

GONG DARI PANTAI. RUBI DAN ADENAN DATANG DARI PANTAI

NAIK SAMPAN. TERDENGAR SUARA ADENAN MEMANGGIL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

78

SUARA: Kapten! Kapten! (Kapten Leo membuang cerutu, mengintai sambil

duduk) Kapten, saya Adenan dan Rubi.

KAPTEN: Ya. Aku belum tidur. Naiklah! Lewat kiri saja, ada tangga tali di situ.

Sebelah kanan aku tutup, banyak pencuri sekarang. Mol!

COMOL: (Masih tetap berbaring memejamkan mata) Ya, Kapten.

KAPTEN: Kita ada tamu.

COMOL: Panieka lagi?

KAPTEN: Bukalah matamu, tolol.

COMOL MENGGELIAT DENGAN MALAS. IA BANGKIT

MENGAMBIL LENTERA DENGAN MATA SETENGAH TERPEJAM,

KEMUDIAN OTOMATIS IA PERGI KE TANGGA.

COMOL: Kurang ajar Panieka. Dari dulu kerjamu Cuma menyakiti orang lain.

Malapetaka apa lagi sekarang ini. Cepatlah naik, aku bukan budakmu.

SUARA: Apa yang kau bilang, bongkok?

COMOL: Terkutuklah kau Panieka! Sayang, aku belum dapat nama buruk buat

kau.

SUARA: Mulutmu kotor sekali sekarang. Aku bukan Panieka.

COMOL: Oh, Adenan! Kukira Panieka. Siapa itu satu lagi?

SUARA: Aku Rubi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

79

COMOL: Oh, Rubi! Kukira Panieka! Naiklah! Hati-hati, ada sampan di sana.

Awas tangganya kurang kuat (Adenan dan Rubi muncul) Aku kira

Panieka.

ADENAN: Jadi matamu belum sembuh?

COMOL: Bukan begitu. Aku baru saja bangun. Tanya sama Kapten.

ADENAN: Selamat malam Kapten.

KAPTEN: Apa kabar Adenan?

ADENAN: Baik Kapten. Saya sama si tukang keroncong ini.

KAPTEN: Tepat pada saat aku ingin dihibur.

COMOL: Rubi, apa kau jual gitar itu?

KAPTEN: Kau Rubi. Apa yang mereka kerjakan di sana? (Menunjuk pantai).

ADENAN: Itulah Kapten. Mereka mengadakan upacara selamatan membersihkan

pantai ini. Wabah cacar itu semakin ganas.

KAPTEN: Lebih baik kau ajarkan mereka ke dokter daripada berbuat sia-sia

seperti itu.

ADENAN: Ya, memang susah dibayangkan kalau kita tak mengerti cara berpikir

mereka. Saya sudah hidup hampir dua bulan bersama mereka.

Kadang-kadang mereka sendiri tak yakin dengan apa yang mereka

lakukan. Banyak orang di sana yang sudah pintar, hanya karena tradisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

80

sengaja mereka melakukan itu. Semuanya juga pergi ke dokter. Hanya

karena kekurangan dokter mereka tidak ke dokter. Dangin juga sudah

diobati oleh dukun itu.

COMOL: Siapa yang membeli gitar itu, Rubi?

RUBI: Anak pemilik hotel yang di selatan.

COMOL: Berapa?

RUBI: Lumayan untuk mengobati Dangin.

KAPTEN: Abu di Denpasar?

ADENAN: Di tanjung Bungkak Kapten. Dia jadi bobotoh sekarang. Di mana saja

ada tajan, dia pasti datang. Di sini orang mengadu ayam sampai mati.

Mereka mengikatkan pisau di taji jagonya. Banyak orang-orang yang

sudah melarat karena tajan itu, tapi Abu kebetulan sedang mujur

nasibnya.

COMOL: Kau tergesa-gesa menjualnya. Tukang warung di sebelah beringin itu

sudah mau menukar dengan seekor babi.

RUBI: Panieka pernah kemari?

COMOL: Mereka memelihara babi seperti memelihara ayam di sini. Apa?

Terkutuk lah dia. Dia baru saja pergi dari sini tadi.

RUBI: Panieka?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

81

COMOL: Ya, siapa lagi yang suka bawa malapetaka kalau bukan dia.

Ditinggalkannya begitu saja di sini.

KAPTEN: Kau bicara soal apa Comol?

COMOL: Rubi menanyakan Panieka, Kapten.

KAPTEN: Panieka tak ada di sini, Rubi.

COMOL: Ya, tak ada di sini. baru saja tadi pergi.

KAPTEN: Kau terlalu banyak melek Mol. Teruskanlah tidurmu. Di sini kau Rubi,

biarkan dulu dia menyelesaikan tidurnya, jangan terlalu banyak bicara.

Panieka tidak ada di sini sejak beberapa hari ini.

COMOL: Ajaib, Kapten.

KAPTEN: Tidak. Tidurlah dulu telor mata sapi (Adenan menggerutu, Comol

duduk di atas tali itu lagi) Apa kabar Rubi? Bagaimana gitarmu?

RUBI: (Malu)Sudah dijual Kapten.

KAPTEN: Tidak apa-apa. Besok akan kuberikan kau gitar yang tidak bisa dijual

ADENAN: Bukan untuk dia sendiri Kapten. Dangin memerlukan uang untuk

perawatannya.

KAPTEN: O, Jadi kau juru bicara Rubi?

ADENAN: Ah, Kapten tahu sendiri Rubi sangat pemalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

82

KAPTEN: Tak apa-apa. kalau memang dipergunakan buat kemanusiaan. Tapi kau

tidak lupa bukan, gitar itu. Rita yang memberikannya padaku. Katanya

padaku, kutitipkan kepercayaanku padamu Leo, harapan dan

nyawaku. Ah, aku lupa yang lain-lain. Aku menangis juga waktu itu.

Tapi ketika aku sudah berada di tengah Harimau Laut, aku tak pernah

memikirkannya lagi. Kenapa kalian berdua tiba-tiba datang kemari?

ADENAN: Kapten, memang ada keperluan kami yang sangat penting. Ada dua

buah kejadian yang sangat menyedihkan, untuk kita semua. tak dapat

ditolong lagi. Tuhan telah menghendaki agar dia kembali di siniNya

meninggalkan kita dalam usia yang sebetulnya belum pantas (Rubi

terdengar berbisik, walaupun sudah berusaha menekannya) Dia orang

baik, kita akan selalu mengenangnya. Harimau Laut telah kehilangan

seorang pelaut yang disiplin yang selalu mengalah untuk kepentingan

teman-temannya. Dangin tadi siang meninggal. Karena penyakitnya

berbahaya, mayatnya tidak boleh dibawa pulang, terus dikebumikan

waktu itu juga.

RUBI (Sambil menahan sedih) Percuma aku menjual gitar Kapten.

ADENAN: Sudahah Rubi, apa boleh buat.

RUBI: Dua hari sebelum dia mati, dia sudah tahu itu. Dia menulis surat

pada ibunya, mengatakan ia minta maaf karena tak sempat pamit. Dia

menyampaikan salam buat Kapten, dia mendoakan agar Harimau Laut

bisa berlayar lagi. Mengapa dia tahu semua itu? Bahkan dia menyuruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

83

saya menjual cincinnya, supaya aku bisa melunasi hutangnya di warung

nasi. Saya seperti disiksa.

ADENAN: Yah…Marilah kita bersabar. Ini cobaan pada Harimau Laut.

KAPTEN LEO MEMANDANG KE TENGAH LAUT DENGAN

LUNGLAI, RUBI TERUS MENANGIS.

RUBI: Aku sering menyakiti hatinya. Kalau dulu kujual gitar itu, mungkin saja

dia sudah sembuh.

ADENAN: Sudahlah. Bukan salahmu Rubi.

RUBI: Aku tak pernah memperhatikan orang lain. padahal ia selalu menolongku

tanpa aku minta (Rubi semakin menyesali dirinya).

KAPTEN (Membentak) Diam Rubi! Kenapa kau menangis? (Mendekat) Aku

malu melihat perbuatanmu. Pelaut-pelaut Harimau Laut tak ada yang

pernah menangis, meskipun mereka bisa. Diam. (Rubi belum bisa

menenangkan dirinya, Kapten menariknya berdiri) Rubi, (Menarik Rubi

ke geladak) Lihat laut itu. Kau belum mati, kenapa kau menangis?

Kesedihan itu sengaja muncul karena ada beberapa penonton yang ingin

dihibur. Tapi mereka tak pernah membayar. Demi Tuhan, jangan jadi

tontonan gratis untuk menyenangkan hati mereka (Melepaskan pegangan)

Adenan! Berdoalah atas namaku untuk arwah Dangin. Dia satu-satunya

yang bisa merebut Perdana Menteri, tidak pernah membantah perintahku.

Aku berjanji akan membawa Harimau Laut ke tengah laut untuk dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

84

(Adenan berdiri kemudian berdoa) Cukuplah. Sekarang, katakan yang

satunya lagi. kau, kembalilah ke tempatmu Rubi. ingat benar-benar apa

yang kukatakan tadi (Rubi kembali duduk di atas peti) Apa itu Adenan?

ADENAN: Tentang Panieka Kapten. Mungkin Kapten sudah mengetahuinya.

KAPTEN: Belum.

ADENAN: Saya sudah berusaha mencegahnya Kapten, dengan menasehati dan

memberi pertimbangan yang panjang lebar. Sebetulnya ia

menyadari, anak muda seperti dia itu, bisaanya kala dicegah malah

ingin mencoba, dan dia meneruskan niatnya Terusterang saya sendiri

sebtulnya tidak tahu menahu ketika Panieka melarikan seorang

gadis. Saya dan Rubi saat itu sedang sibuk mengurus Dangin yang

sakit. Rupanya Abu juga membantu Panieka melarikan gadis itu, dan

yang lebih aneh lagu, kebetulan gadis itu putrid seorang brahmana,

kasta tertinggi di sini dan kebetulan pula ibunya adalah seorang yang

amat ditakuti oleh orang yang berilmu gaib.

COMOL: Tidur sajalah mata telor sapi! Teruskan….

ADENAN: Kapten tentu pernah mendengar nama Dayu Sanur. itulah perempuan

yang paling ditakuti di sepanjang pantai ini. Anak gadisnya

bernama….

RUBI: Dayu Badung.

ADENAN: Ya, Dayu Badung. Ia memang cantik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

85

TIBA-TIBA TERDENGAR ADA ORANG MENGADUH DARI PERUT

KAPAL. SUARA BADUNG YANG MEMEDIHKAN, SEMUA TERPAKU

MENDENGARNYA

ADENAN: Siapa itu Kapten? Ada orang di dalam?

KAPTEN: Apa? Tidak ada apa-apa.

ADENAN: Ya, itulah soal yang kedua Kapten. Mau tak mau itu menjatuhkan

nama Harimau Laut. Lain dari biasanya, keluarga Dayu Sanur, tidak

mau menerima begitu saja. Mereka terus mencari, mungkin dia akan

dibunuhnya. Ah, Mudah-mudahan saja tidak. Kami sendiri mencari,

dimana persembunyian Panieka.

SUARA RINTIHAN DAYU BADUNG TERDENGAR LAGI

ADENAN: Kapten! Pasti ada orang di dalam, saya mendengarnya.

RUBI: Seperti suara perempuan.

ADENAN: Kapten….

KAPTEN: Ah, lama diam-diam di darat membuat kalian mabuk laut. Tak ada apa-

apa.

ADENAN: Tapi, ya sudahlah. Tak pernahkah Panieka datang kemari?

KAPTEN: Tak pernah.

RUBI: Kalau dia hendak bersembunyi di sini, jangan diijinkan Kapten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

86

ADENAN: Benar, lebih baik kita mengembalikan pada orang tuanya. Gadis itu

sedang sakit.

SEKARANG SUARA ITU LEBIH JELAS LAGI MERINTIH

SUARA: Ampun.. Ampun ibu…..Aduh…..Ampun ibu…..Jangan sakiti saya…..

ADENAN: Nah! Jelas sekali.

RUBI: Suara perempuan yang minta tolong.

ADENAN: Kapten, siapa di dalam itu?

KAPTEN: Siapa? Tak ada siapa-siapa. Coba periksa Comol!

COMOL: Ti…tid….tidak, Kapten! (bingung).

KAPTEN: Tak ada orang di dalam, bukan?

COMOL: Ya, Kapten.

KAPTEN: Nah…..

ADENAN: Tapi tadi…Nah, dengarlah.

SUARA: Aduh….Aduh ibu! Jangan sakiti saya…Ampun….Ampun….

ADENAN: Jelas sekali. Kau dengar itu Rubi?

RUBI: Benar. Suara perempuan minta tolong.

ADENAN: Kapten, boleh saya periksa?

COMOL: Jangan. Tidak, tidak ada orang di dalam Adenan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

87

ADENAN: Tapi itu…itu jelas sekali.

KAPTEN: (Tertawa)Kau sudah terlalu lama di darat Adenan. Lautan sering

bernyanyi seperti manusia.

ADENAN: Aneh, saya mendengar jelas sekali.

RUBI: Aku juga dengar, tak mungkin kita salah dengar.

KAPTEN: Tak ada apa-apa. Lebih baik kalian turun ke darat, mencari Panieka.

jangan sampai dia celaka. bawa dia kemari, aku tunggu di sini.

ADENAN: Tapi Kapten.

COMOL (Cepat mengambil lentera) Mari Adenan!

KAPTEN: Jangan bicara lagi! Tak ada waktu.Carilah Panieka sekarang!

ADENAN: Kapten! Kalau perempuan itu di sini, berbahaya sekali. Kenapa

Kapten menyimpannya, dimana Panieka?

KAPTEN: Antarkan mereka Mol!

COMOL: Ayolah kawan, nanti Kapten marah lagi.

RUBI: Kapten! Gadis itu kena cacar!

KAPTEN (Terkejut).

ADENAN: Ya. Kenapa Kapten membiarkan Panieka membawa kemari. Abu

yang bilang pada saya. ketika perempuan itu dilarikan dia tidak apa-

apa. tapi sehari kemudian dia kena cacar!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

88

COMOL: Cacar! Waduh….Kapten, lihat malapetaka itu mulai datang!

ADENAN: Awas Kapten! Wabah itu cepat sekali menularnya.

COMOL: Oh, Wabah itu sekarang ada di sini!

KAPTEN LEO TERCENGANG DIAM SAJA, ADENAN MUNDUR

ADENAN: O iya. Saya kira sekarang sudah malam sekali. Mari kita pulang Rubi.

Selamat malam Kapten.

ADENAN MENARIK RUBI, MEREKA CEPAT PERGI.

COMOL: Adenan! Jangan pergi dulu! jangan pergi! Bawa malapetaka itu dari

sini! Adenan! Rubi! Jangan tinggalkan kami di sini!

COMOL TERUS BERTERIAK-TERIAK MEMANGGIL ADENAN

DAN RUBI, SEDANG KAPTEN MEMANDANG KE PERUT KAPAL ITU

DENGAN KETAKUTAN DAN JIJIK.

ADEGAN ENAM

SETELAH ADENAN DAN RUBI PERGI, LANGIT MENDUNG,

SEKALI-SEKALI ADA KILAT DAN SUARA PETIR DARI KEJAUHAN,

KAPTEN LEO MONDAR-MANDIR DENGAN GELISAH. COMOL DUDUK

JAUH ADRI LUBANG YANG MENUJU PERUT KAPAL. IA MENUTUP

MUKANYA DENGAN PUTUS ASA. KEMUDIAN SUARA GURUH DI

KEJAUHAN DAN KILAT ITU SEMAKIN MEMBINGUNGKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

89

COMOL: Kapten, apa yang harus kita lakukan? Oh, tidakkah Kapten mendengar

suara itu? (Suara rintihan itu masih terdengar sayup-sayup) Oh,

mengerikan sekali. Dayu Sanur telah marah pada kita. Kita akan

dibunuhnya. Jangan ganggu kami, maafkanlah kami Dayu Sanur, ini

semua dosa Panieka, saya tidak mengganggu perempuan itu.

KAPTEN (Berteriak): Diiiaaaammmmm!

COMOL: Ingatlah ramalan-ramalan itu, Kapten!

KAPTEN: Ramalan setan! Ini semua Cuma kebetulan.

COMOL: Tapi semua penduduk pantai sangat mempercayainya Kapten.

KAPTEN: Mereka orang-orang tolol!

COMOL: Tapi mereka bilang kita yang tolol.

KAPTEN: Tolol!? Kenapa?

COMOL: Sebab tidak mau meninggalkan kapal ini. mereka bilang Dewa Laut

menghendaki harimau Laut, kita harus menyerahkannya.

KAPTEN: Tolol! Itu isapan jempol belaka. Pencuri-pencuri yang hendak

merampok besi harimau laut. Kau tolol karena percaya semua itu.

COMOL: Tidak, Kapten.

KAPTEN: Ya, kau biarkan kupingmu mendengar itu semuanya. Kau biarkan

mereka diinjak takhayul macam itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

90

COMOL: Maaf, Kapten. Terus terang saya katakan, tetapi Kapten jangn marah.

Saya bersumpah, penduduk di pantai itu semuanya jujur. Tidak

mungkin mereka bermaksud mencuri besi-besi kapal.

KAPTEN: Tolol! Kau sendiri menyaksikan saat aku menembak mereka!

COMOL (Berdiri): Benar, Kapten. Tapi….

KAPTEN: Tapi apa!?

COMOL: Tapi Kapten tidak marah kalau saya katakan?

KAPTEN: Aku akan menembak kepalamu! Katakan apa?

COMOL: Saya memang melihat Kapten menembak.

KAPTEN: Nah! Lantas apa lagi? (Sinis)

COMOL: Tetapi Kapten tidak pernah bertanya pada saya, apakah saya melihat

juga apa yang Kapten tembak?

KAPTEN: Setan! Apa maksudmu?

COMOL: Maafkan saya Kapten. Pukullah saya, tembak saya daripada mati kena

cacar, tetapi saya tidak bisa berbohong, apa yang saya lihat malam itu.

KAPTEN: Apa yang kau lihat?

COMOL: Kapten menembak ke tengah lautan seperti orang gila, berteriak-teriak

dan membuat saya ketakutan. Padahal di sana tidak ada apa-apa yang

perlu ditembak kecuali kabut bergulung seperti biasanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

91

KAPTEN: Jadi kau tidak melihat!? Tolol!

COMOL: Saya bersumpah demi Tuhan, saya tidak melihat apa-apa, Kapten.

KAPTEN: Kalau begitu, kenapa kau biarkan aku menembak?

COMOL: Maaf, Kapten saya sangat takut waktu itu. Kapten tahu sendiri Kapten

tidak mendengarkan omongan saya.

KAPTEN: Tidak. Matamu yang rabun, jelas pencuri itu mengelilingi badan

Harimau laut, aku biarkan dia mendekati sisi kanan sampai dekat

sekali, baru kutembak. Tidak! Kau tidak bisa dipercaya, telinga tuamu

terkutuk!

COMOL: Tak tahulah saya. Tapi apa yang saya dengar esok harinya saat turun ke

darat? Tepat setelah tiga hari tembakan Kapten itu, seorang perempuan

tua di kampong nelayan mati mendadak. Orang bilang badannya

bengkak-bengkak kebiruan seperti kena sesuatu. Dia juga seorang

perempuan yang ditakuti, karena ia tukang Leak.

KAPTEN: Setan! Kenapa kau baru cerita?

COMOL: Maaf, Kapten. Saya hanya ingin menjaga ketenangan Kapten. Mereka

menuduh kita Kapten.

KAPTEN: Menuduh? Menuduh apa?

COMOL: Pantai ini memang mengerikan, Kapten. O, apa yang akan kita perbuat,

wabah itu sudah di sini. Kita akan mati kena wabah cacar, Kapten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

92

KAPTEN: Menuduh apa?

COMOL: Kapten tidak marah kalau saya katakan?

KAPTEN: Aku tidak sabar. katakan cepat! Apa yang mereka tuduhkan?

COMOL: Mereka menuduh kitalah yang telah membunuh perempuan itu

KAPTEN: Setan! Itu hasutan yang kurang ajar, dank au, kau diam saja.

Tolol! (Mengguncang Comol).

COMOL: Maafkan saya Kapten.

KAPTEN (Mencampakkannya): Omong kosong! Aku tidak pernah membunuh

perempuan itu. AKu hanya menembak pencuri besi, itu pun tidak kena.

Kecuali kalau pencuri itu dia sendiri. Tidak mungkin, seorang

perempuan tua renta mendayung sekencang itu.

COMOL: Orang tua itu justru lebih kuat dari kita kalau jadi tukang Leak, Kapten.

KAPTEN: Diam! Aku bersumpah melihat dengan sadar, pencuri itu seorang laki-

laki yang bertubuh besar. Ia tidak memakai celana kecuali cawat. Kalau

dia perempuan, maka dengan mudah aku bisa mengenalnya. Aku tidak

gila menembaki perempuan. bahkan walaupun itu Cuma fatamorgana,

apa hubungannya tembakanku dengan perempuan satu itu?

COMOL: Saya tidak mengerti, Kapten.

KAPTEN: Kalau tidak, kenapa kau biarkan mereka berpikir seperti itu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

93

COMOL: Saya tidak bisa mencegahnya Kapten.

KAPTEN: Ya, kau memang tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali telor mata sapi

dan sop buntut dan memperkosa perempuan.

COMOL: Benar, Kapten. Saya bersalah. Saya tidak bisa dimaafkan lagi, pukullah

saya, Kapten. saya sudah bersalah.

KAPTEN: Jadi mereka menyangka akulah yang membunuh perempuan itu?

COMOL: Benar, Kapten.

KAPTEN: Kenapa mereka tidak menangkapku?

COMOL: Oh, mereka tidak punya bukti, Kapten.

KAPTEN: Tentu saja. AKu tidak punya hubungan dengan perempuan itu. Setan!

Kaulau sebab semua ini. Dosa-dosamu yang menyebabkan malapetaka

ini!

COMOL: Benar Kapten. Dosa-dosa saya lah penyebabnya. Pukullah saya Kapten,

saya bersalah.

KAPTEN: Tidak. Aku tidak mau menjamahmu lagi. Aku muak meladeni penyakit

terkutuk itu. Aku berdosa karena menolongmu, melemparkan

malapetaka pada diriku sendiri. kaulah dosa terkutuk yang membuat

harimau laut kandas!

COMOL: Demi Tuhan, pukullah saya Kapten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

94

KAPTEN: Kau harus turun ke darat menghapus noda ini. Kau harus

membuktikannya pada mereka. Semua takhayul itu tak ada

hubungannya denganku.

COMOL: Tidak mungkin Kapten. mereka tidak mau mendengar omongan saya

KAPTEN: Mereka harus mendengarkannya. kalau perlu aku sendiri yang akan

turun ke darat, mengajarkan mereka berpikir memakai otak.

COMOL: Kapten akan turun ke darat? Jangan Kapten, terlalu berbahaya.

KAPTEN: AKu tidak takut mati.

COMOL: Kapten tidak tahu, Kapten sebenarnya dituduh?

KAPTEN: Aku tahu apa yang mereka tuduhkan. Mereka bilang, akulah penyebab

panen mereka gagal. Akulah yang menyebabkan penyakit itu

berjangkit. Akulah, akulah yang harus bertanggung jawab atas

kejadian alam yang tak bersangkut paut. Setan!

COMOL: Benar Kapten. Mereka semua mengatakan itu. Hampir tak ada lagi yang

menjual apa-apa pada kita.

KAPTEN: Kenapa kau diamkan semua itu?

COMOL: Saya takut Kapten.

KAPTEN: Takut? Sebentar tadi kau mengatakan, kau tidak takut mati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

95

COMOL: O, tak tahulah saya. kenapa semuanya ini terjadi. Pukullah saya Kapten!

Kenapa Kapten diam. Pukullah saya (Berlutut ke kaki Kapten).

KAPTEN: Bangun tolol! Jangan merayap seperti anjing! Kau harus bisa

menghargai martabat manusiamu, daging yang telah susah payah

ditiupkan indukmu ke atas dunia ini, untuk meneruskan keturunannya.

Bangun!

COMOL: Kapten, tolonglah saya. Sekali ini saja untuk terakhir kali. Saya tak bisa

menahannya lagi. Lihat tangan saya gemetar, saya gugup. Saya tak bisa

menguasai diri lagi. Seperti ketika hendak memperkosa perempuan itu.

Demi Tuhan, tolonglah saya Kapten.

KAPTEN: berdiri kataku! Berdiri! (Comol berdiri hati-hati) Kau tak akan

mendapat apa-apa lagi dariku. AKu sudah muak melayani kau.

Sekarang juga, kau turun ke darat. Jelaskan semuanya pada mereka,

kalau kau belum berhasil membersihkan namaku dan harimau laut,

jangan coba datang lagi ke sini. Aku telah kalap, aku akan menembak

siapa saja yang berani menggangguku. Pergi!!!

COMOL: Kapten….

KAPTEN: Tidak. Berenanglah ke darat jangan memakai sampan, sebelum kau

melaksanakan tugasmu.

COMOL: Tak ada gunanya Kapten.

KAPTEN: Pergilah sebelum kulubangi kepalamu!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

96

COMOL: Mereka tidak akan mempercayai saya, Kapten. Apalagi si penyakit

sudah melarikan anak Dayu Sanur.

KAPTEN: Kau harus membuat Mereka percaya padamu.

COMOL: Tidak mungkin, Kapten. Sudah terlambat.

KAPTEN: Apa yang terlambat, apa yang tak terlambat!? Persetan! kau kesana

sekarang, perbaiki kesalahanmu!

COMOL: Tidak bisa Kapten, saya sudah terlanjur mengatakannya.

KAPTEN: Suruh mereka kemari, biar aku perbaiki mulut mereka satu persatu.

COMOL: Mereka tidak mau datang kemari, Kapten.

KAPTEN: O, jadi mereka pengecut semua? Takut pada sebuah kapal kandas?

COMOL: Bukan itu soalnya Kapten.

KAPTEN: Itulah soalnya! Dewa laut, hantu kapal kandas, Leak atau Dayu Sanur

sama saja takhayulnya.

COMOL: Tapi benar-benar ada Kapten.

KAPTEN: Tidak. Aku tidak lebih percaya pada sesuatu yang ada tapi tidak punya

hakekat yang utama. Aku akan mengajarkan pada mereka bagaimana

seharusnya berpikir memakai otak!

COMOL: Mereka tidak akan mempercayai omongan Kapten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

97

KAPTEN: Tidak? Kenapa tidak? Mereka tidak akan lebih percaya pada juru

masak bongkok seperti kau daripada seorang Kapten.

COMOL: Ya, tapi saya telah membuat kesalahan, Kapten.

KAPTEN: Kesalahan? Kesalahan apa lagi? (Comol mundur dan Kapten Leo

mendesaknya) Katakan kesalahan apa?

COMOL: Kapten tidak marah kalau saya katakan?

KAPTEN MENYAMBAR JAKET COMOL DENGAN PAKSA

KAPTEN: Tolol! Aku sudah marah sejak tadi telor mata sapi!!

COMOL: Pukullah, pukullah saya Kapten.

KAPTEN: Katakan, ketololan apalagi yang buat?

COMOL: Saya berusaha mencegahnya Kapten.

KAPTEN: Mencegah apa?

COMOL: Mereka hendak menyerbu kemari dan mengeluarkan Kapten dengan

kekerasan.

KAPTEN: Menyerbu?

COMOL: Ya, mereka telah mempersiapkannya, tapi untung saya masih sempat

mencegah. Kapten harus berterima kasih pada saya

KAPTEN: Terima kasih?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

98

COMOL: Ya. Sekarang Kapten berhutang budi pada saya

KAPTEN: Terima kasih? Terima kasih? (Tiba-tiba merasa geli dan tertawa

keras) Bagaimana otakmu yang dungu itu menyuruh berterima kasih?

Aku telah menyelamatkan jiwamu lebih dulu. Apapun yang kau

perbuat, setelah itu tak ada artinya untuk menebus, apalagi terima

kasih. Cuih.Terima kasih (Tertawa geli).

COMOL: Ya, saya tipu mereka dan mereka percaya saja. Mereka mengurungkan

niatnya. Kapten harus berterima kasih

KAPTEN: Ya, Tuhan. Alangkah terkutuk dan tololnya manusia yang satu ini

COMOL: Benar. Ajaib Kapten! Mereka mengurungkan niatnya setelah saya

mengatakan pada mereka bahwa Kapten telah gila. Ajaib, mereka

menjadi takut sekali datang kemari

KAPTEN LEO TIBA-TIBA TERDIAM

KAPTEN: (Lemah heran) Apa?

COMOL: Saya katakan pada mereka bahwa Kapten telah gila. Ajaib

KAPTEN: (Berbisik) Gila???

COMOL: Ya! Gila!

KAPTEN: (Mendekat dan berbisik) Dan mereka percaya???

COMOL: Ya tentu saja mereka percaya!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

99

KAPTEN (Lemah sedih) Jadi menganggapku telah gila.

COMOL: Ya!

KAPTEN LEO BERHENTI SESAAT, MEMEJAMKAN MATA.

KAPTEN: (Dengan mata terpejam) Jadi aku telah gila menurut pendapatmu?

COMOL: Ya…. Ah, tidak Kapten!

KAPTEN: (Mendekat dengan suara datar tapi penuh kebencian): Kenapa kau

katakan aku gila, hah!?

COMOL: (Mundur) Tidak, Kapten. Kapten tidak gila. Saya hanya membohongi

mereka

KAPTEN (Terus mendesak) Karena aku tidak mau turun ke darat seperti cucut-

cucut itu.

COMOL: Ajaib. Sama sekali tidak Kapten. Kapten salah paham

KAPTEN: Karena aku telah mendengar lautan bernyanyi?

COMOL (Cemas) Kapten!!!

KAPTEN: Karena aku telah menembak seorang perempuan tuan? Karena aku

telah membawa kesialan ke pantai ini? Karena ku tidak percaya apa

yang kulihat, tetapi tidak dapat kurasakan.

COMOL: Kapten, berhentilah!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

100

KAPTEN: Karena aku tidak percaya pada dewa laut? Karena aku tidak percaya

pada Leak, karena aku tidak percaya pada apa yang kulihat, karena

tidak mau percaya lebih dari apa yang bisa masuk ke dalam

keyakinanku!?

COMOL: Kapten….Kapten….Kapten!!!

KAPTEN: Setan! Terkutuklah kau binatang!! (Kapten Leo memukuli Comol

dengan senapan sampai jatuh) Terkutuklah kau anjing busuk! Si

bongkok terkutuk!!

COMOL: Pukullah, pukullah saya, Kapten.

KAPTEN LEO TERUS MEMUKULNYA BERULANG KALI SAMBIL

MENGUTUK.

ADEGAN TUJUH

SETELAH KAPTEN MEMUKUL COMOL, KAPTEN BERDIRI LAGI

MEMANDANG KE LAUT, MENGHISAP CERUTU. COMOL

MENGGELETAK DI LANTAI, PELAN-PELAN IA BANGUN MENGUSAP

MUKANYA YANG BERDARAH.

COMOL: Terima kasih Kapten. Sudah lama sekali Kapten tidak melakukannya.

Kapten masih kuat seperti dulu. Pukulan-pukulan Kapten bersemangat

dan senang sekali, saya merasa sehat lagi sekarang, hanya terlalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

101

payah. Saya akan istirahat dan tidur supaya besok pagi tidak terlambat

menyediakan telor mata sapid an sop buntut yang hangat dan seorang

perempuan yang kuat Kapten. (Ia berusaha berdiri, ia merangkak

mengambil lentera, kemudian jatuh lagi karena

payah)….Dayu (Menggumam) Dayu Sanur….Pergilah, jangan ganggu

kami. Bawa malapetaka itu keluar dari sini. Dayu Sanur pergilah

dengan baik-baik, tinggalkan kami.

COMOL TERUS MERINTIH, SEDANG KAPTEN

MENGHIRAUKANNYA. KEMUDIAN SUARA YANG TERDENGAR MIRIP

PADA ADEGAN PERTAMA ITU TERDENGAR LAGI. SUARA MISTERIUS

YANG TAK JELAS SUMBERNYA, TERSENGAL KADANG-KADANG

LANTANG. KAPTEN LEO TERSENTAK LALU MEMBUANG CERUTU. IA

MENGANGKAT SENAPAN MENYUSURI TEPI KAPAL, MENCARI ARAH

SUARA. SETIAP KALI IA MEMBIDIK, SUARA ITU BERHENTI,

KEMUDIAN BERUBAH ARAH, KAPTEN LEBIH SEPERTI GILA

MEMUTARI DEK KAPAL.

KAPTEN: Kurang ajar! Terkutuk lah yang mempermainkan aku.Tampakkan

dirimu, mari berkelahi secara jantan. Ya, Tuhan alangkah fgelapnya,

kalau saja aku bisa melihat, kulubangi batok kepalanya sekarang juga.

Diam….apa maksudmu dengan semua ini!? Kau piker aku akan

menyerahkan Harimau Laut begitu saja? Terkutuklah! Kuperingatkan

sekali lagi sebelum aku menembak. Jangan coba-coba

mempengaruhiku. Kau dengar…..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

102

SUARA ITU MASIH TERDENGAR Baik!!! (Kapten Leo menembak membabi

buta ke laut)

COMOL: Kapten! Kapten! Jangan menembak! Nanti ada yang kena (Berdiri

memegangi Kapten)

KAPTEN LEO MENOLAK COMOL

KAPTEN: Aku harus memburunya sekali ini (Lari ke tempat sampan)

COMOL: Jang Kapten! Apa yang Kapten buru? Jangan pergi Kapten! Lihat cuaca

buruk sekali, nanti Kapten tersesat. Mau kemana Kapten? Jangan

tinggalkan saya di sini. Bawa saya ikut serta Kapten. Oh….Kenapa dia

seperti itu? Dewa laut itu telah mengutuknya (Mengangkat

lentera) Ajaib. Dia benar-benar pergi (Berteriak) Kapten! hati-hati

Kapten! Awas dewa laut! Cepat kembali! jangan tinggalkan aku disini!

Oh, Kenapa dia seperti itu? Ajaib! Jangan-jangan dia sudah

gila….Kaptenku…Oh….(Suara guruh itu semakin kuat) Dengar dewa

laut! Ya Tuhan, jangan ambil dia! Selamatkan Kaptenku! Ampunilah

kami telah melanggar perairan terlarang ini. kami tidak tahu, lepaskan

hukuman ini (Suaranya tertelan oleh gemuruh halilintar. Beberapa

lama kemudian Comol bergerak menghampiri lobang perut kapal)

Dayu Sanur! Dayu Sanur! Keluarlah! Kapten sudah pergi (Kemudian

dia mundur memperhatikan dari jauh. Beberapa lama kemudian, dari

perut kapal muncul seorang perempuan tua memakai pakaian adat

bali. Mukanya kuning bersih tapi menyeramkan, ia juga membawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

103

sebuah kerang yang besar sekali) Kapten baru saja pergi, Dayu Sanur,

Dewa Laut itu mengganggunya lagi. Maafkanlah kami. Panieka busuk

itu melakukannya tanpa mendapat persetujuan Kapten. kami tidak

bertanggung jawab atas putrid Dayu Sanur. Hukumlah dia tapi

maafkanlah saya dan Kapten. Dayu Sanur tidak marah pada kami,

bukan!?

DAYU SANUR SEOLAH-OLAH TIDAK MENDENGAR. IA

MENGELILINGI KAPAL, COMOL MEMPERHATIKAN DENGAN

KHAWATIR.

DAYU SANUR: Tidak bisa.

COMOL: Lekaslah usir dulu dewa laut itu Dayu Sanur, nanti dia membunuh

Kapten.

DAYU SANUR: Tidak bisa.

COMOL: Dayu sudah berjanji akan mengusirnya, bukan? Saya sudah

memberikan cincin emas pada Dayu.

DAYU SANUR: Tidak bisa. Aku sudah berjanji akan mempersembahkan tiga

jasad di pura dalem. Betari Durga sudah marah padamu.

COMOL: Tapi Dayu sudah berjanji akan mengusir setan-setan itu. Kalau tidak

begitu, saya tidak akan mau menyelundupkan Dayu kemarin, ketika

Kapten sedang tidur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

104

DAYU SANUR: Kamu berdua harus mati.

COMOL: Apa? Tidak. Jangan Dayu, kasihanilah saya. Saya tidak tahu Panieka

mencuri putri Dayu.

DAYU SANUR: Panieka juga akan kubunuh, Dayu Badung anakku duah

dicemarkannya.

COMOL: Bunuhlah dia Dayu tapi jangan bunuh saya dan Kapten.

DAYU SANUR: Awaslah. kamu sudah berani melawanku. Aku yang memiliki

malam di pesesir pantai Sanur ini. kenapa kamu berani datang

kemari sebelum minta ijin.

COMOL: Kami tidak tahu Dayu, ampunilah kami

DAYU SANUR: Tidak bisa. Besok malam, tunggulah, aku sudah menghaturkan

kau ke pura Dalem. Bersiap-siaplah.

COMOL: Dayu Sanur, ampunilah saya. Saya tidak bersalah

DAYU SANUR: Sudah terlambat. kamu sudah menyakiti hatiku, terimalah

balasannya besok malam.

COMOL; Jangan Dayu, jangan bunuh saya, saya minta maaf.

DAYU SANUR: Kalau kau bisa menyediakan tiga orang bayi yang masih hidup,

kau akan kuampuni.

COMO: Bayi? Darimana saya bisa dapat bayi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

105

DAYU SANUR: Carilah di pesisir itu. Tiga bayi dalam sebulan. yang akan datang

tiga orang bayi lagi, barulah kuampuni. Tetapi Panieka akan

kubunuh, sebab dia telah menyakiti hatiku.

COMOL: Busyet! Bagaimana saya bisa mencari bayi itu? Ampunilah saya

Dayu…Saya akan menghamba pada Dayu. Jangan bunuh saya

SUARA: Ampun…. Ampun ibu….Jangan sakiti saya….

DAYU BADUNG MUNCUL DARI PERUT KAPAL.

DAYU BADUNG: Panieka…. Panieka….

COMOL: Lihat wabah itu keluar! (Mundur ketakutan) Bawa dia masuk Dayu

Sanur!

DAYU BADUNG: Ibu, ampun….ampun….ampun ibu.

DAYU SANUR: Badung….

DAYU BADUNG: Ibu, ampun ibu….Jangan sakiti saya.

DAYU SANUR: Kenapa kau lari dari rumah Badung?

DAYU BADUNG: Bunuhlah Tiyang ibu, jangan disakiti terus. Tidak ada lagi

gunanya Tiyang hidup. kalau Tiyang sembuh, cacar ini akan

meninggalkan bekas. Bunuhlah Tiyang bu….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

106

DAYU SANUR: Anak tulah….(Dayu mendekati Badung) O….Betari. Terimalah

anak durhaka ini. Anak yang tidak menghormati

ibunya (Kemudian anak itu dicekiknya. halilintar keras,

kemudian turun hujan lebat. Di atas geladak itu Suram.

COMOL: Dayu, masukan lagi ke dalam.

DAYU BADUNG (Pada Comol) Toloong…tolong bawa saya pergi dari sini, saya

tidak kuat.

COMOL: Jangan dekat-dekat!

DAYU BADUNG: Tolonglah, saya tidak kuat.

COMOL: Tidak! Jangan dekati aku (mundur dan terdesak ke tepi).

DAYU BADUNG: Tolonglah, bawa saya pergi. Saya hendak dibunuh ibu.

COMOL: Ya, Tuhan, aku tidak mau mati karena cacar (Badung mendekati Comol

dan Comol meloncat ke laut karena kehilangan akal).

DAYU BADUNG: Oh….(Pindah ke atas)

ADEGAN DELAPAN

PAGI TELAH DATANG, SETELAH MALAM YANG HUJAN LEBAT.

KELIHATAN COMOL DUDUK MEMANDANG KE TENGAH LAUT.

SERING-SERING IA MENOLEH KE PERUT KAPAL. DENGAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

107

KETAKUTAN. DI ATAS PETI TERLIHAT KERANG YANG BESAR.

SEBUAH SAMPAN MENDEKATI MEMBAWA RUBI DAN ADENAN.

SUARA: Mol! (Comol tidak menjawab) mana Kapten Mol? Hai kau sudah gila.

mana Kapten!?

COMOL: Kapten belum pulang.

SUARA: Kemana?

COMOL: Mencari Dewa Laut.

SUARA: Setan! Jangan main-main. Dimana Kapten!?

COMOL: Sudah kukatakan belum pulang!

SUARA; Kemana?

COMOL: Sudah kukatakan mencari Dewa Laut.

SUARA: Setan! Dia rupanya sudah gila, Rubi!

SUARA: Mol! Gadis cacar itu di sana bukan?

COMOL: Tidak.

SUARA: Ah ya. kau ikut-ikutan saja bilang tidak. Sekarang dia masih ada di

dalam.

COMOL: Masih..

SUARA: Nah, dengarlah gila! mana Panieka?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

108

COMOL: Sejak kemarin belum kembali, Katanya mencari dukun.

SUARA:Kalau begitu, kau turun saja bongkok. Jangan diam dekat orang cadar

itu. nanti kau mati seperti Daging.

COMOL: Aku menunggu Kapten. Dia belum dating.

SUARA: Kau turun saja dulu. nanti kita cari Kapten.

COMOL: Tidak Aku disuruh nungguin kapal ini. Aku tidak mau turun kalau

Kapten tidak suruh. harus ada yang menjaga Harimau Laut. nanti apra

pencuri itu mencuri besi kapal kita.

SUARA: Lihatlah, dia sudah mulai gila!

SUARA: Benar kau tidak mau turun?

SUARA baiklah bongkok, jangan menyesal nanti. Aku sedang mencari Panieka.

Nanti siang aku datang lagi. katakan pada Kapten bahwa wabah di pantai

sudah bertambah hebat.Ayo kita kembali Rubi.

SUARA: Pikirlah baik-baik, Mol! Jangan terlalu setia. ini soal hidup dan mati!

COMOL: Dayu Sanur! Kenapa Kapten belum pulang? Tinggalkanlah kapal ini

dengan putrid Dayu sekarang. Pergilah ke darat, sebelum Kapten datang.

kalau saya tahu begini kejadiannya tak akan kubiarkan dia masuk

kemarin. Bilangnya dia pintar mengusir Dewa Laut, ia pintar

menyembuhkan orang gila. Sekarang dia membawa malapetaka. Dayu

Sanur, pergilah sekarang, nanti Kapten dating (Dayu membawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

109

semangkok sup yang masih hangat) Pergilah sekarang Dayu, bawalah

putrid Dayu ke darat.

DAYU SANUR: Makanlah ini orang bongkok!

COMOL: Apa itu?

DAYU SANUR: Untuk menghilangkan kegilaan dan mengusir setan

COMOL: Benar?

DAYU SANUR: Yaa….

COMOL: Baunya enak, begini cara mengusir para setan itu?

DAYU SANUR: Kalau kau sudah makan.

COMOL: Baiklah kalau begitu. Demi kesehatan Kapten dan harimau Laut. Saya

juga merasa lapar sekali, sejak semalam belum makan (Mengambil

mangkok dan memakannya. Apakah resep sopnya untuk mengusir setan

itu?

DAYU SANUR: Hati manusia!

COMOL: Jangan main-main Dayu. tapi ini memang ada hatinya. Luar biasa enak.

kalau ada obat setan seperti ini, saya mau makan obat setan setiap hari.

DAYU SANUR: Kau mau memakannya tiap hari?

COMOL: Luar biasa enaknya. Dayu tidak makan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

110

DAYU SANUR: Aku sudah kenyang. maukah kau menjadi muridku orang

bongkok?

COMOL: Murid apa? Saya juru masak, tidak perlu berguru lagi.

DAYU SANUR: Kalau mau, setan-setan itu tidak akan mengganggu lagi.

COMOL: Ah, benarkah? Bagaimana caranya menjauhkan setan-setan laut itu?

DAYU SANUR: Berkawan dengan mereka.

COMOL: Berkawand dengan setan? Bagaimana?

DAYU SANUR: Menjadi pengikutku.

COMOL: Apakah itu baik?

DAYU SANUR: Ya, setan itu tidak akan mengganggu lagi.

COMOL: Kalau itu baik, tentu saja saya mau. Tapi apakah Kapten akan setuju?

DAYU SANUR: Dia tidak boleh tahu.

COMOL: Kenapa?

DAYU SANUR: Dia tidak percaya padauk.

COMOL: Kalau Kapten tidak memberi izin, saya tida mau berbuat apa-apa.

DAYU SANUR: Cobalah dulu.

COMOL: Kalau tidak berat akan saya coba. Nanti saya usulkan pada Kapten,

barangkali Kapten juga mau ikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

111

DAYU SANUR: Tidak. Dia tidak boleh ikut.

COMOL; Kenapa?

DAYU SANUR: Sebab dia tidak bongkok punggungnya.

COMOL: Ah, aneh sekali. Enak sekali sop ini Dayu Sanur.

DAYU SANUR: Nanti sore akan kuajarkan padamu. Mempelajari ilmu ini hanya

boleh ketika matahari sedang masuk ke peraduan.

COMOL: Tapi kapan Dayu akan pergi? Saya tidak berani lagi menyembunyikan

Dayu lama-lama di sini, sekarang Kapten jarang tidur.

DAYU SANUR: Setelah kamu jadi pengikutku.

DAYU SANUR MASUK LAGI KE DALAM

COMOL: Ini berbahaya sekali. kalau Kapten tahu, dia akan marah sekali. Dulu

pernah ketahuan memabwa anak anjing kemari,s aya didiamkannya

selama satu minggu. Ah, tak tahulah saya. Oh, lihatlah!(Ia memungut

bangkai seekor burung) Bangkai seekor camar lagi. Ini berarti

malapteka. jangan-jangan Kapten mendapat kecelakaan di tengah-

tengah. Ajaib, bukankah tadi malam ia memeringatkan saya supaya

aku berhati-hati nanti malam. Tiga orang jasad manusia katanya, atau

kalau tidak aku harus mencarikan tiga orang bayi yang masih hidup.

Dia pasti tidak bermain-main. Dayu Sanur? (Comol pergi ke dekat

lubang perut kapal) Dayu Sanur! Jangan marah, bunuhlah Panieka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

112

celaka itu, tapi jangan bunuh saya dan Kapten. Ajarilah aku nanti sore

menjauhkan setan itu.

ADEGAN SEMBILAN

SORE MENJELANG MALAM. DLAM KEADAAN YANG SURAM,

SAMAR-SAMAR KELIHATAN DAYU SANUR MEMAKI SECARIK KAIN

PENDEK MENGAJARI COMOL MENJADI LEAK. DAYU SANUR

MELOMPAT DAN MENARI DI ATAS SEBELAH KIRINYA

MENGELILINGI SISI KAPAL. COMOL MENIRUKANNYA.

DAYU SANUR: Hari ini kita sudah cukup. Ingatlah apa yang sudah kuajarkan

tadi.

COMOL: Baiklah Dayu. Bolehkah saya mengenakan pakaian lagi?

DAYU SANUR: Boleh. Nyalakan lampu.

COMOL: Kalau Cuma seperti ini, tidak sulit. hanya pantangan-pantangan itu saja

yang agak sulit dilakukannya. Tak boleh dilangkahi orang, tak boleh

lewat di bawah benda yang dipakai manusia. tapi akan saya coba, kalau

ini bisa membuat pintar.

DAYU SANUR: Tak boleh dikatakan pada orang lain.

COMOL: Ya, soal itu tak ada seorang pun yang akan bisa membujuk saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

113

DAYU SANUR: Setiap bulan kau harus memberikan persembahan pada betara

durga di pura Besakih.

COMOL: Nah, itu yang belum saya mengerti. Apakah yang harus

dipersembahkan?

DAYU SANUR: Jasad manusia.

COMOL: Ha! Jasad manusia? Kalau bisa diganti saja Dayu Sanur.

DAYU SANUR: Tidak bisa!

COMOL; Kapten tidak akan menyetujui ini. Sedangkan jasad kita saja tak boleh

disia-siakan, apalagi kepunyaan orang lain.

DAYU SANUR: Tak boleh dikatakan pada orang lain. Awas kalau kau tidak

menuruti perintahku, kau akan mendapat celaka.

COMOL: Kalau begitu tidak jadi saja.

DAYU SANUR: Tidak bisa. kau sudah jadi muridku. Kau harus meneruskan

sampai bisa jadi Leak.

COMOL: Bisakah saya jadi Leak?

DAYU SANUR: Bisa!

COMOL: Mereka tidak akan berani lagi pada saya?

DAYU SANUR: Kau akan bisa berbuat apa saja yang kau sukai.

COMOL: Kalau begitu saya pikir dulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

114

KEMUDIAN DIA MENYALAKAN LENTERA, DAYU SANUR

MASUK KE PERUT KAPAL

COMOL: Kalau saya bisa jadi Leak, tak ada lagi yang berani memanggilku si

bongkok atau si telor mata sapi. Tapi, baiklah saya pikir dulu, Dayu

Sanur…. Ajaib, kemana dia? Baru saja di sini. orang itu benar-benar

sakti.

SUARA (Dayu Sanur dari dalam kapal) Orang bongkok!

COMOL Ya, Dayu Sanur.

SUARA: Usirlah kawan-kawanmu yang masih di sini!

COMOL: Siapa?

SUARA: Murid-muridku yang lain. Ia melihat kau belajar tadi. Tiup lah kerang

itu.

MENGAMBIL KERANG BESAR ITU

COMOL: Kerang? O, itu dia. Baiklah, saya akan mengusir setan-setan itu. Saya

belum sempat minta ijin pada Kapten memelihara benda ini di sini.

Kemarin malam saya hendak memintanya tapi Kapten menolak, sebab

dikiranya anjing seperti dulu. Tapi selama ini diam-diam saya telah

mencobanya tanpa sepengetahuan Kapten (Ia naik ke atas peti hendak

meniup kerang itu) Hei Dewa Laut, hei semua setan yang menunggui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

115

laut dan pesisir, hei leak-leak yang ada di sini, dengarlah Dayu Sanur

memerintahkan engkau supaya sayan. Pergilah baik-baik cari mangsa di

tempat lain, jangan ganggu ketenangan kami.

KETIKA IA HENDAK MENIUPNYA, KEDENGARAN ADA SUARA

MEMANGGIL SEHINGGA IA TAK JADI MENIUP.

SUARA: Comol!

COMOL MENCOBA MELIHAT TAPI BANYAK KABUT.

COMOL: Hai, siapa itu? Kapten?

SUARA: Bukan. Dewa Laut!

COMOL: Hei Adenan, kurang ajar kau. Apa yang kau intip di sana?

SUARA: Yah, apa yang kau kerjakan bongkok? Kau sudah ngomong sendirian.

Kapten sudah pulang?

COMOL: Sudah lama kau di sana? kau dengar apa yang kukatakan?

SUARA: Tentu saja. Tapi omongan orang gila tak penting. mana Kapten?

COMOL: Hei! Kenapa kau katakan aku gila?

SUARA: kalau Kapten gila, itu tak apa, tapi kalau juru masak yang hina, tak

berharga seperti kau, itu perlu dipikirkan cara membuangnya.

COMOL: Naiklah, jangan mengumpat saja di sana.

SUARA: Gadis cacar itu masih di sana?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

116

COMOL: Ya!

SUARA: Kalau begitu, biar kau sajalah yang menjaganya. Aku belum

menemukan Panieka. Para nelayan tadi ada yang baru saja pulang

setelah satu hari kemarin dipermainkan arus. Ada topan tadi malam di

sana. Aku kuatir kalau Kapten dapat kecelakaan. katakan pada Kapten

kalau dia datang aku baru saja menerima kabar, Abu tertangkap.

COMOL: Ditangkap dimana?

SUARA: Itulah yang belum kuketahui.

COMOL: Naiklah. Coba ceritakan ke sini.

SUARA: Tak ada gunanya minta pertimbanganmu. Aku akan ke pantai lagi

mencari kabar.

TERDENGAR RIAK SAMPANNYA.

COMOL: Ajaib, Abu tertangkap? Dayu Sanur! Kenapa Abu tertangkap? (Dayu

Sanur keluar membawa mangkok) Kenapa Abu ditangkap Dayu?

DAYU SANUR: Makanlah ini orang bongkok!

COMOL: Abu ditangkap Dayu.

DAYU SANUR: Setelah makan, usirlah mereka.

COMOL: Siapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

117

DAYU SANUR: Lihatlah, mereka masih berdiri di sana melihatmu.

COMOL: Ajaib. Siapa Dayu? Saya tak melihat apa-apa.

DAYU SANUR: Nanti setelah pintar kau akan melihatnya. Makanlah

COMOL: Ada-ada saja. Enak juga bau sop ini. (Comol makan dan dayu sanur

masuk. Malam bertambah gelap. Suara laut dan angin itu mulai

kedengaran. Tiba-tiba Comol terpelanting jatuh ke lantai. Ia menjerit

kaget).

COMOL: Ajaib! Apa ini? Siapa ini? Siapa yang menolakku? (Ia cepat

berdirimenggapai lentera. Kedengaran suara angin dan ombak,

tu:buhnya bergoyang) Ya Tuhan! Dewa Laut menggangguku,

takhenti-hentinya ia megikuti. (Kemudian semuanya kembali bisaa.

Kedengaran suara angin dan ombak semakin besar).

COMOL: Dengarlah dewa laut, setan-setan yang menguasai pesisir Sanur.

janganlah ganggu kami. kami di sini orang-orang lemah yang tidak

bermaksud jahat. pergilah ke tempat lain yang lebih layak untuk

kalian. Maafkan kalau kami bersalah. kami tidak tahu siapa yang

punya psesisir ini. pergilah sekarang. (Cepat ia mengambil kerang itu

kembali dan naik ke atas peti)

COMOL: Pergilah, hanyutlah bersama ombak, terbanglah bersama angina,

tinggalkanlah Harimau Laut di sini. kami sedang menunggu kapal

penarik itu, kalau kapal datang kami akan pergi dari sini. Janganlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

118

mengganggu kami. (Di tengah suara ombak dan angin itu, ia kemudian

meniup kerangnya. Suara yang keluar dari kerang itu adalah sebuah

suara misterius seperti yang didengar oleh Kapten Leo pada adegan

pertama. Comol meniup kerang itu berulang kali ke berbagai arah).

COMOL: Ah, Kapten! Kapten!(Ia meniup kerang itu kembali ke berbagai arah.

Tiba-tiba terdengar suara letusan senapan dari arah laut beberapa

kali. Comol tepat kena didadanya. Ia terpelanting ke atas lantai kapal).

COMOL: Kapten! Kapten!

IA BERDIRI TERHUYUNG-HUYUNG KE SISI GELADAK

SUARA TEMBAKAN ITU TERDENGAR LAGI DAN MENGENAI

COMOL. COMOL TERPELANTING JATUH KE LAUT. BEBERAPA LAMA

KEMUDIAN DI ATAS GELADAK, SEPI HANYA SUARA ANGIN DAN

OMBAK. KEMUDIAN MUNCUL KAPTEN LEO. TOPINYA SUDAH

HILANG DAN PAKAIANNYA TIDAK KERUAN. DENGAN TENANG IA

MELANGKAH KE TEMPAT BIASANYA DI SANA IA BERDIRI

MEMANDANG KE LAUT. SEPERTI BIASA SAJA IA MENGELUARKAN

SEBATANG CERUTU DAN MULAI MENYALAKANNYA. BEBERAPA

SAAT TETAP DEMIKIAN SEOLAH-OLAH TAK TERJADI APA-APA.

KAPTEN: (Lembut, tetap memandang ke laut) Mol! (tak ada jawaban) Mol! Aku

sudah berhasil menembaknya. Sekarang ia tak akan mengganggu lagi.

Aku siap dengan telor mata sapi dan sop buntut itu (Beberapa lama, ia

menanti jawaban. tapi tak ada) Mol! Barangkali ia sudah tidur. (Ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

119

melangkah masuk perut kapal. Tapi tiba-tiba tertegun teringat sesuatu.

Cepat ia mundur ketakutan).

KAPTEN: Mol! Comol! Bawa sop buntut itu keluar! (Tak ada jawaban).

Mol! (Kapten menjadi gugup). (Ia memandang sekeliling dengan

pandangan aneh. Berjalan keliling) Mol! Comol! (Bertambah panik

dan berteriak-teriak) Mol! Comooool…..Comoooooool…….

ADEGAN SEPULUH

LAMA SESUDAH ITU. MALAM. KAPTEN LEO DENGAN GELISAH

BERPUTAR-PUTAR DI ATAS GELADAK. IA NGOMEL SEPERTI ORANG

GILA.

KAPTEN: (Berjalan berputar-putar) Terkutuklah cucut jahanam itu! Kemana ia

pergi membiarkan harimau laut sendirian di sini! Tak bisa kumaafkan

lagi keteledorannya. Awas kalau dia kembali, sudah waktunya aku

memberikan telor mata sapi itu pelajaran.

PANIEKA MUNCUL MEMBAWA KARUNG, DIIKUTI OLEH

SEORANG LAKI-LAKI YANG SUDAH TUA.

PANIEKA: Selamat malam, Kapten. maaf, kemarin saya tak bisa kembali. Kapten

tahu sendiri seperti itu, juga akrena urusan saya belum usai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

120

Perbekalan ini cukup untuk sebulan. Ini pak dukun dari pantai

Kapten. pak Dukun, ini Kapten yang memimpin Harimau Laut.

PANIEKA MENURUNKAN BEBANNYA DAN DUKUN ITU

MENGANGGUK PADA KAPTEN. KAPTEN LEO TERTEGUN SEBENTAR,

KEMUDIAN TERUS LAGI DENGAN CERUTUNYA DAN MONDAR-

MANDIR.

KAPTEN: Kemana Comol?

PANIEKA: Comol? Tak tahu saya Kapten. Bukankah dia di sini bersama Kapten?

KAPTEN: Aku baru saja kembali. Dia tak ada di sini. kau tidak melihat dia ke

darat?

PANIEKA: Entahlah Kapten. Saya tak berani terang-terangan terlihat. Saya hanya

sempat membawa perbekalan dan Dukun ini.

KAPTEN: Kalau begitu dia ada di dalam. Atau dewa laut itu sudah menculiknya.

PANIEKA: Mungkin dia di dalam, Kapten.

KAPTEN:Panieka.

PANIEKA: Ya Kapten.

KAPTEN: Bawalah perempuan itu ke darat.

PANIEKA: Kapten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

121

KAPTEN: Kalau aku biarkan lebih lama di sini, kutembak dia. Kalau kau tahu dia

membawa wabah, tak akan kubiarkan kau menghampiri

kemari.Ambilah dia sekarang.

PANIEKA: Ya, saya tahu bagaimanapun saya harus mengatakannya pada Kapten.

Kemarin tak berani saya jelaskan pasti. Kalau Kapten tahu, Kapten

tidak akan membiarkan saya mendekat. maafkanlah saya bukan

berbohong Kapten.

KAPTEN: Sekarang tak ada maaf lagi, Sudah terlalu banyak. Sudah waktunya

bagiku untuk menghilangkan kesabaran. Bawalah dia Panieka. Aku

emang bertanggung jawab untuk kamu semua, tapi kalau kau mulai

menyalahgunakan tanggung jawab itu, aku bisa memisahkan kau dari

tanggung jawabku. Di sini kau tahu sekarang bahwa seorang manusia

yang terpojok seperti aku, mulai memikirkan kepentingan dirinya

sendiri.

DUKUN: Benar Kapten. Demi keselamatan anak gadis itu, kalau memang ia kena

cacar, sebaiknya dibawa ke darat.

KAPTEN: Aku mendengar pak Dukunmu berbicara. Akan kucoba

memercayainya. pak Dukun…

DUKUN: Saya, tuan Kapten.

KAPTEN: Bapak orang pintar bukan?

DUKUN: Tidak, tuan Kapten. Saya tidak tahu apa-apa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

122

KAPTEN: kalau tidak, kenapa bapak kemari?

DUKUN Saya biasa dipanggil orang, Kapten. karena saya tidak tahu apa-apa.

Saya datang untuk mengetahui apa kebodohan saya, apa yang belum

saya ketahui.

KAPTEN: Tahukah Bapak, apa itu yang disebut Dewa Laut?

DUKUN: Kalau perlu tuan Kapten

KAPTEN: Kalau perlu bagaimana?

DUKUN: Kalau perlu saya tahu, kalau tidak, ya…tidak

KAPTEN: Benarkah di sini ada dewa laut?

DUKUN: Kalau tuan Kapten percaya, dia tentu ada. Tapi kalau tuan Kapten tidak

percaya, ya tidak ada.

KAPTEN: Kalau begitu saya katakan pada bapak sekarang. Saya tidak mau kalau

ada.

DUKUN: Coba sajalah tuan Kapten.

KAPTEN: Kemarin saya memburu suara aneh, menembaknya satu hari satu

malam, saya tetap menembaknya. Panieka lentera itu pasti ada yang

menyalakannya, bawalah turun, siapa tahu si bongkok kumat lagi

penyakitnya. Dia bisa memperkosa perempuan itu. Tidak peduli

perempuan itu sakit cacar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

123

PANIEKA TERSENTAK LANTAS MENGAMBIL LENTERA.

PANIEKA: Astaga, benar Kapten? Aku bunuh kalau dia main gila!

IA MASUK PERUT KAPAL, KAPTEN MONDAR-MANDIR LAGI.

KAPTEN: Aku melihat sesuatu di balik kabut. mula-mula aku membiarkannya

saja, sehingga dia bertambah besar. Akhirnya kucari dan kubuktikan

apa sebetulnya itu, ternyata hanya kekosongan yang besar. benar apa

yang bapak katakan, dia ada kalau kita memercayainya. Tapi saya

ingin bertanya, apakah yang ada itu selalu ada dan apakah yang tidak

ada itu selalu tak ada?

DUKUN: Tidak, tuan Kapten. Menurut pendapat saya, yang tak ada itu ada.

Sebab kita selalu mencarinya. Sedangkan setelah dia ada kita tidak

memedulikannya, seolah-olah sudah tak ada.

KAPTEN: Itu tak benar. Sesuatu yang tak ada setelah kita mencarinya adalah

benar-benar tak ada.

TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA JERITAN, PANIEKA KAGET.

DISUSUL KEMUDIAN DENGAN MUNCULNYA IA KEMBALI DENGAN

MATA TERBELALAK.

PANIEKA (Memandang Kapten Leo dengan aneh) Kapten! Kau membunuhnya!

KAPTEN Apa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

124

PANIEKA: Ya Tuhan! Kejam sekali! Terkutuklah pembunuh! kau sudah gila!

KAPTEN: Bicara yang benar, Panieka!!

PANIEKA: Setankah kau, Kapten! Gila! Binatang buas!(Ia dengan kalap

menyerang Kapten, Kapten terkejut, memukulnya dengan popor

senapan).

PANIEKA: Binatang! Pembunuh gila!(Ia bangun hendak menyerang lagi, tapi

dipukul lagi dengan popor senapan)

PANIEKA: Pembunuh! Orang gila! Laknat!

KAPTEN MENDEKAT DAN MEMUKULNYA TERUS, KARENA

PANIK, PANIEKA TERJUN KE LAUT.

KAPTEN: Aku tidak gila! Awas aku bunuh kau kalau sekali lagi mengatakannya!

KEMUDIAN KAPTEN MELANGKAH DENGAN CURIGA KE PERUT

KAPAL. MULA-MULA IA TERTEGUN SESAAT, KEMUDIAN MUNDUR

DENGAN TAKUT.

DUKUN: Masuklah Kapten, tidak akan terjadi apa-apa. Saya menjaga tuan

Kapten

KAPTEN: Comol….Comol….

KEMUDIAN KAPTEN CEPAT MASUK PERUT KAPAL. TAK

BERAPA LAMA KEMUDIAN IA MENJERIT SEPERTI PANIEKA.

KEDENGARAN RIBUT-RIBUT, DIAM-DIAM DAYU SANUR KELUAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

125

HATI-HATI IA MELANGKAH HENDAK TURUN KE TEMPAT SAMPAN.

TAPI DUKUN ITU DENGAN TENANG TELAH BERDIRI DI SANA,

MENEGURNYA.

DUKUN: Mau kemana kak?

DAYU SANUR TERKEJUT LALU PADA SAAT ITU MUNCUL

KAPTEN.

KAPTEN: Terkutuklah! Comol telah menyembelih perempuan itu (Ketika dia

melihat Dayu Sanur, marahnya tak terkendalikan) Siapa kau,

Leak? (Dayu Sanur diam saja) Terkutuk…….!

KEMUDIAN DENGAN KALAP DIPUKULNYA DAYU SANUR

DENGAN POPOR SENAPAN. DAYU SANUR JATUH TAPI TIDAK

MENGELUARKAN SUARA. SAMBIL MEMAKI-MAKI, KAPTEN TERUS

MEMUKULNYA.

KAPTEN: Setan! Jahanam! Mana Comol!? Kau bunuh juga dia!?

DUKUN: Tidak ada gunanya Kapten.

KAPTEN TERTEGUN MELIHAT PEREMPUAN ITU TIDAK APA-APA.

DAYU SANUR BANGUN LAGI DAN MENGEJEK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

126

KAPTEN: Tidak! Tidak mungkin! (Cepat Kapten mengangkat senapannya dan

mengokang serta membidik ke arah Dayu Sanur. Dukun itu dengan

cepat mencegah).

DUKUN: Jangan tuan Kapten. Ini bagian saya. Dia adalah musuh saya. Sayalah

yang menyelesaikannya (Ia menyingkirkan Kapten, kemudian

mendekati Dayu Sanur).

DUKUN: Sudah lama kakak saya peringatkan, masih saja kakak berbuat seperti

ini.

DAYU SANUR: Kakak minta maaf, kakak memang bersalah.

DUKUN: Kalau begitu, ya hentikanlah sekarang. Pulanglah! (Dukun merenggut

ikat pinggang Dayu Sanur) Berhenti sekarang kau jadi orang pintar.

DAYU SANUR: Anakku…anakku….(Ia berdiri, Dayu Sanur menggeliat

kesakitan, kemudian jatuh menangis) Dayu….Dayu badung….(Dia

berdiri serta merangkak masuk ke perut kapal) Dayu Badung….Dayu

Badung…..

DUKUN: Tuan Kapten melihat semuanya itu?

KAPTEN: Demi Tuhan. Aku tidak melihat semuanya itu, aku tidak melihat apa-

apa.

DUKUN: Baiklah tuan Kapten. Kalau begitu bagi tuan Kapten semuanya itu

memang tak ada. Saya sekarang akan membawanya pulang. Tiga hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

127

lagi dia akan meninggal karena dosanya sudah terlalu banyak (Sambil

masuk ke perut kapal) Dayu, mari pulang….

KAPTEN BERLARI KEBINGUNGAN. DIA TERINGAT COMOL

KAPTEN (Berbisik)Mol! Comol! (Bertambah keras sambil bergerak ke tepi

geladak) Mol….Comol! Comol……

ADEGAN SEBELAS

LAMA SETELAH ITU. MALAM ITU JUGA

HUJAN LEBAT, KAPTEN LEO MEMBIARKAN DIRINYA

KEHUJANAN. IA BERDIRI MEMELUK LUTUT SENAPANNYA SAMBIL

MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SUARA OMBAK KEDENGARAN

BERTAMBAH KERAS.

SUARA: Kapten! Kapten!

KAPTEN TIDAK MENYAHUTNYA, BEBERAPA LAMA KEMUDIAN

MUNCUL ADENAN MEMIKUL MAYAT COMOL DIIKUTI RUBI.

ADENAN: Kapten…. (Kapten tak menoleh) Kapten, kami tak tahu apa-apa, ya

kami mendapatkan ini secara kebetulan. ketika kami sedang

meninggalkan pantai seratus meter mayatnya seperti mendekati

kami (Ia meletakkan mayat Comol di lantai) Seorang lagi telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

128

meninggalkan kita. Juru masak yang baik, tadi siang saya bercakap-

cakap dengannya. Waktu itu Kapten belum pulang.

KAPTEN: Letakkan saja di sana Adenan.

ADENAN: Saya tidak tahu apa-apa.

KAPTEN: Kau juga tidak tahu apa-apa Rubi?

RUBI: Tidak Kapten.

KAPTEN: Jadi bukan kalian yang mengganggunya. kalau begitu mungkin dewa

laut itu.

ADENAN: Kapten…..

KAPTEN: Atau dia mencari perempuan ke darat. lalu suami perempuan itu

melemparnya ke sampanmu. Suruhlah dia bicara.

ADENAN: Tak tahulah Kapten, dia sudah mati, tak mungkin memberi

keterangan.

KAPTEN: Suruhlah dia bicara. orang mati adalah orang yang paling jujur.

ADENAN: Ah, Kapten. Tak mengerti saya.

RUBI: Dia sudah gila!

KAPTEN: Belum Rubi, mungkin sebentar lagi, Mol! Kenapa kau mati? Suruhlah

dia bicara sabahatku Adenan.

RUBI: Dadanya kena tembak!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

129

KAPTEN: Terima kasih Rubi. Siapa yang menembaknya? Dewa Laut?

RUBI: Bukan. Kapten!

ADENAN: Tenang Rubi.

KAPTEN: Coba ulangi.

RUBI: Kenapa Kapten menembaknya?

ADENAN: Hati-hati Rubi!

KAPTEN: Biar saja Adenan, kenapa aku menembaknya, bukan Dewa aut

(Sekarang dia berdiri mendekati mayat Comol) Comol telor mata

sapiku, benarkah aku yang menembakmu. Dia tak mau jawab kawan-

kawan.

ADENAN: Ya sudahlah Kapten. Mari kita buang ke laut. hanya saja terangkan

pada kami apa salahnya.

KAPTEN: Sebenarnya tidak ada, tapi kalau dikumpulkan ada juga. Dia masih

hidup! Seharusnya sudah lama mati. Dia terlampau setia padaku.

RUBI: Bangsat! Dia sudah gila! (Rubi memukul Kapten dan merampas

senapannya, Kapten Leo tidak melawan).

ADENAN: Jangan Rubi! Kita belum tahu perkaranya.

RUBI: Aku benci! Aku benci kali pada kau!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

130

RUBI MENGOKANG SENJATA. ADENAN MENCEGAHNYA.

ADENAN: Jangan menambah korban lagi Rubi! (Adenan menembak, tapi sempat

membelokkan arahnya, tapi masih mengenai lengan Kapten.

Kemudian adenan berhasil merebut senjata itu karena gugup).

ADENAN: Kau sudah gila! (Ditamparnya Rubi sampai jatuh)

KAPTEN (Sambil memegang lengannya): Kau bodoh sekali Adenan, teruskanlah

menembakku sebelum aku menembakmu. Lepaskan aku dari

kegetiran ini. Aku sudah sempat ke puncak kesanggupanku. Lepaskan

aku Adenan.

ADENAN: Kapten sabarlah.

KAPTEN: Tidak bisa lagi Adenan. Kesabaranku telah menghancurkan

kesadaranku. Sejak kemarin aku merasa dirikulah yang paling benar.

Karena itu aku takut aku akan gila. AKu pernah ke tengah laut

mencari suara itu, sehari semalam dalam topan dan hujan, aku hanya

menjumpai kekosongan dan kelengangan yang sepi. Demi Tuhan,

untuk kali pertamanya aku merasa sangsi. Ketika sore aku pulang,

kudengar suara melolong lagi dari sini. Aku tak berpikir lagi, aku

hanya meyakinkan diriku. Aku menembak seperti orang gila. Aku

percaya sekarang, aku telah melakukan kesalahan yang aku kerjakan

dengan yakin, karena tidak tahu itu adalah kesalahanku. Demi Tuhan,

sebelum kegetiran ini menghancurkanku, tolonglah aku Adenan…..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

131

ADENAN: Kapten bersungguh-sungguh?

KAPTEN: Aku menyembah padamu Adenan, tembaklah aku, itu lebih baik

daripada aku hidup.

ADENAN: Baiklah Kapten. Kalau begitu saya lakukan demi Kapten sendiri

KAPTEN: Kalau ada yang menanyaimu, katakanlah aku bunuh diri. Kalau sempat

ke Maluku, sampaikan salamku pada Rita, cintanya belum sempat aku

perhatikan.

ADENAN MEMBIDIKAN SENAPANNYA PADA KAPTEN LEO.

TIBA-TIBA KAPAL ITU BERGERAK DENGAN KERAS. TEMBAKAN ITU

MELETUS TAPI KAPTEN DAN ADENAN SAMA-SAMA JATUH. MEREKA

BERDUA KEHERANAN. DENGAN SUSAH PAYAH MEREKA BERDIRI

BERPEGANGAN SUPAYA TIDAK JATUH LAGI.

RUBI: Ya Tuhan, kapal ini bergerak!

ADENAN: Pegang kemudi Rubi!

ADENAN BERSORAK KEGIRANGAN. KAPTEN LEO MEMEGANG

TANGANNYA YANG LUKA. IA MENGANGKAT BADAN COMOL DAN

MENDONGAKKAN KEPALA YANG KAKU ITU KE TENGAH LAUT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH

132

KAPTEN: Lihat Mol! Kita sudah mengalahkan dewa laut…. Ya Tuhan kenapa

begitu terlambat!? Begitu terlambat!

HARIMAU LAUT BERGERAK KE TENGAH, HUJAN SEMAKIN

DERAS DAN SUARA OMBAK SEMAKIN MENGHEMPAS

DAN SETERUSNYA….

SELESAI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI