Analisis ideologi penerjemahan dan penilaian kualitas terjemahan ...
ANALISIS TEKNIK DAN KUALITAS TERJEMAHAN …...ilkusi ekspresif yang terdapat dalam pada novel...
Transcript of ANALISIS TEKNIK DAN KUALITAS TERJEMAHAN …...ilkusi ekspresif yang terdapat dalam pada novel...
i
ANALISIS TEKNIK DAN KUALITAS TERJEMAHAN
TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL
STEALING HOME (HATI YANG TERENGGUT)
KARYA SHERRYL WOODS (Sebuah Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan
Oleh:
Irta Fitriana
S131208021
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
MINAT UTAMA PENERJEMAHAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Tesis yang berjudul:
Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Tindak tutur Ekspresif dalam Novel
Stealing home (Hati yang Terenggut) Karya Sherryl Woods
(Sebuah Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik)
Oleh:
Irta Fitriana
NIM. S131208021
Telah disetujui dan disahkan oleh tim penguji pada tanggal September 2014.
Jabatan Nama Tanda tangan
Ketua Dra. Diah Kristina, M.A., Ph.D.
NIP. 195905051986012001
Sekretaris DR. Tri Wiratno, M.A
NIP 196109141987031001
Anggota Penguji Prof. Drs. M. R. Nababan, M.Ed.,M.A.,Ph.D
NIP. 19630328 1992011001
Anggota Penguji Prof. Dr. Djatmika, M.A
NIP. 19670726199320211001
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana UNS
Prof. DR. Ir. Ahmad Yunus, M.S.
NIP. 196107171986011001
Ketua Program Studi S2 Linguistik
Prof. Drs. M. R. Nababan, .Ed.,M.A.,Ph.D
NIP. 19630328 1992011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan tesis ini untuk: 1. Bapak dan Ibu (alm) tercinta 2. Mbah kakung dan mbah putri (alm) tercinta 3. Bapak dan Ibu Mertuaku 4. Kedua saudaraku (Mas Arif dan Fani) 5. Suami tercinta (Mas Alfin) 6. Anakku tersayang (Alil)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Allah tidak mengharuskan kita sukses, tetapi hanya mengharapkan kita mencoba dan terus berusaha
untuk menjadi manusia yang baik, yakni ير ناس خ عهم ال ف ناس أن ل ل
sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya
berkat dan karunia-nya, penulis dapat menempuh pendidikan di Program
Pascasarjana Ilmu Linguistik di UNS dan dapat menyelesaikan tesis dengan judul
“Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Tindak Tutur Ekspresif Dalam
Novel Stealing Home (Hati Yang Terenggut) Karya Sherryl Woods”.
Penyusunan tesis ini dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Magister Humaniora (M.Hum) dalam bidang keahlian linguistik
penerjemahan di Program Magister Linguistik minat utama Penerjemahan di
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan,
dorongan dan kebaikan hati berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus M.S. selaku direktur program pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan
untuk menempuh studi S2 pada Program Studi Linguistik Penerjemahan
Pascasarjana UNS.
2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed, M.A, Ph.D selaku pembimbing I sekaligus
Ketua Program Studi S2 Lingustik atas bimbingan, kecendekiaan, dan waktu
yang diluangkan kepada penulis untuk membantu penulisan dan penyelesaian
tesis ini.
3. Prof. Dr. Djatmika M.A. selaku pembimbing II atas kecermatan, arahan, dan
masukannya yang sangat membantu penulis dalam menulis dan
menyelesaikan tesis ini.
4. Ibu Dra. Diah Kristina M.A., Ph.D. selaku Sekretaris Program Studi S2
Lingustik atas saran dan nasehatnya.
5. Segenap staf dan karyawan program Pascasarjana UNS atas perhatian dan
pelayanannya selama penulis menempuh studi S2.
6. Prof. Dr. Ahmad Zahro, M.A selaku rektor Universitas Pesantren Tinggi
Darul Ulum Jombang atas motivasi, inspirasi dan dukungannya agar segera
menyelesaikan penulisan tesis ini.
7. Semua civitas akademika UNIPDU Jombang, khususnya teman- teman di
Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) atas dukungan dan bantuannya.
8. Orang tua tercinta, bapak Suwito dan ibu Cholifah (alm) serta kedua saudara
penulis: Mas Arif dan Fani atas segala doa, dukungan selama penulis belajar
di pascasarjana UNS.
9. Suami tercinta Yaumul Alfin, S.T, yang telah mengizinkan penulis
menempuh studi S2 di UNS dan selalu memberikan semangat dalam setiap
kesulitan, motivasi, perhatian, cinta, kesabaran, inspirasi, dan doanya selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
penulis belajar di UNS, juga ananda tersayang, Adilla Khalil Alfin Putra
(Alil).
10. Rekan- rekan S2 Linguistik Penerjemahan angkatan 2012 atas kebersamaan
selama 2 tahun terakhir ini, salam sukses selalu.
11. Teman- teman mahasiswa sastra dan pendidikan bahasa Inggris, terima kasih
atas keceriaan, semangat dan doanya.
12. Para rater (Mbak Ike, Pak Bayu, dan Bu Fenty) yang telah memberikan
banyak kontribusi ide- ide serta saran, kritik, terhadap data yang disajikan.
13. Bapak sopir bus Eka-Mira dan Sumber Group yang telah membantu dalam
hal transportasi penulis dari Jombang- Solo dan sebaliknya untuk menunjang
kelancaran studi di UNS.
14. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Hanya ucapan terima kasih dan doa yang tulus yang dapat penulis sampaikan
pada kesempatan ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan pahala dan
rahmat-Nya kepada mereka atas segala kebaikan yang diberikan kepada penulis.
Amin.
Dengan segala kemampuan yang ada serta mengingat terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan, penulis sepenuhnya menyadari bahwa tesis ini masih
jauh dari sempurna, baik dalam pengungkapan pokok pikiran, tata bahasa maupun
kelengkapan pembahasannya, sehingga diperlukan pengembangan lebih lanjut agar
benar- benar bermanfaat. Oleh karena itu, saran dan kritik sebagai masukan untuk
perbaikan tesis ini sangat diperlukan untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di
masa yang akan datang.
Harapan penulis, semoga hasil penelitian dalam tesis ini dapat berguna bagi
yang membutuhkan, terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
linguistik dan penerjemahan.
Jakarta, 27 Juli 2014
Irta Fitriana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii
PERNYATAAN ......................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xii
ABSTRAK ................................................................................................................ xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Batasan Penelitian ....................................................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 9
BAB II: KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori .............................................................................................................. 10
1. Penerjemahan ............................................................................................. 10
2. Teknik Penerjemahan ................................................................................. 12
3. Kualitas Terjemahan .................................................................................. 17
4. Pragmatik ................................................................................................... 19
5. Tindak Tutur (Speech Act) ........................................................................ 20
6. Tindak Tutur Ekspresif ............................................................................... 26
7. Penerjemahan dan Pragmatik ..................................................................... 27
8. Penerjemahan Tindak Tutur ....................................................................... 28
9. Tentang Stealing Home .............................................................................. 29
10. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 30
B. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 36
B. Data dan Sumber Data .......................................................................... 37
C. Sampel dan Teknik Sampling ............................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 40
E. Validitas Data ................................................................................................. 42
F. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 43
1. Analisis Domain ....................................................................................... 44
2. Analisis Taksonomi .................................................................................. 45
3. Analisis Komponensial ............................................................................. 46
4. Analisis Tema Kultural ................................................................................... 47
G. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 48
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 50
1. Temuan Jenis Tindak Tutur Ekspresif ..................................................... 50
2. Teknik Penerjemahan Tindak Tutur Ekspresif ......................................... 78
3. Penilaian Kualitas Terjemahan ............................................................... 101
4. Dampak Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan .............. 108
B. Pembahasan
1. Jenis Tindak Tutur Ekspresif dan Teknik Penerjemahan ....................... 116
2. Penerapan Teknik Penerjemahan dalam Novel Stealing Home .............. 120
3. Dampak Teknik Penerjemahan Terhadap Kualitas Terjemahan ............ 122
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
5. Kesimpulan ............................................................................................. 125
6. Saran ....................................................................................................... 127
REFERENSI ............................................................................................................ 128
LAMPIRAN ............................................................................................................ 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1. Instrumen Penilaian Tingkat Keakuratan ...................................... 39
2. Tabel 3.2. Instrumen Penilaian Tingkat Keberterimaan ................................. 39
3. Tabel 3.3. Instrumen Penilaian Tingkat Keterbacaan ..................................... 40
4. Tabel 3.4. Kuesioner Penilaian Tingkat Keakuratan Terjemahan .................. 41
5. Tabel 3.5. Kuesioner Penilaian Tingkat Keberterimaan Terjemahan ............. 41
6. Tabel 3.6. Kuesioner Penilaian Tingkat Keterbacaan Terjemahan ................ 41
7. Tabel 4.1 Temuan Data Jenis Tindak Tutur Ekspresif ................................... 51
8. Tabel 4.2 Varian Teknik yang Digunakan dalam Novel Stealing Home ....... 78
9. Tabel 4.3. Teknik Penerjemahan Varian Tunggal ......................................... 79
10. Tabel 4.4 Teknik Penerjemahan Varian Ganda/ Kuplet ................................. 82
11. Tabel 4.5 Teknik Penerjemahan Varian Triplet .............................................. 89
12. Tabel 4.6 Teknik Penerjemahan Varian Kwartet ............................................ 98
13. Tabel 4.7 Jumlah Keseluruhan Teknik Penerjemahan .................................. 100
14. Tabel 4.8 Jumlah Terjemahan Akurat, Kurang Akurat, dan Tidak Akurat .. 103
15. Tabel 4.9 Jumlah Terjemahan Berterima, Kurang Berterima, dan Tidak
Berterima ...................................................................................................... 105
16. Tabel 4.10 Jumlah Terjemahan dengan Tingkat Keterbacaan Tinggi, Sedang,
dan Rendah ................................................................................................... 107
17. Tebel 4.11 Dampak Penerapan Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas
Terjemahan ................................................................................................... 109
18. Tabel 4.11 Dampak Penerapan Teknik Varian Tunggal Terhadap Kualitas
Terjemahan ................................................................................................... 110
19. Tabel 4.12 Dampak Penerapan Teknik Varian Kuplet Terhadap Kualitas
Terjemahan ................................................................................................... 112
20. Tabel 4.13 Dampak Penerapan Teknik Varian Triplet Terhadap Kualitas
Terjemahan ................................................................................................... 114
21. Tabel 4.14 Dampak Penerapan Teknik Varian Kwartet Terhadap Kualitas
Terjemahan ................................................................................................... 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR DIAGRAM
1. Diagram 2.1 Kerangka Pikir Penelitian .......................................................... 33
2. Diagram 3.7. Triangulasi Sumber Data .......................................................... 43
3. Diagram 3.8. Triangulasi Metodologi ............................................................. 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR SINGKATAN
1. Bsu : Bahasa sumber
2. Bsa : Bahasa sasaran
3. Pada kode data:
a. B : Bill
b. Be : Bella
c. Bt : Betty
d. C : Cal
e. D : Dana Sue
f. H : Helen
g. J : John
h. Jt : Jeanette
i. K : Kyle
j. M : Maddie
k. Mt : Mitch
l. P : Paula
m. Pg : Peggy
n. T : Ty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRAK
Fitriana, Irta. S131208021. 2014. Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan
Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Stealing Home karya Sherryl Woods. Tesis. Pembimbing I: Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed, M.A, Ph.D., Pembimbing II:
Prof. Dr. Djatmika M.A. Minat Utama Linguistik Penerjemahan, Program Studi
Linguistik, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis jenis tindak tutur ekspresif
pada novel Stealing Home beserta terjemahannya, (2) menganalisis teknik
penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan setiap tindak
ilkusi ekspresif yang terdapat dalam pada novel Stealing Home, dan (3) mengetahui
tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan tindak tutur ekspresif
pada novel Stealing Home dilihat dari teknik penerjemahan yang digunakan.
Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif deskriptif berkasus
tunggal. Data dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing
Home yang diterjemahkan oleh Ursula G Buditjahja, yakni sebanyak 118 data. Selain
itu, data juga diperoleh dari hasil kuesioner para rater untuk penilaian kualitas
terjemahan yang meliputi aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Proses
analisis data dilakukan dengan menggunakan metode dari Spradley yang terdiri dari
analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial dan tema budaya.
Setelah dilakukan analisis, terdapat 19 jenis tindak tutur ekspresif yang
ditemukan antara lain; berterimakasih 14,41%, memprotes 12,71%, menyetujui
11,02%, menyalahkan 9,32%, menyindir 7,63%, meminta maaf 7,63%, memuji
6,78%, salam perpisahan 5,93%, mengumpat 4,24%, berharap 3,39%, menyesal
3,39%, bersimpati 2,54%, membantah 2,54%, bersyukur 2,54%, mengejek 1,69%,
mengeluh 1,69%, menuduh 1,69%, mengucapkan selamat 0,85% dan salam 0,85%.
Ada 11 teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan tindak tutur
ekspresif tersebut dengan frekuensi sebanyak 203 kali. Dari 118 data, 86,44% data
diterjemahkan secara akurat, 12,71% data diterjemahkan secara kurang akurat, dan
0,85% secara tidak akurat. Mengenai tingkat keberterimaan, 97,46% data merupakan
terjemahan yang berterima dan selebihnya (2,54%) merupakan terjemahan kurang
berterima. Sedangkan untuk tingkat keterbacaan, seluruh data dinyatakan memiliki
tingkat keterbacaan yang tinggi. Beberapa data yang kurang akurat, tidak akurat dan
kurang berterima disebabkan oleh penggunaan teknik harfiah. Jadi, penerapan teknik
ini perlu diperhatikan lagi. Dengan menggunakan metode penilaian kualitas hasil
terjemahan oleh Nababan (2012), kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif ini
tergolong berkualitas dengan hasil akhir 2,94. Dengan demikian, penerapan 11 teknik
penerjemahan berdampak positif pada kualitas terjemahannya, sehingga terjemahan
tindak tutur ekspresif ini berhasil menjaga kekhasan tema cerita termasuk
penokohannya dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Kata kunci: tindak tutur ekspresif, teknik penerjemahan, keakuratan, keberterimaan,
keterbacaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRACT
Fitriana, Irta. S131208021. 2014. Analysis of Technique and Translation Quality
of Expressive Speech Acts in Stealing Home novel by Sherryl Woods (A
Translation Study Based on Pragmatic Approach). Thesis. Advisor I: Prof. Drs.
M.R. Nababan, M.Ed, M.A, Ph.D., Advisor II: Prof. Dr. Djatmika M.A. postgraduate
Program in Linguistics, Majoring in Translation Studies. Sebelas Maret University
Surakarta.
This study is aimed at (1) analyzing the types of expressive speech acts in
Stealing Home novel and its translations, (2) analyzing the translation techniques
used by translator in translating every expressive speech acts in Stealing Home novel,
and (3) determining the impact of techniques on the study in terms of accuracy,
acceptability, and readability.
This research is descriptive qualitative and focuses on a single case. The data
in this study are expressive speech acts in Stealing Home novel translated by Ursula
G Buditjahja. There were 118 expressive speech acts taken as the data. In this study,
the data were also questionnaires collected from nine raters to measure the
translation quality including three aspects: accuracy, acceptability, and readability.
The process of analysis used a model proposed by Spradley consisting of domain
analysis, taxonomy analysis, componential analysis and findings of cultural theme.
After doing analysis, there were 19 expressive speech acts found in this
study such as; thanking, 14,41%, protesting 12,71%, agreeing 11,02%, blaming
9,32%, insinuating 7,63%, apologizing 7,63%, praising 6,78%, leavetaking 5,93%),
swearing 4,24%, expecting 3,39%, regretting 3,39%, showing symphaty 2,54%,
refuting 2,54%, thanking God 2,54%, mocking 1,69%, complaining 1,69%, accusing
1,69%, congratulating 1,69%, and greetings 0,85%. There were 11 techniques
applied to translate these 118 expressive speech acts with the frequency 203 times.
From 118 data, 86,44% were accurately translated, 12,71% were less accurately
translated and 0,85% was not accurately translated. In term of acceptability, 97,46%
were considered as acceptable translation, and the rest less accepatable. In term of
readability, all the data had a high readibility or easy to understand. Some data that
were less accurate, inaccurate, less acceptable were caused by literal technique. Thus,
the use of this technique should be more careful. By using the model of measuring
the translation quality proposed by Nababan (2012), the final score of translation
quality was 2,94. Hence, the use of translation techniques had a good impact that was
producing an accurate, acceptable and understandable easily translation. In other
words, the translation of these expressive speech acts was well managed to keep the
theme of the story including the quirk of characters in the translated novel.
Keywords: expressive speech acts, translation techniques, accuracy, acceptability,
readability
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali novel- novel terjemahan yang dengan sangat
mudahnya bisa ditemukan baik di toko buku maupun perpustakaan. Penikmatnya pun
kian hari kian marak. Sejumlah buku fiksi terjemahan lebih banyak ditemukan
ketimbang buku karya penulis lokal. Gejala apakah ini? Ini bisa berarti banyak. Bisa
saja artinya kita memang kurang memiliki penulis fiksi yang baik. Atau dapat juga
diartikan bahwa karya- karya terjemahan tersebut lebih diminati dan lebih laku di
pasaran. (https://www.goodreads.com/topic/show/90241-penerjemah)
Novel terjemahan semakin diminati oleh pembaca tanah air karena topiknya
beragam dan alur ceritanya ‘fluktuatif’ dan tidak hanya membahas tentang cinta, tetapi
juga tentang imajinasi dan petualangan (https://www.goodreads.com/topic/show/90241-
penerjemah). Lain halnya dengan novel Indonesia yang hampir sebagian besar hanya
bertemakan cinta yang terlalu dramatis, sehingga terkesan cengeng. Mudah ditebak!
Sehingga menyebabkan hilangnya rasa penasaran dari benak para pembacanya.
Keberadaan novel- novel terjemahan di Indonesia secara langsung maupun
tidak langsung turut memperkaya khasanah sastra dan budaya kita. Dengan membaca
karya sastra terjemahan, khususnya novel, pengetahuan kita akan budaya bangsa lain
menjadi berkembang. Kita dapat pula membandingkan nilai- nilai yang ada dalam
novel terjemahan dengan nilai- nilai dalam novel asli Indonesia. Bahkan, tidak
menutup kemungkinan nilai- nilai, ajaran, dan amanat dalam novel terjemahan yang
sesuai dan dapat diterapkan dalam budaya kita.
Terkait dengan penerbitan novel- novel terjemahan yang semakin banyak,
kegiatan penerjemahan menjadi penting. Hal ini berdampak kuat pada profesi
sebagai penerjemah sebagai pemeran penting. Keterampilannya dalam
menerjemahkan mampu membuat ini kita bisa menikmati buku-buku bagus dari
belahan dunia lain, dari Eropa hingga Afrika; dari Asia hingga daratan Amerika
meskipun kemampuan bahasa Inggris yang terbatas. Oleh karena itu, nama
penerjemah kerap menjadi salah satu faktor utama yang bisa dipertimbangkan dalam
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
membeli buku-buku/ sastra terjemahan. Dari novel pemenang Pulitzer, Man Booker
Prize, hingga Nobel atau novel-novel klasik yang tidak pernah terbayangkan, kita
bisa berkesempatan membacanya dalam bahasa Indonesia.
Para penerjemah dengan dengan kemampuan menerjemahkannya mampu
memberikan hasil terjemahan yang baik, termasuk novel. Namun, permasalahan
yang seringkali muncul didalamnya. Salah satu problematika penerjemahan adalah
perihal kualitas hasil terjemahan mengingat teks yang tertuang pada novel berbeda
dengan teks yang umumnya dijumpai oleh penerjemah. Tidak semua orang, bahkan
yang mengaku penerjemah sekali pun mampu menerjemahkan dengan baik. Sebab,
yang dibutuhkan bukan saja kemahiran berbahasa asing tetapi juga kemampuan
menginterpretasi dan memahami teks untuk mendapatkan hasil terjemahan yang
bermutu dan “bernyawa” atau kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan dan
memahami teks demi mendapatkan “roh” cerita secara utuh dari pesan dalam bahasa
sumber (http://www.goodreads.com/topic/show/90241-penerjemah).
Pada umumnya novel- novel terjemahan merupakan novel best seller di
negaranya yang juga ditulis oleh penulis- penulis handal (http://my-private-
things.blogspot.com/search/label/harlequin). Salah satunya adalah Sherryl Woods,
seorang penulis novel best seller versi New York Times asal Virginia untuk novel
percintaan (romansa). Bagi para pencinta novel romansa terjemahan, pasti
mengenalnya. Sudah lebih dari 100 judul (novel) best seller ditulisnya.
Kepiawaiannya dalam menghadirkan cerita yang realistis dengan kenyataan dan
tidak terlalu ‘sinetron’. Semua tokoh-tokohnya dibawa dalam suatu drama percintaan
yang indah tetapi realistis sehingga tidak terkesan murahan dan cengeng meskipun
ceritanya disajikan dengan bahasa yang mengaduk- aduk memosi pembaca. Tidak
salah jika banyak novel yang ditulisnya menjadi novel best seller. Selain lebih dari
75 roman untuk Silhouette Desire dan Edisi Khusus, dia telah menulis 13 novel
misteri dalam seri Amanda Roberts dan empat di seri Molly DeWitt
(http://www.sherrylwoods.com/y1-090599.shtml).
Stealing Home merupakan contoh yang bagus dari sebuah novel romansa
yang baik. Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Hati yang
Terenggut pada tahun 2010 dengan alih bahasa Ursula G Buditjahya. Dengan
menampilkan tokoh utama wanita, Maddie yang menghadapi permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kompleks dalam rumah tangganya mulai dari anoreksia, bullying, perselingkuhan,
perceraian dan cinta. Ceritanya sangat hebat, dan semuanya ditulis dengan baik dan
menyentuh.
Dalam menerjemahkan suatu novel atau karya sastra, tidak hanya
mensyaratkan transmisi informasi di antara dua bahasa. Penerjemah sastra harus
memperhitungkan “gereget, emosi dan rasa suatu karya dalam versi bahasa orisinal;
bentuk estetis yang dipakai pengarang orisinal; juga setiap informasi yang
terkandung dalam pesan.” (http://inisiatifpenerjemahansastra.org/tulisan-
writings/sastra-terjemahan-kita/). Selain harus menguasai bahasa sumber (Bsu) dan
bahasanya sendiri dengan sama baiknya belum tentu menjamin mutu terjemahannya.
Menurut Nababan (2003: 12- 13) ilmu penerjemahan termasuk ilmu interdisipliner
yakni ilmu yang menerima sumbangan dari ilmu- ilmu lain, seperti linguistik,
psikolinguistik, pragmatik, ilmu komunikasi, filologi, dan lain sebagainya.
Menurut Levinson (1983), pragmatik merupakan telaah mengenai relasi
antara bahasa dengan konteks yang merupakan dasar dalam pemahaman bahasa. Ini
menunjukkan bahwa ketika seseorang berkomunikasi, maka dia harus mengetahui
fungsi bahasa yang digunakan untuk mencapai pemahaman dari mitra tuturnya.
Dalam perkembangannya, pragmatik memiliki aspek- aspek yang berkaitan erat
dengan penerjemahan. Aplikasi pendekatan pragmatik dalam penerjemahan yang
banyak diterapkan adalah dalam percakapan/ tuturan mengingat keduanya
mengandung maksud tersendiri berdasarkan situasi tutur tertentu mencakup penutur
dan mitra tutur; konteks; tujuan; waktu dan tempat.
Tindak tutur (speech act) merupakan salah satu kajian dalam ilmu pragmatik
yang didefinisikan sebagai suatu ujaran yang mengandung tindakan atau action
performed via utterances (Yule (1996: 47). Artinya, ketika seseorang mengatakan
sesuatu, dia tidak hanya memproduksi kata- kata yang bermakna, tetapi juga
menunjukkan suatu tindakan. Hal tersebut dimungkinkan karena dalam sebuah
ujaran selalu memiliki maksud tertentu, maksud inilah yang dapat menimbulkan
pengaruh tertentu terhadap orang lain. Searle (dalam Rahardi, 2005)
mengklasifikasikan tindak ilokusi menjadi lima kelompok, yaitu asertif, direktif,
komisif, ekspresif, dan deklaratif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Beberapa penelitian terkait analisis tindak tutur dengan menggunakan
pendekatan pragmatik menjadi inspirasi maupun referensi penulis dalam melakukan
penelitian ini antara lain penelitian yang sudah dilakukan oleh Galih Wicaksono
(2011) Permasalahan yang diangkat dalam penelitiannya adalah melalui judul “Tindak
Tutur Ekspresif Pada Rubrik Gambang Suling Di Majalah Jaya Baya”, ini, adalah
memfokuskan pada jenis dan fungsi tindak ilokusi ekspresif yang terdapat pada
rubrik gambang suling di majalah Jaya Baya, dan efek perlokusi apa saja yang
timbul. Penelitian ini tidak mengungkap penerjemahan tindak tutur ekspresifnya.
Selanjutnya, penelitian yang relevan adalah sebuah tesis yang ditulis oleh
Adventina Putranti (2007) dalam tesis yang berjudul “Kajian Terjemahan Tindak
Ilokusi Ekspresif dalam Teks Terjemahan Film American Beauty”. Dalam
penelitiannya, penulis memfokuskan kajiannya pada tindak tutur ekspresif yang
terdapat dalam teks terjemahan film American Beauty dan keterkaitannya dengan
penerjemahan. Peneliti sudah membahas tindak tutur dengan hubungannya dengan
penerjemahan, namun membahas membahas teknik- teknik apa saja yang digunakan
dalam menerjemahkan tindak ilokusi ekspresif dalam film tersebut. Namun,
penilaian kualitas terjemahan juga terletak pada aspek kesepadanan dan
keberterimaan saja.
Ardiana Nuraeni (2008) menulis tesis penerjemahan dengan
judul“Perbandingan Terjemahan Tindak Tutur Mengeluh dalam Film Bad Boys II
yang ditayangkan di stasiun televisi dan VCD”. Penelitian ini dapat dikatakan sangat
spesifik dan terfokus pada satu fungsi tindak tutur ekspresif, yakni mengeluh. Dalam
pembahasannya telah mencakup kualitas terjemahannya berdasarkan teknik yang
digunakan. Dari sini, tentunya banyak hal yang belum disentuh oleh peneliti yang
bisa menjadi bahan penelitian selanjutnya, misalnya jenis ilokusi ekspresif yang lain
atau jenis tindak tutur lainnya.
Rahmat Wisudawanto (2012) juga melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey
dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.” Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan karakter Spongebob yang
ada dalam teks bahasa sumber, teknik penerjemahan serta dampak pengunaan teknik
tersebut terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan. Penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dinilai masih umum karena pembahasannya tidak fokus pada terjemahan salah satu
jenis tindak tutur, tetapi semua jenis tuturan seperti direktif, ekspresif, deklaratif,
asertif, dan komisif. Selain itu, terkait kualitas terjemahannya, penelitian ini
menekankan pada dua aspek penilaian, yakni keakuratan dan keberterimaan.
Penelitian terjemahan tindak tutur lainnya belum lama ini dilakukan oleh
Daru Singgih Kuncara pada tahun 2013 yang ditulis dalam sebuah jurnal kebahasaan
Transling (Vol.1, no.1) 2013. Judul penelitiannya adalah “Analisis Terjemahan
Tindak Tutur Direktif Pada Novel The Godfather Dan Terjemahannya Dalam
Bahasa Indonesia”. Fokus kajiannya adalah untuk mengevaluasi penerapan fungsi
ilokusi tindak tutur direktif dalam novel the Godfather karya Mario Puzo,
penggunaan teknik penerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, dan dampaknya
terhadap kualitas hasil penerjemahannya. Dengan demikian, penelitiannya
menggunakan pendekatan direktif. Tentunya, dari penelitian ini dapat diperoleh
beberapa inspirasi dan gap yang bisa diteruskan dalam penelitian
selanjutnya,misalnya jenis tindak tutur yang lain, seperti asertif, komisif, ekspresif,
atau representatif.
Dari beberapa paparan penelitian di atas, tampak bahwa kajian kualitas
terjemahan tindak tutur ekspresif secara menyeluruh yang mencakup tiga aspek
yakni keterbacaan, keakuratan, dan keberterimaan berdasarkan teknik- teknik yang
digunakan belum pernah dilakukan. Adapun dua hal mendasar yang digunakan
sebagai pelatuk dalam pemilihan topik penelitian ini, yakni sumber data dan
penelitian terkait sebelumnya.
Pada beberapa penelitian sebelumnya, sumber data yang digunakan antara
lain komik, film, dan majalah, sehingga penelitian ini akan memfokuskan pada
analisis terjemahan tindak tutur ekspresif pada novel genre romansa. Mengapa?
Novel romansa adalah novel percintaan dan memuat banyak ekspresi- ekspresi yang
merupakan luapan emosi karakter cerita novel. Dengan demikian, analisis terjemahan
tindak tutur ekspresif menjadi sangat tepat dilakukan, terlebih lagi novel ini memuat
porsi tuturan yang lebih banyak dibandingkan dengan narasi ceritanya. Berikut
ditemukan beberapa data yang bisa dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif,
berikut contohnya:
Contoh : apologizing (meminta maaf) dalam Stealing Home
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Bill: “I’m sorry. I had no idea she was going to show up.”
Bill: “Aku minta maaf. Aku tidak tahu dia akan muncul.”
Tuturan ekspresif di atas disampaikan oleh Bill kepada Maddie. Bill meminta
maaf atas kedatangannya di pertandingan Ty dengan Noreen, namun kehadiran
Noreen diluar dugaan dan tanpa sepengetahuan Bill. Awalnya Bill memang berniat
datang sendirian ke pertandingan Ty. Akan tetapi, tiba- tiba Noreen menyusulnya
melihat pertandingan. Dengan perasaan bersalahnya, Bill meminta maaf kepada
Maddie dan menjelaskan bahwa apa yang terjadi sama sekali tidak dalam
rencananya. Akhirnya Maddie memaafkan dan memintanya keluar dari tribun
penonton agar konsentrasi Ty tidak terganggu dengan kehadiran ayahnya bersama
dengan selingkuhannya yang sedang hamil. Menariknya, novel ini belum pernah
diteliti terjemahan tuturannya, khususnya tindak tutur ekspresif.
Jika melihat kembali beberapa penelitian terkait sebelumnya, penelitian yang
dilakukan oleh Adventina Putranti dengan fokus kajian menganalisis jenis- jenis
tindak tutur ekspresif dan kualitas terjemahannya. dari hasil analisis 117 tuturan
ekspresif ditemukan 15 jenis tindak tutur ekspresif, namun beberapa diantaranya
bukan termasuk jenis tindak tutur ekspresif melainkan merupakan peristiwa tutur,
misalnya ungkapan rasa benci, puas, lega, bangga, senang, heran, puas, marah dan
malu. Sebaiknya peristiwa- peristiwa tutur seperti ini perlu memperhatikan lagi
konteks dan tuturan yang disampaikan, misalnya ungkapan rasa marah atau benci
bisa menimbulkan jenis tindak tutur menyalahkan, mengejek, atau mengumpat.
Selain itu, penelitian ini belum memberikan pembahasan tentang penerapan teknik-
teknik penerjemahan yang digunakan. Dengan demikian, penilaian kualitas
terjemahan dalam hal ini kurang utuh karena hanya didapatkan dari penilaian para
rater. Akan lebih menarik dan lengkap apabila penilaian kualitas juga diperoleh
sebagai dampak/ pengaruh dari teknik- teknik penerjemahan yang digunakan.
Berdasarkan dua alasan dan pelatuk di atas, penelitian ini bertujuan untuk
melengkapi penelitian sebelumnya yang meliputi pembahasan tentang jenis tindak
tutur ekspresif, teknik- teknik yang digunakan, dan dampak penerapan teknik
terhadap kualitas terjemahan dari ketiga aspek yakni keakuratan, keberterimaan, dan
keterbacaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. Batasan Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif deskriptif bidang
penerjemahan yang berorientasi pada produk terjemahan, dalam hal ini novel.
Pendekatan pragmatik dipilih dengan tujuan mempermudah analisis tindak tutur
(tuturan berbasis pada konteks). Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa
terdapat banyak sekali jenis tindak tutur dalam kajian pragmatik. Sehingga beberapa
teori terkait guna mempermudah analisis sekaligus dasar analisis yang dibahas dalam
penelitian ini terbatas pada teori tutur, tindak tutur ekspresif, penerjemahan tuturan,
teknik penerjemahan dan penilaian kualitas penerjemahan.
Penelitian ini hanya mengkaji masalah tindak tutur ekspresif dalam novel
Stealing Home (Hati yang Terenggut), jenis tindak tutur ekspresif, teknik- teknik
yang dipakai dalam menerjemahkan tindak tutur ekspresif, serta dampaknya terhadap
kualitas hasil terjemahan yang dilihat dari aspek keakuratan, keberterimaan dan
keterbacaan.
C. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang dikaji dalam penelitian ini yang dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa saja jenis tindak tutur ekspresif yang muncul pada novel Stealing
Home beserta terjemahannya?
2. Teknik penerjemahan apa saja yang digunakan penerjemah dalam
menerjemahkan setiap jenis tindak tutur ekspresif pada novel Stealing
Home?
3. Bagaimana tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan
terjemahan tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home dilihat dari
teknik penerjemahan yang digunakan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan pertanyaan di atas, tujuan penelitian ini antara lain:
1. Menganalisis jenis tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home
beserta terjemahannya
2. Menganalisis teknik penerjemahan ang digunakan penerjemah dalam
menerjemahkan setiap tindak ilkusi ekspresif yang terdapat dalam pada
novel Stealing Home
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Mengetahui tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan
terjemahan tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home dilihat dari
teknik penerjemahan yang digunakan
E. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini mampu memberikan informasi kepada para penerjemah novel,
baik penerjemah profesional maupun amatir mengenai penerjemahan tindak
tutur, khususnya tindak tutur ekspresif. Dengan memperhatikan penggunaan
teknik- teknik penerjemahan, diharapkan mampu menghasilkan terjemahan
yang lebih akurat dan lebih berterima.
2. Penelitian ini mampu memberikan sumbangan informasi untuk
pengembangan teori dan aplikasi penerjemahan pada disiplin ilmu linguistik,
seperti pragmatik.
3. Penelitian ini mampu memberikan masukan dan menjadi referensi penelitian
di bidang penerjemahan mendatang. Bagi peneliti- peneliti selanjutnya
berpeluang untuk meneliti terjemahan salah satu jenis tindak tutur ekspresif
seperti berterimakasih, membantah, meminta maaf, mengejek, dan lain- lain
atau penelitian terjemahan tindak tutur lainnya seperti direktif, asertif,
komisif, dan reperesentatif.
4. Sebagai saran kepada siapa saja yang terbiasa atau yang ingin
menerjemahkan karya sastra yang ada di Indonesia, khususnya dalam
penerjemahan tuturan ekspresif novel agar lebih berhati- hati dalam memilah
dan memilih teknik yang digunakan dalam menerjemahkannya untuk
mendapatkan hasil terjemahan yang berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
Bab ini berisi landasan teori dan kerangka pikir penelitian. Beberapa teori dan
rujukan penelitian yang digunakan pada tesis ini akan dipaparkan. Penelitian ini
mengkaji penerjemahan tindak ilokusi ekspresif. Adapun teori- teori terkait dan
relevan terhadap penelitian ini adalah teori penerjemahan dan teori pragmatik. Dalam
teori penerjemahan meliputi definisi penerjemahan, teknik penerjemahan, dan
kualitas penerjemahan. Sementara itu, dalam pragmatik terbatas mencakup teori
tindak tutur ilokusi ekspresif, bukan pragmatik secara luas. Berikut penjelasan detil
dari setiap subbab ini:
A. Kajian Teori
1. Definisi Penerjemahan
Penerjemahan merupakan sebuah langkah nyata untuk menghilangkan jurang
pemisah sistem bahasa yang berbeda. Perbedaan tersebut meliputi struktur (baik
dalam tataran kata, frasa, maupun kalimat), pengucapan, budaya dan lain- lain.
Perbedaan bahasa antara individu satu dengan yang lain tidak serta merta membatasi
ruang gerak mereka untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini bisa terlihat dari
banyaknya kelompok masyarakat yang tetap bisa berinteraksi dengan kelompok lain
dengan perbedaan sistem bahasa. Kemampuan masing-masing pihak dalam
memahami bahasa yang disampaikan adalah landasannya.
Secara umum, penerjemahan adalah proses penyampaian pesan dari bahasa
sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Ada sejumlah pertimbangan yang
menyertai usaha pemindahan pesan tersebut, terutama menyangkut keutuhan pesan
yang dihasilkan dalam produk terjemahan. Definisi penerjemahan telah dikemukakan
oleh banyak ahli sejak tahun 1960-an. Dalam konsep teori penerjemahan ini,
beberapa pakar memberikan definisi penerjemahan sebagai berikut, diantaranya
Newmark, Nida dan Taber, Bell dan Nababan.
Newmark (1988: 5) mendefinisikan penerjemahan sebagai “rendering the
meaning of a text into another language in the way that the author intended the text”.
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Definisi tersebut mengandung arti bahwa penerjemahan merupakan sebuah proses
untuk menerjemahkan sebuah makna kedalam bahasa lain sesuai dengan yang
dimaksud oleh penulis. Pendapat Newmark tersebut lebih menekankan penerjemahan
sebagai suatu proses pengalihan makna seperti yang dimaksudkan oleh penulis.
Selanjutnya Nida dan Taber (1974:12) menyatakan bahwa “Translating consists of
reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source
language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style.” Definisi
ini menunjukkan bahwa dalam menerjemahkan, pengalihan pesan dari BSu ke BSa
merupakan inti kegiatan tersebut kemudian gaya bahasanya. Sementara itu Bell
(dalam Wafa, 2013: 15) mengatakan bahwa “Translation is the expression in
another language (target language) of what has been expressed in another, source
language, preserving semantic equivalences.” Menurutnya, penerjemahan adalah
pengalihan makna atau pikiran dari satu bahasa ke bahasa lain, yang juga
mempertahankan semantik dan gaya bahasanya. Definisi ini diperjelas lagi oleh
Nababan (dalam Nurhaniah, 2008: 10), penerjemahan tidak hanya mengalihkan
pesan saja tetapi juga bentuk bahasanya. Baik penerjemah karya sastra maupun
penerjemah karya ilmiah perlu mempertimbangkan tidak hanya isi berita tetapi juga
bentuk bahasa dalam terjemahan karena pada hakekatnya setiap bidang ilmu
mempunyai gaya bahasa dalam mengungkapkan pesannya. Dengan kata lain,
penerjemahan merupakan usaha mencapai tingkat kesepadanan ideal antara Bahasa
Sumber (BSu) dengan Bahasa Sasaran (BSa).
Dari pendapat beberapa ahli penerjemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penerjemahan tidak sekedar mencari padanan tetapi bagaimana seharusnya maksud
penulis bisa dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. Selain itu bentuk dan gaya
bahasa juga merupakan aspek yang harus diterjemahkan, sehingga hasil terjemahan
sesuai dalam hal makna dan ekspresi dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran
secara tertulis, lisan atau tanda. Oleh karena itu, penulis memandang penerjemahan
sebagai suatu aktivitas pengalihan makna BSu sedekat mungkin dalam BSa tanpa
mengabaikan maksud penulis karena pada dasarnya penerjemahan merupakan alat
komunikasi antara penulis teks BSa dan pembaca teks BSa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Teknik Penerjemahan
Pendapat Molina dan Albir (2002) terkait teknik penerjemahan adalah
“procedures to analyse and classify how translation equivalence work”.
Menurutnya, teknik penerjemahan adalah prosedur untuk menganalisis dan
mengklasifikasikan bagaimana kesepadanan berlangsung dan dapat diterapkan.
Masih menurut Molina dan Albir, terdapat lima karakteristik dalam teknik
penerjemahan, antara lain:
“They affect the result of the translation” (teknik penerjemahan
mempengaruhi hasil terjemahan)
“They are classified by comparison with the original” (teknik
diklasifikasikan dengan perbandingan pada teks BSa)
“They affect micro-unit of text” (teknik berada pada tataran mikro)
“They are nature discursive and contextual” (teknik tidak saling berkaitan
tetapi berdasarkan konteks tertentu)
“they are functional” (teknik bersifat fungsional)
Selanjutnya Molina dan Albir (2002: 509- 511) dan Vinay dan Darbelnet
(dalam Molina, 2002) merilis delapan belas teknik penerjemahan yang bisa dijadikan
acuan sekaligus pedoman bagi penerjemah dalam menerjemahkan teks bahasa
sumber ke dalam teks bahasa sasaran. Adapun teknik- teknik tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Penambahan (Addition)
Teknik penerjemahan yang memberikan detail yang tidak diformulasikan
dalam bahasa sumber. Penambahan dalam teknik ini hanya informasi yang
digunakan untuk membantu penyampaian pesan atau pemahaman pembaca.
Penambahan ini tidak boleh mengubah pesan yang ada dalam teks bahasa sumber.
BSu : There are many Indonesian at the ship.
BSa : Banyak warga negara Indonesia di kapal itu.
Kata Indonesian diterjemahkan menjadi warga Negara Indonesia di sini
dimaksudkan untuk memperjelas informasi tanpa mengubah pesan yang terkandung
dari kata tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Peminjaman Murni (Pure Borrowing)
Teknik penerjemahan yang menggunakan kata atau ungkapan dari Bsu di
dalam Bsa. Peminjaman dapat berupa peminjaman murni (pure borrowing), yaitu
peminjaman tanpa melakukan perubahan apa pun seperti contoh berikut:
Bsu: radio
Bsa: radio
c. Peminjaman alamiah (Naturalized Borrowing)
Merupakan kebalikan dari teknik peminjaman alami yang dilakukan dengan
cara mengadopsi istilah ynag ada pada teks Bsu, kemudian dilakukan beberapa
penyesuaian agar sesuai dengan tata bahasa sasaran. Berikut contohnya:
Bsu: music
Bsa: musik
d. Kalke (Calque)
Dalam teknik penerjemahan ini, suatu bahasa meminjam ungkapan dari
bahasa sumber kemudian diterjemahkan secara harfiah setiap unsurnya dalam bahasa
sasaran. Hal mendasar atau ciri khas teknik ini adalah adanya interferensi struktur
bahasa sumber pada bahasa sasaran, misalnya
BSu : He is the new assistant manager
BSa : Dia adalah asisten manajer yang baru.
e. Kompensasi (Compensation)
Kompensasi merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan cara
menggantikan posisi unsur informasi atau memperkenalkan elemen bahasa sumber
atau pengaruh efek stilistika dalam BSu pada bagian lain dalam BSa karena tidak
dapat direalisasikan pada bagian yang sama dalam BSa, sebagai contoh:
BSu: A burning desire to share The Secret with the world consumed me.
BSa: Hasrat yang menyala-nyala untuk membagikan Rahasia kepada dunia
membakar diri saya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
f. Deskripsi (Description)
Teknik penerjemahan deskripsi dilakukan dengan cara mengganti ungkapan
atau istilah dalam Bsu dengan deskripsi (penggambaran tentang bentuk dan
fungsinya), misalnya:
BSa: sake
Bsa: minuman beralkohol dari Jepang yang hasil dari fermentasi dari beras
g. Transposisi (transpotition)
Teknik transposisi merupakan teknik penerjemahan dengan cara merubah
unsur gramatikal dari BSa ke dalam BSa yang dianggap sesuai. Teknik ini sama
dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Kata kerja dalam teks bahasa
sumber, misalnya dirubah menjadi kata benda pada teks sasaran, sebagai contoh:
BSu : I have no control over this condition
BSa : Saya tidak dapat mengendalikan kondisi ini
h. Modulasi (Modulation)
Teknik penerjemahan yang mengganti, fokus, sudut pandang atau aspek
kognitif yang ada dalam BSu, baik secara leksikal ataupun struktural.
BSu: Nobody doesn’t like it.
BSa: Semua orang menyukainya.
i. Generalisasi (generalization)
Penerapan teknik generalisasi adalah dengan cara mengganti menggunakan
istilah yang lebih umum. Teknik ini diterapkan jika tidak ada istilah yang lebih
spesifik dalam Bsa, seperti contoh berikut ini:
Bsu: Apartment
Bsa: rumah tinggal
j. Partikularisasi (Particularization)
Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik generalisasi (superordinat ke
subordinat). Menerjemahkan dengan teknik partikularisasi dilakukan dengan cara
menerapkan penggunaan istilah yang lebih konkrit dan spesifik. Contoh:
BSu: air transportation
Bsa: pesawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
k. Reduksi (Reduction)
Teknik reduksi adalah teknik yang dilakukan dengan cara memadatkan
informasi yang terdapat dalam Bsu ke dalam Bsa. Teknik ini mirip dengan teknik
penghilangan (ommission atau deletion atau subtraction) atau implisitasi. Dengan
kata lain, informasi yang eksplisit dalam teks bahasa sumber dijadikan implisit dalam
teks bahasa sasaran, sebagai contoh:
BSu : Islamic fasting month
BSa : Ramadhan
l. Substitusi (Substitution)
Pada umumnya teknik substitusi diterapkan dalam penerjemahan lisan
(interpreting). Teknik substitusi dilakukan dengan mengubah unsur-unsur linguistik
dan paralinguistik (intonasi atau isyara), misalnya:
Bsu: Bahasa isyarat dalam bahasa Arab, (menaruh tangan di dada)
Bsa: Terima kasih
m. Kreasi Diskursif (discursive creation)
Teknik penerjemahan yang menggunakan padanan sementara yang jauh dari
konteks aslinya. Teknik ini lazim diterapkan dalam menerjemahkan judul buku atau
judul film.
BSu: Just an ashtray smashing down
Bsa: Cuma suara kucing
n. Kesepadanan lazim (established equivalent)
Teknik kesepadanan lazim dilakuakn dengan menerjemahkan istilah dalam
Bsu dengan istilah yang sudah lazim dalam bahasa sasaran. Istilah dalam bahasa
sumber tersebut umumnya berdasarkan kamus atau ungkapan sehari-hari.
BSu : Sincerely yours
BSa : Hormat kami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
o. Amplifikasi Linguistik (Linguistic Amplification)
Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik kompresi linguistik. Hal ini
dimaksudkan dengan tujuan menambah elemen linguistik dalam bahasa sasaran agar
sesuai dengan kaidah-kaidah Bsa. Teknik ini lazim digunakan dalam
pengalihbahasaan secara konsekutif atau dalam sulih suara (dubbing), sebagai
contoh:
BSu : everything is up to you!
BSa : semuanya terserah anda sendiri!
p. Kompresi Linguistik (linguistic compression)
Teknik ini sering digunakan dalam interpreting atau dubbing yang berbeda
dengan teknik amplifikasi linguistik yang umumnya dilakukan dalam
pengalihbahasaan simultan atau dalam penerjemahan teks film. Teknik ini
diaplikasikan dengan cara mensintesis elemen linguistik yang ada menjadi sederhana
karena sudah dipahami atau dengan menyatukan unsur-unsur linguistik yang ada
dalam teks BSu, misalnya:
BSu : Are you sleepy?
BSa : Ngantuk?
q. Harfiah (Literal)
Teknik ini dilakukan dengan cara menerjemahkan BSa kata perkata ke dalam
bahasa sasaran, sebagai contoh:
BSu : The President gave the present to Michael last week.
BSa : Presiden memberi hadiah itu pada Michael minggu lalu.
r. Variasi (Variation)
Teknik ini lazim digunakan dalam menerjemahkan naskah drama yang
dilakukan dengan cara mengganti unsur-unsur linguistik dan paralinguistik yang
mempengaruhi variasi lingguistik perubahan tona tekstual, gaya bahasa, dialek bahasa,
dialek geografis, misalnya:
Bsu: What do you want?
Bsa: Apa mau lo?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. Kualitas Terjemahan
Tujuan utama seorang penerjemah dalam menerjemahkan adalah untuk
menghasilkan terjemahan yang berkualitas (tercapainya keakuratan, keterbacaan, dan
keberterimaan). Hal tersebut berkaitan erat dengan pembaca selaku klien hasil
terjemahan. Oleh karena itu seorang penerjemah harus menentukan terlebih dahulu
siapa calon pembaca terjemahannya dan untuk keperluan apa terjemahan itu. Pada
dasarnya, suatu terjemahan tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya jika pembaca
sasarannya tidak dapat memahami isi pesan teks tersebut. Hoed (2004) menyebutnya
sebagai audience design dan needs analysis.
Kualitas terjemahan merupakan suatu hal mutlak dilakukan dalam
menerjemahkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar pesan yang disampaikan
penulis lewat tulisannya bisa disampaikan kepada pembaca tanpa mengurangi
sedikitpun makna yang dimaksud. Kualitas hasil terjemahan ditentukan tiga aspek
yaitu keterbacaan, keakuratan, dan keberterimaan. Tentu saja, yang paling baik ialah
hasil terjemahan dengan tingkat keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan yang
tinggi. Namun, dengan berbagai macam pertimbangan dalam praktiknya terkadang
sulit untuk menghasilkan terjemahan yang sempurna. Seringkali penerjemah
dihadapkan pada pilihan untuk lebih mementingkan suatu aspek dan sedikit
mengorbankan aspek yang lain.
Sebagai sebuah produk, terjemahan tentunya mempunyai tingkatan kualitas
yang bisa ditentukan oleh berbagai faktor. Pada umumnya, kualitas suatu terjemahan
bisa diukur dari faktor keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan dari terjemahan
tersebut. Ketiga aspek tersebut merupakan parameter kualitas terjemahan yang saling
berkaitan satu sama lain.
1. Keakuratan
Menurut Nababan (2012: 44) keakuratan merupakan sebuah istilah yang
digunakan dalam pengevaluasian terjemahan untuk merujuk pada apakah teks bahasa
sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan ataukah belum. Dengan kata lain,
pesan yang diterjemahkan harus tersampaikan secara akurat, sama makna.
Keakuratan menjadi prinsip dasar penerjemahan, sehingga harus menjadi fokus
utama penerjemah. Jika keakuratan suatu terjemahan sangat rendah sekali, maka bisa
dipertanyakan apakah hasil tersebut termasuk hasil terjemahan atau bukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Kesepadan makna yang dimaksud bukanlah sekedar bentuknya, tetapi pesan, ide
gagasan pada BSu tersampaikan pada BSa. Kesepadanan juga bukan berarti
korespondensi satu-satu, dengan penerjemahan kata demi kata. Namun lebih pada
keseluruhan ide atau pesan. Sebagai contoh, apabila yang diterjemahkan ialah surat
resmi maka hasilnya pun haruslah berupa surat resmi pula.
2. Keberterimaan
Nababan (2012: 44) mengatakan bahwa keberterimaan menjadi aspek
penting dari suatu terjemahan karena menentukan kepantasan suatu
terjemahan dilihat dari bahasa sasaran. Suatu terjemahan dikatakan berterima
apabila terjemahan tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan dalam bahasa
sasaran. Terkadang penerjemah hanya menerjemahkan suatu teks per kata tanpa
memperdulikan perbedaan ‘style’ dari kedua bahasa tersebut. Nababan (2008)
menjelaskan bahwa istilah keberterimaan merujuk pada apakah suatu terjemahan
sudah diungkapkan sesuai dengan kaidah-kaidah norma dan budaya yang berlaku
dalam bahasa sasaran atau belum, baik pada tataran mikro ataupun pada tataran
makro. Misalnya dalam budaya bangsa Inggris, memanggil lawan bicara denga kata
“you” itu biasa dalam semua kalangan. Tetapi dalam budaya Jawa, terjemahannya
yakni ”kowe” tidak berterima bila dipergunakan terhadap orang yang lebih tua atau
yang mempunyai status sosial lebih tinggi.
Ketiga aspek penting ini, memiliki peran penting dalam menentukan kualitas
penerjemahan. Keakuratan memiliki bobot tertinggi diikuti keberterimaan dan
keterbacaan. Namun demikian, terjemahan yang berkualitas adalah penerjemahan
yang ide gagasannya sesuai dengan BSa, alami, luwes, dan tidak kaku sesuai dengan
tata BSa, dan mudah dipahami oleh pembaca BSa.
3. Keterbacaan
Deka (2011), mengatakan bahwa ukuran keterbacaan suatu teks didasarkan
pada faktor-faktor kebahasaan dan pesona insani tidak lebih dari sekedar alat bantu
bagi seorang penulis dalam menyesuaikan tingkat teks dengan kemampuan para
pembaca teks itu. Keterbacaan menyangkut derajat mudah tidaknya suatu teks
terjemahan dapat dipahami. Teks terjemahan dikatakan memiliki tingkat keterbacaan
yang tinggi apabila teks tersebut mudah dipahami serta dimengerti oleh pembaca teks
bahasa sasaran. Di sini peran pembaca sangat diperlukan dalam penentuan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
keterbacaan. Selain itu, tingkat keterbacaan suatu teks terjemahan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain panjang rata-rata kalimat, jumlah kata-kata baru, dan
kompleksitas gramatika dari bahasa yang digunakan.
Model ini diadaptasi oleh Nababan pada tahun 2004 yang kemudian
dikembangkan lagi pada tahun 2012 untuk menilai kualitas terjemahan dengan tiga
instrumen, yaitu tingkat keakuratan, keterbacaan, dan keberterimaan. Masing-
masing mempunyai instrument penilaian tersendiri meliputi instrument tingkat
keakuratan , keterbacaan, dan keberterimaan pesan dengan interval penilaian 1-3
yang mengindikasikan nilai akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Demikian halnya
dengan instrument penilaian tingkat keterbacaan dan keberterimaan.
Pengembangan model ini terlihat dimana bobot keakuratan adalah 3,
keberterimaan 2, dan keterbacaan 1. Artinya, yang paling diutamakan adalah
keakuratan yang sebagai pertimbangannya yakni sesuai dengan prinsip dasar
penerjemahan itu sendiri. Pembobotan ini pula yang mendorong suatu penilaian
kualitas menjadi lebih baik. Hal ini pula yang selanjutnya dijadikan variabel sebagai
nilai kecenderungan untuk mengukur hasil terjemahan.
4. Pragmatik
Istilah pragmatik kali pertama diperkenalkan oleh seorang filosof yang
bernama Charless Morris pada tahun 1938. Ketika ia membicarakan bentuk umum
ilmu tanda (semiotic) yang memiliki tiga cabang kajian, yaitu sintaksis (kajian
lingustik yang mengkaji hubungan formal antar tanda), semantik (kajian linguistik
tentang hubungan tanda dengan objek tanda tersebut), dan pragmatik (kajian hubungan
tanda dengan orang yang menginterpretasikan tanda tersebut). Dalam
perkembangannya, pengertian tersebut dimodifikasi menjadi kajian bahasa yang
bereferensi atau berhubungan dengan faktor dan aspek-aspek kontekstual.
Secara umum, pragmatik merupakan salah satu ilmu yang mempelajari
tentang makna tuturan. Menurut Yule (1996), pragmatik adalah ilmu yang berkaitan
dengan makna tuturan yang dikomunikasikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh si
petutur (mitra tutur). Apa yang dimaksudkan oleh penutur inilah yang menjadi fokus
kajian pragmatik. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seseorang berkomunikasi
dengan mitra tuturnya, maka dia harus mengetahui fungsi dari bahasa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
digunakan untuk mencapai pemahaman dari mitra tuturnya. Artinya, pesan/ maksud
yang disampaikan penutur dapat diterima dengan baik oleh mitra tutur yang
didukung oleh situasi dan keadaan yang mendukung atau konteks.
Menurut Levinson (1983) pragmatik merupakan telaah mengenai relasi antara
bahasa dengan konteks yang merupakan dasar dalam pemahaman bahasa. Dengan
kata lain, pragmatik berkaitan dengan kemampuan pengguna bahasa dalam
menghubungkan dan menyerasikan kalimat- kalimat dan konteks- konteks secara
tepat atau bagaimana suatu bahasa digunakan dalam komunikasi.
Ada dua hal pokok dalam pragmatik menurut Kridalaksana (2001: 176) yaitu
syarat- syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian bahasa dalam
komunikasi dan aspek- aspek pemakaian bahasa atau konteks luar bahasa yang
memberikan sumbangan kepada makna tuturan. Dikatakan bahwa untuk memahami
bahasa, seseorang dituntut untuk tidak saja mengetahui makna kata dan hubungan
gramatikal antarkata namun juga mampu menarik kesimpulan yang akan
menghubungkan apa yang akan dikatakan dengan apa yang diasumsikan
sebelumnya. Kesimpulannya, pengertian pragmatik adalah ilmu bahasa yang
mempelajari makna tuturan pada situasi tutur tertentu. Teori pragmatik meliputi teori
tindak tutur, teori implikatur, teori relevansi, dan deiksis.
5. Tindak Tutur (Speech Act)
Teori tindak tutur adalah pandangan yang memusatkan perhatian pada
penggunaan bahasa dalam mengkomunikasikan maksud dan tujuan pembicaraan.
Dalam berkomunikasi, penutur maupun mitra tutur harus saling memahami kaidah-
kaidah bahasa yang mengatur hal tersebut, agar kegiatan tindak tutur dapat berjalan
dengan baik. Pada dasarnya, tindak tutur merupakan sesuatu yang sebenarnya acap
kali kita lakukan ketika berbicara seperti melaporkan, menyatakan, memperingati,
menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, mengkritik, meminta, menasehati, dan
lain- lain. Dengan kata lain, tindak tutur merupakan salah satu pendekatan analisis
fungsi bahasa dalam komunikasi.
Dalam berkomunikasi tidak selamanya berkaitan dengan masalah- masalah
yang bersifat tekstual, tetapi juga interpersonal sehingga komunikasi verbal bentuk
apapun perlu disikapi sebagai sebuah fenomena pragmatik. Tindak tutur (speech act)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
adalah subkajian pragmatik yang berkaitan erat dengan kegiatan komunikasi
manusia. Istilah ini merupakan entitas penting yang bersifat sentral dalam pragmatik.
Penting dan sentralnya itu tampak dalam perannya dalam analisis topik pragmatik.
Untuk mencapai tujuannya, seorang penutur dalam bertindak tutur selalu berusaha
agar hal yang disampaikannya dapat dipahami dan tidak merugikan mitra tutur dan
dapat dilihat sebagai melakukan tindakan.
Menurut Rustono (1999: 31) tindak tutur (speech act) merupakan entitas yang
bersifat sentral dalam pragmatik. Dengan kata lain, Mengujarkan sebuah tuturan
tertentu bisa dipandang sebagai melakukan tindakan (mempengaruhi, menyuruh) di
samping memang mengucapkan atau mengujarkan tuturan itu. Pengertian ini
disederhanakan oleh Yule (1996) yaitu tindakan yang dilakukan melalui ujaran.
Seorang ahli bahasa yang bernama J.L. Austin menelusuri hakikat tindak tutur.
Austin mengemukakan konsep mengenai Act of Utterance (tindak ujar). Pidato
kuliah Austin dikumpulkan dalam sebuah buku berjudul How to Do Things with
Words (1962). Melalui buku itu, Austin mengemukakan pandangan bahwa bahasa
tidak hanya berfungsi untuk mengatakan sesuatu. Dari beberapa definisi di atas,
dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan tuturan yang dipengaruhi oleh
kemampuan bahasa penutur yang mengandung tindakan dalam komunikasi dengan
mempertimbangkan konteks.
Searle (1969: 24- 25) berpendapat bahwa semua komunikasi linguistik
mengandung tindak tutur. Artinya, komunikasi bukan sekedar lambang, kata atau
kalimat, tetapi lebih tepat sebagai produk atau hasil lambang, kata atau kalimat yang
berwujud perilaku tindak tutur. Perilaku tindak tutur dalam suatu komunikasi perlu
mempertimbangkan dua bagian (pasangan) yang saling bergantian, misalnya
perintah-jawaban, pernyataan-jawaban, pertanyaan-jawaban, permohonan-
penolakan, dan sebagainya. Hal ini dapat diketahui melalui ujaran (tuturan) yang
dihasilkan baik oleh penutur maupun mitra tutur. Seorang penutur harus mengetahui
apakah pesannya telah diterima dan dimengerti dan mitra tutur harus menunjukkan
bahwa ia telah menerima dan mengerti pesan tersebut.
Baik penutur maupun mitra tutur bertanggung jawab dalam setiap interaksi
lingual dimana sebuah konteks memiliki peranan dalam membentuk suatu tindak
tutur. Searle (1969) dan Austin (1962:100-102) memandang tindak tutur yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin dirumuskan sebagai tiga
peristiwa tindakan yang berlangsung, yang diwujudkan oleh penutur, yaitu tindak
lokusi (locutionary acts), ilokusi (illocutionary acts), dan perlokusi (perlocutionary
acts). Berikut pembahasan ketiganya.
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu atau disebut juga
the act of saying something. Fokus konsep lokusi adalah makna tuturan yang
diucapkan, bukan mempermasalahkan maksud atau fungsi tuturan itu. Rahardi
(2005) menyebutkan bahwa lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan
kalimat sesuai dengan makna yang dikandungnya. Tindak lokusi merupakan
tindakan yang paling mudah diidentifikasi karena dalam pengidentifikasiannya tidak
memperhitungkan konteks tuturan. Contoh tindak tutur lokusi misalnya ketika
seorang ibu berkata kepada anaknya, “Kamarmu berantakan sekali.” Tuturan tidak
merujuk pada maksud tertentu, melainkan si penutur (ibu) menginformasikan bahwa
kondisi kamar si anak berantakan tanpa disertai dengan tendesi mempengaruhi mitra
tuturnya (anak) untuk melakukan sesuatu.
Tindak ilokusi adalah tindakan yang dipergunakan untuk menginformasikan
dan sekaligus untuk melakukan sesuatu atau the act of doing something (Wijana
dalam Nugraheni, 2011). Ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu yang mengandung
maksud dan fungsi atau daya tuturan, dengan kata lain, “untuk apa ujaran itu
dilakukan?”. Disini, ucapan atau ujaran dianggap sebagai suatu bentuk tindakan.
Contoh tindak ilokusi dari ujaran sebelumnya ketika seorang ibu berkata kepada
anaknya, “Kamarmu berantakan sekali.”. Tuturan ini mengandung maksud bahwa si
penutur (ibu) menyuruh mitra tutur (anak) untuk merapikan kamarnya. Jadi, jelas
bahwa tuturan ini memiliki maksud tertentu terhadap mitra tuturnya, yakni tidak
hanya menginformasikan, tetapi juga menyuruh.
Tuturan yang diucapkan penutur seringkali memiliki efek atau daya pengaruh
terhadap mitra tuturnya (perlocutionary force). Efek yang dihasilkan dengan
mengujarkan sesuatu itulah yang oleh Austin (162: 101) dinamakan tindak perlokusi.
Efek atau daya tuturan itu dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja, dapat pula
secara tidak sengaja. Tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk
mempengaruhi mitra tutur inilah yang merupakan tindak perlokusi. Hal ini disebut
tindak perlokusi atau the act of affecting someone. Pendeknya, tindak perlokusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
berhubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik. Efek ini bisa secara sengaja
maupun tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Berdasarkan contoh ujaran di
atas, dimana seorang ibu berkata kepada anaknya, “Kamarmu berantakan sekali.”
Tuturan ini mengadung efek perlokusi agar anaknya bersedia membersihkan
kamarnya yang berantakan.
Dari ketiga tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan Searle di atas,
Searle (1969) selanjutnya mengembangkan teori tindak tutur yang terpusat pada
tindak ilokusi tersebut berdasarkan pada tujuan dari tindakan pandangan penutur
menjadi lima sub bagian, yakni asertif (assertives), direktif (directives), komisif
(commisives), ekspresif (expressives), dan deklaratif (declaratives):
a. Asertif
Asertif merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran
atas hal yang dikatakannya. Tindak tutur asertif meliputi mempertahankan,
meminta, mengatakan, menyatakan, melaporkan, berspekulasi dan lain- lain.
Contoh jenis tuturan ini adalah, “Adik selalu unggul di kelasnya”. Tuturan ini
termasuk asertif karena berisi informasi yang penuturnya terikat oleh
kebenaran isi tuturan tersebut. Penutur bertanggung jawab bahwa tuturan
yang diucapkannya adalah fakta dan dapat dibuktikan di lapangan bahwa si
adik rajin belajar dan selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya.
b. Direktif
Tindak tutur direktif dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang disebutkan dalam ujarannya. Tindak tutur
direktif disebut juga dengan tindak tutur imposif. Yang termasuk tindak tutur
direktif antara lain meminta, menyarankan, memerintah, menagih, membujuk,
menantang, memohon, dan lain- lain. Contohnya, “Bantu aku memperbaiki
tugas ini.” Ujaran ini termasuk direktif karena dimaksudkan penuturnya agar
melakukan tindakan yang sesuai yakni membantu memperbaiki tugas.
Indikator tuturan direktif adalah adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh
mitra tutur setelah mendengar tuturan tersebut.
c. Komisif
Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk
melakukan segala hal yang disebutkan dalam ujarannya. Dengan kata lain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
penutur akan melakukan sesuatu, misalnya berjanji, mengancam, bersumpah,
menyatakan kesanggupan, dan lain- lain. Contoh tindak tutur komisif
kesanggupan adalah “Saya sanggup menjadi pemimpin yang baik.” Tuturan
ini mengikat penuturnya untuk melaksanakan tugas sebagai pemimpin
dengan sebaik- baiknya. Hal ini membawa konsekuensi bagi dirinya untuk
memenuhi apa yang telah dituturkannya.
d. Ekspresif
Tindak tutur ekspresif disebut juga sebagai tindak tutur evaluatif . Ini
dimaksudkan penuturnya agar tuturannya diartika sebagai evaluasi tentang
hal yang disebutkan dalam tuturan itu. Selain itu, ekspresif juga berfungsi
untuk mengekspresikan perasaan dan sikap mengenai keadaan hubungan dan
evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu. Tuturan ini meliputi
permintaan maaf, memaafkan, menyesal, mengeluh, ungkapan terimakasih,
menyanjung, memuji, mengkritik, dan lain- lain. Tuturan “Sudah kerja keras
cari uang, tetap saja hasilnya tidak mencukupi kebutuhan keluarga”. Tuturan
ini termasuk ekspresif mengeluh sebagai evaluasi tentang hal yang
dituturkannya, yaitu usaha mencari uang yang hasilnya selalu kurang untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
e. Deklaratif
Tindak tutur deklaratif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya
untuk menciptakan hal yang baru. Tindak tutur ini disebut juga denga istilah
isbati. Deklaratif juga merupakan tindak tutur yang menggambarkan
perubahan dalam suatu keadaan hubungan. Yang termasuk dalam jenis tindak
tutur deklaratif antara lain mengampuni, menikahkan, membaptis,
mengumumkan, mengizinkan, mambatalkan, dan lain-lain. Sebagai contoh,
seseorang ingi berhenti bekerja dengan mengatakan, “Saya mengundurkan
diri.” Atau ketika seorang direktur memberhentikan salah satu karyawannya
dengan mengatakan, “Anda dipecat.” dsb.
Tindak tutur tidak akan lepas dari situasi tuturan (speech situation). Situasi
tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan dan mempunyai pengaruh kuat pada
penafsiran makna kata (Rustono 1999: 25). Ada dua pihak penting dalam situasi
tutur, yaitu penutur dan mitra tutur. Suatu komunikasi dikatakan komunikatif apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
tercipta dasar tuturan (situasi tutur/ konteks). Penutur harus mengambil perhatian
pihak yang akan dan sedang diajak berkomunikasi melihat fungsi tindak tutur dari
suatu bentuk tuturan melebihi satu fungsi.
Menurut Rustono (dalam Nugraheni, 2011) konteks adalah sesuatu yang
menjadi sarana untuk memperjelas maksud suatu pertuturan. Sarana tersebut
mencakup dua hal yakni ekspresi untuk mendukung kejelasan maksud dan situasi
yang berhubungan dengan suatu kejadian. Selanjutnya, Hymes dalam Brown dan
Yule (dalam Nugraheni, 2011) menyebutkan beberapa ciri konteks, yaitu saluran
atau media, kode, misi, kejadian, topik waktu, dan tempat tuturan. Dalam bahasa
tutur, fungsi konteks adalah membantu penutur dan mitra tutur untuk saling
memahami maksud suatu tuturan tersebut.
Pemahaman konteks sangat diperlukan dalam memahami dan menafsirkan
teks/ wacana. Misalnya saja, seorang penutur berkata, “Enak, ya!”. Tuturan ini bisa
mempunyai banyak penafsiran yang berbeda dari sejumlah orang yang
mendengarnya. Pemahaman pendengar bisa saja penutur mengatakan bahwa yang
‘enak’ itu kue yang dimakannya dengan tujuan sekedar memberi tahu pendengar
dalam situasi pesta, atau mungkin pendengar menafsirkan penutur sedang
mengejekrnya saat dimarahi ibu kos dalam situasi pondok pesantren. Bahkan ratusan
penafsiran lain bisa muncul dalam ujaran ini. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya konteks dalam memahami sebuah wacana. Konteks tidak bisa diabaikan
begitu saja ketika seseorang berusaha memperoleh makna yang sesungguhnya dari
informasi yang didengar atau dibacanya.
Konsep konteks dipelopori oleh antropolog Inggris Bronislow Malinowski
pada tahun 1923 (Yule, 2006). Malinowski menyebutkan bahwa ada dua macam
konteks, yaitu konteks situasi dan konteks budaya. Keduanya memiliki peranan yan
penting dalam mengartikan sebuah makna. Selanjutnya, Malinowski mengemukakan
bahwa konteks situasi adalah lingkungan verbal yang termasuk juga di dalamnya
situasi dimana suatu teks diujarkan. Sedangkan konteks budaya yakni lingkungan
yang dekat dimana teks tersebut biasanya difungsikan. Menurutnya, untuk
memahami ujaran harus memperhatikan konteks situasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Leech (1993: 19- 21) mengklasifikasikan aspek situasi tutur menjadi lima
bagian, antara lain: (1) penutur dan mitra tutur; (2) konteks tutur; (3) tindak tutur
sebagai tindakan; (4) tujuan tuturan; (5) tuturan sebagai produk verbal.
Penutur dan Mitra Tutur
Penutur adalah orang bertutur, sedangkan mitra tutur adalah orang yang
menjadi sasaran sekaligus lawan tutur. Konsep ini juga mencakup penulis dan
pembaca bila suatu tuturan dikomunikasikan melalui media tulisan. Aspek-
aspek yang berkaitan dengan penutur dan mitra tutur ini meliputi usia, jenis
kelamin, latar belakang social, ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat keakraban,
dan sebagainya.
Konteks Tuturan
Konteks tuturan adalah segala aspek fisik atau setting social yang relevan dari
tuturan. Hal ini berperan membantu mitra tutur dalam menafsirkan maksud yang
ingin dinyatakan oleh penutur. Pada dasarnya, di dalam ilmu pragmatik, konteks
diartikan semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh
penutur dan mitra tuturnya.
Tindak Tutur Sebagai Tindakan
Pragmatik membahas bahasa dalam tingkatannya yang lebih konkret
dibanding tata bahasa karena berhubungan dengan tindak verbal yang terjadi
dalam situasi tertentu. Dengan demikian, suatu tuturan merupakan entitas
konkret penutur dan mitra tuturnya, waktu, dan tempat pengutaraannya.
Tujuan Tuturan
Setiap tuturan pasti memiliki suatu tujuan. Sebaliknya setiap tuturan juga
dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tertentu. Di dalam pragmatic, bertutur
merupakan kegiatan berorientasi pada tujuan.
Tuturan Sebagai Produk Verbal
Tuturan merupakan hasil suatu tindakan. Ada dua jenis tindakan yang
dilakukan manusia, yaitu tindakan verbal dan tindakan nonverbal. Bertutur
adalah tindakan verbal. Dengan terciptanya tindakan inilah, tuturan dikatakan
sebagai produk tindakan verbal yakni tindakan mengekspresikan bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6. Tindak Tutur Ekspresif
a. Pengertian Tuturan Ekspresif
Tindak tutur Ekspresif dalam kategori Austin masuk ke dalam tindak tutur
behabitif (behabitives utterances). Tindak tutur behabitif adalah reaksi- reaksi
terhadap kebiasaan dan keberuntungan orang lain dan merupakan sikap serta ekspresi
seseorang terhadap kebiasaan orang lain. Verba yang menandai tindak tutur ini
misalnya meminta maaf, berterima kasih, bersimpati, menantang, mengucapkan
salam, mengucapkan selamat (1962:150-163). Pendapat ini dikuatkan oleh Leech
(1993) juga menjelaskan tindak tutur ekspresif dalam teori tindak tuturnya. Leech
mendefinisikan tindak tutur ekspresif sebagai jenis tindak tutur yang berfungsi untuk
menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang sedang dialami oleh
mitra tutur. Sebagai salah satu penciri tindak tutur ini adalah verba yang menandai
tindak tutur ini misalnya mengucapkan selamat, mengucapkan terima kasih, merasa
ikut bersimpati, meminta maaf.
Tarigan (1986) memberikan definisi mengenai tindak tutur ekspresif adalah
tuturan untuk mengekspresikan, mengungkapkan, atau memberitahukan sikap
psikologis pembaca menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh
ilokusi; misalnya berterima kasih, mengucapkan selamat, meminta maaf,
menyalahkan, membantah, memuji, dan sebagainya.
Sementara itu, Yule (2006: 93) berpendapat bahwa dalam tindak tutur
ekspresif terdapat pernyataan yang menggambarkan apa yang dirasakan oleh
penutur. Tindak tutur ini mencerminkan pernyataan- pernyataan psikologis penutur
terhadap suatu keadaan, meliputi berterima kasih, terkejut, mengucapkan selamat,
khawatir, dan sebagainya. Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
tuturan ekspresif adalah tuturan yang yang dimaksudkan untuk mengungkapkan
ekspresi penutur kepada mitra tutur. Tindak tutur ini cenderung menyenangkan
karena itu secara intrinsik ilokusi ini sopan, kecuali ilokusi- ilokusi ekspresif
mengecam, menyesal dan menyalahkan.
b. Jenis Tuturan Ekspresif
Tuturan ekspresif merupakan bagian dari tindak ilokusi dimana dalam
pengidentifikasiaannya harus mempertimbangkan konteks tuturan, siapan penutur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dan mitra tutur, kapan dan dimana tindak tutur terjadi, serta aspek lainnya yang
mempengaruhi tuturan. Searle menjelaskan tindak tutur ekspresif merupakan tindak
tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi
tentang hal yang disebutkan dalam tuturan untuk mengungkapkan sikap psikologis
penutur terhadap suatu keadaan. Tuturan memuji, mengucapkan terima kasih,
meminta maaf, mengucapkan selamat, mengkritik, dan mengeluh termasuk ke dalam
jenis tindak tutur ekspresif ini. Yule (2006) menambahkan, fungsi tindak tutur
ekspresif mencakup meminta maaf, berterimakasih, mengharapkan, mengeluh,
mambantah, salam, memaafkan, menolak, memuji, menyindir, dan mengumpat.
7. Penerjemahan dan Pragmatik
Pada dasarnya, penerjemahan dan pragmatik merupakan aspek yang saling
berkaitan. Keduanya memiliki fungsi yang sama dalam komunikasi. Penerjemahan
dikatakan sebagai bentuk komunikasi karena penerjemah berperan sebagai perantara
untuk menyampaikan pesan BSu kepada masyarakat pembaca Bsa (Darma, 2007:
678). Komunikasi ini dapat dianggap menarik bila penerjemah bisa menampilkan
hasil terjemahan yang berkualitas sehingga bisa dibaca/ dinikmati banyak orang
secara tepat. Keberhasilan dalam menerjemahkan pastinya akan memberikan
pengalaman berharga tersendiri dan motivasi yang meningkatkan rasa percaya diri.
Menurut Nababan (2003), penerjemahan tidak hanya mengalihkan pesan saja
tetapi juga bentuk bahasanya, baik penerjemah karya sastra maupun penerjemah
karya ilmiah dan perlu mempertimbangkan tidak hanya isi berita tetapi juga bentuk
bahasa dalam terjemahan karena pada hakekatnya setiap bidang ilmu mempunyai
gaya bahasa dalam mengungkapkan pesannya. Dalam hal ini, pesan merupakan inti
yang ditransfer dari BSa ke Bsa. Proses pemahaman pesan dalam penerjemahan
menjadi sangat penting karena tanpa pemahaman yang tepat, jelas dan wajar dari teks
BSa yang dibaca tidak mungkin bisa menyatukan padanan makna tersebut ke dalam
Bsa.
Terkait dengan makna yang diterjemahkan, terkadang sebuah teks dalam BSa
tidak hanya memiliki makna secara literal/ struktural saja, tetapi ada maksud
(intention) yang terkandung di dalamnya. Pengkajian suatu bahasa seperti ini
bukanlah kajian pada tataran struktural karena kajian struktural sering kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
menghasilkan suatu kajian yang tidak maksimal. Kondisi praktis penggunaan/
analisis bahasa yang “keluar” dari kaidah – kaidah struktural justru menghasilkan
suatu komunikasi yang lebih efektif dan efisien. Hal ini tentunya harus diperhatikan
oleh seorang penerjemahan
Salah satu kajian bahasa yang mampu mengakomodasi komponen-
komponen di luar bahasa dengan melibatkan komponen- komponen di luar bahasa
yang turut serta memberi makna dalam suatu komunikasi adalah pragmatik. Kajian
pragmatik menitikberatkan pada penggunaan bahasa yang terkait dengan konteksnya.
Levinson (1983), mengemukakan pragmatik adalah kajian mengenai bagaimana
bahasa dipakai untuk berkomunikasi, terutama hubungan antara kalimat dengan
konteks pemakaiannya.
Penerjemahan dan pragmatik merupakan aspek penting dalam berkomunikasi
(Wuryantoro, 2006). Pragmatik adalah bagaimana bahasa digunakan dalam
berkomunikasi karena pada hakikatnya pemahaman pragmatik mutlak dimiliki oleh
seseorang dalam pemahaman bahasa termasuk penerjemah. Dalam penerjemahan
dengan pendekatan pragmatik, daya ilokusi kalimat perlu diperhatikan. Jika tidak,
akan mengakibatkan kalimat tersebut kehilangan makna yang seharusnya
tersampaikan.
8. Penerjemahan Tindak Tutur
Penerjemahan suatu tuturan membutuhkan perhatian khusus sebab dalam
suatu ujaran kemungkinan memuat maksud lain dari penutur. Maksud lain penutur
inilah yang harus diungkap oleh seorang penerjemah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis dan menerjemahkan tuturan antara lain konteks
situasi yang menaungi suatu tuturan, isi topik tuturan, kedudukan sosial penutur dan
mitra tutur. Penerjemahan tindak tutur merupakan contoh kasus dari sebuah teks
yang tidak hanya mempunyai makna harfiah saja, tetapi juga maksud tertentu yang
harus diterjemahkan.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam setiap tuturan terkait tiga aspek,
yakni lokusi, ilokusi dan perlokusi. Lokusi adalah makna literal sebuah ujaran. Setiap
lokusi memuat maksud yang diinginkan oleh penutur yang disebut ilokusi yang
kemudian akan menghasilkan perlokusi, yaitu tindakan yang diakibatkan dari ujaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
tersebut. Dalam pendekatan pragmatik, fokus kajian terletak pada ilokusi karena
lokusi cenderung pada kajian semantik murni, sedangkan perlokusi lebih pada hal-
hal diluar lingkup linguistik.
Terjemahan suatu tuturan yang baik ialah ilokusi pada BSa dan BSa sama.
Jadi, dalam penerjemahannya, tidak semata- mata diterjemahkan secara literal tetapi
ada maksud (intention) tertentu yang harus tersampaikan pada BSa. Dalam
menerjemahkan tuturan, seorang penerjemah harus mencermati lokusinya, seperti
yang diungkapkan oleh Fawcet (1997) “However it is translated, the illocutionary
force of sentence would not change”. Ungkapan ini mengandung maksud
bahwasanya ilokusi pada BSa harus sama dengan hasil terjemahan BSa. Jadi,
pemahaman pragmatik dapat membantu penerjemah melihat maksud dari sebuah teks
berdasarkan konteks situasi yang melingkupinya.
9. Tentang Stealing Home
Stealing Home adalah sebuah novel romansa komtemporer yang ditulis oleh
Sherryl Woods, pengarang bestseller versi New York Times pada tahun 2010 dan
diterbitkan oleh Violetbooks pada tahun yang sama . Novel ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia oleh Ursula G Buditjahya menjadi Hati yang Terenggut.
Novel ini terdiri dari 25 bagian.
Sherryl Woods sebagai penulis novel romansa ini telah menulis sedikitnya
lebih dari 100 buku dalam pengaturan khas, apakah negara asalnya Virginia, negara
angkatnya, Florida, atau dia yang sangat dipuja Carolina Selatan. Woods
menciptakan versi fiksi dari kota di mana dia menghabiskan musim panasnya, “Kota
ini hanya cocok untuk karakter yang menarik dan lokasi yang menarik,” katanya.
Beberapa hal yang menjadi ciri khas ala Woods sebagai penulis novel- novel
romansa, antara lain pengungkapan emosi yang penuh perasaan, humor yang khas,
kisah cinta yang sangat manis dan kisah keluarga yang tak terlupakan, persahabatan
yang erat, karakter-karakter kuat dengan berbagai kejutannya, setting, dan plot cerita
yang saling melengkapi. Penyatuan komponen- komponen ini mampu menempatkan
novel ini istimewa dan teman yang tepat dikala santai.
Stealing Home (Hati yang Terenggut) merupakan cerita yang mengaduk
emosi pembaca. Meskipun cerita percintaannya berliku, namun dapat membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menyegarkan kembali kebosanan pembaca akan novel- novel historis (http://my-
private-things.blogspot.com/search/label/harlequin). Novel ini ditampilkan dengan
tokoh utama wanita yang mengalami permasalahan kompleks dalam kehidupan
rumah tangganya. Woods mulai seri manis Stealing Home dengan fokus pada
dampak perselingkuhan suami hingga perkawinan 20 tahunnya rusak dan perceraian
pada psikologi anak-anak. Selain itu, tema cinta juga menambahkan kedalaman dan
intensitas emosional untuk hubungan romantis. Cinta, sebagai tema utama novel ini
secara implisit mengungkapkan bahwa cinta akan membuat seseorang merasa
berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan perjuangan keras untuk mempertahankannya.
Stealing Home berkisah tentang cinta dan permasalahannya di kota kecil
asmara Southern yang sangat dicintai Woods. Dia menggambarkan sosok Maddie
Townsend, yang pernikahannya terancam karam karena suaminya menggugat verai
dirinya. Maddie tidak menyangka suaminya akan menceraikannya. Dia tak mengira
Bill Townsend akan telah berselingkuh dengan susternya sendiri, Noreen, bahkan
sekarang suster itu hamil. Maddie pun akhirnya bercerai dengan pria yang telah
memberinya 3 anak tersebut. Pasca perceraiannya, Maddie harus mengurus putra
berusia 16 tahun yang tak terkendali, putra lainnya yang berusia 14 tahun yang
mendadak membisu, putri berusia 6 tahun yang sangat sedih.
Untunglah ada kedua sahabatnya. Helen dan Dana yang dengan tanpa pamrih
langsung berdiri di dekatnya, mendukung dan membantunya melalui masa-masa
sulit. Ketegaran Maddie, rasa cintanya pada ketiga anaknya, semuanya membuat Cal
jatuh cinta pada Maddie. Keduanya pun menjalin kasih.
Namun, bukan berarti hubungan keduanya mulus. Banyak rintangan yang
harus mereka lalui diantaranya, ketiga anaknya yang menolak Cal sebagai ayah
tirinya karena usianya yang 10 tahun lebih muda dari Maddie, masyarakat Serenity
yang menganggap pacaran Maddie dan Cal tidak bermoral, usaha kerja sama spa
yang antara Maddie dan sahabatnya terancam hancur hingga masalah mantan
suaminya yang ingin rujuk. Tapi meskipun begitu, perjuangan keras dilakukan
keduanya untuk mempertahankan cinta dan pada akhirnya Maddie dapat berpikir
bahwa Cal adalah satu-satunya orang di seluruh Carolina Selatan yang membuatnya
damai. (http://www.librarything.com/work/2344701/commonknowledge)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
10. Penelitian yang Relevan
Di awal melakukan penelitian, penulis terinspirasi oleh beberapa tesis, salah
satunya tesis yang berjudul “Tindak Tutur Ekspresif Pada Rubrik Gambang
Suling Di Majalah Jaya Baya” yang ditulis oleh Galih Wicaksono pada tahun 2011.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah jenis tindak tutur ekspresif
apa saja yang terdapat pada rubrik gambang suling di majalah Jaya Baya, dan efek
perlokusi apa saja yang timbul. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat sepuluh jenis
tindak tutur ekspresif meliputi mengkritik, memuji, membantah, mengeluh,
ungkapan persetujuan, menyindir, pengharapan, kekecewaan, menyalahkan, dan
menyanjung. Efek dalam rubrik gambang suling meliputi efek positif efek
memaklumi, melegakan, dan mendorong. Efek negatif meliputi efek curiga, marah,
tidak mendukung, dan tidak percaya. Kesamaan penelitian ini terletak pada tindak
tutur ekspresif, akan tetapi pada penelitian ini belum membahas tindak tutur dalam
menerjemahkan.
Berikutnya, penelitian tentang kajian terjemahan tindak tutur dilakukan oleh
Adventina Putranti yang dilakukan pada tahun 2007 dalam tesis yang berjudul
“Kajian Terjemahan Tindak Ilokusi Ekspresif dalam Teks Terjemahan Film
American Beauty”. Dalam penelitiannya, penulis memfokuskan kajiannya pada
tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam teks teks terjemahan film American
Beauty dan keterkaitannya dengan penerjemahan. Berdasarkan hasil penerjemahan,
ditemukan 15 jenis tindak iloksi ekspresif antara lain benci, suka, terima kasih,
kagum, kaget, pujian, marah, jengkel, minta maaf, memaafkan, malu, menyalahkan,
bangga, putus asa, dan bersimpati. Penelitian ini juga membahas tindak tutur dengan
hubungannya dengan penerjemahan, namun belum ada pembahasan teknik- teknik
apa saja yang digunakan dalam menerjemahkan tindak ilokusi ekspresif dalam film
tersebut. Selain itu, kualitas terjemahan yang diungkap masih pada aspek
kesepadanan dan keberterimaan saja.
Penelitian relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardiana
Nuraeni (2008) dalam tesis yang berjudul “Perbandingan Terjemahan Tindak
Tutur Mengeluh dalam Film Bad Boys II yang ditayangkan di stasiun televisi
dan VCD” ini memaparkan 23 strategi penerjemahan yang terdapat dalam film yang
ditayangkan di stasiun televise dan 20 strategi yang terdapat dalam VCD. Dilihat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
judulnya, penelitian ini lebih fokus pada tindak tutur mengeluh saja yang merupakan
bagian dari tindak tutur ekspresif.
Kajian terjemahan dengan pendekatan pragmatik lainnya juga dilakukan oleh
Rahmat Wisudawanto (2012) dengan judul “Analisis Terjemahan Tuturan
Karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya dalam
bahasa Indonesia.” Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis dan
fungsi tindak ilokusi tuturan karakter Spongebob yang ada dalam teks bahasa
sumber, penerapan teknik penerjemahan dan pengaruhnya terhadap keakuratan dan
keberterimaan terjemahan tuturan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
pragmatik dengan fokus kajian tuturan, kajian yang masih bersifat umum. Selain itu
dalam menilai kualitas hasil terjemahan, hanya menggunakan dua instrumen saja,
yakni keberterimaan dan keakuratan saja.
Penelitian terjemahan tindak tutur yang terakhir adalah yang dilakukan oleh
Daru Singgih Kuncara (2013) yang ditulis dalam sebuah jurnal kebahasaan Transling
(Vol.1, no.1) 2013. Judul penelitiannya adalah “Analisis Terjemahan Tindak
Tutur Direktif Pada Novel The Godfather Dan Terjemahannya Dalam Bahasa
Indonesia”. Fokus kajiannya adalah untuk mengevaluasi penerapan fungsi ilokusi
tindak tutur direktif dalam novel the Godfather karya Mario Puzo, penggunaan
teknik penerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, dan dampaknya terhadap
kualitas hasil penerjemahannya. Hasil penelitian, dari 152 data, ditemukan sebanyak
delapan fungsi ilokusi direktif. Fungsi tersebut antara lain memerintah,
menyarankan, meminta, memohon, melarang, menasihati, membujuk, dan
menyilakan. Sebagai kesimpulan, teknik yang digunakan cenderung menghasilkan
terjemahan yang akurat, berterima dan mudah dipahami.
B. Kerangka Pikir Penelitian
Menurut Sutopo (2002) kerangka pikir dapat didefinisikan sebagai gambarkn
secara jelas bagaimana seorang peneliti mengkaji dan memahami masalah yang
diteliti melalui peta beragam variabel yang ada dalam penelitiannya. Dengan
demikian, peneliti dapat menjelaskan hubungan antar variabel yang digunakan
sehingga variabel yang dimaksud menjadi jelas. Kerangka pikir berikut
menggambarkan alur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Jenis tindak tutur ekspresif Teknik penerjemahan
Tindak tutur ekspresif
Bsa Bsu
Kualitas terjemahan
Keterbacaan
Rater Awam Rater Ahli
Keakuratan Keberterimaan
n
Peneliti
Kesimpulan
Novel Stealing Home
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dikatakan demikian
karena menitikberatkan pada data yang berupa kata- kata, kalimat, atau gambar yang
memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi (Sutopo, 2002: 35).
Penelitian ini juga disebut penelitian dasar bidang penerjemahan, berbentuk
terpancang dan berkasus tunggal. Hal ini dikarenakan penulisannya hanya akan
memahami suatu masalah secara individu untuk kepentingan akademis dan untuk
mendeskripsikan secara rinci mengenai pokok permasalahan (Sutopo dalam Wafa,
2013: 41).
Dilihat dari segi orientasi, penelitian ini termasuk penelitian dalam bidang
penerjemahan yang beorientasi pada product-oriented karena pendekatan ini dimulai
dari deskripsi tentang penerjemahan yang sudah ada, yaitu teks BSa (tuturan bahasa
Inggris) dan teks BSa (tuturan bahasa Indonesia). Berbentuk terpancang dalam arti
sebelumnya sudah menentukan pokok permasalahan dan fokus penelitiannya, yakni
mengenai tindak tutur ilokusi ekspresif. Neubert (dalam Wafa, 2013: 42) menyatakan
tentang penelitian berkasus tunggal sebagai limited case study atau case studies
focusing on particular aspects of ST and TT dimana sasaran atau subjek penelitian ini
memiliki karakteristik yang sama. Demikian halnya dalam penelitian ini yang hanya
menggunakan kasus di bidang penerjemahan pada novel Stealing Home.
Creswell (1998: 15) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif adalah suatu
proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang meneliti
fenomena sosial dan masalah manusia. Seperti yang dikatakan oleh Surakhmad
(dalam Abdurrahman dan Soejono, 1999: 22) bahwa pelaksanaan metode- metode
deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada tahap pengumpulan dan penyusunan
data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Sedangkan data
juga akan dideskripsiakan berdasakan fakta- fakta yang tampak sebagaimana adanya
(Nawawi dalam Abdurrahman dan Soejono, 1999: 23)
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Sementara itu Hadi (dalam Nurhaniah, 2008) menyebutkan beberapa tahapan
dalam melakukan penelitian kualitatif deskriptif antara lain pengumpulan data,
analisis data, mencari model, dan membuat kesimpulan berdasarkan data tanpa
membuat generalisasi Data dalam penelitian ini berupa kalimat- kalimat, yang akan
dikumpulkan peneliti kemudian diklasifikasi dan dianalisis mengenai jenis- jenis
kalimat tanya baik dalam BSa maupun Bsa, kesepadanan serta keterbacaa
terjemahannya dlam konteks percakapan.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penerjemahan tindak
tutur ekspresif dalam novel Stealing Home dan terjemahannya Hati yang Terenggut.
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
pragmatik, sehingga peneliti bisa mendapatkan klasifikasi data yang rinci yang
mengandung makna secara pragmatis. Selain itu, teori penerjemahan juga diterapkan
untuk menganalisis teknik- teknik penerjemahan yang digunakan dan untuk
mengukur kualitas hasil terjemahan dilihat dari keakuratan, keberterimaan, dan
keterbacaan.
Metode etnografi juga diaplikasikan oleh peneliti untuk proses pengumpulan
data dari informan dengan secara langsung turun ke lapangan. Data yang
dikumpulkan dari informan berbentuk kuesioner yang memuat beberapa pertanyaan-
pertanyaan untuk menilai tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan tindak
tutur ekspresif dalam novel Stealing Home dan terjemahannya. Metode wawancara
dilakukan pada tahap akhir untuk mengklarifikasi hal- hal terkait dengan kuesioner
untuk memperjelas informasi demi kelancaran proses analisis data.
B. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, data yang dianalisis terbagi dalam dua jenis, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah semua tuturan
yang termasuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam novel Stealing Home dan
terjemahannya Hati yang Terenggut serta data yang diperoleh dari hasil kuesioner
dan wawancara dengan para rater untuk menilai tingkat keakuratan, keberterimaan,
dan keterbacaan. Sedangkan data sekunder adalah segala informasi yang terkait
dengan novel Stealing Home dan terjemahannya Hati yang Terenggut baik mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
penulis maupun reviews terhadap novel tersebut yang dikeluarkan oleh institusi
tertentu atau para kritikus sastra.
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Stealing Home dan
terjemahannya karya Sherryl Woods yang diterbitkan oleh Violet Books tahun 2010.
Di samping berwujud dokumen, sumber data juga bisa berupa informan, yaitu para
rater yang memenuhi kriteria untuk membantu proses penilaian hasil terjemahan
pada aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
C. Sampel dan Teknik Sampling
Teknik cuplikan (sampling) dalam penelitian ini tidak bersifat acak (random)
melainkan bersifat purposive sampling, dengan alasan sesuai dengan kecenderungan
peneliti untuk memilih data yang dianggap memiliki informasi dan permasalahan
secara mendalam serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap
(Sutopo dalam Nuraeni, 2008: 64). Teknik purposive sampling juga ditujukan
kepoda para informan yang dianggap mampu dan memiliki informasi yang
mendalam dengan kriteria seperti yang disebutkan sebelumnya. Purposive sampling
disebut sebagai theoretical-best sampling karena cuplikan dalam penelitian kualitatif
yang diambil lebih bersifat selektif. Artinya, data yang dipilih dan dikumpulkan
berdasarkan pendekatan teori yang digunakan dan informan berdasarkan kriteria-
kriteria tertentu untuk mendukung keperluan penelitian.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk
mencari dan memilih data utama yang digunakan adalah tindak ilokusi ekspresif
yang ada dalam novel Stealing Home dan terjemahannya Hati yang Terenggut. Teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik, yakni tindak tutur
ekspresif.
Ada beberapa kriteria dalam hal pemilihan rater untuk menilai kualitas hasil
terjemahan. Kriteria rater untuk tiap instrumen juga berbeda. Berikut beberapa
kriteria rater yang dipilih untuk menilai tingkat keakuratan dan keberterimaan
kualitas terjemahan, antara lain:
1. Menguasai bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang baik
2. Mempunyai pemahaman yang baik dalam hal penerjemahan, khususnya
penerjemahan Inggris- Indonesia dan sebaliknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Sudah pernah menerjemahkan suatu teks tertentu
4. Memahami teori pragmatik dengan baik, khususnya teori tindak tutur
5. Memiliki pengalaman sebagai rater penelitian penerjemahan
6. Bersedia dilibatkan dalam penelitian ini
Sementara itu, untuk menilai tingkat keberterimaan, berikut daftar kriteria yang
digunakan dalam penelitian ini:
1. Menguasai teori linguistik bahasa Indonesia
2. Memiliki pengetahuan yang baik mengenai pragmatik, khususnya tindak tutur
3. Memiliki pemahaman yang baik dalam hal kealamiahan bahasa dalam karya
sastra
4. Bersedia dilibatkan dalam penelitian ini
Responden untuk menilai tingkat keterbacaan harus mempunyai sejumlah kriteria
sebagai berikut:
1. Menguasai bahasa Indonesia dengan baik
2. Merupakan penikmat novel yang gemar membaca novel- novel terjemahan
yang berusia sekitar 20-30 tahun
3. Berpendidikan minimal SMA
4. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini
Dalam pemilihan dan penentuan data penelitian ini, semua tindak tutur
ekspresif dalam Bsu dan Bsa dari novel Stealing Home . data yang terkumpul dan
divalidasi selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan teori pragmatik, yaitu
teori tindak tutur oleh Searle dan Yule. Teori penerjemahan yang digunakan dalam
penelitian ini, terkait teknik penerjemahan yang digunakan adalah teori dari Molina
danAlbir (2002) serta pengaruh teknik penerjemahan terhadap kualitas
terjemahannya berdasarkan tiga aspek yaknik keakuratan, keberterimaan, dan
keterbacaan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan hal yang dianggap penting dan sesuai
dengan cara mengkategorikan, mengklasifikasikan, memverifikasi, dan menganalisis
dalam buku maupun dokumen tertentu lainnya antara lain majalah, koran, jurnal,dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
lain- lain (Nawawi, 1998: 97). Langkah ini digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis dokumen, kuesioner, dan wawancara secara mendalam.
1. Analisis Dokumen
Teknik analisis dokumen disebut juga teknik simak catat. Hal ini dilakukan
melalui penyimakan dan pencatatan setiap tindak tutur ekspresif pada BSa dan BSa.
Teknik analisis dokumen (content analysis) merupakan cara untuk menemukan
beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya (Yin dalam Sutopo,
2002: 81). Sutopo (2002: 69-70) juga mengatakan bahwa dalam content analysis
peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip,
tetapi juga tentang maknanya yang tersirat. Pada tahap ini dilakukan beberapa
kegiatan, diantaranya:
a. Membaca novel Stealing Home beserta terjemahannya
b. Menandai dan menggarisbawahi tuturan- tuturan ekspresif dalam novel
Stealing Home beserta terjemahannya
c. Menulis kembali tuturan- tuturan ekspresif dari kedua novel dan
terjemahannya yang sudah ditandai
d. Mengklasifikasikan data pada tabel
2. Kuisioner
Menurut Sutopo (2002: 70) kuisioner adalah daftar pertanyaan untuk
pengumpulan data dalam penelitian. Kuesioner memuat pertanyaan- pertanyaan yang
diajukan kepada informan yang berfungsi sebagai rater (informan dengan kriteri
tertentu yang sudah ditentukan untuk memberikan penilaian terhadap kualitas hasil
terjemahan). Terdapat tiga kuesioner, yaitu untuk menilai tingkat keakuratan, untuk
menilai tingkat keberterimaan, dan untuk menilai tingkat keterbacaan. Kuesioner di
sini bersifat open-ended dimana informan memiliki kesempatan untuk memberikan
penjelasan, argument, maupun pernyataan atas pertanyaan dari peneliti. Informasi
yang didapat selanjutnya dijadikan acuan dalam wawancara untuk pengklarifikasian
informasi. Adapun penentuan skala yang digunakan dalam menilai tingkat
kekauratan, keberterimaan, dan keterbacaan adalah berdasarkan pada instrument
penilaian kualitas penerjemahan dengan formulasi yang baru (Nababan, Nuraeni, dan
Sumardiono, 2012: 50- 51). Formulasi tampak seperti tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 3.1. Instrumen Penilaian Tingkat Keakuratan
Kategori
Terjemahan
Skala Parameter Kualitatif
Akurat 3 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks
bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa
sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna.
Kurang
akurat
2 Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa,
kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara
akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat
distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau
makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan
pesan.
Tidak akurat 1 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks
bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam
bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted)
Tabel 3.2. Instrumen Penilaian Tingkat Keberterimaan:
Kategori
Terjemahan
Skala Parameter Kualitatif
Berterima 3 Terjemahan terasa alamiah; teknis yang digunakan lazim
digunakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan
kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah-
kaidah bahasa Indonesia.
Kurang
berterima
2 Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah;
namunada sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis
atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal.
Tidak
berterima
1 Terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti karya
terjemahan; istilah teknis yang digunakan tidak lazim
digunakan dan tidak akrab bagi pembaca; frasa, klausa
dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah-
kaidah bahasa Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 3.3. Instrumen Penilaian Tingkat Keterbacaan
Kategori
Terjemahan
Skala Parameter Kualitatif
Tingkat keterbacaan
tinggi
3 Kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks
terjemahan dapat dipahami dengan mudah oleh
pembaca.
Tingkat keterbacaan
sedang
2 Pada umumnya terjemahan dapat dipahami oleh
pembaca; namun ada bagian tertentu yang harus
dibaca lebih dari satu kali untuk memahami
terjemahan.
Tingkat keterbacaan
rendah
1
Terjemahan sulit dipahami oleh pembaca
Ketiga skala instrumen penilaian kualitas terjemahan di atas digunakan oleh
para rater juga responden untuk menilai kualitas hasil terjemahan dalam kuesioner.
Berikut contoh tabel rancangan kuesioner yang akan diberikan kepada rater maupun
responden.
Tabel 3.4 Kuesioner Tentang Penilaian Tingkat Keakuratan Terjemahan
Tindak Tutur Ekspresif pada Novel Stealing Home
Kode
Data
Konteks Bsu Bsa Tingkat
keakuratan
Komentar
3 2 1
... ... ... ... ...
... ... ... ... ...
... ... ... ... ...
Tabel 3.5. Kuesioner Tentang Penilaian Tingkat Keberterimaan Terjemahan
Tindak Tutur Ekspresif pada Novel Stealing Home
Kode
Data
Konteks Bsa Tingkat
keberterimaan
Komentar
3 2 1
.... ... ... ...
.... ... ... ...
.... ... ... ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 3.6. Kuesioner Tentang Penilaian Tingkat Keterbacaan Terjemahan
Tindak Tutur Ekspresif pada Novel Stealing Home
Kode
Data
Konteks Bsa Tingkat
keterbacaan
Komentar
3 2 1
.... ... ... ...
.... ... ... ...
.... ... ... ...
3. Wawancara
Sutopo (2002: 69) menyampaikan perlunya wawancara mendalam guna
mengkonfirmasi kuesioner yang telah disebarkan dan diisi sebelumnya. Selanjutnya,
melalui pertanyaan terbuka dan tidak terlalu formal, beberapa informasi yang
lengkap dan mendalam telah dikumpulkan untuk melengkapi informasi yang
dibutuhkan. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam
dengan informan yang sudah dipilih guna mendapatkan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan peneliti, juga untuk menampung tanggapan- tangapan yang
diperoleh terhadap isi kuesioner. Hasil wawancara tersebut kemudian dianalisis,
untuk selanjutnya dibuat simpulan.
E. Validitas Data
Untuk menjamin data penelitian, peneliti menggunakan teknik triangulasi,
yakni teknik pemeriksaan kredibilitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data
untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Moleong, 2000:
44). Pada penelitian ini, semua pengklasifikasian data tindak tutur ekspresif sudah
divalidasi oleh pakar pragmatik.
Patton dalam Sutopo (2002: 78) menyebutkan ada empat teknik triangulasi,
diantaranya: triangulasi data (triangualsi sumber), triangulasi peneliti, triangulasi
metode dan triangulasi teori. Namun, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
triangulasi data dan triangulasi metode.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1. Triangulasi data
Triangulasi data disebut juga sebagai triagulasi sumber. Menurut Sutopo
(2002), cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data yang berbeda,
dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji
kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari
sumber lain yang berbeda jenisnya. Data yang diambil dari dokumen adalah tindak
tutur ekspresif, sedangkan data dari informan adalah hasil dari kuesioner dan
wawancara mendalam sehubungan dengan penilaian kualitas hasil terjemahan yang
meliputi aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Dengan demikian, data
sebagai hasil mengkaji dokumen yang dibandingkan dengan data yang didapat dari
kuesioner yang merupakan parameter kualitas terjemahan serta wawancara dengan
rater. Trianggulasi sumber data dapat diilustrasikan seperti berikut:
Diagram 3.7. Trianggulasi Sumber Data
2. Triangulasi metodologi
Sutopo (2002: 80) menyebutkan triangulasi metode yang ditempuh dalam
penelitian ini adalah dengan mengakaji data yang dikumpulkan dengan metode yang
berbeda dengan harapan akan dihasilkan data yang teruji keabsahannya. Pada
penelitian ini, terdapat tiga metode yang digunakan, yakni simak catat, kuesioner dan
wawancara mendalam. Berikut ilustrasi metode dalam penelitian ini.
Data
Dokumen
Wawancara Kuesioner Analisis
Rater dan Responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Diagram 3.8. Trianggulasi Metodologi
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data content analysis dengan pendekatan
analisis kontrastif dan etnografis. Analisis dilakukan dengan mengkontraskan teks
BSu dengan teks Bsa yang dihasilkan oleh dua penerjemah yang berbeda untuk
mendapatkan data mengenai teknik, metode, dan ideologi penerjemahan. Setelah itu
analisis dilanjutkan dengan melihat keterkaitan antar bagian dalam data atu elemen-
elemen yang terlibat didalamnya.
Teknik analisis data menurut Spradley (dalam Santosa, 2012), data yang
dikumpulkan kemudian dianalisis dengan content analysis yang meliputi empat
tahapan: domain, taxonomy, componential analisys, dan finding cultural analysis
seperti gambar berikut:
1. Analisis Domain (domain)
Analisis ini pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh
gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah
dengan membaca naskah data, dalam hal ini novel secara umum dan menyeluruh
untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Dari
hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat
untuk dibuat catatan pinggir. Pemilihan data dilakukan pada tahap ini. Analisis
domain ditujukan untuk membedakan mana data dan mana bukan data.
Ini merupakan tahap awal dan mendasar dalam analisis data. Kesalahan
dalam analisis ini akan mengakibatkan kesalahan dalam analisis tahap selanjutnya.
Domain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif dalam BSa
dan Bsa.
Simak catat
Kuesioner
Wawancara
Sumber data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 3.9. Analisis Domain
No Data Bukan Data
1 Bsu: Cal: “Thanks.”
Bsa: Cal: “Terima kasih.”
Bsu: Maddie: “I am so happy
today.”
Bsa: Maddie: “Aku benar- benar
gembira hari ini.”
2 Bsu: Bll: “If I weren’t for the baby...”
Bsa: Bill: “Seandainya bukan karena
bayi itu...”
Bsu: Ty: “I hate him.”
Bsa: Ty: “Aku benci ayah.”
Tabel 3.9 di atas menunjukkan salah satu data dalam penelitian ini berupa
tindak tutur ekspresif. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, tindak
tutur ekpresif merupakan tindak ujaran yang digunakan oleh penutur untuk
menyatakan keadaan psikologisnya atau yang dirasakannya mengenai sesuatu.
Contoh ujaran dalam tabel 3.4. ini “Thanks.” menunjukkan tidak tutur ekspresif
berterima kasih. Ujaran ini secara tepat diterjemahkan ke dalam Bsa menjadi
“Terima kasih.” sehingga dapat dikatakan terjemahannya akurat.
Tabel 3.5 contoh 1 memuat contoh ujaran yang bukan data atau bukan
termasuk tindak tutur ekspresif meskipun secara harfiah dapat dilihat melalui ujaran
“I am so happy today.” jelas- jelas menggambarkan bahwa si penutur dalam keadaan senang/
gembira namun tidak dapat disebut sebagai tindak tutur ekspresif melainkan asertif.
Mengapa demikian? Maksud dari ujaran itu adalah untuk memberitahu mitra tuturnya bahwa
dia tengah bahagia.
2. Analisis Taksonomi
Setelah melakukan analisis domain, data kemudian diklasifikasikan
berdasarkan pendekatan yang digunakan. Analisis ini terfokus pada satu domain atau
subdomain tertentu. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam, dan
membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-
bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted).
Pada tahapan ini, data yang didapat kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis
tindak tutur ekspresif yakni meminta maaf, salam, membantah, mengeluh, dan lain-
lain. Klasifikasi data juga dilakukan berdasarkan teknik penerjemahan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
menerjemahkan tindak ilokusi ekspresif tersebut. Berikut contoh table analisis
taksonomi:
Tabel 3.11 Temuan Data Jenis Tindak Tutur Ekspresif
No Jenis Tindak Tutur
Ekspresif
Kode Temuan Data ∑ Persentase
1 Berterima kasih
2 Memprotes
3 Menyetujui
4 Menyalahkan
5 Menyindir
...
Jumlah
Tabel 3.12 Jumlah Keseluruhan Teknik Penerjemahan
No Teknik
penerjemahan
Varian teknik ∑ Persentase
Tunggal Kuplet Triplet Kwartet
1 Harfiah
2 Peminjaman murni
3 Penambahan
4 Reduksi
5 Kompresi
linguistik
6 Amplifikasi
Linguistik
...
Total
Tabel 3.13 Penilaian Kualitas terjemahan
No Instrumen Kualitas
Terjemahan
Tingkatan Jumlah ( ∑ )
3 2 1
1 Keakuratan
2 Keberterimaan
3 Keterbacaan
3. Analisis Komponensial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Analisis komponensial digunakan untuk menganalisis unsur-unsur yang
memiliki hubungan-hubungan yang kontras satu sama lain dalam domain-domain
yang telah ditentukan untuk dianalisis secara lebih terperinci. Tahapan selanjutnya
setelah analisis taksonomi adalah analisis komponensial, yaitu menganalisis tingkat
kualitas terjemahan berdasarkan penerapan teknik- teknik penerjemahan seperti
terlihat dalam tabel berikut:
3.14 Dampak Penerapan Teknik Varian Tunggal Terhadap Kualitas
Terjemahan
No Teknik
Penerjemahan
Tingkat
Keakuratan
Tingkat
Keberterimaan
Tingkat
Keterbacaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Harfiah
2 Reduksi
3 ...
Total
Persentase
3.15 Dampak Penerapan Teknik Varian Kuplet Terhadap Kualitas Terjemahan
No Teknik
Penerjemahan
Tingkat
Keakuratan
Tingkat
Keberterimaan
Tingkat
Keterbacaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1
2
3
Total
Persentase
3.16 Dampak Penerapan Teknik Varian Triplet Terhadap Kualitas
Terjemahan
No Teknik
Penerjemahan
Tingkat
Keakuratan
Tingkat
Keberterimaan
Tingkat
Keterbacaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3
Total
Persentase
3.17 Dampak Penerapan Teknik Varian Kwartet Terhadap Kualitas
Terjemahan
No Teknik
Penerjemahan
Tingkat
Keakuratan
Tingkat
Keberterimaan
Tingkat
Keterbacaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1
2
3
Total
Persentase
4. Analisis Tema Budaya
Bungin (2007: 213) mengatakan bahwa analisis tema kultural dapat dilakukan
untuk menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain-domain yang
dianalisis sehingga akan membentuk kesatuan yang holistis, terpola dalam suatu
complex pattern yang akhirnya akan menampakkan ke permukaan tentang tema-tema
atau faktor yang paling mendominasi domain tersebut dan mana yang kurang
mendominasi. Pada penelitian ini analisis tema kultural didapat setelah dilakukan
analisis berulang terhadap domain, sehingga diperoleh kesimpulan akhir mengenai
kualitas terjemahan bisa didapat.
Peneliti akan menganalisis pengaruh pergeseran jenis dan fungsi, teknik
penerjemahan tindak tutur ekspresif terhadap kualitas penerjemahan dilihat dari
aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Tahapan juga memungkinkan
dilakukannya wawancara kepada rater yang sudah mengisi kuesioner beserta alas an
penilaian yang mereka berikan.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian langkah sebagai berikut:
1. Menentukan Stealing Home dan terjemahannya sebagai sumber data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. Membaca novel Stealing Home dan terjemahannya
3. Menandai tuturan ekspresif dalam novel Stealing Home dan terjemahannya
4. Mencatat, mengumpulkan, dan mengklasifikasikan data BSu dan Bsa yang
mengandung tindak tutur ekspresif sesuai dengan jenis dan fungsinya seperti,
meminta maaf, berterima kasih, memuji, membantah, mengeluh, dan lain-
lain.
5. Menandai kode untuk temuan (data) yang berupa tindak tutur ekspresif novel
Stealing Home dan terjemahannya
6. Menganalisis teknik- teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah novel
dalam menerjemahkan tindak tutur ekspresif
7. Mencari dan menentukan tiga orang rater ahli dan rater awam.
8. Menyebarkan kuosioner kepada rater ahli untuk mendapatkan penilaian
keakuratan dan keberterimaan hasil terjemahan tindak tutur ekspresif dalam
novel Stealing Home
9. Menyebarkan kuosioner kepada rater awam untuk mendapatkan penilaian
keterbacaan hasil terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing
Home
10. Merumuskan kesimpulan akhir berdasarkan analisis data dan pembahasan
sebagai penemuan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian dalam
hal ini meliputi temuan mengenai jenis tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing
Home, penggunaan teknik penerjemahan serta penilaian kualitas terjemahan dilihat
dari aspek keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Selanjutnya, pada bagian
pembahasan berisi tentang beberapa evaluasi antara lain: (1) Jenis tindak tutur
ekspresif, (2) Penerapan teknik penerjemahan, (3) Pengaruh penerapan teknik
penerjemahan terhadap kualitas terjemahan, (3) Analisis Tema Budaya
A. Hasil Penelitian
Bab ini mengetengahkan hasil analisis data yang diambil dari keseluruhan
data yang berupa tindak tutur ekspresif.
1. Temuan Jenis Tindak Tutur Ekspresif
Temuan jenis tindak tutur ekspresif ini dilakukan dengan menganalisis
novel Stealing Home. Analisis yang dilakukan berdasarkan kriteria pemilihan data
yakni satuan lingual tuturan/ kalimat yang merupakan tindak tutur ekspresif.
Berdasarkan kriteria tersebut, dapat ditemukan sebanyak 118 data dalam penelitian
ini.
Tahap berikutnya, keseluruhan data yang ditemukan dikelompokkan menurut
jenis tindak tutur ekspresif. Hasil temuan dalam novel Stealing Home, menemukan
19 jenis tindak tutur ekspresif dari keseluruhan 118 data, antara lain menyalahkan,
menyindir, berharap, menyetujui, memprotes, salam perpisahan, mengejek, salam,
meminta maaf, menyesal, menuduh, mengumpat, berterima kasih, bersimpati,
bersyukur, memuji, mengeluh, membantah, ucapan , dan selamat, dengan komposisi
dan persentase sebagai berikut: berterimakasih 17 data (14,41%), memprotes 15 data
(12,71%), menyetujui 13 data (11,02%), meyalahkan 11 data (9,32%), menyindir 9
data (7,63%), meminta maaf 9 data (7,63%), memuji 8 data (6,78%), salam
perpisahan 7 data (5,93%), berharap 4 data (3,39%), mengumpat 5 data (4,24%),
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
menyesal 4 data (3,39%), bersimpati 3 data (2,54%), bersyukur 3 data (2,54%),
mengejek 2 data (1,69%), menuduh 2 data (1,69%), mengeluh 2 data (1,69%),
membantah 2 data (1,69%), ucapan selamat 1 data (0,85%), salam 1 data (0,85%),
dan 1 data (0,85%). Berikut tabel hasil temuan data tindak tutur ilokusi ekspresif
pada novel Stealing Home.
Tabel 4.1. Temuan Data Jenis Tindak Tutur Ekspresif
No Jenis Tindak
Tutur Ekspresif
Kode Temuan Data ∑ Persentase
1 Berterima kasih 016, 021, 023, 025, 028, 039, 050,
053, 055, 056, 063, 068, 071, 072,
078, 092, 097,
17 14,41%
2 Memprotes 005, 017, 031, 038, 041, 047, 058,
083, 084, 096, 103, 104, 105, 111,
116
15 12,71%
3 Menyetujui 004, 014, 015, 018, 022, 024, 032,
042, 043, 049, 061, 102, 113
13 11,02%
4 Menyalahkan 001, 012, 019, 035, 046, 059, 081,
087, 094, 099, 106,
11 9,32%
5 Menyindir 002, 026, 027, 034, 044, 067, 082,
093, 108,
9 7,63%
6 Meminta maaf 030, 045, 060, 076, 079, 088, 101,
109, 110,
9 7,63%
7 Memuji 033, 036, 062, 064, 070, 075, 085,
086,
8 6,78%
8 Salam perpisahan 006, 007, 040, 048, 065, 066, 098, 7 5,93%
9 Mengumpat 013, 037, 089, 100, 117 5 4,24%
10 Berharap 069, 073, 091, 118 4 3,39%
11 Menyesal 009, 010, 012, 053, 4 3,39%
12 Bersimpati 020, 051, 115 3 2,54%
13 Bersyukur 029, 054, 114 3 2,54%
14 Mengejek 077, 112 2 1,69%
15 Menuduh 057, 074 2 1,69%
16 Mengeluh 080, 090 2 1,69%
17 Membantah 003, 008 2 1,69%
18 Ucapan selamat 095 1 0,85%
19 Salam 107 1 0,85%
Jumlah 118 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
1. Berterima kasih
Salah satu jenis tindak tutur ekspresif adalah berterima kasih yang
dimaksudkan penutur ingin mengekpresikan rasa terima kasih serima kebaikan dari
mitra tuturnya. Dalam penelitian,temuan data tuturan jenis ini menempati urutan
pertama, yakni 17 data atau (14,41%). Berikut contoh ulasan temuan datanya:
1. 016/M
Bsu: Thank you.
Bsa: Terima kasih.
Contoh data tuturan di atas dilakukan oleh Maddie kepada sahabatnya, Helen.
Ketika Helen bertanya kembali apakah dia bersedia bekerjasama dalam bisnis
kebugaran itu, Maddie mengatakan bahwa dia membutuhkan waktu yang cukup
untuk memutuskannya. Maddie meminta waktu 30 hari untuk berpikir sebelum
memutuskan dirinya akan ikut bergabung pada bisnis itu atau tidak. Permintaan
Maddie tersebut dapat diterima oleh kedua sahabatnya mengingat Maddie juga masih
dalam proses perceraian yang tentunya cukup menyita waktunya. Ketika Helen
mengiyakannya, Maddie sangat berterimakasih kepada Helen karena permintaannya
dituruti dan itu artinya Helen bisa mengerti keadaan Maddie.
2. 021/M
Bsu: Thanks Grace.
Bsa: Terima kasih, Grace.
Sebagai tetangga yang baik, Grace sangat tahu dengan apa yang menimpa
Maddie. Rasa simpati Grace pun muncul. Dia menawarkan bantuan apa saja yang
bisa dia lakukan untuk Maddie, entah menjemput anak Maddie di sekolah atau
sekedar mendengar curahan hati Maddie. Mendengarnya, Maddie sangat berterima
kasih dengan niat baik Grace. Tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif berterima
kasih dimana Maddie mengekpresikan rasa terima kasihnya atas kebaikan hati Grace
yang siap membantunya setiap kali dia membutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3. 028/M
Bsu: Thanks for being here for me.
Bsa: Terima kasih sudah menghiburku.
Untuk menghilangkan rasa sakit hati terhadap suami dan juga peliknya
proses perceraiannya, Maddie mencoba menenangkan diri di kafe milik Dana Sue.
Sebagai seorang sahabat, Dana Sue, sebisa mungkin menjadi pendengar yang baik
untuk Maddie. secara khusus , dia juga menyajikan makanan favorit Maddie sebagai
teman ngobrol mereka. Maddie merasa terhibur dan lebih rileks setelah
menghabiskan waktunya bersama Dana Sue. Berdasarkan konteks yang
melingkupinya, tuturan ini dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif
berterimakasih. Dalam hal ini Maddie menyampaikan terima kasihnya kepada Dana
Sue karena telah membuatnya bersemangat kembali.
4. 056/T
Bsu: Thanks for coming to get me.
Bsa: Terima kasih sudah repot- repot menemukan aku.
Maddie belum juga mendapati Ty pulang ke rumah hingga menjelang
malam. Dia sangat panik dan tidak tahu harus meminta bantuan siapa. Akhirnya
Maddie memutuskan untuk menelepon Cal dan memintanya untuk membantu
mencari Ty. Dengan segera Cal datang ke rumah Maddie dan menenangkan Maddie
bahwa Ty akan baik- baik saja. Dia teringat bahwa tempat favorit Ty adalah di
lapangan. Akhirnya benar, Ty berada di sama. Cal berhasil membujuk Ty untuk
pulang, tentunya setelah obrolan alot dengan Ty. Meski sulit dikatakan karena gengsi
dan segan, Ty menyampaikan rasa terima kasihnya pada Cal atas niat baiknya untuk
mencari dan mengantarnya kembali ke rumah, tidak seperti papanya. Tuturan
ekspresif berterima kasih ini disampaikan oleh Ty karena telah bersusah payah
mencarinya. Ty beranggapan Cal lebih peduli akan dirinya daripada Bill, ayahnya
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
5. 092/M
Bsu: Thanks for everything, Cal.
Bsa: Terima kasih untuk semuanya, Cal.
Maddie sangat senang akhirnya Cal menginformasikan bahwa dia berhasil
menemukan Ty dan juga berhasil membujuknya pulang, meskipun melalui
perdebatan yang cukup alot. Ketika Cal dan T tiba di depan rumah, Maddie sangat
senang dan tidak tahu harus berbuat apa untuk membalas kebaikan Cal karena telah
menemukan anak sulungnya. Maddie menyampaikan terima kasih terdalamnya
kepada Cal atas semua yang dilakukannya untuk membujuk Ty agar mau pulang ke
rumah. Dilihat dari konteksnya, tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif berterima
kasih yang dalam hal ini dilakukan oleh Maddie sebagai wujud ekspresi terima
kasihnya kepada Cal karena telah menemukan Ty dan berhasil membawanya pulang
ke Maddie.
2. Memprotes
Selanjutnya, jenis tindak tutur ekspresif lainnya yang ditemukan dalam
penelitian ini adalah memprotes. Memprotes mengandung pengertian sebagai
pernyataan tidak menyetujui atau menentang, sehingga tindak tutur memprotes
berarti tuturan yang menunjukkan pernyataan tidak setuju atau menentang lawan
bicaranya. Setelah dilakukan analisis, terdapat 15 data atau 12,71%. Dengan kata
lain, jumlah ini berada pada urutan ke dua dari total 19 jenis tindak tutur ekspresif
memprotes yang ditemukan. Berikut contoh temuan datanya:
6. 017/T
Bsu: Then why the hell did he leave us for her.
Bsa: Lalu kenapa dia pergi dari kita demi pelacur itu.
Meskipun berat dan sesak rasanya, Maddie dengan sabar dan tenang berusaha
meyakinkan Ty, anak sulungnya yang berusia 17 tahun bahwa kepergian ayahnya
pasti beralasan dan yang terpenting adalah Bill tetap menyayanginya, akan tetapi Ty
sudah terlanjur kesal dan muak dengan perbuatan ayahnya. Dia merasa bahwa
tindakan ayahnya tersebut sudah sangat keterlaluan. Maddie kembali meyakinkan
bahwa meskipun ayahnya pergi, ayah tetap menyayanginya. Ty tidak terima dam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
memprotes pernyataan ibunya tersebut bahwa jika benar ayah menyayanginya, lalu
kenapa dia tega meninggalkan keluarga demi perempuan yang disebutnya sebagai
pelacur itu. Tuturan ini berdasarkan konteksnya, dapat dikatakan sebagai tindak tutur
ekspresif memprotes yang dilakukan oleh Ty sebagai ekspresi kekesalannya terhadap
ayahnya, Bill.
7. 041/ T
Bsu: Oh, come on, Mom, get real, I’m not flunking anything.
Bsa: Mama lihat dong kenyataannya. Nilaiku tidak ada yang jatuh kok.
Setelah menemui Cal, guru Ty di sekolah, Maddie mendapat banyak laporan
terkait prestasi Ty yang menurun drastis. Penurunan prestasi ini hampir dirasakan
oleh seluruh guru yang mengajarnya. Ketika dikonfirmasi kepada Ty yang disertai
ancaman tidak boleh keluar rumah, Ty justru memprotes apa yang disampaikan oleh
ibunya. Ty mengatakan bahwa nilainya tidak ada yang jatuh dan prestasinya baik-
baik saja. Tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif memprotes dimana penutur atau
Ty memprotes pernyatan yang disampaikan oleh ibunya bahwa nilainya banyak yang
turun di sekolah melalui tuturan “Nilaiku tidak ada yang jatuh kok.”
8. 084/M
Bsu: Don’t you think I thought of calling Skeeter first?
Bsa: Kamu pikir aku tidak menelepon Skeeter dulu?
Helen mengetahui bahwa Cal berada di rumah Maddie kemarin malam. Tentu
saja hal itu cukup mencurigakan. Namun Maddie menjelaskan bahwa dia terpaksa
meminta Cal datang untuk memperbaiki pipa di rumahnya yang bocor. Helen
menyeringai mendengar alasan Maddie. Cukup mengherankan. Helen
mengintrogasinya kenapa tidak menghubungi Skeeter, si ahli pipa saja untuk
memperbaiki saluran pipa di rumahnya, tetapi justru menelepon Cal, namun Maddie
memprotes dengan mengatakan bahwa dirinya sudah berkali- kali menghubungi
Skeeter namun tidak ada respon. Tuturan ini mengandung ilokusi ekspresif
memprotes yang dilakukan oleh Maddie menanggapi mitra tuturannya, yakni Helen.
9. 084/M
Bsu: Look, just because you had a tough day in court, you don’t get to come
home and try out your interrogation techniques on me.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Bsa: Lihat, cuma karena kau menemukan kesulitan di pengadilan kau
mencobakan teknik interogasimu kepadaku?
Helen curiga dengan kedekatan antara Maddie dan Cal. Namun, ketika
ditanya, Maddie selalu mengelak dan hal ini membuat Helen tidak henti- hentinya
mendesak dan memojokkannya mengingat Maddie masih dalam proses perceraian.
Hampir dalam urusan paling detil di rumah Maddie, Cal selalu dilibatkan,
diantaranya adalah memperbaiki pipa rumah yang bocor, mencari Ty yang hilang
beberapa waktu lalu. Maddie menentang sikap Helen yang terus menginterogasinya
kenapa Cal tampak begitu penting dan spesial bagi Maddie, padahal dia adalah
pelatih bisbol anaknya. Maddie menyampaikan protesnya kepada Helen yang
menurutnya sebagai pelampiasannya yang kesal terhadap kliennya di pengadilan.
Dilihat dari konteks yang menaunginya, tuturan ini termasuk tindak tutur
ekspresif memprotes dimana Maddie memprotes sikap Helen yang terus
mendesaknya sebagai akibat dari pelampiasan kekesalannya menghadapi klien di
pengadilan.
3. Menyetujui
Tindak tutur menyetujui berarti menyatakan sepakat dengan/ membenarkan/
mengiyakan pernyataan orang lain. Setelah proses analisis, ditemukan sebanyak 13
data atau 11,02%. Tuturan ini menempati urutan ke tiga dari 19 jenis tindak tutur
ekspresif. Berikut beberapa contoh temuannya:
10. 014/M
Bsu: That sounds great.
Bsa: Kedengarannya bagus.
Dana Sue menjelaskan secara detil gambaran bisnis kerja sama klub
kebugaran yang ditawarkannya kepada Maddie adalah sesuai dengan tren saat itu
adalah banyaknya wanita yang mulai sadar akan penampilannya. Intinya klub
tersebut akan menjadi pusat kebugaran pertama di Carolina. Dengan demikian, setiap
wanita bisa berolahraga, melakukan perawatan dan memanjakan diri di sana.
Mendengar konsepnya, Maddie mengangguk menyetujuinya.
Dari latar belakang konteksnya, tuturan ini dapat dimasukkan dalam tindak
tutur ekspresif menyetujui. Dengan kata lain, penutur menyatakan sepakat dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pendapat atau penjelasan dari mitra tuturnya yang mengatakan bahwa bisnis klub
kebugaran adalah ide yang bagus dan sesuai dengan ‘tren’ yang booming di Carolina.
11. 015/H
Bsu: You are.(I know you’re smart.)
Bsa: Memang iya.
Maddie belum bisa memastikan keputusannya untuk ikut dalam bisnis klub
kebugaran setiap kali Helen mendesaknya. Selain karena waktunya yang belum
tepat, Maddie juga beralasan masih fokus pada proses perceraiannya yang belum
selesai. Tetapi Maddie, dengan bangga mengatakan kepada Helen bahwa dirinya
adalah sosok wanita yang mudah untuk mencari pekerjaan bagus karena kualifikasi
yang dimilikinya. Sebagai sahabat, Helen tahu betul kualifikasi Maddie yang pandai
dan memiliki kemampuan analisis yang bagus. Oleh karena itu, ketika Maddie
mengatakan pernyataan itu, Helen mengangguk setuju dan membenarkannya.
Sebagai seorang sahabat, Helen sangat tahu karakter Maddie memang luar biasa.
12. 022/M
Bsu: Yes, working with them would be wonderful.
Bsa: Ya, bekerja sama dengan mereka itu menyenangkan.
Sebagai seorang anak, Ty menginginkan ibunya memiliki kegiatan baru agar
secara perlahan bisa melupakan permasalahan dengan ayahnya. Mendengar Maddie
menceritakan rencananya untuk bergabung dalam bisnis klub kebugaran dengan
Helen dan Dana Sue, Ty mendukung dan menyarankan ibunya untuk segera
menerima tawaran bisnis kerjasama itu. Menurut Ty, Dana Sue dan Helen adalah
sahabat ibunya sejak kecil dan mereka adalah orang- orang yang menyenangkan
apalagi anak Helen juga satu sekolah dengan Ty. Maddie senang dan setuju dengan
pendapat Ty bahwa bekerjasama dengan mareka akan sangat menyenangkan.
Sehingga, berdasarkan konteksnya, tuturan ini dapat dimasukkan ke dalam tindak
tutur ekspresif menyetujui karena penutur mengiyakan atau sepakat dengan pendapat
lawan tuturnya, yaitu Ty yang mengatakan bekerja sama dengan Helen dan Dana Sue
akan menyenangkan.
13. 024/M
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Bsu: No question about that.
Bsa: Tak diragukan lagi.
Tuturan di atas dinaungi oleh konteks dimana Neville memberi tahu Maddie
bahwa bisnis klub kebugaran adalah pilihan bisnis yang bagus karena sesuai dengan
tren di Carolina saat ini. Belakangan, banyak wanita Carolina pergi ke kota untuk
melakukan perawatan dan gym . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat
kesadaran mereka akan penampilan sudah tinggi. Sebelumnya, Dana Sue sudah
pernah menjelaskan hal ini kepada Maddie. Sehingga ketika Neville menyampaikan
pentingnya bisnis klub kebugaran, Maddie mengangguk menyetujuinya melalui
tuturannya ‘No question about that.” yang diterjemahkan menjadi “Tidak diragukan
lagi.”
4. Menyalahkan
Menyalahkan dapat bermakna menyatakan atau memandang salah apa yang
dilakukan oleh seseorang/ orang lain. Dari keseluruhan temuan data tindak tutur
ekspresif, menyalahkan menempati urutan ke empat sebanyak 11 data atau 9,32 %.
Beberapa contoh temuan jenis tindak tutur ekspresif memerintah antara lain:
14. 001/M
Bsu: You’ve managed to reduce twenty years of your lives to this.
Bsa: Kau menghilangkan dua puluh tahun dalam hidupmu untuk ini.
Suasana makan siang di keluarga Towsend yang biasanya ceria tiba- tiba
berubah menjadi tegang dan dingin. Bill yang seorang dokter dengan terbuka
mengatakan di depan istri dan anak- anaknya bahwa dia akan menikahi Noreen,
suster yang biasa bekerja dengannya. Bill terlibat perang mulut dengan istrinya,
Maddie. Terlebih lagi ketika Bill mengatakan bahwa Noreen telah hamil. Maddie
sangat marah dan menyalahkan Bill yang tega menodai pernikahan mereka yang
telah berjalan lebih dari 20 tahun.
Berdasarkan konteks yang menaunginya, tuturan tersebut dapat
dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif menyalahkan dimana Maddie
menyatakan atau memandang salah apa yang dilakukan oleh B, suaminya dalam hal
ini adalah keinginannya untuk menikah lagi dengan suster yang biasa bekerja
dengannya. Dilihat dari struktur kalimatnya, tuturan ini merupakan kalimat deklaratif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
yang mengekspresikan tuturan menyalahkan lawan tuturnya, yakni suaminya.
Kedudukan sosial antara penutur dan mitra tutur adalah suami istri, sehingga tidak
ada kedudukan yang lebih tinggi dan istri memiliki hak untuk memarahi suaminya.
Tuturan ini menunjukkan istri yang sedang marah dan menyalahkan perbuatan
suaminya.
15. 011/ M
Bsu: You had an affair.
Bsa: Kau selingkuh, Bill.
Maddie dan Bill masih dalam pertengkaran hebat seputar perselingkuhan Bill,
gugatan cerai Maddie kepada Bill hingga rencananya menikahi Noreen. Dalam
keadaan sangat marah, Maddie menyalahkan Bill yang secara sengaja telah
berselingkuh dengan susternya sendiri dan Maddie menganggap apa yang dilakukan
oleh suaminya tersebut sangat keterlaluan.
Melihat konteks yang melatarbelakanginya, tuturan ini dikategorikan sebagai
tindak tutur ekspresif, yaitu menyalahkan dimana Maddie memandang tidak benar
apa yang telah dilakukan oleh suaminya. Menurut Maddie, tindakan berselingkuh
Bill sudah sangat keterlaluan dan membuatnya sakit hati dan marah. Kedudukan
sosial antara penutur dan mitra tutur dalam tuturan ini adalah suami istri, sehingga
tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dan istri memiliki hak untuk memarahi
suaminya. Tuturan ini menunjukkan istri yang sedang marah dan menyalahkan
perbuatan suaminya.
16. 046 /J
Bsu: You had nothing on those pitches, Ty. You ignored my signals. You gotta
get your act together!
Bsa: Kau sama sekali tidak dapat angka dari lemparanmu itu. Kau tidak
memedulikan isyaratku. Perhatikan tingkahmu!
Pada babak ke empat pertandingan bisbol, Ty terlihat kewalahan dan
kehilangan konsentrasinya. Permainannya sangat kacau. Salah satu teman satu
timnya, John menyalahkan Ty karena tidak konsentrasi melihat arah bola. Hal itulah
yang membawa tim mereka tidak mendapatkan skor. Kehilangan konsentrasi Ty
dipicu oleh kebersamaan ayahnya dan Noreen di kursi penonton. Ty tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
menyangka jika ayahnya sudah mulai terbuka tampil di depan umum dengan
selingkuhannya yang sedang hamil
Dilihat dari konteks yang melingkupinya, tuturan ini dapat dikategorikan
sebagai tindak tutur ekspresif menyalahkan. John, teman satu tim Ty merasa kecewa
dengan Ty selaku kapten bisbol karena hingga putaran ke empat, tim mereka belum
juga mendapatkan skor. Ty dinilai kurang fokus melihat arah bola, hingga salah satu
teman timnya, John berteriak menyalahkannya. Tuturan ekspresif menyalahkan yang
dilakukan oleh John sebagai ekspresi psikologisnya, yakni marah dan kesal terhada
Ty yang tidak fokus pada pertandingan.
17. 063/ M
Bsu: You’ll embarrass Ty.
Bsa: Kau bikin malu Ty.
Ketika sedang menonton pertandingan Ty, anak sulungnya di sekolah,
Maddie melihat Bill juga tengah menyaksikan pertandingan itu. Namun yang
membuat hati Maddie geram adalah kebersamaan Bill dan Noreen. Menurut Maddie,
Bill pasti sengaja datang dengan mengajak Noreen untuk membuatnya cemburu.
Usai pertandingan, Maddie menemui Bill dan menyalahkan ulahnya yang datang ke
pertandingan Ty bersama Noreen yang sedang hamil. Menurut M, hal itu sama saja
dengan membuat Ty malu di depan pelatih dan teman- temannnya.
Jenis tindak tutur ekspresif dari tuturan di atas adalah menyalahkan. Tuturan
ini disampaikan oleh M kepada B pada saat menonton pertandingan bisbol Ty.
Kehadiran Bill bersama Noreen membuat konsentrasi Ty di lapangan buyar. Maddie
mengatakan kedatangan Bill dan Noreen hanya akan membuat Ty malu di depan
teman – teman dan pelatihnya.
5. Menyindir
Menyindir mengandung pengertian mengkritik/mencela seseorang secara
tidak langsung atau secara halus. Jenis menyindir dalam tindak tutur ekspresif berarti
mengekspresikan perasaan penutur yang bermaksud mencela lawan tuturnya, namun
dengan cara yang halus. Temuan jenis menyindir dalam penelitian ini sebanyak 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
data atau 7,63%. Beberapa contoh temuan jenis tindak tutur ekspresif menyindir
adalah sebagai berikut:
18. 026/ M
Bsu: You’re a pediatrics nurse, Noreen. Surely you must have taken some child
pschology courses.
Bsa: Kau ini suster anak- anak. Pastilah kau pernah belajar tentang psikologi
anak.
Maddie sangat terkejut dengan kedatangan Noreen ke rumahnya, terlebih lagi
maksud kedatangannya adalah untuk menjemput anak- anaknya untuk bertemu Bill.
Sesuai dengan keputusan pengadilan Maddie dan Bill memiliki masing- masing 3
hari untuk menghabiskan waktu bersama anak- anaknya secara bergiliran. Saat itu
malam minggu dan merupakan giliran Bill bersama anak- anaknya. Namun, karena
masih banyak pasien di tempat praktek, Bill maminta Noreen menjemput anak- anak
di rumah Maddie. Tentu saja anak- anak tidak menyambut baik kedatangan Noreen,
apalagi untuk ikut bersamanya. Noreen menangis dan bertanya kepada Maddie
kenapa anak- anak tidak suka padanya. Maddie menjawabnya dengan sindiran halus
meskipun perasaannya sangat marah pada Noreen yang dinilainya begitu bodoh.
Jenis tindak tutur menyindir dalam tuturan ini memuat sindiran Maddie
kepada Noreen tentang alasan apa yang membuat ketiga anak Bill berubah. Sejak
Noreen pertama kali bekerja sebagai suster di tempat praktek Bill, mereka sangat
akrab dan kerap bermain dengan Noreen Tetapi gadis 20 tahun itu tidak mengerti
mengapa anak- anak itu sangat membencinya sekarang. M memberikan alasan
melalui sindiran kepada Noreen bahwasanya sebagai seorang suster yang terbiasa
menangani anak- anak, tentunya Noreen pasti pernah belajar dan memahami
psikologi anak dengan baik. Karena perasaan kesal dan marah, dalam tuturannya,
Maddie memberitahu alasan mengapa anak- anak tidak menyukainya lagi dengan
tuturan sindiran, “Kau ini suster anak- anak. Pastilah kau pernah belajar tentang
psikologi anak.” Dengan demikian Noreen mengerti mengapa anak- anak
membencinya, yakni akibat perselingkuhannya dengan ayah mereka.
19. 034/M
Bsu: I’m not sure I want to go into business with a smug know-it-all.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Bsa: Aku tak yakin apakah aku jadi berbisnis dengan orang congkak yang
merasa tahu semuanya.
Dana Sue bertanya apakah Maddie bersedia bekerjasama dalam bisnis klub
kebugaran yang ditawarkan oleh dua sahabatnya, Helen dan Dana Sue. Sebagai
sahabat sejak kecil, Maddie sangat paham dengan karakter Helen yang ‘sok’, paling
merasa tahu dan serta sulit mengakui kesalahan. Selain itu, Helen juga seorang
pengacara yang ‘jago’ dalam hal bernegosiasi untuk memenangkan kasus yang
ditanganinya. Tidak heran jika Helen mempunyai sejuta cara untuk membujuk
Maddie ikut dalam rencana bisnis kebugaran. Keraguannya ikut dalam bisnis tersebut
adalah khawatir Helen akan mendominasi, terlebih lagi, saat ini keuangan Maddie
cukup banyak terkuras untuk proses perceraiannya. Inilah yang membuat Maddie
tidak yakin untuk memutuskan berbisnis dengan Helen atau tidak. Oleh karena itu,
ketika Helen kembali bertanya kepada Maddie soal kesediannya bergabung dalam
bisnis kebugaran tersebut, dia menjawabnya dengan sindiran.
Berdasarkan konteks yang menaungi tuturan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tuturan ini termasuk dalam jenis tindak tutur ekspresif menyindir. Dalam hal
ini, Maddie bermaksud mencela Helen namun dengan cara yang halus. Tuturan ini
diformulasikan dalam bentuk kalimat deklaratif yang bisa menunjukkan tindak tutur
ekspresif, yakni menyindir dengan unsur ekspresif menyindir yang dalam Bsa nya
‘orang congkak yang merasa tahu semuanya’ yang ditujukan untuk menyindir Helen.
20. 067/Mt
Bsu: Hey, I always come when a pretty woman calls.
Bsa: Hei, aku selalu datang kalau perempuan cantik yang menelepon.
Helen mengadakan pertemuan dengan Maddie dan Dana Sue perihal bisnis
klub kebugaran yang akan mereka kerjakan. Helen juga mendatangkan Mitch,
seorang kontraktor hebat yang akan menangani proses pengerjaan gedung klub
kebugaran nanti. Yang membuat Maddie heran, seorang kontraktor hebat seperti
Mitch bersedia datang dan dilibatkan dalam pengerjaan gedungnya. Maddie mencoba
bertanya kepada Mitch mengapa dia bersedia ikut berpartisipasi dalam bisnis Helen.
Sambil melirik ke arah Helen, Mitch menjawab bahwa dia pasti datang jika yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
mengundang seorang wanita cantik. Tentu saja jawaban tersebut mengandung
sindiran untuk Helen.
Dari konteks ini, dapat disimpulkan bahwa tuturan ini merupakan jenis tindak
tutur ekspresif meyindir yang sengaja dituturkan oleh penutur dengan maksud
mencela tetapi dengan cara yang halus. Ketika Maddie bertanya kepada Mitch
tentang apa yang membuat Mitch bersedia dilibatkan dalam proyek bangunan
gedung kebugaran, Mitch tidak menunjukkan alasan tersebut secara langsung
melainkan dengan menyindir. Dalam tuturannya, Mitch mengatakan “Hei, aku selalu
datang kalau perempuan cantik yang menelepon.” Tentu saja yang dimaksud dalam
kata ‘perempuan cantik’ adalah Helen. Sindiran ini sebagai alasan mengapa dia
dilibatkan dalam bisnis tersebut meskipun alasan sebenarnya adalah adalah karena
negosiasi Helen yang berhasil membujuknya.
6. Meminta Maaf
Meminta maaf adalah suatu tindakan mengharap untuk diberi maaf.
Selanjutnya, penutur mengharapkan mitra tutur untuk berkenan memberinya maaf
atas kesalahan yang dilakukan penutur. Pada penelitian ini, tindak tutur ekspresif
meminta maaf ditemukan 9 data atau (7,63%). Berikut beberapa contoh ulasan data
tersebut:
21. 060/B
Bsu: I’m sorry. I had no idea she was going to show up.
Bsa: Aku minta maaf. Aku tidak tahu dia akan muncul.
Tuturan ini disampaikan oleh Bill kepada Maddie usai menonton
pertandingan bisbol Ty. Maddie kecewa dengan kedatangan Bill bersama Noreen
yang berdampak pada permainan Ty di lapangan padahal sebelumnya telah
disepakati bahwa Bill akan datang ke pertandingan Ty sendirian. Hal itu berdampak
buruk pada Ty yang kehilangan konsentrasinya setelah melihat ayahnya datang
bersama Noreen yang sedang hamil. Usai pertandingan, Cal mengklarifikasi apa
yang sebenarnya terjadi. Sebelumnya Bill memang datang sendiri,namun tidak
disangka Noreen membuntutinya. Bill meminta maaf kepada Maddie atas
kemunculan Noreen di pertandingan Ty.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Melalui tuturan ekspresif meminta maaf yang dilakukan oleh Bill kepada
Maddie “Aku minta maaf. Aku tidak tahu dia akan muncul.” jelas terlihat Bill
mengharap Maddie memaafkan kesalahannya, yakni kesalahan bahwa Noreen akan
datang menyusulnya menonton pertandingan.
22. 045/T
Bsu: Sorry, Sir.
Bsa: Maaf pak.
Sebelum memasuki lapangan bisbol, Cal memberi pengarahan dan beberapa
instruksi kepada seluruh pemain. Cal mendapati Ty tidak mendengar dengan baik
apa yang disampaikannya. Oleh karena itu Cal sengaja mengeraskan suaranya ke
arah Ty. Ty tergagap dan segera meminta maaf kepada Cal. Ilokusi yang dibangun
dalam tuturan di atas adalah meminta maaf dimana penutur atau Ty meminta maaf
kepada mitra tuturnya atau Cal karena tidak memperhatikan dan mendengarkan
dengan baik pengarahan yang disampaikan.
23. 076/T
Bsu: Sorry, Mom.
Bsa: Maaf ma.
Pipa di rumah Maddie sedang bocor dan dia panik untuk memperbaikinya.
Maddie sudah mencoba menghubungi ahli pipa, tetapi tidak ada respon. Akhirnya
Maddie terpaksa menelepon Cal dan memintanya untuk membantu memperbaiki
pipa yang bocor di rumahnya. Ketika Cal tengah memperbaikinya, dia terkejut ketika
Ty menghampirinya. Ty tidak suka Cal selalu datang mengunjungi Maddie, ibunya.
Akan tetapi Maddie lebih kesal lagi karena Ty tidak membantunya disaat panik tadi.
Akhirnya Ty pun meminta maaf kepada Maddie karena sudah bersikap tidak peduli
saat ibunya butuh bantuan. Dari konteks tersebut, tuturan di atas termasuk tindak
tutur ekspresi meminta maaf.
7. Memuji
Yang dimaksud dengan memuji adalah melahirkan kekaguman dan
penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik. Di dalam konsep tindak tutur,
memuji merupakan jenis tindak tutur ekspresif yang dimaksudkan sebagai ungkapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
ekspresi kekaguman penutur akan sesuatu yang dianggapnya baik terhadap lawan
tuturnya. Sebagai temuan data, ditemukan sebanyak 8 data atau (6,78%). Berikut
beberapa temuan datanya:
24. 062/P
Bsu: It’s a great idea.
Bsa: Gagasan yang bagus.
Paula mengetahui rencana bisnis Maddie dengan kedua sahabatnya, yaitu
Helen dan Dana Sue meskipun Maddie belum menceritakannya kepada Paula. Ketika
Maddie meminta pendapatnya tentang rencana bisnis spa yang akan dirintis tersebut,
Paula sangat takjub dengan ide kerjasama spa yang akan dilakukan Maddie, Dana
Sue dan Helen. Tuturan ini dikatakan sebagai tindak tutur ekspresif memuji seperti
yang terlihat pada unsur dalam struktur kalimatnya, yakni kata ‘great’ pada Bsu dan
‘bagus’pada Bsa. Dengan demikian, penutur bermaksud memuji rencana bisnis spa
yang akan dilakukan oleh mitra tuturnya sebagai ide yang bagus. Sebagai
perlokusinya, Maddie berterimakasih atas pujian ibunya dan semakin yakin untuk
ikut bergabung dalam bisnis tersebut bersama Helen dan Dana Sue.
25. 064/C
Bsu: Wow! She’s amazingly talented.
Bsa: Wow! Bakatnya luar biasa.
Sebagai tahap pendekatan dengan keluarga, Cal memutuskan untuk
berkunjung ke rumah Paula, ibu Maddie sekedar untuk memperkenalkan diri.
Melihat beberapa karya seni yang dihasilkan oleh Paula yang berupa lukisan-
lukisan. Cal memuji bakat yang dimiliki oleh Paula yang keahliannya dalam melukis
tidak diragukan lagi.
Dilihat dari konteks yang menaunginya, tuturan ini disebut sebagai tindak
tutur ekspresif memuji yang dituturkan oleh Cal kepada Paula atas bakat dan
keahlian Paula dalam melukis yang luar biasa melalui tuturan “Wow! She’s
amazingly talented.” yang diterjemahkan menjadi “Wow! Bakatnya luar biasa.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
26. 075/C
Bsu: Nice job.
Bsa: Hebat.
Sebelumnya, Cal menangkap permainan bisbol Ty dalam putaran ke empat
sangat kacau yang disebabkan oleh kedatangan ayahnya yang menonton
pertandingan bersama dengan Noreen, selingkuhannya yang sedang hamil pula.
Tentu saja pemandangan itu membuat Ty sangat malu dan marah sehingga
berdampak pada konsentrasinya. Kemudian terlihat Maddie berupaya memberi
pengertian kepada Bill untuk segera meninggalkan tribun sebelum konsentrasi Ty
hilang. Perubahan terlihat pada babak terakhir, permainan Ty sangat mengejutkan.
Cal memuji permainan bisbol Ty yang berakhir sangat bagus.
Tuturan ini mengandung maksud memuji yang disampaikan oleh seorang
pelatih kepada anak didiknya karena bisa kembali berkonsentrai pada permainan
bisbol dan membawa timnya menuju kemenangan. Dalam tuturannya, Cal
menyampaikan pujian kepada Ty yang sudah kembali berkonsentrasi pada babak
terakhir pertandingan hingga membawa timnya pada kemenangan seperti tuturan
“Nice job” .
8. Salam Perpisahan
Salam perpisahan merupakan salam yang seringkali disampaikan kepada
seseorang sebelum berpisah. Dari segi tindak tutur, salam perpisahan dituturkan
kepada mitra tuturnya sebelum keduanya berpisah. Berdasarkan hasil analisis,
terdapat 7 data atau 5,91% tindak tutur ekspresif salam perpisahan. Berikut beberapa
contoh temuannya:
27. 006/ B
Bsu: Goodbye, boys.
Bsa: Bye, anak- anak.
Bill datang ke rumah Maddie untuk menemui ketiga anaknya. Tetapi yang
terjadi, justru Maddie melarangnya bertemu anak- anak. Semua karena perasaan
marah Maddie yang masih berkecamuk terhadap Bill. Hingga yang terjadi kemudian,
Maddie menyuruh seluruh anak- anaknya masuk kamar masing- masing dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
membiarkan Maddie bicara empat mata dengan Bill. Sebelum ketiga anaknya masuk
kamar, Bill masih sempat mengucapkan salam perpisahan untuk ketiga anaknya.
Tuturan ini termasuk jenis tindak tutur ekspresif salam perpisahan karena
diujarkan menjelang penutur dan mitra tuturnya berpisah. Seperti halnya tuturan ini
yang dimaksudkan penutur atau Bill untuk memberi salam anak- anaknya sebelum
mereka masuk kamar.
28. 007/ K
Bsu: Bye, Dad.
Bsa: Bye, papa.
Ketika Bill datang ke rumah Maddie sekedar untuk menemui anak- anaknya,
Maddie marah dan tidak memperbolehkan Bill bertemu dengan ketiga anaknya.
Maddie menginginkan bicara empat mata dengan Bill perihal hak asuh ketiga
anaknya. Maddie dengan segera menyuruh ketiga anaknya masuk kamar masing-
masing dan membiarkan Maddie berbicara empat mata dengan ayahnya. Perintah
Maddie yang mencoba menghalangi pertemuan Bill dengan anak- anaknya membuat
Katie, putri bungsunya kecewa karena sudah sangat merindukan ayahnya. Dengan
terpaksa, Katie menyampaikan salam perpisahan untuk Bill, ayahnya.
Tuturan ini dapat dikategorikan tindak tutur ekspresif salam perpisahan yang
dituturkan oleh penutur sebelum berpisah dengan mitra tuturnya. Berdasarkan
konteks yang melingkupinya, tuturan salam perpisahan ini disampaikan oleh seorang
anak kepada ayahnya.
9. Berharap
Berharap merupakan salah satu jenis tindak tutur ekpresif yang didefinisikan
sebagai ekpresi berkeinginan akan sesuatu agar terjadi. Dari jumlah keseluruhan
temuan tindak tutur ekpresif, terdapat 5 data yang termasuk tuturan ekspresif
berharap ini atau 4,24%. Berikut contoh temuan datanya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
29. 073 /Be
Bsu: I hope you’ll come again.
Bsa: Kuharap kalian akan mampir lagi.
Betty adalah pemilik sebuah tempat spa terbaik dan terkenal di Carolina.
Betty sangat tersanjung dengan kedatangan Paula dan Maddie. Paula adalah ibu
Maddie yang merupakan seorang seniman yang dikenal banyak orang. Mendapat
kunjungan dari Paula dan Maddie untuk menikmati sensasi spa di tempatnya, Betty
sangat tersanjung dan berharap seniman terkenal seperti Paula akan datang lagi lain
waktu untuk menikmati spa di tempatnya.
Berdasarkan konteks yang melingkupinya, tuturan ini termasuk kategori
tindak tutur ekspresif berharap yang terlihat jelas dengan penanda pada unsur
kalimatnya, yakni verba ‘hope’ atau ‘berharap. Dikatakan berharap karena dalam
hal ini penutur atau Betty merasa sangat senang atas kunjungan Paula, seorang
seniman terkenal di Carolina dan Maddie. Betty berharap Paula dan Maddie
berkenan untuk datang kembali menikmati spa di tempatnya.
30. 091/P
Bsu: I just wish I’d had that epiphany in time to be a better mother to you.
Bsa: Aku hanya berharap pada saat yang tepat nanti, aku akan mendapatkan
pencerahan untuk menjadi ibu yang lebih tepat bagimu.
Sebagai seorang ibu, Paula menyadari kesalahannya yang kurang
memperhatikan Maddie sewaktu kecil. Mengingat itu, Paula merasa bahwa dirinya
belum bisa menjadi ibu yang baik untuk Maddie. Dengan sedih dan terharu saat
melihat Maddie sekarang menjadi orang tua tunggal bagi ketiga anaknya, Paula
menyampaikan rasa simpati dan memberikan dukungan penuh kepada Maddie. Paula
menyampaikan harapannya ingin menjadi seorang ibu yang baik juga untuk Maddie
mengingat pernah menelantarkan Maddie sewaktu kecil. Paula pernah
menelantarkannya. Harapan itu membuat Maddie sedih dan terharu pula.
Tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif berharap yang ditandai dengan
verba ‘wish’ atau dalam Bsa menjadi ‘berharap’. Dalam hal ini, Paula selaku penutur
ingin menyampaikan keinginan (harapannya) agar terjadi kepada Maddie, anaknya
untuk bisa menjadi seorang ibu yang lebih baik untuknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
10. Mengumpat
Kata mengumpat memilik makna mengeluarkan umpatan, memburuk-
burukkan orang, mengeluarkan kata- kata keji yang biasanya dilakukan dalam
keadaan kesal atau marah. Dalam teori tindak tutur, jenis ini termasuk dalam tindak
tutur ekspresif dimana penutur melontarkan umpatan, kata- kata keji sebagai wujud
ekspresi marahnya terhadap lawan tutur. Tindak tutur ekspresif mengumpat yang
ditemukan dalam penelitian ini terdapat sebanyak 5 data atau (4,24%). Beberapa
contoh ulasan analisisnya adalah sebagai berikut:
31. 013/ M
Bsu: Damn you, Bill Towsend.
Bsa: Terkutuk kau Bill Towsend.
Maddie tampak begitu marah saat Bill secara jujur dan penuh penyesalan
menyampaikan permohonan maafnya atas perselingkuhan yang dilakukannya dengan
Noreen. Lebih lanjut Bill menyampaikan niatnya untuk bercerai dan menikahi
Noreen karena Noreen sedang hamil. Akibat perbuatannya Bill, Ty berubah menjadi
anak pembangkang. Di depan Bill, Maddie sekuat mungkin menahan emosi dan
amarahnya. Bagaimanapun pria yang dibencinya setengah mati adalah orang yang
pernah dicintainya juga ayah dari ketiga anaknya. Dengan perasaan hancur, Maddie
perlahan menerima keputusan suaminya itu. Ketikan Bill mencium keningnya
sebelum pergi, Maddie menggumam umpatan untuk Bill sebagai ekspresi
kemarahannya.
Berdasarkan konteks yang menaunginya, tuturan ini termasuk tindak tutur
ekspresif mengumpat yang bisa dilihat dari unsur pembentuk struktur kalimatnya
yang memuat kata- kata umpatan, seperti kata ‘damn you’ pada Bsu atau ‘terkutuk
kau’ pada Bsa.
32. 089/M
Bsu: Dammit, I am going to kill my soon-to-be ex-husband.
Bsa: Keparat. Akan kubunuh Bill.
Kedekatan dan kemesraan antara Bill dan Noreen semakin membuat Maddie
marah besar. Tampaknya Bill sudah tidak sungkan dan malu lagi mempertontonkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
kemesraannya dengan Noreen di depan umum, termasuk ketika menonton
pertandingan bisbol Ty di sekolah. Tentu saja hal itu membuat Ty malu. Sebagai
dampaknya, Ty tidak mau lagi berlatih bisbol lagi. Ketika ditanya oleh Maddie, Ty
mengatakan bahwa dia takut Bill akan datang lagi pada pertandingan selanjutnya
bersama Noreen lagi. Mengetahui hal ini, Maddie mengeluarkan umpatan untuk Bill
sebagai wujud marahnya. Maddie bisa terima rumah tangganya hancur, tetapi dia
tidak bisa terima jika kelakuan buruk ayahnya berdampak buruk pada prestasi Ty.
Jika dilihat dari konteksnya, tuturan ini bisa disebut mengumpat juga melihat pada
struktur kalimatnya terdapat kata ‘dammit’ pada Bsu nya.
33. 117/H
Bsu: Damn him.
Bsa: Keparat dia.
Saat pesta ulang tahun Maddie, Cal dan anak- anak Maddie telah
mempersiapkan pesta kecil untuk merayakannya. Namun, tidak disangka, Bill datang
ke rumah Maddie dan mengatakan bahwa dia sudah memutuskan hubungannya
dengan Noreen. Noreen sendiri telah memutuskan untuk pulang kampung. Bill
berkeinginan untuk kembali pada Maddie dan memulai hidup baru lagi sebagai
keluarga yang utuh seperti sebelumnya. Cal yang melihat permohonan Bill, merasa
sedih bercampur haru dan akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Saat akan
mengendarai mobilnya, Helen yang baru datang ke rumah Maddie mencegah
kepergian Cal dan bertanya apa yang sedang terjadi. Cal mengatakan bahwa Bill
ingin rujuk dengan Maddie. Dengan penuh amarah, Helen mengumpat perbuatan Bill
yang seenaknya saja ingin rujuk. Tuturan di atas dikategorikan sebagai tindak tutur
ekspresif mengumpat yang dibuktikan dari kata- kata umpatan Helen untuk Bill.
11. Menyesal
Menyesal meiliki arti merasa tidak senang, tidak puas karena telah melakukan
sesuatu yang kurang baik. Menyesal termasuk salah satu jenis tindak tutur ekspresif
dimana penutur menyampaikan perasaan tidak puasnya karena telah melakukan
sesuatu yang kurang baik sebelumnya. Berdasarkan analisis, ditemukan sebanyak 4
data atau (3,39%) dengan tindak tutur jenis ini. Beberapa ulasan detil data yang
ditemukan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
34. 010/B
Bsu: If I weren’t for the baby...
Bsa: Seandainya bukan karena bayi itu...
Bill menemui Maddie untuk menyatakan betapa menyesalnya dia telah
mengkhianati pernikahan mereka. Maddie memang masih sangat marah dengan ulah
suaminya tersebut namun bagaimanapun, semua sudah terjadi. Bagaimanapun juga,
Bill tetap ayah anak- anak Maddie dan tidak sepatutnya dia membenci Bill. Perlahan
Maddie sadar dan menerima takdir pahit untuk kelanjutan rumah tangganya.
Sementara itu, saat Maddie mulai bisa menerima keputusan suaminya menikah lagi,
Bill semakin terpukul dan menyesal telah menghamili Noreen. Bill berkali- kali
meyakinkan Maddie jika bukan karena bayi dalam kandungan Noreen, Bill tidak
akan menikahinya. Dari konteks ini, dapat diambil kesimpulan bahwa tuturan ini
termasuk tindak tutur ekspresif menyesal .
35. 053/M
Bsu: I never should have agreed to let him stay.
Bsa: Mestinya aku tidak mengizinkan dia lebih lama di sana.
Hingga malam, Ty belum juga pulang ke rumah. Maddie sangat
mencemaskannya. Sejak usai pertandingan bisbol, Ty meminta izin kepada Maddie
untuk tetap tinggal di kafe bersama teman- temannya sementara Maddie pulang
terlebih dahulu dengan Cal. Berkali- kali M mencoba menghubungi teman- teman
Ty, namun nihil. Ahirnya Maddie memutuskan untuk meminta bantuan Cal untuk
mencari Ty. Maddie menyatakan perasaan menyesalnya kepada Cal karena telah
mengizinkan Ty untuk tinggal bersama teman- temannya di kafe tadi siang. Tuturan
ini dikatakan sebagai tindak tutur ekpresif menyesal yang dapat dilihat dari unsur
pembentuk kalimatnya, yaitu kata ‘mestinya’ pada Bsa yang mengindikasikan
penyesalan penutur.
12. Bersimpati
Bersimpati didefinisikan sebagai ungkapan menaruh kasih kepada seseorang
atau ikut serta merasakan perasaan orang lain. Dalam konteks tindak tutur,
bersimpati dimaksudkan penutur turut menaruh kasih kepada kepada lawan tuturnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dalam penelitian ini, ditemukan 3 data yang mengandung tindak tutur ekspresif
bersimpati atau (2,54%). Berikut contoh temuan datanya:
36. 020/G
Bsu: I was really sorry to hear about you and Bill.
Bsa: Aku sangat prihatin mendengar berita tentangmu dan Bill.
Lelah menghadapi permasalahan rumah tangganya yang pelik, perihal
perselingkuhan suaminya, proses perceraiannya yang alot, dan perubahan anaknya
yang menjadi pembangkang, Maddie memutuskan mencari udara segar di kafe
Whartom untuk menikmati milk shake coklat. Grace, pemilik kafe sangat senang
dengan kedatangan Maddie. Keduanya pun terlibat dalam obrolan yang
menyenangkan. Grace mengerti bahwa Maddie memang tengah menghadapi cobaan
yang sulit dalam hidupnya. Sebagai seorang tetangga juga sahabat, Grace turut
bersimpati atas segala permasalahan rumah tangga Maddie. Jika dilihat dari
konteksnya, tuturan ini dimasukkan ke dalam tindak tutur ekspresif bersimpati
dimana penutur menyampaikan rasa turut merasakan apa yang dirasakan oleh mitra
tuturnya. Buktinya dapat dilihat dari kata’ prihatin’ dalam Bsa nya.
37. 051/M
Bsu: Oh, Cal, I’m so sorry. That must have hurt.
Bsa: Oh, Cal. Aku turut prihatin. Itu pasti menyakitkan.
Jika Cal telah banyak tahu perihal masalah yang menimpa Maddie, Maddie
juga memiliki keingintahuan akan status Cal dalam rumah tangganya. Kemudian Cal
bercerita bahu wa sebagai seorang pria, dia tidak pernah mengkhianati istrinya.
Terkait status dudanya adalah karena istrinya yang justrmengkhianati pernikahan
mereka. Mendengarnya, Maddie sangat terpukul telah bertanya kepada Cal dan turut
bersimpati atas apa yang menimpa Cal.
13. Bersyukur
Bersyukur diartikan sebagai ekspresi mengucap syukur kepada Tuhan atas
rahmat yang dia dapatkan. Dalam konteks tindak tutur, tuturan bersyukur merupakan
salah satu tindak tutur ekspresif karena menempatkan penutur mengucap syukur
kepada Tuhan sebagai lawan tuturnya atas rahmat yang didapatkannya. Hasil analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
menunjukkan bahwa terdapat 3 data atau (2,54%) tuturan bersyukur. Berikut
ulasannya:
38. 054/M
Bsu: Thank God.
Bsa: Terima kasih, Tuhan.
Perasaan Maddie sangat cemas dan khawatir karena Ty tidak kunjung pulang
ke rumah. Entah kemana lagi Maddie harus mencarinya. Semua teman satu timnya
sudah dihubungi namun tidak membuahkan hasil, hingga akhirnya Maddie
memutuskan untuk meminta bantuan Cal untuk mencari Ty. Usahanya mencari Ty
membuahkan hasil. Perasaan Maddie sangat lega begitu Cal mengabarkan bahwa
dirinya telah menemukan Ty. Tak hentinya Maddie mengucap syukur atas kabar
gembira tersebut. Tuturan ini dikatakan sebagai tindak tutur ekspresif bersyukur
karena memang merupakan ekspresi syukur penutur atas karunia Tuhan yang
tertuang dalam tuturan “Thank God.” yang diujarkan oleh Maddie begitu mendengan
kabar bahwa Ty telah berhasil ditemukan.
39. 115/P
Bsu: Well, hallelujah!
Bsa: Puji Tuhan!
Sebagai seorang ibu, Paula sangat mendukung apapun yang dilakukan oleh
Maddie untuk menemukan kebahagiaannya kembali. Hingga suatu ketika, Maddie
memberitahu Paula bahwa dia sudah memutuskan untuk serius menjalani
hubungannya dengan Cal. Tentu saja keputusan tersebut tidak begitu saja diambil,
tetapi melalui usaha keras meyakinkan ketiga anaknya hingga niat baik Cal bisa
disambut baik. Ketiga anak Maddie juga bisa menerima Cal dan mendukung Maddie
dan Cal untuk segera melangsungkan pernikahan. Mendengar hal tersebut, Paula
sangat bersyukur karena kebahagiaan tampaknya akan segera menyelimuti Maddie
dan anak- anaknya. Tuturan ini dikategorikan ke dalam tindak tutur ekspresif
bersyukur dimana penutur mengungkapkan rasa syukurnya atas karunia/ nikmat dari
Tuhan yang terlihat dari unsur tindak tutur bersyukur, yakni kata ‘Tuhan’.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
14. Mengejek
Mengejek mengandung arti mengolok- olok tingkah laku seseorang. Tindak
tutur ekspresif mengejek dimaksudkan oleh penutur sebagai ekspresi psikologisnya
yang dimaksudkan mengolok- olok tingkah laku lawan bicaranya. Terdapat 2 data
atau 1,69% yang ditemukan dalam penelitian ini. Berikut analisisnya:
40. 077/ T
Bsu: You made that look easy.
Bsa: Kelihatannya gampang.
Maddie menelepon Cal dan memintanya untuk membantu memperbaiki pipa
yang bocor di rumahnya. Dengan sigap Cal langsung menuju rumah Maddie dan
segera memperbaiki pipa yang bocor. Cal sangat terkejut ternyata Ty, anak sulung
Maddie berada di rumah. Cal berpikir kenapa Ty tidak membantu ibunya yang
sedang panik mengatasi pipa yang bocor. Tak lama kemudian Ty menengok ke
bawah melihat ibunya dan Cal tengah sibuk memperbaiki pipa. Kemudian Ty turun
dan menghampiri ibunya. Ty memperhatikan bagaimana Cal membetulkan pipa
bocor itu dengan seksama. Sejurus kemudian Ty menyeringai apa yang dicontohkan
kepadanya, namun Ty malah megejeknya dengan mengatakan itu adalah hal yang
gampang.
Berdasarkan konteksnya, tuturan ini dilakukan oleh seorang anak remaja
terhadap orang yang lebih dewasa, yakni Ty kepada pelatih bisbolnya, Cal yang
sibuk membantu ibunya memperbaiki pipa yang bocor di rumahnya. Dari jenis
tindak tuturnya, tuturan ini mngandung pengertian bahwa Ty mengejek/ menganggap
remeh apa yang dilakukan oleh Cal dalam memperbaiki pipa.
41. 112/Pg
Bsu: At least I’m not ten years older than he is.
Bsa: Setidaknya aku tidak sepuluh tahun lebih tua darinya.
Kedekatan Maddie dan Cal telah menjadi buah bibir di Carolina. Suatu
ketika, Peggy seorang wartawan ingin mewawancarai Maddie terkait hubungannya
dengan Cal. Awalnya, Maddie menolak diwawancarai, namun setelah terus
bernegosiasi, Peggy berhasil mewawancarainya. Namun, di tengah wawancara,
Maddie kesal dengan pertanyaan Peggy yang terkesan menyudutkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Menurutnya, pertanyaan Peggy yang menyudutkannya karena Peggy memiliki
perasaan suka terhadap Cal. Mendengar itu, Peggy kesal dan mengejek Maddie.
Kalaupun dia juga menyukai Cal, adalah hal yang wajar daripada Maddie yang 10
tahun lebih tua daripada Cal.
Tuturan ini dikatakan sebagai tindak tutur ekspresif mengejek karena penutur
menyampaikan ejekan kepada Maddie bahwa dia tidak pantas untuk Cal karena
usianya lebih tua 10 tahun daripada Cal. Tuturan ekspresif yang memuat unsur
mengejek yang disampaikan oleh Peggy adalah “At least I’m not ten years older than
he is.” yang diterjemahkan menjadi “Setidaknya aku tidak sepuluh tahun lebih tua
darinya”.
15. Menuduh
Kata menuduh mengandung pengertian menunjuk dan mengatakan bahwa
seseorang berbuat kurang baik tanpa memperhatikan bukti. Dalam tindak tutur
ekspresif, tindak tutur ini dimaksudkan oleh penutur untuk mengekspresikan bahwa
lawan tuturnya melakukan tindakan yang kurang baik. Berdasarkan analisis,
ditemukan sebanyak 2 data atau (1,69%) yang termasuk jenis tindak tutur ini. Berikut
contoh ulasannya:
42. 057/H
Bsu: There is something between you and the coach.
Bsa: Pasti ada apa- apa antara kau dan pelatih itu?
Kabar kedekatan Maddie dan Cal memang sudah diketahui oleh semua
penduduk Carolina. Gosip pacaran diantara keduanya sudah menyebar luas. Sebagai
seorang sahabat sekaligus pengacara yang menangani proses perceraiannya, Helen
memiliki keingintahuan tinggi akan hal itu. Terlebih lagi intensitas Cal mengunjungi
Maddie sangat tinggi, hampir setiap hari. Terakhir, Helen mendengar kabar bahwa
Cal dan Maddie pergi berdua pada malam berikutnya, padahal kepergian mereka
adalah untuk mencari Ty. Helen menuduh antara Maddie dan Cal pasti ada apa- apa
atau memang benar- benar pacaran. Tuturan ini termasuk tindak tutur menuduh
dimana Helen menuduh Maddie telah memiliki hubungan khusus dengan Cal,
meskipun masih dipertanyakan kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
16. Mengeluh
Pengertian mengeluh adalah menyatakan sakit, susah, rumit tentang apa yang
dirasakannya. Didalam tindak tutur, dikatakan tuturan ekspresif mengeluh manakala
penutur mengekspresikan rasa sakit, susah, dan rumit atas apa yang dialami. Dalam
penelitian ini, ditemukan sebanyak 2 data atau (1,69%) tuturan yang termasuk
tuturan mengeluh. Berikut ulasannya:
43. 080/H
Bsu: This has been a day from hell.
Bsa: Seperti seharian di neraka.
Sepulang dari pengadilan untuk mendampingi kliennya, Helen mengeluh
dengan harinya yang sangat melelahkan dan merasa seperti di neraka. Hal itu karena
pihak klien yang dibelanya justru menjatuhkannya.menurut Helen, persidangan
perceraian pasangan muda yang baru saja dia jalani benar- benar melelahkan dan
membuat jatuh reputasinya sebagai seorang pengacara. Berdasarkan konteks
tuturannya, tuturan ini dapat disebut sebagai tindak tutur ekspresif mengeluh dimana
penutur menyampaikan rasa sakit atau lelah terhadap apa yang menimpanya.
44. 090/M
Bsu: This is so hard. How does anyone ever get it right?
Bsa: Ini sangat berat. Bagaimana orang bisa memahaminya dengan cepat.
Melihat perubahan drastis dalam keluarganya pasca perceraiannya dengan
Bill, Maddie merasa hidupnya tidak berarti lagi dan rasanya seperti ingin menyerah.
Sebagai tempat curahan hati, Maddie berkeluh kesah kepada ibunya tentang begitu
beratnya menyampaikan perasaan yang sebenarnya kepada ketiga anaknya,
khususnya Ty yang berakjak remaja. Selama ini Maddie memang sengaja menutupi
perasaan sakit hati dan marahnya terhadap Bill, tetapi Maddie tidak ingin ketiga
anaknya tahu perihal ini dan diam serta berpura- pura bahagia menjadi pilihan
terbaik yang diambilnya. Menurut Paula, berkata jujur jauh lebih baik. Ada baiknya
Maddie menceritakan perasaan yang sbenarnya kepada Ty. Tuturan ini termasuk
tindak tutur ekpresif mengeluh yang ditunjukkan bahwapenutur atau M masalahnya
sangat berat dan rumit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
17. Membantah
Salah satu jenis tindak tutur ekspresif adalah membela diri yang dimaksudkan
untuk melindungi diri/ mengamankan diri sendiri. Berdasarkan hasil analisis,
ditemukan data sebanyak 2 data tuturan atau 1,69%.Berikut analisisnya:
45. 008/ M
Bsu: I don’t do that.
Bsa: Aku tidak berbuat begitu.
Bill merasa bahwa hubungannya dengan ketiga anaknya mulai renggang, dan
setiap kali dia ingin mengajak anak- anaknya keluar untuk jalan- jalan, mereka selalu
menolaknya. B mengira bahwa perubahan yang terjadi pada anak- anaknya
dikarenakan oleh Maddie yang sengaja membuat anak- anaknya membenci ayahnya
sendiri. Ketika hal itu dikonfirmasikan kepadanya, Maddie tidak terima dan membela
diri atas tuduhan Bill. Tuturan ini dikatakan sebagai tuturan ekspresif membela diri
karena apa yang dituduhkan oleh mitra tuturnya tidak benar. Dalam hal ini Maddie
membela diri atas pernyataan suaminya tentang kesengajaannya mengajarkan kepada
anak- anaknya agar membenci ayahnya. Selanjutnya, Maddie melakukan pembelaan
diri melalui tuturannya “Aku tidak berbuat begitu.”
18. Mengucapkan selamat
Mengucapkan selamat dapat diartikan sebagai tindakan melisankan perasaan
turut bahagia atau senang kepada orang lain. Dalam penelitian ini terdapat 1 data saja
yang merupakan tindak tutur ekspresif atau (0,85%). Berikut penjelasan analisis
datanya:
46. 095/B
Bsu: Congratulations on the win, Coach.
Bsa: Selamat atas kemenangan ini, Pelatih.
Meskipun tidak sempat menyaksikan pertandingan hingga selesai karena
terpaksa harus meninggalkan tribun demi konsentrasi Ty, Bill masih bisa
menyaksikan pertandingan putra sulungnya tersebut dari kejauhan. Saat mengetahui
tim Ty memenangkan pertandingan, Bill kembali mendekat ke kerumunan tim Ty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
dan menyampaikan selamat atas kemenangan yang diraihnya kepada Cal selaku
pelatih bisbol. Ucapan selamat dari Bill disambut baik oleh Cal. Berdasarkan konteks
yang melingkupinya, tuturan ini dapat dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif
mengucapkan selamat yang terlihat dari salah satu unsur dalam struktur kalimatnya,
yaitu kata ‘congratulations’ pada Bsu atau ‘selamat’ pada Bsa nya.
19. Memberi salam
Yang dimaksud dengan salam dalam tindak tutur ekspresif adalah tindakan
salam atau bertegur sapa saat bertemu. Tuturan ekspresif mengandung maksud
bahwa penutur menyapa mitra tuturnya saat bertemu atau untuk memulai
pembicaraan. Pada penelitian ini, ilokusi ekspresif salam ditemukan pada 1 data atau
(0,85%). Berikut ulasan data tersebut:
47. 107/P
Bsu: Good afternoon, Howie?
Bsa: Selamat siang, Howie?
Isu kedekatan Maddie dan Cal semakin cepat menyebar luas di seluruh
Carolina. Terlebih gosip terbaru mengatakan bahwa Cal dan Maddie telah berpacaran
di rumah Maddie mengingat Cal hampir setiap malam berkunjung ke rumah Maddie.
Maddie depresi menghadapi pemberitaan seputar dirinya itu, tetapi sebagai ibu yang
baik, Paula salalu menghiburnya. Paula menyarankan Maddie untuk menganggap
gosip itu sebagai angin lalu dan tetap bersikap ramah kepada setiap orang dengan
menyapanya setiap kali bertemu. Ketika bertemu dengan Helen, salah satu
tetangganya yang suka bergosip, Maddie menyapanya dengan ramah. Tuturan ini
merupakan tindak tutur memberi salam seperti yang terlihat jelas dari pola
kalimatnya. Serupa dengan hasil terjemahannya yang juga mengandung ilokusi
ekspresif memberi salam.
2. Teknik Penerjemahan Tindak Tutur Ekspresif
Setelah mengklasifikasikan jenis tindak tutur ekspresif, langkah selanjutnya
adalah mengidentifikasi teknik- teknik penerjemahan yang digunakan. Analisis
teknik penerjemahan ini dilakukan pada setiap data tuturan ekspresif. Terdapat tiga
varian teknik penerjemahan yang ditemukan berdasarkan temuan frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
penerapan teknik penerjemahan antara lain varian tunggal (penerapan satu teknik
penerjemahan), varian kuplet (penerapan dua teknik penerjemahan sekaligus dalam
satu tuturan), dan varian triplet (penerapan tiga teknik penerjemahan sekaligus dalam
satu tuturan). Berikut sajian data dalam tabel tentang teknik penerjemahan yang
digunakan dalam menganalisis tindak tutur ekspresif.
Tabel 4.2 Varian Teknik yang Digunakan dalam Novel Stealing Home
No Varian Jumlah ( ∑ ) Persentase
1 Tunggal 57 48,31%
2 Kuplet 38 32,20%
3 Triplet 21 17,80%
4 Kwartet 2 1,69%
Total 118 100%
Berdasarkan tabel di atas, ditemukan penerapan teknik penerjemahan pada
118 tuturan terbagi dalam tiga varian, adalah sebagai berikut: 57 data tuturan
(48,31%) diterjemahkan dengan teknik varian tunggal, 32 tuturan (32,20%)
menggunakan varian kuplet, dan 21 data (17,80%) yang menggunakan varian teknik
penerjemahan triplet, dan 2 data (1,69%) menggunakan teknik varian kwartet.
3a. Varian Tunggal
Penerapan satu teknik penerjemahan pada satu data tuturan disebut sebagai
varian tunggal. Dalam penelitian ini, ditemukan sebanyak 57 data yang
diterjemahkan dengan varian tunggal dengan tiga teknik penerjemahan yang
digunakan, antara lain harfiah, transposisi dan kompresi linguistik. Berikut tabel
sajian temuan teknik penerjemahan varian tunggal:
Tabel 4.3. Teknik Penerjemahan Varian Tunggal
No Teknik Penerjemahan Jumlah ( ∑ ) Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
1 Harfiah 54 94,74%
3 Kompresi Linguistik 3 5,26%
Total 57 100%
Seperti yang terlihat pada tabel di atas, sangat jelas terlihat bahwa teknik
penerjemahan harfiah paling banyak digunakan, yakni pada 54 data tuturan atau
(94,74%) dari seluruh data dalam varian tunggal. Selanjutnya teknik penerjemahan
kompresi linguistik yang diidentifikasi sebanyak 3 data (5,26%).
1. Teknik Harfiah
Teknik ini diterapkan dengan menerjemahkan secara harfiah. Bagian penting
dalam teknik ini adalah penyesuaian dengan kaidah dan struktur dalam Bsa. Dalam
penelitian ini, teknik harfiah diterapkan pada 53 data tuturan atau (92,98%). Berikut
beberapa contoh temuan data tuturan yang menggunakan teknik penerjemahan
harfiah:
1. 008/ M
Bsu: I don’t do that.
Bsa: Aku tidak melakukan itu.
2. 054/M
Bsu: Thank you, God.
Bsa: Terima kasih, Tuhan.
3. 073/Be
Bsu: I hope you’ll come again.
Bsa: Kuharap kalian akan mampir lagi.
4. 090/B
Bsu: Congratulations on the win, Coach.
Bsa: Selamat atas kemenangan ini, Pelatih.
5. 111/Pg
Bsu: But she didn’t answer my question.
Bsa: Tapi, ia tidak menjawab pertanyaanku.
Contoh (008/M) merupakan salah satu temuan data yang menggunakan
teknik penerjemahan harfiah. Tuturan membela diri ini disampaikan oleh Maddie
ketika Bill, suaminya menuduh dialah yang menyebabkan ketiga anak mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
membenci Bill. Tuturan Maddie “I don’t do that.” dalam Bsa diterjemahkan secara
harfiah menjadi “Aku tidak melakukan itu.” Dengan demikian, makna dalam teks
Bsu tidak mengalami pergeseran dalam Bsa nya.
Temuan data tuturan berikutnya yang menggunakan teknik penerjemahan
harfiah adalah data (050/M). Tuturan ini merupakan ekspresi syukur yang
disampaikan oleh Maddie ketika Cal memberitahunya Ty telah berhasil ditemukan.
Dalam terjemahannya, data ini menggunakan teknik harfiah. Dengan diterjemahkan
secara harfiah tidak ditemukan distorsi makna di dalam teks Bsa dan pesan pun
tersampaikan dengan baik.
Sama halnya dengan contoh temuan data (073/ Be). Tuturan ekspresif
berterimakasih ini disampaikan oleh Bella setelah melayani Maddie dan ibunya
melakukan perawatan di salon miliknya. Teks Bsu ini diterjemahkan secara harfiah
dan secara langsung dilakukan kata demi kata. Dengan kata lain, tidak perlu
dilakukan penyesuaian lagi karena tidak bertentangan dengan kaidah dalam Bsa dan
makna tuturan tersampaikan dengan baik.
Temuan selanjutnya adalah data (090/M) yang merupakan tuturan ekspresif
memberi selamat yang disampaikan oleh Bill, ayah Ty atas kemenangan
pertandingan bisbol tim sekolahnya. Seperti yang terlihat dalam tuturannya
“Congratulations on the win, Coach.” yang diterjemahkan menjadi “Selamat atas
kemenangan ini, Pelatih.” Terjemahan ini menggunakan teknik harfiah dimana setiap
unsur tuturannya memiliki padanan masing- masing dan sesuai dengan kaidah Bsa
sehingga tidak terjadi pergeseran dalam tuturan ini.
Tuturan ekspresif memprotes pada contoh data temuan (111/Pg) merupakan
salah satu data yang menerapkan teknik harfiah dalam penerjemahannya. Tuturan
“But she didn’t answer my question.” diterjemahkan menjadi “Tapi, ia tidak
menjawab pertanyaanku.” Dengan diterjemahkan secara harfiah dan sesuai dengan
kaidah dalam Bsa, makna tuturan ini tidak mengalami pergeseran makna dari Bsu ke
dalam Bsa nya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
2. Kompresi Linguistik
Kompresi lingusitik merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan
cara mensintesa unsur- unsur linguistik dalam teks Bsa. Ada tiga temuan data tuturan
yang menggunakan teknik kompresi linguistik. Berikut beberapa ulasannya:
6. 077/ T
Bsu: You made that look easy.
Bsa: Kelihatannya gampang.
7. 080/H
Bsu: This has been a day from hell.
Bsa: Seperti seharian di neraka.
Data (077/H) yang menggunakan teknik penerjemahan kompresi linguistik.
Tuturan “You made that look easy.” merupakan tindak tutur mengejek dan
diterjemahkan menjadi “Kelihatannya gampang.” Tuturan ini disampaikan oleh Ty
ketika melihat Cal membantu ibunya memperbaiki pipa yang bocor dirumahnya.
Dalam penerjemahannya tuturan ini mengandung sintesa unsur linguistik, seperti
‘you’ yang merujuk pada Cal dan ‘made that’. Kedua unit ini mengalami proses
sintesa menjadi ‘kelihatannya’. Meskipun demikian, tuturan ini dirasa tepat karena
tidak terjadi distorsi makna, dan jenis tindak tuturnya pun sama dalam Bsa.
Contoh (080/T) merupakan jenis tuturan ekspresif mengeluh yang
disampaikan oleh Helen saat mendampingi kliennya di persidangan. Dilihat dari
terjemahannya, tuturan ini memuat unit linguistik yang mengalami sintesa, seperti
‘this’ yang merujuk pada ‘mendampingi klien di persidangan’ dan kata bantu ‘has
been’. Keduanya mengalami sintesa menjadi ‘seperti’. Mengingat data tuturan selalu
berkaitan dengan konteks yang menaunginya, makna dalam Bsa tidak mengalami
pergeseran meskipun terdapat beberapa unsur dalam teks Bsu yang disintesa.
3b. Varian Kuplet
Selain varian tunggal, beberapa data ditemukan menggunakan dua teknik
penerjemahan dalam satu data tuturan dari Bsu ke Bsa. Aplikasi dua teknik
penerjemahan pada satu data disebut sebagai varian kuplet. Setelah proses analisis,
ditemukan sebanyak 38 data tuturan yang diterjemahkan dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
teknik varian kuplet. Berikut temuan varian kuplet seperti yang disajikan dalam
tabel:
4.4 Teknik Penerjemahan Varian Ganda/ Kuplet
No Teknik Penerjemahan Jumlah ( ∑ ) Persentase
1 Harfiah + Reduksi 4 10,53%
2 Transposisi + Penambahan 1 2,63%
3 Modulasi + Reduksi 1 2,63%
4 Harfiah + Amplifikasi Linguistik 3 7,89%
5 Harfiah + Transposisi 3 7,89%
6 Harfiah + Peminjaman murni 16 42,11%
7 Harfiah + Peminjaman naturalisasi 3 7,89%
8 Peminjaman murni + Modulasi 1 2,63%
9 Harfiah + Penambahan 6 15,79%
Total 38 100%
1. Harfiah + Reduksi
Pada penelitian ini, sebanyak empat data tuturan yang ditemukan
menggunakan teknik penerjemahan harfiah dan reduksi. Berikut beberapa contoh
temuan data tersebut:
8. 001/M
Bsu: You’ve managed to reduce twenty years of your lives to this.
Bsa: Kau menghilangkan dua puluh tahun dalam hidupmu untuk ini.
9. 048/T
Bsu: See you in a few minutes, then.
Bsa: Sampai ketemu di sana.
10. 118/M
Bsu: I’d actually hoped to spend my first honeymoon night with my bride and
not with three hundred of her nearest and dearest friends.
Bsa: Sebenarnya aku berharap melewatkan malam bulan maduku dengan
mempelaiku, bukan dengan 300 teman terdekat dan tersayang.
Contoh (001/M), maksud tuturan dalam Bsu adalah penutur (Maddie)
menyalahkan mitra tutur (Bill) yang sengaja menghilangkan 20 tahun pernikahannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dengan perceraian karena mitra tutur telah berselingkuh dengan wanita lain.
Penerapan teknik reduksi pada tuturan ini terjadi pada penghilangan kata ‘managed’
dalam Bsu. Kata tersebut tidak diterjemahkan ke dalam Bsa. Berdasarkan tuturannya,
kata ‘managed’ mengandung makna ‘sengaja’ sehingga tidak tertuang secara
eksplisit dalam Bsa. Penghilangan ini mampu mendistorsi makna karena pesan
tuturan Bsu menjadi tidak lengkap, yakni penutur menyalahkan mitra tuturnya
sengaja melakukan perselingkuhan sedangkan dalam Bsa tidak memuat kata
‘sengaja’. Meskipun ada konteks yang melingkupinya, sebaiknya tuturan ini
diterjemahkan secara utuh agar pesan tersampaikan dengan baik. Namun demikian
pergeseran makna ini tidak membuat pergeseran jenis tindak tuturnya, artinya dalam
Bsa, jenis tindak tuturnya sama dengan Bsu, yakni menyalahkan.
Temuan data tuturan (048/T) juga mengalami penghilangan yang dilakukan
pada kata ‘in a few minutes’ tidak diterjemahkan. Namun, teknik reduksi yang
diterapkan dalam tuturan ini tidak mendistorsi makna. Diceritakan tuturan ini
dilakukan oleh Cal kepada Maddie dan ketiga anaknya usai pertandingan Ty. Cal
berniat mentraktir semua anggota tim termasuk Ty untuk merayakan kemenangan.
Cal memberi tahu Ty dan ibu serta adik- adiknya bahwa dia kan menunggu mereka
di kafe sebentar lagi. Dengan konteks ini, pelesapan kata ‘in a few minutes’ tidak
mengurangi makna yang terkandung dalam Bsu nya dan masih bisa dipahami
maksudnya.
Penerapan teknik reduksi pada contoh data (118/M) terjadi pada
penghilangan kata ‘my’. Kata ini tidak diterjemahkan ke dalam Bsa. Berdasarkan
tuturan Bsu, kata ‘my’ mengacu pada ‘Maddie’ karena Maddie selaku penutur dalam
tuturan ini. Penghilangan ini dilakukan untuk menghindari pengulangan kata ‘aku’
sehingga penghilangan ini dipandang masih dapat dipahami maksudnya meskipun
dihilangkan. Jika ingin diterjemahkan secara utuh maka akan menjadi “Sebenarnya
aku berharap melewatkan malam bulan maduku dengan mempelaiku, bukan dengan
300 teman terdekat dan tersayangku.”
2. Transposisi + Penambahan
Penerapan teknik transposisi dan amplifikasi pada penelitian ini terjadi pada
satu data saja, seperti yang terdapat pada data berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
11. 005/M
Bsu: I am not cautious.
Bsa: Tapi aku bukan orang yang berhati- hati.
Dilihat dari temuan tuturan di atas, selain pergeseran kategori untuk
memperjelas makna dalam tuturan Bsu, juga terdapat penerapan teknik penambahan.
Teknik transposisi yang digunakan pada data di atas adalah kata berubah menjadi
frasa seperti ‘cautious’ menjadi ‘orang yang berhati- hati’ pada Bsa. Selain
transposisi, teknik lain yang digunakan pada data ini adalah teknik penambahan,
yakni dengan menambahkan kata ‘tapi’ yang diletakan di awal kalimat tuturan Bsa.
Berdasarkan konteksnya, tuturan ekspresif memprotes ini dilakukan oleh Maddie
atas pernyataan kedua sahabatnya yang mengatakan bahwa mereka sangat yakin
bisnis itu akan maju dengan campur tangan Maddie. Maddie memprotesnya dengan
mengatakan bahwa dia bukan tipe orang yang berhati- hati. Dengan demikian,
penambahan ini bertujuan hanya untuk memperjelas makna tuturan dalam Bsu.
3. Modulasi + Reduksi
Berikut satu temuan data yang menerapkan teknik penerjemahan reduksi dan
modulasi sekaligus. Berikut ulasannya:
12. 010/B
Bsu: If I weren’t for the baby.
Bsa: Seandainya bukan karena bayi itu.
Pada temuan data tuturan di atas, teknik modulasi dilakukan dengan merubah
sudut pandang/ fokus penekanan pesan antara Bsu dan Bsa. Maksud tuturan ini
adalah “Seandainya aku (Bill) bukan untuk bayi itu.” yang merupakan ekspresi
penyesalan mendalam Bill karena telah menghamili Noreen. Sedangkan dalam Bsa,
fokus/ penekanan tuturan terletak pada kata’bayi’. Hal ini membuat tingkat
penyesalan penutur kurang kuat karena secara tidak langsung kesalahan tidak
semata- mata ada pada dirinya, tetapi pada bayi yang dikandung Noreen. Selain itu,
teknik reduksi juga digunakan pada tuturan di atas, yaitu kata ‘I’ yang dihilangkan
pada Bsa nya. Informasi tersebut diimplisitkan, sehingga tidak muncul secara tersurat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
pada Bsa. Namun, makna tuturan ini tidak terlepas dari konteks yang menaunginya,
dimana Maddie sadar dan bagaimanapun semua sudah terlanjur. Noreen telah hamil
oleh ulah Bill, dengan demikian, maksud dalam Bsu tetap tersampaikan dengan baik
ke dalam Bsa.
4. Harfiah + Amplifikasi Linguistik
Perpaduan dua teknik ini, harfiah dan amplifikasi linguistik ditemukan pada
tiga kasus. Berikut contoh paparan beberapa data tersebut:
13. 105/M
Bsu: Noreen is sixteen years younger than you are!
Bsa: Noreen enam belas tahun lebih muda dari kau sendiri!
Pada contoh temuan data di atas, penggunaan teknik penerjemahan harfiah
dan amplifikasi linguistik. Pada contoh temuan tuturan ini, secara keseluruhan
tuturan ini dilakukan dengan teknik harfiah. Sedangkan teknik amplifikasi linguistik
bisa dilihat dari penambahan kata ‘sendiri’ pada tuturan Bsa. dilakukan dengan
menerjemahkan tuturan Bsu sesuai Sementara itu penambahan unsur lingusitik pada
teks Bsa terlihat pada data ini, yakni penambahan kata ‘sendiri’. Meskipun unsur
‘sendiri’ ini tidak tertuang secara eksplisit dalam Bsu, unsur ini dieksplisitkan dalam
Bsa untuk memperkuat maksud tuturan ekspresif memprotes. Jika dikaitkan dengan
konteks, tuturan ini disampaikan oleh Maddie yang tidak terima jika kedekatannya
dengan Cal adalah aib karena Cal sepuluh tahun lebih muda dari Maddie, sehingga
Maddie juga memprotes ulah Bill yang berselingkuh dan menghamili Noreen yang
usianya 16 tahun jauh lebih muda dari Bill.
5. Harfiah + Transposisi
Perpaduan teknik harfiah dan transposisi adalah dimana seorang penerjemah
selain menerjemahkan kata perkata yang disesuaikan dengan kaidah dalam Bsa,
tetapi juga melakukan penyesuaian atau pergeseran kategori, struktur, dan unit kata
dan satuan lingualnya. Sebanyak tiga data teridentifikasi menggunakan varian kuplet
ini. Berikut contoh ulasan temuan data tuturannya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
14. 078/C
Bsu: Thanks for the help.
Bsa: Terima kasih sudah membantu.
15. 116/T
Bsu: He has more right to be here than you do.
Bsa: Dia lebih berhak di sini ketimbang Papa!
Sedangkan pada contoh temuan data (078/C), selain menggunakan teknik
harfiah, penerapan teknik transposisi juga tampak dalam data ini, seperti kata ‘the
help’ pada tuturan Bsu yang bermakna bantuan, namun dalam Bsa, makna ini
mengalami perubahan, yakni bermakna ‘membantu’. Penggunaan teknik ini sama
sekali tidak mendistorsi makna karena berdasarkan konteks yang menaunginya,
tuturan bertimakasih ini disampaikan oleh Cal kepada Ty karena mau membantu
ibunya dan Cal memperbaiki pipa bocor di rumahnya.
Dari contoh tuturan (116/T) di atas, terlihat selain menggunakan teknik
harfiah juga menggunakan teknik transposisi. Tuturan ini disampaikan oleh Ty
kepada Bill yang secara tiba- tiba datang ke rumah pada saat pesta ulang tahun
Maddie yang telah disiapkan oleh Cal dan anak- anak. Ketika Bill hendak mengusir
Cal dari rumah Maddie, Ty memprotesnya.Selain diterjemahkan secara harfiah,
terdapat pula penerapan teknik transposisi dalam tuturan ini, yakni ‘you’ pada Bsu
menjadi ‘papa’ dalam Bsa. Hal ini menunjukkan perubahan bentuk unsur tersebut.
Namun hal ini dilakukan bukan tanpa tujuan. Alasan kesopanan yang melandasi
teknik transposisi ini.
6. Harfiah + Peminjaman murni
Varian teknik kuplet harfiah dan peminjaman murni pada penelitian ini
ditemukan pada 16 data. Berikut beberapa contoh ulasan temuan datanya:
16. 013/M
Bsu: Damn you, Bill Towsend.
Bsa: Terkutuk kau Bill Towsend.
17. 051/M
Bsu: Oh, Cal, I’m so sorry. That must have hurt.
Bsa: Oh, Cal, aku turut prihatin. Itu pasti menyakitkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
18. 104/M
Bsu: But Ty’s still in high school.
Bsa: Tapi Ty kan masih SMA.
19. 107/P
Bsu: Good afternoon, Howie.
Bsa: Selamat siang, Howie.
Seperti halnya pada varian tunggal, teknik harfiah dilakukan dengan
penerjemahan tiap kata pada Bsu ke dalam Bsa. Sedangkan teknik peminjaman
murni dilakukan dengan meminjam kata Bsu tanpa melakukan perubahan. Pada
penelitian ini, sebagian besar penerapan teknik peminjaman murni terlihat dalam hal
penerjemahan nama karakter novel. Beberapa contoh temuan di atas menggunakan
teknik peminjaman murni selain teknik harfiah seperti ‘Bill Towsend’, ‘Cal’, ‘Ty’,
dan ‘Howie’. Dengan demikian penyampaian makna dalam Bsu ke dalam Bsa
menjadi tepat.
7. Harfiah + Peminjaman naturalisasi
Selanjutnya, ada tiga temuan data tuturan yang diterjemahkan dengan
menggunakan teknik harfiah dan peminjaman naturalisasi. Berikut temuan data
tersebut:
20. 049/M
Bsu: Yeah, right.
Bsa: Ya, benar.
21. 067/Mt
Bsu: Hey, I always come when a pretty woman calls.
Bsa: Hei, aku selalu datang kalau yang menelepon perempuan cantik.
Selain diterjemahkan secara harfiah, kedua contoh temuan data di atas juga
menerapkan teknik peminjaman naturalisasi yang dilakukan dengan meminjam kata
Bsu dengan melakukan perubahan untuk menyesuaikan dalam Bsa. Pada penelitian
ini, sebagian besar penerapan teknik peminjaman naturalisasi terlihat seperti ‘yeah’,
menjadi ‘ya’ dan ‘hey’ menjadi ‘hei’. Teknik peminjaman naturalisasi dan harfiah ini
sama sekali tidak berpengaruh pada penyampaian maksud yang terkandung dalam
Bsu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
8. Peminjaman murni + Modulasi
Penerapan varian kuplet selanjutnya adalah teknik modulasi dan peminjaman
murni yang ditemukan pada satu data saja. Berikut temuannya:
22. 064/C
Bsu: Wow! She’s amazingly talented.
Bsa: Wow! Bakatnya luar biasa.
Tuturan ini disampaikan oleh Cal kepada Maddie. Melalui tuturan ini, Cal
bermaksud memuji ibu Maddie sebagai seniman yang sangat hebat. Ada dua teknik
yang digunakan dalam terjemahan tuturan ini, yaitu peminjaman murni yang terjadi
pada ekspresi memujinya, yakni ‘wow’. Selain itu, pada terjemahan tuturan ini juga
mengalami pergeseran fokus antara Bsu dan Bsa. Pada tuturan Bsu penekanannya
adalah ‘she’ atau ibu Maddie, sedangkan pada Bsa, penerjemah menggeser fokus
pada ‘bakatnya’ atau bakat ibu Maddie. Namun, pergeseran sudut pandang pesan ini
tidak menimbulkan distorsi makna dan tidak mengalami pergeseran jenis tindak
tutur.
9. Harfiah + Penambahan
Sebanyak enam data ditemukan menggunakan teknik penerjemahan varian
kuplet ini, yaitu teknik harfiah dan amplifikasi. Berikut contoh ulasannya:
23. 012/B
Bsu: And to say one more time how sorry I am.
Bsa: Dan sekali lagi aku ingin mengatakan betapa menyesalnya aku.
24. 025/M
Bsu: Thanks, Neville.
Bsa: Makasih banyak, Neville.
25. 052/M
Bsu: Dammit. I never should have agreed to let him stay.
Bsa: Bodoh, mestinya aku tidak mengizinkan dia lebih lama di sana.
Pada data (012/B) di atas menunjukkan salah satu temuan data yang
menggunakan teknik penerjemahan kuplet, yakni harfiah dan penambahan. Tuturan
ini berisi penyesalan penutur atau Bill karena telah mengkhianati pernikahannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
dengan Maddie. Selain diterjemahkan secara harfiah, terdapat penambahan unsur
atau informasi yang implisit dalam Bsu yakni kata ‘ingin’. Sesuai dengan konteks
yang melingkupinya, penambahan dalam tuturan ini dilakukan untuk memperjelas
maksud/ makna Bsu, yakni penutur ingin menunjukkan rasa penyesalannya kepada
mitra tutur.
Tuturan (025/M) ini disampaikan oleh Maddie kepada Neville atas saran dan
pendapatnya yang telah membuatn Maddie yakin untuk bergabung dalam bisnis
kebugaran dengan Helen dan Dana Sue. Sebelumnya, Maddie sama sekali tidak
tertarik dengan bisnis tersebut. Selain diterjemahkan secara harfiah, terdapat
penambahan informasi pada terjemahan tuturan ini seperti yang terlihat pada kata
‘banyak’ dalam tuturan Bsa. Meskipun kata ‘banyak’ ini tidak ada dalam Bsu, tetapi
maksud tuturan ini tetap tersampaikan dengan baik dan tidak menimbulkan distorsi
makna karena penutur benar- benar berterimakasih atas saran Neville tersebut.
Contoh temuan data (052/M) Pada data (012/B) di atas menunjukkan salah
satu temuan data yang menggunakan perpaduan teknik harfiah dan penambahan.
Tuturan ini berisi penyesalan penutur (Maddie) karena telah mengizinkan Ty untuk
pulang agak terlambat dengan alasan ingin berkumpul dengan teman- teman satu tim
untuk merayakan kemenangan.. Selain diterjemahkan secara harfiah, terdapat
penambahan unsur yang tidak dieksplisitkan dalam Bsu yakni kata ‘di sana’ yang
merujuk pada ‘sekolah Ty’. Sesuai dengan konteks yang melingkupinya,
penambahan dalam tuturan ini dilakukan untuk memperjelas makna Bsu, yakni
penutur ingin menunjukkan rasa penyesalannya karena telah mengizinkan Ty tinggal
lebih lama di sekolahnya.
3c. Varian Triplet
Selain varian tunggal dan kuplet, ditemukan pula penerjemahan dengan
varian triplet. Varian triplet adalah penerjemahan satu data dengan menerapkan tiga
teknik penerjemahan sekaligus. Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 21 data
tuturan seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
4.5 Teknik Penerjemahan Varian Triplet
No Teknik Penerjemahan Jumlah ( ∑ ) Persentase
1 Harfiah + Amplifikasi Linguistik + Penambahan 1 4,76%
2 Harfiah + Kompresi Linguistik + Penambahan 3 14,29%
3 Harfiah + Reduksi + Kompensasi 1 4,76%
4 Harfiah + Reduksi + Peminjaman naturalisasi 1 4,76%
5 Harfiah + Peminjaman Naturalisasi + Transposisi 1 4,76%
6 Harfiah + Reduksi + Amplifikasi Linguistik 2 9,52%
7 Harfiah + Kompensasi + Kompresi Linguistik 1 4,76%
8 Harfiah + Penambahan + Peminjaman Murni 4 19,05%
9 Harfiah + Transposisi + Peminjaman Murni 2 9,52%
10 Harfiah + Kompensasi + Peminjaman naturalisasi 1 4,76%
11 Variasi + Transposisi + Modulasi 1 4,76%
12 Modulasi + Peminjaman murni + Penambahan 1 4,76%
13 Harfiah + Kompresi Linguistik + Reduksi 1 4,76%
14 Reduksi + Kompresi Linguistik + Modulasi 1 4,76%
Total 21 100%
1. Harfiah + Amplifikasi Linguistik + Penambahan
Sebanyak satu data ditemukan menggunakan tiga teknik penerjemahan
sekaligus, yaitu harfiah, amplifikasi linguistik dan penambahan.Berikut
penjelasannya:
26. 003/M
Bsu: I was hoping you’d think it was sweat.
Bsa: Aku sebenarnya berharap kalian mengira itu tetesan keringat.
Tuturan (003/M) pada Bsu nya mengandung maksud bahwa penutur
(Maddie) berharap kedua sahabatnya tidak melihatnya sedang menangis setelah
melakukan treadmill di pusat kebugaran. Penutur berharap mitra tuturnya mengira air
matanya adalah tetesan keringat usai berolahraga. Selain diterjemahkan secara
harfiah, terjemahan tuturan ini juga menggunakan teknik amplifikasi linguistik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
penambahan. Teknik amplifikasi linguistik terlihat pada kata ‘tetesan’ yang tidak
disebutkan secara eksplisit dalam Bsu. Penambahan unsur linguistik dalam tuturan
ini dilakukan untuk mempertegas makna dalam Bsu. diterapkan pada tuturan data ini
dengan tujuan menambahkan unsur linguistik, yakni pada kata ‘tetesan di Bsa nya’
Selain itu, terdapat pula penggunaan teknik amplifikasi untuk menambahkan detil
informasi yang tidak tercantum dalam Bsu. Seperti pada kata ‘sebenarnya’. Pada
tuturan Bsa di atas, terdapat makna ‘sebenarnya’ yang tidak diterangkan secara
eksplisit dalam Bsu. Penambahan makna ini disesuaikan dengan konteks tuturan
dimana kedua sahabat Maddie jelas- jelas melihatnya sedang menangis. Dengan
demikian, penambahan ini tidak menimbulkan pergeseran makna.
2. Harfiah + Kompresi Linguistik + Penambahan
Sebanyak tiga data tuturan yang ditemukan diterjemahkan dengan
menggunakan teknik varian triplet ini, yakni data. Berikut contoh temuan tuturan
tersebut :
27. 009/B
Bsu: I didn’t want things to run out like this.
Bsa: Sebenarnya aku tak mau semuanya jadi begini.
28. 034/M
Bsu: I’m not sure I want to go into business with a smug know-it-all.
Bsa: Aku tak yakin apakah aku jadi berbisnis dengan orang congkak yang
merasa tahu semuanya.
Temuan data (009/B) merupakan jenis tindak tutur ekspresif menyesal yang
disampaikan oleh Bill kepada Maddie. Pada terjemahannya, dapat dilihat penerapan
teknik harfiah, kompresi linguistik dan penambahan. Selain diterjemahkan secara
harfiah, terdapat perbedaan unsur pada Bsu dan Bsa nya seperti pada ‘run out like
this’ menjadi ‘jadi begini’ dalam Bsa nya. Selain kedua teknik tersebut, data ini juga
menambahkan unsur ‘sebenarnya’ pada Bsa nya. Penerapan varian triplet pada
tuturan ini menjadi tidak masalah apabila dikaitkan dengan konteks yang menaungi
tuturan tersebut yaitu dapat dipahami bahwa maksud penutur adalah menyampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
penyesalannya yang mendalam kepada istrinya atas perbuatannya yang berdampak
pada perceraian.
Contoh (034/M), penggunaan teknik harfiah terlihat pada teks Bsa dimana
penerjemahan dilakukan dengan menerjemahkan per kata yang sudah disesuaikan
dengan tata bahasa pada Bsa. Selain itu, unsur- unsur linguistik yang dikumpulkan
dalam Bsu juga dilakukan dalam menerjemahkan tuturan ini, yakni ‘want to go into
business’ diterjemahkan menjadi ‘jadi berbisnis’. Selanjutnya, penambahan kata
‘apakah’ pada Bsa menjadi penanda penggunaan teknik amplifikasi pada tuturan ini.
Berdasarkan konteks yang melingkupinya, dimana penutur (Maddie) menyindir mitra
tuturnya (Helen) adalah orang yang paling merasa tahu dan pintar serta sulit
mengakui kesalahan. Inilah yang membuat penutur ragu berbisnis dengan Helen,
maka penerapan ketiga teknik ini tidak menimbulkan distorsi makna dan jenis tindak
tuturnya tidak bergeser.
3. Harfiah + Reduksi + Kompensasi
Penggunaan tiga teknik sekaligus yakni teknik harfiah, reduksi, dan
kompensasi dilakukan pada satu temuan data. Berikut ulasannya:
29. 017/T
Bsu: Then why the hell did he leave us for her?
Bsa: Lalu kenapa dia pergi dari kita demi pelacur itu?
Temuan tuturan di atas dilatarbelakangi oleh konteks dimana Ty memprotes
kepada ibunya sebagai ekspresi rasa kesal dan muak terhadap ayahnya yang tega
meninggalkan rumah dan tinggal bersama selingkuhannya yang sedang hamil.
Penerapan teknik harfiah pada tuturan di atas terlihat pada struktur tuturan Bsa nya
dimana setiap kata yang dihasilkan merupakan terjemahan kata per kata pada Bsu
yang sudah disesuaikan dengan kaidah Bsa. Selain itu, terdapat unsur Bsu yang
dilesapkan dalam Bsa, yakni kata ‘the hell’. Selain dua teknik ini, penggunaan teknik
kompensasi juga terlihat pada terjemahan ini yaitu kata ‘her’ yang pada Bsa
diperkenalkan unsur informasi baru, sehingga diterjemahkan menjadi ‘pelacur’.
Pergeseran makna ‘her’ menjadi ‘pelacur’ ini dan melesapnya unsur ‘the hell’ tidak
menjadi masalah jika dihubungkan dengan konteksnya dimana Ty menganggap
Noreen (selingkuhan papanya) sebagai perempuan penggoda yang tak tahu diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
4. Harfiah + Reduksi + Peminjaman Naturalisasi
Sebanyak satu data tuturan ditemukan pada penelitian ini yang menerapkan
teknik harfiah, reduksi, dan peminjaman murni. Berikut penjelasannya:
30. 018/T
Bsu: Yeah, right. I’ve seen her good quality.
Bsa: Ya, benar. Aku lihat sendiri kualitas dia
Pada data (018/T) selain menggunakan teknik penerjemahan harfiah, juga
menerapkan teknik penerjemahan reduksi dan peminjaman. Penerapan teknik reduksi
terlihat pada teks Bsa dimana kata ‘good’ dihilangkan. Sedangkan teknik
peminjaman bisa dilihat dari teks ‘Yeah!’ yang diterjemahkan menjadi ‘Ya’.
5. Harfiah + Peminjaman Naturalisasi + Transposisi
Sebanyak satu data tuturan diterjemahkan menggunakan teknik harfiah,
transposisi dan peminjaman murni dalam satu data tuturan. Berikut ulasannya:
31. 096/M
Bsu: I wasn’t the first one in our family to stir up gossip.
Bsa: Bukan aku satu- satunya di keluargaku yang jadi pusat gosip.
Temuan data di atas, selain diterjemahkan secara harfiah, juga memuat teknik
transposisi dan peminjaman naturalisasi. Peminjaman naturalisasi terjadi pada
penerjemahan istilah ‘gossip’ menjadi ‘gosip’. Sedangkan penerapan teknik
transposisi terlihat pada pergeseran frasa menjadi kata seperti ‘stir up’ menjadi ‘jadi’.
Jika dkaitkan dengan konteksnnya, penerapan varian triplet ini bertujuan untuk
mempertegas makna tuturan Bsu dimana penutur memprotes pernyataan Bill bahwa
kedekatannya dengan Cal menjadi gosip hangat.
6. Harfiah + Reduksi + Amplifikasi Linguistik
Penerapan dua teknik penerjemahan sekaligus yakni teknik harfiah, reduksi,
dan amplifikasi linguistik terjadi pada dua temuan data tuturan. Berikut contoh
ulasan temuan tuturan tersebut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
32. 027/M
Bsu: I’m sure they did when they thought of you as their father’s nurse.
Bsa: Aku yakin mereka melakukan itu, kalau mereka mengira kau ini suster
papanya.
Contoh tuturan di atas selain diterjemahkan secara harfiah, tuturan ini juga
menggunakan teknik reduksi dan amplifikasi linguistik. Penggunaan teknik reduksi
pada contoh data (027/M) tampak pada penghilangan kata ‘as’. Sedangkan teknik
amplifikasi linguistik pada tuturan di atas adalah seperti pada kata ‘itu’ dan ‘ini’ yang
pada Bsu nya tidak disebutkan secara eksplisit. Namun demikian, penerapan teknik
reduksi dan amplifikasi ini dilakukan untuk mempertegas makna pada Bsu dimana
penutur bermaksud menyindir Noreen yang pura- pura tidak tahu mengapa anak-
anak Bill sangat membencinya dan makna ini tidak mengalami perubahan pada Bsa
nya.
7. Harfiah + Kompensasi + Kompresi Linguistik
Penggunaan tiga teknik penerjemahan sekaligus yakni teknik harfiah,
kompensasi, dan kompresi linguistik dilakukan pada satu temuan data saja. Berikut
temuan datanya:
33. 033/C
Bsu: You’re hardly ancient. If I didn’t know you have a sixteen-year-old son, I’d
swear you were my age.
Bsa: Anda tidak bisa disebut tua. Kalau saja tidak punya anak enam belas
tahun, berani sumpah kita sebaya.
Selain diterjemahkan secara harfiah, data (033/C) di atas juga menggunakan
teknik penerjemahan kompensasi dan kompresi linguistik. Teknik kompensasi
dilakukan dengan tujuan memperkenalkan unsur- unsur linguistik baru yang
ditunjukkan pada ‘you’ mengacu pada mitra tutur berubah menjadi ‘kita’ pada Bsa
yang mengacu pada penutur dan mitra tutur. Penerapan teknik kompresi linguistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
terlihat seperti ‘If Ididn’t know’ yang diterjemahkan menjadi ‘kalau saja’. Mengingat
data tersebut merupakan suatu tindak tutur, maka ada konteks yang menaunginya.
Dengan penerapan varian triplet ini, terjemahan menjadi lebih efektif dan distorsi
makna tidak terjadi secara berlebihan.
8. Harfiah + Penambahan + Peminjaman Murni
Sebanyak empat data tuturan yang ditemukan menggunakan teknik
penerjemahan varian triplet ini. Berikut ulasannya:
34. 055/ M
Bsu: Thank you, Cal.
Bsa: Terima kasih banyak, Cal.
35. 058/H
Bsu: But he never invited me out for pizza.
Bsa: Tapi, dia tidak pernah mengajakku makan pizza.
Contoh (055/M), penambahan informasi pada kata ‘banyak’ dalam Bsa yang
tidak disebutkan secara eksplisit pada Bsu. Tuturan ini berisi ucapan terimakasih
penutur (Maddie) kepada mitra tutur (Cal) karena telah berhasil menemukan Ty dan
mengantarnya pulang ke rumah. Penambahan ini tidak berpengaruh pada makna
tuturan. terkait dengan konteksnya, alasan kesopanan lah yang melandasi teknik
penambahan ini karena tuturan ini disampaikan oleh seorang wali murid kepada guru
anaknya. Selain itu penggunaan teknik peminjaman murni terjadi pada penamaan
karakter, yaitu Cal. Dan karena tuturan ini memiliki kesamaan struktur dengan Bsu
dan sesuai dengan kaida Bsa, maka tuturan ini diterjemahkan secara harfiah juga.
Tuturan data (058/H) di atas menggunakan teknik penerjemahan harfiah
terlihat dari hasil terjemahan pada tuturan Bsa nya. Selanjutnya, teknik peminjaman
bersifat murni dalam terjemahan ini adalah penggunaan kata ‘pizza’ yang dalam Bsa
tidak mengalami proses naturalisasi. Selain itu teknik penambahan juga diterapkan
dalam data ini yaitu unsur ‘makan’. Unsur ini tidak disebutkan dalam tuturan Bsu.
Dilihat dari konteksnya, penutur bermaksud memprotes apa yang disampaikan mitra
tutur perihal kedekatannya dengan Cal. Hal ini karena penutur dan Cal tidak pernah
makan pizza berdua. Penambahan dalam kasus ini dilakukan untuk memperjelas
makna Bsu, yakni ‘mengajakku makan pizza’.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
9. Harfiah + Transposisi + Peminjaman Murni
Penggunaan dua teknik penerjemahan sekaligus yakni teknik harfiah,
transposisi dan peminjaman murni dilakukan pada dua temuan data saja. Berikut
contoh temuan datanya:
36. 059/ M
Bsu: You’ll embarrass Ty.
Bsa: Kau bikin malu Ty.
Data (059/M) ini merupakan tuturan menyalahkan yang disampaikan oleh
Maddie kepada suaminya karena telah datang ke pertandingan bisbol Ty bersama
Noreen. Maksud dalam Bsu adalah menyalahkan mitra tutur (Bill) akan
mempermalukan Ty. Selain teknik harfiah yang diterapkan pada data tuturan ini,
penerjemah juga menerapkan teknik peminjaman murni dalam hal penamaan
karakter cerita, yaitu ‘Ty’ juga teknik transposisi seperti yang terlihat pada
terjemahannya, terdapat perubahan unsur tuturan Bsu nya atau teknik transposisi
yakni unsur ‘embarrass’ pada Bsu diterjemahkan menjadi ‘bikin malu’ pada tuturan
Bsa. Namun, perubahan unsur tuturan ini tidak menyebabkan distorsi makna
tuturannya dan tidak terjadi pergeseran dalam hal jenis tindak tuturnya.
10. Harfiah + Kompensasi + Peminjaman naturalisasi
Terdapat satu data yang teridentifikasi menggunakan teknik penerjemahan
dengan varian triplet ini. Berikut penjelasannya:
37. 041/D
Bsu: Hey, slow down. Nobody’s bullying anybody.
Bsa: Hei, santai. Tidak ada yang menggertakmu.
Selain diterjemahkan secara harfiah, tuturan ini juga diterjemahkan dengan
teknik kompensasi dan peminjaman naturalisasi. Penggunaan kata ‘hei’ pada tuturan
Bsa adalah contoh terjadinya teknik peminjaman naturalisasi dari kata ‘hey’ pada
Bsu. Selain itu teknik kompensasi tampak pada pengenalan informasi Bsu dalam Bsa
seperti kata ‘mu’. Hal ini disesuaikan dengan konteks yang melingkupinya dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
tuturan ekspresif memprotes ini dilakukan oleh Dana Sue kepada Maddie yang
merasa kecewa dan digertak ketika Helen terus memaksanya bergabung dalam
bisnisnya, tetapi Dana Sue memprotesnya karena dia hanya ingin membantu Maddie
dalam hal keuangan pasca perceraiannya. Sehingga penerapan varian triplet ini tidak
membuat makna tuturan Bsu bergeser pada Bsa nya.
11. Variasi + Transposisi + Modulasi
Sebanyak satu data diterjemahkan dengan perpaduan tiga teknik sekaligus.
Takni variasi, kompensasi dan modulasi. Berikut temuan tersebut:
38. 038/T
Bsu: Oh, come on, Mom, get real, I’m not flunking anything.
Bsa: Mama lihat dong kenyataannya. Nilaiku tidak ada yang jatuh kok.
Dari temuan di atas, penerapan teknik variasi terlihat pada unsur ‘dong’
dalam tuturan Bsa nya. Sedangkan teknik transposisi yang terjadi pada tuturan ini
terletak pada unsur ‘anything’ yang merupakan kata ganti (pronoun) berubah
menjadi ‘nilai’ yang merupakan kata benda yang dalam Bsa. Selain teknik variasi
dan transposisi, ditemukan pula teknik modulasi. Modulasi terjadi pada perubahan
sudut pandang antara Bsu dan Bsa. Pada Bsu, penutur bermaksud memprotes bahwa
dia tidak gagal dalam segala hal. Akan tetapi, jika dilihat kembali konteksnya,
dimana nilai- nilai penutur di sekolah menurun drastis, sehingg pada Bsa penekanan
makna terletak pada kata ‘nilai’ untuk memperjelas maksud tindak tuturnya.
12. Modulasi + Peminjaman murni + Penambahan
Penggunaan tiga teknik sekaligus, yaitu teknik modulasi, peminjaman murni ,
dan penambahan ditemukan pada satu data tuturan sebagai berikut:
39. 086/H
Bsu: You’ve got a real knack for this stuff, Maddie.
Bsa: Kepandaianmu benar- benar istimewa untuk ini semua, Maddie.
Teknik modulasi pada contoh (086/H) terjadi terlalu jauh dalam hal distorsi
makna. Pada Bsu, tuturan pesan dimaksudkan untuk memuji mitra tutur atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
kepandaiannya dalam merancang brosur untuk bisnis spa mereka dengan penekanan
pada ‘you’ atau mitra tuturnya (Maddie). Sementara itu pada Bsa, penekanan
dilakukan pada ‘kepandaianmu’ atau kepandaian Maddie dalam hal ini. Selain itu,
tuturan ini juga memuat teknik peminjaman murni seperti yang tampak pada nama
karakter cerita ‘Maddie’ dan teknik penambahan ‘benar- benar’ pada Bsa untuk
memperjelas maksud tuturannya, yaitu memuji.
13. Harfiah + Kompresi Linguistik + Reduksi
Temuan varian triplet yang terakhir adalah penerapan teknik harfiah,
kompresi linguistik, dan peminjaman naturalisasi yang terjadi pada satu data tuturan.
bertikut penjelasannya:
40. 026/H
Bsu: You’re a pediatrics nurse, Noreen. Surely you must have taken some child
pschology courses.
Bsa: Kau ini suster anak- anak. Pastilah kau pernah belajar tentang psikologi
anak.
Penggunaan teknik reduksi pada data (026/H) tampak pada penghilangan kata
‘Noreen’ yang menjadi mitra tutur dalam tuturan ini. Namun, meskipun mitra tutur
dilesapkan dalam Bsa, maksud dalam Bsu tersampaikan ke dalam Bsa dan distorsi
makna tidak terjadi secara berlebihan. Secara keseluruhan struktur tuturan dalam Bsu
dan Bsa, terlihat bahwa terjemahan ini menerapkan teknik harfiah. Sedangkan teknik
kompresi linguistik terlihat pada unsur- unsur Bsu ‘surely you must have’ menjadi
‘pastilah’ dalam Bsa. Penerjemahan teknik ini dirasa tepat karena tidak menimbulkan
distorsi makna bahkan menambah efektivitas tuturan terjemahan.
14. Reduksi + Kompresi Linguistik + Modulasi
Sebanyak satu data tuturan teridentifikasi menerapkan tiga teknik
penerjemahan sekaligus, yakni reduksi, kompresi linguistik, dan modulasi. Berikut
temuan datanya:
41. 046/J
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Bsu: You had nothing on those pitches, Ty, you ignored my signals. You gotta
get your act together!
Bsa: Kau sama sekali tidak dapat angka dari lemparanmu itu. Kau tidak
memedulikan isyaratku. Perhatikan tingkahmu!
Tuturan ini diketahui menggunakan teknik penerjemahan reduksi seperti kata
‘Ty’ pada Bsu tidak dimunculkan lagi dalam Bsa. Perlu diketahui bahwa tuturan ini
disampaikan oleh John, teman satu tim Ty kepada Ty. Jadi, kalaupun kata ‘Ty’
dilesapkan tidak menimbulkan pergeseran makna. Teknik kompresi dalam data ini
ditunjukkan pada Bsu “You gotta get your act together!” menjadi “Perhatikan
tingkahmu!”. Selain itu terdapat pula perubahan fokus atau sudut pandang dalam
terjemahan tuturan ini yang terlihat pada Bsu “you ignored my signals”
diterjemahkan menjadi “Kau tidak memedulikan isyaratku.”. Dengan kata lain,
teknik modulasi juga ditemukan dalam terjemahan tuturan ini. Akan tetapi perubahan
penekanan/ fokus tuturan di sini tidak menimbulkan distorsi makna.
3d. Teknik Varian Kwartet
Varian terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik varian
kwartet. Artinya, dalam menerjemahkan satu tuturan, terdapat empat teknik sekaligus
yang digunakan. Ditemukan 2 data tuturan yang ditemukan menggunakan teknik
varian kwartet ini. Berikut temuan datanya dalam tabel:
Tabel 4.6 Teknik Penerjemahan Varian Kwartet
No Teknik Penerjemahan Jumlah ( ∑ ) Persentase
1 Harfiah + Peminjaman murni + Amplifikasi
Linguistik + Modulasi
1 50%
2 Harfiah + Transposisi + Peminjaman murni +
Peminjaman naturalisasi
1 50%
Total 2 100%
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa ada tiga temuan data yang
menggunakan teknik varian kwartet. Teknik tersebut adalah harfiah, reduksi,
kompresi linguistik, dan modulasi, sebanyak 1 data dengan teknik harfiah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
peminjaman murni, amplifikasi linguistik, dan modulasi dan 1 data tuturan yang
menggunakan teknik harfiah, transposisi, peminjaman murni, dan peminjaman
naturalisasi
1. Harfiah + Peminjaman + Amplifikasi Linguistik + Modulasi
Sebanyak satu data teridentifikasi menggunakan teknik varian kwartet ini,
seperti dalam tabel berikut:
42. 070/Mt
Bsu: You know, Maddie, you all think Helen is the tough one, but you’re not half-
bad at negotiating yourself.
Bsa: Kau tahu, Maddie, kalian semua mengira Helen lah yang tegar, padahal
kau sendiri juga lumayan pintar bernegosiasi.
Data tuturan di atas diterjemahkan dengan teknik varian tunggal harfiah,
peminjaman, amplifikasi linguistik, dan modulasi. Selain diterjemahkan secara
harfiah, tuturan di atas juga menggunakan teknik peminjaman bersifat murni yaitu
pada penamann karakter cerita, seperti kata ‘Maddie’ dan Helen’. Penambahan unsur
linguistik dalam Bsa juga muncul dalam terjemahan tuturan ini, yaitu kata ‘sendiri’
untuk memperjelas makna tuturan. Perubahan sudut pandang juga terjadi pada
penerjemahan tuturan ini, yaitu jika pada Bsu berfokus pada ‘I’m’ sedangkan pada
teks Bsa menjadi ‘nilaiku’, menjadi penanda teknik modulasi pada data ini. Hal ini
karena sesuai dengan konteks tuturan dimana Ty bermaksud memprotes apa yang
disampaikan gurunya kepada Maddie tentang nilai- nilainya turun itu tidak benar.
2. Harfiah + Transposisi + Penambahan + Peminjaman naturalisasi
Dalam penelitian ini ditemukan satu data yang menggunakan teknik varian
kwartet ini, seperti dalam tabel berikut:
43. 106/Mt
Bsu: You’re embarrassing your children. You’re having an affair with your son’s
baseball coach.
Bsa: Kau membuat malu anak- anakmu, Maddie. Kau selingkuh dengan pelatih
bisbol anakmu!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Contoh (106/Mt), maksud tuturan dalam Bsu adalah menyalahkan mitra tutur
(Maddie) karena menjalin hubungan dengan pelatih bisbol anaknya. Selain
diterjemahkan secara harfiah, penerapan teknik penambahan terjadi pada kata
‘Maddie yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Bsu. Hal ini dilakukan untuk
menekankan maksud penutur, yakni menyalahkan. Selain itu teknik peminjaman
naturalisasi juga ditemukan dalam tuturan ini seperti kata ‘bisbol’ yang dipinjam dari
Bsu ‘baseball’. Perbedaan sala satu unsur tuturan pada Bsu ‘embarrassing’ dan
berubah menjadi ‘membuat malu’ pada Bsa menunjukkan penerapan teknik
transposisi dalam tuturan ini. Namun demikian, makna tuturan yang disampaikan
dari Bsu ke dalama Bsa tidak mengalami perubahan.
Dari pemaparan temuan teknik penerjemahan yang digunakan sebagaimana
tersebut di atas, maka jumlah keseluruhan teknik penerjemahan yang digunakan
adalah 193 teknik baik teknik tunggal, kuplet, triplet, maupun kwartet. Berikut
adalah keseluruhan temuan teknik yang diterapkan dalam menerjemahkan tuturan
ekspresif dalam novel Stealing Home:
4.7 Jumlah Keseluruhan Teknik Penerjemahan
No Teknik
penerjemahan
Varian teknik ∑ Persentase
Tunggal Kuplet Triplet Kwartet
1 Harfiah 54 45 18 2 109 53,20%
2 Peminjaman murni - 17 7 1 25 12,32%
3 Penambahan - 7 9 1 17 8,37%
4 Reduksi - 5 6 - 11 5,42%
Amplifikasi Linguistik - 3 3 1 7 3,45%
5 Peminjaman
naturalisasi
- 3 3 1 7 3,45%
6 Kompresi linguistik 3 - 5 8 3,94%
7 Modulasi - 2 3 1 6 2,96%
8 Kompensasi - 3 4 - 7 3,45%
9 Variasi - 1 - 1 0,49%
10 Transposisi 1 3 1 5 2,96%
Total 203 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Berdasarkan tabel 4.8 di atas tentang total keseluruhan teknik penerjemahan
yang diterapkan dalam tuturan ekspresif novel Stealing Home jelas terlihat
frekuensinya penggunaan. Teknik yang paling banyak digunakan dalam
menerjemahkan tuturan ekspresif ini adalah teknik harfiah, sebanyak 109 data
tuturan atau 53,20%. Dengan kata lain, frekuensi penggunaan teknik ini lebih dari
setengah jumlah data keseluruhan.
Frekuensi penggunaan teknik ini sangat berbeda dengan penerapan teknik-
teknik penerjemahan lainnya seperti. Setelah harfiah, teknik penerjemahan yang
menempati urutan ke dua adalah peminjaman murni, sebanyak 25 kali (12,32%).
Selanjutnya, teknik penambahan diterapkan 17 kali (8,37%). Teknik reduksi dan
diketahui digunakan sebanyak 11 kali. Sedangkan untuk teknik amplifikasi
linguistik, kompensasi dan peminjaman naturalisasi digunakan masing- masing 7 kali
(3,45%). ) 8 data diketahui menggunakan tekni penerjemahn kuplet ini. Berikutnya,
frekuensi teknik modulasi dan transposisi yang diaplikasikan pada tuturan ekspresif
ini adalah 6 kali (2,96%) dan 5 kali (2,46%) . Teknik variasi paling sedikit frekuensi
penerapannya, yakni 1 kali (0,49%).
3. Penilaian Tingkat Kualitas Terjemahan
Ada tiga aspek penting untuk melakukan penilaian tingkat kualitas
terjemahan, yakni keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Suatu terjemahan
dikatakan ideal apabila pengalihan pesan Bsu ke Bsa akurat, berterima sesuai kaidah-
kaidah Bsa, dan mudah dipahami oleh pembaca sasaran. Pada penelitian ini,
penilaian kualitas terjemahan dilakukan oleh rater ahli dan rater awam. Rater ahli
dipilih untuk menilai tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan, sedangkan
untuk penilaian tingkat keterbacaan dinilai oleh rater awam. Adapun dalam penilaian
kualitas terjemahan ini rater yang ditunjuk sebanyak 3 orang untuk tiap aspek
kualitas terjemahannya. Secara teknis, penilaian kualitas terjemahan ini dengan
menggunakan kuesioner kepada setiap rater. Selanjutnya, para rater diharapkan
mampu memberikan nilai sesuai dengan parameter yang telah ditentukan. Apabila
dalam penilaian kualitas ini menemui permasalahan seperti perbedaan signifikan,
peneliti akan melakukan wawancara pada semua rater. Wawancara yang dilakukan
adalah dalam bentuk diskusi perihal data yang dipermasalahkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
a. Keakuratan
Penilaian keakuratan berhubungan dengan kesepadana antara teks Bsu dan
Bsa. Dengan kata lain, pesan pada teks Bsu harus tersampaikan secara akurat ke
dalam Bsa. Untuk menilai tingkat keakuratan hasil terjemahan, langkah yang
dilakukan adalah dengan menggunakan instrumen tingkat keakuratan dengan
parameter sebagai berikut (Nababan, 2010: 44- 45):
1. Parameter akurat
Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber
dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi
distorsi makna.
2. Parameter kurang akurat
Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks
bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran.
Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda
(taksa) atau makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.
3. Tidak akurat
Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber
dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan.
Dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh mengenai penilaian kualitas
terjemahan tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home adalah sebanyak 102
data merupakan terjemahan yang akurat, 15 data kurang akurat dan 1 data saja
dinyatakan tidak akurat, seperti yang tersaji dalam tabel berikut:
4.8 Jumlah Terjemahan Akurat, Kurang Akurat, Dan Tidak Akurat
No Tingkat Keakuratan Jumlah ( ∑ ) Persentase
1 Akurat (3) 102 86,44%
2 Kurang Akurat (2) 15 12,71%
3 Tidak Akurat (3) 1 0,85%
Total 118 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Berdasarkan tabel 4.9 tentang total terjemahan akurat, kurang akurat, dan
tidak akurat dalam novel Stealing Home. Berdasarkan tabel di atas, dapat dikatakan
bahwa sebagian besar tindak tutur ekspresif dalam novel ini diterjemahkan secara
akurat. Hanya sebagian kecil saja yang diterjemahkan secara kurang akurat, yakni 15
data dan hanya 1 data teridentifikasi sebagai terjemahan tidak akurat. Dengan
demikian, tuturan ekspresif dalam novel Stealing Home merupakan terjemahan yang
baik dengan indikator tingkat keakuratan yang cukup tinggi.
1. Akurat
Dalam penelitian ini, ditemukan sebanyak 102 data (86,44%) dikatakan
sebagai terjemahan akurat. Berikut beberapa contoh temuan data keakuratan:
1. 017/T
Bsu: Then why the hell did he leave us for her?
Bsa: Lalu kenapa dia pergi dari kita demi pelacur itu?
2. 105/M
Bsu: Noreen is sixteen years younger than you are.
Bsa: Noreen enam belas tahun lebih muda dari kau sendiri!
Kedua contoh di atas merupakan beberapa contoh temuan data yang termasuk
terjemahan akurat. Pada data (017/T), makna pada Bsu tersampaikan dengan baik
dalam Bsa. Tuturan data ini terjadi dalam lingkup konteks rencana perceraian orang
tua Ty. Pesan pada teks Bsu adalah ungkapan protes seorang anak kepada ibunya
mengapa ayah mereka pergi dari rumah demi selingkuhannya.
Contoh ke dua (105/M) juga dapat dikatakan sebagai terjemahan akurat
karena makna dalam Bsu mampu disampaikan dengan baik dalam Bsa. Dalam Bsu,
penutur (Maddie) bermaksud mengekspresikan protes kepada suaminya. Penutur
tidak terima atas ejekan suaminya tentang kedekatannya dengan pria yang lebih
muda. Oleh karena itu, penutur menyampaikan protesnya bahwa perempuan
selingkuhan suaminya sendiri juga jauh lebih muda darinya.
2. Kurang Akurat
Sebanyak 15 data tuturan atau 12,71% dikategorikan sebagai terjemahan
dengan tingkat keakuratan yang kurang. Berikut contoh ulasan temuan datanya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
3. 002/H
Bsu: Or the mindles pinup he plants to marry.
Bsa: Atau gembong tak berotak yang ingin dinikahinya.
4. 028/ M
Bsu:Thanks for being here for me.
Bsa: Terima kasih sudah menghiburku.
Data (002/H) dikatakan sebagai terjemahan yang kurang akurat karena pesan
dalam Bsu tidak tersampaikan dengan baik, yakni ‘mindles pinup’ pada Bsu menjadi
kata ‘gembong’. Konteks yang melingkupi tuturan tersebut adalah Helen melakukan
sindiran tentang selingkuhan suami Maddie sebagai perempuan tak punya otak.
Adalah kata’ gembong’ dalam Bsa merujuk pada tokoh dalam suatu kelompok,
sehingga akan lebih baik lagi jika ‘mindles pinup’ diterjemahkan menjadi
‘perempuan murahan yang tak berotak’.
Contoh yang ke dua (028/M) juga termasuk temuan data terjemahan kurang
akurat karena terdapat kata ‘sudah menghiburku’ pada Bsa. Akan lebih tepat lagi jika
pada teks Bsa nya menjadi ‘Terima kasih sudah ada untukku karena lebih sesuai
dengan konteks yang menaunginya. Dalam hal ini Maddie berterima kasih kepada
sahabatnya karena telah membuatnya kembali semangat menjalani hidup, sehingga
tidak hanya menghibur, tetapi juga menguatkannya menghadapi cobaan hidup.
3. Tidak Akurat
Satu data atau (0,85%) merupakan temuan data yang tidak akurat hasil
terjemahannya. Berikut penjelasannya:
5. 030/C
Bsu: I’m sorry.
Bsa: Maafkan saya.
Tuturan di atas termasuk temuan data yang dikategorika sebagai terjemahan
tidak akurat. Artinya makna pada Bsu tidak tersampaikan pada Bsa. Apabila tuturan
ini lepas konteks yang menaunginya, maka terjemahan tersebut akurat. Namun,
dalam hal ini M menyampaikan klarifikasi mengapa prestasi anaknya turun. C sangat
prihatin setelah mengethui permasalahan kompleks keluarga M yang kemungkinan
besar berdampak buruk terhadap prestasi anaknya di sekolah. Melihat konteksnya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
akan lebih baik jika diterjemahkan menjadi ‘aku turut prihatin’, bukan ‘Maafkan
saya’.
b. Keberterimaan
Keberterimaan didefinisikan sebagai derajat kealamiahan suatu teks
penerjemahan terhadap kaidah dan budaya dalam Bsa. Penilaian tingkat
keberterimaan hasil terjemahan dilakukan melalui distribusi kuesioner pada tiga rater
ahli untuk menilanya. Ada tiga kriteria dalam penilaian tingkat keberterimaan suatu
teks terjemahan sebagai berikut:
1. Terjemahan berterima manakala penerjemahan terasa alami, penggunaan
istilah teknis, frasa, klausa, dan kalimat sudah sesuai dengan kaidah- kaidah
dalam Bsa.
2. Terjemahan kurang berterima memiliki beberapa indikasi yaitu sebagian
besar teks Bsa sudah terasa alami, namun masih terdapat masalah dalam hal
istilah atau kesalahan gramatikal.
3. Terjemahan tidak berterima dapat diketahui apabila terjemahan tidak
alamiah, atau terasa seperti karya terjemahan karena penggunaan istilah
yang dipilih tidak lazim digunakan dan tidak akrab terdengar bagi pembaca.
Pada penelitian ini, data yang ditemukan sebanyak 114 data atau (96,61%)
termasuk dalam kategori terjemahan berterima, 4 data (3,39%) termasuk dalam
terjemahan kurang berterima dan 0 data diterjemahkan tidak berterima. Data- data
yang masuk kategori berterima, kurang berterima dan tidak berterima dapat dilihat
dalam tabel berikut:
4.9 Jumlah Terjemahan Berterima, Kurang Berterima, dan Tidak Berterima
No Tingkat Keberterimaan Jumlah ( ∑ ) Persentase
1 Berterima (3) 115 97,46%
2 Kurang Berterima (2) 3 2,54%
3 Tidak Berterima (3) 0 0
Total 118 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
1. Berterima
Dalam penelitian ini, sebanyak 115 data tuturan (97,46%) diterjemahkan
secara berterima. Berikut contoh temuan datanya:
4. 001/M
Bsu: You’ve managed to reduce twenty years of your lives to this
Bsa: Kau menghilangkan dua puluh tahun dalam hidupmu untuk ini
5. 099/Bt
Bsu: It’s the depth of his relationship with you that I question.
Bsa: Justru kedalaman hubungan Cal dan kau itu yang kupermasalahkan.
6. 112/Pg
Bsu: At least I’m not ten years older than he is.
Bsa: Setidaknya aku tidak sepuluh tahun lebih tua darinya.
Ketiga contoh temuan data di atas termasuk dalam terjemahan dengan tingkat
penilaian yang berterima. Hasil penerjemahan tidak ada ada yang bertentangan
dengan kaidah- kaidah dalam Bsa.
2. Kurang Berterima
Sebanyak 3 data tuturan (2,54%) teridentifikasi sebagai terjemahan kurang
berterima. Berikut contoh tuturan datanya:
7. 002/ H
Bsu: Or the mindles pinup he plans to marry.
Bsa: Atau gembong tak berotak yang ingin dinikahinya.
8. 026/M
Bsu: You’re a pediatrics nurse, Noreen. Surely you must have taken some child
pschology courses.
Bsa: Kau ini suster anak- anak. Pastilah kau pernah belajar tentang psikologi
anak.
Kedua contoh ini merupakan terjemahan dengan tingkat penilaian yang
kurang berterima. Tuturan (002/B) tidak sesuai dengan budaya dalam Bsa perihal
istilah ‘mindles pinup’ yang diterjemahkan menjadi ‘gembong tak berotak’. Dilihat
dari konteks yang menaunginya, istilah ini ditujukan untuk wanita selingkuhan B.
Pemilihan kata gembong dinilai kurang berterima karena kata ‘gembong’ dalam Bsa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
merujuk pada tokoh dalam suatu kelompok. Sehingga akan lebih berterima jika kata
‘pinup’ diterjemahkan menjadi perempuan murahan yang tak berotak’.
Data tuturan (026/M) yang hasil terjemahannya kurang berterima karena
terdapat kesalahan gramatikal, yaitu pada ‘Pastilah kau pernah belajar...’ yang dinilai
kurang bereterima dalam Bsa, sehingga akan lebih berterima apabila dalam teks Bsa
menjadi ‘Kau pasti pernah belajar...’.
c. Keterbacaan
Tingkat keterbacaan dilakukan dengan menilai bagaimana suatu teks
terjemahan dapat dipahami oleh pembaca Bsa. Instrumen yang digunakan dalam
penilaian tingkat keterbacaan ini adalah melalui kuesioner dengan parameter sebagai
berikut, tingkat keterbacaan tinggi apabila data tergolong mudah dipahami, dengan
mudah oleh pembaca, tingkat keterbacaan sedang apabila terjemahan dapat dipahami
oleh pembaca, namun ada sebagian tertentu yang diperlu dibaca ulang untuk
memahaminya, tingkat keterbacaan rendah apabila terjemahan sulit dipahami oleh
pembaca sasaran. Dengan kata lain, pembaca tidak dapat memahami teks terjemahan
tersebut (Nababan, 2010: 44- 45).Dari keseluruhan data tuturan ekspresif dalam
novel Stealing Home ini, termasuk terjemahan dengan tingkat keterbacaan tinggi.
4.10 Jumlah Terjemahan dengan Tingkat Keterbacaan Tinggi, Sedang, dan Rendah
No Tingkat Keterbacaan Jumlah ( ∑ ) Persentase
1 Tinggi (3) 118 100%
2 Sedang (2) - -
3 Rendah (3) - -
Total 118 100%
1. Keterbacaan Tinggi
Sebanyak 118 data tuturan (100%) yang ditemukan termasuk dalam
terjemahan dengan tingkat keterbacaan tinggi. Beberapa contoh temuan datanya
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
9. 009/B
Bsu: I didn’t want things to run out like this.
Bsa: Sebenarnya aku tak mau semuanya jadi begini.
10. 042/M
Bsu: You’re right. We need to get some buzz going.
Bsa: Kau benar. Kita harus membuat gebrakan.
Data tuturan Bsa di atas merupakan terjemahan dengan tingkat keterbacaan
tinggi. Tuturan (009/B) ini merupakan tuturan penyesalan yang disampaikan oleh B
kepada istrinya. B hanya ingin menunjukkan ekspresi menyesalnya telah
mengkhianati istrinya dengan menghamili wanita lain. Contoh berikutnya (042/M)
disebut sebagai tuturan ekspresif menyetujui yang ditandai dengan tuturan ‘Kau
benar...’ Sehingga tidak ada masalah bagi pembaca sasaran untuk menangkap makna
yang hendak disampaikan.
4.4 Dampak Penerapan Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas
Terjemahan
Penerapan teknik penerjemahan akan membawa dampak tersendiri pada
kualitas terjemahannya. Berikut tabel yang menunjukkan dampak penggunaan 11
teknik penerjemahan dalam menerjemahkan tindak tutur ekspresif terhadap kualitas
terjemahannya. baik varian tunggal, kuplet, dan triplet terhadap kualitas terjemahan.
4.11 Frekuensi Penerapan Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas
Terjemahan
No Teknik penerjemahan Keakuratan Keberterimaan Keterbacaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Harfiah 98 10 1 104 5 - 109 - -
2 Peminjaman murni 25 - - 25 - - 25 - -
3 Penambahan 16 1 - 16 1 - 17 - -
4 Reduksi 8 3 - 10 1 - 11 - -
5 Amplifikasi Linguistik 6 1 - 7 - - 7 - -
6 Peminjaman naturalisasi 7 - - 7 - - 7 - -
7 Kompresi linguistik 6 1 - 6 1 - 7 - -
8 Modulasi 6 - - 6 - - 6 - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
9 Kompensasi 7 - - 7 - - 7 - -
10 Variasi 1 - - 1 - - 1 - -
11 Transposisi 5 - - 5 - - 5 - -
Jumlah 203 203 203
Berdasarkan tabel di atas, penerapan teknik harfiah merupakan contoh teknik
yang perlu diperhatikan. Penggunaan teknik ini memberikan dampak positif dan
negatif terhadap kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing
Home. Di satu sisi, teknik ini mampu menghasilkan 93 tuturan yang berkualitas,
namun juga menghasilkan 10 terjemahan kurang akurat dan bahkan 1 terjemahan
yang tidak akurat yang diidentifikasi dalam penelitian ini juga menggunakan teknik
harfiah. Sebanyak 5 data diketahui kurang berterima dikarenakan oleh penerapan
teknik harfiah juga. Selain teknik harfiah, beberapa teknik yang berdampak kurang
akuratnya terjemahan tindak tutur ekspresif ini adalah teknik penambahan, reduksi,
amplifikasi linguistik, dan kompresi linguistik. Berikut akan dipaparkan dampak
penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan untuk setiap varian
teknik yang digunakan.
4.11 Dampak Penerapan Teknik Varian Tunggal Terhadap Kualitas
Terjemahan
No Teknik
Penerjemahan
Tingkat Keakuratan Tingkat Keberterimaan Tingkat
Keterbacaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Harfiah 42 11 1 53 1 - 54 - -
3 Kompresi
Linguistik
3 - - 3 - - 3 - -
Total 45 11 1 56 1 - 57 - -
Persentase 80,70% 17,54% 1,75% 96,43% 3,57% - 100% - -
Dari 57 data tuturan yang diterjemahkan dengan varian tunggal, didapat 46
tuturan (80,70%) termasuk terjemahan akurat, 10 data (17,54%) dinyatakan kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
akurat dan terjemahan tidak akurat ditemukan pada satu data saja (1,75%).
Terjemahan tuturan akurat ini sebagian besar menggunakan teknik harfiah dalam
penerjemahannya. Namun, kurang akuratnya terjemahan dalam novel ini juga
disebabkan oleh penerapan teknik harfiah pula. Berikut beberapa ulasan temuan data
yang termasuk terjemahan kurang akurat dan tidak akurat.
1. Harfiah kurang akurat
Sebanyak dua data diterjemahkan dalam varian tunggal secara kurang akurat
yang diterjemahkan dengan teknik harfiah seperti berikut:
11. 002/ H
Bsu: Or the mindles pinup he plans to marry.
Bsa: Atau gembong tak berotak yang ingin dinikahinya.
12. 091/P
Bsu: I just wish I’d had that epiphany in time to be a better mother to you.
Bsa: Aku hanya berharap pada saat yang tepat nanti, aku akan mendapatkan
pencerahan untuk menjadi ibu yang lebih tepat bagimu.
Pada data tuturan (002/H) di atas dinilai kurang akurat karena terjemahan
kata ‘mindles pinup’ yang dalam teks Bsa menjadi ‘gembong tak berotak’. Tuturan
ini dinaungi oleh konteks dimana Helen mengucapkan sindiran untuk selingkuhan
Bill, Noreen dengan mengatakan ‘mindles pinup’ atau ‘gembong tak berotak’ pada
teks Bsa nya. Frasa pada teks Bsa tersebut dinyatakan kurang akurat karena kata
‘gembong’ tidak sesuai untuk mereferensikan seorang wanita selingkuhan. Kata
‘gembong’ merujuk pada tokoh dalam suatu kelompok, seperti gembong narkoba,
dan lain- lain sehingga agar lebih akurat, sebaiknya frasa ‘mindles pinup’
diterjemahkan menjadi ‘perempuan murahan yang tak berotak’.
Pada terjemahan tuturan (091/P) yang dituturkan oleh Paula, ibu Maddie di
atas, kata ‘better’ sebaiknya diterjemahkan menjadi ‘lebih baik’ karena melihat
konteks yang melatarbelakangi tuturan tersebut, ibu Maddie ingin menjadi sosok ibu
yang lebih baik untuk Maddie mengingat kesalahan yang pernah dilakukan sewaktu
Maddie masih kecil. Sehingga akan lebih akurat jika frase ‘a better mother to you’
diterjemahkan menjadi ‘ibu yang lebih baik bagimu’.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
2. Harfiah Tidak Akurat
Sebanyak satu data diterjemahkan dalam varian tunggal secara tidak akurat
yang diterjemahkan dengan teknik harfiah seperti berikut:
13. 030/C
Bsu: I’m sorry.
Bsa: Maafkan saya.
Terjemahan ini dinilai tidak akurat karena tidak sesuai dengan konteks yang
melingkupi tuturan tersebut. Tuturan ini disampaikan oleh Cal, pelatih bisbol Ty
kepada Maddie, ibu Ty. Pada saat itu, Maddie menceritakan permasalahan yang
terjadi dalam keluarganya yang mungkin menjadi penyebab menurunnya prestasi Ty
di sekolah. Maddie mengatakan bahwasanya dia dan suaminya sedang dalam proses
perceraian. Setelah mendengar cerita Maddie, Cal bermaksud menyampaikan
simpatinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan pada Bsa di atas tidak akurat.
Seharusnya tuturan Bsu itu diterjemahkan menjadi “Saya ikut prihatin”.
Tingkat keberterimaan pada seluruh temuan data varian tunggal menunjukkan
54 data (96,43%) dinilai berterima dan 2 data (3,57%) dinyatakan kurang berterima.
Kedua data tuturan kurang berterima ini menggunakan teknik harfiah dalam
penerjemahannya. Berikut contoh temuan data yang kurang berterima.
14. 002/ H
Bsu: Or the mindles pinup he plans to marry.
Bsa: Atau gembong tak berotak yang ingin dinikahinya.
Pada data tuturan (002/H) di atas dinilai kurang berterima karena berdasarkan
konteksnya,tuturan ini dimaksudkan untuk menyindir Noreen, selingkuhan Bill yang
disampaikan oleh Helen, sahabat Maddie, istri Bill. Frasa pada teks Bsa ‘gembong
tak berotak’ dinilai kurang berterima karena istilah ‘gembong’ merujuk pada tokoh
dalam suatu kelompok, misalnya gembong narkoba, dan lain- lain. Sehingga agar
lebih berterima, sebaiknya frasa ‘gembong tak berotak’ dirubah menjadi ‘perempuan
murahan yang tak berotak’ agar lebih berterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Selain kedua instrumen penilaian kualitas terjemahan di atas, instrumen
lainnya adalah keterbacaan. Tingkat keterbacaan pada seluruh temuan data varian
tunggal menunjukkan 57 data (100%) dinilai memiliki tingkat keterbacaan tinggi.
4.12 Dampak Penerapan Teknik Varian Kuplet Terhadap Kualitas Terjemahan
No Teknik Penerjemahan Tingkat Keakuratan Tingkat
Keberterimaan
Tingkat
Keterbacaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Harfiah + Reduksi 4 - - 4 - - 4 - -
2 Transposisi + Penambahan - 1 - 1 - - 1 - -
3 Modulasi + Reduksi 1 - - 1 - - 1 - -
4 Harfiah + Amplifikasi Linguistik 3 - - 3 - - 3 - -
5 Harfiah + Kompensasi 3 - - 3 - - 3 - -
6 Harfiah + Peminjaman murni 16 - - 15 1 - 16 - -
7 Harfiah + Peminjaman naturalisasi 3 - - 3 - - 3 - -
8 Peminjaman murni + Modulasi 1 - - 1 - - 1 - -
9 Harfiah + Penambahan 5 1 - 6 - - 6 - -
Total 36 2 - 37 1 - 38 - -
Persentase 94,74% 5,26% - 97,37% 2,63% - 100% - -
Kualitas keakuratan seluruh temuan data tuturan dengan varian kuplet adalah
38 data tuturan. Sebanyak 36 data (94,74%%) dinilai akurat dan 3 data (5,26%)
termasuk terjemahan kurang akurat. Data- data yang kurang akurat dalam
penerjemahannya ditimbulkan oleh beberapa teknik varian kuplet harfiah dan
peminjaman naturalisasi, transposisi dan penambahan, harfiah dan penambahan.
Berikut ini, ulasan contoh data yang diterjemahkan dengan teknik kuplet secara
kurang akurat:
1. Transposisi + Penambahan
Sebanyak satu data teridentifikasi yang diterjemahkan menggunakan teknik
kuplet ini secara kurang akurat. Berikut penjelasannya:
15. 005/M
Bsu: I am not cautious.
Bsa: Tapi aku bukan orang yang berhati- hati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Pada terjemahan tuturan di atas, kata ‘cautious’ menjadi objek penilaian
kurang akuratnya terjemahan tuturan ini. Jika dilihat lagi konteksnya, Helen dan
Dana Sue ingin meyakinkan Maddie bahwa bisnis kebugaran sangat cocok untuknya
karena Maddie orang yang sangat teliti, tetapi Maddie memprotes pernyataan kedua
sahabatnya itu dan mengatakan bahwa dia bukan tipe orang yang berhati- hati. Agar
terjemahan tuturan ini akurat, sebaiknya kata ‘cautious’ penambahan pada tuturan
Bsa diperjelas lagi menjadi ‘orang yang berhati- hati dalam bertindak’.
2. Harfiah + Penambahan
Temuan data dengan varian kuplet modulasi dan amplifikasi linguistik yang
diterjemahkan secara kurang akurat adalah sebagai berikut:
16. 094/M
Bsu: You skipped baseball practice, where you were supposed to be. You let
your coach and team down. You scared me to death.
Bsa: Kau membolos latihan bisbol, padahal itu sudah menjadi kewajibanmu.
Kau sengaja mengecewakan pelatih dan timmu. Kau membuat mama
cemas setengah mati.
Pada terjemahan tuturan di atas, kata ‘sengaja’ yang ditambahkan pada
tuturan Bsa menjadi objek penilaian kurang akuratnya terjemahan tuturan ini. Jika
dilihat lagi konteksnya, Maddie merasa kesal dan menyalahkan Ty yang membolos
latihan bisbol dengan pergi ke rumah neneknya. Namun kepergian Ty ke rumah
neneknya hanyalah untuk menenangkan diri, bukan untuk sengaja mengecewakan
pelatihnya. Agar terjemahannya menjadi akurat, sebaiknya penambahan ‘sengaja’
pada tuturan Bsu dihilangkan karena maknanya bergeser dan tidak sesuai konteks.
Dengan kata lain, jika Ty membolos latihan bisbol, tentunya pelatih dan tim
bisbolnya akan kecewa, namun Ty tidak bermaksud sengaja membolos.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
4.13 Dampak Penerapan Teknik Varian Triplet Terhadap Kualitas
Terjemahan
No Teknik Penerjemahan Tingkat Keakuratan Tingkat
Keberterimaan
Tingkat
Keterbacaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Harfiah + Amplifikasi
Linguistik + Penambahan
1 - - 1 - - 1 - -
2 Harfiah + Kompresi
Linguistik + Penambahan
3 - - 3 - 3 - -
3 Harfiah + Reduksi +
Kompensasi
1 - - 1 - - 1 - -
4 Harfiah + Reduksi +
Peminjaman Naturalisasi
1 - - 1 - - 1 - -
5 Harfiah + Peminjaman
Naturalisasi + Transposisi
1 - - 1 - - 1 - -
6 Harfiah + Reduksi +
Amplifikasi Linguistik
1 1 - 2 - - 2 - -
7 Harfiah + Kompensasi +
Kompresi Linguistik
1 - - 1 - - 1 - -
8 Harfiah + Penambahan +
Peminjaman Murni
4 - - 4 - - 4 - -
9 Harfiah + Transposisi +
Peminjaman murni
2 - - 2 - - 2 - -
10 Harfiah + Kompensasi +
Peminjaman Naturalisasi
1 - - 1 - - 1 - -
11 Variasi + Kompensasi +
Modulasi
1 - - 1 - - 1 - -
12 Modulasi + Peminjaman
Murni + Penambahan
1 - - 1 - - 1 - -
13 Harfiah + Kompresi
Linguistik + Reduksi
1 - - 1 - - 1 - -
14 Reduksi + Kompresi
Linguistik + Modulasi
1 - - 1 - - 1 - -
Total 20 1 - 21 - - 21 - -
Persentase 95,24% 4,76% - 100% - - 100% - -
Dari 21 data yang diterjemahkan dengan varian triplet ditemukan 20 data
(95,24%) yang diterjemahkan secara akurat dan 1 data saja (4,76%) yang dinilai
kurang akurat. Dua data yang dinilai kurang akurat tersebut menggunakan varian
triplet harfiah, reduksi, dan amplifikasi Linguistik). Berikut penjelasan data varian
triplet yang kurang akurat ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
1. Harfiah + Reduksi + Amplifikasi Linguistik
Data yang diterjemahkan dengan varian triplet secara kurang akurat yang
pertama diterjemahkan dengan menggunakan teknik harfiah, reduksi , dan kompresi
linguistik.
17. 084/M
Bsu: Look, just because you had a tough day in court, you don’t get to come
home and try out your interrogation techniques on me.
Bsa: Lihat, cuma karena kau menemukan kesulitan di pengadilan kau
mencobakan teknik interogasimu kepadaku.
Terjemahan tuturan (084/M) di atas dinilai kurang akurat karena hilangnya
pesan pada Bsu yang tidak diterjemahkan dalam Bsa, yakni ‘you don’t get to come
home’. Padahal jika dikaitkan dengan konteks yang menaunginya, Maddie
memprotes sikap helen yang terus mendesaknya kenapa Cal selalu dilibatkan dalam
urusan memperbaiki rumahnya, padahal dia adalah pelatih bisbol anaknya. Maddie
memprotes tudingan Helen itu sebagai pelampiasan Helen yang kesal terhadap
kliennya di pengadilan dan sengaja tidak langsung pulang ke rumah, tetapi memilih
untuk mampir ke rumah Maddie. Agar terjemahannya menjadi akurat, sebaiknya
pesan pada Bsu tetap disampaikan dalam Bsa nya agar terjemahan tuturan yang
dihasilkan sesuai dengan konteksnya.
4.14 Dampak Penerapan Teknik Varian Kwartet Terhadap Kualitas Terjemahan
No Teknik Penerjemahan Tingkat Keakuratan Tingkat
Keberterimaan
Tingkat
Keterbacaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Harfiah + Peminjaman Murni +
Amplifikasi Linguistik +
Modulasi
- 1 - 1 - - 1 - -
2 Harfiah + Transposisi +
Penambahan + Peminjaman
Naturalisasi
1 - - 1 - - 1 - -
Total 1 1 - 2 - - 2 - -
Persentase 50% 50% - 100% - - 100% - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Dari dua data yang diterjemahkan dengan varian kwartet, satu data dinilai
kurang akurat namun berterima, yaian kwartet kni data (070/ Mt) dengan varian
kwartet harfiah, peminjaman murni, amplifikasi linguistik, dan modulasi.
1. Harfiah + Peminjaman Murni + Amplifikasi Linguistik + Modulasi
Sebanyak satu data teridentifikasi kurang akurat namun berterima dari varian
kwartet ini. Berikut penjelasannya:
18. 070/Mt
Bsu: You know, Maddie, you all think Helen is the tough one, but you’re not
half-bad at negotiating yourself.
Bsa: Kau tahu, Maddie, kalian semua mengira Helen lah yang tegar, padahal
kau sendiri juga lumayan pintar bernegosiasi.
Tuturan ini dinilai kurang akurat karena kurang sesuai dengan konteks
tuturannya dimana penutur (Mitch) memuji kepandaian Maddie dalam bernegosiasi,
tidak hanya Helen yang jago bernegosiasi. Sehingga dalam terjemahannya, kata
‘tough’ sebaiknya diterjemahkan menjadi ‘pintar bernegosiasi’ bukan ‘tegar’ karena
kata tegar identik dengan kesabaran seseorang dalam menghadapi suatu
permasalahan.
Berdasarkan pemaparan tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan
tindak tutur ekspresif di atas, secara umum, dapat dilihat bahwa dari 118 data tindak
tutur ekspresif dalam novel Stealing Home, 102 data (86,44%) dinyatakan akurat, 15
data (12,71%) kurang akurat, dan 1 data (0,85%) tidak akurat; untuk aspek
keberterimaan, 115 data (97,46%) dinilai berterima dan 3 data (2,54%) kurang
berterima; untuk aspek keterbacaan, sebanyak 118 data (100%) dinyatakan memiliki
tingkat keterbacaan tinggi (mudah dipahami). Dengan menggunakan metode
penilaian kualitas hasil terjemahan yang diajukan oleh Nababan (2012) seperti di
bawah ini, kualitas hasil terjemahan tindak tutur ekspresifyang ditemukan dalam
novel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Stealing Home tergolong berkualitas dengan hasil akhir 2,94.
No Aspek Rata- rata Hasil akhir
1 keakuratan 341,95 : 118 = 2,89
2,89 x 3= 8,67
8,69 + 5,96 + 3 = 17,63
17,63: (3+2+1) = 2,94
2 keberterimaan 351,86 : 118= 2,98
2,98 x 2= 5,96
3 keterbacaan 354 :118 = 3
3x1= 3
B. Pembahasan
Penelitian ini membahas terjemahan tindak tutur ekspresif ini
menitikberatkan pada pemaparan jenis- jenis tindak tutur ekspresif, penggunaan
teknik penerjemahan dan penilaian kualitas terjemahan pada novel Stealing Home
dan terjemahannya Hati yang Terenggut dengan pendekatan pragmatik. Pembahasan
ini menghubungkan ketiga aspek temuan penelitian tersebut. Adapun yang dibahas
dalam sub bab ini adalah temuan jenis tindak tutur ekspresif, penerapan teknik
penerjemahan dan dampak penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas
terjemahannya.
1. Jenis Tindak Tutur Ekspresif
Kajian tindak tutur merupakan bagian mendasar dalam ilmu pragmatik.
Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda tentang pembagian jenis tindak tutur
ini. Adalah Searle (dalam Fitriana, 2009: 34) mengklasifikasikan tindak tutur
menjadi lima jenis tuturan (ilokusi) antara lain direktif, asertif, direktif, komisif, dan
deklarasi. Sementara itu Kreidler (dalam Wafa, 2012: 151) menambahkan 2 jenis
tindak tutur lagi, sehingga terdapat tujuh jenis tindak tutur meliputi fatis, performatif,
komisif, ekspresif, verdiktif, asertif, dan direktif. Tindak tutur ekspresif diartikan
sebagai pernyataan yang menggambarkan apa yang dirasakan oleh penutur (Yule,
2006: 93). Dengan kata lain, tuturan yang yang dimaksudkan untuk mengungkapkan
ekspresi penutur kepada mitra tutur. Tindak tutur ini mencerminkan pernyataan-
pernyataan psikologis penutur terhadap suatu keadaan, meliputi berterima kasih,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
terkejut, mengucapkan selamat, khawatir, dan sebagainya. Setiap tindak tutur
ekspresif mengandung ilokusi (maksud) tertentu. Jenis tindak tutur ekspresif yang
diidentifikasi dalam penelitian ini sebanyak 19 meliputi meyalahkan, menyindir,
berharap, menyetujui, memprotes, salam perpisahan, membantah, menyesal,
mengumpat, berterima kasih, bersimpati, bersyukur, meminta maaf, memuji,
mengejek, menuduh, mengeluh, ucapan selamat, dan salam.
Jenis tindak tutur ekpresif berterimakasih dinilai menjadi temuan yang
dominan. Hal ini sesuai dengan cerita novel Stealing Home yang bercerita tentang
permasalahan kompleks yang dihadapi oleh karakter utama dalam novel ini. Adalah
Maddie yang harus menerima kenyataan bercerai dengan suaminya setelah 20 tahun
menikah. Dia mendapatkan banyak dukungan dan semangat yang menguatkan dari
ketiga sahabatnya, ibunya, juga Cal, pelatih bisbol anaknya yang menaruh hati
padanya. Oleh karena itu banyak tuturan beretrimakasih yang disampaikan oleh
Maddie.
Selanjutnya, tindak tutur ekpresif lain yang terdapat dalam novel adalah
memprotes. Salah satunya adalah tuturan yang disampaikan oleh Ty kepada Maddie.
Ty tidak setuju dengan pernyataan Maddie yang mengatakan bahwa ayahnya akan
selalu sayang padanya, tetapi jika benar demikian, mengapa ayah mereka pergi dari
rumah dan memilih tinggal dengan selingkuhannya yang sedang hamil.
Selain itu, terdapat juga tindak tutur menyetujui, meyalahkan, dan memuji.
Contoh tuturan menyetujui adalah ketika Dana Sue dan Helen memberikan tawaran
kerjasama bisnis kebugaran kepada Maddie. Setelah lama berpikir dan meminta
pendapat ibunya, akhirnya Maddie menyetujui tawaran tersebut atas dasar
pertimbangan dia sebagai orang tua tunggal yang harus lebih giat lagi bekerja untuk
ketiga anaknya. Sedangkan tindak tutur menyalahkan dalam novel ini seperti yang
dilakukan oleh Maddie kepada suaminya Kau menghilangkan dua puluh tahun
dalam hidupmu untuk ini. sambil melambaikan kertas tentang pembagian harta
kepada Bill. Menurut Maddie, Bill secara sengaja telah mengkhianati 20 tahun
pernikahannya. Tindak tutur memuji dalam novel diketahui dilakukan oleh ibu
Maddie atas rencana kerjasama bisnis kebugaran Maddie dengan dua sahabatnya. Ibu
Maddie memuji rencana itu sebagai ide yang bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Jenis tindak tutur ekspresif lainnya seperti menyindir, meminta maaf,
menyesal , dan berharap. Dalam koteks cerita, menyindir merupakan ejekan halus
yang disampaikan oleh Maddie kepada selingkuhan suaminya agar tidak secara
langsung menyinggung perasaan. Sedangkan tindak tutur meminta maaf dilakukan
untuk memohon maaf atas kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan. Penyesalan
mendalam dalam cerita novel dilakukan oleh karakter Bill atas hubungan yang dia
jalin dengan susternya sendiri hingga suster tersebut hamil. Di hadapan Maddie, Bill
menyampaikan rasa penyesalan terdalamnya dimana apa yang dia lakukan adalah
hanya demi bayi itu.
Beberapa tuturan salam perpisahan disampaikan oleh penutur ketika akan
berpisah atau meninggalkan mitra tuturnya. Dalam salah satu temuannya, terdapat
tuturan yang disampaikan oleh Cal (pelatih bisbol Ty) kepada Maddie ketika mereka
sebelum Cal pulang karena telah larut malam. Dikhawatirkan ketiga anak Maddie
akan bangun dan memergoki mereka berdua tengah berduaan.
Tuturan ekspresif mengumpat juga ditemukan dalam penelitian ini. Salah satu
tuturannya adalah seperti yang disampaikan oleh Maddie kepada suaminya karena
kekesalannya yang cukup dalam terhadapnya. Akibat ulah suaminya yang
menghamili susternya sendiri terpaksa membawanya pada sebuah perceraian yang
berdampak buruk pada prestasi anak sulungnya yang telah beranjak remaja. Saat
mengetahui prestasi Ty yang menurun, Maddie teringat suaminya dan meluapkkan
kekesalan dan kemarahannya dengan umpatan.
Terdapat 2 jenis tindak tutur ekspresif yang masing- masing memiliki 3 data
temuan saja, yakni bersimpati dan bersyukur, atau (2,54%). Tuturan bersimpati
dilakukan dengan dengan menyatakan simpatinya atas masalah atau musibah yang
menimpa mitra tuturnya. Misalnya Maddie yang menyampaikan rasa simpatinya
kepada Cal setelah mengetahui bahwa Cal juga seorang duda yang belum lama
bercerai karena istrinya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sedangkan tuturan
bersyukur dilakukan dengan tujuan berterimakasih kepada Tuhan atas karunianya.
Sebagai contoh, tuturan Maddie yang sangat senang setelah Cal mengabarkan bahwa
dia telah menemukan Ty.
Tindak tutur ekspresif lainnya mengejek, menuduh, mengeluh, dan
membantah yang terdapat dalam novel Stealing Home ini . Contohnya adalah tuturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
mengejek yang dilakukan oleh Peggy kepada Maddie yang mengetahui kedekatan
Maddie dengan Cal. Dalam tuturannya, Peggy mengatakan bahwa dia lebih pantas
untuk Cal karena usianya sebaya, tidak 10 tahun lebih tua seperti Maddie. Sementara
itu, tuturan menuduh dimaksudkan penutur menyatakan mitra tuturnya telah
melakukan kesalahan meski belum tentu dibenarkan seperti tuturan Maddie menuduh
Ty menghapus pesan di telepon dari guru di sekolahnya. Temuan tuturan mengeluh
dilakukan oleh Maddie ketika proses perceraian sangat panjang dan rumit. Tuturan
membantah dalam cerita novel dilakukan oleh Maddie kepada sahabatnya juga oleh
Ty kepada pelatihnya.
Ada 2 jenis tindak tutur ekspresif lain masing- masing satu data yaitu
mengucapkan selamat dan salam. Tuturan mengucapkan selamat adalah pernyataan
turut bahagia/ senang atas kesenangan orang lain. Dalam penelitian ini, tuturan
mengucapkan selamat dinyatakan oleh Bill kepada Cal, pelatih bisbol anaknya.
Terakhir, tindak tutur salam disampaikan seperti ketika menyapa/ bertemu dengan
seseorang,temuan datanya adalah seperti ketika Maddie menyapa Howie, bapak
walikota.
Dengan demikian, 19 temuan jenis tindak tutur ekspresif dalam novel
Stealing Home ini didasarkan pada dua hal, yakni konteks situasi yang menaungi
tuturan dan hubungan logis yang tercipta dalam tuturan tersebut dan isi tuturan
sehingga dapat menentukan jenis tuturan ekspresifnya.
2. Penerapan Teknik Penerjemahan
Dalam menerjemahkan tindak tutur, pesan dalam BSa hendaknya sama
dengan pesan pada Bsa. Konteks yang menaungi tuturan menjadi penting dan
sebagai pertimbangan penerjemah. Perwujudan terjemahan tindak tutur harus
sepadan, sesuai dengan kaidah dan budaya dalam Bsa, serta mudah dipahami oleh
pembaca BSa. Pada umumnya, beberapa teknik yang digunakan oleh penerjemah,
diantaranya adalah harfiah, modulasi, penambahan, reduksi, amplifikasi linguistik,
dan peminjaman. Hal ini sejalan dengan temuan teknik yang digunakan pada
penelitian Wisudawanto (2012) dan Singgih (2013).
Dalam penelitian ini, jumlah tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam novel
Stealing Home adalah 118 tuturan. Berdasarkan data tersebut, terdapat 11 teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
penerjemahan yang diterapkan dalam novel ini dari Bsu (Bahasa Inggris) ke Bsa
(Bahasa Indonesia) dengan frekuensi 203 kali. Sebelas teknik yang digunakan
tersebut meliputi harfiah 109 kali (53,96%), peminjaman murni 25 kali (12,32%),
penambahan 17 kali (8,37%), reduksi 11 kali (3,45%), kompresi linguistik sebanyak
8 kali (3,94%), amplifikasi linguistik, peminjaman naturalisasi, dan kompensasi
masing- masing 7 kali (3,45%), teknik modulasi sebanyak 6 kali (2,96%), teknik
transposisi 5 kali (2,46%) dan variasi 1 kali (0,49%).
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa teknik harfiah merupakan teknik
penerjemahan yang paling banyak diterapkan untuk menerjemahkan tindak tutur
ekspresif, yakni sebanyak 109 kali (67,4%). Penerapan teknik ini sebagian besar
untuk menerjemahkan tindak tutur berterimakasih, menyetujui, meminta maaf,
bersyukur, mengumpat, dan salam terutama dalam varian tunggal. Beberapa tuturan
ini umumnya berbentuk tuturan singkat dan struktur tuturan Bsu yang tidak jauh
berbeda dengan Bsa nya.
Selain harfiah, teknik peminjaman naturalisasi juga ditemukan dalam
penelitian ini sebanyak 25 kali. Teknik peminjaman murni adalah teknik yang
diterapkan dengan cara meminjam kata atau ungkapan dalam Bsu. Peminjaman
dilakukan tanpa penyesuaian dalam pelafalannya. Dalam penelitian ini, teknik
peminjaman murni diterapkan pada penerjemahan tokoh karakter dan nama
makanan. Karakter dan tokoh cerita merupakan unsur penting dalam sebuah novel.
Perannya adalah untuk membangun cerita dan menciptakan plot.
Menurut Herman (dalam Kuncara, 2013: 157) penerjemahan nama dapat
dilakukan dengan 4 cara, yakni mengkopi nama karakter sama seperti dalam Bsu nya
(pure borrowing), mengkopi tetapi pelafalannya disesuaikan dengan Bsa (naturalized
borrwing), mengganti nama dalam teks Bsu dengan istilah nama yang tidak memiliki
keterkaitan sama sekali (adaptasi), atau mengartikan nama karakter sesuai dengan
makna semantiknya (literal). Namun, penerapan teknik peminjaman murni dalam
penelitian ini cenderung tepat. Selain untuk menghormati pilihan penulis novel, juga
penyampaian atmosfer dalam cerita novel yang baik kepada pembaca Bsa mengingat
pembaca sasaran adalah orang dewasa, sehingga tidak masalah dalam hal
pelafalannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Selanjutnya adalah penggunaan teknik penambahan yang diterapkan
penerjemah pada 17 data tuturan. Teknik ini sedikit banyak ditemukan pada jenis
tindak tutur ekspresif berharap, menyesal, berterimakasih, memuji dan
menyalahkan.
Selain penambahan, terdapat pula teknik reduksi dan kompresi linguistik
dalam penerjemahan tindak tutur ekspresif ini yang ditemukan pada 11 data tuturan.
Teknik reduksi pada tuturan ekspresif diketahui pada penerapan varian kuplet dan
triplet. Sedangkan untuk teknik kompresi linguistik terlihat pada varian tunggal dan
triplet. Penulis berkeyakinan bahwa penerapan teknik reduksi dan kompresi
linguistik pada beberapa tuturan menimbulkan terjemahan tuturannya kurang akurat,
namun isi pesan masih bisa tersampaikan dengan cukup baik. Hal ini mungkin bisa
terjadi karena kesilapan penerjemah atau masalah teknis dalam proses pengetikan
atau editing.
Teknik penerjemahan selanjutnya adalah amplifikasi linguistik dan
peminjaman naturalisasi yang tampak pada masing- masing 7 data tuturan. Teknik
amplifikasi linguistik dimaksudkan untuk menambahkan unsur- unsur linguistik
dalam Bsa yang tidak disebutkan dalam teks Bsu. Sedangkan teknik penerjemahan
peminjaman naturalisasi dilakukan dengan peminjaman, tetapi pelafalannya
disesuaikan dengan kaidah Bsa. Kedua teknik penerjemahan ini dilakukan agar
pembaca sasaran lebih mudah memahami isi tuturan, seperti tuturan . “Dammit, I
never should have agreed to let him stay.” Diterjemahkan menjadi “Bodoh, mestinya
aku tidak mengizinkan dia lebih lama tinggal di sana.”
Selanjutnya adalah penerapan teknik transposisi dan variasi. Teknik
transposisi dilakukan pada 5 data tuturan. Kedua teknik ini diterapkan dalam varian
kuplet, triplet dan kwartet. Penggunaan teknik transposisi dan variasi dalam
penerjemahan suatu tindak tutur dapat dijadikan pertimbangan bagi penerjemah
dengan tujuan agar terjemahan menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca sasaran.
Sebelas teknik yang digunakan dalam penerjemahan tindak tutur ekspresif ini
terbagi dalam empat varian, yaitu varian tunggal, varian kuplet, varian triplet, dan
varian kwartet. Setelah proses analisis 118 data tersebut, didapatkan jumlah
penerapan yang cukup variatif untuk setiap variannya. Ada 57 data yang
diterjemahkan dengan varian tunggal. Varian kuplet dihasilkan oleh 38 data,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
sebanyak 21 data diterjemahkan dengan varian triplet dan jumlah varian kwartet
dalam penelitian ini hanya 2 data tuturan. Varian teknik ini merupakan implikasi dari
kuasa penerjemah. Dalam menerjemahkan suatu teks, penerjemah memiliki kuasa
untuk memilih teknik mana yang paling tepat digunakan, sehingga dalam penelitian
ini, temuan varian teknik merupakan efek dari pilihan yang diambil oleh penerjemah.
Varian tunggal adalah penerapan satu teknik penerjemahan saja dalam satu
data tuturan. Dalam hal ini, jumlah keseluruhannya adalah 57 data. Varian ini juga
bisa dikatakan sebagai temuan yang mendominasi dari empat varian terjemahan.
Beberapa teknik penerjemahan yang digunakan dalam varian tunggal ini antara lain:
harfiah, dan kompresi linguistik. Dari dua teknik penerjemahan yang digunakan
dalam varian tunggal ini, teknik harfiah merupakan teknik yang paling sering
digunakan dan dilanjutkan dengan teknik kompresi linguistik.
Penerapan varian kuplet dalam penelitian ini teridentifikasi sebanyak 38 data
tuturan. Perpaduan dua teknik penerjemahan sekaligus dalam satu data dilakukan
untuk menentukan padanan dalam Bsa.
Penerapan varian teknik triplet juga ditemukan dalam terjemahan tuturan
ekspresif ini. Terdapat 21 data tuturan diterjemahkan dengan varian triplet dan 2 data
diketahui menggunakan varian kwartet. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar tuturan ekspresif ini diterjemahkan dengan menggunakan varian
tunggal, khususnya harfiah.
Terapan teknik penerjemahan harfiah dilakukan sebanyak 109 kali dan selalu
muncul dalam setiap variannya. Pada varian tunggal, teknik harfiah yang digunakan
sebanyak 54 kali, 45 kali pada varian kuplet, 18 data varian triplet dan 2 data dalam
varian kwartet.
Teknik harfiah dilakukan dengan cara menerjemahkan kata demi kata, namun
struktur sudah disesuaikan dalam kaidah dalam Bsa dengan tujuan agar pembaca teks
Bsu lebih mudah dipahami oleh pembaca sasaran.
3. Dampak Penerapan Teknik Penerjemahan Terhadap Kualitas Terjemahan
Dari 118 data yang dianalisis, kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif pada
novel Stealing Home cenderung baik. Terjemahan akurat banyak ditemukan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
penelitian ini dibandingkan dengan terjemahan yang kurang akurat dan tidak akurat.
Demikian halnya dengan penilaian tingkat keberterimaan dan keterbacaannya. Hasil
analisis menunjukkan bahwa jumlah data tuturan yang diterjemahkan secara akurat
sebanyak 102 data, 115 data secara berterima dan tingkat keterbacaan tinggi
sebanyak 118 data. Sehingga dapat disimpulkan penerapan temuan teknik
penerjemahan cenderung baik terhadap kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif
dalam novel Stealing Home ini.
Terjemahan akurat dipengaruhi oleh kesepadanan makna antara Bsu dan Bsa.
Kurang akuratnya terjemahan tuturan ekspresif ini disebabkan oleh sebagian pesan
tidak tersampaikan. Dan ketidakakuratan dipengaruhi oleh perbedaan makna antara
Bsu dan Bsa, sehingga maksud dari tuturan tidak sesuai dengan konteks yang
melingkupi tuturan tersebut. Penerapan varian tunggal pada 57 tuturan, 46 data
diterjemahkan secara akurat, 56 data secara berterima dan 57 data dengan tingkat
keterbacaan tinggi. Hanya terdapat 10 data yang diterjemahkan secara kurang akurat
dan 1 data tidak akurat. Kedua data yang kurang akurat ini dipengaruhi oleh
penggunaan teknik harfiah. Sama halnya dengan satu terjemahan data yang tidak
akurat juga menggunakan teknik harfiah.
Pada varian kuplet dengan total 38 data, diketahui 36 terjemahan tuturan
akurat dan 2 tuturan kurang akurat. Beberapa terjemahan data kurang akurat ini
menggunakan perpaduan teknik reduksi dan transposisi dan teknik harfiah dan
penambahan. Tidak ada terjemahan yang tidak akurat yang dihasilkan oleh
penerapan varian kuplet ini.
Dari 21 data yang diterjemahkan dengan menggunakan varian triplet,
ditemukan 1 data tuturan yang diterjemahkan secara kurang akurat. Data yang
kurang akurat ini dipengaruhi oleh perpaduan teknik harfiah, reduksi, dan amplifikasi
linguistik.
Penerapan varian kwartet pada penelitian ini ditemukan pada dua data
tuturan. Terjemahan data tersebut juga dinilai kurang akurat karena penggunaan
perpaduan teknik harfiah, transposisi, penambahan, dan peminjaman murni.
Terjemahan berterima dilakukan dengan menilai tingkat kesesuaian teks Bsu
dengan kaidah dan budaya Bsa. Selain itu frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan
sudah sesuai dengan kaidah- kaidah bahasa Indonesia. Data tuturan yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
berterima dalam penelitian ini disebabkan oleh penggunaan kata yang kurang lazim
digunakan dalam Bsa, juga struktur tuturan yang kurang sesuai dengan kaidah dalam
Bsa. Dalam penelitian ini, tidak ada data yang diterjemahkan secara tidak berterima.
Dari 57 data yang diterjemahkan dengan varian tunggal, sebanyak1 data yang
diterjemahkan secara kurang berterima yang disebabkan oleh penggunaan teknik
harfiah. Sedangkan pada varian kuplet, ditemukan dua terjemahan yang kurang
berterima yang dipengaruhi oleh perpaduan teknik harfiah dan peminjaman murni.
Sebanyak dua data dalam varian triplet diketahui kurang berterima dan pada varian
kwartet tidak menghasilkan terjemahan tidak berterima.
Tingkat keterbacaan diidentifikasi berdasarkan derajat kemudahan suatu
tuturan untuk dipahami maksudnya. Dari 118 terjemahan tuturan yang dianalisis
dalam penelitian ini memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi.
4. Hubungan Jenis Tindak Tutur Ekspresif, Teknik Penerjemahan, dan
Kualitas Terjemahan
Ada tiga komponen utama pada penelitian ini, yakni jenis tindak tutur
ekspresif, teknik penerjemahan, dan penilaian kualitas terjemahan. Pada proses
analisis, dilakukan dengan mencari temuan dari setiap komponen selanjutnya
mengkaji keterkaitan ketiga komponen tersebut secara berurutan. Pertama,
keterkaitan antara jenis tindak tutur ekspresif dan penerapan teknik penerjemahan.
Kedua, hubungan antara penerapan teknik penerjemahan dan dampaknya terhadap
kualitas terjemahan. Ketiga, hubungan antar ketiga komponen, yakni jenis tindak
tutur ekspresif, penerapan teknik penerjemahan dan dampaknya terhadap kualitas
terjemahan.
Analisis ketiga komponen ini menunjukkan bahwa teknik penerjemahan yang
digunakan untuk menerjemahkan setiap tindak tutur ekspresif mampu memberi
dampak tersendiri dan menentukan tingkat kualitas terjemahan. Teknik
penerjemahan yang digunakan juga berpengaruh pada kesepadanan pesan antara Bsu
dan Bsa, kesesuaian dengan kaidah dalam Bsa dan tinggi rendahnya tingkat
keterbacaan. Jika pesan yang disampaikan sepadan, sesuai dengan kaidah Bsa, dan
mudah dipahami oleh pembaca maka akan menghasilkan terjemahan yang
berkualitas tinggi. Dari 11 teknik yang digunakan dalam penerjemahan tindak tutur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
ekspresif ini, sebagian besar teknik berdampak positif pada kualitas terjemahannya
seperti harfiah, penambahan, amplifikasi linguistik, modulasi, transposisi, variasi,
kompensasi, dan peminjaman. Hal ini terlihat dari hasil akhir penilaian kualitas
terjemahannya yakni 2,94.
5. Analisis Tema Budaya
Pada tahap ini, temuan nilai budaya diperoleh dari peninjauan kembali
pembahasan dengan sumber data, yaitu novel Stealing Home karya Sherryl Woods.
Pembahasan dalam sub bab analisis temuan nilai budaya ini adalah mengetahui
hubungan penerapan jenis tindak tutur ekspresif, teknik penerjemahan dan
dampaknya pada kualitas terjemahan terhadap konteks sumber data dan penelitian
ini. Hal ini bertujuan untuk menemukan alasan mendasar penerjemahan novel ini.
Analisis tema budaya juga bertujuan untuk nmengevaluasi apakah tema cerita dalam
novel ini merupakan gambaran karakter yang tersampaikan dengan baik pada hasil
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Jenis tindak tutur ekspresif yang paling banyak ditemukan dalam penelitian
ini adalah tuturan berterimakasih yang dinilai senada dengan cerita dalam novel yang
mengisahkan seorang wanita yang bercerai dari suaminya dan berjuang menghidupi
ketiga anaknya. Lebih lanjut, tuturan ekspresif berterimakasih ini sebagian besar
disampaikan oleh Maddie kepada keluarga, sahabat dan orang- orang yang peduli
dan simpati atas masalah yang menimpanya. Maddie menyampaikan tuturan
ekspresif berterimakasih ketika mendapat banyak dukungan, motivasi dan semangat
dari sahabat dan keluarganya untuk kembali menjalani hidup. Selain itu tuturan
ekspresif berterimakasih ini juga diucapkannya kepada Cal, pelatih bisbol anak
Maddie yang menaruh hati padanya. Hal ini membuat Maddie kembali membuka
hatinya untuk pria lain sebagai pendamping hidup. Selain itu, tuturan berterimakasih
juga disampaikan oleh Cal karena pada akhirnya Maddie bersedia menikah
dengannya. Seluruh temuan tindak tutur ekspresif ini diterjemahkan sama dalam Bsa
nya. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa isi pesan tuturan ekspresif dalam
Bsu tersampaikan dalam bentuk yang sama dalam Bsa dengan isi yang sepadan.
Selanjutnya, dari sisi penokohan atau karakterisasi dalam novel ini adalah
Maddie, sosok wanita yang mengalami banyak permasalahan dalam rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
tangganya. Suaminya yang merupakan seorang dokter berselingkuh dengan susternya
sendiri hingga hamil. Hal tersebut berpengaruh pada ketiga anaknya mulai dengan
prestasi anak pertamanya yang menurun drastis, hingga gosip masyarakat tentang
isu kedekatannya dengan pelatih bisbol Ty, Cal Maddox mengingat Cal sering
datang ke rumah Maddie membicarakan soal Ty. Namun, Maddie mendapatkan
banyak dukungan dan semangat dari ketiga sahabatnya, juga ibu dan tetangganya.
Rasa terima kasih kepada orang- orang yang menguatkannya terlihat dari tuturan
ekspresif berterimakasih.
Selain penerapan jenis tindak tutur ekspresif, komponen lain yang dibahas
dalam penelitian ini adalah penerapan teknik penerjemahan dan penilaian kualitas
hasil terjemahan. Penerapan 11 teknik penerjemahan yang digunakan dimana teknik
harfiah yang paling banyak digunakan dalam bentuk varian tunggal, kuplet, triplet,
dan kwartet cenderung berdampak positif terhadap kualitas terjemahan. Dengan kata
lain, dengan penerapan 11 teknik ini, terjemahan tuturan ekspresif dalam novel
Stealing Home ini cenderung akurat, berterima dan mudah dipahami. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tuturan ilokusi ekspresif dalam novel Stealing Home berhasil
menjaga kekhasan tema cerita termasuk penokohannya dalam terjemahan bahasa
Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini berisi simpulan dan saran dari penelitian ini yang didasarkan
pada rumusan masalah, hasil analisis dan pembahasan. Bagian simpulan berisi
tentang hasil dari seluruh rangkaian penelitian dalam novel Stealing Home karya
Sherryl Woods ini yang terdiri dari analisis penerapan jenis tindak tutur ekspresif,
evaluasi penggunaan teknikpenerjemahan dan pengaruhnya terhadap kualitas
terjemahan. Sedangkan bagian saran bagi penelitian- penelitian selanjutnya
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai jenis tindak tutur ekspresif,
teknik penerjemahan dan dampaknya terhadap kualitas terjemahan tindak tutur
ekspresif dalam novel Stealing Home, peneliti menarik beberapa kesimpulan akhir
penelitian sebagai berikut:
1. Tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home
Tindak tutur ekspresif merupakan bentuk tuturan yang berfungsi untuk
menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan,
misalnya berterimakasih, meminta maaf, memuji, dan lain- lain. Dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa hasil analisis 118 data tindak tutur ekspresif dalam novel
Stealing Home menghasilkan 19 jenis tindak tutur ekspresif, antara lain
menyalahkan, menyindir, berharap, menyetujui, memprotes, salam perpisahan,
membela diri, mengejek, salam, meminta maaf, menyesal, menuduh, mengumpat,
berterima kasih,bersimpati, bersyukur, memuji, mengeluh,ucapan selamat, dan
membantah.
Tindak tutur ekspresif berterimakasih menjadi temuan yang mendominasi
dan sebagian besar tuturan ini disampaikan oleh tokoh utama novel tersebut, yakni
Maddie. Temuan ini dinilai sesuai dengan cerita novel dimana Maddie merupakan
seorang ibu rumah tangga yang banyak mengalami permasalahan kompleks dalam
rumah tangganya. Namun, dia mendapatkan dukungan, semangat, nasehat, bantuan,
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
dan cinta dari orang- orang terdekatnya untuk bisa bangkit kembali menata hidup
pasca perceraiannya.
2. Penerapan Teknik Penerjemahan Tindak Tutur Ekspresif
Terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home menerapkan 11
teknik penerjemahan dengan frekuensi penggunaan 203 kali. Sebelas teknik yang
diterapkan meliputi teknik harfiah, peminjaman murni, penambahan, reduksi,
kompresi linguistik, amplifikasi linguistik, peminjaman naturalisasi, kompensasi,
modulasi, transposisi, dan variasi. Setiap tuturan ekspresif memiki perbedaan
penerapan teknik penerjemahan. Aplikasi 11 teknik ini terbagi dalam 4 varian teknik:
tunggal 57 data, kuplet 38 data, triplet 21 data, dan kwartet 2 data. Teknik harfiah
paling banyak digunakan dalam menerjemahkan tindak tutur ekspresif ini. Dalam hal
ini, penerjemah berusaha mempertahankan pesan dalam Bsu agar tetap sama pada
Bsa nya. Namun, 1 data teridentifikasi tidak akurat yang diterjemahkan dengan
teknik harfiah ini.
3. Dampak Penerapan Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan
Baik atau tidaknya kualitas suatu terjemahan terlihat dari kemampuan
penerjemah menyampaikan pesan ke dalam Bsa secara akurat. Beberapa indikasinya
adalah tingginya akurasi terjemahan, penggunaan bahasa pada terjemahan juga terasa
wajar dari segi gaya dan bahasa menurut tata bahasa Indonesia (alamiah dalam
kaidah dan budaya Bsa), mudahnya suatu teks terjemahan untuk dipahami
maksudnya oleh pembaca sasaran meskipun dengan latar belakang budaya yang
berbeda. Berdasarkan penilaian dari sembilan rater/ responden, terjemahan tindak
tutur ekspresif dalam novel Stealing Home cenderung akurat, berterima dan mudah
dipahami.
Dari hasil penilaian para rater, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari 118
data tuturan ekspresif memiliki penilaian tingkat keakuratan sebagai berikut: 102
data dinyatakan terjemahannya akurat dengan penggunaan teknik harfiah,
amplifikasi, penambahan, peminjaman murni, kompensasi, dan kompresi linguistik.
Temuan ini mengindikasikan bahwa teknik- teknik tersebut cenderung memberikan
kontribusi positif bagi terjemahan tindak tutur ekspresif ini, khususnya teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
harfiah. Dalam hal ini, penerjemah berupaya agar bentuk dan struktur Bsa sangat
mirip dengan bentuk dan struktur Bsu sehingga para pembaca dapat menikmati gaya
penulisan yang dibuat oleh penulis aslinya.
Di lain sisi, teknik harfiah juga merupakan salah satu teknik yang perlu
mendapat perhatian khusus selain teknik reduksi dan kompresi karena dinilai
menyumbangkan terjemahan tindak tutur ekspresif yang kurang akurat. Hal ini
karena pada teknik harfiah tidak memiliki perhatian yang cukup terhadap
penyesuaian antara Bsu dan Bsa, misalnya konteks. Dipinggirkannya konteks dalam
terjemahan teknik ini mampu mengurangi nilai dari hasil terjemahan itu sendiri
karena bisa jadi pembaca mendapatkan makna yang berbeda dari yang dimaksud
dalam Bsu.
Dalam penelitian ini, 17 data dinyatakan kurang akurat, dan hanya 1 data
yang tidak akurat yang diterjemahkan dengan teknik harfiah. Dari 3 rater penilai
tingkat keberterimaan tindak tutur ekspresif ini, 4 dari 118 data dinyatakan kurang
berterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas terjemahan tindak
tutur ekspresif dalam novel Stealing Home ini cenderung baik. Namun demikian,
beberapa data dalam jumlah yang sedikit masih kurang dalam hal kualitasnya
sehingga bisa menjadi perhatian bagi penerjemah.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, berikut saran untuk perbaikan terjemahan ke
depan dan untuk penelitian lebih lanjut.
1. Penerjemah novel
Bagi penerjemah novel, khususnya novel romansa yang memuat
banyak tindak tutur ekspresif dituntut untuk mampu memilih teknik
penerjemahan yang mengutamakan keakuratan dan kelengkapan informasi
agar pesan dalam Bsu dapat dipahami oleh pembaca karena tidak semua
pembaca memiliki latar belakang, budaya, dan keilmuan yang sama. Hal ini
dapat dilakukan dengan penerapan teknik amplifikasi, deskripsi, dan
penambahan dengan tujuan agar pesan yang disampaikan lengkap dan mudah
dipahami oleh pembaca bahasa sasaran namun tidak mengurangi pesan
tuturannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Agar terjemahan lebih berterima dan mudah dipahami oleh pembaca
bahasa sasaran, penerjemah juga perlu mempertimbangkan dalam
menggunakan editor ahli bahasa agar tidak terjadi penggunaan tata bahasa
atau istilah yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia.
Penerapan teknik harfiah dan reduksi dinilai banyak memberi
kontribusi negatif pada kualitas terjemahan. Teknik harfiah yang digunakan
terkadang tidak berdasarkan konteks yang menaungi tuturan. Sedangkan
untuk teknik reduksi berdampak pada penghilangan informasi penting pada
Bsu dalam Bsa. Hal ini menyebabkan makna/ pesan tidak tersampaikan
secara lengkap/ utuh. Oleh karena itu diperlukan ketelitian dalam membaca
teks sumber sangat penting karena informasi dalam Bsu yang tidak
tersampaikan dalam Bsa bisa menimbulkan terjemahan menjadi kurang atau
bahkan tidak akurat.
2. Peneliti lain
Penelitian terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing
Home karya Sherryl Woods ini dapat dikatakan masih memiliki banyak
ruang penelitian yang bisa dijadikan bahan dan pengembangan penelitian
selanjutnya. Penelitian tindak tutur ekspresif ini bisa dilakukan pada sumber
data lain atau novel dengan genre yang berbeda. Dalam hal sumber data
dalam penelitian ini, yakni novel Stealing Home memiliki beberapa celah
untuk penelitian bidang penerjemahan lainnya dengan pendekatan pragmatik
seperti implikatur, deiksis, praanggapan, dan lain- lain mengingat novel ini
memuat banyak sekali tuturan dibandingkan dengan narasi ceritanya
dibandingkan dengan karya Woods lainnya, seperti Amazing Gracie atau Ask
Anyone. Dengan demikian, kajian tindak tutur yang lain seperti direktif,
asertif, deklaratif, dan komisif bisa dijadikan sebagai topik penelitian
penerjemahan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
REFERENSI
Abdurrahman. 2011. Pragmatik, Konsep Dasar Memahami Konteks Tuturan. Jurnal
Lingua. UIN Malang.
Abdurrahman, dan Soejono. 1999. Metode Penelitian: Suatu Pemikiran dan
Penerapan. Rineka Cipta,Jakarta,
Budiarti, Diah. 2013. Analisis Tindak Tutur Direktif pada Pembelajaran Biologi
Kelas VIII B Mts.1 Muhammadiyah Malang. Mts Muhammadiyah Malang.
Bungin, H.M Burhan, Sosiologi Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2006
Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design. California: Sage
Publications, Inc.
Darma, Aliah. 2007. Model Analisis Wacana Kritis dalam Kajian Cerpen
Berideologi Gender untuk Mengembangkan Kemampuan Analisis Wacana
Mahasiswa. Jurnal Bahasa dan Sastra FPBS UPI. Bandung.
Deka, Singgih. 2011. Kualitas Terjemahan. Kompasiana, Opini. edisi 26
December 2011
Fawcet, Peter. 1997. Translation Theory Explained. Britania Raya: St. Jerome
Publishing
Fitriana, Irta. 2009. Speech Act Analysis of XL bebas Advertisements in PULSA
Tabloid. Unipdu. Jombang.
Hoed, Benny H. 2004. Ideologi dalam Penerjemahan. Jurnal Linguistik Bahasa,
Vol.2 No.1 Surakarta: Program Studi Linguistik.
Ismari. 1995. Tentang Percakapan. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 6-11,
76-81.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik (Edisi ketiga). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Kuncara, Daru Singgih. 2013. Analisis Terjemahan Tindak Tutur Direktif pada Novel
The Godfather dan Terjemahannya. Hal 1- 20. Jurnal kebahasaan Transling.
Vol 1 No 1. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip- prinsip Pragmatik (diterjemahkan oleh Oka).
Jakarta. Balai Pustaka.
123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Levinson. Stephen. 1983.Pragmatics. London. Cambridge University Press.
Moleong, L. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda karya.
Molina, L., & Albir, H. (2002). Translation Techniques Revisited: A Dynmic and
Functionalist Approach. Meta Journal des Tranducteur/ Meta: Translators’
Journal (XLLVII) No.4, hal. 498- 512.
Nababan, M.R. 2003. Teori Menerjemah bahasa Inggris. Yogyakarta. Pustaka
Belajar
Nababan, Rudolf. 2008. Kompetensi Penerjemahan dan Dampaknya pada Kualitas
Penerjemahan. Pidato Pengukuhan Guru Besar. UNS.
Nababan, Rudolf, dkk. 2012. Pengembangan Model Penilaian Kualitas Terjemahan.
UNS. Kajian Linguistik dn Sastra, Vol. 24. No. 1. Edisi Juni 2012: 39- 57
Nawawi, H. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. Singapore: Prentice Hall.
Nida, Eugene, A., & Taber, Charles R. 1974. The Theory and Practice of
Translation. Leiden: E.J. Brill.
Nuraeni, Ardiana. 2008. Perbandingan Terjemahan “Tindak Tutur Mengeluh”
dalam Film Bad Boys II yang ditayangkan di Stasuin Televisi dan di VCD
(Analisis Strategi penerjemahan, Kesepadanan Makna dan Keberterimaan).
Pascasarjana UNS.
Nugraheni, Yunita. 2011. Implikatur Percakapan Tokoh Wanita dan Tokoh Laki- laki
dalam Film Harry Potter and The Goblet of Fire. Jurnal LENSA. Unimus.
Vol 1 No 2, Juli – Desember 2011. Hal 183- 193.
Nurhaniah, Yayuk Anik. 2008. Terjemahan Kalimat Tanya pada Percakapan di
dalam Novel Remaja “Dear No Body” ke dalam Bahasa Indonesia. Tesis.
UNS
Putranti, Adventina. 2007. Kajian Terjemahan Tindak Ilokusi Ekspresif dalam Teks
Terjemahan Film American Beauty. Pascasarjana UNS.
Rahardi, K. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga
Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar
Media
Rustono, 1999. Pokok- pokok Pragmatik. Semarang: CV. IKIP Semarang Press
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Santosa, Riyadi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Kebahasaan. UNS
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya
dalam penelitian (Qualitative research methodology: Basic theories and their
application to research). Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Sutopo, H.B. 2006. Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam
penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa
Wafa, Hosnol. 2013. “Kajian Terjemahan Tindak Tutur Ilokusi Direktif dalam
Komik Baby Blues Siaga Satu Anak Pertama Karya Rick Kirkman dan Jerry
Scott dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Terjemahan”. Pascasarjana UNS.
Wicaksono, Galih. 2011. Tindak Tutur Ekspresif Pada Rubrik Gambang Suling Di
Majalah Jaya Baya. Universitas Negeri Semarang.
Wisudawanto, Rahmat. 2012. Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob
dalam Komik Amazing Journey dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.
Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Wuryantoro, Aris. 2006. Kompetensi Pragmatik dalam Penerjemahan. Journal.
Universitas Gunadarma, Jakarta.
Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press
Yule, George. 2006. Pragmatik. Pustaka Belajar.
Yunita. 2009. Tindak Tutur dan Konteks. Universitas Riau.
Sumber Internet:
http://inisiatifpenerjemahansastra.org/tulisan-writings/sastra-terjemahan-kita/).
(http://my-private-things.blogspot.com/search/label/harlequin)
(http://www.sherrylwoods.com/y1-090599.shtml)
(http://www.goodreads.com/topic/show/90241-penerjemah).
(http://www.librarything.com/work/2344701/commonknowledge)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
136
LAMPIRAN
TABEL PEMETAAN DATA, TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITAS TERJEMAHAN
Data Bsu Bsa Jenis Tindak
Tutur Ekspresif
Teknik Penerjemahan Varian Keakurat
an
Keberteri
maan
Keterbac
aan
001/SH/M Maddie: “You’ve managed to reduce
twenty years of your lives to this.” (waving
the settlement papers at him)
Maddie: “Kau menghilangkan dua puluh
tahun dalam hidupmu untuk ini.”
(melambaikan kertas tentang pembagian
harta)
Menyalahkan Harfiah + Reduksi
Kuplet 3 3 3
002/ SH/
H
Helen: “Or the mindles pinup he plans to
marry.”
Helen: “Atau gembong tak berotak yang
ingin dinikahinya.”
Menyindir Harfiah Tunggal 2.33 2 3
003/S/ M Maddie: “I was hoping you’d think it was
sweat.”
Maddie: “Aku sebenarnya berharap kalian
mengira itu tetesan keringat.”
Berharap Harfiah + Amplifikasi
linguistik + Penambahan
Triplet 3 3 3
004/SH/ H Helen: “Okay, here’s the deal.” Helen: “Oke, setuju.” Menyetujui Harfiah + Peminjaman
naturalisasi
Kuplet 3 3 3
005/SH/M Maddie: “I am not cautious.” Maddie: “Tapi aku bukan orang yang berhati-
hati.”
Memprotes Harfiah Tunggal 2.33 3 3
006/SH/B Bill: “Bye, kids.” Bill: “Bye, anak- anak.” Salam perpisahan Harfiah + Peminjaman murni Kuplet 3 3 3
007/SH/K Kyle: “Bye, Dad.” Kyle: “Bye, papa.” Salam perpisahan Harfiah + Peminjaman murni Kuplet 3 3 3
008/SH/M Maddie: “I don’t do that.” Maddie: “Aku tidak melakukan itu.” Membantah Harfiah Tunggal 3 3 3
009/SH/B Bill: “I didn’t want things to run out like
this.”
Bill: “Sebenarnya aku tak mau semuanya jadi
begini.”
Menyesal Harfiah + kompresi linguistik
+ Penambahan
Triplet 3 3 3
010/SH/B Bill: “If I weren’t for the baby...” Bill: “Seandainya bukan karena bayi itu...” Menyesal Modulasi + reduksi Kuplet 3 3 3
011/SH/M Maddie: “You had an affairs, Bill.” Maddie: “Kau selingkuh, Bill.” Menyalahkan Harfiah Tunggal 3 3 3
012/SH/B Bill: “And to say one more time how sorry I
am.”
Bill: “Dan sekali lagi aku ingin mengatakan
betapa menyesalnya aku.”
Menyesal Harfiah + penambahan Kuplet 3 3 3
013/SH/M Maddie: “Damn you, Bill Towsend.” Maddie: “Terkutuk kau Bill Towsend.” Mengumpat Harfiah + Peminjaman murni Kuplet 3 2.33 3
014/SH/M Maddie: “That sounds great.” Maddie: “Kedengarannya bagus.” Menyetujui Harfiah Tunggal 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
137
015/SH/H Helen: “You are a smart woman” Helen: “Memang iya.” Menyetujui Kompresi Linguistik Tunggal 3 3 3
016/SH/M Maddie: “Thank you.” Maddie: “Terima kasih.” Berterima kasih Harfiah Tunggal 3 3 3
017/SH/T Ty: “Then why the hell did he leave us for
her?”
Ty: “Lalu kenapa dia pergi dari kita demi
pelacur itu?”
Memprotes Harfiah + reduksi +
kompensasi
Triplet 3 3 3
018/SH/T Ty: “Yeah, right. I’ve seen her good
quality.
Ty: “Ya, benar. Aku lihat sendiri kualitas
dia.”
Menyetujui Harfiah + Reduksi +
Peminjaman naturalisasi
Triplet 3 3 3
019/SH/M Maddie: “Tyler Towsend! You know better
than to make a remark like that.”
Maddie: “Tyler Towsend! Kau tak perlu
berkomentar semacam itu..”
Menyalahkan Harfiah + Transposisi +
Peminjaman Murni
Triplet 3 3 3
020/SH/G Grace: “I was really sorry to hear about you
and Bill.”
Grace: “Aku sangat prihatin mendengar berita
tentangmu dan Bill.”
Bersimpati Harfiah + Peminjaman murni Kuplet 3 3 3
021/SH/M Maddie: “Thanks, Grace.” Maddie: “Terima kasih, Grace.” Berterima kasih Harfiah + Peminjaman murni kupletl 3 3 3
022/SH/M Maddie: “Yes, working with them would be
wonderful.”
Maddie: “Ya, bekerja sama dengan mereka
itu menyenangkan.”
Menyetujui Harfiah + Amplifikasi
linguistik
Kuplet 3 3 3
023/SH/M Maddie: “Thanks, Neville.” Maddie:”Terima kasih, Neville.” Berterima kasih Harfiah + Peminjaman murni Kuplet 3 3 3 024/SH/M Maddie: “No question about that.” Maddie: (setuju) “Tak diragukan lagi.” Menyetujui Harfiah Tunggal 3 3 3
025/SH/M Maddie: “Thanks, Neville.” Maddie: “Makasih, Neville.” Berterima kasih Harfiah + penambahan Kuplet 3 3 3
026/SH/M Maddie: “You’re a pediatrics nurse,
Noreen. Surely you must have taken some
child pschology courses.”
Maddie: “Kau ini suster anak- anak. Pastilah
kau pernah belajar tentang psikologi anak.”
Menyindir Harfiah + Kompresi
Linguistik + Reduksi
Kuplet 3 2,33 3
027/SH/M Maddie: “I’m sure they did when they
thought of you as their father’s nurse.”
Maddie: “Aku yakin mereka melakukan itu,
kalau mereka mengira kau ini suster
papanya.”
Menyindir Harfiah + Reduksi +
Amplifikasi Linguistik
Triplet 3 3 3
028/SH/M Maddie: “Thanks for being here for me.” Maddie: “Terima kasih sudah menghiburku.” Berterima kasih Harfiah Tunggal 2.33 3 3
029/SH/D Dana Sue: “Well, hallelujah.!” Dana Sue: “Wah, puji Tuhan.” Bersyukur Harfiah Tunggal 3 3 3 030/SH/C Cal: “I’m sorry.” Cal: “Maafkan saya.” Meminta maaf Harfiah Tunggal 1 3 3 031/SH/M Maddie: “Surely Tyler wouldn’t.” Maddie: “Pasti Ty tidak akan begitu.” Memprotes Harfiah + Amplifikasi
Linguistik
Kuplet 3 3 3
032/SH/M Maddie: “You’re right again.” Maddie: (setuju) “Lagi- lagi Anda benar.” Menyetujui Harfiah Tunggal 3 3 3
033/SH/C Cal: “You’re hardly ancient. If Ididn’t
know you have a sixteen-year-old son, I’d
swear you were my age.”
Cal: “Anda tidak bisa disebut tua. Kalau saja
tidak punya anak enam belas tahun, berani
sumpah kita sebaya.”
Memuji Harfiah + Penambahan +
Peminjaman Murni
Triplet 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
138
034/SH/M Maddie: “I’m not sure I want to go into
business with a smug know-it-all.”
Maddie: “Aku tak yakin apakah aku jadi
berbisnis dengan orang congkak yang merasa
tahu semuanya.”
Menyindir Harfiah + kompresi
Linguistik + Penambahan
Triplet 3 3 3
035/SH/H Helen: “You’d spend every penny you
earned on gas for the commute. And you’d
never have any time for the kids.”
Helen: “Kau memboroskan setiap sen dari
penghasilanmu untuk bensin setiap kali kau
bolak balik. Dan kau tak pernah punya waktu
untuk anak- anak.”
Menyalahkan Harfiah + Penambahan +
Kompresi Lingustik
Triplet 3 3 3
036/SH/M Maddie: “No wonder you excelled in law
school.”
Maddie: “Tidak heran kau jadi bintang di
fakultas hukum.”
Memuji Transposisi Tunggal 3 3 3
037/SH/C Cal: “Idiot,” Cal: “Bodoh!” Mengumpat Harfiah Tunggal 3 3 3 038/SH/T Ty: “Oh, come on, Mom, get real, I’m not
flunking anything.”
Ty: “Mama lihat dong kenyataannya. Nilaiku
tidak ada yang jatuh kok.”
Memprotes Variasi + Kompensasi +
Modulasi
Triplet 3 3 3
039/SH/C Cal: “Thanks for showing me around.” Cal: “Terima kasih sudah mengantarkan saya
melihat- lihat.”
Berterima kasih Harfiah Tunggal 2.33 3 3
040/SH/C Cal: “I think we’ll save that for another
conversation. See you, Maddie.”
Cal: “Baiknya kita simpan itu buat
percakapan nanti. Sampai nanti Maddie.”
Salam Harfiah Tunggal 3 3 3
041/SH/D Dana Sue: “Hey, slow down. Nobody’s
bullying anybody.”
Dana Sue: “Hei, santai. Tidak ada yang
menggertakmu.”
Memprotes Harfiah Tunggal 2.33 3 3
042/SH/M Maddie: “You’re right, we need to get some
buzz going.”
Maddie: “Kau benar, kita harus membuat
gebrakan.”
Menyetujui Harfiah Tunggal 3 3 3
043/SH/M Maddie: “It sounds cozy.” Maddie: “Kedengarannya enak.” Menyetujui Harfiah Tunggal 3 3 3
044/SH/D Maddie: I don’t think I can stay with a man
who doesn’t totally love me.
Maddie: “Mustahil aku tinggal dengan lelaki
yang tidak benar- benar mencintaiku.”
Menyindir Harfiah Tunggal 3 3 3
045/SH/T Ty: “Sorry, Coach.” Ty: “Maaf pak.” Meminta maaf Harfiah + Kompensasi Kuplet 3 3 3
046/SH/J John: “You had nothing on those pitches,
Ty, you ignored my signals. You gotta get
your act together!”
John: “Kau sama sekali tidak dapat angka
dari lemparanmu itu. Kau tidak memedulikan
isyaratku. Perhatikan tingkahmu!”
Menyalahkan Reduksi + Komprsi
Linguistik + Modulasi
Triplet 2.33 3 3
047/SH/T Ty: “Why’d she have to show up here? It’s
embarrassing.”
Ty: “Kenapa dia harus muncul disini?
Memalukan.”
Memprotes Transposisi + penambahan Kuplet 3 3 3
048/SH/T Cal: “See you in a few minutes, then.” Cal: “Sampai ketemu di sana.” Salam Harfiah + Reduksi Kuplet 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
139
049/SH/M Maddie: “Yeah, right.” Maddie: “Ya, benar.” Menyetujui Harfiah + Peminjaman
naturalisasi
Kuplet 3 3 3
050/SH/M Maddie: “Thank you for saving him.” Maddie: “Terima kasih karena telah
menyelamatkan Ty.”
Berterima kasih Harfiah + Kompensasi Kuplet 3 3
051/SH/M Maddie: “Oh, , Cal, I’m so sorry. That must
have hurt.”
Maddie: “Oh, Cal. Aku turut prihatin. Itu
pasti menyakitkan.”
Bersimpati Harfiah + Amplifikasi
linguistik
Kuplet 3 3
052/SH/M Maddie: “Dammit. I never should have
agreed to let him stay,”
Maddie: “Bodoh, mestinya aku tidak
mengizinkan dia lebih lama tinggal di sana.”
Menyesal Harfiah + Penambahan Kuplet 3 3
053/SH/M Maddie: “Thanks.” Maddie: “Terima kasih.” Berterima kasih Harfiah Tunggal 3 3
054/SH/M Maddie: “Thank God.” Maddie: “Terima kasih, Tuhan.” Bersyukur Harfiah Tunggal 3 3
055/SH/M Maddie: “Thank you, Cal. Maddie: “Terima kasih banyak, Cal.” Berterima kasih Harfiah + Penambahan +
Peminjaman Murni
Triplet 3 3
056/SH/T Ty: “Thanks for coming to get me.” Ty: “Terima kasih sudah menemukan aku.” Berterima kasih Harfiah Tunggal 3 3
057/SH/H Helen: “There is something between you
and the coach.”
Helen: “Pasti ada apa- apa antara kau dan
pelatih itu?”
Menuduh Harfiah + penambahan Kuplet 3 3
058/SH/H Helen: “But he never invited me out for
pizza.”
Helen: “Tapi, dia tidak pernah mengajakku
makan pizza.”
Memprotes Harfiah + Penambahan +
Peminjaman Murni
Triplet 3 3
059/SH/B Bill: “You’ll embarrass Ty.” Bill: “Kau bikin malu Ty.” Menyalahkan Harfiah + Transposisi +
Peminjaman Murni
Triplet 3 3
060/SH/B Bill: “I’m sorry. I had no idea she was
going to show up.”
Bill: “Aku minta maaf. Aku tidak tahu dia
akan muncul.”
Meminta maaf Harfiah Tunggal 3 3
061/SH/M Maddie: “I’ll go along with that for now.” Maddie: “Sementara ini aku menyetujuinya.” Menyetujui Harfiah Tunggal 3 3
062/SH/P Paula: “It’s a great idea.” Paula: “Gagasan yang bagus.” Memuji Harfiah Tunggal 3 3
063/SH/M Maddie: “I wanted to thank you again for
finding Ty.”
Maddie: “Aku ingin berterimakasih sekali
lagi karena telah repot- repot menemukan
Ty.”
Berterima kasih Harfiah + Amplifikasi
linguistik
Kuplet 3 3
064/SH/C Cal: “Wow! She’s amazingly talented.” Cal: “Wow! Bakatnya luar biasa.” Memuji Peminjaman murni +
Modulasi
Kuplet 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
140
065/SH/M Maddie: “Good night, Cal.” Maddie: “Selamat malam, Cal.” Salam perpisahan Harfiah Tunggal 3 3
066/SH/C Cal: “See you soon.” Cal: “Sampai nanti.” Harfiah + Reduksi Kuplet 3 3
067/SH/M
t
Mitch: “Hey, I always come when a pretty
woman calls.”
Mitch: “Hei, aku selalu datang kalau
perempuan cantik yang menelepon.”
Menyindir Harfiah + Peminjaman
naturalisasi
Kuplet 3 3
068/SH/D Dana Sue: “Thank you, sugar.” Dana Sue: “Terima kasih, manis.” Berterima kasih Harfiah Tunggal 3 3
069/SH/H Helen: “Amen to that.” Helen: “Kuamini itu.” (sepakat) Berharap Harfiah Tunggal 3 3
070/SH/M
t
Mitch: “You know, Maddie, you all think
Helen is the tough one, but you’re not half-
bad at negotiating yourself.”
Mitch: “Kau tahu, Maddie, kalian semua
mengira Helen lah yang tegar, padahal kau
sendiri juga lumayan pintar bernegosiasi.”
Memuji Harfiah + Peminjaman murni
+ Amplifikasi Linguistik +
Modulasi
Kwartet 2,33 3
071/SH/M Maddie: “Thank you for fitting us in.” Maddie: “Terima kasih sudah menerima
kita.”
Beterima kasih Harfiah Tunggal 3 3
072/SH/P Paula: “Thank you so much,” she told her. “ Paula: “Terima kasih banyak.” Berterima kasih Harfiah Tunggal 3 3
073/SH/Be Bella: “I hope you’ll come again.” Bella: “Kuharap kalian akan mampir lagi.” Berharap Harfiah Tunggal 3 3
074/SH/C Cal: “You didn’t by any chance intercept
the message, did you?”
Cal: “Kau sengaja menghapus pesanku di
telepon, kan?”
Menuduh Harfiah Tunggal 2.33 3
075/SH/C Cal: “Nice job.” Cal: “Hebat.” Memuji Harfiah Tunggal 3 3
076/SH/T Ty: “Sorry, Mom.” Ty: “Maaf ma.” Meminta maaf Harfiah Tunggal 3 3
077/SH/T Ty: “You made that look easy,” Ty: “Kelihatannya gampang.” Mengejek Kompresi linguistik Tunggal 3 3
078/SH/C Cal: “ Thanks for the help.” Cal: “Terima kasih sudah membantu.” Berterima kasih Harfiah + transposisi Kuplet 3 3
079/SH/M Maddie: “I’m sorry,” Maddie: “Maafkan aku.” Meminta maaf Harfiah Tunggal 3 3
080/SH/H Helen: “This has been a day from hell,” Helen: “Seperti seharian di neraka.” Mengeluh Kompresi linguistik Tunggal 3 3
081/SH/H Helen: “They’re not thinking. they’re
desperate,”
Helen: “Mereka tidak berpikir, mereka sudah
nekat.”
Menyalahkan Harfiah Tunggal 3 3
082/SH/H Helen: “Or is it the attention of the hunky
baseball coach?”
Helen: “Ataukah karena adanya perhatian
dari pelatih bisbol yang memukau?”
Menyindir Harfiah + penambahan Kuplet 3 3
083/SH/M Maddie: “Don’t you think I thought of
calling Skeeter first?”
Maddie: “Kamu pikir aku tidak menelepon
Skeeter dulu?”
Memprotes Harfiah Tunggal 2.33 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
141
084/SH/M Maddie: “Look, just because you had a
tough day in court, you don’t get to come
home and try out your interrogation
techniques on me.”
Maddie: “Lihat, cuma karena kau
menemukan kesulitan di pengadilan kau
mencobakan teknik interogasimu kepadaku?”
Memprotes Harfiah + reduksi Kuplet 2.33 3
085/SH/H Helen: “This is really good, Maddie.” Helen: “Ini luar biasa bagus, Maddie.” Memuji Harfiah + peminjaman Murni Kuplet 3 3
086/SH/H Helen: “You’re really intelligent especially
for this, Maddie.”
Helen: “Kepandaianmu benar- benar
istimewa untuk ini semua, Maddie.”
Memuji Modulasi + Peminjaman
murni + Penambahan
Triplet 3 3
087/SH/T Ty: “She’s a liar. She pretends to be all
interested in what we’re doing.”
Ty: “Dia itu pembohong. Ia pura- pura
tertarik pada apa yang kita perbuat.”
Menyalahkan Harfiah Tunggal 3 3
088/SH/B Bill: “Sorry.” Bill: (langsung mengecup pipi Maddie)
“Maaf.”
Meminta maaf Harfiah Tunggal 3 3
089/SH/M Maddie: “Dammit, I am going to kill my
soon-to-be ex-husband.”
Maddie: “Keparat. Akan kubunuh Bill.” Mengumpat Harfiah Tunggal 3 3
090/SH/M Maddie: “This is so hard to say. Maddie: “Ini sangat berat untuk dikatakan. Mengeluh Harfiah Tunggal 3 3
091/SH/P Paula: “I just wish I’d had that epiphany in
time to be a better mother to you.”
Paula: “Aku hanya berharap pada saat yang
tepat nanti, aku akan mendapatkan
pencerahan untuk menjadi ibu yang lebih
tepat bagimu.”
Berharap Transposisi + penambahan Kuplet 2.33 3
092/SH/M Maddie: “Thanks for everything, Cal.” Maddie: “Terima kasih untuk semuanya,
Cal.”
Berterima kasih Harfiah + peminjaman Murni Kuplet 3 3
093/SH/T Ty: “I guess Dad didn’t get that message.” Ty: “Kurasa papa tidak tahu itu.” Menyindir Harfiah Tunggal 3 3
094/SH/M Maddie: “You skipped baseball practice,
where you were supposed to be. You let
your coach and team down. You scared me
to death.”
Maddie: “Kau membolos latihan bisbol,
padahal itu sudah menjadi kewajibanmu. Kau
sengaja mengecewakan pelatih dan timmu.
Kau membuat mama cemas setengah mati.”
Menyalahkan Transposisi + penambahan Kuplet 2.33 3
095/SH/B Bill: “Congratulations on the win, Coach..” Bill: “Selamat atas kemenangan ini, Pelatih.” Mengucapkan
selamat
Harfiah Tunggal 3 3
096/SH/M Maddie: “I wasn’t the first one in our
family to stir up gossip.”
Maddie: “Bukan aku satu- satunya di
keluargaku yang jadi pusat gosip.”
Memprotes Harfiah Tunggal 2.33 3
097/SH/Jt Jeanette: “Thanks for coming with me,
Maddie.”
Jeanette: “Terima kasih sudah menemani,
Maddie.”
Berterima kasih Transposisi + reduksi Kuplet 2.33 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
142
098/SH/M Maddie: “See you in the morning.” Maddie: “Sampai besok pagi.” Salam Harfiah Tunggal 3 3
099/SH/Bt Betty: “It’s the depth of his relationship
with you that I question.”
Betty: “Justru kedalaman hubungan Cal dan
kau itu yang kupermasalahkan.”
Menyalahkan Harfiah + Penambahan +
Peminjaman Murni
Triplet 3 3
100/SH/C Cal: “Us? Dammit, I thought I’d told her to
get her nose out of my business.”
Cal: “Kita? Keparat, padahal aku sudah
berpesan agar jangan mencampuri urusanku.”
Mengumpat Harfiah Tunggal 3 3
101/SH/N Noreen: “I’m sorry. “ Noreen: “Maafkan aku..” Meminta maaf Harfiah Tunggal 3 3
102/SH/M Maddie: “Yes, sometimes it does,” Maddie: “Ya, terkadang demikian.” Menyetujui Harfiah Tunggal 3 3
103/SH/T Ty: “But I can’t accept this one.” Ty: “Tapi aku tak bisa terima ini.” Memprotes Harfiah Tunggal 3 3
104/SH/M Maddie: “But Ty’s still in high school,” Maddie: “Tapi Ty kan masih SMA.” Memprotes Harfiah + peminjaman Murni Kuplet 3 3
105/SH/M Maddie: “Noreen is sixteen years younger
than you are,”
Maddie: “Noreen enam belas tahun lebih
muda dari kau sendiri!”
Memprotes Harfiah + amplifikasi
linguistik
Kuplet 3 3
106/SH/B Bill: “You’re embarrassing your children.
You’re having an affair with your son’s
baseball coach,”
Bill: “Kau membuat malu anak- anakmu,
Maddie. Kau selingkuh dengan pelatih bisbol
anakmu!”
Menyalahkan Harfiah + Transposisi +
Penambahan + Peminjaman
naturalisasi
Kwartet 3 3
107/SH/P Paula: “Good afternoon, Howie,” Paula.: “Selamat siang, Howie?” Salam Harfiah + peminjaman Murni Kuplet 3 3
108/SH/D Delia: “Imagine so. I imagine Coach
Maddox will be there,”
Delia: “Sepertinya begitu. Kurasa pelatih
Maddox akan ada di sana.”
Menyindir Harfiah + peminjaman Murni Kuplet 3 3
109/SH/C Cal: “Sorry,” Cal: “Maaf!” Meminta maaf Harfiah Tunggal 3 3
110/SH/M Maddie: “I am so sorry.” Maddie: “Maafkan aku..” Meminta maaf Harfiah Tunggal 3 3
111/SH/Pg Peggy: “But she didn’t answer my
question,”
Peggy: “Tapi, ia tidak menjawab
pertanyaanku.”
Memprotes Harfiah Tunggal 3 3
112/SH/Pg Peggy: “At least I’m not ten years older
than he is.”
Peggy: “Setidaknya aku tidak sepuluh tahun
lebih tua darinya.”
Mengejek Harfiah Tunggal 3 3
113/SH/D Dana Sue: “You’re right,” Dana Sue: “Kau benar.” Menyetujui Harfiah Tunggal 3 3
114/SH/P Paula: “Well, hallelujah!” Paula: “Puji Tuhan!” Bersyukur Harfiah Tunggal 3 3
115/SH/M Maddie: “I’m sorry,” Maddie: “Aku prihatin mendengarnya.” Bersimpati Harfiah + Amplifikasi
linguistik
Kuplet 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
143
116/SH/T Ty: “He has more right to be here than you
do.”
Ty: “”Dia lebih berhak di sini ketimbang
Papa!”
Memprotes Harfiah + Tansposisi Kuplet 3 3
117/SH/H Helen: “Damn him,” Helen: “Keparat dia.” Mengumpat Harfiah Tunggal 3 3
118/SH/M Maddie: “I’d actually hoped to spend my
first honeymoon night with my bride and
not with three hundred of her nearest and
dearest friends.”
Maddie: “Sebenarnya aku berharap
melewatkan malam bulan maduku dengan
mempelaiku, bukan dengan 300 teman
terdekat dan tersayang.”
Berharap Harfiah + reduksi Kuplet 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxliv
cxliv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user