ANALISIS SWOT TERHADAP IMPLEMENTASI STRATEGI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4955/1/TA...
Transcript of ANALISIS SWOT TERHADAP IMPLEMENTASI STRATEGI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4955/1/TA...
i
ANALISIS SWOT TERHADAP IMPLEMENTASI
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN
SUKARELA LANCAR (SIRELA) DI BMT BINA
USAHA KARANGJATI
HALAMAN JUDU L
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
Disusun Oleh
ELSA DINI ANGGRAENI
NIM : 64010150047
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
LOGGO
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No. 02 Telepon ( 0298) 34327784 Salatiga 50721
Website :www.febi.iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
Tugas Akhir Saudari:
Nama : Elsa Dini Anggraeni
NIM : 64010150047
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi : D III Perbankan Syariah
Judul : ANALISIS SWOT TERHADAP IMPLEMENTASI
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN
SUKARELA LANCAR (SIRELA) DI BMT BINA
USAHA KARANGJATI
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Tugas Akhir. Demikian surat ini dibuat
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 30 Juli 2018
Pembimbing
Fetria Eka Yudiana, M.Si
NIP. 19740228 200901 2 005
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No. 02 Telepon ( 0298) 34327784 Salatiga 50721
Website :www.febi.iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Elsa Dini Anggraeni
NIM : 64010150047
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi : D III Perbankan Syariah
Judul : ANALISIS SWOT TERHADAP IMPLEMENTASI
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN
SUKARELA LANCAR (SIRELA) DI BMT BINA
USAHA KARANGJATI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuhan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu namun ia amat baik bagimu dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu namun ia amat buruk bagimu, Allah Maha Mengetahui
sedangkan kamu tidak.”
(QS. Al-Baqarah: 216)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kasih sayang serta cinta kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk
kedua orang tuaku tercinta Ibu Eni Setyowati dan Bapak Junaedi, adikku
tersayang Handika Danuardi dan segenap keluargaku yang selalu mendukung
dan mendoakanku dengan sepenuh hati serta sahabat-sahabatku yang senantiasa
menjadi penyemangat dan menemani disetiap hariku.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir ini bisa terselesaikan tepat
waktu. Semua ini tak lepas dari dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua
pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW, beserta
keluargannya, para sahabat, tabi’in dan tabiat serta kepada kita semua umatnya.
Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat meraih gelar Ahli Madya Ekonomi
Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga dengan judul
“Analisis SWOT Terhadap Implementasi Strategi Pemasaran Produk Simpanan
Sukarela Lancar (SIRELA) di BMT Bina Usaha Karangjati”. Penulis mengakui
bahwa semua ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Karena itulah penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah
membantu. Ungkapan terimakasih terkadang tidak bisa mewakili kata-kata,
hingga kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan segala barokah-Nya.
2. Kedua orang tuaku, Ibu (Eni Setyowati) dan Bapak (Junaedi) dan semua
keluarga yang dengan segala ketulusannya senantiasa mendoakan,
membimbing, mengarahkan, memberi kepercayaan dan dukungan kepada
penulis baik materi, moril maupun spiritual.
viii
3. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
5. Bapak Ari Setiawan, S.Pd., M.M. selaku Ketua Prodi Jurusan DIII Perbankan
Syariah.
6. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si.. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang
senantiasa sabar membimbing dan mendukung penulis dalam segala bentuk
keluh kesah selama penelitian.
7. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh selaku Dosen Pembimbing Akademik.
8. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, khususnya
Program Studi Perbankan Syariah DIII yang telah memberikan bekal berbagai
teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi
penulis.
9. Seluruh staff dan karyawan di lingkungan IAIN Salatiga khususnya Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam atas segala bentuk bantuannya.
10. Segenap karyawan BMT Bina Usaha Karangjatiyang telah membantu
kelancaran kegiatan penelitian ini.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga,
khususnya pada Prodi D-III Perbankan Syariah angkatan tahun 2015 yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
12. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang dengan senang hati telah membantu dan terlibat, baik dalam kelancaran
ix
pelaksanaan kegiatan penelitian maupun dalam penyelesaian penyususnan
laporan penelitian ini.
Semoga Allah SWT membalas semua amal baik mereka dengan imbalan
yang lebih baik dari yang mereka berikan kepada penulis dan senantiasa diberikan
kesehatan, keselamatan dan dilindungi Allah SWT dengan ciptaan-Nya. Penulis
menyadari bahwa penulisan dari Tugas Akhir ini jauh dari kata sempurna tapi
penulis akan berusaha untuk membuatnya menjadi mendekati sempurna. Saran
dan kritik yang diberikan sangat berharga dan membantu dalam proses penelitian
selanjutnya. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik serta
saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi peneliti
dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 23 Juli 2018
Penulis,
Elsa DiniAnggraeni
NIM. 64010150047
x
ABSTRAK
Anggraeni, Elsa Dini. 2018. Analisis SWOT Terhadap Implementasi Strategi
Pemasaran Produk Simpanan Sukarela Lancar (SIRELA) di BMT Bina
Usaha Karangjati. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Fetria
Eka Yudiana, M.Si.
Penelitian ini dilator belakangi persaingan global yang terjadi dalam
kehidupan ekonomi yang menuntut setiap lembaga menentukan strategi yang
sesuai dari sudut pandang posisi dan tujuan, peluang, keahlian serta sumber
dayanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara umum gambaran
tentang produk SIRELA di BMT Bina Usaha, untuk mengetahui factor kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki BMT serta pengembangan
strategi pemasaran yang diterapkan di BMT Bina Usaha berdasarkan kondisi
keadaan yang ada. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan teknik pengambilan data melalui wawancara dan
observasi, sedangkan data sekunder berasal dari dokmen-dokumen BMT Bina
Usaha Karangjati. Analisis SWOT digunakan dalam perencanaan strategi
pemasarannya dengan menganalisa factor internal berupa kekuatan dan
kelemahan serta factor eksternal berupa peluang dan ancaman. Dengan
pendekatan matriks SWOT dapat diketahui beberapa alterfnatif strategi yang
sesuai dengan keadaan BMT Bina Usaha Karangjati saat ini, yaitu: strategi jemput
bola, membangun jaringan, mempertahankan hubugan baik dengan anggota,
memberikan service excellent, dan memberikan fasilitas yang memuaskan untuk
meningkatkan kepuasan dan menjaga kepercayaan anggotanya. Hasil interpretasi
dari analisis SWOT menunjukkan bahwa BMT Bina Usaha kuat dan berpeluang,
karena factor kekuatan lebih besar dibandingkan faktor kelemahan yang dimiliki
dan factor peluang juga lebih besar bila dibandingkan dengan faktor ancaman
yang dihadapi sehingga mampu untuk bersaing dengan lembaga keuangan
lainnya.
Kata Kunci: SWOT, Strategi, Pemasaran, SIRELA
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LOGGO ................................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 6
E. Metodologi Penelitian .................................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10
xii
BAB II ................................................................................................................... 12
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 12
A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 12
B. Kerangka Teori........................................................................................... 17
1. Pengertian Strategi ................................................................................. 17
2. Pengertian Pemasaran ............................................................................. 18
3. Strategi Pemasaran ................................................................................. 20
4. Analisis SWOT ....................................................................................... 28
5. Pengertian Simpanan .............................................................................. 33
6. Pengertian Sirela ..................................................................................... 34
BAB III ................................................................................................................. 36
DATA OBJEK PENELITIAN .............................................................................. 36
A. Gambaran Umum BMT Bina Usaha Karangjati ........................................ 36
B. Legalitas BMT Bina Usaha Karangjati ..................................................... 37
C. Visi dan Misi BMT Bina Usaha Karangjati ............................................... 37
D. Struktur Oraganisasi BMT Bina Usaha Karangjati .................................... 38
E. Tugas dan Wewenang Masing – Masing Bagian ...................................... 40
F. Operasional BMT Bina Usaha ................................................................... 46
BAB IV ................................................................................................................. 57
ANALISIS DATA ................................................................................................ 57
A. Mekanisme Produk SIRELA di BMT Bina Usaha .................................... 58
xiii
1. Prosedur Pembukaan Rekening SIRELA ............................................... 59
2. Prosedur Penutupan Rekening SIRELA ................................................. 59
B. Faktor Internal BMT Bina Usaha .............................................................. 61
1. Analisis Kekuatan (Strength) ................................................................. 61
2. Analisis Kelemahan (Weaknesseses) ...................................................... 62
C. Faktor Eksternal BMT Bina Usaha ............................................................ 63
1. Analisis Peluang (Opportunities) ........................................................... 63
2. Analisis Ancaman (Threats) ................................................................... 65
D. Strategi Pemasaran Berdasarkan Analisis SWOT ..................................... 66
BAB V ................................................................................................................... 72
PENUTUP ............................................................................................................. 72
A. Kesimpulan ................................................................................................ 72
B. Saran ........................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Tabel Perbedaan dan Kesimpulan Penelitian Terdahulu ..................... 16
Tabel 2. 2 Matriks SWOT ..................................................................................... 31
Tabel 4. 1 Perkembangan SIRELA di BMT Bina Usaha...................................... 60
Tabel 4. 2 Analisis Matriks SWOT ....................................................................... 68
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi BMT Bina Usaha Karangjati ............................ 38
Gambar 4. 1 Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 58
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampian 1 Brosur Produk Simpanan BMT Bina Usaha Karangjati
Lampiran 2 Brosur Produk Pembiayaan BMT Bina Usaha Karagjati
Lampiran 3 Formulir Pendaftaran Anggota Baru BMT Bina Usaha Karagjati
Lampiran 4 Formulir Permohonan Pembukaan Simpanan
Lampiran 5 Slip Setoran Tunai
Lampiran 6 Slip Penarikan
Lampiran 7 Slip Setoran Pembiayaan
Lampiran 8 Surat Bukti Magang di BMT Bina Usaha Karagjati
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini usaha jasa keuangan berkembang semakin pesat. Bukan
hanya lembaga berbasis bank namun lembaga keuangan syariah nonbank
seperti BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) mulai merambah dunia
perekonomian masyarakat dan bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
Berbeda dengan bank, lembaga keuangan nonbank seperti BMT memiliki
pangsa pasar atau sasaran masyarakat menengah kebawah. Masyarakat
menerima kehadiran BMT dengan sangat baik, mereka menjadikan BMT
sebagai koperasi berbasis syariah yang lebih umum untuk dikenal.
BMT merupakan salah satu lembaga mikro syariah yang mulai
banyak diminati masyarakat. Dahulu hanya terdapat satu BMT dalam suatu
kecamatan namun saat ini lebih dari tiga BMT berada dalamsatu kecamatan
yang sama. Saling berinovasi dan bersaing dalam memberikan pelayanan
yang terbaik. Hal tersebut menimbulkan persaingan yang ketat dalam
mencari nasabah atau anggota. Oleh karena itu strategi pemasaran diperlukan
untuk menghadapi persaingan tersebut dalam memenuhi kebutuhan anggota
yang berbeda-beda. Di Kecamatan Bergas sendiri terdapat20 lembaga
keuangan dan limadiantaranya adalah BMT. Berada dalam satu kecamatan
yang sama dengan pesaing yang tidak sedikit merupakan tantangan bagi
setiap lembaga untuk menunjukkan kemampuan dan pelayanan terbaik agar
selalu menjadi pilihan bagi setiap anggota atau nasabahnya.
2
Pesatnya persaingan dalam dunia keuangan inilah yang
menimbulkan dorongan khusus untuk menciptakan adanya strategi-strategi
pemasaran sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. Pemasaran
merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
menstimulasi permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa
produknya dijual dan disampaikan kepada pelanggan. Pada pemasaran jasa
keuangan, secara umum strategi pemasaran jasa diterapkan dalam konteks
perusahaan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan pemasaran
eksternal, tetapi juga pemasaran internal untuk memotivasi karyawan dan
pemasaran interaktif untuk menciptakan keahlian peyedia jasa (Kotler &
Amstrong, 2004: 8).
Strategi-strategi untuk menarik konsumen atau sering disebut
dengan bauran pemasaran (marketing mix) adalah mengkombinasikan
kegiatan-kegiatan marketing untuk menciptakan kombinasi maksimal
sehingga memunculkan hasil paling memuaskan. Strategi pemasaran
merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan keuangan seperti
BMT. Jika marketing mix itu berhasil, dalam arti memiliki tingkat efektivitas
yang tinggi, maka akan mendapat hasil penjualan total dalam presentasi yang
lebih besar. Begitu juga sebaliknya jika strategi-strategi yang digunakan
kurang tepat atau gagal, maka akan menimbulkan turunnya daya beli
masyarakat/nasabah dalam penggunaan produk jasa sehingga perusahaan
akan mengalami kerugian.
3
Kebutuhan akan adanya lembaga keuangan bagi masyarakat
Kecamatan Bergas telah direspon baik oleh lembaga keuangan syariah seperti
BMT Bina Usaha Karangjati. BMT mempunyai peran penting dalam
melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan prinsip-prinsip
Islam. Besarnya pengaruh renternir terhadap perekonomian masyarakat
mendorong BMT untuk memberikan solusi alternatif dalam menyelesaikan
permasalahan ekonomi yang dihadapi masyarakat, kondisi masyarakat yang
lebih sering berinteraksi dengan para renternir terutama pedagang yang
menjajankan dagangannya dipasar, oleh karenanya BMT diharapkan dapat
mampu berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat
terhadap renternirjuga mampu berperan lebih aktif dan berfungsi lebih baik
dalam rangka pencapaian tujuannya. BMT merupakan salah satu harapan
bagi perekonomian menengah kebawah untuk meningkatkan
perekonomiannya. Dengan misi merambah dunia ekonomi tingkat menengah
kebawah dan membantu mensejahterakannya, BMT diharapkan mampu
mengatasi permasalahan-permasalahan mengenai perkembangan msyarakat
perekonomian menengah kebawah.
Berdirinya BMT Bina Usaha disambut dengan baik oleh masyarakat
sekitar. Namun pada kenyataannya masih banyak anggota BMT Bina Usaha
yang belum memahami produk yang mereka beli atau gunakan. Hal ini masih
kurangnya optimalnya sosialisasi serat promosi yang dilakukan oleh BMT
Bina Usaha sehingga mengakibatkan perkembangan BMT masih belum
memuaskan.
4
Untuk mengembangkan BMT maka upaya-upaya meningkatkan
teknik pemasaran perlu dilakukan, guna memperkenalkan eksistensi BMT
ditengah-tengah masyarakat dengan adanya sosialisasi dan promosi secara
lebih optimal kepada masyarakat. Inovasi dalam pemasaran dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan secara langsung melalui
peningkatan penjualan, melalui terobosan dalam media periklanan atau
saluran pemasaran serta sarana promosi yang lainnya.
Adanya strategi pemasaran produk yang baik, produk akan dapat
tersedia pada saat dan tempat yang tepat dengan bantuan tenaga pemasaran
seperti marketing. Jika suatu perusahaan tidak memiliki strategi pemasaran
yang baik, maka perusahaan akan mengalami kesulitan didalam penjualan,
memperluas badan usaha, dan menyebabkan konsumen atau anggota
kesulitan dalam memperoleh produk atau barang yang dibutuhkan.
Dari gambaran latar belakang diatas jelas bahwa strategi pemasaran
berperan penting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dan
berdasarkan uraian diatas, maka pada penulisan tugas akhir ini penulis
mengambil judul "Analisis SWOT Terhadap Implementasi Strategi
Pemasaran Produk Simpanan Sukarela Lancar (SIRELA) di BMT Bina
Usaha Karangjati". Penelitian ini bukan hanya penting, namun juga sangat
relavan bagi perkembangan lembaga keuangan syariah khususnya BMT Bina
Usaha Karangjati untuk selanjutnya.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas dapat diambil
beberapa rumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut, yaitu:
1. Bagaimana mekanisme produk Simpanan Sukarela Lancar (SIRELA) di
BMT Bina Usaha?
2. Apa faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan BMT Bina
Usaha?
3. Apa faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi BMT Bina
Usaha?
4. Bagaiamana strategi yang tepat untuk pemasaran produk Simpanan
Sukarela Lancar (SIRELA) yang sesuai dengan keadaan lingkungan
BMT Bina Usaha?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis paparkan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendiskripsikan secara umum mekanisme produk SIRELA di BMT Bina
Usaha Karangjati.
2. Mendiskripsikan faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan BMT Bina Usaha Karangjati.
3. Mendiskripsikan faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan
ancaman bagi BMT Bina Usaha Karangjati.
6
4. Mendiskripsikan alternatif strategi pemasaran produk Simpanan Sukarela
Lancar (SIRELA) berdasarkan hasil analisis SWOT.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian tentang Analisis SWOT Terhadap
Strategi Pemasaran Produk Simpanan Sukarela Lancar (SIRELA) di BMT
Bina Usaha Karangjatisebagai berikut:
1. Bagi Penulis
a. Sebagai syarat program kelulusan DIII Perbankan Syariah dan
sebagai bukti bahwa mahasiswa telah melakukan penelitian.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan yang belum diperoleh selama
perkuliahan yang berkaitan tentang analisis SWOT terhadap strategi
pemasaran produk SIRELA di BMT Bina Usaha Karangjati
2. Bagi IAIN Salatiga
a. Memberi manfaat untuk menambah literatur dan wawasan untuk
seluruh mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
b. Menciptakan hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan
lembaga keuangan.
3. Bagi Lembaga Keuangan Syariah (BMT)
a. Untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memaksimalkan strategi
pemasaran berdasarkan analisis SWOT.
b. Untuk menjaga citra baik sebuah Lembaga Keuangan Syariah.
7
c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap
masyarakat sekitar.
4. Bagi Pembaca
Menjadi bahan pembanding dalam memperoleh informasi
ketika melakukan penelitian ditempat yang berbeda, sehingga saling
dapat bertukar pikiran satu sama lain.
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat
deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih
mengarah kepada teori-teori yang dikembangkan, sehingga hasil dari
penelitian kualitatif dapat ditemukan teori -teori baru yang berupa data
non statistik yang dituangkan dalam bentuk kata-kata, gambar serta lebih
menekankan makna daripada generalisasi (Wirartha, 2006: 134). Dalam
penelitian ini, peneliti memahami fenomena apa yang ada dalam subyek
penelitian, misalnya kebijakan, produk, kelembagaan, pemasaran,
pengelolaan secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2014:6).
Subjek peelitian ini adalah manajer ataupun karyawan divisi marketing,
8
sedangkan objek peelitian ini adalah tentang strategi pemasaran yang
diterapkan pada BMT Bina Usaha Karangjati.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
hal, yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber utama baik
dari individu atau perseorangan (Suryanto dkk, 2006: 69). Dalam
penelitian ini data diperoleh dari hasil wawancara langsung penulis
dengan narasumber, yaitu karyawan pada divisi marketing yang
bekerja di BMT Bina Usaha Karangjati. Penulis mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan konsep strategi pemasaranyang
dilakukan pada BMT Bina Usaha.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen,
publikasi yang sudah dalam bentuk jadi. Data sekunder ini diperoleh
melalui bahan kepustakaan yaitu data yang sudah tertulis dan diolah
orang lain, dengan kata lain, datanya sudah jadi (Wirartha, 2006:
36). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari beberapa
buku, dokumen dan literatur mengenai strategi pemasaran produk
simpanan sukarela lancer (SIRELA) di BMT Bina Usaha. Dengan
bantuan manager dan divisi marketing yang berkerja pada BMT
9
tersebut penulis dapat memperoleh dokumen atau publikasi yang
sudah ada untuk dijadikan data sekunder dari penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengambilan data penyusun menggunakan 2 cara yaitu :
a. Metode observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis atas fenomena-
fenomena yang diteliti.Menurut Wirartha (2006: 37) tujuan
pengamatan atau observasi adalah mendeskripsikan objek
peneltianserta memahaminya, atau hanya ingin mengetahui frekuensi
suatukejadian.Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
mengamati secara langsung kegiatan pengelolaan dan pemasaran
pada BMT Bina Usaha Karangjati.
b. Interview atau wawancara
Metode interview atau wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan
pertanyaan lisan kepada subyek penelitian. Jenis wawancara yang
dipilih adalah wawancara terbuka dan terstruktur. Terbuka
maksudnya para subyek tahu bahwa mereka sedang diwawancarai
dan mengetahui pula apa maksud wawancara tersebut. Sedangkan
terstruktur berarti pewawancara yang menetapkan sendiri masalah
pertanyaan yang diajukan (Suryanto dkk, 2006: 70). Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan interview atau wawancara secara
10
mendalam terhadap pihak-pihak yang berkompeten dalam objek
penelitianini dengan mengajukan pertanyaan mengenai konsep
strategi pemasaran yang diterapkan, yaitu karyawan yang bekerja
pada divisi marketing di BMT Bina Usaha Karangjati.
F. Sistematika Penulisan
Pada penulisan Tugas Akhir ini terdapat lima bab dimana setiap bab
terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan merupakan uraian
secara garis besar mengenai hal-hal pokok yang dibahas, guna
mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab dengan
yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan
mengenai berbagai hal yang melatarbelakangi dilakukannya
kegiatan penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, metode penelitian, metode penelitian yang akan
dilakukan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Di dalam bab ini akan menyajikan landasan teori yang
menguraikan hal-hal yang bersangkutan dengan materi yang akan
dibahas dalam penelitian, dengan sumber dan referensi dari
berbagai referensi.
11
BAB III DATA OBJEK PENELITIAN
Di dalam bab ini penulis menguraikan tentang gambaran
umum objek penelitian, yaitu BMT Bina Usaha Karangjati, data-
data deskriptif seperti profil, lokasi, visi misi, struktur organisasi,
tugas dan wewenang dari masing-masing bagian, dan produk-
produk yang ditawarkan BMT Bina Usaha Karangjati.
BAB IV ANALISIS DATA
Di dalam bab ini berisi tentang uraian anallisis penulis
terhadap mekanisme produk SIRELA,strategi pemasaran yang
sudah diterapkan di BMT Bina Usaha, faktor internal dan faktor
eksternal yang dapat menjadi pendukung serta penghambat
berkembanganya pemasaran di BMT Bina Usaha Karangjati dan
strategi pengembang apa yang yang dapat diterapkan berdasarkan
analisis SWOT.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan yang
memuat kesimpulan yang diambil berdasarkan pada analisis data
penelitian yang telah dilakukan dan berisikan saran yang disusun
dari kesimpulan tersebut ini dan diakhiri dengan lampiran-lampiran
yang terkait dengan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan
yang dipergunakan sebagai pembahasan atas hasil penelitian.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan pengkajian
pustaka dan karya yang mempunyai relevan terhadap analisis SWOT
dalam penentuan strategi pemasaran. Telaah pustaka dalam penelitian ini
adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Elyarni dan Hermanto (2016)
“Analisis SWOT Terhadap Strategi Pemasaran Layanan SAP Express
pada PT. SAP”. Hasil penelitian menjelaskan faktor internal IFASdan
faktor eksternal didapat IFAS didapatkan nilai SO 3,96 disusul nilai ST
3.78 WO 3,59 dan WT 3,41 dan PT SAP ada pada kuadran I
menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Hadi, Wasuhua, dan Masri
(2017) “Metode Analisis SWOT dalam pelaksanaan One Village One
Product Agribisnis Hortikultura”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa
berdasarkan data faktor-faktor internal dan eksternal didapatkan skor
pembobotan sebagai berikut; faktor kekuatan = 1,865; aktor kelemahan
= 0,899; faktor peluang = 1,719; faktor ancaman = 6,803. Dari skor
pembobotan tersebut perpotongan keempat garis faktor kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman berada pada kuadran II yakni strategi
diversifikasi.
13
Penelitian yang dilakukan Noor (2014) “Penerapan Analisis
SWOT Dalam Menentukakn Strategi Pemasaran Daihatsu Luxio di
Malang (Studi Kasus Pada PT. Astra International Tbk.-Daihatsu
Malang)”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa suatu strategu melalui
integrasi vertical yang dapat meningkatkan segmentasi pasar dan pangsa
pasar meliputi peningkatan pembekalan secara matang untuk sales dalam
hal penguasan materi mengenai produk Daihatsu Luxio serta
memberikan motivasi lebih sehingga lebih mudah dan bersemangat
dalam memasarkan produk dan nantinya hal tersebut secara tidak langsng
akan meningkatkan volume penjualan.
Penelitian yang dilakukan Dewi, Daryanto dan Fahmi (2012)
“Aplikasi Metode AHP-SWOT Untuk Perencanaan Strategi Lembaga
Non Profit”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa faktor kekuatan
memiliki bobot terendah dari kelompok faktor yang lain yaitu 0,138.
Kelemahan mempunyai bobot 0,233, Peluang mempunyai bobot 0,298
dan Ancaman mempunyai bobot 0,341. Hal ini berarti kekuatan yang
dimiliki LEI belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga harus
ditingkatkan dan diperbaiki. Faktor kelemahan dan peluang juga penting
untuk diperhatikan agar mampu menunjang program-program LEI yang
sebaiknya ditujukan untuk mengatasi ancaman, karena ancaman
merupakan kelompok faktor dengan bobot tertinggi.
Peneitian yang dilakukan Siregar (2016) “Analisis SWOT
Sebagai Dasar dalam Menentukan Strategi Pemasaran pada Perusahaan
14
PT. Harmony Toba Jaya”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat
dua faktor yang memperngaruhi kinerja pemasaran dari perusahaan, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Pada penelitian, faktor internal terdiri
dari dua variabel yaitu kekuatan dna kelemahan. Sedangkan faktor
eksternal juga terdiri dari dua variabel yaitu kekuatan dan kelemahan.
Masing-masing variabel memiliki komponen yang diidentifikasi terlebih
dahulu hasil dari kuesioner merupakan data kuantitatif dengan
pendekatan jawaban menggunakan skala Likert dan hasil pengolahan
data menujukkan perusahaan berada pada kuadran IV, yang artinya
perusahaan memiliki kelemahan yang besar dan ancaman yang serius
sehingga perlu dilakukan perbaikan.
Penelitian yang dilakukan Nazwirman dan Wulandari (2016)
“Analisis SWOT Untuk Strategi Pemasaran PT. Indorama Synthetics
Tbk.”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa PT. Indorama Synthetics Tbk
dari analisis SWOT kegiatan merebut peluang bisnis dikategorikan
sedang. Dalam kondisi tersebut maka strategi insentif yang dapat
dilakukan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan
pasar dan produk. Dalam operasional pemasarannya perusahaan
menerapkan beberapa konsep bauran pemasaran diantaranya strategi
produk dengan mengedepankan kualitas dan keinginan konsumen,
strategi harga, yang ditawarkan berasal dari kualitas dan negosiasi
terhadap permintaan konsumen, strategi distribusi, dilakukan ke beberapa
Negara di Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
15
Penelitian yang dilakukan Wicaksono (2017) “Strategi
Pemasaran dengan Menggunakan Analisis SWOT Tanpa Skala Industri
Pada PT X Di Jakarta”. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa
perhitungan analisis EFAS dan IFAS, menunjukkan bahwa PT X dalam
menggunakan SWOT Tanpa Skala Industri (STI) menempatkan
menempatkan strategi Strength (S) > Opportunities (O), Strategi
Opportunities (O) >Weaknesses (W), Strategi Strength (S) > Threat (T)
dan Strategi Threat >Weaknesses (W). Kondisi ini bahwa PT X berada
pada posisi memanfaatkan strategi SO yang mempunyai nilai skor
tertinggi yaitu = 7,6, selanjutnya diikuti strategi ST= 6,6, WO= 6,0 dan
WT= 4,8. Strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
mempertahankan citra merek perusahaan yang kuat dengan tetap
melakukan promosi untuk mempertahankan pangsa pasar yang ada serta
berupaya untuk memperluas pangsa pasar
Dari pemaparan penelitian yang sudah ada diatas, maka
penelitian yang akan diajukan penulis berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Beberapa perbedaan itu diantara lain objek penelitian yang
akan dilakukan yaitu BMT dan metode penelitian dimana penelitian-
penelitian sebelumnya menggunakan metode regresi liner berganda,
analisis jalur dan kuantitatif. Sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu data yang digunakan
melalui inteview dan observasi kemudian data ditulis menggunakan kata-
kata tertulis bukan berupa angka.
16
Tabel 2. 1 Tabel Perbedaan dan Kesimpulan Penelitian Terdahulu
No. Nama dan Judul Perbedaan Kesimpulan
1.
Recca Elyarni, Hermanto
(2016) tentang “Analisis
SWOT Terhadap
Strategi Pemasaran
Layanan SAP Express
pada PT. SAP”
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif
dengan melakukan uji
validasi dan
reliabilitas instrumen
Berdasarkan uji valiadasi dan
reliabilitas instrumen
ditemukan bahwa bahwa
kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi
faktor internal dan eksternal,
kedua faktor tersebut
berpengaruh dalam
pemasaran.
2. Indra Setia Dewi, Arief
Daryanto dan Iqdan
Fahmi (2012) tentang
“Aplikasi Metode AHP-
SWOT Untuk
Perencanaan Strategi
Lembaga Non Profit”.
Penelitian ini
menggunakan
kuesioner dengan
analisa deskriptif dan
naratif dengan
analisis sensitivitas.
Hasil dari analisis sensitivitas
pada penilitian ini
menunjukkan bahwa
erubahan pada kelompok
faktor Kelemahan tidak
menyebabkan perubahan
yang signifikan terhadap
kelompok faktor yang lain.
3. Syamsul Hadi, Olos
Wasuhua, Zainal Arifin
Masri (2017) tentang
“Metode Analisis SWOT
dalam pelaksanaan One
Village One Product
Agribisnis Hortikultura”.
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif
yang ditunjang
kualitatif.
Dalam penelitian ini titik
koordinat masuk pada
kuadran II yaitu strategi
diversifikasi yang artinya
organisasi dalam kondisi
mantap namun menghadapi
sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami
kesulitan untuk terus berputar
bila hanya bertumpu pada
strategi sebelumnya.
4. Syamsudin Noor (2014)
tentang “Penerapan
Analisis SWOT Dalam
Menentukakn Strategi
Pemasaran Daihatsu
Luxio di Malang (Studi
Kasus Pada PT. Astra
International Tbk.-
Daihatsu Malang)”.
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif
yang ditunjang
kualitatif dengan
melakukan uji
vallidasi dan
reliabillitas.
Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa
Daihatsu Luxio berada pada
kuadran I yang mendukung
strategi pertumbuhan dengan
konsentrasi melalui integrasi
vertikal.
5. Ninny Siregar (2016)
tentang “Analisis SWOT
Sebagai Dasar dalam
Menentukan Strategi
Pemasaran pada
Perusahaan PT.
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif
dengan melakukan
tiga pengujian, yaitu
statistik diskriptif, uji
Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa setiap
variabel valid dan perusahaan
berada pada kuadran IV
dimana perusahaan lemah
dan dihadapi tantangan besar.
17
Harmony Toba Jaya” instrument dan uji
hipotesis.
6. Nazwirman dan Erna
Wulandari (2016)
tentang “Analisis SWOT
Untuk Strategi
Pemasaran PT.
IndoramaSynthetics
Tbk.”.
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif
dengan pengumpulan
data dilakukan
dengan penyebaran
kuesioner.
Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa strategi
manajemen perusahaan
berpengaruh pada
pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan dikategorikan
sedang dengan strategi
insentif penetrasi pasar dan
pengembangan pasar dan
produk.
7. Arie Wicaksono(2017)
tentang “Strategi
Pemasaran
denganMenggunakan
Analisis SWOT Tanpa
Skala Industri Pada PT
X Di Jakarta”
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif
dengan menyusun
daftar pertanyaan
yang diajukan pada
responden.
Peluang untuk masuk dalam
mengambil pertumbuhan
pasar yang baik dalam hal
infrastruktur dimana industri
konstruksi yang sedang
tumbuh, berdampak
signifikan terhadap PT X
dan didukung pertumbuhan
sektor konstruksi lebih tinggi
dibandingkan sektor tambang
sehingga mengingat
kelemahan relatif kecil maka
bisa membenahi faktor
internal dan eksternalnya
Sumber: Data yang diolah, 2018
B. Kerangka Teori
1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategia ini
berasal dari bahasa Stratos yang berarti Militer dan yang berarti
memimpin. Dari segi etimologi (asal kata), penggunaan strategi dalam
istilah manajemen suatu organisasi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik
18
utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen yang terarah kepada tujuan strategi organisasi.
Strategi adalah pendekatan dengan pelaksanaan gagasan.
Perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat berkembang, tujuan
tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan
meningkatkan tingkat keuntungan/laba yang diperolehnya. Agar
tercapainya suatu tujuan dari perusahaan tersebut maka dibutuhkan
strategi-strategi khusus untuk menarik minat pelanggan atau nasabah baru
serta meningkatkan loyalitas pelanggan atau nasabah yang lama.
2. Pengertian Pemasaran
Menurut Kartajaya dan Sula (2006) pemasaran adalah sebuah
disiplin bisnis strategi yang mengarahkan peroses penciptaan, penawaran,
dan perubahan nilai dari suatu inisiator kepada stakeholdersnya. Tujuan
utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan
nilai supesior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan
memberikan kepuasan. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
pengertian pemasararn adalah caara atau proses untuk mendistribusikan
barang atau jasa dari produsen kepada para konsumen untuk kepuasan
pelanggan.
Menurut Kartajaya dan Sula (2006) dalam buku Marketing
Syariah, mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan pada proses penciptaan, penawaran, dan
19
perubahan nilai dari suatu inisiator kepada para pemegang sahamnya,
yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-
prinsip muamalat bisnis dalam Islam.
Pemasaran syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari
satu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat
dari pengaruh tersebuut masing-masing individu maupun kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai tukar uang.
(Rangkuti, 2005: 48).
Mennurut Rangkuti (2005) nilai pemasaran dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
a) Merek atau brand, yaitu nilai yang erkaitan dengan nama atau nilai
yang dimiliki dan melekan pada suatu perusahaan. Sebaiknya
perusahaan senantiasa berusaha meningkatkan brand equity. Jika
brand equity dapat dikelola dengan baik, perusahaan setidaknya akan
mendapatkan dua hal. Pertama, para konsumen akan menerima nilai
prodknya, yaitu merasakan semua manfaat yang diperoleh dari
produk yang dibeli dan merasa puas karena produk itu sesuai dengan
harapannya. Kedua, perusahaan itu sendiri memperoleh nilai melalui
20
loyalitas pelanggan terhadap merek, yaitu peningkatan margin
keuntungan, keunggulan bersaing dan efiensi, serta efektifitas kerja
khususnya pada program pemasarannya.
b) Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian
jasa pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayanan kepada
konsumen ini perlu terus menerus ditingkatkan.
c) Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk
membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab
dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung.
3. Strategi Pemasaran
Menurut Hasan (2009), strategi pemasaran merupakan bagian
integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi
manajemen suatu organisasi bisnis. Dengan adanya strategi pemasaran,
maka implementasi program dalam mencapai tujuan organisasi dapat
dilakukan secara aktif, sadar dan rasional. Strategi pemasaran bagi setiap
perusahaan khususnya bank syariah dapat berfungsi sebagai berikut.
a. Sebagai respons organisasi untuk menanggapi dan menyesuaikan diri
terhadap lingkungan sepanjang siklus bisnis.
b. Sebagai upaya untuk membedakan dirinya dari pesaing dengan
menggunakan kekuatan korporat untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan yang lebih baik dalam lingkungan tertentu.
21
c. Sebagai kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan
bisnis, memberikan kesatuan arah bagi semua mitra internal
perusahaan. Strategi pemasaran yang jelas akan memberi arah
mengkombinasi variabel-variabel segmentasi pasar, identifikasi pasar
sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran
pemasaran konsep strategi yang tidak jelas, keputusan yang diambil
akan subjektif.
d. Sebagai pedoman dalam mengalokasikan sumber daya dan usaha
organisasi.
e. Sebagai alat fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan dalam
melayani pasar sasaran
Kartajaya dan Sula (2006) membagi strategi pemasaran pada era
baru menjadi 3 kompenen, sebagai berikut :
1. Perumusan Strategi Pemasaran (Strategic)
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha
pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta
lokasinya. Pasar untuk produk jasa perbankan sangatlah luas, sehingga
perusahaan atau bank tidak mudah untuk memasuki pasar yang
sedemikian luas dan jika hal tersebut terjadi kemungkinan berhasil
sangatlah kecil. Pasar yang luas ini perlu untuk dipilah-pilah agar
mempermudah perusahaan dalam melakukan kegiatan kegiatan
22
pemasarannya. Karena pasar yang luas maka sebelum melakukan
kegiatan pemasaran produk harus dilakukan terlebih dahulu riset pasar
yang bertujuan untuk mengetahui sebrapa besar pasar yang akan
dimasuki, siapa yang menjadi konsumen produk tersebut dan seberapa
besar kompetitor.
a. Segmentasi (Segmentation)
Segmentasi adalah cara membagi pasar berdasarkan
variabel-variabel tertentu seperti geografi, demografi, psikologi,
prilaku dan pada akhirnya ke variabel terkecil, yaitu
individu.segmentasi demografi melibatkan faktor seperti jenis
kelamin, usia, ukuran keluarga dsb. Sosio ekonomi terdiri dari
pendapatan, pendidikan, kelas sosial, agama, kebangsaan dan
etnik.segmen psikografis, yaitu membagi pasar menjadi suatu
kelompok yang berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial,
gaya hidup dan karakteristik kepribadian. segmentasi geografik,
yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit geografis seperti
negara, profinsi, perkotaan, pedesaan atau kompleks
perumahan/pemukiman. sebuah bank dimungkinkan dapat
memutuskan untuk beroperasi di semua wilayah tetapi lebih
meperhatikan perbedaan kebutuhan dan keinginan yang dijumpai.
b. Target pasar (Targetting)
Targetting adalah proses pemilihan target dan mencocokkan
reaksi pasar dengan kebutuhan dasar, kemampuan daya beli dan
23
keterbatasan yang dimiliki. Dikarenakan sebuah produk atau jasa
tidak dapat memasuki semua segmen di masyarakat, maka
diperlukan sebuah proses targetting. Kejelian pemilihan target akan
mempermudah masuknya sebuah produk baru yang diluncurkan.
c. Penentuan posisi (Positioning)
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra
perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang
berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya. Sebuah
perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi
pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya sehingga
akan dihasilkan peta persepsi. Dengan menggunakan informasi dari
peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi penentuan
posisi.Selain manfaat diatas, produk atau jasa diposisikan pada
posisi yang dinginkan nasabah, sehingga dapat menarik minat
nasabah untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Taktik Pemasaran (Marketing Tactic)
a. Diferensiasi (Differentiation)
Diferensiasi dapat diartikan sebagai sebuah pembeda atau
bagaimana caranya agar menjadi berbeda dengan produk atau
perusahaan pesaing.Diferensiasi merupakan tindakan merancang
seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan.
Tawaran tersebut harus dipersepsikan oleh konsumen sebagai hal
24
yang berbeda, namun harus benar-benar berbeda dalam hal content,
context dan infrastruksturnya.
b. Bauran pemasaran (Marketing Mix)
Marketing mix adalah istilah yang dipakai untuk
menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem
pemasaran sebuah organisasi. Marketing Mix merupakan kegiatan
pemasaran yang dilakukan secara terpadu artinya kegiatan ini
dilakukan secara bersamaan diantara elemen-elemen yang ada
dalam marketing mix itu sendiri (Kasmir, 2004: 186).
Menurut Kasmir (2004) kegiatan pemasaran dilakukan
secara bersamaan di antara elemen strategi yang ada dalam
marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan
sendiri- sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain. Elemen-
elemen yang ada dalam marketing mix yaitu product (produk),
price (harga), place (lokasi), promotion (promosi). Oleh karena
itu setiap elemen mempunyai strategi masing-masing, namun tetap
akan terkait pada elemen lainnya, yaitu:
1. Strategi Produk
Dalam hal dunia perbankan produk yang dihasilkan
berbentuk jasa. Terdapat empat karakteristik utama jasa yang
mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu :
25
1) Tidak berwujud (Intangibility)
Tidak berwujud artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati
sebelum jasa tersebut dibeli atau dikonsumsi. Oleh karena itu
jasa tidak memiliki wujud tertentu sehingga harus dibeli lebih
dahulu.
2) Tidak terpisahkan (Inseparability)
Jasa tidak terpisahkan artinya artinya anta ra si pembeli jasa
dan si pengguna jasa saling berkaitan satu sama lainnya, tidak
dapat dititipkan melalui orang lain. Misalnya, pemilik kartu
kredit dengan hotel
3) Beraneka ragam (Variability)
Jasa memiliki aneka ragam bentuk artinya jasa bisa diperjual-
belikan dalam berbagai bentuk atau wahana seperti waktu,
tempat atau sifat.
4) Tidak tahan lama (Perishability)
Jasa diklasifikasikan tidak tahan lama, artinya jasa tidak bisa
disimpan begitu jasa dibeli maka akan segera dikonsumsi.
2. Strategi Harga
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur
dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut
seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa
yang dimiliki kepada pihak lain.
26
Harga sebuah produk mempengaruhi jumlah produk
yang akan dijual dan lebih lanjut akan menentukan penerimaan
perusahaan pada penjualan tertentu. Sehingga harus ditentukan
pada waktu yang tepat dan dalam jumlah tepat. Harga
merupakan satu elemen marketing mix yang memiliki peranan
penting bagi suatu perusahaan
3. Strategi Lokasi (Tempat)
Lokasi adalah tempat dimana diperjual belikannya
produk cabang bank dan pusat pengendalian perbankan.
Penentuan suatu lokasi cabang bank merupakan salah satu
kebijakan yang sangat penting. Bank yang terletak dalam lokasi
yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan
dengan bank.
4. Strategi Promosi
Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat
mengenal bank. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana
yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan
nasabahnya.Secara garis besar ada empat macam sarana promosi
yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan
baik produk maupun jasanya.
c. Penjualan (Selling)
Elemen terakhir dari taktik pemasaran adalah melakukan
selling.Selling dalam marketing syariah sebagaimana yang
27
diungkapkan oleh hermawan kertajaya dalam bukunya syariah
marketing adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan
sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi
penjual dan pembeli. Dalam melakukan selling, perusahaan tidak
hanya menyampaikan fitur-fitur dari produk dan jasa yang
ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan dan bahkan solusi dari
produk atau jasa tersebut.disamping itu perusahaan harus bisa
memberikan solusi bagi konsumennya sehingga konsumen akan
semakin loyal terhadap produk atau jasa perusahaan itu. Salah satu
caranya adalah dengan menciptakan hubungan jangka panjang
dengan konsumen (Kasmir, 2004: 187-188).
3. Nilai Pemasaran (Marketing Value)
Kalau marketing strategic adalah cara bagaimana
menanamkan produk di benak atau pikiran konsumen, marketing
tactic bagaimana caranya memenangkan pasar, maka marketing
value adalah bagaimana memenangkan hati, jadi disini kemenangan
untuk membuat konsumen jatuh cinta kepada suatu produk. Oleh
karena itu akumulasi dari brand, service, dan process, menjadi kunci
utama. Kekuatan suatu produk dapat tergambarkan dari kekuatan
ketiga elemen yang akan dibahas di bawah ini.
a. Merek (Brand)
Salah satu hal penting yang membedakan produk anda
dengan produk lainnya adalah karakter brand yang merupakan
28
value indicator bagi konsumen. Brand yang baik adalah brand
yang mempunyai karakter yang kuat, dan bagi perusahaan atau
produk yang menerapkan syariah marketing, suatubarand juga
harus mencerminkan karakter-karakter yang tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah atau nilai-nilai spiritual
b. Pelayanan (Service)
Dalam melakukan pelayanan yang baik sebenarnya sudah
digambarkan seseorang melalui sikap, pembicaraan, dan bahkan
bahasa tubuh (body language) yang bersifat simpatik, lembut,
sopan, hormat dan penuh kasih sayang.
c. Proses (Process)
Dalam sebuah perusahaan ada 3 proses disiplin manajeman
yang harus dimiliki, sebuah perusahaan yang memiliki strategi
yang baik tanpa proses yang mendukung tidak akan menghasilkan
kesuksesan yang berkisinambungan. Ketiga proses tersebut adalah
yaitu jaringan pemasok, manajemen asset perusahaan,
pengetahuan akan kondisi lingkungan bisnis.
4. Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2005), analisis SWOT adalah indentifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
29
meminimalkan kelemahan (weaknesses) danancaman (threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dankebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat
ini.
Adapun yang dimaksut dengan analisis SWOT adalah :
a. Strength
Strength atau kekuatan adalah situasi atau kondisi yang
merupakan kekuatan dari organisasi pada saat ini. Strength merupakan
faktor internal yang mendukung perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa sumber daya, keahlian,
atau kelebihan lain yang mungkin diperoleh berkat sumber keuangan,
citra, keunggulan di pasar, serta hubungan baik antara buyer dan
supplier.
b. Weaknessesess
Weaknesses atau kelemahan adalah kegiatan-kegiatan
organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang
dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah
kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu
tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan
kekuatan yang sudah ada. Weaknesses merupakan faktor internal
30
yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor
penghambat dapat berupa fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya
sumber keuangan, kemampuan mengelola, keahlian pemasaran, dan
citra perusahaan.
c. Opportunities
Opportunities atau kesempatan adalah faktor positif yang
muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi
untuk memanfaatkannya. Opportunities tidak hanya berupa kebijakan
atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi
bisa juga berupa respons masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
Opportunities merupakan faktor eksternal yang mendukung
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang
mendukung dalam pencapaian tujuan dapat berupa perubahan
kebijakan, perubahan persaingan, perubahan teknologi, dan
perkembangan hubungan supplier dan buyer.
d. Threat
Threat atau ancaman adalah faktor negatif dari lingkungan
yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya
sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang
terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba
untuk kontroversi atau melawan aurs. Namun, pada kenyataannya
organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. Threat
merupakan faktor eksternal yang menghambat perusahaan dalam
31
mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang menghambat perusahaan
dapat berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat,
meningkatnya bargaining power daripada supplier dan buyer utama,
perubahan teknologi serta kebijakan baru.
Berdasarkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang dihadapi BMT maka akan diperoleh alternatif
strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan yang menjadi peluang serta kelemahan
atau penghambat yang dihadapi BMT Bina Usaha.
Tabel 2. 2 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Strength (S)
Menentukan faktor-faktor
yang menjadi kekuatan
internal BMT Bina Usaha
Weaknesess (W)
Menentukan faktor-faktor
yang menjadi kelemahan
internal BMT Bina Usaha
Opportunies (O)
Menentukan faktor-faktor
yang menjadi peluang
eksternal BMT Bina Usaha
Strategi SO
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan BMT
Bina Usaha untuk
memanfaatkan peluang.
Strategi WO
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
BMT Bina Usaha untuk
memanfaatkan peluang.
Threats (T)
Menentukan faktor-faktor
yang menjadi ancaman
eksternal BMT Bina Usaha
Strategi ST
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan BMT
Bina Usaha untuk mengatasi
ancaman yang ada.
Strategi WT
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
BMT Bina Usaha dan
menghindari ancaman.
Sumber: Rangkuti, 2005
32
IFAS adalah internal strategic factors analisys summary, yaitu
faktor-faktor strategis yang berasal dari dalam suatu perusahaan.Sedangkan
EFAS adalah external strategic factors analisys summary, yaitu faktor-faktor
strategis yang berasal dari luar suatu perusahaan. Kedua faktor tersebut
dipertimbangkan dalam analisis SWOT yang membandingkan antara faktor
internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor external (peluang dan
ancaman) sehingga mendapatksn hasil alternatif strategi sebagai berikut:
a. Strategi SO (Strength-Opportunities)
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang yaitu strategi yang
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang yang ada (Rangkuti, 2005: 31).
b. Strategi ST (Strength-Threat)
Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman yaitu strategi yang
menggunakan kekuatan untuk menghindari maupun mengurangi dampak
ancaman dari faktor eksternal (Rangkuti, 2005: 32).
c. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang yaitu strategi yang
bertujuan untuk meminimalkan kelemahan yang ada dengan
memanfaatkan peluang yang ada (Rangkuti, 2005: 32)
d. Strategi WT (Weaknesses-Threat)
Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman adalah strategi untuk
mengurangi kelemahan perusahaan serta menghindari ancaman dari
faktor eksternal (Rangkuti, 2005: 32)
33
Setelah diketahui strategi apa saja yang dihasilkan maka dapat
disimpulkan dari hasil analisis SWOT untuk pengembangan sebagai berikut:
a. Jika faktor kekuatan dan faktor peluang lebih dominan atau lebih besar
dari faktor kelemahan dan faktor ancaman maka dapat disimpulkan bahwa
BMT Bina Usaha sudah mampu bersaing dengan pesaing yang sudah ada.
b. Namun jika faktor kekuatan dan faktor peluang lebih kecil bila
dibandingkan dengan faktor kelemahan dan faktor ancaman maka BMT
Bina Usaha perlu melakukan evalusai dan tindakan lebih terhadap kendala
yang ada untuk memperkuat posisi BMT Bina Usaha sebelum bersaing
dengan yang lain.
5. Pengertian Simpanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa (KBBI) kata simpanan
berarti sesuatu yang disimpan. Sedangkan dalam dunia perbankan
simpanan dapat diartikan dengan tabungan. Simpanan adalah uang
nasabah yang dititipkan atau diinvestasikan ke bank, dimana si pemilik
dana (Shohibul Maal) memberikan dananya kepada pihak bank
(Mudharib) untuk dititipkan dan nantinya akan diberikaan imbalan jasa
atas dana yang disimpannya.
Landasan hukum syariah tentang simpanan diatur dalam Fatwa
Dewan Syariah Nasional No: 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang tabungan,
ketentuan umum tabungan berdasarkan mudharabah dan ketentuan umum
tabungan berdasarkan wadi’ah dan dijelaskan dalam beberapa ayat dalam
Al-Qur’an sebagai berikut :
34
…
“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu….” QS. An-
Nisa’ [4]: 29.
...
…
“…Maka, jika sebagian dari kamu mempercayai sebagian yang lain,
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya…” QS. Al-Baqarah [2]: 283.
... “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu …” QS Al-Maidah
[5]: 1.
6. Pengertian Sirela
Berdasarkan buku pedoman BMT Bina Usaha, SIRELA (Simpanan
Sukarela Lancar) merupakan simpanan dengan akad wadiah yad
dhomanah dimana penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap
saat selama jam kerja. Bagi hasil keuntungan diberikan setiap bulan atas
saldo rata-rata harian dan langsung menambahkan simpanan tersebut.
Setiap perubahan atas besarnya nisbah bagi hasil, akan diumumkan di
BMT Bina Usaha Karangjati dan semua penyimpan dianggap
mengetahuinya. Sirela merupakan salah satu produk penghimpun dana
yang dikeluarkan oleh BMT Bina Usaha Karangjati dalam penggalangan
35
dana dari pihak ketiga (DPK) yakni masyarakat dan anggota BMT Bina
Usaha Karangjati. Bisa dilayani dengan jemput bola untuk kemudahan
transaksi baik setoran maupun penarikan yang diantar langsung oleh
marketing BMT Bina Usaha Karangjati.
36
BAB III
DATA OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum BMT Bina Usaha Karangjati
Proses pendirian BMT Bina Usaha dilakukan melalui beberapa kali
pertemuan oleh para pendiri di lingkungan Kecamatan Bergas yang
diprakarsai oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Kabupaten
Dati II Semarang. Sosialisasi awal tentang BMT dilakukan di Masjid Al-
Taqwa Tegalsari yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama
dan pemuda di lingkungan Kecamatan Bergas dan Tim PINBUK sebagai
inisiator. Secara resmi lembaga yang terlahir dari program P3T (Proyek
Penanggulangan Pekerjaan Terampil) ini mulai berdiri pada tanggal 01
November 1998 di Masjid Ad-Dakwah Karangjati oleh sekitar 30 orang
pendiri dan beroprasional sejak tanggal 09 November 1998.
Awal mula pendirian BMT Bina Usaha berlokasi di jalan PTP
Ngobo No.4 Sruwi Karangjati, namun sejak tanggal 29 juli 2008 BMT Bina
Usaha Berlokasi di desa Ngimbun RT 03 RW 03, Kelurahan karangjati Kec.
Bergas Kab. Semarang. Saat ini BMT Bina Usaha mempunyai kantor kas
yang berada di jalan Karangjati-Pringapus serta kantor pusat yang masih
bertahan di desa Ngimbun.
37
B. Legalitas BMT Bina Usaha Karangjati
Landasan hukum yang digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan operasi BMT Bina Usaha Karangjati adalah sebagai berikut :
1. BMT Bina Usaha berbadan hukum koperasi berdasarkan akta pendirian
koperasi dengan SK Menteri Koperasi PKM No.006/BH/KDK.11./1999
tanggal 2 Maret 1999.
2. Perubahan Anggaran Dasar dan Badan Hukum Nomor
57/BH/PAD/XIV/23/188.4/II/2009 tanggal 11 Febuari 2009.
3. SISIPK N0.064/SISIPK/KDK11.1/V/2011.
4. Ijin Gangguan No. 503/124/2011.
5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Koperasi No. 11.17,2,64.00263.
C. Visi dan Misi BMT Bina Usaha Karangjati
1. Visi
Menjadi lembaga keuangan syariah yang besar, terpercaya dan
mampu mensejahterakan anggota.
2. Misi
a) Memberdayakan ekonomi anggota pada kususnya dan masyarakat
pada umumnya diwilayah kabupaten Semarang.
b) Memberikan pelayanan dengan kekeluargaan pada anggota sesuai
dengan prinsip-prinsip koperasi.
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
38
3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5) Kemandirian.
6) Melaksanakan pendidikan perkoperasian bagi anggota.
7) Kerjasama antar koperasi.
c) Menjalankan kegiatan usaha jasa keuangan syariah dengan
efektif,efisien dan transparan.
d) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.
D. Struktur Oraganisasi BMT Bina Usaha Karangjati
Strutuk organisasi yang berlaku di BMT Bina Usaha pada tahun
2015-2018 dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi BMT Bina Usaha Karangjati
Sumber: BMT Bina Usaha
Rapat Anggota Tahunan
Pengurus Pengawas DPS
Manager
Operasional Pemasaran
1. Kasir / Teller
2. Pembukuan 1. Kabag Pemasaran
2. Marketing
3. Kabag Pembiayaan
39
Keterangan :
Pengawas: 1. Drs. Toni Irianto
2. Drs. Nasokha M. Noor
3. Drs. H. Umar Sujadi
Pengurus: 1. Drs. Agus Gunawan, M.Pd
2. Muhaimin, S.Ag., M.Pd
3. Siti Fatekah
DPS: 1. H. M. Mutaqin, ST.MM
2. H. Muhari, S.Ag,MM
3. H. Hartono, S.Pd
Manager: 1. Siti Hanifah, S.Ag
Operasional: Kasir / Teller
1. Ramadhani NKP
2. Anisa’ Ummahmudah, S.Pd
Pembukuan
1. Irsyam Priyadi, SE
Pemasaran: Kepala Bagian (Kabag) Pemasaran
1. Juwanto
Marketing
1. Puji Arto
2. Ahmad Turyono, SE
3. Arum Gumilar, A.Md
4. M. Haidar Mafaza
40
Adm. Pembiayaan
1. Catur Setyani
E. Tugas dan Wewenang Masing – Masing Bagian
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
BMT, rapat ini dihadiri oleh anggota, pengurus, pengawas dan tamu
undangan. Rapat anggota ini membahas tentang :
a. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemn dan usaha BMT.
b. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas.
c. Penyususnan rencana kerja, RAPB BMT serta pengesahan laporan
keuangan.
d. Pertanggung jawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.
e. Pembagian hasil usaha.
f. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran BMT.
g. Perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
2. Pengawas
a. Melakukan pengawasan secara tidak langsung.
b. Melakukan koordinasi dengan pengurus.
3. Pengurus
a. Mengadakan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja BMT.
41
b. Menentukan arah kegiatan dan mengelola keseluruhan proses BMT
dalam rangka mengemban visi dan misi serta pencapaian tujuan.
c. Melakukan pengawasan dan memonitoring terhadap pelaksanaan
kebijakan atas pengelolaan usaha BMT yang dijalankan pengelola.
d. Mengatur mekanisme pembinaan terhadap sistem organisasi
keanggotaan secara menyeluruh dan terpadu antara bidang spiritual
dan material.
e. Menyelenggarakan rapat pengurus minimal 1 kali setiap bulan untuk
mengevaluasi pelaksanaan usaha BMT oleh pengelola.
f. Menunjuk pengelola BMT yang profesional.
g. Menerima laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan
dalam pelaksanaan tugas yang dijalankan pengelola setiap bulan.
h. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang pengelola.
i. Menyetujui / menolak mengenai :
1) Pembiayaan yang nilainya diatas Rp 10.000.000,-
2) Kebijakan baru dengan pertimbangan pengurus lainnya.
3) Kerja sama dengan pihak lain.
4) RAB cabang dengan pertimbangan pengurus lain.
j. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama BMT Bina
Usaha.
4. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Identitas jabatan DPS adalah sejajar dengan pengurus dan
pengawas fungsi utama jabatan adalah melakukan pengawasan terhadap
42
keseluruhan aspek organisasi dan usaha BMT sehingga benar-benar sesuai
syariah. Tugas lain dari DPS adalah sebagai berikut:
a. Memastikan produk atau jasa koperasi sesuai dengan syariah
1) Menelaah dan mengesahkan setiap spesifikasi produk
penghimpunan (funding) maupun produk penggunaan dana
(lending)
2) Mengkomunikasikan kepada DSN usul dan saran pengembangan
produk dan jasa koperasi yang memerlukan kajian dan fatwa DSN.
3) Memberikan penjelasan kepada pengurus dan manajemen BMT
tentang berbagai fatwa DSN yang relevan dengan bisnis BMT.
b. Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan
syariah.
1) Menelaah dan mengesahkan tata laksana manajemen dan pelayanan
BMT ditinjau dari kesesuaiannya dengan prinsip muamalah dan
akhlaq islam.
2) Membantu manajmen dalam pembinaan aqidah, ibadah dan akhlaq
manajemen dan staff BMT.
3) Mengidentifikasi berbagai bentuk pelanggaran syariah dalam
interaksi antar sesama manajemen atau staf dengan anggota dan
masyarakat.
5. Pimpinan (Manager)
a. Memimpin Usaha BMTsesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan
umum yang telah ditentukan BMT.
43
b. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh
aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dari anggota dan
lainnya.
c. Melindungi dan menjaga asset perusahaan yang berada dalam
tanggung jawabnya.
d. Menandatangani surat-surat untuk kepentingan intern dan extern.
e. Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah dibuat Pengurus
dan disetujui rapat anggota.
f. Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran BMT dan rencana
jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi (finansial
maupun non finansial) kepada pengurus yang selanjutnya akan
dibawa pada rapat anggota.
g. Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tak melampaui batas
wewenang manajemen.
h. Mengusulkan kepada pengurus tentang penambahan, pengangkatan,
pemberhentian karyawan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
operasional BMT,
i. Membina hubungan dengan anggota, calon anggota, dan pihak lain
yang dilayani dengan tujuan untuk mengembangkan pelayanan yang
lebih baik.
j. Membina hubungan kerjasama eksternal dan internal, baik dengan
lingkungan sekitarnya maupun secara internal dengan seluruh
pengelola, demi meningkatkan produktifitas usaha.
44
6. Operasional
a. Kasir (Teller)
Kasir merupakan frontliner yang langsung bertatap muka
dengan setiap anggota dan mempunyai wewenang untuk
melaksanakan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan transaksi
kas seperti :
1) Memberikan pelayanan dan informasi kepada setiap anggota
2) Melayani penerimaan penyetoran dan penarikan simpanan,
angsuran pembiayaan dari dan ke anggota.
3) Melakukan Pembayaran sesuaiperintah manajer.
4) Menghitung bagi hasil atau nisbah setip anggota.
5) Mengadministrasikan seluruh transaksi yang berhubungan
denngan kas.
6) Bertanggungjawab atas kecocokan saldo akhir laporan kas dengan
tunai yang ada memberikan saldo kas kepada manajer melalui
Kabag Keuangan menurut ketentuan yang telah ditetapkan
b. Pembukuan (Accounting)
1) Membukukan semua transaksi keuangan
2) Membuat laporan-laporan keuangan secara periodik
3) Mengadministrasikan seluruh dokumen yang berhubungan
dengan bagian keuangan
4) Melayani claim, biaya, serta gaji yang telah disetujui manajer
45
5) Mengarsip semua berkas, surat-surat dan dokumen-dokumen lain
sehingga tidak hilang.
7. Pemasaran (Marketing)
a. Kepala Bagian Pemasaran (Kabag Pembiayaan)
1) Menyusun rencana pembiayaan
2) Menerima usulan dan melakukan wawancara analisa pembiayaan
3) Memantau, membina, dan mendata jalannya pengangsuran
pembiayaan agar tidak macet
4) Menganalisa proposal pembiayaan nasabah
5) Mengajukan persetujuan pembiayaan kepada manager
6) Melakukan survei untuk mencari calon nasabah baru
7) Melakukan penagihan lapangan
8) Melaksanakan pelayanan pengambilan pengambilan dan
pengantaran dari debitur.
b. Pemasaran (Marketing)
1) Melakukan kegiatan-kegiatan kerja dan promosi
2) Mencari sumber-sumber dana untuk funding maupun landing.
3) Mengambil tabungan milik anggota yang menabung tetapi tidak
bisa datang ke kantor untuk melakukan penarikan.
4) Menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan
dana untuk mengembangkan bidang usaha tau yang lainnya.
46
5) Bersama bagian pembiayaan melakukan penagihan ke setiap
nasabah yang di berikan pembiayaan sesuai dengan tanggal dan
waktu yang telah disepakati.
c. Administrasi Pembiayaan (Adm. Pembiayaan)
1) Melakukan administrasi pembiayaan.
2) Input data anggota pengajuan pembiayaan.
3) Input data jaminan anggota pembiayaan.
4) Menghitung angsuran anggota pembiayaan baru.
5) Menghitung angsuran final pelunasan pembiayaan.
F. Operasional BMT Bina Usaha
BMT Bina Usaha sebagai organisasi bisnis adalah menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam
bentuk pmbiayaan terhadap usaha-usaha produktif dan menguntungkan.
Maka dari itu BMT Bina Usaha menawarkan produk-produk untuk menarik
anggota anggotanya. Produk yang ditawarkan BMT Bina Usaha adalah
sebagai berikut :
1. Produk Simpanan
Simpanan adalah dana yang terpercayakan oleh nasabah dalam
bentuk simpanan biasa atau simpanan berjangka. Produk simpanan yang
terdapat pada BMT Bina Usaha meliputi:
a) Si Rela (Simpanan Sukarela Lancar)Merupakan simpanan dengan
akad wadiah yadhamanah, yaitu akad titipan uang anggota BMT
47
dengan tanggungan keamanan dari BMT dan BMT diperkenankan
untukmengelola uang tersebut untuk keperluan yang bermanfaat
BMT akan memberikan kadar keuntungan sesuai dengan ketetapan
BMT. Dengan Ketentuan :
1) Simpanan atas nama pribadi/lembaga
2) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,-
3) Setoran awal minimal Rp. 10.000,-
4) Dapat diambil sewaktu-waktu
5) Melayani sistem jemput bola
b) Si Supel (Simpanan Sukarela Pelajar)Merupakan simpanan yang
diperuntukan bagi pelajar dengan akad wadiah yadhamanah, yaitu
akad titipan uang dengan tanggunga keamanan ari BMT dan BMT
diperkenankan untuk mengelola uang tersebut untuk keperluan yang
bermanfaat BMT akan memberikan pembagian kadar keuntungan
sesuai dengan ketetapan BMT. Dengan ketentuan :
1) Setoran awal minimal Rp. 5000,-
2) Setoran selanjutnya minimal Rp. 2.000,-
3) Dapat diambil sewaktu-waktu
c) Si Suka (Simpanan Sukarela Berjangka)Merupakan simpanan
dengan akad mudharbah, yaitu anggota BMT menginvestasikan
sejumlah dana kedapa BMT dan BMT akan mengelola dana tersebut
dalam bentuk pembiayaan dan usaha lain yang bermanfaat. Anggota
48
BMT akan memperoleh bagian keuntungan berdasarkan nisbah yang
telah disepakati. Dengan Ketentuan :
1) Simpanan atas nama pribadi/lembaga
2) Setoran minimal Rp. 50.000,-
3) Nisbah diberikan setiap akhir bulan
Jangka waktu jatuh tempo :
1) 3 bulan, nisbah 40 : 60
2) 6 bulan, nisbah 45 : 55
3) 12 bulan, nisbah 50 : 50
d) Si Suqur (Simpanan Persiapan Ibadah Qurban)Merupakan simpanan
yang direncanakan untuk pembelian hewan qurban pada hari raya
Idul Adha. Si Suqur menggunakan akad wadiah yadhamanah. BMT
akan memberikan pembagian kadar keuntungan sesuai dengan
ketetpan BMT. Denngan ketentuan :
1) Setoran awal minimal Rp. 50.000,-
2) Setoran selanjutnya minimal Rp. 20.000,-
3) Pengambilan hanya bisa dilakukan 1 bulan sebelum hari raya
e) Si Aman (Simpanan Amanah)Adalah dana amanah anggota BMT
berupa zakat, infaq, shodaqoh, dan dana sosial yang disampaikan
kepada BMT dan BMT akan menyalurkan serta mengalokasikan
dana tersebut kepada pihak yang membutuhkan dan berhak
menerima (mustahiq).
49
2. Produk Pembiayaan
Pembiayaan dalah penyediaan uang yang dapat dipinjamkan
kepada peminjam berdasrkan persetujuan atau kesepakatan bersama antara
pihak BMT dengan nasabah. Nasabah peminjam (pembiayaan) wajib
mengembalikan dan melunasi pinjaman berserta bagi hasilnya setelah
jangka waktu tertentu yang telah ditentukan sesuai kesepakatan bersama.
Jenis-jenis pembiayaan di BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut :
a) Mudharabah (MDA) yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama BMT selaku shahibul maalmenyediakan
seluruh modal usaha, sedangkan pihak kedua anggota BMT sebagai
mudharib bertindak selaku pengelola usaha dan keuntungan usaha
dibagi antara BMT.Berikut ini syarat pengajuan pembiayaan:
1) Bersedia menjadi anggota.
2) Amanah dan bertanggung jawab.
3) Memiliki kartu identitas .
4) Memiliki usaha dan atau pekerjaan tetap.
5) Mengisi formulir permohonan pembiayaan.
6) Bersedia disurvei ke rumah atau empat usaha.
7) Permohonan pembiayaan dilengkapi fotocopy identitas diri (KTP
suami-istri dan Kartu Keluarga).
8) Pengajuan pembiayaan harus diketahui suami-istri atau orang tua
(bagi yang belum nikah).
50
9) Suatu keluarga hanya diperbolehkan mengajukan satu permohonan
pembiayaan.
10) Memberikan fotocopy jaminan yang akan dijadikan agunan.
11) Berkas yang sudah masuk tidak dapat diminta kembali.
Ketentuan:
a. Pembiayaan untuk modal usaha produktif.
b. Modal usaha disediakan BMT.
c. Anggota BMT bertindak selaku pengelola usaha.
d. Anggota BMT bersedia untuk menyampaikan kondisi usaha,
dan laporan keuangan secara jujur dan terbuka.
e. Keuntungan hasil usaha dibagi antara BMT dan anggota BMT
sesuai kesepakatan bersama (nisbah).
b) Musyarakah (MSA) yaitu akad kerjasama antara BMT dan anggota
BMT untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana (modal usaha) dan keuntungan usaha
dibagi antara BMT dengan anggota BMT sesuai kesepakatan yang
dituangkan dalam akad pembiayaan.Berikut ini syarat pengajuan
pembiayaan:
1) Bersedia menjadi anggota.
2) Amanah dan bertanggung jawab.
3) Memiliki kartu identitas .
4) Memiliki usaha dan atau pekerjaan tetap.
5) Mengisi formulir permohonan pembiayaan.
51
6) Bersedia disurvei ke rumah atau empat usaha.
7) Permohonan pembiayaan dilengkapi fotocopy identitas diri (KTP
suami-istri dan Kartu Keluarga).
8) Pengajuan pembiayaan harus diketahui suami-istri atau orang tua
(bagi yang belum nikah).
9) Suatu keluarga hanya diperbolehkan mengajukan satu permohonan
pembiayaan.
10) Memberikan fotocopy jaminan yang akan dijadikan agunan.
11) Berkas yang sudah masuk tidak dapat diminta kembali.
Ketentuan:
a. Pembiayaan untuk modal usaha produktif.
b. BMT menyertakan sebagian modal atas usaha yang dikelola
oleh anggota BMT.
c. Anggota BMT bersedia untuk menyampaikan kondisi usaha,
dan laporan keuangan secara jujur dan terbuka.
d. Keuntungan hasil usaha dibagi antara BMT dan anggota BMT
sesuai kesepakatan bersama (nisbah).
c) Murabahah (MBA) yaitu akad jual beli suatu barang antara BMT
(penjual) dengan anggota BMT (pembeli) dengan menegaskan harga
belinya kepada anggota BMT dan anggota BMT membayarnya
dengan harga yang lebih sebagai laba. Berikut ini syarat pengajuan
pembiayaan:
1) Bersedia menjadi anggota.
52
2) Amanah dan bertanggung jawab.
3) Memiliki kartu identitas .
4) Memiliki usaha dan atau pekerjaan tetap.
5) Mengisi formulir permohonan pembiayaan.
6) Bersedia disurvei ke rumah atau empat usaha.
7) Permohonan pembiayaan dilengkapi fotocopy identitas diri (KTP
suami-istri dan Kartu Keluarga).
8) Pengajuan pembiayaan harus diketahui suami-istri atau orang tua
(bagi yang belum nikah).
9) Suatu keluarga hanya diperbolehkan mengajukan satu permohonan
pembiayaan.
10) Memberikan fotocopy jaminan yang akan dijadikan agunan.
11) Berkas yang sudah masuk tidak dapat diminta kembali.
Ketentuan :
a. Pembiayaan untuk pembelian barang (kebutuhan konsumtif).
b. Pihak BMT membelikan barang yang dipesan oleh anggota
BMT, kemudian menjualnya kepada anggota, atau BMT
mewakilkan kepada Anggota BMT untuk membeli barang yang
dikehendakinya dan selanjutnya BMT menjual barang tersebut
kepada anggota.
c. BMT menyampaikan harga perolehan (harga beli barang) dan
menjual kepada anggota dengan harga lebih (profit margin)
sebagai laba.
53
d. Anggota BMT membayar barang yang dibeli tersebut dengan
cara jatuh tempo maupun angsuran sesuai jangka waktu yang
disepakati.
d) Ijaroh (IJR) adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas
suatubarang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan pemilikan barang itu
sendiri. Berikut ini syarat pengajuan pembiayaan:
1) Bersedia menjadi anggota.
2) Amanah dan bertanggung jawab.
3) Memiliki kartu identitas .
4) Memiliki usaha dan atau pekerjaan tetap.
5) Mengisi formulir permohonan pembiayaan.
6) Bersedia disurvei ke rumah atau empat usaha.
7) Permohonan pembiayaan dilengkapi fotocopy identitas diri (KTP
suami-istri dan Kartu Keluarga).
8) Pengajuan pembiayaan harus diketahui suami-istri atau orang tua
(bagi yang belum nikah).
9) Suatu keluarga hanya diperbolehkan mengajukan satu permohonan
pembiayaan.
10) Memberikan fotocopy jaminan yang akan dijadikan agunan.
11) Berkas yang sudah masuk tidak dapat diminta kembali
54
Ketentuan :
a. Ijaroh digunakan untuk keperluan menyewa barang/jasa
(pemindahan hak guna/manfaat barang/jasa).
b. Pihak BMT menyewakan barang atau jasa (menyediakan hak
guna barang/jasa) sesuai kebutuhan anggota BMT.
c. Pembayaran sewa dilakukan secara mengangsur sesuai jangka
waktu yang disepakati.
d. Keuntungan BMT diperoleh dari imbalan jasa (ujroh) atas
penggunaan manfaat barang/jasa tersebut.
e) Qardhul Hasan (QH) yaitu suatu akad pinjaman kepada anggota
BMT, dan anggota berkewajiban mengembalikan sejumlah pokok
pinjaman tanpa tambahan keuntungan kepada BMT. Produk ini tidak
ada syarat-syarat khusus untuk pengajuan seperti sebelumnya hanya
saja ada ketentuan untuk pengajuan sebegai berikut :
1) Pinjaman ini diprioritaskan untuk kaum dhuafa.
2) Anggota hanya diwajibkan mengembalikan sejumlah pokok
pinjaman tanpa tambahan keuntungan.
3) Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada
anggota untuk pembelian barang.keuntungan diperoleh dari harga
barang ditambah jumlah kelebihan harga barang sesuai dengan
kesepakatan, antara BMT dan lembaga.
55
f) Bai Bitsaman Ajil (BBA) adalah pembiayaan yang diberikan kepada
anggota untuk pembelian barang.keuntungan diperoleh dari harga
barang ditambah jumlah kelebihan harga barang sesuai dengan
kesepakatan, antara BMT dan lembaga. Berikut ini syarat pengajuan
pembiayaan:
1) Bersedia menjadi anggota.
2) Amanah dan bertanggung jawab.
3) Memiliki kartu identitas .
4) Memiliki usaha dan atau pekerjaan tetap.
5) Mengisi formulir permohonan pembiayaan.
6) Bersedia disurvei ke rumah atau empat usaha.
7) Permohonan pembiayaan dilengkapi fotocopy identitas diri (KTP
suami-istri dan Kartu Keluarga).
8) Pengajuan pembiayaan harus diketahui suami-istri atau orang tua
(bagi yang belum nikah).
9) Suatu keluarga hanya diperbolehkan mengajukan satu permohonan
pembiayaan.
10) Memberikan fotocopy jaminan yang akan dijadikan agunan.
11) Berkas yang sudah masuk tidak dapat diminta kembali
Ketentuan :
a. Pembiayaan untuk pembelian barang (kebutuhan konsumtif).
b. Pihak BMT membelikan barang yang dipesan oleh anggota
BMT, kemudian menjualnya kepada anggota, atau BMT
56
mewakilkan kepada Anggota BMT untuk membeli barang yang
dikehendakinya dan selanjutnya BMT menjual barang tersebut
kepada anggota.
c. BMT menyampaikan harga perolehan (harga beli barang) dan
menjual kepada anggota dengan harga lebih (profit margin)
sebagai laba.
d. Anggota BMT membayar barang yang dibeli tersebut dengan
cara jatuh tempo maupun angsuran sesuai jangka waktu yang
disepakati.
57
BAB IV
ANALISIS DATA
Strategi pemasaran yang sudah diterapkan BMT Bina Usaha meliputi
strategi jemput bola dan memberikan pelayanan semaksimal mungkin agar
anggota merasa nyaman dan puas. Namun strategi pemasaran baru yang lebih
inovatif dan disesuaikan dengan keadaan saat ini sangat diperlukan. Seperti yang
sudah dijelaskan Bapak Juwanto selaku Kepala Bagian (Kabag) BMT Bina Usaha
Karangjati bahwa tahap awal dalam perencanaan dan penyusunan strategi
pemasaran produknya adalah mengkaji analisis lingkungan yang meliputi
lingkungan internal dan lingkungan eksternal BMT. Hasil dari analisis lingkungan
internal dan eksternal akan diketahui faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman yang dapat memperlancar ataupun menghambat perkembangan
BMT Bina Usaha.
Peneliti mengembangkan hasil dari wawancara mengenai strategi yang
diterapkan sebelumnya serta faktor internal dan faktor eksternal yang menjadi
penghambat atau pendukung dalam pelaksanaannya menggunakan analisis
Matriks SWOT. Menurut Ragkuti (2005), matriks ini menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan yang menjadi peluang serta kelemahan atau penghambat yang
dihadapi BMT Bina Usaha sehingga menghasilkan strategi alternatif berdasarkan
keadaan tersebut.
58
Gambar 4. 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
A. Mekanisme Produk SIRELA di BMT Bina Usaha
SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar) merupakan produk
penghimpunan dana yang dikelola oleh BMT Bina Usaha untuk disalurkan
kepada masyarakat melalui pembiayaan. Akad yang digunakan dalam produk
SIRELA adalah wadiah yad dhomanah yang penarikan dan penyetorannya
dapat dilakukan setiap saat selama jam kerja atau operasional BMT Bina
Usaha. Bagi hasil keuntungan diberikan setiap bulan atas saldo rata-rata
harian dan otomatis akan menambahkan simpanan tersebut. Setiap perubahan
atas besarnya nisbah bagi hasil akan diumumkan di BMT Bina Usaha agar
semua anggota mengetahuinya.
Pelayanan produk SIRELA dapat dilakukan secara langsung dengan
mendatangi kantor kas maupun kantor pusat atau bisa juga dilayani dengan
Visi dan Misi BMT Bina Usaha Karangjati
Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal
Analisis Matrik SWOT
Alternatif strategi pemasaran produk
SIRELA terpilih
59
jemput bola untuk kemudahan transaksi baik setoran maupun penarikan yang
diantar langsung oleh marketing BMT Bina usaha.
1. Prosedur Pembukaan Rekening SIRELA
Untuk membuka rekening SIRELA calon anggota harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh BMT Bina Usaha.
Ketentuan dan syaratnya adalah sebagai berikut :
a. Penyimpan perorangan atau kelompok
Calon anggota perorangan datang langsung ke BMT Bina Usaha
dengan membawa berkas persyaratan dan tidak boleh diwakilkan.
Untuk kelompok atau lembaga, maka rekening diatasnamakan
perwakilan dari kelompok tersebut.
b. Mengisi permohonan keanggotaan dan pembukaan rekening
simpanan. Permohonan keanggotaan dan pembukaan rekening
simpanan berupa formulir disediakan oleh pihak BMT Bina Usaha di
kantor pusat maupun kantor kas, dan harus ditulis sendiri oleh
pemohon.
c. Menyerahkan fotocopy identitas diri (KTP/SIM) sebanyak 1 lembar.
d. Membayar Simpanan Pokok Rp 10.000,-
e. Setoran awal minimal Rp 10.000,-
f. Setoran selanjutnya minimal Rp 10.000,-
2. Prosedur Penutupan Rekening SIRELA
a. Anggota datang langsung ke kantor BMT Bina Usaha (tidak boleh
diwakilkan).
60
b. Mengisi aplikasi permohonan penutupan rekening dan diberi materai.
c. Teller memeriksa kelengkapan aplikasi, kemudian meminta buku
tabungan anggota untuk dipotong sebagai tanda bahwa buku tabungan
sudah tidak bisa digunakan lagi.
d. Membayar administrasi penutupan rekening sebesar Rp 10.000,-
e. Administrasi dapat diambilkan dari saldo rekening sirela dan semua
sisa saldo diberikan kepada anggota.
Selain prosedur diatas, penutupan rekening simpanan dapat terjadi
secara otomatis dengan ketentuan simpanan yang bersaldo dibawah saldo
minimum selama 6 bulan berturut-turut tidak ada transaksi tunai dapat
mengakibatkan ditutupnya rekening simpanan oleh pihak BMT Bina Usaha.
Sedangkan simpanan dengan saldo diatas minimal dan selama 12 bulan
berturuut-turut tidak ada transaksi tunai, maka rekening tersebut akan
dikategorikan rekening nonaktif dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Tidak diberikan bagi hasil
2) Dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 1.000,- setiap bulannya.
3) Dapat diaktifkan kembali sewaktu-waktu.
Tabel 4. 1 Perkembangan SIRELA di BMT Bina Usaha
Tahun Jumlah Anggota Baru per Tahun Funding per Tahun
2014 621 Rp 1.974.629.978
2015 457 Rp 1.316.780.141
2016 457 Rp 1.881.964.521
2017 349 Rp 2.069.440.773
Sumber: BMT Bina Usaha, 2018
61
B. Faktor Internal BMT Bina Usaha
Dari hasil analisis lingkungan internal, maka diperoleh beberapa
faktor kekuatan dan faktor kelemahan yang dimiliki BMT Bina Usaha, yaitu:
1. Analisis Kekuatan (Strength)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Juwanto selaku Kepala
Bagian Pemasaran dan Bapak Turyono selaku divisi marketing di BMT
Bina Usaha (Selasa, 26 Juni 2018) terdapat beberapa faktor kekuatan yang
dimiliki BMT sehingga dapat menjadi pendukung dalam pelaksanaan
pemasaran. Faktor kekuatan yang dimiliki oleh BMT Bina Usaha adalah
sebagai berikut :
a) Kepercayaan dan loyalitas anggota terhadap BMT tinggi.
Anggota BMT Bina Usaha percaya bahwa BMT Bina Usaha
amanah dalam pengelolaan dana sehingga mereka tetap menggunakan
jasa BMT Bina Usaha meskipun banyak lembaga keuangan lain.
b) Produk SIRELA mudah diterima di masyarakat.
SIRELA merupakan produk penghimpunan dana dengan
persyaratan mudah dan cepat sehingga mudah diterima di masyarakat
luas.
c) Pelayanan yang flexible (tidak terikat jam kerja).
Divisi marketing BMT Bina Usaha melayani setiap anggota tidak
harus terikat dengan jam kerja. Karena pelayanan dilakukan dengan
kekeluargaan dan melayani sistem jemput bola dimana marketing
mendatangi rumah setiap anggotanya.
62
d) Pengelolaan BMT yang amanah.
Pengelolaan BMT Bina Usaha dilakukan dengan amanah atas dasar
ketaatan dan ibadah terhadap Allah untuk menunaikan apa yang
dititipkan dan dipercayakan oleh setiap anggotanya.
e) Bekerjasama dengan lembaga lain.
BMT Bina Usaha bekerjasama dengan lembaga keuangan lain
seperti Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia
(BMI) untuk pengelolaan ataupun penyimpanan dana yang lebih besar.
2. Analisis Kelemahan (Weaknesseses)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Pujiarto dan Bapak
Turyono selaku divisi marketing di BMT Bina Usaha (Selasa, 26 Juni
2018) terdapat beberapa faktor kelemahan yang dimiliki BMT sehingga
dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan pemasaran. Kelemahan
yang dimiliki oleh BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut :
a) Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep syariah.
Sampai saat ini masih belum banyak masyarakat yang percaya
sepenuhnya bahwa sistem bagi hasil (profit and sharing) berbeda
dengan bunga seperti yang diterapkan bank konvensional. Kerena
ketidaktahuan ini dapat dimanfaatkan oleh sebagian orang yang tidak
menyukai berkembangnya lembaga keuangan syariah seperti BMT
untuk membuat isu bahwa bagi hasil sebenarnya sama dengan bunnga
bank.
63
b) Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengelola BMT.
BMT Bina Usaha memiliki 2 kantor berupa kantor pusat dan
kantor kas namun hanya memiliki seorang manager dan 10 karyawan
yang dibagi di kedua kantor sedangkan 4 diantaranya marketing yang
bekerja di lapangan sehingga kurangnya Sumber Daya Manusia dalam
pengelolaan BMT dapat juga memperngaruhi pemasarannya.
c) Teknologi IT dan sistem akutansi kurang memadai.
BMT Bina Usaha hanya memiliki seorang karyawan yang
memahami IT untuk bekerja di kedua kantor sehingga perlu adanya
pelatihan IT untuk setiap karyawan.
d) Permodalan yang hanya dari anggota bukan dari Pemerintah.
Permodalan yang dimiliki BMT Bina Usaha hanya berasal dari
anggota bukan dari Pemerintah sehingga banyak sedikitnya anggota
yang menabung ataupun melakukan pembiayaan berpengaruh
terhadap permodalan BMT.
C. Faktor Eksternal BMT Bina Usaha
Dari hasil analisis lingkungan eksternal, maka diperoleh beberapa
faktor peluang dan faktor ancaman bagi BMT Bina Usaha, yaitu:
1. Analisis Peluang (Opportunities)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Turyono dan
Ibu Arum selaku divisi marketing di BMT Bina Usaha (Selasa, 26 Juni
64
2018) terdapat beberapa faktor peluang yang dimiliki BMT sehingga dapat
menjadi pendukung dalam pelaksanaan pemasaran. Peluang yang dimiliki
oleh BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut :
a) Lokasi berada di jalur perdagangan.
Lokasi BMT Bina Usaha berada diantara jalur perdagangan seperti
pasar, pertokoan dan tempat usaha mikro kecil (UKM) lainnya.
b) Pangsa pasar banyak.
Jalur perdagangan di antara BMT Bina Usaha masih banyak yang
belum dimasuki lembaga keuangan lainnya. Maka pelluang bagi BMT
Bina Usaha untuk menguasai pangsa pasar yang terbuka ini.
c) Mayoritas penduduknya muslim.
Sebagian besar masyarakat sekitar BMT Bina Usaha adalah
muslim. Hal ini menguntungkan karena masyarakat saat ini sudah
mulai sadar akan riba atau haramnya bunga bank seperti yang
diterapkan pada bank konensional.
d) Lembaga keuangan berbasis syariah semakin banyak.
Berkembangnya lembaga keuangan lain yang berbasis syariah di
lingkungan BMT Bina Usaha dapat menjadi ancaman namun dapat
juga menjadi peluang karena dengan semakin meningkatnya jumlah
lembaga keuangan syariah berarti meningkat pula peminat masyarakat
terhadap lembaga keuangan syariah. Selaanjutnya tingal bagaimana
BMT Bina Usaha dengan strateginya memanfaatkan peluang ini
sehingga dapat kenguntungkan dan tidak menjadi ancaman bagi BMT.
65
2. Analisis Ancaman (Threats)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Arum Bapak Pujiarto
selaku divisi marketing di BMT Bina Usaha (Selasa, 26 Juni 2018)
terdapat beberapa faktor ancaman yang dimiliki BMT sehingga dapat
menjadi penghambat dalam pelaksanaan pemasaran. Kelemahan yang
dimiliki oleh BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut:
a) Lembaga keuangan berbasis syariah semakin banyak
Semakin meningkatnya jumlah lembaga keuangan syariah berarti
meningkat pula peminat masyarakat terhadap lembaga keuangan
syariah. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi BMT Bina Usaha jika
tidak dapat memanfaatkan peluang yang sudah ada untuk menciptakan
strategi strategi terbaiknya.
b) Adanya BMT lain yang bermasalah
Adanya BMT lain yang bermasalah menjadi ancaman bagi BMT
Bina Usaha karena dikhawatirkan nantinya dapat mengurangi minat
anggotanya dan masyarakat akan memandang bahwa BMT Bina
Usaha sama dengan BMT yang bermasalah tersebut meskipun BMT
Bina Usaha tidak ada keterkaitannya dengan BMT bermasalah
tersebut.
c) Tidak didukung LPS
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tidak melindungi kegiatan
BMT karena LPS merupakan lembaga independen yang berfungsi
menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Bagi masyarakat
66
yang mengetahui hadirnya LPS kemungkinan berfikir ulang untuk
menyimpan dananya di BMT karena menganggap Bank lebih aman
daripada lembaga keuangan lainnya.
D. Strategi Pemasaran Berdasarkan Analisis SWOT
Setelah di identifikasi hasil dari faktor internal dan faktor eksternal
yang mempengaruhi penghambat serta pendukung pemasaran maka data
diolah berdasarkan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2005), analisis adalah
indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan melalui pendekatan matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi BMT
Bina Usaha dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Juwanto selaku
Kepala Bagian (Kabag) pemasaran dan ketiga divisi marketing di BMT Bina
Usaha Karangjati maka dapat dikembangkan dan dihasilkan strategi-strategi
pilihan dengan memanfaatkan peluang dan kekuatan yang sudah untuk
mengurangi kelemahan serta ancaman yang dihadapi BMT. Empat strategi
alternatif yang dihasilkan dari matriks SWOT adalah:
1. Strategi SO (StrengthOpportunities)
a) Menjaga hubungan baik dengan setiap anggota dan masyarakat sekitar.
b) Menjadikan kantor yang kondusif dan menyenangkan.
c) Memperkuat kerjasama dengan lembaga lain.
d) Pelayanan terhadap anggota ditingkatkan.
67
e) Tetap amanah dalam mengelola lembaga.
2. Strategi ST (Strength Threat)
a) Pelayanan yang tepat sasaran (excellent service).
b) Cepat dalam mengambil peluang.
c) Meningkatkan hubungan baik antara pengurus, pengawas, pengelola
dan anggota.
d) Memperluas jangkauan pemasaran.
3. Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
a) Mengembangkan produk layanan yang lebih baik.
b) Meningkatkan kegiatan promosi.
c) Pelatihan IT dan sistem akutansi kepada SDM.
d) Memperkuat solidaritas antar karyawan.
4. Strategi WT (Weaknesses Threat)
a) Meningkatkan jumlah SDM yang memadai.
b) Pelatihan tentang syariah terhadap anggota.
c) Peningkatan pelayanan yang berkualitas.
68
Tabel 4. 2 Analisis Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Strength (S)
1. Kepercayaan dan loyalitas
anggota terhadap BMT tinggi.
2. Produk SIRELA mudah
diterima di masyarakat.
3. Pelayanan yang flexible.
4. Pengelolaan BMT yang
amanah
5. Bekerjasama dengan lembaga
lain.
Weaknessess (W)
1. Kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap
konsep syariah.
2. Kurangnya Sumber Daya
Manusia (SDM) dan
pengelola BMT.
3. Teknologi IT dan sistem
akutansi kurang memadai.
4. Permodalan yang hanya
dari anggota bukan dari
Pemerintah.
Opportunities (O)
1. Lokasi berada di jalur
perdagangan.
2. Pangsa pasar banyak.
3. Mayoritas
penduduknya muslim.
4. Lembaga keuangan
berbasis syariah
semakin banyak.
Strategi SO
1. Menjaga hubungan baik
dengan anggota dan
masyarakat.
2. Menjadikan kantor yang
kondusif dan menyenangkan.
3. Memperkuat kerjasama
dengan lembaga lain.
4. Tetap amanah dalam
mengelola lembaga.
Strategi WO
1. Mengembangkan produk
layanan yang lebih baik.
2. Meningkatkan kegiatan
promosi.
3. Pelatihan IT dan sistem
akutansi kepada SDM.
4. Memperkuat solidaritas
antar karyawan.
Threat (T)
1. Lembaga keuangan
berbasis syariah
semakin banyak.
2. Adanya BMT lain
yang bermasalah.
3. Tidak didukung LPS.
Strategi ST
1. Pelayanan yang tepat sasaran
(excellent service).
2. Cepat dalam mengambil
peluang.
3. Meningkatkan hubungan baik
antara pengurus dan pengawas
4. Memperluas jangkauan
pemasaran.
Strategi WT
1. Meningkatkan jumlah SDM
yang memadai.
2. Pelatihan tentang syariah
terhadap anggota.
3. Peningkatan pelayanan
yang berkualitas.
4. Menjalin kerjasama
disegala bidang dengan
anggota.
Sumber: Data yang diolah, 2018
Berdasarkan matriks SWOT diatas dapat dilihat bahwa faktor
kekuatan lebih besar dibandingkat dengan faktor kelemahan yang dimiliki
oleh BMT Bina Usaha Karangjati dan faktor peluang juga lebih besar bila
dibandingkan dengan faktor ancaman yang dihadapi BMT Bina Usaha
Karangjati. Dengan kondisi seperti itu, BMT Bina Usaha Karangjati
69
seharusnya sudah cukup mampu untuk bersaing dengan lembaga-lembaga
keuangan keuangan yang sudah ada. Berikut merupakan pengembangan
strategi pemasaran dari hasil interpretasi analisis matriks SWOT BMT Bina
Usaha Karangjati :
1. Strategi SO (StrengthOpportunities)
a) Menjaga hubungan baik dengan setiap anggota dan masyarakat
sekitar lingkungan BMT Bina Usaha akan memberikan citra baik
lembaga terhdap masyarakat dan meningkatkan loyalitas anggota.
b) Menjadikan kantor yang kondusif dan menyenangkan akan
membuat anggota merasa nyaman saat mendatangi kantor. Karena
kepuasan anggota berperan penting dalam berkembangnya
lembaga.
c) Pelayanan terhadap anggota ditingkatkan dengan pelayanan yang
lebih baik dan memuaskan.
d) Pengelolaan BMT Bina Usaha dilakukan dengan amanah atas dasar
ketaatan dan ibadah terhadap Allah untuk menunaikan apa yang
dititipkan dan dipercayakan oleh setiap anggotanya.
2. Strategi ST (Strength Threat)
a) Memberikan pelayanan yang tepat sasaran (excellent service),
sesuai kebutuhan anggotanya dan memberikan pelayanan yang
terbaik dengan sepenuh hati agar anggota merasa puas akan jasa
yang diberikan.
70
b) BMT Bina Usaha harus gerak cepat dalam memanfaatkan peluang
yang sudah ada untuk mengurangi ancaman-ancaman dari luar
yang dihadapi BMT.
c) Meningkatkan hubungan baik antara pengurus, pengawas,
pengelola dan anggota agar tercipta suatu hubungan kekeluargaan
yang erat dan akan berpengaruh terhadap loyalitas anggota.
d) Memperluas jangkauan pemasaran untuk mendapatkan anggota
yang lebih banyak lagi.
3. Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
a) Perlu adanya inovasi baru untuk mengembangkan produk layanan
menjadi lebih baik dan menarik calon anggota baru.
b) Kegiatan promosi lebih ditingkatkan agar lebih diketahui
masyarakat luas, seperti promosi di sekolah untuk mengajarkan
anak-anak menabung di usia dini.
c) Pelatihan IT dan sistem akutansi sangat diperlukan karena
keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) akan mempengaruhi
berkembangnya lembaga karena semakin berkembangnya lembaga
harus diimbangi dengan kemajuan teknologi dan SDM didalamnya.
d) Memperkuat solidaritas antar karyawan sangat diperlukan untuk
menghindari persaingan yang tidak sehat antar karyawan. Karena
pekerjaan yang baik dan menyenangkan berasal dari lingkungan
kerja.
71
4. Strategi WT (Weaknesses Threat)
a) Meningkatkan jumlah SDM yang memadai dengan membuka
recruitment kerja dan lebih melihat akan kemampuan yang dimiliki
calon pekerja.
b) Pelatihan tentang syariah terhadap anggota diperlukan untuk
menghindari kesalahpahaman masyarakat dalam mengartikan
konsep syariah yang diterapkan di BMT.
c) Meningkatkan pelayanan menjadi lebih berkualitas.
d) Menjalin kerjasama disegala bidang dengan anggota.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
di BMT Bina Usaha Karangjati, maka dapat diambil kesimpulan:
1. SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar) merupakan produk penghimpunan
dana yang dikelola untuk disalurkan kepada masyarakat melalui
pembiayaan. Akad yang digunakan dalam produk SIRELA adalah
wadiah yad dhomanah.
2. Faktor internal berupa faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
BMT Bina Usaha Karangjati adalah kepercayaan masyarakat terhadap
BMT yang tinggi, produk mudah diterima dan pelayanan yang flexible,
permodalan yang bukan dari pemerintah, kurangnya SDM dan
pemahaman masyarakat akan prinsip syariah yang diterpkan.
3. Faktor eksternal berupa faktor peluang dan ancaman yang dimiliki BMT
Bina Usaha Karangjati adalah lokasi berada di jalur perdagangan,
mayoritas penduduk sekitar BMT muslim dan pangsa pasar yang banyak,
adanya BMT lain yang bermasalah, tidak didukung LPS dan banyaknya
lembaga keuangan lain.
4. Berdasarkan analisa faktor internal dan eksternal maka strategi
pemasaran yang tepat adalah menggunakan analisis SWOT dimana
menunjukkan bahwa BMT Bina Usaha Karangjati berada diposisi kuat,
73
berpeluang dan mampu bersaing dengan lembaga lain. Agar tetap
bertahan dalam keadaan tersebut maka strategi baru yang harus
diterapkan yaitu dengan menjaga hubungan baik dengan anggota,
menjadikan kantor yang kondusif dan menyenangkan, gerak cepat dalam
mengambil peluang dan memperluas jangkauan pemasaran dan
eningkatkan kualitas pelayanan serta menjalin kerjasama disegala bidang
dengan anggota.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis ingin memberikan
beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan dan masukan
bagi BMT Bina Usaha Karangjati:
1. Solidaritas dan kekeluargaan antar karyawan perlu ditingkatkan sehingga
tidak ada kesan individual dalam suatu tim karena lingkungan kerja akan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan serta lingkungan kerja yang
kondusif akan memberikan rasa nyaman terhadap setiap anggota di
dalamnya.
2. Agar dapat bersaing di pasar persaingan yang semakin ketat dan
kompetitif, hendaknya BMT Bina Usaha mampu memanfaatkan peluang
yang ada dan selalu melakukan inovasi-inovasi produk supaya mempunyai
nilai jual tinggi dan lebih diminati oleh calon anggota baru.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Kotler. 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Dewi, Daryanto dan Fahmi. 2012. “Aplikasi Metode AHP-SWOT Untuk
Perencanaan Strategi Lembaga Non Profit”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Vol. 11. No. 2:113-120.
Elyarni, Reca dan Hermanto. 2016. “Analisis SWOT Terhadap Strategi
Pemasaran Layanan SAP Express pada PT. SAP”. Jurnal Metris. Vol.
17. No. 2: 81-88.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 02/DSN-MUI/IV/2000
Hadi, Wasuhua, dan Masri. 2017. “Metode Analisis SWOT dalam pelaksanaan
One Village One Product Agribisnis Hortikultura”. Journal of Applied
Business and Economics. Vol. 4. No. 2: 159-172.
Hasan, Ali. 2009. Marketing. Yogyakarta: PT. Buku Kita
Kartajaya, Hermawan dan Syakir Sula, Muhammad. 2006. Syariah Marketing.
Bandung: Mizan Pustaka.
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2014. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nazwirman dan Wulandari, Erna. 2016. “Analisis SWOT Untuk Strategi
Pemasaran PT. Indorama Synthetics Tbk”. Journal of Economics and
Business Aseanomics. Vol. 1. No. 1:138-162.
Noor, Syamsudin. 2014. “Penerapan Analisis SWOT Dalam Menentukakn
Strategi Pemasaran Daihatsu Luxio di Malang (Studi Kasus Pada PT.
Astra International Tbk.-Daihatsu Malang)”. Jurnal ITEKNA. Vol. 14.
No. 2:102-209.
Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siregar, Ninny. 2016. “Analisis SWOT Sebagai Dasar dalam Menentukan Strategi
Pemasaran pada Perusahaan PT. Harmony Toba Jaya”. Jurnal Konsep
Bisnis dan Manajemen. Vol. 3. No. 1: 34-46.
Suryanto, Bagong dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Wicaksono, Arie. 2017. “Strategi Pemasaran dengan Menggunakan Analisis
SWOT Tanpa Skala Industri Pada PT X Di Jakarta”. Jurnal Manajemen
Industri dan Logistik. Vol. 1. No. 2: 106-112.
Wiratha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi
Offfset.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Brosur Produk Simpanan BMT Bina Usaha Karangjati
Lampiran 2 Brosur Produk Pembiayaan BMT Bina Usaha Karangjati
Lampiran 3 Formulir Pendaftaran Anggota Baru
Lampiran 4 Formulir Pembukaan Simpanan
Lampiran 5 Slip Setoran Tunai
Lampiran 6 Slip Penarikan
Lampiran7 Slip SetoranPembiayaan
Lampiran 8 Surat Bukti Magang / Penelitian
PERNYATAAN KEASLIAN
DAN
KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Elsa Dini Anggraeni
NIM : 64010150047
Program Studi : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat ini benar-benar hasil karya sendiri,
bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam tugas akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tugas akhir ini diperbolehlan untuk di Publikasikan oleh Perpustakaan IAIN
Salatiga.
Salatiga, 23 Agustus 2018
Yang Menyatakan
Elsa Dini Anggraeni
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Elsa Dini Anggraeni
Tempat/Tgl. Lahir : Kab. Semarang, 05 April 1997
Alamat Rumah : Krajan Timur
RT/RW : 003/005
Desa/Kelurahan : Bergas Lor
Kecamatan : Bergas
Kabupaten : Semarang
Provinsi : Jawa Tengah
Nama Ayah : Junaedi
Nama Ibu : Eni Setyowati
B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri Bergas Lor 01 : Tahun Lulus 2009
2. SMP Negeri 1 Bergas : Tahun Lulus 2012
3. SMK Negeri 2 Salatiga : Tahun Lulus 2015
4. IAIN Salatiga : Tahun Lulus 2018