ANALISIS SUPERVISI AKADEMIK UNTUK ...eprint.stieww.ac.id/961/1/171103621 BUDI SANTOSA...
Transcript of ANALISIS SUPERVISI AKADEMIK UNTUK ...eprint.stieww.ac.id/961/1/171103621 BUDI SANTOSA...
ANALISIS SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1
KOTA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
TESIS
Diajukan Oleh:
BUDI SANTOSA NIM: 171103621
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA 2019
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
i
ANALISIS SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1
KOTA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Manajemen
Disusun Oleh:
BUDI SANTOSA NIM: 171103621
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA 2019
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ii
TESIS
ANALISIS SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1
KOTA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Diajukan Oleh:
BUDI SANTOSA NIM: 171103621
Tesis ini telah disetujui pada tanggal:.................................
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Wahyu Widayat, M.Ec Dra. Priyastiwi,M.Si.,Ak.,CA
dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh Gelar Magister
Yogyakarta, Agustus 2019
Mengetahui, Program Magister Manajemen
STIE Widya Wiwaha Yogyakarta Direktur
Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iii
PERNYATAAN
Dengan ini dinyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Juli 2019
BUDI SANTOSA
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
anugerah-Nya, sehingga telah dapat menyelesaikan tesis Magister Manajemen
STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tesis ini, oleh karena itu diucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kelancaran tesis ini, yaitu kepada:
1. Dr. Wahyu Widayat, M.Ec selaku pembimbing I yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
2. Dra. Priyastiwi, M.Si, Ak.,CA selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
3. Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D selaku Direktur Magister Manajemen STIE
Widya Wiwaha
4. Dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.
5. Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
6. Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Magelang yang telah memberikan dorongan
dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
7. Segenap Guru dan karyawan SMPN 1 Kota Magelang yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
v
Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak diucapkan terima kasih
dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penelitian ini
sangat diharapkan.
Yogyakarta, Juli 2019
BUDI SANTOSA
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 7
D. Tujuan penelitian ...................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ......................................................................... 9
B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..................................................................... 31
B. Definisi Operasional ................................................................. 31
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vii
C. Subyek dan Obyek Penelitian.................................................... 32
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 32
E. Rancangan Penelitian ............................................................... 33
F. Metode Analisis Data ............................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran SMPN 1 Kota Magelang ......................................... 38
B. Hasil Penelitian ........................................................................ 42
C. Pembahasan .............................................................................. 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Supervisi RPP (Kurikulum 2013)
Lampiran 2 Instrumen Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran (Kurikulum 2013)
Lampiran 3 Instrumen Monitoring Administrasi Pembelajaran
Lampiran 4 Hasil Penilaian Instrumen Supervisi RPP
Lampiran 5 Hasil Penilaian Instrumen Supervisi RPP
Lampiran 6 Hasil Penilaian Instrumen Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 8 Hasil Penilaian Instrumen Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 9 Hasil Penilaian Instrumen Supervisi Administrasi Pembelajaran
Lampiran 10 Hasil Penilaian Instrumen Supervisi Administrasi Pembelajaran
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Nilai Supervisi Akademik ................................................................... 36
Tabel 3.2. Konversi Skor Ke Nilai Kompetensi .................................................. 37
Tabel 4.1. Data Siswa 3 (tiga tahun terakhir) ...................................................... 38
Tabel 4.2. Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru ........................... 39
Tabel 4.3. Prestasi guru ....................................................................................... 39
Tabel 4.4. Data Guru Menurut Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan
Jumlah ................................................................................................ 40
Tabel 4.5. Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan Latar Belakang
Pendidikan (Keahlian) ....................................................................... 40
Tabel 4.6. Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja Guru Melalui Supervisi
Akademik Pada Siklus I .................................................................... 45
Tabel 4.7. Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja Guru Melalui Supervisi
Klinis Pada Siklus II .......................................................................... 49
Tabel 4.8. Hasil Nilai Siklus I dan II ................................................................... 50
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tujuan Supervisi Akademik ............................................................ 11
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Sekolah ............................................... 33
Gambar 4.1. Pelaksanaan Belajar Mengajar Siklus I ........................................... 44
Gambar 4.7. Pembinaan Guru di Siklus II ........................................................... 47
Gambar 4.3. Pelaksanaan Belajar Mengajar Siklus II ......................................... 48
Gambar 4.4. Kinerja Guru .................................................................................... 52
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
xi
ABSTRAK
Peningkatan kinerja guru pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan organisasi yang tidak pernah berakhir. Hal ini disebabkan pengembangan dan peningkatan kinerja tidak hanya dilakukan jika terjadi kesenjangan antara kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan, tetapi juga pengembangan dan peningkatan tersebut harus tetap dilakukan meskipun tidak terjadi kesenjangan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis supervisi akademik terhadap guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang, untuk mengetahui supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), dimana penilaiannya menggunakan Penilaian kinerja (performance appraisal) menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menilai kinerja guru oleh kepala sekolah menggunakan lembar observasi yang sudah dibakukan yakni Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).
Hasil penelitian supervisi akademik terhadap guru di SMPN 1 Kota Magelang merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran guru di SMPN 1 Kota Magelang akan meningkatkan kualitas belajar peserta didik, sehingga pembinaan dan pemberian dampingan secara kesinambungan yang dilakukan oleh kepala sekolah akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru dan akan berdampak pada kualitas hasil belajar peserta didik SMPN 1 Kota Magelang. Supervisi akademik di SMPN 1 Kota Magelang ini dijalankan dengan 2 siklus penelitian tindakan sekolah. Supervisi Akademik dapat meningkatkan kinerja guru di SMPN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2018/2019, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian tindakan sekolah (siklus 1) dan pembinaan sampai dengan siklus 2, nilai rata-rata kinerja guru adalah 84,51 menjadi 88,8. Kemudian upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru melalui supervisi akademik SMPN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2018/2019 adalah dengan Pembinaan Kepala Sekolah, meningkatkan aktivitas dalam kegiatan pembinaan yang menunjang peningkatan kinerja guru seperti pelatihan, penataran, workshop, Kelompok Kerja Guru (KKG) yang bermanfaat dan dapat membantu guru untuk lebih mudah memahami konsep peran dan fungsi guru sehingga peningkatan kinerja guru dalam mengajar di sekolah dapat berjalan baik, dan dengan demikian peningkatan kinerja guru dapat ditingkatkan. Kata Kunci: supervisi akademik, kinerja, guru
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan pekerjaan yang harus ditekuni untuk mewujudkan
keahlian keprofesionalannya. Guru yang profesional harus mampu memotivasi
siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam rangka pencapaian standar
pendidikan yang telah ditetapkan. Sebagai tenaga professional, guru mempunyai
peranan dan tanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran. Keberhasilan
seorang anak didik mengikuti pendidikan di sekolah sangat ditentukan pada
keberhasilannya mengikuti pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu di sekolah
diperlukan guru yang profesional untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan,
misalnya pada saat kegiatan belajar mengajar guru tidak hanya sekedar
menyampaikan materi namun kegiatan pembelajaran yang bermuara pada
perubahan perilaku siswa. Selain mengajar guru juga mempunyai tugas mendidik,
mengajar, dan membimbing siswa dengan memberikan keterampilan sebagai
sebagai bekal hidup dalam masyarakat.
Tugas dan fungsi guru tersebut di atas sejalan dengan yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengemukakan bahwa seorang guru adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya diperlukan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2
pemahaman penguasaan materi pembelajaran dan pemetaan standar kompetensi
dan kompetensi dasar, pengembangan materi pembelajaran, dan penggunaan
teknologi informatika dan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru dalam menjalankan tugasnya dituntut memiliki kompetensi-
kompetensi tertentu. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud antara lain:
1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik.
2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam.
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efktif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Mengingat pentingnya keterlibatan guru dalam keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan, kinerja guru perlu dikembangkan secara terus
menerus. Kinerja merupakan gambaran tentang hasil kerja seseorang yang
berkaitan dengan tugas yang diembannya, dan didasarkan pada tanggungjawab
profesional yang dimiliki seseorang (Uno, 2012: 12). Guru dalam melaksanakan
tugasnya, didasarkan pada standar kinerja guru. Standar kinerja merupakan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3
patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap segala hal yang telah
dikerjakan. Menurut Barnawi, (2012: 13-14), Standar kinerja guru berhubungan
langsung dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja
sama dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan
pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa
dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru,
namun pada kenyataannya di lapangan, guru tidak dengan mudah menjalankan
tugasnya karena dihadapkan dengan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupannya, kurang adanya persiapan yang matang serta fasilitas yang kurang
mendukung untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Hal ini akan
memunculkan masalah terhadap kinerja guru yang tidak produktif, padahal
guru dituntut untuk bekerja secara profesional.
Guru merupakan faktor penentu dalam keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan di SMP Negeri 1 Kota Magelang. Karena guru memiliki peranan
penting dalam penyelenggaraan pendidikan, maka guru harus selalu
meningkatkan mutu kinerja sebagai seorang pendidik. Mutu kinerja guru perlu
ditingkatkan agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Selain itu,
kinerja guru yang bermutu tentu berkontribusi terhadap kemajuan lembaga
pendidikan.
Kinerja memiliki posisi penting dalam manajemen dan organisasi. Karena,
keberhasilan dalam melakukan pekerjaan sangat ditentukan oleh kinerja. Hal ini
berarti, jika seseorang bekerja dalam organisasi, kinerjanya merupakan
serangkaian perilaku dan kegiatan secara individual sesuai dengan harapan atau
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4
tujuan organisasi. Rendahnya kinerja guru tentu dapat menurunkan mutu
pendidikan dan menghambat tercapainya visi di suatu sekolah. Sekolah yang
seperti itu tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan memiliki
daya saing di kancah global seperti sekarang ini. Oleh karena itu kinerja harus
dikelola dengan baik dan dijaga agar tidak mengalami penurunan. Bahkan,
seharusnya selalu diperhatikan agar mengalami peningkatan secara terus menerus.
Upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja guru pada dasarnya
merupakan suatu kebutuhan organisasi yang tidak pernah berakhir. Hal ini
disebabkan pengembangan dan peningkatan kinerja tidak hanya dilakukan jika
terjadi kesenjangan antara kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan, tetapi
juga pengembangan dan peningkatan tersebut harus tetap dilakukan meskipun
tidak terjadi kesenjangan. Sebab, perubahan lingkungan eksternal organisasi yang
sangat cepat dewasa ini akan mendorong pada meningkatnya tuntutan yang lebih
tinggi pada organisasi.
Penguasaan materi pembelajaran yang dimaksud ialah kegiatan guru untuk
menguasai materi yang akan diajarkan sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasarnya sehingga bisa mengembangkan materi ajar yang lebih
menarik dan dapat memanfaatkan penggunaan TIK sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran.
Berdasarkan observasi pendahuluan dan wawancara langsung dengan
salah seorang guru SMP Negeri 1 Kota Magelang diperoleh data bahwa kinerja
guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang memiliki kinerja yang baik, namun masih
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5
ada guru yang lain yang masih perlu ditingkatkan kinerjanya. Kurangnya kinerja
guru antara lain sebagai berikut:
1. Masih ada guru yang terkadang datang terlambat
2. Masih ada guru yang belum membuat RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan baik)
3. Apabila Kepala Sekolah tidak ada ditempat guru merasa tidak diawasi
sehingga kinerja turun
4. Masih ada guru yang keluar masuk kelas meninggalkan pelajaran
5. Prestasi siswa sebenarnya masih belum optimal, masih bisa ditingkatkan
lagi.
6. Beberapa Guru belum menggunakan model pembelajaran yang kreatif, tidak
mengembangkan media pembelajaran sehingga menimbulkan siswa
menjadi pasif, hal ini nampak dari model pembelajaran masih dikuasai oleh
guru. Selain itu juga rendahnya kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK
dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar
Sebenarnya sekolah ini memiliki kedisiplinan yang tinggi yang ditujukan
kepada seluruh warga sekolah, dengan didukung oleh fasilitas yang cukup
memadai SMP Negeri 1 Kota Magelang terus berkembang dan mampu bersaing
dengan sekolah lain. Adapun upaya-upaya yang dilakukan guru dalam
meningkatkan kinerjanya yakni dengan mengikuti pelatihan-pelatihan seperti in-
house training (IHT), diklat, workshop, dan seminar baik yang diselenggarakan
secara internal maupun eksternal, namun belum semua guru mengikutinya,
padahal dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut, guru memperoleh
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6
wawasan dan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang kinerja guru sebagai
pendidik. Walaupun guru SMP Negeri 1 Kota Magelang secara umum telah
memiliki kinerja yang cukup baik, namun guru-guru sebaiknya terus berupaya
untuk menjaga dan meningkatkan kinerjanya. Apalagi pada era globalisasi
seperti sekarang ini, guru dituntut untuk terus meningkatkan mutu kinerjanya
dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.
Berdasarkan fenomena di atas diupayakan untuk melakukan perbaikan
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah menggunakan Supervisi
Akademik. Supervisi Akademik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
supervisi akademik sama maksudnya dengan konsep supervisi pendidikan
(educational supervision) sering disebut pula sebagai Instructional Supervision
atau Instructional Leadership, yang menjadi fokusnya adalah mengkaji, menilai,
memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan mutu kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan guru melalui pendekatan bimbingan dan konsultasi
dalam nuansa dialog profesional.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan tersebut,
menarik untuk mengadakan penelitian tentang “Analisis Supervisi Akademik
Untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diketahui bahwa supervisi akademik
untuk meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang masih belum
optimal.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
7
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dirumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana supervisi akademik terhadap guru di SMP Negeri 1 Kota
Magelang?
2. Mengetahui sejauhmana supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja
guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis supervisi akademik terhadap guru di SMP Negeri 1
Kota Magelang.
2. Untuk mengetahui supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru di
SMP Negeri 1 Kota Magelang.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis:
a. Untuk menambah dan memperkaya khasanah keilmuan pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya mengenai supervisi akademik untuk
meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
penelitian selanjutnya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8
2. Manfaat praktis:
a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi guru, kepala sekolah, dan
pihak lain yang terlibat dalam supervisi akademik untuk meningkatkan
kinerja guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang.
b. Sebagai bahan informasi terhadap lembaga-lembaga lain mengenai
upaya yang dilakukan oleh guru dalam peningkatkan kinerja.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Supervisi Akademik
a. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi
bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Supervisi akademik adalah serangkaian
kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Ngalim, 2002: 23).
Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola
pembelajaran.
Supervisi akademik sebaiknya dilakukan dengan pendekatan supervisi
klinis yang dilaksanakan secara berkesinambungan melalui tahapan pra-
observasi, observasi pembelajaran, dan pasca observasi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada tahap Pra-observasi, Observasi, dan Pasca-obsevasi adalah:
1) Pra-observasi (Pertemuan awal)
a) Menciptakan suasana akrab dengan guru
b) Membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan
mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan
c) Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10
2) Observasi (Pengamatan pembelajaran)
a) Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati
b) Menggunakan instrumen observasi
c) Di samping instrumen perlu dibuat catatan (fieldnotes)
d) Catatan observasi meliputi perilaku guru dan siswa
e) Tidak mengganggu proses pembelajaran
3) Pasca-observasi (Pertemuan balikan)
a) Dilaksanakan segera setelah observasi
b) Tanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang
baru berlangsung
c) Tunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan)
d) Beri kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya
e) Diskusikan secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang
telah disepakati (kontrak)
f) Berikan penguatan terhadap penampilan guru.
g) Hindari kesan menyalahkan.
h) Usahakan guru menemukan sendiri kekurangannya
i) Berikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya
j) Tentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya.
b. Tujuan dan fungsi supervisi akademik
Tujuan supervisi akademik di antaranya adalah membantu guru
mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
11
kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK)
(Glickman, et al; 2007 dalam Ngalim, 2002). Gambar tiga tujuan supervisi
akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.1
Tujuan Supervisi Akademik
Sumber: Glickman, et al; 2007
Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential
function) dalam keseluruhan program. Hasil supervisi akademik berfungsi
sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
c. Instrumen Supervisi Akademik
Kebijakan pengembangan kurikulum 2013 tentu akan membawa
dampak perubahan dalam beberapa hal, terutama pada komponen standar
kelulusan sesuai dengan Permendikbud No 54 tahun 2013, Standar proses No
65 tahun 2013, standar penilaian permendikbud No 66 tahun 2013, dan
permendikbud No 81 A tahun 2013 tentang Pedoman implementasi kurikulum
tahun 2013. Perubahan tersebut di atas terutama yang terkait dengan:
1) Proses pembelajaran yaitu; standar proses, dan pedoman implementasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12
kurikulum 2013, pedoman umum pembelajaran akan berdampak terhadap
lembar observasi supervisi akademik. Dalam standar proses dijelaskan
bahwa model pembelajaran dilaksanakan melalui;
a) pendekatan ilmiah (scientific)
b) pendekatan penelitian melalui (discovery learning),
c) pendekatan penelitian (inquiry learning),
d) pendekatan berbasis pemecahan masalah (problem based learning) dan
e) pendekatan proyek (project based learning).
2) Penilaian hasil belajar dengan penilaian Autentik, dan standar penilaian.
Memperhatikan beberapa karakteristik kurikulum 2013 tersebut di atas maka
dalam pembelajaran ini kita akan melakukan review dan pengembangan
terhadap perangkat observasi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
2. Guru
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab untuk
membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal,
di sekolah maupun di luar sekolah. Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus,
apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk
pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu
dibina dan dikembangkan melalui pendidikan tertentu atau pendidikan
prajabatan. (Nurfuadi, 2012: 124)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
13
Adapun peran dan tugas pokok guru, antara lain:
a. Guru sebagai pengajar
Guru harus mampu menampilkan pribadinya sebagai cendekiawan (scholar)
dan sekaligus sebagai pengajar (teacher). Guru sebagai pengajar dan sebagai
pendidik.
b. Guru sebagai pengajar dan juga sebagai pendidik
Guru harus mampu menampilkan pribadinya sebagai ilmuwan dan sekaligus
sebagai pendidik.
c. Guru sebagai pengajar, pendidik, agen pembaharuan dan pembangunan
masyarakat
Yang bersangkutan diharapkan dapat menampilkan pribadinya
sebagai pengajar dan pendidik siswanya dalam berbagai situasi (individual
dan kelompok, di dalam dan di luar kelas, formal, dan non-formal, serta
informal) sesuai dengan keragaman karakteristik dan kondisi objektif siswa
dengan lingkungan kontekstualnya; lebih luas lagi sebagai penggerak dan
pelopor pembaharuan dan perubahan masyarakatnya dimana ia berada.
d. Guru yang berkewenangan berganda sebagai pendidik profesional dengan
bidang keahlian lain selain kependidikan
Mengantisipasi kemungkinan terjadinya perkembangan dan
perubahan tuntutan dan persyaratan kerja yang dimanis dalam alam
globalisasi mendatang, maka tenaga guru harus siap secara luwes
kemungkinan alih fungsi atau alih profesi (jika dikehendakinya). Ide
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
14
dasarnya adalah untuk memberi peluang alternatif bagi tenaga kependidikan
untuk meraih taraf dan martabat hidup yang layak, tanpa berpotensi
mengurangi makna dan martabat profesi guru, sehingga para guru sudah
siap menghadapi persaingan penawaran jasa pelayanan profesional di masa
mendatang. (Udin, 2011: 36)
3. Kinerja
Pengertian kinerja atau prestasi kerja pegawai menurut beberapa ahli
memiliki pengertian yang sama namun para ahli lain mengatakan berbeda.
Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007: 23) menyampaikan bahwa kinerja
(performance) adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan
memberikan kontribusi ekonomi.
Menurut Siswanto (2005 ; 75) prestasi kerja adalah Hasil kerja yang dicapai
oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seorang tenaga kerja antara
lain dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, kesanggupan tenaga
kerja yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2005: 37), kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Mathis dan Jackson (2012: 71) menyatakan bahwa unsur yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
15
membentuk kinerja pegawai antara lain: kuantitas output, kualitas output, jangka
waktu output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap kooperatif.
Dari berbagai pengertian kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja/
prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta tepat waktu. Wujud kinerja dapat dilihat dari
tingkat prestasi kerja yang berupa hasil kerja, kemampuan dan penerimaan atas
kejelasan delegasi tugas serta minat seorang pekerja.
4. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Natawijaya (2006: 67) secara khusus mendefinisikan kinerja guru
sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia
memberikan pembelajaran kepada siswa. Kinerja guru bila mengacu pada
pengertian Mangkunegara (2005: 23) bahwa tugas yang dihadapi oleh seorang
guru meliputi: membuat program pengajaran, memilih metode dan media yang
sesuai untuk penyampaian, melakukan evaluasi, dan melakukan tindak lanjut
dengan pengayaan dan remedial.
Menurut Undang- Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, pada bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa Guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
16
menengah. Selanjutnya pada Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa
Professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Guru merupakan ujung tombak pelaksana pendidikan. Keberhasilan guru
dalam melaksanakan tugasnya merupakan cerminan dari kinerja guru, dan hal
tersebut terlihat dari aktualisasi kompetensi guru dalam merealisasikan tugas
profesinya. Sehubungan dengan kinerjanya maka guru ada yang memiliki
kinerja baik dan ada juga yang memiliki kinerja kurang baik. Guru yang
memiliki kinerja yang baik disebut guru yang profesional.
Tugas profesional guru menurut pasal 2 Undang-Undang No. 14 tahun
2005 meliputi:
a) Melaksanakan pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.
b) Meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
c) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum dan kode etik
guru serta nilai-nilai agama dan etika dan dapat memelihara, memupuk
persatuan dan kesatuan bangsa.
Kinerja mengarah pada suatu tingkat pencapaian tugas yang dilakukan
oleh seseorang. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
17
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika. (Abdus, 2014: 201)
Kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggungjawab dan
wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama
periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan. Kinerja guru
dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru. (Barnawi, 2012: 13)
Terdapat kriteria dasar yang berkaitan dengan kinerja guru, yaitu
proses, karakteristik-karakteristik guru, dan hasil atau produk (perubahan sikap
siswa). Dalam proses belajar mengajar, kinerja guru dapat dilihat pada kualitas
kerja yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, yang mengacu pada
kompetensi guru yang profesional. Kinerja mempunyai lima dimensi, yaitu
kualitas kerja, kecepatan atau ketepatan kerja, inisiatif dalam bekerja,
kemampuan dalam bekerja, dan kemampuan mengkomunikasikan pekerjaan.
(Uno, 2012: 68)
Adapun kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru antara
lain: (1) kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik; (2) kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi
peserta didiknya; (3) kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orangtua, atau wali peserta didik, dan (4) kompetensi profesionalisme yaitu
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
18
kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam diperoleh
melalui pendidikan profesi. (Nurfuadi, 2012: 71)
Kinerja atau performance dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
disingkat “ACIEVE” yaitu: ability (kemampuan pembawaan), capacity
(kemampuan yang dapat dikembangkan), incentive (insentif material dan non-
material), environment (lingkungan tempat kerja), validity (pedoman,
petunjuk, dan uraian kerja), dan evaluation (umpan balik hasil kerja). Faktor-
faktor ini dapat di intervensi dengan pendidikan dan pelatihan adalah capacity
atau kemampuan pekerja yang dapat dikembangkan, sedangkan faktor
lainnya diluar jangkauan pendidikan dan Pelatihan. (Abdus, 2014: 204)
Dalam meningkatkan kinerja ada beberapa tahap yang harus dilewati,
yaitu (1) meningkatkan prestasi bawahan; (2) meningkatkan kebiasaan kerja;
(3) melakukan tindak lanjut yang efektif; (4) melakukan tindakan disiplin
yang efektif; (5) memelihara prestasi yang meningkat. Setelah prestasi kerja
dapat ditingkatkan dapat langsung diupayakan tindak lanjut yang efektif. Hal
tersebut dapat dilakukan jika kebiasaan kerja pegawai sudah sangat baik.
Sementara itu, jika prestasi sudah meningkat, kebiasaan kerja telah membaik,
tindak lanjut dan tindakan disiplin telah efektif, semuanya itu harus senantiasa
dipelihara. (Barnawi, 2012: 80)
b. Indikator Kinerja Guru
Terdapat beberapa indikator kinerja guru. Kinerja merefleksikan
kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang penting untuk mengukur
karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
19
elemen yang saling berkaitan yakni keterampilan, upaya sifat keadaan dan
kondisi eksternal (Sulistyorini, 2001: 89). Tingkat keterampilan merupakan
bahan mentah yang dibawa seseorang ke tempat kerja seperti pengalaman,
kemampuan, kecakapan-kecakapan antar pribadi serta kecakapan tehknik.
Upaya tersebut diungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk
menyelesaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal adalah tingkat
sejauh mana kondisi eksternal mendukung produktivitas kerja.
Kinerja dapat dilihat dari beberapa kriteria, menurut Castetter (dalam
Mulyasa, 2007: 76) mengemukakan ada empat kriteria kinerja yaitu:
1) Karakteristik individu
2) Proses
3) Hasil dan
4) Kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil
Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara
pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru
pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara
mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan
keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka,
juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan
menghambat perkembangan moral kerja guru.
Menurut Pidarta (2009: 103) bahwa moral kerja positif ialah suasana
bekerja yang gembira, bekerja bukan dirasakan sebagai sesuatu yang
dipaksakan melainkan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Moral kerja yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
20
positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki nilai
keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara
memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya. Hal
ini dipertegas oleh Munandar (2012: 92) yang mengatakan bahwa kemampuan
bersama-sama dengan bakat merupakan salah satu faktor yang menentukan
prestasi individu, sedangkan prestasi ditentukan oleh banyak faktor diantaranya
kecerdasan.
Kemampuan terdiri dari berbagai macam, namun secara konkrit dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1) Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan
seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam penguasaan
sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang sesuai dengan
kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara
berkomunikasi maupun tehknik mengevaluasinya.
2) Kemampuan fisik adalah kapabilitas fisik yang dimiliki seseorang
terutama dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya (Daryanto, 2011:
23).
Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan individu
terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan bathin kepada seseorang
sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk mengetahui
keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja dengan
berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara
efektif dan efisien seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
21
dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai. Sedangkan evaluasi kerja
melalui perilaku dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur
perilaku seseorang dengan teman sekerja atau mengamati tindakan seseorang
dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara
mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Robbins (2006: 114) yang menyatakan
bahwa dalam melakukan evaluasi kinerja seseorang dapat dilakukan dengan
menggunakan tiga macam kriteria yaitu:
1) Hasil tugas,
2) Perilaku dan
3) Ciri individu.
Evaluasi hasil tugas adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan kerja
individu dengan beberapa kriteria (indikator) yang dapat diukur. Evaluasi
perilaku dapat dilakukan dengan cara membandingkan perilakunya dengan
rekan kerja yang lain dan evaluasi ciri individu adalah mengamati karaktistik
individu dalam berprilaku maupun berkerja, cara berkomunikasi dengan orang
lain sehingga dapat dikategorikan cirinya dengan ciri orang lain. Evaluasi atau
Penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed back sekaligus sebagai follow
up bagi perbaikan kinerja selanjutnya.
Menilai kualitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang
meliputi:
1) Unjuk kerja,
2) Penguasaan Materi,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
22
3) Penguasaan profesional keguruan dan pendidikan,
4) Penguasaan cara-cara penyesuaian diri,
5) Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik (Sulistyorini,
2001).
Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena
guru mengemban tugas profesional artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan
dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru
memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu:
1) Guru sebagai pengajar.
Guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan.
2) Guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan
Membimbing dan pemberian bimbingan dimaksudkan agar setiap murid
mengetahui kemampuan dan potensi diri murid yang sebenarnya dalam
kapasitas belajar dan bersikap.
3) Guru sebagai manajer.
Guru bertugas pula sebagai tenaga adiministrasi, maksudnya sebagai
pengelola kelas atau pengelola (manager) interaksi belajar mengajar.
(Daradjat, 2011: 65)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja guru antara lain:
1) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar
2) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa
3) Penguasaan metode dan strategi mengajar
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
23
4) Pemberian tugas-tugas kepada siswa
5) Kemampuan mengelola kelas
6) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
c. Penilaian Kinerja Guru
Kemampuan (ability), keterampilan (skill), dan motivasi (motivation)
akan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas kinerja personil apabila
disertai dengan upaya (effort) yang dilakukan untuk mewujudkannya. Upaya
yang dilakukan suatu organisasi akan berdampak positif terhadap peningkatan
kualitas kinerja organisasi sehingga mendukung pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. kriteria kinerja guna mencapai kinerja yang tinggi, meliputi:
(Mulyasa, 2007: 82)
1) Kemampuan intelektual berupa kualitas untuk berfikir logis, praktis dan
menganalisis sesuai dengan konsep serta kemampuan dan mengungkapkan
dirinya secara jelas.
2) Ketegasan, merupakan kemampuan untuk menganalisa kemungkinan dan
memiliki komitmen terhadap pilihan yang pasti secara tepat dan singkat.
3) Semangat (antusiasme), berupa kapasitas untuk bekerja secara aktif dan
tak kenal lelah.
4) Berorientasi pada hasil, merupakan keinginan intrinsik dan memiliki
komitmen untuk mencapai suatu hasil dan menyelesaikan pekerjaannya.
5) Kedewasaan sikap dan perilaku yang pantas, merupakan kemampuan
dalam melakukan pengendalian emosi dan disiplin diri yang tinggi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
24
Didalam pelaksanaannya kinerja guru atau tenaga kependidikan dapat
diukur dengan menggunakan lima aspek yang dapat dijadikan dimensi
pengukuran yang disampaikan oleh Mitchell dikutip Mulyasa (2007: 83) yaitu:
1) Quality of Work (kualitas kerja)
2) Promtness (ketepatan waktu)
3) Initiative (inisiatif)
4) Capability (kemampuan)
5) Communication (komunikasi)
Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia
Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance
assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi
Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru,
meliputi:
1) Rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut
dengann RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
2) Prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan
3) Hubungan antar pribadi (interpersonal skill).
Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga
kegiatan pembelajaran dikelas yaitu: (Mulyasa, 2007: 83)
1) Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran
Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang
berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan
guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
25
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Unsur/komponen yang ada
dalam silabus terdiri dari:
a) Identitas Silabus
b) Standar Kompetensi (SK)
c) Kompetensi Dasar (KD)
d) Materi Pembelajaran
e) Kegiatan Pembelajaran
f) Indikator
g) Alokasi waktu
h) Sumber pembelajaran
Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan istilah
RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan specifik dari silabus,
ditandai oleh adanya komponen-komponen:
a) Identitas RPP
b) Stándar Kompetensi (SK)
c) Kompetensi dasar (KD)
d) Indikator
e) Tujuan pembelajaran
f) Materi pembelajaran
g) Metode pembelajaran
h) Langkah-langkah kegiatan
i) Sumber pembelajaran
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
26
j) Penilaian
2) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan
yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media
dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran.
Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang
secara optimal dalam pelaksanaanya menuntut kemampuan guru.
a) Pengelolaan Kelas
Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna
mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan
bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam
memupuk kerjasama dan disiplin siswa dapat diketahui melalui
pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan waktu masuk dan keluar kelas,
melakukan absensi setiap akan memulai proses pembelajaran, dan
melakukan pengaturan tempat duduk siswa. Kemampuan lainnya dalam
pengelolaan kelas adalah pengaturan ruang/ setting tempat duduk siswa
yang dilakukan pergantian, tujuannya memberikan kesempatan belajar
secara merata kepada siswa.
b) Penggunaan Media dan Sumber Belajar
Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu
dikuasi guru di samping pengelolaan kelas adalah menggunakan media
dan sumber belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
27
perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong
proses pembelajaran. (Sukmadinata, 2003: 76)
Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar adalah buku
pedoman. Kemampuan menguasai sumber belajar di samping mengerti
dan memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari
dan membaca buku-buku/sumber-sumber lain yang relevan guna
meningkatkan kemampuan teruta-ma untuk keperluan perluasan dan
pendalaman materi, dan pengayaan dalam proses pembelajaran.
Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya
menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media
audio, dan media audio visual. Tatapi kemampuan guru di sini lebih
ditekankan pada penggunaan objek nyata yang ada di sekitar
sekolahnya. Dalam kenyataan di lapangan guru dapat memanfaatkan
media yang sudah ada (by utilization) seperti globe, peta, gambar dan
sebagainya, atau guru dapat mendesain media untuk kepentingan
pembelajaran (by design) seperti membuat media foto, film,
pembelajaran berbasis komputer, dan sebagainya.
c) Penggunaan Metode Pembelajaran
Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode
pembelajaran. Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan
metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Menurut Sukmadinata (2003: 77) ”Setiap metode pembelajaran
memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
28
yang penting bagi guru metode manapun yang digunakan harus jelas
tujuan yang akan dicapai”. Karena siswa memiliki interes yang sangat
heterogen idealnya seorang guru harus menggunakan multi metode,
yaitu memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas
seperti metode ceramah dipadukan dengan tanya jawab dan penugasan
atau metode diskusi dengan pemberian tugas dan seterusnya. Hal ini
dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa, dan menghindari
terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.
3) Evaluasi Pembelajaran
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah terdiri atas:
a) Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
c) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses
pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam rangka
penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan
melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR),
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
29
proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai
tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu. Pada semester
dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR,
proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai
tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua.
B. Penelitian Terdahulu
1. Pawiro Ujarwanto. 2017, Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru PAI di MI Hidayatul Muttaqin Blayu dan SD
Negeri Sukoanyar 1 Wajak. Supervisi akademik diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan pembinaan, pemantauan dan penilaian kinerja guru untuk membantu
guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran seperti
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi
hasil belajar agar terncapai tujuan pembelajaran. Hasil dari penelitian ini
ditemukan bahwa supervise akademik Kepala MI Hidayatul Muttaqin
Blayudan SD Negeri Sukoanyar 1 Wajak dalam meningkatkan kinerja guru
PAI (1). Perencanan supervise akademik Kepala sekolah dirumuskan dengan
menggunakan model pendekatan kolaboratif, disusun pada awal tahun. Jenis
programnya meliputi Program Tahunan, Program Semester yang disusun
berdasarkan identifikasi, analisa dan evaluasi tahun sebelumnya. (2) Strategi
supervise akademik kepala sekolah yang ditempuh adalah; pendelegasian wakil
kepala sekolah dan guru senior untuk melaksanakan supervisi, menggunakan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
30
teknik supervise langsung dan tidak langsung meliputi supervise guru terhadap
kemampuan merencanakan, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi
hasil belajar dengan membangun komunikasi yang aktif dengan guru,
menggunakan pendekatan direktif maupun kolaboratif, tehnik individu dan
kelompok. (3) Evaluasi supervise akademik kepala sekolah dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan guru senior yang telah ditunjuk, dilaksanakan pada akhir
semester untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah pendekatan,
metode/strategi supervise yang telah dilakukan kepala sekolah.
2. Anissyahmai, 2016, Supervisi Akademik Kepala Sekolah MPN 1 Ketahun
Kabupaten Bengkulu Utara. Supervisi Akademik Kepala Sekolah (Studi
Deskriptif Kualitatif di SMPN 1 Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara).
Tujuan penelitian ini terutama adalah perencanaan, pelaksanaan, penilaian
dan tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah. metode penelitian ini
menggunakan studi deskriptif kualitatif. Akhir penelitian ini menunjukkan
bahwa: 1) Perencanaan disusun berdasarkan program supervisi; 2)
Pelaksanaan berupa pertemuan dengan guru-guru, kunjungan kelas dan
dialog individu; 3) Penilaian dilakukan dengan pertemuan sampai akhir
semester untuk mengetahui kompetensi guru; 4) Tindak lanjut dilakukan
untuk mengetahui perubahan sikap guru menjadi guru profesional.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS) adalah penelitian yang dilaksanakan di sekolah untuk membuat lebih
profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki praktik-praktik kerja, dan
melakukan inovasi sekolah serta mengembangkan ilmu pengetahuan
terapan (professional knowledge). Berdasarkan definisi tersebut, maka ciri utama
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah melakukan tindakan nyata untuk
memperbaiki situasi atau melakukan inovasi sekolah dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajaran sehingga mampu menghasilkan siswa yang berpikir
kritis, kreatif, inovatif, cakap dalam menyelesaikan masalah, dan bernaluri
kewirausahaan (Ainamulyana, 2012: 1).
B. Definisi Operasional
1. Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi
bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.
2. Penilaian kinerja (performance appraisal) menurut Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, (2017) merupakan proses untuk mengevaluasi atau
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
32
menilai kinerja guru oleh kepala sekolah menggunakan lembar observasi yang
sudah dibakukan yakni Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG
terdiri dari:
a. APKG 1 (untuk menilai Rencana Pembelajaran yang dibuat guru)
b. APKG 2 (untuk menilai pelaksanaan proses pembelajaran) yang dilakukan
guru
c. APKG 3 (untuk menilai administrasi pembelajaran)
C. Subyek Dan Obyek Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, yang menjadi subyek
penelitian adalah kinerja 10 orang guru SMP Negeri 1 Kota Magelang, yang
mengajar 1 rumpun yang terdiri dari 5 orang guru Bahasa Indonesia, 2 orang guru
Seni Budaya dan 3 orang guru Pendidikan Jasmani Kesehatan (PJOK) di SMP
Negeri 1 Kota Magelang, sedangkan obyek penelitian adalah supervisi akademik
untuk meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian diperlukan teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan data-data yang akurat, teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung dilapangan mengenai
keadaan dan kondisi objek penelitian untuk mendapatkan data yang
diperlukan untuk menyusun tesis ini. Observasi supervisi akademik
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
33
dilakukan kepada 10 orang guru SMP Negeri 1 Kota Magelang.
2. Dokumentasi yaitu pengambilan sebuah data melalui dokumen- dokumen,
foto-foto, arsip atau surat-surat yang diperlukan.
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini untuk menilai kinerja guru, yang akan dinilai adalah
kegiatan PBM dengan langkah–langkah tindakan berdasarkan pada kegiatan
sebagai berikut:
1. perencanaan (planning)
2. pelaksanaan tindakan (action)
3. observasi(observation)
4. refleksi (reflection) atau evaluasi.
Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus seperti di
bawah ini:
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Sekolah
Sumber: Lisnawaty (1993: 12)
Berdasarkan gambar di atas, maka tahapan tiap siklus terdiri dari:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
34
Siklus I:
a) Perencanaan
1) Sosialiasi tujuan dan ruang lingkup penelitian kepada guru.
2) Penjelasan fokus penelitian tentang Supervisi Akademik.
3) Diskusi tentang kinerja guru dalam kegiatan PBM yang ideal.
b) Pelaksanaan
1) Pada Pertemuan awal, mengumpulkan seluruh guru.
2) Menjelaskan maksud dan tujuan Penelitian Tindakan Sekolah.
3) Penjelasan tentang kompetensi pedagogik guru difokuskan pada
perbaikan komponen proses pembelajaran.
4) Tanya jawab tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.
c) Observasi
1) Melakukan pengamatan RPP dan PBM sesuai rencana dengan
menggunakan lembar observasi.
2) Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
3) Pada tahap ini seorang guru melakukan pembelajaran sesuai dengan
aspek dan indikator yang telah dijelaskan sebelumnya, Kepala sekolah
menugaskan guru senior yang serumpun untuk melakukan supervisi
akademik dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d) Refleksi
1) Pertemuan refleksi segera dilakukan secepatnya setelah kegiatan
pelaksanaan pembelajaran untuk memperoleh masukan dari guru yang
di supervisi tentang kesan yang dialaminya setelah disupervisi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
35
2) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan mendiskusikannya
dengan guru yang telah disupervisi.
3) Tanggapan-tanggapan dari guru yang disupervisi yang difokuskan
pada PBM.
4) Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada tahap berikutnya.
2. Siklus II
a) Perencanaan
1) Menginformasikan kepada guru tentang hasil siklus I.
2) Menyampaikan hasil observasi melalui deskriptor yang telah muncul
3) Mengadakan Tanya jawab tentang kelemahan proses pembelajaran yang
telah terjadi.
b) Pelaksanaan
1) Menginformasikan kepada guru, tentang kesesuaian dan kemajuan
(progress) hasil observasi.
2) Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
proses pembelajaran, jika masih ada yang belum dipahami.
3) Mengumpulkan dokumen-dokumen penilaian supervisi kunjungan kelas.
c) Observasi
1) indikator yang telah dijelaskan sebelumnya, Kepala Sekolah melakukan
supervisi kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Kemudian melakukan pengamatan sesuai rencana dengan
menggunakan lembar observasi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
36
2) Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi. Pada tahap ini
seorang guru melakukan pembelajaran sesuai dengan aspek dan deskriptor
yang telah dijelaskan sebelumnya, Kepala Sekolah menugaskan guru
senior yang serumpun untuk melakukan supervisi akedemik dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d) Refleksi
Pada awal siklus ini, hasil observasi dibantu oleh kolega diperoleh gambaran
bahwa hasil siklus I total skor rata-rata dari seluruh guru.
F. Metode Analisis Data
Analisis ini digunakan untuk menganalisis supervisi akademik untuk
meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 1 Kota Magelang dengan
menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru ini digunakan oleh kepala
sekolah untuk menilai kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Instrumen
Penelitian dibuat dengan dasar Panduan Supervisi Akademik yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2017), yang kemudian dinilai
berdasarkan nilai, seperti di bawah ini:
Tabel 3.1.
Nilai Supervisi Akademik
Nilai Keterangan Nilai 3 Jika 3 sesuai semua Nilai 2 Jika 2 sesuai sebagian Nilai 1 Jika 1 belum sesuai
Sumber: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI (2017)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
37
Kemudian untuk menghitung Skor dengan rumus:
Nilai = Skor (X): Nilai maksimum (Y) x 100
Atau N = x 100
Keterangan:
X adalah skor yang diperoleh
Y adalah nilai maksimal (jumlah aspek yang dinilai x 3)
Tabel 3.2.
Konversi Skor Ke Nilai Kompetensi
Rentang Total Keterangan 86 – 100 Amat Baik 70 – 85 Baik Di bawah 70 Cukup
Sumber: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI (2017)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at