ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UKM PENGHASIL … · meneruskan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 12...
Transcript of ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UKM PENGHASIL … · meneruskan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 12...
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UKM PENGHASIL
PRODUK KERAJINAN AKAR WANGI
(STUDI KASUS PADA KUB ZOCHA GRAHA KRIYA,
KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT)
Oleh
NURAVIVA MUTIA RIZKY
H24070094
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
RINGKASAN
NURAVIVA MUTIA RIZKY. H24070094. Analisis Strategi Pemasaran UKM
Penghasil Produk Kerajinan Akar Wangi (Studi Kasus pada KUB Zocha Graha
Kriya, Kabupaten Garut, Jawa Barat). Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.
Kabupaten Garut yang sejak lama dikenal sebagai sentra kulit dan dodol,
ternyata memiiki produk unggulan lainnya, yaitu akar wangi (Vetivera
Zizanioides). Hasil produksi akar wangi asal Kabupaten Garut termasuk nominatif
di dunia, tetapi budidaya akar wangi sejak tahun 1920-an sebagian besar
dilakukan untuk menghasilkan minyak atsiri sebagai bahan dasar wewangian atau
kosmetik. Potensi ini kemudian dikembangkan Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Zocha Graha Kriya dengan memanfaatkan akar wangi sebagai bahan baku dari
berbagai produk kerajinan yang dihasilkan sejak tahun 1999.
Walaupun pangsa pasar serta produktivitas usaha KUB Zocha Graha Kriya
terus meningkat, berdasarkan hasil penelitian awal diketahui bahwa Usaha Kecil
Menengah (UKM) ini belum memiliki fokus dalam merancang, memformulasikan
serta mengimplementasikan strategi pemasaran dalam mengembangkan usahanya.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi dan menjadi unsur penyusunan strategi pemasaran KUB
Zocha Graha Kriya, dan (2) merekomendasikan strategi pemasaran yang tepat
untuk diterapkan pada KUB Zocha Graha Kriya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak internal UKM
untuk mengetahui aktivitas pemasaran yang telah dilaksanakan serta pengisian
kuesioner oleh para pakar yang meliputi jajaran pimpinan KUB Zocha Graha
Kriya, Kepala Bidang Industri dan Kepala Bidang Perdagangan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut, Kepala Divisi Marketing Asgar
muda Garut. Data sekunder diperoleh dari studi literatur di perpustakaan, internet,
skripsi terdahulu dan beberapa literatur yang terkait. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah AHP (Analytical Hierarchy Process).
Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang paling berpengaruh dalam
penyusunan strategi pemasaran adalah kapasitas perusahaan (0,351), produk
(0,288), kondisi finansial perusahaan (0,164), sikap konsumen (0,079), kondisi
persaingan (0,069) dan kapasitas outlet (0,050). Aktor yang berpengaruh dalam
penyusunan strategi pemasaran perusahaan yaitu Kepala Operasional (0,394),
Pimpinan Umum (0,331) dan General Manager (0,275). Tujuan penyusun strategi
pemasaran produk kerajinan akar wangi yang paling ingin dicapai KUB Zocha
Graha Kriya yaitu mempertahankan loyalitas pelanggan (0,362). Alternatif
strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh KUB Zocha Graha Kriya adalah
dengan menerapkan customer intimacy (0,372), positioning produk berdasarkan
kualitas dan harga (0,280), memanfaatkan media massa secara optimal (0,210)
serta mengembangkan program ”Factory and Galery Visit” bekerja sama dengan
outlet (0,139).
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UKM PENGHASIL
PRODUK KERAJINAN AKAR WANGI
(STUDI KASUS PADA KUB ZOCHA GRAHA KRIYA,
KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
NURAVIVA MUTIA RIZKY
H24070094
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran UKM Penghasil Produk Kerajinan
Akar Wangi (Studi Kasus pada KUB Zocha Graha Kriya,
Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Nama : Nuraviva Mutia Rizky
NIM : H24070094
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Hj. Mimin Aminah, MM
NIP. 19660907 199103 2 002
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
NIP. 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus:
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, 23 September 1989.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara
pasangan Ma’mur dan Reni Budiawati. Penulis mengawali
pendidikan formal di TK Aisyiyah Pondok Pinang pada
tahun 1993-1995. Pada tahun 1995-2001, penulis
meneruskan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 12
Pamulang dan pendidikan menengah pertama ditempuh
dari tahun 2001-2004 di SLTPI Al Syukro, Ciputat. Kemudian, penulis
menempuh pendidikan menengah atas pada tahun 2004-2007 di SMA Negeri 1
Cisauk.
Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor melalui
jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) pada tahun 2007 dan
diterima sebagai mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen dengan minor Komunikasi. Selama mengikuti perkuliahan, penulis
aktif dalam berbagai kepanitiaan dan organisasi kemahasiswaan antara lain
sebagai Staff Departemen Infokom BEM TPB IPB periode 2007/2008, Staff
Public Relation di Centre of Management (COM@) periode 2008/2009, dan
Direktur Public Relation di Centre of Management (COM@) pada periode
2009/2010.
Selama masa perkuliahan, prestasi yang telah diraih oleh penulis antara
lain Penyaji Makalah Tingkat Nasional pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional
(Pimnas) XXII tahun 2009 di Universitas Brawijaya, Malang; Mahasiswa
Berprestasi Departemen Manajemen tahun 2010 dan Juara Tiga Tim Debat dalam
Indonesian Marketing Competition (I-Motion) tahun 2010 di Universitas
Indonesia. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen (praktikum) mata kuliah
Sosiologi Umum dan Dasar-dasar Komunikasi.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji senantiasa penulis panjatkan hanya kepada
Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini berjudul
Analisis Strategi Pemasaran UKM Penghasil Produk Kerajinan Akar Wangi
(Studi Kasus pada KUB Zocha Graha Kriya, Kabupaten Garut, Jawa Barat).
Skripsi ini membahas tentang penyusunan strategi pemasaran pada KUB
Zocha Graha Kriya yang memproduksi produk kerajinan akar wangi berdasarkan
hasil analisis terhadap Segmentation, Targeting dan Positioning (STP) serta
bauran pemasaran perusahaan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP). Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran dan merekomendasikan
strategi pemasaran yang tepat untuk dilaksanakan oleh KUB Zocha Graha Kriya.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor ini masih mengandung
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis
harapkan untuk bahan perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Bogor, September 2011
Penulis
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung dalam
menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Kedua orang tua tercinta, Ma’mur dan Reni Budiawati atas segala cinta, doa,
semangat dan dukungan bagi penulis yang tak pernah lekang oleh waktu.
2. Aa Irwan, Dede Dian dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan
kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis.
3. Firdaus, SP atas cinta, doa, kesabaran serta semangat yang selalu diberikan
dan menghiasi hari-hari penulis.
4. Ibu Ir. Hj. Mimin Aminah, MM sebagai pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, saran, motivasi serta berbagai pelajaran hidup
kepada penulis dengan penuh kesabaran.
5. Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM; Bapak Dedy Cahyadi Sutarman, S.TP,
MM; Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM
atas segala arahan, masukan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS dan Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, MSi
sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan motivasi kepada
penulis.
7. Bapak Franz Limiart, Ibu Joanna, Bapak Mega Kosasih serta seluruh pihak
KUB Zocha Graha Kriya yang telah memberikan kemudahan dalam
penelitian.
8. Bapak H. Tjutju Ruhiyat, M.Si; Bapak Teddy Kusnadi; dan Bapak Dasep
Badrusalam yang telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam
pengisian kuisioner penulis.
9. Seluruh Dosen dan staf tata usaha Departemen Manajemen FEM IPB yang
sangat membantu penulis dalam memperoleh ilmu dan penelitian.
10. Sahabat sekaligus saudara The Mangrovers (Mas Agung, Mas Ringga, Mba
Nia, Hilmy), Mbak Utin, Ayu, Ane yang selalu mengajarkan kebersamaan
dan saling membantu dalam suka maupun duka.
vi
11. Kakak sekaligus sahabat Kak Adit, Bang Tono, Delon, serta rekan-rekan
pengurus COM@ IPB periode 2008/2009 dan pengurus COM@ IPB periode
2009/2010 atas segala dukungan, semangat, dan motivasi bagi penulis.
12. Teman-teman sebimbingan (Intan, Anne, Putri, Astriana, Ima) yang telah
bersama-sama menghadapi semua rintangan dan saling menguatkan.
13. Devi, Mevi, Annes, Elis, Arif, Gery, Dini dan seluruh teman-teman
Manajemen 44 yang telah memberikan banyak inspirasi dan kenangan indah
dalam kebersamaan bagi penulis.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP................................................................................ . iii
KATA PENGANTAR………………………………………………… . iv
UCAPAN TERIMAKASIH…………………………………………… v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7
2.1. Definisi UMKM........................................................................... 7
2.2. Pemasaran…………................................................................... . 9
2.3. Strategi Pemasaran……............................................................... 10
2.4. Segmentation, Targeting, Positioning......................................... 13
2.5. Konsep Bauran Pemasaran…………………………………….. 14
2.5.1 Product/ Produk………………………………………… 14
2.5.2 Price/ Harga…………………………………………….. 14
2.5.3 Place/ Tempat…………………………………………… 15
2.5.4 Promotion/ Promosi…………………………………….. 15
2.6. Akar Wangi……………………………………………………. 16
2.7. Proses Hirarki Analitik…………………………………………. 16
2.7.1 Konsep Dasar AHP……………………………………….. 16
2.7.2 Langkah-langkah Penggunaan AHP……………………… 18
2.7.3 Keuntungan AHP………………………………………… 24
2.8. Penelitian Terdahulu…………………………………………… 25
III. METODE PENELITIAN.................................................................. 27
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................... 27
3.2. Tahapan Proses Penelitian………………………………………. 28
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian…..……………………………….. 30
3.4. Jenis dan Sumber Data……........................................................... 30
viii
3.5. Metode Pengambilan Sample…………………………………… 30
3.6. Pengolahan dan Analisis Data………............................................ 31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… 34
4.1. Gambaran Umum Perusahaan……………………………….. 34
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan KUB Zocha Graha Kriya….. 34
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan KUB Zocha Graha Kriya……….. 35
4.1.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan……………….… 36
4.2. Segmentation, Targeting dan Positioning………………………….. 39
4.3. Bauran Pemasaran KUB Zocha Graha Kriya……………………. 40
4.3.1 Produk…………………………………………………….. 40
4.3.2 Harga……………………………………………………… 41
4.3.3 Tempat…………………………………………………….. 42
4.3.4 Promosi……………………………………………………. 42
4.4. Analisis Elemen Penyusun Strategi Pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya………………………………………... 44
4.4.1 Identifikasi Faktor-faktor Penyusun Strategi Pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya…………………………………. 45
4.4.2 Aktor yang Berperan dalam Penyusunan Strategi
Pemasaran KUB Zocha Graha Kriya..........……………… 47
4.4.3 Tujuan Penyusunan Strategi Pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya………………………………….. 48
4.4.4 Alternatif Strategi Pemasaran KUB Zocha Graha Kriya…… 49
4.5 Analisis Penyusunan Strategi Pemasaran KUB Zocha Graha Kriya
Menggunakan Metode AHP……………………………………… 51
4.5.1 Hasil Pengolahan Data dengan AHP secara Horizontal.…… 53
A. Hasil Pengolahan pada Level Aktor……………………. 53
B. Hasil Pengolahan pada Level Tujuan…………………… 56
C. Hasil Pengolahan pada Level Alternatif………………… 58
4.5.2 Hasil Pengolahan Data dengan AHP secara Vertikal………. 60
A. Hasil Pengolahan pada Level Faktor……………………. 60
B. Hasil Pengolahan pada Level Aktor…………………….. 62
C. Hasil Pengolahan pada Level Tujuan…………………… 63
D. Hasil Pengolahan pada Level Alternatif………………… 64
4.6 Implikasi Manajerial………………………………………………. 66
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….......... 70
1. Kesimpulan……………………………………………………………. 70
2. Saran…………………………………………………………………… 71
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 72
LAMPIRAN.…………………………………………………… ............ 74
ix
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Perkembangan jumlah dan volume usaha UKM di Kabupaten Garut,
Jawa Barat tahun 2008-2009………………………………………... 3
2. Nilai skala banding berpasangan…………………………………… 20
3. Matriks pendapat individu…………………………………………… 21
4. Matriks pendapat gabungan………………………………………..... 22
5. Indeks acak………………………………………………………….. 23
6. Bobot dan prioritas elemen aktor yang berpengaruh dalam
penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya…………. 54
7. Bobot dan prioritas elemen tujuan yang ingin dicapai dalam
penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya………….. 56
8. Bobot dan prioritas elemen alternatif strategi pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya ……………………………………………. 58
9. Bobot dan prioritas faktor-faktor penyusun strategi pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya …………………………………………… 60
10. Bobot dan prioritas aktor yang berperan dalam penyusunan strategi
pemasaran KUB Zocha Graha Kriya………………………………… 63
11. Bobot dan prioritas tujuan strategi pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya…………………………………………… 64
12. Bobot dan prioritas alternatif strategi pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya………………………………………….. 65
x
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Model sederhana proses pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2008)… 10
2. Struktur hirarki lengkap (Mulyono dalam Eldianson, 2008)………. 19
3. Alur kerangka pemikiran konseptual..……………………………... 28
4. Struktur hirarki penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha
Kriya…………………………………………………………………. 32
5. Struktur organisasi KUB Zocha Graha Kriya…………………….... 36
6. Grafik penjualan produk KUB Zocha Graha Kriya 2008-2009……. 41
7. Struktur hirarki penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha
Kriya………………………………………………………………….. 44
8. Hasil pengolahan horizontal penyusunan strategi pemasaran KUB
Zocha Graha Kriya…………………………………………………… 52
9. Hasil pengolahan vertikal penyusunan strategi pemasaran KUB
Zocha Graha Kriya…………………………………………………… 68
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Tahapan proses penelitian…………………………………………... 74
2. Kuisioner penelitian…………………………………………………. 76
3. Daftar pertanyaan wawancara awal kepada
KUB Zocha Graha Kriya……………………………………………. 87
4. Hasil perhitungan horizontal………………………………………. 88
5. Hasil perhitungan vertikal…………………………………………. 96
6. Rangkaian proses pembuatan kerajinan akar wangi……………… 97
7. Ragam produk kerajinan KUB Zocha Graha Kriya……………….. 103
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perhatian pada pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) memberikan makna tersendiri pada usaha peningkatan pertumbuhan
ekonomi serta dalam usaha menekan angka kemiskinan suatu negara.
Pertumbuhan dan pengembangan sektor UMKM sering diartikan sebagai salah
satu indikator keberhasilan pembangunan, khususnya bagi negara-negara yang
memiliki income perkapita yang rendah. Berdasarkan data yang dirilis oleh Biro
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, tiga tahun pasca krisis (tahun 1997) saja
sektor UMKM telah mampu memberikan kontribusi yang mengesankan, yaitu
dalam total pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2000
sebesar 4,9 persen, sebanyak 2,8 persen berasal dari pertumbuhan sektor UMKM
(Primiana, 2009).
Kontribusi sektor UMKM yang besar dalam pertumbuhan ekonomi
nasional tersebut membuat sektor UMKM memiliki peran yang strategis dalam
pembangunan perekonomian bangsa. Pengembangan UMKM dapat dijadikan
sebagai suatu stimulus pertumbuhan ekonomi maupun penciptaan sebagian besar
lapangan kerja. Sektor UMKM ini juga mampu berperan dalam memperkenalkan
atau menerapkan berbagai ide lokal (bahkan global), produk atau metode berusaha
yang relevan dan inovatif disamping mampu mendorong restrukturisasi ekonomi
dan modernisasi usaha-usaha yang bersifat tidak saling berkompetisi, serta
mampu mendorong terciptanya sektor swasta sebagai sektor ekonomi yang
efisien.
Kontribusi strategis sektor UMKM membuat pemerintah melakukan upaya
untuk terus mengembangkan pertumbuhan UMKM Indonesia agar terciptanya
kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah
adalah dengan dicanangkannya program “One Village, One Product” pada tahun
2007. Program ini bertujuan untuk membangun kemandirian dan kesejahteraan
ekonomi lokal dengan mengeksplorasi sumber daya khas yang dimiliki tiap
daerah melalui penciptaan produk kebanggaan lokal. Produk kebanggan lokal
yang mendominasi program ini adalah kerajinan dan makanan.
2
Industri kecil kerajinan memiliki kemampuan besar dalam penyerapan
tenaga kerja. Industri kecil kerajinan ini tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia
dengan basis potensi produksi di berbagai wilayah, salah satunya di Jawa Barat.
Kinerja para pelaku industri kerajinan di Jawa Barat saat ini menunjukkan
pencapaian yang mengesankan. Berdasarkan data yang dirilis Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, disebutkan bahwa realisasi nilai ekspor
produk industri kerajinan pada tahun 2010 mencapai Rp. 2,87 triliun lebih. Selain
itu, industri kerajinan ini pun mampu menggerakan sekitar 40 persen industri kecil
menengah (kategori industri rumah tangga).
Salah satu daerah di Jawa Barat yang terkenal dengan keunggulan sektor
industri kerajinannya adalah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kabupaten Garut yang
sejak lama dikenal dengan kerajinan kulit juga memiliki sumber daya khas lain
yang dapat dikembangkan menjadi produk kerajinan yang unik yaitu akar wangi.
Akar wangi (Vetiveria Zizanioides) merupakan tanaman yang tergolong ke dalam
famili Graminae (rumput-rumputan).
Akar wangi menjadi salah satu komoditas khas unggulan Kabupaten Garut
karena hanya di Kabupaten Garut, Jawa Barat tanaman ini dikembangkan secara
besar-besaran yaitu sekitar 2.800 ha. Sehingga, Indonesia menjadi produsen akar
wangi terbesar di dunia bersama dengan Bourbon serta Haiti. Hasil produksi akar
wangi asal Kabupaten Garut termasuk nominatif dunia, tetapi budidaya akar
wangi sejak tahun 1920 sebagian besar dilakukan untuk menghasilkan minyak
atsiri sebagai bahan dasar wewangian atau kosmetik.
Pemanfaatan akar wangi sebagai bahan utama produk kerajinan
merupakan potensi yang besar dan mempunyai prospek yang baik dalam
kaitannya dengan pengembangan usaha kecil berbasis pertanian yang diharapakan
dapat meningkatkan kesejahteraan para kelompok usaha (termasuk petani).
Namun, adanya keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
pemasaran yang dimiliki oleh kelompok usaha membuat perlu adanya
pemotivasian dan pendampingan terhadap kelompok usaha agar dapat
mengembangkan usaha kerajinan akar wangi secara berkelanjutan. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu penelitian untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat
bagi kelompok usaha yang menghasilkan produk kerajinan akar wangi.
3
1.2. Perumusan Masalah
Kabupaten Garut, Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki
potensi sumber daya lokal yang unik dan prospek pertumbuhan UMKM yang baik
untuk dikembangkan dalam tujuan membangun kemandirian ekonomi daerah
melalui pengembangan sektor kerajinannya. Hal ini ditunjukkan dalam tabel
perkembangan UMKM di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Tabel 1. Perkembangan jumlah dan volume usaha UKM di Kabupaten
Garut, Jawa Barat tahun 2008-2009
No
Uraian
Satuan
2008
2009
Perkembangan
1 Jumlah UKM Unit 12.078 12.433 1,45%
2 Jumlah Modal
Sendiri
Rp 346.900.150.187 360.776.156.194
1,96%
3 Volume Usaha Rp
822.715.108.077 855.661.152.400 1,96%
4 Asset Rp 407.976.289.160 424.295.340.726 1,96%
5 Modal Luar Rp 83.441.715 86.779.421 1,96%
6 Tenaga Kerja Orang 26.699 27.767 1,96%
Sumber: Dinas Perindagkop & UKM Kabupaten Garut (www.garutkab.go.id)
Kabupaten Garut yang sejak lama identik dengan kulit dan dodol sebagai
produk unggulan daerahnya, ternyata memiliki potensi sumber daya unggulan
lainnya yang sangat potensial untuk dikembangkan, yaitu akar wangi. Sejak tahun
1920-an akar wangi yang diproduksi secara besar-besaran di Kabupaten Garut,
Jawa Barat hanya dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan minyak atsiri dan
kosmetik. Kemudian, baru pada tahun 1960-an mulai dikembangkan usaha
kerajinan akar wangi oleh petani setempat. Namun, kualitas dan kontinitas usaha
masih belum berkembang dengan baik karena para petani masih berfokus pada
usaha minyak atsiri.
Padahal, masih terdapat ragam akar wangi yang sangat sesuai untuk
dimanfaatkan sebagai bahan utama produk kerajinan, mengingat bentuk akar
wangi yang panjang sehingga dapat dikembangkan menjadi produk kerajinan
yang sangat indah dan juga memiliki manfaat sebagai aromaterapi dan pengusir
nyamuk yang ramah lingkungan. Potensi inilah yang kemudian dimanfaatkan dan
dikembangkan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Zocha Graha Kriya, di
Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk memanfaatkan akar wangi sebagai bahan
baku dari berbagai produk kerajinan yang dihasilkan sejak tahun 1999.
4
KUB Zocha Graha Kriya menghasilkan produk-produk kerajinan yang
memiliki nilai estetika dan kualitas tinggi dengan memanfaatkan akar wangi
sebagai material utama dari seluruh produk kerajinannya. Keseluruhan produk
yang dihasilkan oleh UKM penerima penghargaan “Pengabdi Pariwisata Tingkat
Jawa Barat” pada tahun 2002 ini berupa tenunan plus menggunakan alat tenun
bukan mesin dengan sentuhan gambar inovatif, kreatif dan dengan desain yang
dapat dipesan sesuai selera pelanggan.
Produk-produk yang dihasilkan UKM ini memadukan akar wangi sebagai
bahan utama dengan batok kelapa, bambu cendani serta bulu itik yang kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kelompok produk, yaitu: produk fashionable,
fungsional, dan dekoratif. Produk-produk kerajinan akar wangi yang dihasilkan
oleh delapan kelompok usaha ini, antara lain: ragam aneka taplak meja, tas,
lampion, tudung saji, tutup kulkas, boneka, sarung bantal, hingga sekat ruangan.
Walaupun pangsa pasar serta produktivitas usaha KUB Zocha Graha Kriya
terus meningkat, berdasarkan hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan
oleh pihak internal perusahaan, KUB Zocha Graha Kriya belum memiliki fokus
dalam merancang, memformulasikan serta mengimplementasikan strategi
pemasaran dalam mengembangkan usahanya. Padahal, strategi pemasaran
merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan serta sasaran
suatu usaha dengan cara mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program yang digunakan
untuk melayani pasar sasaran tersebut.
Dengan adanya perumusan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan
kondisi perusahaan, trend, serta perubahan lingkungan, suatu perusahaan akan
mampu mengembangkan keunggulan bersaingnya serta mampu membuat
perusahaan mempertahankan eksistensi usahanya secara berkelanjutan. Oleh
karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka
permasalahan penelitian ini akan dirumuskan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya?
2. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat untuk diimplementasikan oleh KUB
Zocha Graha Kriya?
5
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi unsur
penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya.
2. Menyusun dan merekomendasikan strategi pemasaran yang tepat untuk
diterapkan KUB Zocha Graha Kriya.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Kelompok Usaha Bersama (KUB) Zocha Graha Kriya
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbang saran yang positif bagi
pelaku usaha agar dapat menjadi bahan masukan maupun pertimbangan dalam
menyusun strategi pemasaran bagi produk yang dihasilkan.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran serta pengetahuan
penerapan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam menyusun
strategi pemasaran serta sebagai sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Lembaga Pemerintah
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang terkait dengan
kebijakan pemasaran bagi pengembangan usaha kecil berbasiskan pertanian
dengan komoditi unggulan akar wangi.
4. Bagi Masyarakat Umum
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan masyarakat
dan menjadi salah satu referensi alternatif penyusunan strategi bidang
pemasaran bagi UMKM.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Analisis strategi pemasaran pada UKM penghasil produk kerajinan akar
wangi pada KUB Zocha Graha Kriya ini dilakukan pada pusat usaha (sekretariat)
KUB Zocha Graha Kriya di Jalan Pakuwon No. 10, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi profil KUB
6
Zocha Graha Kriya, gambaran umum usaha produk kerajinan akar wangi, analisis
terhadap Segmentation, Targeting dan Positioning (STP) dan bauran pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya.
Melalui analisis strategi pemasaran pada KUB Zocha Graha Kriya ini akan
diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dan menjadi unsur penyusun hirarki
strategi pemasaran. Faktor dan unsur penyusun hirarki strategi pemasaran tersebut
kemudian akan dianalisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
agar menghasilkan rekomendasi strategi pemasaran yang dapat diimplementasikan
oleh KUB Zocha Graha Kriya untuk pengembangan usaha kerajinan akar wangi
yang dijalankannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM yang
dikutip dari www.bi.go.id, ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk
mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah :
1. Usaha Mikro
Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil
Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah
Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut UU No. 20
tahun 2008 ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang dimiliki
oleh sebuah usaha seperti yang diuraikan sebagai berikut:
1. Usaha Mikro
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga
8
ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah); atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Berdasarkan pasal 2 UU No. 20 tahun 2008, UMKM berasaskan: (1)
kekeluargaan; (2) demokrasi ekonomi; (3) kebersamaan; (4) efisiensi berkeadilan;
(5) berkelanjutan; (6) berwawasan lingkungan; (7) kemandirian; (8)
keseimbangan kemajuan; dan (9) kesatuan ekonomi nasional. Sedangkan tujuan
UMKM adalah menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka
membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan.
Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga
pemerintah seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik (BPS),
selama ini menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk mendefinisikan
kriteria skala usaha. Misalnya, menurut BPS, Usaha Mikro Indonesia (UMI)
adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang; Usaha Kecil (UK)
antara 5 hingga 19 pekerja; Usaha Menengah (UM) dari 20 hingga 99 orang.
Perusahaan-perusahaan dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk dalam
kategori Usaha Besar (UB).
9
2.2. Pemasaran
Selama ini istilah pemasaran sering kali dibiaskan dengan „penjualan‟ dan
„periklanan‟. Sebagai contoh: ditemukannya departemen pemasaran di banyak
perusahaan yang kinerjanya hanya berfokus pada perancangan iklan dan aktivitas
penjualan. Kinerja para manajer dan staff pemasaran pun hanya diukur dari
pencapaian target penjualan semata. Padahal sesungguhnya, istilah pemasaran
jauh lebih luas dibandingkan dengan penjualan maupun periklanan. Oleh karena
itu, hadirnya definisi formal pemasaran ditujukan agar mampu mengungkapkan
secara jelas makna pemasaran.
Perbedaan yang kontras antara konsep penjualan dan pemasaran, yaitu:
penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sementara pemasaran berfokus pada
kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk
mengubah produknya menjadi uang tunai, sementara pemasaran mempunyai
gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan
keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan,
menyerahkan dan akhirnya mengonsumsinya (Levitt dalam Kotler, 2007).
Menurut McKenna dalam Tjiptono (2008) adalah “marketing is everything
and everything is marketing”. Dengan kata lain, pemasaran bukan lagi sekedar
departemen atau fungsi manajerial dalam sebuah organisasi. Pemasaran telah
menjelma menjadi filosofi dan cara berbisnis yang berorientasi pada pemuasan
kebutuhan dan keinginan pelanggan secara efektif, efisien, dan etis sedemikian
rupa sehingga lebih unggul dibandingkan para pesaing dan berkontribusi pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara umum.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan
yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup
menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang
menguntungkan. Oleh karena itu, definisi pemasaran adalah proses dimana
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan
sebagai imbalannya.
10
Proses pemasaran secara sederhana digambarkan dalam lima langkah,
seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 1. Dalam empat langkah pertama,
perusahaan bekerja untuk memahami pelanggan, menciptakan nilai bagi
pelanggan, dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Dalam
langkah akhir, perusahaan menuai hasil dari menciptakan nilai unggul bagi
pelanggan. Dengan menciptakan nilai bagi pelanggan, sebagai imbalannya mereka
menangkap nilai dari pelanggannya dalam bentuk penjualan, laba, dan ekuitas
pelanggan dalam jangka panjang (Kotler dan Armstrong, 2008).
Menciptakan nilai untuk pelanggan dan
membangun hubungan pelanggan
Menangkap kembali nilai pelanggan
Gambar 1. Model sederhana proses pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2008)
Fokus utama proses pemasaran adalah untuk menciptakan serta
menangkap kembali nilai pelanggan. Hal ini sejalan dengan konsep pemasaran
yang berpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak
pada kemampuan organisasi dalam menciptakan, memberikan, dan
mengomunikasikan nilai pelanggan (customer value) kepada pasar sasarannya
secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing. Definisi nilai pelanggan adalah
rasio antara apa yang diperoleh pelanggan dan apa yang ia berikan (Tjiptono,
2008).
2.3. Strategi Pemasaran
Berdasarkan asal-usul kata, istilah startegi berasal dari bahasa Yunani
startegia (stratos = militer; dan ig = memimpin), yang artinya seni atau ilmu
untuk menjadi seorang jendral. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan
arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman
Memahami pasar
dan kebutuhan
serta keinginan
pelanggan
Merancang strategi
pemasaran yang
digerakkan oleh
pelanggan
Membangun hubungan
yang menguntungkan
dan menciptakan
kepuasan pelanggan
Membangun program
pemasaran terintegrasi
yang memberi nilai
unggul
Menangkap nilai dari
pelanggan untuk
menciptakan keuntungan
dan ekuitas pelanggan
11
untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha organisasi (Tjiptono dan Diana,
2000).
Menurut Jain dalam Tjiptono dan Diana (2000) pada umumnya, suatu
organisasi bisnis membutuhkan strategi apabila berada dalam beberapa situasi
berikut:
1. Sumber daya (manusia, modal, bahan baku, teknologi, waktu, dan lain-lain)
yang dimiliki terbatas.
2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.
3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.
4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu.
5. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.
Menurut Ohmae dalam Dirgantoro (2001), perbedaan strategi bisnis
dengan perencanaan bisnis terletak pada kata “keunggulan bersaing”. Tanpa
pesaing, tidak diperlukan adanya strategi. Oleh karena itu, lahirlah gagasan
manajemen starategis yang berarti mencapai dan mempertahankan keunggulan
kompetitif. Istilah keunggulan kompetitif dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat dilakukan dengan jauh lebih baik oleh sebuah perusahaan bila
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan saingan (David, 2009).
Menurut Umar (2001) dalam sisi tingkatan manajemen, terdapat dua jenis
perencanaan, yaitu:
1. Perencanaan Strategis
Merupakan bagian dari manajemen strategis. Manajemen strategis adalah seni
dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan
evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan di masa datang. Jadi,
perencanaan strategis lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak
menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam jangka panjang.
2. Perencanaan operasional
Merupakan bagian dari strategi operasional yang lebih mengarah pada bidang
fungsional perusahaan dalam rangka untuk memperjelas makna suatu strategi
utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik dan berjangka pendek.
12
Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas
agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanya saja, melainkan juga
dengan strategi di bidang fungsional lainnya.
Berdasarkan uraian yang ada, identifikasi dan penentuan strategi berbagai
bidang fungsional sangat penting karena dapat lebih memperjelas strategi utama.
Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi manajemen kecuali mengembangkan
berbagai strategi bidang fungsional dengan memberikan perhatian utama pada
bidang-bidang fungsional yang penting, salah satunya adalah bidang pemasaran.
Terdapat beberapa macam pengertian strategi pemasaran dari para ahli.
Menurut Marrus dalam Umar (2001) strategi pemasaran didefiniskan sebagai
suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi pemasaran didefinikan secara khusus
sebagai tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan di masa depan (Prahalad dalam Umar, 2001).
Menurut David (2006) strategi pemasaran adalah seni dan ilmu untuk
memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi
yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses manajemen
strategis terdiri atas tiga tahap, yaitu: formulasi strategi, implementasi strategi, dan
evaluasi strategi.
Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,
merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan
dilaksanakan. Implementasi strategi atau sering kali disebut tahap pelaksanaan
strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi
yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Sedangkan evaluasi strategi adalah
tahap final dalam manajemen strategis.
Menurut Tjiptono (2008), strategi pemasaran merupakan rencana yang
menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau
program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar
13
sasaran tertentu. Program pemasaran meliputi tindakan-tindakan pemasaran yang
dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk, diantaranya dalam hal
mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan, merancang promosi khusus,
menentukan pilihan saluran distribusi, dan sebagainya.
2.4. Segmentation, Targeting dan Positioning
Dalam dunia bisnis, ada banyak jenis konsumen dengan banyak ragam
kebutuhan. Sebagian perusahaan berada dalam posisi untuk melayani beberapa
segmen dengan lebih baik daripada segmen lainnya. Oleh karena itu, masing-
masing perusahaan harus membagi keseluruhan pasar, memilih segmen terbaik,
dan merancang strategi untuk melayani segmen terpilih dengan baik (Kotler dan
Armstrong, 2007). Proses pemilihan segmen pasar terbaik dan perancangan
strategi untuk melayani segmen pasar yang dipilih tersebut melibatkan segmentasi
pasar, penetapan target pasar, diferensiasi, dan “positioning” pasar. Menurut
Kotler dan Armstrong (2007), pengertian istilah-istilah tersebut, yaitu:
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi kelompok pembeli
berbeda yang mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda
dan yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah.
Segmen pasar sendiri terdiri dari sekelompok konsumen yang merespon
dengan cara yang sama terhadap sejumlah usaha pemasaran tertentu.
2. Target Pasar
Penetapan target pasar adalah proses mengevaluasi daya tarik masing masing
segmen pasar dan memilih satu atau lebih jumlah segmen yang dimasuki.
3. Diferensiasi pasar dan Positioning
Positioning yang efektif dimulai dengan diferensiasi yang benar-benar
mendiferensiasikan penawaran pasar perusahaan sehingga perusahaan dapat
memberikan nilai lebih kepada konsumen. Sedangkan positioning adalah
pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda, dan
diinginkan relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran.
14
2.5. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering
dikenal dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut Kotler dan
Armstrong (2008) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat
pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat
kelompok variabel yang disebut “empat P”,yaitu:
2.5.1 Product/ Produk
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar sasaran. Elemen-elemn yang termasuk dalam bauran produk antara
lain ragam produk, kualitas, design, fitur, nama merek, kemasan, serta layanan.
Menurut Kotler (2005) produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu:
1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang barang
berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
penggunaan.
2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya
tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama
pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi,
mengenakan marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak dari
penjual.
3. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan
mudah habis. Produk jenis ini, memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas
pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Produk-produk jasa
oleh perusahaan haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perusahaan, sehingga
produk jasa yang ditawarkan dapat memuaskan konsumen.
2.5.2 Price/ Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya.
Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan
membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan ciri-ciri produk, saluran
15
distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga
memposisikan nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk
dan mereknya (Kotler, 2005).
2.5.3 Place/ Tempat
Tempat atau saluran pemasaran meliputi kegiatan perusahaan yang
membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran pemasaran adalah
rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran
pemasaran dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang
mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa
tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen
(Kotler, 2005).
2.5.4 Promotion/ Promosi
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan produk dan membujuk
pelanggan untuk membelinya. Definisi promosi menurut Kotler (2005) adalah
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengomunikasikan
manfaat dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran
agar membeli produk tersebut. Secara rinci tujuan promosi menurut Tjiptono
(2008) adalah sebagai berikut:
1. Menginformasikan, dapat berupa:
a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru
b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru suatu produk
c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar
d. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan
e. Meluruskan kesan yang keliru
f. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli
g. Membangun citra perusahaan
2. Membujuk pelanggan sasaran untuk:
a. Membentuk pilihan merek
b. Mengalihkan pilihan merek ke merek tertentu
c. Mengubah persepsi pelanggan tersebut atribut produk
d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga
16
e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga
3. Mengingatkan, dapat terdiri dari:
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam
waktu dekat
b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan
c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, menjaga
agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan
2.6. Akar Wangi
Akar wangi (Vetiveria Zizanioides) merupakan tanaman yang tergolong ke
dalam famili Graminae (rumput-rumputan). Secara fisik, tanaman ini terlihat
seperti rumput yang lebat, tumbuhnya tegak ke atas dan tingginya mencapai 1,5
meter. Akar tanaman ini berupa akar bercabang banyak, berwarna kuning pucat
atau abu-abu hingga merah tua (Rusli, 2010).
Akar wangi tumbuh subur di dataran tinggi pada ketinggian 700 m dpl,
suhu 17-270
C dengan curah hujan 200-2.000 mm/tahun. Tetapi, tanaman ini juga
dapat tumbuh di tanah miskin hara dan di tempat panas. Tanah yang cocok untuk
budidaya akar wangi adalah tanah yang berpasir atau tanah abu vulkanik.
Penanaman akar wangi dapat dilakukan secara monokultur ataupun tumpang sari.
Tanaman ini juga dapat ditanam di lahan miring, seperti yang dikembangkan di
Garut dengan kemiringan lahan mencapai 15 persen. Umur panen tanaman akar
wangi berkisar 12-18 bulan (Rusli, 2010).
Menurut Gunawan (2010), manfaat lain budidaya akar wangi yang
dikembangkan oleh petani di Garut sejak tahun 1960-an berupa kerajinan akar
wangi. Produksi akar wangi dan sentra produksi kerajinan akar wangi
dikembangkan di Kecamatan Leles, Samarang, Bayombong dan Cilawu.
2.7. Proses Hirarki Analitik
2.7.1 Konsep Dasar AHP
Pengolahan data untuk analisis strategi pemasaran pada UKM penghasil
produk kerajinan akar wangi, studi kasus pada KUB Zocha Graha Kriya ini
menggunakan metode Proses Hirarki Analitik atau yang biasa disebut dengan
17
Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty, seorang ahli matematika dan merupakan sebuah kerangka untuk
mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks, dengan cara
menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan untuk
memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau
peubah ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada
pertimbangan subyektif tentang pentingnya tiap peubah dan mensintesis berbagai
pertimbangan untuk menetapkan peubah mana yang memiliki prioritas paling
tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan kompleks dengan
menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan
menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas.
Metode ini menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan
pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam
menjadi hasil sesuai dengan perkiraan secara intuitif, sebagaimana yang
dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat (Saaty, 1991).
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan dalam
penelitan ini mencoba menstrukturkan permasalahan yang kompleks dan
menunjukkan prioritas untuk suatu kriteria dan alternatif yang diturunkan dari
hasil komparasi berpasangan dengan cara menentukan dan menginterpretasikan
konsistensi dari penilaian pendapat kualitatif ke kuantitatif. Kerangka ini akan
mempermudah dalam menstratifikasikan permasalahan dan informasi yang
tersedia.
Menurut Saaty (1991), terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan
dengan AHP, yaitu prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip
menentukan prioritas (Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis
(Logical Consistency). Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan
yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponen-
komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan
dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-
kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi.
18
Ma‟arif dan Tanjung (2003) menerangkan dasar dari prinsip kerja AHP
tersebut, yaitu:
1. Decompotition
Tahap ini memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Pemecahan
dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan
pemecahan lebih lanjut sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan
tersebut.
2. Comparative judgement
Tahap ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua unsur pada satu
tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat atasnya. Hasil dari penilaian
ini dapat disajikan dalam matriks pairwise comparison (komparasi
berpasangan). Dalam penyusunan skala kepentingan digunakan skala dasar
kepentingan pendapat.
3. Synthesis of priority
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigen vector-nya
untuk mendapat local priority dan global priority. Tahap ini merupakan
pengurutan unsur-unsur menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa.
4. Logical Consistency
Konsistensi logis memiliki dua makna yaitu pertama, bahwa obyek-obyek
yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan
relevansinya. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antara obyek-obyek yang
didasarkan pada kriteria tertentu.
2.7.2 Langkah-Langkah Penggunaan AHP
Saaty (1991) menjelaskan terdapat beberapa langkah dalam penggunaan
metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahkan persoalan. Adapun langkah-
langkah tersebut antara lain:
1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan.
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasikan persoalan dengan
melakukan analisa atau pemahaman yang mendalam terhadap persoalan yang
dihadapi dan ingin dipecahkan. Proses selanjutnya adalah pengidentifikasian
dan pemilihan elemen-elemen yang akan masuk komponen sistem seperti
focus, forces, actors, objectives, dan scenario dalam struktur AHP nantinya.
19
Dalam AHP sendiri tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi
komponen-komponen sistem. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasi
berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang
dapat dilibatkan dalam suatu sistem.
2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh.
Hirarki merupakan suatu abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari
fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Abstraksi ini
mempunyai bentuk yang saling berkaitan. Struktur hirarki disusun berdasarkan
jenis keputusan yang akan diambil berdasarkan sudut pandang dari tingkat
puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk
memecahkan persoalan tersebut. Hirarki yang dapat terbentuk dalam metode
AHP sendiri dapat berupa hirarki lengkap dan hirarki tak lengkap. Dalam
struktur hirarki yang lengkap seperti pada Gambar 2, semua elemen pada satu
tingkat memiliki hubungan dengan semua elemen yang ada pada tingkat
berikutnya.
Gambar 2. Struktur Hirarki Lengkap (Mulyono dalam Eldianson, 2008)
3. Menyusun matriks banding berpasangan
Matriks banding berpasangan ini berfungsi untuk mengetahui kontribusi dan
pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh
yang berada setingkat di atasnya. Pada matriks ini, pasangan-pasangan elemen
dibandingkan berkenaan suatu kriteria di tingkat yang lebih tinggi. Dalam
membandingkan dua elemen, biasanya memberi suatu pertimbangan yang
20
menunjukkan dominasi sebagai bilangan bulat. Matriks ini memiliki satu
tempat untuk memasukkan bilangan itu dan satu tempat lain untuk
memasukkan nilai resiprokalnya.
Tabel 2. Nilai Skala Banding Berpasangan
Intensitas
pentingnya Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya
Dua elemen menyumbang sama
besar pada sifat itu.
3 Elemen yang satu sedikit
lebih penting daripada
elemen yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan
sedikit menyokong satu elemen atas
elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu sangat
penting daripada elemen
yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan
dengan kuat menyokong satu
elemen atas elemenyang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih
penting daripada elemen
yang lainnya
Bukti yang menyokong elemen
yang satu atas yang lainnya
memiliki tingkat penegasan yang
tertinggi yang mungkin menguatkan
9 Satu elemen mutlak
lebih penting daripada
elemen yang lainnya
Bukti yang menyokong elemen
yang satu atas yang lainnya
memiliki tingkat penegasan yang
tertinggi yang mungkin menguatkan
2, 4, 6, 8 Nilai-nilai diantara dua
pertimbangan yang
berdekatan
Kompromi diperhatikan diantara
dua pertimbangan
Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan
dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i
Sumber: Saaty, 1991
4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan
perangkat matriks dilangkah tiga.
Setelah matriks banding berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan penilaian
antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j.
21
Penilaian antar elemen tersebut dilakukan dengan pertanyaan seberapa kuat
elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh
fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j?. Untuk mengisi
matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel
4. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen
dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat kriteria tertentu.
Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri
ke kanan bawah.
5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal
utama. Angka 1 sampai 9 digunakan apabila Fi lebih mendominasi atau
mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan dengan Fj, namun
bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan
Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal
utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Contoh, bila elemen F24 memiliki
nilai 7, maka elemen F42 adalah 1/7.
6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam
hirarki tersebut. Perbandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap
tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen
di atasnya. Matriks perbandingan dalam AHP dibedakan menjadi dua yaitu:
Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG).
1. Matriks Pendapat Individu (MPI)
MPI adalah matriks hasil perbandingan yang dilakukan individu. MPI
memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij , yaitu elemen matriks pada
baris kolom ke-i dan kolom ke-j. MPI dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Matriks Pendapat Individu
X A1 A2 A3 … An
A1 a11 a12 a13 … a1n
A2 a21 a22 a23 … a2n
A3 a31 a32 a33 … a3n
… … … … … …
An an1 an2 an3 … ann
22
2. Matriks Pendapat Gabungan (MPG)
MPG adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari rata-rata
geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih
kecil atau sama dengan 10 persen dan setiap elemen pada baris dan kolom
yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik
(Tabel 4).
Tabel 4. Matriks Pendapat Gabungan
X G1 G2 G3 … Gn
G1 g11 g12 g13 … g1n
G2 g21 g22 g23 … g2n
G3 g31 g32 g33 … g3n
… … … … … …
Gn gn1 gn2 gn3 … gnn
Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut:
Gij= √∏
..........................................................(1)
dengan : n = jumlah responden (pakar)
aij(k) = sel penilaian setiap pakar
7. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor
prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai
prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah
berikutnya dan seterusnya. Adapun vektor prioritas dapat dihitung dengan
rumus :
VP (vektor Prioritas) =
∑ √∏
………………………….(2)
dimana : VE (Vector Eigen) = √∏
…………..………..(3)
dengan :
aij = elemen MPI pada baris ke-i dan kolom ke-j
n = jumlah elemen yang diperbandingkan
8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki
Pengukuran konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban
yang berpengaruh terhadap kesahihan hasil. Langkah yang digunakan yaitu
dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria
23
bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan
pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai
dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama setiap indeks
konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan
dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hirarki harus kurang dari sama
dengan 10 persen. Jiak tidak, mutu informasi harus diperbaiki, antara lain
dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan
pengisian ulang kuesioner atau lebih baik dalam mengarahkan responden yang
mengisi kuesioner.
Rumus untuk perhitungan uji konsistensi adalah sebagai berikut :
CI (Indeks Konsistensi)
CI=
….………………………………………………..(4)
dengan : CI = Indeks Konsistensi
𝜆max = eigen value maksimum
n = jumlah elemen yang dibandingkan
dimana:
𝜆max= ∑
…………………………………………………..…(5)
VB (Nilai Eigen) =
……………………...……………….(6)
VA (Vektor Antara) = aij X VP …..………………...…(7)
Lebih lanjut ingin diketahui apakah CI dengan besaran cukup baik atau tidak,
maka perlu diketahui rasio konsistensinya (CR) yaitu:
CR (Rasio Konsistensi)
CR =
..….………………………………………………….(8)
Rasio yang dianggap baik yaitu apabila CR≤0,1. RI adalah indeks acak yang
dikeluarkan oleh OAK RIDGE LABORATORY, dari matriks berorde 1
sampai 15 dengan menggunakan sampel berukuran 100. Tabel RI tersebut
seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Indeks Acak
N 1 2 3 4 5 6 7
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32
24
N 8 9 10 11 12 13 14
RI 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57
Sumber : Fewidarto, 1996
9. Merevisi judgement
Menurut Fewidarto (1996), apabila index konsistensi cukup tinggi dapat
dilakukan revisi judgement yaitu dengan mencari deviasi maksimal RMS (Root
Mean Square) dari barisan aij dan merevisi judgement pada baris yang
mempunyai nilai terbesar.
Maxi ∑ |
|
……………………….…………………………(9)
Dari hasil perhitungan rumus di atas, dipilih elemen matriks yang memiliki
selisih absolut terbesar dengan perbandingan bobotnya dan elemen aij tersebut
diganti dengan wi/wj. Penggunaan revisi judgement ini sangat terbatas,
mengingat akan terjadinya distorsi pada jawaban sebenarnya.
2.7.3 Keuntungan AHP
Secara umum, keuntungan penggunaan metode AHP dapat diikhtisarkan
sebagai berikut (Ma‟arif dan Tanjung, 2003) :
a. Kesatuan: AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti dan
luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstuktur.
b. Kompleksitas: AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan
berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan.
c. Saling ketergantungan: AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-
elemen dalam suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linier.
d. Penyusunan hirarki: AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk
memilah elemen–elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
e. Pengukuran: AHP memberi suatu skala untuk mengukur objek dalam wujud
suatu metode untuk menetapkan prioritas.
f. Konsistensi: AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan
yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas
g. Sintesis: AHP menuntun pada suatu taksiran yang menyeluruh tentang
kebaikan setiap skenario.
25
h. Tawar-menawar: AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari
berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih skenario terbaik
berdasarkan tujuan-tujuan mereka.
i. Penilaian dan konsensus: AHP tidak memaksakan konsensus, tetapi
mensintesiskan suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang
berbeda-beda.
j. Pengulangan proses: AHP memungkinkan orang memperhalus definisi
mereka pada suatu persoalan dan memperbaikinya.
2.8. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Krislianto (2009) melakukan analisis mengenai strategi pemasaran Wisata
Kampung Cendawasari, Kec. Leuwiliang, Kab. Bogor. Penelitian yang
menggunakan metode PHA ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh Wisata Kampung Cendawasari, mengidentifikasi
dan menganalisis faktor-faktor penyusun strategi pemasaran yang ada pada
Kampung Wisata Cendawasari dan merumuskan strategi pemasaran yang sesuai
untuk Kampung Wisata Cendawasari. Berdasarkan hasil pengolahan data yang
telah dilakukan diketahui bahwa alternatif strategi pemasaran bagi Kampung
wisata Cendawasari adalah menawarkan paket kampung wisata bagi anak-anak
sekolah dan untuk family gathering bagi perusahaan (0,259). Selanjutnya
alternatif dengan prioritas kedua adalah menambah sarana dan prasarana,
menambah paket wisata serta pengaturan layout dan landskap agar kawasan
wisata menjadi lebih indah (0,238). Kemudian, alternatif prioritas ketiga dan
keempat adalah bekerjasama dengan AWAI (Asosiasi Wisata Agro Indonesia) dan
biro perjalanan agar kegiatan kampung wisata dapat menjadi bagian dari
perjalanan (0,222) dan melakukan kerjasama dengan tempat-tempat wisata lain
yang ada di Bogor untuk melakukan paket wisata bersama (0,157). Prioritas
kelima adalah penggunaan teknologi sebagai sarana promosi yang optimal
(0,124).
Sembiring (2010) melakukan analisis terhadap strategi pemasaran teh
botol sosro pada PT. Sinar Sosro di kantor penjualan Bogor. Hasil pengolahan
dengan menggunakan metode PHA dan bantuan program Expert Choice 2000
menghasilkan prioritas alternatif strategi pemasaran. Prioritas pertama adalah
26
melakukan promosi secara intensif dengan bobot (0,251). Prioritas kedua yaitu
strategi mempertahankan saluran distribusi yang ada dengan cara menjalin
kerjasama yang baik dengan semua pihak yang terkait dengan bobot (0,236).
Prioritas ketiga yaitu strategi mengoptimalkan biaya operasional guna
mempertahankan harga produk tetap stabil dengan bobot (0,179). Prioritas
keempat adalah meningkatkan kapasitas persediaan produk dengan bobot (0,167).
Prioritas kelima yaitu meningkatkan kualitas produk untuk mempertahankan
pelanggan lama dan memperoleh pelanggan baru dengan bobot (0,118). Strategi
yang menjadi prioritas terakhir adalah aktif melakukan kegiatan pengembangan
produk yang berbeda dengan pesaing dengan bobot (0,049).
Lestari (2010) melakukan analisis strategi pemasaran pada UKM Pakaian
Muslim Galih Design, Bogor, Jawa Barat dengan menggunakan metode analisis
PHA. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa elemen utama yang
dipertimbangkan dalam penyusunan strategi pemasaran Galih Design adalah
kualitas produk dengan bobot (0,248). Elemen kedua yang adalah saluran
distribusi pemasaran dengan bobot (0,222). Selanjutnya, selera konsumen
menempati prioritas ketiga dengan bobot (0,220). Karakteristik persaingan
menjadi prioritas keempat (0,115). Elemen kelima dan keenam yang berpengaruh
adalah kemampuan finansial dengan bobot (0,103) dan persaingan dengan bobot
(0,092). Alternatif strategi yang menjadi prioritas utama dalam Galih Design
adalah memperluas dan memperkuat kemitraan dengan agen dengan bobot
(0,360). Alternatif kedua adalah mengintensifkan dan mengefektifkan promosi
dengan bobot (0,335). Alternatif strategi ketiga dan keempat dalam urutan
prioritas strategi pemasaran Galih Design adalah meningkatkan penjualan
langsung dan memantapkan posisi dalam persaingan, masing-masing dengan
bobot sebesar (0,230) dan (0,118).
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Kabupaten Garut, Jawa Barat yang telah lama dikenal sebagai sentra
kerajinan kulit, kini dikenal pula melalui potensi sumber daya lokal lainnya yang
unik, yaitu tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides). Berdasarkan fakta yang
ada, saat ini hanya Haiti dan Borbon di Pasifik yang mengembangkan jenis
komoditi yang sama. Sehingga, akar wangi menjadi komoditi khas Kabupaten
Garut yang memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi banyak jenis produk
selain produk minyak atsiri yang telah dikembangkan sejak tahun 1920.
KUB Zocha Graha Kriya adalah salah satu Usaha Kecil Menengah (UKM)
di Kabupaten Garut yang mampu menangkap prospek produk kerajinan berbahan
dasar akar wangi ini untuk terus dikembangkan karena mempunyai keunggulan
komparatif dan kompetitif serta masih terbukanya pangsa pasar, baik pasar
domestik maupun pasar luar negeri. Sebagai UKM penghasil produk kerajinan
akar wangi sejak tahun 1999, KUB Zocha Graha Kriya diharuskan mampu
merumuskan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mencapai tujuan pemasaran
yang diinginkan.
Langkah pertama yang dilakukan untuk merumuskan strategi pemasaran
pada KUB Zocha Graha Kriya adalah dengan mengetahui secara rinci tentang
profil KUB Zocha Graha Kriya di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kemudian
dilakukan identifikasi tujuan KUB Zocha Graha Kriya karena kelompok usaha ini
tidak memiliki visi dan misi tertulis.
Langkah selanjutnya setelah mengetahui profil dan tujuan KUB Zocha
Graha Kriya adalah mengidentifikasi faktor-faktor penyusunan strategi pemasaran
perusahaan berdasarkan analisis terhadap Segmentation, Targeting, Positioning
(STP) dan bauran pemasaran perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan
strategi pemasaran yang tepat sehingga mampu meningkatkan kinerja dalam
bidang pemasarannya. Kemudian, dilakukan identifikasi strategi pemasaran
perusahaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyusun strategi
perusahaan yang telah teridentifikasi sebelumnya. Setelah mengidentifikasi
strategi perusahaan maka dilakukan analisis terhadap strategi perusahaan dengan
28
menggunakan metode AHP sehingga diperoleh alternatif strategi pemasaran yang
sesuai dengan kondisi perusahaan. Alur kerangka pemikiran konseptual penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual
3.2. Tahapan Proses Penelitian
Proses penelitian diawali dengan tahap pengumpulan dan pembelajaran
terhadap literatur tentang pemasaran, pengembangan sektor UMKM Indonesia,
ekonomi kreatif, akar wangi dan metode AHP. Fokus pembelajaran ditujukan
pada pengembangan strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM
untuk produk kerajinan (khususnya akar wangi) yang akan dianalisis dengan
teknik AHP.
Identifikasi Faktor-faktor
Penyusun Strategi
Pemasaran KUB Zocha
Graha Kriya
Marketing Mix:
Product, Price,
Place, Promotion
Segmentation
Targeting
Positioning
KUB. Zocha Graha
Kriya
Tujuan Perusahaan
Identifikasi Strategi
Pemasaran KUB Zocha
Graha Kriya
Alternatif Strategi Pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya
Rekomendasi Strategi Pemasaran
bagi KUB Zocha Graha Kriya
Metode
AHP
29
Penelitian yang dilakukan kemudian diawali dengan mengkaji
permasalahan yang dihadapi KUB Zocha Graha Kriya (fokus dalam bidang
pemasaran) serta tujuan yang akan diteliti. Pengkajian permasalahan dan tujuan
yang akan diteliti ini dilakukan melalui wawancara dengan pihak internal KUB
Zocha Graha Kriya serta pakar akademisi.
Kemudian, setelah pengkajian masalah dan tujuan dilakukan maka
dilanjutkan dengan tahap pengumpulan data gambaran umum perusahaan,
identifikasi kegiatan pemasaran yang telah dilakukan perusahaan serta
penyusunan struktur awal berdasarkan hasil kaji pustaka. Setelah tahap
penyusunan struktur awal melalui kaji pustaka, maka dilanjutkan dengan
pengolahan data untuk menyusun struktur berdasarkan masukan dari pakar. Tahap
selanjutnya adalah tahap penilaian struktur yang dilakukan dengan menyusun
kuisioner dari struktur yang ditetapkan, kemudian dilakukan penilaian kuisioner
oleh pakar.
Tahap selanjutnya setelah penilaian kuisioner oleh para pakar dilakukan
pengolahan horizontal yang meliputi perkalian elemen baris (VE=Vektor Eigen),
perhitungan vektor prioritas (VP), vektor antara (VA), nilai eigen (VB), indeks
konsistensi (CI) dan rasio konsistensi (CR). Pemenuhan konsistensi menguatkan
terkendalinya jawaban yang diberikan responden dalam pengisian kuesioner.
Apabila hasil perhitungan belum konsisten maka akan dilakukan revisi pendapat
dengan mencari deviasi maksimal RMS (Root Mean Square) kemudian direvisi
sampai memenuhi CI dan CR.
Hasil penilaian pakar yang telah dinyatakan konsisten kemudian
digabungkan dengan menggunakan rataan geometrik. Hasil dari gabungan
pendapat akan diolah sesuai dengan prosedur AHP yang telah diuraikan
sebelumnya sehingga menghasilkan bobot untuk alternatif. Hasil pengolahan ini
selanjutnya dapat menjadi rekomendasi bagi KUB Zocha Graha Kriya dalam
menyusun strategi pemasaran bagi produk kerajinan akar wangi yang
dihasilkannya. Tahapan proses penelitian sebagaimana diuraikan diatas dapat
dilihat pada Lampiran 1.
30
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KUB Zocha Graha Kriya yang sekretariat
pusatnya berada di Jalan Pakuwon No. 10, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
bahwa KUB Zocha Graha Kriya merupakan kelompok usaha yang khusus
mengembangkan akar wangi yang merupakan salah satu komditas unggulan
Kabupaten Garut, Jawa Barat sebagai bahan utama produk kerajinan yang
dihasilkannya. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli
2011.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan berasal dari pihak internal KUB Zocha
Graha Kriya yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam serta diskusi
kelompok bersama pihak internal KUB Zocha Graha Kriya. Data tersebut meliputi
profil kelompok usaha, tujuan, sistem ketenagakerjaan kelompok usaha,
segmentation, targeting dan positioning (STP), bauran pemasaran yang telah
ditetapkan kelompok usaha, pasar yang dituju serta kegiatan produksi dan operasi
yang dilaksanakan kelompok usaha tersebut.
Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
literatur-literatur tentang masalah yang akan diteliti, seperti literatur dari
Pemerintah Kabupaten Garut, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat dan Pusat,
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Desperindagkop)
Kabupaten Garut, serta literatur-literatur lainnya berupa jurnal, makalah, dan hasil
penelitian terdahulu.
3.5. Metode Pengambilan Sample
Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan mempertimbangkan responden tersebut paham mengenai
strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya dan besarnya peranan responden
yang dipilih tersebut dalam kegiatan pemasaran kelompok usaha tersebut sehingga
seluruh responden dianggap berkompeten dan mampu mewakili keseluruhan
populasi. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah orang-orang ahli
31
atau pakar dalam bidangnya yang berasal dari pihak internal maupun pihak
eksternal kelompok usaha.
Responden dalam penelitian ini berjumlah enam orang yang terdiri dari
Pimpinan Umum (pendiri), Kepala Operasional (pendiri), General Manager KUB
Zocha Graha Kriya, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan
PerdaganganKabupaten Garut, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Garut, dan Kepala Divisi Marketing Asgar Muda.
3.6. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah
melalui tahap awal yaitu mempelajari literatur yang berkaitan dengan strategi
pemasaran, akar wangi, KUB Zocha Graha Kriya dan metode AHP untuk
pengolahan data selanjutnya. Setelah mempelajari hal-hal tersebut, dilakukan
identifikasi bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan KUB Zocha Graha
Kriya melalui wawancara mendalam dengan pihak internal UKM yang memiliki
wewenang dalam penyusunan kebijakan pemasaran perusahaan. Tahap
selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor, aktor, tujuan dan alternatif strategi
pemasaran yang juga dilakukan melalui wawancara dengan pihak penyusun
strategi pemasaran.
Hasil identifikasi faktor, aktor, tujuan dan alternatif strategi pemasaran ini
kemudian didiskusikan kembali dengan pakar strategi (akademisi) agar diperoleh
struktur hirarki yang tepat untuk kemudian dijadikan sebagai acuan kuisioner
yang akan dinilai oleh pakar (jajaran pimpinan KUB Zocha Graha Kriya, Kepala
Bidang Perindustrian dan Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Garut, Kepala Divisi Marketing Asgar Muda Garut).
Narasumber interview dan penilai kuesioner dipilih secara sengaja (purposive
sampling) dengan mempertimbangkan pemahaman tentang strategi pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya. Berikut adalah gambar struktur hirarki penyusunan
strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya.
32
Gambar 4. Struktur Hirarki Penyusunan Strategi Pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya
Keterangan:
A. Faktor
KFP : Kondisi Finansial Perusahaan
KP : Kapasitas Perusahaan
Prod : Produk
SK : Sikap Konsumen
KO : Kapasitas Outlet
KPr : Kondisi Persaingan
B. Aktor
PU : Pimpinan Umum
KOpr : Kepala Operasional
GM : General Manager
Goal
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif
Alternatif Strategi Pemasaran pada
KUB Zocha Graha Kriya
KP Prod KO
PU KOpr GM
T1
T2 T3
A3 A5 A2 A4
KPr KFP
SK
33
C. Tujuan
T1 : Meningkatkan Omzet Perusahaan
T2 :Memantapkan Posisi Merek yang Kuat bagi Konsumen dan Mitra Dagang
T3 : Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
D. Alternatif
A1 : Positioning Produk Berdasarkan Kualitas dan Harga
A2 : Pengembangan Program ”Factory and Galery Visit” dengan Outlet
A3 : Memanfaatkan Media Promosi secara Optimal
A4 : Penerapan Customer Intimacy
Hasil penilaian struktur oleh pakar akan diolah dengan metode AHP untuk
diketahui pembobotan pada setiap elemen hirarkinya. Hasil dari pengolahan
tersebut adalah konsistensi dari jawaban responden yang dilakukan menggunakan
software AHP dengan batas inkonsitensi ditetapkan 10 persen. Apabila ada
penilaian pakar yang tidak konsisten maka harus direvisi dengan mencari deviasi
RMS (Root Mean Square). Setelah Matriks Pendapat Individu (MPI) dinyatakan
konsisten, akan dilakukan penggabungan matriks yang kemudian diukur kembali
dengan pengolahan horisontal dan vertikal sesuai dengan mekanisme AHP.
Hasil pengolahan horizontal menunjukkan elemen-elemen yang
berhubungan dalam satu tingkat hirarki dibandingkan dengan elemen-elemen
lainnya di tingkat hirarki yang berbeda. Sedangkan hasil pengolahan vertikal
menggambarkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara elemen pada satu tingkat
hirarki dengan elemen pada tingkat hirarki lainnya. Hasil pengolahan yang
menunjukkan pemilihan alternatif strategi pemasaran diperoleh dari pengolahan
vertikal.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan KUB Zocha Graha Kriya
KUB Zocha Graha Kriya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
kerajinan dan seni yang berbentuk kelompok usaha bersama, gabungan dari
pengrajin, pekerja dan penggiat seni serta penggiat pariwisata. UKM ini didirikan
pada tanggal 9 September 1999 di Garut oleh Bapak Franz Limiart dan Ibu
Joanna. Latar belakang didirikannya UKM ini didasarkan atas keprihatinan
pendiri bahwa selama ini produk kerajinan cenderung menjadi komoditas di pasar
luas. Oleh karena itu, lahir keinginan yang kuat untuk mengembangkan produk
kerajinan yang tidak hanya mampu memberi suatu nilai estetika yang dapat
dinikmati indera, tetapi juga mampu memberikan prestise tersendiri bagi para
konsumen yang memilikinya.
Berdasarkan statusnya sebagai Kelompok Usaha Bersama (KUB), KUB
Zocha Graha Kriya terdiri dari delapan kelompok usaha yang saling terkait dan
dikategorikan ke dalam fungsi kerja yang berbeda. Kedelapan kelompok tersebut,
yaitu: kelompok petani akar wangi, kelompok tenun, kelompok jahit, kelompok
bordir, kelompok pengrajin batok, kelompok pengrajin bambu, kelompok
pengrajin hiasan kupu-kupu dari bulu itik, dan kelompok pengrajin box.
Kedelapan kelompok tersebut secara intensif dibina langsung oleh pendiri/pemilik
beserta General Manager agar memiliki teknik dan keterampilan yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan sehingga mampu menghasilkan produk
kerajinan yang berkualitas dan bernilai estetika tinggi.
Produk-produk kerajinan yang dihasilkan KUB Zocha Graha Kriya
sebagian besar memanfaatkan potensi lokal Kabupaten Garut, yaitu akar wangi
sebagai bahan utama pembuatan produknya. Selain itu, dengan kreativitas dan
teknik yang dimiliki, UKM ini mengkolaborasikan produk kerajinan akar wangi
dengan menghasilkan jenis produk kerajinan lainnya yang terbuat dari batok
kelapa, bambu cendani serta bulu itik.
35
Seiring dengan berjalannya usaha, keberadaan KUB Zocha Graha Kriya
kemudian diperkuat dengan diterbitkannya beberapa izin usaha yang dikeluarkan
oleh dinas terkait seperti:
1. SIUP (Surat Izin Usaha Perorangan): No. 530/0124/PM/IZ/VI/2008.B
2. TDP (Tanda Daftar Perusahaan): No. 101355214548
3. Izin Tempat Usaha: No. 503/605-ITU/PPTSP/201
KUB Zocha Graha Kriya telah dua belas tahun mengembangkan usaha
kerajinan yang mengeksplorasi potensi lokal Kabupaten Garut. Selama kurun
waktu tersebut, KUB Zocha Graha Kriya berhasil menunjukan kinerja yang baik
sehingga mampu menjadi salah satu UKM berprestasi baik di tingkat lokal
maupun nasional. Beberapa prestasi yang pernah diraih KUB Zocha Graha Kriya,
antara lain:
1. Adhy Karya Pariwisata dari MPI (Masyarakat Pariwisata Indonesia) Jawa
Barat sebagai Pengabdi dan Pengembang Kepariwisataan Jawa Barat tahun
2002.
2. Pengrajin Inovatif Kabupaten Garut tahun 2007.
3. PJI Award 2009 dari Persatuan Jurnalis Indonesia.
4. Garut Award 2010.
5. Penghargaan Pro-Mutu dari Kementrian Koperasi dan UMKM Republik
Indonesia tahun 2011 atas keberhasilannya dalam menerapkan teknologi
produksi secara kreatif dan inovatif.
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan KUB Zocha Graha Kriya
KUB Zocha Graha Kriya tidak memiliki pernyataan visi dan misi secara
tertulis, namun KUB Zocha Graha Kriya tetap merepresentasikannya ke dalam
beberapa tujuan yang jelas untuk dicapai. Berdasarkan hasil wawancara
mendalam yang telah dilakukan kepada pihak pendiri/ pemilik, tujuan pendirian
KUB Zocha Graha Kriya adalah:
1. Menghasilkan berbagai produk kerajinan dengan memanfaatkan potensi lokal
(akar wangi) yang memiliki keunikan, nilai estetika tinggi serta kepuasan/
prestise tersendiri bagi pasar sasaran guna mengubah citra kerajinan yang
sebelumnya hanya sebagai komoditas.
36
2. Memakmurkan kehidupan orang banyak melalui penyerapan tenaga kerja lokal
yang dibina secara intensif dan konsisten sehingga mampu memiliki
kompetensi yang tinggi di bidang teknik kerajinan.
3. Mempromosikan Kabupaten Garut (khususnya) dan Indonesia kepada
masyarakat luas melalui keunggulan produk dan layanan yang diberikan.
4. Menghasilkan produk berkualitas tinggi bagi pasar dalam negeri.
4.1.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur organisasi yang digunakan oleh KUB Zocha Graha Kriya adalah
sistem fungsional yang dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur Organisasi KUB Zocha Graha Kriya
Keterangan :
A: Kelompok Petani di Samarang dan Cilawu
B: Kelompok Jahit di Muara Sanding
C: Kelompok Tenun di Bayombong
D: Kelompok Bordir di Bayombong
E: Kelompok Pengrajin Batok di Cilawu
F: Kelompok Pengrajin Bambu di Cilawu
G: Kelompok Pengrajin Bulu Itik di Leles
H: Kelompok Pengrajin Box di Copong
I: Pengepakan
Pimpinan
Kepala Produksi Kepala Toko
Kepala Operasional
General Manager
A B
C D E F
J K L
G H I
37
J: Bagian Cutting dan Jahit
K: Bagian Lukis
L: Bagian Finishing
Sistem kerja dalam KUB Zocha Graha Kriya bersifat anggota mandiri. Hal
ini berarti bahwa setelah para pengrajin mendapat pelatihan tentang teknik dan
keterampilan dasar dalam memproduksi produk kerajinan, maka mereka memiliki
kebebasan sepenuhnya untuk membuat desain, produksi dan sistem pemasaran
sendiri. Namun, seluruh kelompok pengrajin wajib memprioritaskan pekerjaan
atau pesanan yang masuk dari sekretariat pusat. Asal anggota kelompok terbagi
menjadi dua, yaitu:
1. Anggota yang pada awalnya merupakan karyawan.
2. Anggota yang merupakan pemuda dari pedesaan yang memiliki keinginan
untuk maju dalam usahanya dan memiliki kemampuan dalam berkarya seni dan
kerajinan. Mereka akan diberikan pelatihan yang intensif tentang teknik dan
keterampilan dasar pembuatan produk.
Pengrajin yang telah mampu mandiri diwajibkan untuk membentuk
kelompok sendiri dengan kelengkapan perizinan administratif sendiri seperti SIUP
dan TDP atas nama kelompok itu sendiri. Pengrajin yang telah mampu mandiri
wajib mempekerjakan warga di sekitar sebelum mempekerjakan warga luar
sehingga mereka tidak hanya sekedar mampu hidup tetapi lebih dari itu agar
mereka mampu menghidupi orang lain.
Fungsi dari kelompok pengrajin adalah memproduksi barang sampai
sekitar 80 persen jadi. Kegiatan finishing dan quality control dikerjakan di
sekretariat pusat. Sekretariat pusat berfungsi sebagai pencari pelanggan atau
pesanan, merumuskan desain dan sistem kerja serta memastikan packaging atau
pengemasan produk telah dilakukan dengan benar agar konsumen mendapatkan
produk yang bernilai estetika tinggi dan terjaga kualitasnya. Proses produksi dapat
dilihat pada Lampiran 5.
Saat ini KUB Zocha Graha Kriya memiliki 117 orang karyawan yang
terbagi dalam enam kelompok yang tersebar di lima kecamatan dengan 18 orang
karyawan tetap yang diberi upah dengan sistem harian. Dalam melaksanakan
38
usahanya, terdapat tiga aktor yang berpengaruh dalam perencanaan strategi serta
pengambilan keputusan. Ketiga aktor tersebut, yaitu:
1. Pimpinan
Pimpinan KUB Zocha Graha Kriya adalah Bapak Franz Limiart yang juga
berperan sebagai salah satu pendiri dan pemilik UKM tersebut. Pimpinan usaha
memiliki wewenang dalam mengatur keseluruhan sistem atau kinerja dalam
organisasi. Pimpinan perusahaan juga berwenang dalam menetapkan standard
mutu dan bertindak sebagai pembina teknik dan keterampilan seluruh
kelompok usaha dalam UKM ini. Pimpinan dalam UKM ini juga aktif sebagai
pelatih dalam berbagai pelatihan kerajinan, entrepreneurship dan pariwisata di
berbagai tempat di Jawa Barat dan beberapa provinsi lainnya, seperti pelatihan
HAKI, eksport-import, desain dan fotografi tingkat nasional.
2. Kepala Operasional
Kepala Operasional KUB Zocha Graha Kriya adalah Ibu Joana yang
bertanggung jawab dalam bidang operasional, pemasaran serta keuangan UKM
ini. Kepala Operasional memiliki wewenang untuk menetapkan rencana-
rencana pemasaran produk, mengurus bagian keuangan (menetapkan harga
produk, mencatat keuangan termasuk perhitungan profit laba-rugi),
mengkoordinir pesanan maupun penjualan.
3. General Manager
General Manager KUB Zocha Graha Kriya adalah Bapak Mega yang
bertaggung jawab dalam bidang administrasi perusahaan sekaligus berperan
sebagai jembatan koordinasi dan kontrol keseluruhan kelompok serta outlet
penyalur produk UKM ini.
Selain ketiga aktor yang berpengaruh dalam membuat keputusan-
keputusan strategis perusahaan, pada struktur organisasi UKM ini terdapat bagian-
bagian penting yang saling mendukung keberhasilan dalam menjalankan dan
mengembangkan usaha secara berkelanjutan. Bagian-bagian tersebut yaitu:
1. Kepala Produksi
Bertugas dalam melaksanakan dan mengawasi kegiatan produksi yang telah
ditetapkan. Kepala produksi membawahi tiga bagian,yaitu bagian cutting, jahit,
lukis dan finishing.
39
2. Kepala Toko
Bertugas dalam mengoordinasikan dan mengawasi penjualan di galeri dan
outlet, mengatur display produk di galeri, memastikan produk dan pelayanan
berkualitas tinggi bagi para konsumen.
3. Bagian Pengepakan
Bertugas dalam mengemas dan mengatur pendistribusian seluruh produk yang
telah dipesan (fix order) dan siap untuk dikirimkan kepada konsumen yang
memesan.
Jajaran pimpinan KUB Zocha Graha Kriya selain aktif dalam membina
kelompok usaha serta mengembangkan bisnis secara intensif, pimpinan UKM ini
juga tercatat aktif dalam berbagai organisasi, seperti:
1. Asosiasi Exportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Kabupaten Garut)
2. Gabungan Masyarakat Penggiat Kerajinan dan Pariwisata Jawa Barat
3. Dewan Kerajinan Nasional (Kabupaten Garut)
Masyarakat Pariwisata Indonesia (Kabupaten Garut)
4.2. Segmentation, Targeting dan Positioning
KUB Zocha Graha Kriya menetapkan segmentasi pasar berdasarkan
variable demografi, yaitu pendapatan. Dalam hal ini, KUB Zocha Graha Kriya
menetapkan seluruh produknya fokus dipasarkan pada segmen pendapatan
menengah karena seluruh produk kerajinan yang dihasilkan memiliki standar
estetika dan kualitas yang tinggi dibandingkan produk-produk kerajinan lainya di
pasaran sehingga harga yang ditetapkan untuk setiap produk kerajinan yang
dihasilkan pun jauh lebih mahal. Sebagai contoh, berdasarkan hasil survey pasar,
harga taplak meja tamu akar wangi (ukuran 35x100 cm) yang diproduksi oleh
KUB Zocha Graha Kriya adalah Rp. 80.000. Sedangkan, harga taplak meja tamu
akar wangi yang diproduksi di Pekalongan atau Yogyakarta untuk ukuran yang
sama hanya seharga Rp. 30.000.
Dalam pengembangan usaha, KUB Zocha Graha Kriya memfokuskan
usahanya pada konsep pemasaran individual karena penggunaan pemasaran
massal yang menyebar luas telah diragukan dengan kenyataan bahwa sejak dahulu
konsumen dilayani secara individual. Dalam pemasaran individual atau yang biasa
disebut dengan “pemasaran satu-satu”, perusahaan menghantarkan produk atau
40
program pemasaran khusus untuk kebutuhan dan preferensi pelanggan individual.
Tidak seperti produsen kerajinan yang telah beroperasi di pasaran, KUB Zocha
Graha Kriya memberi kesempatan kepada setiap pelanggan untuk berperan dalam
menetukan model, desain, warna, ukuran produk, dsb sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan spesifik tiap pelanggan. Sehingga produk kerajinan yang
dihasilkan perusahaan memiliki nilai lebih dari sekedar komoditas yang
diperdagangkan secara massal dengan harga murah semata.
Selanjutnya, selain memutuskan segmen pasar mana yang menjadi sasaran,
KUB Zocha Graha Kriya juga menetapkan posisi produknya sebagai produk
kerajinan yang personal, bernilai estetika serta kualitas yang tinggi. Dengan
positioning tersebut, KUB Zocha Graha Kriya kian memantapkan posisi
produknya sebagai produk kerajinan eksklusif yang memanfaatkan potensi lokal
Kabupaten Garut, Jawa Barat sebagai bahan baku utama pembuatan produk
kerajinan yang dipasarkan.
4.3. Bauran Pemasaran KUB Zocha Graha Kriya
Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran terkait dengan
keberhasilannya dalam menentukan produk yang tepat, harga yang layak, saluran
distribusi yang baik, serta promosi yang efektif. Bauran pemasaran yang terdiri
dari produk, harga, tempat serta promosi ditetapkan dengan cermat oleh KUB
Zocha Graha Kriya agar kepuasan konsumen serta keberlanjutan usaha dapat
tercipta.
4.3.1 Produk
Produk kerajinan yang dihasilkan KUB Zocha Graha Kriya sebagian besar
memanfaatkan akar wangi sebagai bahan utama pembuatannya. Dengan tujuan
untuk mengembangkan usahanya, UKM ini kemudian memadukan produk
kerajinan akar wangi yang telah menjadi andalan dengan produk kerajinan yang
terbuat dari batok kelapa, bambu cendani serta bulu itik.
Tiap produk yang dipasarkan dan dijual kepada target pasarnya dikemas
dengan kantong kertas dengan desain yang menarik dan ramah lingkungan.
Bahkan untuk tujuan pembelian tertentu (seperti untuk hadiah, souvenir, dsb)
sudah dilengkapi dengan pita serta kartu ucapan yang diberikan secara gratis
41
sebagai suatu bentuk pelayanan prima bagi tiap pelanggan setia KUB Zocha
Graha Kriya.
Produk-produk kerajinan yang dihasilkan serta dipasarkan oleh KUB
Zocha Graha Kriya dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Fashionable (aneka jenis tas dari akar wangi, sajadah, dsb)
2. Fungsional (tempat koran, aneka furniture, tudung saji,dsb)
3. Dekoratif (tirai, tudung lampu, aneka miniatur pajangan,dsb)
Selain ketiga kelompok di atas, UKM ini juga melayani pembuatan kemasan
(packaging) berbahan kertas, akar wangi, mendong dan pandan yang seluruhnya
dikerjakan sesuai dengan kebutuhan klien atau dengan desain lepas.
UKM ini juga menyediakan aneka ragam bentuk parsel untuk berbagai
keperluan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Hingga saat ini jumlah produk yang dihasilkan telah mencapai 350-400 jenis
produk. Daftar ragam produk yang telah dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 6.
Setelah dua belas tahun konsisten mengembangkan usaha kerajinan akar wangi
tersebut, kinerja yang dicapai oleh KUB Zocha Graha Kriya dapat dikatakan baik
sesuai dengan grafik penjualan yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun yang dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Penjualan Produk KUB Zocha Graha Kriya Periode 2009-2010
4.3.2 Harga
Penetapan harga merupakan salah satu keputusan penting bagi manajemen
perusahaan. Harga ditetapkan berdasarkan perhitungan besarnya biaya yang
dibutuhkan (biaya bahan baku, biaya maintenance, pajak 10 persen, biaya
promosi) ditambah dengan presentase keuntungan yang diinginkan. Harga yang
0
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000 2009
2010
42
ditetapkan beragam sesuai dengan bentuk, ukuran, serta tingkat kesulitan produksi
produk yang diinginkan konsumen.
Secara garis besar harga produk-produk kerajinan yang dijual oleh UKM
ini mulai dari Rp. 3.500- Rp. 4.500.000 (harga terendah diberikan untuk
pembelian dalam jumlah besar). Harga produk kerajinan UKM ini memang jauh
lebih mahal dibandingkan harga produk kerajinan yang banyak beredar di pasaran
karena bahan yang digunakan berkualitas tinggi yang diproses dengan teknik dan
detail yang spesifik. Keseluruhan harga lengkap dapat dilihat pada lampiran harga
produk KUB Zocha Graha Kriya (Lampiran 6).
4.3.3 Tempat
Saluran distribusi terkait dengan berbagai aktivitas perusahaan yang
mengupayakan agar produk dapat disalurkan ke konsumen. Sebagian besar
produk dijual secara langsung di galeri pusat KUB Zocha Graha Kriya di Jl.
Pakuwon No. 10 Garut. Dalam rangka memperluas jaringan usaha dan
mempermudah akses konsumen untuk mendapatkan produk, UKM ini juga
membentuk kerja sama dengan pihak lain berupa mitra dagang yang terdapat di
dalam maupun luar negeri. Mitra dagang KUB Zocha Graha Kriya, yaitu:
1. Outlet : Sampireun Boutique Hotel Garut, Alamanda Resort&
Resto, Jemani Resto.
2. Dalam negeri : PT. Martha Beauty Gallery Jakarta, Salak Boutique Hotel
Sukabumi, Cre-Asian Craft Mart Bandung, Hanna
Collection Bandung, Al Wanni Art Depok.
3. Luar negeri : Anjung Akrya Kuala Lumpur Malaysia, Natural Art
Malaysia, Ashbum Handicraft Singapura, Faisal al- Faiz
Saudi Arabia.
4.3.4 Promosi
Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang aktif dilakukan oleh KUB
Zocha Graha Kriya untuk memberitahu, mengenalkan, dan mempengaruhi
konsumen mengenai produk yang ditawarkan. Promosi KUB Zocha Graha Kriya
dimulai dengan membuat merek yang mengasosiasikan keunggulan dan usaha
yang digelutinya yaitu Zocha (baca: socha) yang dalam bahasa sunda berarti mata.
Hal ini juga mengasosiasikan bahwa UKM ini bergerak pada pengembangan
43
usaha kerajinan yang memiliki nilai estetika dan kualitas tinggi sehingga
keindahannya dapat dinikmati konsumen melalui indera penglihatan (mata).
Selain itu, dalam setiap label produk yang dipasarkan, selain terdapat nama merek
dan alamat galeri juga terdapat petunjuk perawatan produk yang menunjukkan
kepedulian terhadap seluruh konsumennya.
Kemudian UKM ini juga melakukan promosi dengan menerbitkan brosur,
flyer, leaflet, katalog produk, serta aktif mengikuti pameran-pameran dari tingkat
lokal sampai tingkat internasional. Beberapa pameran yang pernah diikuti oleh
KUB Zocha Graha Kriya, yakni:
1. Pameran Jakarta International Handicraft Trade Fair (sejak tahun 2000-
sekarang).
2. Promosi Kraft Tangan Nusantara antara Malaysia- Indonesia- Brunei (tahun
2003 dan 2004).
3. World Expo di Aichi, Nagoya, Jepang (tahun 2005).
4. Export-Import Africa, Johanesberg, South Africa (tahun 2006).
5. Misi Dagang Batam (tahun 2007)
Keberhasilan KUB Zocha Graha Kriya dalam menjaga kualitas dan
mempromosikan produk kerajinan yang dihasilkannya membuat KUB Zocha
Graha Kriya mampu mendapatkan kepercayaan untuk menangani berbagai proyek
pengadaan produk,antara lain:
1. Souvenir untuk Delegasi Peringatan Konferensi Asia-Afrika (tahun 2005).
2. Souvenir MTQ Jawa Barat (tahun 2005).
3. Souvenir untuk beberapa promosi produk kosmetik Martha Tilaar.
4. Seminar Kit Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (tahun 2010).
5. Seminar Kit Mabes Polri (tahun 2010).
6. Souvenir untuk tamu pihak-pihak penting seperti: Gubernur DKI Jakarta, Ibu
Jero Wacik, Paspampres, PT. Indonesia Power, Polres Garut, Polwil Priangan,
Polda Jawa Barat, Dandim 0611 Garut, Dandim Lilawangsa Aceh Timur,
Danrem 062 Tarumanagara Garut dan Kodam Jawa Barat, Mabes TNI.
7. Interior Accesoris untuk beberapa hotel, spa, rumah sakit dan perumahan.
44
4.4. Analisis Elemen Penyusun Pemilihan Strategi Pemasaran pada KUB
Zocha Graha Kriya
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan
aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu
ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama
sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan
persaingan yang selalu berubah. Dalam analisis pemilihan strategi pemasaran
terdapat empat elemen yang saling terkait antara lain faktor yang mempengaruhi
pemilihan strategi pemasaran, aktor yang berperan dalam menyusun strategi
pemasaran, tujuan strategi pemasaran dan alternatif strategi yang dapat
diimplementasikan perusahaan agar tujuan pemasaran perusahaan dapat tercapai.
Elemen-elemen ini kemudian disusun ke dalam suatu hirarki seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 7. Struktur Hirarki Penyusunan Strategi Pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya
Goal
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif
Alternatif Strategi Pemasaran pada KUB
Zocha Graha Kriya
KFP KP KPr
PU
KOpr GM
T1
T2 T3
A2 A4 A1 A3
SK KO Prod
45
Keterangan:
A. Faktor
KFP : Kondisi Finansial Perusahaan
KP : Kapasitas Perusahaan
Prod : Produk
SK : Sikap Konsumen
KO : Kapasitas Outlet
KPr : Kondisi Persaingan
B. Aktor
PU : Pimpinan Umum
KOpr : Kepala Operasional
GM : General Manager
C. Tujuan
T1 : Meningkatkan Omzet Perusahaan
T2 :Memantapkan Posisi Merek yang Kuat bagi Konsumen dan Mitra Dagang
T3 : Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
D. Alternatif
A1 : Positioning Produk Berdasarkan Kualitas dan Harga
A2 : Pengembangan Program ”Factory and Galery Visit” dengan Outlet
A3 : Memanfaatkan Media Promosi secara Optimal
A4 : Penerapan Customer Intimacy
4.4.1 Identifikasi Faktor-faktor Penyusun Strategi Pemasaran KUB Zocha
Graha Kriya
Berdasarkan kaji pustaka dari berbagai sumber, wawancara mendalam
dengan pihak yang berperan dalam pemilihan strategi pemasaran KUB Zocha
Graha Kriya serta wawancara dengan pakar strategi pemasaran, terdapat enam
faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pemasaran,yaitu:
1. Kondisi Finansial Perusahaan (KFP)
Dalam penyusunan strategi pemasaran, kemampuan finansial/ keuangan
perusahaan menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan karena
berbagai aktivitas pemasaran perusahaan membutuhkan alokasi dana/finansial
46
dalam jumlah tertentu agar aktivitas pemasaran dapat dilaksanakan dengan
baik, sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
2. Kapasitas Perusahaan (KP)
Strategi pemasaran yang telah ditetapkan hanya dapat dilaksanakan dengan
baik apabila seluruh bagian fungsional serta sumber daya dalam perusahaan
dapat bekerja sama dan berkontribusi secara optimal. Oleh karena itu,
kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikan strategi pemasaran yang
telah dibuatnya sangat bergantung pada kinerja para pimpinan dalam membina,
mengkoordinasikan, mengawasi implementasi program pemasaran yang telah
ditetapkan. Kemudian, bergantung pula kepada masing-masing kelompok
usaha dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas dan estetika
yang telah ditetapkan, serta bergantung juga kepada ketersediaan sumber daya
fisik yang mendukung aktivitas pemasaran seperti ketersediaan brosur, blog
untuk pemasaran produk, galeri dan outlet untuk pemasaran dan promosi
produk serta fasilitas penunjang pemasaran produk lainnya.
3. Produk (Prod)
Pada dasarnya, fungsi utama dari penyusunan strategi dan rencana pemasaran
adalah untuk memilih dan mengembangkan produk yang dapat memuaskan
seluruh konsumen dalam lingkup sumber daya yang dimiliki perusahaan. Oleh
karena itu, faktor yang juga perlu dipertimbangkan dalam penyusunan strategi
pemasaran adalah kesesuaian produk yang ditawarkan perusahaan dalam hal
sifat produk, ketahanan produk, atribut produk (mutu, fitur, desain dan
kemasan), merek, harga, biaya produk serta layanan pendukung lainnya dengan
target pasar yang telah ditentukan.
4. Sikap Konsumen (SK)
Seluruh strategi pemasaran yang dibuat dalam perusahaan selalu
mempertimbangkan konsumen sebagai sasaran dari tiap produk yang
dihasilkannya. Memahami segala kebutuhan dan keinginan dari seluruh
konsumen yang terwujud melalui sikap konsumen merupakan faktor penting
yang harus dipertimbangkan perusahaan agar strategi pemasaran yang
ditetapkan sesuai dengan nilai dan manfaat yang diharapkan oleh konsumen.
47
5. Kapasitas Outlet (KO)
Sistem distribusi yang baik merupakan salah satu aspek pendukung
terlaksananya strategi pemasaran yang efektif. Kunci dari sistem distribusi
yang baik adalah dengan membuat seluruh produk yang dihasilkan perusahaan
tersedia pada waktu dan tempat yang tepat bagi pasar target perusahaan. Oleh
karena itu, kapasitas outlet (jasa yang mampu diberikan outlet, jangkauannya
terhadap target pasar serta pertimbangan tentang sikap outlet terhadap
kebijakan perusahaan) menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam
penyusunan strategi pemasaran.
6. Kondisi Persaingan (KPr)
Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan strategi
pemasaran adalah kondisi persaingan yang dihadapi perusahaan saat ini.
Pertimbangan terhadap kondisi persaingan yang ada dalam bisnis serupa
(terkait dengan jumlah pesaing, karakteristik produk yang ditawarkan pesaing
serta aktivitas pemasaran yang dilakukannya) memberikan petunjuk bagi
penyusunan strategi pemasaran yang berorientasi pada keunggulan bersaing.
4.4.2 Aktor yang Berperan dalam Penyusunan Strategi Pemasaran KUB
Zocha Graha Kriya
Pengambilan keputusan strategis dalam KUB Zocha Graha Kriya hanya
melibatkan tiga aktor yang berasal dari jajaran pimpinan (internal) perusahaan.
Ketiga aktor yang berperan dalam penyusunan strategi pemasaran dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Pimpinan Umum (PU)
Pimpinan Umum berwenang dalam memberikan masukan, saran serta arahan
bagi perencanaan pemasaran. Pimpinan Umum juga bertanggung jawab untuk
mengawasi pelaksanaan seluruh strategi yang ditetapkan agar seluruh
komponen dalam perusahaan saling bekerja sama dalam
mengimplementasikan strategi yang ada.
2. Kepala Operasional (KOpr)
Kepala Operasional berwenang dalam menyusun rencana pemasaran,
mengatur dan mengkoordinasikan implementasi seluruh kegiatan pemasaran
sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan, serta bertanggung jawab dalam
48
pengawasan operasi dan administrasi perusahaan agar kelancaran operasional
perusahaan dapat terlaksana dengan baik.
3. General Manager (GM)
General Manager bertanggung jawab dalam memberikan laporan keuangan
kepada pimpinan dan Kepala Operasional, menjaga keseluruhan asset
perusahaan dan sumber-sumber keuangan lainnya yang akan digunakan untuk
memaksimalkan keuntungan perusahaan.
4.4.3 Tujuan Penyusunan Strategi Pemasaran KUB Zocha Graha Kriya
Strategi pemasaran disusun dalam rangka mencapai beberapa tujuan
pemasaran KUB Zocha Graha Kriya. Berdasarkan hasil wawancara serta kaji
pustaka dari beberapa sumber, tujuan pemasaran KUB Zocha Graha Kriya dalam
melaksanakan strategi pemasaran dijabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan omzet perusahaan (MO)
Seluruh strategi pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan bertujuan
untuk meningkatkan jumlah produk yang dibeli oleh para konsumen (target
pasar). Peningkatan jumlah pembelian akan meningkatkan jumlah omzet yang
diperoleh KUB Zocha Graha Kriya sehingga mampu mengembangkan usaha
secara berkelanjutan.
2. Memantapkan posisi merek yang kuat bagi konsumen dan mitra dagang (MP)
KUB Zocha Graha Kriya merupakan salah satu pionir dalam pengembangan
usaha produk kerajinan yang mengembangkan potensi lokal Kabupaten Garut,
yaitu akar wangi sebagai bahan utama pembuatan produk kerajinannya.
Produk-produk kerajinan yang dihasilkan bersifat personal dengan nilai
estetika dan kualitas yang tinggi. Pelaksanaan startegi pemasaran diharapkan
mampu untuk memantapkan posisi merek produk-produk yang dihasilkan dan
membangun citra KUB Zocha Graha Kriya menjadi semakin kuat di mata
konsumen dan mitra dagang. Posisi merek yang kuat memberikan beberapa
manfaat seperti memudahkan konsumen dan mitra dagang untuk
mengidentifikasi produk, melindungi produk (tampilan/ fitur produk) agar
tidak dengan mudah ditiru oleh orang lain/ pesaing, serta mampu mendorong
terciptanya pembelian berkelanjutan dan kesetiaan konsumen terhadap KUB
Zocha Graha Kriya.
49
3. Mempertahankan loyalitas konsumen (ML)
Konsumen yang loyal merupakan aset berharga yang terus dijaga oleh KUB
Zocha Graha Kriya. Loyalitas konsumen ditunjukkan dengan terciptanya
kepercayaan dan komitmen para pelanggan terhadap produk-produk kerajinan
yang dihasilkan KUB Zocha Graha Kriya karena mereka mendapatkan
kepuasan dari produk serta layanan pemasaran prima yang diberikan.
Oleh karena itu, loyalitas konsumen merupakan salah satu tujuan utama yang
ingin diwujudkan oleh KUB Zocha Graha Kriya melalui pelaksanaan strategi
pemasarannya, mengingat konsumen yang loyal mampu menjamin
keberlangsungan pengembangan usaha di masa depan.
4.4.5 Alternatif Strategi Pemasaran KUB Zocha Graha Kriya
Berdasarkan hasil analisis terhadap Segmentation, Targeting dan
Positioning (STP) dan bauran pemasaran (4P) KUB Zocha Graha Kriya serta
mempertimbangkan faktor, aktor dan tujuan dalam hirarki pemilihan strategi
pemasaran, maka terdapat empat alternatif strategi pemasaran yang dapat
diimplementasikan oleh KUB Zocha Graha Kriya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Alternatif strategi pemasaran tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Positioning produk berdasarkan kualitas dan harga (PP)
Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan
diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran sehingga terbentuk citra
(image) merek atau produk yang lebih unggul bila dibandingkan dengan
merek/ produk pesaing. Dengan ditetapkannya strategi positioning
berdasarkan kualitas dan harga, KUB Zocha Graha Kriya membuktikan
komitmennya yang selalu berusaha untuk menghasilkan produk berkualitas
tinggi dengan harga yang tinggi sesuai dengan citra yang ingin diwujudkan
perusahaan yakni menciptakan produk kerajinan yang bernilai estetika dan
kualitas tinggi bagi para pelanggan sasarannya.
2. Pengembangan program “Factory and Galery Visit” bekerja sama dengan
outlet (PFG)
KUB Zocha Graha Kriya menetapkan strategi cakupan distribusi eksklusif,
yaitu perusahaan hanya bekerja sama dengan perantara khusus (mitra dagang
berbentuk outlet) untuk menyediakan produk-produk kerajinannya di wilayah
50
Kabupaten Garut dan Bandung. Tujuan pemilihan strategi ini adalah
menciptakan citra produk sebagai produk kerajinan eksklusif yang memiliki
nilai estetika dan kualitas yang tingi, memiliki tingkat pengendalian yang
tinggi atas harga dan jasa yang diberikan perantara (outlet) serta menciptakan
loyalitas yang tinggi antara perusahaan dan mitra dagang sehingga perusahaan
dapat memperoleh dukungan penjualan yang besar, salah satunya dengan
bekerja sama dalam mengembangkan program “Factory and Galery Visit”.
3. Memanfaatkan media promosi secara optimal (MProm)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, apabila konsumen belum
pernah mendengar dan tidak yakin bahwa produk itu berguna bagi mereka,
maka konsumen tidak akan pernah membelinya. Oleh karena itu, dalam tujuan
untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi dan/ atau mengingatkan pasar
sasaran atas keberadaan perusahaan dan produknya agar mereka bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan, KUB
Zocha Graha Kriya harus mampu memanfaatkan media promosi secara
optimal. Secara umum media yang tersedia untuk kegiatan promosi
perusahaan dikelompokkan menjadi media cetak (contoh: surat kabar,
majalah, brosur, dsb), media elektronik (contoh: berpromosi di televisi atau
radio), media luar ruangan (contoh: umbul-umbul, poster, spanduk, dsb) dan
media lini bawah (pameran, direct mail, dsb).
4. Menerapkan customer intimacy (CInt)
Dalam usaha untuk meningkatkan pangsa pasar serta menguatkan posisinya di
dalam pasar, KUB Zocha Graha Kriya selalu berkomitmen untuk
menyesuaikan produk maupun pelayanan tambahan dengan kebutuhan
spesifik tiap pelanggan. Selain itu, kesadaran perusahaan bahwa biaya dalam
mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan biaya untuk
menarik pelanggan baru membuat KUB Zocha Graha Kriya menekankan
upaya memaksimalkan potensi dari basis pelanggan saat ini melalui penerapan
customer intimacy (kedekatan dengan pelanggan). Penerapan customer
intimacy membuat perusahaan tidak hanya sekedar menjual produk, tetapi
51
menjual solusi total dengan memberikan pelayanan dan advis yang bersifat
personal.
4.5. Analisis Penyusunan Strategi Pemasaran KUB Zocha Graha Kriya
Menggunakan Metode AHP
Seluruh elemen yang telah diidentifikasi disusun menjadi struktur AHP
yang akan dinilai oleh pakar. Penyusunan struktur hirarki dalam penelitian ini
berdasarkan wawancara dengan pihak penyusun strategi pemasaran dan
wawancara dengan pakar strategi pemasaran. Struktur hirarki digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan kuesioner untuk memperoleh pendapat responden dalam
menilai faktor, aktor, tujuan dan alternatif dalam struktur. Kuesioner dalam
penelitian ini terlampir pada Lampiran 3.
Kuesioner kemudian digunakan oleh para pakar untuk menilai struktur.
Pakar yang terlibat dalam penilaian struktur ini antara lain dari pihak KUB Zocha
Graha Kriya (terdiri dari Pimpinan Umum, Kepala Operasional serta General
Manager), pakar dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Garut (terdiri dari Kepala Bidang Perindustrian dan Kepala Bidang Perdagangan)
yang paham tentang strategi pemasaran pada KUB Zocha Graha Kriya, dan pakar
dari Asgar Muda Garut (Kepala Hubungan Eksternal) sebagai pihak yang bekerja
sama dalam pengembangan usaha kerajinan akar wangi. Pakar yang menilai
struktur dalam penelitian ini mempunyai pandangan dan penilaian yang berbeda
sehingga penggabungan penilaian dari pakar akan menghasilkan penilaian yang
objektif.
Struktur hirarki terdiri dari lima tingkat antara lain ultimate goal pada
tingkat pertama, faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran pada
tingkat dua, aktor yang berpengaruh pada penyusunan strategi pemasran pada
tingkat tiga, tujuan yang ingin dicapai oleh setiap aktor pada tingkat empat dan
alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh KUB Zocha Graha Kriya
pada tingkat lima. Keempat elemen ini kemudian disusun menjadi struktur hirarki
yang dapat dilihat pada Gambar 5.
52
Gambar 8. Hasil Pengolahan Horizontal Penyusunan Strategi Pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya
Keterangan:
A. Faktor
KFP : Kondisi Finansial Perusahaan
KP : Kapasitas Perusahaan
Prod : Produk
SK : Sikap Konsumen
KO : Kapasitas Outlet
KPr : Kondisi Persaingan
B. Aktor
PU : Pimpinan Umum
KOpr : Kepala Operasional
GM : General Manager
Goal
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif
Alternatif Strategi Pemasaran pada KUB
Zocha Graha Kriya
KFP
(0,164)
KP
(0,351)
KPr
(0,069)
PU
(0,331)
KOpr
(0,394)
GM
(0,275)
T1
(0,289)
T2
(0,349) T3
(0,362)
A1
(0,280)
KO
(0,050)
Prod
(0,288)
SK
(0,079)
A2
(0,139)
A3
(0,210)
A4
(0,372)
53
C. Tujuan
T1 : Meningkatkan Omzet Perusahaan
T2 :Memantapkan Posisi Merek yang Kuat bagi Konsumen dan Mitra Dagang
T3 : Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
D. Alternatif
A1 : Positioning Produk Berdasarkan Kualitas dan Harga
A2 : Pengembangan Program ”Factory and Galery Visit” dengan Outlet
A3 : Memanfaatkan Media Promosi secara Optimal
A4 : Penerapan Customer Intimacy
4.5.1 Hasil Pengolahan Data dengan AHP secara Horizontal
Pengolahan horizontal dengan menggunakan metode AHP menunjukkan
elemen-elemen yang berhubungan dalam satu tingkat hirarki dibandingkan
dengan elemen-elemen lainnya di tingkat hirarki yang berbeda. Pengaruh antara
satu faktor terhadap faktor lainnya pada tingkat hirarki di bawahnya akan terlihat
dari hasil pengolahan data. Pengolahan horizontal terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu pengolahan horizontal tingkat tiga mengenai aktor yang berpengaruh dalam
penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya, pengolahan horizontal
tingkat empat mengenai tujuan yang ingin dicapai KUB Zocha Graha Kriya dan
pengolahan horizontal tingkat lima mengenai alternatif strategi pemasaran yang
dapat dilakukan oleh KUB Zocha Graha Kriya.
A. Hasil Pengolahan pada Level Aktor
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode AHP
didapatkan bahwa Pimpinan Umum (0,567) merupakan aktor yang paling
bertanggung jawab terhadap kondisi finansial perusahaan karena dalam
mekanisme kerja KUB Zocha Graha Kriya, Pimpinan Umum berwenang dalam
mengoordinasikan dan mengawasi seluruh kinerja perusahaan, termasuk kinerja
perusahaan dalam hal keuangan. Pimpinan Umum bertanggung jawab untuk
mencari sumber-sumber finansial untuk mendukung program pemasaran yang
telah ditetapkan.
Kemudian, Pimpinan Umum kemudian dibantu oleh Kepala Operasional
(0,290) sebagai aktor kedua yang bertanggung jawab dalam mengawasi aliran
uang yang keluar ataupun masuk ke perusahaan. Kepala Operasional kemudian
54
menetapkan alokasi dana bagi kegiatan pemasaran perusahaan yang telah
dibuatnya. Kemudian, General Manager (0,144) sebagai aktor ketiga yang
bertanggung jawab terhadap kondisi finansial perusahaan bertugas dalam
mengatur pelaporan kondisi keuangan perusahaan agar Pimpinan Umum dan
Kepala Operasional dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara
lengkap. Pada Tabel 6 dapat dilihat secara lengkap bobot setiap aktor yang
berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya.
Tabel 6. Bobot dan prioritas elemen aktor yang berpengaruh dalam
penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya
Elemen Faktor
Elemen Aktor
PU KOpr GM
Kondisi Finansial Perusahaan 0,567 0,290 0,144
Kapasitas Perusahaan 0,347 0,418 0,235
Produk 0,189 0,424 0,387
Sikap Konsumen 0,251 0,496 0,253
Kapasitas Outlet 0,331 0,321 0,348
Kondisi Persaingan 0,372 0,331 0,297
Pada faktor kapasitas perusahaan, Kepala Operasional (0,418) menjadi aktor
yang paling berpengaruh terhadap kapasitas perusahaan. Kepala Operasional
merupakan aktor yang secara langsung mengetahui, membina dan mengawasi
pemanfaatan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam
bidang pemasaran agar seluruh kegiatan pemasaran produk yang telah ditetapkan
dapat berjalan dengan baik. Aktor kedua yang berpengaruh terhadap kapasitas
perusahaan adalah Pimpinan Umum (0,347). Pimpinan Umum berperan dalam
meningkatkan kemampuan perusahaan dengan bertanggung jawab terhadap
kegiatan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemasaran yang telah ditetapkan.
Kemudian, General Manager (0,235) menjadi aktor ketiga yang berpengaruh
terhadap kapasitas perusahaan karena General Manager berperan sebagai
jembatan penghubung antara pimpinan KUB Zocha Graha Kriya dengan seluruh
kelompok usaha dan mitra dagang yang ada. Sehingga, segala aspirasi dari
kelompok usaha dan mitra dagang yang terkait dengan kegiatan pemasaran
perusahaan difasilitasi oleh General Manager.
55
Dalam hal produk, Kepala Operasional (0,424) menjadi aktor yang paling
berpengaruh dalam penentuan produk perusahaan karena Kepala Operasional
merupakan aktor yang langsung berhubungan dengan para konsumen. Kepala
Operasional dibantu dengan General Manager (0,387) sebagai aktor kedua yang
berpengaruh terhadap produk, berperan dalam menciptakan berbagai ragam kreasi
bentuk dan desain serta penentuan harga produk dengan mempertimbangkan
perkembangkan trend dan minat konsumen. Kepala Operasional mengawasi
keseluruhan aktivitas produksi di kantor pusat yakni pengawasan kegiatan
penyempurnaan produk termasuk pengawasan standar kualitas sebelum produk
dipasarkan. Sedangkan seorang General Manager bersama dengan Pimpinan
Umum (0,189) sebagai aktor ketiga yang berpengaruh terhadap produk
bertanggung jawab untuk memastikan keseluruhan kelompok usaha mampu
menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
Sikap konsumen merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh
dalam penetuan strategi pemasaran perusahaan. Pada KUB Zocha Graha Kriya,
Kepala Operasional (0,496) merupakan aktor yang paling berperan dalam
pemahaman sikap konsumen karena Kepala Operasional merupakan aktor yang
berinteraksi secara langsung dengan konsumen. Kepala Operasional bertanggung
jawab untuk mengakomodasi segala keinginan konsumen dalam hal produk dan
pelayanan tambahan lainnya yang diinginkan konsumen. Sedangkan General
Manager (0,253) dan Pimpinan Umum (0,251) merupakan aktor kedua dan ketiga
yang berperan dalam pemahaman sikap konsumen. Kedua aktor ini berperan
dalam membantu Kepala Operasional untuk mewujudkan produk dan pelayanan
yang diinginkan oleh konsumen.
Pada faktor kapasitas outlet, General Manager (0,348) menjadi aktor yang
paling berpengaruh dalam kapasitas outlet. General Manager bertanggung jawab
untuk memastikan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh mitra dagang
(outlet) perusahaan sesuai dengan standar kualitas dan citra yang ingin dibangun
oleh perusahaan. Selanjutnya, pertimbangan dari General Manager menjadi bahan
masukan bagi Pimpinan Umum (0,331) sebagai aktor kedua yang berpengaruh
terhadap kapasitas outlet untuk menentukan kebijakan pemilihan mitra dagang
(outlet). Kepala Operasional (0,321) sebagai aktor ketiga yang bertanggung jawab
56
terhadap kapasitas outlet juga berperan dalam memberi masukan sesuai dengan
pertimbangan kemampuan dan sumber daya perusahaan serta dengan
mempertimbangkan konsumen (target pasar).
Kondisi persaingan tetap menjadi faktor penting yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan strategi pemasaran. Pimpinan Umum (0,372)
menjadi aktor yang paling berperan terhadap kondisi persaingan karena Pimpinan
Umum-lah yang mengendalikan dan mengawasi kinerja seluruh bagian dalam
perusahaan sehingga Pimpinan Umum menjadi aktor yang paling bertanggung
jawab dalam mengawasi dan mengambil kebijakan/ taktik untuk menyikapi
kondisi persaingan yang ada. Kemudian, Kepala Operasional (0,331) dan General
Manager (0,297) menjadi aktor kedua dan ketiga yang berpengaruh terhadap
kondisi persaingan. Kedua aktor ini saling bekerja sama agar perusahaan mampu
menghasilkan produk yang lebih unggul dari pada produk pesaing yang mulai
memasuki pasar.
B. Hasil Pengolahan pada Level Tujuan
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode AHP didapatkan hasil
mengenai prioritas tujuan yang ingin dicapai masing-masing aktor dalam
penentuan strategi pemasaran perusahaan. Keseluruhan hasil pengolahan data
tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Bobot dan prioritas elemen tujuan yang ingin dicapai dalam
penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya
Elemen Aktor
Elemen Tujuan
MO MP ML
Pimpinan Umum 0,392 0,445 0,163
Kepala Operasional 0,161 0,208 0,631
General Manager 0,349 0,435 0,217
Keterangan
MO : Meningkatkan Omzet Perusahaan
MP : Memantapkan Posisi Merek yang Kuat bagi Konsumen dan Mitra Dagang
(outlet)
ML : Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
57
Memantapkan posisi merek yang kuat bagi konsumen dan mitra dagang
(0,445) merupakan tujuan yang paling ingin dicapai oleh aktor Pimpinan Umum.
Dengan menguatnya merek di mata konsumen dan mitra dagang akan
berimplikasi pada profit yang dapat diraih oleh perusahaan. Sehingga,
meningkatknya omzet perusahaan (0,392) menjadi tujuan kedua yang paling ingin
dicapai oleh Pimpinan Umum. Kemudian, untuk menjamin keberlangsungan
pengembangan usaha produk kerajinan dengan akar wangi sebagai bahan utama
produk kerajinan yang dihasilkannya, Pimpinan Umum berperan dalam
menggordinasikan, membina, mengawasi serta memotivasi seluruh pekerja dalam
KUB Zocha Graha Kriya agar dapat memberikan produk yang bernilai estetika
dan berkualitas tinggi dengan pelayanan prima kepada tiap konsumen. Hal ini
dilakukan agar perusahaan mampu mempertahankan loyalitas pelanggan (0,163)
yang menjadi tujuan ketiga yang ingin dicapai oleh pemimpin umum.
Aktor Kepala Operasional merupakan aktor yang berinteraksi secara
langsung dengan konsumen sehingga tujuan mempertahankan loyalitas pelanggan
(0,631) menjadi tujuan utama yang ingin dicapai oleh Kepala Operasional dalam
penyusunan strategi pemasaran. Pelanggan yang loyal merupakan asset berharga
yang harus dijaga oleh perusahaan karena pelanggan yang loyal tidak saja mampu
meningkatkan omzet yang didapat oleh perusahaan melalui pembelian berulang
dalam jumlah yang besar, akan tetapi pelanggan yang loyal juga mampu menjadi
agen pemasaran terbaik bagi perusahaan. Kepala Operasional juga berfokus untuk
mewujudkan tujuan kedua dan ketiga yaitu memantapkan posisi merek yang kuat
bagi konsumen dan mitra dagang (0,208) serta meningkatkan omzet perusahaan
(0,161).
Aktor General Manager berfokus kepada tujuan untuk memantapkan posisi
merek yang kuat bagi konsumen dan mitra dagang (0,435). Setelah dua belas
tahun mengembangkan usaha produk kerajinan yang mengeksplorasi potensi lokal
Kabupaten Garut, KUB Zocha Graha Kriya telah memiliki merek yang sudah
mapan. Penyusunan strategi yang bertujuan untuk menguatkan merek yang sudah
mapan mampu menghasilkan profitabilitas, bahkan mampu meningkatkan jumlah
unit yang terjual. Selain itu, menguatnya posisi merek juga mampu menumbuhkan
loyalitas pelanggan dan mitra dagang terhadap perusahaan karena konsumen
58
(target pasar) dan mitra dagang mendapatkan jaminan bahwa produk yang mereka
beli dan pasarkan merupakan produk kerajinan yang bernilai estetika dan
berkualitas tinggi yang didukung oleh pelayanan prima dalam tiap proses
transaksinya. Oleh karena itu, bagi General Manager tujuan kedua dan ketiga
yang ingin dicapai dalam penyusunan strategi pemasaran adalah meningkatkan
omzet perusahaan (0,349) dan mempertahankan loyalitas pelanggan (0,217).
C. Hasil Pengolahan pada Level Alternatif
Dalam Tabel 8 didapatkan hasil prioritas alternatif strategi yang dapat
dilakukan KUB Zocha Graha Kriya untuk mencapai tujuan-tujuan penyusunan
strategi pemasaran yang telah ditetapkan.
Tabel 8. Bobot dan prioritas elemen alternatif strategi pemasaran KUB
Zocha Graha Kriya
Elemen Tujuan
Elemen Alternatif
PP PFG MP CI
Meningkatkan Omzet Perusahaan 0,354 0,174 0,201 0,271
Memantapkan Posisi Merek yang Kuat bagi
Konsumen dan Mitra Dagang
0,213 0,145 0,258 0,385
Mempertahankan Loyalitas Pelanggan 0,287 0,104 0, 170 0,439
Keterangan
PP : Positioning Produk Berdasarkan Kualitas dan Harga
PFG : Pengembangan Program “Factory and Gallery Visit” Bekerja Sama
dengan Mitra Dagang (Outlet)
MP : Memanfaatkan Media Promosi secara Optimal
CI : Menerapkan Customer Intimacy
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam Tabel 8 dapat dilihat bahwa dalam
tujuan untuk meningkatkan omzet perusahaan, prioritas pertama alternatif strategi
yang dapat dilakukan KUB Zocha Graha Kriya adalah positioning produk
berdasarkan kualitas dan harga (0,354). Alternatif strategi ini berusaha
menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, dalam hal ini
perusahaan menciptakan citra berkualitas yang diwujudkan dengan penetapan
standar kualitas pada setiap produk kerajinan yang dihasilkan sehingga produk-
produk kerajinan yang dipasarkan mampu menghadirkan kepuasan/ prestise
59
tersendiri bagi para konsumen sasaran, walaupun untuk kategori produk kerajinan,
seluruh produk yang dihasilkan KUB Zocha Graha Kriya jauh lebih mahal.
Alternatif strategi pertama tersebut kemudian dapat dikolaborasikan dengan
melakukan alternatif strategi kedua yaitu penerapan customer intimacy (0,271).
Penerapan customer intimacy dilakukan untuk mempertahankan posisi perusahaan
di dalam pasar serta untuk memperluas pangsa pasar perusahaan. Penerapan
customer intimacy dilakukan perusahaan dengan selalu berusaha menyesuaikan
produk maupun pelayanan pendukungnya dengan kebutuhan spesifik setiap
pelanggan serta tanggap terhadap segala keluhan pelanggan. Dengan
pengolaborasian dua alternatif strategi dengan prioritas terbesar tersebut, KUB
Zocha Graha Kriya dapat mencapai salah satu tujuan penyusunan strategi
pemasarannya, yaitu meningkatkan omzet perusahaan.
Kemudian, alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk
memantapkan posisi merek yang kuat bagi konsumen dan mitra dagang
perusahaan dapat dilakukan KUB Zocha Graha Kriya dengan menerapkan
customer intimacy (0,385) dan memanfaatkan media promosi secara optimal
(0,258). Penguatan merek dapat diwujudkan dengan menjalin hubungan yang baik
dengan pelanggan dan mitra dagang serta terkait pula dengan usaha perusahaan
dalam mempromosikan merek yang telah mapan melalui berbagai media baik
cetak (brosur, leaflet, spanduk, bekerja sama dengan surat kabar dan majalah,
dsb), media elektronik (mengizinkan peliputan oleh wartawan televisi maupun
radio) sampai memanfaatkan media promosi lini bawah dengan aktif mengikuti
berbagai pameran produk kerajinan. Usaha promosi merek ini terbukti mampu
menanamkan citra produk dan perusahaan.
Tujuan mempertahankan loyalitas pelanggan didasari kesadaran para
pengambil keputusan dalam perusahaan bahwa mempertahankan pelanggan
membutuhkan biaya yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan menciptakan
pelanggan baru. Loyalitas pelanggan dapat dipertahankan untuk mendukung
pengembangan bisnis yang berkelanjutan dengan melaksanakan alternatif strategi
pemasaran yaitu menerapkan customer intimacy (0,439) sebagai prioritas pertama
rekomendasi yang dapat dilakukan KUB Zocha Graha Kriya untuk mewujudkan
tujuannya tersebut. Kemudian, perusahaan juga dapat melaksanakan alternatif
60
strategi pemasaran kedua yaitu positioning produk berdasarkan kualitas dan harga
(0,287) agar pelanggan mendapatkan jaminan kualitas pada setiap produk yang
dipasarkan oleh perusahaan serta jaminan pelayanan prima yang mendukung
seluruh proses transaksi.
4.5.2 Hasil Pengolahan Data dengan AHP secara Vertikal
Pengolahan vertikal dengan menggunakan metode AHP bertujuan untuk
mengetahui pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki tertentu terhadapo
sasaran utama. Berikut adalah hasil pengolahan data secara vertikal dengan teknik
AHP.
A. Hasil Pengolahan pada Level Faktor
Berdasarkan pengolahan yang dilakukan pada tingkat dua dengan
menggunakan metode AHP, maka diperoleh hasil bahwa faktor yang paling
berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya
adalah kapasitas perusahaan (0,351). Pada Tabel 9 dapat dilihat secara lengkap
bobot setiap faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran KUB
Zocha Graha Kriya.
Tabel 9. Bobot dan prioritas faktor-faktor penyusunan strategi pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya
Faktor Bobot Prioritas
Kondisi Finansial Perusahaan 0,164 3
Kapasitas Perusahaan 0,351 1
Produk 0,288 2
Sikap Konsumen 0,079 4
Kapasitas Outlet 0,050 6
Kondisi Persaingan 0,069 5
Kapasitas perusahaan menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam
penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya berdasarkan
penggabungan judgment para pakar. Kapasitas perusahaan merupakan faktor yang
harus diprioritaskan karena dalam penyusunan strategi pemasaran yang baik,
perusahaan harus mampu menganalisa peta kapasitas perusahaannya dalam
bidang pemasaran agar seluruh tujuan dari penyusunan strategi pemasaran dapat
tercapai.
61
Kapasitas perusahaan merupakan perpaduan dari sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan dalam bidang pemasaran. Sumber
daya adalah aset perusahaan yang berdiri sendiri seperti barang-barang
perlengkapan pendukung pemasaran, keahlian para pegawai dalam melayani
pelanggan, keahlian outlet/ mitra produk dalam memasarkan produk, dan
sebagainya. Sedangkan kemampuan adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh
perusahaan, yaitu hasil kerja sama sumber daya untuk mencapai tugas-tugas yang
produktif dalam bidang pemasaran. Dengan kata lain, kapasitas perusahaan adalah
pondasi penyusunan strategi pemasaran perusahaan.
Fokus KUB Zocha Graha Kriya dalam mengembangkan kapasitas
perusahaan di bidang pemasaran telah diimplementasikan dalam beberapa usaha,
diantaranya dengan memberikan pelatihan pelayanan prima yang diberikan
kepada kepala toko agar seluruh pelanggan maupun calon pelanggan yang datang
ke galeri utama di Jalan Pakuwon No. 10, Garut mendapatkan pelayanan yang
memuaskan, menyediakan makanan dan minuman ringan khas Kabupaten Garut
yang diberikan secara gratis kepada pelanggan ketika mereka sedang memilih
produk kerajinan yang akan dibeli. Selain itu, KUB Zocha Graha Kriya juga
memberikan edukasi tentang bahan baku dan metode produksi pada tiap media
promosi cetak (brosur, flyer, leaflet, dsb) agar konsumen mengetahui secara jelas
proses pengerjaan produk kerajinan yang sedikit lebih lama karena bahan baku
utama (akar wangi) hanya dapat dipanen tiap dua belas bulan.
Faktor kedua yang harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan strategi
pemasaran KUB Zocha Graha Kriya adalah produk (0,288). Produk menjadi
faktor terpenting kedua setelah kapasitas perusahaan karena seluruh strategi
pemasaran yang disusun perusahaan berfokus pada usaha untuk membuat seluruh
produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan target pasar
sehingga perusahaan mampu menciptakan produk yang memuaskan pelanggan
sasarannya dalam lingkup sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Kondisi finansial perusahaan (0,164) menjadi faktor ketiga yang harus
menjadi pertimbangan dalam penyusunan strategi pemasaran karena seluruh
strategi pemasaran yang nantinya akan diimplementasikan dalam bentuk aktivitas
pemasaran membutuhkan alokasi dana/ keuangan dalam jumlah tertentu. KUB
62
Zocha Graha Kriya selalu berusaha meningkatkan performa finansial
perusahaannya agar seluruh aktivitas pemasaran dapat didukung dengan alokasi
dana yang optimal agar tujuan pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan dapat
tercapai.
Faktor keempat yang harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan
strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya adalah sikap konsumen (0,079).
Sikap konsumen yang terkait dengan nilai dan manfaat yang diinginkan
konsumen merupakan fokus utama perusahaan agar perusahaan mampu
menciptakan produk-produk yang memuaskan kebutuhan konsumen. Sikap
konsumen ini dapat dipahami dengan baik apabila konsumen dijadikan sebagai
partner atau mitra perusahan bukan sekedar sasaran atau objek pemasaran produk
semata. Pemahaman yang baik terhadap sikap konsumen membuat perusahaan
mampu menyusun strategi pemasaran yang menguntungkan dalam jangka
panjang.
Kondisi persaingan (0,069) menjadi faktor kelima yang harus menjadi
pertimbangan dalam penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya.
Bagaimanapun seluruh strategi pemasaran yang disusun oleh perusahaan secara
garis besar bertujuan untuk mempertahankan posisi perusahaan dalam persaingan
yang ada. Perusahaan harus mampu memahami kondisi persaingannya di samping
memahami dirinya sendiri agar seluruh strategi pemasaran yang disusun mampu
memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Faktor keenam yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan
strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya adalah kapasitas outlet (0,050).
Seperti halnya kapasitas perusahaan, sumber daya dan kemampuan yang dapat
diberikan outlet sebagai mitra dagang menjadi bahan pertimbangan perusahaan
dalam penyusunan strategi perusahaan. Kesesuaian lokasi, fasilitas fisik lainnya
yang dimiliki outlet serta kemampuan pelayanan outlet harus sesuai dengan citra
yang ingin dibangun oleh perusahaan.
B. Hasil Pengolahan pada Level Aktor
Pada Tabel 10 dapat dilihat keseluruhan bobot aktor-aktor yang
berkepentingan dalam penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya.
63
Tabel 10. Bobot dan prioritas aktor yang berperan dalam penyusunan
strategi pemasaran KUB Zocha Graha Kriya
Aktor Bobot Prioritas
Pimpinan Umum 0,331 2
Kepala Operasional 0,394 1
General Manager 0,275 3
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa Kepala Operasional (0,394)
merupakan aktor yang memiliki peranan paling penting dalam penyusunan
strategi pemasaran perusahaan. Kepala Operasional yang merupakan salah satu
pendiri dan pemilik KUB Zocha Graha Kriya memiliki kewenangan dalam
membina, mengatur, menggordinasikan serta mengawasi seluruh kegiatan
operasional dan pemasaran perusahaan serta merancang rencana penggunaan
sumber daya, menetapkan alokasi finansial bagi kegiatan pemasaran serta
mengatur pelaksanaan aktivitas pemasaran perusahaan.
Kepala Operasional juga bertanggung jawab dalam membina hubungan
yang baik dengan para konsumen sehingga produk-produk yang dihasilkan dapat
sesuai dengan kebutuhan pasar sasarannya. Kepala Operasional secara aktif
mengawasi kesesuaian mutu dan kualitas produk yang dihasilkan seluruh
kelompok usaha yang ada. Oleh karena itu, Kepala Operasional memiliki peran
yang paling penting dalam penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha
Kriya.
C. Hasil Pengolahan pada Level Tujuan
Tujuan yang paling ingin dicapai dalam penyusunan strategi pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya adalah mempertahankan loyalitas pelanggan (0,362).
Tujuan mempertahankan posisi perusahaan yang kuat bagi konsumen dan mitra
dagang (outlet) menjadi tujuan terpenting kedua (0,349) dan tujuan meningkatkan
omzet perusahaan menjadi tujuan ketiga yang ingin dicapai (0,289) dari strategi
pemasaran perusahaan. Bobot hasil penilaian terhadap elemen tujuan dapat dilihat
pada Tabel 11.
64
Tabel 11. Bobot dan prioritas tujuan strategi pemasaran KUB Zocha Graha
Kriya
Tujuan Bobot Prioritas
Meningkatkan Omzet Perusahaan 0,289 3
Memantapkan Posisi Merek yang Kuat Bagi Konsumen dan
Mitra Dagang
0,349 2
Mempertahankan Loyalitas Pelanggan 0,362 1
Seluruh strategi pemasaran yang disusun oleh KUB Zocha Graha Kriya
memiliki tujuan utama untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal ini
dikarenakan keberhasilan suatu perusahaan dalam jangka panjang tidak
didasarkan pada banyaknya konsumen yang melakukan pembelian sekali saja
terhadap produk yang ditawarkan. Sebaliknya, perusahaan dikatakan berhasil
apabila memiliki konsumen yang setia, yang membeli atau menggunakan produk
yang ditawarkan secara berulang.
Loyalitas konsumen mampu menciptakan peningkatan omzet perusahaan
serta penguatan posisi perusahaan dalam persaingan. Hal ini dikarenakan bahwa
konsumen yang loyal merupakan agen pemasaran terbaik yang dimiliki oleh
perusahaan. Oleh karena itu, penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Graha
Kriya berfokus pada upaya untuk mempertahankan basis pelanggan saat ini atau
dengan kata lain mempertahankan loyalitas para pelanggan untuk memaksimalkan
potensi penjualan masa depan.
D. Hasil pengolahan pada Level Alternatif
Berdasarkan hasil penggabungan judgment para pakar didapatkan empat
alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh KUB Zocha Graha Kriya.
Alternatif yang dinilai para pakar sebagai alternatif strategi paling penting untuk
dilakukan adalah menerapkan customer intimacy (0,372). Alternatif terpenting
kedua yaitu mengimplementasikan strategi positioning produk berdasarkan
kualitas dan harga (0,280), alternatif terpenting ketiga yaitu memanfaatkan media
promosi secara optimal (0,210) dan alternatif terpenting keempat yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah mengembangkan program “Factory and Galery
65
Visit” yang bekerja sama dengan outlet (0.139). Bobot dan prioritas strategi
pemasaran dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 12.
Tabel 12. Bobot dan prioritas alternatif strategi pemasaran KUB Zocha
Graha Kriya
Alternatif Bobot Prioritas
Positioning produk berdasarkan kualitas dan harga 0,280 2
Mengembangkan program “Factory and Galery Visit”
dengan outlet
0,139 4
Memanfaatkan media promosi secara optimal 0,210 3
Penerapan customer intimacy 0,372 1
Penerapan customer intimacy merupakan alternatif terpenting untuk
dilaksanakan oleh KUB Zocha Graha Kriya sesuai dengan tujuan utama
penerapan strategi pemasarannya yaitu untuk mempertahankan loyalitas
pelanggan. Penerapan customer intimacy merupakan salah satu startegi yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk memperluas pangsa pasar dan mempertahankan
posisi produknya di pasar. Penerapan customer intimacy yang baik membuat
perusahaan harus berkomitmen dalam menjalin keakraban dengan pelanggan yang
dicirikan dengan adanya upaya pengembangan solusi, membantu pelanggan
memahami dengan tepat apa yang mereka butuhkan sehingga seluruh sistem
manajemen diarahkan pada upaya memberikan hasil yang memuaskan bagi para
pelanggan.
Alternatif strategi pemasaran terpenting kedua yaitu positioning produk
berdasarkan kualitas dan harga. Pelaksanaan strategi ini dirasa tidak menyulitkan
oleh para pakar karena sejak awal didirikan, KUB Zocha Graha Kriya memiliki
komitmen yang besar terhadap kualitas produk-produk kerajinan yang
dihasilkannya sehingga citra eksklusif dengan nilai estetika dan kualitas tinggi
menjadi citra bagi seluruh produk kerajinan yang dihasilkan.
Memanfaatkan media promosi secara optimal merupakan alternatif strategi
pemasaran terpenting ketiga yang dapat dilaksanakan oleh KUB Zocha Graha
Kriya. Dengan memanfaatkan media promosi secara optimal, posisi merek dari
produk KUB Zocha Graha Kriya akan semakin kuat disamping itu peningkatan
66
omzet pun akan dapat tercapai seiring semakin familiarnya konsumen terhadap
produk kerajinan yang dihasilkan oleh KUB Zocha Graha Kriya.
Alternatif strategi pemasaran terpenting keempat yang dapat dilaksanakan
oleh KUB Zocha Graha Kriya adalah pengembangan program “Factory and
Galery Visit” bekerja sama dengan outlet. Alternatif ini juga dirasakan tidak sulit
untuk diterapkan oleh perusahaan karena perusahaan telah menjalin hubungan
kerja sama yang baik dengan outlet dalam jangka waktu yang sudah cukup lama.
Pelaksanaan pengembangan program “Factory and Galery Visit” yang baik tidak
hanya memberikan manfaat berupa meningkatnya jumlah konsumen, akan tetapi
juga mampu meningkatkan hubungan baik yang telah terbina antara KUB Zocha
Graha Kriya dengan pihak outlet tersebut.
4.6 Implikasi Manajerial
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penyusunan strategi
pemasaran sebaiknya dilakukan dengan memfokuskan pada kapasitas yang
dimiliki oleh perusahaan saat ini agar tidak terjadi kesenjangan antara strategi
yang disusun dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Penerapan kemampuan dengan strategi yang tepat pada akhirnya akan mampu
menciptakan suatu keunggulan bersaing bagi perusahaan yang kemudian
menghasilkan arus laba untuk terus menumbuhkan pusat sumber daya perusahaan.
Walaupun KUB Zocha Graha Kriya belum memiliki pesaing yang cukup
berarti dalam usaha produk kerajinan berbahan utama akar wangi ini, perusahaan
tetap harus berfokus kepada pengembangan kapasitas perusahaan di bidang
pemasaran agar para pesaing sulit untuk menghadapi keberadaan perusahaan yang
telah lebih dulu mengembangkan usaha ini. Kapasitas perusahaan dapat
ditingkatkan dengan memberikan pelatihan kepada kepala toko agar dapat
memberikan pelayanan prima kepada pelanggan yang datang ke galeri, pembuatan
website atau blog untuk memasarkan produk kerajinan yang dihasilkan, sampai
menyediakan personel khusus dalam bidang pemasaran yang menangani keluhan,
komentar serta saran dari pelanggan yang dapat menjadi masukan yang
membangun bagi eksistensi perusahaan di masa depan.
Sebagai aktor yang paling berpengaruh, Kepala Operasional terlibat secara
dominan dalam penyusunan strategi pemasaran. Dalam KUB Zocha Graha Kriya,
67
Kepala Operasional memiliki keterlibatan yang sangat besar dalam menjalankan
operasional dan pemasaran perusahaan, menjalin kerja sama dengan mitra dagang
dan mempertahankan hubungan yang baik dengan pelanggan. Sedangkan
pemimpin umum berfokus terhadap seluruh upaya riset dan pengembangan bahan
baku serta pengembangan teknik produksi yang inovatif. General Manager
memiliki keterlibatan besar dalam mengatur administrasi perusahaan dan sebagai
jembatan penghubung antara pihak pimpinan dengan keseluruhan kelompok usaha
dan mitra dagang. Dalam penyusunan strategi pemasaran selain melibatkan pihak
internal, KUB Zocha Graha Kriya juga dapat menjalin komunikasi yang baik
dengan mitra dagang agar pengembangan program pemasaran yang membutuhkan
kerja sama antara pihak internal dengan outlet dapat terselenggara secara optimal.
Salah satu hal yang melandasi penyusunan strategi pemasaran pada suatu
perusahaan adalah adanya situasi keterbatasan dalam aspek sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, pengalokasian sumber daya yang lebih besar
untuk alternatif strategi pemasaran dengan bobot yang lebih tinggi daripada
alternatif lainnya merupakan salah satu bentuk penghematan. Implementasi
strategi pemasaran akan menjadi lebih efektif apabila perusahaan mengalokasikan
sumberdaya secara tepat dan efektif yaitu lebih besar untuk alternatif yang
memiliki bobot lebih besar dibandingkan alternatif lainnya.
68
Gambar 9. Hasil Pengolahan Vertikal Penyusunan Strategi Pemasaran
KUB Zocha Graha Kriya
Keterangan :
A. Faktor
KFP : Kondisi Finansial Perusahaan
KP : Kapasitas Perusahaan
Prod : Produk
SK : Sikap Konsumen
KO : Kapasitas Outlet
KPr : Kondisi Persaingan
B. Aktor
PU : Pimpinan Umum
KOpr : Kepala Operasional
GM : General Manager
C. Tujuan
T1 : Meningkatkan Omzet Perusahaan
T2 :Memantapkan Posisi Merek yang Kuat bagi Konsumen dan Mitra Dagang
T3 : Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
Goal
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif
Alternatif Strategi Pemasaran pada KUB
Zocha Graha Kriya
KFP
(0,164) KP
(0,350)
KPr
(0,069)
PU
(0,331)
KOpr
(0,394)
GM
(0,275)
T1
(0,289)
T2
(0,349) T3
(0,362)
A1
(0,280)
KO
(0,050)
Prod
(0,287) SK
(0,080)
A2
(0,139)
A3
(0,210) A4
(0,372)
69
D. Alternatif
A1 : Positioning Produk Berdasarkan Kualitas dan Harga
A2 : Pengembangan Program ”Factory and Galery Visit” dengan Mitra
Dagang (outlet)
A3 : Memanfaatkan Media Promosi secara Optimal
A4 : Penerapan Customer Intimacy
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Faktor utama yang paling mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran pada
KUB Zocha Graha Kriya adalah kapasitas perusahaan (0,351). Selanjutnya,
faktor produk (0,288) dan kondisi finansial perusahaan (0,164) menjadi faktor
dengan prioritas kedua dan ketiga yang paling mempengaruhi penyusunan
strategi pemasaran perusahaan. Faktor sikap konsumen (0,079) menjadi faktor
keempat yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran perusahaan.
Kemudian, faktor kelima dan keenam yang mempengaruhi penyusunan strategi
pemasaran adalah kondisi persaingan (0,069) dan kapasitas outlet (0,050).
b. Penyusunan strategi KUB Zocha Graha Kriya dipengaruhi secara dominan oleh
aktor kepala operasional (0,394). Selanjutnya, aktor Pimpinan Umum (0,331)
menjadi aktor kedua yang berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran.
Sedangkan General Manager (0,275) menjadi aktor berpengaruh ketiga dalam
penyusunan strategi pemasaran perusahaan. Tujuan utama yang ingin dicapai
melalui strategi pemasaran adalah mempertahankan loyalitas pelanggan
(0,362). Tujuan kedua dan ketiga yang ingin dicapai melalui penyusunan
strategi pemasaran adalah memantapkan posisi merek bagi konsumen dan
mitra dagang (0,349) dan meningkatkan omzet perusahaan (0,289).
c. Alternatif strategi pemasaran yang paling utama untuk diimplementasikan oleh
KUB Zocha Graha Kriya adalah menerapkan customer intimacy. Penerapan
customer intimacy tidak hanya bermanfaat dalam mempertahankan loyalitas
pelanggan, tetapi juga mampu meningkatkan omzet perusahaan dan
menguatkan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar. Selain itu, terdapat
alternatif strategi pemasaran lainnya yang dapat diterapkan secara intensif oleh
KUB Zocha Graha Kriya, yakni positioning produk berdasarkan kualitas dan
harga (0,280), memanfaatkan media promosi secara optimal (0,210) serta
mengembangkan program “Factory and Galery Visit” bekerja sama dengan
outlet (0,139).
71
2. Saran
Beberapa saran yang dapat diajukan sebagai bahan pertimbangan
perusahaan, yaitu:
a. KUB Zocha Graha Kriya memang tidak memiliki pesaing yang cukup berarti
di dalam bisnis produk kerajinan berbahan dasar akar wangi. Akan tetapi,
perusahaan tetap harus mewaspadai potensi masuknya pesaing dengan tetap
menjaga komitmen untuk memberikan kinerja prima dalam bidang pemasaran.
Hal ini diusahakan mulai dari memberi pelatihan pelayanan prima kepada
kepala toko maupun degan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk
mempromosikan produknya melalui internet, yaitu membuat website KUB
Zocha Graha Kriya yang berisi informasi lengkap tentang produk dan
pelayanan pendukung yang diberikan sehingga dapat diakses dengan mudah
oleh konsumen dimana saja.
b. Dalam penyusunan strategi pemasaran perlu dilibatkan pihak outlet sebagai
mitra dagang perusahaan agar program pemasaran yang telah ditetapkan
(khususnya program yang terkait langsung dengan kinerja outlet) dapat
diimplementasikan secara optimal.
c. Dalam pengembangan usaha ke depannya, KUB Zocha Graha Kriya
diharapkan memiliki penanggung jawab khusus di bidang pemasaran (Manager
Pemasaran) agar perusahaan dapat fokus dalam merancang, memformulasikan,
mengimplementasikan dan melakukan pengawasan terhadap seluruh strategi
dan program pemasaran yang telah ditetapkan.
72
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. 2005. Dinamika Pemasaran, Jelajahi dan Rasakan. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Bloom, P.N. dan L.N. Boone. 2006. Strategi Pemasaran Produk. 18 Langkah
Membangun Jaringan Pemasaran Produk yang Kokoh. Prestasi Pustaka
Publisher, Jakarta.
Chandra, G. 2002. Strategi dan Program Pemasaran. Andi Offset, Yogyakarta.
Craig, J.C. dan R.M. Grant. 2002. Strategic Management. PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
David, F.R. 2006. Manajemen Strategis (Terjemahan). PT. Indeks, Jakarta.
David, F.R. 2009. Manajemen Strategis Konsep Edisi 12. Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Dirgantoro, C. 2001. Manajemen Strategik. Konsep, Kasus, dan Implementasi.
PT. Grasindo, Jakarta.
Eldianson, R. 2008. Analisis strategi Promosi dan Penilaian Nasabah terhadap
Produk Pembiayaan Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Skripsi pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Fewidarto, P. D. 1996. Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process).
Materi Khusus Program Pascasarjana pada Departemen Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gunawan, I. 2010. Sentra Bisnis Se-Jawa Barat. Trans Media Pustaka, Jakarta.
Hutabarat. 2006. Analisis Bauran Pemasaran Restoran Pizza (Studi Kasus di Pizza
Hut, Padjajaran 29, Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Indeks Media Group, Jakarta.
Kotler, P. and G. Armstrong. 2007. Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kotler, P. dan G. Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran (Terjemahan).
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Krislianto. 2009. Strategi Pemasaran Wisata Kampung Cendawasari Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lestari. 2010. Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah Pakaian
Muslim (Studi Kasus pada UKM Pakaian Muslim Galih Design, Bogor,
73
Jawa Barat). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ma’arif M.S. dan H. Tanjung. 2003. Teknik-Teknik Kuantitatif Manajemen. PT
Grasindo. Jakarta.
[Pemerintah Kabupaten Garut]. 2010. Perkembangan jumlah dan volume usaha
UKM di Kabupaten Garut, Jawa Barat tahun 2008-2009.
http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/ekonomi_koperasi.
[26 Januari 2010]
Rusli, M.S. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. PT. AgroMedia Pustaka,
Jakarta.
Sembiring. 2010. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Teh Botol Sosro pada PT.
Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Skripsi pada Departemen Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Situs Tribun Jabar. 2011. Kerajinan Sumbang Nilai Ekspor Jabar Rp. 2,87 Triliun.
http://m.tribunjabar.co.id/read/artikel/43544/Kerajinan-Sumbang-Nilai-
Ekspor-Jabar-Rp-287-Triliun. [26 Juli 2011]
Primiana, I. 2009. Menggerakkan Sektor Riil UKM dan Industri Sumbangan
Pemikiran Dr. Ina Pramiana, S.E, M.T. CV. Alfabeta, Bandung.
Saaty, T.L. 1991. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam
Situasi yang Kompleks (Terjemahan). PT Pustaka Binaman Pressindo.
Jakarta.
Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran Edisi III. CV. Andi Offset, Yogyakarta.
Tjiptono, F. dan A. Diana. 2000. Prinsip dan Dinamika Pemasaran. J&J Learning,
Yogyakarta
Tjiptono, F., G. Chandra. dan A. Dadi. 2008. Pemasaran Strategik. CV. Andi
Offset, Yogyakarta.
Umar, H. 2001. Strategic Management in Action, Konsep, Teori, dan Teknik
Menganalisis Manajemen Strategis Strategic Business Unit Berdasarkan
Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
74
Lampiran 1. Tahapan Proses Penelitian
T
C
Mengumpulkan dan
mempelajari literatur
Mempelajari strategi
pemasaran dan teknik AHP
Mengidentifikasi kegiatan
pemasaran KUB Zocha Graha
Kriya
Interview pakar :
Mengidentifikasi faktor-faktor SP
Mengidentifikasi aktor-aktor SP
Mengidentifikasi tujuan SP
Mengidentifikasi alternatif SP
Menyusun hirarki
Pengisian kuesioner oleh pakar
Penilaian MPI dengan pairwise comparison
Pengolahan horisontal
CI:CR
memenuhi
Revisi pendapat Penyusunan MPG
A
IC
Mulai
75
Lanjutan Lampiran 1
Menghitung vektor
prioritas sistem
Hasil dan pembahasan
Kesimpulan dan saran
Selesai
A
Pengolahan horisontal
dan vertikal
76
Lampiran 2. Kuesioner penelitian
KUISIONER PENELITIAN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KECIL
MENENGAH PRODUK KERAJINAN AKAR WANGI
(Studi Kasus pada KUB Zocha Graha Kriya, Garut, Jawa Barat)
Oleh :
NURAVIVA MUTIA RIZKY
H24070094
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
77
Lanjutan Lampiran 2
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KECIL
MENENGAH PRODUK KERAJINAN AKAR WANGI
(Studi Kasus pada KUB Zocha Graha Kriya,
Garut, Jawa Barat)
Kepada Responden yang terhormat,
Dalam rangka menyelesaikan studi/ tugas akhir di Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor, diperlukan
dukungan serta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuisioner ini.
Kuisioner ini dibuat untuk mendukung proses akhir pengolahan data dalam rangka
pemecahan masalah dalam bidang pemasaran dalam perusahaan.
Pengisian kuisioner ini memiliki tujuan untuk menentukan besarnya
pengaruh serta tingkat faktor, aktor, tujuan, dan komponen lain dalam
memperoleh alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan. Pengisian kuisioner ini
berlandaskan sebuah hirarki (struktur PHA) dengan komponen-komponen
lengkap yang disusun sesuai literatur, hasil observasi, dan pendapat pihak terkait
di dalam perusahaan. Penyusunan hirarki ini sesungguhnya disesuaikan dengan
keadaan perusahaan. Kami sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara
meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini. Objektifitas serta kejujuran
Bapak/Ibu/Saudara dalam mengisi kuisioner ini, sangat berarti bagi penelitian
kami.
Terima kasih atas bantuan dan kesediannya mengisi kuisioner ini.
Juni, 2010
Nuraviva Mutia Rizky
H24070094
Kuisioner ini dibuat untuk kepentingan penelitian semata.
78
Lanjutan Lampiran 2
DATA RESPONDEN
1. Nama : ……………………………………………….
2. Jenis Kelamin : Pria/ Wanita
3. Usia : ……………………………………………….
4. Pendidikan Terakhir : ……………………………………………….
a. SMA atau sederajat
b. Diploma/Sarjana Muda
c. Sarjana S1
d. S2 atau lebih
5. Jabatan : ……………………………………………….
6. Tugas dan Wewenang :
a. ………………………………………………………………………….
b. ………………………………………………………………………….
c. ………………………………………………………………………….
d. ………………………………………………………………………….
e. ………………………………………………………………………….
7. Tanggal pengisian : ……………………………………………….
8. Tanda Tangan :
79
Lanjutan Lampiran 2
A. PETUNJUK PENGISIAN
I. UMUM
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden dengan
menjawab setiap pertanyaan tertulis.
2. Jawaban dapat merupakan jawaban pribadi ataupun hasil diskusi atau
pemikiran dengan orang lain.
3. Pertanyaan yang ditujukan adalah membandingkan data dua faktor
berdasarkan tingkat kepentingan/besarya peranan dengan memberikan
skala penilaian (Petunjuk II).
4. Dalam pengisian kuesioner ini, diharapkan responden melakukan dengan
sekaligus (tidak tertunda).
II. SKALA PENILAIAN
Berilah nilai pada kolom yang tersedia pada tabel skala penilaian dengan
memilih nilai yang ditentukan, berdasarkan tingkat/besarnya peranan dari
faktor yang dibandingkan dengan ketentuan di bawah ini.
Misalnya, A dibandingkan dengan B, maka berilah nilai :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A
√
B
√
√
√
√
Skala Penilaian :
Nilai skala 2,4,6,8 diberikan apabila terdapat sedikit saja perbedaan dengan
patokan-patokan di atas.
9 Mutlak lebih penting
7 Sangat jelas lebih penting
5 Jelas lebih penting
3 Sedikit lebih penting
1 Sama penting
80
Lanjutan Lampiran 2
CONTOH
Apabila Anda diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan antara
“Kondisi finansial perusahaan” dengan “Kapasitas perusahaan”
1. Jika Anda menganggap “Kondisi finansial perusahaan” sama penting
dengan “Kapasitas perusahaan”, maka:
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kondisi
finansial
perusahaan
√
Kapasitas
perusahaan
2. Jika Anda menganggap “Kondisi finansial perusahaan” sedikit lebih
penting dari “Kapasitas perusahaan”, maka:
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kondisi
finansial
perusahaan
√
Kapasitas
perusahaan
3. Jika Anda menganggap “Kapasitas perusahaan” sangat jelas lebih
penting dari “Kondisi finansial perusahaan”, maka:
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kondisi
finansial
perusahaan
√
Kapasitas
perusahaan
81
Lanjutan Lampiran 2
B. PERTANYAAN
I. Dalam kaitannya, dengan fokus hirarki, yaitu pemilihan strategi pemasaran
pada KUB Zocha Graha Kriya, maka faktor/ kriteria masalah yang
teridentifikasi adalah :
a. Kondisi finansial perusahaan
b. Kapasitas perusahaan
c. Produk
d. Sikap konsumen
e. Kapasitas outlet
f. Kondisi persaingan
Untuk itu, bandingkanlah besarnya peran/pengaruh/tingkat kepentingan
kriteria masalah tersebut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kondisi finansial
perusahaan Kapasitas
perusahaan
Kondisi finansial
perusahaan Produk
Kemampuan
Finansial Sikap konsumen
Kondisi finansial
perusahaan Kapasitas outlet
Kondisi finansial
perusahaan Kondisi
persaingan
Kapasitas
perusahaan Produk
Kapasitas
perusahaan Sikap konsumen
Kapasitas
perusahaan Kapasitas outlet
Kapasitas
perusahaan Kondisi
persaingan
Produk Sikap konsumen
Produk Kapasitas outlet
Produk Kondisi
persaingan
Sikap konsumen
(Selera/Trend) Kapasitas outlet
Sikap konsumen
(Selera/Trend) Kondisi
persaingan
Kapasitas outlet Kondisi
persaingan
82
Lanjutan Lampiran 2
II. Dalam kaitannya dengan faktor/ kriteria masalah di atas, aktor-aktor yang
berperan dalam penyusunan strategi pemasaran adalah :
a. Pimpinan Umum
b. Kepala Operasional
c. General Manager
1. Dalam masalah Kondisi finansial perusahaan, bandingkan tingkat
kepentingan dari masing-masing aktor berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pimpinan Umum Kepala
Operasional
Pimpinan Umum General Manager
Kepala
Operasional General Manager
2. Dalam masalah Kapasitas perusahaan, bandingkan tingkat
kepentingan dari masing-masing aktor berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pimpinan Umum Kepala
Operasional
Pimpinan Umum General Manager
Kepala
Operasional General Manager
3. Dalam masalah Produk, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-
masing aktor berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pimpinan Umum Kepala
Operasional
Pimpinan Umum General Manager
Kepala
Operasional General Manager
4. Dalam masalah Sikap konsumen, bandingkan tingkat kepentingan dari
masing-masing aktor berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pimpinan Umum Kepala
Operasional
Pimpinan Umum General Manager
Kepala
Operasional General Manager
83
Lanjutan Lampiran 2
5. Dalam masalah Kapasitas outlet, bandingkan tingkat kepentingan dari
masing-masing aktor berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pimpinan Umum Kepala
Operasional
Pimpinan Umum General Manager
Kepala
Operasional General Manager
6. Dalam masalah Kondisi persaingan, bandingkan tingkat kepentingan
dari masing-masing aktor berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pimpinan Umum Kepala
Operasional
Pimpinan Umum General Manager
Kepala
Operasional General Manager
III. Dalam Kaitannya dengan aktor-aktor yang berpengaruh/ bertanggungjawab
dalam analisis pemilihan strategi pemasaran , tujuan yang ingin diraih
adalah :
a. Meningkatkan omzet perusahaan
b. Memantapkan posisi merek yang kuat bagi konsumen dan mitra dagang
c. Mempertahankan loyalitas pelanggan
1. Berdasarkan tingkat perhatian Pimpinan Umum, bandingkan tingkat
kepentingan dari masing-masing tujuan berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan
omzet
perusahaan
Memantapkan
posisi merek yang
kuat bagi konsumen
dan mitra dagang
Meningkatkan
omzet
perusahaan
Mempertahankan
loyalitas pelanggan
Memantapkan
posisi merek
yang kuat bagi
konsumen dan
mitra dagang
Mempertahankan
loyalitas pelanggan
84
Lanjutan Lampiran 2
2. Berdasarkan tingkat perhatian Kepala Operasional, bandingkan
tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan berikut:
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan
omzet
perusahaan
Memantapkan
posisi merek yang
kuat bagi konsumen
dan mitra dagang
Meningkatkan
omzet
perusahaan
Mempertahankan
loyalitas pelanggan
Memantapkan
posisi merek
yang kuat bagi
konsumen dan
mitra dagang
Mempertahankan
loyalitas pelanggan
3. Berdasarkan tingkat perhatian General Manager, bandingkan tingkat
kepentingan dari masing-masing tujuan berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan
omzet
perusahaan
Memantapkan
posisi merek yang
kuat bagi konsumen
dan mitra dagang
Meningkatkan
omzet
perusahaan
Mempertahankan
loyalitas pelanggan
Memantapkan
posisi merek
yang kuat bagi
konsumen dan
mitra dagang
Mempertahankan
loyalitas pelanggan
IV. Dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin diraih terkait dalam pemilihan
strategi pemasaran, maka alternatif kegiatan/tindakan yang dapat dilakukan
antara lain adalah :
a. Positioning produk berdasarkan kualitas dan harga
b. Pengembangan program “Factory and Gallery Visit” dengan outlet
c. Memanfaatkan media promosi secara optimal
d. Penerapan customer intimacy
85
Lanjutan Lampiran 2
1. Dalam tujuan Meningkatkan omzet perusahaan , bandingkan tingkat
kepentingan dari masing-masing alternatif berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Positioning
produk
berdasarkan
kualitas dan harga
Pengembangan
program “Factory
and Gallery Visit”
dengan outlet
Positioning
produk
berdasarkan
kualitas dan harga
Memanfaatkan media
promosi secara
optimal
Positioning
produk
berdasarkan
kualitas dan harga
Penerapan customer
intimacy
Pengembangan
program “Factory
and Gallery Visit”
dengan outlet
Memanfaatkan media
promosi secara
optimal
Pengembangan
program “Factory
and Gallery Visit”
dengan outlet
Penerapan customer
intimacy
Memanfaatkan
media promosi
secara optimal
Penerapan customer
intimacy
2. Dalam tujuan Memantapkan posisi merek yang kuat bagi konsumen
dan mitra dagang, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing
alternatif berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Positioning
produk
berdasarkan
kualitas dan harga
Pengembangan
program “Factory
and Gallery Visit”
dengan outlet
Positioning
produk
berdasarkan
kualitas dan harga
Memanfaatkan media
promosi secara
optimal
Positioning
produk
berdasarkan
kualitas dan harga
Penerapan customer
intimacy
86
Lanjutan Lampiran 2
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengembangan
program “Factory
and Gallery Visit”
dengan outlet
Memanfaatkan media
promosi secara
optimal
Pengembangan
program “Factory
and Gallery Visit”
dengan outlet
Penerapan customer
intimacy
Memanfaatkan
media promosi
secara optimal
Penerapan customer
intimacy
3. Dalam tujuan Mempertahankan loyalitas pelanggan, bandingkan
tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif berikut :
Faktor Lebih Penting Lebih Penting
Faktor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Positioning
produk
berdasarkan
kualitas dan harga
Pengembangan
program “Factory
and Gallery Visit”
dengan outlet
Positioning
produk
berdasarkan
kualitas dan harga
Memanfaatkan media
promosi secara
optimal
Positioning
produk
berdasarkan
kualitas dan harga
Penerapan customer
intimacy
Pengembangan
program “Factory
and Gallery Visit”
dengan outlet
Memanfaatkan media
promosi secara
optimal
Pengembangan
program “Factory
and Gallery Visit”
dengan outlet
Penerapan customer
intimacy
Memanfaatkan
media promosi
secara optimal
Penerapan customer
intimacy
**Terima Kasih*
87
Lampiran 3. Daftar pertanyaan wawancara awal kepada KUB Zocha Graha
Kriya
Tahap I
1. Bagaimana gambaran umum usaha yang dilaksanakan oleh perusahaan?
2. Bagaimana sejarah berdirinya dan perkembangannya hingga saat ini?
3. Apakah visi dan misi perusahaan?
4. Sejauh apakah perusahaan pada saat ini dapat merealisasikan visi dan misi
tersebut?
5. Bagaimana penerapan proses manajemen di perusahaan mulai dari tahap
perencanaan, pengorganisasian, implementasi hingga pengawasan?
6. Bagaimana kondisi persaingan usaha saat ini? Bagaimana posisi
perusahaan?
7. Seperti apa rencana pengembangan usaha pada masa yang akan datang?
8. Hambatan apa sajakah yang Bapak/Ibu temui dan menjadi kendala bagi
kemajuan perusahaan?
9. Menurut Bapak/Ibu apakah yang menjadi kekuatan dan kelemahan
perusahaan saat ini?
Tahap II.
1. Apa saja kegiatan pemasaran yang telah dilaksanakan oleh perusahaan?
2. Bagaimana strategi pemasaran yang telah diimplementasikan perusahaan?
3. Identifikasi faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam
implementasi strategi pemasaran.
4. Siapa saja pihak yang terlibat dalam penyusunan strategi pemasaran ?
5. Apakah tujuan usaha yang ingin dicapai dari implementasi startegi
pemasaran?
Tahap III.
1. Pencarian solusi atas permasalahan yang ada.
Tindakan apakah yang dapat menjadi solusi terhadap permasalah yang ada
terkait dengan pemilihan strategi pemasaran bagi KUB Zocha Graha
Kriya?
1. BOBOT FAKTOR DALAM ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KUB ZOCHA GRAHA KRIYA
Responden 1
Tabel 1.1 - Faktor terhadap UG VE VP (WF)
VA λ MAKS
CI UG KFP KP P SK KO KPr normalisasi bobot
KFP 1 1/5 1/3 1/3 2 3 0.715 0.089 0.564 6.343 0,066
KP 5 1 3 5 4 5 3.383 0.421 2.778 6.605
Prod 3 1/3 1 3 4 4 1.906 0.237 1.514 6.388
SK 3 1/5 1/3 1 3 4 1.157 0.144 0.947 6.583
KO 1/2 1/4 1/4 1/3 1 2 0.525 0.065 0.411 6.300 CR
KPr 1/3 1/5 1/4 1/4 1/2 1 0.357 0.044 0.256 5.770 0,053
8.044
6.332
Responden 2
Tabel 1.1 - Faktor terhadap UG VE VP (WF)
VA λ MAKS
CI UG KFP KP P SK KO KPr normalisasi bobot
KFP 1 1/7 1/6 1/5 1 4 0.517 0.059 0.400 6.779 0,090
KP 7 1 1 5 8 7 3.538 0.403 2.576 6.385
Prod 6 1 1 3 4 4 2.570 0.293 1.877 6.406
SK 5 1/5 1/3 1 4 4 1.322 0.151 0.999 6.626
KO 1 1/8 1/4 1/4 1 2 0.500 0.057 0.351 6.152 CR
KPr 1/4 1/7 1/4 1/4 1/2 1 0.322 0.037 0.234 6.366 0,072
8.768
6.452
Lam
pira
n 4
. Hasil P
erhitu
ngan
Horizo
nta
l 88
Responden 3
Tabel 1.1 - Faktor terhadap UG VE VP (WF)
VA λ MAKS
CI UG KFP KP P SK KO KPr normalisasi bobot
KFP 1 1/5 3 5 5 5 2.054 0.218 1.465 6.720 0,084
KP 5 1 5 7 9 7 4.718 0.501 3.361 6.711
Prod 1/3 1/5 1 5 5 2 1.222 0.130 0.823 6.341
SK 1/5 1/7 1/5 1 2 1/3 0.395 0.042 0.270 6.443
KO 1/5 1/9 1/5 1/2 1 1/4 0.287 0.030 0.196 6.452 CR
KPr 1/5 1/7 1/2 3 4 1 0.745 0.079 0.463 5.854 0,067
9.421
6.420
Responden 4
Tabel 1.1 - Faktor terhadap UG VE VP (WF)
VA λ MAKS
CI UG KFP KP P SK KO KPr normalisasi bobot
KFP 1 1/5 1/7 3 3 1/2 0.710 0.081 0.516 6.355 0,062
KP 5 1 1/4 5 7 3 2.254 0.257 1.696 6.586
Prod 7 4 1 7 5 3 3.785 0.432 2.976 6.886
SK 1/3 1/5 1/7 1 2 1/4 0.410 0.047 0.295 6.306
KO 1/3 1/7 1/5 1/2 1 1/5 0.314 0.036 0.239 6.666 CR
KPr 2 1/3 1/3 4 5 1 1.282 0.146 0.743 5.073 0,050
8.756
6.312
Lan
juta
n L
am
pira
n 4
89
Responden 5
Tabel 1.1 - Faktor terhadap UG VE VP (WF)
VA λ MAKS
CI UG KFP KP P SK KO KPr normalisasi bobot
KFP 1 3 5 5 7 9 4.096 0.434 2.890 6.660 0,058
KP 1/3 1 4 5 7 7 2.624 0.278 1.851 6.657
Prod 1/5 1/4 1 3 5 7 1.318 0.140 0.923 6.607
SK 1/5 1/5 1/3 1 5 4 0.802 0.085 0.564 6.640
KO 1/7 1/7 1/5 1/5 1 2 0.343 0.036 0.237 6.528 CR
KPr 1/9 1/7 1/7 1/4 1/2 1 0.256 0.027 0.126 4.650 0,047
9.441
6.290
Responden 6
Tabel 1.1 - Faktor terhadap UG VE VP (WF)
VA λ MAKS
CI UG KFP KP P SK KD KP normalisasi bobot
KFP 1 2 1/4 7 5 3 1.935 0.215 1.390 6.472 0,040
KP 1/2 1 1/5 6 3 2 1.238 0.137 0.894 6.507
Prod 4 5 1 8 7 5 4.214 0.468 3.121 6.672
SK 1/7 1/6 1/8 1 1/2 1/4 0.333 0.037 0.197 5.318
KO 1/5 1/3 1/7 2 1 1/3 0.430 0.048 0.309 6.472 CR
KPr 1/3 1/2 1/5 4 3 1 0.858 0.095 0.549 5.760 0,032
9.009
6.200
Keterangan
KFP : Kondisi Finansial Perusahaan
KP : Kapasitas Perusahaan
Prod : Produk
SK : Sikap Konsumen
KO : Kapasitas Outlet
KPr : Kondisi Persaingan
Lan
juta
n L
am
pira
n 4
90
Matriks Pendapat Gabungan Antar Faktor
(Gabungan 6 Responden)
tabel 1.1 - faktor terhadap UG
VE
normalisasi
VP (WF)
bobot
VA
λ
MAKS
CI
UG KFP KP Prod SK KO KPr
KFP 1 3/7 5/9 1 4/5 3 1/5 3 1.274 0.164 0.990 6.047 0,012
KP 2 2/7 1 1 1/5 5 4/9 6 4 2/3 2.730 0.351 2.119 6.042
Prod 1 4/5 5/6 1 4 3/7 5 3 7/8 2.239 0.288 1.736 6.035
SK 5/9 1/5 2/9 1 2 2/9 1 0.614 0.079 0.482 6.117
KO 1/3 1/6 1/5 4/9 1 5/7 0.389 0.050 0.304 6.082 CR
KPr 1/3 2/9 1/4 1 1 2/5 1 0.538 0.069 0.417 6.040 0,009
7.783 6.060
Keterangan
KFP : Kondisi Finansial Perusahaan
KP : Kapasitas Perusahaan
Prod : Produk
SK : Sikap Konsumen
KO : Kapasitas Outlet
KPr : Kondisi Persaingan
Lan
juta
n L
am
pira
n 4
91
2. BOBOT AKTOR DALAM ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KUB ZOCHA GRAHA KRIYA
A. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Aktor dalam Kondisi Finansial Perusahaan
KFP PU KOpr GM VE VP VA
λ
MAKS
CI
PU 1 1 4/5 4 1/4 1.976 0.567 1 5/7 3.006 0,003
Kopr 5/9 1 1 6/7 1.010 0.290 7/8 3.006
GM 1/4 1/2 1 0.501 0.144 3/7 3.006 CR
3.487
3.006 0,0052
B. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Aktor dalam Kapasitas Perusahaan
KP PU KOpr GM VE VP VA
λ
MAKS
CI
PU 1 7/8 1 2/5 1.071 0.347 1 3.002 0,001
KOpr 1 1/7 1 1 6/7 1.290 0.418 1 1/4 3.002
GM 5/7 1/2 1 0.724 0.235 5/7 3.002 0,0017
3.085
3.002
C. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Aktor dalam Produk
P PU KOpr GM VE VP VA λ
MAKS
CI
PU 1 1/2 1/2 0.602 0.189 4/7 3.001 0,00025
Kopr 2 1/5 1 1 1/8 1.351 0.424 1 2/7 3.001
GM 2 8/9 1 1.231 0.387 1 1/6 3.001 CR
3.183
3.001 0,000431
Lan
juta
n L
am
pira
n 4
92
D. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Aktor dalam Sikap Konsumen
SK PU KOpr GM VE VP VA
λ
MAKS
CI
PU 1 1/2 1 0.794 0.251 3/4 3.002 0,001
KOpr 2 1 1 6/7 1.570 0.496 1 1/2 3.002
GM 1 1/2 1 0.802 0.253 3/4 3.002 CR
3.166
3.002 0,0017
E. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Aktor dalam Kapasitas Outlet
KO PU KOpr GM VE VP VA
λ
MAKS
CI
PU 1 1 2/9 4/5 0.994 0.331 1 3.031 0,016
KOpr 4/5 1 1 1/9 0.964 0.321 1 3.031
GM 1 1/4 1 1 1.044 0.348 1 3.031 CR
3.002
3.031 0,027
F. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Aktor dalam Kondisi Persaingan
KPr PU KOpr GM VE VP VA
λ
MAKS
CI
PU 1 1 1 2/5 1.120 0.372 1 1/8 3.013 0,007
KOpr 1 1 1 0.998 0.331 1 3.013
GM 5/7 1 1 0.894 0.297 8/9 3.013 CR
3.013
3.013 0,012
Keterangan
PU: Pimpinan Umum
KOpr: Kepala Operasional
GM: General Manager
Lan
juta
n L
am
pira
n 4
93
3. BOBOT TUJUAN DALAM ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KUB ZOCHA GRAHA KRIYA
A. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Tujuan dalam Konteks Pengaruh Aktor Pimpinan Umum
B. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Tujuan dalam Konteks Pengaruh Aktor Kepala Operasional
KOpr MO MP ML VE VP VA
λ
MAKS
CI
MO 1 5/6 1/4 0.582 0.161 1/2 3.005 0,002
MP 1 1/5 1 1/3 0.752 0.208 5/8 3.005
ML 4 1/5 2 5/6 1 2.285 0.631 1 8/9 3.005 CR
3.619 3.005 0,0034
C. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Tujuan dalam Konteks Pengaruh Aktor General Manager
GM MO MP ML VE VP VA
λ
MAKS
CI
MO 1 7/8 1 1/2 1.089 0.349 1 3.006 0,003
MP 1 1/7 1 2 1/6 1.357 0.435 1 1/3 3.006
ML 2/3 1/2 1 0.677 0.217 2/3 3.006 CR
3.123 3.006 0,0052
Keterangan
MO : Meningkatkan Omzet Perusahaan
MP : Memantapkan Posisi Merek yang Kuat bagi Konsumen dan Mitra Dagang
ML : Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
PU MO MP ML VE VP VA
λ
MAKS
CI
MO 1 1 2 1/4 1.284 0.392 1 1/6 3.005 0,003
MP 1 1 3 1.458 0.445 1 1/3 3.005
ML 4/9 1/3 1 0.534 0.163 1/2 3.005 CR
3.276 3.005 0,0052
Lan
juta
n L
am
pira
n 4
94
4. BOBOT ALTERNATIF DALAM ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KUB ZOCHA GRAHA KRIYA
A. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Alternatif dalam Konteks Pengaruh Meningkatkan Omzet Perusahaan MO PP PFG MProm CInt VE VP VA λ MAKS CI
PP 1 2 1/3 1 3/4 1 1/8 1.470 0.354 1 3/7 4.023 0,012
PFG 3/7 1 1 3/5 0.724 0.174 5/7 4.036
MProm 4/7 1 1 1 0.836 0.201 4/5 4.045
CInt 8/9 1 2/3 1 1 1.124 0.271 1 4.035 CR
4.154
4.035 0,013
B. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Alternatif dalam Konteks Pengaruh Memantapkan Posisi Merek yang
Kuat bagi Konsumen dan Mitra Dagang MP PP PFG MProm CInt VE VP VA λ MAKS CI
PP 1 1 1/2 1 1/2 0.904 0.213 6/7 4.008 0,006
PFG 2/3 1 5/8 1/3 0.616 0.145 4/7 4.011
Mprom 1 1/9 1 3/5 1 4/5 1.097 0.258 1 4.030
Cint 2 3 1 2/9 1 1.635 0.385 1 5/9 4.028 CR
4.253
4.019 0,007
C. Matriks Pendapat Gabungan Tingkat Kepentingan Alternatif dalam Konteks Pengaruh Mempertahankan
Loyalitas Pelanggan ML PP PFG MProm CInt VE VP VA λ MAKS CI
PP 1 3 1/4 1 3/4 1/2 1.319 0.287 1 1/6 4.033 0,010
PFG 1/3 1 4/7 2/7 0.478 0.104 3/7 4.041
MProm 4/7 1 3/4 1 3/8 0.783 0.170 2/3 4.002
CInt 1 6/7 3 2/5 2 2/3 1 2.024 0.439 1 7/9 4.044 CR
4.604
4.030 0,011
Keterangan
PP : Positioning Produk berdasarkan Kualitas dan Harga MProm: Memanfaatkan Media Promosi secara Optimal
PFG: Pengembangan Program “Factory and Galery Visit” CInt : Penerapan Customer Intimacy
dengan Mitra Dagang
Lan
juta
n L
am
pira
n 4
95
96
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Vertikal
1. Prioritas Aktor yang Berkepentingan dalam Strategi Pemasaran KUB
Zocha Graha Kriya
faktor KFP KP P SK PO KP Bobot VP
faktor 0.164 0.351 0.288 0.079 0.050 0.069
PU 0.567 0.347 0.189 0.251 0.331 0.372 0.331
KOpr 0.290 0.418 0.424 0.496 0.321 0.331 0.394
GM 0.144 0.235 0.387 0.253 0.348 0.297 0.275
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
2. Prioritas Tujuan yang Dipentingkan dalam Strategi Pemasaran KUB
Zocha Graha Kriya
aktor PU KOpr GM
Bobot VP
aktor 0.331 0.394 0.275
MO 0.392 0.161 0.349 0.289
PM 0.445 0.208 0.435 0.349
ML 0.163 0.631 0.217 0.362
1.000 1.000 1.000
3. Prioritas Alternatif yang Dipentingkan dalam Strategi Pemasaran KUB
Zocha Graha Kriya
tujuan MO MP ML
Bobot VP
tujuan 0.289 0.349 0.362
PO 0.354 0.213 0.287 0.280
PFG 0.174 0.145 0.104 0.139
MProm 0.201 0.258 0.170 0.210
CInt 0.271 0.385 0.439 0.372
1.000 1.000 1.000
97
Lampiran 6. Rangkaian Proses Pembuatan Kerajinan Akar Wangi
1. Kebun akar wangi
98
Lanjutan Lampiran 6
2. Pengadaan Bahan Baku
99
Lanjutan Lampiran 6
3. Proses Penenunan
100
Lanjutan Lampiran 6
4. Proses Lukis/ Penggambaran
101
Lanjutan Lampiran 6
5. Proses Penjahitan
102
Lanjutan Lampiran 6
6. Produksi Gabungan
103
Lampiran 7. Ragam Produk Kerajinan KUB Zocha Graha Kriya
No Nama Produk Deskripsi Produk Ukuran
(cm)
Harga
( Rp ) Keterangan
1 Akar Wangi Ikatan - - 8,000
2 Batok Nagog Material dari tempurung kelapa - 30,000
3 Batok Tika Toples batok pake kaki bambu - 30,000
4 Boneka Akar Wangi S1
Replika aktifitas orang Indonesia sehari-
hari T = 20 cm 75,000
5 Boneka Akar Wangi S2
Replika aktifitas orang Indonesia sehari-
hari T = 20 cm 140,000
6 Bed Cover Set
1 pc bed cover 240 x 265
1,500,000
kain tenun
kombinasi batik
Solo
1 pc sprei 180 x 200
2 pc sarung bantal standar
2 pc sarung guling standar
7 Bed Cover Set
1 pc bed cover 240 x 265
4,500,000
kain tenun
kombinasi batik
tulis Garutan
1 pc sprei 180 x 200
2 pc sarung bantal standar
2 pc sarung guling standar
8 Bros Kupu - S Material dari bulu itik - 5,000
9 Bros Kupu - M Material dari bulu itik - 8,000
10 Bros Kupu - L Material dari bulu itik - 10,000
11 Cangkir batok Material dari tempurung kelapa - 12,500
12 Folding Lamp Segi 4 - M Lukis aneka motif
(25 x 25 x
100) 250,000
13 Folding Lamp Segi 4 - L Lukis aneka motif
(25 x 25 x
150) 275,000
14 Folding Lamp Segi 6 (M) Lukis aneka motif T = 110 cm 250,000
14 Folding Lamp Segi 6 (L) Lukis aneka motif T = 150 cm 300,000
14 Gordyn Kain tenun kombinasi batik 100 x 200 225,000
batik Garutan atau
Solo
16 Gordyn Kain tenun aplikasi aneka lukisan 100 x 200 250,000
17 Hanging Wall AW Full lukis aneka motif 70 x 100 250,000
18 Hanging Wall AW Full lukis kaligrafi Ayat Kursyi 60 x 200 350,000
19 Hiasan Dinding AW Full lukis aneka motif 35 x 100 125,000
20 Jepit Kupu S Material dari bulu itik - 5,000
21 Jepit Kupu M Material dari bulu itik - 8,000
22 Jepit Kupu L Material dari bulu itik - 10,000
23 Jepit Kupu Pasangan Material dari bulu itik - 10,000
24 Kupu - kupu Rama Material dari bulu itik - 45,000
25 Kupu - kupu Raja Material dari bulu itik - 150,000
26 Lampu Indian - S Kombinasi lukisan atau batik T = 80 cm 150,000
27 Lampu Indian - M Kombinasi lukisan atau batik T = 105 cm 160,000
28 Lampu Indian Mini Polos
Aplikasi material AW atau kain tenun
polos - 85,000
29 Lampu Indian Mini AW Lukis
Alikasi material AW/kain tenun # lukis
aneka - 130,000
104
No Nama Produk Deskripsi Produk
Ukuran
(cm)
Harga
(Rp) Keterangan
30 Lampu Genta Polos
Aplikasi material AW atau kain tenun
polos - 90,000
31 Lampu Genta AW Lukis
Alikasi material AW/kain tenun # lukis
aneka - 130,000
32 Lampu Gantung Kombinasi lukisan atau batik - 130,000
33 Mangkok Batok Material dari tempurung kelapa D = 12 cm 15,000
34 Placemate AW kombinasi batik 35 x 50 30,000 batik Garutan atau
Solo
35 Placemate AW kombinasi lukis aneka motif 35 x 50 40,000
36 Poci Batok Material dari tempurung kelapa - 60,000
37 Pohon Natal S
Material pokok akar wangi ornamen
natural T = 40 cm 125,000
38 Pohon Natal M
Material pokok akar wangi ornamen
natural T = 60 cm 250,000
39 Pohon Natal L
Material pokok akar wangi ornamen
natural T = 75 cm 350,000
40 Rak Susun 5 Material dari bambu T = 120 cm 325,000
41 Rak Sepatu Material dari bambu T = 100 cm 250,000
42 Rak Gantungan Baju Material dari bambu T = 90 cm 275,000
45 Sandal Batik Model Jepit (batik Solo/Garutan) - 35,000
46 Sandal Batik Model Selop (batik Solo/Garutan) - 35,000
47 Sarung Bantal Kursi AW Kombinasi Batik 40 x 40 60,000
48 Sarung Bantal Kursi AW kombinasi lukis aneka motif 40 x 40 70,000
49 Sarung Bantal Lantai Tenun Kombinasi Batik 70 x 70 75,000
50 Sarung Bantal Lantai AW kombinasi lukis aneka motif 70 x 70 100,000
51 Sajadah Akar Wangi AW Kombinasi Batik Garutan / Solo 70 x 110 150,000
Sajadah Kepala Akar Wangi Aplikasi Batik 45 x 35 75,000
52 Sekat Ruangan AW kombinasi lukis aneka motif 50 x 175 400,000 per pintu
53 Set Sprei
1 pc Sprei, 2 pc Sarung Bantal, 2 pc S.
Guling 180 x 200 400,000 kombinasi batik
54 Taplak Meja Tamu AW Kombinasi Batik 35 x 100 70,000 model ujung
lurus/lancip
55 Taplak Meja Tamu AW kombinasi lukis aneka motif 35 x 100 80,000 model ujung
lurus/lancip
56 Taplak Meja Panjang AW Kombinasi Batik 35 x 250 135,000 model ujung
lancip
57 Taplak Meja Panjang AW kombinasi lukis aneka motif 35 x 250 145,000 model ujung
lancip
58
Taplak Meja Makan Persegi
(6 kursi) Kain tenun aplikasi batik
240 x 140 250,000
59
Taplak Meja Makan Bulat (6
kursi) Kain tenun aplikasi batik
D = 160 225,000
60 Tas Jarot - S AW kombinasi lukis aneka motif 22 x 35 85,000
61 Tas Jarot - M AW kombinasi lukis aneka motif 30 x 35 90,000
62 Tas Jinjing Deny - S AW kombinasi lukis aneka motif 22 x 25 85,000
63 Tas Jinjing Deny - M AW kombinasi lukis aneka motif 30 x 35 90,000
64 Tas Jinjing Deny - L AW kombinasi lukis aneka motif 40 x 35 100,000
65 Tas Esty - S AW kombinasi lukis aneka motif 22 x 25 85,000
Lanjutan Lampiran 7
105
No Nama Produk Deskripsi Produk
Ukuran
(cm)
Harga
(Rp) Keterangan
66 Tas Esty - M AW kombinasi lukis aneka motif 30 x 35 90,000
67 Tas Esty - L AW kombinasi lukis aneka motif 40 x 35 100,000
68 Tas Kamal - S AW kombinasi lukis aneka motif 30 x 20 85,000
69 Tas Kamal - M AW kombinasi lukis aneka motif 35 x 30 90,000
70 Tas Kamal - M
AW kombinasi batik aplikasi lukisan
aneka motif 35 x 30 115,000
71 Tas Kamal - L AW kombinasi lukis aneka motif 40 x 35 100,000
72 Tas Serut - S AW Kombinasi batik 30 x 20 65,000
73 Tas Serut - L AW Kombinasi batik 35 x 25 75,000
74 Tas Serut - S AW Kombinasi batik aplikasi lukis 30 x 20 55,000
75 Tas Serut - L AW Kombinasi batik aplikasi lukis 35 x 25 65,000
76 Tas Selempang AW AW kombinasi lukis aneka motif 45 x 35 150,000
77 Tas Kargo Tali AW kombinasi batik 45 x 35 115,000
78 Tas Kargo Tali AW kombinasi lukis aneka motif 45 x 35 115,000
79 Tas Kargo Handle Kayu AW kombinasi batik 45 x 35 100,000
80 Tas Alissa Eceng Gondok Print 45 x 35 85,000
81 Tas Alissa - Lukis Akar Wangi Lukis Aneka Motif 45 x 35 90,000
82 Tas Slimmy AW kombinasi batik 40 x 35 70,000
83 Tatakan Gelas Kotak Polos AW Kombinasi List Tenun Polos 10 x 10 6,000
84 Tatakan Gelas Bulat Polos AW Kombinasi List Tenun Polos d = 10 cm 6,000
85 Tutup Gelas Polos AW Kombinasi List Tenun Polos 10 x 10 7,500
86 Tatakan Gelas Kotak Batik AW Kombinasi List Batik 10 x 10 7,500
87 Tatakan Gelas Bulat Batik AW Kombinasi List Batik d = 10 cm 6,000
88 Tutup Gelas Batik AW Kombinasi List Batik 10 x 10 10,000
89
Tutup Gelas Batik/Tutup
Gelas AW Aplikasi Lukis
d = 10 cm 12,500
90 Tempat Majalah AW Kombinasi Batik
40 x 37 x
33 115,000
91 Tempat Majalah AW kombinasi lukis aneka motif
40 x 37 x
33 125,000
92 Tempat Majalah Berdiri AW Kombinasi Batik 45 x 82 150,000
93 Tirai AW Full lukis aneka motif 60 x 200 300,000
94 Tirai AW Full lukis aneka motif 90 x 200 450,000
95 Tirai Polosan aneka motif model naik turun 90 x 200 185,000
96 Tisu Kotak AW Kombinasi Batik - 40,000
97 Tisu Kotak AW kombinasi lukis aneka motif - 40,000
98 Tisu Gantung
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif - 85,000
99 Traynet Bulat
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif d = 35 cm 65,000
100 Traynet Segi Panjang
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif 35 x 20 65,000
101 Traynet Kotak - S
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif 30 x 30 65,000
102 Tray Stand Material dari bambu - 175,000
Lanjutan Lampiran 7
106
No Nama Produk Deskripsi Produk
Ukuran
(cm)
Harga
(Rp) Keterangan
103 Tutup Kulkas 1 Pintu AW Kombinasi Batik - 100,000
104 Tutup Kulkas 1 Pintu AW kombinasi lukis aneka motif - 110,000
105 Tutup Kulkas 2 Pintu AW Kombinasi Batik - 110,000
106 Tutup Kulkas 2 Pintu AW kombinasi lukis aneka motif - 125,000
107 Tutup Aqua AW Kombinasi Batik - 100,000
108 Tutup Aqua AW kombinasi lukis aneka motif - 110,000
109 Toples Jinjing 002
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif - 150,000
110 Toples Jinjing 003
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif - 225,000
111 Toples Sepeda 002
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif - 175,000
112 Toples Dorongan Bayi 002
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif - 200,000
113 Toples Dorongan Bayi 003
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif - 300,000
114 Toples Payung 003
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif - 275,000
115 Toples Payung 004
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif - 325,000
116 Toples Perahu 003
AW Kombinasi Batik dan Lukis Aneka
Motif - 300,000
117 Tudung Saji Kotak S AW Kombinasi Batik
45 x 35 x
33 135,000
118 Tudung Saji Kotak M AW Kombinasi Batik
75 x 55 x
35 200,000
119 Tudung Saji Kotak L AW Kombinasi Batik
80 x 65 x
40 225,000
120 Tudung Saji Bulat S AW Kombinasi Batik d = 40 cm 90,000
121 Tudung Saji Bulat M AW Kombinasi Batik d = 65 cm 200,000
122 Tudung Saji Bulat L AW Kombinasi Batik d = 75 cm 225,000
123 Tudung Saji Kotak S AW kombinasi lukis aneka motif
45 x 35 x
33 135,000
124 Tudung Saji Kotak M AW kombinasi lukis aneka motif
75 x 55 x
35 200,000
125 Tudung Saji Kotak L AW kombinasi lukis aneka motif
80 x 65 x
40 225,000
126 Tudung Saji Bulat S AW kombinasi lukis aneka motif d = 40 cm 100,000
127 Tudung Saji Bulat M AW kombinasi lukis aneka motif d = 65 cm 200,000
128 Tudung Saji Bulat L AW kombinasi lukis aneka motif d = 75 cm 225,000
129 Tudung Saji Oval AW kombinasi lukis aneka motif
80 x 65 x
40 225,000
130 Toples Batok Bulat Material dari tempurung kelapa - 35,000
131 Toples Batok Oval Material dari tempurung kelapa - 35,000
132 Toples Bambu S Material Utama Bambu Kombinasi Batik
d = 10 ; t =
17 25,000
133 Toples Bambu M Material Utama Bambu Kombinasi Batik
d = 12 ; t =
20 35,000
134 Toples Bambu L Material Utama Bambu Kombinasi Batik
d = 18 ; t =
22 45,000
Lanjutan Lampiran 7
107
No Nama Produk
Deskripsi Produk Ukuran
(cm)
Harga
(Rp) Keterangan
135 Set Meja Makan Batik 6 pc Placemate ; 6 pc Coster Batik - 225,000
136 Set Meja Makan Lukis 6 pc Placemate ; 6 pc Coster Lukis Aneka - 300,000
137 Set Ruang Tamu Batik
1 pc TM. Tamu, 5 pc SB. Kursi, 1 pc Tisu
Kotak -
450,000
138 Set Ruang Tamu Lukis
1 pc TM. Tamu, 5 pc SB. Kursi, 1 pc Tisu
Kotak -
485,000
139 Set Meja Makan Lengkap
Batik
TM (35x250) cm, 6 PM, 6 Coster, 1 Tisu
Kotak -
425,000
140 Set Meja Makan Lengkap
Lukis
TM (35x250) cm, 6 PM, 6 Coster, 1 Tisu
Kotak -
475,000
141 Taplak Tisu Batik Taplak Meja Tamu + Tisu Kotak Batik - 135,000
142 Taplak Tisu Lukis Taplak Meja Tamu + Tisu Kotak Lukis - 145,000
143 Set Placemate Lukis aneka motif (isi 4 pc) - 185,000
Keterangan : Variasi komposisi produk untuk gift set bisa disesuaikan dengan kebutuhan
Wedding Merchandise
No Nama Produk Deskripsi Produk
Ukuran
(cm)
Harga
(Rp) Keterangan
144
Sampul Agenda/Al Kitab/Al
Qur'an Akar Wangi Kombinasi Batik (25x10) cm - 25,000
145 Dompet Koin Kain Blacu (plus sablon nama) - 5,000
146 Dompet Lipstik 002 Akar Wangi Kombinasi Batik - 25,000
147 Dompet Lipstik 003 Akar Wangi Kombinasi Batik - 30,000
148 Dompet Tissu
Akar Wangi Full/Kombinasi Mendong
Anyam - 12,500
149 Boks Segitiga Mendong Anyam - 7,000
150 Boks Bulat (Tempat Koin)
Finishing Pasir Laut Aplikasi Ornamen
Batik - 7,500
151 Tempat Pensil
Finishing Pasir Laut Aplikasi Ornamen
Natural - 7,500
152 Ballpoint Bambu Bambu Kombinasi Akar Wangi & Batik - 10,000
153 Pensil
Variasi Ornamen Natural (plus sablon
nama) - 2,500
154 Pensil Variasi Akar Wangi Kombinasi Batik - 7,500
155 Gantungan Kunci (serut AW) Akar Wangi Ornamen Nuansa Natural - 2,500
156 Tempelan Kulkas (serut AW) Akar Wangi Ornamen Nuansa Natural - 2,500
157 Tempelan Kulkas (boks kayu) Ornamen Nuansa Natural - 2,500
158
Gantungan Kunci Akar Wangi
(kotak) Akar Wangi Ornamen Nuansa Natural - 2,500
159
Gantungan Kunci Akar Wangi
(oval) Akar Wangi Ornamen Nuansa Natural - 2,500
160
Gantungan Kunci AW
Jelangkung Akar Wangi Ornamen Nuansa Natural - 15,000
Lanjutan Lampiran 7
108
No Nama Produk Deskripsi Produk
Ukuran
(cm)
Harga
(Rp) Keterangan
161
Gantungan Kunci AW
Bebegig Akar Wangi Kombinasi Batik - 7,000
162 Kipas Akar Wangi Kombinasi Batik - 12,500
163 Tasel Akar Wangi Material Utama Akar wangi - 12,500
Lanjutan Lampiran 7 Aneka Jenis dan Ukuran Boks
No Nama Produk Deskripsi Produk
Ukuran
(cm)
Harga
(Rp) Keterangan
164 Boks Toples Kue (isi 3) Bobot Toples (3x0,5 kg) Finishing Cover
Kertas Linen 43 x 15 x 9 52,500
165 Boks Toples (pake gagang) Bobot Toples (4x0,25 kg) Finishing
Cover Kertas Linen 26x13,5x6 40,000
166 Boks Mahar Finishing Cover Kertas "Tembaga" 15 x 12 x 7 20,000
167 Boks Badak Heuay Batik Bagian Dalam Kain Katun Polos, Bagian
Tutup Diaplikasi Dengan Batik 35 x 25 x 9 65,000
168 Boks Mahar Akar Wangi -
Batik Akar Wangi Aplikasi Variasi Batik
30 x 15 x
10 60,000
169 Boks Pyramid AW - Batik
Akar Wangi Aplikasi Variasi Batik (Sisi
Bawah 40 cm - Sisi Atas 20 cm - Panjang
50 cm - Tinggi 10 cm)
- 75,000
170 Boks Gagang (Kulit Kayu)
Cover Kulit Kayu Aplikasi Variasi Batik
(Ukuran Panjang Alas 37 cm - Lebar Alas
23 cm - Ukuran Boks 31x21x10) cm
- 75,000
171 Boks Gagang (Akar Wangi-
Batik)
Cover Akar Wangi Aplikasi Variasi Batik
(Ukuran Panjang Alas 37 cm - Lebar Alas
23 cm - Ukuran Boks 31x21x10) cm
- 75,000
172 Boks Mahar Akar Wangi
(Heart)
Material Akar Wangi Variasi Ornamen
Natural
Garis
Horizontal
25 cm -
Garis
Vertikal
17,5 cm
40,000
173 Boks Hantaran Material Akar Wangi Variasi Ornamen
Natural 35x25x10 45,000
174 Boks Model Peti (tutup mika) Material Akar Wangi Aplikasi Variasi
Batik
25 x 17 x
15 50,000
Aneka Partisi dan Furniture
No Nama Produk Ukuran
(cm)
Harga
(Rp) Keterangan
A. Bambu
1 Rak Sepatu 3 Level 36X27X100 250,000
2 Tray Stand 70X60X65 150,000
3 Rak Susun 5 TINGGI 120 cm 350,000
4 Rak CD 5 Level 19X19X110 175,000
5 Gantungan Baju Alas 100X45X117 250,000
6 Rak Pyramid 59X59X190 350,000 Alas Segi Empat
7 Rak Buku 90X30X85 350,000
8 Rak Jari-jari 65X35X160 350,000 Model Knock Down
9 Lemari Nakas Bambu 35X35X60 350,000
Lanjutan Lampiran 7
109
No Nama Produk
Ukuran
(cm)
Harga
(Rp) Keterangan
10 Rak Sudut Bawah Laci 65X40X150 350,000
11 Meja Telepon (S) 25X25X80 125,000
12 Meja Telepon (M) 31X31X90 150,000
13 Meja Telepon (L) 37X37X100 175,000
14 Bangku Segi 8 D 40 T 50 175,000
B. Kayu Aplikasi Lidi
15 Almari Nakas 1 Pintu 38X38X66 600,000
16 Meja TV 4 Laci 85X43X80 1,000,000
17 Nakas Kayu Aplikasi Lidi 45X40X60 700,000
18 Nakas Kayu Aplikasi AW 45X40X60 750,000
19 Almari CD (S) 37X37X55 550,000
20 Almari CD (M) 37X37X65 650,000
21 Almari CD (L) 37X37X80 750,000
22 Almari 6 Laci 50X40X123 1,150,000
C. Tisu Gantung - 80,000
Lanjutan Lampiran 7