ANALISIS STATISTIS DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGUJI ... · Anthropometry data analysis that is...

170
ANALISIS STATISTIS DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGUJI KEERGONOMISAN KURSI DAN POSISI LAYAR: STUDI KASUS DI RUANG KULIAH LINGKUNGAN FKIP KAMPUS MRICAN USD Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika Oleh: Bergita Egi Nim: 063114020 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of ANALISIS STATISTIS DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGUJI ... · Anthropometry data analysis that is...

  • ANALISIS STATISTIS DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGUJI

    KEERGONOMISAN KURSI DAN POSISI LAYAR: STUDI KASUS DI

    RUANG KULIAH LINGKUNGAN FKIP KAMPUS MRICAN USD

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

    Program Studi Matematika

    Oleh:

    Bergita Egi

    Nim: 063114020

    PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2010

  • ANALISIS STATISTIS DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGUJI

    KEERGONOMISAN KURSI DAN POSISI LAYAR: STUDI KASUS DI

    RUANG KULIAH LINGKUNGAN FKIP KAMPUS MRICAN USD

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

    Program Studi Matematika

    Oleh:

    Bergita Egi

    Nim: 063114020

    PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2010

    i

  • STATISTICAL ANALYSIS OF ANTROPOMETRI DATA TO TEST THE

    ERGONOMICS OF CHAIR AND SCREEN POSITION: CASE STUDY IN

    THE CLASSROOMS OF CAMPUS FKIP MRICAN USD

    Thesis

    Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

    To Obtain the SARJANA SAINS Degree In Mathematics

    By:

    Bergita Egi

    Student Number: 063114020

    MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT

    SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2010

    ii

  • PERSEMBAHAN

    Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya ,

    sebab Ia yang memelihara kamu (1 Petrus 5:7).

    Skripsi ini kupersembahkan kepada:

    Kedua orang tuaku tercinta, Kakakku dan Kekasihku tercinta,

    Keluarga besarku dan Sahabat-sahabatku

    Serta Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma

    v

  • ABSTRAK

    Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan

    lingkungan kerjanya yang secara khusus akan mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Dalam mendesain produk sangat penting mempertimbangkan variabilitas manusia yang diwakili oleh data antropometri. Statistika dapat membantu para perancang meneliti variabilitas manusia dan menggunakan informasi ini dalam perancangan produk. Salah satu contoh aplikasi statistika dikaitkan dengan ergonomi adalah dalam perancangan kursi dan posisi layar di ruang kuliah.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keergonomisan kursi dan posisi layar di ruang kuliah lingkungan FKIP kampus Mrican USD. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pengguna ruang kuliah lingkungan FKIP kampus Mrican USD. Ukuran sampel sebanyak 80 mahasiswa yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pengukuran secara langsung. Data antropometri yang dibutuhkan untuk menentukan keergonomisan kursi adalah tinggi popliteal, lebar pinggul, pantat popliteal, lebar bahu dan tinggi sandaran punggung. Sedangkan untuk keergonomisan posisi layar adalah tinggi mata. Berdasarkan data persepsi dikatakan bahwa mahasiswa merasa nyaman duduk di kursi yang ada di ruang kuliah tetapi tidak merasa nyaman dengan posisi layar.

    Teknik analisis data antropometri yang dilakukan untuk menguji keergonomisan kursi adalah statistik multivariat, yaitu uji T2 Hotelling, interval kepercayaan Bonferoni dan persentil sedangkan untuk menguji keergonomisan posisi layar diuji dengan statistik univariat, yaitu uji hipotesis dan interval kepercayaan rata-rata satu populasi.

    Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kursi ergonomis sedangkan posisi layar tidak ergonomis dan agar posisi layar ergonomis, maka letak layar perlu diturunkan sebesar 44 cm. Beberapa saran tentang penataan kursi diajukan agar mahasiswa tidak menduduki kursi yang tidak nyaman. Kata kunci : kursi dan posisi layar, ergonomis, antropometri, distribusi normal, statistika multivariat.

    vii

  • viii

    ABSTRACK

    Ergonomics is a science which studies the relation between human and their workplace that will especially study the restrictiveness and human’s ability to interact with technology and the product of technology itself. In designing the product, it is very important to consider the human’s variability. Statistics can help the designer to examine carefully human’s variability and apply the information in designing the product. One at applications of statistics related with ergonomics is in designing a chair and screen position in the class.

    The purpose of this study is to test the ergonomic of chair and screen position in the class at FKIP kampus Mrican USD. The population in this research was the students class who use classes at FKIP kampus Mrican USD. The sample size are 80 students which were taken randomly. The instrument used in this study are questionnaire and direct measuring. Anthropometry data used to determine the ergonomics of chair are the high of popliteal, wide hips, buttock popliteal, wide shoulders and high back backrest, while for the position of the screen are the high of eye. Based on perception data it can be conclude that students feel comfortable sitting in the chair at the classroom but do not feel comfortable with the position of the screen.

    Anthropometry data analysis that is conducted to examine the ergonomic of chair is multivariate statistics, namely Hotelling T2 test and Bonferroni confidence intervals while to test the screen position is using with univariate statistics, namely hypothesis testing and confidence interval of mean of one population.

    The conclusive of the study is that the chair is ergonomic while the screen position is not. This imply that the position of the screen should be downed by 44 cm. The arrangement of seats is suggested so that students do not occupy the seat being uncomfortable.

    Keywords: chair and screen position, ergonomics, anthropometry, the normal distribution, multivariate statistics.

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda

    Maria atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi yang berjudul ”Analisis Statistis Data Antropometri untuk Menguji

    Keergonomisan Kursi dan Posisi Layar: Studi Kasus di Ruang Kuliah Lingkungan

    FKIP kampus Mrican USD”.

    Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan

    hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat dukungan dan

    bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Ir. Aris Dwiatmoko, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah dengan

    sabar memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

    2. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si.,M.Si. selaku Kaprodi Matematika yang telah

    mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini dan Ibu M. V. Any Herawati,

    S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2006 yang telah

    memberikan nasehat, saran dan dukungan kepada penulis.

    3. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

    4. Bapak Tukijo dan Ibu Linda yang telah memberikan pelayanan administrasi

    kepada penulis selama masa perkuliahan.

    5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf yang telah menyediakan

    fasilitas dan memberikan kemudahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

    x

  • 6. Kedua orang tuaku tercinta: Bapak Marsianus Seto dan Ibunda Sisilia Min yang

    dengan segala daya upaya telah mengasuh, membesarkan dan membimbing

    penulis dengan penuh kasih sayang dan atas dukungannya kepada penulis dalam

    segala hal termasuk dalam hal materi.

    7. Kakakku satu-satunya yang tersayang: Stanislaus Murdani dan kekasihku tercinta:

    Valerius Sunardin serta keluarga besarku yang telah memberikan doa, dorongan

    dan semangat kepada penulis.

    8. Fullbertus Garia Janu, Rian Jelau dan Moris Kartono, atas bantuannya kepada

    penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    9. Teman-teman seperjuanganku anak matematika angkatan 2006 dan teman-teman

    kos Ijo serta Ayu Artha, Maya dan Elin, yang telah bersama-sama baik dalam

    suka maupun duka, saling membantu dan memberikan keceriaan serta selalu

    memberi saran dan nasehat kepada penulis.

    10. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

    namun demikian diharapkan agar hasil tulisan ini tetap memberi manfaat dalam

    kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang matematika. Saran dan kritik

    penulis terima dengan tangan terbuka.

    Yogyakarta, Juli 2010

    Penulis

    xi

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .....................................................................................................i

    HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS .................................................ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ..iii

    HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ..............iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. ..............vi

    HALAMAN ABSTRAK .....................................................................................vii

    HALAMAN ABSTRACT .........................................................................................viii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..............................................................ix

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................x

    DAFTAR ISI .............................................................................................................xii

    BAB I PENDAHULUAN ..... .......................................................................................1

    A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................1

    B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................7

    C.ASUMSI .............................................................................................................8

    D.PEMBATASAN MASALAH ............................................................................8

    E. TUJUAN PENULISAN......................................................................................9

    F. MANFAAT PENULISAN ...............................................................................9

    xii

  • G.METODE PENULISAN ....................................................................................9

    H.SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................................10

    BAB II. DASAR-DASAR STATISTIKA UNTUK ERGONOMI DAN

    ANTROPOMETRI .....................................................................................................12

    A. POPULASI DAN SAMPEL ...........................................................................12

    B. STATISTIKA UNIVARIAT ..........................................................................13

    1. Rata-rata, Simpangan Baku dan Kovarians ..............................................13

    2. Distribusi Normal .....................................................................................15

    3. Persentil ....................................................................................................21

    4. Interval Kepercayaan Rata-rata Satu Populasi .........................................24

    5. Uji Hipotesis .............................................................................................28

    C. STATISTIKA MULTIVARIAT ....................................................................33

    1. Vektor Rata-rata dan Matriks Dispersi .....................................................33

    2. Distribusi Normal Multivariat ..................................................................35

    3. Uji T2 Hotelling ........................................................................................36

    4. Interval Kepercayaan Bonferroni .............................................................40

    BAB III. ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI......................................................42

    A. ERGONOMI....................................................................................................42

    1. Definisi Ergonomi ....................................................................................42

    2. Tujuan Ergonomi ......................................................................................43

    3. Ruang Lingkup Ergonomi .......................................................................43

    xiii

  • 4. Sikap/ Posisi Kerja Saat Duduk ................................................................44

    B. ANTROPOMETRI .........................................................................................49

    1. Pengertian Antropometri ..........................................................................49

    2. Sumber Variabilitras Ukuran-ukuran Antropometri .................................51

    3. Cara Pengukuran Antropometri.................................................................53

    4. Alat Ukur Antropometri............................................................................54

    5. Data Antopometri ……………………………………………………….55

    6. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan ……………………….58

    7. Metode Perancangan dengan Antropometri .............................................60

    8. Antropometripada Posisi Duduk .............................................................61

    9. Antropometri Membaca dalam Ruangan ………………………………..68

    BAB IV. PENERAPAN DISTRIBUSI NORMAL DALAM PENGUKURAN DATA

    ANTROPOMETRI .....................................................................................................74

    A. DATA HASIL PENELITIAN .......................................................................74

    B. HASIL PENELITIAN..... ...............................................................................79

    ........................111

    C. ANALISIS DATA ..........................................................................................88

    BAB V. PENUTUP ..................................................................................................110

    A. KESIMPULAN.............................................................................................110

    B. SARAN .................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................112

    LAMPIRAN .............................................................................................................115

    xiv

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 Grafik Kurva Normal…………………………………………………..16

    Gambar 2. 2 Grafik Kurva Norm ……………………………20

    ambar 2. 3 Grafik Hubungan Persentil dengan z ………………………………….21

    al Standar……… ……

    G

    Gambar 2. 4 Grafik Persentil ke 95 …………………………...…………………….22

    Gambar 2. 5 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk μ pada sampel besar ...…26

    Gambar 2. 6 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk μ pada sampel kecil …...27

    Gambar 3. 1 Sikap Mengetik yang Ergonomis ...........................................................45

    Gambar 3. 2 Sikap Mengetik yang Tidak Ergonomis ................................................46

    Gambar 3. 3 Sikap Pengendara Motor yang Ergonomis ............................................47

    Gambar 3. 4 Sikap Pengendara yang tidak ergonomis ...............................................48

    Gambar 3. 5 Sikap Membaca yang Tidak Ergonomis ................................................48

    Gambar 3.6a meteran plastik ……………………………………………………......55

    Gambar 3.6b meteran gulung …………………………………………………….....55

    Gambar 3.7 Data antropometri yang diperlukan untuk perancangan produk/ fasilitas

    kerja …………………………………………………………………………………56

    Gambar 3.8 Dimensi Antropometri untuk Perancangan Kursi ...................................62

    Gambar 3. 9 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Pendek ……………………………...66

    Gambar 3. 10 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Lebar ………………………………66

    Gambar 3. 11 Akibat alas kursi yang terlalu pendek ………………………………..67

    xv

  • Gambar 3. 12 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Tinggi ……………………………..68

    Gambar 3. 13 Posisi Duduk Miring ...……………………………………………….69

    Gambar 3. 14 Posisi Leher Memutar ………………………………………….…….70

    Gambar 3. 15 Posisi Layar yang Baik ……………………………………..………..70

    Gambar 3. 16 Posisi Layar Terlalu Tinggi ………………………………………….71

    Gambar 3. 17 Posisi Leher Mendongak ke Atas ………………………………...….72

    Gambar 3. 18 Sudut Pandang Layar dari Baris Pertama ...………………………….73

    Gambar 4.1 Antropometri Posisi Duduk ....................................................................75

    Gambar 4. 2 Karakteristik kursi yang digunakan di ruang kuliah lingkungan FKIP

    kampus Mrican USD ..................................................................................................76

    Gambar 4. 3 Gambar posisi layar yang digunakan di ruang kuliah lingkungan FKIP

    kampus Mrican USD…………………..…………………….....................................82

    Gambar 4. 4 Ruang kuliah tampak samping ………………………………………...83

    Gambar 4. 5 Posisi Layar yang Nyaman …..............................................................101

    Gambar 4. 6 Ruang Kuliah tampak dari atas ............................................................102

    Gambar 4. 7 Daerah posisi yang nyaman dan tidak ……………………..……...…107

    Gambar 4. 8 Posisi viewer yang tidak ergonomis …………………………………108

    Gambar 4. 9 Posisi viewer yang ergonomis ……………………….………………108

    xvi

  • DAFTAR TABEL

    abel 2.1 Nilai z untuk persentil yang dipilih ............................................................21

    Tabel 2.2 Cara Perhitungan Perse Normal .................................22

    Tabel 3.1 Data antropometri yang diperlukan …………………………………...….57

    T

    ntil dalam Distribusi

    Tabel 3.2 Data Antropometri Posisi Duduk ……...…………………………………63

    Tabel 4. 1 Antropometri Mahasiswa ..........................................................................49

    Tabel 4. 2 Data Dimensi Kursi ...................................................................................81

    Tabel 4. 3 Data Dimensi Ruangan...............................................................................82

    Tabel 4. 4 Data Dimensi Layar....................................................................................83

    Tabel 4. 5 Hasil kuesioner berkaitan dengan posisi layar...........................................84

    Tabel 4. 6 Hasil kuesioner berkaitan dengan dimensi kursi........................................86

    Tabel 4. 7 Hasil kuesioner berkaitan dengan kriteria kursi yang nyaman ..................88

    Tabel 4. 8 Antropometri mahasiswa FKIP kampus Mrican USD...............................89

    Tabel 4. 9 Sudut yang dibentuk tiap baris terhadap layar .........................................103

    xvii

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    ampiran 1 Tabel Distribusi Normal Standar ………………………..……………115

    Lampiran 2 Tabel Distribusi t ……………………………...………………………117

    Lampiran 3 Tabel Distribusi Khi-Kuadrat …………………………………………119

    L

    Lampiran 4 Tabel Distribusi F ………………..……………………………………121

    Lampiran 5 Tabel Nilai Kritis Uji Kolmogorov-Smirnov …………………………125

    Lampiran 6 Kuesioner 1 …………………………………………………………...127

    Lampiran 7 Kuesioner 2 …………………………………………………………...132

    Lampiran 8 Lembar Pengamatan Pengukuran Data Antropometri Statis …………134

    Lampiran 9 Uji Normalitas Multivariat (X1, X2, …, X5) dengan Matlab .…………135

    Lampiran 10 Uji Normalitas Tinggi mata (X6) …………………………………….141

    Lampiran 11 Hasil Output Uji T2 Hotelling……………………………………….142

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Ruang kuliah adalah salah satu ruangan yang paling penting yang harus

    ada di suatu universitas atau instansi pendidikan, karena ruang kuliah berguna se-

    bagai sarana belajar-mengajar. Fasilitas yang diperlukan dalam ruang kuliah an-

    tara lain: kursi, meja, papan tulis, dll. Dengan demikian ruang kuliah dapat dipan-

    dang sebagai stasiun kerja, yaitu sebuah ruang fisik dimana di dalamnya terdapat

    manusia yang melakukan pekerjaan, dengan mahasiswa dan dosen sebagai pe-

    kerjanya. Saat sebuah ruangan dianggap sebagai suatu stasiun kerja di mana ter-

    dapat manusia yang bekerja di dalamnya maka dalam membangun dan merancang

    suatu ruang kuliah harus disesuaikan dengan pemakai (mahasiswa dan dosen),

    agar pemakai dapat melakukan aktivitas dengan efektif, aman dan nyaman.

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin

    pesat sehingga memacu terciptanya berbagai jenis peralatan kerja yang lebih

    canggih, yang mengakibatkan cara belajar-mengajarpun semakin modern. Ruang

    kuliah yang semula hanya menggunakan papan tulis untuk menulis dan menyam-

    paikan materi kuliah di kelas, kini dengan kemajuan teknologi yaitu adanya pera-

    latan canggih, para pengajar dapat menggunakan laptop, viewer dan layar untuk

    mengajar. Akan tetapi semakin canggih peralatan yang digunakan manusia, se-

    makin besar pula bahaya yang akan ditimbulkan. Namun, hal ini tidak akan ter-

  • 2  

    jadi jika dapat diantisipasi berbagai resiko yang mempengaruhi kehidupan para

    pekerja. Antisipasi ini dapat dilakukan dengan cara penyesuaian antara pekerja,

    proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan er-

    gonomi yang sering disebut sebagai Human Factors Engineering atau Human

    Engineering (Wignjosoebroto, 1995).

    Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang artinya kerja

    dan nomos yang artinya peraturan/ hukum/ kaidah, sehingga secara etimologis,

    ergonomi adalah suatu kaidah tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk

    menggunakan peralatan kerja untuk mencegah kecelakaan kerja dan mencegah

    ketidakefisienan kerja guna meningkatkan produktivitas kerja. Berdasarkan defi-

    nisi di atas, maka prinsip dasar dalam ergonomi ialah menyesuaikan manusia

    dengan pekerjaannya. Namun, secara khusus akan mempelajari keterbatasan dan

    kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk bu-

    atannya. Sasaran penelitian ergonomi ialah agar manusia pada saat bekerja dalam

    lingkungannya diupayakan ada kesesuaian antara ukuran tempat kerja dengan di-

    mensi tubuh. Tujuannya adalah agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya

    dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

    Berdasarkan ruang lingkupnya, maka ergonomi dibagi menjadi 4 bagian,

    yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi organisasi dan ergonomi

    lingkungan. Namun pada skripsi ini, pembahasan dibatasi hanya pada masalah

    ergonomi fisik yaitu yang berkaitan dengan antropometri (pengukuran dimensi

    tubuh). Kata antropometri berasal dari kata antro yang artinya manusia dan kata

  • 3  

    metri yang artinya ukuran, sehingga antropometri adalah ilmu yang berhubungan

    dengan pengukuran dimensi tubuh manusia (Wignjosoebroto, 1995). Data-data

    antropometri ada beberapa macam yaitu antropometri posisi berdiri, antropometri

    posisi duduk, antropometri kepala, antropometri kaki dan antropometri jari ta-

    ngan, sesuai dengan produk yang dirancang. Data antropometri yang diperoleh

    akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja, pe-

    rancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya, perancangan

    produk-produk konsumtif (pakaian, kursi/ meja komputer, dll) dan perancangan

    lingkungan kerja fisik.

    Berdasarkan cara pengukurannya, antropometri terbagi atas dua yaitu

    antropometri statis dan antropometri dinamis. Antropometri statis yaitu

    pengukuran yang dilakukan pada posisi tubuh dalam keadaan diam (tetap tegak

    sempurna) sedangkan antropometri dinamis yaitu pengukuran yang dilakukan

    pada posisi tubuh sedang bekerja. Pembahasan dalam skripsi ini dibatasi pada

    data antropometri statis. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara

    lain meliputi berat badan, tinggi badan dalam posisi berdiri maupun duduk,

    ukuran kepala, panjang lengan, dan sebagainya.

    Manusia pada umumnya akan berbeda-beda antara satu dengan yang lain

    dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya, yang disebabkan karena faktor

    umur, jenis kelamin, suku bangsa/ ras, dll. Oleh karena itu sangat penting

    mempertimbangkan variabilitas manusia dalam mendesain produk. Statistika

    dapat membantu para perancang meneliti variabilitas manusia dan menggunakan

  • 4  

    informasi ini dalam perancangan produk. Penerapan data antropometri masih

    dapat digunakan selama nilai rata-rata dan standar deviasi diperoleh dari data

    yang berdistribusi normal. Standar deviasi pada distribusi normal menunjukkan

    variabilitas data antropometri (Wignjosoebroto, 1995). Rata-rata sampel ( X ) dan

    standar deviasi sampel (S), diperoleh dengan:

    n

    XX

    n

    ii∑

    == 1 dan ( )

    1

    2

    1

    −=∑=

    n

    XXS

    n

    ii

    dimana n adalah ukuran sampel yang diambil dan Xi adalah observasi ke i dari va-

    riabel antropometri yang dipakai.

    Perancangan suatu produk perlu disesuaikan dengan ukuran manusia.

    Oleh karena itu, mendesain produk perlu disesuaikan dengan ukuran terbesar

    (persentil ke-95) dan ukuran terkecil tubuh (persentil ke-5), dimana persentil

    adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang

    memiliki ukuran pada nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan

    menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut,

    sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau

    dibawah ukuran itu.

    Dalam distribusi normal, besarnya nilai persentil dapat dengan mudah

    dihitung menggunakan rumus:

    FSXM +=

  • 5  

    dimana M adalah nilai persentil, rata-rata sampel, S adalah simpangan bakunya

    dan F adalah faktor perkalian yang sesuai dengan nilai persentil yang diperlukan.

    Nilai F diperoleh dari tabel distribusi normal standar, yaitu: untuk persentil ke-1

    nilai F adalah -2.325, untuk persentil ke-5 nilai F adalah -1.645, persentil ke-10

    adalah -1.28, persentil ke-50 adalah 0, persentil ke-90 adalah 1.28, persentil ke-95

    yaitu: 1.645, dan persentil ke-99 yaitu 2.325, dll.

    X

    Kenyamanan proses belajar-mengajar ini bergantung pada kesesuaian an-

    tara dimensi tubuh manusia (mahasiswa) dengan dimensi kursi dan posisi layar.

    Kesesuaian ini ditentukan oleh data antropometri yaitu X1 = tinggi poplitiel. Po-

    sisi kaki yang baik saat duduk adalah telapak kaki dapat menapak di lantai dengan

    kuat dan nyaman untuk menghindari tekanan pada sisi bagian bawah paha (Nur-

    mianto, 2004). Bentuk kursi yang terlalu pendek akan mengakibatkan kelelahan

    pada kaki karena kaki harus mengendor ke depan dan jika terlalu tinggi juga tidak

    baik karena dapat mengakibatkan sirkulasi darah terganggu, kaki cepat lelah dan

    sakit pada lutut. X2 = jarak antara pantat sampai popliteal. Panjang alas duduk

    juga merupakan faktor penting yang menunjang ketidaknyamanan duduk

    seseorang. Kursi yang terlalu panjang dapat menyebabkan pekerja duduk maju ke

    depan sehingga yang bersangkutan tidak dapat memanfaatkan sandaran pinggang

    dan sisi depan kursi akan menekan popliteal sehingga dapat menghambat aliran

    darah ke kaki yang menyebabkan sakit pada kaki sehingga timbul iritasi dan

    ketidaknyamanan. Sedangkan bila alas duduk terlalu pendek, seseorang

  • 6  

    cenderung merasa akan jatuh ke depan yang disebabkan karena kecilnya daerah

    pada bagian bawah paha. X3 = lebar bahu. Model kursi yang baik adalah yang

    mempunyai sandaran agar punggung tidak cepat lelah. X4 = lebar pinggul. Lebar

    kursi digunakan untuk memberikan penyangga pada pinggul sehingga perlu

    dibuat sesuai dengan lebar pinggul pemakai agar kedua paha dapat bersandar pada

    alas kursi sehingga dapat memberikan perasaan nyaman pada pemakainya. X5 =

    tinggi bahu. Sandaran kursi digunakan untuk menopang punggung. Daerah

    punggung harus dapat bersandar dengan baik agar tidak cepat lelah dan dapat

    mencegah nyeri punggung. X6 = tinggi mata duduk. Tinggi layar dari lantai yang

    baik hendaknya harus sejajar dengan garis pandang mata normal (tinggi mata),

    sehingga tidak memaksa pemakai untuk mendongak saat melihat layar. Satuan

    yang digunakan adalah dalam centimeter (cm).

    Berdasarkan alasan di atas, maka secara antropometri variabel X1

    merupakan pedoman penentuan tinggi kursi, X2 merupakan pedoman penentuan

    panjang alas duduk, X3 untuk lebar sandaran, X4 untuk lebar alas kursi, X5 untuk

    tinggi sandaran kursi dan X6 untuk menentukan tinggi layar. Untuk memperjelas

    definisi dari variabel-variabel di atas, maka dalam skripsi ini akan disertakan

    gambar-gambar yang berkaitan dengan pengukuran data antropometri. Namun,

    penentuan letak layar ini juga dipengaruhi oleh luas ruangan.

    Proses belajar-mengajar yang baik didukung oleh fasilitas yang baik pula,

    sehingga semua fasilitas yang ada di dalam ruang kuliah hendaknya disesuaikan

    dengan pemakai (mahasiswa dan dosen) agar dapat memberikan kenyamanan saat

  • 7  

    digunakan. Berdasarkan informasi dan observasi awal oleh penulis, ada dugaan

    bahwa posisi layar yang digunakan di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD

    terlalu tinggi yang memaksa mahasiswa untuk melihat layar dengan mendongak-

    kan kepala atau leher ke belakang, sehingga akan menyebabkan rasa nyeri dan sa-

    kit pada leher setelah perkuliahan selesai.

    Berdasarkan informasi di atas, maka dalam penelitian ini akan diteliti

    keergonomisan kursi dan posisi layar berkaitan dengan kondisi ruangan. Layar

    tersebut diatur tata letaknya dalam ruangan, dimana layar harus diletakkan berda-

    sarkan kondisi ruangan dan sudut pandang mahasiswa ke tempat dimana pengajar

    memberikan penjelasan dan ke layar, agar mahasiswa tidak perlu banyak meng-

    gunakan gerak tambahan dan menderita keluhan sakit saat melihat layar maupun

    pengajar. Dengan demikian obyek penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah

    kursi dan posisi layar di ruang kuliah di Mrican sudah menggunakan prinsip-prin-

    sip ergonomi, sehingga memberikan kenyamanan bagi para mahasiswa yang be-

    lajar di dalamnya. Berdasarkan masalah di atas, maka dalam menulis skripsi ini

    kita akan membuat hipotesis bahwa kursi ergonomis sedangkan posisi layar tidak

    ergonomis.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dalam

    skripsi ini dirumuskan sebagai berikut:

    1. Apa itu ergonomi dan antropometri?

  • 8  

    2. Bagaimana landasan statistika untuk memahami ergonomi dan

    antropometri?

    3. Apakah kursi dan posisi layar di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican

    USD sudah ergonomis sehingga dapat mengurangi kelelahan pada leher dan

    memberikan kenyamanan bagi pemakainya?

    C. ASUMSI

    Beberapa asumsi yang digunakan dalam skripsi ini adalah:

    1. Mata pemakai dianggap normal (dalam kondisi baik).

    2. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.

    3. Tebal sepatu yang digunakan adalah 2 cm.

    D. PEMBATASAN MASALAH

    Dalam melakukan penulisan ini perlu adanya batasan-batasan masalah

    agar lebih terarah, sehingga tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

    Adapun batasan-batasan masalah tersebut sebagai berikut :

    1. Objek yang diambil adalah kursi dan layar di ruang kuliah Mrican USD.

    2. Hanya terbatas pada beberapa asumsi yang digunakan.

    3. Landasan teori statistika dibahas secara terbatas hanya pada pokok-pokok

    pembahasan yang terkait langsung dengan topik skripsi.

    4. Pembahasan dibatasi hanya pada masalah ergonomi fisik yaitu dari segi

    antropometri.

  • 9  

    5. Data-data antropometri yang diambil adalah data antropometri pada posisi

    duduk dari mahasiswa fakultas FKIP Mrican USD sebagai pemakainya.

    6. Pengukuran yang dilakukan adalah dengan menggunakan antropometri statis.

    E. TUJUAN PENULISAN

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:

    1. Mengetahui penerapan statistika dalam ergonomi dan antropometri.

    2. Mengetahui apakah fasilitas kursi dan layar di ruang kuliah lingkungan FKIP

    Mrican USD telah dirancang secara ergonomis sehingga memberikan

    kenyamanan bagi pemakainya.

    F. MANFAAT PENULISAN

    Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah:

    1. Mengetahui apakah kursi dan layar di ruang kuliah Mrican USD telah diran-

    cang secara ergonomis sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pema-

    kainya.

    2. Memberi masukan kepada USD tentang rancangan sarana pembelajaran yang

    nyaman digunakan untuk belajar.

    G. METODE PENULISAN

    Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:

    1. Metode studi pustaka yaitu dilakukan dengan mempelajari buku-buku, jurnal,

  • 10  

    dan artikel yang berkaitan dengan topik skripsi ini.

    2. Metode observasi yaitu mengumpulkan dan mengolah data antropometri

    dimana data antropometri diperoleh dengan cara pengukuran secara langsung

    terhadap mahasiswa pengguna ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD.

    Untuk memudahkan perhitungan, maka dalam mengolah data akan digunakan

    program SPSS dan Matlab.

    3. Dokumentasi, yaitu untuk memperoleh gambar-gambar agar memperjelas

    penulisan.

    4. Wawancara, untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dialami dan mengetahui

    posisi yang paling nyaman diduduki.

    H. SISTEMATIKA PENULISAN

    BAB I. PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar

    belakang, rumusan masalah, asumsi, pembatasan masalah, tujuan penulisan,

    manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan skripsi ini.

    BAB II. DASAR-DASAR STATISTIKA UNTUK ERGONOMI DAN

    ANTROPOMETRI. Pada bab ini akan dibahas tentang populasi dan sampel,

    statistika univariat yang terdiri dari rata-rata, simpangan baku dan kovarians,

    distribusi normal, persentil dan uji hipotesis rata-rata satu populasi dan statistika

    multivariat yang terdiri dari distribusi normal multivariat, uji T2 Hotelling dan

    interval kepercayaan Bonferroni.

    BAB III. ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI. Pada bab ini akan

  • 11  

    dibahas tentang ergonomi dan antropometri. Ergonomi meliputi definisi

    ergonomi, tujuan ergonomi, ruang lingkup ergonomi dan sikap/ posisi kerja saat

    duduk. Antropometri meliputi pengertian antropometri, sumber variabilitas

    ukuran-ukuran antropometri, cara pengukuran antropometri, alat ukur

    antropometri, metode perancangan dengan antropometri, aplikasi data

    antropometri dalam perancangan, antropometri posisi duduk dan antropometri

    membaca dalam ruangan.

    BAB IV. PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas tentang data dan

    metode penelitian, hasil penelitian dan analisis data.

    BAB V. PENUTUP. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.

  • 12

    BAB II

    DASAR-DASAR STATISTIKA

    UNTUK ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI

    A. POPULASI DAN SAMPEL

    Populasi adalah sekelompok orang, obyek, atau benda, yang sedang

    diteliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh obyek dinamakan sensus. Jika

    populasi dianggap sebagai himpunan semesta (S) maka sampel adalah himpunan

    bagian populasi. Populasi mempunyai karakteristik/ ciri yang dapat diukur, yang

    disebut dengan parameter, yaitu rata-rata dilambangkan dengan µ, simpangan

    baku dilambangkan dengan σ, dan proporsi dilambangkan dengan P. Namun,

    meskipun populasi adalah gambaran yang ideal, tetapi karena populasi

    mempunyai obyek yang sangat besar, maka sangat jarang penelitian dilakukan

    dengan menggunakan populasi. Hal ini disebabkan karena biaya yang terlalu

    mahal dan waktu yang cukup lama, sehingga untuk mengatasi hal ini akan

    dilakukan pengambilan sampel atau sebagian kecil dari populasi. Oleh karena itu,

    parameter dari populasi ini akan diduga oleh karakteristik sampel yang disebut

    statistik, misalnya rata-rata sampel X untuk menduga rata-rata populasi µ,

    simpangan baku sampel S dan proporsi sampel p, berturut-turut untuk menduga

    standar deviasi populasi σ dan proporsi populasi P.

  • 13

    Dalam hal ini, berarti kita akan melakukan generalisasi kesimpulan dari

    sampel dengan wilayah yang sempit ke populasi dengan wilayah yang jauh lebih

    luas. Keterkaitan populasi dalam sampel menjadi hal yang perlu diperhatikan agar

    kesimpulan tentang populasi dapat dipertanggungjawabkan.

    B. STATISTIKA UNIVARIAT

    1. Rata-rata, Simpangan Baku dan Kovarians

    a. Rata-rata

    Rata-rata (mean) merupakan ukuran pemusatan yang paling sering

    digunakan. Perhitungan rata-rata merupakan perhitungan yang sederhana

    karena hanya membutuhkan jumlah keseluruhan data dan ukuran data (n),

    karena rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai data yang

    selanjutnya dibagi dengan ukuran data. Jika data berdistribusi normal,

    maka rata-ratanya merupakan nilai tengah dari data tersebut.

    Rata-rata yang diperoleh dari populasi dilambangkan dengan (µ)

    yang dapat dihitung dengan rumus:

    N

    XN

    i

    i∑== 1µ (1)

    Namun pada prakteknya, pengumpulan data hanya didasarkan atas

    sampel, sehingga µ akan diduga oleh rata-rata yang diperoleh dari sampel

    yang dilambangkan dengan . Bila X1, X2, ...,Xn adalah pengamatan dari X

  • 14

    sampel, maka rata-rata dirumuskan sebagai berikut:

    n

    X

    X

    n

    i

    i∑== 1 (2)

    dimana i =1, 2, …, n.

    b. Simpangan Baku/ Standar Deviasi

    Simpangan baku merupakan ukuran yang paling banyak digunakan

    dalam statistika yang didasarkan pada seluruh nilai data dan nilai rata-

    ratanya, sehingga dapat memberikan gambaran yang baik bagi penyebaran

    data. Seperti pada rata-rata, dalam simpangan baku pun ada yang disebut

    sebagai simpangan baku populasi dan simpangan baku sampel. Dalam

    data populasi, simpangan baku dilambangkan dengan σ yang rumusnya,

    yaitu:

    ( )

    N

    XN

    i

    i∑=

    = 1

    σ (3)

    Σ dapat diduga dengan simpangan baku sampel yang dilambangkan

    dengan S. Misalkan X1, X2,..., Xn masing-masing adalah nilai data sampel

    berukuran n dan adalah rata-rata sampel, maka S dapat dihitung dengan

    rumus berikut:

    ( )

    1

    1

    2

    =∑

    =

    n

    XX

    S

    n

    i

    i

    (4)

    X

  • 15

    Sedangkan kuadrat dari simpangan baku disebut variansi (S2).

    c. Kovarians

    Kovarians adalah suatu pengukuran yang menyatakan variasi

    bersama dari dua variabel acak. Kovarians antara dua variabel Xi dan Xj

    untuk populasi dinotasikan dengan Cov (Xi, Xj) dan didefinisikan sebagai

    berikut:

    )()(1

    ),(1 1

    jj

    N

    i

    N

    j

    iiji XXXXN

    XXCov −−= ∑∑= =

    (5)

    dimana Xi = nilai variabel acak X ke-i, Xj = nilai variabel acak X ke-j,

    dimana i = 1, 2,...,N dan j = 1, 2,...,N. Kovarians untuk populasi

    ),( ji XXCov akan diduga oleh kovariansi sampel Sij, yaitu:

    )()(1

    1

    1 1

    jj

    n

    i

    n

    j

    iiij XXXXn

    S −−−

    = ∑∑= =

    (6)

    2. Distribusi Normal

    Distribusi normal adalah suatu distribusi peluang kontinu yang paling

    penting dalam bidang statistika, yang digunakan untuk mengetahui

    probabilitas yang telah diketahui rata-rata dan simpangan bakunya. Distribusi

    ini berhasil ditemukan oleh DeMoivre pada tahun 1733. Pada tahun 1977-

    1855 seorang matematikawan bernama Carl Friedrich Gauss juga berhasil

    menemukan persamaan kurva normal melalui studi galat dalam pengukuran

    yang berulang-ulang terhadap benda yang sama sehingga untuk menghormati

    Gauss, distribusi normal sering disebut juga sebagai distribusi Gauss,

  • 16

    (Mendenhall et al, 1986).

    Kurva yang dibentuk oleh distribusi ini disebut kurva normal, yaitu

    kurva yang berbentuk genta, yang dapat digunakan dalam berbagai himpunan

    data yang terjadi di alam, industri, dan penelitian.

    Gambar 2.1. Kurva Normal

    Definisi 2. 1

    Jika X adalah variabel random berdistribusi normal dengan mean µ

    dan simpangan baku σ maka fungsi densitasnya adalah:

    , untuk - ∞ < x < ∞ (7)

    dengan π = 3,14159... dan e = 2, 71828, sehingga persamaan matematik dari

    distribusi normal bergantung pada dua parameter yaitu mean (µ) dan sim-

    pangan bakunya (σ). Fungsi densitas normal bagi X biasa ditulis N(x, µ, σ).

    2

    2

    1

    2

    1),,(

    −−

    = σµ

    σπσµ

    x

    exf

  • 17

    a. Karakteristik Distribusi Normal

    Beberapa ciri-ciri distribusi normal adalah sebagai berikut:

    1). Kurva berbentuk genta atau lonceng dan simetris terhadap garis x = µ.

    2). Nilai rata-rata = median = modus.

    3). Kurva bersifat asimtotis, yaitu:

    0)(lim)(lim ==∞→−∞→

    xfxfxx

    4). Luas daerah yang terletak di bawah kurva normal tetapi di atas sumbu

    mendatar sama dengan 1.

    b. Nilai harapan dan variansi distribusi normal

    dxexXE

    x2

    2

    1

    2

    1)(

    −−∞

    ∞−

    ∫=σ

    µ

    σπ

    Misal σ

    µ−=

    xz maka σµ zx += dan dzdx σ=

    ∫∫∫∞

    −∞

    ∞−

    −∞

    ∞−

    ==

    =

    0

    22

    2

    22

    2

    2

    12

    2

    1)(

    2

    1)(

    dzedzedzz

    ez

    zz

    z

    ππφ

    πφ

    Misalkan 2

    2zw −= maka wz 2= dan ( )dwwdz 2/21−=

    maka

  • 18

    11

    )21(11

    22

    2

    12

    0

    21

    0

    21

    0

    2

    2

    ====

    =

    ∫∫∞

    −−

    ∞−

    −∞−

    ππ

    τππ

    ππ

    wdew

    dwew

    dze

    w

    wz

    Sehingga

    ( )

    µσµ

    φσφµ

    φσµ

    σπ

    σ

    µ

    =+=

    +=

    +=

    =

    ∫∫

    ∞−

    ∞−

    ∞−

    −−∞

    ∞−

    0.1.

    )()(

    )(

    2

    1)(

    2

    2

    1

    dzzzdzz

    dzzz

    dxexXE

    x

    ( )

    22

    222

    2

    2

    1

    222

    2

    1

    2

    2

    1

    22

    )()(2)(

    2

    1)2(

    2

    1

    2

    1)(

    2

    2

    σµ

    φσφµσφµ

    σπσµσµ

    σπσµ

    σπ

    σ

    µ

    σ

    µ

    σ

    µ

    +=

    ++=

    ++=

    +=

    =

    ∫∫ ∫

    ∞−

    ∞−

    ∞−

    ∞−

    −−

    ∞−

    −−

    ∞−

    −−

    dzzzdzzzdzz

    ezz

    ez

    exXE

    x

    x

    x

    Jadi,

    [ ]

    2

    222

    22

    )(

    )()()(

    σ

    µσµ

    =

    −+=

    −= XEXEXVar

  • 19

    c. Fungsi pembangkit momen

    dxe

    dxe

    dxee

    dxeetM

    xtx

    xtx

    x

    tx

    x

    tx

    X

    2

    2

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1)(

    −−∞

    ∞−

    −−∞

    ∞−

    −−∞

    ∞−

    −−∞

    ∞−

    =

    =

    =

    =

    σ

    µ

    σ

    µ

    σ

    µ

    σ

    µ

    σπ

    σπ

    σπ

    σπ

    2

    2

    1

    2

    22

    1

    2

    )(2

    22

    22

    22

    222

    2

    2

    22

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    tt

    txtt

    tt

    tx

    xtx

    e

    dxee

    dxe

    dxe

    σµ

    σ

    σµσµ

    σµ

    σ

    σµ

    σ

    µσ

    σπ

    σπ

    σπ

    +

    −−−∞

    ∞−

    +

    ++

    −−−∞

    ∞−

    −−∞

    ∞−

    =

    =

    =

    =

    Sehingga fungsi pembangkit momen untuk X adalah:

    d. Teorema ketunggalan

    Cara lain untuk menentukan fungsi densitas fungsi beberapa varia-

    bel random adalah melalui pengenalan fungsi pembangkit momennya.

    2

    22

    )(

    tt

    X etMσµ +

    =

  • 20

    Distribusi probabilitas dari fungsi variabel random Y1, Y2,…, Yn, didasar-

    kan atas teorema ketunggalan (Uniqueness theorem) berikut:

    Teorema 2.1

    Andaikan untuk setiap variabel random X dan Y fungsi-fungsi

    pembangkit momennya ada, yaitu berturut-turut mx(t) dan my(t). jika mx(t)

    = my(t) untuk setiap t, maka X dan Y mempunyai distribusi probabilitas

    yang sama. Bukti teorema diatas tidak akan dibahas. Bukti telah diberikan

    dalam Julie (1999).

    e. Distribusi normal standar

    Distribusi normal standar merupakan kasus khusus distribusi

    normal, yaitu µ = 0 dan σ2 = 1. Variabel random yang berdistribusi normal

    standar memiliki fungsi densitas, yaitu:

    (8)

    Gambar 2.2 kurva normal standar

    2

    2

    2

    1)(

    z

    ezf−

  • 21

    3. Persentil

    Persentil adalah suatu ukuran yang membagi data menjadi 100 bagian

    yang sama. Banyaknya persentil ada 99, yang masing-masing disebut

    persentil pertama, kedua, sampai persentil ke 99. Contoh untuk data tidak

    normal. Dari data berikut hitunglah persentil ke 18!

    12, 8, 10, 22, 18, 4, 9, 8, 17, 11, 30.

    Jawab:

    Urutannya: 4, 8, 8, 9, 10, 11, 12, 17, 18, 22, 30.

    Letak persentil ( 16.2100

    216

    100

    )111(1818 ==

    +=P ) ada pada data yang ke 2,16

    atau nilai P18 = data kedua + 0.16 (data ketiga – data kedua)

    = 8+0.16 (8-8) = 8.

    Jadi, nilai untuk persentil ke 18 adalah 8.

    Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal

    dimana distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean)

    dan simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh. Dari nilai

    yang ada tersebut, dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel

    probabilitas distribusi normal yang ada, sehingga persentil dapat dengan

    mudah dihitung bila datanya berdistribusi normal, yaitu dengan menggunakan

    tabel Z, dari distribusi normal standar. dengan rumus:

    ZSXM += (9)

  • 22

    dimana M adalah nilai persentil, adalah rata-rata sampel, adalah rata-rata

    sampel, S adalah simpangan bakunya dan Z adalah faktor perkalian yang

    sesuai dengan nilai persentil yang diperlukan.

    Tabel 2.1 Nilai Z untuk persentil yang dipilih

    Persentil Z Persentil Z

    1 -2.325 75 0.670

    2.5 -1.960 90 1.280

    5 -1.645 95 1.645

    10 -1.280 97.5 1.960

    25 -0.670 99 2.325

    50 0.000 99.9 3.090

    0.1 -3.090 99.99 3.720

    0.01 -3.720 99.999 4.260

    Gambar 2.3 Hubungan grafik distribusi normal dengan persentil

    Sebagai contoh, untuk persentil ke 95 = luas 95% dibawah kurva =

    0.95, maka nilai z diperoleh dari tabel Z (tabel distribusi normal standar),

    X

  • 23

    yaitu: 1.645 seperti yang terlihat pada grafik 2.4 di dibawah ini.

    Gambar 2.4 Grafik Persentil ke 95

    Tabel 2.2 Cara Perhitungan Persentil dalam Distribusi Normal

    Persentil ke Nilai Persentil

    1 SX 325.2−

    2.5 SX 96.1−

    5 SX 645.1−

    10 SX 28.1−

    50 X

    90 SX 28.1+

    95 SX 645.1+

    97.5 SX 96.1+

    99 SX 325.2+

    (sumber data: Nurmianto, 2004)

  • 24

    4. Interval Kepercayaan Rata-rata Satu Populasi

    Penduga interval (selang kepercayaan) menunjukkan suatu jajaran ni-

    lai yang diantaranya terdapat parameter yang tak diketahui atau yang akan di-

    duga. Kita tidak percaya 100% bahwa interval itu benar, karena sampel hanya

    merupakan bagian dari populasi. Pendugaan interval yang disertai dengan

    probabilitas disebut koefisien/ derajat kepercayaan. Pendugaan interval yang

    disertai keyakinan dinamakan interval kepercayaan (confidence interval estí-

    mate). Titik tertinggi dan terendah dari interval kepercayaan disebut batas ke-

    percayaan atas dan batas kepercayaan bawah. Secara umum, pendugaan inter-

    val mempunyai bentuk P(θ1 < θ < θ2) = 1-α, dimana 0 < α < 1. Dalam hal ini

    akan diduga parameter rata-rata populasi (µ) sehingga akan dicari interval ke-

    percayaan rata-rata.

    Teorema 2.2

    Misalkan X1, X2,…,Xn adalah suatu sampel random berukuran n dari

    suatu distribusi normal yang mempunyai rata-rata µ dan variansi σ2, maka:

    ∑=

    =n

    i

    iXn

    X1

    1

    berdistribusi normal dengan mean µµ =X

    dan variansi n

    X

    22 σσ = .

    Bukti:

    Karena adalah suatu sampel random dari populasi normal dengan rata-rata µ

    dan varians σ2, Xi adalah variabel random saling bebas yang berdistribusi

  • 25

    normal, dengan E(Xi) = dan V(Xi) = σ2, i = 1, 2, …, n. Selanjutnya

    ( ) ( ) µµµµµ ==+++=+++== ∑=

    )(1111

    21

    1

    nnn

    XXXn

    Xn

    X n

    n

    i

    i KK

    ( )

    µµµµµ ==+++=

    +++=

    +++=

    )(1

    )(1

    1

    111)(

    21

    21

    nnn

    XXXEn

    Xn

    Xn

    Xn

    EXE

    n

    n

    K

    K

    K

    ( )

    ( )n

    nnn

    XXXVn

    Xn

    Xn

    Xn

    VXV

    n

    n

    22

    2

    222

    2

    212

    21

    )(11

    1

    111)(

    σσσσσ ==+++=

    +++=

    +++=

    K

    K

    K

    sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata distribusi sampling X sama de-

    ngan rata-rata dari variabel random Xi dan variansi distribusi sampling X

    sama dengan variansi Xi dibagi ukuran sampel (n). Karena X berdistribusi

    normal dengan rata-rata µµ =X

    dan variansi nX22 σσ = maka

    n

    XXz

    X /σ

    µ

    σ

    µ −=

    −=

    berdistribusi normal standar.

  • 26

    Bukti:

    ( )( )

    [ ]n

    XX

    n

    X

    n

    i

    nXt

    tZ

    Mn

    tM

    n

    t

    ntM

    eE

    eEtM n

    +++=

    =

    =

    =

    −−

    =

    −∏

    ...)0()(!2

    )0(1

    )/(

    )()(

    "

    2

    2'

    1

    //(

    µµ

    µ

    σµ

    σσ

    σ

    (dengan penguraian Taylor-Maclaurin)

    n

    nsn

    t

    ++= )(

    21

    2

    dengan s(n) sebagai suku sisa.

    22

    2

    )(2

    1lim)(lim tn

    nZ

    nens

    n

    ttM =

    ++=

    ∞→∞→

    sehingga fungsi pembangkit momennya adalah MZ(t) = 22t

    e yang tidak lain

    adalah fungsi pembangkit momen dari distribusi normal standar. Jadi berda-

    sarkan teorema ketunggalan, variabel random Zn berdistribusi normal standar.

    Untuk membuat pendugaan interval bagi µ, harus ditentukan terlebih

    dahulu besarnya derajat kepercayaan, yang diberi simbol 1–α, interval

    tersebut memuat µ. Gambar 2. 5 berikut dapat membantu pembuatan interval.

  • 27

    Gambar 2.5 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk µ pada sampel besar

    αµ

    αµ

    α

    αα

    αα

    αα

    −=

    +

  • 28

    Distribusi t-student mirip dengan distribusi normal standar yaitu sama-

    sama simetri terhadap rata-rata µ = 0 dan keduanya sama-sama berbentuk

    lonceng. Jika X dan S adalah rata-rata dan simpangan baku sampel random

    berukuran n < 30 yang diambil dari suatu populasi berdistribusi normal

    dengan variansi populasi σ2 tidak diketahui, maka interval kepercayaan (1-α)

    100% untuk µ adalah:

    ( ) ( ) nStX

    nStX

    nn 1,2

    1,2

    −−+

  • 29

    sesuatu yang dianggap benar mengenai suatu hal, meskipun kebenarannya

    masih harus dibuktikan (Murwaningtyas, 2004). Berdasarkan beberapa

    pengertian di atas maka disimpulkan bahwa hipotesis dapat diartikan seba-

    gai kesimpulan sementara. Ini berarti bahwa hipotesis harus dibuktikan

    kebenarannya. Bila hipotesis yang dibuat itu secara khusus berkaitan

    dengan parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

    Hipotesis statistik adalah suatu asumsi/ anggapan/ pernyataan yang

    mungkin benar atau mungkin salah mengenai parameter satu populasi atau

    lebih.

    Untuk mengetahui apakah hipotesis yang dibuat itu benar atau

    salah, dan kita dapat memutuskan untuk menerima atau menolaknya,

    diperlukan pengujian dengan memakai data dari sampel. Pengujian ini

    disebut pengujian hipotesis.

    b. Ciri-ciri pokok hipotesis

    Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah :

    1). Kalimat harus jelas dan sederhana.

    2). Dibangun atas dasar landasan teori yang kuat.

    3). Mengekspresikan relasi antara dua variabel atau lebih.

    4). Jawaban sementara dari masalah penelitian.

    5). Hipotesis dikemukakan sebelum penelitian dimulai (sebelum data ter-

    kumpul).

    c. Jenis Hipotesis

  • 30

    Hipotesis ada dua yaitu:

    1). Hipotesis Nol

    Hipotesis nol biasa dilambangkan dengan H0 adalah pernya-

    taan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara pa-

    rameter dengan statistik. Hipotesis ini dirumuskan dengan harapan

    untuk ditolak.

    2). Hipotesis Alternatif

    Hipotesis alternatif, biasa dilambangkan dengan H1 atau Ha

    adalah hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan de-

    ngan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah

    penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang

    nyata di lapangan. Jika hipotesis nol ditolak, maka hipotesis

    alternatifnya diterima, dan juga sebaliknya, sehingga tidak mungkin

    terjadi kedua hipotesisnya dapat diterima/ ditolak (Riduwan, 2008).

    d. Langkah-langkah Uji Hipotesis

    1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

    2) Menentukan tingkat signifikasi, dimana tingkat signifikasi (α) adalah

    probabilitas menolak H0 benar.

    3) Menentukan statistik uji dan daerah penolakan H0.

    4) Menghitung nilai statistik uji. Pada tahap ini dilakukan perhitungan

    penduga parameter dari data sampel yang diambil secara random.

    5) Kesimpulan yaitu membuat keputusan, apakah menolak atau

  • 31

    menerima H0 yang dilakukan dengan membandingkan nilai statistik uji

    dan nilai kritis. Jika nilai statistik uji berada dalam daerah penolakan

    maka H0 ditolak.

    e. Uji hipotesis rata-rata satu populasi

    Misalkan kita mempunyai sebuah populasi yang mempunyai rata-

    rata µ dan simpangan baku σ. Dari populasi itu kita ambil sampel random

    berukuran besar (n ≥ 30), kemudian dihitung rata-rata dan simpangan baku

    S. Jika simpangan baku diketahui maka statistik uji yang digunakan untuk

    uji hipotesis rata-rata µ = µ0 adalah:

    n

    Xz

    σ

    µ0−=

    Sedangkan bila σ tidak diketahui dan sampel berukuran besar maka kita

    dapat mengganti σ dengan S sehingga statistik uji yang digunakan adalah:

    nS

    Xz 0

    µ−=

    Tetapi jika sampel berukuran kecil maka statistik uji yang digunakan

    adalah:

    nS

    Xt 0

    µ−=

    Bila kita sudah mengetahui bentuk hipotesis dan statistik uji yang diguna-

    kan, maka dapat ditentukan daerah penolakan H0, yaitu:

    - 0100 :: µµµµ ≠= HatauH , dan daerah penolakannya adalah

  • 32

    z > 2

    αz atau z < 2

    αz− .

    - 0100 :: µµµµ ≤ HatauH , dan daerah penolakannya adalah z > zα.

    f. Uji Kenormalan Data

    Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

    data penelitian yang diperoleh dari data sampel berasal dari populasi yang

    berdistribusi normal atau tidak, khususnya bila ukuran sampel kecil atau

    kita ragu terhadap distribusi dari populasi. Uji normalitas data dilakukan

    sebelum data diolah. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi

    distribusi data populasi dalam suatu variabel yang digunakan dalam pene-

    litian. Ada bermacam-macam cara untuk mendeteksi normalitas data, sa-

    lah satunya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dimana langkah-

    langkah pengujian hipotesisnya adalah :

    a) Menentukan hipotesis

    H0 : data berdistribusi normal

    H1 : data tidak berdistribusi normal

    b) Menentukan tingkat signifikansi, α = 0.05.

    c) Menentukan daerah penolakan

    H0 ditolak jika Thitung < W1-α , dimana W1-α adalah nilai kritis uji

    Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 1-α untuk jumlah

    data n (lampiran 4).

  • 33

    d) Menghitung statistik uji

    Tentukan F(X) dari tabel distribusi normal dan S(X) diperoleh dari

    frekwensi kumulatif masing-masing Xi dibagi dengan jumlah data.

    Kemudian tentukan nilai Thitung = )()( XSXF − terbesar.

    e) Membuat kesimpulan

    Membandingkan antara hasil perhitungan Thitung dengan W1-α.

    Jika Thitung < W1-α , maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

    data tidak berdistribusi normal, begitupun sebaliknya jika H0 diterima,

    maka data berdistribusi normal.

    C. STATISTIKA MULTIVARIAT

    1. Vektor Rata-rata dan Matriks Dispersi

    a. Vektor Rata-rata

    Pada situasi multivariat yang melibatkan p variabel acak X1, X2,…,Xp;

    misalkan Xij menyatakan nilai ke j dari variabel Xi, dimana i = 1,2,…,n dan i =

    1,2,…,p maka matriks nilai-nilai variabel itu adalah matriks berukuran n x p,

    yaitu:

    � = ������� ��� …��� ��� … … … ⋱��� ��� …

    ����⋮ ������

    JikaiX menyatakan rata-rata sampel dari variabel Xi, maka dapat disusun vektor

    rata-rata sampel berorde p x 1 sesuai dengan matriks X di atas, yaitu:

  • 34

    ���� = ����������⋮����

    ��

    dimana n

    XXXX

    inii

    i

    +++=

    ...21

    b. Matriks Dispersi

    Σ yang disebut matriks dispersi atau matriks varians-kovarians untuk po-

    pulasi, dengan rumus:

    � = 1n �� − ��′�� − �� Pendugaan untuk matriks varians-kovarians adalah matriks dispersi sam-

    pel S, yaitu matriks berorde p x p berikut:

    � = ���� ��� … ����� ��� … ��⋮ ⋮ ⋱ ⋮�� �� … �

    Dimana ( ) 2

    2

    11

    1i

    p

    i

    iiiiSXX

    nS =−

    −= ∑

    =

    =

    −−−

    =n

    j

    kkjiijik XXXXn

    S1

    ))((1

    1

    dengan S i2 = variansi sampel Xi dan Sij = kovariansi sampel Xi dan Xj dan

    i, k = 1, 2, …, p, sedangkan j = 1, 2,…, n.

  • 35

    2. Distribusi Normal Multivariat

    Distribusi normal multivariat adalah generalisasi/ perluasan dari distri-

    busi normal univariat dengan variabel p ≥ 2. Pada distribusi normal, hanya

    terlibat 1 variabel, sehingga p = 1. Fungsi probabilitas densitas dari distribusi

    normal univariat (persamaan 11) dengan rata-rata µ dan varians σ2 adalah:

    2

    2

    1

    2

    1)(

    −−

    = σµ

    σπ

    x

    exf

    f(x) di atas dapat dituliskan dengan notasi berikut:

    ( )

    ( )( ) ( )µσµ

    πσ

    −−−−

    =xx

    exf12

    21

    21212 2)(

    1)( .

    Pada situasi multivariat, terlibat lebih dari satu variabel. Sekelompok variabel

    (X1, X2, …, Xp) dikatakan berdistribusi normal p-variat dengan vektor rata-

    rata µ = (µ1, µ2, …, µp)’ dan matriks varians-kovarians atau matriks dispersi

    Σ, maka fungsi densitas untuk p variabel adalah:

    ( )( )

    K

    pp eXXXf

    21

    2121

    2

    1,...,,

    ∑=

    π (11)

    dengan ! = �� − "�#$��� − "� ! = ��% − &��, ��( − &��, … , ��) − &�#$� ��% − &��( − &�⋮�) − &

    Pada univariat: ( ) σσ ==∑ 21

    221

    , diketahui p = 1, sehingga ( ) ππ 22 =p

  • 36

    dan ( )( ) ( )µσµσ

    µ−−=

    −=

    −XX

    XK

    12

    2

    .

    3. Uji T2 Hotelling

    Analisis Univariat adalah suatu teknik analisis data untuk mengetahui

    rata-rata populasi normal di mana hanya ada satu variabel yang akan dianali-

    sis. Namun dalam kenyataan, sering ditemui suatu situasi di mana ada dua

    atau lebih variabel yang harus dibandingkan secara bersama-sama (multiva-

    riat), sehingga análisis data yang digunakan adalah análisis multivariat, yaitu

    uji statistik T2 yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata di mana

    ada dua atau lebih variabel bebas yang akan dibandingkan.

    Uji statistik T2 disebut uji T

    2 Hotelling, karena pertama kali

    diperkenalkan oleh Harold Hotelling pada tahun 1947, seorang perintis yang

    pertama kali menemukan distribusi sampling. Uji T2 Hotelling adalah suatu

    metode multivariat yang merupakan generalisasi dari uji t-student yang

    digunakan dalam uji hipotesis multivariat. Uji t-student adalah uji hipotesis

    rata-rata satu populasi normal untuk sampel berukuran kecil (n < 30), dimana

    uji statistik yang digunakan adalah:

    nS

    Xt

    µ−=

    dengan ketentuan bahwa distribusi t berasal dari distribusi X yang berdistri-

    busi normal. Dengan demikian, untuk menguji hipotesis bahwa H0: µ = µ0

    atau H1: µ ≠ µ0, maka statistik uji yang digunakan adalah:

  • 37

    nS

    Xt 0

    µ−=

    sehingga

    ( )( )

    ( ) ( )

    )()(

    )())((

    0

    1

    0

    0

    12

    0

    122

    0

    2

    2

    02

    µµ

    µµ

    µ

    µ

    −−=

    −−=

    −=

    −=

    XSXn

    XSXn

    nSX

    nS

    Xt

    Dalam kasus multivariat nilai t2 digeneralisasi menjadi:

    *� = +��� − &,��$���� − &,�

    dimana S adalah matriks varians-kovarians sampel, S-1 adalah invers dari ma-

    triks S dan n adalah ukuran sampel dari masing-masing variabel Xi, dimana i

    = 1, 2, ..., p sehingga statistik uji yang digunakan adalah:

    *� = +��� − ",��$���� − "-�

    (13)

    dengan derajat kebebasan (p, n-p).

    �� adalah vektor rata-rata sampel berukuran p x 1, yaitu: ���� = ���

    �������⋮������

    dan

    � = ���� ��� … ��.��� ��� … ��.⋮ ⋮ ⋱ ⋮�/� �/� … �/.

  • 38

    ∑=

    −−−

    =n

    j

    kkjiijik XXXXn

    S1

    ))((1

    1

    dimana i, k = 1, 2, …, p dan j = 1, 2, …, p.

    Asumsi pengujian hipotesis dengan uji T2 Hotelling adalah bahwa vektor X

    berdistribusi normal multivariat sehingga sebelum menggunakannya perlu

    dilakukan pengujian tersebut.

    a. Uji Normalitas Multivariat

    Pada pengujian hipotesis variabel univariat disyaratkan bahwa

    populasi yang bersangkutan berdistribusi normal. Demikian juga pada

    pengujian hipotesis untuk multivariat disyaratkan bahwa populasi berdis-

    tribusi normal multivariat (Suryanto, 1988).

    Untuk mendeteksi bahwa data berdistribusi normal multivariat

    adalah menggunakan uji Chi-square, dimana langkah-langkah pengujian

    hipotesisnya adalah:

    1) Menentukan hipotesis

    H0 : data berdistribusi normal multivariat

    H1 : data tidak berdistribusi normal multivariat

    2) Menentukan tingkat signifikansi (α)

    3) Menentukan daerah penolakan (wilayah kritis)

    Bila 01� = 2��1 − ��3′�$����1 − ���, maka H0 ditolak jika separuh dari nilai )5.0(

    22

    pjd χ> dimana )5.0(2

    pχ didapatkan dari

  • 39

    tabel 2χ (chi-square) sesuai dengan jumlah data n (lampiran 3). H0

    ditolak maka disimpulkan bahwa data populasi tidak berdistribusi

    normal multivariat (Johnson and Wichern, 1992: 163).

    4) Menentukan statistik uji yang digunakan

    01� = 2��1 − ��3′�$����1 − ��� dimana i=1,2,..,p dan j=1,2,…,n

    5) Menghitung statistik uji

    6) Membuat kesimpulan

    b. Langkah-langkah uji T2 Hotelling

    Unsur-unsur diagonal S adalah varians dan elemen-elemen yang

    lain adalah kovarians untuk variabel-variabel p, sehingga langkah-langkah

    uji T2 Hotelling adalah:

    1) Menentukan hipotesis

    =

    0

    30

    20

    10

    3

    2

    1

    0 :

    pp

    H

    µ

    µ

    µ

    µ

    µ

    µ

    µ

    µ

    MM

    0

    30

    20

    10

    3

    2

    1

    1 :

    pp

    H

    µ

    µ

    µ

    µ

    µ

    µ

    µ

    µ

    MM

    2) Menentukan tingkat signifikasi yang digunakan (α)

    3) Menentukan daerah penolakan (wilayah kritis), yaitu:

    H0 ditolak jika T2

    > ( )

    )(1

    , αpnpFpn

    pn−

  • 40

    dimana )(, αpnpF − adalah nilai kritis distribusi F dengan derajat bebas

    (p, n-p) (lampiran 2).

    4) Menentukan statistik uji yang digunakan

    ∑=

    =n

    j

    jpxp

    Xn

    X1

    )(

    1

    ∑=

    −−−

    =n

    j

    kkjiijik XXXXn

    S1

    ))((1

    1

    *� = +��� − ",��$���� − "-�

    5) Menghitung nilai statistik uji

    6) Kesimpulan

    Pengambilan keputusan yaitu menentukan apakah menerima H0 atau

    menolak H1, dengan membandingkan nilai T2 dan nilai

    ( ))(

    1, αpnpF

    pn

    pn−

    .

    4. Interval Kepercayaan Bonferroni

    Interval kepercayaan Bonferroni merupakan interval kepercayaan

    untuk data multivariat, yang merupakan perluasan dari interval kepercayaan

    univariat pada persamaan 11. Untuk membuat pendugaan interval, besarnya

    derajat kepercayaan adalah 1 – α, sehingga

    ( ) pin

    StX iiini ....,,2,121 =± − α

    (12)

    dengan pi /αα = ,

  • 41

    karena [ ] pipnSptXP iini ,,2,1,1/)2(1 K=−=± − αα maka:

    α

    α

    αααα

    −=

    −=

    +++−≥

    ± −

    1

    1

    ...12

    1

    p

    p

    pppn

    s

    ptXP

    psebanyak

    ii

    ni

    444 3444 21

    Jadi jika iX adalah rata-rata sampel dari variabel random Xi yang diambil dari

    suatu populasi dengan variansi Sii, maka interval kepercayaan (1 - α) 100%

    untuk µ i adalah:

    ( ) ( )

    ( ) ( )

    ( ) ( )n

    SptX

    n

    SptX

    n

    SptX

    n

    SptX

    n

    SptX

    n

    SptX

    pp

    pnpp

    pp

    pnp

    nn

    nn

    22

    22

    22

    11

    222122

    22212

    111111

    11111

    αµα

    αµα

    αµα

    −−

    −−

    −−

    +≤≤−

    +≤≤−

    +≤≤−

    MM

  • BAB III

    ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI

    A. ERGONOMI

    1. Definisi Ergonomi

    Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang artinya

    kerja dan nomos yang artinya peraturan atau hukum atau kaidah, sehingga

    secara etimologis, ergonomi adalah suatu kaidah tentang bagaimana

    melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja untuk mencegah

    kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja guna meningkatkan

    produktivitas kerja. Pengertian lain dari ergonomi adalah studi tentang aspek-

    aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,

    fisiologi, psikologi, teknik, manajemen dan desain (Nurmianto, 1996).

    Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

    ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia

    dengan lingkungan kerjanya sehingga dapat dirancang suatu sistem kerja yang

    memungkinkan seseorang dapat bekerja dengan baik, aman dan nyaman.

    Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan

    dimensi tubuh, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar

    sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

    42 

  • 43  

    2. Tujuan Penerapan Ergonomi

    Ada beberapa tujuan penerapan ergonomi, yaitu :

    a. Angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pemakaian tidak ada/

    terkurangi.

    b. Biaya terhadap penanganan kecelakaan atau kesakitan menjadi berkurang.

    c. Kunjungan untuk berobat bisa berkurang.

    d. Tingkat absentisme/ ketidakhadiran bisa berkurang.

    e. Produktivitas/ kualitas dan keselamatan kerja meningkat.

    f. Pemakai merasa nyaman dalam bekerja.

    g. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.

    h. Meningkatkan kesejahteraan sosial.

    i. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis,

    antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja.

    3. Ruang Lingkup Ergonomi

    Berdasarkan ruang lingkupnya, maka ergonomi dibagi menjadi 4

    bagian, yaitu:

    a. Ergonomi fisik

    Ergonomi fisik adalah ergonomi yang berkaitan dengan anatomi

    tubuh manusia, antropometri, karakteristik fisiologi dan biomekanika yang

    berhubungan dengan aktivitas fisik.

    b. Ergonomi kognitif

    Ergonomi kognitif adalah ergonomi yang berkaitan dengan proses

     

  • 44  

    mental manusia, termasuk didalamnya persepsi, ingatan, dan reaksi

    sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem.

    c. Ergonomi organisasi

    Ergonomi organisasi adalah ergonomi yang berkaitan dengan

    komunikasi di dalam lingkungan pemakaian, perancangan waktu kerja,

    organisasi di perusahaan yang membuat pemakai merasa nyaman dalam

    bekerja.

    d. Ergonomi lingkungan

    Ergonomi lingkungan adalah ergonomi yang berkaitan dengan

    pencahayaan, temperatur/ udara ruangan, kebisingan, dan getaran.

    Pada skripsi ini, pembahasan dibatasi hanya pada masalah ergonomi

    fisik yaitu yang berkaitan dengan antropometri.

    4. Sikap/ Posisi Duduk Saat Kerja

    Sikap/ posisi kerja yang dilakukan seperti posisi duduk, berdiri, ber-

    baring, atau dalam posisi kerja yang lain, memerlukan pertimbangan-

    pertimbangan ergonomis, dimana pertimbangan ini sangat penting, karena

    bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada orang yang melakukan suatu

    pemakaian/ pemakai sehingga tidak cepat lelah dan tidak merugikan

    kesehatan pemakai itu sendiri. Namun, posisi duduk memerlukan lebih sedikit

    tenaga daripada berdiri, karena dapat mengurangi banyaknya beban otot statis

    pada kaki. Sikap duduk yang salah dapat menyebabkan adanya masalah-

    masalah punggung, sebab tekanan pada bagian tulang belakang akan

     

  • 45  

    meningkat pada saat duduk, dibandingkan dengan saat berdiri ataupun

    berbaring. Bertahan pada posisi duduk dalam jangka waktu yang lama tanpa

    mengubah-ubah posisi dapat menyebabkan kurangnya aliran darah, gangguan

    pada sirkulasi darah, menyebabkan nyeri, sakit dan rasa pegal (Nurmianto,

    2004). Oleh karena itu, penggunaan alat-alat bantu seperti kursi, meja, dll,

    harus disesuaikan dengan posisi kerjanya.

    Dibawah ini adalah beberapa contoh sikap/ posisi kerja saat duduk,

    baik yang ergonomis maupun yang tidak ergonomis.

    a. Sikap mengetik di depan komputer

    Gambar 3.1 sikap mengetik yang ergonomis

    Jika pemakai menggunakan komputer dan memakai kursi dan meja

    yang tidak sesuai dalam waktu yang lama, maka akan timbul keluhan sakit

    pada tubuh, baik pinggang, punggung, leher, kaki, dll.

    Kebiasaan duduk membungkuk dapat terjadi karena pemakaian

    kursi yang tidak ergonomis. Kemungkinan lain, kursi yang digunakan

     

  • 46  

    lebih tinggi dibanding mejanya hingga seseorang akan membungkukkan

    badannya saat menulis. Meja yang terlalu rendah juga akan memaksa

    seseorang duduk membungkuk saat menulis ataupun saat melakukan

    aktivitas di meja tersebut. Bila terus dibiarkan dapat memunculkan

    ketegangan otot pada wilayah leher dan punggung yang berujung pada

    keluhan rasa pegal-pegal atau kaku dan bila dibiarkan dalam waktu lama

    dapat menyebabkan terjadinya kyphosis.

    Gambar 3. 2 sikap mengetik yang tidak ergonomi

    Kursi yang tidak ergonomis atau ketinggian kursi yang tidak sama

    dapat menyebabkan seseorang duduk miring dengan kemiringan tertentu.

    Dalam posisi ini, otot-otot dan tulang belakangnya dipaksa bekerja ekstra

    keras untuk melakukan penyesuaian dengan posisi tubuh yang

    mengakibatkan terjadinya ketegangan otot sehingga timbul keluhan rasa

    kaku atau pegal di wilayah punggung dan pinggang karena otot-otot yang

     

  • 47  

    tegang. Bila posisi ini berlangsung terus-menerus akan menyebabkan

    kelainan postur yang dikenal dengan nama skoliosis.

    b. Sikap mengendara motor

    Gambar 3. 3 Sikap pengendara motor yang ergonomis

    Sikap pengendara sepeda motor diatas merupakan contoh sikap

    mengendara yang ergonomis, karena sikap/ posisi seperti ini dapat

    memberikan kenyamanan bagi pengendara, sehingga resiko kecelakaan

    akan semakin kecil.

    Namun, jika pengendara mengendarai motor dengan

    membungkuk, seperti yang terlihat pada gambar 3.4 di bawah ini, dan

    membiarkan sikap duduk seperti ini terlalu lama, akan menimbulkan

    keluhan sakit pada punggung, sehingga pengendara merasa tidak nyaman.

    Posisi seperti ini adalah contoh sikap mengendara yang tidak ergonomis.

     

  • 48  

    Gambar 3. 4 sikap pengendara yang tidak ergonomis

    Sumber: (http://ducatimonster.wordpress.com/2007/page/9/, 2007)

    c. Sikap membaca

    Gambar 3. 5 sikap membaca yang tidak ergonomis

    Melakukan aktivitas membaca dengan duduk membungkuk

    adalah contoh sikap kerja yang tidak baik, karena dapat menyebabkan

    keluhan nyeri pada leher, bahu, dan punggung karena ketegangan otot

    kendati tidak sampai menyebabkan skoliosis. Apabila posisi duduk sambil

     

    http://ducatimonster.wordpress.com/2007/page/9/

  • 49  

    membungkuk dibiarkan terus-menerus, maka dapat berdampak buruk pada

    kesehatan yaitu terjadi osteoporosis. Selain itu, posisi duduk membungkuk

    juga menyebabkan jarak pandang mata dengan buku/ majalah menjadi

    lebih dekat sehingga kurang baik untuk kesehatan mata.

    B. ANTROPOMETRI

    1. Pengertian Antropometri

    Disiplin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran

    dimensi tubuh adalah antropometri yang merupakan salah satu pendekatan

    yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang ergonomis. Kata

    antropometri berasal dari kata antro yang artinya manusia dan kata metri yang

    artinya ukuran, sehingga secara etimilogis, antropometri adalah ilmu yang

    berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri

    didefinisikan sebagai suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan

    karakteristik fisik tubuh manusia dalam hal ukuran, bentuk, dan kekuatan

    serta penerapan data untuk penanganan masalah perancangan (Nurmianto,

    2004). Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka disimpulkan bahwa

    antropometri adalah suatu ilmu tentang pengukuran dimensi tubuh manusia.

    Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-

    pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan/ desain produk maupun

    sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri

    yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

     

  • 50  

    - Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).

    - Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya.

    - Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi/ meja komputer,

    dll.

    - Perancangan lingkungan kerja fisik.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan

    menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan

    produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikannya/ menggu-

    nakan produk tersebut sehingga perancang suatu produk harus mampu me-

    ngakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan mengguna-

    kan produk hasil rancangannya tersebut (Wignjosoebroto, 1995).

    Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya: kaus kaki,

    kursi, helm, sepeda, meja dapur, perkakas tangan, tempat tidur, meja, interior

    mobil, mesin produksi, dan sebagainya. Seorang desainer seharusnya

    memperhatikan aspek-aspek dimensi tubuh dari populasi yang akan

    menggunakan peralatan hasil rancangannya tersebut. Dalam hal ini, harus ada

    semacam target, misalnya sedikitnya 90 % sampai 95 % dari populasi harus

    dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.

    Penelitian awal tentang dimensi tubuh manusia dimulai sejak awal

    abad ke-14 dan sampai pada abad ke-19 barulah dapat dihasilkan data

    antropometri yang lengkap. Metode pengukuran ini distandarisasikan selama

    periode awal sampai pertengahan abad ke-20. Belakangan standarisasi

     

  • 51  

    dilakukan pada tahun 1980-an oleh International Organization for

    Standardization.

    2. Sumber Variabilitas Ukuran-Ukuran Antropometri

    Manusia pada umumnya memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda

    antara satu dengan yang lain dalam hal bentuk dan ukuran tubuhnya, sehingga

    semakin banyak jumlah manusia yang diukur maka akan didapat variansi

    ukuran tubuh yang satu dengan yang lainnya. Variabilitas tersebut disebabkan

    oleh faktor- faktor berikut, yaitu:

    a. Umur

    Umur digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu: balita,

    anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Ukuran tubuh manusia akan

    berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17

    tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi terjadi pertumbuhan bahkan

    justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun

    penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.

    b. Jenis Kelamin

    Jenis kelamin manusia yang berbeda akan mengakibatkan dimensi

    anggota tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh ini dikarenakan

    fungsi yang berbeda. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada

    perbedaan yang signifikan, dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan

    begitu saja. Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang

    lebih besar kecuali dada dan pinggul. Oleh karena itu data antropometri

     

  • 52  

    untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.

    c. Suku Bangsa (etnik)

    Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal

    yang tidak kalah penting terutama karena meningkatnya jumlah migrasi

    dari suatu negara ke negara lain. Setiap suku bangsa ataupun kelompok et-

    nik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan

    yang lainnya.

    d. Sosial-Ekonomi

    Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh

    manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi,

    penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan

    negara-negara berkembang.

    e. Posisi Tubuh

    Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tu-

    buh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk sur-

    vei pengukuran.

    f. Jenis Pemakaian

    Beberapa jenis pemakaian tertentu menuntun adanya persyaratan

    dalam menyeleksi karyawannya. Misalnya, buruh dermaga/ pelabuhan

    harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar jika dibandingkan

    dengan pegawai perkantoran pada umumnya.

     

  • 53  

    g. Pakaian

    Sumber variabilitas ini disebabkan karena perbedaan iklim/ musim

    dari suatu daerah dengan daerah lainnya khususnya untuk daerah yang

    mempunyai empat musim. Misalnya pada musim dingin, manusia lebih

    cendrung memakai pakaian yang lebih tebal dengan ukuran yang relatif le-

    bih besar dan juga sebaliknya. Begitu juga dengan para astronot yang

    mempunyai pakaian khusus.

    h. Faktor kehamilan pada wanita

    Faktor ini jelas akan sangat berpengaruh jika dibandingkan dengan

    wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis

    perancangan produk dan analisis perancangan kerja.

    3. Cara Pengukuran Antropometri

    Berdasarkan cara pengukurannya, antropometri terbagi atas dua

    macam, yaitu:

    a. Antropometri statis

    Antropometri statis adalah pengukuran data yang dilakukan pada

    posisi tubuh diam atau dalam posisi standar/ tetap tegak sempurna.

    Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur

    tubuh. Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear

    (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh seperti berat badan, tinggi

    tubuh, ukuran kepala, panjang lengan, panjang lutut saat duduk/ berdiri,

    dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk mencegah

     

  • 54  

    kelelahan (fatigue) pada pemakai pada saat melakukan pemakaiannya.

    b. Antropometri dinamis

    Antropometri dinamis yaitu data yang diambil pada posisi tubuh

    sedang bekerja atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin

    terjadi saat pemakaian tersebut melaksanakan kegiatannya. Dimensi yang

    diukur pada antropometri dinamis diambil secara linear (lurus) dan saat

    pemakai melakukan aktivitasnya seperti jangkauan tangan ke atas, tinggi

    tubuh, ukuran kepala, panjang lengan, panjang lutut saat duduk/ berdiri,

    dan sebagainya.

    4. Alat Ukur Antropometri

    Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi tubuh

    (antropometri) disebut antropometer. Pada skripsi ini antropometer yang

    digunakan adalah meteran plastik dan meteran gulung, seperti terlihat pada

    gambar 3. 6a dan 3. 6b di bawah ini.

    Gambar 3.6a meteran plastik Gambar 3.6b meteran gulung

     

  • 55  

    5. Data Antropometri

    Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan fasilitas/ per-

    alatan dan lingkungan kerja karena kenyamanan menggunakan alat bergan-

    tung pada kesesuaian antara ukuran alat dengan ukuran tubuh manusia (antro-

    pometri) pemakainya. Jika tidak sesuai maka akan menimbulkan berbagai

    dampak negatif yang dapat merugikan pemakai itu sendiri di mana da