Analisis Sifat Mekanis Dan Ketahan Bakak Nano Komposit Geomaterial Serat Karbon

18
1 USULAN DISERTASI ANALISIS SIFAT MEKANIS DAN KETAHANAN BAKAR NANO KOMPOSIT GEOMATERIAL - SERAT KARBON PHENOLYC Oleh Sutrisno PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

description

analisis sifat mekanis

Transcript of Analisis Sifat Mekanis Dan Ketahan Bakak Nano Komposit Geomaterial Serat Karbon

  • 1

    USULAN DISERTASI

    ANALISIS SIFAT MEKANIS DAN KETAHANAN BAKAR NANO

    KOMPOSIT GEOMATERIAL - SERAT KARBON PHENOLYC

    Oleh

    Sutrisno

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

  • 2

    DAFTAR ISI

    Hal

    HALAMAN JUDUL............. 1

    DAFTAR ISI.. 2

    BAB I PENDAHULUAN. 3

    1.1. Latar Belakang Masalah.. 4

    1.2. Rumusan Masalah. 4

    1.3. Tujuan Penelitian. 4

    1.4. Manfaat Penelitian. 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 5

    2.1. Kajian Teori. 5

    2.2. Serat Karbon 7

    2.3. Resin Phenolyc LP 1 Q EX 8

    2.4. Nano Partikel Clay bentonit 8

    2.5. Kekuatan Tarik 9

    2.6. Ketahanan Bakar. 10

    2.7. TGA / DTA 11

    BAB III METODE PENELITIAN. 13

    3.1. Alat dan Bahan 13

    3.2. Tempat Penelitian 14

    3.3. Rancangan Penelitian 14

    3.4. Diagram Alir Penelitian 16

    DAFTAR PUSTAKA. 17

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

    rekayasa material serta berkembangnya isu lingkungan hidup menuntut

    terobosan baru dalam menciptakan material yang berkualitas tinggi dan

    ramah lingkungan. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan

    teknologi ternyata menyebabkan munculnya masalah baru, yaitu masalah

    lingkungan yang dapat mengganggu kehidupan manusia itu sendiri. Salah

    satu masalah lingkungan adalah rusaknya lingkungan akibat pemakaian

    material yang tidak dapat dihancurkan oleh alam. Dalam hal ini pemakaian

    material alternatif sebagai pengganti material ramah lingkungan sangat

    diperlukan.

    Material komposit berpenguat serat sintesis merupakan salah satu

    material yang saat ini banyak digunakan diberbagai bidang antara lain: bidang

    industri, bidang otomotif, bidang persenjataan kemiliteran. Untuk mengurangi

    penggunaan serat sintetis maka perlu dicari material pengganti atau subtitusi

    yang dapat mendukung material tersebut. Dengan demikian dapat diharapkan

    mampu mengurangi penggunaan serat sintetis.

    Berdasarkan syarat dan ketentuan tentang sistem transportasi di

    Indonesia yang menharuskan sistem keamanan untuk para penumpangnya

    maka diperlukan alat transportasi yang tidak mudah terbakar. Sistem

    transportasi sekarang ini banyak menggunakan komposit sebagai panelnya.

    Salah satu persyaratan penel kendaraan adalah sifat mekanik yang kuat serta

    mempunyai ketahanan bakar yang memenuhi. Untuk mendapatkan sifat

    mekanik pada komposit tersebut maka perlu dicari filer dan matrik yang baik

    pula. Salah satu jenis serat sintetis yang kaut adalah seerat karbon, dan matrik

    baik adalah phenolyc LP 1Q EX.

    Untuk mendapatkan komposit yang kuat dan mempunyai ketahanan

    bakar yang baik perlu ditambahkan material yang tahan bakar pula. Dalam

  • 4

    hal ini material yang mempunyai sifat tahan bakar dipilih material nano

    partikel clay bentonit dari kabupaten Wonogiri Jawa Tengah yang yang

    keberadaanya masih sangat melimpah.

    Hal ini dimungkinkan nano partikel clay bentonit tersebut mempunyai

    kandungan silica (SiO2) dan alumina (AL2O3) yang dapat menjadikan

    komposit tersebut mempunyai sifat mekanik yang lebih baik.

    1.2. Rumusan Masalah

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi volume

    nano partikel clay bentonit dan fraksi volume serat karbon terhadap sifat

    mekanik dan ketahanan bakar sebagai salah satu syarat untuk menjadikan

    komposit ini layak dipakai untuk panel otomotif.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui pengaruh fraksi volume serat gelas terhadap sifat meknik dan

    ketahanan bakar.

    2. Mengetahui pengaruh fraksi volume nano partikel clay bentonit terhadap

    sifat mekanik dan ketahanan bakar.

    3. Mengetahui penampang struktur makro dan mikro pada penampang patah

    komposit (surface fracture).

    4. Mengetahui massa jenis komposit sehingga hasilya dapat dibandingkan

    dengan massa jenis dari material lain.

    1.4. Manfaat Penelitian

    Pada penelitian ini diharapkan menghasilkan produk yaitu komposit

    geopolimer yang layak digunakan untuk panel khususnya dibidang otomotif.

    Selain itu diharapkan dengan adanya penelitian ini diharapkan :

    a. Mengurangi pencemaran lingkungan.

    b. Menghasilkan komposit yang layak untuk digunakan pada dunia industri

    khusunya bidang otomotif.

    c. Memanfaatkan limbah menjadikan barang yang mempunyai nilai

    ekonomis yang tinggi.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Kajian Teori

    Komposit merupakan kombinasi dua atau lebih material pembentuk

    melalui campuran yang tidak homogen, sehingga sifat mekanik dari masing-

    masing material pembentuknya berbeda. Dari hasil campuran tersebut

    menghasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan

    karakteristik ini yang berbeda dari material pembentuknya. Material komposit

    mempunyai sifat yang hampir serupa dengan material penyusunnya. Pada

    umumnya dari proses pembuatannya melalui percampuran yang tidak

    homogen, sehingga kita leluasa merencanakan kekuatan material komposit

    yang kita inginkan dengan jalan mengatur komposisi dari material

    pembentuknya. Komposit merupakan sejumlah sistem multi fasa sifat dengan

    gabungan yaitu gabungan antara bahan matriks atau pengikat dengan penguat

    (Gibson, 1994).

    Pada tahun 1979, Davidovits memperkenalkan istilah komposit

    geopolymer yaitu komposit yang penguatnya berasal dari material alumina

    dan silikat. Komposit geomaterial telah menarik minat para ilmuwan karena

    sifat mekanik yang sangat baik mereka dan juga sifat termal, kepadatan

    rendah, biaya rendah, serta ketahanan kimia dan api yang baik.

    Penggunaan serbuk geomaterial seperti fly ash dapat digunakan

    sebagai penambah ketahanan panas karena ukuran partikel kurang dari 500

    m. Limbah fly ash didominasi oleh SiO2 dan Al2O3. Kekuatan tertinggi

    komposit geopolimer Fly ash polyester diperoleh pada kandungan fly ash

    40%. Pada kondisi tersebut komposit geopolymer ini memiliki nilai redaman

    tertinggi. Pada kandungan 40% fly ash tersebut juga memiliki ketahan nyala

    api tertinggi. Pemberian cover logam di bagian tepi panel komposit akan

    memperlama waktu pembakaran panel (Diharjo dkk, 2007).

    Komposit dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu komposit

    partikel, komposit serat, dan komposit struktural. Untuk mendapatkan

    material komposit yang kuat dan tahan suhu tinggi diperlukan bahan dasar

  • 6

    yang mempunyai nilai karakteristik yang sama dengan hasil komposit yang

    diinginkan. Diantara material yang dipakai sebagai bahan komposit tahan

    suhu tinggi adalah fly ash. Kandungan utama dari fly ash adalah silika (SiO2)

    dan alumina (AL2O3). Limbah fly ash pernah diteliti sebagai bahan komposit,

    diantaranya Diharjo (2008) yang hasilnya limbah fly ash yang didominasi oleh

    SiO2 (48%) dan Al2O3 (32%) mempunyai ketahanan nyala api. Ketahanan

    nyala api komposit meningkat seiring dengan peningkatan kandungan fly ash.

    Panel komposit yang memiliki ketahanan nyala api tertinggi adalah komposit

    dengan kandungan fly ash 40%. Pemberian cover logam di bagian tepi panel

    komposit akan memperlama waktu pembakaran panel. Serbuk fly ash

    mengandung silika dan alumina sebagai sumber utama untuk membuat

    komposit geomaterial. Serbuk fly ash memiliki komposisi yang lebih

    heterogen daripada kaolin dan metakaolin (Wijaya et al., 2004).

    Komposit geomaterial merupakan salah satu polimer anorganik yang

    mempunyai sifat-sifat mekanik yang bagus yaitu tahan terhadap panas dan

    asam serta memiliki kuat tekan yang tinggi mencapai 100 MPa (Jimenez dan

    Palomo, 2005). Penelitian tentang serbuk genteng Sokka dengan resin

    ripoxy R-802 sebagai bahan komposit dilakukan Tarigan (2012)

    mengatakan bahwa bahan tersebut layak sebagai bahan komposit tahan

    bakar sesuai standard UL-94.

    Untuk meningkatkan sifat mekanik komposit khususnnya kekuatan

    tarik diperlukan tambahan bahan yaitu serat. Bahan serat ada dua macam

    yaitu serat alam dan serat sintetis. Serat karbon termasuk dalam golongan

    serat sintetis. Komposit geopolimer diperkuat serat karbon jenis pendek

    (Cf/geopolimer komposit), hasil menunjukkan bahwa serat karbon pendek

    memiliki penguatan yang besar dan efek ketangguhan yang tinggi. Dengan

    meningkatnya kadar serat, efek penguatan dan ketangguhan dari serat karbon

    pendek hal ini disebabkan karena pengaruh serat, terjadi tegangan geser

    tinggi terjadi antara serat dan matrik. Peningkatan propertis terutama

    didasarkan pada struktur jaringan serat karbon pendek dan mekanisme

    ketangguhan menghasilkan komposit yang kuat (Tiesong et al . , 2009).

  • 7

    Diameter dan panjang serat juga mempunyai pengaruh terhadap

    kekuatan, diameter yang kecil akan semakin baik, karena luas permukaan

    serat akan lebih besar untuk setiap berat yang sama sehingga transfer

    tegangan dari matrik yang diterima oleh serat akan lebih maksimal (Diharjo

    dan Triyono, 2000).

    Ma Chen-Chi M et al., (1997) melakukan penelitian tentang komposit

    serat glass dengan matrik resin phenolyc, hasilnya menunjukkan bahwa

    kekuatan tarik tertinggi pada variasi yang mengalami postcuring dan

    komposit mempunyai ketahanan bakar sesuai UL 94. Penelitian tentang

    kekuatan mekanik komoposit serat alam dengan resin epoxy dengan variasi

    orientasi arah serat yaitu 0/45 dan 90/90, hasil menunjukkan bahwa kekuatan

    paling tinngi terjadi pada orientasi serat 0/90 (Malaiah et al., 2013). Penelitian

    tentang baju tahan peluru telah dilakukan dari bahan polimer jenis polyester

    dengan penguat butiran silicon karbid (SiCp) dan serat karbon. Butiran

    silicon karbid, serat karbon, dan polyester dipress kedalam cetakan dengan

    diameter 11,5 cm dan tinggi 1 cm. Pengerasan dilakukan secara alami dengan

    waktu 24 jam (Anakottapary dan Nindia, 2010).

    Komposit serat karbon dengan matrik resin phenolyc juga diteliti oleh

    Natali et al., (2012) yang hasil bahwa komposit dengan pengujian TGA

    mempunyai stabilititas thermal yang tinggi, komposit ini mulai terdegradasi

    pada suhu 300 C dan massa stabil pada suhu 800 C. Putra dan Triharjanto,

    (2010) melakukan penelitian tentang analisa tegangan pada tabung motor

    roket dengan material serat karbon untuk ketebalan 6 mm. Peneliatian ini

    merupakan bagian dari optimasi tabung roket RWX-200, serat karbon dipilih

    karena memiliki kekuatan dan kekakuan yang tinggi serta tahan temperatur

    yang tinggi sesuai dengan spesifikasi material yang dibutuhkan untuk tabung

    motor.

    2.2. Serat Karbon

    Serat karbon adalah bahan yang terdiri dari serat yang sangat kecil

    dengan diameter serat 7 m dan sebagian besar terdiri dari atom karbon.

    Karakteristik dari serat karbon antaralain: tegangan tarik 360 50 kg/mm2,

    modulus elastisitas 23,5 1,00 kg/mm2, massa jenis 1,75 0,2 g/cm

    3

  • 8

    (Anonim, 2002). Atom karbon yang terikat bersama dalam kristal

    mikroskopis yang lebih atau kurang sesuai sejajar dengan sumbu panjang

    serat. Kesesuaian kristal membuat serat yang sangat kuat untuk ukurannya.

    Serat karbon memiliki banyak pola yang berbeda dan dapat dikombinasikan

    dengan resin atau dicetak. Kepadatan serat karbon juga lebih rendah daripada

    massa jenis dari baja, sehingga ideal untuk aplikasi yang memerlukan massa

    jenis rendah. Sifat dari serat karbon seperti kekuatan tarik tinggi, massa jenis

    rendah, dan ekspansi termal rendah membuatnya sangat populer di bidang

    kedirgantaraan, teknik sipil, militer, otomotif, dan olahraga.

    2.3. Resin Phenolyc LP 1Q EX

    Resin Phenolyc LP 1Q EX adalah resin polyester bisfenolik yang

    dibuat khusus untuk komposit dengan ketahanan yang baik terhadap panas

    dan bahan kimia seperti asam anorganik bersuhu tinggi, asam organic, klorin

    pemutih, gas industry, dan bahan organic lainnya. Sifat fisik resin tersebut

    antara lain: nilai kekentalan 4-5,5 poise pada suhu 25 C, waktu gel 20-30

    menit pada suhu 25 C, kekuatan fleksural 10,5 kg/cm2, modulus fleksural

    350 kg/cm2, suhu distorsi panas 120 C, dan elongasi 1,3% (Anonim, 2002).

    2.4. Nano Material Clay Bentonit

    Nanokomposit dapat dianggap sebagai struktur padat dengan dimensi

    berskala nanometer yang berulang pada jarak antar-bentuk penyusun struktur

    yang berbeda. Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas padatan

    inorganik yang tersusun atas komponen organik. Selain itu, material

    nanokomposit dapat pula terdiri atas dua atau lebih molekul

    inorganik/organik dalam beberapa bentuk kombinasi dengan pembatas antar

    keduanya minimal satu molekul atau memiliki ciri berukuran nano (abdulah,

    2005).

    Nano material clay bentonit merupakan material yang berasal dari

    material alam yaitu bahan dasar untuk pembuatan gerabah, genteng dari

    daerah Wonogiri Jawa Tengah. Dimana material tersebut diduga memiliki

    kandungan SiO2 dan AL2O3. Selama ini material clay bentonit tersebut hanya

    dipakai sebagai bahan dasar genteng dan gerabah.

  • 9

    Clay bentonit tersebut diolah melalui proses pembakaran dan

    selanjutnya digiling untuk mendapatkan ukuran nano. Untuk dapat

    meningkatkan nilai ekonomis maka peneliti berusaha untuk memanfaatkan

    material tersebut sebagai bahan komposit yang bernilai tinggi. Dimana

    komposit yang mempunyai ukuran penguat yang hampir sama diharapkan

    menghasilkan komposit yang mempunyai sifat mekanik yang lebih baik.

    2.5. Kekuatan Tarik

    Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan

    suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan

    arah dalam satu garis lurus. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat

    penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahasilkan data

    kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan

    suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat. Kekuatan

    tarik suatu material dapat diperoleh melalui pengujian tarik. Perilaku

    tegangan-regangan yang menunjukkan deformasi elastis dan plastis

    ditunjukkan pada gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Grafik tegangan-regangan.

    a. Material getas b. material ulet. (Callister, 2007)

  • 10

    Tegangan teknik (engineering stress) yang terjadi pada spesimen

    dapat dihitung dengan persamaan berikut:

    (1)

    Dengan adalah tegangan (N/mm2), P adalah beban (N), dan AO adalah luas

    penampang awal (mm2). Tegangan luluh (yield) pada material getas

    ditentukan dengan membuat garis sejajar kurva elastis dari titik regangan

    0,2% hingga memotong grafik.

    Nilai regangan dihitung dengan persamaan berikut:

    .(2)

    Dengan adalah regangan (%), L adalah perubahan panjang (mm), dan LO

    adalah panjang awal spesimen (mm).

    Modulus elastisitas adalah perbandingan antara regangan dan tegangan. Nilai

    dari modulus elastisitas dihitung dengan persamaan:

    ......(3)

    2.6. Ketahanan Bakar

    Pengujian ketahanan bakar (nyala api) berdasarkan ASTM D

    635.Tahapan pengujian adalah menyalakan burner yang selalu konstan

    dengan ketinggian api 20 mm dengan warna penyalaan biru dan tidak

    menyembur. Sample uji disiapkan memiliki ukuran ketebalan 3 mm, lebar

    13 mm dan panjang 125 mm. Specimen dijepit pada arah horisontal dengan

    panjang jepitan 5 mm. Specimen diberi tanda pada ukuran panjang 25 mm

    dan 75 mm. Pembakaran dilakukan dengan memiringkan burner pada sudut

    45 derajat dan panjang sample masuk kedalam api adalah 6 mm selama 30

    detik. Pengamatan dilakukan adalah apakah panel menyala dan tidak.

    Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membakar ujung specimen sejak api

    di dekatkan juga harus dicatat untuk menentukan besarnya waktu

    pembakaran (burning rate).

  • 11

    Data yang bisa diperoleh dari pengujian bakar sesuai ASTM D 635

    adalah data TTI (time to ignition) dan BR (burning rate). Yang dimaksud

    ketahanan bakar yang baik pada standard D 635 adalah diperolehnya hasil

    data waktu penyalaan api yang lama dan laju pembakaran rendah pada

    komposit. Nilai TTI diperoleh saat waktu penyalaan api pertama merambat

    pada sampel uji sampai jarak yaitu pada L = 25 mm, sedangkan nilai BR

    diperoleh data waktu awal api merambat pada jarak 25 mm sampai menuju

    jarak L = 100 mm. Dengan kata lain nilai BR diperoleh dari jarak sejauh 75

    mm (ASTM D 635, 1998).

    Gambar 2.2. Metode Uji Bakar (ASTM D 635)

    2.7. TGA/DTA

    Analisa Thermogravimetric (TGA) adalah analisa untuk

    menentukan stabilitas termal suatu material dan fraksi komponen dengan

    menghitung perubahan berat yang dihubungkan dengan perubahan

    temperatur. Seperti analisis ketepatan yang tinggi pada tiga pengukuran:

    massa, temperatur, dan perubahan temperatur. Suatu kurva hilangnya berat

    dapat digunakan untuk mengetahui titik hilangnya berat.

    Analisa Differential Thermal (DTA) adalah pengukuran perbedaan

    temperatur yang terjadi antara material sampel dan pembanding sebagai

    hasil dari reaksi dekomposisi. Sampel adalah material yang akan dianalisis,

    sedangkan material referensi adalah material dengan substansi yang

    diketahui dan tidak aktif secara termal. Pengujian menggunakan DTA,

  • 12

    material dipanaskan pada suhu tinggi dan mengalami reaksi dekomposisi.

    Dekomposisi material ini diamati dalam bentuk kurva DTA sebagai fungsi

    temperatur yang diplot terhadap waktu.

  • 13

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Alat dan Bahan

    3.1.1. Alat Yang Digunakan

    a. Mesin penghancur

    Digunakan untuk menghancurkan clay bentonit sehingga menjadi nano

    partikel.

    b. Neraca digital

    Alat ini digunakan untuk menimbang material dengan ketelitian 0,001 g

    dan kemampuan maksimal 500 g.

    c. Tempat pengaduk dan pengaduk

    Alat ini digunakan untuk megaduk bahan yaitu phenolyc dengan nano

    material clay bentonit.

    d. Alat bantu lain: gunting, cutter, penggaris, jangka sorong, gerinda tangan,

    dan Astralon.

    e. Cetakan terbuat dari kaca yang didesain sesuai ukuran.

    Digunakan sebagai cetakan untuk membuat spesimen komposit.

    f. Mesin uji tarik

    Alat ini digunakan untuk menguji kekuatan tarik dan kekuatan bending

    spesimen komposit sehingga didapatkan data pengujian yang diinginkan.

    g. Alat uji densitas, Resap air, Alat uji ketahanan bakar.

    h. Uji TGA/DTA

    3.1.2. Bahan yang digunakan antara lain:

    a. Clay bentonit dengan ukuran nano partikel.

    b. Serbuk genteng Janti dihasilkan pengolahan genteng Janti dengan cara

    dihancurkan sampai menjadi nano partikel, setelah itu dilakukan

    pengayakan untuk mendapatkan ukuran yang seragam.

    c. Phenolyc LP 1Q EX.

    d. Serat karbon.

  • 14

    3.2. Tempat Penelitian

    Kegiatan penelitian dilakukan di laboratorium material Jurusan

    Teknik Mesin Universitas Merdeka Madiun, tapi ada beberapa pengujian yang

    dilakukan diluar seperti terlihat pada tabel 3.1.

    Tabel 3.1 Tempat kegiatan penelitian

    No Kegiatan Tempat

    1 Persiapan, pengolahan, dan

    pembuatan sampel uji

    Laboratorium -

    2 Pengujian Tarik,

    Pegujian Bending

    Pengujian Impak

    Laboratorium -

    3 Pengujian Densitas Laboratorium Jurusan Teknik Mesin

    Fakultas Teknik

    Universitas Merdeka

    Madiun

    4 Pegujian Daya Serap Air Laboratorium Jurusan Teknik Mesin

    Fakultas Teknik

    Universitas Merdeka

    Madiun

    3

    Pengujian ketahanan bakar Laboratorium Jurusan Teknik Mesin

    Fakultas Teknik

    Universitas Merdeka

    Madiun

    4 Uji TGA/DTA Laboratorium Fisika

    Fakultas MIPA

    Universitas Negeri Malang

    5 Pengujian SEM Laboratorium Fisika

    Fakultas MIPA

    Universitas Negeri Malang

    3.3. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu dengan

    membuat dan menguji spesimen untuk mendapatkan harga-harga dan

    karakteristik mekaniknya. Jumlah dan variasi spesimen serta pengujiannya

    dapat dilihat pada tabel 3.1

  • 15

    Tabel 3.1 Variasi Penelitian

    Pengujian

    Variasi arah serat dan fraksi berat

    0-90/0-90 0-90/45-45

    40%

    S.karbon

    0%

    C. B.

    (A)

    34%

    S.karbon

    6%

    C. B.

    (B)

    28 %

    S. Karbon

    12%

    C. B.

    (C)

    22%

    S. Karbon

    18%

    C. B..

    (D)

    -

    (A)

    -

    (B)

    -

    (C)

    -

    (D)

    Uji tarik 5 5 5 5 5 5 5 5

    Uji bending 5 5 5 5 5 5 5 5

    Uji impak 5 5 5 5 5 5 5 5

    Uji densitas 5 5 5 5 5 5 5 5

    Uji Resap

    Air 5 5 5 5 5 5 5 5

    Uji Tahan

    Bakar 5 5 5 5 5 5 5 5

    Uji TGA 1 1 1 1 1 1 1 1

  • 16

    3.4. Diagram Alir Penelitian

    MULAI

    PERSIAPAN

    1. Pengadaan Material Nano partikel , phenolyc LP 1Q EX dan bahan pendukung lainnya.

    2. Penyiapan peralatan: mesin crushing, alat ayak, timbangan digital, perlengkapan cetak, oven pengering, alat uji tarik, alat uji

    bending, Uji Impak, Uji bakar, Uji densitas, Uji Resap Air

    Persiapan

    Serat Karbon

    Persiapan Nano

    Material clay

    bentonit

    Persiapan Resin

    Phenolyc

    LP 1Q EX

    Pemotongan serat

    karbon sesuai

    ukuran

    Pengeringan

    Nano Material

    clay bentonit

    Penimbangan

    Phenolyc

    Pembuatan cetakan

    dari kaca sesuai

    dgn ukuran

    Kajian pustaka

    dan

    inventarisasi

    hasil penelitian

    terdahulu

    Pembuatan Komposit Serat Karbon

    Nano M.Phenolyc: Var. Tetap: Fraksi Volume Phenolyc

    Orientasi serat 0/90- 0/90 Var. Peubah: Fraksi berat

    Serat Karbon- Nano Partikel

    e. (40% S. K. 0% C. B.) f. ( 34% S. K. 6% C. B. ) g. ( 28% S. K. 12% C. B.) h. ( 22% S. K. 18% C. B.)

    Metode Pembuatan: hand lay up

    dengan cetakan kaca

    Pengujian:

    Tarik, Bending, Impak,

    Densitas, Resap Air, Tahan

    Bakar, TGA

    Pembuatan Komposit Serat Karbon

    SGS/MMtPhenolyc: Var. Tetap: Fraksi Volume Phenolyc

    Orientasi serat 0/90- 45/45 Var. Peubah: Fraksi berat

    Serat Karbon- Nano Partikel

    a. (40% S. K. 0% C. B.) b. ( 34% S. K. 6% C. B. ) c. ( 28% S. K. 12% C. B.) d. ( 22% S. K. 18% C. B.)

    Metode Pembuatan: hand lay up

    dengan cetakan kaca

    Pengujian:

    Tarik, Bending, Impak,

    Densitas, Resap Air, Tahan

    Bakar, TGA

    PENGOLAHAN HASIL DAN KESIMPULAN

    Material Nano Komposit GeomaterialSerat KarbonNano PartikelPhenolyc dengan Komposisi dan orientasi terbaik (Ringan, Kekuatan tarik yang baik,

    dan Ketahanan api yang tinggi)

    SELESAI

    Persiapan

    Cetakan

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdulah. M.,Lenggoro I. W., Xia Bi, and Oku Yama. K., (2005) ; Novel

    Processing For Softly Agglomerated Luminescent Y2O3 : Eu+

    Nanoparticles Using Polymeric Precursor; Journal of the Ceramic society of

    japan: Volume 113 No 1, pp 97-100

    Anakottapary Daud Simon, Tjokorda Gde Tirta Nindhia. 2010. Interaksi antara

    proyektil dan Komposit Polimer Diperkuat Butiran Silikon Karbit (SiCp)

    dan Serat karbon Pada Pengujian Balistik. Teknik Mesin Universitas

    Udayana Bali. Cakra M Vol. 4 No. 2. (99-105).

    Annual Book of ASTM D 638 02. 2002. Standard Test Method for Tensile

    Properties of Plastics, New York, USA.

    Annual Book of ASTM D 635 98. 1999. Standard Test Method for Rate of

    Burning and/or Extent and Time of Burning of plastics in a Horizontal

    Position, New York, USA.

    Annual Book of ASTM D 792 98. 1998. Standard Test Methods for Density

    and pecific Gravity (Relative Density) of Plastics by Displacement, New

    York, USA.

    Anonim. 2002. Technical data Sheet: Sifat fisik YUKALAC LP 1Q EX dan

    SERAT KARBON, PT. Justus Kimiaraya, Jakarta.

    Diharjo Kuncoro. 2008. Studi Penambahan Limbah Fly Ash Sebagai Pembentuk

    Komposit Geopolymer Untuk Meningkatkan Ketahanan Nyala Api, Difusi

    dan Pemanfaatan Iptek KNRT Republik Indonesi.

    Diharjo Kuncoro, Bambang Kusharjanta, Roy Aries P Tarigan, Albert Raga,

    Andhika. 2013. Pengaruh Kandungan Dan Ukuran Serbuk Genteng Sokka

    Terhadap Ketahanan Bakar Komposit Geopolimer, Rekayasa Mesin Vol.4,

    No.1 Tahun 2013, UNS

    Diharjo K., Triyono. T.. 2000. Material Teknik. UNS Press.

    Gibson, O. F.. 1994. Principles of Composite Material Mechanics, McGraw-

    Hill International Editional Editions, USA.

    Jimenez Fernandez, A. Palomo. 2005. Composition and Microstructure of Alkali

    Activated Fly Ash Binder: Effect of The Activator. Cement and Concrete

    Research, Vol. 35, hal. 1984-1992.

    Ma Chen-Chi M., Hew-Der Wu, Yi-Feng Su, Min-Shiu Lee, Yiu-Don Wu. 1997.

    Pultruded Fiber Reinforced Novolac Type Phenolyc Composite

    Processability, Mechanical Properties and Flame Resistance. Composite

    Part A 28A 895-900.

  • 18

    Malaiah Sripathy, Krishna Vinayak Sharma, M Krishna. 2013. Investigation on

    Effect of Fiber and Orientation on the Properties of Bio-Fibre Reinforced

    Laminates. International Journal of Engineering Inventions e-ISSN: 2278-

    7461, p-ISSN: 2319-491 Volume 2, Issue 2.

    Natali Maurizio, Marco Monti, Debora Puglia, Jos Maria Kenny , Luigi Torren.

    2011. Ablative properties of carbon black and MWNT/phenolic composites:

    A comparative study. Composite : Part A 43 (174-182)

    Palomo A., Macas, A., Blanco, M.T., Puertas, F.. 1992. Physical, Chemical and

    mechanical characterization of geopolymers. In: Proceedings of the 9th

    International Congress on the Chemistry of Cement, New Delhi, India 5,

    page 505511.

    Tarigan Roy. 2012. Pengaruh Fraksi berat dan ukuran Serbuk Genteng Sokka

    Terhadap Ketahanan Bakar komposit Geopolimer. UNS.

    Tiesong Lin, Dechang J ia,Meirong Wang, Peigang He And Defu

    Lian. 2009. Effects Of Fibre Content On Mechanical Properties And Fracture

    Behaviour Of Short Carbon Fibre Reinforced Geopolymer Matrix Composites.

    Institute for Advanced Ceramics, Harbin Institute of Technology, Harbin

    150001, Peoples Republic of China MS.

    UL 94. 1998. Test for Flammability of Plastic Materials for Parts in Devices and

    Appliances.

    Wijaya K., Mudasir, and Sugiharto, E.. 2004. Preparation and Characterization

    of Tetramethylammonium-and Al2O3- Montmorillonites Using Natural

    Bentonit as a Base Material. Regional Conference For Young Chemists,

    Penang.